You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kegiatan medis, beberapa besaran fisik dari tubuh pasien seperti temperatur, tekanan darah, detak jantung, berat
tubuh, kadar mineral-mineral dalam tubuh dan sebagainya, diperlukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit yang diderita
pasien. Penyakit demam berdarah pada seorang pasien, misalnya, dapat didiagnosis berdasarkan pada hasil pengukuran suhu
tubuh dikombinasikan dengan pengukuran kadar haemoglobin darah pasien. Penyakit jantung dapat dideteksi dari hasil
pengukuran tekanan darah pasien. Sedang untuk keperluan pengobatan, pemberian obat dosisnya disesuaikan dengan berat
tubuh pasien.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien, selain pengamatan secara fisik terhadap gejala yang muncul pada tubuh,
dokter juga memerlukan alat bantu berupa alat-alat ukur yang dapat memberikan informasi lebih detil mengenai kondisi
pasien. Informasi itu seringkali tidak bisa diperoleh secara langsung melalui pengamatan dengan pancaindera. Karena itu, alat
ukur memiliki peran yang sangat besar untuk mendukung suksesnya diagnosis penyakit yang dilakukan oleh dokter terhadap
pasien.

Kesalahan informasi hasil pengukuran besaran fisik pada tubuh pasien akan berakibat pada kesalahan diagnosis
maupun tindakan medis yang diberikan kepada pasien tersebut. Karena termometer yang dipakai untuk mengukur suhu tubuh
pasien tidak bekerja secara normal, seorang pasien yang sebetulnya terserang penyakit demam berdarah, hasil diagnosisnya
menyatakan pasien tersebut hanya terserang flu, sehingga dokter salah dalam memberikan tindakan medis maupun pemberian

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 1


obat. Karena alat ukur tekanan darah tidak bekerja secara normal, pasien yang tidak mengidap tekanan darah tinggi bisa diberi
tindakan medis layaknya pasien darah tinggi. Dosis obat yang diberikan kepada pasien bisa tidak tepat manakala hasil
penimbangan tubuh pasien tidak akurat. Dokter melakukan malpraktek karena kesalahan alat ukur yang digunakannya, dan
nyawa pasien pun menjadi terancam karena ketidaktepatan data pasien yang diperoleh dari pengukuran.

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur,
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable ) ke standart Nasional dan atau
International.
Berdasarkan Permenkes 263 Tahun 1998 disebutkan bahwa Setiap Alat Kesehatan yang digunakan pada sarana pelayanan
kesehatan wajib dilakukan pengujian dan atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan keselamatan
pemakaian. Pengujian dan atau kalibrasi dilakukan oleh institusi penguji secara berkala sekurang-kurangnya 1 kali dalam
setahun.
Berdasarkan Undang-undang No. 36 Th 2009 tentang Kesehatan pasal 54 ayat 1 disebutkan bahwa Penyelenggara Pelayanan
Kesehatan dilaksanakan secara Bertanggung jawab, Aman, Bermutu serta Merata dan Non Diskriminatif.
Di pasal 98 ayat 1 : disebutkan bahwa Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan harus Aman, Berkhasiat / Bermanfaat, Bermutu
dan Terjangkau.
Di pasal 103 ayat 1 :disebutkan bahwa Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alkes diselenggarakan untuk melindungi
dan Alat Kesehatan yang tidak memenuhi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan Farmasi
persyaratan mutu dan atau keamanan dan atau khasiat atau kemanfaatan
Berdasarkan Undang-Undang no 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Di pasal 16 ayat 2 : disebutkan bahwa Peralatan Medis sebagaimana ayat 1 harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
BPFK dan atau Pengujian Fasilitas Kesehatan yang berwenang.

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 2


Di pasal 16 ayat 7 :disebutkan bahwa Ketentuan mengenai pengujian dan atau kalibrasi peralatan medis standart yang
berkaitan dengan keamanan,mutu,manfaat dilaksanakan sesuai ketentuan peraturang perundangan.
Di pasal 16 ayat 1 : disebutkan bahwa Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 meliputi peralatan
medis dan non medis harus memenuhi standar pelayanan persyaratan mutu,keamanan,keselamatan dan laik pakai
Di pasal 17 : disebutkan bahwa Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal

7,8,9,10,11,12,13,14 dan 16 tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit

B. TUJUAN
Tujuan Umum
1.
Membentuk Bengkel Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menjadi UPTD Pengelolaan Fasilitas
Kesehatan dalam rangka memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat.
Tujuan Khusus
2.
a. Meningkatkan mutu pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pada masyarakat secara optimal, akurat, dan
terpercaya
b. Untuk memberikan perlindungan yang menyeluruh terhadap masyarakat dan menjamin kebenaran kondisi alat
kesehatan yang dipergunakan.
c. Menjadi mitra yang terpercaya dari penyelenggara fasilitas kesehatan ( klinik Rawat Jalan, Klinik Rawat Inap dan
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta) untuk pengelolaan alat kesehatannya.

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 3


BAB II
KEADAAN SAAT INI

A. SARANA DAN PRASARANA


1. Ketersediaan Gedung atau Ruang
Pada saat ini Bengkel Alkes Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menempati gedung atau ruang sebagai sarana pelayanan
pengujian atau kalibrasi alkes dengan luas 28 m 2 , jika ditinjau dari kebutuhan ruang dan tata letak sarana ,maka ruang ini
masih belum memenuhi syarat pengujian dan kalibrasi Alat Kesehatan.
Ketersediaan air bersih dan ketersediaan listrik sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Peralatan Tehnis
Peralatan yang dimiliki di bengkel alkes saat ini antara lain :
a. Peralatan Pemeliharaan
1. Digital Earth Tester
2. Lemari besi untuk alat-alat
3. Lux delight meter
4. Digital Multi Meter
5. Clamp watt meter
6. Standard level 600 mm
7. Elektronic Servis
8. Basic Mechanical Set
9. Cable rel

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 4


10. Flashlight Black
11. Gasoline generator 950 w 220 v open frame
12. Compresor 30 l 220 v 1 ph 8 bar
13. Oil cam
14. Tool box 5 tray F / mekanik
15. Fold Alat Form Hend Truck
16. Puller + 3 leg
17. Vaccum cleaner
18. ECG Simulator
19. Phototerapi Radio meter
20. Weight for scale
21. Termometer
22. Timer
23. Electrical safety Analysist
24. Thermohydro barometer
25. Examination lamp
b. Peralatan Pemeliharaan di bengkel statis
Junior crimping plier 210 mm
1.
Electronic Tool Set
2.
Mechanical Tool Set
3.
Puller + 3 leg
4.
Standard level 600 mm
5.

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 5


6. Pressure meter
7. Digital IC tester
8. Requifier lamp
9. Occiloscope

B. SUMBER DAYA MANUSIA


Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan peralatan pemeliharaan dan kalibrasi diperlukan SDM yang berpendidikan ATEM
atau telah mengikuti pelatihan. Saat ini kualifikasi tenaga yang mengelola bengkel alkes meliputi :
1. Penanggung jawab : 1 orang ( SKM )

2. Tenaga Teknisi / Kalibrasi : 1 orang ( ATEM )


: 1 orang ( SMA/honorer )
3. Tenaga Pembantu

C. SASARAN PELAYANAN
Pengawasan standarisasi peralatan kesehatan terutama di Jawa Timur masih sangat kurang dan BPFK (Badan Pengamanan
Fasilitas Kesehatan ) sebagai lembaga pengawasan fasilitas kesehatan yang berpusat di Surabaya saat ini kewalahan

menangani permasalahan tersebut. BPFK (Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan) yang berpusat di Surabaya melayani
fasilitas kesehatan di 7 propinsi yaitu Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah, sangatlah kewalahan untuk menangani seluruh fasilitas kesehatan mulai dari Puskesmas, Klinik Rawat Jalan,

Klinik Rawat Inap dan Rumah Sakit yang ada di 7 Propinsi tersebut.
Propinsi Jawa Timur yang mempunyai fasilitas RS negeri dan swasta yang berjumlah 391, Klinik Rawat Jalan dan Klinik
Rawat Inap sejumlah 1589 dan puskesmas yang berjumlah 960 yang dibisa ditangani BPFK Surabaya hanya sekitar 10 – 20 %
saja.

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 6


Dari permasalahan tersebut, sebenarnya potensi yang bisa ditangani UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang sangat besar. Dari data jumlah Puskesmas, Klinik Rawat Jalan, Klinik Rawat Inap dan Rumah Sakit di
Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :
TABEL. 2.1. JUMLAH SASARAN BERDASARKAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
No Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah
1
2
3
4
5 Puskesmas

BP
Klinik Rawat
TABEL Jalan
2.2. JUMLAH SASARAN BERDASARKAN ALAT KESEHATAN YANG DIKALIBRASI
No Alkes yang dikalibrasi Nama Fasilitas Jumlah
Kesehatan
Fasilitas
Kesehatan Jumlah Alkes Jumlah
Alkes Total
1 Tensimeter ( 1. Puskesmas 39 20 alkes x 39 78 alkes
Sphymomamografi) Puskesmas
2. BP 15 3 alkes x 15 BP 45 alkes
3. Klinik Rawat Jalan 54 3 alkes x 54 KRJ 162 alkes
4. Klinik Rawat Inap 31 5 alkes x 31 KRI 155 alkes
5. Rumah Sakit 26 8 alkes x 26 RS 206 alkes

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 7


2 ECG 6. Puskesmas 39 1 alkes x 39 Puskesmas 39 alkes
7. BP 15 - -
8. Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 15 KRJ 15 alkes
9. Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 20 KRI 20 alkes
10. Rumah Sakit 26 1 alkes x 26 RS 26 alkes

3 Suction Pump 11. Puskesmas 39 1 alkes x 39 Puskesmas 39 alkes


12. BP 15 - -
13. Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 54 KRJ 54 alkes
14. Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 31 KRI 31 alkes
15. Rumah Sakit 26 2 alkes x 26 RS 52 alkes

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa saat ini, kemampuan di bengkel alkes Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bisa
mengkalibrasi 3 jenis alat kesehatan yaitu Tensimeter, ECG dan Suction pump karena di bengkel alkes punya 3 jenis alat
kalibrator yaitu Digital Multi Meter, ECG Simulator dan Lux Delight Meter ( yaitu untuk mengukur Tensimeter, ECG dan
Suchtio Pump.)

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 8


BAB III
KEADAAN YANG DIINGINKAN

Pada dasarnya setiap kegiatan yang ada dalam UPTD Pengelolaan Fasiltas Kesehatan harus memiliki pedoman baku
yang mendukungnya di setiap mutu secara keseluruhan sampai proses paling tehnis. Dalam menyelenggarakan pelayanan
pengelolaan fasilitas kesehatan mengacu pada prinsip – prinsip sebagai berikut :

A. SARANA DAN PRASARANA.


Bangunan UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang harus mempunyai tata ruang dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis kelengkapan yang diperlukan.

TABEL.3.1. PERSYARATAN MINIMAL SARANA PRASARANA UPTD PENGELOLAAN


FASILITAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
No Jenis Kelengkapan Persayaratan Minimal
1 Gedung
2
Tata Ruang :
a. Ruang terima alkes
b. Ruang perbaikan alkes
c. Ruang pengujian alkes
d. Ruang Kalibrasi
e. Ruang data alkes
f. Ruang penyimpanan alkes yang sudah dikalibrasi Permanen

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 9


3
4
5
6
7
8
9
10 g. Ruang TU

h. Ruang Kepala UPTD


i. Lobbi
B. KETENAGAAN
Dalam penentuan ketenagaan yang perlu diperhatikan :
1. Kualifikasi tenaga berdasarkan pendidikan
2. Ada penanggung jawab
3. Ada pelaksana teknis
4. Jumlah tenaga teknis yang dibutuhkan tergantung pada besarnya beban kerja
5. Jumlah tenaga administrasi minimal 1 orang

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 10


Standar ketenagaan UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sbb :
1. Penanggung Jawab
Minimal seorang Sarjana Kedokteran,Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Kedokteran Gigi atau Sarjana Kesehatan
lainnya.
2. Pelaksana Teknis
- minimal 3 orang dari Akademi Elektromedis ( D3 )
- minimal 2 orang dari SMK Listrik atau SMK Elektro
3. Tenaga Administrasi
- Minimal 2 orang dari lulusan SMA / Sederajat

C. KEGIATAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALKES


A. PERBAIKAN ALAT KESEHATAN
Alat kesehatan yang akan dikalibrasi harus dalam keadaan tidak rusak dan masih laik pakai. Untuk itu sebelum alat
kesehatan dikalibrasi harus dicek dan kalau ada kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu, meliputi :
1. Cek fungsi alat
2. Cek kerusakan
3. Cari kerusakan pada spare partnya
4. Dilakukan penggantian pada spare part yang rusak
5. Dilakukan pencatatan pada alkes yang rusak parah dan tidak bisa digunakan.
6. Meneruskan ke ruang pengujian untuk dilakukan uji fungsi dari alkes tersebut

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 11


B. PENGUJIAN
1. Cek fungsi Alat ( memastikan alat tidak rusak dan dapat bekerja dengan baik )
2. Cek perlengkapan alat ( kabel, probe , elektroda )
3. Identifikasi Alat, meliputi :
- Nama alat medis
- Merk
- Tipe
- Serial Number
- Terakhir terkalibrasi
4. Cek Lingkungan
- Suhu
- Kelembaban
- Intensitas Cahaya
5. Maintenance diperuntukkan membersihkan peralatan yang mempunyai elektroda kotor
6. Pengujian Alat Kesehatan

C . KALIBRASI
1. Persiapan Alat yang akan dikalibrasi
2. Mempersiapkan alat kalibratornya
3. Melakukan kalibrasi alat medis
4. Mencatat hasil pembacaan dari proses kalibrasi

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 12


5. Membuat laporan dan menghitung nilai error
6. Analisa hasil laporan kalibrasi
7. Memberikan label laik dan tidak laik

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 13


BAB IV
PEMBAHASAN

Mengacu pada prinsip-prinsip diatas terdapat kekurangan- kekurangan dalam pelayanan pengujian dan kalibrasi alkes
saat ini bila dibandingkan dengan kondisi ideal yang diinginkan antara lain :

A. RENCANA INVESTASI
1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki saat ini masih kurang,hal ini bisa dilihat dari berbagai sisi antara lain :

a. Ditinjau dari bangunan,bangunan bengkel Alkes yang nantinya jadi UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang belum memiliki tata ruang yang memadai, idealnya bangunan memiliki ruang

penerimaan alkes, ruang perbaikan alkes, ruang pengujian, ruang kalibrasi, ruang data, ruang penyimpanan alkes,
ruang administrasi, ruang TU dan ruang Kepala UPTD.
Gedung bengkel alkes saat ini menempati ruang seluas 4 m x 8 m sehingga kurang memenuhi syarat untuk
pelayanan kalibrasi, sedangkan untuk gedung UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan diperlukan bangunan seluas
11m 2 x 12 m 2 sehingga total luas gedung adalah 132 m 2 . Perkiraan harga bangunan permeter persegi sekitar Rp.
2.000.000. Total biaya pembangunan gedung adalah Rp. 264.000.000.
b. Ditinjau dari kualitas penunjang,bengkel alkes belum memiliki AC atau pengaturan kelembaban dan suhu ruang.
Pengaturan kelembababan dan suhu ruang diperlukan untuk pemeliharaan alat pengukur atau pembanding
kalibratornya juga untuk memenuhi persyaratan standarisasi ruang pengujian dan kalibrasi.
Untuk ruang pengujian,ruang kalibrasi,ruang penyimpanan alkes, ruang tunggu + lobbi dan ruang data perlu AC
jadi diperlukan 5 unit AC. Total biaya 4 x Rp.5.000.000,- = Rp. 25.000.000,-

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 14


c. Untuk energi listrik cadangan diperlukan generator listrik dengan daya minimal 15 PK agar jika listrik padam
pelayanan pengujian dan kalibrasi masih bisa berlangsung. Biaya generator listrik dengan 15 PK adalah sekitar
Rp.15.000.000.
:
TABEL 4.1. RINCIAN BIAYA SARANA DAN PRASARANA

NO Harga
Rin
cian
Bel
anj
a
Sar
ana
1 Gedung UPDT Rp. 360.000.000,-
2. Tenaga / SDM
Tenaga yang ada saat ini,dilihat dari segi kualitas dan kualifikasi pendidikan yang dimiliki masih kurang ideal. Tenaga
di bengkel alkes saat ini meliputi penanggung jawab 1 orang (SKM), pelaksana tehnis 1 orang (ATEM) dan tenaga
honorer 1 orang (SMA). Kebutuhan tenaga, terutama untuk tenaga pelaksana tehnis seperti dari ATEM kurang 2 orang,
SMK listrik 1 orang, SMK elektro 1 orang. Diharapkan kebutuhan tenaga tersebut bisa dipenuhi melalui test CPNS.

TABEL 4.2. KEBUTUHAN TENAGA / SDM


Jabatan Kualifikasi Saat Kebutuhan Kekurangan
Pendidikan ini
Penanggung Jawab SKM 1 1 0
Pelaksana Tehnis ATEM 1 3 2

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 15


SMK Listrik 0 1 1
SMK Elektro 0 1 1
Tenaga Honorer SMK/SMA 1 1 0
Tenaga SMA 0 1 1
Administrasi
Jumlah 3 8 5

3. Belanja Operasional
Belanja Operasional untuk kebutuhan rutin UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang dalam 1 tahun sebesar :

TABEL 4.3. RINCIAN BIAYA OPERASIONAL UPTD PENGELOLAAN FASILITAS KESEHATAN DALAM 1
TAHUN
Rincian Belanja Operasional Per Bulan Per Tahun
Tunjangan
-Kepala UPTD Rp. 600.000,- Rp. 7.200.000,-
- Ka sub bag TU Rp. 500.000,- Rp. 6.000.000,-
Listrik Rp.1.100.000,- Rp. 13.200.000,-
Telepon / Internet Rp. 600.000,- Rp. 7.200.000,-
Bahan Bakar Genset Rp. 150.000,- Rp. 1.800.000,-
TOTAL Rp. 35.400.000,-

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 16


4. BELANJA ALAT KALIBRASI
Saat ini Bengkel Alkes Dinas Kesehatan Kabupaten Malang hanya mempunyai 5 jenis alat
pengukur/pembanding/kalibrator, yang bisa dioperasional hanya 3 jenis, yaitu Digital presure meter ( untuk
mengkalibrasi tensimeter), ECG simulator ( untuk mengkalibrasi ECG), dan parameter tester (untuk mengkalibrasi
suchtion pump).
Ketiga alat kalibrator tersebut hanya untuk mengkalibrasi 3 jenis alkes saja yaitu Tensimeter, ECG dan Suction pum,
padahal di Puskesmas, Klinik-klinik dan Rumah Sakit banyak alat-alat kesehatan yang perlu dikalibrasi. Untuk itu
diperlukan alat alat kalibrator lainnya, seperti alat pengukur Inkubator bayi, alat pengkur Defibrilator, alat pengkur
Ventilator, alat pengukur Sentrifuse , Dopler, regulator oksigen dll.
TABEL 4.4. BELANJA ALAT KALIBRATOR/PENGUKUR
No Alat kalibrator/Pengukur Fungsi Harga
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Electrical Safety
Analiser
Defiblrillator Analiser
Tachometer
Vital Signs Simulator
Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 17
5. Belanja Kalibrasi Alat Kalibrator/ alat pengukur per tahun ke BPFK Surabaya.
Belanja untuk kalibrasi alat alat kalibrator/pengukur yang ada di UPTD Pengelola Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang sangat diperlukan, karena menjaga nilai yang dihasilkan alat kalibrator dengan pembandingnya dalam
keadaan valid dan alat kalibratornya tertelusur dengan alat pembanding yang lebih tinggi resolusinya. (alat pembandingnya
yang ada di BPFK tertelusur di Badan LIPI atau di Pusatnya di Jepang atau Australia).
TABEL 4.5. ALAT KALIBRATOR/PENGUKUR YANG DIKALIBRASIKAN KE BPFK PER-TAHUN
No Alat Kalibrator/Pengukur Harga sesuai standart BPFK (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 Digital presure
meter
ECG simulator
Thacometer
Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 18
6. Belanja pelatihan dan Uji Kompetensi
Setiap tahun BPFK Surabaya mengadakan pelatihan dalam upaya meningkatkan pengetahuan di bidang kalibrasi alkes dan
setiap pelatihan peserta bisa memilih materi kalibrasi, misalnya kalibrasi Incubator atau kalibrasi Defibrilator sesuai alat
yang dimiliki dan uji kompetensi di bidang kalibrasi alkes yang pembiayaannya ditanggung perserta mandiri.
TABEL 4.6 PELATIHAN YANG DILAKSANAKAN DI BPFK DENGAN BIAYA MANDIRI
No Jenis Pelatihan Jumlah peserta Biaya satuan Jumlah Total
1 Pelatihan kalibrasi Incubator 1 orang 5.000.000 5.000.000
5.000.000

B. Biaya Pengembalian Modal Investasi


1. Belanja modal
TABEL 4.7. BELANJA MODAL
No Rincian Biaya Modal Jumlah (Rp)
1 Belanja biaya Sarana dan Prasarana 395.000.000
2 Belanja Alat pengukur/kalibrator 778.000.000
1.173.000.000

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 19


2. Belanja operasional rutin selama 1 tahun
TABEL 4.8. BELANJA RUTIN SELAMA 1 TAHUN
No Pengeluaran selama 1 tahun Jumlah (Rp)
1
2
3 Rincian biaya
operasional
Belanja kalibrasi alat pengukur/kalibrator
Belanja Pelatihan 35.000.000
3. Perkiraan Pendapatan berdasarkan jumlah Sasaran dalam 1 tahun
a. Perkiraan sasaran disini ada 2 yaitu pertama, sasaran dengan 3 alat kesehatan yang bisa dikalibrasi.
TABEL 4.9. Perkiraan sasaran dengan 3 alat kesehatan yang bisa dikalibrasi
No Alkes yang Nama Fasilitas Jumlah Fasilitas Jumlah Alkes Jumlah Alkes Total
dikalibrasi Kesehatan Kesehatan
1 Tensimeter ( Puskesmas 39 20 alkes x 39 78 alkes
Sphymomamografi) Puskesmas
BP 15 3 alkes x 15 BP 45 alkes
Klinik Rawat Jalan 54 3 alkes x 54 KRJ 162 alkes
Klinik Rawat Inap 31 5 alkes x 31 KRI 155 alkes
Rumah Sakit 26 8 alkes x 26 RS 206 alkes

2 ECG Puskesmas 39 1 alkes x 39 39 alkes

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 20


Puskesmas
BP 15 - -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 15 KRJ 15 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 20 KRI 20 alkes
Rumah Sakit 26 1 alkes x 26 RS 26 alkes

3 Suction Pump Puskesmas 39 1 alkes x 39 39 alkes


Puskesmas
BP 15 - -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 54 KRJ 54 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 31 31 alkes
KRI
Rumah Sakit 26 2 alkes x 26 RS 52 alkes

b. Sedangkan untuk sasaran dengan 10 alat kesehatan yang bisa dikalibrasi adalah sebagai berikut :
TABEL 4.10. JUMLAH SASARAN DENGAN 10 ALAT KESEHATAN YANG BISA DIKALIBRASI
No Alkes yang dikalibrasi Jumlah Fasilitas Jumlah Alkes Jumlah Alkes Total
Nama Fasilitas Kesehatan Kesehatan
1 Tensimeter ( Puskesmas 39 20 alkes x 39 78 alkes
Sphymomamografi) Puskesmas
BP 15 3 alkes x 15 BP 45 alkes

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 21


Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 22

Klinik Rawat Jalan 54 3 alkes x 54 KRJ 162 alkes


Klinik Rawat Inap 31 5 alkes x 31 KRI 155 alkes
Rumah Sakit 26 8 alkes x 26 RS 206 alkes

2 ECG Puskesmas 39 1 alkes x 39 Puskesmas 39 alkes


BP 15 - -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 15 KRJ 15 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 20 KRI 20 alkes
Rumah Sakit 26 1 alkes x 26 RS 26 alkes

3 Suction Pump Puskesmas 39 1 alkes x 39 Puskesmas 39 alkes


BP 15 - -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 54 KRJ 54 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 31 KRI 31 alkes
Rumah Sakit 26 2 alkes x 26 RS 52 alkes

4 Centrifuse Puskesmas 39 1 alkes x 39 Puskesmas 39 alkes


BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 -
Klinik Rawat Inap 31 1 x 31 KRI 31 alkes
Rumah Sakit 26 1 x 26 RS 26 alkes
Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 23

5 Defibrilator Puskesmas 39 1 x 10 puskesmas 10 alkes


BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 -
Klinik Rawat Inap 31 -
Rumah Sakit 26 1 x 26 RS 26 alkes

6 Dopler Puskesmas 39 4 alkes x 39 Puskesmas 156 alkes


BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 -
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 15 KRI 15 alkes
Rumah Sakit 26 2 alkes x 26 RS 52 alkes

7 Inkubator bayi Puskesmas 39 1 alkes x 39 puskesmas 39 alkes


BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 -
Klinik Rawat Inap 31 -
Rumah Sakit 26 5 alkes x 26 RS 130 alkes

8 Nebuliser Puskesmas 39 1 alkes x 39 puskesmas 39 alkes


BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 25 KRJ 25 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 31 KRI 31 alkes
c. Rencana Pengembangan
Mengingat permintaan untuk kalibrasi alkes ke BPFK sangat besar dan tidak bisa terlayani semua, nantinya
pelayanan Pengelolaan Fasilitas Kesehatan UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bisa dikembangkan

jangkauannya ke Kota / Kabupaten


Rumah Sakit lain yang berbatasan
26 dengan Kabupaten
2 alkes x Malang,
26 RS misalnya 52
Kota Malang, Kota
alkes
Blitar, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jombang, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Pasuruan.
9 Sterilsator Puskesmas 39 2 alkes x 39 puskesmas 78 alkes
BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 54 KRJ 54 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 31 KRI 31 alkes
Rumah Sakit 26 4 alkes x 26 RS 106 alkes

Draf Kajian UPTD Pengelolaan


10 FasilitasOksigen
Regulator Kesehatan Puskesmas 39 2 alkes x 39 puskesmas 78 alkes 24
BP 15 -
Klinik Rawat Jalan 54 1 alkes x 54 KRJ 54 alkes
Klinik Rawat Inap 31 1 alkes x 31 KRI 31 alkes
Rumah Sakit 26 5 alkes x 26 RS 130 alkes
TABEL 4.11. RENCANA PENGEMBANGAN JANGKAUAN DI WILAYAH PERBATASAN
KABUPATEN MALANG DENGAN KOTA/KABUPATEN LAIN.
No Kota/Kabupaten perbatasan Nama Fasilitas Jumlah
Fasilitas Kesehatan
Kesehatan
1

5
Kota Malang

6
Kota Batu

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 25


7 Kabupaten Blitar Puskesmas
Klinik
RS 24

5
B. Perhitungan Rencana Pendapatan dalam 1 tahun
Pola tarip kalibrasi yang diterapkan oleh UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang,
mengacu pada Daftar Tarip Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya sesuai peraturan Permenkes RI
No 21 tahun 2013 tentang Jenis dan Tarip atas penerimaan bukan pajak.
Dari jumlah sasaran penambahan alat kalibrator dan pola tarip sesuai daftar tarip dari BPFK, maka di dapatkan jumlah
penerimaan sbb :
TABEL 4.12. PERKIRAAN PENERIMAAN PENDAPATAN DARI KALIBRASI 10 ALAT KESEHATAN
No Nama Fasilitas Jumlah Fasilitas Jumlah alkes Tarip (sesuai
Alk dikalibrasi Kesehatan Kesehatan total
es
yan
g
tarip BPFK)
(Rp) Jumlah (Rp)
Tensimeter ( Puskesmas 39 78 alkes 70.000 5.460.000
Sphymomamografi)
BP 15 45 alkes 70.000 3.150.000
Klinik Rawat Jalan 54 162 alkes 70.000 11.340.000
Klinik Rawat Inap 31 155 alkes 70.000 10.850.000
Rumah Sakit 26 206 alkes 70.000 14.420.000

ECG Puskesmas 39 39 alkes 150.000 5.850.000

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 26


Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 27

BP 15 - 150.000
Klinik Rawat Jalan 54 15 alkes 150.000 2.250.000
Klinik Rawat Inap 31 20 alkes 150.000 3.000.000
Rumah Sakit 26 26 alkes 150.000 7.800.000

Suction Pump Puskesmas 39 39 alkes 120.000 4.680.000


BP 15 - 120.000
Klinik Rawat Jalan 54 54 alkes 120.000 6.480.000
Klinik Rawat Inap 31 31 alkes 120.000 3.720.000
Rumah Sakit 26 52 alkes 120.000 7.800.000

4 Centrifuse Puskesmas 39 39 alkes 200.000 7.800.000


BP 15 200.000
Klinik Rawat Jalan 54 200.000
Klinik Rawat Inap 31 31 alkes 200.000 6.200.000
Rumah Sakit 26 26 alkes 200.000 5.200.000

5 Defibrilator Puskesmas 39 10 alkes 130.000 1.300.000


BP 15 130.000
Klinik Rawat Jalan 54 130.000
Klinik Rawat Inap 31 130.000
Rumah Sakit 26 26 alkes 130.000 6.760.000
Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 28

6 Dopler Puskesmas 39 156 alkes 130.000 20.280.000


BP 15 130.000
Klinik Rawat Jalan 54 130.000
Klinik Rawat Inap 31 15 alkes 130.000 1.950.000
Rumah Sakit 26 52 alkes 130.000 6.760.000

7 Inkubator bayi Puskesmas 39 39 alkes 270.000 10.530.000


BP 15 270.000
Klinik Rawat Jalan 54 270.000
Klinik Rawat Inap 31 270.000
Rumah Sakit 26 130 alkes 270.000 35.000.000

8 Nebuliser Puskesmas 39 39 alkes 190.000 7.410.000


BP 15 190.000
Klinik Rawat Jalan 54 25 alkes 190.000 4.750.000
Klinik Rawat Inap 31 31 alkes 190.000 5.890.000
Rumah Sakit 26 52 alkes 190.000 9.880.000

9 Sterilsator Puskesmas 39 78 alkes 170.000 13.260.000


BP 15 170.000
Klinik Rawat Jalan 54 54 alkes 170.000 9.180.000
Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 29

Klinik Rawat Inap 31 31 alkes 170.000 5.270.000


Rumah Sakit 26 106 alkes 170.000 18.020.000

10 Regulator Oksigen Puskesmas 39 78 alkes 160.000 12.480.000


BP 15 160.000
Klinik Rawat Jalan 54 54 alkes 160.000 8.640.000
Klinik Rawat Inap 31 31 alkes 160.000 4.960.000
Rumah Sakit 26 130 alkes 160.000 20.800.000
TOTAL 307.660.000
BAB V
KESIMPULAN

Pengujian dan Kalibrasi Alkes merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan Kesehatan kepada masyarakat
dan sangat diperlukan oleh fasilitas Kesehatan mulai dari klinik Rawat Jalan, Klinik Rawat Inap dan RS Kelas D yang ada di
wilayah yang ada di sekitar Kabupaten Malang. Dari uraian mulai dari Bab I sampai dengan Bab IV, dapat disimpulkan bahwa
1. Kondisi bengkel Alkes saat ini masih kurang untuk menjadi UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan bila ditinjau dari
sarana prasarana, tenaga, dan peralatan kalibrasi.
2. Dengan kemampuan kalibrasi untuk 3 jenis alat kesehatan saat ini, nantinya dengan terbentuknya UPTD Pengelolaan
Fasilitas Kesehatan ini bisa ditingkatkan kemampuan kalibrasi untuk 10 jenis alat kesehatan.
3. Untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan di Kabupaten Malang diperlukan
lembaga Pengelolaan Fasilitas Kesehatan, dimana didalamnya ada pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang nantinya
akan menguji dan mengkalibrasi alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Malang .
4. Dengan melihat wilayah Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya yang meliputi 7 Propinsi ( Jawa Timur, Bali,
NTT, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan), tentu sangat kewalahan bagi BPFK melayani
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di 7 Propinsi tersebut, hal ini merupakan peluang bagi UPTD Pengelolaan Fasiltas
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk mengembangkan pelayanan kalibrasi ke fasilitas kesehatan di
wilayah kabupaten/kota perbatasan dengan kabupaten Malang.
5. Melihat potensi jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Malang dan potensi keberadaan UPTD Pengelolaan
Fasilitas Kesehatan, maka sangat diharapkan keberadaan UPTD Pengujian Dan Kalibrasi Alkes segera bisa diwujudkan
6. Untuk menunjang beroperasinya UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan, maka diperlukan dasar Hukum dalam penentuan
tarip dalam bentuk PERDA Tarif Kabupaten Malang.

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 30


BAB VI
PENUTUP

Demikian dan Kajian rencana pengembangan UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten. Malang,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan pembahasan, sehingga masukan dan saran untuk membuat kajian yang
lebih baik masih sangat diperlukan.
Dan akhirnya besar harapan kami agar kajian ini bisa direalisasikan supaya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan pengujian dan kalibrasi yang lebih baik bisa terwujud.

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 31


DRAF KAJIAN

UPTD PENGELOLAAN FASILITAS KESEHATAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG

Draf Kajian UPTD Pengelolaan Fasilitas Kesehatan 32

You might also like