You are on page 1of 19

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE 3R

BERDASARKAN TIMBULAN DAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI DUSUN KAUMAN


BABADAN, KELURAHAN BANGUNTAPAN
1)
Afif Nur ’Alim, 2)Nasirudin, 3)Suyatna,
1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Yogyakarta
2)3)
Dosen Pembimbing Institut Teknologi Yogyakarta
Email : afif.alim9999@gmail.com

ABSTRAK

Afif Nur’ Alim, 2022. Optimalisasi Pengelolaan Sampah Dengan Menggunakan Metode 3r
Berdasarkan Timbulan Dan Karakteristik Sampah Di Dusun Kauman Babadan, Kelurahan
Banguntapan. Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik. Institut Teknologi Yogyakarta
(dibimbing oleh Nasrudin dan Suyatna).

Berdasarkan observasi Dusun Kauman Babadan memiliki pelayanan pengelolaan sampah


yang masih rendah ditambah tidak adanya kegiatan 3R yang mengakibatkan timbulan, komposisi,
dan karakteristik sampah yang masuk ke TPA akan lebih besar daripada sampah yang sudah dikelola
melalui 3R. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menghitung timbulan, komposisi dan
karakterisitk sampah, mengetahui dan mengkaji aktivitas 3R, serta pengoptimalisasian pengurangan
dan potensi sampah yang ada di desa Kauman Babadan.
Metode yang digunakan adalah penelitian langsung ke lapangan, dimana tujuan penelitian ini
adalah mengetahui dan menghitung timbulan, komposisi dan karakteristik sampah di Dusun Kauman
Babadan, mengetahui dan mengkaji aktivitas penggunaan 3R di Dusun Kauman Babadan, dan
optimalisasi pengurangan dan potensi sampah di Dusun Kauman Babadan. Proses penelitian diawali
dengan studi literatur dari data-data sekunder, kemudian melakukan survey seperti penentuan titik
lokasi, cakupan pelayanan, dan pengambilan sampel untuk mendapatkan data-data primer. Setelah
terkumpul, dilanjutkan dengan menganalisis data dengan menggunakan rumus Timbulan Sampah
Menurut SNI 19-3964-1994, Densitas Sampah, Komposisi Sampah, Reduksi Sampah, Proyeksi
Jumlah Penduduk, dan Proyeksi Laju Timbulan Sampah.
Hasil penelitian diperoleh bahwa Dusun Kauman Babadan menghasilkan sampah sebesar
531,4 Kg dengan rata-rata 66,425 kg yang terdiri dari 7 jenis sampah yaitu Sampah Plastik, Kaca,
Botol, Kertas, Daun/Ranting, Sampah Rumah Tangga, dan Sampah Masker. Jenis Sampah Rumah
Tangga menyumbang sampah terbanyak dengan presentase 75,50 %. dan sampah masker menjadi
penyumbang sampah terkecil dengan 0,20 %. Laju Timbulan Sampah rata-rata yang dihasilkan
sebesar 0,211 kg/org/hari dengan reduksi sampah 14,15 kg/hari dan rata-rata Densitas Sampah yang
dihasilkan sebesar 66,4 kg/m³. Aktivitas 3 R dilakukan dengan reuse yaitu Menggunakan kertas yang
tidak dipakai sebagai sampah coklat untuk pembuatan kompos, reduce yaitu, Mengurangi pemakaian
kertas dengan cara memakai dua sisi kertas untuk menulis dan recycle yaitu, Sisa makanan seperti
kulit buah, sayur, dan sisa nasi dijadikan sebagai bahan kompos. Adapun untuk pengoptimalisasian
pengurangan dan potensi sampah dilakukan dengan pengomposan dan dengan cara memilah sampah
basah seperti sisa nasi, sayur, dan buah dijadikan kompos atau pakan ternak, menjadikan kompos
anaerob dari sampah dedaunan dan Sampah botol, kaca, Plastik bisa dijual kembali. Adapun Sampah
tereduksi sebesar 12,1 kg/hari atau 6,63% dari total sampah yang disampling.

Kata kunci: Timbulan Sampah, Pengelolaan Sampah, 3R

1
OPTIMIZATION OF WASTE MANAGEMENT USING THE 3R METHOD BASED ON
WASTE GENERATOR AND CHARACTERISTICS IN KAUMAN BABADAN hamlet,
BANGUNTAPAN Neighborhood

Afif Nur ’Alim, 2)Nasirudin, 3)Suyatna,


1)
1)
Environmental Engineering Undergraduate Student, Yogyakarta Institute of Technology
2)3)
Advisory Lecturer of Yogyakarta Institute of Technology
Email : afif.alim9999@gmail.com

ABSTRACT

Afif Nur' Alim, 2022. Optimization of Waste Management Using the 3r Method Based on Waste
Generation and Characteristics in Kauman Babadan Hamlet, Banguntapan Village. Essay.
Department of Environmental Engineering, Faculty of Engineering. Yogyakarta Institute of
Technology (supervised by Nasrudin and Suyatna).

Based on observations, Kauman Babadan Hamlet has low waste management services plus
the absence of 3R activities which results in the generation, composition, and characteristics of the
waste that enters the TPA will be greater than the waste that has been managed through 3R. This
study aims to determine and calculate the generation, composition and characteristics of waste,
identify and assess 3R activities, and optimize the reduction and potential of waste in the village of
Kauman Babadan.
The method used is direct research in the field, where the objectives of this research are to
identify and calculate the generation, composition and characteristics of waste in Kauman Babadan
Hamlet, to identify and study the use of 3R activities in Kauman Babadan Hamlet, and to optimize
the reduction and potential of waste in Kauman Babadan Hamlet. The research process begins with
a literature study from secondary data, then conducts surveys such as determining location points,
service coverage, and taking samples to obtain primary data. After being collected, it is continued by
analyzing the data using the formula for Waste Generation According to SNI 19-3964-1994, Waste
Density, Waste Composition, Waste Reduction, Projection of Population Amount, and Projection of
Waste Generation Rate.
The results showed that Kauman Babadan Hamlet generated 531.4 kg of waste with an
average of 66,425 kg consisting of 7 types of waste, namely Plastic, Glass, Bottles, Paper,
Leaves/Twigs, Household Waste, and Mask Waste. Types of household waste accounted for the most
waste with a percentage of 75.50%. and mask waste became the smallest waste contributor with
0.20%. The average waste generation rate produced is 0.211 kg/person/day with a waste reduction
of 14.15 kg/day and an average solid waste density of 66.4 kg/m³. The 3R activity is carried out by
reuse, namely using paper that is not used as brown waste for composting, reduce, namely, reducing
paper use by using two sides of paper for writing and recycling, namely, food waste such as fruit
peels, vegetables, and leftover rice used as compost material. As for optimizing the reduction and
potential of waste, it is done by composting and by sorting wet waste such as leftover rice, vegetables,
and fruit into compost or animal feed, making anaerobic compost from leaf waste and bottle, glass,
plastic waste that can be resold. The reduced waste was 12.1 kg/day or 6.63% of the total waste
sampled.

Keywords: Waste Generation, Waste Management, 3R

2
1. PENDAHULUAN
Pengelolaan sampah kota di Indonesia menjadi masalah aktual seiring dengan semakin
meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk yang berdampak pada semakin banyak jumlah
sampah yang dihasilkan. Beberapa penelitian menganalisis penyebab masalah-masalah yang terjadi
pada pengelolaan sampah di Indonesia. Chaerul et al (2007). Menganalisis permasalahan yang
dihadapi dalam pengelolaan sampah di Indonesia, diantaranya kurangnya dasar hukum yang tegas,
tempat pembuangan sampah yang tidak memadai, kurangnya usaha dalam melakukan pengomposan,
dan kurangnya pengelolaan TPA dengan sistem yang tepat. Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 2020
mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yang
bertumpu pada pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar
seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan
kegiatan pembatasan timbulan sampah. pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang
lebih dikenal dengan sebutan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sesuai dengan tren global, sistem
pengelolaan sampah berorientasi pada isu keberlanjutan, terutama melalui penggabungan teknologi 3R
(Shekdar, 2009).Berdasarkan prinsip 3R, banyak program yang dilaksanakan dengan kerjasama
sektor pemerintah dan swasta dari aspek sosial, teknologi, ekonomi, kesehatan masyarakat dan
perspektif politik (Weng dan Fujiwara, 2011).
Permasalahan mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal
yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah
khususnya di daerah permukiman. Permasalahan tersebut harus tersedia agar dapat disusun
suatu alternatif sistem pengelolaan sampah yang baik. Jumlah timbulan sampah ini biasanya
akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain, pemilihan peralatan,
misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan, perencanaan rute pengangkutan, fasilitas
untuk daur ulang, dan luas dan jenis TPA. (Tri Padmi 2005).

Terlebih lagi di Dusun Kauman Babadan RW 26, 27 dan 28 pelayanan pengelolaan


sampah yang masih rendah ditambah tidak adanya kegiatan 3R dalam pengelolaan sampah hingga
proses pengangkutan dari rumah warga ke TPS. Yang mengakibatkan timbulan, komposisi, dan
karakteristik sampah yang masuk ke TPA nanti akan lebih besar daripada sampah yang sudah
dikelola melalui 3R.
Maka dengan itu, sesuai Latar Belakang diatas mendorong penulis mengambil judul
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE
3R BERDASARKAN TIMBULAN DAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI DUSUN
KAUMAN BABADAN, KELURAHAN BANGUNTAPAN “

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui dan menghitung timbulan, komposisi dan karakteristik sampah di Dusun
Kauman Babadan.
2. Untuk mengetahui dan mengkaji aktivitas penggunaan 3R di Dusun Kauman Babadan.
3. Untuk optimalisasi pengurangan dan potensi sampah di Dusun Kauman Babadan.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
Menurut PP Nomor 27 Tahun 2020 Bab I Pasal I tentang pengolahan sampah spesifik dijelaskan
bahwa sampah spesifik merupakan sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus. PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik

3
melaksanakan Pasal 23 ayat (2) UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan
Sampah Spesifik adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan. Sampah Spesifik berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan
sampah sejenis Sampah rumah tangga yang pengelolaannya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah
Spesifik pengaturan Pengelolaan Sampah Spesifik jauh lebih kompleks dan beragam.
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Berdasarkan SK SNI tahun 1990,
sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan dan melindungi infestasi
pembangunan (Subekti, 2009).
.
2.2 Timbulan Sampah
Menurut Standar Nasional Indonesia Nomor T-13-1990-F yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum pengertian timbulan sampah atau produksi sampah adalah banyaknya sampah yang
dihasilkan suatu wilayah per hari, dinyatakan dalam satuan volume ataupun dalam satuan berat. Guna
memperoleh timbulan sampah, perlu ditinjau sumber-sumber penghasil sampah yang ada. Lokasi
yang menjadi sumber timbulan sampah antara lain:
1. Sampah domestik, yaitu sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia secara langsung seperti
sampah rumah tangga, sekolah, dan pusat keramaian
2. Sampah non domestik, yaitu sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia secara tidak langsung
seperti, sampah industri, pertanian, peternakan, kehutanan, dan transportasi.
Definisi timbulan sampah menurut SNI 19- 2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan
volume maupun berat per kapita perhari, atau per luas bangunan, atau per panjang jalan.

2.3 Perhitungan Timbulan Sampah


Menurut materi persampahan direktorat Pengembangan PLP (2011), Metode pengukuran
timbulan sampah ada beberapa cara antara lain yaitu:
1. Load-count analysis/analisis perhitungan beban, yaitu jumlah masing-masing volume sampah
yang masuk ke TPA di hitung dengan catatan: volume, berat jenis, jenis angkutan dan sumber
sampah kemudian dihitung sumber sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota
selama periode tertentu.
2. Weight-volume analysis/analisis berat volume, yaitu: jumlah masing-masing volume sampah yang
masuk ke TPA di hitung dengan mencatat volume dan berat sampah, kemudian dihitung jumlah
timbulan sampah kota selama periode tertentu.
3. Material-balance analysis/analisis kesetimbangan bahan, material-balance analysis menghasilkan
data lebih lengkap untuk sampah rumah tangga, industri dan yang lainnya dan juga diperlukan
untuk program daur ulang.
4. Berdasarkan materi persampahan direktorat Pengembangan PLP (2011), faktor penting dalam
menghitung laju timbulan sampah adalah jumlah penduduk. Oleh karena itu sebelum jumlah
timbulan sampah dapat dihitung, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap proyeksi
penduduk sampai pada tahun perencanaan.

2.4 Komposisi Limbah

4
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah
meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah (Suarna, 2008).
Untuk meminimalkan pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan manusia oleh kehadiran
sampah, perlu dirancang suatu sistem pengelolaan persampahan yang baik dan komplit dari suatu
daerah. Sebagai langkah awal diperlukan pengambilan data mengenai timbulan, komposisi dan
karakteristik sampah di daerah yang direncanakan (Damanhuri, 2004).
Komposisi sampah menyatakan komponen-komponen yang terdapat pada sampah, biasanya
dinyatakan dengan % berat. Data komposisi sampah diperlukan dalam penentuan peralatan yang
diperlukan, sistem, dan manajemen program dan perencanaan (Tchobanoglous, dkk, 1993) atau %
volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan
lain-lain. Komposisi dan sifat-sifat sampah menggambarkan keanekaragaman aktifitas manusia.
Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya, sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sampah yang dapat membusuk (garbage), seperti sisa makanan, daun, sampah kebun, sampah
pasar, sampah pertanian, dan lain-lain.
b. Sampah yang tidak membusuk (refuse), seperti plastik, kertas, karet, gelas, logam, kaca, dan
sebagainya.
c. Sampah yang berupa debu dan abu.
d. Sampah yang mengandung zat-zat kimia atau fisis yang berbahaya.
Disamping berasal dari industri atau pabrik-pabrik, sampah jenis ini banyak pula
dihasilkan dari kegiatan kota termasuk dari rumah tangga. Komposisi sampah juga dipengaruhi
beberapa faktor antara lain :
a. Cuaca : di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan cukup tinggi.
b. Frekuensi pengumpulan : semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan
sampah terbentuk. Tetapi sampah organik akan berkurang karena membusuk, dan yang akan
terus bertambah adalah kertas dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi.
c. Musim : jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung.
d. Tingkat sosial ekonomi : daerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan sampah yang terdiri
atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya.
e. Pendapatan per kapita : masyarakat dari tingkat ekonomi lemah akan menghasilkan total sampah
yang lebih sedikit dan homogen.
f. Kemasan produk : kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi.
Dalam Damanhuri dan Padmi (2010) menggambarkan tipikal komposisi sampah pemukiman atau
sampah domestik di kota Negara maju, dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.1 Komposisi Sampah Domestik

SN Jumlah Presentase
Jenis sampah
I (Kg) (%)
Organik
1 Kertas 21,7 4,08
2 Daun/ranting 50,5 9,50
3 Sampah Rumah Tangga 401,23 75,50
Anorganik
1 Plastik 41,7 7,84

5
2 Kaca 4,1 0,77
3 Botol 11,2 2,10
B3
1 Masker 1,42 0,20

2.5 Karakteristik Sampah


Menurut Damanhuri dan padmi (2010) Selain komposisi, maka karakteristik lain yang biasa
ditampilkan dalam penanganan sampah adalah karakteritik fisika dan kimia. Karakteristik tersebut
sangat bervariasi, tergantung pada komponen-komponen sampah. Kekhasan sampah dari berbagai
tempat/daerah serta jenisnya yang berbeda-beda memungkinkan sifat-sifat yang berbeda pula.
Data karakteristik sampah diperlukan untuk memilih dan menentukan cara pengoperasian setiap
peralatan dan fasilitas-fasilitas persampahan lainnya. Selain itu juga untuk memperkirakan kelayakan
pemanfaatan kembali sumber daya dan energi dalam sampah, serta untuk perencanaan fasilitas
pembuangan akhir sampah (Damanhuri, 2004). Karakteristik sampah dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu pendapatan masyarakat (low, medium, dan high income), pertumbuhan penduduk,
produksi pertanian, pertumbuhan industri dan konsumsi, dan perubahan musim. Data karakteristik
sampah meliputi sifat-sifat sampah yaitu sifat fisik dan kimia.
2.5.1. Sifat Fisik
A. Timbulan Sampah
Volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah
tertentu per satuan waktu dan diukur komposisinya. Timbulan sampah dinyatakan sebagai :
• volume basah (asal) : liter/unit/hari
• berat basah (asal) : kilogram/unit/hari
B. Komponen komposisi sampah
Komponen fisik sampah seperti sisa-sisamakanan, kertas, kayu, kain-tekstil, karetkulit,
plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik).
Komposisi sampah dibagi ke dalam kategori sampah yang terdekomposisi (sampah organik)
dan sampah yang tidak terdekomposisi (sampah anorganik). Sampah organikberpotensi untuk
diproses dengan pengomposan sedangkan sampahanorganik sebaiknya didaur ulang, apabila
tidak maka diperlukan proses lain untuk memusnahkannya seperti pembakaran.
C. Densitas (Kepadatan)
Menyatakan berat sampah per satuan volume. Rendahnya kepadatan sampah menyebabkan
meningkatnya luas areal yang diperlukan untuk pembuangan akhir dan penurunan permukaan
tanah setelah penimbunan.

2.5.2 Sifat kimia


Penentuan karakteristik kimia sampah diperlukan dalam mengevaluasi alternatif suatu proses
dan sistem recovery yangdapat dilakukan pada suatu limbah padat, misalnya untuk mengetahui
kelayakan proses composting atau pembakaran sampah. Karakteristik kimia yaitu khususnya yang
menggambarkan susunan kimia sampah yang meliputi persentase kandungan unsur karbon,
nitrogen, fosfor, dan sulfur.
a, Ratio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1 hingga 40:1. Rasio
C/N berpengaruh pada pertumbuhan mikroorganisme dan produksi biogas. Biogas adalah gas
yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik yaitu sampah
biodegradable. Rasio C/N sangat penting untuk memasok hara yang diperlukan mikroorganisme

6
selama proses pengomposan berlangsung. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi
dan menggunakan N untuk sintesis protein. Rasio C/N merupakan faktor penting dalam mendesain
pengolahan sampah biologi seperti dalam proses pembentukan kompos.
b. Fosfor dan Sulfur
Dalam kondisi aerob mikroba memanfaatkan oksigen bebas untuk mendekomposisikan bahan
organik dan mengasimilasi sebagian unsur karbon, nitrogen, fosfor, belerang serta unsur lain yang
diperlukan untuk mensintesis protoplasma sel mikroba tersebut. Kadar sulfur merupakan unsur yang
berperan dalam bahan bakar termasuk sampah.
c. Kelembaban (Kadar Air)
Dengan mengetahui kelembaban atau kadarair sampah dapat ditentukan frekuensi pengumpulan
sampah. Frekuensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah yang dikandungnya.
Kelembaban sampah juga dipengaruhi oleh komposisi sampah, musim dan curah hujan.

2.6 Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah (UU RI No. 18, 2008). Menurut Damanhuri dan
Padmi (2010), pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya di sebuah kota mengenal tiga kelompok
pengelolaan, yaitu:
a. Pengelolaan Oleh Swadaya Masyarakat
Pengelolaan sampah mulai dari sumber sampai ke tempat pengumpulan sampah atau ke tempat
pemerosesan lainnya. Di kota-kota, pengelolaan ini biasanya dilakukan oleh organisasi RT/RW
dengan kegiatan pengumpulan sampah dari bak sampah di sumber sampah, misalnya di rumah-
rumah diangkut dengan sarana yang disiapkan sendiri oleh masyarakat, menuju ke TPS.
b. Pengolahan Formal
Pengelolaan biasanya dilakukan oleh pemerintah kota atau institusi lain termasuk swasta
yang ditunjuk oleh kota. Urutan pembuangan sampah tahap pertama dilakukan oleh penghasil
sampah, daerah pemukiman biasanya dilakukan oleh RT/RW dimana sampah diangkut dari bak
sampah ke TPS. Tahap berikutnya sampah diangkut ke TPA oleh truk sampah milik pengelola
kota atau institusi yang ditunjuk. Biasanya anggaran satu kota belum mampu menangani seluruh
timbulan sampah.
c. Pengelolaan Informal
Terbentuk karena adanya dorongan kebutuhan untuk survive sebagai masarakat yang secara
tidak sadar ikut berperan serta dalam penanganan sampah kota. Sistem informal memandang
sampah sebagai sumber daya ekonomi berupa kegiatan pemungutan, pemilahan dan penjualan
sampah untuk daur ulang. Rangkaian kegiatan ini melibatkan pemulung, lapak, bandar dan
industri daur ulang dalam rangkaian sistem perdagangan.

2.7 Prinsip 3R
Karena kompleksnya permasalahan sampah yang dihadapi saat ini, maka dibutuhkan adanya
perubahan pada sistem pengelolaan sampah yang tidak lagi menggunakan konsep konvensional
dengan sistem kumpul, angkut dan buang tetapi lebih diarahkan kepada pengelolaan sampah terpadu.
Salah satu bentuk pengelolaan sampah yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengelolaan
sampah berbasis 3R (reuse, reduce, recycle) yang penerapannya dapat dilakukan di sumber asal
sampah, di TPS, atau di TPA (Anschutz et al. 2004).
Departemen Pekerjaan Umum (2007) menjelaskan bahwa prinsip 3R dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah.
b. Prinsip kedua adalah reuse.
c. Prinsip ketiga adalah recycle. Recycle

7
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian berlokasi di Dusun Kauman Babadan, Kelurahan Banguntapan.

3.2 Obyek Penelitian


Objek penelitian ini adalah sampah yang dihasilkan oleh rumah warga RT 26, 27, dan 28 Dusun
Kauman Babadan, Kelurahan Banguntapan.

3.3 Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan Oktober 2020 sampai dengan Januari 2021.

3.4 Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas
Faktor yang mempengaruhi 3R.
b. Variabel Terikat
Optimalisasi pengolahan sampah.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
Alat Penelitian
Alat yang dipakai dalam melakukan penelitian ini adalah:
a. Kantong plastik
b. Timbangan digital gantung
c. Keranjang sampah
d. Meteran
e. Tali
f. Alat tulis menulis
g. Masker wajah dan sarung tangan
h. Bak pengukur bervolume 500L dan wadah bervolume 40 L
i. Sabun cuci tangan dan handsanitizer
j. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Sampah domestik
b. Sampah non domestic

3.6 Metode Pengambilan Data


1) Menghitung Volume Sampah
Sampah yang diangkut menggunakan gerobak sampah atau kontainer sampah yang berasal dari
rumah warga, sekolah, kantor, rumah sakit dan lain-lain di ukur panjang dan lebar gerobak atau
kontainer serta tinggi sampah yang terdapat pada gerobak dan kontainer. Pengukuran ini
dilakukan secara kontinyu sesuai dengan jumlah gerobak dan kontainer serta pengulangan pada
pengangkutan, dilakukan selama 8 hari berturut turut mengacu pada SNI 19-3964-1994.
2) Menghitung Proyeksi Penduduk
Berdasarkan materi persampahan direktorat Pengembangan PLP (2011), faktor penting dalam
menghitung laju timbulan sampah adalah jumlah penduduk. Oleh karena itu sebelum jumlah
timbulan sampah dapat dihitung, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap proyeksi

8
penduduk sampai pada tahun perencanaan. Adapun metode yang digunakan menghitung
proyeksi penduduk ialah metode Aritmatik. Adapun persamaan matematisnya dibawah ini:
Pn = Po + r (dn)
Dimana:
Pn= Jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po= Jumlah penduduk pada awal proyeksi
r= Rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun
Dn= Kurun waktu proyeksi

3) Menghitung Timbulan Sampah


Untuk menghitung timbulan sampah digunakan metode Load-count analysis/analisis
perhitungan beban, yaitu jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA di hitung
dengan catatan: volume, berat jenis, jenis angkutan dan sumber sampah kemudian dihitung
sumber sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama periode tertentu.
4) Menghitung Berat Jenis Sampah
Sampah yang diangkut menggunakan gerobak dan kontainer ditimbang menggunakan
timbangan untuk mengetahui berat jenis sampah.
5) Komposisi Sampah
Pengambilan sampel sampah di TPS untuk menentukan komposisi sampah dilakukan dengan
metode perempatan (Tchobanoglous dkk., 1993; ASTM D5231-92 (2008)), yaitu mengaduk
serata mungkin sampah yang masuk ke TPS, kemudian sampah tersebut dibagi menjadi
empat bagian, sedemikian seterusnya sampai diperoleh sampel sebanyak 100 kilogram.
Sampel tersebut dibagi menurut jenisnya untuk memperoleh komponen dan kuantitas sampah
tiap komponen yang masuk.
6) Pemilahan Sampah
Sampel sampah yang telah diperoleh sebanyak 100 kg menggunakan metode perempatan
dilakukan pemilahan berdasarkan jenis dan karakter sampah diantaranya: sisa makanan,
sampah jenis HDPE, LDPE, PET, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan lain-lain.
7) Menghitung berat jenis sampah
Menghitung berat jenis berdasarkan jenis dan karakter sampah. Sampel sampah yang telah
dipilah berdasarkan jenis dan karakteristik sampah ditimbang menggunakan timbangan
digital untuk mengetahui berat jenis sampah.
8) Penentuan recovery factor
Recovery factor (persentase setiap komponen sampah yang masih dapat dimanfaatkan
kembali/didaur ulang). Sampel yang telah diketahui berat jenis berdasarkan jenis dan
karakteristik sampah ditentukan sesuai dengan manfaat sampah dan persentasenya dikurangi
kadar air.
3.8 Pengolahan Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan akan didapatkan data, baik data primer
maupun data sekunder. Selanjutnya data yang terkumpul perlu diolah dan kemudian dianalisis
menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Timbulan Sampah Menurut SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilandan Pengukuran


Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Timbulan Sampah Perorang (Kg/org/hr) =
Berat sampah total (Kg/hari)
Jumlah Penduduk yang di sampling

9
2. Densitas sampah
Densitas Sampah (Kg/m3)=
Berat sampah total (Kg/hari)
Volume Sampah (m3)

3. Komposisi sampah=
Berat Komponen
BeratSampah Total

Komposisi Sampah (%) = X100%

4. Reduksi sampah
TSkumulatif = ƩP. Timbulan Sampah Rata-Rata(kg/orang/hari) ---------1
RStereduksi = % freduksi. TSkumulatif ---------------------------------------------2

5. Proyek Jumlah Penduduk


Aritmatik
Persamaan matematis yang digunakan adalah:
Pn = Po + r.n
Geometrik
Persamaan matematis yang digunakan adalah:
Pn = Po (1 + r) n

6. Proyeksi Laju Timbulan Sampah


Proyeksi jumlah penduduk x laju timbulan sampah(kg/org.hari)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
1. Sumber dan komposisi sampah
Tabel 4.1 Densitas Sampah Kg/m³

Hari
Berat Volume Densitas
Pengambila
Sampah Sampah Sampah
n Sampel

17 Nov 10,03
80,3 kg 8 m³
2021 kg/m³

18 Nov 7,56
60,5 kg 8 m³
2021 kg/m³

19 Nov 7,86
62,9 kg 8 m³
2021 kg/m³

10
20 Nov 7,63
61,1 kg 8 m³
2021 kg/m³

21 Nov 8,85
70,8 kg 8 m³
2021 kg/m³

22 Nov 7,76
62,1 kg 8 m³
2021 kg/m³

23 Nov 8,91
71,3 kg 8 m³
2021 kg/m³

24 Nov
62,4 kg 8 m³ 7,8 kg/m³
2021

66,4
Rata-rata Densitas Sampah
kg/m³

Berdasarkan penelitian dilakukan selama 8 hari berturut-turur total sampah dusun kauman Babadan
ialah 531.4 kg dengan berat rata-rata 66.425 kg. Jenis sampah yang didapat di dusun kauman Babadan
ialah anorganik, organic, dan B3 dengan 7 jenis sampah yaitu kertas, daun/ranting, sampah rumah
tangga, plastic kaca, botol, dan masker.
Tabel 4.2 Komposis sampah

Jenis Presen
Jumlah
No samp tase
ah (Kg)
(%)
Organik
21,
1 Kertas 4,08
7
Daun/rantin 50,
2 9,50
g 5
Sampah 40
3 Rumah 1,2 75,50
Tangga 3
Anorganik
41,
1 Plastik 7,84
7
2 Kaca 4,1 0,77
11,
3 Botol 2,10
2

11
B3
1,4
1 Masker 0,20
2

2. Timbulan Sampah
Pengambilan sampah dilaksanakan selama 8 hari sesuai SNI 19-39641994 :
Tabel. 4.3

Jenis Sampah
No Tanggal
Sampah Rumah
Plastik Kaca Botol Kertas Daun/Ranting
Tangga

1 17 Nov 2021 5,6 kg 0,2 kg 0 kg 1.5 kg 1,25 kg 71,65 kg

2 18 Nov 2021 7,1 kg 1,4 kg 1 kg 2,7 kg 5,9 kg 42,15 kg

3 19 Nov 2021 4,4 kg 0 kg 2,8 kg 2,2 kg 6,1 kg 47,25 kg

4 20 Nov 2021 5 kg 0 kg 1,5 kg 3.6 kg 8 kg 42,7 kg

5 21 Nov 2021 3,7 kg 0 kg 1,8 kg 2,5 kg 8,2 kg 54,5 kg

6 22 Nov 2021 6,8 kg 1 kg 2,1 kg 3 kg 7,4 kg 41,6 kg

7 23 Nov 2021 2,9 kg 0,5 kg 2 kg 3,3 kg 7,7 kg 54,68 kg

8 24 Nov 2021 6,2 kg 1 kg 0 kg 2,9 kg 5,5 kg 46,7 kg

Total (kg) 41,7 kg 4,1 kg 11,2 kg 21,7 kg 50,05 kg 401,23 kg

Berat Rata-Rata 5,21 kg 0,51 kg 1,4 kg 2,71 kg 6,25 kg 50,15 kg

Dengan densitas sampah 66,4 kg/m3 :


Tabel. 4.4

Hari
Pengambilan Berat Sampah Volume Sampah Densitas Sampah
Sampel

17 Nov 2021 80,3 kg 8 m³ 10,03 kg/m³

18 Nov 2021 60,5 kg 8 m³ 7,56 kg/m³

12
19 Nov 2021 62,9 kg 8 m³ 7,86 kg/m³

20 Nov 2021 61,1 kg 8 m³ 7,63 kg/m³

21 Nov 2021 70,8 kg 8 m³ 8,85 kg/m³

22 Nov 2021 62,1 kg 8 m³ 7,76 kg/m³

23 Nov 2021 71,3 kg 8 m³ 8,91 kg/m³

24 Nov 2021 62,4 kg 8 m³ 7,8 kg/m³

Rata-rata Densitas Sampah 66,4 kg/m³

3. Proyeksi Jumlah Penduduk Dusun Kauman Dan Laju Timbulan Sampah Yang Dihasilkan
Diketahui data proyeksi jumlah penduduk Desa Kauman Babadan dari tahun 2015 sebagai berikut:
Po= 274 Jiwa
r= 7,4%
n= 5 Tahun
Pn= Po (1 + r) n
P2020= 274 (1+0,074)⁵
P2020= 274 (1,074)⁵
P2020= 391 Jiwa

Proyeksi Jumlah Penduduk 5 tahun kedepan


450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2015 2020

Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil sampling yang dilakukan pada tanggal 17 Nov 2021-24 Nov 2021 didapatkan
jumlah timbulan sampah sebesar 1,694 kg/org.hari dengan jumlah penduduk tahun 2015 yaitu 274
Jiwa.

13
❖ Tahun 2015
Proyeksi jumlah penduduk x 1,694 kg/org.hari
= 274 x 1,694 kg/org.hari
= 464,16 kg/hari
❖ Tahun 2020
Proyeksi jumlah penduduk x 1,694 kg/org.hari
= 391x 1,694 kg/ org.hari
= 662,35 kg/hari

Timbulan Sampah Desa Kauman Babadan


700

600

500

400

300

200

100

0
2015 2020

Proyeksi Penduduk Proyeksi Timbulan Sampah

4.2 Pembahasan
a. Kajian Aktivitas 3R di Dusun Kauman Babadan
UU RI No.18 tentang pengelolaan sampah disebutkan bahwa permasalahan sampah itu ada banyak
sebab, maka dari itu pengelolaan sampah harus dilakukan secra menyeluruh dengan menginovasi
pengolahannya dimulai dari hulu ke hilir atau cara mengolah sampah harus dimulai dari sumbernya.
Mengelola sampah dengan konsep 3R merupakan cara mengelola sampah dari hulu atau sumber
sampah. Mengaplikasikan 3R sebenarnya mudah tapi diperlukan kesadaran masyarakat itu sendiri
(Puspitawati,2012). Sebagaimana yang kita ketahui konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) adalah
langkah yang paling ramah untuk mengatasi masalah persampahan di permukiman. Faktor yang
paling penting dalam menentukan konsep 3R efektif atau tidak adalah peran serta masyarakat di suatu
daerah tersebut.
Pengelolaan sampah di Dusun Kauman Babadan menggunakan metode 3R selama delapan hari
berturut-turut diantara lain sebagai berikut:
❖ Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali barang atau sampah yang sudah tidak digunakan
lagi. Pengelolaan dengan metode reuse yaitu:
1. Menggunakan kertas yang tidak dipakai sebagai sampah coklat untuk pembuatan kompos.
2. Menggunakan sampah botol selai untuk menyimpan alat tulis dan wadah makanan plastik
digunakan kembali sebagai tempat menyimpan bumbu dapur atau bahan makanan.

14
❖ Reduce
Reduce berarti reduksi sampah. Yaitu upaya untuk mengurangi timbulan sampah di suatu daerah
dengan cara mengurangi barang konsumtif. Pengelolaan dengan metode reduce yaitu:
1. Mengganti kantong plastik ketika berbelanja di toserba atau warung dengan tas belanja yang
terbuat dari kain atau rotan/bambu.
2. Mengurangi pemakaian kertas dengan cara memakai dua sisi kertas untuk menulis.
❖ Recycle
Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau
barang yang baru setelah melalui proses pengolahan.. Pengelolaan dengan metode recycle yaitu:
1. Sampah dari botol plastik minuman digunakan sebagai pot atau media tanam tumbuhan.
2. Sisa makanan seperti kulit buah, sayur, dan sisa nasi dijadikan sebagai bahan kompos.
3. Dedaunan kering digunakan sebagai sampah hijau dalam pembuatan kompos.
Selain menggunakan metode 3R, barang barang bekas seperti kertas, kardus dan botol plastik hasil
sampel dijual kembali ke pengepul barang bekas dengan variasi harga yang berbeda per Kg-nya.

b.Optimalisasi Pengurangan Dan Potensi Sampah Dusun Kauman Babadan


Berdasarkan pengambilan data dan perhitungan sampel sampah di Desa Kauman Babadan,
Berikut upaya yang diterapkan agar pengurangan dan potensi sampah bisa optimal:
1. Sampah rumah tangga ialah sampah terbesar yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Kauman
Babadan. Terdiri dari sampah basah seperti nasi, sayur, sisa buah dll. Sampah basah tersebut bias
digunakan sebagai ternah hewan seperti ayam, bebek, angsa. Terlebih sebagian warga menjemur
nasi sisa tuk dijadikan nasi akik atau bahan rengginang.
2. Sampah daun/ranting kecil bisa diolah menjadi kompos anaerob menggunakan EM⁴ atau
decomposer lainnya.
3. Sampah botol, kaca, Plastik bisa dijual kembali. Akan tetapi jika di daur ulang bisa menjadi barang
yang memiliki nilai jual lebih tinggi.Untuk optimalisasi sarana dan prasarana ada poin penting
yang harus dilakukan di Desa Kauman babadan yaitu:
1. Dilihat dari kondisi eksisting pengelolaan sampah yang kurang baik Desa Kauman
Babadan, maka disarankan pemberian wadah sampah 2 jenis di tempat atau dijalan ramai
seperti perempatan dan pertigaan jalan. Hal ini meminimalisir pengguna jalan atau warga
yang melintas tidak membuang sampah sembarangan lagi.
2. Menambah alat pengangkut sampah yaitu gerobak sampah. Hal ini dilakukan agar sampah
tiap rumah bisa diambil secara rutin. Hal ini bertujuan karena gerobak sampah yang ada
hanya 1 dan jadwalnya 2x dalam seminggu. Selain itu pengangkutan tidak maksimal
dikarenakan tidak semua sampah warga di setiap RT diambil. Alhasil, Banyak sampah yang
membusuk di pekarangan rumah selama berhari hari lamanya akibat tidak diambil.
c. Pengomposan
Pengomposan dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah seperti sampah organic dan
anorganik di Desa Kauman Babadan. Adapun Teknik pengomposan yaitu anaerob dengan
menggunakan komposter dengan EM⁴ sebagai starternya. Alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. Komposter
2. sampah coklat (kertas, kardus, sekam padi)
3. Sampah hijau (sisa nasi, kulit buah, sayur, beberapa kulit telur)
4 EM⁴ dan Molase
Cara pembuatan:
1. komposter yang dipakai ukuran 20 L. Perbandingan sampah coklat dan Sampah hijau 3:1 berarti
sampah coklat sebanyak 15 kg dan sampah hijau 5 kg sampah coklat dicacah menjadi kecil agar
proses pengomposan lebih cepat.

15
2. sampah coklat yang sudah dicacah harus dalam keadaan kering, lalu dicampur dengan air 5 L,
molase 75 ml dan EM⁴ 75 ml.
3. Setelah itu, campurkan sampah hijau dan sampah coklat kedalam komposter dan tutup dengan rapat
4. Tunggu sekitar 4-5 hari. Setiap minggu pembalikkan kompos perlu agar ada suhu didalam
komposter tidak terlalu panas.
d. Reduksi Sampah
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan sampel, Sampah yang dihasilkan warga Dusun Kauman
Babadan bisa tereduksi sebesar 12,1 kg/hari yang terdiri dari 8,35 kg sampah botol plastik, dedaunan,
kertas dan 3,75 kg sampah rumah tangga atau 6,63 % dari 80,3 Kg total sampah yang didapatkan
pada tanggal 17 november 2021. Adapun sampah bisa terduksi karena adanya aktivitas 3R dan
pengomposan.
e.Penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) di Dusun Kauman Babadan
Bentuk penanganan sampah yang baik seharusnya tidak hanya berputar pada siklus kumpul,
angkut, buang akan tetapi harus ada aspek penanganan yang lebih baik lagi diantaranya 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) atau pengurangan, penggunaan atau pemanfaatan kembali, dan daur ulang. Melalui
ketiga aspek ini maka keberadaan tumpukan sampah dapat dikurangi (Hernawati, 2015). Pengelolaan
sampah secara Reduce, Reuse, Recycle (3R) sudah menjadi kebijakan secara nasional sejak
disahkannya Undang-undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dengan menerapkan
program ini, secara umum diharapkan timbulan sampah akan berkurang dari sumbernya sehingga
sampah yang dibuang ke TPA juga berkurang. Di samping itu juga dapat menjadi alat dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sampah sehingga sampah memiliki nilai ekonomis dan dapat
membuka lapangan pekerjaa (Syarif, 2017).
setiap rumah tangga diwajibkan dilakukan pemilahan sampah menjadi sampah bahan kompos,
sampah kaca, sampah plastik, sampah kertas, sampah logam, dan sampah lain-lain. Sampah bahan
kompos berupa sampah sisa makanan (sisa sayuran, sisa nasi, cangkang telur, dan sisa buah lunak).
Pemilahan ini didasarkan atas komposisi sampah yang dapat dijadikan bahan kompos dan yang tidak.
Peran serta masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan sistem pengelolaan
sampah berbasis masyarakat. Adapun peran serta masyarakat yang direncanakan berupa mengurangi
timbulan sampah dari tiap rumah dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), melakukan
pemilahan sampah di rumah masing-masing (Utami, 2015).
❖ Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali barang atau sampah yang sudah tidak digunakan lagi.
Hal ini mencakup penggunaan kembali secara konvensional di mana barang dipakai lagi dengan
fungsi yang sama, dan penggunaan kembali di mana barang dipergunakan dengan fungsi yang
berbeda.Penerapan yang dilakukan antara lain menggunakan botol selai sebagai kotak pensil,
kaleng bekas makanan sbagai tempat penyimpanan bumbu dapur atau tabungan, dan wadah plastic
bekas makanan dapat digunakan lagi sebagai tempat menyimpan makanan.
❖ Reduce
Reduce berarti reduksi sampah. Yaitu upaya untuk mengurangi timbulan sampah di suatu
daerah dengan cara mengurangi barang konsumtif seperti kantong plastic di tempat fasilitas-
fasilitas ekonomi seperti toserba, ruko, dll. Penggunaan kantong plastic selain dapat menimbulkan
timbulan sampah, akan sulit juga terurai. Maka dari itu penggunaan plastic bias diganti dengan
memakai totebag atau menggunakan kantong plastic yang berlabel reusable. Dan juga ketika pergi
ke café atau tempat hangout penggunaan sedotan plastik tidak bias dipungkiri banyak digunakan.
Alternatif untuk mengurangi pemakaian sedotan plastic ialah menolak untuk menggunakan
sedotan atau cara lain ialah memakai sedotan stainless steel.

16
❖ Recycle
Prinsip ketiga adalah recycle. Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak
berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses pengolahan. Penerapannya
ialah penggunaan sampah rumah tangga seperti sia nasi, buah, sayur dijadikan kompos menggunakan
EM⁴ atau activator lainnya. Adapun sisa nasi digunakan kembali oleh warga sekitar dengan menejmur
nasi tersebut di bawah sinar matahari dan dimasak lagi sebagai nasi akik atau rengginang. Selain itu
bekas botol selai, kaleng bekas bias dijadikan tempat menimpan pensil dan celengan. Hal ini selain
dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah dapat menjadikan barang baru yang bernilai cukup
tinggi jika dijual.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan selama delapan hari berturut-turut, Dusun Kauman
Babadan menghasilkan sampah sebesar 531,4 Kg dengan rata-rata 66,425 kg yang terdiri dari 7 jenis
sampah yaitu Sampah Plastik, Kaca, Botol, Kertas, Daun/Ranting, Sampah Rumah Tangga, dan
Sampah Masker. Jenis Sampah Rumah Tangga menyumbang sampah terbanyak dengan presentase
75,50 %. dan sampah masker menjadi penyumbang sampah terkecil dengan 0,20 %. Laju Timbulan
Sampah rata-rata yang dihasilkan sebesar 0,211 kg/org/hari dan rata-rata Densitas Sampah yang
dihasilkan sebesar 66,4 kg/m³.
2. Aktivitas pengelolaan di dusun Kauman Babadan menggunakan metode 3R selama delapan hari
berturut-turut.Selain itu, optimalisasi pengurangan sampah bisa dilakukan dengan pengomposan
memakai komposter. Hasil reduksi dari 3R dan pengomposan sebesar 12,1 Kg atau 6,63% dari 80,3
kg jumlah sampah yang disampling pada tanggal 17 Nov 2021.
5.2 Saran
1. Melakukan pengawasan secara Total rumah yang ada di RT 26, 27, dan 28 adalah 116 rumah
maka, Penambahan penampung sampah sebanyak 38unit yang dibutuhkan berdasarkan rumus
kebutuhan penampung sampah dengan 1 wadah sampah per 3 rumah atau 20 m.
2. Penambahan gerobak sampah di Dusun Kauman Babadan, mengingat hanya ada satu
gerobak sampah yang mengangkut seluruh sampah warga desa dan itupun tidak maksimal
dikarenakan hanya sebagian warga dan pengangkutan berlangsung hanya 2x dalam seminggu.
3. Perlunya edukasi dari pemerintah atau dinas terkait setempat untuk mengedukasi warga untuk
memiliki mindset untuk mengelola dan memilah sampah dengan 3 demi mengurangi timbulan
sampah yang akan masuk baik di TPS atau TPA. Bukan hanya warga desa kauman Babadan,
melainkan seluruh warga di DIY lewat media sosial atau blusukan.

DAFTAR PUSTAKA
Adisanjaya, Ngurah Nyoman, dan Lestari, Dwipayani Ni Kadek. 2018. Studi Timbulan Sampah Dan
Peran Masyarakat Dalam Mendukung Konsep Banjar Pintar Berbasiskan Lingkungan.
Jurnal Media Sains. Volume 2 Nomor 2 hal.104-112. September 2018. Universitas Dhyana
Pura.
Arisona, Dwi Risma. 2018. Pengelolaan Sampah 3R ( Reuse, Reduce, Recycle) Pada Pembelajaran
IPS Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan. Jurnal Pendidikan Islam. Volime 3
Nomor 1Januari- Juli 2018. Institut Agama Negeri Islam (IAIN) Ponorogo.
Buana Claudia Larasati Angga. 2016. Motivasi, Pendorong dan Penghambat Ibu Rumah Tangga
Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Berdasarkan Kelas
Sosial. Parsimonial Vol. 2 No 3. Januari 2016. Universitas Ma Chung Malang.

17
Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri (2010) Pengelolaan Sampah Edisi Semester I – 2010/2011. Bandung:
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi
Bandung.
Dobiki, Joflius. 2018. Analisis ketersediaan Prasarana Persampahan Di Pulau Kumo Dan Pulau
Kakena Di Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Spasial Vol. 5 No 2. ISSN: 224-3262. 2018.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Helmy, Heny, dkk. 2018. Peningkatan Kepedulian Lingkungan Melalui Pembinaan Penerapan
Sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Volume 5 No 1 Tahun 2018. Universitas Sriwijaya.

Hernawati, Devi., Saleh, Choirul.,& Suwondo. 2015. Partisipasi Masyarakat Dalam


Pengelolaan Sampah Berbasis 3r (Reduce, Reuse Dan Recycle) (Studi Pada Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu Di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten
Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187. Fakultas Ilmu
Administrasi,Universitasn Brawijaya, Malang.
Laysa, Sukmawati. 2012. Studi Perilaku Masyarakat Tentang Penanganan Sampah Di Tinjau Dari
Aspek 3r Di Lingkungan Perumahan Cendana Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah
Tahun 2012. Jurusan Kesehatan masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan
Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

Malee, R.M., S. Benu Olifie L., & Wangke, Welson M. 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap
Program Pengelolaan Sampah Secara Reduce, Reuse, Recycle (3r) Di Kelurahan
Manembo-Nembo Tengah Kecamatan Matuari Kota Bitung. Agri-SosioEkonomi
Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 225 – 238.
Masrida, Reni. 2017. Kajian Timbulan Dan Komposisi sampah Sebagai Dasar Pengelolaan Sampah
Di Kampus II Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Journal of Env. Engineering & Waste
Management, Vol 2., No 2, oktober 2017: 69-78
Nizmah. 2014. Timbulan dan Komposisi Sampah Komersil Kota Padang pada Musim Hujan, Tugas
Akhir. Padang: Teknik Lingkungan Universitas Andalas.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik.
Priscila, Elisabeth, dkk. 2016. Studi Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Dalam perencanaan
Teknik Operasional Pengelolan Sampah Di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro. Jurnal Teknik Lingkungan. Volume 5, No 2. 2016 Universitas
Diponegoro.
Puspitawati, Y. dan Rahdriawan, M. (2012). Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
dengan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon.
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. Vol 8(4):349-359 Desember 2012.
Raharjo, Slamet dan Geovani, Rima 2015. Studi Timbulan, Komposisi, Karakteristik, Dan Potensi
Daur Ulang Sampah Non Domestik Kabupaten Tanah Datar. Jurusan teknik Lingkungan.
Volume. 12(1). Hal.27-37. Januari 2015. Universitas Andalas. Indonesia.
Ruslinda, Yenni. 2014. Karakteristik Fisik Sampah Kota Padang Berdasarkan Sumber Sampah Dan
Musim. Jurnal teknik Lingkungan UNAND. Volume 11 No 1 hal. 1- 8 Januari 2014.
Universitas Andalas.
SNI 19-3964-1994 tentang Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan.

Syarif, Akhmad. 2017. The Impact of 3R Training In Basic Education Toward Waste Management
In Palangka Raya City. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Balanga. Vol.5. No. 1

18
Januari-Juni 2017:1-7. Universitas PGRI Palangka Raya.

Utami, Dalliani., Handayani, D,S., & Syafruddin. 2015. Perencanaan Sistem Pengelolaan
Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat (Studi Kasus: Rw 01, Kelurahan Sumurboto,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang). Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.

19

You might also like