You are on page 1of 2

Tafsir Surat Ad Dhuha

Disebutkan dalam Tafsir Al Azhar, Allah SWT bersumpah atas dua ciptaan-Nya dalam surat Ad Dhuha
ini, yakni waktu dhuha dan waktu malam.

َ ‫ َوالَّ ْي ِل اِذَا‬١ ‫َوالضُّحٰ ۙى‬


٢ ‫سجٰ ۙى‬

Artinya: "Demi waktu dhuha dan demi waktu malam apabila telah sunyi," (Ad Dhuha: 1-2).

Imam As-Suyuthi mengatakan dalam Asbabun Nuzul, sebab turunnya ayat tersebut berkenaan dengan
perkataan orang musyrik kepada Rasulullah SAW yang kala itu beliau SAW tengah sakit dan tidak bisa
melaksanakan sholat malam. Hal ini merujuk pada sebuah riwayat Asy-Syaikhani dan lainnya.

Dari Jundub, ia berkata, "Nabi SAW mengeluh sakit sehingga tidak bisa melaksanakan sholat malam
selama satu atau dua malam. Lantas datangnya seorang wanita dan berkata, 'Wahai Muhammad, aku
lihat setanmu telah meninggalkanmu.' Allah pun menurunkan firman-Nya, 'Demi waktu dhuha dan
demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)
membencimu.' (Ad Dhuha: 1-3)."

Sementara itu, Said bin Manshur dan al-Firyabi meriwayatkan dari Jundub, ia berkata, "Jibril terlambat
datang kepada Nabi SAW, sehingga orang-orang musyrikin berkata, 'Dia telah meninggalkan
Muhammad.'" Latas turunlah ayat tersebut.

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, "Kisah terlambatnya turun Jibril disebabkan anak anjing adalah
populer. Hanya saja jika ini menjadi sebab turunnya ayat maka merupakan suatu yang aneh, bahkan
asing dan ditolak berdasarkan keterangan yang shahih."

Selanjutnya pada surat Ad Dhuha ayat 4, seperti dijelaskan dalam Tafsir Kementerian Agama
(Kemenag) RI, Allah SWT mengungkapkan sesuatu yang melapangkan dada Nabi SAW dan
menenteramkan jiwanya. Dijelaskan bahwa keadaan dalam kehidupan Nabi SAW di hari-hari
mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan hari-hari yang telah lalu.
Kebesarannya akan bertambah dan namanya akan lebih dikenal. Allah akan selalu membimbingnya
untuk mencapai kemuliaan dan untuk menuju kepada kebesaran.

Janji Allah kepada Nabi Muhammad terus terbukti karena sejak itu nama Nabi saw semakin terkenal,
kedudukannya semakin bertambah kuat, sehingga mencapai tingkat yang tidak pernah dicapai oleh para
rasul sebelumnya. Demikian penjelasan tafsir tersebut.

Pada ayat 5, Allah SWT menyampaikan berita gembira kepada Rasulullah SAW bahwa Dia akan terus
melimpahkan anugerah-Nya kepada beliau, sehingga beliau menjadi senang dan bahagia. Di antara
pemberiannya itu adalah turunnya wahyu (Al-Qur'an) secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi
Nabi SAW dan umatnya.

Kemudian, pada ayat 6, Allah SWT mengingatkan nikmat yang pernah diterima Nabi Muhammad
SAW dengan mengatakan, "Bukankah engkau hai Muhammad seorang anak yatim, tidak mempunyai
ayah yang bertanggung jawab atas pendidikanmu, menanggulangi kepentingan serta membimbingmu,
tetapi Aku telah menjaga, melindungi, dan membimbingmu serta menjauhkanmu dari dosa-dosa
perilaku orang-orang Jahiliah dan keburukan mereka, sehingga engkau memperoleh julukan manusia
sempurna."

Selain itu, Dia juga mengingatkan keadaan Nabi Muhammad SAW yang lainnya, seperti tidak mengerti
tentang syariat dan tidak mengetahui tentang Al-Qur'an, kemudian Allah memberikan petunjuk
kepadanya. Hal ini diterangkan dalam ayat 7.

Allah SWT juga menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang miskin. Kemudian
Dia memberinya harta benda berupa keuntungan yang amat besar dari istrinya Khadijah, baik harta
yang diperdagangkan maupun yang digunakan untuk dakwah. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 8.

Lalu, pada ayat 9, sesudah mengingatkan tentang bermacam-macam nikmat yang diberikan kepada
Nabi Muhammad SAW, Allah SWT kemudian meminta Nabi-Nya agar mensyukuri nikmat-nikmat
tersebut serta tidak menghina anak-anak yatim dan mengambil haknya.

Selain itu, dalam ayat 10, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar orang-orang
yang meminta sesuatu kepadanya jangan ditolak dengan kasar dan dibentak. Malah sebaliknya agar
diberi sesuatu atau ditolak secara halus.

Allah SWT mengakhiri surat Ad Dhuha ini dengan menegaskan kembali kepada Nabi Muhammad
SAW agar memperbanyak pemberiannya kepada orang-orang fakir dan miskin serta mensyukuri,
menyebut, dan mengingat nikmat-Nya.

You might also like