You are on page 1of 20

RANGKUMAN MATERI

BAB II
SIKLUS AKUNTANSI

Siklus Akuntansi adalah proses berjenjang untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan


merekam peristiwa akuntansi perusahaan. Rangkaian langkah dimulai ketika transaksi terjadi dan
diakhiri dengan penyertaannya dalam laporan keuangan. Catatan akuntansi tambahan mungkin akan
digunakan selama siklus akuntansi terjadi, termasuk input catatan di buku besar dan neraca saldo.
Kapan waktu siklus akuntansi berlangsung? Siklus akuntansi dimulai dan selesai dalam
periode akuntansi, waktu di mana laporan keuangan disusun. Dalam konsep akuntansi, periode
akuntansi bervariasi dan bergantung pada berbagai faktor. Namun, jenis periode akuntansi yang
paling umum adalah periode tahunan. Selama siklus ini berlangsung, banyak transaksi terjadi dan
dicatat. Pada akhir tahun, laporan keuangan umumnya disiapkan. Entitas publik wajib menyerahkan
laporan keuangan pada tanggal tertentu.

2.1 TRANSAKSI
Pengertian transaksi secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak
organisasi maupun individu yang mampu melahirkan perubahan atas harta atau finansial yang
dimilikinya. Dalam suatu perusahaan atau bisnis, setiap bentuk kegiatan transaksi akan selalu
dikerjakan dalam administrasi transaksi. Dalam hal ini, administrasi transaksi adalah aktivitas
mencatat perubahan keuangan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode tertentu.

Pengertian Transaksi Berdasarkan Para Ahli


 Mursyidi
Mursyidi mengatakan bahwa pengertian transaksi adalah suatu bentuk kejadian dalam dunia
bisnis dan tidak hanya mencakup proses jual-beli atau penerimaan dan pembayaran saja, tapi
juga akan berimbas pada kehilangan, arus, kebakaran dan kejadian lainnya yang bisa diukur
dengan uang.
 Sunarto Zulkifli
Sunarto Zulkifli berpendapat bahwa pengertian transaksi adalah suatu kegiatan finansial atau
ekonomi yang melibatkan minimal 2 pihak yang akan melakukan pertukaran, pinjam-meminjam
atas dasar kesengajaan, melibatkan diri dalam suatu perserikatan usaha, dll.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

1
Dilansir dari laman resmi KBBI, transaksi adalah bentuk persetujuan jual beli dalam kegiatan
perdagangan antar pihak pembeli dan juga pihak penjual.

Jadi, pada dasarnya pengertian transaksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
yang melahirkan perubahan atas harta atau finansialnya, baik itu berkurang ataupun bertambah.
Transaksi harus bias diukur secara wajar agar bisa terjadi. Berbagai bisnis apapun yang tidak bias
diukur tidak akan dianggap sebagai suatu transaksi karena di dalamnya tidak mampu merekam
peristiwa berdasarkan perkiraan murninya.

Jenis-Jenis Transaksi
1. Transaksi Internal
Transaksi internal adalah jenis transaksi ekonomi yang melibatkan divisi-divisi yang berada dalam
suatu perusahaan yang akan melahirkan perubahan kondisi ekonomi perusahaan tersebut.
Beberapa contohnya adalah memo dari atasan pada mereka yang diberi perintah, perubahan
nilai financial karena penyusutan, dan pemanfaatan perlengkapan kantor oleh berbagai divisi.
2. Transaksi Eksternal
Transaksi eksternal adalah suatu jenis transaksi yang melibatkan pihak luar perusahaan dan akan
melahirkan perubahan kondisi finansial perusahaan. Contohnya adalah kegiatan transaksi
penjualan dengan pihak lain, transaksi pembelian dengan pihak lain, dan proses pembayaran
utang piutang.

Alat Bukti Transaksi


Bukti transaksi memulai proses siklus akuntnsi. Bukti transaksi sendiri adalah seperangkat
dokumen yang berisikan rincian transaksi keuangan. Jika tidak ada transaksi keuangan, tidak akan
ada bukti transaksi yang perlu dilacak. Transaksi dapat mencakup pembayaran utang, setiap
pembelian atau akuisisi aset, pendapatan penjualan, atau biaya apa pun yang telah terjadi.

Berikut ini adalah bukti transaksi yang harus digunakan oleh perusahaan :
1. Bukti Transaksi Internal
Alat bukti transaksi internal ini berbentuk memo internal yang diberikan oleh atasan pada kolega
atau bawahannya. Artinya, alat bukti internal ini merupakan bukti transaksi yang terjadi di
lingkungan perusahaan.

2
2. Bukti Transaksi Eksternal
Alat bukti transaksi eksternal adalah alat bukti pencatatan atas setiap transaksi yang dilakukan
dengan pihak luar. Beberapa alat bukti transaksi eksternal tersebut adalah Faktur, Kuitansi, Nota
Debit, Cek, Rekening Koran, Bilyet Giro, Bukti Setoran Bank, Bukti Kas Masuk dan Keluar, dan
Bukti Memorandum.

2.2 SIKLUS AKUNTANSI MANUAL


merupakan suatu pencatatan informasi yang menggunakan sistem manual yang
mengandalkan tenaga manusia tanpa adanya teknologi komputer. Secara manual tujuan mencatat
transaksi keuangan adalah agar nantinya perusahaan dapat mengetahui laba rugi usaha mereka.
Fokus sistem akuntansi yang murni manual adalah pencatatan transaksi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca.
Sistem akuntansi manual prosesnya dilakukan berdasarkan siklus akuntansi keuangan. Proses
dokumen dan pencatatan dilakukan secara periodik, bisa satu bulan sekali, satu semester atau satu
tahun sekali yang disusun dalam neraca saldo. Semua proses sistem akuntansi meliputi beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
2. Pengaturan data
3. Tata cara pelaksanaan
4. Pengendalian

Berikut adalah gambaran mengenai siklus akuntansi manual :

Berikut Adalah Penjelasan Siklus Akuntansi Berdasarkan Ilustrasi di Atas :


1. Bukti Transaksi
Bukti transaksi memulai proses siklus akuntnsi. Bukti transaksi sendiri adalah seperangkat
dokumen yang berisikan rincian transaksi keuangan. Jika tidak ada transaksi keuangan, tidak akan

3
ada bukti transaksi yang perlu dilacak. Transaksi dapat mencakup pembayaran utang, setiap
pembelian atau akuisisi aset, pendapatan penjualan, atau biaya apa pun yang telah terjadi.
2. Jurnal
Setelah transaksi sudah terjadi dan bukti transaksi sudah tersedia, langkah selanjutnya adalah
mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal perusahaan dalam urutan kronologis. Perlu
diperhatikan, dalam mendebit dan mengkredit akun harus selalu seimbang.
3. Buku Besar
Entri jurnal kemudian diposting ke dalam buku besar di mana ringkasan semua transaksi ke
masing-masing akun dapat dilihat.
4. Neraca Saldo
Entri jurnal kemudian diposting ke dalam buku besar di mana ringkasan semua transaksi ke
masing-masing akun dapat dilihat.
5. Jurnal Penyesuaian
Pada akhir periode akuntansi perusahaan, jurnal penyesuaian harus diposting ke akun-akun
tertentu pada akhir periode akuntansi agar sesuai dengan kondisi sebenarnya berdasarkan
akuntansi akrual sehingga perusahaan dapat membuat laporan keuangan dengan tepat.
6. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang disusun
menggunakan saldo yang sudah benar.
7. Jurnal Penutup
Pada saat jurnal penutupan tersebut di-posting, semua akun nominal saldonya menjadi nol dan
sudah siap digunakan untuk mencatat transaksi berjalan pada awal periode berikutnya. Perlu
diingat, dalam siklus ini tidak selalu sama alurnya. Misalnya siklus akuntansi dagang dan jasa,
pasti sedikit berbeda. Namun secara keseluruhan alurnya hampir sama.

2.3 SIKLUS AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER


Komputerisasi akuntansi adalah sebuah sistem akuntansi dimana komputer sebagai teknologi
untuk menjalankan aplikasi yang digunakan dalam mengolah transaksi akuntansi dan sekaligus untuk
menghasilkan laporan keuangan dalam sebuah perusahaan.
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit.
Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan hanya
dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan untuk hal ini
membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem
komputerisasian memang jelas mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan

4
(speed), ketelitian (accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat
diandalkan karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik (microsecond).
Perkembangan chip terakhir telah memungkinkan kecepatan dalam seperbilliun detik (nanosecond)
atau bahkan dalam sepertrilliun detik (picosecond). Dengan kecepatan ini suatu transaksi dapat
diproses dalam seketika.
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Walaupun dengan
penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi manjadi tidak ada lagi, konsep yang
dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh
komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi manual. Oleh karena itu,
dalam sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu dicatat
bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang dapat diganti dengan
komputer adalah proses pengolahan datanya.

Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa (1) proses pengumpulan data-data transaksi,
setelah data-data transaksi diperoleh maka (2) data transaksi tersebut
diinput/dipindahkan/disimpan pada komputer. Selanjutnya setelah data dipindahkan pada
komputer (3) data diposting sama halnya seperti kegiatan posting buku besar dalam sistem manual.
Data yang telah diposting tersebut kemudian (4) dilakukan proses perhitungan secara komputerisasi
untuk menghasilkan laporan keuangan. Setelah proses perhitungan selesai maka (5) kita bisa
mengetahui informasi mengenai Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan yang lainnya. Dan

5
yang terakhir (6) informasi keuangan yang dihasilkan tersebut berguna untuk kegiatan operasional
perusahaan.
Ada tiga aspek dasar dalam pemrosesan data secara komputer diantaranya :
a. Perangkat keras (Hardware)
b. Perangkat lunak (Software)
c. Pelaksana (Brainware)

Dalam sistem akuntansi yang terkomputerisasi ada beberapa pelaku sistem yaitu :
1) Analisis sistem adalah personalia yang merancang sistem berdasarkan kebutuhan – kebutuhan
informasi.
2) Programmer adalah orang yang menulis instruksi untuk komputer.
3) Operator adalah orang yang menjalankan komputer.

Dalam lingkup perusahaan besar, akuntansi bekerja sama dengan analis sistem untuk
memastikan bahwa sistem pemrosesan data akuntansi dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik
para pengguna informasi keuangan. Sedangkan dalam lingkup perusahaan kecil biasanya tidak
memiliki analis sehingga untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maka manajemen bekerja sama
dengan kantor akuntan publik.
Pengelolaan sistem akuntansi dengan menggunakan komputer perlu dilakukan secara
mendalam dari keamanan data dan penyaringan orang – orang didalam organisasi yang mendapat
akses ke dalam sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Sistem akuntansi terkomputerisasi
dibedakan menjadi dua jenis :
1) Sistem akuntansi terkomputerisasi tradisional. Dalam sistem ini cirinya adalah masih ada buku
besar piutang, persediaan, gaji dan upah, penyusutan dan lainnya yang harus dicatat dan diproses
secara tepat untuk menyajikan laporan keuangan yang benar.
2) Sistem akuntansi terkomputerisasi berdasarkan database. Sistem ini mengintegrasikan seluruh
akun menjadi satu dan disimpan pada alat penyimpanan akses langsung. Database dirancang
secara tepat dan memungkinkan pemakai yang berbeda dari informasi yang sama tidak perlu
menyelenggarakan files yang terpisah dan mengulang kegiatan.

BAB III
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

6
Tujuan sistem informasi dan kebutuhan informasi yang didefinisikan secara jelas adalah salah
satu kunci untuk suksesnya sistem informasi. Suatu sistem dengan tujuan tertentu akan
menyelesaikan lebih banyak untuk suatu organisasi, daripada sistem tanpa tujuan, sedikit tujuan,
atau tujuan yang ambisius (Calliueot and Lapayre, 1992). Calliueot and Lapayre (1992) menyatakan
bahwa penciptaan suatu informasi efektif membutuhkan suatu pengorganisasian untuk
mengembangkan sejumlah sistem-sistem pendukung.
. Secara umum ada dua filosofi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem informasi
organisasi, yaitu dipandang sebagai senjata pertahanan taktik dan senjata ofensif strategik.
Kebijakan sistem informasi proaktif mengakui penerapan teknologi informasi, seperti
telekomunikasi, komputer, electronic mail, computer-integrated manufacturing, teleshopping,
teleconference, multifunctional workstations secara terintegrasi.

3.1 TEKNIK SISTEM DOKUMENTASI


3.1.1 Teknik Sistem
Teknik system akuntansi berawal dari siklus akuntansi sesuai dengan bidang dan unit kegiatan
perusahaan. Siklus akuntansi terdiri dari dua bagian yaitu pencatatan dan pelaporan. Siklus
akuntansi perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan dagang, pada perusahaan dagang melalui
jurnal khusus dan buku besar pembantu. Tahap pencatatan dan pelaporan memerlukan tahap dalam
siklus akuntansi sebagai berikut :

1. Tahap pencatatan, dalam tahap ini yang dilakukan adalah :


a. Melakukan transaksi
b. Mencatat transaksi dalam jurnal

7
c. Memindah bukukan (posting) transaksi kedalam buku besar
2. Tahap pelaporan
a. Menyiapkan neraca saldo atas akun – akun dibuku besar.
b. Mencatat jurnal penyesuaian.
c. Menyiapkan laporan keuangan.
d. Menutup akun nominal
e. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan untuk memastikan kesamaan atau
keseimbangan debit dan kredit setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting.

3.1.2 Dokumentasi
Semua pencatatan harus ada bukti yang jelas sebagai sumber bukti pencatatan selama proses
penyusunan laporan keuangan yang berasal dari pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Sebagian dokumen merupakan hasil dari pemrosesan transaksi.
3.1.3 Sumber Bukti Transaksi
Dokumen – dokumen yang digunakan sebagai pendukung menyusun informasi ekonomi
perusahaan antara lain :
a. Bukti kas masuk
b. Bukti kas keluar
c. Memo
Sebuah dokumen menyediakan bukti dari peristiwa ekonomi dan dapat digunakan untuk
memulai pemrosesan transaksi. Ada tiga jenis dokumen yaitu dokumen sumber, dokumen produk
dan dokumen turn around.

3.1.4 Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan atas kejadian – kejadian masa lalu dari suatu proses
pencatatan yang bersifat keuangan selama periode akuntansi sesuai dengan standar akuntansi
keuangan (PSAK). Fungsi laporan keuangan adalah menyampaikan informasi dari aktivitas
perusahaan antara lain :
1. Menyajikan informasi keuangan berupa aset, liabilitas dan ekuitas perusahaan.
2. Menyajikan informasi mengenai perubahan dalam harta bersih yang terjadi sebagai akibat
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Menyajikan informasi keuangan untuk membantu para pengguna laporan keuangan dalam
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

8
4. Menyajikan informasi mengenai perubahan harta dan kewajiban perusahaan seperti informasi
mengenai pembiayaan dan investasi.

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan perusahaan. Laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) yang terdiri dari :
1. Posisi laporan keuangan / neraca.
2. Laporan laba rugi.
3. Perubahan ekuitas.
4. Laporan perputaran kas.
5. Catatan atas laporan keuangan.

3.2 PEMODELAN SISTEM BERBASIS DATA


Record akuntansi dalam sistem berbasis komputer disajikan dalam empat jenis file magnetis
yang beredar yaitu file induk,file transaksi, file referensi dan file arsip.

3.2.1 Diagram relasi entitas – REA


Diagram REA adalah suatu teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan relasi antara
entitas (sumber daya, peristiwa, dan agen) dalam sebuah sistem.

3.2.2 Flow Map

9
Flowmap merupakan campuran peta dan flow chart yang menunjukkan pergerakan benda dari
satu lokasi ke lokasi lain seperti jumlah barang yang diperdagangkan atau jumlah paket dalam
jaringan. Flowmap dapat menunjukkan hal – hal seperti berikut :
1. Data yang mengalir, bergerak atau berpindah.
2. Arah aliran data bergerak dan tujuan tersebut.
3. Jumlah data yang mengalir, yang ditransfer, diangkut.
4. Informasi umum yang mengalir dan proses data mengalir.

3.3 PEMODELAN SISTEM BERBASIS DOKUMEN


3.3.1 Simbol Flowchart
Flowchart merupakan diagram simbol yang menunjukkan arus data dan tahapan operasi
dalam sebuah sistem. Flowchart digunakan oleh auditor maupun bagian akuntansi dalam sistem
informasi akuntansi. Versi simbol flowchart yang berlaku sekarang adalah ANSI x3,5 – 1970.

3.3.2 Diagram arus data (Data Flow Diagram – DFD)


Diagram ini menggunakan simbol – simbol untuk mencerminkan proses, sumber – sumber
data, arus data dan entitas dalam sebuah sistem. DAD digunakan untuk menyajikan sistem pada
tingkat rincian berbeda. Tujuan penggunaan DFD adalah untuk memisahkan secara jelas proses
logika analisis sistem dengan proses desain sistem secara fisik. Diagram alir data – DAD adalah suatu
network yang menggambarkan suatu sistem automat/komputerisasi, manual atau gabungan dari
keduanya dalam susunan berbentuk komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan
aturan mainnya.
Tahapan proses pembuatan perancangan sistem informasi akuntansi :
1. Buat diagram konteks, untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau
diagram yang menggambarkan sistem secara global dari keseluruhan sistem yang ada.
2. Buat diagram nol, untuk menggambarkan tahap – tahap proses yang ada didalam diagram
konteks.
3. Buat diagram detail, untuk menggambarkan arus data secara lebih detail lagi dari tahapan proses
yang ada didalam diagram nol.

3.3.3 Kamus Data


Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem
informasi dengan mendefinisikan data yang mengalir pada sistem secara lengkap. Fungsi kamus data
adalah sebagai suatu katalog yang menjelaskan lebih detail tentang DFD yang mencakup proses,

10
data flow dan data store. Hal – hal yang dimuat dalam kamus data antara lain nama arus data, alias,
tipe data, arus data, penjelasan, periode, volume struktur data dan notasi.

3.3.4 Normalisasi
Dalam penyusun normalisasi data perlu diperhatikan yaitu :
1. Konsep dasar normalisasi merupakan proses pengelompokkan elemen data menjadi tabel – tabel
yang menunjukkan entity dan relasinya.
2. Kunci yang digunakan yaitu Candidate Key, Primary Key, Alternate Key, dan Foreign Key.
Tahapan proses normalisasi :
1) Unnormalized Form, proses pengumpulan data yang akan direkan dengan tidak mengikuti
suatu format tertentu.
2) First normal Form, mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file dengan setipa
field tidak ada atribut yang berulang.
3) Second Normal Form, mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk
normal satu dan atribut non key bergantung fungsi dengan primary key.
4) Third Normal Form, relasi harus dalam bentuk normal 2NF dan semua atribut non primer tidak
mempunyai hubungan transitif.
5) Boyce-Codd, mempunyai paksaan yang lebih baik dari bentuk 3NF, relasi harus dalam bentuk
1NF dan setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribut superkey.
3. Tahap pengkodean digunakan untuk mengklasifikasikan data yang dimasukkan ke dalam
computer ataupun untuk mengambil bermacam-macam informasi. Kode dapat berbentuk dari
kumpulan angka, huruf atau simbol lainnya.

3.3.5 Diagram IPO dan HIPO


IPO adalah menggambarkan input yang diperlukan untuk memproduksi output tertentu,
biasanya tidak memberikan informasi detail mengenai bagaimana cara memproses input tersebut.
HIPO (Input Proses Proses) adalah sekumpulan diagram IPO yang terorganisir.

11
BAB IV
PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM INFORMASI

Struktur pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk
memberikan tingkat jaminan yang masuk akal bahwa tujuan spesifik organisasi akan tercapai. Sistem
ini menyajikan jaminan yang masuk akal karena sistem pengendalian internal ini menyediakan
jaminan lengkap sulit untuk dirancang dan mahal biayanya.
Pengendalian internal juga merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang
dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan handal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Jadi, sistem pengendalian internal adalah suatu upaya yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan juga personel satuan usaha lainnya yang dibuat untuk memiliki
keyakinan yang cukup terkait pencapaian tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan, ketepatan
dengan aturan yang ada, efektifitas, dan juga efisiensi operasional perusahaan.
Klasifikasi pengendalian dan prosedur internal dikelompokkan menggunakan kelompok
pengendalian internal berikut ini :
1. Pengendalian untuk pencegahan, pengendalian untuk pemeriksaan dan pengendalian korektif
2. Pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
3. Pengendalian administrasi dan pengendalian akuntansi
4. Pengendalian input, proses dan output.

Arti Penting SPI


Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi
akuntansi, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan alasan :
1. Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen
tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya
perusahaan.
2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula
melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpangan yang akan
terjadi.
3. Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh
atau secara detail untuk hamper semua transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.

12
Kejahatan dan kecurangan kerah putih adalah kejahatan dari manajemen :
1. Karyawan mencuri harta kekayaan perusahaan untuk kepentingan pribadi.
2. Karyawan berkolusi dengan pihak luar untuk mencuri harta perusahaan.
3. Kecurangan manajemen (manajemen laba).

Tujuan SPI
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya
adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh :
adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls)
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi)
Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian
diambil tindakan.

Peran Penting SPI


1. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan organisasi.
2. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan personel, serta
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan.
3. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang akan
diterapkan.
4. Membantu auditor dalam memastikan efektifitas audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya
audit.

13
Informasi yang Didapat Dari SPI
Sistem pengendalian intern klien dalam setiap siklus transaksi harus cukup memberikan
kepastian yang layak bahwa :
1. Transaksi yang tercatat adalah wajar.
2. Transaksi yang tercatat adalah sah.
3. Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya.
4. Transaksi yang ada sudah di catat.
5. Transaksi dinilai sebagaimana mestinya.
6. Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya.
7. Transaksi dicatat pada waktu yang tepat.
8. Transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan pembantu dan diikhtisarkan dengan benar.

Keterbatasan SPI
1. Kekeliruan pengoperasian system (mistake in judgement)
2. Pelanggaran sistem (breakdowns)
3. Kolusi atau kerjasama negatif sekelompok orang
4. Pelanggaran dengan sengaja oleh manajemen (management override)
5. Dilema biaya-manfaat (costs versus benefits)

Sifat Pengendalian
Pihak manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan dan juga
membangun kerangka pengendalian atas struktur perusahaannya seperti sistem informasi akuntansi
(SIA), sistem informasi operasional atau manajemen, dan juga sistem organisasi. Dalam hal ini,
kerangka pengendalian disebut sebagai pengendalian internal atau struktur pengendalian internal
(SPI). Struktur ini menyediakan sarana melalui adanya proses pengendalian internal. Bila perusahaan
mampu menerapkan SPI yang tepat, maka seluruh operasional, sumber daya fisik dan data akan bisa
dipantau dan dikendalikan dengan baik agar mudah dikendalikan.

Lingkungan Pengendalian
Adalah kondisi lingkungan organisasi yang sehat untuk mendukung penerapan SPI, yang
komponennya terdiri dari :
1. Integritas dan nilai-nilai etika yang tertanam dalam budaya organisasi.
2. Komitmen terhadap kompetensi.
3. Peran dan pengaruh dewan komisaris serta komite audit

14
4. Filosofi manajemen dan gaya operasi organisasi
5. Struktur organisasi yang mampu memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dengan
baik
6. Budaya dan aturan yang sehat dalam mekanisme penetapan otoritas dan tanggungjawab
7. Kebijakan dan praktik yang sehat di bidang sumber daya manusia
8. Pengaruh faktor-faktor eksteren organisasi

Pemahaman SPI mencakup memahami lingkungan pengendalian, memahami disain kebijakan


dan prosedur masing-masing komponen SPI serta mengevaluasi penerapan kebijakan dan prosedur.
Pemahaman dilakukan dengan cara 1) review pengalaman dengan klien dalam penugasan audit
sebelumnya, 2) wawancara dengan manajemen, staff, serta personel pelaksana 3) inspeksi dokumen
dan catatan 4) Observasi aktivitas dan operasi perusahaan.

4.1 KLASIFIKASI PENGENDALIAN


Suatu sistem pengendalian intern yang baik menurut Mulyadi (2001) harus meliputi :
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur serta praktik yang sehat. Struktur pengendalian intern ada
5 unsur yaitu Lingkungan pengendalian, prosedur pengendalian, penilaian resiko, informasi dan
komunikasi serta monitoring.

4.2 PENGENDALIAN APLIKASI


Menurut Li Baihagi Mustafa (2004:10), dalam sistem pengendalian intern selain pengendalian
keras (hard controls), perlu diperhatikan pengendalian lunak (soft controls), seperti lingkungan
pengendalian sebagai fondasi pengendalian intern. Menurut Hall dan Singleton (2007) bahwa
pengendalian aplikasi adalah berbagai prosedur terprogram yang didesain untuk menangani
berbagai potensi eksposur yang mengancam aplikasi – aplikasi tertentu seperti sistem penggajian,
pembelian, dan pengeluaran kas. Pengendalian ada tiga kategori yaitu pengendalian input,
pengendalian pemrosesan dan pengendalian ouput.
Pengendalian aplikasi dan pengembangan sistem dan pemeliharaannya, memberikan
keyakinan yang wajar bahwa kegiatan berikut ini dilaksanakan secara tepat yaitu :
1. Pengendalian sistem aplikasi
2. Pengendalian terhadap operasi computer
3. Pengendalian pada sistem software
4. Pengendalian terhadap program dan input data
5. Pengendalian proses

15
Pengendalian aplikasi mencakup pengendalian masukan, pengendalian atas pengolahan dan
file data komputer, serta pengendalian atas pengeluaran.

4.3 SPI DALAM LINGKUNGAN DATA ELEKTRONIK


Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan manual system dalam
akuntansinya lebih menitikberatkan pada orang yang melaksanakan sistem tersebut (People
Oriented). Jika komputer yang digunakan sebagai alat bantu pengolahan data, akan terjadi
pergeseran dari sistem yang berorientasi pada orang ke sistem yang berorientasi pada komputer
(Computer Oriented). Pengendalian Intern Akuntansi dalam lingkungan Pemrosesan Data Elektronik
dibagi menjadi Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi.

BAB V
AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems
(IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastrukturteknologi informasi secara
menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan
audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Istilah lain dari audit
teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset
sIstem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target
organisasinya.

5.1 KONSEP AUDITING SISTEM INFORMASI


Auditing sistem informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan perbedaan dua jenis
aktivitas yang terkait dengan computer. Seperti untuk menjelaskan proses mengkaji ulang dan
mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah system pemrosesan data elektronik.

5.1.1 Struktur Audit Laporan Keuangan


Tujuan utama dan tanggungjawab auditor eksternal adalah menguji kelayakan dan kebenaran
laporan keuangan sebuah perusahaan. Sementara auditor internal melayani manajemen sebuah
perusahaan. Dan auditor eksternal melayani para stake holder eksternal.
Terdapat dua komponen penting dalam audit yaitu :
1. Pertama, audit interim yang bertujuan menetapkan seberapa besar sistem pengendalian internal
dapat diandalkan, dan biasanya membutuhkan uji kelayakan.

16
2. Kedua, audit laporan keuangan yang melibatkan uji substantive.

Ada 3 (tiga) pendekatan auditing yaitu Auditing Around Computer (Audit Sekitar Komputer),
Auditing Throught Computer (Auditing Melalui Komputer) dan Auditing With Computer (Auditing
Dengan Komputer)

5.2 TEKNOLOGI AUDITING SISTEM INFORMASI


Teknologi auditing sistem informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem
computer. Beberapa teknologi terkait dengan biaya yang cukup signifikan untuk
mengimplementasikannya, sementara teknologi-teknologi lainnya dapat diimplementasikan dengan
biaya relatif rendah.

5.2.1 Embedded Audit Routine


Embedded audit routine adalah sebuah teknologi audit yang meliputi modifikasi program-
program komputer demi tujuan audit. Hal ini dicapai dengan membangun rutin auditing khusus
kedalam program produksi reguler sehinggga data transaksi atau beberapa subbagian darinya dapat
dijadikan subjek bagi analisis audit. Salah satu teknik tersebut diberinama embedded audit data
collection. Teknik ini menggunakan satu atau lebih modul-modul yang diprogram khusus yang
dilekatkan (embedded) sebagai in-line code dalam kode program reguler untuk menyeleksi dan
mencatat data untuk analisis dan evaluasi berikutnya. Penggunaan in-line code berarti bahwa
program aplikasi menjalankan fungsi pengumpulan data audit bersamaan dengan program tersebut
memproses data untuk tujuan produksi normal.

5.2.2 Extended Record


Extended record adalah modifikasi program komputer untuk menyediakan sebuah rute audit
secara komperhensif untuk transaksi-transaksi tertentu dengan cara mengumpulkannya dalam satu
data tambahan extended record yang berkaitan dengan pemrosesan, yang biasanya tidak
dikumpulkan. Dengan teknik extended record, transaksi-transaksi khusus akan dipatok pada suatu
tempat, dan langkah-langkah proses yang mengganggu yang biasanya tidak disimpan dan
ditambahkan pada extended record, yang memungkinkan rute audit direkontruksi untuk transaksi-
transaksi tersebut.

5.2.3 Snapshot
Snapshot adalah upaya untuk menyediakan gambaran komprehensif terhadap proses kerja
sebuah program pada suatu titk waktu tertentu. Snapshot merupakan teknik program-debugging

17
yang umum dikenal. Snapshot merupakan penambahan kode program yang menyebapkan program
mampu mencetak isi area memori tertentu pada saat dan selama proses, ketika kode snapshot
tersebut dijalankan.

5.2.4 Tracing
Tracing adalah teknik audit lainnya yang berasal dari program bantu debugging. Penelusuran
(tracing) sebuah eksekusi program menyediakan rute rinci audit atas intruksi-intruksi yang dijalankan
selama pengoprasian program. Tracing biasanya dijalankan dengan menggunakan sebuah pilihan
dalam bahasa kode sumber program (seperti COBOL). Rute audit yang disediakan oleh tracing
tergantung pada paket tracing tertentu. Bahasabahasa program tingkat tinggi ditelusuri pada tingkat
sumber laporan, dan bahasa-bahasa program tingkat yang lebih rendah ditelusuri pada tingkat yang
lebih rinci.

5.2.5 Dokumen Tinjauan Sistem


Dokumen tinjauan sistem, seperti deskripsi naratif, flowchart dan daftar program, mungkin
merupakan teknik auditing sistem informasi yang paling tua dan masih tetap digunakan secara luas.
Pendekatan ini akan cocok khususnya pada audit tahap awal sebagai persiapan untuk seleksi dan
penggunaan teknologi audit langsung lainnya.

5.2.6 Flowchart Pengendalian


Dalam banyak kasus, dokumentasi khusus untuk kepentingan auditing dikaji ulang dan
dikembangkan untuk menunjukan sifat dasar pengendalian aplikasi dalam sebuah sistem. Dokumen
ini disebut Flowchart pengendalian. Flowchart analitik, Flowchart sistem, dan teknik grafis lainnya
digunakan untuk menggambarkan berbagai pengendalian dalam sebuah sistem. Keunggulan utama
Flowchart adalah mudah dipahami oeh auditor, pengguna, dan personal komputer sehingga dapat
memfasilitasi komunikasi antar pihak yang berbeda.

5.2.7 Mapping
Bukti audit yang lebih bersifat langsung yang berkaitn dengan program dapat diperoleh
dengan memonitor pengoperasian sebuah program dengan paket pengukuran perangkat lunak
khusus. Perangat lunak khusus ini digunakan untuk memonitor eksekusi sebuah program yang
dilakukan dengan menghitung berapa kali setiap pernyataan dalam tiap program dieksekusi dan
dengan memberikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya. Walaupun
paket pengukuran perangkat lunak dapat memastikan bahwa langkah-langkah program tertentu

18
telah dijalankan, tetapi ia tidak dapat memastikan bahwa eksekusi yang dijalankan yang dijalankan
telah sesuai urutan yang tepat.

5.3 BERBAGAI JENIS AUDIT SISTEM INFORMASI


5.3.1 Pendekatan Umum Pada Audit System Informasi
Hampir semua pendekatan untuk sebuah audit system informasi mengikuti beberapa variasi
dari sebuah struktur tiga tahap. Tahap pertama terdiri atas kajian ulang awal dan evaluasi wilayah
yang akan diaudit dan persiapan rencana audit, yang bertujuan menetukan serangkaian tindakan
yang akan dilakukan audit dan meliputi keputusan-keputusan yang berkaitann dengan wilayah
wilayah tertentu yang akan diinvestigasi, penggunaan tenaga kerja audit, teknologi audit yang akan
digunakan, dan pengembangan anggaran waktu dan atau biaya audit itu sendiri.
Tahap kedua dalam audit sitem informasi adalah adalah kaji ulang dan evaluasi terperinci.
Dalam tahap audit ini, upaya diarahkan pada penemuan fakta dalam bidang atau wilayah yang dipilih
untuk di audit.
Tahap ketiga dalam audit adalah pengujian. Tahap pengujian sebuah audit menghasilkan bukti
kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan. Uji kepatuhan dilakukan untuk menyediakan
jaminan kepastian bahwa ada pengendalian internal dan ia lakukan sesuai yang telah dituliskan
dalam dokumentasi sistem.

5.3.2 Audit Aplikasi Sistem Informasi


Pengendalian aplikasi dibagi menjadi tiga wilayah umum, yaitu input, pemrosesan, output.
Audit aplikasi biasanya meliputi pengkajian ulang pengendalian yang ada disetiap wilayah tersebut.
Teknologi khusus yang digunakan akan tergantung pada kecerdasan dan sumber daya yang dimiliki
auditor. Data pengujian, ITF atau simulasi pararel dapat digunakan untuk pengendalian uji
pemrosesan.

5.3.3 Audit Pengembangan Sistem Aplikasi


Audit pengembangan sistem diarahkan pada aktivitas analisis sistem dan programmer yang
mengembangkan dan memodifikasi program-program aplikasi, file, prosedur-prosedur yang terkait.
Pengendalian proses pengembangan sistem mempengaruhi keandalan program program aplikasi
yang dikembangkan. Tiga wilayah umum yang menjadi perhatian audit dalam proses pengembangan
sistem adalah standar pengembangan system, manajemen proyek, dan pengawasan perubahan
program. Teknik audit yang sering digunakan untuk masing masing area tersebut adalah kaji ulang
dan pengujian dokumentasi-dokumentasi yang terkait. Standar pengembangan system adalah
dokumentasi yang berkaitan dengan desain, pengembangan, dan implementasi system aplikasi

19
5.3.4 Audit Pusat Layanan Komputer
Audit dapat pula dilakukan dalam beberapa bidang. Salah satunya adalah yang berkaitan
dengan pengendalian lingkungan. System mainframe yang berkaitan dengan pusat layanan
komputer besar biasanya memiliki persyaratan suhu dan kelembapan khusus. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dan karenanya pengendalian juga harus diperhatikan untuk
mempertahankan kestabilan sumber daya dan juga menyediakan sebuah alternative sumber daya
jika terjadi kegagalan.

5.4 TAHAP – TAHAP DALAM AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI


 Tahap Pemeriksaan pendahuluan
 Tahap Pemeriksaan Rinci
 Tahap Pengujian Kesesuaian
 Tahap Pengujian Kebenaran Bukti
 Tahap Penilaian Secara Umum atas Hasil Perjuangan

5.5 SIA DAN SISTEM APLIKASI KOMPUTER


Sistem aplikasi komputer dapat dimanfaatkan sebagai sistem pendukung sistem akuntansi
yang digunakan oleh sebuah organisasi sehingga memungkinkan suatu sistem akuntansi dapat
dijalankan dengan lebih mudah dalam mencapai tujuannya. Penggabungan dua sistem akan
menghasilkan suatu sistem informasi yang sangat berguna bagu suatu organisasi yang dijalankan
untuk memproses dan mengolah data menjadi suatu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Seorang auditor perlu mempertimbangkan manfaat penggabungan kedua sistem tersebut
dalam aktivitasnya. Namun perlu diingat dan dipertimbangkan kesesuaiannya dengan fasilitas
komputer dan system akuntansi serta file berbasis komputer yang diperlukan. Auditor dapat
merencanakan untuk menggunakan fasilitas komputer yang lain, bila penggunaan TABK atas
komputer entitas dianggap tidak ekonomis atau tidak praktis untuk dilakukan. Sebagai contoh
misalnya karena adanya ketidaksesuaian antara program paket yang digunakan oleh auditor dengan
komputer entitas. Auditor harus memiliki harapan yang masuk akal bahwa fasilitas komputer akan
dapat dikendalikan.

20

You might also like