You are on page 1of 18

MAKALAH QURDISH

PENGERTIAN AL QUR'AN MENURUT PARA ULAMA


DAN NAMA NAMA AL QUR'AN

Disusun oleh :
Kelompok I
Aden
M. Naufal
Lutfia
Yasinta
Zahra

MAN 1 TANGERANG
Tahun Ajaran 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Qurdish tepat pada waktu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingannya Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai
tugas Qurdish.
Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulis ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an Menurut Para Ulama....................................... 2
B. Al-Qur’an sebagai Petunjuk .............................................................. 5
C. Hikmah Memahami Al-Qur’an.......................................................... 6
D. Nama dan sifat-sifat Al-Qur’an.......................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ............................................................................................ 14

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sudah jamak diketahui bahwa di antara sekian kitab suci agama samawi, Al-
Qur’anlah yang paling terjaga keotentikan dan keasliannya. Keotentikan dan keasliannya
ini sendiri memang mendapat jaminan dari Allah. Dialah yang menciptakan dan menjaga
apa yang Dia ciptakan. Namun, keterjagaan itu terjadi dalam konteks sejarah. Artinya,
keterjagaan itu juga melibatkan peran serta andil manusia.
Dalam tulisan singkat ini akan dipaparkan hal-hal Pengertian Al quran Menurut
Para Ulama, Apa saja nama dan sifat-sifat Al-Qur’an.

B. RUMUSAN MASALAH
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Al quran Menurut Para Ulama
2. Apa saja nama dan sifat-sifat Al-Qur’an ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an.
2. Untuk Mengetahui nama dan sifat-sifat Al-Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an Menurut Para Ulama


Di dalam kehidupan bermasyarakat, Al quran dikenal sebagai kitab suci umat
Islam yang ditulis menggunakan bahasa Arab.
Namun, sebetulnya secara bahasa pengertian Al quran berarti bacaan, sementara itu
secara istilah Al quran merupakan wahyu yang turun dari Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk (huda).
Pengertian Al quran merupakan suatu firman dari Allah Swt. yang tidak ada
tandingannya, diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan penutup
para nabi dan rasul melalui perantara malaikat Jibril (Muhammad Ali Ash-Shabuni)
Dalam konteksnya, Al quran sendiri sejatinya diperuntukkan tidak hanya bagi umat
Islam saja, namun bagi berbagai kalangan dan orang, entah apa etnisnya, kesukaannya,
dan lain sebagainya.
Sebagai orang-orang yang dijadikan rujukan dalam hukum, ulama dan ahli
memiliki penjelasan mengenai pengertian Al quran yang setidak-tidaknya harus kita
pahami berikut ini :
1. Dr. Subhi As-Salih
Menurut As-Salih, Al quran merupakan kalam Allah Swt. yang merupakan mukjizat
dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf, diriwayatkan
secara mutawatir, dan membacanya bernilai ibadah.

2. Syekh Muhammad Khudari Beik


Menurut Syekh Beik, Al quran adalah firman dari Allah Swt. yang berbahasa Arab
dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan
kepada penerus umat secara mutawatir, ditulis dalam mushaf, diawali dengan surat
Al-Fatihah, dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Secara garis besar, semua ulama dan para ahli memiliki penjelasan yang sama
mengenai apa itu pengertian Al quran.
Al quran sangat berharga dalam kehidupan kita dan menjadi tonggak berdirinya suatu
peradaban, sehingga kita harus senantiasa mempelajarinya. Itu karena, lagi, Al quran
hadir sebagai petunjuk bagi umat manusia.

2
3. Muhammad Ali Ash-Shabuni
Menurut Ash-Shabuni, Al quran didefinisikan sebagai suatu firman dari Allah Swt.
yang tidak ada tandingannya, diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
merupakan penutup para nabi dan rasul melalui perantara malaikat Jibril.
Al quran ditulis pada mushaf-mushaf dan lalu disampaikan kepada kita penerus umat
secara mutawatir. Sementara itu, membaca dan memahami Al quran bernilai ibadah.

Dr. Yusuf Qaradhawi memaparkan beberapa karakteristik Al-Quran dalam


kitabnya” Kaifa Nata’amal ma’al al-Quran“,( Bagaimana berinteraksi dengan Al-
Quran), secara singkatnya sebagai berikut :
1. Al-Quran adalah Kitab Ilahi
Al-Quran berasal dari Allah SWT, baik secara lafal maupun makna.
Diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasul dan Nabi-Nya; Muhammad saw melalui
‘wahyu al-jaliy’ wahyu yang jelas. Yaitu dengan turunnya malaikat utusan Allah,
Jibril a.s untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW yang manusia, bukan
melalui jalan wahyu yang lain ; seperti ilham, pemberian inspirasi dalam jiwa, mimpi
yang benar atau cara lainnya.
ْ َ ‫صل‬
ٍ ِ‫ت ِم ْن لَد ُْن َح ِك ٍيم َخب‬
‫ير‬ ْ ‫الر ِكتَابٌ ُأحْ ِك َم‬
ِّ ُ‫ت َآيَاتُهُ ثُ َّم ف‬
Artinya : Alif laam raa, (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi
serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha
Bijaksana lagi Maha tahu ( Huud 1)

2. Al-Quran adalah Kitab Suci yang terpelihara


Diantara karakteristik Al-Quran yang lainnya adalah ia merupakan kitab suci
yang terpelihara keasliannya. Dan Allah SWT sendiri yang menjamin
pemeliharaannya, serta tidak membebankan hal itu pada seorang pun. Tidak seperti
yang dilakukan pada kitab-kitab suci selainnya, yang hanya dipelihara oleh umat yang
menerimanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT :
ِ ‫ب هَّللا‬
ِ ‫بِ َما ا ْستُحْ فِظُوا ِم ْن ِكتَا‬
…. disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah … (Al-Maidah
44)
Adapun makna dipeliharanya al-Quran adalah Allah SWT memeliharanya dari
pemalsuan dan perubahaan terhadap teks-teksnya, seperti yang terjadi terhadap
Taurat, Injil, dan sebelumnya.
3
3. Al-Quran adalah Kitab suci yang menjadi Mukjizat
Diantara karakteristik Al-Quran adalah kemukjizatannya. Ia adalah mukjizat
terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga bangsa arab hanya
menyebut-nyebut mukjizat itu saja, tidak yang lainnya, meskipun dari beliau terjadi
mukjizat yang lain yang tidak terhitung jumlahnya.

4. Al-Quran adalah Kitab Suci yang menjadi Penjelas dan dimudahkan Pemahamannya
Al-Quran adalah kitab yang memberi penjelasan dan mudah dipahami. Tidak
seperti kitab filsafat, yang cenderung untuk menggunakan simbol-simbol dan
penjelasan yang sulit, tidak pula seperti kitab sastra yang menggunakan perlambang-
perlambang, yang berlebihan dalam menyembunyikan substansi, sehingga sulit
dipahami akal.
Allah SWT menurunkan Al-Quran agar makna-maknanya dapat ditangkap,
hukum-hukumnya dapat dimengerti, rahasia-rahasianya dapat dipahami, serta ayat-
ayatnya dapat ditadabburi. Oleh karena itu Allah SWT menurunkan Al-Quran dengan
jelas dan memberi penjelasan, tidak samar dan sulit dipahami. Sebagaimana firman
Allah SWT :
‫َولَقَ ْد يَسَّرْ نَا ْالقُرْ َآنَ لِل ِّذ ْك ِر فَهَلْ ِم ْن ُم َّد ِك ٍر‬
Artinya : Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka
Adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qomar 17)

5. Al-Quran adalah Kitab Suci yang Lengkap


Al-Quran adalah kitab agama yang menyeluruh, pokok agama dan ruh wujud
islam. Darinya disimpulkan konsep akidah Islam, tatacara ibadah, tuntutan akhlak,
juga pokok-pokok legislasi dan hukum. Allah SWT berfirman :
َ ‫ك ْال ِكت‬
‫َاب تِ ْبيَانًا لِ ُك ِّل َش ْي ٍء‬ َ ‫َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي‬
Artinya :   ..dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu (An-Nahl 89)

6. Al-Quran adalah Kitab Suci Seluruh Zaman


Makna Al-Quran sebagai kitab keseluruhan zaman adalah ia merupakan kitab
yang abadi, bukan kitab bagi suatu masa tertentu, yang kemudian habis masa

4
berlakunya. Maksudnya, hukum-hukum Al-Quran, perintah dan larangannya, tidak
berlaku secara temporer dengan suatu kurun waktu tertentu, kemudian habis masanya.
7. Al-Quran adalah Kitab suci bagi Seluruh Umat Manusia
Al-Quran bukanlah kitab yang hanya ditujukan pada suatu bangsa, sementara
tidak kepada bangsa yang lain, tidak juga untuk hanya satu warna kulit manusia, atau
suatu wilayah tertentu. Tidak juga hanya bagi kalangan yang rasional, dan tidak
menyentuh mereka yang emosional dan berdasarkan intuisi.Tidak juga hanya bagi
rohaniawan, sementara tidak menyentuh mereka yang materialis. Al-Quran adalah
kitab bagi seluruh golongan manusia.
Allah SWT berfirman :
َ‫ِإ ْن ه َُو ِإاَّل ِذ ْك ٌر لِ ْل َعالَ ِمين‬
Artinya : Al-Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi alam semesta (At-Takwir
27)
Demikian beberapa karakteristik Al-Quran, untuk penjelasan yang lebih lengkap dan
menyeluruh, rujuk kembali kitab Qardhawi yang disebutkan di atas.

B. Al Quran Sebagai Petunjuk


Al quran merupakan sumber dari semua sumber ilmu. Di kitab suci inilah semua
pembelajaran tentang dunia dapat diambil sumber dasarnya.
Pengertian Al quran tidak hanya terbatas pada sarana pelengkap ritual keagamaan
saja, namun juga falsafah hidup yang dapat membantu orang-orang yang niat
memahaminya.
1. Al quran merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa
“Kitab (Al quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa”. Ayat ini tentu tidak asing lagi di telinga kita. Ini merupakan penjelasan
Allah Swt, di surat Al-Baqarah (2) ayat 2.

2. Petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.


“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur`ân) kepada
mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Ini merupakan pengertian Al
quran yang datang dari Allah Swt. langsung pada surat Al-A’raf (7) ayat 52.

5
3. Al quran petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur`ân) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. Ini
merupakan penjelasan daral surat An-Nahl (6) ayat 89.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa Al
quran, atas sifatnya sebagai huda, akan menjadi sangat bermanfaat bagi mereka-
mereka yang: bertakwa, beriman, dan berserah diri.
Itu maksudnya adalah orang-orang yang dengan segala daya analisis dan kerendahan
hatinya betul-betul mengakui bahwa inilah Al quran yang diturunkan langsung oleh
satu-satunya Tuhan dan sesembahan, Allah Swt. untuk memudahkan kehidupan
manusia hingga di akhirat nanti.
Kemudahan-kemudahan itu dapat menyokong terbentuknya masyarakat madani
yang penuh dengan ketenangan dan keberkahan.
Ini dibuktikan pada saat Islam dan hukum syariat dari Al quran berlaku di abad
keemasannya dahulu, munculnya ketertiban yang membawa pada kesejahteraan
sosial.
Itulah mengapa, adanya urgensi bagi masyarakat sekarang untuk mengembalikan
pengertian Al quran, dari yang semata-mata hanya ornament agama saja menjadi
sesuatu yang mendukung  kemajuan semua aspek berkehidupan.

C. Hikmah Memahami Al quran


Memang benar bahwa kita diperintahkan untuk membaca, iqra’. Namun,
tentunya iqra’ saja tidak akan pernah cukup. Semakin berkembang akal manusia dalam
memahami ilmu pengetahuan, seharusnya semakin besar pula porsi pendidikan yang
harus ia dapatkan.
Jika sudah mampu membaca, maka tahapan selanjutnya adalah tilawah atau
memahami apa yang diajarkan Al quran secara spesifik dan detail.
Ada lima hak Al quran yang harus diberikan oleh manusia: membacanya,
menghafalnya, mempelajarinya, mengamalkannya, serta menyampaikannya. Ini
merupakan satu paket dalam metoda keilmuan Islam berdasarkan Al quran. Lalu, apa
saja kah hikmah memahami Al quran?

6
1. Merupakan Amalan Terbaik
Berdasarkan hadits dari Rasulullah Muhammad SAW, membaca Al quran
merupakan amalan terbaik. Berdasarkan pengertian Al quran sebagai kitab,
diwajibkan memahami Al quran dan menggali ilmu darinya tanpa kenal lelah.
Ada sebuah hadits nabi yang mengatakan bahwa “Sebaik-baik kalian adalah orang
yang belajar Al quran dan mengajarkannya.” (diriwayatkan oleh Bukhari), maka dari
itu jika kita rutin memahami Al quran, itu bisa menjadi suatu amalan terbaik.

2. Mendapat Derajat yang Tinggi di Sisi Allah SWT


Kita mungkin sudah seringkali mengetahui bahwa Allah tidak membedakan
makhluk-Nya kecuali dengan ketakwaannya. Menurut sabda Rasulullah SAW,
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwasanya malaikat yang mulia lagi taat
akan membersamai orang-orang yang mahir membaca Al quran. Maka dari itu, jika
ingin mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah Swt, kita harus memahami dan
mengkaji Al quran.

3. Mendapat Ketenangan Jiwa


Al quran menghadirkan kedamaian bagi orang-orang yang menjaganya, pengertian
Al quran bukan hanya secara fisik saja, namun juga batini. Ada sebuah hadits dari
Rasulullah bahwasanya malaikat Allah akan senantiasa mengiringi majelis-majelis
ilmu yang dibacakan di dalamnya ayat-ayat suci Al quran sehingga mereka
dilimpahi sakinah dan rahmat.

4. Mendapat Kebaikan yang Berlipat


Sudahkah Anda mengetahui bahwa orang yang memahami Al quran akan
mendapatkan kebaikan yang berlipat-lipat sesuai dengan amalan yang ia perbuat.
Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Tirmidzi
mengenai Al quran bahwasanya satu huruf yang dibaca oleh manusia berisi satu
kebaikan, di mana satu kebaikan tersebut diganjar oleh Allah sepuluh kali lipat
kebaikannya.

7
5. Memberikan Syafaat di Hari Kiamat Nanti
Rasulullah dalam hadits riwayat Muslim bersabda yang intinya bahwa di hari kiamat
kelak, insyaallah ayat demi ayat yang telah kita baca dan pahami akan membantu
meringankan hisab kita.
Ya, begitulah ulasan mengenai hikmah membaca Al quran di kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, dalam mempelajari Al quran, kita tidak bisa hanya sendirian. Al
quran membutuhkan pemahaman yang komprehensif dan malah akan sangat
berbahaya jika dalam memahaminya tidak dilakukan bersama banyak orang.
Carilah kajian-kajian ilmu terpercaya yang diasuh oleh ulama-ulama untuk
memahami Al quran. Bertemulah juga dengan orang-orang shalih yang sama-sama
ingin memantaskan diri dalam mempelajari Al quran.
Ini semua karena ditakutkan kita hanya akan menganalisis Al quran dengan logika
kita semata, bukan dengan ilmu yang didasarkan pada hadits, para sahabat, tabi’in,
dan tabi’i tabi’in sendiri.
Padahal, Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda yang diriwayatkan oleh
Tirmidzi bahwasanya orang yang seperti itu malah akan masuk ke dalam neraka.

D. Nama Dan Sifat-Sifat AL-Qur’an


Allah sendiri yang menamakan apa-apa yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya
itu, Al-Qur’an, Kitab, Furqan, Zikr, dan Qaul. Seluruh nama-nama ini tersimpul dalam
suatu lafaz yaitu Al-Qur’an. Dan lafaz Al-Qur’an ini terdapat pada tujuh puluh ayat.
Keseluruhannya itu terang dan jelas, nama ini berdasarkan dalil-dalil khusus. Oleh sebab
itu lafaz Al-Qur’an itu banyak ditulis orang. Untuk kitabullah ini, makna nama Al-Qur’an
inilah yang biasa disebut orang, biasa diucapkan oleh nabi dan nama ini dipelihara oleh
kaum muslimin. Menurut Imam Syafi’I nama Al-Qur’an itu khusus terambil dari
perkataan Allah. Bukan mahmuz dan bukan pula terambil dari lafadz qara-a (qiraah). Tapi
adalah nama untuk katib Allah, seperti halnya, Taurat dan Injil.
Kata Az-Zujaj, jika dalam lafaz Al-Qur’an itu ditinggalkan hamzah dalam bab
Takhfif dan dinukil harakat hamzah itu kepada sukun sebelumnya “boleh”. Adalah sah
menurut pengertian bahasa. Pendapat orang tentang hamzah ini berbeda-beda. Bentuk
perbedaan ini terletak pada dua pandangan.

8
Pertama, berpendapat bahwa lafazh Al-Qur’an itu adalah masdas (kata asal)
Umpama: Arrijhan, Al-Ghufran. Dinamakan juga kitab suci. Dari Bab Tasmiyah, maf’ul
dengan masdar . Pendapat kedua mengatakan bahwa lafazh Al-Qur’an itu merupakan kata
sifat terhadap perbuatan. Terambil dari qara-a berarti jama’ (himpunan).
Dinamakan juga dengan mashaf, ini adalah nama yang diberikan kemudian,
setelah Al-Qur’an itu dikumpulkan dan ditulis. Hanya orang yang memberi nama ini.
Menurut cerita, ketika Usman menulis mas-haf, tangannya menyentuh suatu nama, lalu
tangannya itu berhenti pada nama itu. Cerita ini hampir ditolak, karena jauh sebelumnya
orang sudah tahu, sebenarnya mas-haf itu sudah ada sebelum Al-Qur’an itu di kumpulkan
orang di zaman Usman. Yaitu mas-haf Ali, mas-haf Ubaiya, mas-haf Ibnu Mas’ud dan
mas-haf Ibnu Abbas r.a. Mas-haf yaitu himpunan halaman-halaman kertas yang ditulis
diantara dua pinggir (catatan-catatan terlepas). (Al-Abyadi, 1996 : 55-56).

Nama-Nama Lain Al-Qur’an


 Al-Kitab (buku)
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)
 Al-Furqan (pembeda benar salah)
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)
 Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)
 Al-Mau’idhah (pelajaran/nasehat)
Hai manusia, sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
 Asy-Syifa’ (obat/penyembuh)
Hai manusia, sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
 Al-Hukm (peraturan/hukum)

9
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur’an itu sebagai peraturan (yang
benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka
setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar Ra’d [13]:37)
 Al-Hikmah (kebijaksanaan)
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu
mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan
ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al
Israa’ [17]:39)
 Al-Huda (petunjuk)
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami beriman
kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan
pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.
(QS. Al Jin [72]:13)
 At-Tanzil (yang diturunkan)
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
QS. Asy Syu’araa’ [26]:192)
 Ar-Rahmat (karunia)
Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)
 Ar-Ruh (ruh)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang
Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
(QS. Asy Syuura [42]:52)
 Al-Bayan (penerang)
(Al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)
 Al-Kalam (ucapan/firman)
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian

10
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum
yang tidak mengetahui. (QS. At Taubah [9]:6)
 Al-Busyra (kabar gembira)
Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
(QS. An Nahl [16]:102)
 An-Nur (cahaya)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang. (Al-Qur’an). (QS. An Nisaa’ [4]:174)
 Al-Basha’ir (pedoman)
Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini. (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)
 Al-Balagh (penyampaian/kabar)
(Al-Qur’an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi
peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah
Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS.
Ibrahim [14]:52)
 Al-Qaul (perkataan/ucapan)
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur’an)
kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al Qashash [28]:51)
 Al-Haq (Kebenaran)
Al-Quran dinamakan dengan Al-Haq kerana dari awal hingga akhirnya, kandungan
Al-Quran adalah semuanya benar. Kebenaran ini adalah datang daripada Allah yang
mencipta manusia dan mangatur system hidup manusia dan Dia Maha Mengetahui
segala-galanya. Oleh itu, ukuran dan pandangan dari Al-Quran adalah sesuatu yang
sebenarnya mesti diikuti dan dijadikan priority yang paling utama dalam
mempertimbangkan sesuatu.
Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad)
termasuk orang-orang yang ragu. (al-Baqarah: 147)
 Al-Mau’izhah (Pengajaran)
Al-Quran yang diturunkan oleh Allah adalah untuk kegunaan dan keperluan manusia,
kerana manusia sentiasa memerlukan peringatan dan pelajaran yang akan membawa
11
mereka kembali kepada tujuan penciptaan yang sebenarnya. Tanpa bahan-bahan
pengajaran dan peringatan itu, manusia akan terlalai dan alpha dari tugasnya kerana
manusia sering didorong oleh nafsu dan dihasut oleh syaitan dari mengingati dan
mentaati suruhan Allah
Dan sungguh Kami telah mudahkan Al-Quran untuk peringatan, maka adakah orang
yang mahu mengambil pelajaran? (daripada Al-Quran ini).(al-Qamar: 22)
 Tibyan
Al-Qur’an juga dinamakan dengan Tibyân dan penamaan ini terdapat dalam 30
tempat di dalam al-Qur’an.
Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada Qs. ash-Shaff:6; al-Baqarah: 159 ; an-
Nûr
 Shirath Mustaqim
Penamaan dengan ini terdapat dalam 33 tempat di dalam al-Qur’an. Kata ash-Shirâth
artinya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang diinginkan, sedangkan
kata al-Mustaqîm artinya yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Ibnu Jarir berkata,
“Umat dari kalangan Ahli Tafsir sepakat bahwa makna ash-Shirât al-Mustaqîm adalah
jalan yang jelas yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Dan makna ini digunakan
dalam percakapan Bangsa Arab. ”Penamaan ini dapat dilihat pada Qs. al-Fâtihah: 6 ;
al-An’âm:153 ; al-An’âm:126
 Bayyinat
Al-Qur’an juga dinamakan dengan Bayyinat dan penamaan ini terdapat dalam 30
tempat di dalam al-Qur’an. Al-Qur’an adalah petunjuk dan obat, yang di dalamnya
terdapat Bayân (penjelasan) yang amat jelas sekali ; jelas maknanya dan kokoh tata-
bahasanya, tidak ada kesamaran atau pun ketidakjelasan padanya. Di dalam al-Qur’an
terdapat penjelasan bagi setiap hajat seluruh manusia di dalam kehidupan sosial
mereka dengan ungkapan yang amat menawan dan gaya bahasa yang indah.
Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada QS.al-Ahqaf:7 ; al-Hijr:1 ; Ghâfir: 66
 Wahyu
Penamaan dengan nama ini terdapat dalam 45 ayat di dalam al-Qur’an. Tentunya,
tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah
Ta’ala. Ia adalah wahyu dimana Allah berbicara dengan sebenarnya, ia bukan sihir,
olah pertenungan, bukan ucapan yang didustakan dan bukan pula dongeng-dongeng
orang-orang terdahulu sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir Quraisy,
ia bukan pula makhluq seperti yang dikatakan oleh golongan Jahmiyyah dan
12
Mu’tazilah. Ia bukan hikayat dari Kalam Allah sebagaimana yang diklaim oleh
golongan al-Kullâbiyyah. Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s.an-Najm: 4, 10 ;
Yûnus:2 ; az-Zukhruf:43 .

SIFAT-SIFAT AL-QUR’AN
1. Nuur
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
2. Mubin
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
3. Huda
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57
4. Syiifa
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
5. Rahmah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
6. Mau’idzah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
7. Basyir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)
8. Nazir
13
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Pengertian Al quran merupakan suatu firman dari Allah Swt. yang tidak ada
tandingannya, diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan penutup
para nabi dan rasul melalui perantara malaikat Jibril (Muhammad Ali Ash-Shabuni)
Al-Qur’an sendiri memiliki beberapa nama lain, di antaranya adalah Al-Kitab
(buku), Al-Furqan (pembeda benar salah), Adz-Dzikr (pemberi peringatan), Al-
Mau’idhah (pelajaran/nasehat), Asy-Syifa’ (obat/penyembuh), Al-Hukm
(peraturan/hukum), Al-Hikmah (kebijaksanaan), Al-Huda (petunjuk), At-Tanzil (yang
diturunkan), Ar-Rahmat (karunia), Ar-Ruh (ruh), Al-Bayan (penerang), Al-Kalam
(ucapan/firman), Al-Busyra (kabar gembira), An-Nur (cahaya), Al-Basha’ir (pedoman),
Al-Balagh (penyampaian/kabar), Al-Qaul (perkataan/ucapan), Al-Haq (Kebenaran), Al-
Mau’izhah (Pengajaran), Tibyan, Shirâth Mustaqim (jalan yang dapat mengantarkan
kepada tujuan yang diinginkan), Bayyinât (petunjuk dan obat), dan Wahyu.
Sedangkan sifat-sifat dari Al-Qur’an sendiri adalah Nuur dan Mubin (cahaya yang
terang benderang), Hudaa, Syiifa, Rahmah dan Mau’idzah (penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman), serta Basyir dan Nazir (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan).
Al-Qur’an juga memiliki beberapa karakteristik seperti yang dipaparkan oleh Dr.
Yusuf Qaradhawi dalam kitabnya ” Kaifa Nata’amal ma’al al-Quran“, adalah sebagai
berikut : Al-Quran adalah Kitab Ilahi, Al-Quran adalah Kitab Suci yang terpelihara, Al-
Quran adalah Kitab suci yang menjadi Mukjizat, Al-Quran adalah Kitab Suci yang
menjadi Penjelas dan dimudahkan Pemahamannya, Al-Quran adalah Kitab Suci yang
Lengkap, Al-Quran adalah Kitab Suci Seluruh Zaman, Al-Quran adalah Kitab suci bagi
Seluruh Umat Manusia

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Abyadi, Ibrahim. 1996. SEJARAH AL-QUR’AN. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.


Al-Khatib, Ajaj. 1998. Ushul Al-Hadist. Jakarta : Gaya Media Pratama.
Faizah, Nur. 2008. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Barat : CV. Artha Rivera.
Nata, Abuddin. 1996. Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Suparta, Munzier. 2001. Ilmu Hadis. Jakarta : Rajawali Pers

15

You might also like