You are on page 1of 43

ASPEK ETIK LEGAL KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
Ns. Emy, M.Kep
ASPEK ETIK

Kode etik
Perawat Perawat
Keperawa
& klien & praktik
tan
Kode Etik Keperawatan Gawat
Darurat
 Perawat emergensi
memberikan pelayanan
dengan penuh hormat bagi
martabat kemanusiaan
dan keunikan klien
 Perawat emergensi
mempertahankan
kompetensi dan tanggung
jawab dalam praktek
keperawatan emergensi
 Perawat emergensi
melindungi klien manakala
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tidak
cakap, tidak legal,
sehingga keselamatannya
terancam
ASPEK LEGAL

Perawat
berkewajiban
memberikan
pertolongan kepada
klien Terjadi perikatan
Klien datang atau
hukum perawat &
dibawa kesarana
klien dalam
pelayanan
bentuk kontrak
kesehatan
terapeutik

Aspek
hukum &
perikatan
hukum
AKUNTABILITAS PROFESI

ORGANISASI PROFESI
MKEK, KOMITE ETIK
ETIK
PWT INSTITUSI
LEMBAGA DISIPLIN Kode Etik SANKSI ETIK
MKDKI
MDTK
SANKSI DISIPLIN
DISIPLIN
STD PROFESI

HUKUM
PENEGAK HUKUM Per UUan
POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
EKSISTENSI PERAWAT DI RS

SDM RUMAH
Medis &
SAKIT Penunjang
Mds

Non Keperawata
Kesehatan SDM n

RS
Manajemen Kefarmasian
RS

(Pasal 12 point 1 UU
No. 44 tahun 2009)
NAKES DI RS BEKERJA
SESUAI

STD PROFESI

STD
ETIKA PROFESI
PELAYANAN RS

MENGHORMATI KESELAMATAN
HAK PASIEN PASIEN
STANDAR
PELAYANAN RS

STD
YANMED

SPO
STD
ASKEP
TINDAKAN KEPERAWATAN DI RS

• CARING ACTIVITIES

• TECHNICAL ACTIVITIES

• DELEGETED MEDICAL ACTIVITIES


SYARAT PENDELEGASIAN
1. Untuk penentuan diagnosa/ terapi tidak boleh
didelegasikan.
2. Pemberi pendelegasian harus YAKIN akan
kemampuan yang didelegasikan.
3. Pendelegasian harus tertulis secara rinci dan jelas
4. Harus ada bimbingan teknis dari Pemberi
Pendelegasian
5. Bila Penerima merasa YAKIN TIDAK MAMPU, maka ia
wajib menolak.
Aspek Hukum Dalam KGD
• Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD bertujuan
meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin
keamanan serta keselamatan pasien.

• Aspek hukum menjadi penting karena konsensus universal


menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal dan etika tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik.

• Tuntutan hukum dalam praktek KGD biasanya berasal dari :


1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi
ASPEK LEGAL KGD
UU No 36/2009
Pasal 23

• Tenaga kesehatan berwenang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan.
• Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian
yang dimiliki.
• Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
wajib memiliki izin dari pemerintah.
• Selama pelayanan dilarang mengutamakan
kepentingan yang bernilai materi.
UU No 36/2009
Pasal 24
• Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketentuan
• kode etik,
• standar profesi,
• hak pengguna pelayanan
kesehatan,
• standar pelayanan, dan
• standar prosedur operasional.
• Kode etik dan standar Profesi sesuai
ketentuan Organisasi Profesi
UU No 36/2009
Pasal 27
• Tenaga kesehatan berhak mendapatkan
imbalan dan pelindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
• Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya berkewajiban mengembangkan
dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
• Ketentuan mengenai hak dan kewajiban
tenaga kesehatan diatur dalam Peraturan
Pemerintah
PENGATURAN PELAYANAN GAWAT
DARURAT

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Pasal 32 (1)
 Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik
pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu

Pasal 32 (2)
 Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik
pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien
dan/atau meminta uang muka.
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 58

(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap


seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan darurat.
Pasal 190 (1)

Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga


kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan
pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau
Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
Pasal 190 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian,
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
UU No 44 tahun 2009 tentang RS

Pasal 29
Kewajiban RS :
1. Memberikan pelayanan gawat darurat
kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
2. Pelayanan gawat darurat tanpa uang
muka, ambulan gratis, pelayanan korban
bencana
 PERMENKES Nomor 148 tahun 2010 tentang
izin penyelengggaraan praktek perawat antara
lain menjelaskan:
Pasal 2: Ayat 1) Perawat dapat menjalankan praktik
pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Ayat 2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi fasilitas pelayanan
kesehatan di luar praktik mandiri dan/atau praktik
mandiri.
Ayat 3) Perawat yang menjalankan praktik mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpendidikan
minimal Diploma III (D III) Keperawatan.
 PERMENKES Nomor 148 tahun 2010 tentang izin
penyelengggaraan praktek perawat antara lain
menjelaskan:
Pasal 8: Ayat (7) Perawat dalam menjalankan
asuhan keperawatan dapat memberikan obat
bebas dan atau obat bebas terbatas.
Pasal 9: Perawat dalam melakukan praktik harus
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.
Pasal 10: Ayat (1) Dalam keadaan darurat untuk
penyelamatan nyawa seseorang dan tidak ada
dokter ditempat kejadian perawat dapat
melakukan pelayanan diluar kewenangannya.
(Kepmenkes No.1239/Menkes/SK/XI/2001
Pasal 20 ayat 2)
 Ayat (3)Dalam melasanakan pelayanan
kesehatan harus mempertimbangkan
kompetensi, tingkat kedaruratan dan
kemungkinan untuk dirujuk
Pasal 11 dalam melaksanakan praktik,
perawat mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan praktek keperawatan
sesuai standar
b. Memperoleh informasi lengkap dan jujur
dari klien
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi
d. Menerima imbalan jasa profesi
e. Memperoleh jaminan perlindungan
terhadap resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya
Permenkes Nomor 512 tahun 2007 tentang ijin
praktek dan pelaksanaan praktek kedokteran
antara lain menjelaskan:
Dokter dan dokter gigi dapat
memberikan pelimpahan suatu
tindakan kedokteran kepada
perawat, bidan atau nakes lain secara
tertulis sesuai dengan kemampuan
dan kompetensi yang dimiliki dan
dilaksanakan sesuai ketentuan
perundang-undangan.
 Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011
tentang registrasi tenaga kesehatan antara
lain menjelaskan bahwa…
1). Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
2). Uji kompetensi adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, ketrampilan dan sikap
tenaga kesehatan sesuai standar profesi
3). Sertifikat kompetensi adalah surat tanda
pengakuan terhadap kompetensi seorang
tenaga kesehatan
 Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011 tentang registrasi
tenaga kesehatan antara lain menjelaskan bahwa:
cont….
4). Sertifikat kompetensi yang telah habis masa berlakunya
dapat diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan
dalam kegiatan diklat/kegiatan ilmiah sesuai bidang
tugasnya
5). Partisipasi tenaga kesehatan dapat digunakan
sepanjang memenuhi persyaratan perolehan suatu kredit
profesi (SKP)
6). Perolehan satuan kredit profesi harus mencapai min 25
skp selama 5 tahun.
7). Jumlah skp ditentukan oleh organisasi profesi
8). Uji kompetensi secara nasional mulai 2012 bagi lulusan
baru
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT

TANGGUNG JAWAB HUKUM :


• PIDANA
• PERDATA
• ADMINISTRATIF
TANGGUNG JAWAB HUKUM
• ASPEK HUKUM PERDATA
> atas kesalahan sendiri (Pasal 1365)
> atas kesalahan orang lain yang di bawah
tanggungjawabnya (Psl. 1367 ayat 3
KUH Perdata)

• ASPEK HUKUM PIDANA


> tanggung jawab atas kesalahan pribadi/
sifat subyektifitas Hukum Pidana
TANGUNG JAWAB HUKUM :
PIDANA
Azas :
• “tidak dipidana, jika tidak ada kesalahan “

Kapan orang Bersalah….?


1. Seorang telah melakukan perbuatan pidana (perbuatan
bersifat melawan hukum)
2. Keadaan batin orang yg melakukan itu erat kaitannya
dengan kemampuan bertanggung jawab
3. Adanya hubungan batin antara pelaku dan perbuatannya
- Kesengajaan (“dolus”)
- Kealpaan/kelalaian (“culpa”)
4. Tidak adanya alasan pemaaf
KESALAHAN KARENA KESENGAJAAN :
dipidana

1. Pelaku sengaja berbuat sesuatu yg


melawan hukum  niat
2. Pelaku mempunyai tujuan dan tujuan itu
memang dikehendaki oleh sipelaku
3. Perbuatan pelaku tersebut dicela
karena merugikan masyarakat.
KEALPAAN

• Tidak Mengadakan Penduga-duga


Sebagaimana Yang Diharuskan Oleh
Hukum
• Tidak Mengadakan Penghati-hatian
Sebagaimana Diharuskan Oleh Hukum
Kealpaan yang dapat dipidana :
Adanya unsur kelalaian berat (culpa lata)
yang akibatnya fatal yang serius
UNSUR PEMBUKTIAN
KELALAIAN
1) DUTY :
 Ada kewajiban profesional terhadap
klien.

2) BREACH OF DUTY :
 Pelanggaran kewajiban atau tidak
memenuhi norma yang ditetapkan
oleh standar.
UNSUR ………
3) DAMAGES :
Kerugian/ kerusakan/ cidera pada klien; dapat
bersifat fisik, finansial, atau emosional.

4) CAUSATION :
Ada hubungan sebab akibat antara unsur "Breach Of
Duty" dengan "Damages".
Tujuan Hukum Pidana Perawat

• Kesalahan karena kesengajaan : melanggar


UU
Aborsi Ilegal, Keterangan Palsu,
membocorkan rahasia jabatan, penipuan,
penyerangan seks, dll
• Kesalahan karena kelalaian yang
menyebabkan orang lain meninggal (psl 359
KUHP), luka berat (pasal 360 KUHP)
• Ukuran Kelalaian adalah Pelaksanaan
pekerjaan sesuai Standar.
TANGGUNG JAWAB : PERDATA

• Tanggung jawab kerugian pasien meliputi :


1. Wanprestasi
2. Perbuatan melawan Hukum
3. Mengakibatkan kematian karena kurang hati-hati atau
dengan sengaja mengakibatkan cacat tubuh.
4. Dasar hukum KUH Perdata : 1243,1365, 1370, 1371 ; UU
RS pasal 32 huruf q

KELALAIAN/KEALPAAN : Pada dasarnya adalah


PERDATA
• Pasal 46 uu No. 44 tahun 2009
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit.

• Pasal 29 UU No. 36 tahun 2009


Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan
kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui
mediasi.
PENYELESAIAN MASALAH HUKUM

• TUNTUTAN PIDANA:
– MELALUI PROSES PENYIDIKAN,
PENUNTUTAN, PENGADILAN DAN
EKSEKUSI
• TUNTUTAN PERDATA:
– MELALUI PROSES PENGADILAN
– DI LUAR PENGADILAN
• NEGOSIASI, MEDIASI, ARBITRASI, DLL
LANDASAN ETIK/MORAL
PRAKTIK PERAWAT
 OTONOMI:
mandiri & bersedia menanggung resiko
dan bertanggung gugat terhadap
keputusan dan tindakan.
 BENEFICIENCE:
tiap keputusan dibuat berdasarkan
keinginan untuk melakukan yang terbaik
& tidak merugikan klien
 NONMALEFICENCE:
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
& psikologik.
 ADIL:
tidak mendiskriminasikan klien,
memperlakukannya berdasarkan
keunikan klien, kebutuhan spiritual klien.
 FIDELITY:
“caring”, selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan memadai, komitmen
moral & peduli
 VERACITY:
mengatakan tentang kebenaran, tidak
berbohong dan menipu, fokus informed
consent.
PRAKTIK PERAWAT
Permenkes No. 148/2010

DOKUMEN HUKUM PRAKTIK PERAWAT

• STR (SURAT TANDA REGISTRASI)

• SIPP (SURAT IZIN PRAKTIK PERAWAT)


PERAWAT DAPAT MELAKUKAN
DILUAR KEWENANGAN

• KONDISI GAWAT DARURAT


• DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER
• DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH
TERIMAKASIH...

You might also like