You are on page 1of 36

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN


KUMUH MAKASAR TIMUR KOTA TERNATE

OLEH :
JULIANTI F YAMANI 07231811018

IFANO HARUN HAJI 07231811045

IZHAMUDDIN S USMAN 07231811057

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kerja praktek merupakan salah satu syarat dalam penyelesaian studi
pada Program StudiTeknik Sipil FakultasTeknik Universitas Khairun Ternate.

Laporan ini disusun oleh mahasiswa yang namanya tertera di bawah ini
bedasarkan hasil Kerja Praktek yang dilaksanakan pada tanggal 9 juni sampai 9 agustus
2022 di Proyek Perencanaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Makasar Timur Kota
Ternate

Nama – nama Mahasiswa :

JULIANTI F YAMANI (07231811018)

IFANO HARUN HAJI ( 07231811067 )

IZHAMUDDIN S USMAN ( 07231811 068)

Mengetahui

Koordinator Kerja Praktek Dosen Pembimbing

Muhammad Taufiq Yuda Saputra, ST.,MT. Ir. Edward Rizky Ahadian, ST., MT.IPM
Nip. 197507152005011002 Nip. 198212192014041001

Mengetahui
Koordinator Program Studi Teknik Sipil

Muhammad Taufiq Yuda Saputra, ST.,MT.


Nip. 197507152005011002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan semaksimal
mungkin dan yang terbaik sesuai dengan apa yang kami praktek sebelumnya.

Laporan ini disusun setelah mengikuti Kerja Praktek untuk melengkapi persyaratan
akademik di fakultasteknik Universitas Khairun Ternate.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak hingga dapat lancer membuat laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
proposal ini,yaitu:

1. Kepada Allah SWT


2. Muhammad Taufiq Yuda Saputra, ST.,MT., Ketua Program Studi Teknik sipil
3. Ir. Edward Rizky Ahadian, ST., MT.IPM., Selaku pembimbing kami
4. Seluruh Pihak dan Instansi Pemerintah maupun Swasta yang telah memberikan
bantuan dan kontribusi yang besar dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini.

Penyusun menyadari bahwa setiap manusia ada keterbatasannya seperti ada pepatah
“Keburukan bukan untuk diperbaiki tapi dihilangkan, sedangkan kekurangan bukan untuk
dihilangkan tapi untuk diperbaiki“, maka kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bermanfaat dari para pembaca. Akhirnya kami sampaikan banyak terimakasih.

Ternate, 24 agustus 2022

penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja Praktek adalah aplikasi dari teori yang di peroleh pada saat perkuliahan, dan

mempunyai nilai tambah yang sangat berguna bagi mahasiswa apabila didalam

melaksanakan kerja praktek mahasiswa benar-benar serius untuk mau memahami apa

yang didapat selama kerja praktek berlangsung, karena dari hasil tersebut, apabila selesai

kuliah mahasiswa langsung dapat mengerti tentang tata cara pelaksanaan proyek di

lapangan.

Kerja Praktek merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil di lokasi proyek dengan jangka waktu tertentu yang

telah disepakati oleh Ketua Program Studi. Kegiatan tersebut merupakan salah satu syarat

akademik sebelum memasuki tahap akhir studi seorang mahasiswa.

Proyek perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh makasar timur kota

ternate akan sangat berguna bagi kami dalam melaksanakan kerja praktek. Proyek yang

di kerjakan oleh kontraktor PT. MANDIRI KARYA UTAMA RIZKY Ini benar-benar

membantu kami selama kerja praktek berlangsung, Karena dari hasil kerja praktek selama

dua bulan kami dapat mengerti dan memahami tentang tata cara pelaksanaan proyek

lapangan.
1.2. Tujuan Kerja Praktek

a. Mengetahui secara langsung pelaksanaan pekerjaan proyek perencanaan

peningkatan kualitas permukiman kumuh makasar timur kota ternate.

b. pekerjaan talud pada proyek peningkatan kualitas kumuh makasar timur kota

ternate adalah untuk menahan tekanan air dan tanah.

1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Kerja Praktek (KP) selama ± dua bulan yang kami ikuti,adapun item yang kami

amati ialah sebagai berikut :

1. Pekerjaan talud

2. pekerjaan pembesian poer

3. Pekerjaan kubus

1.4. Dasar Pelaksanaan Kerja Praktek

KerjaPraktek (KP) merupakan salah satu tuntutan kurikulum yang harus

diselesaikan oleh setiap mahasiswa pada program studi Teknik Sipil.

1.5. Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan kerja praktek (KP) selama Dua bulan:

1. Mahasiswa dapat melihat langsung jenis–jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

2. Mahasiswa dapat mencari solusi dari sebuah permasalahan sebagai bakat

seorang Teknik sipi.

3. Untuk dapat mengembangkan kemampuan sebagai seorang insan teknik sipil

yang memiliki skill yang nantinya dapat memberikan perubahan paradigma

dalam dunia Teknik Sipil ke Depan.


1.6. Metode Kerja Praktek

a. Analisa data-data dan dokumen proyek dari pihak yang berkepentingan didalam

pelaksanaan proyek yang dikerjakan baik secara lisan maupun tulisan.

b. Melaksanakan pekerjaan pengecekan data terhadap aplikasi kemajuan pekerjaan

di lapangan dengan pengarahan dari pembimbing lapangan.

c. Studi lapangan dan melakukan interview langsung dengan kontraktor, pimpinan

lapangan dan karyawan serta pekerja pada proyek tersebut.

d. Menciptakan rutinitas kegiatan pada proyek yang bersangkutan.

e. Mengamati, mempelajari dan memahami hal-hal yang menyangkut Perencanaan

dan Pelaksanaan proyek.

1.7. Metode Pelaksanaan

Bentuk kerja Praktek studi terhadap obyek tertentu dari proyek yang mana

penulisannya berdasarkan atas data-data yang dikumpulkan dari Kontraktor sebagai

pelaksana proyek.

1. Mengadakan pengamatan secara langsung ke lapangan untuk melihat pekerjaan

yang sedang dilaksanakan.

2. Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam

proyek.

3. Studi kepustakaan data yang ada yaitu dengan membaca dan mengumpulkan

data hubungannya dengan kerja praktek ini.


1.8. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun tempat pelaksanaan proyek perencanaan peningkatan kualitas permukiman

kumuh makasar timur kota ternate dikerjakan PT. Mandiri Karya Utama Rizky dan waktu

pelaksanaannya di mulai dari 9 agustus sampai 9 agustus 2022.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Talud

Dinding penahan tanah (talud) adalah bangunan yang berguna untuk memperbesar

tingkat kestabilan tanah. Pada umumnya, dinding ini dibangun di daerah-daerah yang

kondisi tanahnya masih labil. Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan

batu kali yang diperkuat campuran semen, pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk

membuat konstruksi ini juga bisa berasal dari mortar, beton, kayu, dan sebagainya .

Fungsi talud yang utama ialah untuk menahan tanah yang terletak di belakangnya,

melindungi kondisi tanah di depannya, dan mencegah timbulnya bahaya longsor.

Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti berat tanah, berat benda, dan berat air yang

terlampau berlebih. Sedangkan kegunaan talud secara khusus antara lain sebagai

pelindung area tebing, pemelihara sarana dan prasarana, serta pemanfaatan ruang dari

suatu pembangunan.

2.1.1 fungsi talud


fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang berada di

belakangnya dari bahaya longsor akibat :

1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan, jembatan,

kendaraan, dll)

2. Berat tanah

3. Berat air (tanah)

Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran

semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.

Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :

1. Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain

2. Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain,

misalnya :

3. Dinding saluran irigasi

4. Prasarana tepi jalan kondisi khusus

5. Menahan tanah

6. Perlindungan tebing

2.1.2 Data kebutuhan desain

Pembuatan desain penahan tanah bisanya membutuhkan data-data :

1. Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber daya alamnya.

2. Tanah letak rencana /bentuk lokasi,

 Jenis tanah

 Kedalaman tanah keras

 Lapisan air tanah


3. Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi

 Sungai  → sebagai saluran irigasi

 Jalan → sebagai pengaman tepi jalan

 Perlindungan tebing → keamanan sarana dan prasarana (jalan,

pemukiman, dll) yang ada diatas atau di bawahnya, pencegah gerusan.

 Tanggul → pencegah banjir, luapan air.


2.1.3. Persyaratan Teknis

Hal-hal teknis yang harus diperhatikam dalam Perencanaan dan Pelaksanaan

Kegiatan Dinding Penahan Tanah adalah sebagai berikut.

1. Ukuran / Dimensi. Rumus ancar-ancar dimensi TPT : Lebar Atas (A) = H (tinggi

tembok) dibagi 12. Dan minimal lebar atas adalah 25 Cm, Lebar dasar (B) = (0,47 s.d

0,7) dikalikan H, Tebal kaki dan tumit (B1) = (1/8 s.d 1/6) dikalikan H, Lebar kaki dan

tumit (B3) = (0,5 s.d 1) dikalikan B1.

2. Kestabilan Prasarana. Analisis kestabilan antara lain meliputi : Analisa terhadap

guling, Analisa terhadap geser, Daya dukung tanah dasar, Patah tembok akibat gaya

yang diterimanya.

3. Kemiringan Dinding. Minimal 50 : 1 (H dibanding B2).

4. Jenis Tanah. Jenis tanah juga harus diperhatikan dalam perencanaan, seperti :Tanpa

lapisan air tanah. Analisa tekanan yang terjadi tidak mencakup tekanan akibat

air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam

kondisi biasa (kering udara), Ada lapisan air tanah. Analisa tekanan yang terjadi

mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh

adalah tanah dalam kondisi jenuh, Tanah lempung. Analisa tekanan yang terjadi ada

pengaruh daya lekat tanah ( kohesi), Tanah Pasir. Nilai daya lekat tanah untuk tanah

pasir (murni) biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh daya lekatnya dapat diabaikan.
5. Bahan penyusun. Bahan penyusun dapat diperkirakan sesuai dengan jenis konstruksi

dari TPT tersebut, misalnya :Batu, batu yang digunakan biasanya batu kali atau batu

gunung hitam, Semen, semen yang digunakan haruslah yang mempunyai jenis yang

baik dan dapat menggunakan Portland Cement(PC) atau Portland Cement Composit

(PCC), Pasir, pasir yang digunakan harus bebas dari bahan lain seperti tanah

lempung, sampah, atau kotoran lainnya.

6. Kualitas Adukan. Disesuaikan dengan desain yang direncanakan dan dapat mengikat

bahan konstruksi dengan baik dan kuat, disyaratkan berat volumenya antara 2,0 s.d

2,3 t/m3 (PPI 1983).

AGHYJUKI

2.2 Beton

Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat

kasar, semen Portland, dan air (PBI 1971 N.I.-2). Seiring dengan penambahan umur,

beton akan semakin mengeras menjadi suatu massa seperti batuan dan akan mencapai

kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari. Kecepatan bertambahnya kekuatan beton ini

sangat dipengaruhi oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan. Berat sendiri beton

yang besar sekitar 2400 kg/m3.(Paulus,1989:5).

Pemakaian beton sangat luas karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan

materi struktur yang lain. Secara lebih rinici keunggulan beton adalah :

1. Ketersediaan material dasar

2. Kemudahan untuk digunakan

3. Kemampuan beradaptasi

4. Ketahanan yang tinggi


Selain memiliki keunggulan sepeti yangdisebutkan diatas, beton juga memiliki

kekurangan sebagai berikut :

1. Berat sendiri yang besar

2. Kekuatan tarik yang rendah

3. Cenderung mudah retak

4. Struktur beton sulit dipindahkan

5. Pemakaian kembali atau daur ulang sulit, tidak ekonomis

2.3 Agregat

Agregat merupakan material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak

tungku besi, yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk

membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.

Fungsi agregat adalah sebagai material pengisi dan biasanya menempati sekitar 75

% dari isi total beton, karena itu pengaruhnya besar terhadap sifat dan daya tahan beton.

Misalnya ketahanan beton terhadap pengaruh pembekuanpencairan, keadaan basah–

kering, pemanasan–pendinginan dan abarasi–kerusakan akibat reaksi kimia. Mengingat

bahwa agregat menempati jumlah yang cukup besar dari volume beton dan sangat

mempengaruhi sifat beton, maka perlu kiranya material ini diberi perhatian yang lebih

detail. Di samping itu dapat mengurangi penyusutan akibat pengerasan beton dan juga

mempengaruhi koefisien pemuaian akibat panas .

Keutamaan agregat dalam peranannya di dalam beton :

1. Menghemat penggunaan semen Portland

2. Menghasilkan kekuatan besar pada beton

3. Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton


4. Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton yang padat

2.3.1 Agregat Kasar (Kerikil, Batu Pecah)

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil

desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri

pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.

Ketentuan agregat kasar antara lain:

1. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar

yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butirbutir pipihnya tidak

melampaui 20% berat agregat seluruhnya.

2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya.

Bila melampaui harus dicuci.

3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat

yang relatif alkali.

4. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.

5. Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff dengan

beban uji 20 ton.

6. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5%.

7. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6–7,5.

2.3.2 Agregat Halus (Pasir)


Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami

dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu.

Agregat ini berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan

pasir halus (Fine Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi

pecah digunakan sebagai agregat halus. Menurut PBI, agregat halus memenuhi syarat:

1. Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal

artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari

hujan, dan lain-lain.

2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering, apabila

kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus harus dicuci bila ingin dipakai

untuk campuran beton atau bisa juga digunakan langsung tetapi kekuatan beton

berkurang 5 %.

3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak dan

harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMSHARDER dengan larutan

NaOH 3%.

4. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–3,2.

5. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–4,5.

6. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam besarnya .

Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut juga dapat dipakai, asal

saja kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari

kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3%

yang kemudian dicuci bersih dengan air pada umur yang sama.
Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila diayak dengan

ayakan susunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%

2. Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%

3. Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.

2.3.3 Air

Air yang dipakai untuk membuat campuran beton dan perawatan beton setelah mengeras

harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Air tawar yang dapat diminum

2. Air yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organis atau

bahan yang lain yang dapat merusak beton atau tulangan.

BAB III

METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Uraian Umum

Metodologi pelaksanaan Kerja Praktek merupakan langkah langkah yang

dibutuhkan dalam memperoleh data, mempelajari tahapan pekerjaan di lapangan,

menganalisis, dan kemudian mengolahnya. Selain itu, metodologi juga merupakan acuan

dalam penyusunan laporan Kerja Praktek.

Metodologi yang dibahas dalam penulisan laporan ini dibagi menjadi dua bagian

yaitu:

a Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek, dimana berisi pembahasan mengenai waktu

Kerja Praktek, metode pengumpulan data, serta analisis dan pengolahan data.
b Teknik Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan, dimana berisi pembahasan proses-

proses pekerjaan di lokasi Kerja Praktek

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek dilakukan selama dua bulan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Waktu di mulainya kerja praktek dari 9 November juni s/d 9 agustusr 2022, KP

dilaksanakan setelah melewati prosedur perizinan oleh pihak instansi terkait.

3.2.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan laporan kerja praktek ini teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan langsung di


perusahaan yang diperoleh dengan cara:

a. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan berbagai

pertanyaan untuk mendapat keterangan dalam proses Tanya jawab berdasarkan pada tujuan

peninjauan.

b. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan secara teliti dan

sistematis pada objek penelitian dengan jalan mengamati apa yang dilihat dan didengar

yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diselidiki.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan media foto atau pengambilan gambar. Teknik dokumentasi juga dapat

menjadi sebuah bukti dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

2. Studi kepustakaan

Merupakan metode yang menggunakan bahan pustaka atau literatur baik berupa

buku buku, maupun bahan lainnya yang mempunyai keterkaitan dengan masalah yang

akan dibahas atau yang akan digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

3.2.3 Sumber Data

Bila dilihat dari sumber datanya, data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi dua

macam sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan langsung selama kegiatan KP

berlangsung. Data tersebut dapat langsung diolah sesuai dengan kebutuhan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah ada dan untuk memperolehnya,

diperlukan izin dari pihak penyedia data tersebut. Data sekunder tersebut meliputi :

1. Gambar Kerja

2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

dhtyjkj,klkmkmo.

3.3. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus dilakukan secara berurutan, baik menurut

pelaksanaan maupun menurut urutan pekerjaan yang harus dilaksanakan terlebih dahulu.
Gambar rencana menjadi panduan selama proses pekerjaan berlangsung. Selain itu,

semua pekerjaan harus mengikuti kontrak kerja yang telah disepakati. Dalam laporan

Kerja Praktek ini, pelaksanaan pekerjaan yang ditinjau sesuai dengan yang dilingkupi

selama proses kerja praktek berlangsung.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEK

4.1. Tinjauan Umum

Sejalan dengan perkembangan wilayah di Indonesia khusunya kawasan Indonesia

timur, Kota Ternate yang juga salah satu wilayah berkembang di wilayah kawasan timur

Indonesia dalam perjalananya menyukseskan program pemerintah untuk menuju era

globalisasi maka sarana dan prasarana harus di tingkatkan, baik di bidang fisik maupun

non fisik.
Untuk itu pemerintah dalam hal ini Universitas Khairun juga perguruan tinggi negeri

dalam menyukseskan program pemerintah khusunya dalam bidang pendidikan.

Universitas Khairun juga ingin meningkatkan mutu sebagai suatu lembaga pendidikan

perguruan tinggi yang berpotensi. Oleh karena itu kami selaku mahasiswa yang membantu

mengawas dalam kerja praktek untuk proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Makasar Timur Kota Ternate (NSUP).

Proyek yang dikerjakan oleh PT.Mandiri Karya Utama Rizky, merupakan proyek

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Makasar Timur Kota Ternate (NSUP). Adapun

data proyek sebagai berikut :

DATA PROYEK

Nama paket : Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Makasar Timur Kota


Ternate (NSUP).
No.Kontrak : HK.02.03/PPK-MU/SP-FSK/PKT-01/APBN/2022
Nilai kontrak : Rp. 19.461.057.000,00
Sumber Dana : Loan IBRD 8636ID - NSUP
Kontraktor : PT. MANDIRI KARYA UTAMA RIZKY
4.1.1. Pemilik Dan Pemberi Tugas

Pemilik dan pemberi tugas adalah instasi yang menyelenggarakan pembangunan

Negara yang diwakili oleh pimpinan proyek, sedangkan pimpinan proyek yaitu penjabat

yang ditetapkan pimpinan instasi yang menyelenggarakan proyek tersebut. Hak dan

kewajiban pemilik dan pengguna jasa adalah :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah

dilakukan oleh penyedia jasa.


3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh

pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa

sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

6. Ikut mengawasi jalannya pekerjaan yang direncanakan secara menempatkan

atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.

7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)

8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh

penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Wewenang pemberi tugas adalah :

1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.

2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan memberitahukan

secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontak yang

ditetapkan.

4.1.2 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk

melaksanakan tugas konsultasi dalam jasa perencanaan teknis dan kelengkapannya.

Konsultan perencana berfungsi melaksanakan pengadaan dokumen

perencanaan,dokumen lelang dan dokumen perencanaan. Konsultan perencana meliputi :

1. Membuat rencana arsitektur, rencana struktur dan perkiraan biaya.


2. Membuat panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan ( Aanuwijing)

serta memberikan saran dan menyelesaikan terhadap persoalan perencana

yang timbul selama berjalannya pekerjaan .

4.1.3 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas konsultasi dalam bidang jasa pengawasan

pekerjaan.

Konsultan pengawas berfungsi melaksanakan pengawasan memilliki kewajiban

sebagai berikut :

1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan pekerjaan yang

akan dijadikan dasar dalam pengawasan di lapangan.

2. Mengawasi pemakaian bahan peralatan dan metode pelaksanaan, serta

mengawasi ketetapan waktu dan biaya pekerjaan.

3. Mengawsi pelaksanaan pekerjaan dari segi kualitas dan memberikan

pengarahan kepada pelaksana atau kontraktor mengenai pelaksanaan

pekerjaan.

4.1.4 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan fisik. Kontraktor berfungsi membantu pemilik proyek untuk

melaksanakan pekerjaan fisik pada tahapan pelaksanaan, kontraktor pelaksana memiliki

kewajiban meliputi :
1. Menyusun program kerja diantaranya : jadwal waktu pekerjaan jadwal

pengadaan bahan dan jadwal penggunaan alat berat.

2. Melaksanakan persiapan di lapangan.

3. Melaksanakan pekerjaan fisik di lapangan sesuai dengan dokumen

pelaksanaan.

4. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan fisik misalnya : laporan harian,

laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan dan

laporan persoalan yang timbul / dihadapi.

4.1.5 Hubungan Kerja

Hubungan kerja adalah dimana ada kerja sama antara pemilik proyek dengan

konsultan dan kontraktor atau sebaliknya. Hubungan antara pihak dalam penyelenggara

pembangunan dapat disematkan seperti gambar berikut :

PEMILIK PROYEK

bangunan
biaya
kontrak jasa biaya kontrak
Persyaratan

KONSULTAN KONTRAKTOR
Realisasi

Gambar 4.1 Struktur organisasi pemilik proyek

Organisasi proyek adalah organisasi yang menggambarkan hubungan antar

orang/badan usaha yang terlibat dalam proyek pelaksanaan pekerjaan lapangan. Adapun

bentuk organisasi yang digunakan saat ini adalah organisasi proyek adalah manajemen

konstruksi.

Dalam penyusunan organisasi proyek konstruksi berpedoman pada dinamika,

efisiensi, dan kesehatan organisasi, yaitu setiap perluasan aktivitas yang wajar dapat di

tamping dalam oleh satuan-satuan organisasi yang telah ada.

Efisiensi organisasi berarti dalam menjalankan perannya masing-masing kerja dapat

mencapai perbandingan antara usaha dan hasil kerja. Sedangkan struktur organisasi yang

sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan perannya dengan

tertib. Disamping itu organisasi itu perlu membentuk struktur yang baik dan jelas yang

mana digambarkan dalam struktur organisasi.

Yang dimaksud struktur organisasi adalah kerangka antara satuan hubungan

organisasi yang dalamnya terdapat jabatan dan tugas masing-masing dalam kesatuan

yang utuh. Dalam pelaksanaan proyek ada empat pihak yang saling berhubungan dan

mempunyai ikatan kerja satu dengan yang lainnya baik masalah teknis maupun

administrasi. Adapun pihak yang terlibat dalam pengembangan kawasan pemukiman

sebagai berikut :

PEMILIK PROYnEK
KONSULTAN KONSULTAN KONTRAKTOR
PERENCANA PENGAWAS

Gambar 4.2 Struktur organisasi proyek

4.2. Metode Pengawasan

Pada dasarnya tujuan dari pekerjaan pengembangan kawasan yang dilaksanakan

oleh kontraktor adalah sebagai pelaksana proyek yang dilaksanakan berdasarkan

pengendalian volume, mutu dan waktu.

1. Volume pekerjaan berpedoman kepada kontrak yang telah disepakati dan disahkan

sehingga harga akhir pekerjaan tidak melebihi nilai kontrak.

2. Mutu pekerjaan berpedoman kepada spesifikasi teknik dan dokumen kontrak namun

disesuaikan dengan kondisi lapangan.

3. Tepat waktu pelaksanaan sesuai kontrak.

Untuk memenuhi dan mencapai maksud tersebut, maka :

a Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara benar, dalam

pengertian memenuhi standar pelaksanaan dan mutu yang telah ditetapkan

dalam rencana teknis dan dokumen tender, dilakukan dengan jadwal yang telah

disepakati, serta dilakukan menurut besarnya volume yang telah disepakati

bersama sesuai dengan yang tertera di dalam dokumen tender tersebut diatas.

Pelaksanaan pengawasan yang baik akan menghindarkan kontraktor

melakukan cara yang menyimpang yang dapat mengakibatkan berbagai

kelambatan, ketidaksesuaian mutu, waktu dan volume masing-masing per item


pekerjaan. Di lain pihak, kontraktor akan dibayar secara benar sesuai dengan

nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan.

b Apabila terjadi sesuatu yang berlainan baik mutu, waktu maupun volume,

konsultan akan mencatatnya dengan segera dan dilakukan peneguran atau

apabila dianggap perlu dilakukan peringatan kepada kontraktor untuk segera

memperbaikinya. Teguran/peringatan tersebut dilakukan secara tertulis, secara

lisan tidak diindahkan oleh kontraktor. Tembusan surat-surat tersebut

disampaikan kepada pimpro. Pimpro pekerjaan fisik untuk dapat diamati secara

terus-menerus segala kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor.

c Apabila terjadi hal-hal yang masih dianggap perlu dilakukan perubahan-

perubahan pekerjaan baik yang menyangkut volume maupun menyangkut per

item, maka konsultan akan koordinasi dengan pimpro/Pembegro untuk dicari

penyelesaiannya. Dengan mengikuti sistem dan prosedur perubahan yang ada,

maka perubahan-perubahan itu dapat dilaksanakan.


d Konsultan supervisor akan menjaga agar catatan-catatan yang diperlukan akan

tetap dibuat, seperti hasil pengukuran kemajuan pekerjaan, berbagai jenis

laporan dan lain-lain. Hal tersebut diperlukan untuk dijadikan alasan dan Back

Up data pada pembayaran yang dilakukan kontraktor didalam bidang

melaksanakan pekerjaannya, konsultan supervisor akan berpedoman kepada

hal-hal diatas,serta mengacu kepada kerangka kerja (KAK), dokumen kontrak

dan pengalaman menangani proyek sebelumnya.

4.3. Uraian Detail Program Kerja Pengamanan

Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, secara umum dapat dibagi kedalam 3

(tiga) hal sebagai berikut :

PEMILIK PROYEK

Kegiatan Tahapan persiapan Kegiatan khusus


rutin/harian

Gambar 4. 1 Uraian detail program kerja pengawasan

4.3.1. Kegiatan / Tahap Persiapan

1. Memobilisasi tenaga konsultan

Setelah konsultan supervisor ditunjuk untuk menangani pekerjaan ini, segera

dilakukan mobilisasi yang meliputi mobilisasi personil inti serta peralatan yang

diperlukan. Sedangkan mobilisasi personil lainnya akan dilakukan kemudian sesuai

dengan kebutuhan serta jadwal yang telah disusun.


Pembahasan serta koordinasi dilakukan antar pihak dengan pemberi tugas dalam

hal ini adalah PT. Addis Pratama Persada itu sendiri selaku penanggung jawab

kegiatan sebagai pemeberi tugas, satuan kerja / kuasa pengguna anggaran fisik

serta kontrakor. Selain itu disusun pula rencana kerja terinci yang disetujui oleh

pihak pemberi tugas.

2. Program mobilisasi kontraktor

Untuk melakukan mobilisasi, kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan

mendapat persetujuan dari pemeberi tugas dan konsultan supervise suatu program

mobilsasi yang terdiri dari atas :

a. Master list peralatan berat/bantu yang akan dipakai

b. Lokasi calon quary beserta sampel yang harus di test dahulu baik mutu

maupun deposit yang tersedia

c. Testing berbagai material yang akan dipakai dan testing berbagai campuran

yang akan dipakai (job design)

d. Pengadaan kendaraan yang akan dipakai

e. Staffing Schedule

f. Financial schedule, Network planning, Barchart dan S-curva untuk jenis

pekerjaan, manpower, material dan aquipment.

3. Rencana kerja kontraktor

Pada dasarnya kelancaran dan mutu serta pencapaian volume pekerjaan

merupakan tanggung jawab kontraktor, namun kepentingan pemberi tugas juga

tertanggung padanya, mengingat keberhasilan pekerjaan ini berkaitan erat dengan

hal tersebut. Untuk mengamankan kepentingan pemberi tugas itulah konsultan


supervise harus memeriksa, mengomentari dan memberikan saran-saran/jalan

keluarnya terhadap rencana kerja kontraktor yang disesuaikan dengan kondisi yang

ada pihak kontraktor.

4.3.2. Kegiatan Rutin/Harian

1. Sistem dan prosedur/Request Shreet

Untuk menjaga kelancaran, cara, mutu, kualitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan

yang baik dan benar, maka diperlukan suatu sistem dan prosedur yang mengatur agar

semua kegiatan yang dilaksanakan oleh kontraktor dapat dikendalikan dan dapat

dipertanggung jawabkan dengan baik dan benar sesuai dengan hakekat quality

assurance yang diminta supervise.

Setiap akan memulai suatu jenis pekerjaan, kontraktor harus mengajukan request

yang dilengkapi dengan berbagai data penunjang. Semua ini akan diperiksa untuk

disetujui apabila dinyatakan benar oleh konsultan supervise, barulah kemudian

pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. Didalam pelaksanaannya tidak terlepas dari

pemeriksaan.

2. Pemeriksaan lapangan

Supervise Engginer, akan melakukan kunjungan dan pemeriksaan lokasi pekerjaan.

Pemeriksaan tersebut antara lain,meliputi :

a. Kesesuain kondisi lapangan dengan gambar dan rencana teknis yang ada

b. Identifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan data dan perencanaan detail

tambahan.

c. Indentifikasi atas masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam

pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Hasil pemeriksaan lapangan ini akan


dilaporkan dibahas dengan pihak pemeberi tugas. Hasil pemeriksaan lapangan

ini diharapkan sudah selesai sebelum kontraktor melaksanakan mobilisasi agar

berdasarkan temuan-temuan yang ada pihak kontraktor dapat menyelesaikan

program mobilisasi yang disiapkannya.

3. Pekerjaan minor

Berdasarkan hasil pemeriksaan dilapangan, supervision Engginer akan melaporkan

secara khusus tentang pekerjaan minor yang harus dilakukan pada lokasi kerja.

Untuk selanjutnya konsultan supervise akan membantu dalam mengawasi

pelaksanaan pekerjaan minor ini agar kondisi pekerjaan tetap dalam keadaan baik

sampai saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan mayor.

4. Pemeriksaan pekerjaan/inspection

Pemeriksaan terhadap cara dan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan kontraktor

akan menjadi tolak ukur keberhasilan kontrol kuantitas dan kualitas konsultan

supervise.

5. Konsultasi dan rapat koordinasi

Mengingat banyak pihak yang terlibat dalam penanganan pekerjaan ini, suatu sistem

komunikasi dan koordinasi yang efektif harus tetap terjaga. Fleksibilitas dan

kemampuan untuk menghadapi berbagai macam permasalahan-permasalahan

membutuhkan kontak-kontak baik formal maupun informal, khusunya diantara anggota

konsultan supervise sendiri, antara konsultan supervise dengan pemberi tugas, serta

antara konsultan supervise dengan pemberi tugas dan kontraktor. Suatu

pertemuan/rapat berkala yang terencana dengan agenda serta menegenai keputusan


rapat (minute of meeting) merupakan suatu keharusan dan bersifat mengikat satu

sama lain.

Adapun rapat/pertemuan berkala yang diperlukan antara lain :

a. Rapat mingguan antara anggota professional staf konsultan supervise dengan pihak

General Superintendant dan Engginer dari pihak Kontraktor.

b. Rapat bulanan antara pihak konsultan supervise dengan pemberi tugas dan pihak

kontraktor.

c. Rapat mingguan antara, Supervision Engginer Konsultan supervise dengan satuan

kerja. Kuasa Pengguna Anggaran.

d. Rapat bulanan antara konsultan supervise dengan pihak pemberi tugas. Frekuensi

rapat yang diusulkan ini tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

4.3.3. Dokumentasi

Perencanaan yang baik digunakan untuk keperluan :

1. Menunjang sistem pelaporan

2. Dijadikan dasar perhitungan kualitas dan kuantitas.

3. Dijadikan dasar penyelesaian dalam hal adanya ketidaksesuaian.

4. Dijadikan dasar perhitungan pembayaran.

Pembayaran/spesifikasi pekerjaan

Untuk dapat menerima pembayaran atas setiap pay-tem yang telah dinyatakan diterima

baik oleh konsultan supervise, kontraktor harus mengajukan Request monthly

certificate yang dilampiri dengan semua back-Up data yang diperlukan, Supervision

Engginer dan stafnya akan membantu satuan kerja. Kuasa pengguna anggaran.

Prosedur pekerjaan dan pembayaran :

MULAI
ITEM PEKERJAAN

PEMERIKSAAN MUTU

PENGUKURAN

PEMBUATAN MC

PEMBAYARAN

SELESAII

Gambar 4. 2 Prosedur pekerjaan dan pembayaran

Sesuai dengan spesifikasi umum dan persyaratan kontrak maka dalam tahapan

pekerjaan dan pembayaran dilakukan sesuai dengan diagram alir diatas yang

menggambarkan tahap dalam proses kegiatan dan pembayaran.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pekerjaan Talud

5.1.1. Galian Tanah Biasa

Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan

galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya,

jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-

lain) yang diperlukan.

serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat

pembuangan akhir atau penimbunan sementara ( stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih

lanjut. Serahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja pekerjaan

galian. Termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan akhir

atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun.

5.2.1. Urugan Galian Tanah


Pekerjaan urugan kembali dilaksanakan setelah pemasangan pondasi batu belah.

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menutup kembali bekas galian serta berfungsi sebagai

pengikat pondasi agar tidak mudah bergeser.

5.2. Pasangan Batu Dan Plesteran

You might also like