Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Nama : Jean Dorkas Rahadat
NIM : P07120218066
CI INSTITUSI CI LAHAN
(...........................................) (................................................)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
a. Pengertian
b. Etiologi
Faktor-faktor Imunnologi
Pada DM type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimun ini adalah
respon abnormal tubuh secara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap sebagai jaringan asing
Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Faktor-faktor resiko :
Usia (Resistensi Insulin cenderung meningkat pada usia diatas 40-65 thn).
Obesitas
Riwayat keluarga.
DM tipe tertentu ini dapat terjadi karena penyebab lain, misalnya defek genetik
pada fungsi sel-beta, defek pada kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas
(seperti fibrosis kristik dan pankreatitis), penyakit metabolik endokrin, infeksi,
sindrom genetik lain dan HIV/AIDS atau setelah transpaltasi organ.
d. Faktor-Faktor Predisposisi
1. Keturunan
3. Obesitas
4. Metabolic Syndrome
6. Penyakit Lain
7. Usia
DM dapat melahirkan bayi besar dengan berat badan lebih dari 4 kg.
9. Infeksi
10. Stress
11. Obat-obatan
e. Patofisiologi
1. Banyak Kencing
2. Rasa Haus
5. Mata kabur
3. Kerusakan mata
4. Penyakit jantung
5. Hipertensi
6. Stroke
7. Impotensi
4. Terapi Insulin
5. Pendidikan
B. KONSEP ANSIETAS
1. Pengertian Ansietas
Ansietas adalah suatu perasaan takut yang berasal dari eksternal atau internal
sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku, emosional, kognitif, dan fisik
(Videbeck, 2011). Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu) sehingga
individu akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi (NANDA, 2015).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan
perasaan tidak berdaya dan respons emosional terhadap penilaian sesuatu. Gangguan
ansietas adalah masalah psikiatri yang paling sering terjadi di Amerika Serikat
(Stuart, 2013).
Gangguan ansietas dapat membuat individu mengalami gangguan pikiran atau
konsentrasi. Mereka menjauhi situasi yang dapat membuat individu tersebut
khawatir (American Psychological Assosiation, 2017). Menurut Videbeck (2011)
individu yang mempunyai gangguan kecemasan menunjukkan perilaku yang tidak
biasanya seperti panik tanpa alasan, takut pada objek tanpa alasan, tindakan tanpa
bisa dikontrol sering 12 terulang, atau kekhawatiran luar biasa yang tidak bisa
dijelaskan.Ansietas juga berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka, kehidupan
sosial, dan pekerjaan mereka.
2. Penyebab Ansietas
Menurut Stuart (2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya ansietas, yaitu :
b) Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan benda/ orang
berharga, dan perubahan status sosial/ ekonomi.
3. Respons terhadap
Ansietas Menurut Stuart (2013) ada 4 respons tubuh terkait ansietas yaitu respons
fisiologis, respons perilaku, respons afektif, dan respons kognitif.
4. Patofisiologi
Ansietas Sistem syaraf pusat menerima suatu persepsi ancaman. Persepsi ini timbul
akibat adanya rangsangan dari luar dan dalam yang berupa pengalaman masa lalu
dan faktor genetik. Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra, diteruskan
dan direspon oleh sistem syaraf pusat melibatkan jalur cortex cerebri – limbic
system – reticular activating system – hypothalamus yang memberikan impuls
kepada kelenjar hipofise untuk mensekresi mediator hormonal terhadap target organ
yaitu kelenjar adrenal yang kemudian memicu syaraf otonom melalui mediator
hormonal yang lain (Owen, 2016).
5. Tingkat Ansietas
Menurut Halter (2014) ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu ansietas ringan,
ansietas sedang, ansietas berat, dan panik.
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa
baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang
dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
Ketegangan otot ringan
Penuh perhatian
Rajin
b. Respon kognitif
Mempertimbangkan informasi
c. Respons emosional
Perilaku otomatis
Aktivitas menyendiri
Terstimulasi
Tenang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut:
a. Respon fisik :
b. Respons kognitif
c. Respons emosional
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Tidak sabar
Gembira
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
a. Data Umum
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
4. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
a. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
d. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan,
merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan,
penggantian karbohidrat,
dan bantuan professional
kesehatan)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
insulin, jika perlu
Kolaborasi pemberian
cairan IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian
kalium, jika perlu
Modifikasi lingkungan
(mis. pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau
tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis:
gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
Kolaborasi
Menjalani Edukasi
pemeriksaan yang
Jelaskan faktor risiko yang
tidak tepat
dapat mempengaruhi
menurun (5)
kesehatan
Perilaku menurun
Ajarkan perilaku hidup
(5)
bersih dan sehat
4. Implementasi
5. Evaluasi
Baughman, dkk. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku dari Brunner & Suddarth.
Jakarta. EGC. Tersedia dalam https://books.google.co.id/books?id Diakses 20 Maret
2021
Bilous. 2002. Seri kesehatan bimbingan dokter pada diabetes. Jakarta: Dian Rakyat.
Brunner & Suddarth, 2018. Keperawatan medical-bedah Brunner & Sunddarth edisi 12. Alih
bahasa oleh Devi Yulianti & Amelia Kimin. Jakarta: EGC.
Kementerian Kesehatan RI 2019. Pusat Data dan Informasi 2019. Jl. HR Rusana Said Blok
X5 Kav. 4-9. Jakarta Selatan. Tersedia dalam https://pusdation.kemenkes.go.id. Diakses
20 Maret 2021
Menurut Tim,Pokja PPNI DPP SDKI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi
1:Jakarta : DPP PPNI
Menurut Tim, Pokja PPNI DPP SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1:Jakarta : DPP PPNI
Menurut Tim,Pokja PPNI DPP SDKI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
1:Jakarta : DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & dan
Suddarth, Jakarta:EGC