You are on page 1of 3

Pengkajian dan Pemeriksaan Antenatal

Riana Khairunnisa (1906400444), Praktikum Keperawatan Maternitas F

Pemeriksaan antenatal atau antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan yang


dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional. Secara umum, hal-hal yang dilakukan pada
pemeriksaan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu dan janin, pemberian informasi
seputar kehamilan, dan konsultasi antara ibu hamil dan tenaga kesehatan. Tujuan pokok dari
pemeriksaan antenatal antara lain untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu
hamil agar dapat menghadapi persalinan, nifas, dan mempersiapkan pemberian ASI eksklusif.
Secara lebih merinci, tujuan dari pemeriksaan antenatal yakni untuk: (1) mendukung
penyesuaian psikologis terhadap kehamilan, persalinan, breastfeeding, dan peran menjadi
orang tua baru, (2) meningkatkan kesadaran terhadap aspek sosial dan psikologis dari
childbearing atau kelahiran anak beserta pengaruhnya pada keluarga, (3) memantau proses
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin, (4) mengidentifikasi adanya masalah
pada kehamilan dan melakukan penanganan/rujukan sesuai kebutuhan, (5) memberikan
informasi-informasi yang penting bagi ibu hamil, dan (6) mendorong peran keluarga dalam
mendukung proses kehamilan ibu.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan sesegera mungkin setelah status kehamilan


diketahui. Pada kunjungan awal, perawat biasanya akan melakukan history taking atau
wawancara untuk mengkaji masalah-masalah obstetrik atau medis di masa lalu dan/atau
sekarang untuk mendeteksi adanya faktor risiko penyakit pada ibu hamil dan janin. Berikut
adalah aspek-aspek yang dikaji.

a) Periode menstruasi normal terakhir → apakah selama ini klien memiliki siklus normal
yang teratur? Kapan terakhir kali klien mengalami periode mens yang normal?
b) Riwayat obstetrik masa lalu → berapa jumlah kehamilan, jumlah persalinan, jumlah anak
yang dimiliki saat ini, kondisi kehamilan sebelumnya (apakah baik atau ada masalah), jenis
persalinan sebelumnya (apakah normal atau caesar)
c) Riwayat medis/kesehatan → apakah klien memiliki kondisi medis tertentu (misalnya
diabetes, epilepsi, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit katup jantung, atau TBC)
d) Family planning → bagaimana rencana klien tentang jumlah anak yang akan dimiliki ke
depannya
Berikutnya, terdapat beberapa pemeriksaan yang penting untuk dilakukan terhadap ibu
hamil (WHO, 2002).

a) Pemeriksaan tekanan darah → tekanan darah umumnya diperiksa pada setiap kunjungan
pemeriksaan kehamilan, untuk mengetahui adanya indikasi hipertensi pada ibu hamil
b) Urinalisis → dilakukan untuk skrining terhadap bakteriuria asimtomatik (kondisi
ditemukannya jumlah bakteri yang tinggi pada urine, yakni lebih dari 100.000 koloni/ml).
Kemudian pada pertemuan berikutnya, urinalisis dilakukan untuk mengetahui adanya
protein dalam urin atau disebut dengan proteinuria
c) Pemeriksaan berat badan → dianjurkan untuk dilakukan pada setiap kunjungan
pemeriksaan kehamian
d) Pemeriksaan tinggi fundus → berdasarkan beberapa studi, tinggi fundus dikatakan dapat
memprediksi low birth weight. Pengukuran dilakukan dari ujung simfisis pubis ke fundus
e) Palpasi abdomen
f) Fetal heart/fetal movements → menanyakan tentang pergerakan janin yang dirasakan klien
pada setiap kunjungan. Pada beberapa kasus, pergerakan janin baru dapat dirasakan saat
usia kehamilan menginjak 16 minggu. Menurut beberapa studi, perhitungan pergerakan
janin dapat menjadi ukuran dari kesehatan/well-being janin
g) Pemeriksaan ekstremitas bawah → dilakukan untuk mengevaluasi adanya varises pada
kaki
h) Blood test/pemeriksaan darah → melakukan pemeriksaan kadar Hb (hemoglobin) minimal
1x saat kehamilan, dan disarankan dilakukan pada saat usia kehamilan 32 minggu saat
hemodinamik berada di puncak.
i) Pemeriksaan rhesus → pemeriksaan rhesus factor dan antibodi. Jika hasil rhesus negatif,
maka disiapkan untuk diberikan anti-D
j) Ultrasound scans → dilakukan untuk mendapatkan gambaran/visualisasi mengenai
kondisi kesehatan janin. Secara lebih rinci, USG dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah janin masih hidup, memperkirakan usia gestasi janin, mengamati pola
pertumbuhan janin, melihat lokasi plasenta, memastikan adanya multiple pregnancy,
mengevaluasi volume cairan amnion untuk melihat adanya polihidramnion atau
oligohidramnion, dan mengkonfirmasi posisi janin. USG juga dapat dilakukan untuk
memperkirakan adanya malformasi pada janin. Untuk melihat ada/tidaknya malformasi,
USG disarankan untuk dilakukan mulai dari usia gestasi 18 minggu
k) Non-stress cardiotocography → merupakan pemeriksaan tambahan bagi janin pada
kehamilan berisiko tinggi (high risk pregnancies)

Selain pemeriksaan fisik/fisiologis, perlu juga dilakukan pemeriksaan/pengkajian


terhadap aspek psikologis ibu hamil. Pengkajian ini dapat dilakukan menggunakan instrumen
Antenatal Psychological Health Assessment (ALPHA). Komponen-komponen yang dikaji
dalam ALPHA meliputi faktor keluarga (dukungan sosial, adanya event yang menyebabkan
stress akhir-akhir ini, hubungan dengan pasangan), faktor maternal (kunjungan perinatal
pertama pada trimester ketiga, perinatal education, perasaan yang dirasakan setelah menginjak
usia kehamilan 30 minggu, hubungan dengan orang tua di masa kecil, self-esteem, riwayat
masalah emosional/psikiatrik, adanya depresi pada kehamilan), substance use
(penyalahgunaan narkoba), kekerasan pada keluarga (apakah pernah menjadi korban kekerasan
fisik/emosional/seksual, apakah saat ini mengalami kekerasan, apakah dulu pernah menjadi
korban kekerasan saat kecil, child discipline).

Demikian penjabaran tentang pengkajian dan pemeriksaan antenatal. Kesimpulannya,


pemeriksaan antenatal merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk dilakukan oleh ibu
hamil, yang tujuan utamanya yakni untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta
kesejahteraan ibu hamil maupun janin. Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan sesegera
mungkin setelah klien mengetahui status kehamilannya. Pemeriksaan yang vital untuk
dilakukan meliputi pemeriksaan TD, urinalisis, pemeriksaan BB, pemeriksaan tinggi fundus,
palpasi abdomen, pemeriksaan fetal heart/fetal movements, pemeriksaan ekstremitas bawah,
blood test, pemeriksaan rhesus, USG, dan non-stress cardiotography.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas


Kesehatan. Retrieved from: https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-
kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan.

COI/Department of Health. (2009). The Pregnancy Book. National Health Service.

World Health Organization. (2002). Essential Antenatal, Perinatal, and Postpartum Care.
Copenhagen.

You might also like