You are on page 1of 17

TUGAS KELOMPOK 17

MATA KULIAH SISTEM KEAMANAN INTERNASIONAL

“Ekspansi Pertamina Ke Libya Sebagai Salah Satu Strategi Ketahanan Energi Nasional ”

Guna memenuhi tugas yang disampaikan

oleh Ganjar Widhiyoga, Ph.D..

Disusun oleh :

Muhammad Fauzi (NIM 19323119)


Al Fariz Ardhia Ngongira  (NIM 19323034)

Kelas B

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
Daftar Isi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...
 

 
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pada zaman globalisasi dan masyarakat industry ini, sektor bisnis perminyakan
memainkan peranan dan pengaruh yang sangat besar. Melonjaknya harga minyak dunia
menjadi sangat tinggi pada satu waktu, lalu dilanjutkan dengan turunnya harga dengan sangat
tajam dalam kurun waktu dekat bahkan bersamaan, hal ini merupakan salah satu indikator
yang menguatkan asumsi tersebut. oleh karena besarnya peranan bisnis energi, terutama
minyak bumi hal ini yang membuat sektor bisnis ini mempunyai tingkat fluktuasi dan
kompleksitas yang  tinggi. Akibat dari hal hal yang disebut di atas, dalam sektor bisnis ini
siapapun yang dapat mengatur naik turunnya harga minyak dunia, maka dia memiliki peranan
dan pengaruh yang sangat signifikan dalam geopolitik dan geostrategi di dunia sekarang ini.

Kondisi dan situasi yang disebutkan diatas telah berlangsung sangat lama. Sampai
akhirnya muncul situasi yang baru yang turut serta melahirkan era yang baru pula, muncul
nya para negosiator dan eksekutor baru merupakan sebuah tanda dari era baru ini dalam
bisnis minyak dan gas. Aktor yang hadir ini menjadi pelaku ekonomi pada bisnis minyak dan
gas dan menjadi kekuatan yang baru. Para aktor pelaku ekonomi ini salah satunya berasal
dari negara berkembang, dan hadirnya mereka adalah sebagai alat negara untuk
melaksanakan kebijakan strategis negara dan sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni
asing yang sebagian besar masih memonopoli bisnis minyak dan gas.

Hadirnya negara berkembang menjadi sebuah fenomena yang baru, selama ini kita
tahu bahwa hampir 40% pasokan minyak dunia dipunyai oleh 7 perusahaan raksasa.
Perusahaan tersebut adalah British Petroleum, Royal Dutch Shell, Exxon, Mobil Oil, Texaco,
Gulf, dan Chevron. Perusahaan yang disebutkan ini dikategorikan sebagai IOC (International
Oil Corporation), pihak yang menjadi kompetitor adalah NOC (National Oil Company) yang
merupakan perusahaan yang dimiliki satu negeri untuk mencapai kepentingan para penguasa
di negaranya. Dalam konteks Indonesia bentuknya tercakup ke dalam BUMN (Badan Usaha
Milik Negara), dan perusahaan yang bergerak dalam bidang energi adalah Pertamina. Tetapi
seringkali NOC hanya sebagai ladang uang para penguasa atau kepentingan politik tertentu,
idealnya perusahaan yang dimiliki negara harus mempunyai manajemen dan kepemimpinan
yang baik. Kualitas manajemen dan kepemimpinan yang baik akan menjadikan perusahaan
ini sumber keuangan secara ekonomi dan sebagai salah satu media untuk menunjukkan
kekuatan dan kedaulatan negara. Oleh sebab inilah NOC memiliki posisi yang sangat
strategis untuk menjadi alat agar bisa mendapatkan pengaruh dan pengakuan pada dunia
internasional.

Satu dari sekian sasaran ekspansi Pertamina adalah Libya, Libya tergabung kedalam
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan kondisi perekonomian negara ini
bergantung pada ekspor Minyak. Cadangan minyak yang dimiliki oleh Libya adalah 44 miliar
barel, cadangan yang dimiliki oleh Libya merupakan cadangan terbesar di benua Afrika dan
Pemerintahan Libya memiliki rencana untuk meningkatkan cadangan minyak buminya,
menaikkan kapasitas produksi dan mengembangkan gas alam untuk memulihkan ekonomi
negara tersebut yang terkena sanksi dari AS dan dunia internasional lebih dari satu decade.

Mengganti sumber daya energi merupakan kebutuhan dan menjadi satu hal yang
penting dalam menjawab perihal ketahanan energi. Dalam hal ini peranan yang dimiliki oleh
intelijen negara terkait daya tahan sebuah negara dalam hal ketersediaan energi menjadi
sangat penting untuk menyajikan sebuah gambaran secara komprehensif tentang peta
kekuatan cadangan energi yang tersebar di berbagai negara serta memberikan kerangka
strategis kepada negara dan institusi atau pihak pihak yang terkait untuk menentukan langkah
strategis bersama-sama. Vitalnya peran Intelijen negara dalam operasi bisnis, maka yang
harus dilakukan oleh Pertamina sebagai institusi bisnis dan merupakan bagian pengaman
energi nasional menghidupkan dan membangun unit intelijen mereka dan juga turut
melakukan koordinasi badan-badan intelijen negara yang lain yang bertujuan sebagai
pencarian dan penguasaan sumber-sumber energi negara lain.

B. Tinjauan Teoritis & Rumusan Masalah  

A. Rumusan Masalah

1. Apakah dan bagaimana situasi Geopolitik Perminyakan dalam mempengaruhi


ketahanan energi nasional?
2. Bagaimana kemampuan NOC (National Oil Company)  untuk menjaga dan
mewujudkan ketahanan energi nasional, dalam konteks ini memastikan suplai minyak
secara stabil kepada masyarakat?
3. Mengapa peranan intelijen nasional dalam proses ekspansi NOC (National Oil
Company) menjadi suatu hal yang sangat diperlukan?

B. Kerangka Konsep

 Geopolitik dan Geostrategis Perminyakan

           Geopolitik adalah sebuah seni dan praktek dalam menggunakan kekuasaan politik
pada suatu wilayah tertentu. Dalam pengertian tradisional, istilah ini banyak digunakan untuk
menjelaskan dampak sebuah letak geografis terhadap politik. Namun, seiring berjalannya
waktu makna konsep ini berkembang dengan sangat luas secara makna. Studi geopolitik
dalam lingkup akademisi melibatkan analisis geografi, ilmu sosial, dan sejarah dengan acuan
tata ruang politik dan pola-pola di berbagai skala, mulai dari nasional hingga global.
Geopolitik merupakan cabang dari geografi politik yang studinya berisi tentang hubungan
timbal balik antara geografi, politik, dan kekuasaan. Disamping itu interaksi yang  terjadi dari
kombinasi  satu sama lain dari semuanya.

       Secara etimologi geopolitik berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang mempunyai arti
bumi menjadi wilayah yang hidup. Sedangkan politik berasal dari kata polis yang mempunyai
arti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang mempunyai arti
urusan (politik) mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Konsep
geopolitik sendiri ada bermacam-macam saya akan menyebutkan beberapa antara lain Sir
Walter Raleight (1554-1618) yang menekankan bahwa konsep geopolitik berfokus pada
wawasan maritime, yaitu penguasaan laut yang mempunyai tujuan untuk menguasai jalur
perdagangan laut dan penguasaan kekayaan dunia, untuk itu diperlukan keseriusan dalam
memperkuat armada laut. Konsep selanjutnya berasal dari Alfred Thayer Mahan (1840-1914)
konsep dari Raleight dikembangkan dengan mempertahankan dan memanfaatkan sumber
daya laut (kekuatan maritime). Kemudian ada Guilio (1869-1930),dan William Mitchell
(1878-1939) konsep geopolitik yang mereka kembangkan lebih berfokus pada kedirgantaraan
dalam memenangkan sebuah peperangan, kekuatan udara memungkinkan beroperasi sendiri
tanpa di bantu oleh kekuatan lainnya dan dapat menghancurkan musuh tepat di markasnya
sendiri.
Pada tahun 1859 minyak bumi ditemukan dalam skala komersial di Amerika serikat
dan menggeser batu bara sebagai sumber energi penggerak industry. Sifat minyak bumi yang
lebih bersih ketimbang batu bara, mudah untuk diangkut, dan mudah disimpan membuatnya
menjadi komoditas dunia paling strategis. Posisi strategis minyak bumi ini ditopang oleh dua
faktor: tidak semua perut bumi memiliki kandungan minyak bumi, dan minyak bumi
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Menurut Data Departemen
energi Amerika Serikat menyebutkan bahwa konsumsi terhadap energi dunia diproyeksikan
akan naik 71 persen dari tahun 2003 hingga 2030. Minyak bumi masih tetap diyakini sebagai
sumber energi utama yang digunakan di bumi ini, disusul batu bara, gas bumi, dan lin-lain.
Melihat proyeksi dari Departemen Energi Amerika Serikat, perdagangan naik dari 56 juta
barel per hari pada tahun 2001, menjadi 95 juta barel per hari pada tahun 2025, sementara
pertumbuhan di antara tahun 1973 hingga 2001 hanya mengalami sedikit peningkatan dari 41
juta barrel menjadi 56 juta barrel.

Konsumsi yang meningkat membuat minyak bumi di suatu lokasi tertentu akan
membentuk hubungan politik antarnegara yang biasa disebut geopolitik perminyakan.
Geopolitik. Perebutan yang terjadi pada komoditas perminyakan telah banyak memicu
pertikaian antar bangsa. Iran Iraq berperang lebih dari satu decade hanya untuk
memperebutkan akses minyak. Irak menduduki Kuwait karena dipicu oleh perebutan
lapangan minyak di daerah perbatasan. Bahkan Indonesia juga turut serta bercekcok dengan
Malaysia untuk mengklaim pulau tersebut,tentu karena klaim yang menyebutkan bahwa
pulau tersebut mempunyai banyak cadangan minyak bumi dan gas bumi dalam skala besar.

Menurut Halford Mackinder sebagai seseorang pencetu teori geopoloitik yang berasal
dari inggris, membagi dunia dalam 2 kategori  World IsIand dan Periphery. World island
merupakan sebuah istilah yang mempunyai arti cermin dari kekuatan darat sedangkan arti
dari Periphery mempunyai arti cermin dari kekuatan laut. Wilayah yang berada pada World
Island adalah kawasan Eurasia, gabungan eropa timur Asia meliputi negara bekas Uni soviet
di Asia Tengah dan kaukasu hingga daerah gurun di Afrika Utara. Sedangkan wilayah yang
berada dalam kawasan Periphery Eropa Barat, Asia Selatan, Sebagian Asia tenggara,
Sebagian besar Daratan China serta daerah kepualauan luar kontinen, yaitu Benua Amerika,
Afrika Selatan, Asia tenggara, dan Australia. Dalam teori yang di kemukakan oleh Mackinder
tentang  Heartland, yaitu sebuah wilayah yang berada di pusat World Island yang meliputi
eropa Timur, Rusia, dan Asia Tengah (bekas kawasan imperium Uni Soviet). Kemudian
Mackinder juga menyebutkan bahwa eropa timur merupakan pivot area, di pivot area ini
terdapat kawasan jantung dunia, heartland. Siapapun yang dapat menguasai heartland, dia
akan menguasai World Island. Siapapun yang mengausai World Island, dia akan menguasai
lebih dari 50 persen sumber kekayaan dunia dan memimpin pertaruhan dalam membangun
imperium global.

Keadaan membuat minyak yang awalnya komoditas menjadi pendikte kebijakan


politik suatu negara. Minyak bumi tidak bisa dipisahkan dari politik karena kaitannya yang
sangat erat dengan national strategies and global politics and power. Dalam berapa waktu
belakangan ini tampak ada peningkatan isu keamanan dan ketahanan energi. Hal ini
disebabkan oleh munculnya keprihatinan ketakutan terkait masalah energi, antara lain inilah
beberapa hal yang menjadi indikator yang dikhawatirkan tersebut adanya fakta tentang
penipisan cadangan minyak dan bahan bakar fosil lain, ketergantungan pada sumber energi
asing secara langsung, semakin terkaitnya geopolitik dan  minyak bumi menjadi senjata
dalam bernegosiasi antar negara, pengaruh stabilitas pemerintah negara yang memasok
negara. Kebutuhan energi negara-negara miskin dan tuntutan dari negara maju seperti china
dan berkembang maju seperti india yang membutuhkan lebih banyak energi untuk konsumsi
rakyat mereka yang populasinya meningkat drastis dari tahun ke tahun,adanya isu
lingkungan, khususnya perubahan iklim dan sumber energi terbarukan dan energi alternatif
lainnya yang sampai sekarang belum dapat menggantikan minyak bumi sebagai sumber
utama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi geopolitik perminyakan suatu negara antara lain :

1.       Geologi

2.       Geografis

3.       Tingkat ketergantungan

4.       Sumber minyak

5.       Puncak produksi minyak

6.       Keamanan rute pengiriman minyak

7.       Kekuatan politik
 

C. Ketahanan Energi dan Institusi intelijen

 Kebijakan Energi Nasional dalam ketahanan energi memiliki tujuan untuk : 


1. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap energi untuk kebutuhan
mereka sehari-hari;
2. Meningkatkan keamanan pada pasokan energi.
3. Memberikan harga energi yang sesuai dengan keekonomian masyarakat.

Ketahanan energi akan terganggu jika pasokan energi yang dibutuhkan  masyarakat
tidak seimbang. Ada beberapa aspek ancaman yang mempengaruhi keamanan dan ketahanan
energi; kestabilan politik di beberapa negara sentral penghasil minyak, manipulasi terhadap
suplai energi, kompetisi atau persaingan di antara beberapa penghasil sumber energi utama
dan penyerangan terhadap fasilitas produksi, bencana alam serta kecelakaan, dan lain-lain.
Harga yang melonjak sangat tinggi, keterbatasan akses terhadap sumber-sumber energi,
pengamanan suplai energi, kompetisi dan kekacauan politik, turut andil dalam memperbesar
ancaman tersebut.

Ketahanan energi dan keberadaan peran intelijen sangat erat kaitannya, karena
ketahanan mempunyai maksud utama untuk menggali informasi untuk mendapatkan akses
energi yang murah. Intelijen adalah sebuah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu
relevansinya (velox et exactus), bukan detil dan keakuratannya, berbeda jauh dengan data,
yang merupakan informasi yang akurat, atau fakta yang merupakan sebuah informasi yang
telah diverifikasi. Pemasok cadangan energi dunia tidak selalu memberikan informasi yang
akurat atau konsisten tentang cadangan mereka yang sebenarnya. Para pembuat kebijakan dan
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memerlukan informasi ini untuk mengembangkan
kebijakan energi jangka panjang dan investasinya. Arab Saudi misalnya sering melebih-
lebihkan kemampuan atau menahan kemampuan produksi di masa depan yang dilakukannya
secara bertahap dan terencana. Dalam memberi informasi cadangan energi dunia untuk
mengatasi keamanan energi jangka panjang, komunitas intelijen bisa mengumpulkan
informasi tentang statu lading minyak yang tersebar di seluruh dunia. Informasi ini lah yang
akan memudahkan para pembuat kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan
energi yang tidak terduga.
Penggunaan intelijen dalam keamanan energi ternyata adalah sebuah hal mutlak yang
harus dilakukan dan memanfaatkan komunitas intelijen tidak hanya di sectoral  tetapi juga
haru dilakukan Pertamina atau Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral semata tetapi
turut juga Badan intelijen, Kementerian pertahanan, dan lain lain yang mempunyai fokus
tujuan untuk menjaga keamanan energi.ide untuk membentuk Badan Intelijen Pertahanan di
kementerian pertahanan haru sepenuhnya mendapat dukungan sepenuhnya mengingat akan
membantu tugas pertamina dalam menjalankan fungsinya sebagai carrier flag negara
Indonesia Dalam mencari dan menguasai sumber sumber minyak dunia.   

  Perusahaan Minyak Nasional dan Pertamina

NOC atau National Oil Company adalah perusahaan minyak yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu negara (state corporate). Sebagian besar dari perusahaan ini awalnya
hanya berdiri sebagai regulator (pengatur), namun kemudian akhirnya banyak yang berubah
dan menjadi sebuah perusahaan minyak yang juga ikut untuk beroperasi dan berkompetisi
dalam perburuan minyak secara global. Pergeseran posisi yang dihadapi oleh NOC ini sangat
mungkin dipicu oleh perubahan geopolitik dunia, serta semakin langkanya minyak bumi atau
justru semakin terkuncinya kebutuhan energi minyak dalam memenuhi kebutuhan energi
primer di dunia. Produksi minyak diperhitungkan akan tetap bertahan hingga 2020-2030,
tetapi setelah itu harus ada penemuan sumber energi lain yang mampu menggantikan energi
fossil.  Oleh karena itu kepastian pasokan energi menjadi hal yang sangat penting dan harus
dimulai dari saat ini. Hal ini menjadi dasar terjadinya pergeseran NOC dari regulator ke
operator.

NOC merupakan state company atau milik negara seringkali mempunyai tujuan
sosial. Pertamina adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara terbesar yang bergerak dalam
bidang minyak dan gas. Pertamina lahir sejak tahun 1971, peristiwa penting terjadi 30 tahun
kemudian tepatnya pada tahun 2001 Diterbitkannya UU Migas No. 22 tahun 2001 yang
akhirnya mengantar Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero). Tahun 2001 merupakan
turning point terakhir Pertamina menghadapi abad ke-21. Pada sektor kegiatan eksplorasi dan
produksi migas, Pertamina telah melakukan kegiatan ekspansi yang sudah berjalan di
Malaysia, Vietnam, Libya, Sudan, Qatar dan lain-lain. Semangat ekspansi kegiatan hulu di
luar negeri (Overseas) adalah bagian dari semangat Pertamina menjadi perusahaan minyak
nasional kelas dunia NOC pada tahun 2023.

BAB II

Pembahasan 

A. Geopolitik Perminyakan

Geopolitik sendiri merupakan hubungan politik antar negara yang bentuk pada posisi
geografis. Dengan adanya akses energi yang terjangkau menjadi sangat penting dalam
ekonomi modern ini. Namun, dengan adanya ketimpangan dalam pemerataan distribusi
pasokan energi, hal ini menimbulkan munculnya suatu ancaman. Ancaman disini adalah
keamanan energi yang mencakup; adanya ketidakstabilan politik di beberapa negara
produsen  energi, adanya manipulasi dalam persediaan energi, adanya persaingan dari sumber
energi, dan beberapa ancaman yang terjadi pada infrastruktur pasokan energi, hingga
timbulnya bencana alam.
Minyak bumi merupakan sumber energi yang masih menjadi sumber paling utama
yang dibutuhkan manusia untuk menggerakan ekonomi industri. Keadaan minyak bumi,
menggeser batu bara yang pernah menjadi sumber penggerak ekonomi industri di Amerika
dan Eropa. Karema, sifatnya yang lebih bersih, mudah untuk diangkut, dan  juga mudah
untuk disimpan. 
Sedangkan yang terjadi pada tahun 1920, produksi minyak membludak hingga 4 50
juta barel yang menyebabkan timbulnya kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan dan
kehabisan stok minyak bumi. Akibat hal tersebut muncul rasa kekhawatiran yang 
dikarenakan cadangan minyak yang terkuras hingga itu menjadi ancaman sendiri.

B. Ketahanan Energi di Indonesia


Pada 2001 sektor minyak di Indonesia mengalami reformasi yang sangat signifikan
dikarenakan adanya Undang-Undang No.22/2001 tentang minyak dan gas. Pertamina dipaksa
untuk  melepas pemberian izin atas penguasaan kilang minyak dan membatasi aksi monopoli
perusahan dalam keterkaitan kegiatan hulu. Pertamina yang tadinya berperan sebagai
regulator dan administrasi, kini dialihkan kepada BP Migas (Badan Pelaksana Minyak dan
Gas). Kondisi di Indonesia banyak didominasi beberapa perusahaan minyak Internasional
diantaranya, Chevron, selaku produsen minyak terbesar yang menjadi regulator bekas aset
daripada Caltex Pacific dan Unocal.Ada beberapa produsen minyak lainnya seperti Exxon
Mobil, Total, British Petroleum, dan Chonoco Phillips. Ditambah dengan adanya perusahaan
milik China yaitu Petrochina dan CNOOC (China National Offshore Oil Corporation) yang
menjadi aset besar. Terkait adanya liberalisasi  minyak di sektor hilir, pertamina melepas
monopoli sebagai perusahaan ritel dan juga distribusi pada sektor BBM hingga Juli 2004. 
Pertamina tetap mempertahankan posisinya sebagai pemeran utama dalam sektor hilir.
Dan Indonesia tetap memberlakukan sistem subsidi konsumsi pada konsumen domestik ritel
BBM dengan cara tetap menjual produk dengan harga yang jauh dibawah harga pasar
dunia.Namun, pada saat masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa
subsidi akan dikurangi dan harga bensin eceran dan solar dinaikan 125%. Untuk mengurangi
ketergantungan minyak, pemerintah memacu untuk adanya peralihan ke gas alam untuk
sektor industri, sedangkan dari minyak batubara dan gas alam beralih ke sektor listrik. Tidak
hanya sekedar mempromosikan saja penggunaan bio-bahan bakar pada sektor transportasi
juga. Disisi lain, adanya peningkatan pemberian insentif yang berupaya sebagai pendorong
untuk menciptakan kesempatan yang lebih besar pada bagian investasi dipengembangan hulu
minyak dan gas bumi. 

C. Libya Dan Potensi Minyaknya

Penemuan cadangan minyak yang substansial pada 1959 dan pendapatan dari hasil
penjualan minyak bumi tersebut dijadikan upaya untuk mengubah Libya untuk mengubah
dari negara termiskin di dunia untuk menjadi negara yang sangat kaya raya, yang dapat
diukur dengan PDB per kapita. Meskipun dari sektor minyak telah meningkatkan kekayaan
Libya, terdapat masalah baru yaitu kebencian kalangan bawah terhadap kalangan elite
dikarenakan adanya peeseturaan terhadap si kaya dan si miskin.
Sistem politik Libya didasarkan dari falsafah politik Qadhafi yang terlampir di dalam
Green Book, dengan menggabungkan teori sosialis dan perspektif Islam dan menolak adanya
demokrasi parlementer dan adanya partai politik.Sedangkan kenyataanya, Qadhafi melakukan
kontrol total atas keputusan-keputusan besar dari pemerintah. Pada 7 tahun pertama setelah
adanya revolusi, Gaddafi dan 12 perwiranya sebagai Dewan Komando Revolusi, yang
memulai reformasi total di Libya. Pada 1980 Qadhafi melakukan kebijakan anti-Islam
fundamentalis di Libya, karena fundamentalisme terlihat sebagai point utama yang potensial
sebagai penentang rezim. Pasukan keamanan dari pihak Qadhafi sendiri melakukan serangan
pendadakan kepada kelompok militer yang akan melakukan kudeta dan suku Warfalla di
bulan Oktober 1993. 
Sistem pemerintahan Libya sendiri terbagi menjadi tiga macam diantaranya,
pengadilan tingkat pertama; perbandingan yang berbanding dan Mahkamah Agung, yang
merupakan tingkat banding akhir. Dengan menunjuk anggota hakim selaku Mahkamah
Agung pada Kongres rakyat khusus untuk “pengadilan revolusioner” dan pengadilan militer
dilakukan diluar sistem dari pengadilan negara, terutama pada sisi kejahatan politik dan
kejahatan negara. 

Libya melakukan upaya diversifikasi ekonomi serta mendorong partisipasi pada


sektor swasta, pengawasan harga, kredit, perdagangan dan valuta asing agar bisa membatasi
pertumbuhan. Dengan adanya pembatasan impor dan adanya alokasi sumber daya yang
kurang efisien dapat menyebabkan kekurangan barang dasar dan bahan makanan secara
periodik. Gaddafi sejak 1969 menetapkan kebijakan luar negeri Libya, yang bertujuan untuk
kebijakan luar negerinya adalah kesatuan bangsa Arab. Dengan penghapusan Israel,
memajukan kemajuan Islam, mendukung Palestina untuk merdeka, penghapusan pengaruh
dari luar kawasan Barat di Timur Tengah dan Afrika, dan mendukung berbagai dukungan
gerakan “revolusioner” seperti Moro dan Aceh Merdeka.
Pemerintah Libya mengupayakan untuk meningkatkan cadangan minyak buminya 
untuk menaikkan kapasitas produksi dan mengembangkan gas alam untuk jangka waktu
menengah. Hal tersebut dilakukan untuk memulihkan sektor ekonomi negara Libya yang
berakibat dari satu dekade terkena sanksi oleh Amerika Serikat dan Internasional. Pada tahun
2003 PBB dan AS mencabut sebutan Libya sebagai negara sponsor terorisme. Sejak itulah
beberapa perusahaan minyak internasional mulai meningkatkan investasi mereka dalam
eksplorasi dan produksi hidrokarbon meskipun ada beberapa tingkat peraturan yang tidak
pasti. 
Untuk menambah cadangan minyak Libya memberikan beberapa tambahan intensif
demi mengeksplorasi minyak yang terutama yang dilakukan di daerah terpencil. Adanya
peningkatan investasi asing yang melambat ini, yang diakibatkan dari ketidakpastian akan
adanya kuota OPEC secara umum untuk memproduksi minyak Libya yang telah melebihi
kuota yang telah disepakati. Pada awalnya perusahaan minyak asing dalam konsesi berada
sekitar 49%, namun dikarenakan adanya perubahan perjanjian bagi hasil yang telah
diumumkan Dewan Minyak dan Gas Bumi Libya. Adanya proses negosiasi ulang dengan
beberapa orang lain dalam proses untuk menyetujui persyaratan yang telah ditetapkan.
Perusahaan Indonesia yang mempunyai konsesi di Libya yaitu Pertamina dan Medco.

D. Ekspansi Pertamina Ke Libya

Produksi minyak di Indonesia berjalan dengan mengikuti deret hitung, sedangkan


volume konsumsi berlari ke arah deret ukur. Dengan adanya 225 juta penduduk dan relasi
produksi minyak pada tahun 2007 kurang lebih di angka 910.000 barel per hari, sedangkan
jumlah konsumsi minimumnya adalah 1,3 juta barel per hari telah terjadi defisit sekitar
400.000 barel per hari. Adanya defisit tersebut sejak tahun 2004 yang dimana Indonesia tidak
akan mencari dan menguasai sumber minyak di luar negeri, untuk masa yang mendatang
pasti akan terjadi krisis energi yang dapat menyebabkan rentannya keamanan  dan kehidupan
Indonesia. Dengan adanya bobot yang besar untuk jumlah dari cadangan minyak, dari sisi
kompetisi dan biaya operasional dengan alasan kebutuhan Indonesia lebih membutuhkan
minyak daripada gas.
Pertamina memerlukan beberapa wilayah baru yang dapat membawa potensi untuk
menambah cadangan migas.Yang kedua, Libya merupakan negara pengekspor  minyak utama
ke daerah Eropa dan juga mempunyai saluran pipa yang berasal langsung dari Libya ke Italy,
sehingga mempunyai potensi pasar yang terbuka tanpa harus  mendapatkan biaya lagi.
Pemerintah Libya memberi tugas kepada NOC untuk menawarkan investasi asing yang
berkecimpung di bidang migas. Adanya anak perusahaan NOC diantaranya adalah Ollintvest
yang aktif dalam hilir, dan Tamoil yang bergerak pada bidang pemasaran hilir. Berikut adalah
beberapa perusahaan asing yang ikut berkecimpung dalam kerjasama dengan Libya :
1. Repsol (Spanyol)
2. Total Fina Elf (Perancis)
3. OMV (Austria)
4. Norsk Hydro (Norwegia)
5. MAN (Jerman)
6. Snamprogetty (Italia)
7. Marathon, Conoco, Amerada Hess (Kanada)
8. SOKO (Inggris)
9. Agip,Odex Exploration, Bula Resources (Irlandia)
10. Zarubezhnzftegastroi/Zagas (Rusia)
11. Daewoo (Korea)

Perusahan-perusahaan tersebut merupakan kompetitor Pertamina yang berhasil


memasuki wilayah Libya, dibanding dengan negara-negara lain yang masih berusaha untuk
menginvestasi minyak dan gas di negara yang kaya akan adanya minyak dan gas ini. Setiap
perusahaan yang berkesempatan menjadi rekanan atau mitra bisnis dalam perusahaan migas
LIbya, mengharuskan mendaftar pada kementerian perdagangan.Untuk dapat bergabung ke
dalam bisnis perminyakan di Libya terdapat tiga cara yang bisa dilalui, pertama adalah tender
terbuka, kedua adalah menghubungi secara langsung kepada NOC tanpa melalui tender,
ketiga adalah dari hubungan politik payung kerjasama.
BAB III

Kesimpulan 

Indonesia sudah menghadapi defisit migas dan ketahanan tenaga jadi terancam bila
tidak lekas memperoleh sumber tenaga baru, baik dari segi sumber migas dalam negeri
maupun pencarian migas dari negara lain, dari terdapatnya informasi cadangan dipisah
dengan konsumen dalam negeri nyatanya Indonesia dalam waktu kurang dari 10 tahun akan
alami kekurangan serta kelangkaan energi lagi. Dalam melaksanakan pencarian serta
penguasaan sumber migas dari luar negara Indonesia sebagian besar dilakukan oleh PT
Pertamina selaku BUMN serta carrier flag dari Indonesia. Dalam pembedahan pencarian dan
penguasaan sumber- sumber minyak dan gas tersebut, Pertamina dan organ- organ lain
membutuhkan metode intelijen yang baik, strategis, serta taktis. Permasalahan ekspansi
Pertamina di Libya, Pertamina sudah berpengalaman melakukan organisasi di dalam negeri
bertahun- tahun nyatanya mengalami kegagalan dalam melaksanakan operasi di luar negeri
bila tidak menemukan support penuh dari pemerintah serta menggunakan intelijen untuk
mencari informasi kekuatan dari sendiri ataupun aspek eksternal yang akan dihadapi
kedepannya. Selain itu, dihipotesiskan bahwa ekspansi perusahaan migas di luar negeri
memiliki korelasi antara perusahaan minyak milik negara dengan Kementerian Pertahanan
Negara dan badan intelijen dalam kegiatan peruntukan ekspansi negara. . Satuan tugas harus
dibentuk untuk mendukung kelancaran negosiasi dengan mempertimbangkan ekspansi luar
negeri di masa depan. Yang penting adalah Departemen Sumber Daya Mineral Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan, dan Badan Intelijen Nasional. Hal
ini bertujuan untuk membantu membangun komunitas intelijen energi Pertamina yang
bertujuan untuk bisa mendapatkan produk Intelijen.

DAFTAR PUSTAKA

Amal, Ahmad Najihal. (2010). Expansion of National Oil Companies Abroad as One of The National
Energy Security Strategies (Case Study of : Pertamina's expansion to Libya). Jakarta : UI

Suradinata, Ermaya. (2001) Geopolitik Dan Geostrategi Dalam Mewujudkan Integritas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. DIY : UGM

Djelantik, Sukawarsini. (2001) Minyak Dalam Diplomasi dan Politik Global. Jawa Barat : UNPAR
 
Wisnuwardhani, Nastiti. (2017) STRATEGI BISNIS PT PERTAMINA (PERSERO) DALAM
MENGHADAPI FLUKTUASI HARGA MINYAK DUNIA AKIBAT GEJOLAK POLITIK TIMUR
TENGAH TAHUN 2011-2015. Jawa Timur : UPN

Rianto, Surya. (2018). Ekspansi Pertamina Ke Luar Negeri Akan Perkuat Ketahanan Energi.
Bisnis.com (https://ekonomi.bisnis.com/read/20180328/44/755392/ekspansi-pertamina-ke-luar-
negeri-akan-perkuat-ketahanan-energi)

You might also like