You are on page 1of 483

AGAMA

NOMOR 792 TANUN 2018

:DO T :ME AS R KU DNA ATHFAL

AU A ATNFAL

1.JUKNIS PENYUSUNAN KTSP RA NO. 2761 TAHUN 2019


2.JUKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI RA NO. 2762 TAHUN 2019
3.JUKNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI RA NO. 2763 TAHUN 2019
4.JUKNIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI RA NO. 2764 TAHUN 2019
5.JUKNIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI RA NO. 2765 TAHUN 2019
6.JUKNIS PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DI RA NO. 2766 TAHUN 2019
7.JUKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK RA NO. 2767 TAHUN 2019
8.JUKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI RA NO. 2768 TAHUN 2019
9.JUKNIS PEMBERDAYAAN ORANGTUA DI RA NO. 2169 TAHUN 2019

111801111 KUK =BAUM


INEKTBUT MOM' PENSIMUN RIM
KEMBITUVIII
DAFTAR ISI

1. Surat Pengantar
2. Kata Pengantar
3. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 792 Tahun 2018 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal
4. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2761 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal;
5. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2762 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran di Raudhatul Athfal
6. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2763 tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Raudhatul Athfal
7. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2764 tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan Bahan Ajar di Raudhatul Athfal
8. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2765 tentang Petunjuk Teknis Strategi
Pembelajaran di Raudhatul Athfal
9. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2766 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Perkembangan Anak di Raudhatul Athfal
10. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2767 tentang Petunjuk Teknis Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak Raudhatul Athfal
11. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2768 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Raudhatul Athfal
12. SK Dirjen Pendidikan Islam No 2769 tentang Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Orang Tua di Raudhatul Athfal KMA dan Petunjuk
Teknis ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan proses
penilaian pembelajaran siswa di Raudhatul Athfal.
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
JI. Lapangan Banteng Barat No. 3 — 4, Lantai 6-7
Telp. (021) 3811523, 34833236 Fax. (021) 3859117, 3520951
JAKARTA

30 Juli 2019
Nomor :8-22904/Dt.I/Dt.1.1.1/PP.00/07/ 2019
Lamp. : a berkas
Hal : Penyampaian Dokumen KMA Nomor 792 Tahun 2018,
KMA Nomor 183 Tahun 2019 dan KMA Nomor 184 Tahun 2019

Kepada Yth.
Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi
Up. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah/Pendididikan Islam
di — seluruh Indonesia

Assalamu'alaikum Wr.Wb.,

Dalam rangka implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal (RA), Kurikulum PAl dan
Bahasa Arab, serta pedoman implementasi penyelenggaraan pembelajaran pada
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA),
Kementerian Agama Republik Indonesia telah menetapkan beberapa regulasi sebagai
berikut:
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 792 Tahun 2018 tentang
1.
Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019 tentang
2.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 tentang
3.
Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah.
Implementasi KMA Nomor 792 Tahun 2018 pada jenjang RA mulai Tahun Pelajaran
4.
2019/2020. Sedangkan implementasi KMA Nomor 183 Tahun 2019 dan KMA Nomor
184 Tahun 2019 pada jenjang MI, MTs dan MA secara bertahap mulai Tahun
Pelajaran 2020/2021.

Mohon kiranya Keputusan Menteri Agama tersebut dapat dipedomani,


disosialisasikan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Demikian, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

a.n. Direktur Jenderal


Direktur KSKK Madrasah,

Tembusan Yth:
1. Sekretaris Jenderal;
2. Inspektur Jenderal;
3. Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat
Nya telah memberikan hidayah dan inayah Nya kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SAW beserta keluarganya yang telah membimbing kita menuju kepada
peradaban mulia. Alhamdulillah Kementerian Agama dapat menyelesaikan
Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal dan 9 (sembilan) Petunjuk Teknis
Pembelajaran dan Penilaian Siswa Raudhatul Athfal, yaitu:

1. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2761 tentang Petunjuk Teknis


Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal;
2. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2762 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran di Raudhatul Athfal
3. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2763 tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Raudhatul
Athfal
4. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2764 tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan Bahan Ajar di Raudhatul Athfal
5. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2765 tentang Petunjuk Teknis
Strategi Pembelajaran di Raudhatul Athfal
6. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2766 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Perkembangan Anak di Raudhatul Athfal
7. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2767 tentang Petunjuk Teknis
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Raudhatul Athfal
8. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2768 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Raudhatul Athfal
9. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2769 tentang Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Orang Tua di Raudhatul Athfal.

Kurikulum Raudhatul Athfal ini disusun berdasarkan nilai Islami dan


ditunjang pertimbangan yuridis, teoritis, filosofis, sosiologis dan pedagogis.
Kurikulum adalah inti pokok pendidikan yang harus disusun dan
dikembangkan secara berkelanjutan dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dokumen kurikulum ini merupakan dokumen hidup yang
memungkinkan untuk dikembangkan dan disempurnakan. Kurikulum di
Raudhatul Athfal mempunyai karakteristik tersendiri dengan fokus pada
aspek perkembangan anak, transformasi, dan internalisasi nilai-nilai
spiritual keislaman, yang urgensinya pada pembentukan karakter
perkembangan anak. Raudhatul Athfal sebagai lembaga pendidikan yang
mengembangkan embrio pendidikan moral generasi muda dan pengenalan
nilai Islami pada anak sejak usia dini.

i
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal menuntut kesiapan semua pihak
agar dalam mengelola pembelajaran dapat lebih adaptif, efektif dan efisien
dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bersifat holistik integratif.

Kepala, pendidik dan pengawas Raudhatul Athfal merupakan garda


terdepan penentu kemajuan pendidikan pada tingkat RA, oleh karena itu
peranannya dalam implementasi kurikulum menjadi sangat penting.
Sehingga pengetahuan dan keterampilan mereka harus selalu
ditingkatkan.

Jakarta, 30 Juli 2019

DIREKTUR JENDERAL

TTD

KAMARUDDIN AMIN

ii
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 792 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa untuk standardisasi penyelenggaraan


raudhatul athfal, perlu ditetapkan pedoman
implementasi kurikulum raudhatul athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Agama tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 851);
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1382) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 66 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
2

atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun


2013 tentang Penyelenggaraan Madrasah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2101);
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA TENTANG PEDOMAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM RAUDHATUL ATHFAL.
KESATU : Menetapkan Pedoman Implementasi Kurikulum
Raudhatul Athfal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU menjadi acuan bagi penyelenggara dan
pengelola Raudhatul Athfal dalam mengembangkan
kurikulum Raudhatul Athfal.
KETIGA : Dalam mengembangkan kurikulum Raudhatul Athfal
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, Direktur
Jenderal Pendidikan Islam dapat menetapkan petunjuk
teknis.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd

LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN


3

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 792 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM RAUDHATUL ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
menitikberatkan pada pertumbuhan fisik (koordinasi motorik halus
dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, emosi, dan
spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku), pendidikan agama,
bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahapan
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Undang-Undang Sisdiknas menegaskan, kurikulum
dikembangkan dengan prinsip keragaman (diversifikasz) agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah dan kekhasan yang dikehendaki pada peserta didik.

Raudhatul Athfal adalah bagian dari layan an Pendidikan Anak Usia


Dini (PAUD) untuk usia 4 sampai dengan 6 tahun. Raudhatul
Athfal yang selanjutnya disingkat RA adalah satuan Pendidikan
Anak Usia Dini formal di bawah pembinaan Kementerian Agama
Republik Indonesia. RA dalam penyelenggaraannya dapat berupa
Raudhatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), dan Tarbiyatul Athfal
(TA). Penamaan tersebut disesuaikan dengan karakteristik
nomenklatur lembaga pendidikan usia dini dari setiap organisasi
keagamaan penyelenggara pendidikan usia dini.

RA sebagai satuan Pendidikan Anak Usia Dini berbasis Islam di


bawah pembinaan Kementerian Agama harus memiliki perbedaan
dengan pendidikan anak usia dini secara umum. RA
menitikberatkan pada aspek perkembangan anak, transformasi,
dan internalisasi nilai-nilai spiritual keislaman. Standar mutu RA
terletak pada nilai-nilai keagamaan yang melekat pada seluruh
komponen. RA, antara lain pada pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, maupun lingkungan yang
kondusif. Memperhatikan urgensi keberadaan RA pada
pembentukan karakter perkembangan anak, maka satuan
pendidikan RA perlu berkembang dengan baik. Untuk itu, RA tidak
hanya sebagai lembaga pendidikan usia dini, tapi juga sebagai
embrio pendidikan moral generasi muda dan pengenalan nilai
Islami pada anak sejak usia dini.
Memperhatikan nilai strategis RA dalam perjuangan pendidikan
anak bangsa, maka perlu disusun pedoman implementasi
Kurikulum RA yang menggambarkan kekhasan, keunikan, dan
keragaman sebagai satuan pendidikan keagamaan Islam.

B. Tujuan Pedoman Implementasi Kurikulum RA


Tujuan Pedoman Implementasi Kurikulum RA yaitu menjadi
rujukan -pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di RA yang menitikberatkan pada pelayanan berkembangnya
potensi anak sesuai fitrah dan selaras dengan nilai-nilai Islami agar
memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya.
-5-

BAB II
KURIKULUM

A. Ruang Lingkup Kurikulum


Secara konseptual kurikulum Raudhatul Athfal mencakup beberapa
ketentuan yang diperlukan dalam pengelolaan pembelajaran anak di
Raudhatul Athfal. Ketentuan itu meliputi:
1. standar pencapaian perkembangan di RA;
2. isi pembelajaran di RA;
3. proses pembelajaran; dan
4. penilaian perkembangan anak RA.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum


Landasan Pengembangan Kurikulum RA, meliputi:
1 Landasan Filo sofis
Al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama merupakan landasan
filosofi Kurikulum RA. Al-Quran ditetapkan sebagai sumber
pendidikan Islam karena terdapat kebenaran mutlak yang dapat
dinalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau
pengalaman kemanusiaan. Sebagai kitab suci umat Islam, Al-
Quran berfungsi sebagai petunjuk, pedoman, dan pandangan
hidup bagi kehidupan umat manusia.

Hadis merupakan sumber ajaran kedua setelah Al-Quran,


kedudukannya sebagai dasar pendidikan Islam mempunyai dua
fungsi, yaitu: Pertama, menjelaskan sistem pendidikan Islam
yang terdapat dalam Al-Quran dan menjelaskan hal-hal yang
tidak terdapat di dalamnya. Kedua, menyimpulkan metode
pendidikan dari kehidupan Rasulullah Saw bersama sahabat:

2. Landasan Sosiologis
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain dan
lingkungan sebagai sarana untuk bersosialisasi. Sebagai
makhluk sosial yang saling berhubungan dengan lingkungan dan
tempat tinggalnya, manusia bertindak dengan cara
memanfaatkan alam untuk menyempurnakan serta
meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup
sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu
hanya mungkin berkembang bila is hidup dan belajar di tengah-
tengah manusia. Kurikulum RA dikembangkan sesuai hakikat
manusia sebagi makhluk sosial, sehingga harus menyesuaikan
dengan norma-norma sosial masyarakat setempat.

3 Landasan Psiko-Pedagogis
Secara ontologi, anak sebagai makhluk individu yang mempunyai
aspek biologis (adanya perkembangan fisik yang berubah dari
waktu ke waktu yang membutuhkan makanan, gizi dan lain-
lain), psikologis (adanya perasaan-perasaan tertentu yang
terbentuk karena situasi), sosiologis (anak membutuhkan teman
untuk bermain), antropologis (anak hidup dalam suatu budaya
darimana dia berasal).
-6-

Dilihat dari segi epistemologi, pembelajaran pada anak usia dini


haruslah menggunakan konsep belajar sambil bermain, belajar
sambil berbuat, dan belajar melalui stimulasi. Aksiologis, isi
kurikulum haruslah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
dalam rangka op timalisasi seluruh potensi anak dan
berhubungan dengan nilai seni, keindahan, dan keselarasan
yang mengarah pada kebahagiaan dalam kehidupan anak sesuai
dengan akar budaya dimana mereka hidup serta nilai-nilai
agama yang dianutnya.

4. Landasan Yuridis terdiri dari:


a. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
c. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasidnal Pendidikan;
f. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif;
g. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Islam;
h. Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84
Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan PAUD Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini;
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160
Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013;
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84
Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan PAUD Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada
Satuan Pendidikan Formal; dan
n. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun
2009 tentang Pendidikan Inklusif.
-7-

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum RA


1. Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak
Pengembangan kurikulum berpegang pada pembentukan sikap
spiritual dan sosial yaitu perilaku yang mencerminkan sikap
beriman dan bertakwa, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir
dan bersikap kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli,
mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, santun dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru di lingkungan
rumah, tempat bermain, dan satuan RA.
2. Mempertimbangkan fitrah, tahapan tumbuh kembang anak,
potensi, bakat, minat, dan karakteristik anak
Pengembangan kurikulum RA mempertimbangkan fitrah anak
yang terdiri dari:
a. fitrah keimanan (nilai agama dan moral);
b. fitrah jasmani (fisik motorik);
c. fitrah belajar dan bernalar (kognitif);
d. fitrah berkomunikasi (bahasa);
e. fitrah seksualitas dan individualitas (nilai sosial emosional);
dan
f. fitrah estetika (seni).
Selain itu, sesuai dengan konsep Developmentally Appropriate
Practice (DAP), pengembangan kurikulum RA berdasarkan:
a. pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan
anak;
b. tingkat usia anak (age appropriateness);
c. keunikan, potensi, minat, bakat, dan karakteristik anak
sebagai kekhasan perkembangan individu anak (individual
appropriateness); dan
d. membangun pembelajaran yang bermakna berlandaskan pada
konteks lingkungan sosial budaya anak.

3. Holistik-Integratif
Pengembangan kurikulum RA memiliki prinsip holistik yaitu
memerhatikan keseluruhan ranah perkembangan anak sesuai
Kompetensi Dasar Panduan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini.

Pengembangan kurikulum RA juga memiliki prinsip integratif


yaitu segala upaya yang dilakukan dalam pengembangan
kurikulum RA menggunakan langkah terpadu, baik pada upaya
pemenuhan layanan pedagogis, kesehatan, gizi, bereksplorasi
maupun layanan perlindungan dari kekerasan fisik dan
psikologis. Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi
perkembangan anak terutama pada stimulasi perkembangan
kognitif, psikomotorik, dan sosial-emosional. Layanan kesehatan
dan gizi difokuskan pada upaya membantu pertumbuhan anak
dan kemampuan bereksplorasi. Layanan perlindungan dilakukan
dengan cara dukungan kondisi dan lingkungan yang
nyaman (safety) serta aman (security), atau terbebas dari
kecemasan, tekanan, dan rasa takut sehingga tumbuh kembang
anak lebih optimal.
-8-

4. Proses belajar dilaksanakan melalui bermain


Pengembangan kurikulum RA berprinsip pada pemberian
kesempatan belajar kepada anak untuk membangun
pengalamannya dalam proses transmisi, transaksi, dan
transformasi pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan akhlak
di bawah bimbingan pendidik. Proses penerapan Kurikulum RA
bersifat aktif bermain yaitu anak terlibat langsung dalam
kegiatan permainan yang menyenangkan dan menggunakan ide-
ide baru yang diperoleh dari pengalaman belajar mengambil
keputusan dan memecahkan masalah sederhana.

5. Mempertimbangkan hak anak yang berkebutuhan khusus


Pengembangan kurikulum RA bersifat inklusif dengan
mengakomodir kebutuhan dan perbedaan anak baik dari aspek
jenis kelamin, sosial, budaya, agama, fisik, maupun psikis.
Dengan demikian semua anak dapat terfasilitasi sesuai dengan
fitrah dan potensi masing-masing tanpa ada diskriminasi aspek
apapun. Pendidikan inklusi merupakan respon dari kebutuhan
belajar yang luas agar terdapat kesetaraan dalam pemerolehan
pendidikan yang berkualitas.

6. Perkembangan anak berkesinambungan atau kontinum dari usia


lahir hingga 6 tahun ,
Pengembangan kurikulum RA memerhatikan kesinambungan
secara vertikal (antara tujuan pendidikan nasional, tujuan
lembaga, tujuan pembelajaran) dan kesinambungan horizontal
yaitu kesinambungan tahap perkembangan anak dari bayi,
batita, balita, dan prasekolah. Prinsip ini menekankan bahwa
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak diperhatikan
dalam mencapai tujuan pendidikan baik secara umum maupun
khusus.

7. Memerhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


Pengembangan kurikulum RA mengadopsi dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kegiatan
pembelajaran, ilmu pengetahuan dan teknologi selalu
diselaraskan dengan nilai-nilai agama Islam, tahapan
perkembangan anak, nilai moral yang ingin dibangun serta
kearifan lokal Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi rangkaian media sekaligus konten yang mewarnai
pendidikan anak usia dini di RA.

8. Memperhatikan Sosial Budaya


Pengembangan kurikulum RA memasukkan lingkungan fisik dan
budaya ke dalam proses pembelajaran untuk membangun
kesesuaian antara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan
pengalaman baru untuk membentuk konsep baru tentang
lingkungan dan norma-norma komunitas di dalamnya.
Lingkungan sosial dan budaya berperan tidak sebagai obyek
dalam kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran bagi anak
RA.
-9

D. Karakteristik Kurikulum RA
Karakteristik Kurikulum RA adalah sebagai berikut:
1. Berlandaskan nilai-nilai Islami
Dasar pengembangan nilai Islam adalah Al-Quran dan Hadis. Al-
Quran sebagai sumber pemikiran Islam sangat banyak
memberikan inspirasi edukatif yang perlu dikembangkan secara
filosofis dan ilmiah, pengembangan tersebut diperlukan sebagai
kerangka dasar dalam membangun sistem pendidikan Islam.
Allah SWT memberikan petunjuk-Nya dalam Al-Quran Surat An
Nahl ayat 64:

_5_3 iltffi (Y:.) i°451 r)4t 441 Lip uj


"Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (Al-Quran)
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa
yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum beriman".
Berdasarkan ayat di atas, pelaksanaan pendidikan di RA harus
senantiasa mengacu kepada Al-Quran.
Kedudukan Hadis dalam kehidupan dan pemikiran Islam sangat
penting, karena di samping memperkuat dan memperjelas
berbagai persoalan dalam Al-Quran, juga memberikan dasar
pemikiran yang lebih konkret mengenai penerapan berbagai
aktifitas yang mesti dikembangkan dalam kerangka hidup dan
kehidupan umat Islam. Hadis Nabi dijadikan landasan dalam
pengembangan dan pelaksanaan pendidikan, termasuk
pendidikan anak usia dini.

2. Memperhatikan pada aspek perkembangan anak


Kurikulum RA disusun untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tingkat usia
anak (age appropriateness) dan selaras dengan potensi minat dan
karakteristik anak sebagai keunikan/kekhasan perkembangan
individu anak (individual appropriateness).

3. Memperhatikan nilai dasar hidup berbangsa dan bernegara


Indonesia
Dalam hidup berbangsa dan bernegara harus berpegang teguh
pada 4 pilar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, maka Kurikulum RA harus
mengakomodir kebutuhan 4 pilar tersebut dalam pendidikan.

4. Membangun akidah dan akhlakul karimah


Pendidikan merupakan proses di mana seseorang memeroleh
pengetahuan, mengembangkan keterampilan sikap atau
mengubah sikap. Pendidikan di RA memiliki fungsi dan peran
yang sangat strategis dalam pembinaan dan pengembangan nilai-
nilai akhlakul karimah.

Kurikulum RA sebagi acuan dan pedoman pengembangan proses


pembelajaran sudah seharusnya berbasis pada pembentukan
akhlakul karimah. Artinya, proses pelaksanaan pembelajaran
- 10 -

yang berlangsung di RA harus mengacu kepada nilai-nilai


akhlakul karimah.

5. Memunculkan kekhasan lembaga


Pedoman implementasi kurikulum RA mengadaptasi
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini yang ada dengan melakukan
penyesuaian terhadap penguatan implementasi nilai-nilai
pendidikan Islam dan kekhasan lembaga sebagai ciri khas RA.
Hal ini sebagai konsekuensi perwujudan keunikan RA sebagai
satuan pendidikan anak usia dini yang berciri khas Islam.
BAB III
STANDAR PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK
RAUDHATUL ATHFAL

A. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)


STPPA merupakan kriteria minimal tentang kemampuan yang
dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan
yang memiliki ciri khas keislaman serta mencakup aspek nilai
agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
serta seni.

B. Lingkup Standar Perkembangan


Lingkup aspek perkembangan anak usia dini meliputi:
1. Nilai agama dan moral
Nilai agama dan moral ini mencakup Al-Quran, Hadis, Ibadah,
Kisah Islami, Akidah, dan Akhlak.. Perwujudan nilai agama dan
moral misalnya anak berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat,
syukur, adil, sayang, sportif, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, mengetahui hari besar agama, dan
menghormati/ toleransi agama lain.
2. Fisik Motorik meliputi:
a. Motorik Kasar: Ibadah, memiliki kemampuan gerakan tubuh
secara lentur, seimbang, dan lincah mengikuti aturan.
b. Motorik Halus: berdzikir harian, Akhlak, Kisah Islami, memiliki
kemampuan menggunakan alat untuk mengeksplorasi dan
mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.
c. Kesehatan dan Perilaku Keselamatan: memiliki berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta memiliki
kemampuan untuk berperilaku bersih, sehat, dan peduli
terhadap keselamatannya.
3. Kognitif, meliputi:
a. Belajar dan Pemecahan Masalah: mampu membiasakan doa
awal dan akhir kegiatan, mampu memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang
fleksibel dan diterima di lingkungan sosial serta menerapkan
pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru.
b. Berfikir Logis: mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi, pola,
berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab akibat.
c. Pengenalan lingkungan sosial alam dan teknologi: mengenal,
mengetahui dan memahami orang-orang disekitar, mengikuti
aturan yang berlaku, mengamati dan mengetahui benda-benda
alam sekitar, dan melakukan percobaan sederhana
menggunakan alat yang sederhana.
d. Berfikir Simbolik: mengenal, menyebutkan, dan menggunakan
lambang bilangan 1-10, angka arab, mengenal abjad, huruf
hijaiyyah serta mampu merepresentasikan berbagai benda
dalam bentuk gambar.
- 12 -

4. Bahasa, meliputi:
a. Memahami bahasa: mampu membiasakan doa awal dan akhir
kegiatan, memahami Kisah Islami, perintah, aturan, dan
menyenangi serta menghargai bacaan Al-Quran dan Hadis.
b. Mengekspresikan bahasa: menghafal surat-surat pendek, doa,
Hadis, Asmaul Husna, mampu bertanya, menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lisan, dan dapat menceritakan kembali
apa yang diketahui.
c. Keaksaraan: memahami hubungan bentuk dan bunyi huruf
latin, huruf hijaiyyah, meniru bentuk huruf latin dan hijaiyyah,
angka latin dan angka arab, serta memaharni kata dalam cerita.
5. Sosial-emosional, meliputi:
a. Kesadaran diri: memperlihatkan kemampuan diri, adil,
mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri serta
mampu menyesuaikan diri dengan orang lain sesuai akhlakul
karimah.
b. Rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain: mengetahui
hak-haknya, menaati aturan, mengatur diri sendiri, sabar,
syukur serta betanggung jawab atas perilakunya untuk
kebaikan sesama sesuai dengan Hadis.
c. Perilaku prososial: mampu bermain dengan teman sebaya,
memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak
dan pendapat orang lain, bersifat kooperatif, toleran dan
berperilaku sopan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis
serta ketentuan hidup berbangsa dan bernegara.
6. Seni, meliputi:
Mengeksplorasi diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama,
dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, seni
suara, dan kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni
yang Islami.

C. Prinsip Penetapan Standar Perkembangan


Adapun prinsip penetapan standar perkembangan, yaitu:
1. sesuai dengan norma perkembangan anak Indonesia;
2. memperhatikan sosio-kultural;
3. menggunakan pola perkembangan kontinum;
4. mengadaptasi kebutuhan lembaga RA; dan
5. memperhatikan tahapan perkembangan anak.

D. Hubungan Standar Perkembangan dan Standar Kompetensi


Standar perkembangan menggambarkan kemampuan (pengetahuan,
nilai, sikap dan perilaku) yang secara mental (mental ages) dapat
dicapai oleh rata-rata anak pada kelompok rentang usia tertentu
(chronological ages). Standar perkembangan juga merupakan
harapan sosial yang menjadi tugas perkembangan (development
task) yang perlu dicapai oleh setiap kelompok umur anak.
Pencapaian aspek perkembangan yang dilakukan oleh anak akan
memungkinkan anak tersebut memiliki kompetensi pada aspek
perkembangan tertentu.
-13-

E. Program Pengembangan dan Tingkat Pencapaian Perkembangan


Usia 4-6 Tahun

STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK


KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
No
Perkembangan Usia 4-5 tahun Usia 5-6 tahun
1 NILAI AGAMA 1 Mengenal minimal 10 1 Menyebutkan minimal
DAN MORAL Asmaul Husna. 1Q Asmaul Husna.
QS Al-Anbiya: 2 Mengenal rukun Iman. 2 Menyebutkan 6 Rukun
32 dan Luqman: Iman.
13, 17, 18, dan 3 Mengenal rukun Islam. 3 Menyebutkan 5 Rukun
19 Islam.
4 Menirukan gerakan 4 Melakukan gerakan
shalat dengan urutan shalat dengan urutan
yang benar. yang benar.
5 Menirukan lafal doa- 5 Mengucapkan doa-doa
doa pendek berkaitan pendek berkaitan
dengan kehidupan dengan kehidupan
sehari-hari. sehari-hari.
6 Menirukan lafal kalimat 6 Mengucapkan kalimat
thayyibah. thayyibah.
7 Mengenal 5 nama Ulul 7 Menyebutkan 5 yang
Azmi. termasuk nama Ulul
Azmi.
8 Mengenal 10 nama 8 Menyebutkan 10 nama
nama malaikat. nama malaikat.
9 Mengenal suara adzan 9 Melafalkan adzan dan
dan iqamah. iqomah.
10 Mengenal kebersihan 10 Melakukan pembiasaan
diri dan lingkungan. kebersihan diri dan
lingkungan.
11 Mengenal perilaku 11 Membiasakan
baik/ sopan maupun berperilaku baik/ sopan.
buruk.
12 Mengucapkan salam 12 Mengenal hari besar
dan membalas salam. agama.
13 Menirukan lafal surat- 13 Menghormati (toleransi)
surat pendek. dengan penganut agama
lain.
14 Melafalkan surat-surat
pendek.
- 14 -

2 FISIK-MOTORIK
1 Mengikuti gerakan 1 Melakukan gerakan
shalat, wudhu, tubuh, gerakan shalat,
binatang, pohon tertiup berwudhu secara
angin, pesawat terbang terkoordinasi untuk
A Motorik Kasar
dan sebagainya sebagai melatih kelenturan,
rasa syukur akan keseimbangan,
ciptaan Allah. kelincahan dan
sebagainya.
Disunahkan 2 Mengikuti gerakan 2 Melakukan koordinasi
Rasulullah: " menggantung gerakan mata-kaki-
Aj arilah anak- (menggelayut) dengan tangan-kepala dalam
anakmu dimulai dengan bacaan menirukan tarian atau
memanah, basmalah. senam.
berenang, dan
menunggang
kuda" (HR.
Thabrani)
3 Menirukan gerakan 3 Menggerakan tangan
QS Al-Jumuah: melompat dan berlari kanan dan kiri dalam
9-10 secara terkoordinasi melakukan suatu
(estafet) dengan tertib. kegiatan.
4 Melempar dan 4 Melakukan kegiatan
QS Al-Baciarah: menangkap suatu kebersihan diri (praktik
110 benda. mandi, gosok gigi, cuci
tangan, dan cuci kaki)
5 Menirukan gerakan 5 Melakukan gerakan
keseimbangan.. antisipasi/ keseimbang-
an (berjalan di papan
titian).
6 Menendang dan 6 Mendemonstrasikan
menangkap bola. menendang bola secara
terarah.
7 Mengikuti gerakan 7 Bermain pada area out
tangan dan kaki dalam door yang
bentuk tarian. menggunakan alat
permainan atau
permainan tradsional
8 Berjongkok untuk 8 Melompat dua atau tiga
memungut benda dari kali dengan satu kaki
lantai. pada garis lurus
9 Jalan di tempat, 9 Menangkap, melempar,
melompat-lompat menendang, dan
memantulkan bola
10 Meluncur, merayap, 10 Mengayuh dan
merangkak, mengemudikan mainan
mengelinding dan beroda dengan percaya
berjalan zigzag diri; belok di pojokan,
menghindari rintangan
dan "kendaraan lain"
yang lewat.
- 15 -

11 Menaiki tangga,
memanjat pohon dan
mainan yang bisa
dipanjat di taman
bermain.
12 Melompat setinggi 5 cm
mendarat dengan dua
kaki bersama-sama.
1 Memegang pensil 1 Memakai dan mengikat
dengan benar antara tali sepatu,
B Motorik Halus
ibu jari dan dua jari. mengancingkan baju
dengan benar dan rapi.
2 Menarik garis vertikal, 2 Membuat dan
horizontal, lengkung, menggunting sesuai
QS Al-Baqarah:
miring kiri/kanan, dan pola.
60
lingkaran.

3 Menjiplak segi lima dan 3 Membangun menara


menambahkan 3 bagian setinggi 10 kotak/balok
QS Al-Alaq: 4-5 dalam gambar manusia. atau lebih dan mainan
konstruksi lainnya.

4 Meniru gambar bujur 4 Menggambar sesuatu


sangkar. yang berarti bagi anak
dan dapat dikenali oleh
orang lain (menggambar
kotak, lingkaran,
menggambar sesuai
contoh).

5 Menirukan gerakan 5 Menggambar orang,


manifulatif untuk beserta rambut dan
menghasilkan suatu hidung.
bentuk dengan
menggunakan berbagai
media.
6 Mencontoh dengan 6 Menulis huruf kapital,
menunjukkan ekspresi huruf, angka arab, dan
diri melalui berkarya angka numerik melalui
seni menggunakan lembar titik-titik sesuai
berbagai media. huruf/ angka.

7 Mengikuti gerakan 7 Menggunakan alat


tangan yang • makan dengan benar.
menggunakan otot
halus (menjumput,
mengelus, mencolek,
mengepak, memelintir,
memilin, dan meremas).
8 Menimbang berat 8 Menggunting/ memotong
badan sesuai tingkat bentuk sederhana sesuai
usia. . pola.
9 Mengukur tinggi badan 9 Makan dengan
sesuai tingkat usia. menggunakan sendok
garpu dengan benar.
16 -

10 Meraba pada benda- 10 Menempel gambar


benda yang mempunyai dengan tepat.
permukaan herbeda.
11 Mewarnai gambar- 11 Mengekspresikan diri
gambar bernuansa melalui gerakan
islami dengan warna menggambar secara
kesukaaannya. rinci.

12 Menggerakan jari 12 Membuat gambar


mengikuti bentuk huruf dengan dasar garis
/menggunakan vertikal, horizontal,
gerakan-gerakan jemari lengkung kiri/kanan,
melalui permainan jari. miring kiri/kanan, dan
lingkaran.
13 Memakai sepatu, baju, 13 Menggambar dan
celana sendiri dengan menjiplak bentuk yang
benar. sudah disiapkan guru.

14 Berlari dan berhenti 14 Mengoordinasikan mata


sesuai perintah. dan tangan untuk
melakukan gerakan
yang rumit (misal: gerak
dan lagu).
15 Memanfaatkan alat 15 Melakukan gerakan
permainan di luar manipulatif untuk
kelas. menghasilkan suatu
bentuk dengan
menggunakan berbagai
media (bermain dengan
plastisin).
16 Mengekspresikan diri
dengan berkarya seni
menggunakan berbagai
media (keterampilan
dari bahan bekas, kain
perca, dus, bahan alam
dan lain-lain).
17 Mendemonstrasikan
gerakan tangan yang
menggunakan otot
halus (menjumput,
mengelus, mencolek,
mengepak, memelintir,
memilin, dan meremas).
18 Membentuk benda atau
sesuatu dari lempung:
kue, ular, dan binatang
sederhana.
19 Merangkai manik-manik
kayu kecil dalam
benang.
20 Bergerak mengikuti
ketukan dan ritme
musik.
- 17 -

Kesehatan dan 1 Menirukan perilaku 1 Berperilaku dan


C Perilaku hidup bersih dan sehat. memahami hidup bersih
Keselamatan dan sehat.
2 Terbiasa mengonsumsi 2 Memilih makanan yang
QS Al-Ankabut: makanan yang bersih, bersih, sehat, dan
45 sehat, bergizi, dan bergizi.
berlebel halal.
Ditambah ayat 3 Mengikuti perintah 3 Dapat mengantisipasi
yang lebih orang tua dan guru bahaya dengan
spesifik untuk melindungi diri melindungi diri
dari benda-benda, dan/atau memberitahu
orang, dan situasi yang orang dewasa apabila
berbahaya. terjadi sesuatu yang
membahayakan dirinya.
4 Toilet Training dengan 4 Toilet training secara
bimbingan mandiri.
- 18 -

3 KOGNITIF

1 Mengenali suatu benda 1 Mengamati dengan


Belajar dan berbagai bentuk yang penuh perhatian dan
A Pemecahan terdapat di lingkungan mencari informasi yang
Masalah sekitarnya. relevan dengan
persamaan dan
perbedaan.
2 Keberanian bertanya 2 Keberanian bertanya
terhadap hal-hal yang dengan 5 W 1 H
QS Al-Baciarah: ingin diketahui. terhadap hal-hal yang
164 ingin diketahui
berkaitan dengan sub
tema yang dipelajari
dan santun.
3 Bereksperimen dengan 3 Menemukan alternatif
material/bahan melalui solusi alternatif
cara-cara baru ketika terhadap suatu
QS Ar-Rum: 8 cara pertama tidak permasalahan.
berhasil dan tetap
berusaha untuk
mengulangi.
4 Menerapkan informasi 4 Menyelesaikan kembali
QS An-Nahl: 44 baru atau kosa kata tugas yang belum
baru dalam suatu selesai dengan tanggung
aktivitas atau interaksi. jawab.
5 Menemukan satu
pengalaman baru
terhadap yang dipelajari
melalui bermain.
1 Memasangkan satu set 1 Menggunakan
benda pada set benda hubungan satu ke satu
yang lain. Misalnya sebagai cara untuk
B Berfikir Logis memasangkan lem membandingkan dua
beserta gunting dengan set benda. Misalnya
kertas beserta benda- memasangkan jumlah
benda yang akan kursi dengan jumlah
digunting/ditempel. anak.
QS Al-Baqarah: 2 Mengenali jumlah 2 Menyebutkan jumlah
242 benda ciptaan Allah benda ciptaan Allah
melalui menghitung. atau buatan manusia
dalam satu kesatuan.
QS Ali Imran 3 Menggunakan kata-kata 3 Memahami dan
:191 perbandingan yang menggunakan kata-kata
berhubungan dengan dalam pengukuran dan
angka, ukuran, bentuk, alat-alat ukur yang
tekstur, berat, warna, baku, misalnya
kecepatan, dan menggunakan balok
volume/isi. unit untuk mengukur
panjang alas main.
QS An-Nur: 1 4 Mengenal 8 warna 4 Menyebutkan contoh-
dasar. contoh konsep yang
lebih kompleks.
- 19 -

QS Al-Ankabut: 5 Mengenal konsep 5 Mengurutkan benda


43 sederhana (besar-kecil, berdasarkan ukuran
keluar masuk, naik- dari paling kecil ke
turun, buka-tutup). paling besar atau
sebaliknya.
QS Al-A'raf: 184 6 Mengurutkan benda 6 Mengenal konsep
berdasarkan lima bilangan 1-20 melalui
seriasi ukuran atau bermain/lagu.
warna.
QS Al-Baqarah: 7 Mengenal konsep 7 Menghitung jumlah
219 bilangan 1-10 melalui benda 1-20 melalui
bermain/ lagu. bermain.
8 Menghitung jumlah 8 Mengenal bentuk
benda 1-10 melalui geometri 3 dimensi
bermain. (kubus, kerucut,
tabung, dan lain-lain)
melalui benda konkrit.
9 Mengenal berbagi 9 Mulai memahami
bentuk dua dimensi berbagai bentuk
yang umum dan tidak geometri untuk
umum (layang-layang, menciptakan bentuk
jajaran genjang, simetri, misalnya roti
bintang, dan lain-lain). dibelah/benda konkrit.
10 Mengingat/mengulang 10 Membandingkan konsep
2/3 benda berlainan besar-kecil, banyak-
dalam hal yang sama sedikit, panjang-
pendek, berat-ringan,
tinggi-rendah dengan
satuan tidak baku.
11 Membedakan bentuk 11 Memahami urutan
sederhana. suatu kegiatan
rutinitas sehari-hari.
-20-

12 Menarik hubungan 12 Mengaitkan tanda-


antara benda-benda tanda yang dikenali
yang berbentuk dengan rutinitas sehari-
geornetri yang umum hari.
dan tidak umum
dengan lingkungan
anak (belimbing dibelah
bentuknya seperti
bintang dan lain-lain).
13 Membandingkan 13 Berdiskusi cerita
konsep besar-kecil, sederhana yang
banyak-sedikit, didengar/dilihat.
panjang-pendek, berat-
ringan, tinggi-rendah
antara benda yang satu
dengan benda yang
lainnya.
14 Menyebutkan benda- 14 Mengulang cerita yang
benda yang ada di telah disampaikan oleh
rumah. guru.
15 Membandingkan benda-
benda yang ada di
rumah dengan benda-
benda yang ada di
sekolah.
Pengenalan 1 Memahami arah dan 1 Menghubungkan antara
Lingkungan posisi dari suatu tempat satu tempat dengan
C ke tempat yang lain. tempat yang lain yang
Sosial, Alam,
dan Teknologi ada di lingkungannya.
2 Mengenal dan 2 Memahami peran-peran
mengetahui dan pekerjaan termasuk
perlengkapan/atribut di ,dalamnya
QS Al-A'raf: 56 yang berhubungan perlengkapan / atribut
dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang
orang-orang yang ada di dilakukan dalam
sekitar. pekerjaan tersebut.
3 Mengenal hubungan 3 Menunjukkan perilaku
QS Al-Jasiyah: manusia dengan saling membutuhkan
13 lingkungan. antara diri dengan
lingkungan.
4 Mengenal aturan. 4 Memahami dan
QS Ali Imran: mengikuti aturan yang
191 berlaku di
lingkungannya.
5 Mengamati dengan 5 Menyebutkan peristiwa-
menggunakan panca peristiwa alam, sosial,
indera benda-benda dan dampaknya.
alam yang terdapat di
lingkungannya.
6 Mengenali fenomena 6 Melakukan percobaan
sosial yang terjadi di sederhana terhadap
lingkungan bermain, peristiwa-peristiwa alam
sekolah, dan rumahnya. menggunakan alat dan
perlengkapan
) sederhana.
-21-

7 Mengenal teknologi dan 7 Melakukan kegiatan


informasi yang terdapat dengan menggunakan
di lingkungannya. teknologi sesuai
fungsinya secara aman
dan bertanggung jawab.
1 Mengenal huruf dan 1 Menyebutkan,
Berpikir suara melalui simbol. menuliskan huruf dan
D
Simbolik suara melalui simbol.
2 Mengenal lambang- 2 Menghubungkan
QS Al-A'raf: 176 lambang lambang dengan sebuah
benda/lembaga/profesi. lembaga/ profesi.
3 Mengenal ruang-ruang 3 Memahami peta lokasi
di sekolah/lokasi sekolah dan rumah.
sekolah melalui denah.
4 Menggunakan benda- 4 Memahami peran-peran
benda pengganti atau dan pekerjaan termasuk
gerakan-gerakan tubuh di dalamnya
untuk perlengkapan/ atribut
merepresentasikan - dan tugas-tugas yang
benda nyata. dilakukan dalam
pekerjaan tersebut.
5 Mewarnai atau 5 Menggambar/melengka-
membangun sebuah pi gambar atau
konstruksi yang membangun sebuah
. mewakili sesuatu yang konstruksi yang
spesifik yang terdapat mewakili sesuatu yang
di lingkungannya. spesifik yang terdapat di
lingkungannya.
- 22 -

4 BAHASA

1 Mengenal kosa kata 1 Menyebutkan kata-


Memahami
A bahasa sesuai tema. kata/kalimat dalam
sajak.
QS Al-`Alaq: 1 2 Mengenal sajak dan 2 Mendengar dan
frasa pengulangan. mengulang bunyi-bunyi
yang terpisah dalam
kata-kata; bermain
dengan bunyi-bunyi
untuk menciptakan
kata-kata baru.
3 Mengenali berbagai 3 Memahami konsep
suara. bahasa sederhana.
4 Menyebutkan kosa kata 4 Membaca dan
yang berkaitan dengan mengikuti petunjuk
pengetahuan baru yang lebih dari dua langkah.
disampaikan dalam
tema melalui bermain.

5 Mengenali dan 5 Menceritakan kembali


mengikuti petunjuk dua peristiwa-peristiwa yang
langkah. ada dalam cerita.
6 Mengenal tokoh yang
ada dalam
cerita/ peristiwa-
peristiwa.
1 Mampu menyebut nama 1 Mampu menyebutkan
Mengungkapkan dirinya, orang tuanya. alamat rumahnya,
Bahasa anggota keluarganya,
pekerjaan orang tuanya
dan sebagainya.
2 Menggunakan kalimat 2 Menggunakan kalimat-
QS Al-Baqarah: yang lebih panjang (5-6 kalimat yang lebih
kata) untuk kompleks untuk
B 33
berkomunikasi. mengekspresikan ide
dan perasaan.
3 Bertanya sesuai dengan 3
QS Ar-Rahman: Membuat pertanyaan
1-4 pengetahuan yan g dengan 5 W 1 H.
dimilikinya.
4 Menjawab pertanyaan- 4 Menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan pertanyaan dengan rinci
spontan. dan jelas.
5 Bertanya untuk 5 Mengajukan pertanyaan
memahami lebih yang kompleks secara
mendalam. bertahap untuk
mernperoleh
pemahaman diri yang
lebih mendalam.
6 Merespon komentar- 6 Berinisiatif dan/atau
komentar teman dalam memperluas
rangkaian dialog. percakapan untuk
membangun dialog.
- 23 -

7 Mengucapkan kalimat 7 Memahami arti kalimat


thayibah dengan tartil thayibah.
yang benar.
1 Melihat buku dengan 1 Menunjukkan rasa
C Keaksaraan orang dewasa atau senang terhadap buku-
teman. buku yang dikenali.
2 Menunjukkan 2 Mengetahui setiap kata
pengetahuan umum yang diucapkan dan
QS Al-`Alaq: 1-5 tentang bagaimana ditulis.
tulisan menghasilkan
sesuatu.
3 Mengenal huruf vokal 3 Mulai merangkai huruf
dan konsonan melalui menjadi kata.
bermain lagu.
4 Mengenali dan 4 Membaca kata dan
menamai banyak huruf. kalimat pendek.
5 Mencocokkan bunyi 5 Menulis huruf dan kata.
huruf dan lambang
huruf.
6 Memahami bahwa ada 6 Merangkai kata dengan
cara untuk menulis permainan.
yang dapat
menyampaikan pesan.
7 Menulis huruf-huruf 7 Menceritakan kembali
yang dikenal, sebuah cerita termasuk
khususnya huruf-huruf hal-hal yang rinci dan
yang ada di dalam menarik hubungan-
nama diri. hubungan di antara
peristiwa.
8 Menulis untuk
menyampaikan pesan.
-24-

5 SOSIAL-
EMOSIONAL

1 Mengikuti aktifitas Mengikuti perubahan-


sesuai jadual dan perubahan jadual dan
A Kesadaran Diri rutinitas harian. rutinitas dan sudah
menjadi pembiasaan.
QS All Imran: 2 Menunjukkan rasa Rasa syukur yang
139 syukur dengan ditunjukan dengan
semangat mengikuti semangat, disiplin,
aktifitas. tertib, tanggung jawab
dalam belajar, dan
bermain.
QS An-Nur: 32 3 Menirukan kalimat Mengucapkan kalimat
thayibah dengan sikap thayibah sesuai
yang baik dan benar. fungsinya.
4 Menghormati orang tua, Mampu mengemukakan
guru dan teman. hal-hal yang
sebenarnya.
5 Menganggap guru dan Mengerjakan,
orang tua dan teman menyelesaikan tugas
sebagai sumber belajar tidak mencontek
dan model yang positif. pekerjaan temannya.
6 Senang bila berada di Memahami peraturan di
antara orang lain. sekolah, di rumah, dan
lingkungan bermain.
7 Senang berbagi dan 7 Mengetahui perbedaan
menunggu giliran. antara orang dewasa
(anggota keluarga,
teman, dan guru) yang
dapat membantu
dengan orang asing
yang tidak bisa
membantu.
8 Senang mendengarkan 8 Senang berbagi,
cerita. menunggu giliran, dan
senang menolong orang
lain yang
membutuhkan.
9 Mampu menjelaskan 9 Mendengarkan
perasaan diri sendiri orangtua, guru, teman
dan penyebabnya. yang sedang bicara
(melatih tidak impulsifl.
10 Mengungkapkan 10 Mampu mengelola
dengan tegas perasaannya secara
kebutuhan dan bertahap.
keinginan diri secara
verbal tanpa berlaku
agresif.
-25-

11 Mulai dapat mengelola 11 Melakukan tindakan


din (emosi, pemikiran, mengendalikan,
dan perilaku) dengan pertahanan (defensif)
bimbingan ketika untuk menghindari
berada di dalam pertengkaran atas
kesulitan. kemungkinan
perebutan hak.
12 Memerhatikan dan 12 Dapat mengelola diri
merawat barang dan (emosi, pemikiran, dan
mainan milik sendiri, perilaku) ketika berada
serta tidak merusak di dalam kesulitan
barang/mainan orang
lain.
13 That aturan. 13 Memperlihatkan citra
diri yang positif.
Rasa tanggung 1 Menyelesaikan tugas 1. Melaksanakan dan
jawab untuk diri yang beragam dengan menyelesaikan tugas
B sendiri dan bantuan orang dewasa. tanpa bantuan orang
orang lain dewasa dan mempu
menjelaskan tugasnya.
QS Ali Imran: 2 Menggunakan 2 Memahami pentingnya
104 keterampilan menolong kemampuan menolong
diri sendiri dan diri sendiri dan peranan
berpartisipasi dalam mereka dalam
tugas-tugas tanpa menciptakan
diingatkan. lingkungan yang sehat.
3 Mengembalikan alat 3 Mulai mengambil
bermain yang telah tanggung jawab
digunakan pada terhadap pemeliharaan
tempatnya. lingkungan kelas.
4 Memahami dan 4 Mengikuti dan
mengikuti prosedur memahami tujuan
kelas tanpa dorongan. prosedur kelas.
5 Memahami dan 5 Mengikuti dan
mengikuti aturan kelas memahami aturan
dengan bimbingan. kelas.
6 Bertanya untuk
6 Senang bermain dengan
teman sebaya. memperoleh informasi.

7 Memahami teman 7 Berdiskusi dalam


sekelasnya, teman kelompok, melalui
bermain. mendengar pendapat,
mengemukakan ide,
dan sebagainya.

1 Mampu menyesuaikan 1 Memelihara hubungan


Perilaku diri untuk mema suki pertemanan paling
C suatu kelompok dan
Prososial sedikit dengan satu
bermain secara anak lain.
kooperatif.
2 Menunjukkan 2 Mengenali apa yang
QS Al-Baciarah: peningkatan kesadaran orang lain inginkan
261-267 bahwa manusia atau butuhkan.
mungkin memiliki
-26-

perasaan yang berbeda


terhadap situasi yang
sama.
3 Menunjukkan perilaku 3 Menunjukkan perilaku
QS Al-Hujurat:
simpati. empati.
10

4 Berbagi mainan dan 4 Peduli lingkungan alam


mempersilakan anak dan so sialnya.
lain sebagai respon
terhadap permintaan
teman.
5 Mampu memberikan 5 Menghormati perbedaan
alternatif solusi atas suku, agama, dan
permasalahan dengan pendapat.
mencari bantuan orang
dewasa ketika
membutuhkan.
6 Mengenal ciri-ciri 6 Terlibat dalam proses
budaya di lingkungan diskusi untuk mencapai
kehidupan sekitarnya . kesepakatan.
7 Mengenal wilayah 7 Mengenal ciri-ciri
tempat tinggal dan budaya dan kehidupan
sekolah. di luar lingkungannya.
8 Mengekspresikan emosi 8 Mengenal dan senang
sesuai tingkah laku menggunakan hasil
sosial/ bentuk emosi. karya bangsa sendiri
(cinta produk dalam
negeri).
9 Mengendalikan emosi
sesuai tingkah laku
sosial/ bentuk emosi.
10 Menghargai karya orang
lain (tidak mencela).

6 SENI

A Anak mampu 1 Mengekspresikan 1 Membuat karya seni


menikmati dengan meniru karya sesuai kreativitasnya,
berbagai alunan seni sederhana di depan misalnya seni musik,
lagu atau suara anak atau orang lain. visual, gerak dan tari
yang dihasilkannya dan
dihasilkan orang lain.
QS Lukman: 6 2 Melakukan aktivitas 2 Menggabungkan
seni lebih beragam berbagai ide dan karya
sesuai dengan seni sesuai dengan
aturan / karakteristik- kreativitas anak.
nya.
QS Yusuf: 3 3 Menghargai karya seni 3 Menghargai karya seni
anak lain, misalnya anak lain dengan
dengan bertepuk memberikan ide-ide
tangan dan memuji. baru.
-27-

B Tertarik dengan 1 Memilih jenis lagu yang 1 Menyanyikan lagu yang


kegiatan seni sesuai (lagu-lagu disukai dengan sikap
islami). yang benar.
QS Ali Imran: 2 Bernyanyi sendiri. 2 Bernyanyi dengan
185 kelompok.
QS Lukman: 20 3 Menggunakan imajinasi 3 Menggunakan berbagai
dan 31 untuk mencerminkan alat musik untuk
perasaan dalam suatu menirukan suatu irama
peran. atau lagu tertentu.

4 Membedakan peran 4 Bermain drama


fantasi dan kenyataan. sederhana.
5 Menggunakan dialog 5 Menggunakan dialog
perilaku dan berbagai dalam suatu peran
materi dalam sesuai cerita.
menceritakan sesuatu
cerita.
6 Mengekspresikan 6 Mengekspresikan
gerakan dengan irama gerakan dengan irama
yang bervariasi. dengan dua variasi atau
lebih.
7 Menggambar obyek di 7 Menggambar berbagai
sekitarnya. macam bentuk yang
beragam.
8 Membentuk 8 Membuat karya seperti
berdasarkan obyek yang bentuk sesungguhnya
dilihatnya (misalnya dengan berbagai bahan
dengan plastisin, tanah (kertas, plastisi, balok
liat). dan lain-lain).
9 Mendeskripsikan 9 Mendeskripsikan
sesuatu (seperti sesuatu dengan
binatang) dengan ekspresi yang
ekspresi yang berirama bervariasi.
(contoh: anak
menceritakan gajah
dengan gerak dan
mimik tertentu).
10 Mengkombinasikan 10 Menggambar dengan
berbagai warna ketika berbagai bahan dan
menggambar atau cara.
mewarnai.
11 Mewarnai gambar 11 Mengkreasi warna
dengan kesukaan dalam gambar dan
warnanya. memberi penjelasannya.
12 Mengkreasi gambar 12 Mampu memberi
sesuai imajinasinya. penjelasan atas hasil
kreasi gambar sesuai
imajinasinya.
28

INTEGRASI 6 ASPEK PERKEMBANGAN

Keterpaduan pembelajaran
Pefkembarigan Kompetensi Intl

Agama dan Moral Sikap

Sosial Emosional

Kognitif
Pengetahuan
Bahasa

motor*

Seni Keterampilan
- 29 -

BAB IV
ISI PEMBELAJARAN DI RAUDHATUL ATHFAL

A. Pengertian
Isi pembelajaran di RA adalah materi pembelajaran yang berisi nilai
(attitude), keterampilan (ski/O, dan pengetahuan (knowledge) yang
diberikan pada anak didik melalui permainan.

B. Tujuan
Tujuan memahami isi pembelajaran di RA sebagai berikut:
I. memahami batasan/ruang lingkup muatan pembelajaran di RA;
2. mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan anak didik; dan
3. menyajikan muatan pembelajaran yang kreatif, menarik, inovatif,
efektif, dan efisien.

C. Ruang Lingkup
Lingkup isi pembelajaran di RA merupakan batasan materi
pembelajaran yang harus dipahami oleh pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Ruang lingkup isi
pembelajaran di RA terdiri dari:
I. Pendidikan Agama Islam;
2. Pembelajaran Matematika;
3. Pembelajaran Bahasa dan Keaksaraan;
4. Pembelajaran Sains;
5. Pembelajaran Seni;
6. Pembelajaran Sosial; dan
7. Pembelajaran Teknologi.

1. Pendidikan Agama Islam, terdiri dari:


a) Akidah;
b) Akhlak;
c) Alquran-Hadis;
d) Ibadah; dan
e) Kisah Islami.

2. Pembelajaran Matematika, terdiri dari:


a) Mengenal konsep bilangan;
b) Pola dan hubungan;
c) Geometri dan pemahaman ruang;
d) Pengukuran; dan
e) Pengumpulan dan penyajian data.

3. Pembelajaran Bahasa dan Keaksaraan, terdiri dari:


a) Peningkatan kosa kata dan bahasa;
b) Kesadaran bunyi;
c) Huruf dan kata;
-30-

d) Pemahaman makn a bahasa ucapan dan tulisan;


e) Pemahaman buku dan teks; dan
f) Keaksaraan sebagai sumber yang menyenangkan.

4. Pembelajaran Sains, terdiri dari:


a) Pengetahuan tentang dunia fisik;
b) Pengetahuan tentang makhluk hidup;
c) Pengetahuan tentang alam dan lingkungan hidup; dan
d) Penyelidikan ilmiah bagi anak usia dini (Scientific Inquiry).

5. Pembelajaran Seni, terdiri dari:


a) Seni musik dan gerak;
b) Seni rupa (visual art); dan
c) Seni drama/ bermain peran (theatre/ performing art).

6. Pembelajaran Sosial, terdiri dari:


a) Tempat dan geografi;
b) Orang/masyarakat sekitar;
c) Orang dan lingkungan; dan
d) Orang dan masa lalu.

7. Pembelajaran Teknologi, terdiri dari:


a) Kesadaran akan teknologi;
b) Dasar-dasar penggunaan teknologi;
c) Alat-alat teknologi; dan
d) Cara menggunakan teknologi.

D. Prinsip Pengembangan
Prinsip-prinsip pengembangan muatan pembelajaran di RA meliputi:
1. Berprinsip pada Dasar Nilai Keislaman
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan
pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai
konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema
dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan
anak, sederhana serta menarik minat. Setiap pemilihan tema
diselaraskan dengan dasar nilai Islami yaitu Al-Quran dan Hadis
sehingga tema tersebut berciri khas yang Islami.
2. Pendidikan agama diintegrasikan pada semua aspek
perkembangan
Pendidikan Raudhatul Athfal merupakan pendidikan yang
menitikberatkan pada pendidikan agama Islam, maka perlu
diintegrasikan pada semua aspek perkembangan. Artinya, bahwa
proses stimulasi pendidik pada anak tidak lepas dari pendidikan
Islam disemua aspek perkembangan (nilai agama dan moral, fisik
motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, dan seni) tidak lepas
dari pendidikan Islami.
3. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran dan
diinternalisasikan dalam kegiatan pembiasaan
Karakter positif harus dibentuk sejak dini terhadap anak. Hal ini
dikarenakan pengembangan karakter tidak bisa dilakukan dengan
pembelajaran langsung dan sesaat. Guru RA harus menerapkan
karakter Islami seperti keteladanan Rasulullah Saw. Penerapan
-31-

karakter pun dimulai dari penuangan dalam program


pembelajaran baik dari program semester sampai pada program
harian. Karakter positif hanya akan melekat pada diri anak
apabila diberikan melalui proses pembelajaran dengan
mengembangkan potensi pengetahuan anak dan keterampilan
yang dimilikinya lewat proses pembiasaan dan keteladanan.
4. Berorientasi pada kebutuhan anak

Anak sebagai pusat pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran


di RA direncanakan dan dilaksanakan untuk mengembangkan
semua potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan
fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan cara berpikir dan
perkembangan kognitif anak. Pembelajaran di RA bukan
berorientasi pada keinginan guru ataupun orang tua.
5. Belajar melalui bermain

Dunia bermain adalah dunia anak. Bermain merupakan kegiatan


yang paling diminati anak. Saat bermain anak melatih otot besar
dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah
pengetahuan, melatih cara mengatasi masalah, mengelola emosi,
bersosialisasi, mengenal matematika, sains, dan lainnya. Bermain
bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi.
Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan
rileks sehingga memudahkan menyerap berbagai pengetahuan
dan membangun pengalaman positif. Kegiatan pembelajaran
melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang
belajar. Pada saat itu patut diberikan ruang bagi anak untuk
bereksplorasi melalui kegiatan bermain sehingga diharapkan anak
dapat menemukan konsep pengetahuan dari kegiatan
bermainnya.
6. Stimulasi Terpadu

Perkembangan anak memiliki aspek moral, sosial, emosional,


fisik, kognitif, bahasa, dan seni. Kebutuhan anak juga mencakup
kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan, dan
perlindungan. Pendidikan di RA memandang anak sebagai
individu utuh, karenanya program layanan dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu. Untuk memenuhi stimulasi yang
menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan di RA harus
bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan
orang tua. Dengan kata lain layanan pendidikan holistik integratif
di RA menjadi keharusan yang harus dipenuhi.
7. Menggunakan kegiatan bermain yang bermakna untuk
mengembangkan seluruh aspek perkembangan
Bermain adalah kebutuhan anak, dan dengan bermain anak
dapat mengembangkan semua aspek perkembangan. Guru RA
harus menyediakan media, alat, dan bahan serta sumber belajar
yang mendukung sehingga kegiatan main mempunyai makna
untuk mengembangkan aspek perkembangan anak.
8. Merangsang munculnya daya aktif, kreatif, inovatif, efektif,
menyenangkan, dan Islami.
Pengelolaan pembelajaran hendaknya disiapkan oleh guru yang
dimulai dari strategi, metode, penyediaan alat, bahan, dan
sumber belajar, yang memungkinkan anak dapat memunculkan
- 32 -

dan mengembangkan potensi secara aktif, kreatif, dan memacu


anak untuk melakukan inovasi secara efektif serta dikemas dalam
konteks Islami melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.
9. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses pengembangan
Lingkungan merupakan guru ketiga bagi anak. Anak belajar
kebersihan, kemandirian, aturan, dan banyak hal dari lingkungan
bermain atau ruangan yang tertata dengan baik, bersih, nyaman,
terang, aman, dan ramah untuk anak. Lingkungan pembelajaran
harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan
sehingga berdampak pada proses aspek pengembangan anak.
Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak
anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan
mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-
nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang
dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.
10. Mengembangkan kecakapan hidup anak (life skill)
Pembelajaran di RA harus mampu mengembangkan kecakapan
hidup anak dari berbagai aspek secara menyeluruh. Berbagai
latihan kecakapan diberikan dengan tujuan agar anak kelak
berkembang menjadi manusia seutuhnya dan memiliki
kepribadian atau akhlak mulia, cerdas dan terampil, mampu
bekerja sama dengan orang lain, mampu hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Mengembangkan kecakapan hidup
dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan agar anak
belajar untuk mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan
memeroleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya.
11. Menggunakan berbagai sumber dan media pengembangan
pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar anak
Pendidikan di RA akan berhasil bila dilakukan lebih kontekstual
dan bermakna. Untuk dapat melakukan proses pembelajaran
secara kontekstual dan bermakna maka sumber belajar, media
.belajar, dan narasumber merupakan topik yang paling utama
disempurnakan dan disesuaikan. Narasumber dan sumber belajar
menjadi penting apabila topik pembelajaran ditujukan pada
profesi tertentu yang ada di masyarakat, misalnya dokter, polisi,
nelayan, petugas pemadam kebakaran, petugas lalu lintas, kasir,
tentara atau sebagai guru (pendidik), dan menjadi ayah-bunda
(orang tua) itu sendiri.
12. Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip
perkembangan anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang
berbeda, di luar kecerdasan perkembangan yang umum.
Pembelajaran pada anak usia dini di RA, perlu diberikan kegiatan
yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan diberikan
dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak.
Untuk itulah pentingnya pendidik memahami tahapan
perkembangan anak.
-33-

E. Isi Program Pembelajaran di RA


1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, meliputi:
a. Akidah
Pengajaran akidah berarti proses belajar mengajar tentang
aspek kepercayaan kepada anak didik. Inti dari pengajaran ini
mengenai Rukun Iman dan Rukun Islam.
b. Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah
pada pembiasaan akhlak mulia dalam kehidupan anak didik,
yaitu jujur, sopan santun, toleran, mandiri, tanggung jawab,
dan rendah hati.
c. Al-Quran dan Hadis
Pengajaran Al-Quran dan Hadis adalah pengajaran yang
bertujuan agar peserta didik dapat mengenal dan mengucap
huruf hijaiyah dan menyebutkan dalil dan hadis yang terkait
dalam kisah-kisah Nabi dan Rasul yang disesuaikan dengan
jenjang anak didik.
d. Ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk
ibadah sehari-hari dan tata cara pelaksanaannya bagi anak
didik, seperti mengikuti gerakan wudhu, gerakan shalat, dan
mengenal bacaan doa dengan tuntunan orang dewasa.
e. Kisah Islami
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar peserta
didik dapat mengetahui kisah-kisah nabi dan rasul sehingga
peserta dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
Untuk mengetahui ruang lingkup pada pengembangan PAI,
perlu dilakukan pemetaan sebagaimana di bawah ini:

Tabel 1
Pemetaan Lingkup Pengembangan PAI
KI KD LINGKUP PENGEMBANGAN PAI
K 1. 1.1 Mempercayai AKIDAH:
Menerima adanya Allah
1. Mengenal ciptaan Allah
ajaran melalui ciptaannya.
(Manusia, Malaikat, binatang,
agama yang tanaman dan lain-lain).
dianutnya 2. Mengenal nama nama malaikat.
3. Mengenal Asmaul Husna.

AL-QURAN-HADIS;
1. Melafalkan surat pendek.
2. Mengenal Hadis tentang
penciptaan alam semesta.

KISAH ISLAM
1. Mengenal Kisah Nabi.
1.2 Menghargai AKHLAK
- 34 -

diri sendiri, orang 1. Menghargai hasil karya sendiri


lain, dan dan orang lain.
lingkungan sekitar 2. Terbiasa mengucapkan kalimat
sebagai rasa thayibah.
syukur kepada 3. Akhlak terhadap makhluk Allah
Allah. (tumbuhan, binatang, dan
manusia).
4. Mengenal Asmaul Husna.

IBADAH
1. Terbiasa membaca doa sebelum
dan sesudah melakukan
kegiatan.

AL-QURAN-HADIS
1. Membaca Hadis tentang
bersyukur.
2. Membaca Hadis tentang
mengasihi makhluk ciptaan
Allah.

KISAH ISLAMI
1. Mengenal Kisah Nabi tentang
keimanan dan rasa syukur.
K 2. 2.1 Memiliki AKHLAK
Memiliki perilau
k yang
1. Terbiasa hidup sehat.
perilaku mencerminkan
2. Terbiasa hidup bersih.
hidup sehat, hidup sehat.
3. Terbiasa mencuci tangan
rasa ingin sebelum dan sesudah
tahu, kreatif melakukan kegiatan.
dan estetis, 4. Terbiasa berwudhu dan
percaya diri, tayamum.
disiplin, 5. 'Terbiasa membuang sampah
mandiri, pada tempatnya.
peduli,
mampu AL-QURAN-HADIS
menghargai
1. Mengucapkan hadis tentang
dan toleran
kepada orang kebersihan.
lain, mampu 2. Mengucapkan hadis tentang
menyesuai- adab makan dan minum.
kan diri, 3. Mengucapkan hadis larangan
jujur, rendah bersikap boros/mubazir.
hati, dan 4. Mengucapkan dalil Al-Quran
santun tentang perintah wudhu.
2.2. Memiliki AKIDAH
dalam
perilaku yang
berinteraksi Mengenal Asmaul Husna.
dengan mencerminkan
sikap ingin tahu. AKHLAK
keluarga,
pendidik, Terbiasa memiliki rasa ingin tahu.
dan teman. KISAH ISLAMI
Menceritakan Kisah Nabi.
2.3. Memiliki AKHLAK
-35-

perilaku yang Terbiasa bersikap kreatif.


mencerminkan
KISAH ISLAMI
sikap kreatif.
Menceritakan Kisah Nabi.
2.4 Memiliki AKHLAK
perilaku yang
1. Terbiasa bersikap estetis.
mencerminkan
2. Mengenal adab berpakaian.
sikap estetis.
3. Mengenal adab di kamar mandi.
IBADAH
1. Terbiasa membaca doa masuk
kamar mandi.
2. Terbiasa membaca doa keluar
kamar mandi.
3. Terbiasa doa bercerrnin.
4. Terbiasa doa memakai baju.
5. Terbiasa doa melepas pakaian.
Al-QURAN DAN HADIS
Melafalkan hadis tentang
keindahan.
2.5.Memiliki AKHLAK
perilaku yang
1. Terbiasa bersikap percaya diri.
mencerminkan
sikap percaya diri.
2.6. Memiliki AKHLAK
perilaku yang
1. Terbiasa keluar dan masuk
mencerminkan
kelas mengucapkan salam.
sikap tact terhadap
2. Terbiasa membaca doa sebelum
aturan sehari-hari
dan sesudah belajar.
untuk melatih
3. Terbiasa menghormati yang
disiplin.
lebih tua.
2.7. Memiliki AKHLAK
perilaku yang
1. Terbiasa antri.
mencerminkan
2. Terbiasa rapi.
sikap sabar (mau
3. Terbiasa mendengarkan orang
menunggu giliran
lain berbicara.
dan mau
4. Terbiasa mengangkat tangan
mendengar ketika
orang lain sebelum bertanya.
5. Terbiasa menahan marah.
berbicara) untuk
6. Mengenal adab menahan
melatih
marah.
kedisiplinan.
Al-QURAN HADIS
1. Membaca hadis tentang
menahan marah.
2. Membaca hadis tentang berkata
yang baik.
2.8. Memiliki AKHLAK
perilaku yang
1. Terbiasa menyelesaikan
mencerminkan
pekerjaan/tugas sendiri.
kemandirian.
2. Terbiasa merapikan mainan.
3. Terbiasa merapikan peralatan
yang telah digunakan.
- 36 -

2.9. Memiliki AKHLAK


perilaku yang
1. Terbiasa menolong teman.
mencerminkan
sikap peduli dan AL-QURAN-HADIS
mau membantu 1. Mengucapkan hadis menolong
jika diminta orang lain.
bantuannya. 2. Melafalkan dalil tentang tolong
menolong.
3. Melafalkan surah-surah
pendek.
2.10 Memiliki AKHLAK
perilaku yang
1.Terbiasa berperilaku sopan dan
mencerminkan
santun.
sikap menghargai
dan toleran kepada AL-QURAN-HADIS
orang lain. 1. Melafalkan surah pendek.
2.11 Memiliki AHKLAK
perilaku yang
1. Terbiasa berperilaku
dapat
menyesuaikan diri.
menyesuaikan diri.
2.12. Memiliki 1. Terbiasa bertanggung jawab.
perilaku yang
mencerminkan
sikap tanggung
jawab.
2.13. Memiliki AKHLAK
perilaku yang
Terbiasa bersikap jujur.
mencerminkan
AL-QURAN-HADIS
sikap jujur.
1. Membaca hadis tentang jujur.
2. Melafalkan dalil tentang
kejujuran.
2.14. Memiliki AKHLAK
perilaku yang
mencerminkan Terbiasa berperilaku menghormati
dan sopan dengan orang tua dan
rendah hati dan
teman.
santun kepada
AL-QURAN-HADIS
orangtua pendidik
dan/atau 1. Melafalkan dalil tentang
pengasuh dan berbakti kepada orang tua.
teman. 2. Membaca hadis tentang
menghormati yang tua dan.
mengasihi yang kecil.
K I. 3. 3.1. Mengenal AKHLAK
Mengenali kegiatan beribadah
Terbiasa menjalankan ibadah
diri, sehari-hari.
dengan baik.
keluarga, IBADAH
teman, •
pendidikan, 1. Mengenal 5 waktu shalat.
lingkungan 2. Mengenal bacaan shalat.
sekitar, 3. Mengenal niat wudhu.
agama, 4. Mengenal doa harian.
teknologi, AL-QUR'AN-HADIS
1. Melafalkan dalil perintah
-37-

seni, dan shalat.


budaya di 2. Membaca hadis tentang shalat.
rumah, KISAH ISLAMI
tempat
bermain, dan Mengenal kisah Nabi Muhammad,
Isra dan Mi'raj.
satuan PAUD
dengan cara: 3.2. Mengenal AKHLAK
Mengamati perilaku baik
Mengenal akhlak kepada orangtua,
dengan sebagai cerminan
teman dan guru.
indera akhlak mulia.
(melihat, 3.3. Mengenal IBADAH
mendengar, anggota tubuh,
menghirup, 1. Mengetahui gerakan shalat.
fungsi, dan
merasa, dan 2. Mengetahui bacaan shalat.
gerakannya untuk
meraba); 3. Mengetahui bacaan azan.
pengembangan
Menanya, motorik kasar dan
mengumpul- motorik halus.
kan
3.4. Mengetahui IBADAH
informasi,
cara hidup sehat.
menalar, dan 1. Mengetahui adab kebersihan
mengomuni- diri dan lingkungan.
• kasikan 2. Mengetahui doa masuk dan
melalui keluar kamar mandi.
kegiatan 3. Mengetahui aturan dan tata
bermain cara berwudhu.
4. Mengetahui doa sesudah
wudhu.
3.5. Mengetahui AKHLAK
cara memecahkan
1. Mengetahui adab menahan
masalah sehari-
marah.
hari dan
berperilaku kreatif. 2. Mengucapkan Istighfar dan
Masya Allah.
3.6. Mengenal IBADAH
Benda-Benda di
Mengenal makanan dan minuman
sekitarnya (nama,
yang haram dan halal.
warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri
lainnya).

3.7. Mengenal IBADAH


lingkungan sosial
Mengenal masjid sebagai tempat
(keluarga, teman,
ibadah.
tempat tinggal,
tempat ibadah,
budaya, dan
transportasi).
3.8. Mengenal AKIDAH
• Lingkungan clam
(hewan, tanaman, Mengenal makhluk ciptaan Allah.
- 38 -

cuaca, tanah, air,


batu-batuan, dan
lain-lain).
3,9. Mengenal IBADAH
teknologi
Mengenal guna air untuk berbagai
sederhana
kebutuhan.
(peralatan rumah
tangga, peralatan
bermain, peralatan
pertukangan, dan
lain-lain).
3.10.Memahami AL-QURAN DAN HADIS
bahasa reseptif
Membaca dan mendengar huruf
(menyimak dan
hijaiyah.
membaca).
3.11. Memahami AKHLAK
bahasa ekspresif
Mengenal adab berbicara
(mengungkapkan
bahasa secara
verbal dan non
verbal).
3.12. Mengenal Mengenal dan mengucap huruf
keaksaraan awal hijaiyah.
melalui bermain.
3.13. Mengenal AKHLAK
emosi diri dan
Terbiasa menahan sabar atas
orang lain.
dirinya dan orang lain.
3.14. Mengenal AKHLAK
kebutuhan,
Mengenal adab bepergian.
keinginan, dan
minat diri.
3.15. Mengenal KISAH ISLAMI
berbagai karya dan
Mengenal hari besar Islam melalui
aktivitas seni.
kegiatan kreatifitas.
4.1. Melakukan IBADAH
kegiatan beribadah
Mengikuti gerakan shalat
sehari-hari dengan
tuntunan orang Berlatih puasa.
dewasa. Mengenal ibadah zakat.

4.2. Menunjukkan AKHLAK


perilaku santun
Terbiasa bersikap sopan santun.
sebagai cerminan
akhlak mulia.
4.3. Men ggunakan IBADAH
anggota tubuh
Melakukan gerakan shalat sesuai
untuk
tuntunan.
mengembangkan
motorik kasar dan
- 39 -

halus.
4.4. Mampu AKHLAK
menolong diri
Terbiasa hidup sehat.
sendiri untuk
hidup sehat.
4.5. Menyelesaikan AKHLAK
masalah sehari-
Terbiasa menyelesaikan tugas
hari secara kreatif. sampai selesai.
IBADAH
mengucapkan kalimat thayibah.
4.6. Menyampaikan AKIDAH
tentang apa dan
Mengumpulkan benda-benda
bagaimana benda-
ciptaan Allah berdasarkan warna
benda di sekitar
dan bentuk.
yang dikenalkan
(nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya)
melalui berbagai
hasil karya.
4.7. Menyajikan IBADAH
berbagai karyanya
Mengenal masjid sebagai tempat
dalam bentuk
ibadah
gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak
tubuh, dan lain-
lain tentang
lingkungan sosial
(keluarga, teman,
tempat tinggal,
tempat ibadah,
budaya, dan
transportasi)
4.8 Menyajikan IBADAH
berbagai karyanya
Menyanyikan Lagu-lagu Islami.
dalam bentuk
gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak
tubuh, dan lain-
lain tentang
lingkungan alam
(hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air,
batu batuan dan
lain-lain).
-40-

K.I.4 4.9. Menggunakan AKHLAK


Menunjukan teknologi
Terbiasa mengunakan alat-alat
yang d h
seerana
rnakan dengan baik dan
diketahui, (peralatan rumah
menggunakan tangan kanan.
dirasakan, tangga, peralatan
dibutuhkan, bermain,peralatan
dan pertukangan, dan
dipikirkan lain-lain) untuk
melalui menyelesaikan
bahasa, tugas dan
musik, kegiatannya.
gerakan, dan 4.10. Menunjukan AL-QURAN HADIS
karya secara kemampuan
produktif 1. Mewarnai huruf-huruf hijaiyah.
keaksaraan awal
2. Membuat kaligrafi sederhana.
dan kreatif, dalam berbagai
serta bentuk karya.
mencermin-
4.11. Menunjukkan IBADAH
kan perilaku
kemampuan
anak Terbiasa mengucapkan bismillah
berbahasa
berakhlak dan alhamdulillah sebelum dan
ekspresif
mulia. sesudah melakukan pekerjaan.
(mengungkapkan
bahasa secara
verbal dan non
verbal).
4.12.Menunjukkan AL-QURAN HADIS
kemampuan
1.Mewarnai huruf-huruf hijaiyah.
keaksaraan awal
dalam berbagai 2. Membuat kaligrafi sederhana.
bentuk karya.
4.13. Menunjukkan AKHLAK
reaksi emosi diri
Terbiasa menahan marah.
secara wajar.
4.14. AKHLAK
Mengungkapkan
Terbiasa bertanggung jawab.
kebutuhan,
keinginan, dan
minat diri dengan
cara yang tepat.
4.15. Menunjukkan AKHLAK
karya dan aktivitas
Terbiasa bersikap kreatif.
seni dengan
menggunakan
berbagai media.

2 Isi Pembelajaran Matematika untuk anak usia 4-6 tahun


Matematika merupakan ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola
keteraturan dan urutan yang logis, menemukan, mengungkap
serta memberi arti dari suatu keteraturan atau urutan. Materi
pengetahuan matematika pada pembelajaran anak usia dini
terdiri atas mengenal konsep bilangan, pola dan hubungan,
geometri, pengukuran dan pengumpulan data. Berikut ini
-41 -

merupakan penjelasan tentang kelima komponen matematika,


yaitu:
a. membilang;
b. korespondensi satu-satu;
c. pemahaman bilangan (number sense);
d. pola dan hubungan terdiri dari:
1) pola berulang;
2) pola berkembang; dan
3) pola berhubungan.
e. geometri dan pemahaman ruang (spatial sense);
Kepekaan terhadap lingkungan sekitar dapat mengembangkan
pehamanan ruang. Pemahaman ruang meliputi:
1) menjelaskan arah (Timur, Barat, Utara, dan Selatan);
2) posisi (kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah); dan
3) menggambar dan menjelaskan posisi dan ruang.
f. pengukuran dan pengumpulan data (grafik); dan
Aktivitas pengukuran membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam membuat perbandingan dan
mengidentifikasi urutan. Pengukuran dapat dibedakan menjadi
dua:
1) Pengukuran kuantitas fisik;
Pengukuran kuantitas secara fisik merupakan salah satu
kemampuan matematika yang digunakan dan melibatkan
angka untuk mengetahui ukuran kuantitas suatu benda,
meliputi:
a) pengukuran panjang;
b) pengukuran tinggi;
c) pengukuran luas;
d) pengukuran volume; dan
e) pengukuran berat.
2) Pengukuran kuantitas non fisik.
Pengukuran ini disebut pengukuran nonfisik, dikarenakan
pada pengukurannya tidak dapat secara langsung tetapi
memerlukan alat dan tidak ada benda fisiknya, meliputi:
a) pengukuran waktu;
b) pengukuran suhu; dan
c) pengukuran ruang.
g. Pengumpulan Data dan Penyajian Data (Grafik)
Anak memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan
mengatur informasi untuk tujuan mereka sendiri. Anak-anak
mulai menyortir, mengklasifikasi, dan membandingkan sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka mulai mencari cara
untuk menyajikan/mengungkapkan data, serta
menggunakannya dalam cara yang bermakna. Anak-anak
- 42 -

menyajikan/mengungkapkan data, serta menggunakannya dalam


cara yang bermakna. Anak-anak menggunakan pengalaman untuk
mengumpulkan dan menyajikan data, mereka juga mulai
mengeksplorasi cara-cara untuk mewakili dan menafsirkannya
(misalnya, dengan berpartisipasi dalam membuat diagram atau
grafik). Jenis-jenis grafik sebagai penyajian data dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) grafik berpetak, menggunakan lantai berpetak sebagai petak
grafik;
2) grafik benda, menggunakan benda asli untuk dijadikan grafik;
dan
3) grafik gambar, menggunakan gambar untuk membuat grafik.
3. Isi Pembelajaran Bahasa/Keaksaraan untuk anak usia 4-6 tahun
Ada 6 komponen keaksaraan bagi anak usia dini, yaitu:
a. peningkatan kosakata dan bahasa;
b. kesadaran bunyi;
c. huruf dan kata;
d. pemahaman makna bahasa ucapan dan tulisan;
e. pemahaman buku dan teks; dan
f. keaksaraan sebagai sumber menyenangkan.
4. Isi Pembelajaran Sains untuk anak usia 4-6 tahun
Anak usia 4-6 tahun mempelajari konsep sains mulai dari dirinya
sendiri hingga yang jauh dari diri anak, yaitu:
a. pengetahuan tentang dunia fisik;
b. pengetahuan tentang mahluk hidup;
c. pengetahuan tentang alam dan lingkungan;
d. penyelidikan ilmiah bagi anak usia dini (Scientific Inquiry); dan
e. isi pembelajaran sains untuk anak usia 4-6 tahun.
5. Komponen pembelajaran seni untuk anak usia pra-sekolah meliputi:
a. seni gerak/menari (dance);
b. seni musik (music);
c. seni rupa (visual art); dan
d. seni drama (theatre/performing art).
6. Isi Pembelajaran Sosial untuk anak usia 4-6 Tahun
Komponen-komponen pembelajaran sosial untuk anak pra sekolah
mencakup:
a. tempat dan geografi;
b. orang/masyarakat sekitar;
c. orang dan lingkungan; dan
d. orang dan masa lalu.
- 43 -

7. Isi Pembelajaran Teknologi untuk anak usia 4-6 tahun


Ada empat komponen teknologi, yakni:
a. kesadaran akan teknologi;
b. dasar-dasar penggunaan teknologi;
c. alat-alat teknologi; dan
d. cara menggu
. nakan teknologi.
-44-

BAB V
PROSES PEMBELAJARAN

A. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya proses interaksi antara pendidik
dan anak dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran pada
dasarnya pengelolaan atas pertanyaan apa, siapa, mengapa,
bagaimana, dan seberapa baik tentang pembelajaran. Konsep
pembelajaran di RA menekankan pada:
1. Aspek Perkembangan Anak
Pembelajaran pada RA wajib memerhatikan aspek perkembangan
anak. Kehidupan bermain dan fase-fase perkembangan fisik,
psikis pada anak perlu menjadi orientasi aktivitas pembelajaran.
2. Ciri khas karakter Islami
Sesuai karakteristik RA, yang menekankan pada penanaman
pendidikan karakter yang Islami, maka konsep dasar yang
pertama berlandaskan Al-Quran dan Hadis sebagai dasar rujukan
pengembangan nilai Islami.
3. Kecakapan Abad 21 dalam Pembelajaran
Pembelajaran akan meletakkan dasar dan kompetensi
perkembangan, pengukuran perkembangan dengan urutan Low
Order Thinking Skill (LOTS) menuju Higher Order Thinking Skill
(HOTS) yang memiliki karakter dan perkembangan kemampuan
yang optimal, yaitu dengan pembelajaran abad 21 dengan dasar-
dasar keimanan dan akhlak yang tetap disesuaikan karakter
perkembangan anak usia dini.

B. Prinsip Pembelajaran
Proses pembelajaran pada RA hendaknya menganut prinsip
pembelajaran yang mampu mengembangkan karakter Islami dengan
pola bermain. Berikut ini prinsip pembelajaran yang berbasis pada
nilai Islami, yaitu:
1. Prinsip Motivasi
Motivasi berkaitan erat dengan kebutuh an. Motivasi juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkat
laku manusia dan motivasinya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Ar-Ra'du ayat 11:
,e4 ,

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum


sehingga mereka mengubah keadaanya sendiri".
2. Prinsip Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan berkaitan
dengan psikologi daya mengamati, menanggap, mengingat,
merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang.
-45-

Dalam Al-Quran terdapat sebuah ayat yang menjelaskan


pentingnya metode "pengulangan" (QS Al-Isra' ayat 41):

cty-Y IJA LiA ~3 LJO 1a)9

"Al-Quran ini kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan) agar


mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain
hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)".
Dan pada surat Ar - Rahman ayat 13:

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"


Pada ayat ini terjadi pengulangan banyak sekali, hal tersebut
memberikan petunjuk bahwa pembelajaran perlu ada proses
pengulangan.

3. Prinsip Perhatian
Perhatian menurut Al-Quran
Al-Quran mengisyaratkan pula pentingnya perhatian dalam
memahami dan belajar sebagaimana dalam firman Allah SWT
pada Q.S Al-A'raf ayat 204:

"Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik,


dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."
Prinsip perhatian diimplementasikan dalam pembelajaran, melalui
metode: cerita, kisah, nasihat, pelajaran, dan seruan kepada
tauhid yang terkandung di dalam Al-Quran yang menjadi faktor
penting dalam membangkitkan perhatian siswa.

4. Prinsip Partisipasi Aktif


Implementasi partisipasi aktif pembelajaran dalam Al-Quran
adalah:
1. mengajarkan kaum muslimin mewujudkan karakteristik diri
yang terpuji serta akhlak dan kebiasaan perilaku yang terpuji;
2. melalui latihan praktik dengan menugaskan peserta didik
untuk melaksanakan bermacam-macam ibadah, misalnya
praktik/latihan wudhu, melaksanakan shalat, dan lain-lain;
3. melalui pembiasaan: kebersihan, keteraturan, kesabaran, dan
ketekunan, seperti latihan puasa yang mengajarkan orang-
orang muslim taat dan sabar dalam menghadapi kesulitan.
Dengan adanya praktik/latihan dan pembiasaan, maka hal
tersebut merupakan perbuatan amal saleh dan perwujudan iman,
seperti disebutkan pada Al-Qur'an surat Al-Bagarah, ayat 25, di
bawah ini:
-46-

EIJI 4;3
: 4.5 4.;d1
. Lira 1.531:4

J9 c.--09 •

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman


dan berbuat kesalehan-kesalehan, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rezeki, buah-buahan dalam sungai itu, mereka
mengatakan, Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.
Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di
dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya."

5. Prinsip Pembagian Waktu


Dalam kegiatan belajar, peserta didik dikondisikan dengan waktu,
sedikit demi sedikit, sesuai dengan kadar kemampuan dan
perkembangannya. Firman Allah Swt dalam Al-Quran surat A-
Isra, ayat 106:

I\ . •;t?°;, u..Afg ,51-c f%ii)

"Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur


agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan
Kami menurunkannya bagian demi bagian".

6. Prinsip Perubahan Perilaku secara Bertahap


Al-Quran menganjurkan adanya perubahan, seperti pada Surat
Surat Al-Anfal Ayat 53:

Ca' *
k1.11 •?.
1 9;.-"Y. (S'" 99

"(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah


sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Implementasi pembelajaran yang berprinsip mengubah tingkah


laku secara bertahap. Dilakukan perubahan perilaku pada
penguatan iman dan latihan kesiapan mental untuk
meninggalkan kebiasan-kebiasan yang buruk dan mengganti
dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik secara bertahap.

7. Belajar melalui Bermain


Bermain juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Saat
bermain anak merasa nyaman dan gembira. Dengan demikian
-47-

kegiatan belajar seraya bermain sangat memungkinkan terserap


secara optimal target belajar yang diharapkan.

C. Pendekatan Pembelajaran pada Anak RA


Pendekatan pembelajaran pada anak RA berpedoman pada tiga
rujukan, yaitu:
1. Pendekatan Pembelajaran yang Islami meliputi:
a) Pendekatan Akal (ma'riji)
Akal dijadikan alat untuk membuktikan suatu kebenaran.
Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Dalam QS
Surat Al-Maidah ayat 58:

J.1.) ,5k. I
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan)
sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan
permainan, yang demikian itu adalah karena mereka benar-
benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal".

b) Pendekatan Perasaan (wijdaniy)


Pendekatan perasaan ini seringkali digunakan agar mampu
meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agama Islam
yang dianutnya. Hal ini dapat dilihat di dalam Al-Quran dalam
surat Al-Anfal ayat 2:

° c.4
* .! ISj

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang


apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila
dibacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, bertambah (kuat)
imannya dan hanya kepada tuhan mereka bertawakal".

c) Pendekatan Induksi
Pendekatan Induksi (istiqra'i) merupakan pendekatan yang
dilakukan dari hal-hal atau peristiwa yang khusus untuk
menentukan prinsip, aturan, dan fakta yang bersifat umum.

Langkah-langkah pendekatan induktif yaitu:


1) memilih dan menentukan bagian dari pengetahuan pokok
bahasan yang akan diajarkan;
2) menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip
atau aturan umum itu sehingga memungkinkan peserta
didik menyusun hipotesis;
3) kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh; dan
4) kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan.

d) Pendekatan Deduksi (istidlali)


-48-

Pendekatan deduktif merupakan pemberian penjelasan


tentang prinsip-prinsip isi materi/tema, kemudian dijelaskan
dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam
situasi tertentu.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan
deduktif dalam pembelajaran RA adalah:
1) guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan
dengan pendekatan deduktif;
2) guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum,
lengkap dengan definisi dan contoh;
3) guru menyajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik
dapat menyusun hubungan antara khusus dengan aturan
prinsip umum; dan
4) guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau
menolak kesimpulan bahwa keadaan khusus.

e) Pendekatan Individu (Ifrady)


Pendekatan Individu (Ifrady) adalah pendekatan yang
dilakukan untuk memberikan perhatian kepada peserta didik
dengan memperhatikan masing-masing karakter yang ada
pada peserta didik.
Pendekatan individual ini dapat dilihat di dalam QS Al-Lail
ayat 3-4 dan Al-Isra' ayat 21:
(4),Pj ,S1(3)L5'-'3 3-t;'
"Dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya
usaha kamu memang berbeda-beda".

"Perhatikan bagaimana kami melebihkan sebagian mereka


atas sebagian yang lain".
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa perilaku dan karakter
setiap orang berbeda-beda dan masing-masing memiliki
kelebihan atas yang lain. Bagi seorang pendidik hendaknya
memahami dan menyadari perbedaan tersebut sehingga
mampu berbuat yang terbaik untuk peserta didiknya (anak-
anak).
f) Pendekatan kelompok (ijtima'z)
Mengelompokkan peserta didik ke dalam beberapa kelompok
dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta
kondisi kelas yang bergairah dalam belajar. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam QS Al-Maidah ayat 2:

uLiza
. Z1I 4 Lsis- 154.'6U9 y.a S y,J■ 19;36,3
"Bertolong-tolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan
pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT,
sesungguhnya Allah sangat berat siksanya".
2. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar
sebagaimana tercantum pada tabel berikut:
-49-

Tabel 2
Deskripsi Langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Hasil Belajar


Saintifik
Mengamati Mengamati dengan Perhatian pada waktu
indra (membaca, mengamati suatu
mendengar, objek/membaca suatu
menyimak, tulisan/ mendengar
melihat, suatu penjelasan,
mengecap, catatan yang dibuat
rnenghirup, tentang yang diamati,
meraba, dan kesabaran, waktu (on
sebagainya) task) yang digunakan
dengan atau tanpa untuk mengamati.
alat.
Menanya Membuat dan Jumlah dan kualitas
mengajukan pertanyaan, sumber yang
tanya jawab, berdiskusi dikaji/ digunakan,
tentang informasi yang kelengkapan
belum dipahami, informasi, validitas
informasi tambahan yang informasi yang
ingin diketahui, atau dikumpulkan, dan
sebagai kiarifikasi. instrumen/ alat yang
digunakan untuk
mengumpulkan data.

Mencari Mengeksplorasi, Mengembangkan


data/ informa- mencoba, berdiskusi, interpretasi,
si mendemonstrasikan, argumentasi, dan
meniru bentuk/gerak, kesimpulan mengenai
melakukan eksperimen, keterkaitan informasi
membaca sumber lain dari dua fakta/konsep,
selain buku teks, interpretasi
mengumpulkan data dari argumentasi dan
narasumber melalui kesimpulan mengenai
angket, wawancara, dan keterkaitan lebih dari
memodifikasi/menam- dua.
bahi/ mengembangkan.
Menalar Mengolah informasi yang Fakta/konsep/teori,
sudah dikumpulkan, menyintesis dan
menganalisis data dalam argumentasi serta
bentuk membuat kesimpulan
kategori, mengasosiasi keterkaitan
atau menghubungkan antarberbagai jenis
fenomena/ informasi yang fakta/ konsep/ teori/
terkait dalam rangka pendapat;
menemukan pola dan mengembangkan
menyimpulkan. interpretasi, struktur
baru, argumentasi,
dan kesimpulan yang
menunjukkan
hubungan
- 50 -

fakta/konsep/teori
dari dua sumber atau
lebih yang tidak
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan
kesimpulan dari
konsep/ teori/penda-
pat yang berbeda dari
berbagai jenis sumber.
Mengomunikasi- Menyajikan laporan dalam Menyajikan hasil
kan bentuk bagan, diagram, kajian (dari mengamati
atau grafik; menyusun sampai menalar)
laporan tertulis; dan dalam bentuk tulisan,
menyajikan laporan grafis, media
meliputi proses, hasil, dan elektronik, multi media
kesimpulan secara lisan dan lain-lain.

Dalam pembelajaran pada RA, pendekatan saintifik tidak harus


berurutan, bergantung dengan karakteristik materi/tema yang akan
dipelajari.
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual didasari bahwa anak belajar lebih
bermakna dengan melalui kegiatan mengalarni sendiri, konkrit
menuju abstrak dalam lingkungan alamiah, nyata/faktual dan
terdapat dalam kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan
sekolah, rumah, dan lingkungan bermain, sehingga tidak hanya
sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami.

D. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga
terjadi perubahan pada diri anak. Model pembelajaran pada RA
meliputi:
1. Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran di mana anak-anak dibagi menjadi beberapa
kelompok dan setiap kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-
beda dalam satu kali pertemuan.
2. Model Sentra
Model pembelajaran fokus pada anak di mana proses pembelajaran
berpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkaran.
3. Model Area
Model pembelajaran yang lebih memberikan kesempatan kepada
anak untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai
dengan minatnya.
4. Model Sudut
-51-

E. Metode Pembelajaran
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai
karakter Islami, maka diperlukan metode yang tepat. Selain metode
cerita, proyek sederhana, karyawisata, tanya jawab, demonstrasi,
pemberian tugas, terdapat jenis metode yang dapat diterapkan dan
sesuai ajaran Islam, yaitu:
1. Metode Bercakap-cakap (hiwar), yaitu:
a) hiwar khitabi (percakapan dialogis);
b) hiwar washi (percakapan deskriptif);
c) hiwar qishashi (percakapan berkisah);
d) hiwar jadali (percakapan dialektis); dan
e) hiwar Nabawi (percakapan yang digunakan nabi dalam mendidik
sahabat)
2. Metode Kisah (peristiwa)
Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita
yang pengaruhnya besar terhadap perasan.
3. Metode melalui perumpamaan (amtsal)
Metode perumpamaan berarti menyentuhkan atau memberikan
menjelaskan perumpamaan dalam suatu pembicaraan, untuk
menjelaskan sesuatu hal dan isi yang menyingkapkan kebaikan dan
keburukan. (Q.S Al-Baqarah: 26)
4. Metode Latihan dan Pengalaman
Salah satu metode yang digunakan Rasulullah saw dalam mendidik
para sahabat, yaitu metode latihan atau pembiasaan. Rasulullah
bersabda kepada mereka, "Sesungguhnya aku berbuat yang
demikian itu agar kalian mengikutiku dan mempelajari shalatku.
Metode latihan dan pengalaman yang sering disebut metode trial
and error (mencoba-coba dan salah).
5. Metode Praktis untuk Menghafal
Rasulullah Saw mengajarkan doa-doa yang penting dan ayat-ayat
Alquran kepada para sahabat secara praktis. Rasulullah Saw
membacakannya dan mengulanginya di hadapan mereka disertai
dengan mendengarkan ayat dan doa tersebut, dengan maksud
mendapatkan pembetulan. Metode praktis untuk menghafal,
dimaksudkan menanamkan akhlak yang balk pada jiwa anak,
sehingga tumbuh menjadi pribadi yang istiqamah dan bahagia,
karena anak dapat merasa sukses dengan perilaku dan
pekerjaannya.
6. Metode hikmah dan nasihat (`lbrah dan Mau'idzah)
Metode hikmah (`ibrah) adalah suatu kondisi yang memungkinkan
peserta didik sebagai pembelajar dari pengetahuan yang konkrit
menuju pengetahuan yang abstrak. Sedangkan metode nasihat
(Mau'idah/ al-Wa'du), yaitu pemberian nasihat dan peringatan akan
kebaikan dan kebenaran dengan cara yang menyentuh qalbu dan
menggugah untuk mengamalkannya, seperti dalam bagian Q.S Al-
Baqarah: 232:

4it.j y. ars
"Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di
antara kalian kepada Allah dan hari kemudian."
- 52 -

7. Metode Targhib dan Tarhib


Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat
senang terhadap sesuatu maslahat. Sedangkan tarhib adalah
anacaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa atau
kesalahan yang dilarang oleh Allah atau akibat lengah dalam
menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah. Metode targhib
dan tarhib merupakan upaya menggugah dan mendidik perasaan
Rabbaniyah yaitu perasaan khauf kepada Allah seperti dalam Q.S
Ali Imran: 175.

F. Prosedur Pembelajaran

Pendidikan anak usia dini menekankan pada pembentukan sikap


sebagai dasar bagi pengembangan karakter yang kuat. Proses
pembentukan sikap melalui pembiasan yang konsisten yang
diterapkan oleh semua unsur satuan RA secara berkelanjutan
sepanjang hari dan sepanjang tahun selama anak mengikuti program
pendidikan anak usia dini.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anal( Usia Dini memuat 16 sikap yang
diharapkan menjadi kompetensi peserta didik, yakni:
1. mempercayai adanya Tuhan;
2. menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan;
3. perilaku hidup sehat;
4. sikap ingin tahu;
5. kreatif;
6. estetis;
7. percaya diri;
8. disiplin;
9. sabar;
10. mandiri;
11. peduli;
12. toleran;
13. jujur;
14. tanggung jawab;
15. menyesuaikan diri;
16. rendah hati; dan
17. santun.
Sesuai dengan cara belajar anak yang peniru, maka pembentukan
sikap harus dimulai dari guru sebagai model perilaku. Keteguhan
perilaku guru dalam membentuk sikap membantu anak memahami
lebih mudah apa dan bagaimana berperilaku sesuai dengan sikap yang
diharapkan. Untuk keperluan tersebut satuan RA membuat atau
menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan yang di
dalamnya memuat nilai-nilai sikap yang ingin terbentuk pada anak.

G. Perencanaan Pembelajaran
1. Perencanaan Pembelajaran RA meliputi:
a. Program Semester (PROSEM)
Program semester berisi daftar tema satu semester yang
dikembangkan menjadi sub-tema atau sub-sub tema,
kompetensi yang ditetapkan untuk dicapai pada setiap tema,
alokasi waktu setiap tema dan strategi pembelajaran yang
dipakai lembaga RA.
- 53 -

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
disusun untuk pembelajaran selama satu minggu. RPPM
dijabarkan dari Program Semester. RPPM berisi:
(1) identitas program layanan;
(2) KD yang dipilih;
(3) materi pembelajaran;
(4) tujuan pembelajaran; dan
(5) rencana kegiatan.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


RPPH merupakan capaian harian yang diturunkan dari RPPM
dengan capain enam (6) aspek perkembangan atau
disesuaikan dengan karakteristik pengembangan tema dengan
tuntutan kecakapan abad 21 pada RA. Guru mengembangkan
tema menjadi tema esensial yang disesuaikan dengan
lingkungan bermain, satuan RA, dan daerah/kearifan lokal.

2. Muatan dan integrasi RPPH


Karakter kecakapan abad 21 dapat dikembangkan sesuai dengan
karakteristik KD dan tema/sub-tema dan pengembangan materi
yang akan dibahas. Oleh sebab itu dalam merencanakan
pembelajaran yang mengintegrasikan karakter kecakapan abad
21, dapat digunakan langkah-langkah seperti tampak pada
gambar berikut:
a. Menentukan jenis kecakapan yang akan dikembangkan sesuai
dengan kompetensi dasar (misalnya berpikir kritis dan problem
solving/ kreatif, atau kolaborasi);
b. Menginterpretasi dan menyelesaikan masalah merupakan
salah satu kemampuan dalam kecakapan berpikir kritis dan
pemecahan masalah. Dengan demikian, maka terkait dengan
KD, guru mengembangkan karakter kecakapan berpikir kritis
dan pemecahan masalah;
c. Merumuskan jenis permainan dan pola permainan yang
disesuaikan dengan pengembangan tema dan indikator 6
aspek pencapaian perkembangan yang akan dicapai;
d. Merumuskan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari KD
agar cukup jelas dalam menunjukkan kecakapan yang harus
dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran ini juga bertujuan
untuk menguatkan pilar pendidikan RA yang berkarakter
islami, yaitu penanaman keimanan dan peningkatan akhlak
mulia;
e. Mengembangkan Indikator Pencapaian Perkembangan agar
dapat mencapai KD dan dapat mengembangkan karakter
kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (kreatif);
f. Mengembangkan tema pembelajaran yang relevan yang
diturunkan dari tema/ sub tema dan tema esensial;
g. Tema/materi dikembangkan sesuai dengan karakteristik KD
yang mencakup materi yang bersifat faktual, konseptual,
prosedural, materi-materi tersebut dipilih dan dipilah agar
dapat memenuhi mengembangkan karakter kecakapan
perkembangan peserta didik yang telah dirumuskan sesuai
tuntutan KD;
-54-

h. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan


berpikir kritis dan pemecahan rnasalah (critical thinking and
problem solving skills);
i. Peserta didik juga dapat menerapkan pengetahuannya dalam
bentuk suatu karya (gambar, mewarnai, tulis, lisan, atau
perbuatan) yang berkaitan dengan proses/cara belajar melalui
bermain untuk mengerjakan (learning to do);
j. Kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas
dan kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan bakat dan
minat peserta didik dalam mencapai cita-cita yang
diinginkannya melalui pengembangan kreatifitas yang
ditugaskan (learning to be) serta mengerjakan suatu karya yang
berkaitan dengan konsep yang diperolehnya (learning to do)
dan inovasi (creativity and innovation skills); dan
k. Kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kolaborasi
(collaboration skills). Melalui kegiatan kolaboratif, peserta didik
dapat mengembangkan sikap kerja sama, saling menghargai
dan menghormati (ethics), serta masing-masing dapat
mengembangkan minat dan bakatnya (learning to be) sesuai
dengan peran masing-masing dalam kelompok.

H. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan
pembukaan, inti, dan penutup. Pada kegiatan inti seluruh aktivitas
pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan
(pendekatan saintifik) yang berorentasi pada pembelajaran abad 21
dengan mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
agama Islam. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran meliputi:
1. Kegiatan Pembukaan
Kegiatan pembukaan dilakukan untuk menyiapkan peserta didik
secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan ini berhubungan dengan pembahasan sub tema yang
akan dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain: berbaris, mengucap salam, berdoa dan menghafal
Asmaul Husna, bercerita atau berbagi pengalaman yang
memberikan motivasi.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik
untuk berinisiatif, kreatif, kritis, dan mandiri sesuai dengan
bakat, minat, dan kebutuhan anak. Kegiatan inti dilaksanakan
dengan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan yang
dintegrasikan dengan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), Literasi, dan 4 C dan dibungkus dengan nilai agama dan
moral. Kegiatan inti ini berprinsip pada aspek perkembangan
anak dan memperhatikan prinsip pengembangan karakter Islami.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang bersifat penenangan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan penutup di
antaranya:
-55-

a. membuat kesimpulan sederhana dari kegiatan yang telah


dilakukan, termasuk di dalamnya pesan moral yang ingin
disampaikan dan dikaitkan dengan ajaran Islam serta
pendapat anak terkait substansi sesuai tata nilai kegiatan yang
telah dilewati;
b. nasehat-nasehat yang mendukung pembiasaan yang baik
dikaitkan dengan ajaran Islam; •
c. refleksi dan umpan balik terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan;
d. membuat kegiatan penenangan seperti bernyanyi, bersyair,
dan bercerita yang sifatnya menggembirakan dan bernuansa
Islami;
e. menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya; dan
f. berdoa sebagai rasa bersyukur kepada Allah SWT.
-56-

BAB VI
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK RAUDHATUL ATHFAL

A. Rasional

Penilaian perkembangan peserta didik merupakan salah satu


komponen penting untuk melihat dan menggambarkan
keberhasilan pendidik RA dalam memberikan layanan pendidikan
pada anak usia 4-6 tahun. Melalui penilaian perkembangan,
pendidik RA akan memperoleh gambaran capaian perkembangan
anak pada berbagai aspek perkembangan. Penilaian
perkembangan anak dilakukan secara terus menerus dengan
mengamati proses bermain dan kemunculan berbagai aspek serta
indikator perkembangan pada setiap anak. Hasil capaian
perkembangan anak tersebut dapat disimpulkan atau
direkapitulasi untuk periode mingguan, bulanan dan rekapitulasi
akhir semester yang dilaporkan dalam bentuk laporan
perkembangan anak. Penyusunan laporan perkembangan anak
meliputi seluruh aspek perkembangan yang mencakup
perkembangan perilaku beragama, sosial-emosi, bahasa, kognitif,
dan fisik-motorik. Laporan rekapitulasi perkembangan anak dapat
juga dilakukan dalam kurun periode catur wulan atau bulanan
yang disampaikan sebagai pertanggungjawaban pada orang tua
siswa.
Laporan perkembangan anak RA mengacu pada adaptasi
standar tingkat pencapaian perkembangan PAUD dengan
kekhasan lembaga RA. Standar tingkat pencapaian perkembangan
anak merupakan kriteria normatif dan tugas perkembangan yang
diharapkan dicapai oleh setiap anak sesuai dengan rentang usia.

B. Pengertian

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Penilaian
memiliki pemahaman yang sama dengan assessment walaupun ada
beberapa yang membuat perbedaannya. Assessment perkembangan
merupakan proses pengumpulan bukti atau data otentik (asli dan
apa adanya) tentang pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai
dasar untuk membuat alternatif pertimbangan program dan proses
pembelajaran. Sedangkan penilaian perkembangan merupakan
proses penentuan keputusan tentang nilai capaian perkembangan
anak yang didasarkan pada bukti-bukti atau data yang otentik.

C. Tujuan Penilaian
I. mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama mengikuti
pendidikan di RA;
2. menggunakan informasi yang didapat sebagai bahan umpan
balik bagi pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
dan meningkatkan layanan pada anak agar sikap, pengetahuan,
dan keterampilan berkembang secara optimal;
-57-

3. memberikan informasi bagi orang tua untuk melaksanakan


pengasuhan di lingkungan keluarga yang sesuai dan terpadu
dengan proses pembelajaran di RA; dan
4. memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang
relevan untuk turut serta membantu pencapaian perkembangan
peserta didik secara optimal.

D. Manfaat
1. memberikan informasi tentang pencapaian perkembangan anak;
2. memberi umpan balik atau masukan bagi pendidik dan lembaga
RA tentang perbaikan program dan proses pembelajaran yang
perlu dilakukan;
3. sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik untuk melakukan
kegiatan bimbingan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak secara optimal; dan
4. sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan
anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.

E. Prinsip Penilaian
1. Mendidik
Proses hasil penilaian dapat dijadikan sebagai dasar untuk
memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh
dan berkembang secara optimal.

2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus
menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak.

3. Obyektif
Penilaian didasarkan pada pro sedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subyektivitas penilai sehingga menggambarkan data
atau informasi yang sesungguhnya.

4. Akuntabel
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang
jelas serta dapat dipertanggungjawa.bkan.

5. Transparan
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil
penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku
kepentingan yang relevan

6. Sistematis
Penilaian dilaksanakan secara teratur dan terprogram sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
menggunakan berbagai instrumen.

7. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun
keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh keragaman
-58-

budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang


berkebutuhan khusus.

8. Bermakna
Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi
anak, orangtua, guru, dan pihak yang terkait.

F. Proses Penilaian
1. analisis STPPA;
2. analisis KD;
3. mengembangkan IPP (Indikator Pencapaian Perkembangan);
4. melakukan proses pembelajaran; dan
5. menentukan teknik penilaian.

G. Pengembangan Instrumen Penilaian


Langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian yaitu:
1. menentukan KD yang akan diajarkan;
2. merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan;
3. menetapkan indikator penilaian;
4. menetapkan teknik penilaian dan alat penilaian yang akan
digunakan; dan
5. menyusun instrumen sesuai dengan teknik yang akan
digunakan.

H. Teknik Penilaian

Penilaian dilaksanakan berdasarkan gambaran/deskripsi


pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang diperoleh
dengan menggunakan alat dan cara penilaian serta serangkaian
prosedur. Dalam melaksanakan penilaian, alat dan cara yang dapat
digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu, misalnya praktik menyanyi, olah raga, bermain peran,
dan memperagakan seni. Pelaksanaan penilaian unjuk kerja perlu
mempertimbangkan aspek-aspek yang diamati agar dapat dinilai.
Teknik penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan alat atau format instrumen daftar cek atau skala
penilaian.
2. Hasil Karya (Product)

Hasil karya adalah hasil kerja peserta didik setelah melakukan


suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni.
Penilaian hasil karya peserta didik tidak diperoleh dari hasil akhir
saja tetapi juga proses pembuatannya.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) adalah cara pengumpulan data untuk
memperoleh informasi melalui pengamatan langsung terhadap
bidang pengembangan pembiasaan (agama, moral, sosial,
emosional dan kemandirian) dan bidang pengembangan
kemampuan dasar (kemampuan berbahasa, kognitif,
- 59 -

fisik/motorik dan seni) yang dilakukan sehari-hari secara terus


menerus.
4. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi dan hasil percobaan/proses
dalam bentuk deskripsi baik berupa gambar atau tulisan
sederhana yang dibuat peserta didik. Kumpulan hasil selama satu
periode dianalisis/ dikaji untuk mengetahui sejauhmana
perkembangan kemampuan peserta didik berdasarkan
kompetensi/indikator yang telah ditetapkan.
Data berupa hasil karya anak, untuk memperoleh kesimpulan
tentang gambaran akhir perkembangan peserta didik. Penilaian
jenis ini akan dapat mendeteksi setiap kemajuan yang diperoleh
peserta didik dari waktu ke waktu. Penilain portofolio dapat
digunakan untuk bidang pengembangan pembiasaan dan bidang
pengembangan kemampuan dasar.
5. Penugasan (Project)
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas
yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu tertentu baik
secara perorangan maupun kelompok. Misalnya melakukan
percobaan menanam.
6. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Catatan anekdot adalah catatan tentang sikap dan perilaku anak
secara khusus yang terjadi pada anak secara tiba-tiba (incidental)
atau dalam situasi tertentu.
Hal-hal yang pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi:
a) nama peserta didik yang dicatat perkembangannya;
b) kegiatan main atau pengalaman belajar yang diikuti peserta
didik; dan
c) perilaku, termasuk ucapan yang disampaikan peserta didik
selama kegiatan.

7. Percakapan
Merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan baik pada saat
kegiatan terpimpin maupun bebas.

I. Waktu Penilaian
Penilaian dilakukan mulai dari anak datang di lembaga RA, selama
proses pembelajaran berlangsung, saat istirahat sampai anak
pulang. Hasil dari penilaian dirangkum, dikompilasi dan dianalisiS
dalam kurun waktu harian, mingguan, bulanan, dan semesteran.

J. Pelaporan Penilaian
Pelaporan penilaian adalah kegiatan untuk menjelaskan
ketercapaian aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dimiliki anak dalam waktu tertentu.
1. Tujuan pelaporan
Memberikan informasi kepada orang tua tentang gambaran
capaian hasil belajar anak.
- 60 -

2. Manfaat
a. Bagi anak: perkembangan dan pertumbuhan menjadi lebih
optimal dan terpantau; dan
b. Bagi pendidik: memiliki data yang akurat tentang perkembangan
anak untuk memberikan dukungan yang tepat dan memberikan
stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak.

K. Pengolahan Penilaian
Setelah semua data dianalisis kemudian dimasukkan ke dalam format
penilaian perkembangan anak. Format penilaian perkembangan anak
digunakan untuk mencatat perkembangan mulai dari harian,
kemudian direkap atau dikompilasi menjadi mingguan, dari mingguan
dikompilasi menjadi bulanan dan kompilasi bulanan menjadi penilaian
semesteran. Data capaian perkembangan anak pasti cukup banyak
sehingga dalam satu indikator bisa muncul data berulang-ulang
dengan tingkat pencapaian yang berbeda.

L. Pihak yang terlibat dalam penilaian perkembangan peserta didik RA


antara lain:
1. Pendidik Raudhatul Athfal;
2. Kepala Raudhatul Athfal; dan
3. Pemangku kebijakan yang berkepentingan.
-61-

BAB VII
PENUTUP

Kurikulum RA merupakan program yang terstruktur yang dapat


dikembangkan secara fleksibel yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Kurikulum RA ini disusun sebagai acuan untuk
melaksanakan proses belajar mengajar bagi pendidik dan stakeholder,
mulai dari perencanaan, proses sampai pada penilaian dan pelaporan.
Penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan terus menerus seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tantangan diera
globalisasi. Pengenalan Kurikulum RA merupakan bekal bagi pendidik RA
untuk memahami apa, mengapa dan bagaimana Kurikulum 2013 serta
apa yang seharusnya dilaksanakan dalam rangka menerapkan kurikulum
di satuan lembaga RA. Hal penting yang harus disadari dan diterapkan
oleh semua komponen pelaksana pendidikan di RA adalah diperlukan
keterbukaan wacana terhadap kurikulum yang bersifat dinamis dan
keluasan pikiran dalam menyikapi perubahan, karena kurikulum RA juga
bagian dari perubahan tersebut.

Semoga Pedoman Kurikulum RA ini dapat memberi penerang dalam


rangka memenuhi kebutuhan pada Pendidikan Anak Usia Dini terutama
bagi pendidik di RA dalam melaksanakan seluruh proses aktivitasnya.

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd

LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN


KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2761 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pengalaman belajar


anak yang bermutu pada Raudlatul Athfal
diperlukan pedoman Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
RAUDHATUL ATHFAL.
KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan
ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal sebagaimana
dimaksud dalam DIKTUM KESATU sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran ditingkat satuan
pendidikan Raudhatul Athfal.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2761 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 10 pasal 36 ayat 2 memberikan amanah bahwa secara
operasional kewenangan menyusun clan menyepakati pelaksanaan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan adalah lembaga satuan
pendidikan itu sendiri. Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam
penyusunan Standar Nasional Pendidikan dan kurikulum makro sebagai
rujukan. bagi Satuan Pendidikan. Satuan pendidikan dapat menyusun
dan mengembangkan sendiri kurikulum operasional sesuai dengan nisi,
misi, tujuan dan berbagai kebutuhan serta kondisi yang dihadapi dan
dimiliki oleh satuan pendidikan.
Upaya pendelegasian kewenangan dalam menyusun dan
menggunakan kurikulum tersebut merupakan pelaksanaan prinsip
pendidikan nasional mengacu pada prinsip keragaman. Pemberian
kewenangan pada satuan pendidikan untuk menyusun dan menyepakati
kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan menjadikan
terwujudnya keragaman konsep dan implementasi kurikulum pada
berbagai satuan pendidikan di wilayah Republik Indonesia.
Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal (RA) adalah satuan pendidikan
anak usia dini yang terdapat pada jalur Pendidikan formal. Lembaga RA
merupakan satuan PAUD yang memiliki kekhasan keagamaan Islam dan
berada di bawah Kementerian Agama. Sebagai satuan pendidikan, RA
memiliki kewenangan untuk menyusun dan mengembangkan kekhasan
keagamaan Islam dalam kurikulum operasional yang akan
dilaksanakan
- 2 -

Sebagai acuan satuan RA untuk menyusun dan mengembangkan


sendiri kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137
Tahun 2014 tentang Standar PAUD, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD dan
Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 792 Tahun 2018 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal. Ketiga peraturan
tersebut dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan KTSP RA.
Berdasarkan hal tersebut di atas Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI menyusun petunjuk teknis pengembangan
KTSP pada Satuan Pendidikan RA.

B. Tujuan
1. Memberikan acuan penyusunan dan pengembangan KTSP RA;
2. Memberikan langkah penyusunan dokumen KTSP RA termasuk
dalam menampilkan kekhasan keagamaan Islam RA.

C. Ruang Lingkup
Ruag lingkup petunjuk teknis penyusunaan KTSP ini meliputi
Pemahaman konsep KTSP, Penyusunan dokumen I dan II KTSP.

D. Sasaran Pengguna
Sasaran petunjuk teknis ini adalah pelaksana, penyelenggara, dan
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan RA
- 3

BAB II
PEMAHAMAN KONSEP KTSP

A. Pengertian dan Tujuan KTSP


1. Pengertian
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab I Pasal 1 angka 19 menyatakan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pembelajaran serta cares yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang dibuat dan dikembangkan sesuai dengan
karakteristik RA. Penyusunan KTSP disesuaikan dengan karakteristik
satuan RA, potensi lingkungan, peserta didik, pendidik, pengembangan
pembelajaran PAI, perkembangan zaman, nilai-nilai dan kearifan lokal
di lingkungan RA.
2. Tujuan KTSP
Penyusunan KTSP dilakukan dengan tujuan:
a. Meningkatkan mutu pendidikan RA.
b. Meningkatkan kepedulian lembaga dan masyarakat.
c. Meningkatkan daya saing RA dalam mewujudkan mutu
pembelajaran.
d. Menyiapkan peserta didik yang memiliki kekhasan keagamaan
Islam.

B. Lingkup Penyusunan Dokumen KTSP


Dalam menyusun dokumen KTSP, tim penyusun kurikulum perlu
memahami konsep pengembangan yang mengacu pada 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Tahapan penyusunan Dokumen KTSP
adalah sebagai berikut:
- 4 -

Gambar 2.1
Sagan Komponen Dokumen KTSP RA

1. Penyusunan Dokumen I KTSP


Dokumen I disebut dengan dokumen induk, terdiri dari dua bagian:
a. Bagian pertama, berisi Profil Lembaga RA
b. Bagian kedua, berisi Struktur Kurikulum RA
2. Penyusunan Dokumen II KTSP
Dokumen II disebut dengan dokumen program, terdiri dari:
a. Program Semester;
b. Program Mingguan;
c. Program Harian;
d. Penilaian Perkembangan Anak.

C. Prinsip Penyusunan KTSP


Dalam menyusun KTSP Raudhatul Athfal, hendaknya menganut prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak
Pengembangan Kurikulum berpegang pada pembentukan sikap spiritual
dan sosial yaitu perilaku yang mencecniinkan sikap beriman dan
bertakwa, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir dan bersikap kreatif,
percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, santun dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
dan guru di lingkungan rumah, tempat bermain, dan satuan RA.
2. Mempertimbangkan fitrah, tahapan tumbuh kembang anak, potensi,
bakat, minat dan karakteristik anak.
Pengembangan kurikulum RA mempertimbangkan fitrah anak yang
terdiri dari fitrah keimanan (nilai agama dan moral), fitrah jasmani (fisik
motorik) fitrah belajar dan bernalar (kognitif), fitrah berkomunikasi
(bahasa), fitrah seksualitas dan individualitas (nilai sosial emosional),
dan fitrah estetika (seni).
- 5

Selain itu sesuai dengan konsep DAP (Developmentally Appropriate


Practice) dimana kurikulum disusun berdasarkan pemenuhan
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, tingkat usia
anak (age appropriateness), keunikan, potensi, minat, bakat dan
karakteristik anak sebagai kekhasan perkembangan individu
anak (individual appropriateness), dan membangun pembelajaran yang
bermakna berlandaskan pada konteks lingkungan sosial budaya anak.
3. Holistik-Integratif
Pengembangan kurikulum RA memiliki prinsip (holistik) yaitu
memperhatikan keseluruhan ranah perkembangan anak sesuai
Kompetensi Dasar yang dimuat dalam Panduan Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini. Pengembangan kurikulum RA juga memiliki
prinsip Integratif yaitu segala upaya yang dilakukan dalam
mengembangkan kurikulum RA menggunakan langkah terpadu, baik
pada upaya pemenuhan layanan pedagogis, kesehatan, gizi,
bereksplorasi maupun layanan perlindungan dari kekerasan fisik dan
psikologis.
Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan anak
terutama pada stimulasi perkembangan kognitif, psikomotorik
dan sosial-emosional. Layanan kesehatan dan gizi difokuskan pada
upaya membantu pertumbuhan anak dan kemampuan bereksplorasi.
Layanan perlindungan dilakukan dengan cara dukungan kondisi dan
lingkungan yang nyaman (safety) serta aman (security), atau terbebas
dari kecemasan, tekanan dan rasa takut sehingga tumbuh kembang
anak lebih optimal.
4. Proses belajar dilaksanakan melalui bermain
Pengembangan Kurikulum RA berprinsip pada pemberian kesempatan
belajar kepada anak untuk membangun pengalamannya dalam proses
transmisi, transaksi, dan transformasi pengetahuan, keterampilan, nilai-
nilai, dan akhlak di bawah bimbingan pendidik. Proses penerapan
Kurikulum RA bersifat aktif bermain yaitu anak terlibat langsung dalam
kegiatan bermain yang menyenangkan, dan menggunakan ide-ide baru
yang diperoleh dari pengalaman belajar, pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah sederhana.
5. Mempertimbangkan hak anak yang berkebutuhan khusus
Pengembangan Kurikulum RA bersifat inklusif dengan mengakomodir
kebutuhan dan perbedaan anak baik dari aspek jenis kelamin, sosial,
- 6

budaya, agama, fisik, maupun psikis. Dengan demikian semua anak


dapat terfasilitasi sesuai dengan fitrah dan potensi masing-rnasing tanpa
ada diskriminasi aspek apapun. Pendidikan inklusi merupakan respon
dari kebutuhan belajar yang luas agar terdapat kesetaraan dalam
pemerolehan Pendidikan yang berkualitas.
6. Perkembagan anak berkesinambungan atau kontinum dari usia lahir
hingga 6 tahun
Pengambangan Kurikulum RA memperhatikan kesinambungan secara
vertikal (antara tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan
pembelajaran), dan kesinambungan horizontal yaitu kesinnambungan
tahap perkembangan anak: dari bayi, batita, balita, dan pra sekolah.
Prinsip ini menekankan bahwa tahap pertumbuhan dan perkembangan
anak diperhatikan dalam mencapai tujuan pendidikan baik secara
umum maupun khusus.
7. Memperhatikan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pengembangan kurikulum RA mengadopsi dan memanfaatkan
perkembangan keilmuan dan teknologi. Dalam kegiatan pembelajaran,
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu diselaraskan dengan nilai-nilai
agama Islam, tahapan perkembangan anak, nilai moral yang ingin
dibangun, serta kearifan lokal Indonesia. Ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi rangkaian media sekaligus konten yang mewarnai
Pendidikan anak usia dini di RA.
8. Memperhatikan Sosial Budaya
Pengembangan Kurikulum RA memasukkan lingkungan fisik dan
budaya ke dalam proses pembelajaran untuk membangun kesesuaian
antara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman baru
untuk membentuk konsep baru tentang lingkungan dan norma-norma
kornunitas di dalamnya. Lingkungan sosial dan budaya berperan tidak
sebagai obyek dalam kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran
bagi anak RA.
- 7 -

BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN KTSP RA

A. Prosedur Penyusunan KTSP RA


Secara umum terdapat tiga langkah dalam penyusunan KTSP Raudhatul
Athfal yaitu:
Gambar 2.2
Tahapan Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) RA

7Cnetapan
dan
Pengesahan
KTSP_______/'

1. Analisis Konteks
Sebelum melakukan analisis konteks, lembaga RA membentuk Tim
Pengembang Kurikulum RA (TPK RA). Tim pengembang Kurikulum terdiri
atas: kepala RA, pendidik, ketua yayasan, pengawas, dan komite. Tugas
TPK RA adalah melakukan analisis konteks mempelajari, dan
menganalisis dokumen perundang-undangan, kondisi, peluang, dan
tantangan yang sesuai analisis strength, weekness, opportunity, treathy
(SWOT) terkait dengan 8 Standar Nasional Pendidikan.
Basil dari kegiatan analisis konteks diharapkan membantu RA
menemukan karakteristik, kekhasan dan potensi RA yang akan
diwujudkan dalam visi, misi serta tujuan RA.

2. Penyusunan dokumen KTSP RA


Gambar 2.3
Proses Mekanisme Dokumen
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) RA

a. Penyusunan Draf
b. Pembahasan HASIL :

L
c. Review DOKUMEN KTSP
d. Penetapan
e. Sosialisasi
- 8

Mekanisme penyusunan dokumen KTSP RA sebagai berikut :


a. Kepala RA menyusun dan menetapkan SK TPK
b. TPK melakukan analisis konteks
c. TPK menyusun draf kurikulum berdasarkan hasil analisis
konteks.
d. TPK melakukan pembahasan untuk menelaah kembali kesesuaian
kurikulum dengan perundangan dan berdasarkan pada visi, misi
serta tujuan lembaga
e. TPK melakukan review dan perbaikan hasil terhadap draf
kurikulum.
f. Kepala RA menetapkan dokumen KTSP dengan Surat Keputusan.
g. Kepala RA mengajukan pengesahan dokumen KTSP kepada Kepala
Kantor Kementerian Agama setempat setelah melalui validasi
pengawas.
h. Dokumen KTSP selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh
pemangku kepentingan.
i. TPK melakukan pendampingan pelaksanaan KTSP RA

3. Pengesahan dokumen KTSP RA

Gambar 2.4
Pengesahan Dokumen KTSP pada Setiap RA

Pengajuan. Dokumen Implementasi


KTSP kepada Kemenag KTSP RA oleh
Kabupaten/Kota setelah pendidik dan
divalidasi Pengawas Tenaga
Kependidikan
111:1>L I

1. Sebelum KTSP disahkan harus divalidasi oleh Pengawas untuk


melihat kesesuaian dokumen KTSP dengan dokumen fisik yang
dimiliki oleh lembaga RA.
2. Dokumen KTSP RA yang teiah disusun dan ditetapkan oleh kepala
RA harus disahkan oleh pejabat yang berwenang.
3. Dokumen KTSP RA yang sudah disahkan segera
diimplementasikan di lembaga oleh para pendidik dan tenaga
kependidikan.
- 9

4. Kepala RA harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


dokumen KTSP RA.

B. Komponen-komponen KTSP RA
Komponen-komponen yang termuat dalam KTSP RA mencakup dua
dokumen, yaitu : Dokumen I dan Dokumen II. Dalam Petunjuk teknis ini
dokumen I disebut dokumen induk sedang dokumen II disebut dokumen
program.
1. Dokumen I KTSP RA Bagian I :
a. Sejarah singkat berdirinya RA
b. Sagan struktur kepengurusan lembaga.
c. Alamat dan peta lokasi lembaga RA
d. Status satuan lembaga RA (negeri/ swasta/ ijin operasional/
NSM/ NPSN/Yayasan/ status akreditasi, dll )
2. Dokumen I KTSP RA Bagian II :
a. Pendahuluan
1) Latar belakang pentingnya penyusunan KTSP RA
2) Landasan Filosofis (Al-Quran dan Hadis), landasan. Sosiologis,
Landasan Psiko-Pedagogis dan dasar operasional penyusunan
KTSP RA
3) Tujuan penyusunan KTSP RA
b. Visi, Indikator visi, Misi dan Tujuan Lembaga RA
1) Visi lembaga RA
Merupakan cita-cita yang akan dicapai pada masa yang akan
datang. Visi sebaiknya dibuat tidak lebih dari 20 kata dengan
memliki unsur-unsur singkat, padat , realistik, visioner,
antisipatif dan terukur
2) Indikator Visi
Menjelaskan kata-kata kunci visi dan ciri-ciri pencapaiannya
3) Misi lembaga RA
Misi merupakan upaya strategis untuk mencapai visi sebagia
acuan untuk menyusun program. Misi yang baik adalah relevan,
realistik, konsisten, dan terukur
4) Tujuan Lembaga RA
Menerjemahkan lebih lanjut capaian konkrit dari rumusan misi
dalam bentuk tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.
- 10 -

c. Karakteristik Lembaga RA
1) Berlandaskan nilai-nilai I slami
2) Memperhatikan aspek perkembangan anak
3) Memperhatikan nilai dasar hidup berbangsa dan bernegara
Indonesia
4) Membangun akidah dan akhlak karimah
5) Memunculkan kekhasan lembaga
d. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak mengacu pada KMA
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum
Raudhatul Athfal.
e. Indikator Pencapaian Perkembangan perkelompok usia sesuai KMA
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum
Raudhatul Athfal.
f. Program Pengembangan dan muatan pembelajaran
Lembaga RA diharapkan dapat mengembangkan materi pembelajaran
yang diturunkan dari kompetensi dasar yang diharapkan dapat
dicapai sesuai dengan KMA Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal. Materi pembelajaran
tersebut dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing RA.
g. Beban Belajar di Raudhatul Athfal
1) Beban belajar RA merupakan keseluruhan pengalaman belajar yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan
satu tahun.
2) Beban belajar untuk anak usia 4-6 tahun dilakukan tatap
muka per minggu paling sedikit 900 menit.
3) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34
minggu
4) Satu jam tatap muka (satu jam pelajaran) adalah 30 menit.
5) Jam belajar efektif per hari adalah 2,5 jam (150 menit), berarti 5
jam pelajaran.
6) Jam belajar per minggu 15 jam (900 menit), berarti 30 jam
pelajaran dan pertahun 510 jam (30.600 menit)
7) Perencanaan pembelajaran untuk satu hari terdiri dari :
a) Pertemuan pagi 30 menit
b) Kegiatan inti 60 menit
c) Istirahat/makan 30 menit
d) Pertemuan siang 30 menit
e) Alokasi waktu untuk pengembangan ekspresi dan potensi diri
ditambah 30 menit.
h. Program Tahunan
Program-program yang disusun oleh setiap RA untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan dari awal sampai
akhir tahun pelajaran.
i. Kalender Pendidikan RA
Pengaturan waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun
pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, waktu belajar
efektif, minggu efektif belajar, dan hari libur yang dilaksanakan oleh
RA. Kalender pendidikan RA disusun dengan mengacu pada kalender
pendidikan dari Kementerian Agama, baik Kementerian Agama RI
maupun Kanwil Kementerian Agama masing-masing provinsi dan
Program Tahunan yang dibuat oleh masing-masing RA.
Kalender pendidikan disusun dengan maksud:
1) Sebagai acuan bagi pendidik dan pengelola menyusun kegiatan
pembelajaran dalam setahun.
2) Sebagai informasi bagi orang tua tentang berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan dan diikuti peserta didik dalam kurun waktu
setahun.
3) Agar terdapat kesesuaian dengan waktu pelaksanaan pendidikan
yang ditetapkan di wilayahnya. Kalender pendidikan dapat juga
dijadikan sebagai program tahunan.
Kalender pendidikan disusun oleh Pendidik dan tenaga
kependidikan pada lembaga RAdisesuaikan dengan karakteristik dan
kondisi setiap lembaga, serta disosialisasikan kepada seluruh semua
wali murid diawal tahun pelajaran.
Macam-macam kegiatan yang dicantumkan pada kalender
pendidikan antara lain:
1) Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum:
a) Permulaan tahun pelajaran
b) Kegiatan puncak tema
c) Kegiatan yang sifatnya kunjungan: kunjungan dokter,
psikolog, dll
d) Hari-hari libur
e) Waktu belajar efektif
f) Tanggal penerimaan Laporan Perkembangan
- 12 -

g) Akhir Tahun Pelajaran


2) Kegiatan khusus:
a) Kegiatan yang mendatangkan narasumber
b) Mengunjungi tempat yang terkait dengan tema
c) Kegiatan bazar anak
d) Pentas seni anak
e) Perayaan hari-hari besar
f) Kegiatan lainnya

3) Kegiatan pendukung:
a) Pertemuan orangtua
b) Cooking class
c) Hari keluarga, dan sebagainya.
Standar Operasional Prosedur (SOP) lembaga RA
Kegiatan-kegiatan yang bersifat rutinitas dan dilakukan melalui
pembiasaan dituangkan dalam SOP.
KTSP RA dengan mengacu pada Kurikulum 2013 PAUD memuat
16 sikap yang diharapkan menjadi kompetensi anak, yakni: (1)
mempercayai adanya Tuhan, (2) menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan, (3) perilaku hidup sehat, (4) sikap ingin tahu, (5) kreatif, (6)
estetis, (7) percaya diri, (8) disipilin, (9) sabar, (10) mandiri, (11) peduli,
(12) toleran, (13) jujur, (14) tanggung jawab, (15) menyesuaikan diri, (16)
rendah hati dan santun.
Sesuai dengan cara belajar anak yang peniru, maka pembentukan
sikap harus dimulai dari pendidik RA sebagai model perilaku. Keajegan
perilaku pendidik dalam membentuk sikap membantu anak memahami
lebih mudah apa dan bagaimana berperilaku sesuai dengan sikap yang
diharapkan.

3. KTSP DOKUMEN II
a. Program Semester
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
d. Penilaian Perkembangan

4. Lampiran, terdiri dari :


a. Lembar Validasi yang sudah ditanda tangani oleh Pengawas
- 13 -

b. Kalender Pendidikan
c. Standar Operasional Prosedur
d. Program Tahunan
e. Program Semester
f. Program Mingguan

g. Contoh RPPH
h. Contoh Penilaian
-14-

BAB IV
PENUTUP

KTSP RA merupakan dokumen resmi satuan pendidikan RA yang berupa


kurikulum operasional sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di
RA. Penyusunan KTSP melibatkan semua pemangku kepentingan RA antara
lain Yayasan, Pengelola dan pendidik, serta orang tua yang tergabung dalam
Komite.
Petunjuk Juknis ini agar dipedomani oleh semua pihak dalam menyusun
KTSP/kurikulum operasional RA.

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
-15-
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR .17-61 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL

DAFTAR LAMPIRAN KTSP

A. STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN

LINGKUP TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK


PERKEM-
BANGAN USIA4 - 5 TAHUN USIA5-6 TAHUN

I. NILAI AGAMA 1. Mengenal minimal 10Asmaul 1. Menyebutkan minimal 10 AsmaulHusna


DAN MORAL Husna 2. Menyebutkan 6 Rukunlman
2. Mengenal Rukun Iman 3. Menyebutkan 5Rukunlslam
QS. Al-Aribiya Ayat 32, 3. Mengenal Rukunlslam 4. Melakukan gerakan solat dengan urutan yangbenar
4. Menirukan gerakan solat 5. Mengucapkan doa-doa pendek berkaitan dengan
QS.Luqman Ayat 13, 17, dengan urutan yang benar kehidupan sehari-hari
18, dan 19 5. Menirukan lafal doa-doa 6. Mengucapkan kalimatthayyibah
pendek berkaitan dengan 7. Menyebutkan 5 yang termasuk Nama Ulul Azmi
-16-
kehidupan sehari-hari 8. Menyebutkan 10 nama Malaikat
6. Menirukan lafal 9. Melafalkan adzan dan iqomah
kalimatthayyibah 10. Melakukan pembiasaan kebersihan diri danlingkungan
7. Mengenal 5 Nama 11. Membiasakan berperilakubaik/sopan
Ulul Azmi 12. Mengenal hari besarAgama
8. Mengenal 10 nama 13. Menghormati (toleransi) dengan agama oranglain.
Malaikat 14. Melafalkan surat-suratpendek
9. Mengenal suara adzan
daniqomah
10. Mengenal kebersihan diri
danlingkungan
11. Mengenal perilaku
baik/sopan maupunburuk
12. Mengucapkan salam dan
membalassalam
13. Menirukan lafal surat-
suratpendek

II.FISIK MOTORIK 1. Mengikuti gerakan shalat, 1. Melakukan gerakan tubuh, gerakan shalat, berwudhu
A. Motorik Kasar wudhu, binatang, pohon secara terkordinasi untuk melatih kelenturan,
tertiup angin, pesawat terbang keseimbangan, dankelincahan dsb

Disunahkan dan sebagianya sebagai rasa 2. Melakukan koordinasi gerakanmata- kaki-tangan-kepala

Rasulullah: "Ajarilah syukur akan ciptaan Allah. dalam menirukan tarian atau senam
-17-
anak- anakmu 2. Mengikuti 3. Menggerakan tangan kanan dan kiri dalam melakukan

memanah, berenang gerakanmenggantung suatu kegiatan

dan menunggang (menggelayut) dengan dimulai 4. Melakukan kegiatan kebersihan diri(Praktek mandi,

kuda " (HR. Thabrani) dengan bacaan Basmalah gosok gigi, cucitangan, cuci kaki)

3. Menirukan gerakan melompat 5. Melakukan gerakanantisipasi/keseimbangan (berjalan

danberlari secara terkordinasi di papantitian)

QS Al Baciaroh : 110 (estafet) dengan tertib 6. Mendemonstrasikan menendang bola sesuatu

4. Melempar dan menangkap secaraterarah

QS Al Jumuah : 9-10 suatu benda 7. Bermain pada area out door yang menggunakan alat

5. Menirukan gerakan permainan atau permainan tradsional

keseimbangan 8. Melompat dua atau tiga kali dengan satu kaki pada garis

6. Menendang dan menangkap lurus


bola 9. Menangkap, melempar, menendang, dan memantulkan

7. Mengikuti gerakan tangan, bola


kaki dalam bentuk tarian 10. Mengayuh dan mengemudikan mainan beroda dengan
8. Berjongkok untuk memungut percaya difi; belok di pojokan, menghindari rintangan 86

benda dari lantai. "kendaraan lain" yang lewat.

9. Jalan di tempat, melompat- 11. Menaiki tangga, memanjat pohon dan mainan yang bisa
lompat dipanjat di taman.

10. Meluncur, merayap, 12. Melompat tinggi 5 cm mendarat dengan dua kaki
merangkak, mengelinding dan bersama-sama.
berjalan zizag
- 18 -

B. Motorik Halus 1 Memegang pensil dengan 1. Memakai dan mengikat tali sepatu, mengancingkan baju
Q.S Al Baqarah benar antara ibu jari dan dua dengan benar dan rapih
60, Al Alaq 4-5 jari 2. Membuat, menggunting sesuai pola
2 Menarik garis vertikal, 3. Membangun menara setinggi 10 kotak/balok atau lebih
horizontal, lengkung, miring dan mainan konstruksi lainnya
kiri/kanan, dan lingkaran 4. Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak dan dapat
3 Menjiplak segilima, dan dikenali oleh orang lain (menggambar kotak, lingkaran,
menambahkan 3 bagian dalam menggambar sesuai contoh)
gambar manusia 5. Menggambar orang, beserta rambut, hidung
4. Meniru gambar bujur sangkar 6. Menulis huruf kapital, huruf, angka arab dan
5. Menirukan gerakan manifulatif angkanumerik melalui lembar titik-titik sesuai
untukmenghasilkan suatu huruf/ angka
bentuk dengan menggunakan 7. Menggunakan alat makan denganbenar
berbagai media 8. Menggunting/ memotong bentuk sederhana sesuaipola
6 Mencontoh dengan 9. Makan dengan menggunakan sendok-garpu dengan
menunjukkan ekspresi diri benar
melalui berkaryaseni 10. Menempel gambar dengantepat
menggunakan berbagai media 11. Mengekspresikan diri melalui gerakanmenggambar
7. Mengikuti gerakan tangan secararinci
yang menggunakan otot halus 12. Membuat gambar dengan dasar garis vertikal,
(menjumput, mengelus, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan
mencolek, mengepak, lingkaran
-19 -
memelintir, memilin,meremas) 13. Menggambar, menjiplak bentuk yang sudandisiapkan
8. Menimbang berat badan guru
sesuai tingkatusia. 14. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk
9. Mengukur tinggi badan sesuai melakukan gerakan yang rumit (misal: gerak dan lagu)

tingkatusia 15. Melakukan gerakan manifulatif untukmenghasilkan


10. Meraba pada benda-benda suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media

yang mempunyai permukaan (bermain dengan aplastisin)


berbeda 16. Mengekspresikan diri dengan berkaryaseni

11. Mewarnai gambar-gambar menggunakan berbagai media (keterampilandari

bernuansa islami dengan bahan bekas, kain perca, dus, bahan alam, dll

warna kesukaaannya. 17. Mendemonstrasikan gerakan tangan yang menggunakan

12. Menggerakan jari mengikuti otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepak,

bentuk huruf/menggunakan memelintir, memilin,meremas)


gerakan-gerakan jemari 18. Membentuk benda atau sesuatu dari lempung: kue, ular,

melalui permainan jari binatang sederhana.


13. Memakai sepatu, baju, celana 19. Merangkai manik-manik kayu kecil dalam benang
sendiri dengan benar 20. Bergerak mengikuti ketukan dan ritme musik.
14. Berlari dan berhenti sesuai
perintah
15. Memanfaatkan alat permainan
di luar kelas

C. Kesehatan dan 1. Menirukan perilaku hidup 1. Berperilaku dan memahami hidup bersih dansehat.
-20-
Perilaku bersih dansehat. 2. Memilih makanan yang bersih, sehat danbergizi.

Keselamatan 2. Terbiasa mengkonsumsi 3. Dapat mengantisipasi bahaya dengan melindungidiri


makanan yangbersih, sehat, dan atau memberitahu orang dewasa apabila terjadi

QS.Al Ankabut ayat 45) bergizi dan berlebel halal sesuatu yang membahayakandirinya.

ditambah ayat yang 3. Mengikuti perintah orangtua, 4. Toilet training secara mandiri

lebih spesifik guru untuk melindungi diri


dari benda-benda,orang, dan
situasi yangberbahaya.
4. Toilet training dengan
bimbingan

III.Kognitif 1. Mengenali suatu benda 1. Mengamati dengan penuh perhatian danmencari


berbagai bentuk yang terdapat informasi yangrelevan dengan persamaan dan

dilingkungan sekitarnya perbedaan


QS. Al-Baciarah: 164
2. Keberanian bertanya dengan 5 W dan 1 H terhadap
2. Keberanian bertanya terhadap
hal-hal yang ingin diketahui berkaitan dengan sub
QS. Al-Rum: 8) hal-hal yang ingin diketahui
tema yang dipelajari dan santun
3. Bereksperimen
3. Menemukan alternatif solusi alternatif terhadapsuatu
Q.S. An-Nah1:44 denganmaterial/ bahanmelalui
permasalahan
cara-cara baru ketika cara
4. Menyelesaikan kembali tugas yang belumselesai
A. Belajar dan pertama tidak berhasil dan
dnegan tanggung jawab
Pemecahan tetap berusaha untuk 5. Menemukan satu pengalaman baru terhadap yang
Masalah mengulangi
-21-

4. Menerapkan informasi baru dipelajari melalui bermain

atau kosa katabaru dalam


suatu aktivitas atauinteraksi.

B. Berfikir Logis 1. Memasangkan satu set benda 1. Menggunakan hubungan satu ke satu sebagai cara

pada set benda yang lain.Misal untuk membandingkandua set benda.Misal :

QS Al-Baciarah: 242 : memasangkan lem beserta memasangkan jumlah kursi dengan jumlahanak.

gunting dengan kertas beserta 2. Menyebutkan jumlah benda ciptaan Allah atau

QS Al-Imron:191 benda-benda yang buatan manusia dalamsatu kesatuan.

akandigunting/ ditempel. 3. Memahami dan menggunakan kata-kata dalam

QS. Al-Nur:1 2. Mengenali jumlah benda pengukuran dan alat-alat ukur yang baku Misal:

ciptaan Allah menggunakan balok unit untuk mengukur panjang

QS. Al Ankabut: 43 melaluimenghitung. alasmain.

3. Menggunakan kata-kata 4. Menyebutkan contoh-contoh konsep yang

QS. Al-A- raf:184 perbandingan yang lebihkompleks.


berhubungan dengan angka, 5. Mengurutkan benda berdasarkanukuran dari paling

QS. Al-Bagarah: 219 ukuran, bentuk, tekstur, kecil ke paling besar atau sebaliknya.

berat, warna, kecepatan, 6. Mengenal konsep bilangan 1 - 20 melalui

danvolume / isi bermain / lagu

4. Mengenal 8 warna dasar. 7. Menghitung jumlah bendal-20 melalui bermain

5. Mengenal konsep sederhana ( 8. Mengenal bentuk geometri 3dimensi (kubus, kerucut,

besar-kecil, keluar masuk, tabung, dll) melalui benda konkrit .

naik-turun, buka-tutup) 9. Mulai memahami berbagai bentuk geometri untuk


-22-

6. Mengurutkan benda menciptakanbentuk simetri (Misal : roti

berdasarkan limaseriasi dibelah/benda konkrit.


ukuran atauwarna. 10. Membandingkan konsep besar-kecil, banyak-sedikit,
7. Mengenal konsep bilangan 1- panjang-pendek, berat- ringan, tinggi-rendah dengan

10 melalui bermain/lagu satuantidak baku.

8. Menghitung jumlah bendal- 11. Memahami urutan suatu kegiatan rutinitas sehari-
10 melalui bermain hari

9. Mengenal berbagi bentuk dua 12. Mengaitkan tanda-tanda yang dikenalidengan


rutinitas sehari-hari.
dimensi yang umum dan tidak
13. Berdiskusi cerita sederhana yang didengar/ dilihat
umum (layang-layang,jajaran
14. Mengulang cerita yang telah disampiakan oleh guru.
genjang, bintang,dll)
15. Membandingkan benda-benda yang ada di rumah
10.Mengingat/mengulang 2/3
dengan benda-benda yang ada di sekolah.
benda berlainan dalam hal
yang sama.
11. Membedakan bentuk
sederhana
12. Menarik hubungan antara
benda-benda yang berbentuk
geometri yang umum dan
tidakumum dengan
lingkungan anak (belimbing
dibelah bentuknya seperti
bintang, dll).
- 23 -

13. Membandingkan konsep


besar-kecil, banyak- sedikit,
panjang-pendek, berat-ringan,
tinggi- rendah, antara benda
yang satu dengan benda
yanglainnya.
14. Menyebutkan benda-benda
yang ada di rumah

C. Pengenalan 1. Memahami arah dan posisi 1. Menghubungkan antara satu tempat dengan tempat

Lingkungan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang adadi lingkungannya.

Sosial Alam dan yanglain. 2. Memahami peran-peran danpekerjaan termasuk di

Teknologi 2. Mengenal dan mengetahui dalamnya perlengkapan/atribut dan tugas-tugas yang

perlengkapan/atribut yang dilakukan dalam pekerjaantersebut.

QS. Al-A'raf/ :56 berhubungan dengan 3. Menunjukkan perilaku saling membutuhkan antara

pekerjaan orang-orang diridengan lingkungan.

QS. Al-Jasiyah: 13 yangada disekitar. 4. Memahami dan mengikuti aturan yang berlaku di

3. Mengenal hubungan manusia lingkungannya

Q. S Al Imran: 191 denganlingkungan. 5. Menyebutkan peristiwa-peristiwa alam, sosial dan

4. Mengenal aturan dampaknya.

5. Mengamati dengan 6. Melakukan percobaan sederhana terhadap peristiwa-

menggunakan pancaindera peristiwa alam menggunakan alat danperlengkapan

benda-benda alam yang sederhana.


- 24 -
terdapat di lingkungannya 7. Melakukan kegiatan dengan menggunakan
6. Mengenali fenomena sosial teknologisesuai fungsinya secara aman dan
yang terjadi di lingkungan bertanggungjawab
bermain, sekolah dan
rumahnya.
7. Mengenal teknologi dan
informasi yang terdapat di
lingkungannya.

D. Berpikir 1. Mengenal huruf dan suara 1. Menyebutkan, menuliskan huruf dan suara melalui
Simbolik melalui simbol simbol
2. Mengenal lambang-lambang 2. Menghubungkan lambang dengan sebuah
Q.S A1-A'raf: 176 lembaga/ profesi lembaga/ profesi.
3. Mengenal ruang-ruang di 3. Memahami peta lokasi sekolah dan rumah
sekolah/ lokasi sekolah melalui 4. Memahami peran-peran dan pekerjaan termasuk di
denah dalamnya perlengkapan/atribut dan tugas-tugas yang
4. Menggunakan benda-benda dilakukan dalam pekerjaantersebut.
pengganti atau gerakan- 5. Menggambar/melengkapi gambar atau membangun
gerakan tubuh untuk sebuahkonstruksi yang mewakili sesuatu yangspesifik
merepresentasikan yang terdapat di lingkungannya
bendanyata.
5. Mewarnai atau membangun
sebuahkonstruksi yang
-25-
mewakili sesuatu
yangspesifik yang terdapat
di lingkungannya

IV. Bahasa 1. Mengenal kosa kata sesuai 1. Menyebutkan kata-kata/kalimat dalam sajak

A. Memahami tema 2. Mendengar dan mengulang bunyi-bunyi yang terpisah

Bahasa 2. Mengenal sajak dan dalam kata-kata, bermain dengan bunyi-bunyi untuk

frasapengulangan menciptakan kata-katabaru.

Q.S. Al-`Alaq: 1 3. Mengenali berbagai suara 3. Memahami konsep bahasa sederhana

4. menyebutkan kosa kata yang 4. Membaca dan mengikuti petunjuk lebih dari dualangkah
berkaitan dengan pengetahuan 5. Menceritakan kembali peristiwa-peristiwa yang ada
baru yang disampaikan dalam dalam cerita

tema melalui bermain


5. Mengenali dan mengikuti
petunjuk dualangkah
6. Mengenal tokoh yang ada
dalam cerita/ peristiwa-
peristiwa

B.Mengungkap-kan 1. Mampu menyebut nama dirinya, 1. Mampu menyebutkan alamat rumahnya, anggota

Bahasa orang tuanya keluarganya, pekerjaan orang tuanya dsb

Q.S Al-Baciarah ayat 33 2. Menggunakan kalimat yang 2. Menggunakan kalimat-kalimat yang lebihkompleks
lebih panjang (5-6 kata)untuk untuk mengekspresikan ide danperasaan.
-26-

QS. Ar Rahman: 1-4 berkomunikasi. 3. Membuat pertayaan dengan 5 W dan 1 H


3. Bertanya sesuai dengan 4. Menjawab pertanyaan-pertanyaan denganrinci dan jelas
pengetahuan yang dimilikinya 5. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kompleks
4. Menjawab pertanyaan- secara bertahap untuk memperoleh pemahaman diri

pertanyaan dengan spontan yang lebihmendalam


5. Bertanya untuk memahami 6. Berinisiatif dan/atau memperluas percakapan untuk

lebihmendalam membangundialog.
6. Merespon komentar- 7. Memahami arti kalimat toyibah

komentar teman dalam


rangkaian dialog.
7. Mengucapkan kalimat
toyibah dengan tartil yang
benar

C. Keaksaraan 1. Melihat buku dengan orang 1. Menunjukkan rasa senang terhadap buku-buku yang

dewasa atauteman. dikenali.

Q.S. al-Alaq ayat 1-5 2. Menunjukkan pengetahuan 2. Mengetahui setiap kata yang diucapkan danditulis.
umum tentangbagaimana 3. Mulai merangkai huruf menjadi kata.
tulisan 4. Membacakata, kalimat pendek
menghasilkansesuatu. 5. Menulis huruf dankata.
3. Mengnal huruf vokal dan 6. Merangkai kata dengan permainan
konsonan melalui bermain, 7. Menceritakan kembali sebuah cerita termasuk hal-hal
lagu yang rinci dan menarik hubungan-hubungan di antara
-27-

4. Mengenali dan menamai peristiwa-peristiwa.


banyakhuruf. 8. Menulis untuk menyampaikanpesan.
5. Mencocokkan bunyi huruf dan
lambanghuruf.
6. Memahami bahwa ada cara
untuk menulis yangdapat
menyampaikanpesan
7. Menulis huruf-huruf yang
dikenal, khususnya huruf-huruf
yang ada di dalam namadiri.

V.Sosial-Emosional 1. Mengikuti aktifitas sesuai 1. Mengikuti perubahan-perubahan jadwal dan rutinitas,


jadualdan rutinitasharian. dan sudah menjadi pembiasaan
(QS. Al - Imron (3) 2. Menunjukkan rasasyukur 2. Rasa syukur yang ditunjukan dengan semangat,

:139) dengan semangat mengikuti disiplin, tertib, tanggung jawab dalam belajar, bermain

Q.S. al- Nur/24: 32) aktifitas 3. Mengucapkan kalimat toyibah sesuai fungsinya
3. Menirukan kalimat toyibah 4. Mampu mengemukakan hal-hal yang sebenarnya

A. Kesadaran Diri dengan sikap yang baik dan 5. Mengerjakan, menyelesaikan tugas tidak mencontek
benar pekerjaan temannya
4. Menghormati orang tua, guru 6. Memahami peraturan di sekolah, di rumah dan
dan teman lingkungan bermain
5. Menganggap guru dan 7. Mengetahui perbedaan antara orang dewasa (anggota
orangtua dan teman sebagai keluarga, teman, guru) yang dapat membantudengan
sumberbelajar dan model orang asing yang tidak bisamembantu
-28-
yangpositif 8. Senang berbagi, menunggu giliran dan senang
6. Senang bila berada menolong orang lain yang membutuhkan
diantara orang lain 9. Mendengarkan orang tua, guru, teman yang sedang
7. Senang berbagi dan bicara (melatih tidak impulsif)
menunggu giliran 10. Mampu mengelola perasaannya secarabertahap
8. Senang mendengarkan 11. Melakukan tindakan mengendalikan, pertahanan
cerita (defensif) untuk menghindaripertengkaran atas
9. Mampu menjelaskan kemungkinan perebutanhak
perasaan diri 12. Dapat mengelola diri (emosi, pemikiran, perilaku)ketika
sendiridan berada di dalamkesulitan
penyebabnya. 13. Memperlihatkan imej diri yang positif
10. Mengungkapkan dengan tegas
kebutuhan dankeinginan diri
secara verbal tanpa
berlakuagresif.
11. Mulai dapat mengelola diri
(emosi, pemikiran, perilaku)
dengan bimbingan ketika
berada di dalam kesulitan.
12. Memperhatikan dan
merawat barang dan
mainan milik sendiri, serta
tidak merusak
barang/ mainan orang lain
13. Taat aturan
- 29 -

B. Rasa Tanggung 1. Menyelesaikan tugas yang 1. Melaksanakan dan menyelesaikan tugas tanpabantuan
Jawab untuk beragam denganbantuan orangdewasa dan mempu menjelaskan tugasnya
Diri Sendiri dan orangdewasa. 2. Memahami pentingnya kemampuan menolong diri
Orang Lain 2. Menggunakan ketrampilan- sendiri dan peranan mereka dalam menciptakan
ketrampilan menolongdiri lingkungan yang sehat.
Q.S Ali Imran: 104 sendiri dan berpartisipasi 3. Mulai mengambil tanggungjawab terhadappemeliharaan
dalam tugas-tugas tanpa lingkungankelas.
diingatkan. 4. Mengikuti dan memahami tujuan prosedurkelas.
3. Mengembalikan alat bermain 5. Mengikuti dan memahami aturan kelas.
yang telandigunakan pada 6. Bertanya untuk memperoleh informasi
tempatnya 7. Berdiskusi dalam kelompok, melalui mendengar
4. Memahami dan mengikuti pendapat, mengemukakan ide, dsb
prosedur kelastanpa
dorongan.
5. Memahami dan mengikuti
aturan kelas dengan
bimbingan
6. Senang bermain dengan
teman sebaya
7. Memahami teman sekelasnya,
teman bermain
-30-

C. Perilaku 1. Mampu menyesuaikan diri 1. Memelihara hubungan pertemanan paling


Prososial untuk memasuki suatu sedikitdengan satu anaklain.

Q.S al-Bagarah: 261- kelompok danbermain 2. Mengenali apa yang orang lain inginkan ataubutuhkan

267 secarakooperatif. 3. Menunjukkan perilaku empati

2. Menunjukkan peningkatan 4. Peduli lingkungan alam dan sosialnya

QS. al Hujurat: 10 kesadaran bahwa manusia 5. Menghormati perbedaan suku, agama, pendapat
mungkin memiliki perasaan 6. Terlibat dalam proses diskusi untukmencapai
yangberbeda terhadap situasi kesepakatan.
yang sama. 7. Mengenal ciri-ciri budaya dan kehidupan diluar
3. Menunjukkan perilaku simpati lingkungannya.
4. Berbagi mainan dan 8. Mengenal dan senang menggunakan hasil karyabangsa

mempersilakan anaklain sebagai sendiri (cinta produk dalam negeri)


respon terhadap 9. Mengendalikan emosi sesuai tingkah laku

permintaanteman. sosial/bentuk emosi

5. Mampu memberikan akternatif 10. Menghargai karya orang lain (tidak mencela)
solusi atas permasalahan
denganmencari bantuan orang
dewasa ketikamembutuhkan
6. Mengenal ciri-ciri budaya di
lingkungan
kehidupansekitarnya
7. Mengenal wilayah tempat
-31-

tinggal, sekolah
8. Mengekspresiakan emosi sesuai
tingkah laku sosial /bentuk
emosi

vi. Seni 1. Mengekspresikan dengan meniru 1. Membuat karya seni sesuai kreativitasnya (mis : seni
A. Anak mampu karya seni sederhana di musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkannya)dan
menikmati depananak atau oranglain. dihasilkan oranglain.
berbagaialunan 2. Melakukan aktivitas seni lebih 2. Menggabungkan berbagai ide &karya senisesuai
lagu/suara beragamsesuai dengan kreativitasanak
Q.S Lukman (31): 6 denganaturan/karakteristiknya 3. Menghargai karya seni anak lain denganmemberikan
Q.S Yusuf (12) : 3 3. Menghargai karya seni anak lain ide-idebaru.
( mis :dengan bertepuk tangan
dan memuji).

B.Tertarikdengan 1. Memilih jenis lagu yangsesuai 1. Menyanyikan lagu yang disukai dengan sikap yangbenar
kegiatan seni (lagu-lagu islami) 2. Bernyanyi dengankelompok
2. Bernyanyisendiri 3. Menggunakan berbagai alat musik untuk menirukan
Q.S Ali Imran (3) : 3. Menggunakan imajinasi untuk suatu irama atau lagutertentu
185 mencerminkan perasaan dalam 4. Bermain dramasederhana
suatuperan 5. Menggunakan dialog dalam dalam suatu peran
Q. S Lukman (31) 4. Membedakan peran fantasi sesuaicerita
:20,31 dankenyataan 6. Mengekspresikan gerakan dengan irama dengan dua
-32-
5. Menggunakan dialog perilaku variasi ataulebih
dan berbagai materi dalam 7. Menggambar berbagai macam bentuk yangberagam
menceritakan sesuatucerita 8. Membuat karya seperti bentuk sesungguhnyadengan
6. Mengekspreskan gerakan berbagai bahan (kertas, plastisi, balokdll)
dengan irama yangbervariasi 9. Mendeskripsikan sesuatu dengan
7. Menggambar obyek disekitarnya ekspresiyangbervariasi
8. Membentuk berdasarkan obyek 10. Menggambar dengan berbagai bahan dancara
yang dilihatnya (misalnya 11. Mengkreasi warna dalam gambar dan memberi
dengan plastisin, tanahliat) penj elasananya
9. Mendeskrisikan sesuatu 12. Mampu memberi penjelasan atas hasil kreasi gambar
(seperti binatang) dengan sesuai imajinasinya
ekspresi yang berirama
(contoh: anak menceritakan
gajah dengan gerak dan
mimiktertentu)
10. Mengkombinasikan berbagai
warna ketika menggambar
ataumewarnai
11. Mewarnai gambar dengan
kesukaan warnanya
12. Mengkreasi gambar sesuai
imajinasinya
-33-
B. Program Pengembangan dan Materi Pembelajaran

PROGRAM
KOMPETENSI YANG DICAPAI MATER' PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN

Nilai Agama dan 1.1Mempercayai adanya Tuhan ➢ Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, mengenal ciptaan-
Moral melalui Ciptannya ciptaan Tuhan, membiasakan mengucapkan kalimat pujian
terhadap ciptaan Tuhan
1.2Menghargai diri sendiri, orang > Terbiasa merawat kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau
lain, dan lingkungan sekitar teman, menghargai teman (tidak mengolok-olok), hormat pada
sebagai rasa syukur kepada guru dan orang tua, menjaga dan merawat tanaman, binatang
Tuhan peliharaan
2.13 Memiliki perilaku yang ➢ Terbiasa berbicara sesuai fakta, tidak curang dalam
mencerminkan sikap jujur perkataan dan perbuatan, tidak berbohong, meng-hargai
kepemilikan orang lain, mengembalikan benda yang bukan
haknya, mengerti batasan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, terus terang, anak senang melakukan sesuatu
sesuai aturan atau kesepakatan, dan mengakui kelebihan diri
atau temannya.
3.1 Mengenal kegiatan beribadah > Doa-doa (doa sebelum dan sesudah belajar, doa sebelum dan
sehari-hari sesudah makan, doa sebelum dan bangun tidur, doa untuk
4.1Melakukan kegiatan beribadah kedua orang tua), mengenal hari-hari besar agama, tempat
sehari-hari dengan tuntunan ibadah, tokoh keagamaan.
-34-

orang dewasa.
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai > Perilaku baik dan santun disesuaikan dengan agama dan adat
cerminan akhlak mulia. setempat; tata cara berbicara secara santun, cara berjalan
melewati orang tua, cara meminta bantuan, cara
4.2 Menunjukkan perilaku santun menyampaikankan terima kasih setelah mendapatkan
sebagai cerminan akhlak bantuan.
mulia. > Tata cara berdoa beribadah sesuai agamanya misalnya;
berdoa, tata cara makan, tata cara memberi salam, tata cara
berpakaian, menolong teman, orang tua dan guru.

Fisik Motorik 2.1 Memiliki perilaku yang > Kebiasaan anak makan makanan bergizi seimbang, mencuci
mencerminkan hidup sehat tangan, menggosok gigi, mandi, berpakaian bersih, menjaga
kebersihan lingkungan misalnya; kebersihan tempat belajar
dan lingkungan, menjaga kebersihan alat main dan milik
pribadi.

3.3Mengenal anggota tubuh, > Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat,
fungsi, dan gerakannya untuk kebutuhan untuk menjadi anggota tubuh tetap sehat,
pengembangan motorik kasar berbagai gerakan untuk melatih motorik kasar dalam
dan motorik halus kelenturan, kekuatan, kestabilan, keseimbangan, kelincahan,
kelenturan, koordinasi tubuh.
➢ Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara lain merangkak,
4.3Menggunakan anggota tubuh berjalan, berlari, merayap, berjinjit, melompat, meloncat,
- 35 -
untukpengembangan motorik memanjat, bergelantungan, menendang, berguling dengan

kasar dan halus menggunakan gerakan secara terkontrol, seimbang dan lincah
dalam menirukan berbagai gerakan yang teratur (misal:
menirukan gerakan benda,senam tarian, permainan
tradisional, dll)
> Keterampilan motorik halus untuk melatih koordinasi mata
dan tangan, kelenturan pergelangan tangan, kekuatan dan
kelenturan jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain;
meremas, menjumput, meronce, menggunting, menjahit,
mengancingkan baju, menali sepatu, menggambar, menempel,
makan dll.
> Permainan motorik kasar atau halus dengan aturan
3.6Mengetahui cara hidup sehat. > Cara merawat kebersihan diri (misal: mencuci tangan,
merawat gigi, mulut, telinga, hidung, olahraga, mandi 2x
sehari; memakai baju bersih), memilih makanan dan
minuman yang sehat, makanan yang diperlukan tubuh agar
tetap sehat.

> Cara menghindarkan diri dari bahaya kekerasan (melindungi


4.4 Mampu menolong diri sendiri
anggota tubuh yang terlarang : mulut, dada, alat kelamin,
untuk hidup sehat
pantat; waspada terhadap orang asing/tidak dikenal),
> Cara menghindari diri dari benda-benda berbahaya misalnya
pisau, listrik, pestisida, kendaraan saat di jalan raya
> Cara menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan
-36-
> Kebiasaan buruk yang harus dihindari (permen, nonton TV
atau main game lebih dari 1 jam setiap hari, tidur terlalu larut
malam, jajan sembarang).

Kognitif 2.2 Memiliki perilaku yang > Membiasakan ekploratif

mencerminkan sikap ingin > Cara bertanya

tahu > Cara mendapatkan jawaban

2.3 Memiliki perilaku yang > Pemahaman tentang kreatif

mencerminkan sikap kreatif > Membiasakan kerja secara kreatif

3.5 Mengetahui cara memecahkan > Cara mengenali masalah

masalah > Cara mengetahui penyebab masalah


> Cara mengatasi masalah
4.5Menyelesaikan masalah sehari- > Menyelesaikan kegiatan dengan berbagai cara untuk

hari secara kreatif(nama, mengatasi masalah bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas,

warna, bentuk, ukuran, pola, tabung), ukuran (panjang-pendek, besar-kecil, berat-ringan,

sifat, suara, tekstur, fungsi, sebentar-lama), bilangan (satuan, puluhan), tekstur (kasar-

dan ciri-ciri lainnya) halus, keras-lunak),suara (cepat-lambat, keras-halus, tinggi-

rendah),

4.6 Menyampaikan tentang apa > Pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk, ukuran,

dan bagaimana benda-benda fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran, ukuran-bentuk, warna-

di sekitar yang dikenalnya ukuran-bentuk),


-37-
(nama, warna, bentuk, > Membandingkan benda berdasarkan ukuran "lebih dari -

ukuran, pola, sifat, suara, kurang dari", "paling/ter)

tekstur, fungsi, dan ciri-ciri > Mengurutkan benda berdasarkan seriasi (kecil-sedang-besar)

lainnya) melalui berbagai hasil > Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi (sangat kecil- lebih

karya. kecil- kecil- besar- lebih besar- paling besar), pola ABC-ABC,

ABCDberdasarkan urutan warna, bentuk, ukuran, bunyi,

warna, fungsi, sumber, dll.


> Mencocokkan lambang bilangan dengan jumlah bilangan

hubungan satu ke satu, satu ke banyak, kelompok ke

kelompok lambang bilangan

3.7 Mengenal lingkungan sosial > Keluarga (hubungan dalam keluarga, peran, kebiasaan, garis
(keluarga, teman, tempat keturunan, dst),
tinggal, tempat ibadah, > Teman (nama, ciri-ciri, kesukaan, tempat tinggal dst),
budaya, transportasi) > Lingkungan geografis (pedesaan/pantai/ pegunungan/kota),
> Kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst), pekerjaan
(petani, buruh, guru, dll),
> Budaya (perayaan terkait adat, pakaian, tarian, makanan,
dst),
4.7 Menyajikan berbagai karya > Tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor pos, kantor
yang berhubungan dengan polisi, terminal, dst),
lingkungan sosial (keluarga, > Berbagai jenis transportasi (transportasi darat, air, udara,
teman, tempat tinggal, tempat transportasi dahulu, dan sekarang).
-38-
ibadah, budaya, transportasi) > Berbagai lambang negara
dalam bentuk gambar,
bercerita, bernyanyi, dan
gerak tubuh
4.8 Menyajikan berbagai karya > Hewan, misalnyajenis (nama, ciri-ciri, bentuk).
yang berhubungan dengan > Kelompok hewan berdasarkan makanan (herbivore, omnivore,
lingkungan alam (hewan, carnivore).
tanaman, cuaca, tanah, air, > Kelompok hewan berdasarkan manfaat (hewan
batu-batuan, dll) dalam ternak/ peliharaan/ buas),
bentuk gambar, bercerita, > Tanaman dikenalkan dengan jenis (tanaman darat/air,
bernyanyi, dan gerak tubuh perdu/ batang, buah / hias / kayu, semusim/ tahunan) ,
> Bermacam bentuk dan warna daun dan bermacam akar),
> Berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/ beranak/ membelah
diri/ daun),
➢ Cara merawat tanaman, dst,
> Gejala alam (angin, hujan, Ocuaca, siang-malam, mendung,

siklus air, dst), tanah, batu,sebab akibat kejadian, dst

3.9 Mengenal teknologi sederhana > Nama-nama benda, bagian-bagian benda, fungsi dari masing-
(peralatan rumah tangga, masing benda/peralatan.
peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll)
4.9 Menggunakan teknologi
-39-
sederhana untuk > Cara menggunakan secara tepat, dan cara merawat. Alat dan
menyelesaikan tugas dan benda yang dimaksud dapat berupa peralatan sekolah,
kegiatannya (peralatan rumah perabot rumah tangga, perkakas kerja, peralatan elektronik,
tangga, peralatan bermain, barang-barang bekas pakai.
peralatan pertukangan, dll)

Sosial Emosional 2.5 Memiliki perilaku yang ➢ Cara memberi salam pada guru atau teman,
mencerminkan sikap > Cara untuk berani tampil di depan teman, guru, orang tua
dan lingkungan sosial lainnya,
> Cara menyampaikan keinginan dengan santun

2.6 Memiliki perilaku yang > Aturan bermain


mencerminkan sikap taat > Aturan di satuan PAUD
terhadap aturan sehari-hari > Cara mengatur diri sendiri misalnya membuat jadwal atau
untuk melatih kedisiplinan garis waktu
> Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak sesuai aturan
2.8 Memiliki perilaku yang > Pemahaman tentang mandiri
mencerminkan kemandirian ➢ Perilaku mandiri
> Cara merencanakan, memilih, memiliki inisiatif untuk belajar
atau melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dengan

2.9 Memiliki perilaku yang > Keuntungan mengalah


mencerminkan sikap peduli > Cara menawarkan bantuan pada teman atau guru.
dan mau membantu jika ➢ Cara menenangkan diri dan temannya dalam berbagai situasi,
-40
diminta bantuannya senang berbagi makanan atau mainan.

2.10 Memiliki perilaku yang > Perilaku anak yang menerima perbedaan teman dengan
mencerminkan sikap dirinya.
kerjasama > Cara menghargai karya teman.
> Cara menghargai pendapat teman, mau berbagi,
mendengarkan dengan sabar pendapat teman.
➢ Cara berterima kasih atas bantuan yang diterima.
2.11 Memiliki perilaku yang dapat > Kegiatan transisi,
menyesuaikan diri > Cara menghadapi situasi berbeda
> Cara menyesuaikan diri dengan cuaca dan kondisi alam.
2.12 Memiliki perilaku yang > Pemahaman tentang tanggung jawab.
mencerminkan sikap > Pentingnya bertanggung jawab.
tanggungjawab > Cara bertanggung jawab (mau mengakui kesalahan dengan
meminta maaf).
➢ Cara merapihkan/membereskan mainan pada tempat semula.
> Mengerjakan sesuatu hingga tuntas,
➢ Mengikuti aturan yang telah ditetapkan walaupun sekali-kali
masih harus diingatkan.
> Senang menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya (misalnya
piket sebagai pemimpin harus membantu menyiapkan alat
makan, dst)
3.13 Mengenal emosi diri dan > Cara menghadapi orang yang tidak dikenal,
-41-
orang lain
4.13 Menunjukkan reaksi emosi ➢ Penyebab sedih, marah, gembira, kecewa, atau mengerti jika
diri secara wajarr is menganggu temannya akan marah, jika is membantu
temannya akan senang, mengendalikan emosi secara wajar
3.14 Mengenali kebutuhan, ➢ Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya (lapar ingin
keinginan, dan minat diri makan, kedinginan memerlukan baju hangat, perlu payung
agar tidak kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat),
➢ Teknik mengambil makanan sesuai kebutuhan, menggunakan
4.14 Mengungkapkan kebutuhan, alat main sesuai dengan gagasan yang dimilikinya,
keinginan dan minat diri ➢ Membuat karya sesuai dengan gagasannya
dengan cara yang tepat

Bahasa 2.13 Memiliki perilaku yang ➢ Cara berbicara secara santun, menghargai teman dan orang
mencerminkan sikap rendah yang lebih tua usianya
hati dan santun kepada orang ➢ Pemahaman sikap rendah hati
tua, pendidik, dan teman ➢ Contoh perilaku rendah hati dan santun

3.10 Memahami bahasa reseptif ➢ Cara menjawab dengan tepat ketika ditanya.
(menyimak dan membaca) ➢ Cara merespon dengan tepat saat mendengar cerita atau buku
yang dibacakan guru.
4.10 Menunjukkan kemampuan ➢ Melakukan sesuai yang diminta dengan beberapa perintah.
berbahasa reseptif (menyimak ➢ Menceritakan kembali apa yang sudah didengarnya
dan membaca)
- 42 -
3.11 Memahami bahasa ekspresif > Mengungkapkan keinginannya, menceritakan kembali.
(mengungkapkan bahasa > Bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya.
secara verbal dan non verbal) > Mengungkapkan perasaan emosinya dengan melalui bahasa
4.11 Menunjukkan kemampuan secara tepat.
berbahasa ekspresif > Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan
(mengungkapkan bahasa
secara verbal dan non verbal)
3.12 Mengenal keaksaraan awal ➢ Membaca gambar, membaca symbol,
melalui bermain > Menjiplak huruf,
> Mengenali huruf awal pada namanya, menuliskan huruf-
huruf
4.12 Menunjukkan kemampuan > Menuliskan pikirannya walaupun hurufnya masih terbalik
keaksaraan awal dalam atau tidak lengkap,
berbagai bentuk karya > Hubungan bunyi dengan huruf
> Mengucapkan kata yang sering diulang-ulang tulisannya pada
buku cerita,
> Mengeja huruf,
> Membaca sendiri
Hubunngan angka dan bilangan

Se ni 2.4 Memiliki perilaku yang > Cara menjaga kerapihan diri.


mencerminkan sikap estetis > Cara menghargai hasil karya baik dalam bentuk gambar,
lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya.
- 43 -
> Cara merawat kerapihan, kebersihandan keutuhan benda
mainan atau milik pribadinya.
3.15 Mengenal berbagai karya dan > Membuat berbagai hasil karya dan aktivitas seni gambar dan
aktivitas seni lukis, seni suara, seni musik, karya tangan dan lainnya.
➢ Menampilkan hasil karya seni.
4.15 Menunjukkan karya dan
aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
-44-

C. Program Pengembangan dan Indikator Pencapaian Perkembangan Usia 4-5 Tahun

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN

1. NILAI AGAMA 1.1 Mempercayai adanya ➢ Terbiasa menyebut Nama Allah SWTsebagai Pencipta.

DAN MORAL AllahmelaluiCiptaan-Nya. ➢ Terbiasa mengucapkan Kalimat Pujian terhadap Ciptaan Allah
SWT.
1.2 Menghargai diri sendiri, ➢ Menghormati (toleransi) agama orang lain.
orang lain dan ➢ Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap Ciptaan Allah
lingkungan sekitar SWT.
sebagai rasa syukur
kepada Allah SWT.
2.13 Memiliki perilaku yang ➢ Menghargai kepemilikan orang lain/ mengembalikan benda
mencerminkan sikap bukan haknya.
jujur.
3.1 Mengenal kegiatan ➢ Meniru ucapan dan melakukan ibadah
beribadah setiap hari.
4.1 Melakukan kegiatan ➢ Hafal do'a-do'a sebelum dan sesudah kegiatan
beribadah sehari-hari
dengan tuntunan orang
dewasa.
3.2 Mengenal perilaku baik ➢ Memiliki perilaku baik dan santun disesuaikan dengan agama
dan santun sebagai dan adat setempat
-45-
cerminan akhlak mulia.
4.2 Menunjukkan perilaku > Terbiasa mengucapkan kata: maaf,tolong,terimakasih dan
santun sebagai cerminan permisi.
akhlak mulia.

2. FISIK MOTORIK 2.1 Memiliki perilaku yang > Terbiasa makan makanan bergizi seimbang.
mencerminkan hidup > Terbiasa memelihara diri dan lingkungan.
sehat.
3.3 Mengenal anggota tubuh, > Melakukan berbagai kegiatan motorik kasar dan halus yang
fungsi, dan gerakannya seimbang terkontrol dan lincah.
untuk perkembangan > Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
motorikkasar dan melakukan gerakan bergelayutan (berkibar).
motorik halus. > Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara
terkoordinasi.
4.3 Menggunakan anggota > Melakukan kegiatan melempar sesuatu secara terarah.
tubuh untuk > Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
pengembangan motorik menangkap bola dengan tepat.
kasar dan halus. > Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
melakukan gerakan antisipasi (misal : permainan melempar
bola).

> Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu


-46 -
menendang bola secara terarah.
> Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
memanfaatkan alat permainan di dalam dan diluar ruangan.
➢ Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
menggunakan anggota badan untuk melakukan gerakan
halus yang terkontrol, misal : meronce.

3.4 Mengetahui cara hidup > Mulai terbiasa hidup bersih dan sehat.
sehat > Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
mengenali bagian tubuh yang haus dilindungi dan cara
4.4 Mampu menolong diri melindungi dari kekerasan termasuk kekerasan seksual.
sendiriuntuk hidupsehat. > Mulai terbiasa mengkonsumsi makanan dan minuman yang
bersih, sehat, dan bergizi.
> Menggunakan toilet tanpa bantuan.

3. KOGNITIF 2.2 Memiliki perilaku yang > Terbiasa menunjukkan aktifitas yang bersifat eksploratif dan

mencerminkansikap ingin menyelidik seperti : aktif bertanya, mencoba atau melakukan

tahu. sesuatu untuk mendapatkan.

2.3 Memiliki perilaku yang ➢ Kreatif dalam menyelesaikan masalah menggunakan ide,
mencerminkan sikap gagasan, diluar kebiasaan atau cara yang tidak biasa/

kreatif. menerapkan pengetahuan atau pengalaman baru.


> Menunjukkan inisiatif dalam memilih permainan, contoh :
"ayo kita bermain pura-pura seperti burung"
- 47 -
3.5 Mengetahui cara > Mampu memecahkan masalah sederhana yang dihadapi
memecahkan masalah dibantu oleh orang dewasa.
sehari-hari dan berperilaku
kreatif. > Melakukan kegiatan sampai selesai.
4.5 Menyelesaikan masalah
sehari-hari secarakreatif.
3.6 Mengenal benda-benda di > Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
sekitarnya (nama, warna, mengenal benda dengan mengelompokkan berbagai benda
bentuk, ukur berdasarkan ukuran (misal : besar kecil, panjang pendek,
tebal tipis, berat ringan).
an, pola, sifat, suara, tekstur, > Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
fungsi, dan ciri-ciri mengenal benda dengan memasangkan benda dengan
lainnya. pasangannya.
4.6 Menyampaikan tentang apa
dan bagaimana benda- ➢ Mengenal benda dengan mengurutkan benda berdasarkan
benda disekitar yang ukuran dari yang terpendek sampai yang terpanjang, terkecil-
dikenalnya (nama, terbesar.
warna, bentuk, ➢ Mampu mengenal berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna
ukuran,pola, sifat, suara, melalui kegitan mengelompokkan.
tekstur, fungsi, dan ciri- ➢ Mampu mengenal konsep besar-kecil, banyak-sedikit,
ciri lainnya) melalui panjang-pendek, berat-ringan, tinggi-rendah melalui
berbagai hasil karya. membandingkan.
-48-

3.7 Mengenal lingkungan sosial > Menyebut nama anggota keluarga lain, teman, dan jenis
(keluarga, teman, tempat kelamin mereka.
tinggal, tempat ibadah, > Menyebut tempat dilingkungannya.
budaya, transportasi). > Menyebutkan arah ke tempat yang sering dikunjungi pada
radius yang lebih jauh (pasar, taman bermain).
4.7 Menyajikan berbagai > Menyebutkan dan mengetahui perlengkapan/atribut yang
karyanya dalam bentuk berhubungan dengan pekerjaan orang orang yang ada di
gambar, sekitarnya.
bercerita,bernyanyi, gerak > Mengikuti aturan lingkungan sosial dimana berada dalam
tubuh, dan lainnya tentang keseharian.
lingkungansosial (keluarga,
teman, tempat
tinggal,tempat ibadah,
budaya).
3.8 Mengenal lingkungan alam > Menunjukkan nama dan kegunaan benda-benda alam.
(hewan, tanaman, cuaca, > Mengungkapkan hasil karya yang dibuatnya secara
tanah, air, batu-batuan, sederhana yang berhubungan dengan benda-benda yang ada
dll) di lingkungan alam.
-49-
4.8 Menyajikan berbagai > Menunjukkan proses perkembangbiakan makhluk hidup
karyanya dalam bentuk (misal : kupu-kupu, ayam, katak).
gambar,
bercerita, bernyanyi,
gerak tubuh, dan lainnya
tentang lingkungan alam.
3.9 Mengenal, menggunakan ➢ Menggunakan cara penggunaan benda-benda teknologi
teknologi sederhana sederhana misal gunting, pisau, sikat gigi, sendok.
(peralatan rumah tangga,
peralatan bermain,
peralatan pertukangan,
dan lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan
kegiatannya. > Mengenali bahan-bahan pembuatan teknologi sederhana.
4.9 Menggunakan teknologi
sederhana(peralatan
rumah tangga, peralatan
bermain, peralatan
pertukangan, dan
lainnya untuk
menyelesaikan tugas
dankegiatannya.
-50-

4. BAHASA 2.14 Memiliki perilaku yang > Terbiasa ramah menyapa siapapun dengan lembut dan
mencerminkan sikap santun.
santun terhadap
orangtua, pendidikdan
teman.
3.10 Memahami bahasa > Menceritakan kembali apa yang didengar.
reseptif (menyimak dan
membaca). ➢ Melaksanakan perintah sederhana sesuai dengan aturan yang

4.10 Menunjukkan disampaikan (misal aturan makan bersama).

kemampuan
berbahasareseptif
(menyimak dan
membaca).
3.11 Memahami bahasa > Menggunakan kalimat pendek untuk berinteraksi anak-anak
ekspresif atau orang dewasa untuk menyatakan apa yang dilihat dan
(mengungkapkan bahasa dirasa.
verbal dan non verbal). > Menceritakan gambar yang ada dalam buku.
4.11 Menunjukkan > Berbicara sesuai dengan kebutuhan.
kemampuan berbahasa > Bertanya dengan menggunakan lebih dari dua kata tanya
ekspresif seperti : apa, mengapa, bagaimana, dimana.
(mengungkapkan bahasa
secara verbal dan non
verbal.
-51-
3.12 Mengenal keaksaraan ➢ Menulis huruf-huruf yang dicontohkan dengan cara meniru.
awal melalui bermain. > Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan

4.12 Menunjukkan bahasa yang diungkapkan.


kemampuan > Menghubungkan benda-benda kongkret dengan lambang
keaksaraanawal dalam bilangan 1-10.
berbagai bentuk karya.

5. SOSIAL DAN 2.5 Memiliki perilaku yang r‘ Berani tampil di depan teman, orangtua, dan lingkungan

EMOSIONAL mencerminkan sikap sosial lainnya.


percaya diri. > Berani mengemukakan keinginan atau pendapat.
> Berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal sebelumnya
dengan pengawasan guru.
> Bangga menunjukkan hasil karya.

2.6 Memiliki perilaku yang > Tahu akan haknya.


mencerminkan sikap taat > Mentaati kegiatan dan aturan kelas
pada aturan sehari-hari > Mengantri sesuai aturan dan menunggu giliran.
dlm melatih kedisiplinan.
2.7 Memiliki ➢ Bersikap tenang, tidak lekas marah. Dan dapat menunda
perilakumencerminkan keinginan.
sikap sabar. ➢ Sabar mendengarkan ketika orang lain berbicara.
> Tidak menangis saat berpisah dari ibunya.
> Berusaha tidak menyakiti atau membalas dengan kekerasan.
2.8 Memiliki perilaku yang > Mengambil keputusan dan melakukan pekerjaan secara
-52-
mencerminkan mandiri.
kemandirian. > Merencanakan, memilih memiliki inisiatif untuk belajar atau
melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dibantu
seperlunya.
> Menyelesaikan gagasannya hingga tuntas.
2.10Memiliki perilaku > Senang berbagi (gagasan, mainan, makanan, dan lainnya
yangmencerminkan sikap dengan teman).
kerjasama.
2.11 Memiliki perilaku yang A-- Memperlihatkan kemaampuan diri untuk menyesuaikan
dapatmenyesuaikan diri. dengan situasi.
> Tetap tenang saat berada di tempat baru dengan situasi baru,
misalnya saatbertamu, di pusat perbelanjaan ramai.
2.12 Memiliki perilaku yang ➢ Senang menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya.
mencerminkan sikap > Bersedia untuk menerima konsekuensi atau menanggung
tanggung jawab. akibat atas tindakan yang diperbuat baik secara sengaja
maupun tidak disengaja.
> Mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf.
> Merapikan atau membereskan mainan pada tempat semula.
3.14 Mengenali kebutuhan, > Memilih satu macam dari 2-3 pilihan yang tersedia, misal :
keinginan, danminat diri. mainan, makanan, dan pakaian.
4.14 Mengungkapkan > Memilih satu dari berbagai kegiatan/ benda yang disediakan.
kebutuhan, keinginan,
dan minat diri dengan
-53-
cara yang tepat.

6. SENI 2.4 Memiliki perilaku yang ➢ Menjaga kerapihan dan kebersihan diri.
mencerminkansikap > Merawat kerapihan, kebersihan, dan keutuhan benda mainan
estetis. atau milik pribadinya.
3.15 Mengenal dan > Menghargai penampilan karya seni anak lain dengan
menghasilkan berbagai bimbingan (misal : bertepuktangan dan memuji).
karya dan aktivitas seni. > Menampilkan karya seni sederhana di depan anak atau orang
4.15 Menunjukkan karya dan lain.
aktivitas senidengan
menggunakan media.
-54-
D. Program Pengembangan dan Indikator Pencapaian Perkembangan Usia 5-6 Tahun

PROGRAM
NO PENGEMBANGA KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
N

1. NILAI AGAMA 1.1 Mempercayai adanya Allah > Terbiasa menyebut Nama Allah SWT sebagai Pencipta
DAN NORAL melalui Ciptaan-Nya > Terbiasa mengucapkan Kalimat Pujian terhadap Ciptaan Allah
SWT.
1.2 Menghargai diri sendiri, > Menghormati (toleransi) agama orang lain
orang lain danlingkungan > Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap Ciptaan Allah
sekitarsebagai rasa SWT.
syukur kepada Allah SWT.
2.13 Memiliki perilaku yang :- Menghargai kepemilikan orang lain / mengembalikan benda
mencerminkan sikap yang bukan haknya
Jujur
3.1 Mengenal kegiatan :-' Menggunakan doa-doa sehari-hari, melakukan ibadah sesuai
beribadah sehari-hari dengan agama nya (misal : doa sebelum memulai dan selesai
4.1 Melakukan kegiatan kegiatan.
beribadah sehari-hari > Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
dengan tuntunan orang (misal : tidak bohong, tidak berkelahi)
dewasa. ➢ Menyebutkan hari-hari besar agama, tempat ibadah, tokoh
keagamaan (misal: nabi-nabi )
- 55 -
➢ Menyebutkan tempat-tempat ibadah agama lain.
➢ Menceritakan kembali tokoh-tokoh keagamaan ( misal : nabi-
nabi )
3.2 Mengenal perilaku baik dan ➢ Berperilaku sopan dan peduli melalui perkataan dan
santun sebagai perbuatannya secara spontan sesuai dengan agama dan
cerminan akhlak mulia budaya
4.2 Menunjukkan perilaku
santun sebagai cerminan
akhlak mulia

2. FISIK MOTORIK 2.1 Memiliki perilaku yang ➢ Terbiasa makanan bergizi seimbang
mencerminkan hidup ➢ Terbiasa memelihara kebersihan diri dan lingkungan.
sehat
3.3 Mengenal anggota tubuh, ➢ Mengenal anggota tubuh dan fungsinya
fungsi dangerakannya ➢ Melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol,
untuk seimbang dan lincah.
pengembanganmotorik ➢ Melakukan kegiatan gerakan mata, tangan, kaki, kepala
kasar dan motorikhalus secara terkoordisai dalam meniru berbagai gerakan yang
1.3 Menggunakan anggota teratur (misal : senam dan tarian)
tubuh, untuk ➢ Melakukan permainan fisik dengan aturan.
1.4 Pengembangan motorik ➢ Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam dalam
kasar dan halus berbagai aktivitas (misal : mengancingkan baju, menali
sepatu, menggambar, menempel, menggunting, pola, meniru
bentuk, menggunakan alat makan)
-56 -
3.4 Mengetahui cara hidup ➢ Melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat (misal : mandi
sehat 2x sehari, memakai baju bersih, membuang sampah pada
4.4 Mampu menolong diri tempatnya, menutup hidung dan mulut ketika batuk dan
sendiri untuk hidup sehat bersin, membersihkan dan membereskan tempat bermain)
➢ Mampu melindungi diri dari percobaan kekerasan, termasuk
kekerasan seksual dan bullying ( misal dengan berteriak
dan/atau berlari)
➢ Mampu menjaga keamanan diri dri Benda-benda berbahaya
(misal : listrik, pisau, pembasmi serangga, kendaraan dijalan
raya)
➢ Menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan
➢ Mengenal kebiasaan buruk bagi kesehatan (makan, permen,
jaj an sembarangan)

3. KOGNITIF 2.2 Memiliki perilaku yang ➢ Terbiasa menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan
mencerminkan sikap ingin menyelidik (seperti : aktif bertnya, mencoba atau melakukan
tahu sesuatu untuk mendapatkan jawaban)

2.3 Memiliki mperilaku yang ➢ Kreatif dalam menyelasaikan masalah menggunakan ide,
mencerminkan sikap gagasan diluar kebiasaan atau cara yang tidak biasa atau
kreatif dengan menerapkan pengetahuan atau pengalaman baru.
➢ Menunjukkan inisiatif dalam memilih permainan ( seperti :
"ayo kita bermain pura-pura seperti burung")
3.5 Mengetahui dan mampu ➢ Mengerti masalah sederhana yang dihadapi.
cara memecahkan ➢ Menyelesaikan tugas meskipun menghadapi kesulitan
-57-
masalah sehari-hari dan > Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan
berperilaku kreatif
4.6 Menyelesaikan masalah
sehari-hari secara kreatif
3.6 Mengenal benda-benda > Mengenal benda dengan mengelompokkan berbagai benda
disekitarnya (nama, dilingkungannya berdasarkan ukuran, sifat, suara, tekstur,
warna, bentuk, ukuran, fungsi, dan cirri-ciri lainnya.
pola, sifat, suara, tekstur, > Mengenal benda dengan menghubungkan satu benda dengan
fungsi, dan ciri-ciri benda yang lain
lainnya) > Menghubungkan atau menjodohkan nama benda dengan
4.6 Menyampaikan ten tang apa tulisan sederhana, melalui berbagai aktivitas
dan bagaimana benda- > Mengenal konsep besar-kecil, banyak-sedikit, panjang-
benda disekitar yg pendek, berat-ringan, tinggi-rendah, dengan mengukur
dikenalnya (nama, warna, menggunakan ukur tidak baku
bemtuk, ukuran,pola. ➢ Membuat pola ABCD-ABCD
Sifat, suara, tekstur, ➢ Mampu mengurutkan lima seriasi atau lebih berdasarkan
fungsi, dan 58 ciri-ciri warna, bentuk, ukuran, atau jumlah
lainnya) melalui berbagai > Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran : " lebih dari "; "
karya kurang dari " ; dan " paling/ter".
> Mengklasifikasikan benda berdasarkan 3 variabel warna,
bentuk, dan ukuran .
> Menyebutkan lambang bilangan 1-10
> Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
-58-
➢ Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
3.7 Mengenal lingkungan sosial ➢ Menyebutkan nama anggota keluarga dan teman serta ciri-
(keluarga, teman, tempat ciri khusus mereka secara lebih rinci (warna kulit, warna

tinggal, tempat ibadah rambut, jenis rambut, dll)


budaya, transportasi) ➢ Menjelaskan lingkungan sekitarnya secara sederhana
4.7 Menyajikan berbagai karya ➢ Menyebutkan arah ketempat yang sering dikunjungi dan alat
yang berhubungan transportasi yang digunakan
dengan lingkungan ➢ Menyebutkan peran-peran dan pekerjaan termasuk
sosial (keluarga, teman, didalamnya perlengkapan/atribut dan tugas-tugas yang

tempat tinggal, tempat dilakukan dalam pekerjaan tersebut


ibadah, budaya, ➢ Membuat danmengikuti aturan
transportasi) dalam
bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi. dan gerak
tubuh

3.8 Mengenal lingkungan ➢ Mengetahui hubungan dirinya dengan alam

alam (hewan, tanaman, ➢ Mengenal konsep sains dalam kehidupan sehari-hari

cuaca, tanah, air, batu- ➢ Melakukan berbagai percobaan sederhana bersifat sains.

batuan, dll). ➢ Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angin bertiup


menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan
4.8 Menyajikan berbagai
sesuatu menjadi basah)
karyanya dalam bentuk
-59-
gambar,bentuk Gambar,
bercerita,bernyanyi, gerak
tubuh, dlltentang
lingkungan alam (hewan,
tanaman, cuaca, tanah,
air, batu-batuan, dll)

1.9 Mengenal, menggunakan ➢ Melakukan kegiatan dengan mengunakan alat tekhnologi

tehnologi sederhana sederhana sesuai fungsinya secara aman dan bertanggung

(peralatanrumah tangga, jawab

peralatanbermain > Membuat alat-alat tehnologi sederhana (misal: baling-baling )

peralatanpertukangan dll) ➢ Melakukan proses kerja sesuai dengan prosedurnya (misal :

4.9 Menggunakan tehnologi membuat teh dimulai dari menyediakan air panas )

sederhana (peralatan
rumah tangga, peralatan
bermain, peralatan
pertukangan, dll )untuk
menyelasaikan tugas dan

kegiatannnya

4. BAHASA 2.14 Memiliki perilaku yang > Terbiasa ramah menyapa siapapun dengan lembut dan

mencerminkan sikap santun


-60-
santun kepada orangtua,

pendidik dan teman

3.10 Memahami bahasa > Menceritakan kembali apa yangdidengar dengan kosakata

reseptif (menyimak dan yang lebih banyak

membaca) ➢ Melaksanakan perintah yang lebih kompleks sesuai dengan

4.10 Menunjuk kemampuan aturan yang disampaikan

berbahasa reseptif > Mengulang kalimat yang lebih kompleks

(menyimakdanmembaca) > Memahami informasi yangdidengarnya (misal : tata tertib,

aturan permainan)

3.11 Memahami bahasa > Mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapat dengan

reseptif (mengungkapkan kalimat sederhana dengan berkomunikasi dengan anak atau


bahasa secara verbal orang dewasa

dan non verbal) > Senang membaca buku-buku bergambar

4.11 Menunjukkan > Mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang

kemampuan berbahasa sesuai ketika berkomunikasi

ekspresi (mengungkapkan > Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

bahasa secara verbal dan > Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang

non verbal) sama

> Membuat cerita dengan merangkaikan gambar berseri

3.12 Mengenal keakaraan > Menunjukkan bentuk-bentuk simbol ( pra menulis )

awal melalui bermain > Mengenal suara huruf awal


-61-
4.12 Menunjukkan ➢ Menyebutkan lambang-lambang huruf sesuai suara / bunyi
kemampuan keaksaraan ➢ Menulis huruf-huruf dari namanya sendiri

awal dalam berbagai ➢ Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi /


bentuk karya huruf awal yang sama

➢ Mengenal arti kata dari gabungan beberapa huruf

konsonan dan vocal

➢ Membaca nama sendiri

➢ Mengenal perubahan bunyi dan arti berdasarkan perubahan

huruf dan posisi huruf

➢ Menuliskan cerita sendiri berdasarkan hasil karya yang

dibuatnya

➢ Menyebutkan angka bila diperlihatkan lambang bilangannya

(mengucapkan bunyi lambang )


-62-

5. SOSIAL 2.5 Memiliki perilaku yang > Berani tampil didepan teman, guru, guru, orang tua, dan

EMOSIONAL mencerminkan sikap lingkungan, sosial lainnya.


percaya diri > Berani mengemukakan keinginan dan pendapat
> Berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal sebelumnya
dengan pegawasan guru
> Bangga menunjukkan hasil karya
2.6 Memiliki perilaku yang > Tahu akan haknya
mencerminkan sikap taat > Menaati aturan kelas (kegiatan, aturan)
terhadap aturan sehari- ➢ Mengantri sesuai urutan, menunggu giliran
hari untuk melatih
kedisiplinan
2.7 Memiliki perilaku yang > Bersikap tenang , tidak lekas marah dan dapat menunda
mencerminkan sikap keinginan
sabar > Sabar mendengarkan ketika orang lain berbicara
> Tidak menangis saat berpisah dengan ibunya
> Berusaha tidak menyakiti atau membalas dengan kekerasan
2.8 Memiliki perilaku yang > Mengambil keputusan dan melakukan pekerjaan secara
mencerminkan mandiri
kemandirian > Merencanakan, memilih , memiliki inisiatif untuk belajar
atau melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dibantu
- 63 -
seperlunya
➢ Menyelesaikan gagasannya hingga tuntas

2.9 Memiliki perilaku yang ➢ Mengetahui perasaan dan kondisi temannya dan merespon
mencerminkan sikap secara wajar
peduli dan mau ➢ Menghargai hak / pendapat / karya orang lain
membantu jika diminta ➢ Senang menawarkan bantuan pada teman atau guru
bagiannya ➢ Senang mengajak temannya untuk berkomunikasi,
bereaksi positif kepada semua temannya

2.10 Memiliki perilaku yang ➢ Memperlihatkan kemampuan diri untuk sikap terbuka
mencerminkan sikap dengan lingkungan di sekitarnya.
kerjasama ➢ Dapat berinteraksi dalam berbagai kegiatan dengan
memperlihatkan adanya sikap menerima perbedaan dan sikap
memberi terhadap lingkungan di sekitarnya.
2.11 Memiliki perilaku yang ➢ Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan
dapat menyesuaikan dengan situasi
dengansituasi ➢ Tetap tenang saat berada ditempat baru dengan situasi
baru misalnya saat bertamu, berada dipusat perbelanjaan ,
atau saat bertemu dengan guru baru
2.12 Memiliki perilaku yang ➢ Senang menjalankan kegiatan yang njadi tugasnya ( misalnya:
mencerminkansikap piket sebagai pemimpin pun harus membantu menyiapkan

tanggungjawab alt makan


➢ Bersedia untuk menerima konsekuensi atau menanggung
-64-
akibat atas tindakan yang diperbuat baik secara sengaja
maupun tidak disengaja
> Mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf
> Merapikan/membereskan mainan pada tempat semula

2.14 Memiliki perilaku yang > Terbiasa ramah menyapa siapapun dengan lembut dan
mencerminkansikapsantu santun
n kepadaorangtua,
pendidik, teman.
3.13 Mengenal emosidiri dan > Mengenal keinginan diri dan dan mengendalikan diri secara
orang lain secara wajar wajar
4.13 Menunjukkan reaksi ➢ Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang
emosi secara wajar ada ( senang - sedih - antusias dsb )
> Berperilaku yang membuat orang lain nyaman

3.14 Mengenali kebutuhan, i Memilih kegiatan / benda yang paling sesuai dengan yang
keinginan, dan minatdiri dibutuhkan dari beberapa pilihan yang ada
4.14 Mengungkapkann > Mengungkapkan yang dirasakannya ( lapar ingin makan,
kebutuhan, keinginan, kedinginan memerlukan baju hangat, perlu payung agar tidak

dan minat diri dengan kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat )
carayangtepat

6. SENI 2.4 Memiliki perilaku yang > Menjaga kerapihan, kebersihan diri
mencerminkansikapesteti > Merawat kerapihan, kebersihan dan keutuhan benda mainan

s atau milikpribadinya
-65-
3.15 Mengenal dan ➢ Membuat karya seni sesuai kreativitas nya misal seni musik,
menghasilkan berbagai visual, gerak dan tari yang dihasilkannya dengan
karya dan aktivitas seni menggunakan alat yang sesuai .
4.15 Menunjukkan karya dan ➢ Menampilkan hasil karya seni baik dalam berbagai bentuk
aktivitasdengan > Menghargai hasil karya baik dalam berbagai bentuk Menjaga
menggunakanberbagai kerapihan dan kebersihan diri
media

E. CONTOH SEJARAH SINGKAT

Anak adalah sebagai penerus yang merupakan pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia
yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Untuk menjadi sumberdaya yang berkualitas maka
pembinaan sejak dini terhadap anak sangat penting, mengingat pada tahap inilah terjadi awal pembentukan dasa-dasar
kepribadian. Mengingat kepentingan tersebut, dan letak yang strategis diwilayah perumahan dimana banyak anak usia 4-6
tahun yang masih memerlukan asuhan dan stimulasi pendidikan, dan atas kesepakatan warga sekitar, maka tahun 2007
didirikan lembaga pendidikan Raudhatul Athfal
-66-
G. CONTOH ALAMAT PETA LOKASI
Alamat dan peta lokasi RA
Jumlah ruang kelas : ... ruang
Alamat RA dilengkapi mulai nama jalan, RT/RW, nomor, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota serta provinsi.
Peta Lokasi RA dilampirkan

H. CONTOH STATUS SATUAN LEMBAGA


Status satuan lembaga RA ( negeri/swasta/ ijin operasional/ NSM/NPSN/ Yayasan/ status akreditasi, dll )
Nama lembaga :
Alamat lengkap : Jalan,...RT...RW...NO...Kelurahan...Kecamatan... Kabupaten/ Kota...Provinsi...
Luas bangunan ...m2 x ... m2
Luas tanah : ... m2
Telepon
Status kepemilikan : milik yayasan ...
Mulai operasi : tahun ...
Ijin operasional : tgl/ bulan/ tahun
Tanggal sk : tgl/ bulan/ tahun
Ijin pendirian
Tanggal sk : tgl/ bln/ tahun
NPSN
NSM
Akreditasi : Terakteditasi ...
Nomor SK
Tanggal SK : tgl/ bln/ tahun
- 67 -
F. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA

Ketua Yayasan Kemenag


Kabupaten

Dokter Umum
Dokter Gigi
KEPALA RA
Psikolog
Komite

Tata Usaha Bendahara

I I

Guru Guru Guru Guru


Kel Al Kel A2 Kel B1 Kel B2

I
1
PESERTA DIDIK
-68-
I. CONTOH LATAR BELAKANG

Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan
datang. Oleh karena itu layanan PAUD pada jalur Raudhatul Athfal harus dirancang secara seksama dengan memperhatikan
perkembangan anak, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang berkembang. Memahami kondisi tersebut,
maka RA Permata Ummi memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Raudhatul Athfal.

J. CONTOH LANDASAN FILOSOFIS


Landasan Filosofis
Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama merupakan landasan filosofi Kurilukum RA. Al-Qur'an ditetapkan sebagai sumber
pendidikan Islam karena terdapat kebenaran mutlak yang dapat dinalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau
pengalaman kemanusiaan

K. CONTOH LANDASAN YURIDIS


a. Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
b. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dst
-69-

L. CONTOH VISI DAN INDIKATOR VISI


Terwujudnya Generasi Muslim yang Bertaqwa, Berakhlak Mulia, Cerdas, Terampil, Sehat Jasmani dan Rohani "
1. Indikator Visi
Contoh Indikator dari visi di atas adalah sebagai berikut :
1. Menyebutkan nama Allah beserta ciptaanNya
2. Menyayangi ciptaan Allah
3. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
4. Berperilaku sopan dan santun
5. Mendapat kejuaraan di bidang akademik, seni dan budaya Islami

M. CONTOH MISI
Misi lembaga RA
1. Meningkatkan Pembelajaran dan Pendidikan Agama Islam
2. Menumbuh kembangkan anak untuk menyayangi Ciptaan Allah
3. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
4. Membiasakan berperilaku sopan dan santun
5. Meningkatkan pembelajaran di bidang akademik, seni dan budaya Islam
6. Membiasakan berperilaku hidup sehat dan bersih
-70-
N. CONTOH TUJUAN LEMBAGA
1. Mengenalkan pada anak tentang adanya Allah dan mengenal ciptaanNya sejak dini
2. Menyiapkan anak agar memiliki nilai moral, sikap dan budi pekerti yang baik
3. Menyiapkan anak agar memiliki ketrampilan hidup untuk membentuk kemandirian anak
4. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak tumbuh sehat dan berkembang sesuai dengan
tingkat perkembanga serta potensinya
5. Mengembangkan kemampuan anak secara alamiah sesuai dengan tingkat perkembangannya
6. Memberikan pelayanan agar anak merasa bebas dan aman secara psikologis sehingga anak senang belajar sambil bermain
-71-

0. CONTOH PROGRAM TAHUNAN


Program tahunan disusun oleh lembaga berisi tentang rencana kegiatan yang mendukung kegiatan belajar mengajar, yang
akan dilaksanakan dari awal tahun pelajaran hingga akhir tahun pelajaran.
Contoh Program Tahunan RA
No Bulan Kegiatan Keterangan
1. Juli 2018 1. Kegiatan MATARA ( Masa Taaruf 1. Ta'aruf antar siswa dengan guru,
( Tgl 16,17,18)
Raudhatul Athfal ) bagi siswa antar guru dengan orang tua
2. Sosialisasi Visi Misi

2. Kegiatan Pertemuan Orang Tua


3. Ruang UKS
3. Penimbangan dan Pengukuran BB, TB
( Tgl 31 ) dan LK
4. Laporan softcopy dan hardcopy
4. Pembuatan Laporan DDTK ke
untuk arsip dan puskesmas
Puskesmas dan Sekolah

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2762 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DI RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan mewujudkan


perencanaan kegiatan belajar anak yang bermutu
pada Raudlatul Athfal diperlukan pedoman
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran di
Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perencanaan
Pembelajaran di Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI RAUDHATUL
ATHFAL.
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penyusunan
Perencanaan Pembelajaran di Raudhatul Athfal
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan
ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Penyusunan Perencanaan


Pembelajaran di Raudhatul Athfal sebagaimana
dimaksud dalam DIKTUM KESATU sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran ditingkat satuan
pendidikan Raudhatul Athfal.

KETIGA • Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2762 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DI RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI


RAUDHATUL ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan nyata dari pelaksanaan
pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Pembelajaran yang baik
dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dimanapun, baik di dalam maupun di
luar lingkungan RA dalam wujud penyediaan beragam pengalaman
belajar untuk semua anak.
Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip
pembelajaran, baik terkait dengan keluasan muatan/materi,
pengalaman belajar, tempat dan waktu belajar, alat/ sumber belajar,
bentuk pengorganisasian kelas/ model pembelajaran dan cara
penilaian.
Perencanaan pembelajaran pada RA merupakan langkah awal
yang sangat penting untuk memberikan arah yang tepat dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dan memberikan panduan dalam
menyiapkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
anak RA.

Pendidik harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran,


mengembangkan pola interaksi dengan berbagai pihak yang terlibat,
dan berperan sebagai motivator dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidik RA diharapkan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan dan perkembangan anak. Anak RA memiliki rentang usia 4-
6 tahun, dimana pada usia tersebut anak memiliki karakteristik belajar
diantaranya: anak belajar secara bertahap, cara berpikir anak khas,
anak belajar dengan berbagai cara, serta anak belajar bersosialisasi.
- 2-

Perencaaan pembelajaran RA perlu disusun dengan memperhatikan


berbagai aspek khususnya terkait dengan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan anak.

B. Tujuan
Tujuan dari petunjuk teknis ini adalah sebagai acuan bagi para
pendidik RA dalam menyusun perencanaan pembelajaran di RA.

C. Sasaran
Sasaran dari petunjuk teknis ini adalah pengelola, pelaksana,
pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun perencanaan
pembelajaran RA.

D. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis penyusunan perencanaan pembelajaran RA ini
meliputi konsep perencanaan pembelajaran dan prosedur penyusunan
program pembelajaran RA.
- 3-

BAB II
KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN RA

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran RA


Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi
pendidik untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi
anak dalam proses belajar. Kegiatan tersebut meliputi aktifitas
pendidik dalam membangun sikap, pengetahuan, dan keterampilan
anak RA. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik usia,
sosial budaya dan kebutuhan individual anak. Dalam pembelajaran di
RA terdapat beberapa konten yang perlu dikuasai anak, antara lain: (1)
Pendidikan Agama Islam (PAI), (2) Matematika, (3) Bahasa dan
Keaksaraan, (4) Sains, (5) Seni, (6) Sosial, dan (7) Teknologi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
perencanaan pembelajaran RA, antara lain:
1. Memahami tujuan pembelajaran RA;
a. Secara umum yaitu membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, serta membantu pertumbuhan dan
perkembangan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
tahapan pendidikan berikutnya.
2. Secara khusus yaitu membantu membimbing anak dalam mencapai
kompetensi sesuai dengan tugas perkembangan anak;
3. Memahami Kompetensi Inti sebagai capaian akhir program layanan
pendidikan RA yang sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA) RA. Kompetensi Inti merupakan unsur
pengorganisasian/pengikat Kompetensi Dasar;
4. Memahami Kompetensi Dasar sebagai tingkat kemampuan dan
capaian hasil pembelajaran yang mengacu pada Kompetensi Inti;
5. Memahami bahwa Indikator Pencapaian Perkembangan wajib
dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar. Indikator Pencapaian
Perkembangan merupakan rangkaian perkembangan dan belajar
anak yang disusun dengan memperhatikan usia. Indikator
Pencapaian Perkembangan juga merupakan penanda
perkembangan yang spesifik dan terukur untuk memantau atau
- 4-

menilai perkembangan anak. Indikator Pencapaian Perkembangan


anak berfungsi untuk memantau perkembangan dan bukan
digunakan secara langsung sebagai materi/bahan ajar maupun
kegiatan pembelajaran;
6. Menetapkan materi pembelajaran berdasarkan pada Kompetensi
Dasar;
7. Mengembangkan bahan ajar dan memilih sumber belajar serta
media pembelajaran termasuk sarana dan prasarana yang
merupakan bagian penting untuk menunjang suatu kegiatan
belajar dan pembelajaran;
8. Memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
untuk memberikan motivasi serta membimbing anak dalam
melaksanakan program pembelajaran secara kreatif, kolaboratif dan
mandiri;
9. Memilih metode dan model pembelajaran yang tepat agar anak
merasa nyaman dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan belajar
mengaj ar;
10. Mengatur alokasi waktu belajar agar sesuai dengan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan program-program pembelajaran;
11. Menentukan evaluasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan sehingga memahami kemampuan
yang telah dicapai oleh anak.

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran RA


Secara umum, perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman atau petunjuk bagi pendidik serta mengarahkan dan
membimbing penetapan program pembelajaran dalam pencapaian
tujuan. Perencanaan pembelajaran RA berfungsi untuk membantu
pendidik dalam:
1. Mengorganisir pembelajaran, yaitu proses mengelola seluruh aspek
yang terkait dengan pembelajaran agar tertata secara sistematis, dan
mencapai tujuan yang ditetapkan;
2. Memetakan tujuan serta kompetensi pembelajaran yang
dikehendaki;
3. Mengenal kebutuhan, potensi serta faktor pendukung dan
penghambat pertumbuhan dan perkembangan anak;
- 5-

4. Merancang program pembelajaran yang menstimulasi anak untuk


berpikir kritis, kreatif dan inovatif;
5. Menetapkan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang telah ditetapkan;
6. Menetapkan evaluasi yang sesuai dengan pencapaian tujuan
pembelajaran;
7. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran kepada yang
berkepentingan.

C. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran RA


1. Relevansi, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak
secara individu;
2. Adaptasi, yaitu memperhatikan dan mengadaptasi perubahan
psikologi, IPTEK, dan seni. Selain itu pembelajaran juga perliz
mengadaptasi pada landasan Al-Quran dan Hadis yang
diintegrasikan pada semua aspek perkembangan. Perencanaan
pembelajaran juga perlu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran serta internalisasi pada kegiatan pembiasaan;
3. Kontiunitas, yaitu disusun secara berkelanjutan antara satu tahap
perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya;
4. Fleksibilitas, yaitu dikembangkan secara luwes sesuai dengan
keunikan dan kebutuhan anak, serta kondisi lembaga;
5. Kepraktisan dan akseptabilitas, yaitu memberikan kemudahan bagi
praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan RA;
6. Kelayakan, yaitu menunjukkan keberpihakan pada anak usia dini,
berorientasi pada kebutuhan anak, termasuk anak berkebutuhan
khusus;
7. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat
luas.
- 6-

BAB III
PROSEDUR PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RA

Pro sedur adalah tahapan-tahapan kegiatan untuk menyelesaikan


suatu aktivitas. Prosedur penyusunan perencanaan pembelajaran RA

mempertimbangkan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Memahami Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)

RA;

b. Memahami KI, KD dan Indikator Pencapaian Perkembangan (IPP) RA

dan hubungan antara ketiganya;

c. Menentukan tema, subtema dan sub-subtema;

d. Menetapkan materi, tujuan pembelajaran dan Indikator Pencapaian

Perkembangan (IPP).
Langkah-langkah di atas, digunakan pendidik dalam menyusun

Program Semester (PROSEM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).


Hal yang perlu dipahami dalam melaksanakan langkah-langkah di

atas, antara lain:

A. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) RA

STPPA merupakan kriteria minimal tentang kemampuan yang


dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan

yang memiliki ciri khas keislaman serta mencakup aspek nilai agama

dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.


B. Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian
Perkembangan (IPP)
I. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran pencapaian Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir pembelajaran
RA pada usia 6 tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam
bentuk KI Sikap Spiritual, KI Sikap Sosial, KI Pengetahuan, dan KI
Keterarnpilan.
Secara terstruktur kompetensi inti meliputi:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1), yaitu kompetensi inti sikap spiritual
yang mencerminkan kecerdasan spiritual sebagai sikap
kesadaran mengenal agama yang dianutnya;
- 7-

b. Kompetensi Inti-2 (KI-2), yaitu kompetensi inti sikap sosial yang


mencerminkan kecerdasan sosial-emosional sebagai sikap dan
perilaku yang mengenal perasaan diri, orang lain, dan nilai-nilai
sosial yang sesuai dengan norma serta budaya yang berlaku;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3), yaitu kompetensi inti pengetahuan
yang mencerminkan kecerdasan logika matematika, bahasa,
natural, dan seni;
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4), yaitu kompetensi inti keterampilan
yang mencerminkan kemampuan praktis yang diharapkan
dikuasai anak dalam bentuk hasil karya, gagasan, dan motorik
Kompetensi Inti sebagai dasar untuk pengembangan
Kompetensi Dasar.
2. Kompetensi Dasar (KD) merupakan tingkat kemampuan dalam
konteks muatan pembelajaran tema pembelajaran, dan pengalaman
belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik dan
kemampuan awal anak.
Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
a. Kompetensi Dasar Sikap Spiritual (KD-1) dalam rangka
menjabarkan KI- 1 ;
b. Kompetensi Dasar Sikap So sial (KD-2) dalam rangka
menjabarkan KI-2;
c. Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3) dalam rangka
menjabarkan KI-3;
d. Kompetensi Dasar Keterampilan (KD-4) dalam rangka
menjabarkan KI-4).
Kompetensi Dasar RA terintegrasi dengan pengembangan
pendidikan agama Islam. Berikut tabel lingkup pengembangan PAI
- 8-

Tabel 1
Pemetaan Lingkup Pengembangan PAI
KI KD LINGKUP PENGEMBANGAN PAI
K 1. 1.1 AKIDAH:
Menerima ajaran Mempercayai 1. Mengenal ciptaan Allah
agama yang adanya Allah (Manusia, Malaikat,
dianutnya melalui binatang, tanaman, dll);
ciptaannya 2. Mengenal nama-nama
malaikat;
3. Mengenal Asmaul Husna.

AL-QURAN DAN HADIS


1. Melafalkan Surat Pendek;
2. Mengenal Hadis tentang
Penciptaan Alam semesta.

KISAH ISLAMI:
Mengenal Kisah Nabi

1.2 AKHLAK
Menghargai diri 1. Menghargai hasil karya
sendiri, orang sendiri dan orang lain;
lain dan 2. Terbiasa mengucapkan
lingkungan kalimat thayyibah;
3. Akhlak terhadap makhluk
sekitar sebagai
Allah
rasa syukur
(Tumbuhan, Binatang,
kepada Allah.
manusia);
4. Mengenal Asmaul Husna.

IBADAH:
Terbiasa membaca Doa sebelum
dan sesudah melakukan
kegiatan

AL-QURAN DAN HADIS


1. Membaca Hadis tentang
bersyukur;
2. Membaca Hadis tentang
mengasihi makhluk ciptaan
Allah.

KISAH ISLAMI:
Mengenalkan kisah-kisah
Islami.
- 9

K.2 2.1 AKHLAK:


Memiliki perilaku Memiliki 1. Terbiasa hidup sehat;
hidup sehat, rasa perilaku yang 2. Terbiasa hidup bersih;
ingin tahu, kreatif mencerminkan 3. Terbiasa mencuci Tangan
dan estetis, hidup sehat sebelum dan sesudah
percaya diri, melakukan kegiatan;
disiplin, mandiri, 4. Terbiasa Berwudhu dan
peduli, mampu tayamum;
menghar-gai dan 5. Terbiasa membuang sampah
toleran kepada pada tenpatnya.
orang lain,
mampu
menyesuaikan AL-QURAN DAN HADIS
diri, jujur, rendah 1. Mengucapkan hadis tentang
hati, dan santun kebersihan;
dalam berinter- 2. Mengucapkan hadis tentang
aksi dengan adab makan dan minum;
keluarga, 3. Mengucapkan hadis larangan
pendidik, dan bersikap boros/mubazir;
teman. 4. Mengucapkan dalil Al-Quran
tentang perintah wudhu.
2.2 AKIDAH:
Memiliki Mengenal Asmaul Husna.
perilaku yang
mencermiri-kan AKHLAK:
sikap ingin tahu Terbiasa memiliki rasa ingin
tahu.

KISAH ISLAMI:
Menceritakan Kisah Nabi.
2.3 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa bersikap kreatif.
perilaku yang
mencerminkan KISAH ISLAMI:
sikap kreatif Menceritakan Kisah Nabi.
2.4 AKHLAK
Memiliki 1. Terbiasa bersikap estetis;
perilaku yang 2. Mengenal Adab berpakaian;
mencerminkan 3. Mengenal Adab di Kamar
sikap estetis Mandi.
- 10-

IBADAH
1. Terbiasa membaca doa
masuk kamar mandi;
2. Terbiasa membaca doa
keluar kamar mandi;
3. Terbiasa membaca doa ketika
bercermin;
4. Terbiasa membaca doa ketika
memakai baju;
5. Terbiasa membaca doa ketika
melepas pakaian.

AL-QURAN DAN HADIS


Melafalkan hadis tentang
keindahan.
2.5 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa bersikap percaya diri.
perilaku yang
mencerminkan
sikap percaya
diri
2.6 AKHLAK:
Memiliki 1. Terbiasa membaca doa ketika
perilaku yang masuk kelas;
mencerminkan 2. Terbiasa membaca doa ketika
sikap taat sebelum dan sesudah belajar
terhadap aturan 3. Terbiasa;
sehari-hari 4. menghormati orang yang
untuk melatih lebih tua.
disiplin.
2.7 AKHLAK :
Memiliki 1. Terbiasa antri dalam berbagai
perilaku yang kegiatan;
mencerminkan 2. Terbiasa hidup rapi;
sikap sabar (mau 3. Terbiasa mendengarkan
menunggu orang lain saat berbicara;
giliran, mau 4. Terbiasa mengangkat tangan
mendengar sebelum bertanya;
ketika orang lain 5. Terbiasa menahan marah;
berbicara) untuk 6. Mengenal adab menahan
melatih marah.
kedisiplinan.
AL-QURAN DAN HADIS
1. Membaca hadis tentang
menahan marah;
2. Membaca hadis tentang
berkata yang baik.
2.8 AKHLAK:
Memiliki 1. Terbiasa menyelesaikan
perilaku yang sendiri pekerjaannya;
mencerminkan 2. Terbiasa merapikan mainan;
kemandirian. 3. Terbiasa merapikan
peralatan yang telah
digunakan.
2.9 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa menolong teman.
perilaku yang
mencerminkan AL-QURAN DAN HADIS
sikap peduli dan 1. Mengucapkan hadis
mau membantu menolong orang lain;
jika diminta 2. Melafalkan dalil tentang
bantuannya. tolong menolong;
3. Melafalkan surat-surat
pendek.
2.10 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa berperilaku sopan dan
perilaku yang santun.
mencerminkan
sikap AL-QURAN DAN HADIS
menghargai dan Melafalkan surat pendek.
toleran kepada
orang lain.
2.11 AHKLAK:
Memiliki Terbiasa berperilaku
perilaku yang menyesuaikan diri.
dapat
menyesuaikan
diri.
2.12 Terbiasa bertanggung jawab.
Memiliki
perilaku yang
mencerminkan
sikap tanggung
jawab.
- 12-

2.13 AKHLAK
Memiliki Terbiasa bersikap jujur.
perilaku yang AL-QURAN DAN HADIS
mencerminkan 1. Membaca hadis tentang
sikap jujur. jujur;
2. Melafalkan dalil tentang
kejujuran.
2.14 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa berperilaku
perilaku yang menghormati dan sopan dengan
mencerminkan orangtua dan teman
rendah hati dan
santun kepada AL-QURAN DAN HADIS
orangtua, 1. Melafalakan dalil tentang
pendidik dan berbakti kepada orangtua;
atau pengasuh, 2. Membaca hadis tentang
dan teman. menghormati orang yang
lebih tua dan mengasihi yang
lebih muda.
KI.3 3.1 AKHLAK:
Mengenali diri, Mengenal Terbiasa menjalankan ibadah
keluarga, teman, kegiatan dengan baik.
pendidikan, beribadah
lingkungan sehari-hari. IBADAH:
sekitar, agama, 1. Mengenal 5 waktu shalat;
teknologi, seni, 2. Mengenal bacaan shalat;
dan budaya di 3. Mengenal niat wudu;
rumah, tempat 4. Mengenal doa harian.
bermain dan
satuan PAUD AL-QURAN DAN HADIS
dengan cara: 1. Melafalkan dalil perintah
Mengamati shalat;
dengan indera 2. Membaca hadis tentang
(melihat, shalat.
mendengar,
menghidu, KISAH ISLAMI:
merasa, meraba), 1. Mengenal kisah Nabi
Menanya, Muhammad;
Mengumpulkan 2. Kisah para Nabi dan Rasul;
informasi, 3. Para sahabat Nabi;
Menalar, dan 4. Tokoh-tokoh Islam di
Indonesia;
- 13-

Mengkomuni- 5. Isra dan Mi'raj.


kasikan
melalui kegiatan
bermain 3.2 AKHLAK:
Mengenal Mengenal akhlak kepada
perilaku baik orangtua, teman dan guru.
sebagai
cerminkan
akhlak mulia
3.3 IBADAH:
Mengenal 1. Mengetahui gerakan shalat;
anggota tubuh, 2. Mengetahui bacaan shalat;
fungsi dan 3. Mengetahui bacaan azan.
gerakannya
untuk
pengembangan
motorik kasar
dan motorik
halus
3.4 IBADAH:
Mengetahui cara 1. Mengetahui adab kebersihan
hidup sehat diri dan lingkungan;
2. Mengetahui doa masuk dan
keluar kamar mandi;
3. Mengetahui aturan dan tata
cara berwudu;
4. Mengetahui doa sesudah
berwudu.
3.5 AKHLAK:
Mengetahui cara 1. Mengetahui adab menahan
memecahkan marah;
masalah sehari- 2. Mengucapkan Istighfar dan
hari dan masya Allah.
berperilaku
kreatif
3.6 IBADAH:
Mengenal benda- Mengenal makanan dan
benda di minuman yang haram dan
sekitarnya halal.
(Nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat,
suara, tekstur,
- 14-

fungsi dan ciri-


ciri lainnya)
3.7 IBADAH:
Mengenal Mengenal masjid sebagai tempat
lingkungan ibadah.
sosial (keluarga,
teman, tempat
tinggal, tempat
ibadah, budaya,
transpotasi).
3.8 AKIDAH:
Mengenal Mengenal makhluk ciptaan
Lingkungan Allah.
alam (hewan,
tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-
batuan, dan
lain-lain)
3.9 IBADAH:
Mengenal Mengenal guna air untuk
Teknologi berbagai kebutuhan
sederhana
(peralatan
rumah tangga,
peralatan
bermain,
peralatan
pertukangan,
dan lain-lain)
3.10 AL-QURAN DAN HADIS
Memahami Membaca dan mendengar huruf
bahasa reseptif hijaiyyah.
(menyimak dan
membaca)
3.11 AKHLAK
Memahami Mengenal adab berbicara
bahasa ekspresif
(mengungkapkan
bahasa secara
verbal 8s
nonverbal)
3.12 AKHLAK
- 15-

Mengenal Mengenal dan mengucap huruf


keaksaraan awal hijaiyah.
melalui bermain.
3.13 AKHLAK
Mengenal emosi Terbiasa menahan sabar atas
diri dan orang dirinya dan orang lain.
lain.
3.14 AKHLAK
Mengenal Mengenal adab bepergian.
kebutuhan,
keingijan dan
minat diri.
3.15 KISAH ISLAMI
Mengenal Mengenal hari besar Islam
berbagai karya melalui kegiatan yang kreatif
dan aktivitas
seni.
K.I.4 4.1 IBADAH
Menunjukan Melakukan Mengikuti gerakan salat
yang diketahui, kegiatan Berlatih berpuasa.
dirasakan, beribadah Mengenal ibadah zakat.
dibutuhkan, dan sehari-hari
dipikirkan melalui
dengan
bahasa, musik,
tuntunan orang
gerakan,dan
dewasa.
karya secara
produktif dan 4.2 AKHLAK
kreatif, serta Menunjukkan Terbiasa bersikap sopan santun.
mencerminkan perilaku santun
perilaku anak sebagai
berakhlak mulia. cerminan akhlak
mulia.
4.3 IBADAH
Menggunakan Melakukan gerakan salat sesuai
anggota tubuh tuntunan.
untuk
mengembangkan
motorik kasar
dan halus.
4.4 AKHLAK
Mampu Terbiasa berperilaku hidup
menolong diri bersih dan sehat
sendiri untuk
- 16-

hidup sehat.
4.5 AKHLAK
Menyelesaikan Terbiasa menyelesaikan tugas
masalah sehari- sampai selesai.
hari secara
kreatif. IBADAH
mengucapkan kalimat tayibah
4.6 AKIDAH
Menyampaikan Mengumpulkan benda-benda
tentang apa dan ciptaan Allah berdasarkan
bagaimana warna dan bentuk.
benda-benda
disekitar yang
dikenalkan
(nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat,
suara, tekstur,
fungsi dan ciri-
ciri lainnya)
melalui berbagai
hasil karya

4.7 IBADAH
Menyajikan Mengenal masjid sebagai tempat
berbagai ibadah
karyanya dalam
bentuk gambar,
bercerita,
bernyanyi, gerak
tubuh, dan lain-
lain tentang
lingkungan
so sial (keluarga,
teman, tempat
tinggal, tempat
ibadah, budaya
dan transpotasi)
4.8 AKHLAK
Menyajikan Mengenal akhlak melalui lagu-
berbagai lagu Islami
karyanya dalam
- 17-

bentuk gambar,
bercerita,
bernyanyi, gerak
tubuh, dan lain-
lain tentang
lingkungan alam
(hewan,
tanaman, cuaca,
tanah, air, batu
batuan dan lain-
lain).
4.9 AKHLAK
Menggunakan Terbiasa mengunakan alat-alat
teknologi makan dengan baik dan
sederhana menggunakan tangan kanan.
(peralatan
rumah tangga,
peralatan
bermain,
peralatan
pertukangan,
dan lain-lain)
untuk
menyelesaikan
tugas dan
kegiatannya.

4.10 AL-QURAN DAN HADIS


Menunjukan 1. Mewarnai huruf-huruf
kemampuan hij aiyah;
keaksaraan awal 2. Membuat kaligrafi sederhana;
dalam berbagai
bentuk karya
4.11 IBADAH
Menunjukkan Terbiasa mengucapkan
kemampuan bismillah dan alhamdulillah
berbahasa sebelum dan sesudah
ekspresif melakukan pekerjaan.
(mengungkapkan
bahasa secara
verbal dan non
verbal).
4.12 AL-QURAN DAN HADIS
Menunjukkan 1. Mewarnai huruf-huruf
kemampuan hijaiyah;
- 18-

keaksaraan awal 2. Membuat kaligrafi sederhana.


dalam berbagai
bentuk karya.
4.13 AKHLAK
Menunjukkan Terbiasa menahan marah.
reaksi emosi diri
secara wajar.
4.14 AKHLAK
Mengungkapkan Terbiasa bertanggung jawab.
kebutuhan,
keinginan dan
minat diri
dengan cara
yang tepat.
4.15. AKHLAK
Menunjukkan Terbiasa bersikap kreatif.
karya dan
aktivitas seni
dengan
menggunakan
berbagai media.

3. Indikator Pencapaian Perkembangan (IPP) anak RA adalah penanda


perkembangan yang spesifik dan terukur untuk memantau/ menilai
perkembangan anak pada usia 4 sampai dengan 6 tahun. Indikator
pencapaian perkembangan anak RA berfungsi untuk memantau
perkembangan anak dan bukan untuk digunakan secara langsung
baik sebagai bahan ajar maupun kegiatan pembelajaran. Indikator
pencapaian perkembangan anak RA dirumuskan berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD).
4. Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD pada KI Sikap
Spiritual dan KD pada KI Sikap Sosial tidak dirumuskan secara
tersendiri. Pembelajaran untuk mencapai KD-KD ini dilakukan
secara tidak langsung, tetapi melalui pembelajaran untuk KD-KD
pada KI Pengetahuan dan KI Keterampilan. Dengan kata lain, sikap
positif anak akan terbentuk ketika dia memiliki pengetahuan dan
mewujudkan pengetahuan itu dalam bentuk hasil karya dan/ atau
unjuk kerja. Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD
pada pengetahuan dan KD pada keterampilan merupakan satu
kesatuan karena pengetahuan dan keterampilan merupakan dua hal
yang saling berinteraksi.
- 19-

C. Hubungan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator


Pencapaian Perkembangan (IPP)
1. Kompetensi Inti merupakan pengikat Kompetensi Dasar.
2. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi
Kompetensi Dasar.
3. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (10-1), sikap
sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3) dan penerapan pengetahuan/
keterampilan (KI-4).
4. Keempat kelompok KI tersebut menjadi acuan dalam
pengembangan KD.
5. KD-1 dan KD-2 berupa sikap dan perilaku yang diharapkan
berkembang pada diri anak setelah mendapatkan stimulasi melalui
kurikulum yang diterapkan di satuan RA. Pencapaian KD-1 dan
KD-2 dilakukan melalui kegiatan rutin yang diterapkan di satuan
RA sepanjang hari dan sepanjang tahun dengan pembiasaan dan
keteladanan dari pendidik.
6. KD-3 dan KD-4 berupa kemampuan pengetahuan dan keterampilan
dikembangkan melalui kegiatan bermain yang terprogram melalui
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun oleh satuan
RA.
- 20 -

7. Indikator Pencapaian Perkembangan (IPP) sebagai tolak ukur


pencapaian KD.
8. Indikator perkembangan dirumuskan berdasarkan Kompetensi
Dasar.
9. Indikator perkembangan dijabarkan berdasarkan kelompok usia.
10. Indikator perkembangan untuk KD pada KI-3 dan KI-4 menjadi
satu untuk memberikan pemahaman bahwa pengetahuan dan
keterampilan merupakan dua hal yang menyatu.
- 21 -

D. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam STPPA


PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
1. NILAI AGAMA DAN MORAL 1.1. Mempercayai adanya Allah SWT a. Terbiasa Menyebut Nama Allah SWT sebagai
melalui ciptaan-Nya. Pencipta.
b. Terbiasa mengucapkan kalimat pujian terhadap
ciptaan Allah SWT.
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain a. Menghormati (toleransi) agama orang lain.
dan lingkungan sekitar sebagai rasa b. Terbiasa mengucapakan rasa syukur terhadap
syukur kepada Allah SWT. ciptaan Allah SWT.
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Menghargai kepemilikan orang lain/mengembalikan
sikap jujur. benda yang bukan haknya.

3.1 Mengenal kegiatan beribadah setiap a. Meniru ucapan dan melakukan ibadah
hari.
4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari- a. Hafal doa-doa sebelum dan sesudah kegiatan
hari dengan tuntunan orang dewasa.
3.2 Mengenal perilaku baik dan santun a. Memiliki perilaku baik dan santun disesuaikan
sebagai cerminan akhlak mulia. dengan agama dan adat setempat
4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai b. Terbiasa mengucapkan kata: maaf, tolong,
cerminan akhlak mulia. terimakasih dan permisi
2. FISIK MOTORIK 2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Terbiasa makan makanan bergizi seimbang.
hidup sehat. b.' Terbiasa memelihara diri dan lingkungan.
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan a. Melakukan berbagai kegiatan motorik kasar dan
gerakannya untuk perkembangan halus yang seimbang terkontrol dan lincah.
motorik kasar dan motorik halus. b. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
- 22 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk mampu melakukan gerakan bergelayutan (berkibar).
Pengembangan motorik kasar dan c. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
halus. mampu melakukan gerakan melompat, meloncat,
dan berlari secara terkoordinasi.
d. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
mampu melempar sesuatu secara terarah.
e. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
mampu menangkap bola dengan tepat.
f. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
mampu melakukan gerakan antisipasi (misal:
permainan melempar bola).
g. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
mampu menendang bola secara terarah.
h. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
mampu memanfaatkan alat permainan di dalam dan
di luar ruangan.
i. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
mampu menggunakan anggota badan untuk
melakukan gerakan halus yang terkontrol, misal:
meronce.
3.4 Mengetahui cara hidup sehat a. Mulai terbiasa hidup bersih dan sehat.
4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk b. Melakukan kegiatan yang memnunjukkan anak
hidup sehat. mampu mengenali bagian tubuh yang haus
dilindungi dan cara melindungi dari kekerasan
termasuk kekerasan seksual.
- 23 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
c. Mulai terbiasa mengonsumsi makanan dan
minuman yang bersih, sehat, dan bergizi.
d. Menggunakan toilet tanpa bantuan.
3. KOGNITIF 2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Terbiasa menunjukkan aktifitas yang bersifat
sikap ingin tahu. eksploratif dan menyelidik seperti: aktif bertanya,
mencoba atau melakukan sesuatu untuk
mendapatkan.
2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Kreatif dalam menyelesaikan masalah menggunakan
Sikap kreatif. ide, gagasan, diluar kebiasaan atau cara yang tidak
biasa/ menerapkan pengetahuan atau pengalaman
baru
b. Menunjukkan inisiatif dalam memilih permainan,
contoh: "ayo kita bermain pura-pura seperti
burung."
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah a. Mampu memecahkan masalah sederhana yang
sehari-hari dan berperilaku kreatif. dihadapi dibantu oleh orang dewasa.
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari b. Melakukan kegiatan sampai selesai.
secara kreatif.
3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya a. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
(nama, warna, bentuk, ukuran, pola, mampu mengenal benda dengan mengelompokkan
sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri - berbagai benda berdasarkan ukuran (misal: besar
ciri lainnya. kcil, panjang pendek, tebal tipis, berat ringan).

4.6 Menyampaikan tentang apa dan b. Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak
bagaimana benda-benda di sekitar mampu mengenal benda dengan memasangkan
- 24 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, benda dengan pasangannya.
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, c. Mengenal benda dengan mengurutkan benda
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berdasarkan ukuran dari yang terpendek sampai
berbagai hasil karya. yang terpanjang, terkecil-terbesar.
d. Mampu mengenal berdasarkan bentuk, ukuran, dan
warna melalui kegitan mengelompokkan.
e. Mampu mengenal konsep besar-kecil, banyak-
sedikit, panjang-pendek, berat-ringan, tinggi-rendah
melalui membandingkan.
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, a. Menyebut nama anggota keluarga lain, teman, dan
teman, tempat tinggal, tempat jenis kelamin mereka.
ibadah,budaya, transportasi). b. Menyebut tempat dilingkungannya.
4.7 Menyajikan berbagai karyanya dalam c. Menyebutkan arah ke tempat yang sering dikunjungi
bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, pada radius yang lebih jauh (pasar, taman bermain).
gerak tubuh, dll. Tentang lingkungan d. Menyebutkan dan mengetahui perlengkapan/
sosial (keluarga, teman, tempat atribut yang berhubungan dengan pekerjaan orang
tinggal,tempat ibadah, budaya). orang yang ada di sekitarnya.
e. Mengikuti aturan.
3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, a. Menunjukkan nama dan kegunaan benda-benda
tanaman, cuaca, tanah, air, batu- alam.
batuan, dan lain-lain) b. Mengungkapkan hasil karya yang dibuatnya secara
4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam sederhana yang berhubungan dengan benda-benda
bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, yang ada di lingkungan alam.
gerak tubuh, dan lain-lain tentang c. Menunjukkan proses perkembangbiakan makhluk
lingkungan sosial (keluarga, teman, hidup (misal: kupu-kupu, ayam, katak).
- 25 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya).
3.9 Mengenal dan menggunakan teknologi a. Menggunakan cara penggunaan benda-benda
sederhana (peralatan rumah tangga, teknologi sederhana misal gunting, pisau, sikat gigi,
peralatan bermain, peralatan sendok.
pertukangan, dan lain-lain.) untuk
menyelesaikan tugas dan kegiatannya
4.9 Menggunakan teknologi sederhana
(peralatan rumah tangga, peralatan b. Mengenali bahan-bahan pembuatan teknologi
bermain, peralatan pertukangan, dan sederhana.
lain-lain) untuk menyelesaikan tugas
dan_kegiatannya.
4. BAHASA 2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Terbiasa ramah menyapa siapapun dengan lembut
sikap santun terhadap orangtua, dan santun.
pendidik dan teman.
3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak a. Menceritakan kembali apa yang didengar.
dan membaca).
4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa b. Melaksanakan perintah sederhana sesuai dengan
reseptif (menyimak dan membaca). aturan yang disampaikan (misal aturan makan
bersama).
3.11 Memahami bahasa ekspresif a. Menggunakan kalimat pendek untuk berinteraksi
(mengungkapkan bahasa verbal dan anak-anak atau orang dewasa untuk menyatakan
non verbal). apa yang dilihat dan dirasa.
4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa b. Menceritakan gambar yang ada dalam buku.
- 26 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
ekspresif (mengungkapkan bahasa c. Berbicara sesuai dengan kebutuhan.
secara verbal dan non verbal. d. Bertanya dengan menggunakan lebih dari dua kata
tanya seperti: apa, mengapa, bagaimana, dimana.
3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui a. Menulis huruf-huruf yang dicontohkan dengan cara
bermain. meniru.
4.12 Menunjukkan kemampuan b. Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan
keaksaraan awal dalam berbagai dengan bahasa yang diungkapkan.
bentuk karya. c. Menghubungkan benda-benda kongkret dengan
lambang bilangan 1-10.
5. SOSIAL DAN EMOSIONAL 2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Berani tampil di depan teman, orang tua, dan
sikap percaya diri. lingkungan sosial lainnya.
b. Berani mengemukakan keinginan atau pendapat.
c. Berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal
sebelumnya dengan pengawasan guru.
d. Bangga menunjukkan hasil karya.
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Tahu akan haknya.
sikap taat terhadap aturan sehari-hari b. Menaati aturan kelas (kegiatan dan aturan)
untuk melatih kedisiplinan. c. Mengantri sesuai aturan dan menunggu giliran.
5.7 Memiliki perilaku mencerminkan a. Bersikap tenang, tidak lekas marah, dan dapat
sikap sabar. menunda keinginan.
b. Sabar mendengarkan ketika orang lain berbicara.
c. Tidak menangis saat berpisah dari ibunya.
d. Berusaha tidak menyakiti atau membalas dengan
kekerasan.
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Mengambil keputusan dan melakukan pekerjaan
- 27 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
kemandirian. secara mandiri.
b. Merencanakan, memilih memiliki inisiatif untuk
belajar atau melakukan sesuatu tanpa hams
dibantu atau dibantu seperlunya.
c. Menyelesaikan gagasannya hingga tuntas.
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Senang berbagi (gagasan, mainan, makanan, dan
sikap kerjasama. lain-lain dengan teman).
2.11 Memiliki perilaku yang dapat a. Memperlihatkan kemampuan diri untuk
menyesuaikan diri. menyesuaikan dengan situasi.
b. Tetap tenang saat berada di tempat baru dengan
situasi baru, misalnya saat bertamu, di pusat
perbelanjaan, atau saat bertemu dengan guru baru.
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Senang menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya.
sikap tanggung jawab. b. Bersedia untuk menerima konsekuensi atau
menanggung akibat atas tindakan yang diperbuat
baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
c. Mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf.
d. Merapikan atau membereskan mainan pada tempat
semula.
3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan, dan a. Memilih satu macam dari 2-3 pilihan yang tersedia,
minat diri. misal: mainan, makanan, dan pakaian.
4.14 Mengungkapkan kebutuhan, b. Memilih satu dari berbagai kegiatan / benda yang
keinginan, dan minat diri dengan cara disediakan.
yang tepat.
- 28 -

PROGRAM
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENGEMBANGAN
6. SENI 2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan a. Menjaga kerapihan dan kebersihan diri.
sikap estetis. b. Merawat kerapihan, kebersihan, dan keutuhan
benda mainan atau milik pribadinya
3.15 Mengenal dan menghasilkan berbagai c. Menghargai penampilan karya seni anak lain dengan
karya dan aktivitas seni. bimbingan (misal: bertepuk tangan dan memuji).
4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni d. Menampilkan karya seni sederhana di depan anak
dengan menggunakan berbagai media. atau orang lain.
- 29 -

E. Penentuan Tema, Subtema dan Sub-subtema


Tema adalah topik yang menjadi payung untuk mengintegrasikan
seluruh konsep dan muatan pembelajaran melalui kegiatan bermain
dalam mencapai kompetensi dan tingkat perkembangan yang
diharapkan. Pelaksanaan tema dan subtema dapat dilakukan dalam
kegiatan pengembangan melalui bermain dan pembiasaan.
Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran melainkan sarana
untuk mengintegrasikan keseluruhan sikap dalam pengetahuan dan
keterampilan yang ingin dibangun. Tema digunakan pada
pembelajaran RA untuk membangun pengetahuan anak dan
mengembangkan seluruh aspek perkembangan secara sistematik dan
holistik dengan berlandaskan Al-Quran dan Hadis.
Program pengembangan dicapai melalui berbagai stimulasi
pendidikan secara terintegrasi dengan menggunakan tema-tema yang
sesuai dengan kondisi Lembaga RA dan anak. Tema dapat
dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak agar tidak bosan.
Tema ditentukan berdasarkan prinsip kedekatan, kesederhanaan,
kemenarikan, dan keinsidentalan. Pengembangan tema berdasarkan
pada:
1. Tema yang dihubungkan dengan peristiwa atau kejadian yang ada
dalam Al-Quran dan Hadis, Contoh: Allah sang maha pencipta (Allah
Al-Khalik) yang menciptakan manusia, binatang, tanaman, dan alam
semesta;
2. Tema yang dihubungkan dengan minat sesuai konsep Al-Quran dan
Hadis;
3. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar islami, hari
kemerdekaan, hari ibu, anak, dan sebagainya;
4. Tema yang dihubungkan dengan konsep pengetahuan Al-Quran dan
Hadis, seperti konsep sains yang berhubungan dengan tanaman,
binatang, gejala alam, dan sebagainya; konsep pengetahuan sosial
yang berhubungan dengan konsep diri, teman, keluarga, atau
rumah; konsep matematika yang berhubungan dengan berhitung
- 30 -

dan angka, pasar, toko, dan sebagainya; atau konsep bahasa dan
seni yang berhubungan dengan tema dalam bercerita, menulis,
musik, atau tari, dan sebagainya.
Pada pelaksanaannya, tema dan kompetensi dasar dikembangkan
menjadi muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan
materi yang ada pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan
dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompentensi sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Salah satu teknik dalam pengembangan tema adalah melalui
webbing tema (jaring laba-laba). Setiap tema yang telah diidentifikasi
dikembangkan ke dalam subtema bahkan sub-subtema dalam
bentuk diagram seperti jaring laba-laba, sebagai contoh webbing tema
sebagai berikut:
Bagan 1
Pengembangan Tema

Panca indera

Mantsia
ciptaan ADEpta geralc
Allah yang
sempurnal
Bagan tubuh

Matahari
Gandum dan betas
Alam Allah
Tanaman
semesta maha
ciptaan ciptaan Bayam
pencipta
Allah
Allah (Al-Khalik)
Bintang 4 Pi5?ng

Kucing Binatang
ciptaan
Sap! Allah

Bu ru ng Eqpt<

Contoh tersebut menunjukkan pengembangan tema "Allah maha


pencipta (Al-Khalik)" menjadi empat subtema, yaitu manusia ciptaan
Allah yang sempurna, binatang dalam Al-Quran, tanaman dalam Al-
Quran, dana alam semesta ciptaan Allah. Subtema dapat lebih dirinci
menjadi sub-subtema jika sekiranya subtema masih dapat diurai
kemba]i. Tetapi tidak semua subtema atau sub-subtema dapat dibahas
- 31 -

dalam kegiatan bersama anak. Hendaknya pendidik memilih subtema


yang paling penting dan diperkirakan sangat diminati anak dengan
memperhatikan keragaman kegiatan yang dapat disiapkan pendidik.
Sebuah tema dapat dikembangkan menjadi sangat luas sesuai
dengan kebutuhan. Tema, sub-tema dan sub-subtema dan seterusnya
tersebut merupakan hasil identifikasi, dapat dipilih keseluruhan
maupun sebagian, tergantung ketersediaan sarana dan prasarana yang
mendukung pembelajaran yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadis

F. Penetapan Materi, Tujuan Pembelajaran dan Indikator Pencapaian


Perkembangan (IPP)
Materi pembelajaran berisi konsep-konsep yang akan
dikenalkan pada anak untuk mencapai pemenuhan kompetensi yang
diharapkan. Materi pembelajaran merujuk dari kompetensi dasar
yang dapat dijadikan sebagai bahan kegiatan untuk mencapai
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan maupun
keterampilan. Materi dikembangkan oleh RA sesuai dengan visi dan
misi lembaganya.
Penentuan tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama
dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
menunjukkan capaian hasil akhir belajar. Tujuan pembelajaran RA
memuat rumusan yang menjadi target pembelajaran dan meraih
pengalaman belajar anak. Untuk itu, tujuan pembelajaran menjadi
landasan dalam mengukur hasil akhir, isi pelajaran maupun metode
mengaj ar.
Tujuan pembelajaran diletakkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM). Kriteria dalam menentukan tujuan
pembelajaran sebagai berikut:
- 32 -

1. Tujuan pembelajaran menyediakan situasi atau kondisi untuk


belaj ar;
2. Tujuan pembelajaran mendefinisikan tingkah laku anak dalam
suatu bentuk yang dapat diukur dan diamati;
3. Tujuan pembelajaran menyatakan tingkat minimal perilaku yang
dikehendaki.
Langkah terakhir adalah penentuan Indikator Pencapaian
Perkembangan (IPP). Indikator pencapaian perkembangan adalah
kriteria pencapaian perkembangan yang diharapkan sebagai hasil
akhir belajar. Indikator dirumuskan dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

G. Penyusunan Program Semester, RPPM dan RPPH


Perencanaan pembelajaran RA disusun secara sistematis dan
berisikan komponen tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
alat/bahan dan sumber belajar serta evaluasi untuk memenuhi target
pencapaian lingkup perkembangan dan tingkat pencapaian
perkembangan anak. Penyusunan perencanaan pembelajaran RA
terdiri dari: Program Semester (PROSEM), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).
1.Penyusunan Program Semester
Berisi daftar tema satu semester yang dikembangkan menjadi sub
tema dan atau sub-sub tema. Pengembangan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar menjadi Indikator Pencapaian Perkembangan
dan acuan materi. Langkah-langkah penyusunan program
semester adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar tema-tema Islami satu semester;
b. Mengembangkan tema menjadi sub tema dan sub-sub tema
dengan topik-topik yang lebih khusus dan lebih dalam;
- 33 -

c. Menetapkan KD di setiap tern a. Penulisan KD ditulis lengkap


kode dan penjelasannya. KD dapat diulang-ulang di tiap tema
atau sub tema atau sub-sub tema yang berbeda;
d. Landasan Al-Quran dan Hadis disesuaikan dengan tema;
e. Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema, sub tema dan
sub-sub tema;
f. Tema, sub tema, dan sub-sub tema yang sudah ditentukan di
awal dapat berubah bila ada kondisi tertentu dengan
melibatkan anak tanpa harus merubah KD yang sudah
ditetapkan;
g. KD dikembangkan menjadi indikator. Menentukan model
pembelajaran atau metode pembelajaran yang sesuai dengan
Indikator Pencapaian Kompetensi.
h. Menyusun perencanaan evaluasi pembelajaran (contoh
program semester terlampir).

2.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) di
Raudhatul Athfal disusun untuk pembelajaran selama satu
minggu. RPPM dijabarkan dari Program Semester, yang berisi
terdiri dari: (1) Identitas program layanan; (2) Komponen Dasar
(KD) yang dipilih; (3) Indikator pencapaian perkembangan yang
dipilih; (4) Materi pembelajaran; (5) Target PAI dalam satu minggu;
dan (6) Rencana kegiatan..
Proses pembuatan RPPM di RA sebagai berikut:
a. Identitas RA
Identitas program layanan sebagai bagian dari proses
pembuatan RPPM di RA memuat:
1) Nama Satuan RA adalah nama satuan RA yang menyusun
RPPM;
2) Semester, bulan, minggu yang keberapa;
- 34 -

3) Tema, sub tema, dan sub-sub tema diambil dari program


semester yang telah disusun;
4) Kelompok usia anak diisi dengan kelompok sasaran
program.
Pada akhir tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak
tema. Puncak tema merupakan kegiatan untuk mempertaj am
tema yang sedang dipelajari oleh anak-anak terkait dengan
semua konsep, aktivitas yang dilakukan sepanjang tema
berlangsung. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain
pameran hasil karya, kunjungan wisata, kegiatan bersama
orangtua, panen bersama, pertunjukan sosiodrama, bazar
makanan dan minuman hasil masakan anak dan orangtua,
dan lain-lain.
b. Kompetensi Dasar
Penetapan Kompetensi Dasar (KD) dalam penyusunan RPPM di
RA memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1) KD yang ditetapkan. dalam RPPM sesuai dengan KD yang
sudah ditetapkan di Program Semester;
2) Komposisi KD yang diambil mewakili seluruh program
pengembangan (nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni);
3) KD untuk sub tema atau sub-subtema dapat diambil
seluruhnya atau hanya sebagian dari KD yang ada di tema;
4) KD yang sudah dipilih dapat diulang kembali untuk
digunakan di tema lainnya;
5) Penulisan KD dapat dituliskan dengan urutan angka atau
dituliskan secara utuh;
6) Penempatan KD dapat masuk ke dalam kolom atau ditulis
di atas setelah identitas program.
c. Indikator Pencapaian Perkembangan (IPP)
Penetapan Indikator Pencapaian Perkembangan
dilakukan dengan cara menganalisa kemampuan yang
- 35 -

diharapkan dalam Kompetensi Dasar. Selanjutnya berbagai


kemampuan tersebut dituliskan dengan menggunakan kata
kerja operasional (KKO). Penggunaan KKO dimaksudkan
untuk memberikan arab bagi proses evaluasi pembelajaran
yang akan dilakukan. Kata kerja operasional adalah kata kerja
yang dapat menunjukkan perilaku yang terukur. Kata kerja
operasional dapat disusun oleh guru.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang akan
dicapai pada saat proses pembelajaran berkaitan dengan KD
dan pengembangan indikator yang sudah dalam program
semester.
e. Materi Pembelajaran
Dalam menyusun materi pembelajaran sebagai bagian
dari proses pembuatan RPPM di RA diperlukan perhatian
sebagai berikut:
1) Materi pembelajaran dikembangkan dari KD dan indikator;
2) Banyaknya materi pembelajaran yang diambil disesuaikan
dengan kemampuan belajar anak;
3) Materi pengembangan sikap dimasukkan ke dalam SOP
dan menjadi pembiasaan yang diterapkan sehari-hari
sepanj an g tahun;
4) Materi pengembangan sikap yang telah dimasukkan ke
dalam SOP dan diterapkan walaupun tidak lagi
dicantumkan dalam RPPM;
5) Materi pembelajaran dikaitkan dengan tema, subtema dan
sub-subtema;
6) Materi pelajaran untuk satu tema, sub tema, dan sub-
subtema akan diulang-ulang sesuai dengan alokasi waktu
RPPM untuk penguatan kemampuan. anak.
- 36 -

f. Target Pendidikan Agama Islam


Target Pendidikan Agama Islam yang meliputi hafalan
ayat atau surat Al-Quran, Hadis, doa sehari-hari dan cerita-
cerita Islami yang berkaitan dengan dan subtema pada RPPM.
g. Rencana Kegiatan
1) Rencana kegiatan berisi beberapa aktivitas kegiatan yang
dapat diikuti anak;
2) Rencana kegiatan harus menarik dan setiap anak boleh
memilih lebih dari satu kegiatan yang diminatinya;
3) Rencana kegiatan untuk 1 minggu harus bervariasi agar
anak tidak bosan;
4) Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal
empat kegiatan berbeda untuk tetap menjaga minat belajar
anak dan agar anak memiliki pengalaman belajar yang
beragam;
5) Rencana kegiatan hams dapat mencerminkan pendekatan
saintifik;
6) Rencana kegiatan memperhatikan model pembelajaran
yang digunakan lembaga RA;
7) Rencana kegiatan untuk satu minggu memberi
pengalaman nyata anak sesuai dengan model pembelajaran
yang digunakan;
8) Materi pembelajaran dapat diulang setiap harinya selama
alokasi waktu yang ditetapkan di RPPM tetapi dengan jenis
kegiatan yang berbeda. Tujuannya agar anak dapat
mencapai hasil belajar yang optimal dengan pengalaman
belajar yang menarik dan beragam sehingga tidak
membosankan;
9) Rencana kegiatan disesuaikan dengan tema;
10) Untuk menunjukkan kebermaknaan pelaksanaan
pembelajaran tematik, setiap akhir tema dikuatkan dengan
kegiatan puncak tema;
- 37 -

11) Puncak tema dapat berupa kegiatan, misalnya membuat


kue, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukkan,
panen tanaman dan kunjungan (contoh RPPM terlampir).
3.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah
acuan untuk mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. RPPH
disusun dan dilaksanakan oleh pendidik. Pembuatan format
rencana harian tidak harus baku tetapi memuat komponen yang
telah ditetapkan.
Komponen RPPH terdiri dari: (1) Identitas Program; (2)
Strategi Pengelolaan Pembelajaran; (3) Kompetensi Dasar; (4)
Tujuan Pembelajaran; (5) Indikator Pencapaian Perkembangan (6)
Materi Pembelajaran; (7) Muatan Pendidikan Agama Islam; (8)
Alat, Bahan dan Sumber Belajar; (9) Kegiatan Pembukaan; (10)
Kegiatan Inti; (11) Kegiatan Penutup; dan (12) Penyusunan
rencana penilaian berdasarkan KD dan Indikator Pencapaian
Perkembangan serta Kompetensi Penilaian PAI.
a. Identitas Program
Identitas program sebagai bagian dari RPPH RA, memuat
sebagai berikut:
❑ Nama RA
❑ Semester/ Bulan/ Minggu
❑ Hari/Tanggal
❑ Tema/ Sub Tema
❑ Kelompok Usia

b. Strategi Pengelolaan Pembelajaran


Strategi pengelolaan pembelajaran setiap lembaga RA dapat
memilih salah satu yang disesuaikan dengan sarana prasarana,
kebutuhan dan pemahaman pendidik terhadap strategi
pengelolaan tersebut. Beberapa model pengelolaan
pembelajaran yang dapat dipilih sebagai berikut:
1) Sentra;
2) Area;
- 38 -

3) Kelompok;
4) Sudut; dan
5) sebagainya
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) diambil dan dipilih dari KD yang
ada dalam rencana mingguan yang disesuaikan dengan tema
dan sub tema.
d. Indikator Pencapaian Perkembangan
Penetapan indikator pencapaian perkembangan dilakukan
dengan cara menganalisa kemampuan yang yang diharapkan
dalam Kompetensi Dasar. Selanjutnya berbagai kemampuan
tersebut dituliskan dengan menggunakan Kata Kerja
Operasional (KKO). Kata kerja operasional dapat ditentukan
sendiri oleh pendidik.
Untuk menyusun indikator pencapaian perkembangan
perlu diketahui terlebih dahulu syarat-syarat yang harus
dipenuhi salah satunya dengan menggunakan pendekatan
saintifik.
Indikator harus memenuhi prinsip hierarki pembelajaran
yaitu harus dimulai dari tingkatan berfikir mudah ke yang
sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari kongkrit
ke abstrak. Indikator RPPH dikembangkan dari KD yang
digunakan sebagai dasar penyusunan alat penilaian.
e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran diambil dari materi yang sudah dijabarkan
dalam rencana mingguan. Materi untuk pengembangan sikap
dimasukkan menjadi kegiatan rutin dan diterapkan melalui
pembiasaan serta diulang-ulang setiap hari sepanjang tahunnya
(kegiatan yang bersifat pembiasan masuk dalam SOP).
Sedangkan materi pengetahuan dan ketrampilan dikenalkan
sesuai dengan rencana kegiatan harian.
f. Pendidikan Agama Islam
Target pendidikan agama Islam dalam rencana mingguan dan
dilaksanakan dalam harian, meliputi :
- 39 -

1) Hafalan surat
2) Hafalan Hadis
3) Hafalan doa sehari-hari
4) Kisah Islami
g. Mat, Bahan dan Sumber Belajar
Mat, bahan dan sumber belajar tergantung dengan kegiatan
main yang akan dikelola pendidik pada hari itu dan disesuaikan
dengan pengelolaan strategi pembelajaran yang dipakai. Mat,
bahan dan sumber belajar harus ditata sedemikian rupa untuk
meningkatkan minat belajar anak.
h. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan dalam bentuk menit untuk kegiatan
pembukaan, inti, dan penutup.
i. Kegiatan Pembukaan
1) Kegiatan pembukaan ditujukan untuk membantu
membangun minat anak agar siap bermain di kegiatan inti;
2) Kegiatan pembukaan penting untuk mengenalkan materi dan
pokok bahasan yang berkaitan dengan tema pembelajaran;
3) Pendidik harus mengenalkan dan menghubungkan antara
tema, sub tema, dan sub-sub tema yang sesuai dengan
konsep Al-Quran dan Hadis;
4) Lakukan kegiatan hafalan surat-surat pendek, hafalan Hadis,
serta hafalan doa sehari-hari;
5) Sebisa mungkin setiap hari pendidik harus membacakan
buku-buku kisah Islami yang berkaitan dengan tema dan sub
tema untuk menumbuhkan minat baca anak.
6) Kegiatan pembukaan dimanfaatkan pendidik untuk
mengenalkan kegiatan bermain yang sudah disiapkan, aturan
bermain, menerapkan pembiasaan-pembiasaan, dan
sebagainya.
- 40 -

J• Kegiatan Inti
1) Proses belajar menerapkan pendekatan saintifik yakni anak
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar,
dan mengomunikasikan;
2) Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik
diterapkan secara lebih fleksibel dan lebih luas. Artinya bisa
diterapkan di dalam ruangan, di luar ruangan,
menggunakan sumber belajar yang ada, atau memanfaatkan
sumber belajar lingkungan;
3) Kegiatan Inti memberi kesempatan kepada anak untuk
bereksplorasi membangun pengalaman bermain yang
bermakna;
4) Pada tahap mengomunikasikan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran, diarahkan anak dapat menyampaikan
gagasannya melalui berbagai kegiatan bermain yang
disiapkan;
5) Kegiatan bermain disesuaikan dengan model pembelajaran;
6) Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal 4
kegiatan yang berbeda untuk memfasilitasi anak agar tetap
fokus bermain. Pada kegiatan tertentu misalnya memasak,
main peran/drama, atau pengenalan sains pendidik dapat
menyediakan 1 kegiatan raja;
7) Penguatan mengingat kembali merupakan bagian dan akhir
pembelajaran. Aktivitas mengingat kembali untuk
menguatkan kembali pengalaman bermain dan konsep yang
sudah dilalui anak;
8) Selama proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan
berbagai metode pembelajaran untuk saling melengkapi.
Metode tersebut untuk mendukung pendekatan saintifik.
Beberapa metode pembelajaran yang dianggap sesuai untuk
peserta didik di RA, antara lain adalah sebagai berikut:
a) Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita
secara lisan. Cerita harus diberikan secara menarik.
- 41 -

Anak diberi kesempatan untuk bertanya dan


memberikan tanggapan. Pendidik dapat menggunakan
buku sebagai alat bantu bercerita;
b) Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau
memeragakan cara untuk membuat atau melakukan
sesuatu;
c) Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam bentuk tanya
jawab antara anak dengan pendidik atau antara anak
dengan anak yang lain;
d) Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk
memberi pengalaman yang nyata kepada anak baik
secara individu maupun secara berkelompok;
e) Sosio-drama/bermain peran dilakukan untuk
mengembangkan daya khayal/imajinasi, kemampuan
berekspresi dan kreatifitas anak terhadap tokoh-tokoh
yang diperankan atau benda-benda yang ada di sekitar;
f) Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke
objek-objek yang sesuai dengan tema dan bahan
kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan
anak;
g) Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas
rangkaian kegiatan yang diberikan oleh pendidik kepada
anak baik secara individu maupun secara berkelompok
dengan menggunakan objek alam sekitar maupun
kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan;
h) Eksperimen merupakan pemberian pengalaman kepada
anak dengan melakukan percobaan secara langsung dan
mengamati hasilnya.
- 42 -

1) Kegiatan penutup dilakukan di akhir kegiatan hari tersebut;


2) Kegiatan penutup juga dapat isi dengan kegiatan rutin
untuk memperkuat sikap yang diharapkan muncul dan
berkembang;
3) Kegiatan penutup dilakukan untuk menarik minat anak
belajar esok harinya;
4) Kegiatan penutup ditutup dengan doa setelah belajar dan
salarn;
5) Kegiatan ditutup dengan berjabat tangan.
I. Rencana Penilaian
1) Rencana Penilaian memuat Indikator Pencapaian
Perkembangan dan teknik pengumpulan data yang akan
digunakan;
2) Indikator perkembangan mengacu pada indikator yang
tertuang pada lampiran KMA Nomor 792 Tahun 2018 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;
3) Indikator penilaian disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dan materi pembelajaran dan indikator PAI;
4) Indikator penilaian sudah dikelompokkan ke dalam program
pengembangan untuk memudahkan clalam penyusunan
laporan (contoh RPPH, terlampir).
- 43 -

BAB IV
PENUTUP

Kemampuan belajar anak RA perlu disiapkan dengan seksama


melalui perencanaan pembelajaran yang efektif_ Perencanaan
pembelajaran yang efektif adalah perencanaan yang dilakukan secara
optimal. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang bersifat dinamis.
Petunjuk teknis penyusunan perencanaan pembelajaran ini disusun
untuk dijadikan panduan bagi pengelola, pelaksana, dan pemangku
kepentingan lainnya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
44

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2762 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DI RAUDHATUL ATHFAL

CONTOH FORMAT DOKUMEN PENDUKUNG

FORMAT 1 :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
RA TAHUN PELAJARAN 2018-2019

Sem / Bulan/ MG ke : I/ Agustus/ IV /2


Hari / Tanggal : 20 Agustus 2018
Kelompok Usia / Kel : 5-6 Tahun/ B
Tema : Allah maha pencipta (Al-Khalik)
Sub tema : Manusia ciptaan Allah paling sempurna

Sub-sub tema : Panca indera


Sentra : Persiapan
Kompetensi Dasar : 1.2, 3.3/4.3, 3.6/4.6, 3.7/4.8, 2.6, 2.8, 3.1/4.1, 3.15/4.15
Materi
1. ( NAM 1.2) : Menghargai diri dan orang lain, sebagai rasa syukur Tuhan
2. ( FM 2.1) : Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
3. ( KOG 3.6 -4.6) Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
4. (SOSEM 2.5) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
5. (BHS 3.12 - 4.12) Mengenal dan menunjukkan kemampuan keaksaraan awal
6. (Seni 3.15 - 4.15) Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
7. (PAI) Hafalan Q.S Ad-dhuha, hadits malu
8. (PAI ) Menyebutkan rukun islam

Pukul 07.30 - 08.00 WII3


➢ Guru mengajak anak berbaris, ikrar syahadat, kegiatan fisik motoric ( SOP Fismot )
➢ Toilet Training ( SOP Toilet Training )

Pukul 08.00 - 8.30 WIB KEGIATAN PEMBUKAAN ( SOP Pembukaan )


➢ Kegiatan Materi Pagi
No Kegiatan Main Alat, Bahan dan Sumber
1. Duduk melingkar, salam, berdoa sebelum belajar
2. Menanyakan kabar dan mengabsen anak Buku absen
-45-

3. • Hadits Sebarkan Salam Buku Panduan PAI


• Hadits Silaturahmi
• Hadits Mengenal Diri Sendiri

4. Bercakap-cakap tentang Materi PAI Buku panduan PAI


- Anak dikenalkan tentang syukur kepada Allah
- Anak mengenal tentang ciptaan-ciptaan Allah

➢ Transisi : Toilet Training, bersiap untuk kegiatan main di sentra


PIJAKAN LINGKUNGAN MAIN ( SOP Lingkungan Main )
Guru menyiapkan kegiatan main berupa :
No Kegiatan Main Alat, Bahan dan Sumber Belajar Kes
Main
1. Menyebutkan nama panca indra dan Anak peraga langsung , gambar 13
jumlahnya panca indera
2. Mencontoh huruf dari kata M- A- T- A Buku tulis, pensil 4
3. Menyusun huruf dari nama- nama Lego 4
panca indera
4. Bermain dengan kaca pembesar Kaca pembesar 2
5. Menghitung nama panca indera Gambar- gambar 4
dalam lingkaran
6. Menjiplak telapak tangan kiri Spidol, kertas hvs

Pukul 08.30 - 08.45 WIB


PIJAKAN SEBELUM MAIN ( SOP Sebelum Main )
➢ Guru mengajak anak berdiskusi basil pengamatan tentang macam-macam panca
indera
➢ Anak diberi kesempatan untuk melihat, menanyakan, dan memberikan pendapat
tentang panca indera
➢ Hal-hal yang didiskusikan :
1. Nama-nama panca indera
2. Jumlah panca intera
3. Menyanyi lagu " Dua mata saya"
Guru menyampaikan kegiatan main
➢ Membangun aturan main bersama dengan anak
➢ Transisi sebelum main Guru meminta anak menyebut nama - nama panca indera

Pukul 08.45-09.00 WIB


KEGIATAN INTI ( SOP Kegiatan Inti )
PIJAKAN SELAMA MAIN ( SOP Selama Main )
-46-

➢ Anak diberi kesempatan bermain selama 45-60 menit


➢ Guru mencatat perkembangan anak dan memperkuat bahasa anak saat main
➢ Memberikan pijakan yang lebih kepada anak yang membutuhkan
Pukul 09.00 - 09.30 WIB
ISTIRAHAT ( SOP Istirahat )
➢ Anak bermain bebas terarah di luar atau didalam
➢ Guru ikut bermain dan mengawasi
➢ Cuci tangan ( SOP Cuci Tangan )
Pukul 09.30 - 10.00 WIB KEGIATAN PENUTUP
PIJAKAN SETELAH MAIN ( Recalling) ( SOP Setelah Main )
➢ Membereskan alat main dan mengembalikan pada tempatnya
➢ Duduk melingkar
➢ Berdoa sebelum makan
➢ Makan Snack, berdoa sesudah makan
➢ Tanya jawab tentang pengalaman main dan perasaan anak
➢ Mendiskusikan perilaku yang muncul pada saat anak main baik yang positif
maupun negatif
➢ Menginformasikan kegiatan anak esok hari
➢ Berdoa pulang, salam

RENCANA PENILAIAN :
1. Indikator Penilaian
Program Pengembangan KD Indikator
dan Delapan PILAR

NAM ( NAM 1.2) Anak terbiasa Menghargai diri, orang lain, sebagai
rasa syukur Tuhan
FM ( FM 2.1) Anak dapat Memiliki perilaku yang mencerminkan
hidup sehat
SOSEM (Sosem 2.5) Anak terbiasa Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap percaya diri

KOGNITIF (Kog 3.6/4.6) Anak dapat Mengenal benda-benda disekitarnya


(nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
BHS (Bhs 3.12/4.12 Anak dapat Mengenal dan menunjukkan kemampuan
keaksaraan awal
)
SENI ( Seni 3.15-4.15) Anak dapat Mengenal berbagai karya dan aktivitas
seni

PAI Anak dapat menghafalan Q.S ,


Anak dapat menghafal hadits malu
Anak dapat Menyebutkan rukun islam
-47 -

PILAR Cinta Tuhan Anak dapat Mengetahui siapa yang menciptakan


dirinya dan alam semesta
Dan Ciptaan-
Nya

2. Teknik pengumpulan data penilaian yang akan digunakan


➢ Catatan Anekdot
➢ Skala Capaian Perkembangan
> Hasil Karya

, Agustus 2018
Mengetahui
Kepala RA Guru Kelas
-48-

FORMAT 2:

PROGRAM SEMESTER I RA TAHUN PELAJARAN 2018 - 2019


MODEL PEMBELAJARAN : SENTRA
TEMA BESAR: ALLAH MAHA PENCIPTA (AL-KHALIK)

Landasan Al-Quran Alokasi


No. Kompetensi Dasar Tema Sub Tema Sub-sub tema PAI
dan Hadis Waktu
1. NAM:1.1; 1.2; 3.1-4.1 1. Surat An-Nahl: 78 Allah maha pencipta Aku ciptaan Identitasku Akhlak: Mengenal 1 minggu

FM: 2.1; 3.3-4.3 2. Surat Al-Alaq: 2 (Al-Khalik) Allah paling Panca indera ciptaan Allah (Manusia, 1 minggu

KOG: 3.5-4.5; 3.6-4.6 3. Hadis sebarkan sempurna Anggota gerak Malaikat, binatang, 1 minggu

BHS: 3.12-4.12, 3.10- salam Bagian tubuh tanaman, dll) 1 minggu

4.10, 3.11-4.11 4. Hadis silaturahmi


SOSEM:2.5; 2.8 5. Hadis mengenal Ibadah: Terbiasa

SENI:3.15-4.15 diri sendiri membaca Doa sebelum


dan sesudah melakukan
kegiatan

Kisah Islami: Mengenal


kisah Nabi Muhammad,
para nabi dan Rasul,
sahabat Nabi, tokoh-
tokoh islam di Indonesia,
serta Isra dan Mi'raj
Puncak Tema:
Membuat boneka dari bekas kepingan Compact Disk (CD)
- 49 -

FORMAT 3 :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)

RA SM I TAHUN PELAJARAN 2018-2019

STRATEGI PEMBELAJARAN : SENTRA

Semester :I Bulan/Minggu : Juli / Mg IV/ 2


ke

Kelompok usia : 5-6 Tahun Tema/Sub Allah maha pencipta (Al-Khalik)/


tema/ sub-sub Manusia ciptaan Allah paling
sempurna/ panca indera
tema

Kompetensi : 1.2, 3.3/4.3, 3.6/4.6, 3.7/4.8, 2.6, 2.8, 3.1/4.1, 3.15/4.15


Dasar

Materi 1. ( NAM 1.2) : Menghargai diri dan orang lain, sebagai rasa syukur
Tuhan
2. ( FM 2, 1) : Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
3. ( KOG 3.6 -4.6) Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
lainnya)
4. (SOSEM 2.5) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya
diri
5. (BHS 3.12 - 4.12) Mengenal dan menunjukkan kemampuan
keaksaraan awal
6. (Seni 3.15 - 4.15) Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
7. (PAI) Hafalan Q.S Ad-dhuha, hadits malu
8. (PAI ) Menyebutkan rukun islam
9. ( Pilar ) Cinta Tuhan dan Ciptaan NYA
Mengetahui siapa yang menciptakan dirinya dan clam semesta
-50-

SENTRA PERSIAPAN SENTRA BALOK


• Menyebutkan nama panca • Membuat bangunan bebas
indra dan jumlahnya dari balok
• Mencontoh huruf dari kata • Memghias bangunan dari
M. A. T. A asesoris yg disediakan
• Menceritakan bangunan yang
• Menyusun huruf dari nama-
dibuat
nama panca indra
• Mengelompokkan balok
• Bermain dengan kaca dengan bentuk yg sama
pembesar
• Menghitung nama panca
indera dalam. lingkaran
Menjiplak tetapak tangan

Sub terra/ sub-sub terns.:


Manusia ciptaan Allah paling SENTRA MAIN PERAN
sempurna/ panca indera
# Setting RUMAH SAKIT
• Berperan sebagai dokter
spisialis mata
• Berperan sebagai dokter
spisialis kulit
• Berperan sebagai apoteker
• Berperan sebagai pendaftar
• Berperan sebagai pasien

SENTRA IMTAQ
SENTRA BAHAN ALAM
- Hafalan surat An-Nahl: 78
• Mengenalkan macam-macam rasa - Hafalan surat Al-Alaq: 2
• Mengnalkan macam-macaw peraba - Hadis sebarkan salam
(mengelompokkan halus dan kasar)
- Hadis silaturahmi
• Membuat kaca mata mainan
- Hadis mengenal diri sendiri
• Melengkapi gambar wajah dg finger
painting

Mengetahui,
Kepala RA Guru Kelas

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2763 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pengalaman belajar


anak yang bermutu pada Raudlatul Athfal
diperlukan pedoman Pengembangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Pengembangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Raudhatul
Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM RAUDHATUL ATHFAL.
KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Pengembangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Raudhatul
Athfal sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan
ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam Raudhatul Athfal
sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU
sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
ditingkat satuan pendidikan Raudhatul Athfal.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2 7 6 3 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
PAI DI RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI DI


RAUDHATUL ATHFAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya mentransformasi nilai dari
pendidik kepada anak dalam upaya membangun, membina dan
menumbuhkembangkan kualitas manusia yang dilakukan secara
terstruktur dan berkelanjutan. Pendidikan dilakukan sepanjang
perkembangan manusia.
Islam telah memberikan perintah kepada umatnya untuk
memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini.Prinsip itu
tertuang dalam makna hadis Nabi bahwa menuntut ilmu diwajibkan
sejak dari buaian hingga Jiang lahat.
DalamAl-Quran Surat Luqman ayat 13-14 disampaikan bahwa
dalam pendidikan anak diamanahkan untuk bertauhid dan berbakti
kepada kedua orang tua serta bersyukur atas karunia Allah. Pesan
moral dari ayat tersebut adalah pentingnya penanaman nilai-nilai
agama sejak usia dini seperti aqidah, akhlak kepada orang tua serta
bersyukur atas karunia Allah.
Upaya menanamkan nilai-nilai agama kepada anak dapat
ditempuh dengan berbagai metode.Penggunaan metode hendaknya
disesuaikan dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Setiap
pendidik hendaknya memilih metode yang memudahkan anak untuk
memahami dan tertarik terhadap aktivitas pembelajaran PAI.
Raudhatul Athfal (RA) sebagai salah satu lembaga pendidikan
anak usia dini berciri khas Islam sangat perlu mengembangkan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Pembelajaran PAI
RAterintegrasi pada semua aspek perkembangan sesuai dengan
- 2-

karakteristik dan prinsip pembelajaran anak usia dini.Dalam rangka


mewujudkan penanaman PAI sejak usia dini tersebut diperlukan
petunjuk teknis pengembangan pembelajaran PAI di RA.

B. Tujuan
Petunjuk teknis pengembangan pembelajaran PAI RA bertujuan
menjadiacuandalam menyelenggarakan dan mengembangkan
pembelajaran PAI yang terintegrasi di RA.

C. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis ini adalah pelaksana, penyelenggara dan
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan RA.

D. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis pengembangan pembelajaran PAI di Raudhatul Athfal
ini meliputi pembelajaran PAI RA dan Strategi Pengembangan
Pembelajaran PAI RA.
- 3-

BAB II
PEMBELAJARAN PAI RA

A. Pengertian PAI
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan anak untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam. PAI RA
jugamenekankan pembelajaran untuk menghormati penganut agama
lain dalam rangka mewujudkan kerukunan antar umat
beragama.Pembelajaran PAI RA berbasis disiplin ilmu yang meliputi
Al-Quran-Hadis, akidah, akhlak, ibadah dan kisah Islami yang
disampaikan secara terpadu.
PAI RAmenanamkan karakter dan membentengi anak dari
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. PAI RA
diharapkan dapat mewujudkan anak yang mampu membedakan
antara perbuatan baik dan buruk.

B. Karakteristik Pengembangan PembelajaranPAl RA


Pembelajaran PAI RA bukan sebagai sebuah mata pelajaran,
namun terintegrasi dengan semua aspek perkembangan. Oleh karena
itu dalam menstimulasi semua aspek perkembangan pendidik harus
mengintegrasikan nilai-nilai keislaman.
Dalam mengembangkan PAI RA pendidik perlu memperhatikan
perkembangan keberagamaan anak.Ciri dan sifat tumbuh kembang
anak dalam beragama dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
yaitu: (1) Unreflective (tidak mendalam), yaitu anak menerima ajaran
agama tanpa kritik dan kebenaran yang diterima tidak mendalam; (2)
Egosentris,yaitu dalam masalah keagamaan anak telah menonjolkan
kepentingan dirinya. dan telah menuntut konsep keagamaan yang
mereka pandang kesenangan dirinya; (3) Antromorphis, yaitu konsep
ketuhanan pada diri anak menggambarkan aspek kemanusiaan yang
berdasarkan fantasi masing-masing; (4) Verbalis dan ritualis,yaitu
kehidupan agama pada anak sebagian besar bermula secara verbal
(ucapan), diantaranya dengan menghafal secara verbal kalimat
keagamaan dan ibadah keagamaan yang bersifat ritualis (praktek); (5)
Imitatif, yaitu tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak pada
- 4-

dasarnya diperoleh dari meniru baik berupa pembiasaan maupun


pengajaran yang intensif; (6) Rasa heran dan kagum, hal ini
merupakan langkah pertama dari pernyataan kebutuhan anak akan
dorongan untuk mengenal suatu pengalaman yang baru.

C. PrinsipPengembanganPembelajaranPAl
Prinsip pengembangan pembelajaran PAI di RA dilaksanakan
dalam konteks bermain. Prinsip-prinsipdalam pembelajaran PAI RA,
yaitu:
1. Pembelajaran PAI di RA dilaksanakan dalam konteks bermain yang
menyenangkan sesuai perkembangan yang difokuskan pada
pembiasaan dan keteladanan.
2. Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip
perkembangan anak.
3. Menggunakan berbagai sumber dan media pengembangan
pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar.
4. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses pengembangan
pembelajaran PAI.
5. Mengembangkan kecakapan hidup anak. Agar anak berkembang
menjadi manusia seutuhnya, memiliki kepribadian, berakhlak
mulia, cerdas, terampil, mampu bekerjasama dengan orang lain,
mampu hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

D. Muatan Pengembangan Pembelajaran PAI RA


Muatan pengembangan pembelajaran PAI RA meliputi:
1. Akidah
Pengajaran akidah berarti proses belajar mengajar tentang
aspek kepercayaan kepada anak didik. Inti dari pengajaran ini
mengenai rukun iman dan rukun Islam.
2. Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah
pada pembiasaan akhlak mulia dalam kehidupan anak didik, yaitu
jujur, sopan santun, toleran, mandiri, tanggungjawab dan rendah
hati.
3. Al-Quran Hadis
Pengjaran Al-Quran dan Hadis adalah pengajaran yang
bertujuan agar peserta didik dapat mengenal dan mengucap huruf
- 5-

hijaiyah dan menyebutkan dalil dan hadis yang terkait dalam kisah-
kisah nabi dan rasul yang disesuaikan dengan jenjang anak didik.
4. Pendidikan Ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengjaran tentang segala bentuk
ibadah sehari-hari dan tata cara pelaksanaannya bagi anak didik,
seperti mengikuti gerakan wudhu, gerakan sholat, dan mengenal
bacaan do'a dengan tuntunan orang dewasa.
5. Kisah Islami
Tujuan pengajaran dari pengajaran Islam ini adalah agar peserta
didik dapat mengetahui kisah-kisah nabi dan rasul sehingga peserta
didik mengenal dan mencintai agama Islam.

E. Pemetaan Lingkup Pengembangan PAI


Pemetaan lingkup pengembangan PAI dapat digambarkan dalam
tabel berikut:
Tabel 1
Pemetaan Lingkup Pengembangan PAI
LINGKUP
KI KD
PENGEMBANGAN PAI
K 1. 1.1 AKIDAH:
Menerima ajaran Mempercayai 1. Mengenal ciptaan Allah
agama yang adanya Allah (Manusia, Malaikat,
dianutnya melalui binatang, tanaman,
ciptaannya dll);
2. Mengenal nama-nama
malaikat;
3. Mengenal Asmaul
Husna.

AL-QURAN DAN HADIS


1. Melafalkan Surat
Pendek;
2. Mengenal Hadis
tentang Penciptaan
Alam semesta.

KISAH ISLAMI:
Mengenal Kisah Nabi
1.2 AKHLAK
Menghargai diri 1. Menghargai hasil karya
6

sendiri, orang sendiri dan orang lain;


lain dan 2. Terbiasa mengucapkan
lingkungan kalimat thayyibah;
sekitar sebagai 3. Akhlak terhadap
makhluk Allah
rasa syukur
(Tumbuhan, Binatang,
kepada Allah.
manusia);
4. Mengenal Asmaul
Husna.

IBADAH:
Terbiasa membaca Doa
sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan

AL-QURAN DAN HADIS


1. Membaca Hadis
tentang bersyukur;
2. Membaca Hadis
tentang mengasihi
makhluk ciptaan Allah.

KISAH ISLAMI:
Mengenalkan kisah-kisah
islami.
K.2 2.1 AKHLAK:
Memiliki Memiliki 1. Terbiasa hidup sehat;
perilaku hidup perilaku yang 2. Terbiasa hidup bersih;
sehat, rasa ingin mencerminkan 3. Terbiasa mencuci
tahu, kreatif dan hidup sehat Tangan sebelum dan
estetis, percaya sesudah melakukan
diri, disiplin, kegiatan;
mandiri, peduli, 4. Terbiasa Berwudhu dan
mampu tayamurn;
menghar-gai dan 5. Terbiasa membuang
toleran kepada sampah pada
orang lain, tenpatnya.
mampu
menyesuaikan AL-QURAN DAN HADIS
diri, jujur, 1. Mengucapkan hadis
rendah hati, dan tentang kebersihan;
santun dalam 2. Mengucapkan hadis
berinter-aksi tentang adab makan
dan minum;
-7

dengan keluarga, 3. Mengucapkan hadis


pendidik, dan larangan bersikap
teman. boros/muba7ir;
4. Mengucapkan dalil Al-
Quran tentang
perintah wudhu.
2.2 AKIDAH:
Memiliki Mengenal Asmaul Husna.
perilaku yang
mencermin-kan AKHLAK:
sikap ingin tahu Terbiasa memiliki rasa
ingin tahu.

KISAH ISLAMI:
Menceritakan Kisah Nabi.
2.3 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa bersikap kreatif.
perilaku yang
mencerminkan KISAH ISLAMI:
sikap kreatif Menceritakan Kisah Nabi.
2.4 AKHLAK
Memiliki 1. Terbiasa bersikap
perilaku yang estetis;
mencerminkan 2. Mengenal Adab
sikap estetis berpakaian;
3. Mengenal Adab di
Kamar Mandi.

IBADAH
1. Terbiasa membaca doa
masuk kamar mandi;
2. Terbiasa membaca doa
keluar kamar mandi;
3. Terbiasa membaca doa
ketika bercermin;
4. Terbiasa membaca doa
ketika memakai baju;
5. Terbiasa membaca doa
ketika melepas
pakaian.

AL-QURAN DAN HADIS


Melafalkan hadis tentang
-8

keindahan.

2.5 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa bersikap percaya
perilaku yang diri.
mencerminkan
sikap percaya
diri
2.6 AKHLAK:
Memiliki 1. Terbiasa membaca doa
perilaku yang ketika masuk kelas;
mencerminkan 2. Terbiasa membaca doa
sikap taat ketika sebelum dan
terhadap aturan sesudah belajar
sehari-hari 3. Terbiasa;
untuk melatih 4. menghormatiorang yang
disiplin. lebih tua.
2.7 AKHLAK :
Memiliki 1. Terbiasa antri dalam
perilaku yang berbagai kegiatan;
mencerminkan 2. Terbiasa hidup rapi;
sikap sabar (mau 3. Terbiasa
menunggu mendengarkan orang
giliran, mau lain saat berbicara;
mendengar 4. Terbiasa mengangkat
ketika orang lain tangan sebelum
berbicara) untuk bertanya;
melatih 5. Terbiasa menahan
kedisiplirian. marah;
6. Mengenal adab
menahan marah.
AL-QURAN DAN HADIS
1. Membaca hadis tentang
menahan marah;
2. Membaca hadis tentang
berkata yang baik.
2.8 AKHLAK:
Memiliki 1. Terbiasa menyelesaikan
perilaku yang sendiri pekerjaannya;
mencerminkan 2. Terbiasa merapikan
kemandirian. mainan;
3. Terbiasa merapikan
-9

peralatan yang telah


digunakan.
2.9 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa menolong teman.
perilaku yang
mencerminkan AL-QURAN DAN HADIS
sikap peduli dan 1. Mengucapkan hadis
mau membantu menolong orang lain;
jika diminta 2. Melafalkan dalil
bantuannya. tentang tolong
menolong;
3. Melafalkan surat-surat
pendek.
2.10 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa berperilaku
perilaku yang sopan dan santun.
mencerminkan
sikap AL-QURAN DAN HADIS
menghargai dan Melafalkan surat pendek.
toleran kepada
orang lain.
2.11 AHKLAK:
Memiliki Terbiasa berperilaku
perilaku yang menyesuaikan diri.
dapat
menyesuaikan
diri.
2.12 Terbiasa bertanggung
Memiliki jawab.
perilaku yang
mencerminkan
sikap tanggung
jawab.
2.13 AKHLAK
Memiliki Terbiasa bersikap jujur.
perilaku yang AL-QURAN DAN HADIS
mencerminkan 1. Membaca hadis tentang
sikap jujur. jujur;
2. Melafalkan dalil
tentang kejujuran.
2.14 AKHLAK:
Memiliki Terbiasa berperilaku
- 10 -

perilaku yang menghormati dan sopan


mencerminkan dengan orangtua dan
rendah hati dan teman
santun kepada
orangtua, AL-QURAN DAN HADIS
pendidik dan 1. Melafalakan dalil
atau pengasuh, tentang berbakti
dan teman. kepada orangtua;
2. Membaca hadis tentang
menghormati orang
yang lebih tua dan
mengasihi yang
lebihmuda.
KI.3 3.1 AKHLAK:
Mengenali diri, Mengenal Terbiasa menjalankan
keluarga, teman, kegiatan ibadah dengan baik.
pendidikan, beribadah
lingkungan sehari-hari. IBADAH:
sekitar, agama, 1. Mengenal 5 waktu
teknologi, seni, shalat;
dan budaya di 2. Mengenal bacaan
rumah, tempat shalat;
bermain dan 3. Mengenal niat wudu;
satuan PAUD 4. Mengenal doa harian.
dengan cara:
Mengamati AL-QURAN DAN HADIS
dengan indera 1. Melafalkan dalil
(melihat, perintah shalat;
mendengar, 2. Membaca hadis tentang
menghidu, shalat.
merasa, meraba),
Menanya, KISAH ISLAMI:
Mengumpulkan 1. Mengenal kisah Nabi
informasi, Muhammad;
Menalar, dan 2. Kisah para Nabi dan
Mengkomuni- Rasul;
kasikan 3. Para sahabat Nabi;
melalui kegiatan 4. Tokoh-tokoh Islam di
bermain Indonesia;
5. Isra dan Mi'raj.

3.2 AKHLAK:
Mengenal Mengenal akhlak kepada
perilaku baik orangtua, teman dan
sebagai guru.
cerminkan
akhlak mulia
3.3 IBADAH:
Mengenal 1. Mengetahui gerakan
anggota tubuh, shalat;
fungsi dan 2. Mengetahui bacaan
gerakannya shalat;
untuk 3. Mengetahui bacaan
pengembangan azan.
motorik kasar
dan motorik
halus
3.4 IBADAH:
Mengetahui cara 1. Mengetahui adab
hidup sehat kebersihan diri dan
iingkungan;
2. Mengetahui doa
masuk dan keluar
kamar mandi;
3. Mengetahui aturan dan
tata cara berwudu;
4. Mengetahui doa
sesudah berwudu.
3.5 AKHLAK:
Mengetahui cara 1. Mengetahui adab
memecahkan menahan marah;
masalah sehari- 2. Mengucapkan Istighfar
hari dan dan masya Allah.
berperilaku
kreatif
3.6 IBADAH:
Mengenal benda- Mengenal makanan dan
benda di minuman yang haram
sekitarnya dan halal.
(Nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat,
suara, tekstur,
fungsi dan ciri-
- 12 -

ciri lainnya)

3.7 IBADAH:
Mengenal Mengenal masjid sebagai
lingkungan tempat ibadah.
sosial (keluarga,
teman, tempat
tinggal, tempat
ibadah, budaya,
transpotasi).
3.8 AKIDAH:
Mengenal Mengenal makhluk
Lingkungan ciptaan Allah.
alam (hewan,
tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-
batuan, dan
lain-lain)
3.9 IBADAH:
Mengenal Mengenal guna air untuk
Teknologi berbagai kebutuhan
sederhana
(peralatan
rumah tangga,
peralatan
bermain,
peralatan
pertukangan,
dan lain-lain)
3.10 AL-QURAN DAN HADIS
Memahami Membaca dan mendengar
bahasa reseptif huruf hijaiyyah.
(menyimak dan
membaca)
3.11 AKHLAK
Memahami Mengenal adab berbicara
bahasa ekspresif
(mengungkapkan
bahasa secara
verbal 86
nonverbal)
3.12 AKHLAK
- 13 -

Mengenal Mengenal dan mengucap


keaksaraan awal huruf hijaiyah.
melalui
bermain.
3.13 AKHLAK
Mengenal emosi Terbiasa menahan sabar
diri dan orang atas dirinya dan orang
lain. lain.
3.14 AKHLAK
Mengenal Mengenal adab bepergian.
kebutuhan,
keingijan dan
minat diri.
3.15 KISAH ISLAMi
Mengenal Mengenal hari besar Islam
berbagai karya melalui kegiatan yang
dan aktivitas kreatif
seni.
K.I.4 4.1 IBADAH
Menunjukan Melakukan Mengikuti gerakan salat
yang diketahui, kegiatan Berlatih berpuasa.
dirasakan, beribadah Mengenal ibadah zakat.
dibutuhkan, dan sehari-hari
dipikirkan
dengan
melalui bahasa,
tuntunan orang
musik,
dewasa.
gerakan,dan
karya secara 4.2 AKHLAK
produktif dan Menunjukkan Terbiasa bersikap sopan
kreatif, perilaku santun santun.
sertamencermin sebagai
kan perilaku cerminan a khlak
anak berakhlak mulia.
mulia. 4.3 IBADAH
Menggunakan Melakukan gerakan salat
anggota tubuh sesuai tuntunan.
untuk
mengembangkan
motorik kasar
dan halus.
4.4 AKHLAK
Mampu Terbiasa berperilaku
menolong diri hidup bersih dan sehat
- 14 -

sendiri untuk
hidup sehat.
4.5 AKHLAK
Menyelesaikan Terbiasa menyelesaikan
masalah sehari- tugas sampai selesai.
hari secara
kreatif. IBADAH
mengucapkan kalimat
tayibah
4.6 AKIDAH
Menyampaikan Mengumpulkan benda-
tentang apa dan benda ciptaan Allah
bagaimana berdasarkan warna dan
benda-benda bentuk.
disekitar yang
dikenalkan
(nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat,
suara, tekstur,
fungsi dan ciri-
ciri lainnya)
melalui berbagai
hasil karya

4.7 IBADAH
Menyajikan Mengenal masjid sebagai
berbagai tempat ibadah
karyanya dalam
bentuk gambar,
bercerita,
bernyanyi, gerak
tubuh, d an lain-
lain tentang
lingkungan
sosial (keluarga,
teman, tempat
tinggal, tempat
ibadah, budaya
dan transpotasi)
4.8 AKHLAK
Menyajikan Mengenal akhlak melalui
- 15-

berbagai lagu-lagu Islami


karyanya dalam
bentuk gambar,
bercerita,
bernyanyi, gerak
tubuh, dan lain-
lain tentang
lingkungan alam
(hewan,
tanaman, cuaca,
tanah, air, batu
batuan dan lain-
lain).
4.9 AKHLAK
Menggunakan Terbiasa mengunakan
teknologi alat-alat makan dengan
sederhana baik dan menggunakan
(peralatan tangan kanan.
rumah tangga,
peralatan
bermain,
peralatan
pertukangan,
dan lain-lain)
untuk
menyelesaikan
tugas dan
kegiatannya.

4.10 AL-QURAN DAN HADIS


Menunjukan 1. Mewarnai huruf-huruf
kemampuan hij aiyah;
keaksaraan awal 2. Membuat kaligrafi
dalam berbagai sederhana;
bentuk karya
4.11 IBADAH
Menunjukkan Terbiasa mengucapkan
kemampuan bismillah dan
berbahasa alhamdulillah sebelum
ekspresif dan sesudah melakukan
(mengungkapkan pekerjaan.
bahasa secara
verbal dan non
verbal).
- 16 -

4 . 12 AL-QURAN DAN HADIS


Menunjukkan 1. Mewarnai huruf-huruf
kemampuan hij aiyah;
keaksaraan awal 2. Membuat kaligrafi
dalam berbagai sederhana.
bentuk karya.
4.13 AKHLAK
Menunjukkan Terbiasa menahan marah.
reaksi emosi diri
secara wajar.
4.14 AKHLAK
Mengungkapkan Terbiasa bertanggung
kebutuhan, jawab.
keinginan dan
minat diri
dengan cara
yang tepat.
4.15.Menunjukk AKHLAK
an karya dan Terbiasa bersikap kreatif.
aktivitas seni
dengan
menggunakan
berbagai media.
- 17-

Tabel 2.
Pemetaan Muatan Pembelajaran PAI RA
4-5 tahun 5-6 tahun
PROGRAM KOMPETENSI
MATERI MATERI
PENGEMBANGAN DASAR INDIKATOR INDIKATOR
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.1 Mengenal 1.1.1 Menunjukkan Asmaul Husna 1.1.1 Menunjukkan Asmaul Husna
Allah SWT sikap terbiasa pilihan sikap terbiasa pilihan
Nilai Agama dan Moral melalui ciptaan- mengenal nama Allah mengenal nama Allah
Nya SWT sebagai pencipta SWT sebagai pencipta
pada setiap kegiatan
1.1.2 Menunjukkan Manusia sebagai 1.1.2 Menunjukkan Manusia sebagai
sikap mengenal ciptaan Allah sikap mengenal khalifah Allah di
manusia sebagai manusia sebagai muka bumi
ciptaan Allah khalifah Allah di muka
bumi
1.1.3 Menunjukkan Hewan peliharaan 1.1.3 Menunjukkan Hewan sebagai
sikap mengenal hewan sebagai ciptaan Allah sikap mengenal hewan ciptaan Allah
peliharaan sebagai sebagai ciptaan Allah
ciptaan Allah
1.1.4 Menunjukkan Jenis Tumbuhan 1.1.4 Menunjukkan Manfaat Tumbuhan
sikap mengenal jenis sebagai ciptaan Allah sikap mengenal sebagai ciptaan Allah
tumbuhan sebagai manfaat tumbuhan
ciptaan Allah sebagai ciptaan Allah
1.2 Menghargai 1.1.1 Menunjukkan Sikap bersyukur 1.1.1 Menunjukkan Sikap bersyukur
diri sendiri, sikap bersyukur kepada Allah SWT sikap bersyukur kepada Allah SWT
orang lain, dan dengan menghargai terhadap hasil karya dengan menghargai terhadap hasil karya
lingkungan diri sendiri sendiri diri sendiri sendiri
sekitar sebagai 1.1.2 Menunjukkan Sikap bersyukur 1.1.2 Menunjukkan Sikap bersyukur
rasa syukur sikap bersyukur kepada Allah SWT sikap bersyukur kepada Allah SWT
kepada Allah dengan menghargai terhadap hasil karya dengan menghargai terhadap hasil karya
SWT orang lain orang lain orang lain orang lain
1.1.3 Menunjukkan Sikap bersyukur 1.1.3 Menunjukkan Sikap bersyukur
sikap bersyukur kepada Allah SWT sikap bersyukur kepada Allah SWT
dengan menghargai terhadaplingkungan dengan menghargai terhadaplingkungan
lingkungan sekitar sekitar lingkungan sekitar sekitar
- 18-

1.1.4 Menampilkan Menjagakebersihan 1.1.4 Menampilkan Menjagakebersihan


sikap menjaga din dan din (cuci tangan, sikap menjaga din dan diri (cuci tangan,
lingkungan mandi, sikat gigi) dan lingkungan mandi, sikat gigi) dan
lingkungan lingkungan
(membersihkan (membersihkan
halaman, rumah, halaman, rumah,
kelas) dengan kelas) secara mandiri
bimbingan

2.13 Memiliki 2.13.1 Menunjukkan bersikap jujur 2.13.1 Menunjukkan Pembiasaan berkata
perilaku yang sikap jujur sikap jujur jar bersikap jujur
mencerminkan 2.13.2 Menunjukkan menghargai milik 2.13.2 Menunjukkan Pembiasaanmengharg
sikap jujur sikap menghargai orang lain sikap menghargai ai milik orang lain
milik orang lain milik orang lain
2.13.3 Menunjukkan mengembalikan 2.13.3 Menunjukkan Pembiasaanmengemb
sikap terbiasa benda/ barang yang sikap terbiasa alikan benda/barang
mengembalikan bukan haknya mengembalikan yang bukan haknya
benda/ barang yang benda/ barang yang
bukan haknya bukan haknya
2.14 Memiliki 2.14.1 Menunjukkan menyapa orang lain 2.14.1 Menunjukkan Pembiasaanmenyapa
perilaku yang sikap terbiasa menyapa sikap terbiasa menyapa orang lain
mencerminkan orang lain orang lain
sikap santun 2.14.2 Menunjukkan berbicaradengan 2.14.2 Menunjukkan Pembiasaan berbicara
kepada orang sikap terbiasa berbicara lembut dan santun sikap terbiasa berbicara dengan lembut dan
tua, pendidik, dengan lembut dan dengan lembut dan santun
dan terra santun santun
2.14.3 Menunjukkan berperilaku sopan 2.14.3 Menunjukkan Pembiasaanberperilak
sikap terbiasa dan santun sikap Terbiasa u sopan dan santun
berperilaku sopan dan berperilaku sopan dan
santun santun
3.1 Mengenal 3.1.1 Mengenal Asmaul Asmaul Husna 3.1.1 Menyebutkan Asmaul Husna
kegiatan Husna asmaul husana
beribadah sehari-
- 19-

hari

3.1.2 Mengenal rukun Rukun Iman 3.1.2 Menyebutkan Rukunlman


iman rukun iman
3.1.3 Mengenal rukun Rukun Islam 3.1.3 Menyebutkan Rukun Islam
Islam rukun islam

3.1.5 Mengenal bacaan berwudu 3.1.5 Menyebutkan da berwudu


doa sebelum dan sebelum dan sesudah
sesudah berwudu berwudu
3.1.6Mengenal bacaan Bacaan Shalat 3.1.6Menyebutkan Bacaan Shalat
sholat bacaan sholat

3.1.6 Mengenal doa Do'a sehari-hari 3.1.6 Menyebutkan Do'a sehari-hari


sehari-hari do'a sehari-hari
3.1.8 Mengenal adab Adab berdoa sehari- 3.1.8 Menyebutkan Adab berdoa sehari-
berdoa sehari-hari hari adab berdoa sehari- hari
hari
3.1.9 Mengikuti Kalimah Thayyibah 3.1.9 Menyebutkan Kalimah Thayyibah
kalimat thayyibah kalimat thayyibah
3.1.10 Mengenal nama- Nama-nama nabi dan 3.1.10 Menyebutkan Nama-nama nabi dan
nama nabi dan rasul rasul nama-nama nabi dan rasul
rasul
3.1.11 Mengenal kisah Kisahnabi dan rasul 3.1.11 Mengetahui Kisah nabi dan Rasul
nabi dan rasul kisah nabi dan Rasul
3.1.12 Mengenal nama- Nama-nama malaikat 3.1.12 Menyebutkan Nama-nama Malaikat
nama malaikat nama nama Malaikat
3.1.13 Mengenal adzan Adzandan iqomah 3.1.13 Melafalkan Lafaladzan dan
dan iqomah adzan dan iqomah iqomah
3.1.14 Mengenal arti Arti Surat-surat 3.1.14 Menyebutkan arti Surat -surat
surat- surat pendek pendek arti surat surat pendek pendek
Hari Besar Agama 3.1.15 Mengetahui hari Hari besar Agama
3.1.15 Mengenal hari Islam besar Agama Islam Islam
besar Agama Islam

4.1 Melakukan 4.1.1 Mengucapkan Do'a sehari-hari 4. 1.1Mengucapkan Do'a sehari-hari


do'a sehari-hari do'a sehari-hari
- 20 -

kegiatan
beribadah
dengan 4.1.2 Mengucapkan Kalimah thayyibah 4.1.2 Mengucapkan Kalimah thayyibah
tuntunan orang kalimah thayyibah kalimah Thayyibah
dewasa

3.2 Mengenal 3.2.1 Mengenal contoh Contoh prilakubaik 3.2.1 Contoh perilakubaik
perilaku baik dan perilaku baik dan dan santundi rumah Menyebutkancontoh dan santundi rumah
santun sebagai santundi rumah perilaku baik dan
cerminan akhlak santundi rumah
mulia 3.2.2 Mengenal contoh Contoh berperilaku 3.1.7 Menyebutkan Contoh berperilaku
berperilaku jujur, jujur, penolong, contoh berperilaku jujur, penolong,
penolong, sopan, sopan, hormat, jujur, penolong, sopan, sopan, hormat,
hormat, sportif, dan sportif, dan hormat, sportif, dan sportif, dan
sebagainya sebagainya sebagainya sebagainya

3.2.3Mengenal contoh Contoh perilakubaik 3.2.2 Contoh perilakubaik


perilaku baik dan dan santundi sekolah Menyebutkancontoh dan santundi sekolah
santundi sekolah perilaku baik dan
santundi sekolah
3.2.4Mengenal contoh Contoh perilaku 3.2.3 Menyebutkan Contoh prilaku buruk
prilaku buruk buruk contoh prilaku buruk
3.2.5 Mengenal adab Adab berdoa sehari- 3.2.4 Menyebutkan Adab berdoa sehari-
berdoa sehari-hari hari adab berdoa sehari- hari
hari
3.2.6 Mengenal ucapan Ucapan salam dan 3.2.5 Mengenal ucapan Ucapan salam dan
salam dan membalas balasan salam salam dan balasan salam
salam salam
3.2.7 Mengenal contoh Contoh sikap 3.2.6 Menyebutkan Contoh sikap
sikap menghormati menghormati orang contoh sikap menghormati orang
orang tua, menyayangi tua, menyayangi menghormati orang tua, menyayangi
sesama teman dan sesama teman dan tua, menyayangi sesama teman dan
orang yang lebih muda orang yang lebih sesama teman dan orang yang lebih
muda orang yang lebih muda muda
3.2.7 Mengenal ayat Ayat al Qur'an dan 3.2.7 Mengetahui ayat Ayat A1-Qur'an dan
al-Qur'an dan hadits hadits Al-Qur'an dan Hadits Hadits
sederhana ( kosong) sederhana
- 21-

3.2.8 Menghormati Contoh perilaku 3.2.8 Menghormati Contoh perilaku


(toleransi) agama menghormati (toleransi) agama orang menghormati
orang lain (toleransi) orang lain lain. (toleransi) agama lain.
4.2 Menunjukkan 4.2.1 Melakukan Perilaku baik dan 4.2 . 1 Melakukan Perilaku baik dan
perilaku santun perilaku baik dan satun di rumah perilaku baik dan santun di rumah
sebagai cerminan santun di rumah santun di rumah
akhlak mulia
4.2.2 Melakukan Perilaku baik dan 4.2.2 Melakukan Perilaku baik dan
perilaku baik dan santun di sekolah perilaku baik dan santun di sekolah
santun di sekolah snatun di sekolah

4.2.3 Menunjukkan Adab berdoa 4.2.3 Menunjukka Adab berdoa


sikap berdoa n sikap
berdoa

4.2.4 Mengucap Ucapan salam dan 4.2.4Mengucapkan Ucapan slaam dan


dan balasan salam salam dan membala balasan salam
meinbalas salam
salam

4.2.5Sikap Menghormati orang 4.2.5sikap Menghormati orang


Menghormati orang tua, menyayangi menghormati orang tua tua, menyayangi
tua, menyayangi sesama teman dan , menyayangi sesame sesarna teman dan
sesame teman dan orang yang lebih tua dan orang yang lebih orang yang lebih tua
orang yang lebih tua tua

4.2.6 Melafalkan ayat Ayat Al-qur'an dan 4.2.6 Melafalkan ayat Ayat Al-qur'an dan
Al-Quran dan hadis hadis sederhana Al-Quran dan Hadis hadis sederhana
sederhana sederhana

Fisik Motorik 2. 1.Memiliki 2.1.1 Menunjukkan menjaga kebersihan 2. 1. 1 Kebersihan diri dan
perilaku yang sikap terbiasa diri dan lingkungan Menunjukkanperilaku lingkungan
mencermin kan menjagakebersihan diri kebersihan diri dan
hidup sehat dan lingkungan 1 lingkungan
- 22 -

2.1.2 Menunjukkan makan makanan 2.1.2 Menunjukkan Pengutamaan makan


sikap terbiasa makan sehat bergizi halalan sikap mengutamakan makanan sehat
makanan sehat bergizi tayibah. makan makanan sehat bergizi halalan
halalan tayibah. bergizi halalan tayibah. tayibah.

2.1.3 Menunjukkan thaharah dan 2.1.3 Menunjukkan thaharah dan


sikap terbiasa dalam menjaga kebersihan sikap terbiasa menjaga kebersihan
thaharah dan menjaga mengutamakan
kebersihan thaharah dan menjaga
kebersihan
2.1.4 Menunjukkan Pembiasaan adab 2.1.4 Menunjukkan Pembiasaan adab
sikap terbiasa dalam berpakaian sikap terbiasa dalam berpakaian
memperhatikan adab memperhatikan adab
dalam berpakaian dalam berpakaian
3.3 Mengenal 3.3.1 Mengenal Gerakan wudhu 3.3.1 Mengetahui Gerakan wudhu
anggota tubuh, gerakan wudhu gerakan wudhu secara
fungsi, dan benar
gerakannya 3.3.2 Mengenal Gerakan shalat 3.3.2 Mengetahui Gerakan shalat
untuk gerakan shalat gerakan shalat secara
pengembangan benar
motorik kasar
dan motorik
halus

4.3 4.3.1 Melakukan Gerakan wudhu 4.3.1 Melakukan Gerakan wudhu


Menggunakan gerakan wudhu gerakan wudhu secara
anggota tubuh benar
untuk 4.3.2 Melakukan Gerakan shalat 4.3.2 Melakukan Gerakan shalat
pengembangan gerakan shlalat gerkan shalat dengan
motorik kasar benar
dan halus
3.4 Mengetahui 3.4.1 Mengenal cara Cara berthoharoh 3.4.1 Mengetahui cara Cara berthoharoh
cara hidup sehat berthoharoh dan menjaga berthoharoh
kebersihan
3.4.2Mengenal cara Cara menjaga 3.4.2Mengetahui cara Cara menjaga
menjaga kebersihan kebersihan menjaga kebersihan kebersihan
3.4.3Mengenal cara Cara menjaga aurat 3.4.3Mengetahui cara Cara menjaga aurat
menjaga aurat menjaga aurat
4.4 Mampu 4.4. 1 Melakukan istinja Istinja 4.4. 1 Melakukan istinja Istinja
- 23 -

menolong diri dengan benar


sendiri untuk
hidup sehat
Kognitif 2.2 Memiliki 2.2.Menunjukkan Rasa ingin tahu 2.2Menunjukkan Rasa ingin tahu
perilaku yang sikap perilaku rasa sikap perilaku terbiasa
mencerminkan ingin tahu rasa ingin tahu
sikap ingin tahu
2.3 Memiliki 2.3Menunjukkan Kreatif 2.3Menunjukkan Kreatif
perilaku yang sikap kreatif sikap terbiasa kreatif
mencerminkan
sikap kreatif
3.5 Mengetahui mengenal cara cara menyelesaikan cara menyelesaikan
cara memecahkan menyelesaikan masalah sederhana mengetahui cara masalah sederhana
masalah sehari- masalah menyelesaikan
hari dan masalah
berperilaku
kreatif
4.5 4.5Melakukan Cara menyelesaikan 4.5Melakukan Cara menyelesaikan
Menyelesaikan pemecahan masalah masalah sesuai pemecahan masalah masalah secara
masalah sehari- sederhanasesuai ajaran Islam secara bersama-sama bersama-sama sesuai
hari secara kratif ketentuan ajaran sesuai ketentuan ajaran Islam
Islam ajaran Islam
3.6 Mengenal 3.6. 1Mengenal Makanan dan 3.6. 1Menyebutkan Makanan dan
benda-benda makanan dan minuman yang halal makanan dan minuman yang halal
disekitarnya minuman yang halal minuman yang halal
(nama, warna, 3.6.2Mengenal Makanan dan 3.6.2Menyebutkan Makanan dan
bentuk, ukuran, makanan dan minuman yang makanan dan minuman yang haram
pola, sifat, suara, minuman yang haram haram minuman yang haram
tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri lain
nya)

4.6 4.6Menunjukkan Makanan dan 4.6Membuat makanan Makanan dan


Menyampaikan makanan dan minuman yang halal dan minuman yang minuman yang halal
tentang apa dan minuman yang halal dan haram halal dan bergizi dan bergizi
bagaimana dan haram
benda-benda di
sekitar yang
- 24 -

dikenalnya
(nama, warna,
bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri
lainnya) melalui
berbagai hasil
karya
3.7 Mengenal 3.7.Mengenal tempat- Tempat-tempat 3.7Mengetahui fungsi Fungsi tempat-tempat
lingkungan sosial tempat beribadah beribadah (Masjid, tempat-tempat beribadah (Masjid,
(keluarga, teman, t (Masjid, Mushola, Mushola, Ka'bah) beribadah (Masjid, Mushola, Ka'bah)
empat tinggal, Ka'bah) Mushola, Ka'bah)
tempat ibadah,
budaya
transportasi)
4.7 Menyajikan 4.7. 1Melakukan berkunjung ke 4.7. 1 Melakukan Berkunjung ke
berbagai kunjungan ke tempat tempat ibadah kunjungan ke tempat- tempat ibadah
karyayang Ibadah (masjid, tempat ibadah (Masjid,
berhubungan Mushola, Ka'bah) Musholah)
dengan 4.7.2Melakukan Perayaan hari besar 4.7.2Melakukan Perayaan hari besar
lingkngan sosial perayaan hari besar Islam perayaan hari besar Islam
(keluarga,teman, Islam Islam
tempat tinggal,
tempat ibadah,
budaya
transportasi)
dalam bentuk
gambar,
bercerita,
bernyanyi dan
gerak tubuh

3.8Mengenal 3.8. 1 Mengenal Binatang halal dan 3.8. 1Menyebutkan Binatang halal dan
lingkungan alam binatang halal dan haram binatang halal dan haram
(hewan, haram haram
tanaman, cuaca, 3.8.2Mengenal Tanaman halal dan 3.8.2Menyebutkan Tanaman halal dan
tanah, air, batu- tanaman halal dan haram tanaman halal dan haram
batuan, d11) haram haram
- 25 -

4.8 Menyajikan 4.8Menyanyikan lagu Lagu islami 4.8Menyanyikan lagu Lagu islami
berbagai karya islami islami
yang
berhubungan
dengan
lingkungan alam
(hewan,
tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-
batuan, dll)
3.9Mengenal 3.9. 1Mengenal manfaat Manfaat teknologi 3.9.1 Menyebutkan Manfaat teknologi
teknologi teknologi untuk ibadah untuk ibadah kepada manfaat teknologi untuk ibadah kepada
sederhana kepada Allah SWT Allah SWT untuk ibadah kepada Allah SWT
(Peralatan rumah Allah SWT
tangga, peralatan 3.9.2Mengenal cara Cara memanfaatkan 3.9.2Mengetahui cara Cara memanfaatkan
bermain, memanfaatkan teknologi untuk memanfaatkan teknologi untuk
peralatan teknologi untuk ibadah ibadah kepada Allah teknologi untuk ibadah kepada Allah
pertukangan dll) kepada Allah SWT SWT ibadah kepada Allah SWT
SWT
4.9Menggunakan 4.9Menggunakanalat- Penggunaan alat-alat 4.9Menggunakan Penggunaan
teknologi alat makan sesuai makan sesuai peralatan kamar peralatan kamar
sederhana untuk dengan adab makan dengan adab makan mandi untuk beristinja mandi untuk
menyelesaikan beristinja
tugas dan
kegiatannnya
(Peralatan rumah
tangga, peralatan
bermain,
peralatan
pertukangan dll)

Sosial Emosional 2.5Memiliki Menunjukkan sikap sikap berani Menunjukkan sikap sikap berani
perilaku yang terbiasa berani menyampaikan yang terbiasa berani menyampaikan yang
mencermin kan menyampaikan yang benar (tabligh) menyampaikan yang benar (tabligh)
sikap percaya benar (tabligh) benar (tabligh)
diri
2.6Memiliki Menunjukkan sikap sifatdapat dipercaya Menunjukkan sikap sifatdapat dipercaya
perilaku yang terbiasa dapat (amanah) terbiasa dapat (amanah)
mencermin kan dipercaya (amanah) dipercaya (amanah)
- 26 -

sikap taat
terhadap aturan
sehari-hari
untuk melatih
kedisiplinan
2.7 Memiliki Menunjukkan sikap sifat sabar Menunjukkan sikap sifat sabar
perilaku yang terbiasa sabar terbiasa sabar
mencerminkan
sikap sabar
(mamenunggu
giliran, mau
mendnegarketika
orang lain
berbicara) ntuk
melatih
kedispilinan
2.8Memiliki Menunjukkan sikap sikap mandiri Menunjukkan sikap sikap mandiri
perilaku terbiasa mandiri terbiasa mandiri
yanmencerinkan
kemandirian
2.9 Memiliki Menunjukkan terbiasa berinfaq dan Menunjukkan terbiasa berinfaq, sodaqoh.
perilaku yang berinfaq dan shodaqoh shodaqoh berinfaq dan shodaqoh
mencerminkan
sikap peduli dan
mau membantu
jika diminta
bantuannya
2.10 Memiliki Menunjukkan terbiasa bekerjasama dalam Menunjukkan terbiasa bekerjasama dalam
perilaku yang bekerja sama dalam kebaikan bekerja sama dalam kebaikan
mencerminkan kebaikan kebaikan
sikap
menghargai dan
toleran kepada
orang lain
2. 11Memiliki Menunjukkan terbiasa Pembiasaan tidak Menunjukkan terbiasa Pembiasaan
perilaku yang berteman dengan memilih-milih teman dapat menyesuaikan menyesuaikan diri
dapat menyeskan siapa saja diri dengan orang yang dengan orang yang
diri baru dikenal baru dikenal
2.12 Memiliki Menunjukkan terbiasa Pembiasaan Menunjukkan terbiasa Pembiasaan
- 27 -

perilaku yang bertanggungjawab bertanggungjawab bertanggungjawab bertanggungjawab


mencerminkan dalam merapikan alat dalam merapikan dalam merapikan alat dalam merapikan
sikap tanggung shalat alat shalat shalat alat shalat
j awab
3.13 Mengenal Mengenal cara Cara Mengetahui cara Cara
emosi diri dan mengungkapkan mengungkapkan mengungkapkan mengungkapkan
orang lain perasaan dengan perasaan dengan perasaan dengan perasaan dengan
menggunakan kalimat menggunakan menggunakan kalimat menggunakan
thayyibah (istighfar, kalimat tayyibah. tayyibah. (istighfar, kalimat tayyibah.
tahmid, tasbih, istirja') (istighfar, tahmid, tahmid, tasbih, istirja') (istighfar, tahmid,
tasbih, istirja') tasbih, istirja')

4.13 Meniru lafadz istighfar Bacaan istighfar Mengucap lafadz Bacaan istighfar
Menunjukkan saat sedang emosi ketika emosi istighfar saat sedang ketika emosi
reaksi emosi din emosi
secara wajar
3. 14Mengenali 3 . 14 . 1 Mengenal adab Adab bepergian 3. 14. 1Menyebutkan Adab bepergian
kebutuhan, bepergian adab bepergian
keinginan, dan
minat diri 3.14.2 Menghindari Terhindar dan sifat 3 . 14.2 Menghin dari Terhindar dari sifat
sifat mubadzir dan mubadzir dan sifat mubadzir dan mubadzir dan
serakah serakah serakah serakah

4.14 Membaca doa sebelum Doa sebelum dan Membaca doa sebelum Doa sebelum dan
Mengungkapkan dan sesudah safar sesudah safar dan sesudah safar sesudah safar
kebutuhan,
keinginan da
minat dengan
cara yang tepat

3.10 Memahami 3. 1 0 . 1 Mengenal adab Adab membaca al 3.10. 1Menyebutkan Adab membaca al
bahasa reseptif membaca al Qur'an Qur'an adab membaca al Qur'an
(menyimak dan Qur'an
membaca) 3.10.2Mengenal doa. Doa setelah 3. 10. 2 Menye butkan Doa setelah
setelah membaca al membaca al Qur'an doa setelah membaca membaca al Qur'an
Qur'an al Qur'an
4.10 4. 10. 1 Melafalkan surah-surah pendek 4 . 10. 1 Melafalkan Surah-surah pendek
Menunjukkan surah-surah pendek surah-surah pendek
kemampuan 4.10.2Membaca doa Doa setelah 4.10.2Membaca doa Doa setelah
-28-

berbahasa reaktif setelah membaca al membaca al Qur'an setelah membaca al membaca al Qur'an
(menyimak dan Qur'an Qur'an
membaca)
3.11 memahami Mengenal adab Adab berbicara Menyebutkan adab Adab berbicara
bahasa ekspresif berbicara dengan dengan orang lain berbicara dengan dengan orang lain
(mengungkapkan orang lain orang lain
bahasa secara verbal
dan non verbal )

4.1 1Menunjukkan Berbicara dengan Adab berbicara Berbicara dengan Adab berbicara
kemampuan memperhatikan dengan orang lain memperhatikan adab dengan orang lain
berbahasa ekspresif adab
(mengungkapkan
bahasa secara verbal
dan non verbal)

3.12 Mengenal Mengenal huruf Huruf hijaiyah Menyebutkan huruf Huruf hijaiyah
keaksaran awal Hijaiyah Hijaiyah
melalui bermain
4.12 Menunjukkan Membaca huruf Huruf hijaiyah Membaca huruf Huruf hijaiyah
kemampuan hijaiyyah hijaiyyah
keasaran awal
dalam berbagai
entuk karya

Seni 2.4 Memiliki Menunjukkan Cinta akan Menunjukkan Cinta akan


perilaku yang perilaku terbiasa keindahan bagian perilaku terbiasa keindahan bagian
mencerminkan sikap cinta keindahan dari iman cinta keindahan dari iman
estetis
3.15 Mengenal 3.15.1Mengenal Kaligrafi Asmaul 3. 1 5.2 Mengenal Kaligrafi Asmaul
berbagai karya dan kaligrafi Asmaul Husna kaligrafi Asmaul Husna
aktifitas seni Husna Husna
3.15.2Mengenal Syair Islami 3. 1 5.2 Mengenal syair Syair Islami
syair islami islami
-29-

4.15 menunjukkan Meniru bacaan Syair Islami Melantunkan Syair Syair Islami
karya dan aktifitas syair Islami Islami
seni dengan
menggunakan
berbagai media

Tabel 2. Contoh pemetaan muatan pembelajaran PAI

Materi/muatan pembelajaran (kolom 4 86 6) dapat diubah sesuai situasi, keadaan dan kebutuhan masing-masing RA,
karena materi ini berkaitan dengan kemampuan pendidik, latar belakang siswa, demografi RA, sarana prasarana, dan
bisa juga visi misi lembaga. Langkah penyusunan Materi/muatan ajar sebagai berikut:
1. Lakukan analisis kompetensi dari setiap kompetensi dasar (KD). Kemampuan apa yang diharapkan dari KD tersebut.
2. Susun indikator berdasarkan hasil analisis kompetensi dasar
3. Pahami keluasan cakupan materi berdasarkan indikator
4. Pahami kedalaman materi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
5. Sesuaikan dengan visi yang ingin diwujudkan dan Tujuan yang ingin dicapai pada anak didik selama belajar di RA.
6. Tentukan prioritas materi yang mendukung pencapaian KD
-30-

BAB III
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI RA

A. Strategi Pengembangan pembelajaran PAI RA


Strategi pembelajaran merupakan penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran yang
masih bersifat rencana, belum sampai kepada tindakan, untuk mencapai
tujuan tertentu.
Strategi Pembelajaran PAI adalah perencanaan tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan PAI yakni menciptakan
manusia yang yang seutuhnya dengan jalan membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh, menghayati tujuan, dan akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Pemilihan strategi pada umumnya berkaitan dengan beberapa hal
seperti rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, analisis
kebutuhan dan karateristik peserta didik, dan karakteristik PAI.
Macam- macam Strategi Pembelajaran PAI yang dapat dilakukan oleh
pendidik antara lain:
1.Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi ini menempatkan pendidik sebagai sumber belajar dan cukup
efektif digunakan untuk menyampaikan informasi dan membentuk
keterampilan secara langkah demi langkah. Strategi ini umumnya
digunakan untuk memperkenalkan strategi lain pada awal
pembelajaran. Contoh : ceramah atau demontrasi

Gambar 1. Metode Ceramah pada pembelajaran PAI


-31-

Gambar 2. Metode Demonstrasi pada pembelajaran PAI

2.Strategi Pembelajaran Tidak Langsung


Pembelajaran tidak langsung ini berpu sat pada anak, dimana anak
aktif membangun pengetahuan dan pendidik bertindak sebagai
fasilitator. Strategi ini memungkinkan anak untuk terlibat dalam
mengamati, menyelidiki, membuat penjelasan berdasarkan data,
membuat hipotesis, dan lainnya secara sederhana.

Gambar 3. Metode Tadabbur Alam pada


pembelajaran PAI

3.Strategi Pembelajaran Interaktif


Strategi Pembelajaran interaktif mengutamakan aktivitas diskusi
sesama anak. Strategi ini merupakan suatu cara atau tehnik
pembelajaran yang digunakan pendidik pada saat menyajikan bahan
pelajaran, dimana pendidik menjadi pemeran utama dalam
menciptakan situasi yang edukatif, interaktif antara pendidik dengan
anak, anak dengan anak dan dengan sumber pembelajaran dalam
menunjang tercapainya tujuan belajar.
-32-

Gambar 4. Metode bermain peran pada pembelajaran PAI

4.Strategi Pembelajaran Empirik


Belajar secara eksperensial atau pengalaman merupakan pembelajaran
induktif, berpusat pada anak dan berorientasi pada aktivitas.
Pembelajaran ini fokus pada proses belajar, bukan pada hasil belajar.

Gambar 5. Metodefie/d trip pada


pembelajaran PAI muamalat

Meski materi pembelajaran bersumber dari ranah yang berbeda, baik


sikap, pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi dalam pelaksanaannya
harus tetap berlandaskan pada prinsip kegiatan yang menyenangkan
(melalui bermain). Beberapa materi seperti hafalan (tahfidz) al-Qur'an
maupun hadits, sejarah kebudayaan Islam (tarikh), atau ibadah, tetap
menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang memperhatikan tugas perkembangan anak usia dini.
Pemanfaatan media dan sumber belajar yang tepat dapat mendukung
kemampuan pendidik dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran
PAI yang telah disusun sebelumnya. Begitupula dengan penanaman
karakter, dapat dilakukan dengan praktek langsung, melalui kisah dan
melihat keteladanan dari orang dewasa di lingkungan terdekatnya.
-33-

Sikap keberagamaan yang diperoleh dari pendidikan di rumah,


diperkuat melalui kegiatan pembelajaran PAI di sekolah. Lingkungan rumah
diharapkan dapat mendukung dengan membentuk pembiasaan sikap
keberagamaan anak.
Pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk berkreatifitas
seluas-luasnya dan memberikan apresiasi sehingga menjadi motivasi bagi
anak untuk terus berkreasi. Penanaman akhlak dilakukan dengan
pembiasaan dan keteladanan. Sedangkan untuk pengetahuan dan
keterampilan dapat dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintifik).
Sejalan dengan firman Allah SWT QS an-Nahl [16] ayat 78 bahwa Allah
memberi potensi diri pada setiap manusia dan harus dikembangkan dengan
proses ilmiah. Saat anak berinteraksi dengan lingkungannya disitulah
pendekatan saintifik dapat dilaksanakan. Pendekatan saintifik dengan
proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan
mengomunikasikan akan membangun kemampuan berpikir saintifik anak.
Tujuan pendekatan saintifik adalah membangun sikap kritis, rasa
ingin tahu dan anak lebih aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, dalam
penggunaan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran PAI RA
pendidik dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Mendukung anak-anak dalam proses mencari tahu tentang sesuatu
melalui caranya sendiri dengan bimbingan pendidik.
2. Mendukung anak untuk melakukan penemuan mereka sendiri.
3. Menumbuhkan minat, mengembangkan gagasan, kesempatan
mengekspresikan kebebasan, imajinasi, dan kreativitas anak, serta
menguatkan perasaan anak terhadap sesuatu.
4. Mengkomunikasikan hasi berfikir pada orang lain.

B. Evaluasi pembelajaran PAI RA


Pembelajaran PAI terintegrasi dalam tiap program pengembangan. Ini
berarti bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI RA memiliki alur
yang sama dengan setiap aspek pengembangan, karena PAI merupakan
bagian di dalam tiap aspek pengembangan tersebut.
Penilaian aspek sikap dapat dilakukan menggunakan teknik observasi
(pengamatan)dengan lembar observasi dan jurnal. Sedangkan dalam aspek
pengetahuan dan keterampilan, pendidik dapat memanfaatkan teknik
observasi, portofolio, unjuk kerja dan hasil karya dengan memanfaatkan
lembar observasi, rubrik, dan daftar ceklis.
-34-

BAB IV
PENUTUP

Pembelajaran PAI RA sangat penting dalam membentuk karakter


dan sikap keberagamaan anak dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidik harus memahami
dan mengimplementasikan pembelajaran PAI dalam proses
pembelajaran.
Petunjuk teknis ini disusun untuk dijadikan sebagai acuan bagi
pendidik, kepala, pengawas, pemangku kepentingan lainnya dalam
mengembangkan pembelajaran PAI RA.

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2764 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pengalaman belajar


anak yang bermutu pada Raudlatul Athfal
diperlukan pedoman Pengembangan Bahan Ajar di
Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan
Ajar di Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR DI RAUDHATUL ATHFAL.

KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan


Ajar di Raudhatul Athfal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari keputusan ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Teknis Pengembangan Bahan Ajar di


Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KESATU sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran ditingkat satuan pendidikan Raudhatul
Athfal.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2764 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI
RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI RAUDHATUL


ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pembelajaran Raudhatul Athfal (RA) ditentukan oleh
banyak faktor, antara lain mutu perencanaan, proses pembelajaran,
penilaian pembelajaran, dan pengembangan bahan ajar. Peningkatan
kualitas pembelajaran anak usia dini di RA harus diiringi dengan
kualitas pengembangan bahan ajarnya. Salah satu indikator bahan ajar
yang baik adalah mampu meningkatkan motivasi belajar dan
memudahkan anak memahami konsep pembelajaran melalui bermain
yang menyenangkan. Pengembangan bahan ajar dapat menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak
serta karakteristik RA.
Pengembangan bahan ajar memerlukan bekal pemahaman yang
komprehensif atas kurikulum RA dan prinsip-prinsip yang berlaku
dalam mengembangkannya. Selain itu, pemahaman terhadap jenis-jenis
bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik anak dapat menghasilkan
pengembangan bahan ajar yang bermutu.
Pengalaman belajar yang berkualitas dapat diperoleh dari bahan
ajar yang kreatif, inovatif, mengikuti perkembangan teknologi. Bahan
ajar yang dibuat harus selaras dengan potensi lingkungan tempat
tinggal anak dan berbasis kearifan lokal. Bahan ajar yang dibuat
berorientasi pada pendekatan saintifik dalam mengembangkan
kreatifitas dan daya kritis tanpa mengabaikan masa bermain anak.
Dalam rangka mewujudkan pengalaman belajar anak yang
berkualitas diperlukan petunjuk teknis bagi para pendidik dalam
pengembangan bahan ajar di RA.
-2

B. Tujuan
Petunjuk teknis pengembangan bahan ajar ini bertujuan
memberikan panduan operasional pembelajaran di RA

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis pengembangan bahan ajar ini
meliputi konsep pengembangan bahan ajar RA, dan prosedur
penyusunan bahan ajar RA.

D. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis ini adalah pengelola, pelaksana kegiatan
pembelajaran di RA dan pemangku kepentingan lainnya.
-3-

BAB II
KONSEP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
RAUDHATUL ATHFAL

A. Konsep Pengembangan Bahan Ajar RA


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh
pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan
ajar harus berisikan komponen: (1) sikap, meliputi bahan untuk
pembelajaran yang berkenaan dengan sikap spiritual dan sosial (2)
pengetahuan, meliputi fakta, konsep, prinsip, atau prosedur; dan (3)
keterampilan, meliputi bahan pembelajaran yang berhubungan
dengan kemampuan mengembangkan perilaku yang mencerminkan
pengetahuan anak. Dengan demikian, bahan ajar dapat dikatakan
sebagai alat mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan ajar sebagai alat mencapai tujuan pembelajaran
memerlukan pengembangan yang sesuai dengan karakteristik belajar
anak RA.
Pengembangan bahan ajar merupakan suatu proses
pengembangan seperangkat materi yang disusun secara sistematis,
baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau
suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Bahan ajar RA dikembangkari sesuai dengan karakteristik dan
enam aspek pencapaian perkembangan anak (nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni). Keenam
aspek tersebut dalam pelaksanaan pembelajarannya dilakukan
melalui pendekatan saintifik, bermain yang bermakna dan terintegrasi.
Bahan ajar berbeda dengan sumber belajar. Bahan ajar
merupakan bagian dari sumber belajar. Sumber belajar merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, seperti orang,
benda, pesan, bahan, teknik ataupun latar. Sementara bahan ajar
lebih bersifat uraian yang sistematik berkait dengan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan anak. Dengan demikian sumber
belajar akan efektif jika diorganisir dalam suatu rancangan yang di
dalamnya terdapat perencanaan bahan ajar yang akan digunakan.
Bahan ajar juga berbeda dengan media belajar. Media belajar
merupakan benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar sebagai
alat untuk penyampaian pesan agar lebih mudah dipahami. Meski
-4-

demikian, keduanya memiliki hubungan, yaitu dalam setiap media


terdiri dari unsur peralatan (hardware) dan unsur pesan (software).
Dalam hal ini, unsur software dari suatu media adalah bahan ajarnya.
Beberapa kriteria dalam pemilihan bahan ajar RA adalah:
1. Bahan ajar hams sesuai, tepat, dan bermakna bagi perkembangan
anak;
2. Bahan ajar harus ramah dan aman bagi anak;
3. Bahan ajar bersifat kontekstual, artinya sesuai dengan tuntutan
hidup nyata;
4. Bahan ajar mendukung pencapaian tujuan secara komprehensif,
artinya mengandung keseimbangan antara aspek moral, intelektual,
budaya dan sosial;
5. Bahan ajar dikembangkan berdasarkan analisis Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) RA dan disusun secara
sistematis, obyektif, dan sesuai kaidah penulisan bahan ajar;
6. Bahan ajar mengakomodir kebutuhan faktual yang bersifat
kekinian, seperti teknologi informasi dan komunikasi; dan
7. Bahan ajar mengintegrasikan jenis dan pola permainan yang sesuai
dengan isi dari bahan ajar.

B. Kerangka Dasar Pengembangan Bahan Ajar RA


Bahan ajar menjadi referensi yang diperlukan oleh pendidik
dalam merencanakan maupun mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran. Bahan ajar disusun secara sistematis sehingga tercipta
suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran yang
bermutu menuntut pengembangan kreativitas dalam menyusun bahan
ajar yang sesuai dengan perkembangan, kebutuhan, dan kondisi
lingkungan anak.
Pengembangan bahan ajar memberi peluang bagi pendidik untuk
mengembangkan bahan ajar yang kontekstual dan sesuai dengan
kompetensi anak. Oleh karena itu pengembangan bahan ajar harus
dilakukan secara optimal.
Pengembangan bahan ajar RA diperlukan untuk:
1. Menjamin ketersediaan bahan sesuai tuntutan
kurikulum, kebutuhan dan karakteristik anak, serta membantu
pemecahan masalah belajar;
-5-

2. Bahan ajar yang telah dikembangkan dapat mengurangi


ketergantungan terhadap bahan ajar pabrikan;
3. Menambah khazanah dan pengalaman pendidik dalam menyusun
bahan ajar;
4. Menambah efektifitas pembelajaran karena komunikasi pendidik
dengan anak terjalin lebih baik, anak lebih mandiri dan pendidik
lebih percaya diri; dan
5. Memudahkan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai anak.
Pengembangan bahan ajar RA memiliki dua fungsi sebagai bahan
ajar pokok dan bahan ajar suplementer. Bahan ajar pokok adalah
bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum, sedangkan bahan
ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk
memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.

C. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar RA


Pengembangan bahan ajar memperhatikan beberapa prinsip
sebagai berikut:
1. Relevansi
Bahan ajar yang dikembangkan harus memiliki kesesuaian dengan
kompetensi, tujuan pembelajaran, dan tuntutan tumbuh kembang
anak.
2. Fleksibilitas
Pengembangan bahan ajar harus memberi peluang bagi pendidik
untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan.
3. Kontinuitas
Pengembangan bahan ajar harus berkesinambungan dengan
tahapan perkembangan anak.
4. Efisiensi dan efektifitas
Pengembangan bahan ajar harus mendayagunakan waktu, biaya
dan sumber-sumber pembelajaran secara optimal dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Selain beberapa prinsip di atas, dalam mengembangkan bahan
ajar RA, pendidik hendaknya memperhatikan:
1. Bahan ajar yang dibuat hendaknya multifungsi. Multifungsi disini
adalah bahan ajar tersebut dapat digunakan untuk pengembangan
berbagai aspek perkembangan anak.
6

2. Bahan ajar dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah


diperoleh, terjangkau dan tersedia di lingkungan sekitar.
3. Bahan ajar tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
4. Bahan ajar sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
5. Bahan ajar dapat digunakan secara individual dan kelompok.
6. Bahan ajar dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
7. Bahan ajar dapat menumbuhkan kreativitas.
8. Bahan ajar dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan
pendidikan abad 21.

D. Prinsip Penggunaan Bahan Ajar RA


Dalam penggunaan bahan ajar RA pendidik perlu memperhatikan
beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Memulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit. Memulai
dari yang kongkrit untuk memahami yang abstrak;
2. Pengulangan penggunaan bahan ajar akan memperkuat
pemahaman anak;
3. Umpan balik positif dari penggunaan bahan ajar akan memberikan
penguatan terhadap pemahaman anak;
4. Tahapan penggunaan bahan ajar berorientasi pada pencapain
tujuan pembelajaran.
-7-

BAB III
PROSEDUR PENYUSUNAN BAHAN AJAR RA

A. Konsep Bahan Ajar Abad 21


Guna menyongsong pendidikan yang berorientasi pada tantangan
dunia global, Lembaga RA hendaknya memperhatikan beberapa issue
penting pembelajaran yaitu; (1) Penguatan pendidikan karakter (2)
kecakapan abad 21, (3) HOTS; dan (4) Literasi. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab
tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8
(delapan) SNP maupun tantangan eksternal yaitu globalisasi.
Penguatan pendidikan karakter pada lima utama karakter yaitu;
(1) relijius, (2) nasionalis, (3) intregritas, (4) mandiri dan (5) gotong
royong. Kelima nilai karakter utama merupakan kristalisasi dari nilai
nilai filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu; (1) olah hati atau
etika, (2) olah fikir atau Literasi, (3) Olah karsa atau estetika, dan (4)
olah raga atau kinestika.
Kecakapan abad 21 menekankan pada kecakapan 4C yaitu yaitu
(1) berfikir kritis (Critical Thinking), (2) Kreatifitas dan inovasi (Creative
and Innovative), (3) Collaboration, dan (4) Communication.

B. Model-model Pengembangan Bahan Ajar RA


1. Pengembangan Bahan Ajar RA Berbasis Kompetensi
Berkaitan dengan kompetensi yang harus dicapai anak, maka
pendidik harus mampu memetakan tema dan menurunkannya ke
dalam materi sesuai dengan kompetensi dasar. Pendidik diharapkan
mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan
anak, memperluas pengalaman bermain yang bermakna, serta
menumbuhkan minat belajar anak.
2. Pengembangan Bahan Ajar RA Berbasis Lingkungan Alam Sekitar
Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda
dan keadaan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan terdiri dari
makhluk hidup, benda mati dan budaya manusia.
Lingkungan alam sekitar bermakna amat luas. Cakupannya
meliputi kepedulian terhadap alam, pemanfaatan bahan-bahan
-8-

bekas, menyayangi binatang, memelihara tumbuhan, memelihara


lingkungan dari sampah dan limbah atau pembiasaan bersedekah
dan bakti sosial.
Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai bahan ajar
memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna
karena anak dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya.
Lingkungan alam, sosial maupun budaya dapat dijadikan sebagai
bahan ajar.
3. Pengembangan Bahan Ajar RA Berbasis Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan bentuk kekhasan lingkungan sekitar
yang bernilai pendidikan. Pendidik dapat memanfaatkan kearifan
lokal setempat sebagai acuan pengembangan bahan ajar. Kearifan
lokal dapat berupa permainan, adat budaya setempat, bahasa, dan
sebagainya.
Pengembangan bahan ajar yang berbasis kearifan lokal
bertujuan untuk memberikan bekal kepada anak, baik sikap,
pengetahuan maupun keterampilan agar anak memiliki wawasan
tentang lingkungan sekitarnya dan mengetahui kebutuhan sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku.

4. Pengembangan Bahan Ajar RA Berbasis Sains dan Teknologi


Sains merupakan suatu subyek bahasan tentang fakta dan
teori yang menjelaskan akan fenomena alam. Produk sains meliputi
fakta, konsep, teori, prinsip dan hukum. Aplikasi sains dalam
kehidupan diwujudkan dalam bentuk karya teknologi seperti
televisi, computer, radio, HP, lampu, dan lain-lain.
Sains dan teknologi dapat mengakomodir rasa ingin tahu anak
dan kemauan mereka untuk bereksplorasi. Hal ini dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan cara memanipulasinya
dalam pembelajaran berbasis sains dan teknologi dengan bentuk
kegiatan seperti mengamati, menyelidiki atau melakukan
percobaan. Semua kegiatan ini dilakukan secara sederhana dalam
bermain.
Penyusunan bahan ajar berbasis sains dan teknologi dalam
bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. Berlatih menggunakan panca indera untuk melakukan
observasi;
9

b. Mengelompokkan benda berdasar ciri tertentu (klasifikasi);


c. Melakukan pengukuran (jarak, luas, dan volume);
d. Menggunakan bilangan untuk menyatakan sesuatu secara
kuantitatif;
e. Mengenal produk teknologi dan cara kerjanya;
f. Mengenal berbagai benda hidup dan gejalanya, dengan cara
berinteraksi dan eksplorasi;
g. Mengenal etika (adab) dalam memanfaatkan produk teknologi
serta faktor keamanannya.
Pengembangan bahan ajar sains dan teknologi dilakukan
untuk menumbuhkan minat clan kebiasaan ilmiah, mendorong anak
untuk memperhatikan alam sekitar sebagai bukti kekuasaan Sang
Pencipta Allah Swt, serta membiasakan sikap positif dalam
pemanfaatan teknologi.

C. Jenis-Jenis Bahan Ajar RA


Pada dasarnya, jenis-jenis bahan ajar untuk anak RA sebagai
berikut:
1. Bahan ajar pandang seperti buku cerita bergambar, brosur, kartu
bergambar, poster;
2. Bahan ajar dengar seperti kaset, radio, CD Audio;
3. Bahan ajar pandang dengar seperti film, video;
4. Bahan ajar tiga dimensi seperti boneka, balok, maket, Alat
Permainan Edukatif (APE), dan alat peraga;
5. Bahan ajar multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web;
6. Bahan ajar berbasis kearifan lokal seperti permainan tradisional,
lagu tradisional anak, bahasa daerah, musik tradisional, pakaian
adat, rumah adat dan sebagainya.
7. Bahan ajar lainnya seperti puzlle, bahan ajar raba, rasa dan hidu.

D. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar


Prosedur pengembangan bahan ajar sebagai berikut;
1. Menganalisis STPPA, KI-KD dan Indikator;
2. Menentukan tema;
3. Memetakan materi;
- 10-

4. Memanfaatkan sumber belajar;


5. Menyusun desain bahan ajar (lihat contoh) ;
6. Mengembangkan bahan ajar;
7. Mengujicobakan bahan ajar;
8. Finalisasi bahan ajar.

Tabel 1
Contoh Desain Bahan Ajar RA

1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar •

b. Logo .•
c. Alamat .•
2 Sasaran .•
3 Tema/sub tema/materi .•
ajar
4 Kemampuan yang : 1
Dikembangkan 2
3
Dst
5 Petunjuk penggunaan .•
bahan ajar
6 Jenis, alat : 1
permainan/ gambar/ foto 2
Dst
7 Kegiatan pembelajaran : 1. Pembiasaan :
melalui bermain 2. Pendahuluan :
3. Inti:
4. Penutup :
8 Lembar Kerja Anak .•
9 Teknik Penilaian : 1. Unjuk kerja
2. Observasi
3. Penugasan
BAB IV
PENUTUP

Sebagai salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran, bahan


ajar hendaknya dirancang atau didesain sesuai kaidah pembelajaran,
yaitu disesuaikan dengan materi pembelajaran, disusun berdasarkan
kebutuhan pembelajaran, serta menarik untuk dipelajari oleh anak untuk
kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Dengan diterbitkan petunjuk teknik ini diharapkan dapat menjadi
acuan bagi pendidik, kepala RA, pengawas RA, dan pemangku
kepentingan lainnya dalam mengembangkan bahan ajar di RA, agar
pembelajaran berjalan efektif dan efisien.

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2765 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS STRATEGI PEMBELAJARAN
DI RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pengalaman belajar


anak yang bermutu pada Raudlatul Athfal
diperlukan pedoman Strategi Pembelajaran di
Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Strategi Pembelajaran di
Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS STRATEGI
PEMBELAJARAN DI RAUDHATUL ATHFAL.
KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Strategi Pembelajaran di
Raudhatul Athfal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari keputusan ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Strategi Pembelajaran di Raudhatul


Athfal sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
ditingkat satuan pendidikan Raudhatul Athfal.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2765 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI
RAUDHATUL ATH FAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, emosi, dan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku),
pendidikan agama, bahasa serta komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Raudhatul Athfal (RA) sebagai satuan Pendidikan Anak Usia Dini
berbasis Islam di bawah pembinaan Kementerian Agama memiliki
perbedaan dengan pendidikan anak usia dini secara umum. RA
menitikberatkan pada aspek perkembangan anak, transformasi dan
internalisasi nilai-nilai spiritual keislaman. Standar mutu RA terletak
pada nilai-nilai keagamaan yang melekat pada seluruh komponen RA,
antara lain pada pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, maupun
lingkungan yang kondusif.
Keunikan dan tahap perkembangan anak agar dapat tumbuh
secara optimal dibutuhkan strategi pembelajaran yang kreatif dan
inovatif dari pendidik. Peran pendidik dalam pengembangan
pembelajaran RA sangat menentukan keberhasilan anak dalam
memperoleh pengalaman belajar. Oleh karena itu strategi pembelajaran
sangat dibutuhkan agar proses pembelajaran di RA dapat berkembang
dengan optimal dan efektif. Pendidik yang profesional diharapkan
mampu menyusun strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria dan
prinsip pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menerbitkan Petunjuk Teknis
Strategi Pembelajaran RA.
- 2

B . Tujuan
Tujuan Petunjuk Teknis Strategi Pembelajaran ini sebagai pedoman
pendidik untuk menentukan dan menerapkan strategi pembelajaran
RA.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam Petunjuk Teknis Strategi
Pembelajaran yaitu:
1. Konsep pembelajaran di RA
2. Prinsip Pembelajaran RA
3. Pendekatan pembelajaran RA
4. Strategi pembelajaran RA
5. Metode pembelajaran RA
6. Model pembelajaran RA

D. Sasaran
Sasaran dari Petunjuk Teknis Strategi Pembelajaran RA adalah
pengelola, pelaksana, penyelenggara, dan pemangku kepentingan
penyelenggaraan RA.
- 3-

BAB II
KONSEP PEMBELAJARAN RA

A. Konsep Pembelajaran RA
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan konsep tersebut, maka sedikitnya ada empat hal yang
perlu dicermati lebih lanjut, yaitu:
1. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, berarti proses
pendidikan di RA bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal,
tetapi proses yang bertujuan sehingga segala aktivitas belajar yang
dilakukan pendidik dan anak diarahkan pada pencapaian tujuan.
2. Proses pendekatan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang bermakna bagi anak.
3. Suasana pembelajaran diarahkan agar anak dapat mengembangkan
potensi dirinya, hal ini berarti proses pendidikan harus berorientasi
pada pembelajaran berpusat pada anak.
4. Akhir dari proses pembelajaran adalah kemampuan anak untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, keterampilan so sialisasi
dengan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian proses
pendidikan berujung pada pembentukan sikap, pengembangan
kecerdasan atau intelektual, dan pengembangan keterampilan.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran menghasilkan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Berdasarkan hal tersebut di alas, pembelajaran di RA
dikembangkan dengan mempertirnbangkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Aspek perkembangan anak.
- 4-

Pembelajaran pada RA wajib memperhatikan aspek perkembangan


anak. Kehidupan bermain dan fase-fase perkembangan fisik dan
psikis pada anak harus menjadi orientasi aktifitas pembelajaran.
2. Ciri khas karakter Islami.
Pembelajaran di RA harus diwarnai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Karakter Islami dibentuk melalui proses pembiasaan, pembudayaan
dan pemberdayaan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran. Nilai-nilai
agama islam harus mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak
para pendidik. Hubungan pendidik dengan anak dibangun atas dasar
mahabbah fillah (rasa kasih-sayang karena Allah Swt.), bukan
hubungan transaksional-materealistik. Dengan demikian, aktifitas
pembelajaran merupakan ibadah yang tidak terpisah dengan ikhtiyar
duniawi.
3. Kecakapan abad 21 dalam Pembelajaran.
Pembelajaran abad 21 pada RA meletakkan dasar-dasar kompetensi
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global. Kompetensi
tersebut yaitu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
Dasar kompetensi berpikir kritis pada anak RA dilatih melalui belajar
mandiri, menyelesaikan masalah, menghadapi kesulitan,
menumbuhkan budaya bertanya, keberanian mengungkapkan ide,
dan membangkitkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran yang
dikondisikan oleh pendidik.
Dasar kompetensi kreatif anak RA dibangun berdasarkan
penghargaan yang diberikan oleh pendidik sehingga anak mampu
menampilkan kemampuan yang lebih baik. Selain itu, sikap terbuka
dan responsif dari pendidik terhadap pendapat yang berbeda-beda
melatih anak mencari alternatif dan gagasan baru.
Dasar keterampilan berkolaborasi anak RA dilatih dalam berteman,
kerjasama kelompok, kepemimpinan, beradaptasi dalam aktifitas di
berbagai lingkungan belajar, budaya tertib dan antri, dan lain-lain.
Dasar keterampilan komunikasi anak RA dilatih dalam aspek
pengembangan bahasa melalui bercerita, tanya jawab, berdialog dan
aktifitas literasi lainnya.

B. Prinsip Pembelajaran RA
Proses pembelajaran pada RA hendaknya menganut prinsip
pembelajaran yang mampu mengembangkan karakter Islami sesuai
- 5-

dengan perkembangan anak usia dini meialui bermain. Terdapat tujuh


(7) prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan terutama saat
merencanakan, melaksanakan maupun mengevaluasi pembelajaran di
RA, sebagai berikut:
1. Prinsip Motivasi
Motivasi berkaitan erat dengan kebutuhan. Motivasi juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut. Keyakinan bahwa manusia
dapat mengubah dirinya akan memotivasi dan mengubah tingkah
laku manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat
Ar-Ra'du ayat 11:
a i!
ct-i-QJ i "— .7.10t4

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum


sehingga mereka mengubah keadaannya sendiri".

Pendidik RA diharapkan mampu menumbuhkan ekspektasi


tinggi dan keyakinan bahwa anak dapat mencapai harapannya.
Dengan demikian maka dalam diri anak akan termotivasi belajar,
dan beraktifitas dengan sungguh-sungguh.
Di samping itu pendidik RA diharapkan mampu menciptakan
suasana yang mendorong semangat belajar, minat, kreatifitas, dan
kemandirian anak sesuai dengan karakteristik, potensi, tingkat
perkembangan dan kebutuhannya.
2. Prinsip Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
berkaitan dengan psikologi daya mengamati, menanggap, mengingat,
merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang.
Dalam Al-Quran terdapat sebuah ayat yang menjelaskan
pentingnya metode "pengulangan", yaitu dalam Al-Quran Surat Al-
Isra' ayat 41:
50
s5iii sirfi co QTA 1,:ub C.S,;",i, :116

Artinya: "Al-Quran ini kami telah ulang-ulangi (peringatan peringatan)


agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak
lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)".

Dan pada Surat Ar-Rahman ayat 13:


-6
fi

Artinya: "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu


dustakan?"

Pada ayat ini terjadi pengulangan banyak sekali, hal tersebut


memberikan petunjuk bahwa pembelajaran perlu ada proses
pengulangan.
Metode Qurani berupa pengulangan ini sangat bermanfaat jika
diterapkan dalam pembelajaran, yaitu pengembangan nilai-nilai
karakter (akhlak) pada anak. Akhlak terbentuk melalui pengajaran
(ta'lim), keteladanan (uswah), pembiasaan serta pemberian motivasi
(targhib) dan penegakan aturan secara tepat (tarhib).

3. Prinsip Perhatian
Al-Quran mengisyaratkan pentingnya perhatian dalam
memahami dan belajar sebagaimana dalam firman Allah SWT pada
Al-Quran Surat Al-A'raf ayat 204:
fi it
_34'9.-40 JISji2.11L4;:g 1;)!
-5

Artinya: "Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-


baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat."

Prinsip mengambil perhatian ini diimplementasikan dalam


pembelajaran, melalui metode cerita, kisah, nasihat, pelajaran, dan
seruan kepada tauhid yang terkandung di dalam Al-Quran menjadi
faktor penting dalam membangkitkan perhatian anak.

4. Prinsip Partisipasi Aktif


Pendidik harus menciptakan suasana yang mendorong anak
aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, berani
mengemukakan pendapat, dan melakukan sendiri.
Implementasi pembelajaran partisipasi aktif dapat dilakukan antara
lain:
a. Pelibatan secara aktif kepada anak dalam setiap kegiatan dan
permainan.
- 7-

b. Latihan praktik dengan menugaskan anak untuk melaksanakan


bermacam-macam ibadah, misalnya praktik/ latihan wudhu,
melaksanakan shalat, dan lain-lain;
c. Pembiasaan dalam kebersihan, keteraturan, kesabaran, dan
ketekunan, seperti latihan puasa yang mengajarkan orang-orang
muslim taat dan sabar dalam menghadapi kesulitan.

5. Prinsip Pentahapan
Kegiatan pembelajaran RA dilakukan dengan mengikuti proses
tahap demi tahap, dari hal yang mudah ke yang sulit, dari hal yang
kongkrit ke abstrak, dan dari hal yang dekat dengan anak ke yang
jauh, dan dari hal yang sederhana ke yang kompleks. Firman Allah
SWT dalam Al-Quran surat Al-Isra, ayat 106:

Lsi.G j01-)1.
1- 61-c:.34

Artinya: "Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-


angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada
manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian".

6. Prinsip Perubahan Perilaku


Pembelajaran RA mengarusutamakan pada mempertahankan
fitrah kebaikan pada anak dan mengubah akhlak buruk menjadi
lebih baik. Upaya ini dilakukan melalui pembersihan akhlak yang
buruk (takhliyah) dan menghiasi dengan akhlak yang mulia (tahliya).
Hal ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan mendampingi anak,
memberikan penguatan untuk setiap perilaku baik dan konsekuensi
untuk setiap perilaku buruk.
Al-Quran menganjurkan adanya perubahan, seperti pada surat
Al-Anfal ayat 53:

+.114 ts-3 13A


c t44-1;t1si t
A.0 I V la
5t

al ji 3,

Artinya: "(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya


Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang
telah dianugerahkanAja kepada suatu kaum, hingga kaum
itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri,
dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui."
8

7. Belajar Melalui Bermain


Bermain berfungsi sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi
sehingga anak merasa nyaman dan gembira. Dengan demikian
kegiatan belajar melalui bermain sangat memungkinkan terserap
secara optimal target belajar yang diharapkan.
Pendidik RA membimbing anak dalam permainan aktif dan pasif,
serta permainan indoor maupun outdoor. Pendidik RA harus
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan metode
Bermain, Cerita dan Menyanyi (BCM) maupun penggunaan strategi
lainnya dengan mengusung nilai-nilai pendidikan dan akhlak Islami.
- 9-

BAB III
PENDEKATAN, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN RA

A. Pendekatan Pembelajaran RA
Terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui oleh setiap
pendidik, khususnya para pendidik RA tentang pengertian pendekatan,
strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran, dapat diartikan sebagai sudut pandang
tentang proses pembelajaran yang masih bersifat umum. Di
dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan caku.pan teoritis tertentu.
2 Strategi Pembelajaran, merupakan serangkaian rencana pengelolaan
pembelajaran yang berisi kegiatan yang dilakukan pendidik dan
anak, termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan
sumber/media belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3. Metode Pembelajaran, yaitu cara yang ditempuh untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis guna mencapai tujuan pembelajaran.
4. Teknik Pembelajaran, merupakan suatu cara yang dilakukan
pendidik dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Ketika pendidik menerapkan teknik pembelajaran, maka di dalamnya
tercakup juga pola dan gaya mengajar. Seperti teknik bertanya,
teknik memberi penguatan, teknik merespon jawaban anak, dan
seterusnya.
5. Model Pembelajaran, yaitu suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga
terjadi perubahan pada diri anak.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan
Kurikulum RA adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran yang Islami, meliputi:
a. Pendekatan Akal (rna'rifi)
- 10-

Akal dijadikan alat untuk membuktikan suatu kebenaran.


Dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 58 Allah SWT berfirman:

stii 19 j m lea 9 axeI 'O*.;g2Ji L5-31


0 VI
.. 0
Artinya: "Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk
(mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya
buah ejekan dan permainan, yang demikian itu adalah
karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau
mempergunakan akal".

Secara umum, perkembangan nilai keagamaan pada anak


identik dengan pemahamannya akan keberadaan Allah Swt.
Pendidik RA diharapkan dapat memahami dan menyesuaikan
metode pengajaran untuk mengenalkan anak dengan Allah Swt
melalui pemanfaatan potensi akal serta menggunakan alam
sekitar sebagai media pembelajarannya.

b. Pendekatan Perasaan (wijdaniy)


Pendekatan perasaan ini seringkali digunakan agar mampu
meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agama Islam yang
dianutnya. Hal ini dapat dilihat di dalam Al-Quran Surat Al-
Anfal ayat 2,

4,.1 fiZul :41 45645!W°


....1 t.431
tit_415 c;43:s;

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah


mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar
hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat Nya kepada
mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada
tuhan mereka bertawakal".

Pendekatan ini sejalan dengan potensi fitrah pada diri anak


yang cenderung pada kebaikan, ketulusan, kasih sayang,
maupun keimanan kepada Allah Swt SangPencipta alam
semesta. Pendidik RA diharapkan dapat mengutamakan
pendekatan rasa kasih sayang dalam menyikapi perilaku anak.
Dengan demikian, anak terbiasa merespon seperti yang pendidik
lakukan sehingga pada akhirnya sikap kasih sayang dan
kepekaan pada anak menjadi terasah.
c. Pendekatan induksi (istiqra'i)
Pendekatan Induksi merupakan pendekatan yang
dilakukan dari hal-hal atau peristiwa yang khusus untuk
menentukan prinsip, aturan, dan fakta yang bersifat umum.
Langkah-langkah pendekatan induktif yaitu:
1) Memilih dan menentukan bagian dari pengetahuan pokok
bahasan yang akan diajarkan;
2) Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip
atau aturan umum itu sehingga memungkinkan peserta
didik menyusun hipotesis;
3) Menyajikan bukti-bukti dalam bentuk contoh; dan
4) Menyusun pernyataan tentang kesimpulan.
Sebagai salah satu cara melatih anak berpikir logis,
pembelajaran di RA perlu menggunakan pendekatan induksi.
Pendekatan induksi dapat dilakukan dengan cara pendidik
mengkondisikan anak untuk melakukan identifikasi benda-
benda di sekitarnya untuk kemudian mengklasifikasikan
berdasarkan kriteria tertentu.
d. Pendekatan deduksi (istidlali)
Pendekatan deduktif rnerupakan pemberian penjelasan
tentang prinsip-prinsip isi materi/tema, kemudian dijelaskan
dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam
situasi tertentu.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan
deduktif dalam pembelajaran RA adalah:
1) Pendidik memilih konsep, prinsip, aturan yang akan
disajikan dengan pendekatan deduktif;
2) Pendidik menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum,
lengkap dengan definisi dan contoh;
3) Pendidik menyajikan contoh-contoh khusus agar peserta
didik dapat menyusun hubungan antara khusus dengan
aturan prinsip umum;
4) Pendidik menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau
menolak kesimpulan bahwa keadaan khusus.
e. Pendekatan Individu (Ifrady)
Pendekatan Individu adalah pendekatan yang dilakukan
untuk memberikan perhatian kepada peserta didik dengan
- 12-

memperhatikan masing-masing karakter yang ada pada peserta


didik.
Pendekatan individual ini dapat dilihat di dalam Al-Quran
Surat Al-Lail ayat 3-4, dan Surat Al-Isra' ayat 21 sebagai berikut:
(0 . o, „
`-)1 (3)Ls"*.J.119 ALil 3.6" 1-°_,
Artinya: "Dan penciptaa. n laki-laki dan perempuan,
sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda".

O 0 ,
t,L.47.9
.

Artinya: "Perhatikan bagaimana kami melebihkan sebagaian


mereka atas sebagaian yang lain"

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa perilaku dan karakter


setiap anak berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan atas
yang lain. Bagi seorang pendidik RA hendaknya memahami dan
menyadari perbedaan tersebut sehingga mampu berbuat yang
terbaik untuk mereka.
f. Pendekatan kelompok (ijtima'i)
Pendekatan ini melihat anak sebagai makhluk sosial yang
memerlukan bimbingan dalam bersosialiasi dengan orang-orang
di sekelilingnya. Pendidik RA dapat mengelompokkan anak ke
dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan
individual sehingga tercipta kondisi kelas yang bergairah dalam
belajar. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-
Maidah ayat 2:
. 0, 4.1.,
45'-uPJ

.144:;) ;IT :tig


Artinya: "Bertolong-tolonglah kalian dalam kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan
dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada
Allah SWT, sesungguhnya Allah sangat berat siksanya".

2. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)

a. Pengertian Pendekatan Saintifik RA


- 13-

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang


dirancang sedemikian rupa agar peserta didik membangun
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilannya melalui
tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar dan mengkomunikasikan.
Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan
dalam membangun cara berpikir agar anak memiliki
kemampuan menalar yang diperoleh melalui proses mengamati
sampai pada mengomunikasikan hasil pikirnya. Hal ini
didasarkan pada pemikiran Piaget yang mengatakan bahwa
"Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri
melalui pengalaman yang diperolehnya". Vygotsky berpendapat
bahwa Lingkungan, termasuk anak lain atau orang dewasa dan
media sangat membantu anak dalam belajar untuk memperkaya
pengalaman anak.
Pendekatan saintifik tidak diartikan sebagai belajar sain,
tetapi menggunakan proses ilmiah dalam kegiatan belajar.
Pendekatan saintifik dapat diimplementasikan dalam tiap
lingkup perkembangan anak. Dalam pembelajaran saintifik
diharapkan tercipta kondisi pembelajaran yang memunculkan
rasa ingin tahu, membangkitkan kemauan untuk menjawab rasa
ingin tahu mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi,
mencoba, dan upaya lainnya.
Pendekatan saintifik digunakan pada saat anak terlibat
dalam kegiatan utama baik saat pijakan maupun kegiatan inti.
Proses mengumpulkan, mengolah informasi dan
mengomunikasikan yang diketahuinya merupakan langkah
pengembangan berpikir kritis.

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah:
1) Mendorong anak agar memiliki kemampuan berpikir kritis,
analitis, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah.
2) Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna
kepada anak dengan mendorong anak melakukan kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
- 14-

3) Mendorong anak mencari tahu dari berbagai sumber melalui


observasi dan bukan hanya diberi tahu.
4) Agar anak memiliki kernampuan memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui penggunaan metode ilmiah, sehingga
anak menjadi terampil dan terbantu dalam menyelesaikan
berbagai hal yang dihadapinya.
5) Agar anak memiliki sikap ilrniah mendasar, seperti tidak
terburu-buru dalam mengambil keputusan, dapat melihat
sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap
informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
6) Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati
sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam
sekitarnya. Pembelajaran sains untuk anak usia dini
difokuskan pada pembelajaran mengenal diri sendiri, alam
sekitar, gejala alam dan fenomena sosial.
7) Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun,
terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama,
dan mandiri dalam kehidupannya.
8) Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai
konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran RA adalah sebagai berikut:
1) Pendidik membimbing anak belajar dari kenyataan;
2) Mendorong anak untuk terlibat langsung dalam pengamatan;
3) Belajar dengan cara berbuat/melakukan aktifitas;
4) Belajar dilandasi perasaan senang;
5) Belajar bersifat menantang untuk mengasah kemampuan
berpikir anak;
6) Kegiatan pembelajarannya tidak mernisahkan dari kebutuhan
bermain;
7) Pendidik senantiasa mengarahkan pada kebesaran Allah SWT
dibalik fenomena alam dan sosial.
d. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Berbasis Pendekatan
Saintifik
Pembelajaran saintifik dilakukan melalui tahapan sesuai
bagan dan penjelasan sebagai berikut:
- 15-

Sagan 2. Tahapan Pendekatan Saintifik

1\
Mengko
Mang- Mencari munika-
Menanya enalar
amati informasi sikan •
/

1)Mengamati (Observing)
Tahap mengamati dilakukan dengan cara pendidik
menyajikan fenomena sosial, alam, dan fenomena lainnya
melalui gambar, video, benda nyata dan sebagainya untuk
membangkitkan rasa ingin tahu anak selanjutnya pendidik
membangkitkan keberanian anak untuk bertanya atau
mengungkapkan pendapat.
Mengamati berarti kegiatan menggunakan semua indera
(penglihatan, pendengaran, penghiduan, peraba, dan
pengecap) untuk mengenali suatu benda yang diamatinya.
Semakin banyak indera yang digunakan dalam proses
mengamati maka semakin banyak informasi yang diterirna
dan diproses dalam otak anak.

2) Menanya (Questioning)
Tahap menanya dilakukan pendidik dengan menstimulus
dan mendorong anak agar berani mengajukan pertanyaan
sesuai dengan rasa ingin tahunya.
Menanya merupakan proses berfikir yang didorong oleh
minat keingintahuan anak tentang suatu benda atau
kejadian. Pada dasarnya anak adalah seorang peneliti yang
handal. Ia selalu ingin tahu tentang segala sesuatu yang
ditangkap inderanya. Ia sering bertanya, yang terkadang
pertanyaannya sangat di luar dugaan orang dewasa. Anak
didorong untuk bertanya, balk tentang objek yang telah
diamati maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.
Kegiatan menanya memberi kesempatan anak untuk
menanya tentang apa yang dilihat, disimak, dan dibaca dari
objek yang konkret samapai abstrak berkenaan dengan
- 16-

fakta, konsep dan prosedur. Menanya sebagai salah satu


proses mencari tahu atau mengkonfirmasi atau
mencocokkan pengetahuan yang sudah dimiliki anak dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh pendidik
untuk mendukung kemampuan menanya adalah sebagai
berikut:
a) Pada dasarnya anak senang bertanya. Saat anak tidak
punya gagasan untuk bertanya, pendidik boleh
memancingnya, misalnya: "waktu kita petik tadi
bunganya masih segar, kenapa sekarang menjadi layu
ya?"
b) Apabila anak bertanya dengan pertanyaan demikian,
sebaiknya pendidik memberi kesempatan kepada anak
untuk berpikir mencari jawaban, seperti: "owh iya ya
Mengapa demikian ya menu rut kamu kenapa?"
c) Bila ada buku yang sesuai, ajaklah anak untuk mencari
jawabannya di buku. Selain mengenalkan buku sebagai
sumber ilmu sejak dini, misalnya: "mari kita lihat di buku
ini gambar ini ..." dan lain sebagainya.
3) Mengumpulkan Informasi (Collecting)
Tahap mengumpulkan informasi dapat dilakukan
dengan cara pendidik mendorong anak untuk aktif
mengumpulkan informasi dan bereksplorasi.
Mengumpulkan informasi dilakukan melalui beragam
cara, misalnya dengan inelakukan aktifitas langsung,
mencoba, mendiskusikan, membaca buku, mewawancara.
Mengumpulkan data adalah suatu proses yang sangat
diminati anak. Dalam proses ini anak melakukan trial and
error (mencoba-gagal-mencoba). Anak senang mengulang-
ulang kegiatan yang sama tetapi dengan cara bermain yang
berbeda. Bentuk dukungan pendidik untuk membangun
kemampuan anak di tahap ini adalah:
a) Saat anak bermain is membutuhkan waktu untuk
menerapkan gagasannya, karenanya berikan
waktu untuk menerapkan gagasannya melalui bahan
dan alat yang digunakannya.
- 17-

b) Apabila anak tidak memiliki gagasan ketika bermain,


maka pendidik dapat memberi contoh awal, sehingga
selanjutn.ya anak dapat melakukan sendiri.
c) Apabila anak sudah selesai, pendidik dapat memperluas
gagasan dengan cara memberi pertanyaan terbuka,
seperti: "Sudah banyak daun bunga besar yang
ditempel, maka di manakah tempat menempel daun yang
kecil-kecil?"
4) Mengasosiasi/ Menalar (Associating)
Tahap mengasosiasi ini dilakukan dengan cara pendidik
mengkondisikan agar anak dapat menghubungkan
pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan
baru yang diperolehnya atau yang ada di sekitarnya untuk
menghasilkan kesimpulan. Contoh, anak belajar tentang
bentuk segitiga melalui potongan kertas yang telah
disiapkan. Pendidik m engajak anak untuk
menemukan benda-benda yang ada di sekitarnya yang
berbentuk segitiga. Pada tahap ini pendidik sudah
mengasosiasikan / menghubungkan pengetahuan baru
tentang segitiga dengan benda-benda di lingkungan
sekitarnya.

Proses asosiasi dapat terlihat saat anak mampu:


a) Menyebutkan perasaan: "... berarti itu sama dengan ..."
b) Menyebutkan perbedaan: "kalau ini ....tapi itu ..."
c) Mengelompokkan: (jadi, mawar dan melati itu sama-
sama bunga ..."
d) Membandingkan.: "daun ku lebih besar dari daun kamu"
Kemampuan di atas tergantung pada kemampuan dan
usia anak.
5) Mengkomunikasikan (Communicating)
Tahap menkomunikasi ini dilakukan dengan cara
pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk
mengkomunikasikan proses sebelumnya berupa
pengetahuan yang baru, hasil karya dan hasil kesimpulan
lainnya.
- 18-

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk


menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam
berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, atau
dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai
bentuk dari plastisin, lipatan, anyaman dan lain
sebagainya.
Proses mengkomunikasikan adalah proses penguatan
pengetahuan terhadap pengetahuan baru yang didapat
anak. Kegiatan mengkomunikasikan yang sering
dilontarkan anak, misalnya: "Bu, aku tahu, kalau
Tetapi mengkomunikasikan tidak hanya disampaikan
melalui ucapan, tetapi dapat juga disampaikan melalui
hasil karya. Biasanya anak menyarnpaikannya dengan cara
menunjukkan karyanya. "Bu guru, lihat...! Aku sudah
selesai membuat ..."
Dukungan pendidik yang tepat akan menguatkan
pemahaman anak terhadap konsep pengetahuannya, proses
berpikir kritis dan kreatifnya terus tumbuh. Sebaliknya jika
pendidik mengabaikan pendapat anak atau bahkan
menyalahkannya, maka keinginan untuk mencari tahu dan
mencoba hal yang baru menjadi hilang.
Dukungan pendidik saat anak mengkomunikasikan
karyanya adalah perhatian yang tulus. Contoh dukungan
pendidik saat anak mengkomunikasikan karyanya, yaitu:
"Bu guru, lihat ...! aku sudah membuat ini...." Tanggapan
pendidik: "Masya Allah, bagus! Oya.., bisakah kamu
ceritakan kepada ibu guru bagaimana kamu bisa
membuatnya?"
Untuk penguatan, pendidik dapat menyatakan:
"Alhamdulillah, kamu hebat! Kamu berhasil menyelesaikan
tugasmu dengan baik. Apakah kamu mau membuatnya lagi
atau mencoba kegiatan main yang lain?"

3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Learning)

merupakan konsep belajar yang membantu guru rnengaitkan antara

materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata anak dan


- 19 -

mendorong anak membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat. Hubungan ini kemudian

dikembangkan dalam pembelajaran menggunakan tema-tema

tertentu agar anak mampu memahami konsep materi dan

hubungannya dengan lingkungan di sekitar. Inilah yang mendasari

penggunaan pendekatan tematik terpadu di RA.

Pendekatan tematik terpadu (tematik integratif), merupakan

suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

konsep dasar yang berkaitan maupun integrasi antarkompetensi,

baik sikap, pengetahuan dan keterampilan ke dalam berbagai tema.

Tema berfungsi merajut makna berbagai konsep dasar sehingga

anak memahaminya secara utuh. Tema diambil dari pengalaman

yang dekat dengan kehidupan nyata anak sehingga dapat

memberikan pengalaman yang bermakna.

B. Strategi Pembelajaran RA
Untuk mengaplikasikan hasil belajar, pendidik RA sebagai
pendorong utama dan pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki
kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran. Suasana dan
pembelajaran itu diarahkan agar anak dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui aktifitas bermain yang lebih aplikatif. Pembelajaran
bagi anak usia dini, lebih banyak aktifitas uji coba, bermain sosial
seperti halnya bermain peran, dan kegiatan stimulatif lainnya.
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar
mengajar dapat tercapai dengan optimal sesuai dengan yang
direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat dengan kehidupan anak
di luar lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.
Oleh karena itu, mengenali dan memahami sifat anak merupakan
bekal yang sangat berharga bagi pendidik agar dapat melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode yang tepat
dalam setiap kegiatan belajar (bermain) yang diselenggarakan, sesuai
dengan usia, tahap perkembangan, kebutuhan, minat belajar anak.
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif
saja, tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan
psikomotor. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus
mengembangkan aspek-aspek tersebut secara integrasi.
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran untuk RA, antara lain:
1. Strategi pembelajaran langsung, yaitu materi pembelajaran
disajikan langsung pada anak dan langsung mengolahnya,
misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan lain-lain. Diharapkan
anak bekerja secara menyeluruh dan peran pendidik hanya
sebagai fasilitator.
2. Strategi belajar individual, dilakukan oleh anak secara mandiri.
Kecepatan dan keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh
masing-masing individu anak yang bersangkutan.
3. Strategi belajar kelompok. Bentuk belajar kelompok bisa dalam
pembelajaran kelompok besar dan kelompok kecil. Strategi
kelompok menganggap setiap individu sama.
Beberapa kriteria yang penting untuk menjadi pertimbangan
pendidik dalam memilih strategi pembelajaran RA, adalah sebagai
berikut:
1. Karakteristik tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan domain
fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika. Selain
dari aspek domain tersebut, dapat juga untuk mengembangkan
pemahaman anak mengenai nilai-nilai, etika dan sebagainya.
2. Karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun
kemampuannya. Setiap anak memiliki karakteristik dan
kemampuan yang berbeda-beda. Pendidik harus terlebih dahulu
peka dalam membaca dua hal tersebut, sehingga dapat membuat
strategi yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak didiknya
agar tidak terjadi suatu pemaksaan terhadap kemampuan anak.
3. Karakteristik tempat yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan. Lingkungan
sangat mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu, penting bagi
pendidik dalam merancang strategi pembelajaran, untuk
memikirkan juga tempat yang akan dipakai agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan. Misalnya, sentra bermain alam agar
dilakukan di luar ruangan, dikarenakan kegiatan dalam sentra
tersebut lebih banyak menggunakan bahan-bahan sifat cair,
- 21-

sehingga akan terhindar dari terjatuhnya anak karena lantai yang


licin, dan sebagainya.
4. Karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada
anak. Pendidik dapat melibatkan orang tua dan lingkungan sekitar
sekolah dalam menetapkan tema dan bahan ajar untuk anak.
Misalnya, pendidik dapat memaksimalkan kekayaan alam yang
ada di sekitar lingkungan sekolah untuk dijadikan bahan ajar.
Dengan memaksimalkan potensi alam di sekitar lingkungan anak,
maka anak akan menjadi lebih peka terhadap lingkungannya.
Selain memaksimalkan potensi alam, dapat juga memaksimalkan
potensi dari para orangtua. Misalnya, dengan mengundang
orangtua dengan profesi tertentu sebagai pendidik tamu pada saat
membahas tema yang sesuai. Dengan begitu anak didik akan
merasa bangga dengan orangtua mereka, dan bersemangat dalam
kegiatan tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
memotivasi anak agar menaruh minat yang besar pada setiap
kegiatan yang akan disajikan.
5. Karakteristik pola kegiatan. Pendidik perlu memikirkan cara
penyampaian bahan ajar atau materi agar dapat tersampaikan dan
diterima dengan baik oleh anak didik. Pengarahan materi yang
baik, akan terlihat dari cara anak dalam bekerja. Anak akan
bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pendidik
sebelumnya. Apabila arahan tidak diberikan dengan baik, maka
anak akan lebih banyak bertanya atau terlihat bingung untuk
memulai kegiatan.
Beberapa prinsip terkait dengan penentuan strategi pembelajaran
RA adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tujuan
Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan. Keberhasilan
suatu strategi pembelajaran dapat diukur melalui keberhasilan
anak didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian pengembangan strategi pembelajaran di RA,
pendidik senantiasa wajib memperhatikan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
2. Aktivitas

Pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi,


tetapi pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh
- 22-

pengalaman baru. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus


dapat mendorong anak didik untuk banyak melakukan uji coba
dan permainan-permainan baru, meliputi aktifitas yang bersifat
psikis seperti aktifitas mental.
3. Keunikan Anak
Masa usia dini kita kenal dengan masa "golden age" atau "usia
kritis" yang sangat cepat dan dapat menentukan kehidupan
selanjutnya. Pada masa ini anak memiliki potensi, bakat dan minat
yang berbeda-beda (keunikan), mereka memiliki kelebihan dan
kekurangan yang berbeda, bahkan ada anak yang tergolong anak
berkebutuhan khusus. Dengan demikian dalam pengembangan
strategi pembelajaran di RA, pendidik wajib memperhatikan setiap
keunikan anak.
4. Integrasi
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif
saja, tetapi mengembangkan aspek lainnya seperti aspek afektif
dan psikomotor secara terintegrasi. Misalkan dengan metode
diskusi, maka tidak hanya mendorong intelektual anak didik,
tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap jujur,
tenggang rasa, empati dan lainnya.
5. Interaktif
Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya
sekedar menyampaikan pengetahuan dari pendidik ke anak,
melainkan mengajar sebagai proses mengatur lingkungan yang
dapat merangsang anak untuk belajar. Dengan demikian melalui
proses interaksi memungkinkan anak berkembang baik mental
maupun intelektual.
6. Inspiratif
Inspiratif mengandung makna agar setiap anak didik selalu
mencoba dan melakukan hal-hal yang baru dengan mendapatkan
informasi dan dapat memeca.hkan masalahnya sendiri. Dengan
demikian pendidik hams memberikan kesempatan kepada setiap
anak agar dapat berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya.
7. Menyenangkan
Menyenangkan mengandung makna bahwa pembelajaran untuk
anak didik harus terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh
- 23 -

karena itu pendidik harus mengupayakan situasi pembelajaran


yang menyenangkan, dimulai dengan penataan lingkungan main
yang apik dan menarik, serta memenuhi unsur kesehatan, mulai
dari kebersihan lingkungan main, pengaturan cahaya apabila
belajar di dalam ruangan, ventilasi yang baik, dan memenuhi
unsur keindahan, cat dinding yang segar dan bersih, lukisan dan
karya-karya anak yang tertata rapi, media dan sumber belajar yang
relevan, dan bahasa tubuh pendidik yang mampu membangkitkan
motivasi belajar anak didik.
8. Menantang
Menantang mengandung makna bahwa pembelajaran adalah
proses yang menantang anak didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir untuk merangsang kerja otak secara
maksimal. Kemampuan menantang dapat terstimulasi melalui
kegiatan bermain yang memanfaatkan bahan permainan, misalnya
daun-daunan, tanah liat, lumpur, dan lain-lain, sehingga secara
tidak langsung anak sudah berpikir secara intuitif atau terdorong
untuk bereksplorasi.
9. Motivasi
Motivasi mengandung makna dorongan dari dalam jiwa anak didik
untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya
mungkin muncul dalam diri anak didik manakala anak didik
merasa membutuhkan. Oleh karena itu pendidik harus dapat
menunjukkan pentingnya setiap anak mempunyai pengalaman dan
materi belajar untuk kebutuhan dirinya, dengan demikian anak
didik belajar tidak sekedar memperoleh nilai atau pujian
melainkan didorong oleh rasa ingin tahu sesuai kebutuhannya.
10. Inovatif dan kreatif
Inovatif dan kreatif adalah proses pembelajaran yang
mengembangkan a tau menciptakan ide dan cara baru yang
berbeda dari sebelumnya, sesuai dengan karakteristik
pembelajaran abad 21.
Strategi pembelajaran berkaitan dengan pengorganisasian belajar,
yaitu pengaturan ruang belajar yang disesuaikan dengan bentuk
layanan, jumlah anak, dan kelompok usia anak yang dilayani.
Pengorganisasian ruang belajar memperhatikan:
- 24-

1 Jumlah Anak
Idealnya setiap anak membutuhkan ruang bergerak di dalam
ruangan 3m2 per-anak. Namun demikian ruang belajar dalam
(indoor) bukan satu-satunya tempat belajar anak. Ruang belajar
yang bersifat bergerak (moving class) menjadi solusi bagi jumlah
ruangan terbatas dengan jumlah anak banyak.

2. Kelompok Usia Anak


Kelompok usia anak mempengaruhi penataan ruangan dan
jumlah anak yang dapat diterima di satuan RA. Semakin muda
anak yang dilayani, maka semakin luas keperluannya untuk
bergerak. Dalam Standar RA ditetapkan Rombongan belajar untuk
kelompok usia 4 - 6 tahun adalah 15 Anak per-kelompok.
3. Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar
menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan
ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan pendidik,
pengasuh, dan anak lain. Lingkungan yang kondusif mampu
mendorong munculnya proses pemikiran ilmiah. Lingkungan yang
kondusif mencakup suasana yang baik, waktu yang cukup, dan
penataan yang tepat. Waktu yang cukup dimaksudkan adalah
cukup untuk bermain, beristirahat, maupun untuk bersosialisasi.
Suasana lingkungan yang mendukung anak belajar adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan perlindungan dan kenyamanan saat anak bermain
dengan bahan dan alat sesuai ide anak
2. Memberi kebebasan untuk anak melakukan eksplorasi dan
eksperimentasinya.
3. Memberi kesempatan anak untuk memberikan penjelasan
tentang cara kerja dan hasil yang dibuatnya.
4. Menyediakan berbagai alat dan bahan yang dapat mendukung
cara anak bermain.
5. Memberi dukungan dalam bentuk pertanyaan yang mendorong
anak mengembangkan ide, bukan memberi arahan untuk
dilakukan anak.
Strategi pengelolaan kegiatan main anak meliputi kegiatan di
dalam ruangan (indoor) ataupun kegiatan di luar ruangan (outdoor).
- 25-

Penataan lingkungan yang mendukung belajar adalah lingkungan


yang:
1. Terjaga kebersihannya,
2. Semua alat, perabot, dan kondisi ruangan dipastikan terjaga
keamanannya.
3. Ditata dengan rapi untuk membiasakan anak berperilaku rapi
dan teratur.
4. Ditata sesuai dengan tinggi badan anak untuk membangun
perilaku mandiri,
5. Menghargai perbedaan dan keistimewaan anak
6. Menghargai gagasan dan hasil karya anak tanpa
membandingkan dengan anak lainnya
7. Memberi kesempaan pada anak melakukan dan menolong
dirinya sesuai dengan kemampuannya untuk mendapatkan
pengalaman bermain yang berharga.
8. Memfasilitasi anak dengan beragam obyek baik alam maupun
buatan yang menarik sehingga memunculkan rasa ingin tahu
anak dan anak akan melakukan pengamatan, misalnya bunga-
bunga, kolam ikan atau aquarium, sangkar burung atau
kandang kelinci, dan lain-lain.
Untuk mewujudkan RA yang nyaman, bisa dimulai dari kelas
yang ramah anak, yaitu kelas yang mendukung proses pembelajaran
agar anak aktif mengembangkan potensi dirinya dengan cara yang
menyenangkan.
Konsep kelas ramah anak memastikan setiap anak berada dalam
lingkungan yang aman secara fisik, melindungi secara emosional, dan
mendukung secara psikologis. Pendidik menjadi faktor utama dalam
menciptakan kelas yang inklusif dan efektif. Kelas ramah anak
mengakui, mendukung, memfokuskan dan memfasilitasi kemampuan
anak untuk berkembang secara bertahap.
Kelas ramah anak bertujuan untuk membangun lingkungan
belajar di mana anak termotivasi dan mampu untuk belajar. Perlu ada
suatu komunitas pada lembaga RA yang ramah dan terbuka terhadap
kebutuhan kesehatan dan keamanan anak, dalam hal ini bekerjasama
dengan steakholder.
Pengelolaan kelas ramah anak adalah di mana media
pembelajaran dan alat-alat pembelajaran disesuaikan dengan
- 26-

kebutuhan anak yang ada pada kelas tersebut dengan


mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan setiap anak. Contoh
apabila di kelas ada anak yang mempunyai hambatan gerak (memakai
kursi roda), maka agar anak dapat menempelkan media pada papan
tulis, hendaknya papan tulis diletakkan pada posisi yang dapat
terjangkau oleh anak.
Terdapat langkah-langkah dalam menentukan strategi
pembelajaran di RA, sebagai berikut:
1. Hendaknya pendidik mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
meliputi pemahaman terhadap STPPA maupun Kompetensi Dasar.
2. Mempertimbangkan karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran
RA, kemudian menetapkan pendekatan, model serta metode yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya pendidik
merumuskan aktifitas belajar, serta menentukan media dan bahan
ajar yang akan digunakan dalam aktifitas tersebut.
3. Mempertimbangkan dan menuliskan langkah-langkah yang akan
ditempuh dari awal sampai akhir
4. Mempertimbangkan dan menetapkan jenis-jenis penilaian yang
akan digunakan untuk mengukur keberhasilan proses
pembelajaran.
Bagan 1. Alur Menentukan Strategi Pembelajaran RA

1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran

2. Mempertimbangkan karakteristik & prinsip pembelajaran RA, serta


menetapkan aktifitas, media dan bahan ajar

3. Mempertimbangkan dan menuliskan langkah-langkah yang akan ditempuh


dari awal sampai akhir

4. Mempertimbangkan dan menetapkan jenis-jenis penilaian yang akan


digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran

Strategi pembelajaran berguna untuk melayani kebutuhan anak


dalam belajar serta membimbing cara berpikir mereka dengan baik.
Selain itu dengan menyusun suatu strategi pembelajaran, maka
pendidik RA dapat memiliki gambaran tentang cara membantu anak
mencapai aspek perkembangannya dengan terencana.
- 27-

C. Metode Pembelajaran RA
Al-Quran maupun Alhadis mengisyaratkan adanya beberapa
metode pembelajaran antara lain:
1. Metode Bercakap-cakap (hiwar), yaitu:
a. Hiwar khitabi (percakapan pengabdian), yaitu dialog antara
Tuhan dan hamba-Nya, seperti firman Allah "Wahai orang-orang
yang beriman", dan hamba-Nya menjawab dalam kalbunya
dengan mengatakan "Kusambut panggilan Engkau, ya Rabbi".
Metode ini mengisyaratkan dialog yang disambut oleh lawan
bicara dengan pikiran dan perasaannya.
b. Hiwar washfi (percakapan deskriptif), yaitu penggambaran secara
jelas situasi orang yang sedang berdialog. Dengan hiwar ini
tercipta suatu situasi psikis yang dihayati bersama secara riil oleh
mereka yang terlibat berdialog.
c. Hiwar qishashi (percakapan berkisah), yaitu percakapan yang
merupakan unsur dan uslub kisah dalam Al-Quran. Hiwar ini
lebih tepat diberikan sebagai contoh setelah penjelasan materi
pokok untuk menguatkan pesan yang terkandung di dalamnya.
Biasanya diterapkan pada materi akidah dan akhlak.
d. Hiwar jadali (percakapan dialektis), yaitu jenis hiwar yang
merupakan diskusi atau perdebatan yang bertujuan untuk
mamantapkan hujjah kepada pihak lawan bicara. Dalam hiwar
ini, segi logika akan nampak berada, namun demikian, sentuhan
terhadap perasaan akan tetap dominan.
e. Hiwar nabawi, yaitu hiwar yang digunakan oleh Nabi Muhammad
Saw dalam mendidik sahabat-sahabatnya. Beliau menghendaki
agar para sahabat mau mengajukan pertanyaan guna mendidik
dan menyentuh perasaan, atau memuaskan fikiran dan
menegakkan hujjah, serta memberi kepuasan kepada pihak
lawan bicara.
Metode pembelajaran hiwar ini dapat diimplementasikan dengan
cara pendidik mengkondisikan anak mau melakukan komunikasi
secara interaktif antar anak maupun dengan pendidik.

2. Metode Kisah (peristiwa)


Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita
yang pengaruhnya besar terhadap perasan.
- 28 -

3. Metode melalui Perumpamaan (amtsal)


Metode perumpamaan berarti memberikan perumpamaan dalam
suatu pembicaraan, untuk menjelaskan sesuatu hal atau isi yang
mengungkapkan kebaikan dan keburukan (contoh Al-Quran Surat
Al-Baqarah: 26).
4. Metode Latihan dan Pengalaman
Salah satu metode yang digunakan Rasulullah saw dalam mendidik
para sahabat, yaitu metode latihan atau pembiasaan. Rasulullah
Saw bersabda kepada mereka, "Sesungguhnya aku berbuat yang
demikian itu agar kalian mengikutiku dan mempelajari shalatku".
5. Metode Praktis untuk Menghafal
Rasulullah Saw mengajarkan doa-doa yang penting dan ayat-ayat
Al-Quran kepada para sahabat secara praktis. Rasulullah Saw
membacakannya dan mengulanginya di hadapan mereka disertai
dengan mendengarkan ayat dan doa tersebut, dengan maksud
mendapatkan pembetulan. Metode praktis untuk menghafal,
dimaksudkan menanamkan akhlak yang balk pada jiwa anak,
sehingga tumbuh menjadi pribadi yang istiqomah dan bahagia,
karena anak dapat merasa sukses dengan perilaku dan
pekerj aannya.
6. Metode Hikmah dan Nasihat (`lbrah dan Mau'idzah)
Metode hikmah (`ibrah) adalah suatu kondisi yang memungkinkan
peserta didik sebagai pembelajar dari pengetahuan yang kongkrit
menuju pengetahuan yang abstrak. Sedangkan metode nasihat
(Mau'idah/ al-Wa'du), yaitu pemberian nasihat dan peringatan akan
kebaikan dan kebenaran dengan cara yang menyentuh qalbu dan
menggugah untuk mengamalkannya. Seperti dalam Al-Quran Surat
Al-Baqarah ayat 232:
r0 y
P;- - Ali
113 co.<
5
.L.42, c.)1. rA A.!
J6.
5

Artinya: "Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang


beriman di antara kalian kepada Allah dan hurl kemudian".
7. Metode Targhib dan Tarhib
Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat
senang terhadap sesuatu maslahat. Sedangkan tarhib adalah
ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa atau
kesalahan yang dilarang oleh Allah atau akibat lengah dalam
- 29-

menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah. Metode targhib


dan tarhib merupakan upaya menggugah dan mendidik perasaan
Rabbaniyah yaitu perasaan khauf kepada Allah seperti dalam Al-
Quran Surat Ali Imran ayat 175.
Dalam menentukan metode hendaknya disesuaikan dengan
perkembangan anak, contoh: bercerita, bermain, ceramah, tanya
jawab, menyanyi, karya wisata, proyek sederhana, bermain peran,
demonstrasi, diskusi, dan sebagainya.
- 30-

BAB IV
MODEL PEMBELAJARAN RA

Di dalam suatu model mencakup adanya pendekatan, strategi,


metode maupun teknik pembelajaran yang digunakan. Model
pembelajaran di RA berkaitan dengan penataan lingkungan belajar
anak. Lingkungan belajar anak sangat berpengaruh pada apa dan
bagaimana anak belajar. Lingkungan belajar yang direncanakan,
dimanfaatkan serta dirawat sedemikian rupa dapat meningkatkan
kemampuan belajar anak, kemauan mengeksplorasi, bereksperimen
atau memanipulasi alat main secara bermakna, menyenangkan dan
menantang.
Terdapat beberapa model pembelajaran berbasis pengelolaan kelas
RA. Model pembelajaran yang dipilih ditentukan penataan lingkungan
belajar yang memungkinkan anak untuk bekerja, bergerak dan
berkembang secara bebas. Model pembelajaran RA tersebut antara lain:
1. Model klasikal
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana
dalam waktu dan kegiatan yang sama dilakukan oleh seluruh anak
dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model yang
paling awal digunakan, dengan sarana pembelajaran yang pada
umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
individu anak.
2. Model Kelompok dengan Kegiatan Pengaman
Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman
adalah pola pembelajaran di mana anak-anak dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan setiap kelompok melakukan kegiatan yang
berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan anak harus
menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian.
Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang
sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya,
maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di
kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia
tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di
dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan
kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan
-31-

alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan


dengan tema atau sub tema yang dibahas.
Kegiatan pengaman berfungsi sebagai: (1) Kegiatan alternatif
bagi anak yang lebih cepat menyelesaikan kegiatan dikelompoknya;
dan (2) Sarana transisi anak untuk berpindah dari satu kegiatan ke
kegiatan lainnya; (3) melatih kesabaran dan mengendalikan perilaku
anak saat menunggu giliran; serta (4) pemenuhan minat anak
terhadap kegiatan yang disediakan pendidik.
Pada kegiatan pengaman, harus mempertimbangkan
karakteristik dan minat anak terhadap kegiatan, bahan dan alat
main, atau apapun yang ada di lingkungan sekitar anak. Oleh
karena itu, penataan seluruh kegiatan, baik kegiatan kelompok
maupun kegiatan pengaman, sebaiknya tetap memperhatikan
kecukupan tempat dan jenis
main yang disediakan dengan
menggunakan bahan dan alat-
alat yang lebih bervariasi,
disesuaikan dengan
tema/ subtema yang dibahas.
Gambar 1: contoh kegiatan
model kelompok dengan kegiatan
pengaman

3. Model Sudut
Model pembelajaran ini merupakan model yang memperhatikan
minat anak dengan pengelolaan kelas berupa 2-5 sudut di dalam
kelas sesuai program yang direncanakan. Sudut-sudut yang
dimaksud adalah sudut ketuhanan, sudut keluarga, sudut alam
sekitar dan pengetahuan, sudut pembangunan dan sudut
kebudayaan.
Model pembelajaran sudut memberikan kesempatan kepada
anak didik belajar dekat dengan kehidupan sehari-hari. Model ini
bersumber pada teori pendidikan dan perkembangan Montessori.
Berikut karakteristik model sudut:
- 32-

a. Praktek kehidupan
Anak-anak dikenalkan dengan berbagai kegiatan hal dalam
kehidupan sehari-hari untuk melatih keterampilan dan
kemandirian, seperti mengikat tali sepatu, menyiapkan bekal
makan mereka, pergi ke toilet tanpa bantuan, dan
membersihkan diri sendiri ketika mereka menumpahkan
sesuatu, dan berbagai keterampilan hidup lainnya.
b. Pendidikan kesadaran sensori
Anak-anak dilatih untuk peka dalam menggunakan lima indera
yang mereka miliki.
c. Seni berbahasa
Anak-anak diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri
mereka secara verbal. Anak-anak juga mengembangkan
kemampuan membaca, mengeja, tata bahasa, dan kemampuan
menulis.
d. Matematika dan geometri
Anak-anak dikenalkan tentang konsep matematika dasar, baik
itu dengan menggunakan tangan maupun dengan alat.
e. Budaya.
Anak-anak dikenalkan dengan berbagai budaya yang mencakup
geografi, hewan, 1,vaktu, sejarah, musik, gerak, sains, dan seni.
Selaras dengan fokus pengelolaan program pembelajaran di
atas, maka model sudut-sudut kegiatan yang dikembangkan adalah
sebagai berikut:
a. Sudut Latihan Kehidupan Praktis (Practical Life Corner)
Sudut latihan kehidupan praktis memberikan kesempatan
untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitar
mereka setiap hari. Misalnya, mereka menyapu, mencuci,
memindahkan suatu barang dengan berbagai alat yang berbeda
(sendok, sumpit dan lain-lain), membersihkan kaca, membuka dan
menutup kancing atau resleting, membuka dan menutup
botol/kotak/kunci, mengelap gelas yang sudah di cuci dan
sebagainya.
Melalui berbagai aktivitas yang menarik ini, anak-anak belajar
untuk membantu diri mereka sendiri (self help), berkonsentrasi
dan mengembangkan kebiasaan bekerja dengan baik.
-33-

Gambar 2. Contoh kegiatan sudut latihan kehidupan praktis

Bahan dan alat pada sudut ini dapat berupa:

• Kursi • Kancing berbagai warna

• Kertas dan ukuran

• Kacang kacangan
• Berbagai macam bentuk
benda
• Teko/botol
• Kertas kertas garis
• Beras
lurus, zigzag, lengkung,
• Air geometris, bentuk
• Sendok binatang

• Kerang • Bingkai baju, kancing


besar, kancing kecil,
• Penjepit
prepet, kancing cetet,
• Biji bijian
tali, kait, risleting, pita,
• Lem tali sepatu, peniti,
• Kuas gesper, kancing sepatu

• Sepatu dan alat semir • Kapas pembersih telinga


(Cotton buds) dan tissue
• Gunting kuku
• Lap kaca, kayu, perak,
• Sampo anak dan sisir
kuningan
• Karet rambut, pita, dll
• Timbangan dan bahan-
• Meja
bahan untuk ditimbang
• Alat ukur • dan lain-lain.
• Saringan/ ayakan

b. Sudut Sensorik
Sudut sensorik mengembangkan sensitifitas penginderaan anak,
yakni penglihatan, pendengaran, penghiduan, perabaan, dan
pengecapan. Di sudut sensorik fokus pada pengenalan benda
-34-

seperti berbagai perbedaan warna, merasakan berat ringan,


berbagai bentuk dan ukuran, merasakan tekstur halus-kasar,
tinggi-rendah suara, berbagai bebauan dari benda-benda, dan
mengecap berbagai rasa dari benda yang dijumpai sehari-hari.

Gambar 3. Contoh kegiatan sudut sensorik

Bahan dan alat main pada sudut ini dapat berupa:


• Berbagai bumbu dapur di dalam botol untuk dicium
• Berbagai sumber rasa asin, manis, pahit, asam
• Kain dan biji-bijian dengan berbagai tekstur
• Menara gelang
• Bola palu
• Lonceng tangan, dan lain-lain

c. Sudut Matematika (Pre Math and Perception Corner)


Sudut matematika memberi kesempatan kepada anak-anak mengenal
konsep-konsep matematika mulai dari hal yang kongkrit hingga abstrak.
Anak-anak belajar memahami konsep dasar kuantitas/jumlah dan
hubungannya dengan lambang-lambang serta mempelajari angka-angka
yang lebih besar dan operasi matematika seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian secara alami. Selain itu, di sudut
ini anak dapat belajar matematika melalui pengukuran, seperti mengukur
jarak, mengukur literan, mengukur besar kecil dan lain-lain.
-35-

Gambar 4. Contoh kegiatan sudut matematika

Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat berupa:
• Berbagai jenis kancing • Balok-balok
• Kartu bilangan • Alat bermain konstruksi
• Kotak pernak pernik • Lotto (sebaiknya
berwarna dilengkapi gambar)
• Papan geobord • Berbagai macam puzzle
• Gambar-gambar • Manik manik
himpunan bilangan • Alat untuk meronce
• Berbagai jenis botol • Tempat telur
• Berbagai jenis batu

d. Sudut Bahasa (Language and Vocabulary Corner)


Sudut bahasa mengembangkan kemampuan anak dalam
belajar mendengar dan menggunakan kosa kata yang tepat untuk
seluruh kegiatan, mempelajari nama-nama susunan, bentuk
geometris, komposisi, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Selain
itu, anak-anak mulai diperkenalkan tentang komposisi/ susunan
kata, kalimat dan cerita.

Gambar 5. Contoh kegiatan sudut


-36-

Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat
berupa:

• Rak barang # Kertas, alat tulis


• Kartu huruf • Gambar seri
• Folder anak * Karpet puzzle huruf
• Macam-macam gambar • Karpet puzzle benda-
• Kartu kata Benda

e. Sudut Kebudayaan (Culture and Library Corner)


Sudut kebudayaan memberi kesempatan kepada anak-anak
untuk mengenal Geografi, Sejarah, Ilmu tentang tumbuh-tumbuhan
dan IImu pengetahuan yang sederhana. Anak-anak belajar secara
individual, kelompok dan diskusi mengenai dunia sekitar mereka,
pada saat ini dan masa lalu. Pengenalan akan tumbuh-tumbuhan
dan kehidupan binatang seperti juga pengalaman sederhana untuk
mengetahui lebih jauh tentang ilmu pengetahuan alam. Selain itu,
anak-anakpun diperkenalkan tentang masakan khas daerah,
melalui kegiatan memasak.

Gambar 6. Contoh kegiatan sudut kebudayaan

Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat
berupa:

• Berbagai macam buku • Bantal baca


cerita • Playdough
• Ensiklopedia anak • Tanah liat
• Meja • Pinset
- 37-

Sudut-sudut di atas saling berkaitan dan dibuka secara


bersamaan setiap harinya. Anak-anak dibolehkan untuk memilih
sudut mana yang paling diminatinya. Mereka dapat berpindah ke
sudut lainnya dengan tidak mewajibkan untuk menguasai
kemampuan di sudut sebelumnya. Namun demikian sudut sensorik
dan sudut latihan kehidupan praktis merupakan fondasi yang
mendasar bagi sudut yang lain. Artinya anak usia yang lebih muda
membutuhkan lebih banyak waktu dan kesempatan bermain di dua
sudut tersebut.
Sepanjang hari terdapat aktivitas-aktivitas yang memungkinkan
anak-anak menikmati dan mengembangkan keahlian dan kepekaan
sosial mereka. Untuk mengenalkan nilai-nilai dan kegiatan ritual
keagamaan, maka di Indonesia ditambahkan dan dikembangkan
sudut ketuhanan.
4. Model Area
Model area adalah model pembelajaran yang lebih memberikan
kesempatan kepada anak untuk memilih atau melakukan kegiatan
sendiri sesuai dengan minatnya.
Model Pembelajaran Area dikembangkan oleh Highscope di
Amerika Serikat dan dikembangkan di Indonesia oleh Children
Resources International, Inc. Model Pembelajaran Area dirancang
untuk memenuhi kebutuhan khusus bagi setiap anak dan dapat
menjunjung tinggi keragaman tradisi budaya. Model pembelajaran
area menekan.kan akan individualisasi pengalaman belajar bagi
anak, membantu anak mengambil keputusan melalui kegiatan yang
direncanakan serta melibatkan peranserta keluarga.
Filosofi model pembelajaran berdasarkan area adalah sebagai
berikut;
a. Melibatkan anak secara alamiah dalam proses belajar.
b. Lingkungan dirancang secara cermat dengan menggunakan
konsep "Tahap Demi Tahap" mendorong anak untuk
Bereksplorasi, Mempelopori, dan Menciptakan.
c. Dalam menciptakan lingkungan dan menyediakan bahan ajar,
pendidik menggunakan pengetahuan yang tepat dan sesuai
dengan tahap perkembangan anak.
d. Peran pendidik adalah menyusun tujuan yang sesuai bagi
masing-masing anak secara individu dan kelompok, yang
bertujuan untuk: (1) Menanggapi minat anak; (2) Menghargai
- 38 -

kelebihan-kelebihan dan kebutuhan setiap anak; (3) Menjaga


keingintahuan alami anak untuk bertahan hidup; (4) Mendukung
pembelajaran bersama.
Dalam proses pelaksanaannya model area menggunakan
pendekatan perkembangan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Anak adalah pembelajar aktif yang secara terus menerus
mendapatkan informasi mengenai dunia melalui kegiatan
bey main.
b. Anak mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan
perkembangan yang dapat diperkirakan.
c. Anak bergantung pada kognitif melalui interaksi sosial.
d. Anak adalah individu unik yang tumbuh dan berkembang dengan
kecepatan yang berbeda.
Lingkungan belajar pada model pembelajaran area
merupakan lingkungan belajar yang berpusat pada anak. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan minat masing-
masing anak (individualisasi), sementara itu pula memperhatikan
pentingnya pembelajaran antar teman sebaya dan pembelajaran
dalam kelompok-kelompok kecil.
Proses individualisasi dicapai dengan menghargai tahapan
perkembangan setiap anak dan merencanakan serangkaian
kegiatan yang sesuai untuk memastikan pengalaman yang berhasil
dari masing-masing anak. Anak-anak berindividualisasi saat mereka
memilih pusat kegiatan atau kegiatan/permainan tertentu.
Pendidik mengamati anak dengan cermat selama kegiatan
berlangsung. Pendidik dapat merubah atau menyesuaikan bahan
ajar dan kegiatan yang diperlukan. Kelompok kecil akan lebih
memaksimalkan tingkat individualisasi dan meningkatkan
efektifitas pendidik.
Area ditata secara menarik dan mengundang minat anak.
Peralatan, bahan-bahan ajar, jadwal harian, dan tata letak kelas
sesuai dengan kebutuhan dan meningkatkan pertumbuhan setiap
anak. Setiap area memiliki beberapa kegiatan yang menggunakan
alat dan bahan yang berbeda sesuai dengan ka.rakteristik dan
tujuan area tersebut. Semua anak dapat memilih area mana yang
paling sesuai dengan minatnya. Untuk semua area difasilitasi oleh
seorang pendidik. Pendidik mengamati dan memberi dukungan
anak-anak yang bermain di semua area yang dibukanya.
Model pembelajaran berdasarkan area, terdiri dari:
-39-
a. Area Balok
Area balok memfasilitasi anak untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berpikir matematik, pola, bentuk
geometri, ilmu tentang peta (topologi), hubungan satu dengan
yang lain, penambahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian, kemampuan
berpikir dan memecahkan
masalah, kreativitas, dan
memperkuat daya
konsentrasi melalui kegiatan
A
membangun dengan balok.
Gambar 7. Contoh kegiatan Area Balok

Alat yang disediakan di area balok:

Balok dengan berbagai bentuk dan ukuran

Rak untuk meletakkan balok secara terklasifikasi berdasarkan


bentuk dan ukuran. (rak dilengkapi tulisan dan gambar dari
setiap bentuk balok).

Alas untuk membangun balok.

Asesoris balok sebagai pelengkap, misalnya balok berwarna

Benda aksesoris lainnya seperti, mobil-mobilan, binatang, orang,


pesawat atau pohon-pohonan

♦Alat tulis menulis untuk membangun keaksaraan anak, seperti;


kertas, krayon, pensil warna, dan spidol.
a. Area Drama
Area drama memfasilitasi anak untuk mengembangkan
pengetahuan dan pengalaman anak dalam menuangkan ide,
gagasan dan perasaan melalui kegiatan meniru, simbolik atau
berpura-pura tentang peran-peran dalam kehidupan sosial
dilingkungan sekitar.
Bermain drama penting untuk anak usia dini sebagai proses
melatih fungsi kognitif seperti mengingat, mengatur diri sendiri,
mengembangkan kemampuan berbahasa, meningkatkan
-40-

kemampuan fokus atau konsentrasi, merencanakan,


menentukan strategi, menentukan prioritas, mengembangkan
gagasan, dan keterampilan-keterampilan lain yang diperlukan
untuk menunjang keberhasilan di sekolah nanti. Kemampuan
mengontrol dan mengatur perilaku diri sendiri termasuk bagian
dari kemampuan fungsi eksekutif.

Gambar 8. Contoh Kegiatan Area Bermain Peran

Alat dan bahan yang disiapkan di area Main Drama:

• Alat-alat dapur

• Alat- alat rumah tangga

• Baju-baju untuk berbagai profesi

• Boneka berbagai bentuk

• Alat transportasi

• Alat pertukangan

• dan lainnya yang dapat dijadikan alat main sesuai peran


yang dimainkan anak.
c. Area Seni
Area seni mendukung pengembangan kreativitas dan
pengalaman taktil (perabaan) anak dalam menggunakan
berbagai bahan dan alat. Inti dari kegiatan seni adalah anak-
anak mengeksplorasi dan mengekspresikan apa yang mereka
amati, pikirkan, bayangkan, dan rasakan melalui alat dan bahan
yang digunakannya.
Alat dan bahan di sentra seni:

• Kertas dan berbagai ukuran kuas serta cat air warna-warni

• Karayon, spidol dan alat menggambar lainnya


-41-

Tanah liat

• Playdough atau plastisin

• Kayu, dedaunan, kain

• Kaleng

• Kertas warna warni

• Gunting, lem, dan


berbagai pita

• Bahan-bahan alam
dan daur ulang
lainnya yang aman
untuk anak.
Gambar 9. Contoh Kegiatan Area Seni

c. Area Pasir dan Air


Area pasir dan air lebih kepada pengembangan sensori-
motorik. Namun demikian sentra ini sangat kaya dengan
konsep-konsep matematika dan sain. Anak belajar penuh-
kosong, berat-ringan, volume, dan sebagainya. Anak juga dapat
belajar tentang perubahan bentuk, perubahan warna dan
sebagainya.
Area pasir dan air sangat
diminati anak. untuk
kelompok anak yang lebih
kecil biasanya belum dapat
mengendalikan diri sehingga
perlu membawa baju ganti
untuk digunakan selesai
bermain.
Gambar 10. Contoh Kegiatan Area Pasir dan Air
-42-

Alat dan bahan yang disediakan di area pasir dan air,


diantaranya:

• Botol-botol dengan gelas-gelas plastik dan corong

• Baskom dengan alat kocokan

• Alat pemompa air

• Berbagai alat dapur mainan untuk belajar mencuci

• Baju-baju atau kain kecil dengan penggilas untuk mencuci

• Berbagai bentuk cetakan kue untuk main pasir

• Aksesoris lainnya
e. Area Sains
Area Sains menyediakan banyak kesempatan bagi anak-anak
untuk menggunakan panca indera dan menyalurkan langsung
minat mereka terhadap kejadian-kejadian alamiah dan kegiatan-
kegiatan manipulatif.
Area sains juga dapat dilakukan di
luar ruangan dengan tanaman,
binatang, dan benda-benda di
sekitar.

Gambar 11. Contoh kegiatan area sains

Alat dan Bahan di Area Sains, terdiri dari:

• Gelas dan botol-botol berbagai ukuran

• Bahan pewarna

• Timbangan mainan

• Cermin, dan lain-lain


-43-

f. Area Keaksaraan
Area keaksaraan mengembangkan kemampuan mengenal
konsep huruf, kata, kalimat, dan makna tulisan/bacaan yang
ada disekitar anak.
Area keaksaraan meliputi buku-buku dan bahan bacaan
untuk kegiatan membaca, dibacakan, menyimak, dan menulis.
Keaksaraan di pergunakan selama hari-hari belajar anak.
Kemampuan keaksaraan
dimulai dengan mengenal
simbol-simbol sederhana dari
benda yang ada di
sekelilingnya, atau membuat
coretan di atas kertas.

Gambar 12. Contoh Kegiatan Area Keaksaraan

Alat dan bahan di area keaksaraan


• Berbagai kartu gambar
• Berbagai kartu kata
• Berbagai kartu huruf
• Berbagai alat tulis dan kertas
• Berbagai buku bergambar
g. Area Matematika
Area matematika sangat kental dengan kegiatan manipulatif. Di
area ini anak dapat belajar tentang bentuk, hitungan, angka,
jumlah, pengelompokkan, ukuran, pola, memasangkan. Di area
ini juga anak belajar pengembangan bahasa, sosial, emosional,
dan aspek perkembangan lainnya.
-44-

Alat dan Bahan:

• Wadah-wadah kecil
• Batu-batuan
• Tutup botol dengan berbagai warna
• Penjepit jemuran
• Berbagai bentuk geometri
• Kertas dan pensil, dll

Gambar 13. Contoh kegiatan area matematika

h. Area Gerak dan Musik


Gerak dan musik untuk anak usia dini sangat penting
untuk membangun kesadaran akan gerakan diri sensiri, melatih
kelenturan, mengikuti irama music, mengenal bunyi alat musik,
mengeksplorasi alat-alat sederhana menjadi alat musik bebas.
Kegiatan gerak dan lagu merupakan kebutuhan sehari-hari
untuk anak usia dini.
Dengan berkegiatan yang menyenangkan di area gerak dan
lagu, akan berpengaruh pada: kemampuan berpikir dan
berbahasa, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
fokus, membangun kesadaran spasial, mengembangkan rasa
percaya diri, melatih kekuatan, kelenturan, koordinasi
fisik, serta membangun keterampilan sosial.

Gambar 14. Contoh Kegiatan Area Gerak dan Lagu


-45-

Alat dan bahan di area gerak dan lagu:


• Tape recorder dan kaset instrument atau lagu-lagu

• Alat musik tradisional

• Alat musik modern (organ, gitar, dll untuk ukuran mini)

• Alat musik dari bahan daur ulang dari botol plastik atau
bahan lainnya, dan lain-lain
i. Area Agama
Area Agama merupakan hasil pengembangan model area di
Indonesia. Area Agama memfasilitasi anak belajar tentang
kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.

Alat dan Bahan:

• Miniatur rumah ibadah,

• Perlengkapan ibadah,

• Buku-buku bacaan,

• kertas gambar dan alat-


alat gambar, dan lain-lain

Gambar 15. Contoh Kegiatan Area Agama

5. Model Sentra
Model yang dikembangkan Creative Curiculum mengelola
kegiatan pembelajaran yang seimbang antara bimbingan pendidik
dengan inisiatif anak. Bermain dipandang sebagai kerja otak
sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari pengembangan
ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya "start and finish".
Dukungan pendidik memfasilitasi anak mengembangkan kecakapan
berpikir aktif dan anak diberi keleluasaan untuk melakukan berbagai
kegiatan untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia
sekelilingnya.
- 46 -

Sentra yang dikembangkan tidak berbeda dengan sistem area.


Perbedaan nampak dalam pengelolaan kelas. Dalam model area
semua anak bebas bergerak di semua area yang dikelola oleh
seorang pendidik. Sedangkan dalam model sentra anak bebas
memilih bermain yang disiapkan dalam satu sentra.

Di dalam sentra dilengkapi dengan 3 jenis kegiatan bermain


yaitu bermain sensorimotorik, main peran, dan main pembangunan.

Keragaman main atau disebut juga densitas main memfasilitasi


untuk dapat memilih mainan sesuai dengan minatnya.
Proses pembelajaran sentra dilakukan dengan menggunakan 4
pijakan yaitu pijakan penataan alat (pijakan lingkungan), pijakan

sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main.

1. Pijakan Penataan Alat


Penataan lingkungan main diperlukan agar lingkungan main
anak lebih terstruktur, terencana akan menciptakan kondisi
nyaman pada lingkungan main anak.
Lingkungan merupakan semua hal yang mencakup dan

dimiliki sekitar arena permainan. Diantaranya lantai, dinding-


dinding, bentuk serta ukuran ruangan belajar, taman, perabotan
dan bahan-bahan yang akan diperlukan dalam lingkungan main.
Ruangan belajar yang secara estetika memberi kesan aman clan
nyaman, dapat membantu suasana pembelajaran menjadi
nyaman. Rancangan di dalam maupun di luar kelas harus
direncanakan dengan baik. Suasana yang telah di tata dan

direncanakan dapat mendukung anak untuk proses sosialisasi


dan pemecahan masalah. Sehingga anak-anak akan tertarik
untuk terus belajar, menelusuri bahan-bahan dan mencari
berbagai informasi baru.
Berikut ini adalah beberapa hal yang hams diperhatikan
dalam menata lingkungan main :
b. Suhu Ruangan

Hal pertama yang akan diperhatikan anak ketika memasuki


ruang belajar adalah suhu ruangan. Jendela adalah hal
termudah untuk mendapatkan sirkulasi yang baik. Jika sangat
- 47-

memungkinkan, pendidik harus menemukan cara untuk

memberikan sirkulasi yang baik.


c. Akustik dan Mutu Suara

Ruang kelas yang tidak dirancang dengan baik akan


berpengaruh terhadap kebisingan, gema dan masalah akuistik

lainnya sehingga menyebabkan terganggunya perhatian dan


disiplin ruang kelas.

d. Penerangan
Penerangan alamiah se sungguhnya lebih baik daripada
penerangan lampu listrik karena lebih terang. Terkadang

penerangan lampu nyang sudah tua dan berkedip akan


mengganggu pengelihatan.
e. Ukuran Ruang dan kepadatan
Kepadatan dalam lingkungan kelas dapat menimbulkan stress.

Kelas yang penuh sesak akan menyebabkan anak saling


bersenggolan, bertabrakan dan menganggu satu sama lainnya.
f. Meubel dan mobilitas tempat duduk

Kursi-kursi yang tidak nyaman dan berat serta tempat duduk


yang terpatri mati akan menciptakan lingkungan belajar yang
kaku.

2. Pijakan sebelum Main


Pijakan sebelum main diperlukan untuk menambah
semangat anak dalam melakukan pembelajaran. Dalam kegiatan
awal main, yang paling menentukan adalah peran seorang
pendidik. Adapun beberapa hal penting yang perlu dilakukan
dalam tahapan ini adalah: pendidik bertindak sebagai informan
pengetahuan untuk setiap anak yang akan melakukan
pembelajaran serta pendidik membuat aturan kesepakatan yang
harus dipatuhi oleh setiap anak tanpa pengecualian. Aturan di
awal permainan sangat bermanfaat dalam peningkatan
kedisiplinan anak serta melatih kemandirian anak.
Berikut ini adalah pijakan sebelum main yang dapat
diterapkan sebelum anak melakukan permainan, sebagai berikut:
a. Salam dan berdoa
b. Mengecek kehadiran siswa
- 48-

c. Appersepsi
d. Penjelasan konsep
e. Informasi kegiatan main
f. Kesepakatan aturan main
Sebagai contoh pijakan sebelum main, Pada hari tersebut materi
yang akan disampaikan kepada anak adalah mengenai "Buah
Pepaya", maka sebelum pembelajaran dimulai pendidik
melakukan sebagaimana point a dan b, kemudian menggali
pengetahuan anak tentang "Buah Pepaya" untuk selanjutnya
dihubungkan dengan informasi sebenarnya (appersepsi).
Kemudian pendidik memberikan penjelasan kepada anak
mengenai "Buah Pepaya", dimulai dari asal Buah Pepaya, bentuk
Buah Pepaya, manfaat dan kegunaan Buah Pepaya, dan banyak
lagi, sehingga ketika pembelajaran dimulai akan terasa suasana
yang sangat menyenangkan.
Selanjutnya setelah memberikan penjelasan konsep dan
informasi kegiatan main yang akan dilakukan, maka pendidik
membuat suatu aturan main bersama yang hams dipatuhi oleh
semua anak tanpa terkecuali. Misalnya, anak diharuskan
menggunakan media crayon secara bergantian. Hal ini dilakukan
untuk menumbuhkan sikap peduli dan peka dalam diri anak.
Dampak positif dalam pijakan sebelum main adalah :
a. Meningkatkan daya fakir;
b. Menganalisa masalah;
c. Memecahkan masalah;
d. Meningkatkan rasa percaya diri anak ketika proses
pembelajaran berlangsung
3. Pijakan Saat main
Pijakan saat main berkaitan erat dengan taksonomi
pertanyaan, yang terdiri atas fakta, konvergen, divergen dan
penilaian. fakta merupakan rangkaian jawaban yang diberikan
dan bersifat absolut/sebenarnya. Konvergen adalah jenis
pertanyaan yang hanya memiliki satu jawaban. Divergen adalah
jenis pertanyaan yang memiliki banyak jawan yang benar.
Penilaian adalah bentuk pertanyaan yang memerlukan uraian
untuk menjawabnya. Contoh :
➢ Fakta: "Apa rasa air laut?" Jawab: "asin"
- 49 -

➢ Konvergen: "Bagaimana ikan bergerak di air?" Jawab:


"berenang"
➢ Divergen: "Apa saja yang hidup di laut?" Jawab: Ikan,
Plankton, Ubur-ubur, dan lain-lain.
➢ Penilaian: "Apa yang terjadi kalau air laut tercemar?" Jawab:
Akan menyebabkan laut menjadi kotor, Akan menyebabkan
kematian bagi seluruh biota laut, dan lain-lain.
Selain bentuk pertanyaan, terdapat bentuk pernyataan yang
berfungsi sebagai penguatan konsep yang telah dilakukan oleh
anak. Pernyataan terbagi atas pernyataan langsung dan tidak
langsung. Contoh pernyataan langsung: "Bu guru lihat, Ani sudah
melukis di atas kertas menggunakan cat air berwarna jingga,
merah dan hitam

4. Pijakan Setelah Main


Pijakan setelah main dilakukan untuk membagi pengalaman
antara satu anak dengan yang lainnya, memberikan informasi-
informasi baru sehingga akan terlihat perkembangan setiap anak
dalam menangkap setiap materi pembelajaran.
Dalam Tahap ini pendidik dapat melakukan hal-hal di
bawah ini:
a. Menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan anak per
individu;
b. Menindaklanjuti jenis main yang diminati atau tidak bagi
anak;
c. Menanyakan perasaan setelah main;
d. Mengucapkan terimakasih secara verbal atas keikutsertaan
mereka dalam pembelajaran dan menjalani kesepakatan
bermain.
Macam-macam sentra diantaranya:
a. Sentra Balok
Sentra balok memfasilitasi anak bermain tentang konsep
bentuk, ukuran, keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian,
bahasa, dan kreativitas. Bermain balok selalu dikaitkan dengan
main peran mikro, dimana bangunan yang dibangun anak
digunakan untuk bermain peran.
-50-

Gambar 16. Contoh Tata Ruang Sentra Balok

b. Sentra Main Peran Kecil (mikro)


Main peran kecil mengembangkan kemampuan berpikir
abstrak, berbahasa, sosial-emosional, menyambungkan
pengetahuan yang sudah dimiliki anak dengan pengetahuan
baru, menggunakan alat main peran berukuran kecil. Anak
berperan sebagai sutradara yang mengatur beberapa peran.
Contoh, pendidik menyediakan beberapa pos bermain, yang di
dalamnya terdapat beberapa peran yang dapat dimainkan oleh
anak. Dalam satu pos bermain anak dapat memilih secara bebas
peranan yang hendak dimainkannya sesuai tema yang
berlangsung.
Alat dan Bahan:
• Berbagai miniatur mainan
• Berbagai mainan alat rumah
tangga
• Berbagai mainan mini alat
kedokteran
• Berbagai mainan mini alat
transportasi
• Berbagai mainan mini alat
tukang
Gambar 17. Contoh Tata Ruang Sentra Main Peran Kecil

c. Sentra Main Peran Besar (Makro)


Sentra main peran besar mengembangkan kemampuan
mengenal lingkungan sosial, mengembangkan kemampuan
bahasa, kematangan emosi dengan menggunakan alat main yang
berukuran sesuai dengan ukuran sebenarnya. Dalam sentra main
peran besar, anak cenderung menjadi pemain (aktor) dan
-51-

mengikuti alur cerita yang difasilitasi oleh guru atau


dikembangkan sendiri oleh anak. Contoh, anak memerankan
sebagai dokter atau ayah (sesuai tema), dan merefleksikan segala
tugas serta pengalaman sesuai yang diperankannya.

Alat dan Bahan:

• Mainan untuk pasar-pasaran

• Mainan untuk rumah-rumahan

• Mainan untuk dokter-dokteran

• Mainan untuk kegiatan pantai

• Mainan untuk tukang-tukangan

• Mainan untuk kegiatan nelayan

• Mainan salon-salonan, dll

Gambar 18. Contoh Tata Ruang Sentra Main Peran Besar

d. Sentra Imtaq
Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama dengan
keterampilan yang terkait
f dengan agama yang dianut
anak. Sentra Imtaq untuk
RA mengenalkan nilai-nilai
kehidupan beragama yang
terdapat dalam rukun iman,
rukun Islam dan Ihsan yang
dilakukan secara konseptual maupun praktis.

Gambar 19. Contoh Tata Ruang Sentra Imtaq

Alat dan Bahan :


• Huruf-huruf hijaiyah
• Puzzle berbagai rumah ibadah
• Alat-alat beribadah
• Gambar Anak solat

• Bacaan dan do'a-do'a


-52-

e. Sentra Seni
Sentra seni dapat dibagi menjadi seni musik, seni tari, dan
seni rupa. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung
pada kemampuan RA. Disarankan minimal ada dua kegiatan
yang dikembangkan di sentra seni yakni seni musik dan seni
rupa. Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus,
keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya.
Sentra seni memungkinkan pendidik memfasilitasi anak dalam
membuat hasil karya sesuai dengan tema yang berlangsung.

Alat dan bahan:


• Berbagai benda bekas yang
tidak berbahaya bagi anak
• Lem
• Gunting
• Kertas
• Balon, dll
* Bahan disesuaikan dengan
kegiatan yang ada
dilakukan anak.

Gambar 20. Contoh Tata Ruang Sentra Seni

f. Sentra Persiapan
Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan keaksaraan
awal pada anak. Keaksaraan awal adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan kemampuan anak dalam menggunakan
aksara atau membaca dan menulis yang dikuasai sebelum anak
belajar cara membaca dan menulis. Keaksaraan awal di
antaranya adalah bahasa lisan ekspresif dan reseptif, makna
bunyi, pemahaman visual, konsep matematika dasar, dan logika
dasar. Kegiatan persiapan dapat juga diperkuat dalam beberapa
kegiatan bermain yang berbeda.
-53-

Alat dan Bahan Main:


• Berbagai karton bertuliskan
angka
• Berbagai karton diberi tanda
bulatan sesuai tanda bilangan
• Berbagai kartu huruf dan
gambar
• Berbagai kartu kata

Gambar 21. Contoh Kegiatan Sentra Persiapan

g. Sentra Bahan Alam


Sentra bahan alam lebih menguatkan pengetahuan sain,
matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai
bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan,
daun, dan sebagainya. Di sentra bahan alam anak memiliki
kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara
sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang
berbeda melalui penguatan fungsi panca indera.
Saat bermain di sentra bahan alam ini, pendidik
memfasilitasi pemanfaatan berbagai media dalam kegiatan
bermain untuk memperkuat organ menulis (motorik halus) dalam
rangka persiapan menulis. Organ menulis anak diantaranya
adalah pergelangan tangan dan tiga buah jari, yaitu ibu jari,
telunjuk dan jari tengah.

Alat dan Bahan Main:


• Berbagai pasir daratan/pantai
• Berbagai jenis tanah
• Berbagai jenis air tanah/ PAM
• Berbagai bebatuan.
• Berbagai dedaunan/ranting
tanaman/ pohon
• dll sesuai dengan kondisi RA
Gambar 22. Contoh Tata Ruang Dan Kegiatan Sentra Bahan Alam
-54-

h. Sentra Memasak
Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak
dalam mengenal berbagai bahan makanan dan proses sain yang
menyenangkan. Sebagai laboratorium mini, sentra memasak
memfasilitasi anak belajar konsep matematika, sain, alam, dan
sosial, seperti perubahan benda cair ke padat, rasa dan aroma,
fungsi panca indera, dan lain sebagainya, sehingga menunjang
perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik, seni,
dan nilai agama.
Alat dan Bahan Main:

• Kain Celemek
• Topi kepala
• Pisau pastik
• Berbagai bahan sayuran
• Berbagai bahan bumbu
• dll sesuai dengan kondisi RA

Gambar 23. Contoh Tata Ruang Dan Kegiatan Sentra Memasak

Model-model pembelajaran tersebut di atas merupakan hasil


penelitian dan penerapan para pakar pendidikan anak usia dini
yang berlangsung bertahun-tahun sebelum disosialisasikan lebih
luas. Pengkajian oleh para ahli dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana efektifitas model-model tersebut mampu membantu
anak dalam belajar. Setiap model memiliki kekuatan dan
keunggulan masing-masing. Oleh karena itu apapun model yang
digunakan, anak bisa bermain dengan nyaman, aman, dan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya dapat
berkembang dengan baik.
- 55-

BAB V
PENUTUP

Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan spiritual, moral, sosio


emosional, kecerdasan, seni, bahasa dan fisik motorik pada anak dicapai
melalui pembelajaran yang melibatkan konten dan metode yang
digunakan. Metode pembelajaran lebih penting daripada materi yang
diajarkan. Karena itu, pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
menggunakan metode dan strategi pembelajaran secara bervariasi.
Tidak ada satu strategi atau metode yang terbaik untuk semua
situasi dan kondisi. Pendidik diharapkan dapat memilih strategi dan
metode yang tepat sesuai dengan situasi, kondisi, serta karakteristik anak
dan kebutuhan pembelajaran.
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat dipedomani oleh para pendidik,
pengelola, penyelenggara dan pemangku kepentingan untuk
mengembangkan dan memfasilitasi penerapan strategi pembelajaran yang
tepat.

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2766 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
DI RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan penilaian


perkembangan belajar anal( yang bermutu pada
Raudlatul Athfal diperlukan pedoman Penilaian
Perkembangan Anak di Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Penilaian Perkembangan
Anak di Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN
PERKEMBANGAN ANAK DI RAUDHATUL ATHFAL.
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penilaian Perkembangan
Anak di Raudhatul Athfal sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Penilaian Perkembangan Anak di


Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KESATU sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran ditingkat satuan pendidikan Raudhatul
Athfal.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2766 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DI
RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DI RAUDHATUL


ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian perkembangan anak merupakan salah satu komponen
penting untuk melihat dan menggambarkan capaian proses dan basil
belajar anak. Penilaian yang komprehensif akan membantu pendidik
dalam memperoleh gambaran secara utuh tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak yang meliputi seluruh aspek perkembangan seperti
nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
dan seni.
Penilaian perkembangan anak seyogyanya juga dilakukan secara
alamiah dalam kegiatan bermain yang sudah direncanakan. Dalam
proses penilaian, pendidik akan mengamati apa yang anak lakukan
saat bermain, termasuk mencatat kemunculan indikator dari setiap
aspek perkembangan anak.
Penilaian dalam proses pembelajaran memberikan informasi
tentang pencapaian perkembangan anak yang selanjutnya akan
digunakan oleh pendidik sebagai umpan balik dalam kegiatan
pembelajaran dan digunakan untuk menyusun rencana pembelajaran
selanjutnya. Hasil penilaian perkembangan anak setiap hari akan
direkapitulasi dalam penilaian semester yang dilaporkan dalam bentuk
laporan perkembangan anak. Laporan perkembangan anak sebagai
tahapan akhir dari penilaian diharapkan akan membantu orang tua
dalam memberikan stimulasi perkembangan sehingga terwujud
kesinambungan program antara di Raudhatul Athfal (RA) dengan di
rumah.
-2-

Berdasarkan hal tersebut maka Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam Kementerian Agama menyusun Petunjuk Teknis tentang Penilaian
Perkembangan Anak di Raudhaul Athfal (RA).

B. Tuj u an
Tujuan dari petunjuk teknis penilaian perkembangan anak di RA
adalah sebagai berikut:
1. Menjadi acuan pendidik RA dalam memahami konsep penilaian
perkembangan anak dari satu periode ke periode berikutnya;
2. Menjadi acuan pendidik RA dalam merencanakan, melaksanakan,
menindaklanjuti hasil penilaian, dan membuat laporan hasil
penilaian perkembangan anak.

C. Sasaran
Sasaran dari petunjuk teknis penilaian perkembangan ini yaitu
pengelola, pelaksana, penyelenggara, dan pemangku kepentingan RA.

D. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis penilaian perkembangan anak di RA ini membahas
tentang konsep penilaian, penilaian perkembangan, tahapan penilaian,
dan laporan perkembangan anak.
-3-

BAB II
KONSEP PENILAIAN

A. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi oleh pendidik
tentang capaian perkembangan dari hasil kegiatan belajar anak. Proses
penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran dan bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua
aspek perkembangan. Penilaian dilakukan pada saat anak terlibat
dalam kegiatan bermain dan dilakukan secara alami dalam kondisi
pembelajaran yang dirancang oleh pendidik.
Penilaian perkembangan anak di RA menggunakan pendekatan
penilaian otentik, yaitu merupakan penilaian proses dan hasil belajar
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan dan keterampilan berdasarkan fakta yang
sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur,
berkelanjutan, menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu
tertentu.

B. Manfaat Penilaian
1. Memberikan informasi tentang pencapaian perkembangan anak;
2. Memberi umpan balik atau masukan bagi pendidik untuk
memperbaiki proses pembelajaran;
3. Memberi umpan balik atau masukan bagi pendidik dan pengelola
dalam memperbaiki program RA;
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik dalam memberikan
dukungan terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak
secara optimal;
5. Sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik untuk memfasilitasi anak
dalam merancang kegiatan bermain yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya;
6. Memberikan informasi kepada orang tua terkait kemajuan
perkembangan anak.
-4-

C. Prinsip Penilaian
1. Mendidik
Proses hasil penilaian dapat dijadikan sebagai dasar untuk
memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan
berkembang secara optimal.
2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus
untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3. Obyektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subyektivitas penilai sehingga menggambarkan data
atau informasi yang sesungguhnya.
4. Akuntabel
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang
jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
5. Transparan
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian
serta dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku
kepentingan yang relevan.
6. Sistematis
Penilaian dilaksanakan secara teratur dan terprogram sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan
berbagai instrumen.
7. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak balk sikap, pengetahuan maupun keterampilan, dan
mengakomodir seluruh keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi,
termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
8 Bermakna
Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak,
orang tua, pendidik dan pihak yang terkait.
-5-

D. Lingkup Penilaian
Lingkup penilaian perkembangan anak di RA meliputi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi
ukuran fisik yang mencakup berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala. Adapun penilaian perkembangan meliputi bertambahnya
kemampuan baik secara psikis maupun fisik anak, yang mencakup
perilaku beragama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional,
dan seni.
Secara rinci lingkup perkembangan anak dijelaskan pada tabel
berikut:
Tabel 2.1.
Lingkup Perkembangan Anak

1. Perilaku beragama, meliputi:


Pengetahuan tentang aqidah Islam, berakhlak karimah, perilaku
beribadah sesuai syariah, perilaku bermuamalah, mengenal cerita
Islami.
2. Fisik motorik, meliputi:
a.Motorik kasar, yaitu memiliki kemampuan gerakan tubuh
secara lentur, seimbang dan lincah mengikuti aturan.
b.Motorik halus, yaitu memiliki kemampuan menggunakan alat
untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam
berbagai bentuk.
c.Kesehatan dan perilaku keselamatan, yaitu memiliki berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta memiliki
kemampuan untuk berperilaku bersih, sehat dan peduli
terhadap keselamatannya.
3. Kognitif, meliputi :
a.Belajar dan pemecahan masalah, yaitu mampu memecahkan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
yang fleksibel dan diterima sosial serta mampu menerapkan
pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru
b. Berfikir logis, yaitu mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi,
pola, berinisiatif, berencana dan mengenal sebab akibat.
-6-

c.Berfikir simbolik, yaitu mengenal, menyebutkan dan


menggunakan lambang bilangan 1-10, mengenal abjad serta
mampu merepresentasikan berbagai benda dalam bentuk
gambar.
4. Bahasa, meliputi :
a. Memahami (reseptif) Bahasa, yaitu memahami cerita, perintah,
aturan, menyenangi dan menghargai bacaan.
b.Mengekspresikan bahasa, yaitu mampu bertanya, menjawab
pertanyaan, berkomunikasi secara lisan, dan dapat
menceritakan kembali apa yang diketahui.
c. Keaksaraan, yaitu memahami hubungan bentuk dan bunyi
huruf, meniru bentuk huruf, dan memahami kata dalam cerita.
5. Sosial-emosional, meliputi:
a. Kesadaran diri, yaitu memperlihatkan kemampuan diri,
mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri serta
mampu menyesuaikan diri dengan orang lain.
b. Rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, yaitu
mengetahui hak-haknya, menaati aturan, mengatur diri
sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk
kebaikan sesama.
c. Perilaku prososial, yaitu mampu bermain dengan teman
sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta
menghargai hak dan pendapat orang lain, bersifat kooperatif,
toleran dan berperilaku sopan.
6. Seni, yang meliputi: Mengeksplorasi diri, berimajinasi dengan
gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni
lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya
seni.
-7-

BAB III
Penilaian Perkembangan Anak

Penilaian perkembangan anak mengukur kompetensi dasar di


setiap lingkup perkembangan dengan menggunakan tolok ukur
indikator perkembangan per kelompok usia. Dasar pelaksanaan dan
mekanisme penilaian mengacu pada Keputusan Menteri Agama Nomor
792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul
Athfal

A. Teknik Penilaian
Teknik penilaian perkembangan anak meliputi:
1. Ceklis Perkembangan
Ceklis perkembangan adalah cara menandai ketercapaian indikator
tertentu dengan ciri-ciri tertentu. Tanda khusus berupa tanda
centang, huruf, simbol tertentu, dan lain-lain. Tetapi dalam
implementasi penilaian, tanda ceklis menggunakan huruf seperti
tertuang sebagai berikut:
a. BB (Belum Berkembang), artinya bila anak melakukannya masih
harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh pendidik.
b. MB (Mulai Berkembang), artinya bila anak melakukannya masih
harus diingatkan atau dibantu oleh pendidik.
c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan), artinya bila anak sudah
dapat dilakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus
diingatkan oleh pendidik.
d. BSB (Berkembang Sangat Baik), artinya bila anak sudah
melakukan secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya
yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang
diharapkan.
-8-

Tabel 3.1
Contoh Format Ceklis Perkembangan
Tema : Allah Maha Pencipta (Al-Khalik)
Sub tema : Manusia Ciptaan Allah paling sempurna
Sub-sub tema : Panca indera
Tanggal Penilaian

Aspek Skala
Perkem- Indikator Perkembangan
bangan BB MB BSH BSB

Pendidikan
Agama Menghafal surat Nama
Islam QS.Ad Dhuha anak
(PAI)

Pendidikan
Agama Menghafal Nama
Islam Doa mensyukuri nikmat anak
(PAI)

Pendidikan
Agama Menghafal Hadis Sebarkan Nama
Islam Salam anak
(PAI)

Nilai
Anak dapat membedakan
Agama dan Nama
ciptaanAllah
Moral anak
dan ciptaan manusia
(NAM)
Melakukan berbagai gerakan
Fisik
terkoordinasi secara Nama
Motorik
terkontrol, seimbang dan anak
(FM)
lincah

Mengenal benda dengan


Kognitif Nama
menghubungkansatu benda
(Kog) anak
dengan benda yang lain
-9-

Aspek Skala
Perkem- Indikator Perkembangan
bangan BB MB BSH BSB

Bahasa Berani mengemukakan Nama


(Bhs) keinginan/pendapat anak

Sosial
Menaati aturan kelas Nama
Emosional
(kegiatan aturan) anak
(Sosem)

Sosial Memiliki perilaku yang


Nama
Emosional mencerminkan sikap percaya
anak
(Sosem) diri

Sosial
Mengenal perilaku baik dan Nama
Emosional
santun anak
(Sosem)

Dapat membuat berbagai


Nama
Seni macam bentuk dari berbagai
anak
macam media

2. Catatan Anekdot

Catatan anekdot merupakan catatan naratif singkat yang

menjelaskan perilaku anak yang penting bagi pendidik terkait

tumbuh kembang anak. Anekdot mendeskripsikan apa yang terjadi

secara faktual dan objektif yang menjelaskan bagaimana terjadi,

kapan, dimana, dan apa yang dikatakan dan dilakukan anak.

Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi nama

anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan bermain atau

pengalaman belajar yang diikuti anak dan perilaku, termasuk

ucapan yang disampaikan anak selama berkegiatan. Catatan

anekdot dibuat dengan menuliskan apa yang dilakukan atau

dibicarakan anak secara objektif, akurat, lengkap dan bermakna

tanpa penafsiran subjektif dari pendidik. Akurat (tepat), objektif

(apa adanya, tanpa memberi label misalnya: cengeng, malas,


-10-

nakal), spesifik (khusus/ tertentu), sederhana (tidak bertele-tele),

dan catatan pendidik terkait dengan indikator yang muncul dari

perilaku anak.

Tabel 3.2
Contoh Format Penilaian Tehnik Catatan Anekdot

Tanggal
Usia dan Kelompok : 5-6 Tahun / B
Nama Pendidik : Annisa, S.Pd.I

Nama
Anak Tempat Waktu Peristiwa/Perilaku

Aisya Sentra Pk. 09.00 Aisya menempelkan potongan-


Persiapan WIB potongan kertas ke dalam buku
gambarnya sesuai dengan bentuknya.
Capaian Kompetensi:
• Koordinasi mata dan tangan,
kelenturan jari jemari (FM 3.3; 4.3)
• Bertanggung jawab menyelesaikan
tugas (Sosem 2.12)
Umar Sentra Pk. 09.30 Umar mencampurkan warna merah
Bahan WIB dan biro kemudian dia berkata al-lei
Alam teman-teman, lihat warnanya berubah
menjadi kuning!"
Capaian Kompetensi:
• Memiliki rasa ingin tahu tentang
pencampuran warna (Kog 2.2)
• Mengungkapkan pendapat dengan
kalimat sederhana (Bhs 3.11; 4.11)
Salma Halaman Pk 10.00 Salma membuka bekal makanan dari
Sekolah WIB tasnya kemudian membagikan
kepada Fira dan Hanif.
Capaian Kompetensi:
• Senang berbagi makanan (Sosem
2.9)
Zidan Sentra Pk 09.15 Zidan memotong-motong sayuran dan
Main WIB kemudian memasukkannya ke dalam
Peran panci.
Capaian Kompetensi:
• Koordinasi mata dan tangan,
kelenturan jari jemari (FM 3.3; 4.3)
• Mengenal teknologi sederhana,
yaitu perabot rumah tangga (Kog
3.9;4.9)
Alma Sentra Pk 09.30 Alma menggunting kertas bergambar
Persiapan WIB kepala, badan dan kaki.
Alma menggunting dengan
menggunakan tiga jari.
Capaian Kompetensi:
• Koordinasi mata dan tangan,
kelenturan jari jemari (FM 3.3; 4.3)
3. Penilaian Hasil Karya

Penilaian hasil karya adalah penilaian terhadap buah pikir anak

yang dituangkan dalam bentuk karya nyata, dapat berupa:

pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak.

Tabel 3.3
Contoh Format Penilaian Hasil Karya
Tanggal : 5 Maret 2018
Nama :Alia
Usia : 5 tahun
Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan
Menulis nama
Gambar rumah tinggal
Gam bar mobil
Ada matahari bersinar
Ada pohon besar, tanaman
hias
Ada mobil dan pagar
Ada matahari bersinar
Analisis Ketercapaian Kompetensi Dasar:
• Keaksaraan awal: menuliskan nama (Kog. 3.12; 4.12)
• Mengenal lingkungan sosial, keluarga dan tempat tinggal (Kog.
3.7; 4.7)
• Mengenal lingkungan alam (Kog. 3.8; 4.8)
• Koordinasi mata dan tangan, kelenturan jari jemari (FM. 3.3; 4.3)

Tanggal : 6 April 2018


Nama : Zaskia
Muncul gambar awan
Ada pohon tinggi
Terdapat tulisan
mobilku yang terpisah
penggalan hurufnya
Ada gambar mobil di dalam
garasi (dalam kotak)

Analisis Ketercapaian Kompetensi Dasar:


• Keaksaraan awal: tulisan acak (Kog 3.12; 4.12)
• Mengenal lingkungan alam (Kog 3.8; 4.8)
• Mengenal alat transportasi (Kog. 3.7;4.7)
• Koordinasi mata dan tangan, kelenturan jari jemari (FM 3.3; 4.3)
-12-

B. Tahapan Penilaian
Tahapan penilaian perkembangan anak RA meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:

Perencanaan Proses Penyimpanan Pengolahan


Pelaporan
Penilaian Penilaian Data Data

Gambar 3.1 Tahapan Penilaian Perkembangan Anak


1. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian dimulai dengan menentukan teknik penilaian
yang akan digunakan se su ai kebu tu h an , meliputi: ceklis
perkembangan, catatan anekdot dan hasil karya.
2. Proses Penilaian
Proses penilaian dilakukan oleh pendidik pada saat anak melakukan
kegiatan bermain di RA. Penilaian terhadap anak tidak saja
dilakukan pada saat kegiatan inti di kelas, tetapi penilaian dilakukan
dari saat anak datang sampai anak pulang. Dalam proses penilaian,
pendidik harus mengacu pada prinsip prinsip penilaian. Saat anak
melakukan berbagai kegiatan, pendidik dapat mengamati segala hal
yang dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi
wajah, gerakan, dan karya anak. Dalam melakukan pengamatan,
pendidik perlu melakukan pencatatan sebagai bukti sekaligus
pengingat terhadap segala hal yang diamatinya.
3. Penyimpanan Data/Informasi
Semua data yang telah diperoleh pendidik selama
mengamati anak, baik berupa ceklis perkembangan, catatan anekdot
dan dan hasil karya perlu dikumpulkan dalam satu wadah yang
ditata rapi dan diberi identitas. Kumpulan data tersebut diurutkan
berdasarkan tanggal peristiwa. Semua kumpulan informasi tersebut
-13-

dinamakan portofolio. Sampul depan berisi foto dan identitas anak,


lembar isi berisi foto kegiatan anak, catatan pendidik tentang
kegiatan anak (ditulis scat mengamati kegiatan anak), dan analisis
Kompetensi Dasar.

Portofolio Perkembangan Anak


Nama RA
Tahun Pelajaran -

Logo RA

Foto Anak
Nama Anak
Usia
Kelompok

Gambar 3.2
Contoh Cover Penyimpanan Portofolio

4. Pengolahan Data/Analisis

Semua data dan informasi tentang anak yang telah terkumpul

dalam portofolio untuk dianalisis secara berkala, yaitu bulanan dan

semester sebagai pertimbangan untuk memberikan umpan balik dan

penentuan strategi pembelajaran berikutnya. Pengolahan data perlu

dilakukan agar pendidik mengetahui arah perkembangan anak.

Tabel 3.4
Contoh Pengolahan Data Akhir Bulan
Nama Anak : Aisya Usia Anak: 5 tahun
KD & Indikator Bulan Capaian
Ags Sep Okt Nov Des Akhir
Semester
Pendidikan Agama Islam
(PAI)
Menghafal surat BSH BSH BSH MB MB BSH
Ad-Dhuha
Menghafal doa BSH BSH BSH MB MB BSH
mensyukuri
nikmat
Menghafalkan MB MB BSH BSH MB BSH
hadis sebarkan
salam
-14-

Perkembangan NAM
1.1 Terbiasa menyebut MB MB BSH BSH MB BSH
nama Tuhan
sebagai Pencipta
Fisik Motorik (FM)
Melakukan BSH BSH BSH MB MB BSH
berbagai gerakan
3.3; terkoordinasi
4.3 secara terkontrol,
seimbang dan
lincah
Kognitif (Kog)
Mengenal benda -- MB MB BSH BSH
dengan
3.6;
menghubungkan
4.6
satu benda dengan
benda yang lain
Bahasa (Bhs)
Mengungkapkan -- -- MB BSH BSH BSH
3.11;
pendapat dengan
4.11
kalimat sederhana
Sosial Emosional (Sosem)
Menaati aturan MB MB MB MB MB MB
2.6 kelas (kegiatan
aturan)
2.7 Berperilaku sabar BSH BSH BSH BSH BSH BSH
3.2; Mengenal perilaku BB MB MB BSH BSH BSH
4.2 baik dan santun
Bertanggung MB MB MB BSH BSB BSB
jawab
2.12
menyelesaikan
tugas
Seni
Dapat membuat BSB BSH BSH BSB BSB BSB
berbagai macam
3.15;
bentuk dari
4.15
berbagai macam
media

5. Pelaporan
Tahap terakhir dari penilaian perkembangan anak adalah

pelaporan. Pelaporan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh

pendidik untuk mengomunikasikan perkembangan anak kepada orang

tua, baik diminta ataupun tidak. Pelaporan dimaksudkan menjalin

kebersamaan dan kerjasama antar pendidik dan orang tua.


-15-

BAB IV
PELAPORAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Pengertian Pelaporan Perkembangan Anak


Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian
tentang tingkat pencapaian perkembangan yang sudah dicapai oleh
anak, balk secara tertulis ataupun lisan. Pelaporan berupa deskripsi
tentang pertumbuhan fisik dan perkembangan kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan anak.

B. Etika Pelaporan
Laporan perkembangan anak dibuat secara lisan dan tertulis
oleh pendidik. Penyampaian laporan dilakukan secara tatap muka
antara pihak lembaga dengan orang tua sehingga dimungkinkan
adanya hubungan dan informasi timbal balik. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini hendaknya kerahasiaan data atau informasi dijaga,
artinya bahwa data atau informasi tentang anak hanya
diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua anak yang
bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan
selanjutnya. Orang tua yang ingin tahu tentang kondisi
perkembangan anaknya tetapi memiliki keterbatasan waktu, maka
pada saat pertemuan, komunikasi lebih difokuskan pada hal-hal
berikut:
I. Keadaan anak waktu belajar secara fisik, sosial, dan
emosional;
2. Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di RA;
3. Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak;
4. Hal-hal yang perlu dilakukan orang tua untuk membantu dan
mengembangkan anak lebih lanjut.

C. Jenis Pelaporan
Pelaporan hasil perkembangan anak dapat dibedakan menjadi
laporan berkala dan laporan insidental.
I. Pelaporan berkala disesuaikan dengan jadwal kalender akademik
yang ditetapkan oleh RA.
2. Pelaporan secara insidental disampaikan apabila ada hal-hal
yang terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting
untuk segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan
-16-

insidental dapat disampaikan secara lisan atau dicatat dalam


buku penghubung.

D. Waktu Pelaporan
Pemberian laporan dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
seperti triwulan dan semesteran, dan/atau sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan.

E. Komponen Pelaporan
Komponen laporan perkembangan anak dalam kurun semesteran
disusun sebagai berikut :
1. Bagian pertama, berisi identitas lembaga RA :
a. Logo lembaga RA
b. Nama Lembaga
c. Nomor Sekolah Madrasah (NSM)
d. Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)
e. Nomor Induk Sekolah (NIS) Lokal
f. Alamat (Jalan, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan
Provinsi) Email/Telepon/Web
2. Bagian kedua berisi tentang identitas anak dan orang tua (wali).
a. Identitas Anak, terdiri :
1) Nama Lengkap Anak;
2) Tempat dan Tgl Lahir
3) Jenis kelamin;
4) Status dalam keluarga;
5) Anak ke;
6) Jumlah saudara; dan
7) Alamat.
b. Identitas orang tua, terdiri:
1) Nama Ayah;
2) Alamat;
3) Pendidikan;
4) Pekerjaan;
5) No HP;
6) Nama Ibu;
7) Alamat;
8) Pendidikan;
9) Pekerjaan;
10) No HP.
-17-

3. Deskripsi laporan 6 (enam) aspek perkembangan anak


4. Laporan Perkembangan Pendidikan Agama Islam
5. Laporan kegiatan ekstrakurikuler
6. Laporan pertumbuhan dan perkembangan anak termasuk data
kesehatan

F. Bentuk Pelaporan Semester


1. Laporan semester disampaikan dalam bentuk narasi, hasil
rangkuman perkembangan anak didik sebagai dampak dari proses
belajar selama satu semester.
2. Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang
efektif dan tidak terlalu rumit dan obyektif sehingga tidak
menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua atau bagi yang
berkepentingan terhadap laporan perkembangan anak.
3. Deskripsi yang ditulis pendidik hendaklah dalam kalimat positif,
jelas, mudah dipahami, serta menggunakan tata bahasa dan ejaan
yang benar.

G. Tata Cara Penulisan Laporan


1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat
positif, santun dan gunakan kalimat tayibah sebagai ungkapan
rasa syukur kepada Allah
2. Memberikan inforinasi tentang tingkat pencapaian dan
perkembangan hasil belajar anak secara nyata (bersumber pada
data otentik dan tidak mengada-ada).
3. Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak
yang telah mencapai BSH dan BSB di setiap indikator pada
kompetensi dasar program pengembangan.
4. Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orangtua untuk
mengembangkan kemampuan anak yang indikator
perkembangannya masih BB dan MB.
5. Laporan bersifat personal (individual) yang menggambarkan
perilaku khusus anak di kelas.
Berikut ini adalah contoh pelaporan perkembangan anak:
Contoh: Identitas Lembaga

Logo
Lembaga

RA

1. Nama Lembaga
2. NSM
3. NPSN
4. Alamat
a. Jalan
b. Dusun
c. Kelurahan
d. Kecamatan
e. Kab./Kota
f. Provinsi
5. Email/Tip/Web

Contoh: Identitas Anak


A. Identitas Anak
1.Nama Lengkap Anak
2. NIS Lokal
3.Tempat dan Tgl Lahir
4. Jenis kelamin
5. Status dalam keluarga
6. Anak ke
7. Jumlah saudara
8.Alamat

B. Identitas orangtua
1. Nama Ayah
2. Alamat
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. No HP
-19-

6. Narna Ibu
7. Alamat
8. Pendidikan
9. Pekerjaan
10. No HP
-20-

Contoh Laporan Perkembangan Anak

Nama Anak Didik : Aisya


Kelompok : B
Usia : 6 Tahun, 4 Bulan
Semester/Tahun Pelajaran : I (satu) TP 2018 - 2019

Perkembangan Nilai Agama dan Moral


21-1-4-
N11 Aisya anak yang membanggakan terlihat dari banyaknya
capaian perkembangan pada semester ini yang mencapai sesuai
harapan dan sangat balk. Beberapa perkembangan yang dicapai
Aisya adalah:
• Mengenal Allah Swt sebagai pencipta nampak
saat dia mengatakan bahwa dirinya ciptaan Allah
Swt (1.1).
• Dapat melakukan gerakan shalat, senang
mendengarkan cerita dalam kitab suci terutama riwayat Nabi
Ibrahim AS (3.1 - 4.1).
• Mampu mengenal perilaku balk yang ditunjukkan dengan suka
menolong dan berbagi makanan serta mainan. Sikapnya santun
selalu mengucapkan salam dengan tersenyum. (3.2 - 4.2).

Beberapa perkembangan yang perlu mendapatkan perhatian khusu


dikarenakan belum berkembang diantaranya adalah:
• Membaca doa sebelum belajar (3.1-4.1), diharapkan orang tua di
rumah sering mengajak dan membiasakan anak berdoa sebelum
belajar.
• Mengembalikan benda yang bukan haknya (2.13), diharapkan
orang tua di rumah membiasakan anak untuk mengembalikan
benda pada yang berhak.
Perkembangan Motorik

J11-1-4-Nit Capaian perkembangan pada semester ini yang sesuai

harapan dan sangat balk oleh Aisya adalah:

• Mengkonsumsi sayur dengan lahap, yang sebelumnya tidak is


sukai (2.1)
• Menggunakan anggota tubuhnya untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
21

(3.3 - 4.3)
• Ia dapat bergerak dengan lincah dan luwes dalam setiap
kegiatan seperti melompat, memanjat, berlari, dsb. (3.3 - 4.3)
• Melakukan gerakan-gerakan menggunakan jari-jari tangannya
seperti menggunting, meronce,
menggambar dan menulis. (3.3-
4.3)
• Melakukan kegiatan sehari-hari secara
mandiri seperti memakai sepatu, minum
dan makan sendiri, ke toilet sendiri,
dengan meminta bantuan ibu pendidik
ketika mengalami kesulitan (3.3-4.3).

Perkembangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus


dikarenakan mulai berkembang diantaranya:
• Menjaga keamanan dirinya dari benda-benda yang berbahaya
(3.4-4.4). Orangtua diharapkan dapat mengingatkan benda-
benda yang berbahaya di rumah, dan cara menggunakannya.
Perkembangan Kognitif

Capaian perkembangan pada semester ini yang sesuai

harapan dan sangat baik oleh Aisya adalah:


• Mengenal teknologi sederhana dan fungsi alat tersebut. Aisya
mengerti apa fungsi alat pompa dan cara menggunakannya (3.9 -
4.9).
• Mengenal benda-benda di sekitarnya dari warna,
a
bentuk, ukuran, fungsi, sifat dan berbagai ciri- --
ciri yang ada pada benda itu. Ketika bermain
peran "Berbelanja di Supermarket", Aisya memilih benda-
benda yang akan dibeli berdasarkan kelompoknya
(3.6 - 4.6).
• Aisya dapat mengenali lingkungan sosialnya. Dia mengetahui
bahwa rumahnya berdekatan dengan rumah Fio, tetangganya.
Rizma juga bisa menceritakan bahwa Fio adalah saudaranya, ana
dari adik ayah Aisya. Kata Aisya suatu hari, "Bunda, ayahnya Fi
itu adiknya ayahku." (3.7 - 4.7)
22

Perkembangan yang belum berkembang dan perlu mendapatkan


perhatian khusus yaitu:
• Menyelesaikan masalah secara kreatif di kegiatan mainnya (3,5;
4,5). Orangtua memberikan banyak kesempatan
bagi Rizma untuk memilih se suatu, sering
dilibatkan dalam menyelesaikan masalah
sederhana. Misal: ketika anak menumpahkan air secara tidak
sengaja, orangtua dapat mengajak anak untuk menemukan cara
menyelesaikannya.
Perkembangan Sosial-Emosional

Aisya dapat mengenal emosi diri sendiri.

Pada saat senang, dia dapat bercerita bahwa dia


senang mendapatkan hadiah dari ibunya (3.13).
Namun Aisya perlu belajar untuk mengenali perasaan orang lain.
Kadang Aisya mengambil barang milik teman tanpa meminta izin
sehingga menimbulkan protes dari temannya. Sebaiknya Aisya
perlu dibimbing untuk lebih peka dan peduli pada orang lain
(2.9).

Perkembangan Bahasa

Capaian perkembangan Aisya pada semester ini yang sesuai


harapan adalah:
ie`
• Mengenal keaksaraan dengan menuliskan nama •r-,_ l tr..tr!.
rr
dirinya secara lancar, walaupun kadang is :;11‘.4.11
menuliskan huruf "d" pada namanya terbalik dengan huruf "b",
beberapa kata sederhana mulai dapat ditunjukkannya melalui
merangkai kartu-kartu huruf atau huruf-huruf plastik, atau
membentuk huruf menggunakan playdough yang dipilin dan
digulung menjadi kata-kata (3.12 - 4.12)
Perkembangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus
dikarenakan belum berkembang dan mulai berkembang diantaranya:
• Mengekspresikan perasaan dan keinginannya melalui bahasa
lisan. (3.11 - 4.11)
23

Perkembangan Seni

• .,&t.1.4.31 Aisya mampu menunjukkan


karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media. Ia
senang menggambar dan melukis
menggunakan kuas dan cat.

• Aisya juga sering secara ekspresif


menunjukkan kekaguman pada karya
seni teman dengan berkata,"ih...
bagus....", begitu seru Aisya pada saat
melihat gambar temannya yang
berwarna-warni (3.15 - 4.15).

Pertumbuhan: Kehadiran:

Berat Badan : Sakit -

Tinggi Badan: Izin

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Pendidik Kelas,

Komentar Orang Tua

(Orang Tua/Wali)
-24-

Data Kesehatan Gigi


RA

Nama Anak
Kelompok
Nama Dokter Gigi:

Pemeriksaan Kesehatan Gigi

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

Catatan dokter :

Hasil/ Rekomendasi:

, 2018

Dokter Gigi, Pendidik Kelas,

Mengetahui
Kepala RA,
-25-

Data Kesehatan Siswa


RA

Nama Anak BB
Tanggal Lahir TB

Masa Pelaporan dan


Penilaian B C K
NO
Keadaan
Jasmani dan Kesehatan Anak
1. Mata/ Penglihatan
2. Hidung/ Penciuman
3. Telinga/ Pendengaran
4. Mulut/Tanpa Haltosis
5. Gigi/Gerigi
6. Anggota Tubuh
7. Kulit
8. Berat Badan
9. Tinggi Badan
10. Penyakit/Kecelakaan yang pernah
diderita selama masa pelaporan dan
lama sakit
11. Tenggorokan
12. Paru-paru

Catatan/Rekomendasi Dokter :

2018
Dokter Umum, Pendidik Kelas,

Mengetahui,
Kepala RA,
-26-

BAB V
PENUTUP

Perkembangan yang dicapai anak merupakan capaian dari hasil


kegiatan pembelajaran anak yang dilakukan anak selama di RA . Penilaian
yang dilakukan oleh pendidik merupakan penilaian otentik dan
komprehensif yang meliputi: penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara terpadu dengan menggunakan
prinsip-prinsip penilaian. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik bersifat
akuntabel, obyektif, transparan, bermakna dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kerjasama antara pendidik dan orang tua harus
dimaksimalkan sehingga laporan perkembangan anak dapat dijadikan
acuan bagi orang tua untuk menyiapkan anak mengikuti pendidikan ke
jenjang selanjutnya.
Petunjuk Teknis Penilaian Perkembangan Anak di RA ini agar
dipedomani oleh semua pemangku kepentingan RA secara balk.

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2767 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pendampingan


pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal di RA diperlukan pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak (DDTK) Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang


Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3670);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hal( Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3886);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
13. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;
MEMUTUSKAN:

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


Menetapkan
ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG ANAK RAUDHATUL ATHFAL.

Menetapkan Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh


KESATU
Kembang Anak (DDTK) Raudhatul Athfal sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


KEDUA
(DDTK) Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud
dalam DIKTUM KESATU sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran ditingkat satuan
pendidikan Raudhatul Athfal.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


KETIGA

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
1

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2767 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


RAUDHATUL ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset
bangsa yang sangat berharga. Sumber daya manusia yang
berkualitas ini berasal dari anak yang tumbuh dan berkembang
secara optimal. Pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
merupakan hasil dari proses yang panjang, mulai dari dalam
kandungan hingga dewasa. Tumbuh kembang anak yang optimal
memerlukan proses stimulasi, deteksi dan intervensi yang dapat
dilakukan sejak dini.
Sebagai generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang anak
di Indonesia perlu mendapatka.n perhatian yang serius, dengan
mendapatkan gizi yang seimbang, stimulasi yang kaya, pengasuhan
yang baik, terjangkaunya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
memperoleh kepastian perlindungan hukum.
Kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia mengacu pada
konsep Holistik Integratif (HI). Konsep HI perlu didukung melalui
stimulasi, deteksi, dan intervensi. Upaya ini dilakukan untuk
mengetahui hambatan tumbuh kembang anak, sehingga dapat segera
diberikan intervensi/ penanganan secara tepat sejak dini, agar tumbuh
kembang anak tercapai secara optimal. Pemberian stimulasi, deteksi
dan intervensi tumbuh kembang untuk memenuhi kebutuhan anak
yang beragam meliputi berbagai aspek fisik dan non fisik termasuk
mental, emosional, dan sosial. Stimulasi atau rangsangan merupakan
kegiatan tertentu yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
- 2-

Usia dini merupakan "golden age", yaitu usia emas yang tidak
dapat terulang kembali dan sangat berpengaruh pada kehidupan
selanjutnya. Pada masa ini stimulasi harus diberikan secara maksimal
dan berkesinambungan atau terus menerus.
Di dalam proses tumbuh kembang anak, terdapat anak yang
sesuai dengan tugas perkembangannya dan terdapat pula anak yang
mengalami hambatan atau gangguan yang dikenal dengan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK).
Al-Quran mengamanatkan kepada para orangtua dan pendidik
bahwa hendaknya takut kepada Allah apabila meninggalkan generasi
penerus dalam kondisi lemah, baik fisik maupun mental sebagaimana
tertuang dalam surat An-Nisa ayat 9 yang artinya: "Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar".
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah proses skrining atau
pendeteksian secara dini adanya hambatan atau gangguan pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Setelah dilakukan deteksi dini,
selanjutnya dilakukan intervensi. Intervensi yaitu penanganan terhadap
hambatan atau gangguan tumbuh kembang agar tumbuh kembangnya
menjadi lebih optimal.
Di dalam proses deteksi dini tumbuh kembang anak, perlu
pelibatan tenaga profesional seperti dokter, psikolog, terapis dan tenaga
ahli lainnya dalam memastikan hambatan atau gangguan yang dialami.
Dengan demikian dapat ditentukan tindak lanjut penanganan sesuai
dengan indikasi yang ditemukan secara tepat.
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak harus dilakukan secara rnenyeluruh, berkelanjutan, dan
terkoordinasi dengan baik. Koordinasi dilakukan dalam bentuk
kemitraan antara RA, keluarga, masyarakat, dan tenaga profesional.
Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak
hanya meningkatkan status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental,
emosional, dan sosial serta kemandirian anak, yang pada akhirnya
anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Dengan demikian penting bagi berbagai pemangku
kepentingan seperti orangtua, guru, pendidik, lembaga, dan
- 3-

pengasuh untuk dapat melakukan stimulasi, deteksi, dan intervensi


sejak dini terhadap tumbuh kembang anak, khususnya pada
rentang usia 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI perlu menerbitkan
Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
Raudhatul Athfal.

B. Tujuan
Tujuan dari petunjuk teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK) adalah memberikan panduan operasional untuk
melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak di RA.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis DDTK ini mencakup:
1. Menjelaskan Konsep Tumbuh Kembang Anak;
2. Memahami Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK);
3. Melakukan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak;
4. Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK);
5. Merancang Intervensi/Penanganan bagi ABK.

D. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis DDTK ini adalah pengelola, pelaksana,
penyelenggara, dan pemangku kepentingan RA.
- 4-

BAB II
KONSEP TUMBUH KEMBANG
DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


1. Pengertian Tumbuh Kembang Anak
Pertumbuhan (growth) merupakan proses dalam hidup
manusia yang terkait dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau massa organ manusia. Semua perubahan
ini dapat dilihat melalui perubahan dari ukuran seperti berat
badan, dan tinggi badan.
Adapun perkembangan merupakan proses bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang bersifat
lebih kompleks dengan pola yang teratur dan dapat
diramalkan. Perkembangan merupakan hasil dari proses
belajar dan pematangan. Peristiwa perkembangan ini berkaitan
dengan masalah psikologis seperti kemampuan kognitif,
bahasa, fisik-motorik, sosial dan emosional, moral dan seni.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh
faktor dari dalam dan faktor luar diri. Faktor dari dalam diri
berupa faktor genetik dan proses selama kehamilan.
Sedangkan faktor luar berupa gizi, pola asuh dan interaksi
dengan sekitarnya.

2. Fase Tumbuh Kembang Anak Usia 4-6 Tahun


a. Tumbuh kembang anak usia empat tahun.
Anak usia empat tahun umumnya memiliki berat badan (BB)
bertambah kurang lebih dua kilogram/ tahun, tinggi badannya
dua kali tinggi badan saat lahir.
1) Perkembangan motorik kasar :
a) Mampu berjalan lurus ke depan dan ke belakang.
b) Berdiri di atas papan titian.
c) Melompat sambil berlari.
d) Mampu berbelok dan berhenti secara efektif.
- 5-

2) Perkembangan motorik halus :


a) Mampu menggunting mengikuti garis lurus,
lengkung atau zig-zag.
b) Mengkoordinasikan jari tanggan dengan mata.
c) Membuat bentuk persegi empat.
d) Menyelesaikan pasel empat keping.
3) Perkembangan kognitif :
a) Anak mampu mengelompokkan benda berdasarkan
warna, bentuk, ukuran.
b) Mulai berlatih berfikir logis.
4) Perkembangan bahasa :
a) Kosa kata yang dikuasainya lebih dari 1000 kata,
sekalipun yang digunakan tidak sebanyak itu.
b) Tata bahasa sudah mulai komplek, seperti, "Aku
mau sholat ashar ".
c) Sering menggunakan kata tanya untuk memenuhi
rasa ingin tahunya.
d) Mulai memperhatikan kata-kata baru dan
menanyakan maknanya.
5) Perkembangan sosial kemandirian :
a) Ditandai dengan kemampuan bermain dan
berinteraksi dengan anak lain.
b) Menunjukkan perhatian terhadap perbedaan jenis
kelamin.
c) Mampu memakai dan melepas baju tanpa dibantu.
6) Perkembangan emosi :
a) Mulai mengenal empati.
b) Mulai mampu memahami ekspresi emosi.
c) Mampu menunjukkan rasa sayang.
b. Tumbuh kembang anak usia lima tahun.
Secara fisik, anak usia lima tahun pada umumnya berat
badan bertambah kurang lebih dua kilogram/tahun, tinggi
badannya dua kali tinggi badan saat lahir.
1) Perkembangan motorik kasar :
a) Mampu berlari.
b) Mampu berbelok dan berhenti dengan terkontrol.
c) Melompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.
- 6-

d) Berjalan di atas papan keseimbangan.


2) Perkembangan motorik halus :
a) Mewarnai dengan lebih rapi.
b) Melipat pakaian.
c) Mulai mampu men ggambar dan menulis.
3) Perkembangan kognitif :
a) Mampu menyusun menurut urutan tertentu
(sequence).
b) Logika berfikirnya makin sistematis.
4) Perkembangan bahasa :
a) Menguasai minimal 1000 - 1500 kosa kata.
b) Makin lancar berbicara termasuk mengucapkan
huruf yang sulit seperti "r".
c) Menggunakan kata ganti "saya" dan "kamu" dengan
tepat tanpa terbolak-balik.
5) Perkembangan sosial kemandirian :
a) Bisa makan sendiri dengan lebih tertib.
b) Mandi sendiri.
c) Bisa berbagi seperti membagi bekal yang dibawa
dengan teman sekolahnya.
d) Bisa mengucapkan kata permisi, tolong, maaf, dan
terima kasih sesuai dengan konteks.
6) Perkembangan emosi :
a) Anak mulai "iri hati" (ingin memiliki benda atau
mainan seperti temannya).
b) Kalau sudah mempunyai adik sesekali is akan
menunjukkan rasa cemburu, namun di lain waktu
akan menunjukkan rasa sayangnya.

c. Tumbuh kembang anak usia enam tahun.


Anak usia enam tahun secara fisik berat badan
bertambah kurang lebih dua kg /tahun, tinggi badanya 1,5
kali dari tinggi badan saat usia satu tahun.
1) Perkembangan motorik kasar :
a) Mampu mengikuti gerakan senam yang dicontohkan.
b) Berlari.
c) Menendang dan melempar bola dengan baik.
- 7-

2) Perkembangan motorik halus :


a) Mampu menulis, menggambar, mewarnai lebih rapi.
b) Menggunting sesuai pola lingkar, segitiga, segi empat.
3) Perkembangan kognitif :
a) Mampu mengurutkan bilangan.
b) Memahami perbandingan lebih besar-lebih kecil.
c) Logika berfikirnya makin berkembang dengan baik.
4) Perkembangan bahasa :
a) Kosakata yang dikuasainya makin banyak, minimal
memiliki pembendahara an 2.500 kosakata
b) Bisa memilih kosakata yang lebih santun saat
berbicara dengan orang tua, guru dan orang dewasa
lainnya.
c) Dapat menceritakan pengalaman yang telah
dialaminya dengan baik.
5) Perkembangan sosial kemandirian :
a) Bisa makan, mandi dan melakukan rutinitas lainnya
sendiri.
b) Membantu orantua untuk hal-hal sederhana seperti
merapikan tempat tidurnya, mamasukkan pakaiannya
ke dalam lemari.
6) Perkembangan emosi :
a) Anak memiliki emosi yang semakin kompleks: is bisa
merasakan kesedihan orang lain (empati) dan
menunjukkan simpatinya.
b) Kalau marah sudah bisa diberikan pengertian supaya
tidak mengamuk atau berguling-guling.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak usia


empat sampai enam tahun memiliki tugas perkembangan
sebagai berikut:
a. Kemampuan melakukan gerakan kasar dan halus semakin
berkembang dan kompleks;
b. Kemampuan menggunakan bahasa untuk memecahkan
masalah;
-8-

c. Kemampuan menggunakan bahasa untuk memperkuat


interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, sehingga
dapat bekerjasama dengan orang lain;
d. Kemampuan menggunakan berbagai jenis bahan mainan;
e. Kemampuan bermain sudah mengalami kemajuan dari
bermain sensori kepada tahap main simbolik (bermain
peran) dan konstruktif (pembangunan); dan
f. Mampu menggunakan papan lukis, dan bermacam-macam
bahan main pembangunan lainnya.
Setelah pendidik memiliki pemahaman yang baik terhadap
tahapan tugas perkembangan anak, maka dapat menjadi bekal
untuk memahami jenis-jenis anak berkebutuhan khusus.

B. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK):


1. Kehilangan Kemampuan Pendengaran
Kehilangan kemampuan pendengaran dapat digolongkan
ke dalam beberapa macam yaitu: Kehilangan pendengaran yang
sudah terjadi pada saat lahir disebut sebagai kehilangan
pendengaran bawaan (congenital hearing loss), dan kehilangan
kemampuan ini terjadi sesudah anak lahir disebut kehilangan
pendengaran (adventitious hearing loss).
a. Karakteristik anak dengan kesulitan mendengar antara lain:
1) Kesulitan dalam berkomunikasi.
2) Pembelajaran melalui pengalaman langsung menjadi
terbatas.
3) Secara kognitif tidak terlalu banyak berbeda dengan anak
normal.
4) Secara akademik biasanya agak menonjol dibidang
matematika, namun untuk bahasa dan membaca masih
terus harus mendapat dukungan dari lingkungan sekitar
agar terus berkembang.
5) Secara sosial emosional karena mereka terbatas dalam
berinteraksi secara langsung di dalam kehidupan sehari-
harinya.
6) Anak dengan gangguan pendengaran seringkali tidak
diajak bermain oleh teman-teman yang bisa mendengar
karena mereka sulit untuk menerima dan memahami
-- 9 -

perilaku sosial teman-temannya tersebut, sehingga


menimbulkan emosi yang kuat.
b. Proses identifikasi anak yang kehilangan kemampuan
pendengaran.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
memastikan anak itu mengalami gangguan pendengaran.
Proses ini disebut dengan evaluasi audiologis, merupakan
rangkaian proses pengukuran dan penilaian yang bertujuan
untuk menentukan derajat kehilangan kemampuan
pendengaran, tipe kehilangan kemampuan pendengaran, dan
konfigurasi dari kehilangan kemampuan pendengaran.
Instrument yang digunakan untuk mendeteksi gangguan
pendengaran ini adalah Tes Daya Dengar (TDD).
c. Intervensi atau penanganan yang dapat dilakukan oleh orangtua,
guru maupun orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan
pendengaran antara lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan dokter agar anak memperoleh penanganan secara
medis dan jika memungkinkan dapat memperoleh alat bantu
dengar.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga anak dan orang tua mampu memiliki kedekatan
emosional pada pendidik.
3) Mengarahkan anak secara individual dengan mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi.
4) Memperjelas suara, dan lafal/bentuk pengucapan saat
berkomunikasi dengan anak (metode phonic)
5) Meminta anak untuk meniru motorik oral (gerakan bibir) yang
dilakukan pendidik baik secara berhadapan maupun
menggunakan media cermin.
6) Mengenalkan vokal, konsonan, suku kata, kata benda dengan
bantuan gambar baik secara lisan (dengan pengucapan yang
jelas) maupun tertulis.
7) Mengenalkan suara dari yang pelan ke yang keras pada anak
dari jarak pendek maupun jarak jauh.
8) Sering berkomunikasi secara verbal (diajak berbicara langsung)
maupun non verbal (menggunakan alat peraga, gambar atau
- 10-

benda) dengan anak dan memotivasi anak lain untuk memulai


komunikasi dengan anak.
9) Meminta anak untuk meniru gerakan pendidik sesuai dengan
materi di kelas.
10) Mengajak anak untuk mau bermain dengan teman sebayanya.
11) Memberikan motivasi kepada anak yang lain untuk mengajak
anak tersebut bermain.
12) Didudukan dekat guru agar suara/ penjelasan yang
disampaikan oleh guru dapat terdengar lebih jelas.
13) Memberikan tugas pada anak tersebut untuk mau berinteraksi
dengan orang dewasa lain yang ada di sekolah.

2. Kehilangan Kemampuan Penglihatan


Kehilangan kemampuan penglihatan adalah suatu kondisi
dimana fungsi penglihatannya mengalami penurunan mulai
dari derajat yang ringan hingga yang paling berat.
a. Karakteristik anak dengan gangguan penglihatan sebagai
berikut:
1) Kemampuan penglihatan rendah (Low Vision) yaitu, orang
yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya yang berkaitan dengan penglihatan namun
dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan
menggunakan strategi pendukung penglihatan, melihat
dari dekat, penggunaan alat-alat bantu dan juga
modifikasi lingkungan sekitar
2) Kebutaan (Blind) yaitu, orang yang kehilangan
kemampuan penglihatan atau hanya memiliki
kemampuan untuk mengetahui adanya cahaya atau
tidak.

b. Cara identifikasi gangguan penglihatan yaitu melalui dokter


mata atau ahli mata terlatih agar diketahui sejauh mana
anak tersebut kehilangan kemampuan penglihatannya.
Instrument yang digunakan untuk mendeteksi gangguan
daya dengar ini adalah Tes Daya Lihat (TDL).
c. Intervensi atau penanganan yang dapat dilakukan oleh orangtua,
guru maupun orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan
penglihatan yaitu:
I) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi ke
dokter untuk dapat memperoleh penanganan medis.
2) Memberikan pendekatan personal kepada anak dan orang tua
untuk memperoleh kedekatan emosional yang lebih baik dengan
pendidik.
3) Memberikan sentuhan (memegang pundak, lengan atau wajah)
setiap berkomunikasi dengan anak agar menjaga kontak dengan
saling berhadapan saat berkomunikasi.
4) Didudukan di depan, agar materi yang disampaikan oleh guru
dapat terlihat lebih jelas.
5) Memberikan pengenalan ruang dan lingkungan kelas, ruang-
ruang penting lainnya dan lingkungan sekitar sekolah ditarnbah
dengan tanda-tanda yang dapat menjadi petunjuk bagi anak
agar dapat lebih mandiri.
6) Memberikan motivasi pada anak lainnya untuk membantu dan
mengerti kondisi anak tersebut serta mendukungnya agar dapat
lebih mandiri.
7) Memberikan materi akademik secara individual dengan bantuan
alat peraga dan benda-benda nyata dan meminta anak untuk
meraba benda tersebut.
8) Apabila tingkat kehilangan penglihatan memang ringan bisa
dibantu dengan menggunakan kacamata sesuai dengan kadar
keabnormalan matanya, namun jika tingkat gangguan
penglihatan sangat tinggi, maka sebaiknya dianjurkan ke
sekolah khusus untuk mendapatkan materi mengenal huruf
Braille.

3. Gangguan Berbicara dan Berbahasa


Menurut IDEA (Individuals with Disabilities Education Act)
tahun 1997, gangguan ini mengacu pada gangguan komunikasi
seperti gagap, gangguan artikulasi, gangguan bahasa, atau
gangguan suara yang berdampak pada hasil pembelajaran
seorang anak.
a. Karakteristik gangguan berbicara dan berbahasa, adalah:
1) Secara kognitif dapat berada dalam tingkat kemampuan
kognisi yang tinggi hingga yang terbelakang.
- 12 -

2) Secara akademik, anak akan mengalami kesulitan dalam


mengekspresikan hasil pikirannya secara verbal. Diketahui
bahwa keterampilan berbicara dan berbahasa itu akan
dipergunakan dalam setiap aspek kegiatan sekolah.
Diantaranya untuk belajar membaca dan menulis, untuk
mempelajari subyek matematika, seni, dan kesadaran
lingkungan bahkan saat istirahat.
3) Secara sosial emosional, biasa_nya anak akan memiliki
masalah terutama berkaitan dengan konsep diri. Apabila
lingkungan mencemooh maka anak cenderung akan
memiliki konsep diri yang negatif. Ketika anak kesulitan
dan menggunaan artikulasi yang salah dalam
menyampaikan isi pikirannya, menyebabkan orang lain
tidak dapat memahaminya. Keadaan ini membuat anak
merasa terisolasi oleh lingkungannya.
4)Tingkah lakunya seringkali tidak sesuai dengan tuntutan
lingkungan. Anak yang mengalami kesulitan bicara ketika
keinginannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain maka
akan berperilaku agresif dan tingkah laku ini tidak dapat
diterima oleh lingkungannya.

b. Cara mengidentifikasi anak yang mengalami gangguan


berbicara dan berbahasa melibatkan tenaga profesional
seperti psikolog, dokter tumbuh kembang anak, terapis dan
lain-lain.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan berbicara dan
berbahasa yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan pihak yang berkompeten (psikolog, dokter spesialis
tumbuh kembang) agar anak mendapatkan terapi wicara dan
terapi lainnya yang dapat dijalankan secara holistik.
2) Memberikan masukan kepada orang tua untuk melatih anak
dapat mandiri melakukan semua hal yang berkaitan dengan
dirinya sehari-hari.
3) Lingkungan sekitar memotivasi anak untuk berkomunikasi
verbal secara dua arab dan tidak memberikan yang diinginkan
- 13-

terlebih dahulu sebelum anak berusaha untuk menyampaikan


keinginannya secara verbal.
4) Pada saat berkomunikasi usahakan tubuh orang tua atau orang
dewasa lainnya sejajar dengan anak.
5) Mengarahkan anak secara individual dengan mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
6) Memperjelas suara dan bentuk lafal/pengucapan saat
berkomunikasi dengan anak (metode phonic).
7) Sering berkomunikasi secara verbal (diajak berbicara langsung)
maupun non verbal (menggunakan alat peraga, gambar, atau
benda) dengan anak dan memotivasi anak lain untuk
komunikasi dengannya.
8) Memberikan stimulasi organ oral secara individual seperti
melatih meniup sobekan tisu, sobekan kertas, lilin, peluit,
seruling, dan sebagainya. Melatih gerakan organ oral, seperti
buka tutup mulut, adu gigi, menjulurkan lidah ke depan, ke
atas, ke kanan dan ke samping. Menirukan pengucapan, seperti
vokal, konsonan, suku kata dan kata. Mengubah pola makan,
seperti mulai memakan makanan yang padat dan
bertekstur/keras yang sesuai dengan asupan gizi seimbang.
9) Lingkungan terdekat anak, seperti pendidik, orang tua, teman,
saudara dan lingkungan sekitar memberikan media bermain
yang lebih sesuai dengan usia perkembangan anak antara lain
bermain lego, kartu bergambar, ular tangga, bermain sepeda,
bermain bola dan sebagainya.

4. Gangguan Fisik

Gangguan fisik ini dapat bersifat ringan atau berat,


tergantung faktor yang mempengaruhinya.

a. Karakteristik anak dengan gangguan fisik atara lain:


1) Secara kognitif dan akademik, anak dengan gangguan fisik
memiliki fungsi kognitif dengan rentang dari yang rendah
hingga yang tinggi. Sehingga anak-anak yang mengalarni
gangguan fisik dengan kemampuan kognitif yang baik is
dapat berkembang optimal, asalkan gangguan fisiknya
dapat ditangani secara tepat.
- 14 -

2) Secara perilaku, gangguan atau hambatan perilaku dapat


muncul seiring adanya hambatan gerak, interaksi dengan
orang lain. Sehingga anak perlu mendapat keterampilan
untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan
diperlukannya.
3) Secara emosional, pada umumnya anak dengan gangguan
fisik ini akan memiliki konsep diri yang rendah. Oleh
karena itu harus terus didukung dan dikembangkan
konsep diri yang positif pada anak
4) Secara sosial, anak dengan gangguan fisik sangat
memerlukan bantuan orang lain untuk dapat berinteraksi
dengan teman sebayanya. Mereka memerlukan akses yang
sesuai sehingga gangguan fisik yang dimilikinya tidak
menghambat.
5) Secara fisik dan medis, anak dengan gangguan 'ini akan
memiliki kondisi fisik dan medis yang berbeda dengan
anak secara umum dan memerlukan perhatian yang
khusus.
b. Cara mengidentifikasi anak dengan gangguan fisik adalah
dengan melakukan terhadap kondisi medis dan fungsi
fisiknya. Selain itu perlu juga dilakukan terhadap fungsi
intelektual, prestasi akademik, Bahasa dan area-area lain
yang terkait. Semua ini dilakukan oleh ahlinya seperti
psikolog, dokter tumbuh kembang anak.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan fisik yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk mau

berkonsultasi kepada dokter agar anak memperoleh


penanganan sescara medis sesuai dengan gangguan
fisiknya.
2) Memberikan masukan kepada orang tua untuk melatih
anak dapat mandiri melakukan semua hal yang berkaian
dengan dirinya sehari-hari.
3) Merujuk pada gangguan fisik yang ada pada anak,

dilakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua


untuk dapat memperoleh kedekatan emosional pada
pendidik.
- 15 -

4) Memberikan stimulasi fisik melalui pendekatan individual


sesuai dengan kekhususan masing-masing.
5) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
memberikan fasilitas treatment kepada anak sesuai dengan
kekhususan yang dimiliki.
6) Memberikan fasilitas di lingkungan sekolah yang ramah
sesuai dengan gangguan fisik anak dan mengajarkan
kepada anak agar dapat menggunakan fasilitas tersebut
secara mandiri.
7) Dapat memberikan beberapa terapi oleh terapis profesional
sesuai dengan kebutuhan anak misalnya terapi fisik
berupa terapi motorik kasar atau halus, terapi okupasi,
dan lain-lain.

5. Keterbelakangan Mental
Keterbelakangan mental adalah anak-anak yang memiliki
fungsi intelektual di bawah rata-rata secara bermakna, terlihat
memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan
melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan sosial dan
praktik perilaku adaptif.
a. Karakteristik anak dengan keterbelakangan mental antara
lain:
1) Secara kognitif anak tersebut sangat berbeda dengan anak
normal. Berdasarkan penggolongan IQ dapat dikategorikan
sebagai berikut:

(a) Keterbelakangan mental ringan (IQ= 55 - 69)

(b) Keterbelakangan mental sedang (IQ = 40 - 54)

(c) Keterbelakangan mental berat (IQ = 25 - 39)


(d) Keterbelakangan mental sangat berat (IQ = di bawah 25)
Dengan derajat keterbelakang mental yang berbeda maka
tingkatan dari layanan dukungan terhadap mereka juga
berbeda.
2) Secara sosial anak dengan keterbelakangan mental
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan
orang lain.
3) Tingkah laku adaptifnya mengalami gangguan terutama
dalam hal komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan
- 16-

sosial, kehidupan sehari-hari, menikmati waktu senggang,


kesehatan dan keselamatan, kemampuan mengarahkan
diri, fungsi akademis, dan keterlibatan di masyarakat.
4) Secara emosional, mereka seringkali terperosok dalam
kondisi kesepian, depresi ringan.
5) Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada kondisi fisik
dan medis yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.
b. Proses identifikasi anak dengan keterbelakangan mental
dilakukan dari taraf fungsi intelektualnya dan tingkah laku
adaptif atau tes intelegensi yang dapat dilakukan oleh
psikolog, sehingga dapat diberikan penanganan yang sesuai
dengan kebutuhannya agar dapat tumbuh kembang secara
optimal.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan keterbelakangan mental
yaitu:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten, agar dapat
mengetahui tingkat intelegensi anak atau kerusakan otak
apa yang dialami anak beserta penyebabnya.
2) Memberikan terapi seperti terapi edukasi, terapi sensori
integrasi, terapi okupasi, atau terapi lainnya secara
holistik sesuai dengan diagnosa dari hasil asesmen pihak
yang berkompeten.
3) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga mampu memiliki kedekatan emosional pada
pendidik.
4) Mengarahkan anak secara individual dengan
mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi.
5) Memberikan materi edukasi dengan menambah
perbendaharaan kata, mengenalkan benda sekitar,
mengenalkan konsep warna, a ngka, huruf, benda,
transportasi, nama binatang, nama buah dan sebagainya
dengan menggunakan kartu bergambar secara individual.
6) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
dewasa lainnya di sekitar lingkungan.
- 17 -

6. Gangguan Emosional dan Perilaku

Gangguan ini dapat digolongka.n dalam dua jenis, yaitu


externalizing behavior (perilaku ke luar) dan internalizing
behavior (perilaku ke dalam). Perilaku ke luar memiliki
pengaruh langsung ataupun tidak langsung misalnya agresi,
suka melawan, mencuri, dan kurangnya kontrol diri. Perilaku
ke dalam mempengaruhi sikap misalnya kecemasan atau
depresi yang parah, perubahan suasana hati yang berlebihan,
atau menarik diri dari interaksi sosial.

a. Karakteristik dari anak denga.n gangguan emosional adalah:


1) Secara tingkah laku, biasanya mereka tidak berbeda
dengan anak kebanyakan.
2) Secara emosional, biasanya mereka memiliki pengalaman
kecemasan yang bersumber dari rasa ketakutan yang
berlebihan (depresi).
3) Secara sosial, ada hambatan dalam mempertahankan
interaksi dengan orang lain.
4) Secara kognitif, akan memiliki rentang kemampuan dari
yang rendah hingga yang tinggi. Namun seringkali
gangguan emosi tersebut menghambat hasil
pembelajarannya.

b. Proses identifikasi anak dengan gangguan emosi dilakukan


dengan formal apabila anak tersebut sudah masuk sekolah.
Instrument yang dapat digunakan adalah Kuesioner Masalah
Perilaku Emosional (KMPE).
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan emosional
antara lain:

1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk


berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten agar anak
mendapatkan terapi seperti terapi perilaku, terapi aba,
terapi bermain, terapi musik, terapi Al-Quran dan terapi
lainnya.

2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua


sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
- 18-

3) Mengarahkan anak secara individual dengan mengajarkan


anak agar dapat menyalurkan ekspresi emosi dan mampu
bersikap dengan benar melalui dongeng, bercerita,
pengkondisian lingkungan, pengajaran disiplin, reward
konsekwensi, dan sebagainya
4) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola
asuh yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya.
5) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
dewasa lainnya di sekitar lingkungan sekolah dengan baik.
6) Memberikan rasa aman dan nyaman dengan kasih sayang
yang diberikan sehingga anak merasa diterima dan tenang.
7. Gangguan Spektrum Autisme
Autism Spectrum Disorders (ASD) merupakan kelainan yang
memiliki karakteristik gangguan dalam tiga area dengan
tingkatan yang berbeda-beda. Ketiga area tersebut adalah
kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta pola-pola
perilaku yang repetitif dan stereotip.
a. Karakteristik Autisme antara lain lebih senang menyendiri
dan enggan atau bahkan menolak untuk secara aktif
menjalin hubungan sosial, misalnya menyapa atau berbasa-
basi dengan orang di sekitarnya, sulit untuk memberikan
respon atau berperilaku sesuai dengan harapan orang-orang
di sekitarnya, memiliki sensitivitas tinggi terhadap
kebisingan, cenderung membeo ucapan orang lain atau
malah tidak mampu berbicara sama sekali, melakukan
perbuatan yang stereotipe dan repetitif atau perilaku khas
tertentu yang dilakukan berulang-ulang, misalnya
mengepakkan tangan dan melompat-lompat, terpaku secara
tidak wajar dalam waktu yang lama dan terus-menerus pada
bagian tertentu dari suatu benda. Selain mengalami
gangguan interaksi, komunikasi, dan perilaku, individu ASD
juga memiliki karakteristik-karakteristik tambahan, yaitu:
gangguan dalam kognisi, persepsi sensori, motorik, afeksi
atau mood, tingkah laku agresif dan berbahaya, serta
gangguan tidur dan makan.
- 19 -

b. Identifikasi anak autis sampai saat ini tidak ada tes diagnosa
autisme yang digunakan secara universal. Biasanya,
menggunakan kriteria American Psychiatric Association (APA)
tahun 2000 yang berfokus pada kemampuan komunikasi,
interaksi sosial, pola-pola tingkah laku repetitif dan
stereotip, dalam hal ini instrument yang digunakan adalah
Modified - Cheklist for Autism Toddlers (M- CHAT).
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan autisme antara
lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten agar anak
mendapatkan terapi seperti terapi bermain, terapi
perilaku, terapi perkembangan, terapi ABA, terapi
sensori integrasi, terapi okupasi, terapi sosial, terapi
music, terapi wicara dan terapi lainnya.
2) Memegang kepalanya lalu mengarahkan penglihatannya
kepada hal yang kita tuju, misalnya kepada kartu kata
huruf "A", lalu kita memintanya untuk melafalkan huruf
"A", dan jika berhasil maka kita dapat memberikan
penghargaan berupa "gerakan tos" atau "gambar bintang"
atau bahkan hal lain yang is sukai untuk memperkuat
perilaku yang berhasil dilakukannya, yaitu perilaku yang
kita harapkan.
3) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
4) Mengarahkan anak secara individual untuk mengajarkan
anak agar dapat menyalurkan ekspresi emosi dengan
benar dan mampu bersikap dengan benar, melalui pola
pembiasaan yang rutin dengan reward dan konsekwensi.
5) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola
asuh yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya
apabila tidak sesuai dan memenuhi kebutuhannya secara
proposional tidak perlu berlebihan.
6) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
- 20 -

dewasa lainnya di sekitar lingkungan sekolah dengan


baik.
7) Memberikan materi akademik yang sesuai dengan
kemampuannya saat ini dan sesuai dengan kebutuhannya
melalui pendekatan individual.

8) Diharapkan orang tua, pendidik dan lingkungan sosial


terdekat anak tidak membiarkan anak untuk asyik
bermain sendiri dan selalu mengintervensinya dengan
diajak berinteraksi dan berkomunikasi.
9) Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan
semua kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri
secara mandiri.
10) Memberikan masukan kepada orang tua untuk diet
dengan menghindari makanan utamanya coklat, tepung
dan gula yang dapat memberikan efek menambah
hiperaktifitas dan gangguan konsentrasi pada anak.
11)Apabila muncul flapping atau gerakan berulang yang
tidak bermakna, maupun menyakiti diri sendiri yang
dilakukan oleh anak, diharapkan pendidik dan orang tua
harus mengingatkan dan memberikan pengalihan
perhatian agar anak tidak melalukannya lagi.

8. Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulitan belajar adalah anak yang
mengalami gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi,
termasuk memahami dan menggunakan bahasa verbal dan
tulisan yang berdampak pada kemampuan mendengar, berfikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi
matematika. Termasuk juga gangguan persepsi, fungsi minimal
otak, disleksia (kesulitan membaca), disgrafia (kesulitan
menulis), diskalkulia (kesulitan berhitung), disphasia
(kesulitan bahasa) dan lain-lain.
a. Karakteristik dari anak dengan kesulitan belajar mehcakup:
1) Secara kognitif, berkaitan dengan atensi, persepsi,
gangguan memori, proses informasinya.
- 21 -

2) Secara akademik, bermasalah pada kegiatan membaca,


menulis, matematika dan berbahasa verbal

3) Secara sosial dan emosional, umumnya memiliki harga diri


yang rendah karena dianggap sebagai anak yang tidak
mampu.Dengan kesulitannya ini anak menjadi
mengganggap dirinya tidak mampu untuk melakukan
sesuatu.
4) Secara perilaku, mereka menjadi sulit untuk
mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau dudtk diam,
berbicara terus, melakukan agresi fisik dan verbal

b. Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri


seperti yang telah diuraikan di atas, maka orangtua atau
guru disarankan segera membawa kepada ahlinya agar dapat
segera ditindaklanjuti.
c. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan pihak yang berkompeten untuk mengetahui kapasitas
intelektual yang dimiliki oleh anak sehingga dapat memberikan
intervensi yang tepat.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatari emosional pada pendidik.
3) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola asuh
yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya.
4) Memberikan masukan kepada orang tua agar memberikan
jadwal rutin belajar anak di rumah untuk mengulang materi
yang diberikan di sekolah melalui media bermain yang
menyenangkan.
5) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan teman-
temannya dan berinteraksi sosial dengan orang dewasa lainnya
di sekitar lingkungan sekolah dengan baik.
6) Memberikan materi akademik yang sesuai dengan
kemampuannya saat ini dan sesuai dengan kebutuhannya
melalui pendekatan individual.
7) Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan semua
kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
8) Jika anak mengalami gangguan Disgrafia (tidak dapat menulis,
dimana tulisannya tidak terbaca sama sekali) maka yang dapat
- 22 -

kita lakukan adalah membetulkan posisi kertas dan pinsilnya,


melatih huruf-huruf yang sering terbalik seperti "b" dan "d", lalu
latihan menarik garis, seperti garis lurus, lengkung, zig zag,
melingkar dan lainnya, untuk melatih motoriknya.
9) Jika anak mengalami gangguan Diskalkulia (anak tidak dapat
berhitung dan tidak mengenal angka), maka kita dapat
mengenalkan angka melalui kartu angka yang ukurannya yang
besar-besar atau dapat juga menggunakan kalkulator untuk
melatih pola hitungan sederhana.

9. Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Hyperactivity


Disorder)
Anak dengan gangguan pemusatari perhatian (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder / ADHD) dapat juga disebut
dengan gangguan Hiperaktifitas.
a. Karakteristik Hiperaktifitas sebagai berikut:
1) Menghindari, enggan dan mengalami kesulitan
melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan
ketekunan yang berkesinambungan
2) Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan lain.
3) Sulit mempertahankan dan memusatkan perhatian pada
waktu melaksanakan tugas atau kegiatan bermain
(perhatian sangat mudah teralih).
4) Seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak berbicara.
5) Mengalami kesulitan berkonsentrasi di dalam kelas.
6) Pada waktu melaksanakan tugas, tampak sering
melamun.
7) Tidak mampu mengikuti perintah atau gagal
menyelesaikan tugas sekolah, bukan disebabkan tingkah
laku menentang atau kegagalan untuk memahami
petunjuk.
8) Sering mencari alasan untuk berhenti sejenak pada
waktu melaksanakan tugas.
9) Selalu dalam keadaan `siap gerak' atau aktivitas seperti
digerakkan oleh mesin
10) Sulit duduk diam.
- 23 -

11)Mudah terangsang dan impulsif.


12)Sering menimbulkan kegaduhan pada waktu melakukan
sesuatu atau bermain.
13)Sulit menunggu giliran.
14)Sering memaksakan diri terhadap orang lain. Perilaku
agresif, mudah over stimulasi.
15)Rendah diri dan sangat mudah frustrasi
b. Identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku
harus dilakukan dengan formal di dalam kelas apabila anak
tersebut sudah masuk sekolah. Penanganan dilakukan oleh
ahlinya. Salah satu cara pendeteksian dapat dilakukan
melalui instrumen formulir deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau
Abreviated Conners Ratting Scale, selain itu dapat dilakukan
pemeriksaan kepada ahlinya.
c. Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya pada anak dengan gangguan Hiperaktif
yaitu:
1) Memberikan rnasukan kepada orang tua untuk
berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten agar anak
dapat mendapatkan terapi perilaku, terapi edukasi,
sensori integrasi, terapi wicara dan terapi lainnya.

2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua


sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.

3) Mengarahkan anak secara individual untuk mengajarkan


anak agar dapat menyalurkan ekspresi emosi dan mampu
bersikap dengan benar melalui pola pembiasaan yang
rutin dengan reward dan konsekwensi.
4) Menyalurkan energinya pada hal yang anak minati
misalnya anak senang bermain bola, maka biarkan is
bermain bola sampai energinya tersalurkan.

5) Mendudukan anak beberapa menit untuk memfokuskan


perhatiannya.
6) Memegang kepalanya lalu mengarahkan penglihatannya
kepada hal yang kita tuju misalnya kepada kartu kata
huruf "A", lalu kita memintanya untuk melafalkan huruf
"A", dan jika berhasil maka kita dapat memberikan
- 24 -

reward berupa "gerakan tos" atau "gambar bintang" atau


bahkan hal lain yang ia sukai untuk memperkuat
perilaku yang berhasil dilakukannya, yaitu perilaku yang
kita harapkan.

7) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola


asuh yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya.
8) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan
teman-temannya dan berinteraksi sosial dengan orang
dewasa lainnya di sekitar lingkungan sekolah dengan
baik.
9) Memberikan materi akademik yang sesuai dengan
kemampuannya melalui pendekatan individual.
10)Diharapkan orang tua, pendidik dan lingkungan sosial
terdekat anak selalu mengintervensinya dengan diajak
berinteraksi d an berkomunikasi.

11)Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan


semua kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
12)Memberikan masukan kepada orang tua untuk diet atau
menganalisa dan menghindari makanan utamanya coklat,
tepung dan gula yang dapat memberikan efek menambah
hiperaktifitas dan gangguan konsentrasi pada anak.

13) Memotivasi dan mengarahkan anak secara terus menerus.

10. Anak dengan Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (Cl/BI)


Anak cerdas istimewa dan bakat istimewa adalah anak
yang memiliki kemampuan melebihi anak sebayanya dan
mampu menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi. Cerdas
istimewa berbakat istimewa ini dapat dilihat dari berbagai
area seperti kemampuan intelektual secara umum, akademis
yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan, seni, dan
psikomotor. Seorang anak dapat dikatakan berbakat apabila
ia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata, memiliki
komitmen terhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.
- 25 -

a. Karakteristik yang dimiliki oleh anak berbakat adalah:


1) Secara kognitif, nak-anak berbakat secara umum
memiliki kemampuan dalam memanipulasi dan
memahami simbol abstrak, konsentrasi dan ingatan yang
baik, perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada
anak-anak seusianya, rasa ingin tahu yang tinggi, minat
yang beragam, lebih suka belajar dan bekerja secara
mandiri, serta memunculkan ide-ide yang original.
2) Secara akademis, mereka sangat termotivasi untuk
belajar di area-area dimana menjadi minat mereka.
Namun mereka bisa kehilangan motivasinya apabila
dihadapkan pada area yang tidak mereka minati.
3) Secara sosial emosional, terlihat sebagai anak yang
idealis, perfeksionis dan peka terhadap rasa keadilan,
Selalu bersemangat, memiliki komitmen yang tinggi, dan
peka terhadap seni.
b. Untuk mengetahui atau mengidentifikasi Anak tersebut
tergolong anak yang cerdas istimewa atau berbakat
istimewa, maka anak harus mengikuti serangkaian tes
yang dilakukan oleh psikolog, salah satunya melalui tes
intelegensia dan apabila anak tersebut memang
dikategorikan sebagai anak berbakat maka is harus
memperoleh pendidikan yang disesuaikan dengan
kemampuan yang dimilikinya agar dapat berkembang
dengan optimal.
c. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain :
1) Memberikan masukan kepada orang tua untuk berkonsultasi
dengan pihak yang berkompeten untuk mengetahui kapasitas
intelektual (IQ), arah minat dan bakat yang dimiliki oleh anak
sehingga dapat diberikan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhannya dan dapat dikembangkan sehingga potensinya
dapat teraktualisasikan secara optimal.
2) Melakukan pendekatan personal pada anak dan orang tua
sehingga memiliki kedekatan emosional pada pendidik.
3) Mengarahkan anak secara individual agar dapat menyalurkan
ekspresi emosi dengan benar dan mampu bersikap dengan
- 26 -

benar melalui pola pembiasaan yang rutin dengan reward dan


konsekwensi.
4) Diharapkan orangtua dan lingkungan memberikan pola asuh
yang tepat dan tidak selalu menuruti keinginannya apabila
tidak sesuai dan memenuhi kebutuhannya secara proposional
tidak perlu berlebihan.
5) Memberikan motivasi pada anak untuk bermain dengan teman-
temannya dan berinteraksi dengan orang dewasa lainnya di
sekitar lingkungan sekolah dengan balk.
6) Memberikan materi akademik tambahan apabila anak memiliki
kapasitas di atas anak seusianya dan memberikan tanggung
jawab padanya untuk membantu temannya dan membantu
pendidik yang sederhana di kelas seperti membagikan media
belajar kepada temannya, membantu merapikan kelas dan lain
sebagainya serta memberikan lingkungan yang lebih
menantang.
7) Diharapkan orang tua, pendidik dan lingkungan sosial terdekat
anak selalu mengintervensinya dengan diajak berinteraksi dan
berkomunikasi.
8) Mempolakan anak supaya mandiri mampu melakukan semua
kegiatan yang berkaitan dengan dirinya sendiri secara mandiri.
9) Memberikan masukan kepada orang tua untuk menganalisa
dan menghindari makanan utamanya coklat, tepung dan gula
yang dapat memberikan efek menambah hiperaktifitas dan
gangguan konsentrasi pada anak bila memungkinkan
berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang.
- 27 -

BAB III
IMPLEMENTASI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG

A. Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak


Stimulasi dini yaitu kegiatan merangsang berbagai
kemampuan yang dilakukan sejak dini mulai dari usia nol
bulan sampai dengan enam tahun agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Stimulasi harus dilakukan
sejak dini dan terus menerus pada setiap kesempatan, artinya
stimulasi harus dilakukan mulai pada fase prenatal (dalam
kandungan) dan dilakukan secara terus menerus dalam
berbagai aspek dengan berbagai variasi.
Aspek dalam stimulasi diantaranya adalah Asah, Asih
Asuh. Asah terkait dengan pemberian rangsangan terhadap
kemampuan motorik, kognitif, bahasa, sosio-emosional, moral
spiritual, seni dan kemandirian. Asih terkait dengan pemberian
cinta dan kasih sayang yang diikat oleh Mahabbah fillah yaitu
hubungan yang mengharapkan ridho Allah SWT sehingga
memiliki dampak yang sangat dalam baik di dunia maupun
kelak di akhirat sebagaimana tertuang dalam Al-Quran surat
Ath-thuur ayat 21 yang berbunyi: "Dan orang-orang yang
beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan
mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala
amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya". Asuh terkait pemberian kesehatan dan gizi,
perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan
anak, hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60
Tahun 2013 tentang PAUD Holistik Integratif (HI), sebagai
bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin terpenuhinya
hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal pendidikan,
kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan
dan kesejahteraan anak. Pelaksanaan program HI RA
dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung tumbuh
kembang anak yang optimal.
- 28 -

Beberapa layanan Holistik Intergratif yang dilakukan di


RA, terdiri dari:
1. Layanan Pendidikan
Layanan pendidikan sebagai layanan dasar yang
diselenggarakan untuk mengembangkan berbagai potensi
anak yang mencakup nilai-nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
Penyelenggaraan layanan pendidikan mengacu pada Standar
Nasional PAUD. Penyelenggaraaan HI RA harus dapat
memanfaatkan berbagai potensi yang ada di lingkungan
sekitar dan bekerjasama dengan instansi dan mitra terkait
dalam menstimulasi tumbuh kembang anak.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses
pembelajaran anak usia dini sebagai berikut:
a. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain.
Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat
melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna pada anak. Anak mendapatkan pengetahuan
melalui kegiatan mainnya.
b. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek
perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak.
c. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan
atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk
anak-anak yan mempunyai kebutuhan khusus.
d. Berpusat pada anak
Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa
mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan
karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan
kebutuhan anak.
e. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang
mendorong ana aktif mencari, menemukan, menentukan
pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta
mengalami sendiri.
- 29 -

f. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter


Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter
yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter
tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui
pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan
dan keteladanan.
g. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan
kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui
pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan maupun melalui
pembiasaan dan keteladanan.
h. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa
agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi
anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi
dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain dengan baik.
i. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk
rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan
antara anak dengan anak lain.
j. Pemanfaatan media dan sumber belajar, serta narasumber
Penggunaan media belajar, sumber belajar, dan
narasumber yang ada di lingkungan RA bertujuan agar
pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk
narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu
yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter,
polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.
Adapun beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan
dalam melakukan stimulasi/rangsangan terhadap anak,
antara lain yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih
sayang.
- 30 -

b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena


akan menirukan tingkah laku orang-orang yang terdekat
dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok usia anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan
tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai usia anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, yang
aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.
i. Orientasi stimulasi bermain melalui permainan di dalam
maupun di luar ruangan seperti balok-balok konstruktif,
bahan-bahan untuk menggunting, merekat, melipat,
bermain peran mikro dan peran makro, benda-benda
untuk mengenal angka dan huruf, dan alat permainan di
luar seperti papan jungkat jungkit, papan luncur, ayunan,
papan titian dan lain-lain.
Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua, pengasuh, dan
pendidik dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk mengadakan hubungan dengan orang dewasa dan
anak lainnya menyediakan pengalaman dengan musik,
sajak, dongeng, dan main peran untuk memperkuat
perkembangan bahasa dengan mencontohkan pemecahan
masalah, menyediakan bermacam-macam bahan main
seperti main sensorimotor, main peran dan main
pembangunan dengan menyediakan kesempatan harian
untuk anak bermain dengan bermacam-macam bahan
main.
- 31 -

2. Layanan Kesehatan, Gizi dan Perawatan


Layanan kesehatan, gizi, dan perawatan di RA menjadi
bagian dari kurikulum yang diwujudkan dalam kegiatan
rutin seperti:
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
yang dicatat dalam buku khusus secara berkala setiap
bulan.
b. Pembiasaan makanan yang sehat dan seimbang atau
pemberian makanan tambahan secara berkala
c. Pembiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
d. Pengenalan makan gizi seimbang dengan melibatkan orang
tua dalam menyiapkan bekal untuk anak sehari-hari.
e. Memantau asupan makanan yang dibawa anak setiap
harinya termasuk jajanan yang dikonsumsi anak selama
ada di sekolah.
f. Penyediaan alat pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3 K) untuk penanganan pertama pada anak yang
mengalami luka di ruang usaha kesehatan sekolah (UKS).
g. Mengontrol kondisi fisik anak secara berkala dengan
mendatangkan dokter atau bidan dari Puskesmas.
h. Memberi fasilitas tenaga medis untuk melakukan
sosialisasi tentang gizi seimbang seperti pemberian
vitamin A, imunisasi, pemeriksaan kesehatan mata,
telinga, dan mulut dan lain-lain.

3. Layanan Pengasuhan
Pengasuhan dilakukan melalui kerjasama antara guru
dengan orangtua melalui Program Parenting, dengan jenis
kegiatan sebagai berikut:
a. Penyuluhan, diskusi, simulasi, seminar tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, pengenalan
makanan lokal yang sehat, pembiasaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), penanggulangan cacingan,
penggunaan garam beryodium, pencegahan penyakit
menular, dan sebagainya.
- 32 -

b. Konsultasi antara guru dan orangtua berkaitan dengan


pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Kunjungan guru ke rumah peserta didik (home visit).
d. Keterlibatan orangtua di dalam kelas misalnya membantu
menata lingkungan main, membuat media pembelajaran,
menjadi model profesi sesuai dengan tema pembelajaran.
e. Keterlibatan orangtua dalam menyediakan program makan
bersama secara bergilir sesuai rekomendasi ahli gizi
tentang penyediaan menu makanan dengan pemenuhan
gizi seimbang.
f. Keterlibatan orangtua di luar kelas misalnya menjadi
panitia kegiatan lapangan, dan menyediakan pemberian
makanan tambahan (PMT).
g. Kegiatan bersama keluarga, yaitu kesanggupan orang tua
dalam melaksanakan pengasuhan bersama.

4. Layanan Perlindungan
Perlindungan anak harus menjadi bagian dari Misi
lembaga, artinya semua anak yang ada di lembaga RA harus
terlindung dari kekerasan fisik dan kekerasan non fisik,
antara lain:
a. Memastikan lingkungan, alat, dan bahan main yang
digunakan anak dalam kondisi aman, nyaman dan
menyenangkan.
b. Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau
kekerasan psikologis ataupun ucapan teman, guru, atau
orang dewasa lainnya di sekitar lembaga.
c. Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh
disentuh dan yang tidak boleh disentuh.
d. Mengajarkan anak untuk dapat menolong dirinya apabila
mendapat perlakuan tidak nyaman, misalnya meminta
pertolongan atau menghindari tempat dan orang yang
dirasakan membahayakan.
e. Semua area di sekitar lembaga berada dalam jangkauan
pengawasan guru.
f. Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai
dengan kebutuhan dan kondisinya.
- 33 -

g. Memastikan semua guru terbiasa ramah, menghormati,


menyayangi, peduli kepada semua anak dengan tidak
melabelkan sesuatu pada anak.
h. Menumbuhkan situasi di area lembaga dengan penuh
keramahan, santun, dan saling menyayangi.
i. Memastikan saat anak pulang sekolah dalam posisi aman.
j. Menangani dengan segera ketika anak mengalami
kecelakaan.

5. Layanan Kesejahteraan
Layanan kesejahteraan diartikan bahwa lembaga RA
memperhatikan terpenuhinya kebutuhan dasar setiap anak
yakni kepastian identitas, kebutuhan fisik dan kebutuhan
rohani untuk malaksanakan layanan kesejahteraan bagi
anak, satuan pendidikan melakukan hal-hal berikut:
a. Membantu keluarga yang anaknya belum memiliki akta
kelahiran dengan cara melaporkan ke kelurahan untuk
diproses pembuatan aktenya.
b. Menyisihkan dana bantuan operasional dan dana dari
sumber lainnya untuk program makanan tambahan sehat
sederhana berbahan baku lokal.
c. Penyiapan makanan tambahan dilakukan dengan cara
melibatkan orangtua atau komite.
d. Membantu keluarga yang belum memiliki akses layanan
kesehatan dengan mendaftarkan keluarga tersebut
sebagai penerima jaminan kesehatan.
e. Memperlakukan semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus sesuai dengan potensi yang dimiliki, kemampuan
yang dicapai, dan pemberian dukungan yang sesuai
untuk menumbuhkan rasa percaya diri, keberanian, dan
kemandirian anak.
f. Membiasakan untuk memberi penghargaan kepada anak
atas apa yang berhasil dilakukannya.
- 34 -

Tabel 1
Stakeholder pada Layanan Holistik Integratif di RA
No Unsur Peran

I. Lembaga RA Penyelenggara layanan HI dengan bimbingan dan


pengawasan instansi terkait.

2. Kementerian Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


Agama supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan pendidikan di RA.

3. Dinas Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


Kesehatan supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan kesehatan di dalam atau
di luar Lembaga RA yang meliputi: pemeriksaan
kesehatan, gizi, imunisasi, pemberian vitamin
kepada anak, dan penyuluhan kesehatan untuk
orangtua.

4. Dinas Sosial Dinas Sosial melaksanakan pelayanan, bimbingan


teknis, supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan sosial di lembaga RA
meliputi: perlindungan, rehabilitasi untuk anak
yang mengalami kasus kekerasan, atau
penelantaran, dan penyuluhan kepada orangtua.

5. BKKBN Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan pengasuhan termasuk
penyuluhan tentang program pengasuhan kepada
orang tua.

6. KPPPA Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan sekolah ramah anak.

7. TNI/ Melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis,


Kepolisian supervisi, advokasi; pelatihan, evaluasi dan
pelaporan terkait layanan keamanan dan ketertiban
di Lembaga RA, termasuk penyuluhan tentang
jaminan keamanan dan perlindungan hukum dari
tindak penelantaran dan kekerasan pada anak.
- 35 -

8. Posyandu Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar kepada


anak usia dini yang mencakup penimbangan dan
pengukuran tinggi badan serta pemberian vitamin
A secara berkala.

9. Tokoh Sebagai pendamping, pembina, dan mitra kerja RA


Masyarakat dalam memberikan fasilitasi, advokasi, penyuluhan
terkait dengan nilai dan budaya setempat yang
sesuai dengan konten HI.

10. Orang Tua Lembaga RA dalam melaksanakan program HI


dimaupun di dalam lingkungan keluarganya.

11. Lingkungan Lingkungan sekitar baik lingkungan


sekitar
Masyarakat lembaga RA maupun lingkungan rumah peserta
didik dapat memberikan kontribusi didalam
pemberian layanan HI, misalnya dengan turut serta
didalam memantau perkembangan anak, turut
serta didalam pengasuhan dan memberikan
perlindungan anak.

B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah suatu kegiatan
untuk mendapatkan gambaran kemampuan anak usia dini sesuai
dengan tugas perkembangannya. Dengan melakukan deteksi dini,
maka kita dapat menemukan gangguan/ hambatan pada tumbuh
kembang anak tersebut. Misalnya deteksi dini terkait
pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui status gizi buruk
(stunting). Deteksi dini gangguan perkembangan yaitu untuk
mengetahui ganggu an perkembangan anak, misalnya
keterlambatan bahasa, daya tangkap, konsentrasi, gangguan daya
lihat, gangguan daya dengar, gangguan mental emosional dan
lain-lain.

Tabel 2
Skrining/Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Dilakukan


Deteksi Dini
Usia Gangguan Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Anak Pertumbuhan
BB/
LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
TB
- 36 -

0B1 Al Al
3 B1 Al Ai -q Ai
6 BI -4 Ai -4 Ai
9 B1 4 4 4 -4
12 B1 Al Ai 4 4
15 B1 4 4
18 Bl 4 4 4 4 4
21B1 Ai 4 4
24 B1 Ai .4 Ai 4 4
30 B1 -4 4 4 4
36 BI 4 4 4 4 4 4 4 AI
42 B1 Al 4 4 4 4 4
48 B1 -4 4 4 4 4 4 4
54 Bl Ai Ai Al Al Ai Ai
60 BI 4 4 -4 4 4 AI 4
66 B1 4 4 4 4 4 4
72 BI 4 4 4 4 4 4 4

Keterangan
BB/TB Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
LK Lingkaran Kepala
KPSP Kuesionar Pra Skrining Perkembangan
TDD Tes Daya Dengar
TDL Tes Daya Lihat
KMPE Kuesionar Masalah Perilaku Emosional
M-CHAT Modified Cheklist for Autism Toddlers
GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tanda * Dilakukan atas indikasi

D Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) bagi anak umur 36


bulan sampai 72 bulan.
D Ceklis autis anak prasekolah (Modified Checklist for Autism in
Toddler atau M-CI-IA7) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
➢ Formulir deteksi dini gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating
Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas.

1. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Anak


Deteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat
pelayanan, dengan pelaksana dan alat yang digunakan sebagai
berikut:
- 37 -

Tabel 3
Pelaksana dan Alat Deteksi Dini
Gangguan Pertumbuhan Anak

Tingkat
Pelaksana Alat yang Digunakan
Pelayanan
Keluarga, 1. Orang tua 1. KMS
Masyarakat 2. Kader kesehatan 2. Timbangan dacin
3. Petugas PAUD,
BKB, TPA dan Guru
RA

Puskesmas 1.Dokter 1. Tabel BB atau TB


2. Bidan 2. Grafik LK
3. Perawat 3. Timbangan
4.Ahli Gizi 4. Alat ukur tinggi
5. Petugas Lainnya badan
5. Pita pengukur

Keterangan:
a. Pegukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali, dan gemuk.
b. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini
tumbuh kembang balita, pengukuran dan penilaian BB/TB
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau pendidik terlatih.
c. Pergunakan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002) untuk
dapat menginterpretasikan status gizi anak, normal, kurus, kurus
sekali, dan gemuk.
d. Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk
mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar
batas normal.
e. Jadwal disesuaikan dengan umur anak, umur 0 - 11 bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih
besar umur 12 - 72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam
bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih.
f. Interpretasi terhadap hasil pengukuran lingkar kepala:
1) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam "jalur hijau"
maka lingkaran kepala anak normal.
- 38 -

2) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar "jalur hijau"


maka lingkaran kepala anak tidak normal.
3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu
makrosefal bila berada di atas "jalur hijau" dan makrosefal bila
berada dibawah "jalur hijau".
2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan, dengan
pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 4
Pelaksana dan Alat Deteksi Dini
Gangguan Perkembangan Anak

Tingkat Alat yang


Pelaksana
Pelayanan Digunakan

Keluarga dan • Orang tua Buku KIA


masyarakat • Kader kesehatan,
BKB, TPA, RA
• Petugas terlatih • KPSP
• Guru RA terlatih • TDL
• TDD
Puskesmas • Dokter • KPSP
• Psikolog • TTDL
• TDD
• M-CHAT
• GPPH
• KMPE

Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
M-CHAT Checklist for Autism in Toddlers
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas
KMPE Kuesioner Masalah Mental Emosional
- 39 -

a. Skrining Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra


Skrining Perkembangan (KPSP).
1) Tujuan skrining/ pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk megetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan.
2) Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,
6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta
kembali untuk skrining KPSP pada umur 9 bulan. Apabila
orangtua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining
maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk menggunakan
skrining terdekat yang lebih muda.
3) Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru
RA dan petugas PAUD terlatih.
4) Interpretasi hasil KPSP :
a) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
1. Jawaban "Ya", bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
2. Jawaban "Tidak", bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak
belum pernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
b) Jumlah jawaban "Ya" = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya (S).
c) Jumlah jawaban "Ya" = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M).
d) Jumlah jawaban "Ya" = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
e) Untuk jawaban "Tidak", perlu dirinci jumlah jawaban "Tidak"
menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
- 40 -

5) Intervensi :
a) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan
berikut :
I. Beni pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
3. Berikan stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan
setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak
sudah memasuki usia prasekolah (36 - 72 bulan), anak
dapat melakukan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
lembaga RA, bekerjasama dengan dinas kesehatan
setempat.
5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP
setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan
dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
b) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut :
I. Beni petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan
sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya.
4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
5. Jika hasil KPSP ulang jawaban "Ya" tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P)
- 41 -

c) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P),


lakukan tindakan berikut :
Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
b. Tes Daya Dengar (TDD)
1) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara.
2) Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari
12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan ke atas.
Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, tenaga PAUD dan
petugas terlatih lainnya.
3) Interpretasi hasil Tes Daya dengar:
a) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
b) Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/balita atau
status/catatan medik anak, jenis kelamin.
4) Intervensi:
a) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman.
b) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
c. Tes Daya Lihat ( TDL)
1) Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini
kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan
lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman
daya lihat menjadi lebih besar.
2) Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan, guru RA, dan petugas terlatih lainnya.
3) Interpretasi hasil Tes Daya Lihat :
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat
sampai bans ketiga pada poster "E". Bila kedua mata anak tidak
dapat melihat baris ketiga poster "E", artinya tidak dapat
mencocokkan arah kartu "E" yang dipegangnya dengan arah "E"
- 42 -

pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan


anak mengalami gangguan daya lihat.
4) Intervensi:
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta
anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksa
berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama,
atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua
matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya).
d. Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)
1) Tujuan KMPE adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak.
2) Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin
setiap enam bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining.
3) Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku
Emosional (KMPE) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk
mengenali problem mental emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
4) Interpretasi :
Bila ada beberapa jawaban "YA", maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional.
5) Intervensi :
a) Bila jawaban "YA" hanya 1 (satu):
1. Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku
Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak.
2. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan
rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang.
b) Bila jawaban "YA" ditemukan 2 (dua) atau lebih :
Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai
informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional
yang ditemukan.
- 43 -

e. Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT)


1) Tujuan M-CHAT adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
2) Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada
kecurigaan oleh ahli. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu
atau lebih keadaan di bawah ini :
a) Keterlambatan bicara.
b) Gangguan komunikasi/interaksi sosial.
c) Perilaku yang berulang-ulang.
3) Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism in
Toddlers (M--CHAT)
M-CHAT ini ada 2 jenis pertanyaan, yaitu :
a) Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/ pengasuh
anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan
kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
b) Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti
yang tertulis M-CHAT.
4) Interpretasi :
a) Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban "Tidak" pada
pertanyaan A5, A7, B2, B3, dan B4.
b) Risiko rendah menderita autis: bila jawaban "Tidak" pada
pertanyaan A7 dan B4.
c) Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban
"Tidak" jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4: A6:
A8-A9: Bl: B5.
d) Anak dikatakan normal bila tidak termasuk dalam kategori 1,
2 dan 3.
5) Intervensi:
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada
gangguan perkembangan, rujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak.
- 44 -

f. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)


1) Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada
anak umur 36 bulan ke atas.
2) Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari orangtua/pengasuh anak.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini.
3) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH. Formulir
ini terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada
orangtua/pengasuh/ pendidik dan pertanyaan yang perlu
pengamatan pemeriksa.
4) Interpretasi :
a) Beni nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan "bobot
nilai" berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban
menjadi nilai total.
1. Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
2. Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak.
3. Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
4. Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
b) Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan
GPPH.
5) Intervensi:
a) Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke RS yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak
untuk konsultasi dan lebih lanjut.
b) Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu,
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan
pertanyaan kepada orang terdekat dengan anak (orangtua,
pengasuh, nenek, guru, dan lain-lain).
Tahapan skrining yang dilakukan oleh Guru RA untuk membantu
mendeteksi dini anak berkebutuhan khusus:
- 45 -

Gambar 1
Tahapan Skrining Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak RA

ORANGTUA MENGISI DATA IDENTITAS


ANAK DIDAFTARKAN
ANAK LENGKAP DAN WAWANCARA
MASUK SEKOLAH (PPDB)

1
+
OBSERVASI

/ \
SESUAI TAHAPAN
PERKEMBANGAN
TERINDIKASI ABK

viv
DDTK

PPI Terapi


KURIKULUM RA

C. Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak


Secara sederhana intervensi dapat diartikan sebagai bantuan,
penanganan, layanan atau tindakan campur tangan terhadap
masalah atau krisis yang dihadapi individu, dengan tujuan untuk
mencegah berkembangnya permasalahan lebih lanjut dan
mengurangi dampak yang ditimbulkan. Sedangkan istilah dini
berarti usia awal, sehingga intervensi dini adalah serangkaian
tindakan tertentu yang dilakukan orangtua, pengasuh dan
pendidik anak usia dini untuk memperbaiki dan mengatasi
gangguan perkembangan tersebut sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
- 46 -

Melalui intervensi dini orang tua dapat meningkatkan sikap,


terhadap dirinya sendiri maupun terhadap anaknya, sehingga
memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan anak,
mencegah bertambahnya gangguan atau hambatan pada tahap
lanjut, pada akhirnya mampu meningkatkan kemandirian dan
konsep dirinya.
Hambatan atau gangguan perkembangan pada anak dipengaruhi
oleh banyak faktor sehingga perlu dilakukan intervensi dini secara
benar dan intensif secara holistik integratif dengan melibatkan seluruh
pemegang kepentingan, stakeholder (orangtua, guru, masyarakat,
pemerintah, dan lainnya) sebagai media dalam melakukan intervensi.
Contoh praktek intervensi tumbuh kembang anak, berupa
stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di
rumah selama dua minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil
intervensi stimulasi perkembangan.
1. Intervensi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tindakan intervensi pertumbuhan dan perkembangan anak
dilakukan atas indikasi :
a. Perkembangan anak meragukan (M) artinya kemampuan anak
tidak sesuai dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila
umur skrining 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya,
pemeriksaan KPSP jawaban "YA" = 7 atau 8.
Lakukan intervensi sebagai berikut :
1) Pilih kelompok umur, stimulasi yang lebih muda dari umur
anak. Misalnya: menurut KPSP, anak umur 12 bulan belum bisa
berdiri, maka dilihat kelompok umur stimulasi 9 - 12 bulan atau
yang lebih muda (bukan kelompok umur stimulasf 12 - 15
bulan). Karena kemampuan berdiri merupakan motorik kasar,
maka lihat kotak "kemampuan motorik kasar"
2) Ajari orangtua cara melakukan intervensi sesuai dengan
penyimpangan yang ditemukan pada anak tersebut. Misalnya,
anak mempunyai penyimpangan motorik kasar, maka yang
diintervensi adalah motorik kasarnya. Pada contoh di atas, anak
harus dilatih berdiri.

3) Beni petunjuk pada orangtua dan keluarga untuk


mengintervensi anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan
- 47 -

kasih sayang, bervariasi dan sambil bermain dengan anak agar


is tidak bosan.
4) Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari
sekitar 3-4 jam, selama dua minggu. Bila anak terlihat senang
dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak
menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan
apabila anak sudah dapat diintervensi lagi.
5) Minta orangtua atau keluarga datang kembali atau kontrol dua
minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi dan
melihat apakah ada kemajuan/perkembangan atau tidak.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan KPSP yang seuai
dengan umur skrining yang terdekat.
Berikut ini contoh tindakan intervensi yang dilakukan pada beberapa
anak dengan masalah perkembangan.

Tabel 5
Contoh Tindakan Intervensi Perkembangan pada Anak
Hasil
Lingkup Pemeriksaan Tindakan Intervensi
U sia
Perkembangan KPSP Perkembangan

48 bin Motorik Halus Belum bisa Bantu anak memegang


menggambar pensil dengan benar, ajak
lingkaran anak melihat dan
(kemampuan memperhatikan cara
gerak halus) menggambar "lingkaran"
berulang-ulang. Puj ilah
atau beri reward jika anak
bisa menggambar
"lingkaran".

Motorik Kasar Belum dapat Tunjukkan pada anak cara


melompati melompat dengan satu
bagian lebar kaki. Bila anak sudah bisa
kertas dengan melompat dengan satu
mengangkat kaki, tunjukkan cara
satu kakinya melompat melintas
secara ruangan, mula-mula
bersamaan dengan satu kaki,
tanpa kemudian bergantian
didahului lari dengan kaki yang lainnya.
Bahasa Belum dapat Bantu agar anak mau
menyebut bercerita mengenai dirinya,
nama hobinya atau mengenai
lengkapnya anda. Anda dapat bercerita
tanpa dibantu. tentang sesuatu , dan
kemudian minta anak
menyelesaikan cerita itu.
- 48 -

Sosialisasi dan Setelah makan, Tunjukkan pada anak cara


kemandirian anak belum memakai sabun dan
mampu membasuh dengan air
mencuci dan ketika mencuci tangannya
mengeringkan setelah makan. Setelah itu
tangannya dapat dilakukannya, ajari
dengan baik ia untuk mengeringkan
sehingga anda sendiri sendiri, lalu
tidak perlu biasakan hal tersebut.
mengulanginya

54 bin Sosial Emosional Belum bisa Anak diberi pakaian yang


mengancing berkancing. Ajari cara
baju sendiri mengkancingkan baju.
(kemampuan Pada permulaan, gunakan
sosialisasi dan kancing besar. Minta anak
kemandirian) mengancing kancing
pakaian berulang kali.
Pujilah jika anak mau bisa
mengancingkan kancing
pakaian.

Motorik kasar Anak belum Pada waktu anak bermain


mampu dengan teman sebayanya,
melompat tunjuk 2 anak untuk
dengan satu memegang tali rapia
kaki beberapa panjang I meter, atur jarak
kali tanpa dari tanah, jangan terlalu
berpegangan tinggi. Tunjukkan kepada
(lompatan anak cara melompat tali
dengan dua dengan satu kaki.
kaki tidak ikut
dinilai).
Apakah ia
dapat
melompat 2 - 3
kali dengan
satu kaki

Motorik Halus Belum dapat Beli atau buat satu set


meletakkan 8 balok maianan anak. Anak
buah kubus akan main dengan balok-
satu persatu di balok itu selama bertahun-
atas yang lain tahun. Bila anak anda
tanpa bertambah besar anda
menjatuhkan dapat menambah
kubus jumlahnya.
tersebut?
Kubus yang
digunakan
ukuran 2,5 - 5
cm.

Bahasa Belum dapat Ajari anak menyebut


menyebut namanya secara lengkap.
nama Sebut nama lengkap anak
lengkapnya dengan perlahan. Minta
tanpa dibantu anak mengulanginya.
- 49 -

66 bin Bahasa Belum Letakkan sejumlah benda


mengenal dengan bermacam-macam
warna warna. Tunjuk dan
(kemampuan sebutkan warnanya, minta
bicara dan anak menirukan menunjuk
bahasa) dan menyebut warna
benda. Pujilah jika anak
mau menunjuk dan
menyebut warna. Lakukan
minta anak lain yang
berada di sekitar anak.

Motorik kasar Belum dapat Ajari anak naik sepeda atau


mengayuh bermain sepatu roda.
sepeda atau Beritahu anak hal-hal
sepatu roda untuk keamanannya. Bila
sejauh anak sudah bisa naik
sedikitnya 10 sepeda atau main sepatu
meter roda dan mengerti serta
mematuhi peraturan untuk
keselamatan dan
keamanan, beri anak
kesempatan naik sepeda/
sepatu roda agak jauh dari
rumah.

Motorik Halus Belum dapat Suruh anak menggambar di


menggambar tempat kosong yang
sedikitnya 3 tersedia. Katakan padanya:
bagian tubuh "Buatlah gambar orang".
misal mata, Jangan memberi perintah
telinga, lengan lebih dari itu. Jangan
bertanya/ mengingatkan
anak bila ada bagian yang
belum tergambar, hitunglah
berapa bagian tubuh yang
tergambar. Untuk bagian
tubuh yang berpasangan
seperti mata, telinga,
lengan dan kaki, setiap
pasang dinilai satu bagian.

Sosial Emosional Belum mampu Kumpulkan benda-benda


bersosialisasi yang ada di rumah seperti
dan berperan sepatu, sandal, buku,
sesuai dengan mainan, majalah, dsb
perannya. untuk bermain "belanja di
toko". Tulis harga setiap
benda pada secarik kertas
kecil. Buat "uang kertas"
dari potongan kertas dan
"uang logam" dari
kancing/ tutup botol.
Kemudian minta anak
berperan sebagai pemilik
toko, anda dan anak yang
lain pura-pura membeli
benda-benda itu dengan
"uang kertas" dan "uang
logam" selanjutnya secara
- 50 -

bergantian anak-anak
menjadi pembeli dan
pemilik toko.

b. Bila seorang anak mempunyai masalah hambatan perkembangan,


sedangkan umur anak saat itu bukan pada jadwal umur skrining,
maka lakukan intervensi perkembangan sesuai dengan masalah
yang ada sebagai berikut:
1) Misalnya : anak umur 19 bulan belum bisa menyebut ayah
ibunya.
2) dengan panggilan seperti "papa" "mama" artinya ada
penyimpangan kemampuan bahasa dan bicara. Lihat kelompok
umur stimulasi yang lebih mudah, pilih kotak "kemampuan
bicara dan bahasa" yang memuat cara melatih anak supaya bisa
menyebut kata-kata "papa", "mama", yaitu pada kelompok umur
stimulasi 3 - 6 bulan.
3) Sedangkan intervensi berupa stimulasi untuk kelompok umur
yang lebih muda pada contoh di atas stimulasi untuk kelompok
umur 15 - 18 bulan, tetap diberikan.
4) Ajari orang tua cara melakukan intervensi perkembangan anak
sebagaimana yang dianjurkan pada kotak stimulasi tersebut.
5) Beni petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk
mengintervensi anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan
kasih sayang, bervariasi dan sambil bermain dengan anak agar
is tidak bosan.
6) Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari
sekitar 3 - 4 jam, selama dua minggu. Bila anak terlihat senang
dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak
menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan
apabila anak sudah bisa diintervensi lagi.
7) Minta orang tua atau keluarga datang kembali atau kontrol dua
minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi dan
melihat apakah ada kemajuan perkembangan atau tidak.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan KPSP yang sesuai
dengan umur skrining yang terdekat.
2. Evaluasi Intervensi Perkembangan Anak
Setelah orangtua dan keluarga melakukan tindakan intervensi
perkembangan anak secara intensif di rumah selama dua minggu,
- 51 -

maka anak perlu dievaluasi apakah ada kemajuan perkembangan


atau tidak.
Cara melakukan evaluasi hasil intervensi perkembangan anak,
antara lain:
a. Apabila usia anak sesuai dengan jadwal usia skrining yaitu usia 3,
6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya, maka lakukan evaluasi hasil
intervensi dengan menggunakan formulir KPSP sesuai dengan
umur anak.
b. Apabila usia anak tidak sesuai dengan jadwal usia skrining yaitu
usia 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya, maka lakukan
evaluasi hasil intervensi dengan menggunakan formulir KPSP
untuk usia yang lebih muda, paling dekat dengan usia anak,
seperti contoh berikut ini:
1) Anak umur 17 bulan lewat 17 hari, gunakan KPSP untuk usia
15 bulan.
2) Anak umur 35 bulan lewat 20 hari, gunakan KPSP untuk usia
30 bulan.
c. Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan artinya jawaban "YA" 9
atau 10, artinya perkembangan anak sesuai dengan umur
tersebut, lanjutkan dengan skrining perkembangan sesuai dengan
umurnya sekarang. Misalnya usia 17 bulan lewat 20 hari maka
pilih KPSP usia 18 bulan. Usia 35 bulan lewat 20 hari maka pilih
KPSP usia 36 bulan.
d. Bila hasil evaluasi intervensi jawaban "YA" tetap 7 atau 8, kerjakan
langkah-langkah, dengan meneliti kembali apakah ada masalah
terkait:
1) Intensitas intervensi perkembangan yang dilakukan di rumah,
apakah sudah dilakukan secara intensif?
2) Jenis kemampuan perkembangan anak yang diintervensi,
apakah sudah dilakukan secara tepat dan benar?
3) Cara memberikan intervensi, apakah sudah sesuai dengan
petunjuk dan nasehat tenaga kesehatan?
4) Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada masalah gizi?
Penyakit pada anak? Kelainan organ-organ terkait?
e. Bila ditemukan salah satu atau lebih masalah di atas:
1) Bila ada masalah gizi atau anak sakit, tangani kasus tersebut
sesuai pedoman atau standar tatalaksana kasus yang ada di
- 52 -

tingkat pelayanan dasar seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS), tatalaksana gizi buruk, dan sebagainya.
2) Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang tepat, atau tidak
sesuai dengan petunjuk atau nasehat tenaga kesehatan,
bimbing orangtua dan keluarga cara melakukan intervensi
perkembangan yang intensif yang tepat dan benar. Bila perlu
dampingi orangtua atau keluarga ketika melakukan intervensi
pada anaknya.
f. Kemudian lakukan evaluasi hasil intervensi yang kedua dengan
cara yang sama, apabila:
1) Bila kemampuan perkembangan anak ada kemajuan, berilah
pujian kepada orangtua dan anak. Anjurkan orangtua dan
keluarga untuk terus melakukan intervensi di rumah dan
kontrol kembali pada jadwal umur skrining berikutnya.
2) Bila kemampuan perkembangan anak tidak ada kemajuan
berarti ada penyimpangan perkembangan anak, dan anak perlu
segera dirujuk ke rumah sakit atau ke dokter spesialis anak,
kesehatan jiwa, psikolog dan ahli terapi (fisioterapi, terapi bicara,
dan sebagainya).
- 53 -

BAB IV
PENUTUP

Agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat tercapai dengan


optimal, maka stimulasi sejak dini harus dilakukan. Stimulasi ini
dilakukan secara terus menerus pada berbagai aspek perkembangan dan
tidak sebatas pada aspek pendidikan saja melainkan aspek kesehatan,
gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak.
Tidak semua pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan
baik atau sesuai dengan tahapan usianya, namun ada beberapa yang
mengalami gangguan atau hambatan di dalam tumbuh kembangnya yang
kita kenal dengan istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Setelah dilakukan deteksi dini, selanjutnya dilakukan Intervensi dini
terhadap gangguan tumbuh kembang anak, yaitu upaya penanganan yang
dilakukan sejak dini terhadap gangguan tumbuh kembang anak agar
tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal.
Dengan diterbitkannya petunjuk teknis ini, diharapkan guru, orang
tua, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dapat melakukan
detekdi dini tumbuh kembang serta memahami karakteristir anak
berkebutuhan khusus dengan tepat sehingga dapat memberi layanan
pendidikan yang optimal.

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
-54-

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2767 TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINT TUMBUH KEMBANG
ANAK RAUDHATUL ATHFAL

KPSP ANAK UMUR 36 BULAN

1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas Gerak halus Ya Tidak
tanpa bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu Gerak halus Ya Tidak
di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara & Ya Tidak
berbicara seperti "minta minum", "mau tidur"? bahasa
"Terimakasih" dan "Dadag" tidak ikut dinilai.
Bicara & Ya Tidak
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar- bahasa
gambar ini tanpa bantuan?

11 .... *.

(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai).


Gerak halus Ya Tidak
5. Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau
dada anda dari jarak 1,5 meter?
Bicara & Ya Tidak
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi bahasa
isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi-
kan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di tante.
"Letakkan kertas ini di kursi".
"Berikan kertas ini kepada ibu".
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
Gerak halus Ya Tidak
7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-
kurangnya 2.5 cm.
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.
Gerak kasar Ya Tidak
Jawab YA bila is menggambar garis seperti ini:

\\ 1 /
Jawab TIDAK bila is menggambar garis sepertiini:
\ it\V1/4 Ya Tidak

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai.


Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas Gerak kasar Ya Tidak
dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan
tanpa didahului lari?

Sosialisasi dan
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Kemandirian

10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh


sedikitnya 3 meter?
-55-
KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi & Ya Tidak


kemandirian

2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda, tiga sejauh Gerak kasar Ya Tidak
sedikitnya 3 meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi & Ya Tidak
tangannya dengan balk sehingga anda tidak perlu kemandirian
mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar Ya Tidak
perlu tunjukkan caranya dan ben anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali.
Dapatkah is mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Gerak kasar Ya Tidak
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa
didahului lari?

6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Gerak halus Ya Tidak
Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas
kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar
lingkaran?

0 CY D
Jawab : YA
o...,..... c,___---
Jawab : TIDAK

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di Gerak halus Ya Tidak
atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.

8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi & Ya Tidak
permainan lain dimana is ikut bermain dan mengikuti kemandirian

aturan bermain?

9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, Sosialisasi & Ya Tidak


baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk kemandirian

memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)


-56-

KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh Gerak kasar Ya Tidak
sedikitnya 3 meter?

2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan Sosialisasi Ya Tidak


mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda &
tidak perlu mengulanginya? kemandirian

3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar Ya Tidak
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah is mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau Iebih?

4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Gerak kasar Ya Tidak
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini
dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?

5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus Ya Tidak


lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini
di kertas kosong yang tersedia. Apakah anak dapat
menggambar lingkaran?

0 (Y D
Jawab : YA

Jawab : TIDAK

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu


Gerak halus Ya Tidak
di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.

7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga


Sosialisasi Ya Tidak
atau permainan lain dimana is ikut bermain dan &
mengikuti aturan bermain? kemandirian

8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja,


Sosialisasi Ya Tidak
baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk &
memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) kemandirian

9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya Bicara & Ya Tidak


tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika is hanya menyebut bahasa
sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
-57-

KPSP PADA ANAK UMUR 42 BU AN

1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain Gerak halus Ya Tidak
tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm,
2. Apakah anak dapat bermain petak urnpet, ular naga atau perrnainan Sosialisasi & Ya Tidak
lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? kemandirian
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos Sosiaiisasi & Ya Tidak
kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau kemandirian
ikat pinggang)
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab Bicara & bahasa Ya Tidak
TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit
dimengerti.
5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu Bicara & bahasa Ya Tidak
kecuali mengulangi pertanyaan.
"Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar,
bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah "menggigil" ,"pakai mantel"
atau "masuk kedalam rumah".
Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"
Jika lelah. jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur".
"berbaring/tidur-tiduran", "istirahat" atau "diam sejenak"
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan Gerak kasar Ya Tidak
caranya dan bed anak anda kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau
lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih Gerak halus Ya Tidak
panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: "Mans garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak
menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, Gerak halus Ya Tidak
suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan Bicara & bahasa Ya Tidak
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kerta ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan"
dan "di belakang".
- 58 -
KP P PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Is' titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak, Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan. Bicara & bahasa Ya Tidak
"Ape yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu leper?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"
Jawab YA bile anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan boner, bukan dengan
gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang boner adalah -menggigil" ,"pakai mantel" atau "masuk
kedalam rumah". • •
Jika lapar, jawaban yang boner adalah "makan-
Jika lelah. jawaban yang benar adalah "mengantuk". "tidur", -berbaring/tidur-tiduran",
"istirahat" atau "diem sejenak"
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka ?
Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya
Gerak kasar Yi
a T dak
dan ben anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atati lebih?
4. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih panjang".
Gerak halus Ya Tidak
Perlihetkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: "Mane garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak
menunjuk. putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

5. Jangan membaniu anak dan jangen memberitahu nama gambar ini, suruh anak
Gerak halus Ye Tidak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

t X I
C
Jawablah : YA
s — i
--/— — I — 1 '
Jawablah : TIDAK
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau
Bicara & bahasa Ya Tidak
male pada seat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai'.
"Letakkan kerta ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti 'di alas", "di bawah", 'di depan" dan "di
belakang".

7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau Sosialisasi & Ya Tidak
menggelayut pada anda) pada seat anda meninggalkannya? kemandirian

Bicara & bahasa Ya Tidak

8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :


"Tunjukkan segi empat merah"
"Tunjukkan segi empat kuning"
"Tunjukkan segi empat biru"
"Tunjukkan segi empat hijau"

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan Gerak kasar Ya Tidak
(lompatan dengan due kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali
dengan satu kaki'?

10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
- 59 -

KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, Gerak halos Ya Tidak
suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang

2. lkuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan Bicara & Ya Tidak
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: bahasa
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kerta ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti 'di atas", "di bawah", "di
depan" dan "di belakang".

3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa Sosialisasi & Ya Tidak
menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda kemandirian
meninggalkannya?
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada Bice/a& Ya Tidak
anak: . bahasa
"Tunjukkan segi empat merah" '
"Tunjukkan segi empat kuning"
"Tunjukkan segi empat biru''
"Tunjukkan segi empat hijau"
..

..
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah
ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan Gerak halus Ya Tidak
padanya: "Buatlah gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dan itu. Jangan bertanya/
mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergam-bar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan
dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak
menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
8, Pada gambar prang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak Gerak halos Ya Tidak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum Bicara & Ya Tidak
selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: bahasa
"Jika kuda besar make tikus
..
"Jika api panas maka es
''Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang "
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah
seorang pria) ?.
10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola Gerak kasar Ya Tidak
kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya?
(Bola besar tidak ikut dinilai).
-60-

KPSP PADA ANAK UMUR 72 BULAN

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :


Bicara & Ya Tidak
"Tunjukkan segi empat merah"
"Tunjukkan segi empat kuning" bahasa
"Tunjukkan segi empat biru"
"Tunjukkan segi empat hijau"

,
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan
Gerak kasar Ya Tidak
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah is dapat melompat 2-3
kali dengan satu kaki?

3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?


Sosialisai & Ya Tidak
kemandirian
4. Suruh anak rnenggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya:
"Buatlah gambar orang". Gerak halus Ya Tidak
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanyai mengingatkan anak
bila ada bagian yang belum tergam-bar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa
bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti
mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah
anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?

5. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 4, dapatkah anak menggambar
Gerak halus Ya Tidak
sedikitnya 6 bagian tubuh?

6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini,
Sosialisasi & Ya Tidak
jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus kemandirian
"Jika api panas maka es
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang "
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang
prig) ?.
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya
Gerak kasar Ya Tidak
dengan menggunakan kedua tangannya?
(Bola besar tidak ikut dinilai).

8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perk, tunjukkan caranya Gerak kasar Ya Tidak
dan beri anak anda kesempatan melaku-kannya 3 kali. Dapatkah is
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih?

9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 Gerak halus Ya Tidak
kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

E:..) till

Jawaban : YA

7 p0
Jawaban : TIDAK

10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
Bicara & Ya Tidak
mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?" bahasa
-Sepatu dibuat dan apa?"
"Pintu dibuat dari apa?'
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar?
Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
- 61 -

INSTRUMEN TES DAYA DENGAR MENU RUT UMUR ANAK

Umur Iebih dari 3 tahun :


1. Perlihatkan benda-benda yang ada di sekeliling anak seperti Ya Tidak

menyebutkan nama benda-benda tersebut dengan benar ?


2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di depan Ya Tidak

dengan suara yang lebih keras


-62-

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DETEKSI


DINI MASALAH PERILAKU EMOSIONAL

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang
jelas?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau
anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa
sangat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang
terhadap lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya)
dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan
atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya
dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya,
sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau
prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat
keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering
terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk,
mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau
makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut
atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya keniunduran perilaku
atau kemampuan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidka mau
berpisah dengan orangtua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang
tanpa alasan yang jelas?
-63-

CEKLIS DETEKSI DINT AUTIS


M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers)
Untuk anak umur 18 - 36 bulan

A. Alo anamnesis Ya Tidak


1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik
turun (bounched) di paha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga?
4. Apakah anak suka bermain "ciluk ba", "petak umpet"?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkir teh
menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko, atau permainan
lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan
menunjukkan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke
sesuatu agar anda melihat ke sana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil atau
kubus)?
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan
sesuatu?
Pengamatan Ya Tidak

1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan


pemeriksa?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk
sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakan: " Lihat itu
ada bola (atau mainan lain)"!.
Perhatikan mata anak, apakah is melihat ke benda yang ditunjuk,
bukan melihat tangan pemeriksa?
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/ cangkir
dan teko. Katakan pada anak: "Buatkan secangkir susu buat
mama"!
4. Tanyakan pada anak: "Tunjukan mana gelas"! (gelas dapat
diganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada di
sekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut dengan
jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke
suatu bends?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok menjadi
suatu menara?
- 64 -

FORMULIR DETEKSI DINI

GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)


(Abbreviated Conners Ratting Scale)

Kegiatan yang diamati o 1 2 3

1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan

2. Mudah menjadi gembira, impulsive.

3. Mengganggu anak-anak lain

4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang

perhatian pendek

5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus

menerus

6. Kurang perhatian, mudah teralihkan

7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustrasi

8. Sering dan mudah menangis

9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis

10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.

Jumlah

Nilai Total :
- 65 -

KARTU E UNTUK TES DAYA LIHAT


(Jarak anak dengan kartu E adalah 3 meter)

Baris
Pertama

Baris
Kedua

wm
maEula
Baris
Ketiga

Baris
Keempat W a E m a

HURUF E
YANG DIGUNAKAN
UNTUK LATIHAN
-66-

Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BBITB)


Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Anak Laki-laki Anak Perempuan


sangat Tinggi sangat sangat
sangat gemuk kurus normal gemuk
kurus normal Badan kurus gemuk
kurus gemuk
-3SD sid < -2SD -2SD sid < 2SD > 2SD sid 3SD > 3SD < -3SD -3SD aid < -2SD -2SD sid < 2SD > 2SD sld 3SD > 3SD
< -3SD
< 5,90 5,90 - 6,29 6,30 - 8,80 8,81 - 9,60 > 9.60 65.00 < 5,60 5,60 - 6,09 6,10 - 8,70 8,71 - 9,70 > 9,70
6,00 - 6,39 6.40 - 8,90 8.91 - 9,80 > 9.80 65.50 < 5,70 5.70 - 6.19 6;20 - 8,90 8,91 - 9;80 > 9,80
< 6.00
6,10 - 6,49 6,50 - 9,10 9,11 - 9,90 > 9,90 66.00 < 5,80 5.80 - 6,29 6,30 - 9,00 9,01 - 10,00 > 10,00
< 6,10
6,10 - 6,59 6,60 - 9,20 9.21 - 10,10 > 10.10 66.50 < 5,80 5.80 - 6,39 6,40 - 9,10 9,11 -10,00 > 10,10
< 6,10
6,70 - 9,40 9.41 - 10,20 > 10.20 67.00 < 5,90 5.90 - 6,39 6,40 - 9,30 9,31 - 10,20 > 10,20
< 6,20 6,20 - 6,69
6,30 - 6,79 6,80 - 9,50 9.51 - 10,40 > 10.40 67.50 < 6,00 6.00 - 6.49 6,50 - 9,40 9,41 -10,40 > 10,40
< 6,30
6,90 - 9,60 9.61 - 10,50 > 10.50 68.00 < 6,10 6,10 - 6.59 6,60 - 9.50 9,51 - 10,50 > 10,50
< 6.40 6,40 - 6,89
6,50 - 6,99 7,00 - 9,80 9.81 - 10,70 > 10.70 68.50 < 6,20 6.20 - 6.69 6,70 - 9,70 9,71 - 10,70 > 10,70
< 6.50
6,60 - 7,09 7,10 - 9,90 9.91 - 10.80 > 10.80 69.00 < 6,30 6.30 - 6.79 6,80 - 9,80 9,81 - 10,80 > 10,80
< 6.60
6,70 - 7,19 7.20 - 10,00 10.00 -11.00 > 11.00 69.50 < 6,30 6,30 - 6,89 6,90 - 9.90 9,91 - 10,90 > 10,90
< 6.70
6,80 - 7.29 7.30 - 10,20 10.21 - 11.10 > 11.10 70.00 < 6.40 6.40 - 6.99 7.00 -10.00 10,01 - 11,10 > 11,10
< 6.80
6,90 - 7,39 7.40. 10,30 10.31 -11.30 > 11.30 70.50 < 6,50 6.50 - 7,09 7.10 -10,10 10,11 - 11,20 > 11,20
< 6.90
6,90 - 7,49 7,50 -10,40 10.41 - 11.40 > 11,40 71.00 < 6,60 6,60 - 7,09 7,10 -10,30 10,31 - 11,30 > 11,30
< 6,90
< 7,00 7,00 - 7,59 7.60 -10,60 10,61 -11,60 >11,60 71.50 < 6,70 6,70 - 7,19 7,20 -10,40 10,41 - 11,50 > 11,50
< 7.10 7,10 - 7,69 7,70 - 10.70 10.71 - 11,70 > 11,70 72.00 < 6,70 6,70 - 7,29 7,30 - 10,50 10,51 - 11,60 > 11,60
< 7,20 7,20 - 7,79 7.80 -10,80 10,81 -11.80 > 11,80 72.50 < 6,80 6,80 - 7,39 7,40 -10,60 10,61 -11,70 > 11,70
< 7.30 7,30 -7,89 7,90 -11,00 11,01 - 12,00 > 12.00 73.00 < 6,90 6.90 - 7.49 7,50 -10,70 10,71 - 11,80 > 11,80
< 7,40 7,40 - 7,89 7.90 -11,10 11,11 - 12,10 > 12.10 73.50 < 7,00 7,00 - 7,59 7,60 -10,80 10,81 - 11,90 > 12,00
< 7,40 7,40 - 7,99 8.00 - 11,20 11.21 - 12.20 > 12.20 74.00 < 7,00 7,00 - 7,59 7.60 -11,00 11,01 - 12,10 > 12,10
< 7,50 7,50 - 8,09 8,10 - 11,30 11,31 - 12,40 > 12.40 74.50 < 7.10 7,10 -7,69 7,70 - 11,10 11,11 - 12,20 > 12,20
7,60 7,60 - 8,19 8,20 - 11,40 11.41 - 12,50 > 12.50 75.00 < 7,20 7,20 - 7,79 7,80 - 11,20 11,21 - 12,30 > 12,30
< 7.70 7,70 - 8,29 8.30 -11,60 11,61 - 12.60 > 12.60 75.50 < 7,20 7,20 - 7,89 7,90 - 11,30 11,31 - 12,50 > 12,50
< 7,70 7,70 - 8,39 8,40 -11,70 11,71 - 12,80 > 12,80 76.00 < 7,30 7,30 - 7,99 8,00 -11;40 11,41 - 12,60 > 12,60
< 7,80 7,80 - 8,49 8,50 - 11,80 11,81 - 12,90 > 12,90 76.50 < 7,40 7,40 - 7,99 8,00 - 11,50 11,51 - 12,70 > 12,70
< 7.90 7,90 - 8,49 8.50 - 11,90 11,91 - 13.00 > 13,00 77.00 < 7.50 7,50 - 8,09 8,10 -11,60 11,61 - 12,80 > 12,80
< 8,00 8.00 - 8.59 8.60 - 12.00 12.01 - 13.10 >13,10 77.50 < 7.50 7,50 - 8.19 8,20 - 11.70 11,71 - 12,00 > 12,90
< 8.00 8,00 - 8,69 8.70 - 12,10 12.11 - 13.30 > 13.30 78.00 < 7.80 7.60 - 8.29 8,30 - 11.80 11.81 - 13,10 > 13,10
< 8.10 8,10 - 8,79 8.80 - 12,20 12.21 - 13.40 > 13.40 78.50 < 7,70 7,70 - 8.39 8,40 -12,00 12,01 - 13,20 > 13,20
1 8.20 8,20 - 8,79 8.80 - 12,30 12,31 - 13.50 > 13.50 79.00 < 7,80 7,80 - 8,39 8,40 - 12,10 12,11 - 13,30 > 13,30
< 8.30 8,30 - 8,89 8,90 - 12,40 12,41 -13.60 > 13.60 79,50 < 7,80 7,80 - 8.49 8,50 - 12,20 12,21 - 13,40 > 13,40
< 8.30 8,30 - 8,99 9.00 - 12,60 12,61 - 13.70 > 13.70 80.00 < 7,90 7,90 - 8,59 8,60 - 12,30 12,31 - 13,60 > 13,60
< 8,40 8,40 - 9,09 9,10 - 12,70 12,71 - 13.80 > 13.80 80.50 < 8,00 8,00 - 8,69 8,70 - 12,40 12,41 - 13,70 > 13,70
< 8,50 8,50 - 9,19 9,20 - 12,80 12,81 -14.00 > 14.00 81.00 < 8,10 8,10 - 8,79 8,80 -12.60 12,61 - 13,90 > 13,90
< 8,60 8,60 - 9.29 9.30 - 12,90 12,91 -14.10 > 14.10 81.50 < 8,20 8,20 - 8,89 8,90 -12.70 12,71 - 14,00 > 14,00
< 8.70 8,70 - 9,29 9.30 - 13,00 13,01 - 14,20 > 14,20 82.00 < 8,20 8,20 - 8,99 9,00 - 12,80 12,81 - 14,10 > 14,10
< 8.70 8,70 - 9,39 9.40 - 13,10 13,11 - 14.40 > 14.40 82.50 < 8,40 8.40 - 9,09 9,10 - 13,00 13,01 - 14,30 > 14,30
< 8.80 8,80 - 9,49 9,50 - 13,30 13.31 -14,50 > 14,50 83.00 < 8,50 8,50 - 9,19 9,20 - 13,10 13,11 - 14,50 > 14,50
< 8.90 8,90 - 9,59 9.60 - 13,40 13,41 -14,60 > 14.60 83.50 < 8,50 8,50 - 9,29 9,30 - 13,30 13,31 - 14.60 > 14,60
< 9,00 9,00 - 9,69 9.70 -13,50 13.51 - 14,80 > 14,80 84.00 < 8,60 8,60 - 9,39 9,40 - 13,40 13,41 - 14,80 > 14,80
< 9.10 9,10 - 9,89 9,90 - 13,70 13,71 - 14,90 > 14,90 84.50 < 8,70 8,70 - 9,49 9,50 - 13,50 13,51 - 14,90 > 14,90
< 9,20 9.20 - 9,99 10,00 -13.80 13.81 -15.10 > 15,10 85.00 < 8,80 8.80 - 9.59 9,60 - 13,70 13,71 - 15,10 > 15,10
1 9.30 9.30 - 10.09 10,10 - 13,90 13,91 - 15.20 > 15.20 85.50 < 8,90 8.90 - 9.69 9.70 -13,80 13,81 - 15,30 > 15,30
< 9 40 9,40 - 10.19 10.20 -14,10 14.11 - 15.40 > 15.40 86.00 < 9.00 9.00 - 9.79 9,80 - 14,00 14,01 - 15,40 > 15,40
9 50 9,50 - 10.29 10,30 - 14.20 14,21 - 15,50 > 15.50 86.50 < 9.10 9.10 - 9.89 9,90 -14.20 14,21 - 15,60 > 15,60
< 9.60 9,60 - 10.39 10,40 - 14.40 14.41 - 15.70 > 15.70 87.00 < 9.20 9,20 - 9.99 10,00 - 14,30 14,31 - 15,80 > 15,80
-67-

Lanjutan
Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Anak Laki-laki Anak Perempuan


sangat Tinggi sangat sangat
sangat gemuk kurus normal gemuk
kurus normal gemuk
kurus gemuk Badan kurus
< -3SD -3SD sid < -2SD -2SD sid < 2SD > 2SD ski 3SD > 3SD < -3SD -3S0 sid < -2S0 -2SD sid < 2SD > 2S0 sid 3SD > 3SD
< 9,70 9,70 - 10,49 10,50 - 14,50 14,51 - 15,80 > 15,80 87.50 < 9,30 9,30 - 10,09 10,10 -14,50 14,51 - 15,90 > 15,90
< 9,80 9,80 - 10,59 10,60 -14,70 14.71 - 16,00 > 16,00 88.00 < 9,40 9,40 - 10,19 10,20 - 14,60 14,61 - 16,10 > 16,10
< 9,90 9,90 - 10,69 10,70 -14.80 14,81 - 16,10 > 16,10 88.50 < 9,50 9,50 - 10,29 10,30 - 14,80 14,81 - 16,30 > 16,30

< 10,00 10,00 - 10,79 10,80 -14.90 14,91 - 16,30 > 16,30 89.00 < 9,60 9,60 - 10,39 10,40 -14,90 14,91 - 16,40 > 16,40
< 10,10 10,10 - 10,89 10,90 -15.10 15,11 -16.40 > 16.40 89.50 < 9.70 9,70 - 10,49 10,50 - 15,10 15,11 - 16,60 > 16,60
< 10,20 10,20 - 10.99 11,00 - 15,20 15,21 - 16,60 > 16,60 90.00 < 9,80 9.80. 10,59 10,60 - 15,20 15,21 - 16,80 > 16,80
< 10,30 11,30 - 11.09 11,10 - 15,30 15,31 - 16,70 > 16,70 90.50 < 9.90 9.90 -10,69 10,70 - 15,40 15,41 - 16,90 > 16,90
< 10,40 10,40 - 11.19 11,20 -15.50 15,51 - 16,70 > 16,70 91.00 < 10,00 10,00 - 10,89 10,90 - 15,50 15,51 - 17,10 > 17,10
< 10,50 10,50 - 11,29 11,30 - 15.60 15.61 - 17,00 > 17,00 91.50 < 10,10 10,10 -10.99 11,00 -15,70 15,71 - 17,30 > 17,30
< 10,60 10,60 - 11,39 11,40 -15,80 15,81 - 17,20 > 17,20 92.00 < 10,20 10,20 - 11,10 11,11 - 15,80 15,81 - 17,40 > 17,40
< 10,70 10.70 - 11,49 11,50 - 15.90 15,91 -17.30 > 17,30 92.50 < 10,30 10,30 - 11,19 11,20 - 16,00 16,01 - 17,60 > 17,60
< 10,80 10.80. 11,59 11,60 -16.00 16,01 -17.50 > 17.50 93.00 < 10,40 10,40 - 11,29 11,30 -16,10 16,11 -17.80 > 17,80
< 10,90 10,90 - 11,69 11,70 - 16.20 16.21 - 17.60 > 17,60 93.50 < 10.50 10.50 - 11,39 11,40 - 16,30 16,31 - 17.90 > 17,90
< 11,00 11,00. 11,79 11,80 -16.30 16.31 - 17,80 > 17.80 94.00 < 10.60 10.60 - 11,49 11,50 -16,40 16,41 - 18,10 > 18,10
< 11,10 11.10 - 11,89 11,90 -16.50 16.51 - 17.90 > 17.90 94.50 < 10,70 10.70 -11,59 11,60 - 16,60 16,61 - 18,30 > 18,30
< 11,10 11,10 - 11,99 12,00 -16.60 16.61 - 18.10 > 18,10 95.00 < 10.80 10.80 -11,69 11,70 -16,70 16,71 - 18,50 > 18,50
< 11,20 11,20 - 12,09 12,10 - 16 ,70 16.71 -18,30 > 18,30 95.50 < 10,80 10.80 - 11,79 11,80 -16,90 16,91 - 18,60 > 18,60
< 11,30 11,30 -12,19 12,20 -16.90 16,91 - 18,40 > 18,40 96.00 < 10,90 10,90 -11,89 11,90 - 17,00 17,01 - 18,80 > 18,80
< 11,40 11,40 - 12,29 12,30 - 17,00 17.01 -18.60 > 18,60 96.50 < 11,00 11,00 -11,99 12,00 - 17,20 17,21 - 19,00 > 19,00
< 11,50 11,50 - 12,39 12,40 - 17,20 17,21 -18.80 > 18,80 97.00 < 11,10 11,10 - 12,09 12,10 - 17,40 17,41 - 19,20 > 19,20
< 11,60 11,60 - 12,49 12.50 -17.40 17.41 - 18,90 > 18.90 97.50 < 11.20 11,20 - 12.19 12,20. 17,50 17,51 - 19,30 > 19,30
< 11,70 11.70 - 12,59 12,60 - 17,50 17.51 - 19.10 > 19,10 98.00 < 11,30 11.30 -12,29 12,30 - 17,70 17,71 -19,50 > 19,50
< 11,80 11,80 - 12,79 12,80 - 17,70 17,71 - 19.30 > 19,30 98.50 < 11,40 11.40 - 12,39 12,40 - 17,90 17,91 - 19,70 > 19,70
< 11,90 11.90 - 12.89 12,90 -17,90 17.91 - 19,50 > 19,50 99.00 < 11,50 11,50 - 12,49 12,50 -18,00 18,01 - 19,90 > 19,90
< 12,20 12,20 - 12.99 13,00 - 18,00 18,01 - 19,70 > 19,70 99.50 < 11,60 11,60 - 12,69 12,70 - 18,20 18,21 - 20,10 > 20,10
< 12,10 12,10 - 13.09 13,10 - 18,20 18.21 - 19.90 > 19,90 100.00 < 11,70 11,70 -12,79 12.80 -18,40 18,41 - 20,30 > 20,30
< 12,20 12,20 - 13.19 13.20 -18,40 18.41 - 20,10 > 20,10 100.50 < 11,90 11.90 - 12,89 12,90 - 18,80 18,81 - 20,50 > 20,50
< 12,30 12.30 - 13.29 13,30 -18.50 18.51 -20.30 > 20,30 101.00 < 12,00 12,00 - 12.99 13,00 -18.70 18,71 - 20,70 > 20,70
< 12,40 12,40. 13,39 13,40 - 18,70 18.71 - 20,50 > 20.50 101.50 < 12.10 12,10 - 13.09 13,10 - 18,90 18,91 - 20.90 > 20,90

< 12,50 12,50 - 13,59 13,60 - 18.90 18.91 - 20,70 > 20.70 102.00 < 12.20 12,20 - 13.29 13.30 - 19,10 19.11 - 21.10 > 21,10

< 12,60 12,60 - 13,69 13,70 - 19,10 19,11 - 20,90 > 20.90 102.50 < 12,30 12,30 - 13.39 13,40 - 19,30 19,31 - 21,40 > 21,40
< 12,80 12,80 - 13,79 13,80 - 19.30 19.31 -21,10 > 21.10 103.00 < 12,40 12,40 - 13,49 13.50 - 19,50 19,51 - 21,60 > 21,60
< 12,90 12,90. 13,89 13,90 - 19,50 19.51 - 21,30 > 21,30 103.50 < 12,50 12,50. 13.59 13,60 -19.70 19,71 - 21,80 > 21,80
< 13,00 13,00 - 13,99 14,00 - 19.70 19.71 - 21,60 > 21.60 104.00 < 12,60 12,60 - 13.79 13.80 -19,90 19.91 - 22,00 > 22,00
< 13,10 13,10 - 14,19 14,20 - 19,90 19.91 - 21,80 > 21.80 104.50 < 12,80 12.80 - 13.89 13,90 - 20.10 20,11 - 22,30 > 22,30
< 13,20 13,20 - 14.29 14.30 - 20.10 20.11 - 22,00 > 22.00 105.00 < 12.90 12.90 - 13.99 14.00 - 20,30 20.31 - 22,50 > 22,50
< 13,30 13,30 - 14,39 14,40 - 20,30 20.31 - 22,20 > 22,20 105.50 < 13,00 13,00 - 14.19 14.20 - 20.50 20,51 - 22.70 > 22,70
< 13,40 13.40 - 14,49 14.50 - 20.50 20.51 - 22,50 > 22.50 106.00 < 13,10 13,10 - 14.29 14,30 - 20,80 20,81 - 23.00 > 23,00
<13,50 13,50 - 14,69 14,70 - 20,70 20.71 - 22.70 > 22.70 106.50 < 13,30 13,30 - 14.49 14,50 - 21,00 21,01 - 23,20 > 23,20
< 13,70 13.70 - 14,79 14,80 - 20,90 20.91 - 22,90 > 22.90 107.00 < 13,40 13,40 - 14.59 14.60 - 21.20 21.21 - 23,50 > 23,50
< 13,80 13,80 - 14.89 14.90 - 21.10 21.11 - 23,20 > 23.20 107.50 < 13.50 13.50 -14.69 14.70 - 21,40 21.41 - 23,70 > 23,70
-68-

Lanjutan
Standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan

Anak Laki-laki Anak Perempuan


sangat sangat Tinggi sangat sangat
kurus normal gemuk kurus normal gemuk
kurus gemuk Badan kurus gemuk
< -3SD -3SD skl < -2SD -2SD ski < 2SD > 2SD sid 3SD > 3SD < -3SD -3S9 s!d < -2SD -2SD sid < 2SD > 2SD std 3SD > 3SD
< 14,10 14,10 -15,29 15.30 - 21,80 21.81 - 23.90 > 23.90 109.00 < 13.90 13,90 - 15.19 15.20 - 22,10 22,11 - 24,50 > 24,50
< 14,30 14,30 - 15.49 15.50 - 22.00 22.01 - 24.20 > 24.20 109.50 < 14.10 14,10 - 15.39 15.40 - 22,40 22,41 - 24,80 > 24,80
< 14,40 14,40 - 15,59 15.60 - 22,20 22.21 - 24,40 > 24.40 110.00 < 14.20 14,20 -15,49 15.50 - 22,60 22,61 - 25,10 > 25,10
< 14,50 14.50. 15,79 15,80 - 22,40 22.41 - 24,70 > 24.70 110.50 < 14.40 14,40 -15,69 15,70 - 22,90 22,91 - 25,40 > 25,40
< 14,60 14,60 - 15,89 15.90 - 22,70 22,71 - 25,00 > 25.00 111.00 < 14.50 14,50 -15,79 15,80 - 23,10 23,11 - 25,70 > 25,70
< 14,80 14,80 -15,99 16,00 - 22,90 22,91 - 25,20 > 25,20 111.50 < 14.70 14,70 - 15,99 16,00 - 23,40 23,41 - 26,00 > 26,00
< 14,90 14,90 - 16,19 16.20 - 23,10 23.11 - 25.50 > 25,50 112.00 < 14.80 14,80 - 16,19 16,20 - 23,60 23,61 - 26,20 > 26,20
< 15,00 15,00 - 16,29 16,30 - 23,40 23.41 - 25,80 > 25.80 112,50 < 15.00 15,00 - 16.29 16,30 - 23,90 23,91 - 26,50 > 26,50
< 15,20 15,20 - 16,49 16,50 - 23,60 23.61 - 26,00 > 26.00 113.00 < 15.10 15,10 - 16.49 16,50 - 24,20 24,21 - 26,80 > 26,80
< 15,30 15,30 - 16,59 16.60 - 23,90 23,91 - 26,30 > 26.30 113.50 < 15,30 15,30 - 16,69 16,70 - 24,40 24,41 - 27,10 > 27,10
< 15,40 15,40 - 16,79 16,80 - 24,10 24,11 - 26,60 > 26,60 114.00 < 15,40 15,40 - 16,79 16.80 - 24,70 24,71 - 27,40 > 27,40
< 15,60 15,60 - 16.89 16,90 - 24,40 24,41 - 26,90 > 26,90 114,50 < 15,60 15,60 - 16,99 17,00 - 25,00 25,01 - 27,80 > 27,80
< 15,70 15,70 -17.09 17,10 - 24,60 24.61 - 27,20 > 27,20 115.00 < 15,70 15,70 - 17,19 17.20 - 25,20 25,21 - 28,10 > 28,10
< 15,80 15,80 - 17.19 17.20 - 24,90 24.91 - 27,50 > 27.50 115.50 < 15,90 15,90 - 17,29 17,30 - 25,50 25,51 - 28,40 > 28,40
< 16,00 16,00 - 17.39 17.40 - 25,10 25.11 - 27,80 > 27.80 116.00 < 16.00 16,00 -17,49 17,50 - 25,80 25,81 - 28,70 > 28,70
< 16,10 16,10. 17.49 17.50 - 25.40 25.41 - 28,00 > 28.00 116.50 < 16.20 16.20. 17.69 17.70 •26,10 26.11 - 29,00 > 29,00
< 16,20 16.20 - 17.69 17.70 - 25,60 25.61 - 28.30 > 28.30 117.00 < 16.30 16.30 - 17.79 17.80 - 26,30 26.31 - 29,30 > 29,30
< 16,40 16,40 - 17.89 17.90 - 25.90 25.91 - 28:60 > 28.60 117.50 < 16.50 16:50 - 17.99 18.00 -26,60 26,61 - 29,30 > 29,60
< 16,50 16,50 - 17.99 18.00 - 26,10 26.11 - 28,90 > 28.90 118.00 < 16.60 16,60 - 18.19 18,20 - 26.90 26,91 - 29,90 > 29,90
< 16,70 16,70 - 18,19 18.20 - 26.40 26.41 - 29,20 > 29.20 118.50 < 16,80 16,80 - 18.39 18.40 - 27,20 27,21 - 30,30 > 30,30
< 16,80 16,80 - 18.29 18.30 - 26,60 26.61 - 29.50 > 29.50 119.00 < 16.90 16,90 - 18.49 18.50 - 27,40 27,41 - 30,60 > 30,60
< 16,90 16,90 - 18.49 18,50 - 26,90 26,91 - 29,80 > 29,80 119.50 < 17.10 17,10 - 18,69 18,70 - 27,70 27,71 - 30,90 > 30,90
< 17,00 17,00 -18,59 18,60 - 27,20 27,21 - 30,10 > 30,10 120.00 < 17.30 17,30 -18,89 18,90 - 28,00 28,01 - 31,20 > 31,20
-69-

Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)


-Laki k Per m uan Umur 60-72 Bulan
Anak I aki.laki Anatt PPrpmplum

sangat sangat Umur sangat sangat


kurus normal gemuk kurus normal gemuk
kurus gemuk (BulaM kurus gemuk
< -350 -350 s/d < -2SD -2SD ski < 2SD > 2SD sic] 3SD > 350 < -350 -350 std < -2S0 -2SD sic! < 2SD > 2SD std 350 > 350 i
< 12,10 12,10 - 12,99 13,00 - 18,30 18,31 - 20,20 > 20.20 61 < 11,60 11,60 - 12.69 12,70 -18.90 18,91 - 21.30 > 21,30
< 12,10 12,10 -12,99 13,00 -18,30 18,31 - 20,20 > 20.20 62 < 11,60 11,60 -12,69 12,70 - 18.90 18,91 - 21,40 > 21,40
< 12,10 12,10 -12.99 13,00 -18,30 18.31 - 20,20 > 20,20 63 < 11,60 11,60 -12.69 12,70 - 18. 90 18.91 - 21,50 > 21,50
< 12,10 12,10 - 12.99 13,00. 18,30 18.31 - 20,30 > 20.30 64 < 11,60 11.60 - 12.69 12,70. 18.90 18,91 - 21,50 > 21,50
< 12,10 12.10 -12,99 13,00 - 18,30 18.31 - 20.30 > 20,30 65 < 11,70 11.70 - 12.69 12.70 - 19.00 19,01 - 12,60 > 21,60
< 12,10 12,10 - 12,99 13,00 - 18,40 18.41 - 20,40 > 20.40 66 < 11,70 11,70 - 12.69 12,70 - 19.00 19,01 - 12,70 > 21,70
< 12,10 12,10 -12,99 13,00 -18,40 18.41 - 20,40 > 20,40 67 < 11,70 11,70 -12.69 12,70 - 19.00 19,01 -12,70 > 21.70
< 12,10 12,10 - 12,99 13,00 - 18,40 18.41 - 20,50 > 20,50 68 < 11,70 11.70 - 12.69 12,70 - 19,10 19.11 - 21,80 > 21,80
< 12,10 12,10 -12,99 13,00 -18,40 18.41 - 20,50 > 20,50 69 < 11,70 11.70 -12.69 12.70 -19.10 19,11 - 21,90 >21.90
< 12,10 12,10 - 12.99 13,00 - 18,50 18.51 - 20,60 > 20,60 70 < 11,70 11.70 - 12.69 12,70 - 19,10 19,11 - 22,00 > 22.00
< 12,10 12,10 - 12,99 13,00 - 18,50 18,51 - 20,60 > 20,60 71 < 11,10 11,10 - 12,69 12,10 - 19,20 19,21 - 22,10 > 22,10
< 12,1U 12,1U - 12,99 16,00 - 16,5U 1b.b1 - 2U,IU > 2U,IU 11 <11,1U 11,1U - 12.69 11.IU - 19,2U 19,21 - 21,10 >22,1U

Keterangan :
3) IMT adalah Indeks Massa Tubuh untuk anak umur 60-72 bulan, yang dihitung dengan menggunakan rumus =
Berat badan (BB)
Tinggi Badan x Tinggi Badan (TB>)

Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SU atau glzl balk
Kurus : SD ski < -2 SU atau gizl kurang
Kurus sekali : < atau gizi buruk
Gemuk : > 2 SD s/d 3 SU atau gizi lebih
Gemuk sekali : > 3 SD atau obesitas
-70-

Contoh KMS

13
Berat badan di bawah garis merah (BGM)

a. Anak MENJADI SCM Anak PERTAMA KALI Anak ISGM yang tumbuh
b. 13GM dilimbang dan BOM NORMAL, karena nak
') Harus dirujuk ke `) Haws dirujuk ke Pus- tersebutrnemillki tinggi
Puskesrnas/R5 untuk kesmas utkkonfirrna- badan yang PENDEK
dIperiksa dan metope- si a pakart a nak GIZI Tkiak pertu mrujuk
rolah nerawatan MALIK atau "MAK ke pi istipcmas

Grafik Lingkaran Kepala Perempuan dan Laki-laki (Nelhaus, 1969).

GRAFIK LINGKARAN KEPALA


PEREMPUAN

CM IN
LINGKARAN KEPALA
62
ANAK PEREMPUAN 24
60
23
58
....
56 ..-•'.
22
,-...-' _........____.-,..
54
,, „.../".. 21
_,.../'
52
7....................... ....."...-- .....' ' 20
_1----1. .....
50
.....,
48 / 19
,,,,, mean (50%) 7
46 18

44
- 17

/ ''.. 16
40 ° 2.'

15
38 / .

36 14

34
13
32
12
30
1 1 1 1 , ( i 8 9 10 12 15 18 2 t 1 5 6 / 8 9 10 12 14 16 18
• [MILAN r I NHUN •

Ouri NELI1AUS G 41 : 106 1968 r 04 . 1 1 4 1 11 J...

C1itrravAsrkian basil p,engatkortan patelay graltik


-71-

Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Yr of lifia1104.1
al Ivan le•
-72 -

Alat untuk DDTK

a. Pengukuran Tinggi Badan / Microtoise


b. Timbangan Bayi
c. Timbangan anak/dewasa/dacin
d. Senellen chart kartu E
e. Kerincingan/lonceng kecil
f. Benang wol berwarna merah
g. Kismis/biscuit kecil/potongan biscuit
sebesar kismis
h. Kubus ukuran 2.5 - 5 cm 10 buah berbagai
warna
i. Lingkaran berbentuk donat yang dapat
disusun keatas dari besar sampai kecil
j. Puzzle sederhana dari kayu/karton/plastik
k. Cangkir dan tutupnya
I. Kertas warna - warni/kertas origami
m. Buku gambar
n. Pensil warna
o. Mobil-mobilan / mainan yang bisa ditarik
p. Boneka keci
q. Baju kaos anak
r. Baju berkancing
s. Botol yang dibuka dengan cara memutar
tutupnya
t. Selendang/saputangan merah
u. Gambar-gambar binatang
v. Gambar-gambar orang
w. Bola sebesar bola tenis
x. Bola dengan ukuran lebih besar

Contoh alat peraga deteksi dini tumbuh kembang

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2768 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI
RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan mewujudkan


pendidikan yang berkeadilan pada Raudhatul
Athfal diperlukan pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusif di Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusif di Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang


Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3670);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hal( Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3886);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/ atau Bakat Istimewa;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini,
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
13. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI
RAUDHATUL ATHFAL.

KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan


Pendidikan Inklusif di Raudhatul Athfal sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif


di Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KESATU sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran ditingkat satuan pendidikan Raudhatul
Athfal.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
- 1-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2768 TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSIF DI RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI


RAUDHATUL ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-
undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Penjelasan ini
menunjukkan bahwa setiap anak dengan keunikannya termasuk anak
dengan berkebutuhan khusus berhak memperoleh kesempatan yang
sama dengan anak seusiany a dalam mendapatkan layanan
pendidikan.
Pendidikan inklusif diawali dengan proses Deteksi Dini Tumbuh
Kembang (DDTK) untuk mengidentifikasi jenis anak berkebutuhan
khusus dan menentukan intervensi sesuai kebutuhan anak.
Sebagai upaya untuk mengakomodir pendidikan anak usia dini
berkebutuhan khusus diperlukan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusif di RA.

B. Tujuan
Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan panduan operasional
penyelenggaraan pendidikan inklusif di RA.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyelenggaraan pendidikan inklusif di RA
adalah :
1. Hakekat pendidikan Inklusif di RA
2. Perencanaan penyelenggaraan pendidikan inklusif di RA
2

3. Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di RA


inklusif
4. Penilaian dan laporan perkembangan.

D. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan inklusif ini
adalah Pengelola, Pelaksana, Penyelenggara dan Pemangku
Kepentingan lainnya.
- 3-

BAB II
KONSEP PENDIDIKAN INKLUSIF

A. Pengertian Pendidikan Inklusif


Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menjamin
kesamaan dan kesetaraan bagi anak termasuk Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) untuk mengikuti pendidikan secara bersama-sama
dengan suatu layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak
didik tersebut.
Pendidikan inklusif rnerupakan sistem layanan pendidikan
yang mempersyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus
dilayani di lembaga pendidikan terdekat, di kelas reguler bersama-
sama dengan anak seusianya yang mendapat dukungan dari semua
pihak, yaitu para anak didik, pendidik, orang tua dan masyarakat
sekitar.
B. Manfaat Pendidikan Inklusif di RA
Pendidikan inklusif dimulai sejak anak usia dini untuk dapat
mendeteksi dan memberikan intervensi tumbuh kembang anak
sedini mungkin.
Manfaat yang didapat dari pendidikan inklusif di RA yaitu:
1. Manfaat bagi anak didik yang berkebutuhan khusus adalah
mendapatkan haknya yang sama dalam memperoleh pendidikan
dini sebagaimana anak sebaya dan membangun kepercayaan
diri di lingkungan sosialnya.
2. Manfaat bagi anak didik lainnya adalah membangun empati dan
mendapatkan pengalaman keberagaman sebagai bagian dari
Ciptaan Allah SWT
3. Manfaat bagi tenaga pendidik adalah meningkatkan kompetensi
dalam melayani anak berkebutuhan khusus.
4. Manfaat bagi orangtua adalah dapat membangun rasa empati
dan kepedulian.
5. Manfaat bagi masyarakat adalah membangun kesadaran untuk
bersama-sama memiliki kepedulian terhadap anak
berkebutuhan khusus.
4-

C. Model-Model Kelas Pendidikan Inklusif


Pada dasarnya pendidikan inklusif memiliki beberapa model-
model kelas, antara lain yaitu:
1. Kelas inklusif penuh
Model pendidikan inklusif ini, adalah menyertakan anak didik
berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dalam kelas
reguler selama proses pembelajaran.
2. Kelas inklusif parsial
Model pendidikan inklusif ini, adalah mengikutsertakan anak
didik berkebutuhan khusus dalam sebagian proses belajar yang
berlangsung di kelas reguler.
3. Kelas reguler dengan cluster dan pull out
Model pendidikan inklusif ini, adalah Anak berkebutuhan khusus
bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok
khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas
reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan Pendidik
pembimbing khusus.
4. Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian
Model pendidikan inklusif ini, adalah Anak berkebutuhan khusus
di dalam kelas khusus pada RA, namun dalam bidang-bidang
tertentu dapat belajar bersama anak lain (normal) di kelas
reguler.
5. Kelas khusus penuh
Model pendidikan inklusif ini, adalah penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus di dalam kelas khusus pada RA. Dengan
demikian, pendidikan inklusif tidak mengharuskan semua anak
berkebutuhan khusus berada di kelas reguler setiap saat dengan
semua mata pelajarannya (inklusi penuh), karena gradasi
kekhususannya cukup berat. Bila tidak memungkinkan di RA
dapat disalurkan ke Sekolah Kusus.
Penetapan model kelas yang diterapkan pada setiap anak
berkebutuhan khusus tergantung kepada jenis kategori
kekhususan yang dimiliki oleh anak tersebut, berdasarkan hasil
asesmen awal yang dilakukan.
- 5-

D. Model-model kurikulum pendidikan inklusif


Pada dasarnya pendidikan inklusif memiliki beberapa model
kurikulum, antara lain yaitu:
1. Model kurikulum reguler, yaitu kurikulum yang
mengikutsertakan anak didik berkebutuhan khusus untuk
mengikuti kurikulum reguler sama seperti anak lainnya di dalam
kelas yang sama.
2. Model kurikulum modifikasi, yaitu kurikulum yang dimodifikasi
oleh pendidik pada strategi pembelajaran, jenis penilaian,
maupun pada program tambahan lainnya dengan tetap mengacu
pada kebutuhan anak didik berkebutuhan khusus. Model
kurikulum ini diterapkan untuk anak didik yang memiliki
kemampuan kognitif di bawah perkembangan kemampuan
kognitif anak seusianya namun mampu di didik sehingga
membutuhkan modifikasi dari kurikulum reguler yang berlaku.
3. Model kurikulum Program Pendidikan Individual (PPI), yaitu
kurikulum yang dipersiapkan oleh pendidik yang dikembangkan
bersama tim pengembang yang melibatkan pendidik, orang tua,
dan tenaga ahli lain yang terkait seperti psikolog, dokter tumbuh
kembang, terapis dan lain-lain. Kurikulum Program Pendidikan
Individual (PPI) ini merupakan karakteristik paling khas dari
pendidikan inklusif.

E. Landasan Pendidikan Inklusif


1. Landasan Normatif
Landasan normatif pendidikan inklusif RA yang dapat
digunakan sebagai dasar yaitu: Al-Quran, Surat Abasa Ayat 1 -
16, yang artinya :
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena
telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali
ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa) atau dia (ingin)
mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat
kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka
kamu melayaninya. Padahal tidak ada (alasan) atasmu kalau dia
tidak membersihkan din (beriman). Dan adapun orang yang datang
kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran).
sedangkan ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya.
Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan
itu adalah suatu peringatan, maka barang siapa yang
menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, di dalam kitab-kitab
- 6-

yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para


penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti".

2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis pendidikan inklusif di Indonesia adalah
Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-cita yang
didirikan atas fondasi yang lebih mendasar lagi, yang disebut
Bhineka Tunggal Ika.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis pendidikan inklusif adalah; Deklarasi
Salamanca (UNESCO, 1994) oleh para mentri pendidikan sedunia.
Deklarasi ini sebenarnya penegasan kembali atas Deklarasi PBB
tentang HAM tahun 1948 dan berbagai deklarasi lanjutan yang
berujung pada Peraturan Standar PBB tahun 1993 tentang
kesempatan yang sama bagi individu berkelainan memperoleh
pendidikan sebagai bagian integral dari system pendidikan yang
ada.
Di Indonesia, manajemen pendidikan inklusif dijamin oleh:
(1) Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 31, (2) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
1991, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (3) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 32, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa
penyelenggaraan pendidikan untuk anak didik berkelainan atau
memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif
atau berupa sekolah khusus, dan (4) Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaari Nomor 002/u/ 1986 pasal 1 ayat 1
bahwa pendidikan terpadu adalah model penyelenggaraan
program pendidikan bagi anak cacat yang diselenggarakan
bersama anak normal di lembaga pendidikan umum dengan
menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
- 7-

BAB III
PROSEDUR PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF
RAUDHATUL ATHFAL (RA)

A. Komponen Perencanaan Penyelenggaraan Inklusif RA


Dalam menyusun perencanaan penyelenggaraan pendidikan
inklusif RA perlu diperhatikan komponen besar di bawah ini, yaitu:
1. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di awal tahun
ajaran menerapkan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
melalui identifikasi dan asesmen awal;
2. Sarana dan prasarana RA disesuaikan dengan kebutuhan anak
didik berkebutuhan khusus;
3. Alokasi dana untuk pelaksanaan pendidikan inklusif dimasukkan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) RA;
4. Menyiapkan tim pelaksana program pendidikan inklusif yang
terdiri dari guru kelas, guru pendamping khusus di kelas, guru
pendidikan khusus dan terapis, kepala RA, orang tua anak didik,
para ahli yang terkait (psikolog, dokter tumbuh kembang dan yang
lainnya);
5. Menyiapkan model kurikulum dan Program Pembelajaran
Individual (PPI);
6. Melakukan penilaian dan pelaporan perkembangan anak;
7. Melakukan sosialisasi tentang penyelenggaraan pendidikan
inklusif kepada orang tua dan masyarakat.
B. Menetapkan alur prosedur penatalaksanaan penyelenggaraan
pendidikan inklusif RA
Di bawah ini adalah skema pelaksanaan identifikasi, asesmen, dan
pengembangan program pembelajaran inklusif :
- s-

Gambar 1
Alur prosedur penyelenggaraan pendidikan inklusif RA

Identifikasi/

DDTK
1
Anak didik Anak didik
(\___17eguler
Berkebutuhan
khusus

Asesmen

Profil Potensi

Program Pembelajaran Individual


(PPI)

Adaptasi Program Keterapian (Fisioterapi,


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Okupasi terapi, Speech terapi, dll

Penilaian dan Laporan Perkembangan

Penjelasan alur bagan dan prosedurnya :


1. Identifikasi
Identifikasi merupakan proses awal deteksi dini pada tumbuh
kembang anak. Sasaran dari kegiatan identifikasi adalah anak
didik baru dan juga anak didik yang sudah melaksanakan
pembelajaran. Identifikasi dapat dilakukan pada saat proses
Penerimaan Anak Didik Baru, atau pada awal proses Kegiatan
Belajar Mengajar.
Pelaksanaan identifikasi dilakukan dengan cara :
a. Pengamatan (observasi);
b. Pelaksanaan menggunakan prosedur Deteksi Dini Tumbuh
Kembang (DDTK);
-9-

c. Wawancara (interview) pada anak, pendampingnya, dan


orangtuanya;
d. Melampirkan dokumen penyerta anak didik, yakni dokumen
yang berupa hasil pemeriksaan psikolog, surat keterangan
dokter, psikiater, atau profesional lainnya.
Dalam pelaksanaan identifikasi menggunakan alat berupa
prosedur DDTK, lembar cek list atau panduan pengamatan,
panduan wawancara atau angket. (Contoh form terlampir)
Adapun yang melakukan identifikasi adalah :
a. Kepala
b. Guru kelas
c. Guru pembimbing khusus
d. Orang tua
e. Pendamping anak
f. Tenaga profesional (dokter, psikiater, psikolog, pekerja sosial,
dan terapis) apabila dibutuhkan

2. Asesmen
Asesmen adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi
mengenai kelebihan, kekurangan, dan kebutuhan anak didik
dengan berbagai metode dan tehnik terkait dengan proses
pembelajaran.
Manfaat asesmen adalah:
a. Penentuan potensi dan metode intervensi
b. Perencanaan pembelajaran
c. Penilaian dan pelaporan kemajuan anak didik
d. Sebagai bahan untuk penyusunan penilaian dan evaluasi
program.
Sasaran kegiatan asesmen adalah anak didik
berkebutuhan khusus yang akan masuk ke RA dan anak didik
di RA yang terindikasi mengalami hambatan perkembangan.
Aspek asesmen yang dinilai meliputi:
a. Faktor kemampuan bahasa (bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif serta kemampuan wicara)
- 10 -

b. Faktor kemampuan berinteraksi sosial (kemampuan


bersosialisasi dengan lingkungan)
c. Faktor kemampuan konsentrasi dan perhatian
d. Faktor kemampuan koordinasi visual motorik (motorik kasar
dan motorik halus)
e. Faktor akademik, sekurang-kurangnya meliputi 3 aspek
yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
f. Faktor kemandirian.
g. Faktor kesehatan.
h. Faktor sosial emosi.
i. Faktor keluarga.
Beberapa teknik asesmen berupa:
a. Tes formal, dilakukan oleh para professional menggunakan
alat yang sudah baku dan pelaksanaannya harus mengikuti
satu struktur kegiatan tertentu. Contohnya untuk
mengetahui ketajaman penglihatan menggunakan snellen
chart, untuk mengetahui ketajaman pendengaran
menggunakan audiometri, dan untuk mengetahui
kecerdasan menggunakan tes intelegensi anak usia dini
(WPPSI).
b. Tes non formal, dilakukan oleh orang yang terlatih dengan
menggunakan serangkaian alat asesmen yang tidak baku.
Contohnya instrumen yang dibuat oleh guru atau guru
pembimbing pendidikan khusus (terapis) sebagai pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan pedoman analisis.
Siapa yang melakukan asesmen:
a. Guru pendidikan khusus
b. Guru kelas
c. Tenaga profesional terkait seperti Psikolog, Dokter, tim
keterapian (Fisioterapi, Speech terapi, okupasi terapi,
behaviour terapi, orthopedagogig terapi (guru pendidikan
khusus) dan lainnya.
(Contoh lembar asesmen terlampir)
Hasil identifikasi dan asesmen akan dipergunakan sebagai
dasar dari pengembangan profil anak didik.
3. Profil Anak Didik
Profil anak didik merupakan gambaran potensi anak didik
yang masih dapat dikembangkan.
(Contoh profil anak didik terlampiran)

4. Modifikasi Kurikulum

Pembuatan kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus


adalah dengan cara melakukan modifikasi rencana program
pembelajaran (RPP) atau Rencana Program Pembelajaran Harian
(RPPH) yang disebut Program Pembelajaran Individual (PPI) yang
didalamnya mencakup program keterapian bagi anak didik yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak didik.
- 12 -

BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI RA

A. Anak dengan Hambatan Pendengaran (Tunarungu)


1. Definisi
Anak didik dengan hambatan pemrosesan informasi bahasa
melalui pendengaran, keseluruhan atau sebagian sehingga masih
dapat menggunakan alat bantu dengar atau implan.
2. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan: :
a. Mengatur posisi tempat duduk anak didik dapat mendengar
optimal dan menghindari gangguan;
b. Bagi yang menggunakan alat bantu dengar, diingatkan untuk
membawa baterai cadangan ke sekolah;
c. Usahakan mengulang pernyataan dan pertanyaan apabila anak
didik nampak tidak mengerti;
d. Penekanan ucapan agar jelas bagi seluruh anak didik;
B. Anak dengan Hambatan Penglihatan (Tunanetra)
1. Definisi
Anak didik dengan hambatan penglihatan sebagian atau
keseluruhan dan dapat menggunakan alat-alat bantu penglihatan.
2. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan:
a. Untuk tahap pertama, anak didik diajak berkeliling kelas,
pastikan dia mengenal susunan peralatan kelas yang dasar;
b. Senantiasa menginformasikan yang terjadi disekitar kelas atau
sekolah;
c. Memotivasi anak agar mandiri dalam beraktifitas dan berikan
pemahaman terhadap kendala yang diaalami;
d. Penggunaan alat bantu pembelajaran.
C. Anak dengan Hambatan Berbahasa dan Berbicara
1. Definisi
Kelainan berbicara dan berbahasa umumnya terjadi pada anak-
anak, pendidik diharapkan dapat mengenali segera anak didik yang
membutuhkan penanganan khusus (terapi wicara).
- 13-

Ada beberapa kelainan berbicara dan berbahasa yang secara umum


dijumpai, diantaranya: kelainan artikulasi, gagap, hambatan
kelancaran berucap, dan bicara terlalu cepat.
2. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan:
a. Berikan contoh berbicara yang baik;
b. Mengajak anak berbicara dan berkomunikasi;
c. Memotivasi anak agar percaya diri. Berilah penghargaan atas
usaha anak berkomunikasi atau berbicara dengann anak didik
lain. Berikan waktu yang cukup bagi untuk memformulasikan
jawaban dari pertanyaan dengan tidak terburu-buru;
d. Ciptakan lingkungan bicara yang baik, suasana kelas yang
rileks untuk membantu anak;
e. Membina kerjasama yang baik dengan para ahli, orangtua;
f. Memberikan saran rujukan terapi wicara untuk dapat
meningkatkan kemampuan bicara yang dimilikinya.
D.Anak dengan Kelainan Fisik (Tunadaksa)
1. Definisi
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang
menetap pada anggota gerak [tulang, sendi, otot, dll). Mereka
mengalami hambatan gerak yang berpengaruh terhadap interaksinya
dengan lingkungan sosialnya.
Ciri-ciri anak tunadaksa diantaranya sebagai berikut:
a. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam;
b. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak
sempurna/ukuranya yang tidak biasa;
c. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak
terkendali, bergetar;
2. Kebutuhan kelas bagi anak didik berkelainan fisik
Anak didik dengan kelainan fisik tidak selalu memerlukan
kurikulum yang berbeda dengan anak didik lainnya. Sebagian besar
dari mereka mempunyai kemampuan kognisi yang berfungsi baik di
kelas seperti teman-teman seusianya.
- 14-

3. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan:
a. Pembiasaan untuk belajar kelompok.
Ada beberapa teknik pengelompokan anak didik yang dapat
digunakan untuk membantu keberhasilan anak didik berkelainan
fisik, diantaranya:
1) Pengelompokan fleksibel adalah suatu teknik
pengelompokkan dimana anak didik dengan dan tanpa
kelainan dikelompokkan untuk bekerjasama dalam
pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran tertentu, antara 2-
10 orang anak. Pembelajaran yang dapat dilakukan, antara
lain: seni, keterampilan atau aktivitas lainnya yang
menjadikan individu yang berbeda memberikan sumbangan
bagi keberhasilan kelompok.
2) Pengelompokkan kerjasama adalah pembentukan kelompok
kecil dari anak didik yang memiliki kemampuan dan keahlian
yang berbeda. Kelompok ini terdiri dari empat atau lima orang
anak didik. Setiap kelompok dibentuk berdasarkan minat
atau persahabatan. Tiap anggota kelompok saling membantu
dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
pengelompokan dapat memberikan kepuasan pembelajaran
bagi anak didik, selain itu juga akan dapat memererat
persahabatan diantara anak didik. Penelitian menunjukkan
bahwa pengelompokan kerjasama mampu menghasilkan
hubungan yang lebih kuat diantara Anak didik dan
pencapaian akademis yang lebih tinggi.
b. Pengajaran kemandirian, dan kepercayaan diri;
c. Program keterapian yang sesuai dengan kelainan fisik yang
dimiliki agar dapat mengembangkan potensi fisik yang masih ada.

E. Anak dengan Keterbelakangan Mental (Tunagrahita)


1. Definisi
Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded
adalah:
- 15-

a. Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah


berdasarkan tes intelegensi baku;
b. Kekurangan dalam perilaku adaptif;
c. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa
konsepsi hingga usia 18 tahun.
2. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan:
a. Menempatkan posisi duduk anak didik pada tempat yang
paling mudah bagi pendidik untuk memberi perhatian dan
bantuan;
b. Memberi pelayanan secara individual di luar jam pelajaran
pada umumnya;
c. Untuk anak tunagrahita sedang dan berat seharusnya
didampingi pendidik pendamping khusus (satu murid satu
pendidik);
d. Memberikan terapi edukasi, terapi sensory integrasi dan
terapi wicara apabila mengalami gangguan bicara, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemahamannya dan
menstimulasi perkembangan syaraf sensory integrasi yang
dimiliki oleh anak.
F. Anak dengan gangguan emosional dan perilaku
1. Definisi
Gangguan perilaku adalah gangguan yang ditandai dengan pola
tingkah laku sosial, agresif atau menentang yang berulang dan
menetap. Perilaku ini pada puncaknya berupa pelanggaran norma
sosial yang terdapat pada anak seusianya dan bersifat menetap.
Berikut karakteristik yang muncul dalam periode tertentu dan
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari seorang anak seperti:
a. Ketidak mampuan untuk belajar yang tidak dapat dijelaskan
dari faktor intelektual, sensori maupun kesehatan;
b. Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau membangun
hubungan yang menyenangkan dengan teman sebaya atau
dengan orang dewasa di sekitarnya;
c. Berperilaku tipikal atau memiliki perasaan yang tidak sesuai
walau dalam situasi yang normal;
- 16-

d. Kecenderungan untuk memunculkan simtom/gejala fisik atau


ketakutan-ketakutan yang dikaitkan dengan seseorang atau
sekolah.

Penyebab terjadinya gangguan emosional adalah:


• Faktor biologis, proses pengiriman informasi pada sistem
saraf;
• Faktor psikososial, seperti stres yang berkepanjangan,
kejadian hidup yang menekan, perlakuan salah pada masa
kecil, faktor keluarga/pengasuhan.

2. Strategi pembelajaran
Strategi yang dapat dilakukan :
a. Mengantisipasi dan melakukan pencegahan terhadap pemicu
munculnya gangguan emosi dan perilaku pada anak didik
b. Menggunakan pendekatan yang fleksibel (tidak kaku dan
keras) kepada anak didik untuk mengontrol emosional dan
tingkah lakunya
c. Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten dan
pembiasaan agar anak terampil dalam problem solving dan
mengatasi konflik
d. Merencanakan dan mengimplementasikan reinforcement
(konsekwensi) secara individual dan memodifikasi lingkungan
dengan level yang sesuai dengan tingkat perilaku

G. Anak Autis (Autism)


1. Definisi
Berdasarkan arti kata, anak autis adalah anak yang asyik
dengan dunianya sendiri. Menurut Solek (2010), ada beberapa
gangguan yang biasanya ada pada anak autis, antara lain:
a. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non-
verbal :
1) Terlambat bicara atau tidak dapat berkomunikasi;
2) Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang
lain yang sering disebut sebagai 'bahasa planet';
- 17-

3) Tidak mengerti dan tidak mengeluarkan kata-kata dalam


konteks yang sesuai (Gangguan bahasa ekspresif dan
reseptif);
4) Bicara tidak digunakan untuk komunikasi;
5) Meniru/ membeo (ekolalia). Beberapa anak pandai
menirukan nyanyian, rnaupun kata-katanya, tanpa
mengerti artinya;
6) Kadang bicaranya monoton seperti robot/ Mimik datar.

b. Gangguan dalam bidang interaksi sosial


1) Menolak atau menghindar untuk bertatap mata
2) Tidak menoleh bila dipanggil. Karena hal ini, sering diduga
bahwa anak mengalami ketulian
3) Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
4) Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang
lain
5) Bila ingin sesuatu, ia menarik tangan orang yang terdekat
dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu
untuknya
6) Bila didekati untuk bermain justru menjauh.
c. Gangguan dalam bermain
Umumnya ia seperti tidak mengerti cara bermain. Bermain
sangat monoton, stereotipik. Bila sudah senang dengan satu
mainan tidak rnau mainan yang lain dan cara bermainnya
juga aneh. Yang paling sering adalah keterpakuan pada roda
atau sesuatu yang berputar.
d. Gangguan dalam bidang perasaan/emosi
1) Tidak ada atau kurang rasa empati, misalnya melihat
anak menangis ia tidak merasa kasihan tetapi justru
merasa terganggu dan anak yang sedang menangis
tersebut mungkin akan didatangi dan dipukulinya.
2) Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa
sebab yang nyata
3) Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum),
terutama bila tidak mendapatkan yang diinginkannya, ia
- 18 -

bahkan bisa menjadi agresif (menyerang) dan destruktif


(merusak) .
e. Gangguan dalam persepsi sensoris
1) Mencium-cium atau menjilati benda apa saja
2) Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
3) Tidak menyukai rabaan atau pelukan. Bila digendong
cenderung merosot untuk melepaskan diri.
4) Merasa sangat tidak nyaman bila memakai pakaian dari
bahan tertentu.

Berbagai gangguan di atas tidak harus semuanya dimiliki/


ada didalam seorang anak autis, sifatnya sangat individualistik
(tidak sama antara penderita satu dengan yang lain). Identifikasi
autis seharusnya tidak dilakukan oleh sembarang orang tetapi
harus dilakukan oleh pihak yang benar-benar ahli dalam bidang
autisme, hal ini agar menghindari kesalahan identifikasi.
2. Strategi pembelajaran
Penanganan anak autis dalam setting pendidikan inklusif
sangatlah rumit (kasuistik), hal ini disebabkan karena banyaknya
(keragaman) gangguan perkembangan yang dimiliki oleh anak
autis. Untuk itu diperlukan adanya asesmen yang dilakukan
oleh ahli guna menentukan kategori kekhususan yang dimiliki,
sebagai dasar pembuatan program dan penanganan selanjutnya
yang dibutuhkan anak tersebut dan untuk menentukan apakah
anak autis ini membutuhkan pendamping atau tidak.

H. Anal( Berkesulitan Belajar Spesifik (ABBS)


1. Definisi
Kesulitan belajar spesifik (specific learning disability) berarti
suatu gangguan pada satu atau lebih proses psikis dasar yang
meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan,
yang dapat diwujudkan dengan kemampuan yang tidak sempurna
dalam mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis,
mengeja atau melakukan perhitungan matematis.
- 19 -

2. Masalah dan strategi pembelajaran


Anak didik berkesulitan belajar khusus mempunyai
permasalahan yang berbeda-beda antar individu satu dengan
yang lain. Secara garis besar ada beberapa permasalahan
mereka, antara lain: masalah perhatian dan aktifitas, masalah
daya ingat, masalah kognitif, dan masalah sosial emosi.
Permasalahan-permasalahan tersebut perlu mendapat dan
penanganan sedini mungkin, terutama ketika berada di RA.
Berikut ini Strategi penanganan Anak didik berkebutuhan
khu sus:
a. ABBS dengan masalah perhatian
Beberapa strateginya adalah sebagai berikut:
1) Memperlambat laju kegiatan belajar/ bermain;
2) Senantiasa libatkan anak dalam pembelajaran dengan
berbagai strategi, misalnya lebih sering memberi
pertanyaan kepada sang anak pada saat bermain;
3) Gunakan perangkat pendukung visual seperti gambar
atau bagan dalam kegiatan belajar/ bermain seperti di
bawah ini:

.(=

Gambar 2 Bagan kegiatan makan

4) Pengaturan posisi duduk anak dikelas;


5) Mengutamakan penilaian proses pada tiap aktivitas
anak, bukan pada hasilnya;
- 20 -

6) Memberikan terapi behavior dan terapi edukasi untuk


dapat meningkatkan rentang fokus perhatian yang
dimilikinya.
b. ABBS dengan masalah daya ingat
1) Perbolehkan menggunakan alat bantu (jam digital, jadwal
harian, poster dll). Anak didik yang mempunyai masalah
daya ingat sebaiknya diminimalisir dalam penggunaan
ingatan mereka untuk tugas-tugas yang tidak perlu.
Penggunaan alat bantu bukan hanya sebagai penolong
ingatan mereka, namun juga sebagai alat pembelajaran;
2) Ajarkan selalu untuk berlatih mengulang dan mengingat.
3) Memberikan jadwal remedial untuk anak untuk
mengulang materi akademik yang diberikan di RA;
4) Memberikan terapi edukasi untuk dapat meningkatkan
konsentrasi perhatian dan meningkatkan daya ingat yang
dimiliki.

c. ABBS dengan masalah kognisi


1) Materi pembelajaran disampaikan dalam sajian yang
sederhana;
2) Tempatkan anak didik dalam konteks pembelajaran yang
"tidak pernah gagal". Mereka biasanya memiliki perasaan
kegagalan (sense of falling) dalam berbagai hal yang coba
mereka lakukan. Memutuskan rantai kegagalan;
3) Selalu memberi motivasi pada mereka untuk tidak
menyerah;
4) Memberikan terapi edukasi dan behavior untuk dapat
meningkatkan kemarnpuan pemahaman dan
meningkatkan konsentrasi perhatian yang dimiliki.

d. ABBS dengan masalah sosial dan emosional


1) Buat sistem penghargaan kelas untuk hal-hal yang
berkaitan dengan masalah sosial dan emosional,
misalnya penghargaan untuk anak yang memberi
bantuan kepada temannya, dan lain-lain;
- 21 -

2) Sebagian anak didik berkesulitan belajar khusus ini


tidak memiliki kesadaran yang jelas pada sikapnya
sendiri serta dampaknya pada orang lain. Berbicara
terbuka dan penuh perhatian kepada anak mengenai
sikap mereka juga dapat menjadi langkah penting dalam
kepercayaan diantara mereka;
3) Mengajarkan sikap positif. Membangun kemampuan
dalam berhubungan dengan orang lain, agar mereka
menjadi lebih sadar terhadap sikapnya dan mendapat
pemahaman yang lebih baik tentang interaksi dengan
orang lain;
4) Melatih pengendalian emosi yang dimiliki, sehingga
dapat menempatkan diri dalam bersikap di dalam
lingkungan kelas maupun lingkungan sosial.

I. Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


1. Definisi dan Karakteristik
Solek (2010) ADHD merupakan gangguan perkembangan
yang diturunkan secara genetik dikarenakan adanya gangguan
pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin di otak.
Hal ini terjadi pada 3-5% anak usia sekolah dengan tingkat
kecerdasan normal atau di atas normal.
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi,
hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan
susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa
akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas
yang harus dikerjakannya. Hiperaktifitas pada anak ADHD dapat
terlihat dalam berbagai bentuk. Anak tampak tidak bisa tenang dan
selalu ingin bergerak. Bila sedang berjalan anak sering menabrak
benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya
yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di
dekat anak berjatuhan. Impulsivitas artinya anak mudah
terpancing ketika ada rangsangan, langsung bereaksi pada segala
rangsangan yang ada. Bentuk implusivitas lainnya dapat berupa
anak sering melakukan interupsi, "acting without thinking", dalam
- 22 -

bermain cenderung melakukan hal-hal yang mengundang bahaya,


tidak bisa berbagi atau bertoleransi, tidak bisa antri, dan jahil.
Dampak dari perilaku anak ADHD di sekolah yang mungkin
dapat terjadi adalah anak tidak memperhatikan tugas pelajaran
yang diberikan pendidik, dan kalaupun mengerjakan tugas maka
tugas yang dikerjakan itu sering tidak selesai. Anak tidak bisa
mengikuti aturan-aturan di kelas, tidak tertib, tidak sopan,
mengganggu teman dan bahkan pendidiknya, sering mendapatkan
hukuman dan sering melawan. Dampak bagi individu ADHD itu
sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada
saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang "sulit".
Anak ADHD apabila tidak mendapat penanganan yang sesuai
akan membuat potensi sang anak tertutup oleh perilaku
hiperaktifnya, bahkan di kemudian hari anak dapat berkembang
mengarah kepada perilaku kriminal seperti mengutil, mencuri,
mencoba-coba narkoba, merusak barang milik orang lain, dan dan
lain sebagainya.

2. Strategi Bantuan di Kelas


Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan :
1. Strategi untuk menangani perilaku kurang perhatian
(inattentif)
1) Usahakan anak duduk di dekat pendidik
2) Berikan instruksi yang jelas, baik lisan maupun tulisan
atau gambar.
3) Berikan tugas dalam unit-unit yang kecil
4) Minta bantuan dari dari pendidik pendamping khusus jika
mengahadapi kasus ADHD yang berat
5) Memberikan terapi perilaku, terapi edukasi dan terapi
wicara sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak
untuk dapat meningkatkan konsentrasi perhatian,
kemampuan pemahaman dan juga meningkatkan
kemampuan bicaranya dengan lebih baik lagi.
2. Strategi untuk menangani perilaku hyperaktif
5) Beni kesempatan jeda untuk anak, misalnya dengan
peregangan;
- 23 -

6) Salurkan enegri anak kepada hal yang is minati, misalnya


menyalurkan energinya dengan bermain bola;
7) Beni posisi duduk yang memungkinkan anak untuk berdiri
selama pelajaran tanpa mengganggu Anak didik lain,
misalnya posisi duduk di dekat dinding, bukan di tengah
ruangan;
8) Manfaatkan energi anak, misalnya dengan meminta
bantuan untuk membersihkan papan tulis, mengambil alat
peraga, dll,
9) Jika memungkinkan dalam setiap pelajaran ada unsur
pergerakan tubuh dan interaksi antar Anak didik atau
Anak didik dengan Pendidik;
10) Beni anak dua pilihan kursi, hal ini dilakukan untuk
memudahkan anak berpindah dari satu kursi ke kursi yang
satunya tanpa perlu mengganggu temannya;
11) Memberikan behavior theraphy atau terapi perilaku
agar dapat mengurangimhiperaktifitas yang dimiliki dan
meningkatkan fokus perhatian yang dimilikinya.
3. Strategi untuk menangani perilaku impulsif
1) Beni pujian dan penguatan untuk perilaku yang positif;
2) Berikan aturan yang jelas bagi anak ketika dia di kelas;
3) Berikan konsekuensi yang jelas dan sesuaiserta konsisten
pada setiap aturan yang telah diberikan.
Dengan diberikannya strategi belajar yang tepat sesuai dengan
kekhususannya, maka diharapkan anak berkebutuhan khusus
dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan sebaik mungkin.

J. Anak dengan Cerdas Istimewa dan Bakat istimewa (CIBI)


1. Definisi
Definisi federal amerika mengatakan bahwa anak didik
berbakat adalah mereka yang dapat membuktikan kemampuan
prestasi tinggi dalam berbagai bidang seperti intelektual,
kreativitas, artistik, kapasistas kepemimpinan, atau bidang
akademik tertentu; dan yang memerlukan pelayanan serta
aktivitas khusus yang biasanya tidak diberikan sekolah dalam
- 24 -

rangka mengembangkan kemampuan mereka. (Education


Consolidation and Improvement Act, 1981) .
Di RA anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan
prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan
perilaku yang kurang menyenangkan, misalnya: mudah bosan,
terlalu cepat menyelesaikan tugas. Yang menjadi minat dan
perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yang tidak .diajarkan
di kelas. Perkembangan pikirannya jauh lebih cepat daripada
motoriknya.
2. Strategi pembelajaran
Strategi pembeajatran yang dapt dilakukan, diantaranya:
a. Ciptakan pembelajaran yang menumbuhkan rasa penasaran
dan rasa tertantang bagi anak CIBI.
b. Biasakan anak untuk melakukan koreksi sebelum
mengumpulkan tugasnya
-25-

BAB V
PENILAIAN DAN LAPORAN PERKEMBANGAN

A. Pengertian Penilaian
Penilaian perkembangan anak merupakan suatu proses yang
sistematis, berkala serta berkesinambungan untuk mengumpulkan
data, melakukan analisis, melakukan pendokumentasian serta
mengambil keputusan dan membuat laporan mengenai
perkembangan anak.
Penilaian dilakukan untuk mengukur capaian kegiatan belajar
anak. Sehingga dapat memantau proses dan kemajuan belajar anak
secara berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut,
pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi tentang
capaian perkembangan yang menggambarkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan
belajar.
Bentuknya berupa kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Aspek penilaian meliputi proses dan hasil. Penilaian
proses dan hasil kegiatan belajar inklusi RA adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis,
terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun
waktu tertentu.

B. Tujuan Penilaian
Penilaian pembelajaran inklusif di RA memiliki tujuan :
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak usia dini termasuk anak berkebutuhan
khusus;
2. Menjadi dasar untuk memperbaiki program pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan anak didik;
3. Untuk melaporkan perkembangan anak kepada orangtua
maupun kepada pihak-pihak terkait setelah proses
pembelajaran.
- 26 -

C. Fungsi Penilaian
Penilaian memiliki beberapa fungsi seperti di bawah ini :
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki
kegiatan belajar mengajar;
2. Memberikan referensi guru untuk membimbing perkembangan
anak didk balk fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang
secara optimal;
3. Memberikan referensi guru untuk melakukan kegiatan
bimbingan terhadap anak didik yang memerlukan perhatian
khu su s;
4. Memberikan referensi guru untuk menempatkan anak didik
dalam kegiatan sesuai dengan minat dan kebutuhannya;
5. Memberikan informasi kepada orangtua tentang ketercapaian
pertumbuhan dan perkembangan anak didik;
6. Memberikan informasi bagi orangtua untuk menyesuaikan
pendidikan keluarga dengan proses pembelajaran RA;
7. Memberikan referensi bagi pihak lain yang memerlukan dalam
memberikan pembinaan selajutnya terhadap anak didik.

D. Prosedur Pelaksanaan Penilaian


Penilaian dilakukan oleh guru setiap hari, dengan
memperhatikan seluruh aspek perkembangan anak dan capaian
kompetensi dasar. Dari penilaian harian, dilakukan rekapitulasi dan
analisis hasil penilaian dalam rentang mingguan, bulanan, kemudian
semester. Hasil penilaian perkembangan anak dalam satu semester
kemudian dilaporkan kepada orangtua, balk secara lisan maupun
tertulis.
Sebelum dilakukan penilaian harian, perlu dilaksanakan
screening awal (ketika anak baru masuk), sehingga dapat diketahui
perkembangan selama anak berada di satuan RA. Oleh karena itu,
guru perlu menguasai deteksi dini tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, langkah awal penilaian dapat dilakukan
dengan menyusun dan menyepakati tahap, teknik, dan instrumen
penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak.
Setelah itu, melakukan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknis
dan instrumen penilaian, lalu mendokumentasikan penilaian proses
dan hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan, kemudian
- 27 -

melaporkan capaian perkembangan anak kepada orangtua.


Dengan demikian, secara skematis, prosedur penilaian
perkembangan anak, khususnya pada anak berkebutuhan khusus,
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3
Prosedur Penilaian Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN


STTPA
PERKEMBANGAN
ASESMEN
ANAK


Gunakan tingkat Lakukan penilaian
Teknik
1.DDTK
pencapaian perkembangan anak
_II 2.Identifikasi dan asesmen
perkembangan
anak sesuai hasil dari waktu ke waktu
assesmen berdasarkan capaian
anak itu sendiri

Hasil
1.Gambaran pertumbuhan
2. Gambaranperkembangan
3. Profil ABK

E. Teknik Penilaian
Penilaian pada umumnya dilakukan dengan pengamatan atau
observasi. Hasil pengamatan kemudian dicatat dengan menggunakan
berbagai teknik, antara lain :
1. Catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan catatan penting dan bermakna
tentang perkembangan anak. Catatan anekdot memungkinkan
memberikan deskripsi perkembangan penting yang kompetensi
dasarnya tidak terdapat dalam perencanaan harian. Catatan
anekdot bisa berupa tulisan atau rekaman. Dalam catatan
tersebut secara khusus dituliskan identitas anak, waktu, lokasi
dan peristiwa.
2. Catatan hasil karya
Catatan hasil karya merupakan catatan tentang hasil karya
anak, baik yang berupa proses maupun hasil. Catatan tersebut
- 28 -

memberikan gambaran perkembangan hasil karya anak dari


waktu ke waktu.
3. Sistem pendokumentasian
Sistem pendokumentasian menggunakan portofolio. Sumber
data bisa dari guru, tenaga administrasi (data hasil
pemeriksaan/rekam medis), terapis (tempat anak berkebutuhan
khusus melakukan terapi), anak dan orangtua (kondisi yang ada di
rumah). Dengan demikian, terdapat pelibatan banyak pihak,
terutama orangtua.

Portofolio berisi capaian (hasil belajar), pertumbuhan


dan perkembangan anak. Portofolio dibagi
berdasarkan

1 Perkembangan anak

2 Keterampilan

3 Kemajuan capaian harian

Hal-hal yang didokumentasikan dalam portofolio bisa


berupa detail tentang anak yang berkebutuhan khusus,
antara lain
1 Contoh hasil karya anak yang diseleksi oleh guru
atau oleh
Anak
2 Hasil observasi guru (anekdotal dan rating scale)

3 Catatan hasil evaluasi diri yang dilaporkan oleh


guru
4 Catatan kemajuan anak

5 Logbooks

6 Observasi orangtua

7 Rangkuman hasil pertemuan orangtua dan guru

8 Komunikasi orangtua dengan guru, termasuk


percakapan dengan menggunakan media
komunikasi (email, whatsapp, telepon, dll),
percakapan informal, catatan, laporan

(Contoh Format Indikator Penilaian RA Inklusif terlampir )


- 29 -

F. Perencanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian perkembangan anak Inklusif di RA dapat
dilakukan kedalam tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan
dan tindak lanjut.
Dalam merencanakan penilaian guru terlebih dahulu:
1) Menentukan tujuan penilaian;
Tujuan penilaian disesuaikan dengan tahapan, tugas dan
indikator perkembangan anak di setiap rentangan usia, baik
anak berkebutuhan khusus maupun anak pada umumnya.
2) Menetapkan ruang lingkup yang akan dinilai, mencakup;
Program pembiasaan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama
serta sosial, emosional, dan kemandirian; Program
pengembangan kemampuan dasar yang meliputi berbahasa,
kognitif, fisik/motorik, dan seni.
3) Menentukan sasaran penilaian;
Sasaran ditetapkan sesuai dengan perkembangan anak yang
akan di nilai, dikategorikan antara:

a. 0 - 1 Tahun, dan 1 - 2 Tahun

b. 2 - 4 Tahun, dan 4-6 Tahun

4) Penentuan Metode dan Teknik Penilaian;


Pendidik hendaknya mempertimbangkan pemilihan jenis metode
dan teknik yang akan digunakan dalam penilaian yang dapat
disesuaikan dengan tujuan, waktu, dan kemampuan guru
dalam menilai, dan kemampuan anak didik yang akan dinilai
terutama pada ABK.

5) Penentuan cara menginterpretasikan;


Pendidik hendaknya dapat menginterpretasikan hasil penilaian
didasarkan pada kriteria yang telah dirumuskan untuk
mendapatkan data aktual. Gleh karena itu, dalam
mengintepretasikan data penilaian dilakukan per aspek
perkembangan anak yangdiperoleh dengan berbagai teknik
penilaian yang telah ditetapkan.

6) Penentuan cara melaporkan.


Setelah penilaian selesai dilakukan, guru hendaknya
melaporkan hasil penilaiandengan menentukan waktu
pelaporan, sasaran pelaporan dan format pelaporan yang akan
digunakan.
- 30 -

G. Pelaksanaan Penilaian Inklusif Di RA

Pelaksanaan penilaian perkembangan anak dilakukan secara


terus menerus, berkelanjutan serta diarahkan untuk proses dan
hasil, baik pada anak berkebutuhan khusus maupun anak pada
umumnya dengan cara sebagai berikut:

1. Guru hendaknya mencatat dan mengumpulkan informasi yang


berhubungan dengan perkembangan kemampuan anak
berkebutuhan khusus maupun anak pada umumnya untuk di
jadikan data.

2. Tujuan penilaian perkembangan anak mengacu pada tingkat


pencapaian perkembangan anak yang telah ditetapkan,
sedangkan untuk ABK tingkat pencapaiannya berdasarkan dari
kemampuan anak tersebut.

3. Penilaian pada anak berkebutuhan khusus hendaknya


disesuaikan dengan hambatan belajar dan hambatan
perkembangan yang dialami oleh masing-masing anak tanpa
harus memberikan beban tugas.

4. Penilaian pada ABK di disesuaikan dengan kemampuan,


kebutuhan dan situasi kondisi anak.

5. Penilaian disesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan ABK. Yaitu,


guru hendaknya memberikan penambahan waktu dalam
mengerjakan tes atau tugas lain yang berhubungan dengan
penilaian hasil belajar sesuai dengan jenis ABK yang dideritanya.

Contoh 1: Anak didik tunanetra memerlukan waktu lebih


lama dalam mengerjakan ujian/ tes, baik dibacakan oleh
orang lain maupun dengan membaca sendiri dengan
menggunakan huruf Braille, oleh karena itu dalam
pelaksanaan penilaiandiperlukan penambahan waktu.

Contoh 2: Anak didik tun adaksa yang mempunyai kelainan


motorik tangan akan memerlu--Ikan waktu yang lebih lama
ketika menuliskan jawaban sebuah tes. Penyesuaian waktu
dapat terjadi pada ABK lainnya sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.

6. Penilaian dilakukan dengan menyesuaikan cara


- 31 -

Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK


memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, maka guru
hendaknya melakukan penilaian dengan memodifikasi cara.

Contoh 1: Anak berkebutuhan khusus yang mengalami


kesulitan motorik tangan, tidak dapat mengerjakan soal ujian
dengan cara tertulis, maka pelaksanaan test dapat dilakukan
dengan cara lisan atau menggunakan alat bantu tertentu
(augmentative).
Contoh 2 : Penilaian berbahasa atau berkomunikasi bagi
anak tunawicara, tentang keterampilan mendengarkan dapat
dikompensasikan dengan aspek keterampilan membaca.
Contoh 3 : Anak didik tunarungu tidak perlu dipaksa untuk
mengikuti test pada aspek keterampilan mendengar. Akan tetapi
gunakan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat
Contoh 4 : Anak didik kesulitan belajar (learning disability)
biasanya memiliki kesulitan yang khas dalam bahasa atau
berhitung. Mereka mengalami kesulitan mengolah informasi logis
yang bersifat abstrak. Oleh karena itu penilaiannya tidak
dilakukan secara kelompok tetapi dilakukan secara individual.
Contoh 5: Anak didik hiperaktif sulit sekali memusatkan
perhatian pada satu objek atau peristiwa/ kegiatan dan sangat
mudah terganggu oleh stimulus eksternal. Oleh karena itu
penilaianpada anak didik hiperaktif tidak mungkin dilakukan
secara kelompok, tetapi dilakukan secara individual.
Penyesuaian cara dapat teradi pada ABK lainnya sesuai
dengan kebutuhan masing-masing

7. Penilaian dilakukan dengan menyesuaikan materi


Penyesuaian materi adalah penyesuaian tingkat kesulitan
bahan dan penggunaan bahasa dalam butir soal yang dilakukan
guru dalam memberikan tes atau tugas lain yang berhubungan
dengan penilaianhasil belajar bagi ABK.

Contoh 1 : Anak didik autisme yang low function, mereka


sangat sulit untuk mengikuti pelajaran yang tingkat
kesulitannya sama seperti anak lainnya yang tidak punya
- 32 -

hambatan pada tingkat kelas yang sama. Oleh karena itu


tingkat kesulitan materi penilaiandisesuaikan dengan
kemampuan masing-masing anak didik.
Penyesuaian materi dapat terjadi pada ABK lainnya sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.

8. Guru hendaknya memiliki kesabaran dalam melakukan penilaian,


karena ABK mungkin membutuhkan beberapa kali penjelasan
ketika melakukan test disbanding kan dengan anak pada
umumnya Dalam menyimpulkan keseluruhan hasil penilaian
guru hendaknya tetap melakukan komunikasi dengan pihak
keluarga, dokter, terapis ata.0 psikolog terkait dengan
perkembangan anak.

H. Pengolahan Data Dan Informasi Hasil Penilaian

Semua data dan informasi tentang anak yang telah terkumpul di


dalam portofolio perlu diolah untuk dianalisis. Lakukan pengolahan
secara berkala. Pengolahan bulanan perlu dilakukan agar guru dapat
melakukan penilaian bulanan. Hasil pengolahan bulanan dijadikan
acuan untuk melakukan penilaian semester.

Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut :


1. Seluruh catatan skala capaian perkembangan harian
disatukan berdasarkan indikator dari kompetensi dasar yang
sama. Apabila dalam indikator yang sama dalam satu
kompetensi dasar terdapat perbedaan capaian, maka capaian
perkembangan yang tertinggi dijadikan capaian akhir.

2. Semua kemampuan anak dianalisis untuk mengetahui capaian


kemampuan anak, apakah anak tersebut berada pada
kemampuan BB (Belum Berkembang), MB (Mulai
Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan BSB
(Berkembang Sangat Baik). Untuk memudahkan menentukan
kemampuan anak sebaiknya guru merujuk pada rubrik
penilaian.

3. Kumpulkan semua data anak yang diperoleh data ceklist,


catatan anekdot, dan hasil karya untuk diolah.
- 33 -

4. Semua data yang telah diolah dapat dikumpulkan ke dalam satu


format sehingga mudah untuk dibaca hasil dari capaian
kemampuan anak pada tiap kompetensi dasar.

I. Pelaporan Perkembangan Anak

Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian


tentang tingkat pencapaian perkembangan anak baik secara psikis
maupun fisik yang dilakukan secara berkala oleh pendidik. Apabila
terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang tidak biasa pendidik
dapat berkonsultasi ke ahli yang relevan.

Pelaporan hasil penilaian berupa de skripsi capaian


perkembangan anak, yang berisi tentang keistimewaan anak,
kemajuan dan keberhasilan anak dalam belajar, serta hal-hal
penting yang memerlukan perhatian dalam pengembangan diri anak
selanjutnya.

Hasil penilaian dalam bentuk laporan tertulis dapat disampaikan


kepada orangtua sekali dalam satu semester, namun demikian, apabila
hal-hal yang sangat mendesak dan penting untuk dilaporkan, maka
dapat segera dilakukan tanpa menunggu kurun waktu satu semester.

Laporan hasil penilaian perkembangan anak berkebutuhan khusus


dapat dilakukan secara:

1. Lisan

Laporan lisan dapat dilakukan kapan saja, sesuai dengan


kebutuhan, dan biasanya terkait dengan perkembangan penting
dan mendesak harus segera diketahui oleh orangtua. Beberapa
perkembangan yang disampaikan secara lisan antara lain :
a. Perkembangan penting yang karena sifat dan kebutuhannya
harus segera disampaikan kepada orangtua untuk
ditindaklanjuti.
b. Perkembangan penting tersebut sulit disampaikan secara
tertulis, misalnya karena sifatnya yang cukup kompleks
sehingga perlu penjelasan.
c. Perkembangan yang akan disampaikan bersifat "sensitif",
sehingga apabila disampaikan secara tertulis dapat
menimbulkan ketersinggungan pada orangtua atau pihak lain
- 34 -

d. Karakteristik orangtua yang tidak memungkinkan membaca


laporan perkembangan anak secara tertulis, misalnya karena
buta aksara, terlalu sibuk, kurang bisa memahami bahasa
tulis, dan sebagainya.
2 .Tertulis

Laporan tertulis biasanya dilakukan sekali dalam semester, dan


dalam bentuk deskriptif atau naratif. Hal-hal yang dilaporkan
terkait dengan capaian perkembangan setiap kompetensi dasar
menurut program pengembangan (nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni). Beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyampaian laporan
secara tertulis antara lain :
a. Penggunaan bahasa yang santun
b. Menyampaikan kekuatan dan keunggulan anak, sebagai
bentuk capaian kompetensi dasar pada setiap program
pengembangan
c. Apabila terdapat kompetensi dasar yang belum tercapai,
maka disampaikan dalam bentuk rekomendasi, yang bersifat
operasional dan dapat dilaksanakan oleh orangtua.
d. Penyampaian laporan tertulis hendaknya juga diikuti dengan
penyampaian secara lisan kepada orangtua
- 35 -

BAB VI
PENUTUP

Pendidikan inklusif dimulai pada masa kritis atau masa sensitif


sejak anak usia dini. Rangsangan yang diberikan pada usia dini yang
dapat meningkatkan seluruh aspek perkembangannya. Keterlambatan
atau pengabaian pemberian rangsangan pada saat usia dini akan
memberi dampak negatif bagi perkembangan anak.
Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan inklusif di lembaga RA
meliputi: penciptaan komunitas kelas yang hangat, menerima
keanekaragaman, menghargai perbedaan, perubahan pelaksanaan
kurikulum secara mendasar; penyiapan Pendidik untuk mengajar secara
interaktif; penyediaan dorongan bagi pendidik dan kelasnya secara terus
menerus dan meminimalisir hambatan, kemitraan dengan multidiplin
ilmu dan profesi serta pelibatan orang tua secara bermakna sejak proses
perencanaan.
Pendidik dalam setting kelas inklusif harus menguasai strategi-
strategi pengajaran yang sesuai dengan karakteristik/kekhususan anak
didiknya. Hal ini dikarenakan masing-masing Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) mempunyai karakteristik pembelajaran yang berbeda
antara individu yang satu dengan yang lain. Sehingga Buku Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di RA ini diharapkan dapat
dijadikan sumber atau acuan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

KAMARUDDIN AMIN
- 36 -

Format 1 :

DATA PRIBADI SISWA RAHASIA

A. IDENTITAS SISWA

Nama Lengkap .•
Nama Panggilan .-
Jenis Kelamin .•
Tempat /Tgl.Lahir .•
Agama .•
Suku Bangsa .•
Kewarganegaraan .•
Berat Badan :• tinggi badan :
Alamat Rumah •
Anak : ke dari bersaudara

Kegiatan di luar sekolah

JENIS TEMPAT HARI 85 JAM LAMANYA KETERANGAN


KEGIATAN
KURSUS/ LES (Bulan, Tahun) (Masih / Tidak)

Prestasi yang pernah dicapai oleh anak :

o Bidang seni • Kapan? juara?


o Bidang olah raga • Kapan? juara?
o Bidang pendidikan - Kapan? juara?
o Lain-lain Kapan? juara?
o Tidak ada

B. IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu

Nama lengkap

Tempat/tgl. Lahir

Agama

Suku bangsa
- 37 -

Pernikahan ke...

Menikah tahun ....

Anak ke....dari.... dari dari

Pekerj aan

Jabatan

C. RIWAYAT KELAHIRAN

Keadaan ibu selama kehamilan

• Secara fisik ❑ : n_ rmal bermasalah, jelaskan

• Secara emosi 1 : n—
_rmal bermasalah, jelaskan

Usia kandungan pada saat kelahiran • minggu

Proses kelahiran — : =normal. 7, operasi alatbantu

.
Ditolong oleh ❑ dokter ❑ bidan lainnya

Waktu lahir anak — : 1 langsunOmenangis tidak


Panjang lahir / Berat Lahir cm / kg

Minum ASI sampai usia •

D. RIWAYAT PERKEMBANGAN

Berapakah usia anak saat mampu :

a. Tengkurap : bulan

b. Duduk tanpa bantuan : bulan


c. Merangkak : bulan

d. Berjalan sendiri : bulan

e. Mengatakan satu kata yang berarti : bulan


Sehari-hari anak diasuh

- Siang hari oleh •

- Malam hari oleh •

Bahasa pengantar dalam komunikasi di rumah •

Kondisi fisik anak

• Pernah jatuh — tidalL ya, usia


- 38 -

• Pernah kejang tidak C ya, usia

• Pernah dirawat tidak ❑ ya, usia ,karena

di RS

• Lain-lain Beri
jawaban YA bila pernyataan berikut menggambarkan keadaan ananda, dan beri jawaban
TIDAK bila pernyataan berikut tidak menggambarkan keadaan ananda

Sensitif terhadap stimulasi di lingkungan. Misalnya menolak sentuhan, tidak


tahan dengan

suara yang bising atau cahaya berlebih, amat sensitive dengan bebauan.

Mudah sekali teralih perhatiannya. Guru sering melaporkan bahwa di dalam kelas
ananda sulit

untuk duduk tenang di bangkuriya.

Ketika bermain mudah untuk beraksi berlebihan (misal bila tersenggol lalu marah,
marahnya

berlebihan, termasuk kalau sedang senang, reaksi senangnya berlebihan).

Tugas-tugas sekolah dikerjakan dengan lambat, bahkan sering tidak selesai.

Kesulitan dalam melakukan tugas yang membutuhkan ketrampilan motorik halus,


seperti menulis.

Penampilan terlihat canggung, sering tersandung atau kurang seimbang.

Seringkali terlibat perkelahian/gulat dengan teman.

Lambat dalam menguasai sebuah aktivitas/tugas.

Selalu bergerak (sulit diam).

Kesulitan dalam belajar tugas-tugas yang membutuhkan ketekunan. Mudah


untuk berganti-

ganti aktivitas (misal ketika bermain).

Kesulitan dalam membina pertemanan (terlalu agresif atau sebaliknya terlalu


pasif/ diam).

Suka terpaku pada satu tugas dan sulit untuk beralih pada tugas lain.

Kebingungan dalam membedakan bunyi-bunyi yang mirip, sering salah dalam


memahami instruksi.

Kesulitan dalam membaca, terutama membaca keras.

Kagok dalam mengucapkan kata-kata, tertukar artinya, bicara kurang jelas atau
gagap.
- 39 -

E. KEMAMPUAN BANTU DIRI

Makan ❑sendiri ❑ dibantu Mengancingkan baju ❑sendiri


❑dibantu

Berpakaian ❑sendiri ❑dibantu Memasang retsluiting


❑sendiri ❑dibantu

Mandi ❑sendiri ❑dibantu Memakai sepatu


❑sendiri ❑dibantu

Go sok gigi ❑sendiri ❑dibantu Memakai popok sekali pakai ❑tidak


❑ya, saat ....

BAK ❑sendiri ❑dibantu Minum susu dengan botol


❑tidak ❑ya, saat

BAB ❑sendiri ❑dibantu Menyiapkan peralatan sekolah ❑sendiri


❑dibantu

F. PENYESUAIAN DIRI DAN SOSIALISASI

• Kegiatan yang dilakukan anak pada waktu luang:

• Kegiatan yang dilakukan anak pada waktu luang :


❑ Bermain, jenis permainan :

❑ Menonton TV, jenis tontonan :

❑ Bermain computer, jenis permainan

❑ Lain-lain :

• Anak lebih sering bermain di :

❑ Di dalam rumah

❑ Di luar rumah

❑ Seimbang, baik di dalam rumah maupun di luar rumah

• Anak lebih sering bermain dengan :


❑ Anak sebaya

❑ Lebih muda dari usianya

❑ Lebih tua dari usianya

❑ Orang dewasa

• Kegiatan bermain dengan teman sebaya di lingkungan rumah:


❑ Rutin/ setiap hari

❑ Sesekali
- 40 -

❑ Tidak pernah

Saat anak berada dalam lingkungan baru, pada umumnya:

❑ Berinisiatif untuk memulai interaksi dan bergaul

❑ Melihat lebih dulu, barn kemudian berinisiatif untuk memulai interaksi

❑ Baru interaksi saat diminta

❑ Menolak berinteraksi

❑ Tidak tertarik dengan interaksi orang lain dan lebih senang sendiri

Saat anak merasa tidak nyaman dengan perbuatan orang lain, pada umumnya:

❑ Membalas perbuatan orang tersebut

❑ Mengalihkan kemarahan pada orang lain yang bukan pada tempatnya

❑ Diam raja

Saat anak menghadapi tugas baru, pada umumnya:

❑ Langsung berusaha mengerjakan

❑ Banyak bertanya saat awal mengerjakan tugas

❑ Harus melihat contoh lebih dahulu

❑ Harus melihat teman lain mengerjakan lebih dulu

❑ Harus ada pendamping untuk mengerjakannya

❑ Harus ada teman sebaya untuk mengerjakannya

❑ Mengerjakan dengan menggerutu atau mengeluh

❑ Menolak mengerjakan

❑ Tidak tertarik

Reaksi anak saat menghadapi kesulitan dengan tugas baru atau hal-hal yang
dilakukannya

Penyesuaian diri anak dengan aturan barn, pada umumnya:

❑ Langsung mentaati

❑ Mentaati hanya bila diberi penjelasan mengenai dampak negatifnya

❑ Mentaati hanya bila dijanjikan sesuatu

❑ Mentaati hanya bila menerima dampak negatifnya


- 41 -

G. MOTIVASI BELAJAR DAN BERSEKOLAH

• Apakah anak tertarik melakukan kegiatan membaca, menulis dan berhitung secara
terstruktur?

❑ Tidak

❑ Ya, dilakukan pada saat

• Waktu belajar di rumah

❑ Teratur dan rutin

❑ Sesuai kehendak anak

❑ Tidak ada

• Perasaan bersekolah pada umumnya:

❑ Senang, ditunjukkan dengan

❑ Tegang bila akan bersekolah, ditunjukkan dengan

❑ Tidak menyukai sekolah, ditunjukkan dengan

H. KONDISI EMOSI DAN PERILAKU

• Hal-hal apakah yang biasanya membuat anak merasa senang ?

• Bagaimanakah biasanya anak mengungkapkan perasaan senang tersebut ?

• Hal-hal apakah yang biasanya membuat anak merasa sedih?

• Bagaimanakah biasanya anak mengungkapkan perasaan sedih tersebut?

• Hal-hal apakah yang biasanya membuat anak merasa marah?

• Bagaimana biasanya anak mengungkapkan perasaan marah tersebut?

• Anak menunjukkan perilaku yang berbeda dengan anak sebayanya


❑ Tidak

❑ Kadang-kadang, (jelaskan)

❑ Ya, (jelaskan)

• Anak sulit memusatkan perhatian atau gelisah sehingga kegiatannya terganggu


❑ Tidak

❑ Kadang-kadang, (jelaskan)

❑ Ya, (jelaskan)

I. KELUHAN
- 42 -

• Keluhan orang tua terhadap anak di rumah :

• Keluhan guru terhadap anak di sekolah :

Pernahkah anak mengikuti kegiatan terapi :


❑ Tidak

❑ Pernah, karena

Jenis Terapi Tempat Usia Lamanya Keterangan


(Masih/Tidak)

Jakarta,

Orang Tua/Wali
- 43 -

Format 2 :
FORMAT IDENTIFIKASI (i) dan ASESMEN (ii)

A. Identitas
1. Nama Lengkap / Jenis Kelamin

2. Tempat / Tanggal Lahir

B. Kondisi Umum (Gambaran Fisik)


(i)

(ii)

C. Konsentrasi perhatian

D. Kemampuan Motorik
1. Motorik Kasar
(i)

(ii)

2. Motorik Halus

(i)

(ii)

3. Koordinasi Visual motorik


(i)

(ii)

4. Keseimbangan
(i)

E. Kemampuan Sensorik

1. Pendengaran
(i)

(ii)

2. Penglihatan
(i)

(ii)

3. Taktil Kinestetik
(i)
- 44 -

F. Kemampuan Bahasa
1. Reseptif
(i)

(ii)

2. Ekspresif
(i)

(ii)

G. Kemampuan Wicara
1. Fone
(i)

(ii)

3. Kemampuan Suara
(i)

4. Kemampuan Irama Kelancaran


(i)

(ii)

5. Kemampuan Organ Bicara


(i)

(ii)

6. Kemampuan Pernafasan
(i)

(ii)

7. Tingkah Laku dan sosial emosi


(i)

(ii)

H. Interaksi Sosial

I. Kemandirian
- 45 -

J. Akademik

K. Kesan Intelegensi
(i)

(ii)

L. Indikasi

M. Saran

Jakarta,
- 46 -

Format 3 :

CONTOH PROFIL ANAK DIDIK

A. Data Anak Didik

Nama •

Usia •

Jenis kelamin:

Kelas :

B. Hasil Asesmen
1. Faktor Bahasa
• Kemampuan bahasa Resptif Belum berkembang
• Bahasa ekspresif masih dalah taraf meniru
2. Faktor interaksi sosial
• Senang main sendiri
• Tidak senang keramaian
3. Faktor konsentrasi dan perhatian
• Fokus mudah beralih dan tidak bertahan lama
4. Faktor akademik
• Mampu membaca gambar bangun datar
• Mampu menghitung perkalian dan pembagian dengan baik
5. Faktor kemandirian
• Masih hams diarahkan dalam mengerjakan tugas
• Mudah bosan dan tidak selesaikan tugas sehingga perlu
motivasi
6. Faktor kesehatan
• Kelahiran normal, jarang sakit
• Kebersihan diri cukup, tidak berkaca mata
7. Faktor sosial- emosi
• Sering tantrum
• Anak sering diam jika tidak bisa mengerjakan apa yang dia
inginkan
8. Faktor keluarga
• Tinggal bersama orang tua,kakek, nenek, 2 (dua) bersaudara
dalam satu rumah.
• Orang tua sangat peduli dan perhatian terhadap
perkembangan anak
C. Analisa Hasil Asesmen
1. Penyebab masalah belajar yang dihadapi: kesalahan persepsi
2. Rekomendasi pembelajaran: melakukan adaptasi pada media
dan strategi pembelajaran.
- 47 -

Format 4 :

INDIKATOR PENILAIAN

UMUM ANAK BERKIBUTUHAN KHUSUS


I
1. Terbiasa percaya Feza 0
adanya Tuhan
2. Terbiasa berperilaku 1. Mampu 1 Mampu melakukan
mengenal Tuhan kontak mata
hidup sehat
2. Mampu menjaga 2. Mampu
3. Terbiasa bersikap
keseimbangan menyebutkan
kreatif
tubuh nama diri ketika
4. Terbiasa berbicara
3. Memiliki ditanya
santun
kekuatan pada 3. Mampu
5. Terbiasa bersikap
lengan dan kaki mengendalikan berlari
disiplin
4. Terbiasa bersikap 4 Mampu mencuci
6. Terbiasa bersikap
disiplin tangan sendiri
estetis
5. Mampu 5 Mampu menjawab
7. Mampu melakukan
menyusun pola salam
ibadah sehari-hari
sederhana 6 Mampu
dengan bimbingan
6. Mampu membedakan
orang dewasa
melaksanakan 1 tekstur kasar dan
8. Mampu mengenal
perintah halus
benda-benda di 7 Mampu
sederhana
sekita rnya 7. Terbiasa melaksanakan
9. Mampu berbahasa Tersenyum perintah sederhana
ekspresif (ambil, lempar,
10.Mampu memahami senyum)
em.osi diri dan orang
lain
Teknik Penilaian
1. Rating scale
2. Catatan Anekdot
3. Penilaian Hasil Karya
- 48 -

Format 5:

Contoh

INSTRUMEN PENILAIAN DEKA TEKNIK CATATAN ANEKDOT

Nama RA
Hari, tanggal

Kelompok

NO NAMA ANAK WAKTU LOKASI INDIKATOR KOMPETENSI


KEJADIAN KEJADIAN PERISTIWA DASAR
1
2
3
4
5
6
7

8
9
-49-

Format : 6 PROGRAM PENDIDIKAN INDIVIDUAL (PPI)


PERIODE :
Kode
Penilaian :
A :
Nama Tercapai/ Mandiri
P+:
Tgl Lahir/usia : DibimbingMinimal
P :
TidakMampu
Guru
No Program Pembelajaran
TGL

2019

Guru Pendidikan Khusus


KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2769 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN ORANG TUA DI RAUDHATUL ATHFAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan pendampingan


pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal pada Raudlatul Athfal diperlukan pedoman
Pemberdayaan Orang tua di Raudhatul Athfal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Petunjuk Teknis Pemberdayaan Orang Tua
di Raudhatul Athfal;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 146);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN
ORANG TUA DI RAUDHATUL ATHFAL.
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pemberdayaan Orang
Tua di Raudhatul Athfal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari keputusan ini.

KEDUA Petunjuk Teknis Pemberdayaan Orang Tua di


Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KESATU sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran ditingkat satuan pendidikan Raudhatul
Athfal.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
-1-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2769 TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN ORANGTUA DI
RAUDHATUL ATHFAL

PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN ORANGTUA DI RAUDHATUL


ATHFAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan amanah yang harus diperhatikan gizi dan
kesehatannya, dirawat, diasuh, dididik, dan dilindungi secara optimal.
Layanan optimal terhadap anak mencakup pada seluruh aspek
kebutuhan hidup. Layanan tersebut dilakukan sejak usia dini.
Salah satu aspek kebutuhan hidup anak yang perlu diperhatikan
adalah pendidikan. Pendidikan terhadap anak merupakan tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi
anak. Pendidikan anak pada keluarga dilakukan sejak dalam
kandungan. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran yang sangat
mendasar dalam mengoptimalkan semua potensi anak.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan informal dilindungi dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Sebagaimana dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara:
"Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama."
Dengan demikian, peran keluarga dalam hal pendidikan bagi anak,
tidak dapat tergantikan sekalipun anak telah dididik di lembaga
pendidikan formal maupun nonformal. Untuk itu, keluarga harus
memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses peningkatan gizi
dan kesehatan, perawatan, pengasuhan, pendidikan dan
perlindungan.
Masyarakat memiliki peran penting dalam mewarnai kehidupan
anak. Lingkungan masyarakat menjadi penentu terbentuknya karakter
anak. Lingkungan masyarakat yang kondusif akan mampu
-2

membentuk karakter anak yang positif. Sebaliknya lingkungan


masyarakat yang kurang kondusif akan menjadikan karakter anak
yang negatif.
Pemerintah melalui kewenangannya memiliki kewajiban
membentuk karakter anak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Kewenangan pemerintah dalam hal ini berupa kebijakan-kebijakan di
bidang pendidikan.
Kenyataan yang dijumpai di masyarakat, masih banyak keluarga
yang belum memahami akan peran penting keluarga. Oleh karena itu,
diperlukan adanya kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga agar orangtua dapat memberikan dukungan
kepada anak usia dini secara lebih optimal melalui program
pemberdayaan orangtua yang pada layanan di RA.
Keselarasan pendidikan yang dilaksanakan di RA dan di keluarga
sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan anak secara
menyeluruh.Satuan pendidikan RA perlu memfasilitasi penyelenggaraan
program pemberdayaan orangtua sebagai upaya keselarasan dan
keberlanjutan antara pendidikan anak di RA dengan pendidikan yang
dilakukan di keluarga.
Program keterlibatan orangtua mendorong keterlibatan keluarga
dalam proses pembelajaran RA. Program keterlibatan orang tua ini
meliputi keterlibatan/ interaksi dalam komunikasi dua arah antara
pendidik dan orang tua, keterlibatan orang tua sebagai "guru tamu",
dan pengambilan keputusan serta advokasi bagi anak.
Berdasar pada kebutuhan diatas, maka diperlukan Petunjuk
Teknis Pemberdayaan Orang Tua sebagai pedoman lembaga dalam
membuat program pemberdayaan orang tua di RA.

B. Tujuan
Petunjuk Teknis Pemberdayaan Orang Tua di RA bertujuan
menjadi acuan bagi pengelola RA untuk melibatkan peran serta orang
tua dalam pembelajaran RA.
-3

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi konsep keluarga
sebagai dasar untuk memahami pendidikan keluarga (parenting) dan
penyelenggaraan program pemberdayaan orangtua (parenting) di RA .

E. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis ini adalah pelaksana, penyelenggara dan
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan RA
-4

BAB II
KONSEP KELUARGA

A. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga
yang berarti "anggota", "kelompok kerabat". Keluarga adalah
lingkungan tempat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah bersatu. Keluarga inti (nuclear family) terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak. Konsep keluarga dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluarga adalah dasar kelompok sosial di masyarakat yang
biasanya terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga terbentuk atas dua atau lebih orang yang berbagi tujuan
hidup dan memiliki komitmen jangka panjang.
3. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak.
4. Keluarga merupakan lembaga pendidikan terdekat yang amat
besar peranannya.

B. Fungsi Keluarga
Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin
kehidupan moral dan emosional anak. Hubungan emosional antara
anak dan orang tua akan menjadi wahana pendidikan dalam
membentuk karakter anak di masa kehidupannya. Pola-pola
perilaku dan kebiasaan yang diterapkan dalam keluarga akan
dijadikan acuan anak dalam bersikap dan berperilaku, sehingga
peranan pendidikan keluarga sangatlah penting didalam
pembentukan-karakter anak.
Tanggung jawab orang tua kepada anak tertuang dalam
Undang-Undang Perlindungan Anak No. 35 tahun 2014 Pasal 26
ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
" Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: a.
mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak; b.
menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat,
dan minatnya; c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak;
dan d. memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi
pekerti pada Anak" .
5

Secara spesifik fungsi keluarga dalam pembentukan tumbuh


kembang anak sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis atau Reproduksi.
Keluarga adalah sarana pemenuhan kebutuhan biologis dan
reproduksi berfungsi mengembangkan dan melanjutkan
keturunan manusia di muka bumi. Kebutuhan perlindungan fisik
biologis merupakan salah satu bagian yang dapat dipenuhi
melalui keluarga.
2. Fungsi Protektif atau Perlindungan.
Keluarga dapat menjalankan fungsi protektif atau
perlindungan bagi seluruh anggota keluarga, termasuk anak. Di
dalam keluarga, anak akan mendapatkan jaminan perlindungan
hidup, balk secara fisik maupun psikologis.
3. Fungsi Afeksional atau Perasaan.
Keluarga dapat menjalankan fungsi afeksional dalam
membentuk perasaan anak sejak usia dini. Di dalam keluarga,
anak mendapatkan kesempatan berkomunikasi dengan
keseluruhan kepribadian kepada orang tua dan lingkungannya.
Anak dapat merasakan dan menangkap suasana perasaan pada
saat berkomunikasi dengan keluarga.
4. Fungsi Ekonomis.
Keluarga dapat menjalankan fungsi ekonomi yang meliputi
seluruh pendapatan, perencanaan dan penggunaannya.
Pelaksanaan fungsi ekonomi di dalam keluarga dapat
menumbuhkan saling pengertian, solidaritas, dan tanggung jawab
bersama.
5. Fungsi Pendidikan.
Keluarga dapat menjalankan fungsi pendidikan melalui peran
orang tua. Orang tua dapat mendidik anak sejak dini yang
meliputi pembinaan kepribadian, perilaku, dan pengetahuan.
6. Fungsi Sosialisasi.
Keluarga dapat menjalankan fungsi sosialisasi bagi anak
untuk menjadi anggota masyarakat yang balk. Orang tua menjadi
penghubung anak dengan kehidupan sosial di masyarakat.
6

7. Fungsi Religius.
Keluarga dapat menjalankan fungsi religius melalui upaya
memperkenalkan dan mengajak anak kepada kehidupan
beragama. Penciptaan suasana religius dalam keluarga dapat
dicapai melalui aspek-aspek sebagai berikut:
a. Aspek fisik, berupa penyediaan lingkungan fisik yang
mengandung nilai dan ciri keagamaan, seperti fasilitas
pelaksanaan ibadah, dekorasi dan hiasan yang bernuansa
keagamaan;
b. Aspek emosional, berupa penciptaan suasana keagamaan di
tengah keluarga; dan
c. Aspek sosial, berupa penciptaan hubungan relasional internal
dan eksternal keluarga.
8. Fungsi Rekreatif.
Keluarga dap at menjalankan fungsi rekreatif melalui
penciptakan suasana akrab, ramah, dan hangat. Penciptaan
suasana tersebut menjamin keseimbangan kepribadian anggota
keluarga, mengurangi ketegangan perasaaan, meningkatkan
saling pengertian, memperkokoh kerukunan dan solidaritas
keluarga, dan meningkatkan rasa kasih sayang.
9. Fungsi Pengendalian Sosial.
Keluarga dapat menjalankan fungsi pengendalian sosial
melalui upaya pencegahan terhadap perilaku menyimpang dari
nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Keluarga juga dapat
melakukan upaya kuratif dengan cara mengingatkan atau
menyadarkan atas perilaku negatif.

C. Pola Asuh Orangtua


Pola asuh adalah perlakuan pengasuh dalam rangka memenuhi
kebutuhan, memberikan perlindungan, dan mendidik anak dalam
kehidupan sehari hari. Pola asuh meliputi perawatan dan perlindungan
anak yang dapat berpengaruh pada pembentukan fisik dan mental
anak. Jenis-jenis pola asuh orang tua sebagai berikut:
1. Pola Asuh Demokratis.
Pola Asuh Demokratis adalah pola asuh yang
memprioritaskan kepentingan anak. Pola asuh demokratis ditandai
-7

dengan sikap orang tua yang rasional, realistis terhadap


kemampuan anak, memberikan kebebasan dan kehangatan kepada
anak, suka berdiskusi dengan anak, selalu memperhatikan
perkembangan anak, dan memberi kesempatan untuk mandiri.
2. Pola Asuh Permisif
Pola Asuh Permisif atau pemanja biasanya memberikan
pengawa san yang sangat longgar dan cenderung selalu memberikan
kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol. Orang tua jarang
melakukan komunikasi timbal balik dan cenderung tidak menegur
atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya.
Pola asuh permisif ini akan membentuk anak cenderung
impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau
menang sendiri, kurang matang secara sosial, dan kurang percaya
diri.
3. Pola Asuh Otoriter
Pola Asuh Otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator dan
memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua. Pola
asuh ini ditandai dengan komunikasi satu arah atau tidak
memerlukan umpan balik dari anak.
Pola asuh otoriter dapat membentuk anak menjadi penakut,
pendiam, tertutup, tidak memiliki inisiatif, gemar menentang, suka
melanggar norma, berkepribadian lemah, menarik diri, serta
cenderung menjadi anak yang mudah cemas.
4. Pola Asuh tipe Penelantar (Neglected)
Pola Asuh tipe Penelantar (Neglected) ini pada umumnya
memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak.
Orang tua yang menerapkan pola asuh penelantar akan
menjadikan anak-anak dengan ciri-ciri sebagai berikut: anak yang
moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau
mengalah, memiliki harga diri (self esteem) yang rendah, dan sering
bermasalah dengan temannya.
-8

BAB III
PROGRAM PEMBERDAYAAN ORANGTUA (PARENTING)
RAUDHATUL ATHFAL

A. Tahapan Pelaksanaan Program Pemberdayaan Orangtua


Mekanisme program Pembelajaran RA Berbasis Keluarga
(Parenting) meliputi 5 tahapan, 1) Tahap persiapan, 2) Tahap
penyusunan program, 3) Tahap pelaksanaan program, 4) Tahap
evaluasi internal, dan 5) Tahap monitoring dan evaluasi.

A. Persiaen

(4) Sosiatisasi dan Ketompok


Pendataan Kebutuhan Pertemuan Orang
Prcgram Tua
(1) Pendataan
Kelorripok Saaaran
Keterlibatan orang
tua di Kelompok/
(5) Penyusunan Rancangan Ketas Anak
Program
Keterlibatan Orang
tua dalam keg.
(2) Pendataan Sumber- bersama
sumber Dukungan (6) Penyiapan Perangkat
Program Hari Konsultasi Orang
tua

Kunjungan liturnah

Lainnya (Situasional)

(8)Pandampingan Program

I
E. Monitoring dan Evaluasi Program

Keterangan:
1. Tahap Persiapan Program
Tahap pertama ini berisi pendataan kelompok Sasaran dimana
program parenting akan dilaksanakan, pendataan sumber-sumber
dukungan, dan peta sosial berupa informasi mengenai
pelaksanaan program sekurang-kurangnya menggambarkan
sebaran kelompok sasaran program, potensi individu, potensi
kelembagaan, dan potensi sosial lainnya.
2. Tahap Penyusunan Program
Pada tahap penyusunan program, dilakukan dengan sosialisasi
dan pendataan kebutuhan program Kegiatan ini merupakan
pemberian informasi mengenai kekuatan dan kelemahan kelompok
sasaran yang dirumuskan dalam Peta Sosial. Program dilanjutkan
dengan penyusunan rancangan program untuk dirumuskan
_g

program yang akan dijalankan. Tahapan selanjutnya adalah


penyiapan perangkat program berupa penyiapan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam menjalankan program yang telah
dirancang. Hasil dari tahap ini adalah Program Parenting
(Penguatan RA Berbasis Keluarga).
3. Tahap Pelaksanaan Program
Beberapa alternatif bentuk kegiatan yang bisa dilakukan
dalam melaksanakan program parenting, di antaranya adalah: (1)
Kelompok Pertemuan Orang Tua, (2) Keterlibatan Orangtuadi
Kelompok/ Kelas Anak, (3) Keterlibatan Orangtua dalam Kegiatan
Bersama, (4) Hari Konsultasi Orang tua, (5) Kunjungan Rumah, dan
(6) Kegiatan Lain yang sesuai dengan kebutuhan dan atau potensi
sosial yang sudah melekat di masyarakat.
4. Tahap Evaluasi Internal
Evaluasi internal merupakan penilaian terhadap proses
berjalannya suatu program untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan setiap pelaksanaan program dan efektivitas dan
keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Evaluasi internal
dapat dilakukan melalui kuesioner, pengamatan, wawancara,
checklist, diskusi atau dapat menggunakan format kesan, pesan,
dan saran kegiatan, dan dengan melihat jumlah kehadiran peserta.
5. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
dilaksanakan oleh penyelenggara lembaga dan pemangku kebijakan.

B. Jenis Jenis Program Pemberdayaan Orangtua (Parenting)


1. Kegiatan Pertemuan Orangtua (KPO)
Kegiatan Pertemuan Orangtua (KPO) merupakan wadah
komunikasi bagi orang tua untuk saling berbagi infoi masi dan
pengetahuan dalam melaksanakan pendidikan anak. Tujuan
diselenggarakan KPO dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan orangtua dalam melaksanakan pengasuhan
di lingkungan keluarga.
Jenis kegiatan KPO dapat berbentuk:
a. Curah pendapat, berupa saling mengemukakan pendapat antar
orangtua tentang pengalaman mereka dalam pengasuhan anak.
- 10 -

b. Sarasehan, berupa pertemuan yang diselenggarakan untuk


mendengarkan pendapat para ahli mengenai masalah anak.
c. Simulasi, merupakan kegiatan praktek yang dilaksanakan oleh
kelompok.
d. Belajar keterampilan tertentu, merupakan kegiatan yang lebih
diarahkan pada pemberian pelatihan secara individu atau
kelompok dengan tujuan peningkatan atau penguasaan
keterampilan tertentu, Contoh: mengolah makanan ringan yang
aman, bergizi, bervariasi dan berimbang membuat permainan
edukatifdari bahan daur ulang dan lain-lain.
Langkah-langkah pelaksanaan KPO sebagai berikut:
a. Menentukan waktu pelaksanaan berdasarkan kesepakatan
bersama.
b. Menentukan Materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta.
c. Menghubungi Narasumber
d. Melaksanakan Kegiatan menjadi tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi akhir kegiatan.

C. Keterlibatan Orangtua di Kelas


Keterlibatan Orangtua di kelas merupakan kegiatan yang
melibatkan orangtua dalam bentuk: (1) bermain bersama anak di kelas;
(2) membantu pendidik dalam proses pembelajaran dan (3) pembekalan
wawasan bagi orangtua tentang proses belajar. Tujuan keterlibatan
orang tua di RA adalah menyelaraskan antara program pembelajaran di
RA dan lingkungan keluarga.
Langkah-langkah pelibatan Orangtua di RA meliputi:
1. Persiapan
a. Pendidik/pengelola RA bersama Orangtua menetapkan waktu,
materi/ topik, lokasi sasaran, dan pembagian tugas orangtua.
b. Pembekalan teknis pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan jadwal yang telah
disepakati bersama antara orangtua dan pendidik.
3. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dalam bentuk pencatatan oleh pengelola
terhadap kegiatan yang dilakukan orang tua selama bersama anak
di kelas.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan tidak untuk memberi skor pada orangtua tetapi
lebih berupa umpan balik terhadap kegiatan yang sudah berjalan.
Evaluasi dilakukan melalui diskusi secara kekeluargaan. Evaluasi
dibagi menjadi 3 topik yakni:
a. Diskusi tentang sikap dan kegiatan orang tua.
b. Diskusi tentang efektivitas kegiatan yang sudah berjalan.
c. Penilaian orangtua tentang manfaat kegiatan yang diikuti.

D. Keterlibatan Orangtua dalam Kegiatan Bersama


Keterlibatan orangtua dalam kegiatan bersama adalah pelibatan
orangtua dalam pelaksanaan kegiatan penunjang pembelajaran RA.
Tujuan pelibatan orang tua dalam kegiatan bersama adalah
mendekatkan hubungan antara orangtua, anak, dan RA serta
meningkatkan peran orangtua dalam proses pembelajaran.
1. Jenis Kegiatan
Rekreasi, bermain di alam, perayaan hari besar, atau kunjungan
edukasi, berkebun, memasak bersama, bazzar, outborbol, dan
kegiatan lainnya berada di luar lingkungan kelas/sekolah.
2. Penyelenggara/ pengelola
Lembaga RA bekerjasama dengan orangtua dan lembaga atau
instansi terkait yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan.
3. Tahapan kegiatan
a. Melakukan Identifikasi tempat kegiatan
b. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Menetapkan waktu kegiatan
d. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
e. Menetapkan nara sumber yang sesuai dengan jenis kegiatan
f. Mengorganisasikan kegiatan
g. Menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati semua pihak
selama kegiatan
h. Melakukan pemantauan terhadap aktivitas yang dilakukan
- 12 -

. Mencatat kejadian-kejadian penting


j. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.
Aspek yang dievaluasi sekurang-kurangnya mencakup
keterlibatan keluarga dan interaksi dalam dan antar keluarga.

E. Hari Konsultasi Orangtua


Hari konsultasi orangtua adalah hari-hari tertentu yang
dijadwalkan oleh RA sebagai hari bertemunya antara orangtua dengan
pengelola/pendidik, ahli untuk membahas tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak serta masalah-masalah lain yang dihadapi anak.
Hari Konsultasi dapat dilakukan secara individual atau secara
kelompok.
Hal-hal yang bersifat khusus atau pribadi, sebaiknya
dikonsultasikan secara individual. Akan lebih baik jika ada tenaga ahli
yang dapat dihadirkan saat konsultasi. Pada hari konsultasi orangtua,
juga dapat dijadwalkan untuk melakukan penilaian perkembangan
anak dengan menggunakan kartu DDTK (Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak) sesuai jadwal masing-masing anak. Tujuan hari
konsultasi orangtua adalah meningkatkan hubungan timbal balik
antara orangtua dengan RA dalam melakukan pendidikan anak.
1. Pengelolaan
Kegiatan ini dirancang oleh RA sebagai kegiatan rutin yang
waktunya disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila ditemukan
kasus-kasus spesifik, RA dapat memberikan rujukan kepada tenaga
profesional, misalnya dokter, psikiater, psikolog, ulama, orangtua
yang memiliki pengalaman keberhasilan dalam mendidik anak atau
pihak-pihak lain yang kompeten.
RA berkewajiban menjaga rahasia yang disampaikan oleh
orang tua, sehingga dapat menyampaikan persoalan secara lugas
tanpa ada kecurigaan atau kekhawatiran.
2. Proses Kegiatan
Proses kegiatan dilakukan tidak saja untuk mernecahkan
persoalan yang sedang dihadapi orangtua, tetapi juga secara
proaktif mengundang orangtua anak secara bergilir untuk
membahas pertumbuhan dan perkembangan anak, di antaranya
melalui DDTK.
- 13 -

3. Tahapan Kegiatan
a. Mengidentifikasi narasumber untuk dijadikan konsultan sesuai
dengan kebutuhan.
b. Menghubungi narasumber untuk memastikan kesediaan waktu.
c. Menetapkan waktu konsultasi, tempat, dan mekanisme
konsultasi.
d. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan, seperti
ruangan konsultasi, format konsultasi, dan lain-lain.
e. Mencatat semua informasi penting yang disampaikan oleh
keluarga.
f. Evaluasi. Melakukan evaluasi kegiatan yang mencakup; tempat
kegiatan yang digunakan, waktu yang dipergunakan, kredibilitas
(kemampuan) nara sumber, pendekatan konsultasi, dan
partisipasi orang tua.

F. Kunjungan Rumah
Kegiatan kunjungan rumah dilakukan oleh pendidik/pengelola
RA dalam rangka mempererat hubungan antara RA dengan orang tua
dengan memanfaatkan berbagai kesempatan yang sesuai misal
menjenguk anak/orang tua yang sakit, membantu menyelesaikan
permasalahan tertentu.
Tujuan Kunjungan Rumah adalah Menjalin silaturahmi antara
RA dan orang tua, menggali infoimasi tentang pola asuh orangtua
dalam keluarga, dan menemu.kan pemecahan masalah secara bersama
terhadap masalah yang dihadapi oleh anak di rumah.
-14-

BAB IV

KOMUNIKASI EFEKTIF TERHADAP ORANG TUA

A. Konsep Komunikasi
Komunikasi merupakan hal terpenting sebagai alert interaksi
manusia. Dengan komunikasi banyak hal yang bisa terselesaikan atau
terbantu. Komunikasi dapat menjadi intrumen untuk mencari
penyelesaian masalah.
Komunikasi efektif adalah terwujudnya pengertian yang sama
antara komunikator dan komunikan. Syarat-syarat berkomunikasi
secara efektif antara lain:
1. Menciptakan suasana yang menyenangkan pada kedua belah pihak.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di
pihak komunikan.
4. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di
pihak komunikan.
B. Komunikasi antara Pendidik dan Orang Tua di RA
Kewajiban pendidik dan orang tua RA adalah memastikan
anak mendapatkan pendidikan yang baik. Layanan tumbuh kembang
anak memerlukan kerja-sama yang baik antara pendidik dan orang
tua. Kerjasama tersebut perlu ditunjang dengan komunikasi yang
efektif antara pendidik dan orang tua.
Komunikasi efektif antara pendidik dan orang tua dilakukan
dengan tujuan:
1. Mengontrol kegiatan anak. Pendidik menanyakan kondisi anak
di rumah. Orang-tua menanyakan kondisi anaknya di RA.
2. Mengevaluasi kemajuan anak.
3. Melibatkan orang tua berperan serta dalam proses pendidikan
anak.
4. Membangun pengertian timbal balik antara pendidik dan orang
tua.
-15-

C. Pengelolaan Komunikasi dengan orang tua di RA


RA adalah tempat layanan dalam mengopimalkan tumbuh
kembang anak. Komunikasi antara RA dan orang tua sangat
diperlukan dalam mewujudkan pelayanan tumbuh kembang anak.
Dalam mengelola komunikasi antara RA dan orang tua perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Anggap semua keluhan itu serius, jangan pernah menggunakan
standar diri kita sendiri. Karena jika itu terjadi maka pikiran yang
ada di benak kita terkadang menganggap hal terbut adalah hal kecil
yang tidak perlu dipersoalkan .
2. Tidak menjawab keluhan yang bernada `parias' dengan nada yang
sama `panasnya'. Ingat lembaga RA adalah institusi pendidikan
yang seharusnya lebih beradab dan berbudaya.
3. Jika ada keluhan atau masalah yang terjadi dan terselesaikan
dengan baik, dapat menjadi pembelajaran bagi guru dan lembaga
bahwa mereka tidak dapat "main-main" dengan standar dan kinerja.
4. Hargai orang tua dan anggap keluhan mereka sebagai edukasi,
alternatif atau saran untuk lembaga agar berubah menjadi lebih
balk. Sebuah masukan terkadang terasa `pa.hit' tapi jika semua
pihak mau mendahulukan kepentingan anak maka seharusnya
tidak ada yg perlu merasa tersinggung. Sebuah lembaga yang sehat
dan baik tidak anti masukan dan tuntutan, jika itu semua demi
kebaikan dan keberlangsungan lembaga itu dimasa depan.
5. Bentuklah perkurnpulan orang tua atau Parent Teacher Asociation,
Sebagai wadah keluhan dan ajang komunikasi yang sehat.
6. Lakukan tawaran dialog tatap muka dengan orang tua, dan
pertemukan semua pihak yang bermasalah semua untuk mencari
jalan keluar.
7. Buatlah prosedur penanganan keluhan. Hal ini penting untuk
mencegah agar lembaga memiliki satu kata dalam mengeluarkan
info' niasi dalam penanganan sebuah masalah yang timbul dari
keluhan secara lugas.
- 16 -

BAB V
PENUTUP

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mempunyai


keterpaduan antara pendidikan keluarga dan RA. Untuk mencapai
harapan tersebut program parenting atau pemberdayaan orang tua di RA
menjadi penting dilaksanakan secara optimal.
Keuntungan dilaksanakannya program pemberdayaan orang tua di
RA dapat meningkatkan tingginya kesadaran orangtua untuk ikut terlibat
dalam pengasuhan anaknya. Kegiatan di keluarga dapat disesuaikan
dengan program di RA.
Petunjuk Teknis ini agar dapat ditindaklanjuti dalam mewujudkan
pemberdayaan orang tua di RA. Seluruh pemangku kepentingan RA
berkewajiban melaksanakan petunjuk teknis ini.

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
-17-

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2769 TAHUN 2018
TENTANG
JADWAL KEGIATAN PEMBERDAYAAN ORANGTUA DI RA
DALAM 1 TAHUN

CONTOH FORMAT PROGRAM PARENTING RA AL AMANAH

WAKTU

N Jervis Kegiatan OKTOBER


JULI AGUSTUS SEPTEMBER
0 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3

A Kegiatan Rutin Semesteran/Tahunan


1. Pertemuan Awal TA dengan Orang Tua
/ Wali:
a. Menjelaskan program satu tahun
b. Pembagian dan Penjelasan Form.
MITA
c. Pelatihan Komukasi Bagi Orang Tua
2. Simulasi Metode Pembelajaran V V
3. Pemerikasaan Kesehatan Anak "V
4. Pendidikan Manasik Haji bersama
Orang tua
5. Peringatan Hari Ibu
6. Peringatan Hari Ayah
7. Memepringati Hari Kemerdekaan: V
Bermain bersama Orang Tua
8. Hari Konsultasi Orangtua
9. Kegiatan Outbond "V
10. Pentas Seni Akhir Tahun
11. Observasi Kegiatan Belajar Anak
12. Pendidikan Pesantren Rhamadhan
B Kegiatan Rutin Bulanan
-18-

1. Pertemuan Rapat Bulanan 1/ 1/ 11 -\I


a. Mengundang Narasumber
b. Diskusi tentang Tema yang
dilaksanakan pada bulan tersebut
2. Pemberian Makanan Sehat 1/ •\/
a. Kegiatan Insidental
1).Coocking Day
2). Field Trip
3).Market Day
Home Visit (anak anak tertentu)

Keterangan :
1. Untuk Kegiatan Program Parenting
yang dilaksanakan, harus
memperhitungkan Hari Efektif Belajar
yang direncanakan oleh guru

2. Kegiatan yang dilakukan bersama


orang tua, dimasukan kedalam Hari
EfektifBelajar anak dimana guru harus
tetap membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH
3. Kegiatan Parenting yang tidak
melibatkan anak anak, dapat dilakukan
pada saat anak libur dari kegiatan belajar
di lembaga
-19-

PROGRAM PARENTING RA AL AMANAH

WAKTU

N Jenis Kegiatan
NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI
0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A Kegiatan Rutin Semesteran/Tahunan


1. Pertemuan Awal TA dengan Orang Tua /
Wali:
a. Menjelaskan program satu tahun
b. Pembagian dan Penjelasan Form. STTPA
c. Pelatihan Komukasi Bagi Orang Tua
2. Simulasi Metode Pembelajaran "\I

3. Pemerikasaan Kesehatan Anak


4. Pendidikan Manasik Haji bersama Orang
tua
5. Peringatan Hari Ibu
6. Peringatan Hari Ayah 4
7. Memepringati Hari Kemerdekaan:
Bermain bersama Orang Tua
8. Hari Konsultasi Orangtua •Ni
9. Kegiatan Outbond
10. Pentas Seni Akhir Tahun
11. Observasi Kegiatan Belajar Anak Al
12. Pendidikan Pesantren Rhamadhan
B Kegiatan Rutin Bulanan
1. Pertemuan Rapat Bulanan A/
a. Mengundang Narasumber NI
b. Diskusi tentang Tema yang
dilaksanakan pada bulan tersebut
2. Pemberian Makanan Sehat Ai "\i 'NI Al
a. Kegiatan Insidental
1).Coocking Day
2). Field Trip
3).Market Day
-20-

Home Visit (anak anak tertentu)


Keterangan :
1. Untuk Kegiatan Program Parenting yang
dilaksanakan, harus memperhitungkan
Hari Efektif Belajar yang direncanakan oleh
guru

2. Kegiatan yang dilakukan bersama orang


tua, dimasukan kedalam Hari
EfektifBelajar anak dimana guru harus
tetap membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH
3. Kegiatan Parenting yang tidak
melibatkan anak anak, dapat dilakukan
pada saat anak libur dari kegiatan belajar
di lembaga
-21-

PROGRAM PARENTING RA AL AMANAH

WAKTU

N Jenis Kegiatan MARET APRIL MEI JUNI


0 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3

A Kegiatan Rutin Semesteran/Tahunan


1. Pertemuan Awal TA dengan Orang Tua /
Wali:
a. Menjelaskan program satu tahun
b. Pembagian dan Penjelasan Form. STTPA
c. Pelatihan Komukasi Bagi Orang Tua
2. Simulasi Metode Pembelajaran A/ Ai -\/ Ni
3. Pemerikasaan Kesehatan Anak 4
4. Pendidikan Manasik Haji bersama Orang
tua
5. Peringatan Hari Ibu
6. Peringatan Hari Ayah
7. Memepringati Hari Kemerdekaan:
Bermain bersama Orang Tua
8. Hari Konsultasi Orangtua
9. Kegiatan Outbond
10. Pentas Seni Akhir Tahun
11. Observasi Kegiatan Belajar Anak
12. Pendidikan Pesantren Rhamadhan
B Kegiatan Rutin Bulanan
1. Pertemuan Rapat Bulanan
a. Mengundang Narasumber
b. Diskusi tentang Tema yang
dilaksanakan pada bulan tersebut
2. Pemberian Makanan Sehat
a. Kegiatan Insidental
1).Coocking Day
2). Field Trip
3).Market Day
Home Visit (anak anak tertentu)
Keterangan :
-22-

1. Untuk Kegiatan Program Parenting yang


dilaksanakan, harus memperhitungkan
Hari Efektif Belajar yang direncanakan oleh
guru

2. Kegiatan yang dilakukan bersama orang


tua, dimasukan kedalam Hari
EfektifBelajar anak dimana guru harus
tetap membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH
3. Kegiatan Parenting yang tidak
melibatkan anak anak, dapat dilakukan
pada saat anak libur dari kegiatan belajar
di lembaga

DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM

Ttd

KAMARUDDIN AMIN

You might also like