Professional Documents
Culture Documents
Rangkuman Modul 3 Arief Maulana
Rangkuman Modul 3 Arief Maulana
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar
agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan
dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat.
Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan
pengirim bahasa harus menguasai bahasa yang digunakan.
A. Pengertian Ragam Bahasa
Ada beberapa faktor penyebab timbulnya keragaman bahasa yang ada di-
Indonesia seperti halnya :
1. Faktor Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda
seperti wilayah Jawa dan Papua dan beberapa wilayah Indonesia lainnya
2. Faktor Sejarah
Setiap daerah mempunyai kebiasaan dan bahasa nenek moyang sendiri -
sendiri dan berbeda - beda.
3. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah pantai,
pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas
dan dengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan pada
pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang
lebar dikarenakan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume
suara yang kecil.
1. Bahasa Baku
Bahasa Baku adalah ragam bahasa yang penuturnya dipandang sebagai ragam
yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah,
suasana resmi, atau surat resmi.
2. Bahasa Cakapan (Bahasa akrab)
Bahasa Cakapan adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara
menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, dan topik pembicara
bersifat tidak resmi.
3. Bahasa Hormat
Bahasa Hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang
yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4. Bahasa Kasar
Bahasa Kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak
resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5. Bahasa Lisan
Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan
gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi
yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat orang
berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan
ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di
pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
6. Bahasa Resmi
Bahasa Resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7. Bahasa Tulis
Bahasa Tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak
terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai
pada sasaran secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang
standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam
buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat
menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
D. Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia
1. Hiperkorek
Kesalahan berbahasa karena "membetulkan" bentuk yang sudah benar
sehingga menjadi salah.
Contoh:
Utang (betul) --> hutang
Pihak (betul) --> fihak
2. Pleonasme
Kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang
sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam:
a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata.
1) Zaman dahulu (benar)
2) Dahulu kala (benar)
3) Zaman dahulu kala (pleonasme)
b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali.
1) Ibu-ibu (benar)
2) Para ibu (benar)
3) Para ibu-ibu (pleonasme)
c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena
pernyataannya sudah cukup jelas.
Contoh: Maju ke depan, kambuh kembali.
3. Kontaminasi
Istilah "kontaminasi" diambil dari bahasa Inggris "contamination"
(pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan
"kerancuan". Rancu artinya "kacau", dan kerancuan artinya "kekacauan".
Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti
morfem dan kata. Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata
yang salah bentuk. Kata yang salah disusun menimbulkan frase/kalimat yang
kacau. Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang
berbeda sehingga menjadi tumpang tindih.