You are on page 1of 22

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN


“Prosedur Pemenuhan kebutuhan Cairan dan Eletrolit”

Dosen pengampu: Susanti,S.ST.M.Kes

DISUSUN OLEH
Kelompok 4:

Indriani NIM: 1542022011


Nasrah NIM: 1542022041
Suwartini NIM: 1542022034

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ST. FATIMAH MAMUJU
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT. atas berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis masih bisa diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah dengan
baik dan lancar. Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan dasar
kebidanan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
penulis pada khususnya dan bagi semua kalangan pada umumnya. Penulis membuat
makalah ini dari internet sebagai pedoman membuat makalah. Keterampilan dasar
kebidanan sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap masyarakat
yang berbudaya, khususnya terhadap masyarakat dalam perkawinan, kehamilan,
persalinan nifas, bayi yang baru lahir dan Asuhan kebidanan.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap kemampuan
kami, sebagai pemula tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan, makalah ini kami
susun berdasarkan beberapa ketentuan,yang di rancang untuk dapat menambah
wawasan para pembaca, meningkatkan pengetahuan dan dapat menjadi refrensi.
Makalah ini sangat terbuka bagi para pembaca untuk memberikan masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat melakukan perbaikan dan
menyempurnakan penyusunan makalah.
Terimah kasih penulis ucapkan kepada Dosen pengampu Mata Kuliah keterampilan
dasar kebidanan,teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan motivasi dalam pengembangan makalah ini.

Mamuju,23 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................ii


DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pemenuhan cairan dan eletrolit ............................................................3
B. Pembagian cairan pada tubuh...............................................................5
C. Komposisi cairan tubuh........................................................................6
D. Dinamika Dan Keseimbangan Cairan Tubuh.......................................7
E. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit..................................9
F. Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairana dan Elektrolit....13
G. Langkah dan Prosedur Cairan dan Eletrolit.........................................15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan tubuh merupakan factor penting dalam berbagai proses fisiologis
didalam tubuh manusia. Kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat tergantung
dari cairan yang terdapat dalam tubuh kita. Oleh karena itu, terdapat berbagai
mekanisme yang berfungsi untuk mengatur volume dan komposisi cairan tubuh
agar tetap dalam keadaan seimbang atau disebut juga dalam keadaan
Homeostasis.Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan
yang penting melalui darah keseluruh jaringan. Sistem-sistem lainya seperti
ginjal, paru-paru dan hati berfungsi untuk menjaga jumlah dan komposisi cairan
dalam tubuh agar selalu dalam keadaan seimbang. Apabila terjadi ketidak
seimbangan antara cairan yang ada dalam tubuh dan cairan yang dibutuhkan oleh
tubuh, maka akan terjadi ketidak seimbangan atau terjadi gangguan pada berbagai
system yang berhubungan dengan kebutuhan cairan tersebut. Kelainan tersebut
dapat berupa kelebihan cairan maupun kekurangan cairan. Cairan yang kita bahas
adalah cairan tubuh yang salah satu komposisinya adalah elektrolit, dimana cairan
tersebut menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel.
Jumlah cairan pada pria dan wanita itu tidak sama, hal ini disebabkan oleh
karena pada seorang wanita jumlah jaringan lemaknya lebih besar daripada
seorang pria. Pada bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya dapat mencapai 75%
dari berat badan, namun semua ini akan berubah dan menurun dengan
bertambahnya usia. Jadi persentase cairan tubuh (45% -80%, 45% pada wanita
60tahun dan 80% pada bayi laki-laki) disebabkan oleh variasi dari jumlah jaringan
lemak tubuh yang hanya mengandung kurang dari 10% air, sedangkan otot skelet
yang banyak terdapat pda tubuh seorang pria mengandung lebih dari 75% air dan
ginjal mengandung lebih dari 80% air.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana seorang bidan mengetahui tentang pemenuhan cairan dan elektrolit
dan cara mengatasinya.
2. Bagaimana Memahami akan pentingnya cairan dan elektrolit dalam
mendukung kesehatan dan keseimbangan tubuh manusia
3. Bagaimana cara menganalisa dampak ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit
4. Bagaimana menerapkan pengetahuan tentang cairan dan elektrolit dalam
kehidupan
5. Bagiamana menerapkan pemantauan kebutuhan dan keseimbangan cairan dan
elektrolit
6. Bagaimana menganalisa factor-faktor yang relevan dengan cairan dan
elektrolit.
7. Bagaimana mengetahui langkah-langkah dan prosedur cairan dan eletrolit.
C. Tujuan
1. Terciptanya pengertian tentang cairan dan elektrolit
2. Memahami akan pentingnya cairan dan elektrolit dalam mendukung kesehatan
dan keseimbangan tubuh manusia
3. Mampu menerapkan pengetahuan tentang cairan dan elektrolit dalam
kehidupan
4. Memahami dampak ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan
pengarunya terhadap kesehatan
5. Mampu menerapkan pemantauan kebutuhan dan keseimbangan cairan dan
elektrolit
6. Mampu menganalisa factor-faktor yang relevan dengan cairan dan elektrolit
7. Mampu mengetahui langkah-langkah dan prosedur cairan dan eletrolit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemenuhan Cairan dan Eletrolit


1. Pengertian
Cairan dan eletrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
adalah merupakan salah satu bagian dari & siologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intrafena dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Pemasangan infus merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit yang dilakukan bagi klien yang memerlukan cairan melalui
intravena (infus). Nutrisi bagi klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini dilakukan
dengan didahului pemasangan pipa lambung.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan
yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler
adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu: cairan intrafaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan

3
transeluler. Cairan intrafaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
faskuler, Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi husus seperti cairan
serebrospinal, Cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
2. Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh
Cairan tubuh : 60%
a. Cairan intraseluler : 40%
b. Cairan ekstraseluler : 20%
c. Cairan intertisial : 15%
d. Plasma darah : 5%
3. Fungsi cairan tubuh
a. Sarana untuk mengangkat zat-zat makanan ke sel-sel
b. Mengeluarkan buangan-buangan sel
c. Membentuk dalam metabolisme sel
d. Sebagai pelarut untuk eletrolit dan non eletrolit
e. Membantu memelihara suhu tubuh
f. Membantu pencernaan
g. Mempermudah eliminasi
h. Memgangkat zat-zat seperti (hormone,enzim,SDP,SDM)
4. Jenis-jenis cairan infuse
a. Cairan hipotonik
Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungan serum konsetrasi ion
Na+lebih randah disbanding serum.
b. Isotonic
Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum(bagian
cair dari komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah.
c. Cairan hipertonik
Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik
cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah.

4
B. Pembagian Cairan Tubuh
1. Cairan Ekstrasel dan Cairan Intrasel
Cairan tubuh terdiri atas cairan ekstrasel dan caiaran intrasel.Dimana
1/3 dari cairan tubuh total terdiri dari cairan ekstrasel dan 2/3 merupakan
cairan intrasel. Distribusi cairan tubuh adalah sebagai berikut:
a. Otot 50%,
b. Kulit 20%,
c. Darah 20%
d. Organ-organ lain 20%.
1) Cairan Ekstraseluler
Cairan ekstrasel adalah semua cairan yang terdapat diluar sel
atau biasa disebut CES. Cairan ekstrasel terdiri dari ion-ion dan
berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan
fungsi sel, seperti pertumbuhan,perkembangan dan fungsi khusus
lainya.Karena peranannya yang penting ini,maka cairan ekstrasel
disebut juga internal environment.Cairan ini bergerak secara constant
pada seluruh tubuh dan ditransport secara cepat kedalam sirkulasi
melalui dinding kapiler. Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa
komponen yaitu: Plasma,Cairan interstitial dan Cairan transeluler.
2) Cairan Intraseluler
Sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam
100 triliun sel, disebut cairan intraseluler yang meliputi 2/3 dari seluruh
cairan tubuh.Cairan intrasel juga biasa disebut CIS.Cairan intrasel yang
terdapat pada setiap sel mempunyai komposisi yang berbeda, tetapi
konsentrasinya dari tiap komposisi ini dapat dikatakan sama dari sel
satu ke sel lainya. Cairan intrasel ini mempunyai pH yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan pH pada cairan ekstrasel yaitu berkisar 6,8
sampai 7,2.
2. Cairan Interstitial

5
Cairan interstitial merupakan cairan yang terdapat diantara sel,
termasuk diantaranya adalah cairan linfe. Cairan interstitial merupakan 75%
dari jumlah cairan ekstrasel atau kurang lebih 10.5liter pada seseorang
dengan berat badan 70kg.
3. Cairan Transelular
Cairan transelular dipisahkan dengan cairan ekstrasel lainya oleh
lapisan sel epitel. Cairan transelular merupakan cairan yang terdapat pada
lumen saluran pencernaan, keringat, cairan serebrospinal, cairan pleura,
cairan pericardial, cairan intra okuler, cairan synovial, cairan peritoneum,
empedu dan cairan kokhlea. Cairan yang terdapat pada lumen saluran
pencernaan merupakan ½ dari seluruh cairan transelular, disusul oleh cairan
serebrospinalis dan empedu.

C. Komposisi Cairan Tubuh


Komposisi cairan ekstrasel dan cairan intrasel berbeda satu sama lainya,
namun komposisi cairan tubuh yang utama adalah AIR dan ELEKTROLIT. Jadi
elektrolit merupakan cairan tubuh yang sangat penting untuk kelangsungsungan
kehidupan ataupun untuk keseimbangan dalam tubuh. Elektrolit terdiri atas
Kation dan Anion. Kation adalah ion yang bermuatan positif sedangkan Anion
adalah ion yang bermuatan negative. Monovalent kation membawa 1muatan
listrik pada molekulnya, sedang divalent kation membawa 2 muatan listrik pada
molekulnya. Pada cairan tubuh jumlah antara kation dan anion harus sama untuk
mempertahankan”electrical neutrality”. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah
partikel kation harus sama dengan jumlah partikel anion, namun, plasma protein
misalnya, mempunyai beberapa muatan negative atau anion, sehingga kation
atau muatan positif harus ada untuk mengimbangi tiap molekul protein.
Komposisi dari elektrolit baik pada intraseluler maupun pada plasma adalah:
1. Kation : Natrium(Na+),Kalium(K+),Kalsium(Ca++),Magnesium(Mg++)

6
2. Anion : Klorida(Cl-),Bikarbonat(HCO3-),Fosfat(HPO42-),Sulfat(SO42-) dan
protein.

Cairan ekstrasel mengandung banyak kation dan anion juga bahan nutrisi
untuk sel. Bahan nutrisi untuk sel tersebut seperti: oksigen, glucose, asam lemak
dan asam amino. cairan ekstrasel juga mengandung karbondioksida yang
ditransport dari sel menuju keparu-paru untuk diekskresi, serta berbagai hasil
metabolisme dari sel yang akan diekskresi melalui ginjal.

D. Dinamika Dan Keseimbangan Cairan Tubuh


Dalam menjalankan fungsinya,tubuh selalu berusaha mempertahan kan
keseimbangan antara cairan ekstrasel dan cairan intrasel.Salah satu hal yang
merupakan masalah penting dalam kedokteran klinis adalah mempertahankan
cairan tubuh yang sesuai dan memelihara keseimbangan yang sempurna antara
volume cairan ekstrasel dan volume cairan intrasel pada orang yag sakit. Dalam
bahasan ini kita akan membicarakan berbagai factor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan serta factor osmotic yang menyebabkan perpindahan
cairan antara ruang ekstrasel dan ruang intrasel.
1. Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh
Peristiwa ini terjadi dalam tiga fase yaitu :
a. Fase pertama : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam system
sirkulasi, nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan traktus
gastrointestinal.
b. Fase kedua : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah
kapiler dan sel.
c. Fase ketiga : Cairan dan substansi yang ada didalamnya berpindah dari
cairan interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan
membrane sel yang merupakan membrane semipermeabel mampu
memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut
berpindah.

7
2. Pergerakan cairan tubuh
a. Osmosis Dan Tekanan Osmotik
Bila suatu membrane yang terletak diantara dua ruangan yang berisi
cairan bersifat permeable terhadap air tetapi tidak terhadap bahan-bahan
tertentu, maka membrane ini disebut bersifat semipermeabel. Bila
konsentrasi bahan tersebut lebih besar pada salah satu sisi membrane
dibandingkan dengan sisi membrane lainya, maka air akan melewati
membrane menuju kesisi yang mempunyai konsentrasi yang lebih besar.
Keadaan ini disebut osmosis.
Osmosis terjadi oleh karena pergerakan kinetic dari setiap partikel
dari ion atau molekul pada larutan pada kedua sisi dari membrane. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila suhu pada kedua sisi dari membrane
adalah sama, partikel pada kedua sisi membrane akan mempunyai energy
untuk pergerakan kinetic yang sama. Namun oleh karena partikel bahan-
bahan yanh tidak permeable pada kedua larutan menggantikan molekul air,
akibatnya potensi kimia air akan berkurang sesuai dengan konsentrasi
bahan-bahan yang tidak permeable tersebut. daerah dimana konsentrasi
baha-bahan yang tidak larut itu rendah, maka potensi kimia air akan lebih
besar dibandingkan pada daerah dimana konsentrasi bahan-bahan yang
tidak permeable lebih rendah kesisi dimana konsentrasi bahan-bahan yang
tidak permeabelnya lebih tinggi. Na+ adalah ion utama yang
mempengaruhi osmolalitas cairan ekstrasel dan berfungsi mengikat air
agar tetap berada diluar sel.Sebaliknya, K+ merupakan ion utama yang
mempengaruhi osmolalitas dan berfungsi menahan air agar tetap berada
didalam sel.
Jumlah tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan proses
osmosis disebut Tekanan osmotic. Tekanan osmotic untuk plasma adalah
5450mmHg dan cairan intrasel 5430 dan cairan interstitial 5430mmHg.
b. Difusi

8
Materi padat, partikel berpindah dari konsentrasi tinggi kerendah.
Faktor yang mempengaruhi laju difusi adalah:
1) Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi
2) Peningkatan permeabilitas
3) Peningkatan luas permukaan difusi
4) Berat molekul substansi
5) Jarak yang ditempuh untuk difusi.
c. Filtrasi
Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama
sebagai respon karena tekanan cairan. Jumlah cairan yang keluar
sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membrane
dan permeabilitas membrane. Tekanan yang dihasilkan likuid dalam
sebuah ruanganya disebut tekanan hidostatik.
d. Transport Aktif
Memerlukan lebih banyak ATP karena untuk menggerakan
berbagai materi guna menembus membrane sel. Contohnya pompa Na
untuk keluar dari sel dan kalium masuk ke sel.

E. Gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit

Berbagai keadaan dapat meneyebabkan terjadinya gangguan


keseimbangan caiaran tubuh. Gangguan keseimbangan cairan tubu ini dapat
berupa gangguan keseimbangan volume, komposisi, distribusi maupun
kombinasi dari ketiganya. Pada dasarnya gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat terjadi berupa kelebihan dan kekurangan cairan.
1. Edema

Istilah edema berasal dari bahasa Yunani yang berarti bengkak.


Jaringan menjadi bengkak atau edema bila terdapat akumulasi cairan yang
berlebihan. Pada umumnya edema terjadi pada ruang ekstrasel, terutama pada

9
ruang interstitial. Namun edema dapat juga timbul pada ruang intrasel,yang
terjadi oleh karena adanya proses peradangan pada jaringan yang
menyebabkan permeabilitas membran meningkat dan memungkinkan ion
Na+ dan ion lainya masuk kedalam sel.dan disertai juga masuknya air
kedalam sel. Adanya gangguan metabolism pada sel serta kurangnya suplai
bahan-bahan nutrisi kesel juga dapat menyebabkan edema intrasel. Hal ini
terjadi pada daerah dimana aliran darah local mengalami hambatan sehingga
suplai oksigen dan bahan-bahan nutrisi lainya akan menurun dan
mengakibatkan metabolism jaringan terganggu yang selanjutnya menekan
aktifitas Na+-K+ pump yang berfungsi memompa Na+ keluar dari sel, dan
terjadi osmosis air masuk kedalam sel.
2. Mekanisme Terjadinya Edema
Edema yang terjadi pada ruang interstitial dapat terjadi melalui dua
mekanisme utama yaitu:
a. Adanya perubahan dalam hemodinamik kapiler yang menyebabkan cairan
dapat bergerak keluar dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial
b. Retensi Na+ dan air oleh ginjal.
3. Edema akibat gangguan hemodinamik

Edema secara klinik akan timbul bila volume cairan yang terdapat
pada ruang interstitial mencapai paling kurang 2.5 samapai 3 liter.Pertukaran
cairan antara plasma dan ruang interstitial ditentukan oleh tekanan hidrostatik
kapiler dan tekanan koloid osmotic pada kedua kompartemen cairan tubuh
tersebut.Hubungan antara tekanan hidrostatik kapiler dan tekanan koloid
osmotic dapat dilihat pada persamaan dibawah ini:
F = K{(Pp-Pi)-(Op-Oi)} Dimana:
F = Filtrasi
K = Permeabilitas kapiler
Pp = Tekanan hidrostatik plasma
Pi = Tekanan hidrostatik interstitial

10
Op = Tekanan koloid osmotic plasma
Oi = Tekanan koloid osmotic interstitial
Nilai negative pada tekanan hidrostatik interstitial kemungkinan
disebabkan oleh masuknya cairan interstitial kedalam pembuluh linfe.
Tekanan hidrostatik kapiler ditimbulkan oleh adanya kontraksi jantung. Bila
tekanan darah meningkat spincter akan berkontraksi dan aliran darah yang
masuk kekapiler akan berkurang sehingga peningkatan tekanan hidrostatik
ini dapat menjelaskan mengapa pada penderita hipertensi jarang terjadi
edema bila tekanan darah menurun, spincter akan berdilatasi, sehingga
tekanan hidrostatik kapiler tetap dipertahankan dalam batas-batas normal.
Sebaliknya pada daerah venule pengaturan resistensi kapiler tidaklah seefektif
pada daerah kapiler, akibatnya peningkatan tekanan vena akan meningkatkan
tekanan hidrostatik kapiler.
Peningkatan tekanan vena dapat ditimbulkan oleh dua factor:
a. Peningkatan volume darah pada vena
b. Adanya obstruksi pada system vena

Peningkatan volume darah pada vena dapat terjadi pada penderita


gagal jantung dan obstruksi system vena dapat terjadi pada penderita chirocis
hepatis.
4. Faktor-Faktor Yang Dapat Menyebabkan Edema
a. Meningkatnya Tekanan Hidrostatik Kapiler
1) Meningkatnya tekanan vena
a) kegagalan pompa vena: paralisis otot, imobilisasi sebagian tubuh
dan kegagalan katub vena
b) Obstruksi vena local
c) Kegagalan jantung.
2) Retensi Na+ dan air : Kegagalan ginjal
3) Menurunya resistensi arteriole
a) Panas tubuh berlebihan

11
b) Paralisis system saraf simpatis
c) Efek obat-obat vasodilator
b. Menurunya Tekanan Koloid Osmotik Plasma
a. Kehilangan protein melalui urine : Sindroma Nefritik
b. Kehilangan protein melalui kulit : Luka bakar dan luka –luka
lainya
c. Kegagalan produksi protein : Penyakit hati dan
malnutrisi protein atau kalori serius
c. Meningkatnya Permeabilitas Kapiler
1) Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamine dan hasil imun
lainya
2) Toksin
3) Infeksi bakteri
4) Difesiensi vitamin terutama vitamin C
5) Ischemia yang lama
6) Luka bakar.
d. Obstruksi Saluran Linfe
1) Kanker yang menyumbat kelenjar linfe
2) Sumbatan kelenjar linfe oleh infeksi terutama filariasis
3) Kelainan congenital dari pembuluh linfe.

Edema dapat terjadi bila terjadi perubahan pada salah satu atau lebih
dari factor-faktor tersebut diatas. Didalam klinik terdapat dua keadaan yang
paling sering menimbulkan edema yang bersifat menyeluruh pada seluruh
tubuh yaitu kegagalan jantung dan sindroma nefrotik.
Edema ini dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu:
1. Jantung gagal memompa darah dari vena kearteri,hal ini Menyebabkan
tekanan vena dan kapiler meningkat.
2. Tekanan arteri menurun sehingga output air dan Na+ oleh ginjal menurun.

12
3. Berkurangnya aliran darah keginjal mengakibatkan terjadinya sekresi
rennin,hal ini menyebabkan pembentukan angiotensin II dan aldesteron
yang akan menyebabkan retensi air dan Na+.Dan ketiga hal ini secara
bersama-sama menyebabkan edema pada penderita gagal jantung.
Sedangkan pada penderita sindroma nefrotik, membrane basalis
glomerulus mengalami kerusakan sehingga permeabilitasnya terhadap
protein meningkat. Akibatnya banyak protein terutama albumin yang
keluar melalui dinding kapiler glomerolus dan diekskresi melalui urine.
Kehilangan protein ini menyebabkan tekanan koloid osmotic menurun dan
tidak dapat mencegah keluarnya cairan dari kapiler keruang interstitial.
Edema biasanya terjadi bila konsentrasi protein plasma menurun. Retensi
Na+ dan air oleh ginjal dan keadaan edema diakibatkan oleh ketidak
mampuan ginjal untuk melakukan ekskresi dan keadaan ini terjadi
terutama pada penderita penyakit ginjal.

F. Factor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Eletrolit


1. Usia
Tubuh bayi memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan orang
dewasa seperti yang sudah digambarkan pada table diatas,namun juga
memiliki kerentanan untuk mengalami kehilangan volume cairan.Pada
lansia,elastisitas kulit menurun 45%-50% dari berat badan;kehilangan massa
otot dan proporsi lemak meningkat.Area menilai turgor kulit:
a. Forehead
b. Sternum
c. Abdomen
1) RENAL-Menurun filtrasi, meningkatkan pengeluaran cairan; ekskresi
sisa metabolism menurun.mssa otot-resiko tinggi didehidrasi dan
penurunan pemasukan cairan.
2) NEURO-berkurang reflex seperti pada pusat rasa haus;

13
3) ENDOKRIN, Atrofi otot dan adrenal;regulasi Na dan K berkurang
resiko hiponatremia dan hiperkalemia.
2. Ukuran Tubuh
Individu gemuk dan wanita memiliki sedikit proporsi air karena
wanita memiliki lemak pada payudara dan paha disbanding pria.
3. Temperatur lingkungan
4. Gaya hidup
Kebiasaan yang mempegaruhi keseimbangan cairan yaitu: diet,stress
dan olahraga.
5. Kondisi sakit
6. Tindakan medis
7. Pengobatan
8. Pembedahan.
a. Hipovolemia (kekurangan volume cairan)

Pada pasien dengan hipovolemia ini didapatkan tanda dan gejala antara
lain:Pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah ,
haus, kekacauan mental, konstipasi dan oliguria. Sedangkan komplikasi
yang dapat ditimbulkan atau akibat lanjut dari kekurangan volume cairan
adalah:Dehidrasi ringan,sedang sampai dehidrasi berat.Renjatan
hipovolemik,Kejang pada dehidrasi hipertonik.
b. Hipervolemia (Kelebihan volume cairan)

Pada pasien dengan gangguan hipervolemia ini biasanya akan timbul tanda
dan gejala sebagai berikut: Sesak nafas dan Ortopnea. Dan komplikasi atau
akibat lanjut dari gangguan ini adalah: Gagal ginjal akut atau kronik,
berhubungan dengan peningkatan preload penurunan kontraktilitas dan
penurunan curah jantung, infark miokard, gagal jantung kongestif, gagal
jantung kiri, penyakit katub, takikardi/aritmia, penyakit hepar,

14
berhubungan dengan kerusakan arus balik vena, varicose vena, penyakit
vaskuler perifer dan flebitis kronis.

G. Langkah dan prosedur Cairan dan Eletrolit


1. Alat dan bahan
a. Standar infuse
b. Set infuse
c. Cairan sesuai program medic
d. Jarum infus
e. Perlak dan pengalasnya
f. Pengalas(handuk kecil)
g. Bengkok
h. Tiang infuse
i. Sarung tangan (handskun)
j. Torniket
k. Kapas alcohol
l. Plester
m. Gunting
n. Kasa steril
o. Aboket
p. Gunting plester
q. Betadin
2. Prosedur
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan
c. Hubungkan cairan dan infus set dengan mnusukkan ke bagian karet
atau akses selang ke botol infus.

15
d. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang
dan udara selang keluar.

e. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan


penginfusan.
f. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 – 12
cmdiatas tempat penusukan dan anurkan pasien untuk menggemgam
dengan gerakan sirkular (bila sadar).
g. Gunakan sarung tangan steril.
h. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
i. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari dibagian
bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah ke atas.
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jaru (abocath/surflo) maka tarik
keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena.
k. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/dikeluarkan, tahan bagian
atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak
keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan
selang infus.
l. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan.
m. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
n. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum.
o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
p. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe jarum
infus.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas semua yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa betapa pentingnya cairan dan elektrolit
untuk tubuh kita. Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan beberapa
hal yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas dari cairan tersebut.
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolalitas ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan caiaran. Dalam hal ini ginjal merupakan
osmoreseptor yang selalu memantau osmolalitas dan mengaktifkan osmoreseptor
yang ada pada hipotalamus yang akan dilanjutkan penghantaran rangsangan ini ke
neuron hypothalamus yang mensintesis vasopressin yang akan dilepaskan oleh
hipofisis posterior kedalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya didalam
duktus koligen. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urine sesuai dengan kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga berperan dalam mempertahan kan keseimbangan asam basa dengan
megatur keluaran ion hydrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan.Selain ginjal yang turut berperan dalam keseimbangan asam basa
adalah paru-paru.
Dalam tubuh, sering terjadi gangguan akibat kekurangan cairan dan
elektrolit yang terjadi secara bersamaan namun dapat juga terjadi gangguan akibat
kekurangan atau ketidak seimbangan dari salah satunya ataupun kekurangan air
murni meskipun jarang terjadi.Tubuh dapat kehilangan cairan bukan hanya dalam
keadaan sakit tetapi bisa kehilangan cairan dalam keadaan tubuh sehat, namun
kehilangan cairan ini dalam batas-batas normal dan masih dapat ditoleransi serta
sesuai dengan jumlah cairan yang masuk, cairan yang dibutuhkan dan cairan yang
dikeluarkan oleh tubuh.

17
B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka,penulis mengajukan
beberapa saran yang ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada
teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan
masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang
perawat.Yaitu:
1. Perlunya mempelajari secara mendalam tentang materi cairan dan elektrolit ini,
untuk dapat memahami dan megerti tentang apa yang dimaksud dengan cairan
dan elektrolit serta pentingnya cairan dan elektrolit terhadap tubuh manusia.
2. Pentingnya mengetahui mekanisme-mekanisme, proses dan semua yang terjadi
dalam tubuh yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit serta gangguan-
gangguan yang dapat diakaibatkan oleh cairan dan elektrolit sehingga kita
sebagai perawat dapat mengetahui sampai dimana dan mengapa gangguan
yang disebabkan oleh cairan dan elektrolit ini sehingga kita dapat menentukan
dan merencanakan tindakan keperawatan apa yang akan kita lakukan atau kita
berikan kepada pasien dengan gangguan yang disebabkan atau gangguan yang
menyebabkan cairan dan elektolit tidak dalam keadaan yang normal. Sehingga
kita dapat menjadi seorang Dokter yang Profesioanal dalam menangani pasien
kita nantinya. Aamiin.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/deansabrian/makalah-kebutuhan-manusia-akan-cairan-
dan-elektrolit
https://www.scribd.com/document/347809657/Makalah-Pemenuhan-Kebutuhan-
Cairan-Dan-Elektrolit
https://www.scribd.com/document/347809657/Makalah-Pemenuhan-Kebutuhan-
Cairan-Dan-Elektrolit
www.pssplab.com/journal/01.pdf
http://ababar.blogspot.com/2012/02/kebutuhan-cairan-tubuh-manusia.html
http://iyah2008.files.wordpress.com/2011/03/cairan-tubuh.jpg
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia
http://www.docstoc.com/docs/76025823/materi-ajar-cairan-dan-elektrolit-tubuh

19

You might also like