You are on page 1of 4

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BADAN AD-HOC


PEMILU 2024

(Studi Kasus Perekrutan Anggota Panitia Pemungutan Suara di Kota


Kupang)

SALOMO Z. TUNGGA

1903040133

PROGAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian ini akan menjelaskan tentang strategi sumber daya manusia (SDM) dalam
badan ad-hoc di pemilu 2024, dan akan lebih berfokus kepada strategi SDM dalam
perekrutan anggota salah satu badan ad-hoc pemilu yaitu panitia pemungutan suara (PPS) di
Kota Kupang. Masalah ini penting karena PPS merupakan salah satu badan ad-hoc pemilu
yang berada pada level “akar rumput” penyelenggaraan pemilu, sehingga kinerja PPS yang
baik berpengaruh pada kesuksesan pelaksanaan pemilu. Maka dari itu, aspek sumber daya
manusia menjadi sangat penting juga agar tercapainya kinerja serta profesionalisme panitia
pemungutan suara yang baik. Selain itu, strategi sumber daya manusia (SDM) tidak hanya
penting bagi integritas dan profesionalitas anggota, tetapi juga penting bagi ketahanan
kesehatan para anggota badan ad-hoc. Hal ini mengingat pemilu 2019 lalu di mana ribuan
anggota badan ad-hoc jatuh sakit serta ratusan petugas pemilu dilaporkan meninggal dunia.
Menurut Widodo dan Pahlevi (2021), salah satu faktor yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pemilu adalah sumber daya manusia. SDM memiliki peranan penting
karena manusia/orang adalah perangkat teknis dalam menjalankan segala macam aturan dari
sebuah pelaksanaan. Penelitian oleh Muslimah, Hermawan, dan Effendi (2021) menjelaskan
tentang peningkatan sumber daya manusia pada Bawaslu Kabupaten Lampung Selatan, di
mana Bawaslu Lampung Selatang menggunakan analisis SWOT dalam proses perencanaan
strategi SDM. Penelitian lain oleh Khan, Muradi, dan Akbar (2022) menjelaskan mengenai
perlunya evaluasi terhadap peraturan rekrutmen agen Ad-hoc, seperti pola rekrutmen; biaya
pendaftaran yang tinggi untuk menjadi anggota Ad-hoc; pembatasan masa jabatan sebagai
penyelenggara di tingkat Ad-hoc menjadi penyebab tidak efektifnya rekrutmen. Penelitian
lain lagi oleh Husain, Nasir, dan Anggraini (2020) ingin mengevaluasi badan
penyelenggaraan ad-hoc pemilu 2019 di Sulawesi Tenggara, di mana 436 orang
penyelenggara pemilu sakit serta 6 orang meninggal dunia. Pola rekruitmen Badan
Penyelenggara Ad Hoc di Sulawesi Tenggara telah lakukan secara terbuka, mandiri,
memenuhi persyatan kesehatan secara fisik dan mental serta memiliki pengetahuan tentang
kepemiluan, sehingga hasil penelitian menunjukkan Badan Penyelenggara Ad Hoc di
Sulawesi Tenggara telah bertugas yang bekerja secara mandiri, berintegritas dan profesional,
akan tetapi tahapan kegiatan pemilu pada saat itu mengharuskan petugas pemilu
menggunakan energi yang ekstra sehingga beban kerja berakibat pada sakit dan meninggal
dunia.
Dari hasil literature review di atas, peneliti menemukan celah (gap) antara penelitian
yang akan dilakukan ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian pertama oleh Muslimah,
Hermawan, dan Effendi (2021) hanya menjelaskan strategi SDM pada Bawaslu, sedangkan
pada penelitian ini, peneliti akan menjelaskan strategi SDM pada salah satu badan ad-hoc
pemilu yaitu panitia pemungutan suara (PPS). Selanjutnya, pada penelitian kedua oleh Khan,
Muradi, dan Akbar (2022) berfokus pada peningkatan integritas anggota badan ad-hoc
melalui peniadaan pembatasan dua periode penyelenggara pemilu tingkat ad-hoc, di mana
dengan ditiadakannya hal tersebut maka bisa dilihat rekam jejak anggota badan ad-hoc. Akan
tetapi, pada penelitian ini tidak akan melihat aspek masa jabatan dalam menentukan
integritas SDM di tingkat PPS. Perbedaan yang terakhir dengan penelitian oleh Husain,
Nasir, dan Anggraini (2020), di mana pada penelitian tersebut lebih berfokus kepada evaluasi
badan penyelenggara ad-hoc pemilu 2019 untuk mencari tahu sebab-sebab anggota jatuh
sakit hingga meninggal dunia, sedangkan pada penelitian ini lebih berfokus pada strategi
SDM dalam mencapai profesionalitas dan integritas anggota badan ad-hoc.
Di dalam penelitian ini akan dibahas mengenai bagaimana strategi sumber daya
manusia (SDM) yang dilakukan KPU Kota Kupang untuk merekrut calon anggota panitia
pemungutan suara (PPS) yang berintegritas serta memiliki prinsip-prinsip sesuai dengan
Pasal 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 yang memuat prinsip-prinsip yang harus
dipegang oleh penyelenggara pemilu. Penelitian ini ingin mengungkapkan bentuk strategi
SDM yang mampu mewujudkan kinerja PPS yang baik demi terselenggaranya pemilu 2024.
Oleh karena itu judul yang diambil adalah “STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM BADAN AD-HOC PEMILU 2022 (Studi Kasus Perekrutan Anggota Panitia
Pemungutan Suara di Kota Kupang)”

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana strategi sumber daya manusia dalam perekrutan calon anggota
panitia pemungutan suara untuk pemilu 2024 di Kota Kupang?
Husain, M Najib, Muhammad Nasir, and Dewi Anggraini. 2020. “Analisis Evaluasi Badan
Penyelenggara Ad Hoc Pemilihan Umum 2019 Di Sulawesi Tenggara.” Journal Publicuho
3 (1): 131–46. https://doi.org/10.35817/jpu.v3i1.11826.

Khan, Syamsul, Muradi Muradi, and Idil Akbar. 2022. “Evaluasi Kebijakan KPU Tentang
Rekrutmen Badan Ad-Hoc (Studi Di Kabupaten Banggai).” Jurnal Ilmiah Muqoddimah:
Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Hummanioramaniora 6 (1): 1–10.
https://doi.org/10.31604/jim.v6i1.2022.1-10.

Muslimah, S Siti, D Dedy Hermawan, and Nur Effendi. 2021. “Strategi Penguatan Kapasitas
Sumber Daya Manusia Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum.” Journal of Policy &
Bureaucracy Management 2 (2): 63–75.
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/36645%0Ahttp://repository.lppm.unila.ac.id/
36645/1/Jurnal Siti%2C Dedy%2C Nur.pdf.

Widodo, Bambang Eka Cahya, and Moch Edward Trias Pahlevi. 2021. “Penguatan Sumber Daya
Manusia Terhadap Badan Ad Hoc Penyelenggaraan Pemilu.” Jurnal Pengawasan Pemilu
DKI Jakarta, 27–44.

You might also like