You are on page 1of 18
Kode SUNTAR sem zncrn r20.1 KEDOKTERAN Tanggat 5 Juli 2017 DOKUMEN STANDAR CHECK LIST KETRAMPILAN KLINIS DASAR| KETRAMPILAN KLINIS DASAR BLOK SARAF DAN KEJIWAAN PEMERIKSAAN NEUROLOGIS, Tanggal z Instruktur Nama mahasiswa + Jumlah : NIM. 2 Nilai : /200 No. ASPEK PENILAIAN 1 | Memperkenalkan diri, dan memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan A, PEMERIKSAAN KESADARAN (GLASGOW COMA SCALE) 2__| Membuka mata (Eye) 3_| Respons bieara (Verbal) 4 | Respons motorik (Movement) PEMERIKSAAN GLASGOW COMA SCALE (GCS) ‘ilar ‘Sparian 7 Membuka Mata “Terhadap bears (Surah pasien membura mata) 3 Dengan rangsang nyer (tekan pada syerat supraorbia atau 2 fut art) Tidak ada reaksi (Gengan rengsang nye pasien tidak buke | mata) Respon Verbal | Baik can tidak dsorientasi (dapat menjawab dengan kalimat 5 bak dan tahu diana ia berada, tabu wal Kacau/confused (Gapat bicara dalam kalmat, namun ada) 4 | disorentas waktu can tempat) | Tidak tepat (dapat mengucapkan kataKata, namun dak | berupa Kalimat can tidak tepat) Mengerang (tidak mengucaptan kata, hanya mengerang) n Respon Menurut perintah (suruh angkat lengan) Motori engetaui lokas nyeri(drangsang nyeri dengan renekan supraotbta. Bia pasien mengangiat: tangannya.sampal | melewatidagu untuk menepisrangsang bert la, | ‘ahu lokasi nyer) | | Reaksi menghincar Reais feks/dekortcal rangsangan nye dengan meneian taper tb es fs sec su atau peselnean “tanga eats ekstens (dengan mencian supreoritatimbul 2 ‘aks ekstensi paca send! sky Sisertalfeks spat pergelangan tangon), Tidak ade reaks) i B. FUNGSI LUHUR 5 Penilaian orientasi ~ Orientasi orang : tanyakan nama, usia, kapan lahir, kenal dengan orang di sekitarnya, - Orientasi tempat : tanyakan sekarang di mana, di kota mana berad: - Orientasi waktu : tanyakan hari apa sekarang, tanggal berapa, bulan apa, tahun berapa. Penilaian kemampuan berbicara dan bahasa (termasuk penilaian afasia) Gangguan cara berbahasa disebut afasia. Afasia sensorik/wernicke : pada kelainan ini pemahaman bahasa terganggu. Afasia motorik/broca : kelainan ini ditandai oleh bicara yang tidak lancar, disartria, dan tampak melakukan upaya bila berbicara. Bicara terbata-bata Prosedur Pemeriksaan A fasia : © Kelancaran bicara : Bicara spontan, lancar tidak tertegun untuk mencari kata yang diinginkan. Minta pasien menyebutkan nama hewan sebanyak- banyaknya selama 1 menit . Orang normal umumnya mampu menyebutkan 18-20 nama hewan selama 60 detik © Pemahaman bahasa lisan : Ajak pasien bercakap-cakap dan nilai pemahamannya terhadap kalimat. Minta pasien melakukan apa yang kita perintahkan mulai dari yang sederhana sampai yang sulit. © Repetisi : Mintalah pasien untuk mengulangi apa yang kita ueapkan mulai dari kata hingga kalimat. © Menamai : Mintalah pasien untuk menyebutkan dengan cepat dan tepat nama objek yang kita tunjukkan, Membaca_ Menulis Penilaian daya ingat/memori dan konsentrasi ‘¢ Memori Segera : Minta pasien untuk mengulangi angka-angka yang disebutkan pemeriksa, dimulai dari 2 angka, kemudian 3 angka, dan seterusnya. Skor: orang dengan inteligensi rata-rata dapat dengan akurat mengulangi 5-7 angka tanpa kesulitan, © Memori Baru, jangka pendek : Sama dengan pemeriksaan orientasi. © Kemampuan mempelajari hal baru : Minta pasien menghafal 4 kata yang tidak berhubungan yang diucapkan pemeriksa (cokelat, jujur, mawar, lengan). Selang 5 menit kemudian minta pasien mengulang 4 kata tadi. ¢ Memori Visual :Minta pasien melihat pemeriksa menyembunyikan 5 benda kecil (misalnya pensil, kunci, koin, sisir, pisau) di sekitar pasien. Selang 5 menit kemudian pasien ditanyai benda apa yang disembunyikan dan dimana lokasinya. C. PEMERIKSAAN TANDA RANGSANG MENINGEAL 8 | Meminta pasien untuk tidur terlentang tanpa bantal, dengan posisi tungkai lurus rileks_ 9 | Meletakkan tangan Kiri pemeriksa di belakang kepala pasien dan tangan Kanan pemeriksa di dada pasien, lalu melakukan fleksi pada leher (kaku kuduk) dan menilai adanya tegangan pada otot leher 10 | Mengamati fle D mada sendi Iutut saat melakukan fleksi pada leher (Brudzinsky aT 12_| Melakukan penekanan pada zygomaticus dengan kedua ibu jari (Brudzinsky TID), 13_| Melakukan penckanan diatas simphysis pubis (Brudzinsky IV) 14 | Melakukan fleksi pada sendi panggul, dengan posisi tungkai lurus atau ekstensi (Laseque) y sider Pada orang nomal, subjek tidak merasakan nyeri dan tahanan hingga sudut 70°. Pada lansia sampai 60° Jika subjek merasakan nyeri menjalar dari bokong hingga ke tungkai sesuai dengan inervasi N.Ischiadicus sebelum mencapai 70° dikatakan laseque's test positif 15" | Melakukan fleksi pada sendi panggul membentuk sudut 90°, kemudian tungkai bawah dikstensian pada persendin tut (Rerms) oS Sa Kernig’s sign: negatif (= Normal, apabila ektensi lutut mencapai minimal 135°) positif (apabila tidak dapat mencapai 135°atau terdapat rasa nyeri) 16_| Melaporkan hasil pemeriksaan tanda rangsang meningeal D. SARAF KRANIALIS 7 Nervus Olfactorius (N. I) + Memberitahukan kepada pasien bahwa daya penciumannya akan diperiksa. + Melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada sumbatan atau kelainan pada rongga hidung dengan memakai senter + Meminta pasien untuk menutup mata dan menutup salah satu lubang hidung. + Meminta pasien untuk mencium bau-bauan tertentu (mis melalui lubang hidung yang terbuka. Meminta pasien menyebutkan jenis bau yang diciumnya. Pemeriksaan yang sama dilakukan juga untuk lubang hidung kontralateral. ve 7 nya: kopi, teh) Hasil: Normosmia Nervus Opticus (N.I) 18 Ketajaman penglihatan (visus) © Memberitahukan kepada pasien bahwa akan diperiksa daya penglihatannya. ‘© Memastikan bahwa pasien tidak mempunyai kelainan pada mata misalnya, katarak, jaringan parut atau kekeruhan pada kornea, peradangan pada mata (iritis, uveitis), glaukoma, korpus alienum. Pemeriksa berada pada jarak 1-6 meter dari pa ‘Meminta pasien untuk menutup mata sebelah sebelah kanan. © Meminta pasien untuk menyebutkan jumlah jari pemeriksa yang diperlihatkan kepadanya. © _Jika pasien tidak dapat menyebutkan jumlah jari dengen benar, maka pemeriksa menggunakan lambaian tangan dan meminta pasien menentukan arah gerakan tangan pemeriksa. ‘* _Jika pasien tidak dapat menentukan arah lambaian tangan, maka pemeriksa menggunakan cahaya lampu senter dan meminta pasien untuk menunjuk asal cahaya yang disorotkan ke arahnya. ‘* Menentukan visus pasien. ‘© Melakukan prosedur yang sama untuk mata sebelah kiri, Hasil: Normal: 6/6 Melihat jari: 6/60 Lambaian tangan: 1/300 Melihat sinar: /~ untuk memeriksa mata 19 ‘Lapangan pandang © Pasien diminta untuk menutup satu mata, kemudian menatap mata pemeriksa sisi lain. © Mata pemeriksa juga ditutup pada sisi yang lain, agar sesuai dengan lapang pandang pasien. ¢_Letakkan jari tangan pem a atau benda kecil pada lapang pandang pasien dari 8 arah. * Pasien diminta untuk menyatakan bila melihat benda tersebut. © Syarat pemeriksaan tentunya lapang pandang pemeriksa harus normal. | 20 | Tes buta warna Persepsi warna dengan buku Ishihara atau kertas warna Nervus Occulomotorius (N.IL1), Nervus Trochlearis (N.IV), Nervus Abducens (WV). 21 | Refleks cahaya langsung Menyorotkan cahaya ke arah pupil lalu mengamati ada tidaknya miosis dan mengamati apakah pelcbaran pupil segera terjadi ketika cahaya dialihkan dari pupil. 22 | Refleks cahaya tidak langsung Mengamati perubahan diameter pupil pada mata yang tidak disorot cahaya ketika ‘mata yang satunya mendapatkan sorotan cahaya langsung 23. | Kedudukan bola mata (simetrisitidak, strabismus (divergen/konvergen), enopthalmus, exopthalmus) 24 | Peosis Pemeriksa melihat apakah ada ptosis, yaitu kelopak mata yang menutup (atau boleh memberikan tahanan pada kelopak mata sambil meminta pasien membuka mata). 25. | Pergerakan bola mata dan penilaian nistagmus Meminta pasien menghadap ke depan. Pasien diminta melihat dan bola mata digerakkan mengikuti arah objek (pensil, dil) yang digerakkan oleh pemeriksa dengan arah huruf H Bisa sambil melihat ada nistagmus atau tidak, namun nistagmus hanya dinilaijika objek digerakkan ke kiri dan ke kanan maksimal 30°. lebih dari 30°, bisa terjadi nistagmus fisiologis a-tmtnencun, (Octo cept ce a) 26 | Pemeriksaan pupil Meminta pasien memandang lurus jauh ke depan. Ukur besar pupil pasien kiri dan kanan, Bentuk pupil, kesamaan ukuran (isokor) kiri dan kanan, posisi pupil. Hasil : Pupil bentuk bulat, tepi rata, isokor, diameter 3 mm, letak di tengah 27 Refleks akomodasi dan konvergensi: pasien diminta melihat jauh, kemudian ke tangan pemeriksa/pen light yang diletakkan 30 cm di depan hidung pasien, kemudian digerakkan ke arah nasal. Normal: kedua bola mata bergerak ke arah nasal dan pupil mi Nervus Trigeminus (N. V) Sensorik 28 Cabang oftalmik, maksilaris dan mandibularis © Meminta pasien untuk menutup mata © Melakukan pemeriksaan sensasi raba halus dengan kapas yang dipilin uujungnya pada daerah dahi, pipi, dan rahang bawah, ‘* Melakukan pemeriksaan sensasi nyeri dengan tusuk gigi pada daerah dahi, pipi, dan rahang bawah. * Melakukan pemeriksaan sensasi suhu dengan tabung reaksi yang diisi air hangat dan air dingin pada daerah dahi, pipi, dan rahang bawah. Hasil: Sensorik N.V baik Motor rik 29 Membuka mulut Pemeriksa mengamati apakah dagu tampak simetris dengan acuan gigi seri atas ddan bawah (epabila ada kelumpuhan, dagu akan terdorong ke arah lesi).. Hasil: Membuka mulut dapat dan dagu tampak simetris /tidak ada deviasi rahang 30 ‘Menggerakkan rahang © Pemeriksa memegang kedua sisi rahang kanan dan kiri. © Meminta pasien untuk menggerakkan rahangnya ke kanan dan ke kiri. Nila apakah sama kuat Hasil: Menggerakkan rahang dapat dan sama kuat 31 Menggigit © Meminta pasien untuk merapatkan gigi sekuat kuatnya. © Pemeriksa mengamati muskulus masseter dan muskulus temporalis (normal : kekuatan kontraksi sisi kanan dan kiri sama). Hasil: Kontraksi M.Masseter kanan kiri dan M.Temporalis kanan kiri sama kuat Nervus Faseialis (N. VII) 32 Fungsi motorik Raut muka Pemeriksa mengamati muka pasien bagian kiri dan kanan apakah simetris atau tidak. Hasil: Raut muka simetris 33 34 Fissura palpebrae Pemeriksa mengamati fissura palpebrae pasien bagian kiri dan kanan apakah simetris atau tidak. Hasil: Fissura palpebrae simetris Mengangkat alis Hasil: Mengangkat alis dapat dan simetris 35 ‘Mengerutkan dahi ‘Meminta pasien mengerutkan dahi, bagian yang lumpuh lipatannya tidak dalam. Hasil: Mengerutkan dahi dapat dan simetris 36 ‘Memejamkan mata (lagophthalmus) ‘Meminta pasien menutup mata dengan rapat, lalu pemeriksa mencoba membuka ‘dengan tangan. Hasil: Memejamkan mata dapat dan sama kuat 37 ‘Mencucukan bibir Hasil: Mencucukan bibir dapat dan simetris 38 ‘Menggembungkan pipi ‘Meminta pasien menggembungkan pipinya, lalu pemeriksa menckan pipi kiri dan kanan untuk mengamati apakah kekuatannya sama. Bila ada kelumpuhan maka angin akan keluar dari bagian yang lumpuh. Hasil: Menggembungkan pipi dapat dan sama kuat/tidak ada sisi yang bocor 39 ‘Menyeringai (menunjukkan gigi geligi) Meminta pasien untuk senyum dan menunjukkan gigi geliginya Hasil: Menyeringai dapat, sulcus nasolabialis simettis, tidak ada sudut mulut yang tertinggal 40 Chvostek’s sign Ketok di bagian depan telinga i kketokan dapat menyebabkan kontraksi otot yang disarafinya a Nervus Vestibulo-Cochlearis (N. VII) 4 ‘Tes Romberg Meminta pasien untuk berdiri tanpa alas kaki dengan kedua kaki berdekatan satu sama lain dengan mata terbuka. Biarkan pada pos in selama 30 detik, kemudian pasien menutup mata dan selama 30 detik. & R Bila pasien sudah hilang keseimbangan sebelum 30 detik, tes Romberg langsung dihentikan (tidak periu menunggu 30 detik). Demi keamanan pasien, dokter harus berada di sekitar pasien (dapat menghadap pasien atau di sisinya) dengan tangan direntangkan di kedua sisi pasien untuk ‘mendukung (tanpa menyentuh pasien). Interpretasi: Positif'= terjatuh saat menutup mata ‘Negatif = tidak terjatuh saat menutup mata a Tes Romberg yang dipertajam Pada tes ini minta pasien berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki ‘yang lainnya. Tumit kaki yang satu berada tepat di depan jari-jari kaki yang lainnya. Pasien kemudian diminta untuk melipat lengan di dada dan menutup matanya. Pasien orang normal mampu berdiri_ dalam_posisi ini selama 30 detik atau lebi. Interpretasi: Positif = tidak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih Negatif'= dapat berdiri selama 30 detik atau | lebih 3 | Tes pendengaran: Gesekan jari tangan Pemeriksa menggesekkan jarinya di sebelah telinga pasien. Tanyakan apakah pasien dapat mendengar suara gesekan jari pemeriksa tersebut Nervus Glossopharyngeus (N.IX) dan Nervus Vagus (N. X) 44_[Kualitas suara 45_| Disartria ‘Meminta pasien mengucapkan kata-kata, misalnya: "Ari 46 | Sengau lari di lorong-lorong lurus" Dapat juga dinilai langsung dari anamnesis. 47 | Menelan Pemeriksa menyentuh bagian samping kerongkongan, kemudian minta pasien untuk menelan. Pemeriksa juga menanyakan ke pasien apakah pasien dapan makan dengan baik, kalau makan keselek gak 48_| Mengejan 49 | Kedudukan palatum molle, arkus faring, uvul Saat istirahat dan kontraksi © Pasien diminta untuk membuka mulutnya, kemudian lihat kedudukan palatum molle, arkus faring, uvula © Pasien diminta untuk mengucapkan °s-2-2" panjang, kemudian lihat kedudukan palatum molle, arkus faring, uvula Hasil: Saat istirahat dan kontraksi, kedudukan palatum molle dan arcus faring simetris, uvula di tengah as Nervus Accesorius (N. XI) 50 | M. Sternocleidomastoideus inta menolehkan kepala dan pemeriksa menahannya untuk menilai tenaganya, pemeriksa sambil meraba M. Stemokleidomastoideus. Bila terdapat paralisis N. XI di sisi tersebut, maka akan teraba M. Sternokleidomastoideus itu tidak menegang. nya: pemeriksa suruh pasien menoleh ke kanan. Gerakan ini pemeriksa tahan dengan tangan pemeriksa yang, ditempatkan di dagu kanan pasien, tangan pemeriksa yang satu lagi meraba M. Sternokleidomastoideus kiri. © Lakukan pada sisi yang satu I © Hasil: Konraksi M. Sternokleidomastoi dan sama kuat 31 | M. Trapezius Perhatikan keadaan otot ini dalam keadaan istirahat dan bergerak. Apaka ada atrofi atau fasikulasi? Bagaimana kontur otot? Bagaimana posisi bahu, apakah ada sisi yang lebih rendah? ‘Tenaga otot diperiksa dengan menempatkan tangan pemeriksa di atas bahu pasien. Kemudian pasien disuruh mengangkat bahunya dan pemeriksa tahan. Dengan demikian pemeriksa dapat menilai kekuatan otot dan membandingkan kekuatan otot kanan dan kiri. Konraksi M. Trapezius kanan kiri baik dan sama kuat Nervus Hipoglossus (N. XII) 52, | Kedudukan lidah Saat di dalam mulut dan dijulurkan © Meminta pasien membuka mulut dan melakukan inspeksi lidah dalam keadaan diam, bila ada kelumpuhan lidah tidak simetris, tertarik ke sisi yang sehat. ¢ Meminta pasien menjulurkan lidah dan melakukan inspeksi fidah dalam keadaan dijulurkan, bila ada kelumpuhan N. XII lidah akan berdeviasi ke sisi yang sakit. 53_| Atrofi papil lidah 54 [Tremor lidah 33_| Fasikulast 36 | Pergerakan lidah Untuk menilai tenaga lidah, pemeriksa meminta pasien menggerakkan lidahnya ke segala jurusan dan pethatikan kekutan geraknya, Kemudian minta pasien menekankan lidahnya ke pipi kiri dan pipi kanan, kemudian nilai kekuatannya dengan menekankan jari pemeriksa pada pipi sebelah luar Hasil: pergerakan lidah baik dan sama kuat E. MOTORIK 57 | Inspeksi: postur, habitus, gerakan involunter Habitus dinilai saat pasien masuk ke ruang periksa/ saat pindah dari tempat anamnesis ke bed periksa 38 | Trofi (Lengan, tungkai) > Dilakukan berbaring di bed periksa Pethatikan besarnya otot. Bandingkan otot sebelah kanan dengan kiri, Perhatikan mulai dari lengan atas, bawah, tangan; tungkai atas, bawah, kaki. Diutamakan melihat otot Tenar dan hipotenar ( telapak tangan) dan M. Tibialis anterior 39 | Tonus (Lengan, tungkai) Dilakukan berbaring di bed periksa ae Pasien disuruh mengistirahatkan ototnya. Kemudian otot dipalpasi untuk menilai tonus ototnya. 60 | Aktif Dilakukan berbaring di bed periksa Bagian dari ekstremitas kita gerakkan pada persendiannya. Gerakan dibuat bervariasi, mula-mula cepat kemudian lambat, cepat, lebih lambat dan seterusnya. Sambil menggerakkan kita nilai tahanannya. Bandingkan bagian - bagian yang simetris (kanan dan kiri) 61 | Kekuatan (lengan atas,lengan bawah, tangan, tungkai atas, tungkai bawah, kaki) > Dilakukan berbaring di bed periksa Pada pemeriksean ini kita nilai kekuatan otot. Dapat dengan 2 cara: 1. Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas dan kita menahan gerakan ini, atau 2. Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia disuruh menahan Lakukan secara berurutan mulai dari lengan atas,lengan bawah, tangan,jari tangan, tungkai atas, tungkai bawah, kaki, jari kaki, Bandingkan sebelah kanan dan kirinya setiap bagian ekstremitas. Kekuatan otot dinyatakan menggunakan angka 0-5 (0 berarti lumpuh sama sekali, 5 berarti normal) 0: Tidak didapatkan sedikitpun kontraks! otot ; lumpuh total 1: Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut) dapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gravitasi Dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi 4: Disamping dapat melawan gravitasi, ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang diberikan 5: Tidak ada kelumpuhan (normal) Refleks Fisiologis: (Dilakukan berbaring di bed periksa) 62 | Biceps Lengan pasien di semifleksikan (135°) . Pemeriksa menempatkan ibu jari pemeriksa di atas tendon otot biseps. Ibu jari kemudian diketok. Hal ini mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah. 63 | Triceps Lengan pasien di semifleksikan (90 - 135*). Ketok pada tendon insersi M. Triseps yang berada sedikit di atas olekranon. 64 | Pergelangan (brakhioradialis) Lengan bawah difleksikan dan dipronasikan sedikit. Kemudian diketok pada proce. stiloideus radius. 65 | Patella ‘Tungkai difleksikan dan digantungkan. Kemudian diketok pada tendon M. Kuadriseps femoris, di bawah atau di atas patella (biasanya di bawah patella) Mata pemeriksa melihat ke M. Kuadriseps femoris 66 | Achilles ‘Tungkai bawah difleksikan sedikit, kemudian kita pegang kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki. Setelah itu, ketok tendon achilles. Mata pemeriksa melihat ke M. Gastrocnemius “A q | te Refleks Patologis: 67 | Hoffman-Tromner | Tangan pasien kita pegang pada pergelangan dan jari-jarinya disuruh fleksi | ringan. Jari tengah pasien kita jepit di antara telunjuk dan jari tengah kita, Dengan ibu jari kita "gores-kuat” (nap) ujung jari tengah pasien. Pertama snap ke arah bawah (Hoffinan), kemudian snap ke arah atas (Tromner) 68 Babinski Menggores dengan menggunakan benda yang agak runcing (misalnya ujung hammer). Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai dari tumit menuju pangkal jar 69 | Chaddock Rangsang diberikan dengan menggoreskan bagian lateral maleollus 70 | Schaefer Memencet (mencubit) tendon Achilles 71 | Gordon Memencet (meneubit) M. Gastrocnemius (otot betis) 72 | Oppenheim z ‘Mengurut dengan kuat tibia dari atas ke bawah (distal) B Klonus paha Klonus ini dibangkitkan dengan meregangkan otot kuadriseps femoris. Tangan kiri pemeriksa memegang bagian atas patella pasien, tangan kanan melakukan fiksasi ringan di bawah patella. Kemudian tangan kiri pemeriksa mendorong dengan kejutan (dengan cepat) ke arah distal. Pada pemeriksaan ini tungkai harus diekstensikan dan dilemaskan. Mata lihat ke M. Kuadriseps femoris. Jika +, ada kontraksi ritmik M. Kuadriseps femoris 74 Klonus kaki Pemeriksa menempatkan tangannya di telapak kaki pasien, kemudian telapak kaki ini didorong dengan cepat (dikejutkan) sehingga terjadi dorso fleksi sambil seterusnya diberikan tahanan ringan. Hal ini mengakibatkan teregangnya otot betis. Mata lihat ke M. Gastrocnemius. Jika +, ada kontraksi ritmik M. Gastrocnemius Refleks Primitif: (Minta pasien untuk duduk dengan santai di sisi bed) 75. | Snout Reflex Stimulasi pasien dengan melakukan perkusi pada bibir atas Refleks (+) bila bibir seperti mencucu 76 | Rooting reflex Stimulasi pasien dengan memberikan sentuhan pada ujung bibir Refleks (+) bila bibir bergerak ke erah ujung bibir yang disentuh seperti ingin menyusu 77 | Grasp reflex (refleks genggam) Menggoreskan telapak tangan pasien atau menempatkan jari pemeriksa pada telapak tangan pasien Refleks (+) jika tangan pasien mengepal Normal pada bayi sampai usia kira-kira 4 bulan. Pada orang normal, bila telapak tangan digores kita tidak mendapatkan gerakan fleksi jari-jari atau kadang-kadang hanya terjadi fleksi rin; Dalam keadaan patologis, penggoresan telapak tangan mengakibatkan tangan digenggamkan, dan menggenggam alat yang digunakan sebagai penggores. ry 78 | Glabela Pukulan singkat pada glabela atau sekitar daerah supraorbitalis Reflcks (+) bila terdapat kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli Pada lesi perifer nervus fasialis, refleks ini berkurang atau negatif, sedangkan pada sindrom parkinson refleks ini sering meningkat 79 | Palmomental Gores ujung gagang palu pada kulit telapak tangan bagian tenar (dari arah dekat pergelangan tangan sampai ke basis ibu jeri. Mata pemeriksa sambil melihat ke M. Mentale inferior dan orbikularis oris ipsilateral Refleks (+) bila terdapat Kontraksi pada M. Mentale inferior dan orbikularis oris ipsilateral F. SENSORIK. ‘Ekseroseptif (Lakukan pada ekstremitas saja mulai dari lengan atas, bawah, tangan; tungkai atas, bawah, kaki, Bandingkan kanan dan kiri, kemudian juga bandingkan bagian atas dan bawah misalnya bandingkan lengan atas dan lengan bawah) 80 | Sensasi nyeri ‘Bisa menggunakan benda dengan ujung yang tajam dan yang tumpul, Misalnya tusuk gigi atau jarum pentul. B1_| Sensasi raba halus Bisa menggunakan kapas atau kertas, dan ujungnya diusahakan sekecil mungkin, Hindarin adanya tekanan atau pembangkitan rasa nyeri. 82 | Sensasi suhu Bisa menggunakan tabung reaksi yang diisi air panas dan air dingin. Proprioseptif, 83. | Sensasi diskriminatif (stereognosis) Stereognosis: Pasien disuruh menutup matanya, diberikan kepadanya benda-benda dari berbagai bentuk dan ditanyakan bentuk apa dari benda yang dirabanya itu (misal: pen, koin, kunci, dll) Diskriminasi dua titik: Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan ber-variasi. Jarak kedua titik sudah ditentukan tergantung bagian tubuh yang mau diperiksa: (cukup periksa di daerah yang sesuai dengan keluhan) Ujung jari tangan: 2-4 mm. Telapak tangan: 8-12 mm Dorsum manus: 20-30 mm Dorsum pedis: 40 mm Pemeriksa dapat menggunakan paper clip yang dibentuk seperti huruf "V". Pada area yang diperiksa, pemeriksa menanyakan ke pasien apakah ini dua titik atau satu titik 84 | Posisi Mata pasien tertutup, pasien dalam posisi duduk. Jari-jari pasien harus dalam keadaan relaksasi dan digerakkan secara pasif oleh pemeriksa, dengan sentuhan seringan mungkin. Jari yang diperiksa harus "dipisahkan" dari jari-jari sebelak kiri/kanannya sehingga tidak bersentuhan. Pemeriksa menggerakkan jari tersebut ke atas dan ke | bawah dan berhenti ke salah satu arah, misalnya berhenti saat jari ke arah bawah. Lalu pemeriksa menanyakan posisi jari ke pasien apakah ke alas atau ke bawah G. KOORDINASI 85 | Inspeksi cara berjalan: habitus Mintalah pasien berjalan searah garis lurus dengan mata terbuka dan tertutup. Perhatikan panjang langkahnya dan lebar jarak kedua telapak kakinya. Nilai apakah tampak kelainan gait/gaya berjalan 86 | Shallow knee bend Pasien diminta untuk berdiri dengan posisi kedua tangan direntangkan ke depan | dengan kaki selebar bahu. Perlahan-lahan lutut ditekuk sehingga posisi berubah menjadi setengah jongkok | Pastikan lutut tidak bergerak di depan jari-jari kaki Pasien kemudian diminta untuk merendahican posisi sekitar 15 em dengan posisi tumit tetap di lantai Pasien lalu diminta untuk kembali ke posisi semula secara perlahan-lahan 87 | Telunjuk-hidung Pasien duduk di sisi bed Dengan mata terbuka, mintalah pasien menyentuh ujung hidungnya dengan jari telunjuknya dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan yang cepat, kemudian gerakan tersebut dilakukan sambil menutup mata. atau pasien disuruh menunjuk telunjuk pemeriksa, kemudian menunjuk hhidungnya, berulang-ulang dengan mata tetap terbuka 88 | Tumit — futut Pasien berbaring dengan kedua tungkai diluruskan, kemudian pasien disuruh ‘mengangkat satu tungkai tinggi-tinggi kemudian menempatkan tumitnya pada lutut kaki yang lain, kemudian meluncurkan kakinya ke bawah sampai ke ibu jari kaki yang lainnya. Awalnya gerakan dilakukan dengan mata terbuka, gerakan dilakukan semakin cepat, kemudian lakukan dengan mata tertutup 89 | Tes untuk disdiadokokinesis Pasien diminta menggerakkan kedua tangannya bergantian, pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam Mintalah pasien melakukan gerakan tersebut secepat mungkin, baik dengan mata terbuka maupun dengan mata terututup H. TULANG BELAKANG 90 Inspeksi saat istirahat Baju pasien harus terbuka Lihat apakah ada kifosis, lordosis, skoliosis, dan gibus 1 Inspeksi saat bergerak Telah dilakukan pada saat pasien datang, dlihat keadaan berjalannya, apakah jalan memakai bantuan tongkat atau tidak Pasien disuruh berjalan, kemudian lihat apakah ada kifosis, lordosis, dan skoliosis 92 Perkusi Pasien posisi duduk, dilakukan perkusi tulang belakang dengan ketok prosesus spinosus mulai dari C7 sampai sakrum . Beritahu pasien untuk bilang ke pemeriksa jika terasa ada nyeri 93 luduk, dilakukan palpasi tulang belakang pada prosesus spinosus C7. Lihat apakah ada tenderness (trigger point), nyer tekan, tonjolan atau teraba spasme otot pada tulang belakang dan juga disekitar tulang belakang. 94 Deteksi nyeri akibat tekanan vertikal/ tes Lehrmitte Pasien duduk di bangku. Pemeriksa berada di belakang pasien, kemudian dengan kedua tangan menekan kepala pasien selama 20 detik. Penekanan kepala pasien kira-kira seberat beban 20 kg. Tanyakan pada pasien apakah terasa nyeri pada Ieher belakang, bahu dan lengan pasien. 95 Normal 90°, pada pasien non obese fleksi dapat sampai menyentuh di bawah lutut. 96 ‘Meletakkan tumit kaki yang diperiksa di atas lutut kaki Kontralateral kemudian melakukan eksorotasi sendi panggul dan menilai adanya nyeri (Tes Patriek) 97 Melakukan fleksi kaki yang diperiksa dan endorotasi menilai adanya nyeri (Tes kontra-Patrick) I._ SYSTEM SARAF TEPI 98 Tinel’s sign: ‘Pada kaki: pengetukan pada Ntibia posterior yang terletak pada pergelangan kaki bagian medial dan kaki dalam posisi dorsofleksi. Tinel sign positifjika, terdapat nyeri atau rasa kesemutan pada telapak kaki dalam waktu 5-10 detik. 99 Phalen’s maneuver: fleksi penuh kedua pergelangan tangan selama 60 detik. Nilai apakah ada rasa kebas pada daerah digiti LILI, dan sebagian digiti IV. 100 Dorsoflexion eversion test: Kaki berada pada posisi dorsofleksi dan eversi sehingga terjadi pemanjangan pada metatarsophalangeal sendi (MTP), apabila postif akan terasa nyeri pada bagian tumit. lakukan tetapi tidak benar. lakukan dengan benar.

You might also like