Professional Documents
Culture Documents
RESUME RPS 4 - Michael K. Sondakh - 205020200111045
RESUME RPS 4 - Michael K. Sondakh - 205020200111045
Disusun Oleh :
Asumsi-asumsi.
MM menggunakan konsep arbitrase untuk mengembangkan teori struktur
modal, konsep arbitrase merupakan konsep guna memperoleh keuntungan dari
perbedaan harga yang terjadi di antara dua pasar. Dalam pembahasan ini arbitrase
terjadi jika dua asset penjualan saham unleveraged dan leveraged pada harga yang
berbeda. Para pelaku Arbitrase akan membeli sejumlah saham pada saat dihargai rendah
dan secara bersama-sama kembali menjualnya ke pasar bursa dengan harga yang lebih
tinggi, perolehan laba dalam proses ini akan dilanjutkan sampai pada harga kedua
assetnya adalah sama.
Mendasarkan pada alasan karena arbitrase yang akan dipergunakan maka
assetnya harus sepadan atau hampir sama. MM menunjukkan bahwa dalam asumsi-
asumsi mereka saham unleveraged dan leveraged yang serupa dilakukan dengan proses
arbitrase untuk beroperasi.
Modigliani dan Miller (1958) mengemukakan bahwa teori MM didasarkan pada
asumsi-asumsi penting, yaitu:
1. Tidak ada pajak, baik pribadi maupun perusahaan
2. Risiko bisnis dapat di/terukur oleh EBIT, dan perusahaan dengan derajat tingkat
risiko bisnis yang sama disebut dalam suatu kelas resiko yang homogen.
3. Semua calon investor mempunyai perkiraan yang serupa dari prospek EBIT (laba
bersih perusahaan sebelum pajak) suatu perusahaan dan itu berarti investor
mempunyai harapan yang homogen tentang laba masa depan perusahaan yang
diharapkan dan berani mengambil resiko atas laba tersebut.
4. Saham dan obligasi akan diperdagangkan dalam pasar modal sempurna. Asumsi ini
mengisyratkan, di antaranya adalah (a) Bahwa tidak ada biaya-biaya perantara, dan
(b) Investor itu ( termasuk individu dan institusi) dapat meminjam di tingkat tarif
yang sama seperti yang dilakukan perusahaan.
5. Hutang adalah suatu resiko. Ini berlaku bagi perusahaan maupun investor, sehingga
tingkat bunga atas hutang adalah tingkat bunga bebas resiko. Lebih lanjut, dalam
situasi ini diasumsikan dengan mengabaikan seberapa banyak hutang dipergunakan
suatu perusahaan (atau individu).
6. Semua arus kas adalah bersifat selamanya, ini berarti semua perusahaan diharapkan
tidak mengalami pertumbuhan atau nol, karenanya perusahaan mempunyai suatu
"harapan yang stabil" yaitu EBIT, dan semua obligasi bersifat jangka panjang.
"Harapan yang stabil" ini berarti bahwa estimasi yang terbaik adalah untuk menilai
bahwa EBIT akan bersifat stabil, tetapi pada pelaksanaannya bisa saja berbeda jauh
dengan apa yang diharapkan.
MM tanpa Pajak.
MM pertama kali melakukan analisis dengan asumsi bahwa tidak ada pajak
pendapatan perseorangan maupun perusahaan. Berdasarkan asumsi tersebut, mereka
menyatakan dan membuktikan dengan dua proposisi persamaan aljabar sebagai
berikut:
Proposisi I. Nilai suatu perusahaan merupakan kapitalisasi laba bersih operasi yang
diharapkan (EBIT) atas tingkat bunga konstan (𝒓𝒔𝑼 ) berdasarkan pada kelas risiko
perusahaan:
𝐸𝐵𝐼𝑇 𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 = =
𝑊𝐴𝐶𝐶 𝑟𝑠𝑈
Proposisi II. Ketika tidak dikenakan pajak, biaya modal dari utang perusahaan
(𝒓𝒔𝑳 ), sama dengan (1) biaya modal pada perusahaan yang tidak memiliki utang
dalam kelas risiko yang sama(𝒓𝒔𝒖 ), ditambah dengan (2) risiko premium yang
tergantung ukurannya pada kedua perbedaan antara biaya utang dan modal
perusahaan yang tidak mempunyai hutang dan jumlah utang yang dipergunakannya
:
𝑟𝑠𝐿 = 𝑟𝑠𝑈 + Risk premium = 𝑟𝑠𝑈 + (𝑟𝑠𝑈 – rd ) (D/S)
Dimana
rd : Biaya utang konstan
D : Nilai pasar dari utang perusahaan
S : Nilai pasar dari ekuitas
Arbitrase Pembuktian MM
MM menggunakan pembuktian arbitrase untuk mendukung proposisi
mereka. Mereka menunjukkan bahwa dengan mendasarkan pada asumsi jika dua
perusahaan hanya berbeda pada dua hal, pertama dalam cara mereka melakukan
pembiayaan, dan kedua dalam total nilai pasar mereka. Apabila terdapat dua
perusahaan dengan nilai berbeda karena struktur modalnya juga berbeda maka
terjadi proses arbitrase. Investor akan menjual saham perusahaan yang memiliki
hutang dengan harga lebih tinggi dan membeli saham perusahaan yang tidak
memiliki hutang dan menginvestasikan kelebihan dana pada investasi lain. Dengan
menggunakan asumsi tidak ada biaya transaksi maka investor dapat meningkatkan
tingkat keuntungan yang diterima dengan tingkat risiko sama. Proses ini akan
berlangsung terus hingga kedua perusahaan mempunyai nilai pasar yang sama.
MM mengasumsikan bahwa semua perusahaan berada dalam situasi tidak
bertumbuh ini berarti EBIT diharapkan tetap konstan, yang mana akan terjadi jika
ROE tetap konstan, dan seluruh laba digunakan untuk membayar dividennya, dan
tidak ada pengenaan pajak. Dibawah asumsi EBIT yang konstan, total nilai pasar
saham biasa, S adalah nilai sekarang dari perpetuitas, dimana dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bukti Arbitrase:
Perusahaan U dan L adalah identik. U menggunakan 100% modal sendiri dan L
memiliki utang sebesar $4.000.000 dengan bunga 7,5%. Keduanya memiliki EBIT
$900.000, memiliki tingkat bunga rsL = rsU = 10% dan berada dalam kelas risiko yang
sama.
Untuk Perusahaan U:
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑆𝑈 = (𝐸𝐵𝐼𝑇 − rd 𝐷) / 𝑟𝑠𝑈
= ($900.000 − $0) / 0,10
= $9.000.000
Total Market Value U = Vu = Du + Su = $0 + $9.000.000 = $9.000.000
Untuk Perusahaan L:
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑆𝐿 = (𝐸𝐵𝐼𝑇 − rd 𝐷) / rsL
= ($900.000 – (0,075 𝑥 $4.000.000) / 0,10
= $600.000/0,10
= $6.000.000
Total Market Value L = VL = DL + SL = $4.000.000 + $6.000.000 = $10.000.000
Nilai perusahaan yang memiliki leverage, lebih tinggi daripada yang tidak memiliki
leverage. Dalam situasi seperti ini, menurut MM, investor dapat memperoleh tingkat
yang keuntungan lebih tinggi dengan risiko sama.
Salah satu karya tulis MM yang diterbitkan pada tahun 1958, mengasumsikan
pengenaan pajak adalah nol, Pada tahun 1963, mereka mempublikasikan artikel
keduanya tentang pengenaan pajak perusahaan. Dengan pengenaan pajak pendapatan
perusahaan, mereka menyimpulkan bahwa hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Ini terjadi karena bunga merupakan biaya pengurang pajak, karena itu, arus pendapatan
operasi perusahaan yang berasal dari hutang akan diteruskan ke investor.
Pada pembahasan berikutnya akan ditunjukkan pembuktian dari proposisi MM
ketika pajak perseorangan seperti halnya pajak untuk perusahaan dikenakan. Pada
situasi ketika perusahaan harus patuh kepada pengenaan pajak pendapatan, tetapi tidak
dikenakan pajak perseorangan, ini adalah kejadian khusus dengan pengenaan pajak
pribadi dan pajak perseroan, maka kita hanya akan menyajikan hasilnya di sini.
Proposisi I. Nilai dari hutang perusahaan adalah sama dengan nilai perusahaan yang
tidak memiliki hutang dalam kelas risiko yang sama (𝑽𝑼 ) ditambah dengan keuntungan
hutang. Keuntungan dari hutang ini adalah nilai dari penghematan pajak, yang
ditemukan seperti tingkat pajak perusahaan (T) dikalikan dengan jumlah hutang yang
digunakan perusahaan.
𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + 𝑇𝐷
Jika Frederickson Water Company menggunakan utang sebesar $ 10.000.000 maka nilai
perusahaan adalah S = V – D = $ 20.000.000 - $ 10.000.000 = $ 10.000.000
Jika Frederickson Water Company menggunakan utang sebesar $ 10.000.000 maka total
market value adalah
𝑆 = 𝑉𝑈 + 𝑇𝐷
= $ 20.000.000 + (0,4 𝑥 $ 10.000.000)
= $ 24.000.000
Nilai equity Frederickson Water Company
𝑆 =𝑉– 𝐷
= $ 24.000.000 – $ 10.000.000
= $ 14.000.000
Persyaratan pada persamaan diatas identik dengan arus kas setelah pajak
perseorangan pada perusahaan unlevereged, dan ini adalah nilai sekarang yang
diperoleh dari discounting perpetual cash flow oleh rsU (1 – Ts). Pada persyaratan dua
dan tiga, dimana reflek levereged, yaitu hasil dari penggabungan arus kas dengan
pendanaan hutang, dimana pada asumsi MM adalah berisiko. Kita dapat tuliskan nilai
dari risiko hutang perpetualnya adalah sebagai berikut :
𝐼 𝐼(1 − 𝑇𝑑 )
𝐷= =
𝑟𝑑 𝑟𝑑 (1 − 𝑇𝑑 )
dengan nilai pasar atas hutang, D. Jika D disubstitusikan kedalam persamaan dan
disusun ulang, kita peroleh suatu persamaan, yang disebut Model Miller :
(1 − 𝑇𝑐 )(1 − 𝑇𝑠 )
𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + [1 − 𝐷]
(1 − 𝑇𝑑 )
Model Miller memperkirakan nilai perusahaan leverage dengan menggunkan pajak
perusahaan dan pajak pribadi. Model Miller memiliki beberapa implikasi penting :
1. The term in bracket ( persamaan dalam kurung )
(1 − 𝑇𝑐 )(1 − 𝑇𝑠 )
[1 − 𝐷]
(1 − 𝑇𝑑 )
Ketika dikalikan dengan D yang merupakan keuntungan dari Leverage.
Persamaan dalam kurung menggantikan tarif pajak perusahaan atau T. Dalam
model MM sebelumnya pajak perusahaan VL = VU + TD
2. Bila semua pajak diabaikan Tc = Ts = Td = 0 maka persamaan dalam kurung
bernilai Nol. Yang artinya model tersebut sama dengan model MM tanpa pajak
3. Bila pajak pribadi diabaikan Ts = Td = 0 maka persamaan dalam kurung akan
dikurangi menjadi [ 1 – (1 – Tc)]= Tc. yang artinya model tersebut sama dengan
model MM dengan menggunkan pajak
4. Bila Rate pajak pribadi sama dengan pajak perusahaan yaitu Ts = Td = 0 maka
persamaan (1 – Ts) dan (1 – Td) dihilangkan, persamaan dalam kurung dikurangi
menjadi Tc
5. Bila (1 – Tc)(1 – Ts) = (1 – Td) maka persamaan dalam kurung bernilai Nol dan
nilai menggunakan leverage / hutang akan menjadi Nol juga. Ini berarti
keuntungan dari pajak utang perusahaan akan sama dengan keuntungan utang
pajak pribadi.
6. Karena capital gain lebih rendah daripada pendapatan biasa dan dapat
ditangguhkan, tarif pajak yang berlaku atas penghasilan saham biasanya lebih
sedikit daripada pendapatan Obligasi. Ada pertanyaan apa yang akan dihasilkan
model Miller ini dalam memprediksi gain / hasil dari leverage ? untuk
menjawabnya diumpamakan rate pajak pendapatan perusahaan Tc = 34%, rate
efektif dari pendapatan obligasi Td = 28%, dan efektif rate pendapatan saham Ts
= 15% maka diperoleh :
(1−𝑇𝑐 )(1−𝑇𝑠 )
Gain from leverage = [1 − ]𝐷
𝑟𝑑 (1−𝑇𝑑 )
(1 − 0.34)(1 − 0.15)
= [1 − ]𝐷
(1 − 0.28)
= 0.22𝐷
PERTUMBUHAN MODEL MM
Pada bagian ini kita mendiskusikan suatu perluasan model MM yang
menyertakan pertumbuhan dan tingkat pemberian potongan tunai yang berbeda untuk
perlindungan pajak atas hutang.
MM mengasumsikan bahwa perusahaan membayar semua pendapatan dividen
mereka dan oleh karena itu tidak mengalami pertumbuhan. Bagaimanapun, kebanyakan
perusahaan akan bertumbuh, dan pertumbuhannya akan mempengaruhi hasil MM dan
juga hasil dari Hamada. Ingat itu hanya untuk suatu perusahaan unlevereged, WACC
hanya merupakan biaya modal unlevereged, WACC= rsu. Jika g adalah laju
pertumbuhan yang tetap dan FCF adalah arus kas bebas yang diharapkan, modelnya:
𝐹𝐶𝐹
𝑉𝑈 =
𝑟𝑠𝑈 − 𝑔
nilai perusahaan yang levereged memadai sama dengan nilai perusahaan yang
unlevereged yang lebih nilai pajak melindungi
𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + 𝑉𝑇𝑎𝑥 𝑆ℎ𝑖𝑒𝑙𝑑
Jika rTS adalah tingkat potongan tunai yang sesuai untuk perlindungan pajak, rd
adalah tingkat bunga atas hutang, T adalah tingkat tarip pajak perseroan, dan D adalah
jumlah hutang sekarang, kemudian nilai saat ini dari perlindungan pajak yang
bertumbuh ini adalah :
𝑟𝑑 𝑇𝐷
𝑉𝑇𝑎𝑥 𝑆ℎ𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝑟𝑇𝑆 − 𝑔
𝑃 𝜎2
ln (𝑋) + [𝑟𝑅𝐹 + 2 ] 𝑡
𝑑1 =
𝜎 √𝑡
𝑑2 = 𝑑1 − 𝜎√𝑡
maka
20 0.402
ln (10) + [0.06 + 2 ] 5
𝑑1 = = 1.5576
0.40√5
Ini berarti nilai Ekuitas Kunkel bernilai $ 13.280.000, dan utang harus bernilai
apa yang tersisa lebih, $20 juta -$13.28 juta= $ 6.720.000. Karena ini adalah lima tahun
maka nol kupon utang hasil yang harus
10 1/5
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑜𝑛 𝑑𝑒𝑏𝑡 = ( ) − 1 = 0.0827 = 8.27%
6.72
Jadi, ketika Kunkel menerbitkan utang, menerima $ 6.72 juta dan hasil pada utang
adalah 8.27 persen. Perhatikan bahwa hasil pada utang, 8.27 persen, lebih besar dari
tingkat bebas risiko 6 persen.
Insentif Manajerial
Manajemen memiliki beberapa peluang untuk mempengaruhi keberisikoan
perusahaan melalui penganggaran modal dan investasi keputusan, dan dapat
mempengaruhi jumlah modal yang diinvestasikan dalam perusahaan melalui kebijakan
dividen.