Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok 17
Tugas Kelompok 17
“Ekspansi Pertamina Ke Libya Sebagai Salah Satu Strategi Ketahanan Energi Nasional ”
Disusun oleh :
Kelas B
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pada zaman globalisasi dan masyarakat industry ini, sektor bisnis perminyakan
memainkan peranan dan pengaruh yang sangat besar. Melonjaknya harga minyak dunia
menjadi sangat tinggi pada satu waktu, lalu dilanjutkan dengan turunnya harga dengan sangat
tajam dalam kurun waktu dekat bahkan bersamaan, hal ini merupakan salah satu indikator
yang menguatkan asumsi tersebut. oleh karena besarnya peranan bisnis energi, terutama
minyak bumi hal ini yang membuat sektor bisnis ini mempunyai tingkat fluktuasi dan
kompleksitas yang tinggi. Akibat dari hal hal yang disebut di atas, dalam sektor bisnis ini
siapapun yang dapat mengatur naik turunnya harga minyak dunia, maka dia memiliki peranan
dan pengaruh yang sangat signifikan dalam geopolitik dan geostrategi di dunia sekarang ini.
Kondisi dan situasi yang disebutkan diatas telah berlangsung sangat lama. Sampai
akhirnya muncul situasi yang baru yang turut serta melahirkan era yang baru pula, muncul
nya para negosiator dan eksekutor baru merupakan sebuah tanda dari era baru ini dalam
bisnis minyak dan gas. Aktor yang hadir ini menjadi pelaku ekonomi pada bisnis minyak dan
gas dan menjadi kekuatan yang baru. Para aktor pelaku ekonomi ini salah satunya berasal
dari negara berkembang, dan hadirnya mereka adalah sebagai alat negara untuk
melaksanakan kebijakan strategis negara dan sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni
asing yang sebagian besar masih memonopoli bisnis minyak dan gas.
Hadirnya negara berkembang menjadi sebuah fenomena yang baru, selama ini kita
tahu bahwa hampir 40% pasokan minyak dunia dipunyai oleh 7 perusahaan raksasa.
Perusahaan tersebut adalah British Petroleum, Royal Dutch Shell, Exxon, Mobil Oil, Texaco,
Gulf, dan Chevron. Perusahaan yang disebutkan ini dikategorikan sebagai IOC (International
Oil Corporation), pihak yang menjadi kompetitor adalah NOC (National Oil Company) yang
merupakan perusahaan yang dimiliki satu negeri untuk mencapai kepentingan para penguasa
di negaranya. Dalam konteks Indonesia bentuknya tercakup ke dalam BUMN (Badan Usaha
Milik Negara), dan perusahaan yang bergerak dalam bidang energi adalah Pertamina. Tetapi
seringkali NOC hanya sebagai ladang uang para penguasa atau kepentingan politik tertentu,
idealnya perusahaan yang dimiliki negara harus mempunyai manajemen dan kepemimpinan
yang baik. Kualitas manajemen dan kepemimpinan yang baik akan menjadikan perusahaan
ini sumber keuangan secara ekonomi dan sebagai salah satu media untuk menunjukkan
kekuatan dan kedaulatan negara. Oleh sebab inilah NOC memiliki posisi yang sangat
strategis untuk menjadi alat agar bisa mendapatkan pengaruh dan pengakuan pada dunia
internasional.
Satu dari sekian sasaran ekspansi Pertamina adalah Libya, Libya tergabung kedalam
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan kondisi perekonomian negara ini
bergantung pada ekspor Minyak. Cadangan minyak yang dimiliki oleh Libya adalah 44 miliar
barel, cadangan yang dimiliki oleh Libya merupakan cadangan terbesar di benua Afrika dan
Pemerintahan Libya memiliki rencana untuk meningkatkan cadangan minyak buminya,
menaikkan kapasitas produksi dan mengembangkan gas alam untuk memulihkan ekonomi
negara tersebut yang terkena sanksi dari AS dan dunia internasional lebih dari satu decade.
Mengganti sumber daya energi merupakan kebutuhan dan menjadi satu hal yang
penting dalam menjawab perihal ketahanan energi. Dalam hal ini peranan yang dimiliki oleh
intelijen negara terkait daya tahan sebuah negara dalam hal ketersediaan energi menjadi
sangat penting untuk menyajikan sebuah gambaran secara komprehensif tentang peta
kekuatan cadangan energi yang tersebar di berbagai negara serta memberikan kerangka
strategis kepada negara dan institusi atau pihak pihak yang terkait untuk menentukan langkah
strategis bersama-sama. Vitalnya peran Intelijen negara dalam operasi bisnis, maka yang
harus dilakukan oleh Pertamina sebagai institusi bisnis dan merupakan bagian pengaman
energi nasional menghidupkan dan membangun unit intelijen mereka dan juga turut
melakukan koordinasi badan-badan intelijen negara yang lain yang bertujuan sebagai
pencarian dan penguasaan sumber-sumber energi negara lain.
A. Rumusan Masalah
B. Kerangka Konsep
Geopolitik adalah sebuah seni dan praktek dalam menggunakan kekuasaan politik
pada suatu wilayah tertentu. Dalam pengertian tradisional, istilah ini banyak digunakan untuk
menjelaskan dampak sebuah letak geografis terhadap politik. Namun, seiring berjalannya
waktu makna konsep ini berkembang dengan sangat luas secara makna. Studi geopolitik
dalam lingkup akademisi melibatkan analisis geografi, ilmu sosial, dan sejarah dengan acuan
tata ruang politik dan pola-pola di berbagai skala, mulai dari nasional hingga global.
Geopolitik merupakan cabang dari geografi politik yang studinya berisi tentang hubungan
timbal balik antara geografi, politik, dan kekuasaan. Disamping itu interaksi yang terjadi dari
kombinasi satu sama lain dari semuanya.
Secara etimologi geopolitik berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang mempunyai arti
bumi menjadi wilayah yang hidup. Sedangkan politik berasal dari kata polis yang mempunyai
arti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang mempunyai arti
urusan (politik) mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Konsep
geopolitik sendiri ada bermacam-macam saya akan menyebutkan beberapa antara lain Sir
Walter Raleight (1554-1618) yang menekankan bahwa konsep geopolitik berfokus pada
wawasan maritime, yaitu penguasaan laut yang mempunyai tujuan untuk menguasai jalur
perdagangan laut dan penguasaan kekayaan dunia, untuk itu diperlukan keseriusan dalam
memperkuat armada laut. Konsep selanjutnya berasal dari Alfred Thayer Mahan (1840-1914)
konsep dari Raleight dikembangkan dengan mempertahankan dan memanfaatkan sumber
daya laut (kekuatan maritime). Kemudian ada Guilio (1869-1930),dan William Mitchell
(1878-1939) konsep geopolitik yang mereka kembangkan lebih berfokus pada kedirgantaraan
dalam memenangkan sebuah peperangan, kekuatan udara memungkinkan beroperasi sendiri
tanpa di bantu oleh kekuatan lainnya dan dapat menghancurkan musuh tepat di markasnya
sendiri.
Pada tahun 1859 minyak bumi ditemukan dalam skala komersial di Amerika serikat
dan menggeser batu bara sebagai sumber energi penggerak industry. Sifat minyak bumi yang
lebih bersih ketimbang batu bara, mudah untuk diangkut, dan mudah disimpan membuatnya
menjadi komoditas dunia paling strategis. Posisi strategis minyak bumi ini ditopang oleh dua
faktor: tidak semua perut bumi memiliki kandungan minyak bumi, dan minyak bumi
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Menurut Data Departemen
energi Amerika Serikat menyebutkan bahwa konsumsi terhadap energi dunia diproyeksikan
akan naik 71 persen dari tahun 2003 hingga 2030. Minyak bumi masih tetap diyakini sebagai
sumber energi utama yang digunakan di bumi ini, disusul batu bara, gas bumi, dan lin-lain.
Melihat proyeksi dari Departemen Energi Amerika Serikat, perdagangan naik dari 56 juta
barel per hari pada tahun 2001, menjadi 95 juta barel per hari pada tahun 2025, sementara
pertumbuhan di antara tahun 1973 hingga 2001 hanya mengalami sedikit peningkatan dari 41
juta barrel menjadi 56 juta barrel.
Konsumsi yang meningkat membuat minyak bumi di suatu lokasi tertentu akan
membentuk hubungan politik antarnegara yang biasa disebut geopolitik perminyakan.
Geopolitik. Perebutan yang terjadi pada komoditas perminyakan telah banyak memicu
pertikaian antar bangsa. Iran Iraq berperang lebih dari satu decade hanya untuk
memperebutkan akses minyak. Irak menduduki Kuwait karena dipicu oleh perebutan
lapangan minyak di daerah perbatasan. Bahkan Indonesia juga turut serta bercekcok dengan
Malaysia untuk mengklaim pulau tersebut,tentu karena klaim yang menyebutkan bahwa
pulau tersebut mempunyai banyak cadangan minyak bumi dan gas bumi dalam skala besar.
Menurut Halford Mackinder sebagai seseorang pencetu teori geopoloitik yang berasal
dari inggris, membagi dunia dalam 2 kategori World IsIand dan Periphery. World island
merupakan sebuah istilah yang mempunyai arti cermin dari kekuatan darat sedangkan arti
dari Periphery mempunyai arti cermin dari kekuatan laut. Wilayah yang berada pada World
Island adalah kawasan Eurasia, gabungan eropa timur Asia meliputi negara bekas Uni soviet
di Asia Tengah dan kaukasu hingga daerah gurun di Afrika Utara. Sedangkan wilayah yang
berada dalam kawasan Periphery Eropa Barat, Asia Selatan, Sebagian Asia tenggara,
Sebagian besar Daratan China serta daerah kepualauan luar kontinen, yaitu Benua Amerika,
Afrika Selatan, Asia tenggara, dan Australia. Dalam teori yang di kemukakan oleh Mackinder
tentang Heartland, yaitu sebuah wilayah yang berada di pusat World Island yang meliputi
eropa Timur, Rusia, dan Asia Tengah (bekas kawasan imperium Uni Soviet). Kemudian
Mackinder juga menyebutkan bahwa eropa timur merupakan pivot area, di pivot area ini
terdapat kawasan jantung dunia, heartland. Siapapun yang dapat menguasai heartland, dia
akan menguasai World Island. Siapapun yang mengausai World Island, dia akan menguasai
lebih dari 50 persen sumber kekayaan dunia dan memimpin pertaruhan dalam membangun
imperium global.
Beberapa faktor yang mempengaruhi geopolitik perminyakan suatu negara antara lain :
1. Geologi
2. Geografis
3. Tingkat ketergantungan
4. Sumber minyak
7. Kekuatan politik
Ketahanan energi akan terganggu jika pasokan energi yang dibutuhkan masyarakat
tidak seimbang. Ada beberapa aspek ancaman yang mempengaruhi keamanan dan ketahanan
energi; kestabilan politik di beberapa negara sentral penghasil minyak, manipulasi terhadap
suplai energi, kompetisi atau persaingan di antara beberapa penghasil sumber energi utama
dan penyerangan terhadap fasilitas produksi, bencana alam serta kecelakaan, dan lain-lain.
Harga yang melonjak sangat tinggi, keterbatasan akses terhadap sumber-sumber energi,
pengamanan suplai energi, kompetisi dan kekacauan politik, turut andil dalam memperbesar
ancaman tersebut.
Ketahanan energi dan keberadaan peran intelijen sangat erat kaitannya, karena
ketahanan mempunyai maksud utama untuk menggali informasi untuk mendapatkan akses
energi yang murah. Intelijen adalah sebuah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu
relevansinya (velox et exactus), bukan detil dan keakuratannya, berbeda jauh dengan data,
yang merupakan informasi yang akurat, atau fakta yang merupakan sebuah informasi yang
telah diverifikasi. Pemasok cadangan energi dunia tidak selalu memberikan informasi yang
akurat atau konsisten tentang cadangan mereka yang sebenarnya. Para pembuat kebijakan dan
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memerlukan informasi ini untuk mengembangkan
kebijakan energi jangka panjang dan investasinya. Arab Saudi misalnya sering melebih-
lebihkan kemampuan atau menahan kemampuan produksi di masa depan yang dilakukannya
secara bertahap dan terencana. Dalam memberi informasi cadangan energi dunia untuk
mengatasi keamanan energi jangka panjang, komunitas intelijen bisa mengumpulkan
informasi tentang statu lading minyak yang tersebar di seluruh dunia. Informasi ini lah yang
akan memudahkan para pembuat kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan
energi yang tidak terduga.
Penggunaan intelijen dalam keamanan energi ternyata adalah sebuah hal mutlak yang
harus dilakukan dan memanfaatkan komunitas intelijen tidak hanya di sectoral tetapi juga
haru dilakukan Pertamina atau Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral semata tetapi
turut juga Badan intelijen, Kementerian pertahanan, dan lain lain yang mempunyai fokus
tujuan untuk menjaga keamanan energi.ide untuk membentuk Badan Intelijen Pertahanan di
kementerian pertahanan haru sepenuhnya mendapat dukungan sepenuhnya mengingat akan
membantu tugas pertamina dalam menjalankan fungsinya sebagai carrier flag negara
Indonesia Dalam mencari dan menguasai sumber sumber minyak dunia.
NOC atau National Oil Company adalah perusahaan minyak yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu negara (state corporate). Sebagian besar dari perusahaan ini awalnya
hanya berdiri sebagai regulator (pengatur), namun kemudian akhirnya banyak yang berubah
dan menjadi sebuah perusahaan minyak yang juga ikut untuk beroperasi dan berkompetisi
dalam perburuan minyak secara global. Pergeseran posisi yang dihadapi oleh NOC ini sangat
mungkin dipicu oleh perubahan geopolitik dunia, serta semakin langkanya minyak bumi atau
justru semakin terkuncinya kebutuhan energi minyak dalam memenuhi kebutuhan energi
primer di dunia. Produksi minyak diperhitungkan akan tetap bertahan hingga 2020-2030,
tetapi setelah itu harus ada penemuan sumber energi lain yang mampu menggantikan energi
fossil. Oleh karena itu kepastian pasokan energi menjadi hal yang sangat penting dan harus
dimulai dari saat ini. Hal ini menjadi dasar terjadinya pergeseran NOC dari regulator ke
operator.
NOC merupakan state company atau milik negara seringkali mempunyai tujuan
sosial. Pertamina adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara terbesar yang bergerak dalam
bidang minyak dan gas. Pertamina lahir sejak tahun 1971, peristiwa penting terjadi 30 tahun
kemudian tepatnya pada tahun 2001 Diterbitkannya UU Migas No. 22 tahun 2001 yang
akhirnya mengantar Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero). Tahun 2001 merupakan
turning point terakhir Pertamina menghadapi abad ke-21. Pada sektor kegiatan eksplorasi dan
produksi migas, Pertamina telah melakukan kegiatan ekspansi yang sudah berjalan di
Malaysia, Vietnam, Libya, Sudan, Qatar dan lain-lain. Semangat ekspansi kegiatan hulu di
luar negeri (Overseas) adalah bagian dari semangat Pertamina menjadi perusahaan minyak
nasional kelas dunia NOC pada tahun 2023.
BAB II
Pembahasan
A. Geopolitik Perminyakan
Geopolitik sendiri merupakan hubungan politik antar negara yang bentuk pada posisi
geografis. Dengan adanya akses energi yang terjangkau menjadi sangat penting dalam
ekonomi modern ini. Namun, dengan adanya ketimpangan dalam pemerataan distribusi
pasokan energi, hal ini menimbulkan munculnya suatu ancaman. Ancaman disini adalah
keamanan energi yang mencakup; adanya ketidakstabilan politik di beberapa negara
produsen energi, adanya manipulasi dalam persediaan energi, adanya persaingan dari sumber
energi, dan beberapa ancaman yang terjadi pada infrastruktur pasokan energi, hingga
timbulnya bencana alam.
Minyak bumi merupakan sumber energi yang masih menjadi sumber paling utama
yang dibutuhkan manusia untuk menggerakan ekonomi industri. Keadaan minyak bumi,
menggeser batu bara yang pernah menjadi sumber penggerak ekonomi industri di Amerika
dan Eropa. Karema, sifatnya yang lebih bersih, mudah untuk diangkut, dan juga mudah
untuk disimpan.
Sedangkan yang terjadi pada tahun 1920, produksi minyak membludak hingga 4 50
juta barel yang menyebabkan timbulnya kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan dan
kehabisan stok minyak bumi. Akibat hal tersebut muncul rasa kekhawatiran yang
dikarenakan cadangan minyak yang terkuras hingga itu menjadi ancaman sendiri.
Penemuan cadangan minyak yang substansial pada 1959 dan pendapatan dari hasil
penjualan minyak bumi tersebut dijadikan upaya untuk mengubah Libya untuk mengubah
dari negara termiskin di dunia untuk menjadi negara yang sangat kaya raya, yang dapat
diukur dengan PDB per kapita. Meskipun dari sektor minyak telah meningkatkan kekayaan
Libya, terdapat masalah baru yaitu kebencian kalangan bawah terhadap kalangan elite
dikarenakan adanya peeseturaan terhadap si kaya dan si miskin.
Sistem politik Libya didasarkan dari falsafah politik Qadhafi yang terlampir di dalam
Green Book, dengan menggabungkan teori sosialis dan perspektif Islam dan menolak adanya
demokrasi parlementer dan adanya partai politik.Sedangkan kenyataanya, Qadhafi melakukan
kontrol total atas keputusan-keputusan besar dari pemerintah. Pada 7 tahun pertama setelah
adanya revolusi, Gaddafi dan 12 perwiranya sebagai Dewan Komando Revolusi, yang
memulai reformasi total di Libya. Pada 1980 Qadhafi melakukan kebijakan anti-Islam
fundamentalis di Libya, karena fundamentalisme terlihat sebagai point utama yang potensial
sebagai penentang rezim. Pasukan keamanan dari pihak Qadhafi sendiri melakukan serangan
pendadakan kepada kelompok militer yang akan melakukan kudeta dan suku Warfalla di
bulan Oktober 1993.
Sistem pemerintahan Libya sendiri terbagi menjadi tiga macam diantaranya,
pengadilan tingkat pertama; perbandingan yang berbanding dan Mahkamah Agung, yang
merupakan tingkat banding akhir. Dengan menunjuk anggota hakim selaku Mahkamah
Agung pada Kongres rakyat khusus untuk “pengadilan revolusioner” dan pengadilan militer
dilakukan diluar sistem dari pengadilan negara, terutama pada sisi kejahatan politik dan
kejahatan negara.
Kesimpulan
Indonesia sudah menghadapi defisit migas dan ketahanan tenaga jadi terancam bila
tidak lekas memperoleh sumber tenaga baru, baik dari segi sumber migas dalam negeri
maupun pencarian migas dari negara lain, dari terdapatnya informasi cadangan dipisah
dengan konsumen dalam negeri nyatanya Indonesia dalam waktu kurang dari 10 tahun akan
alami kekurangan serta kelangkaan energi lagi. Dalam melaksanakan pencarian serta
penguasaan sumber migas dari luar negara Indonesia sebagian besar dilakukan oleh PT
Pertamina selaku BUMN serta carrier flag dari Indonesia. Dalam pembedahan pencarian dan
penguasaan sumber- sumber minyak dan gas tersebut, Pertamina dan organ- organ lain
membutuhkan metode intelijen yang baik, strategis, serta taktis. Permasalahan ekspansi
Pertamina di Libya, Pertamina sudah berpengalaman melakukan organisasi di dalam negeri
bertahun- tahun nyatanya mengalami kegagalan dalam melaksanakan operasi di luar negeri
bila tidak menemukan support penuh dari pemerintah serta menggunakan intelijen untuk
mencari informasi kekuatan dari sendiri ataupun aspek eksternal yang akan dihadapi
kedepannya. Selain itu, dihipotesiskan bahwa ekspansi perusahaan migas di luar negeri
memiliki korelasi antara perusahaan minyak milik negara dengan Kementerian Pertahanan
Negara dan badan intelijen dalam kegiatan peruntukan ekspansi negara. . Satuan tugas harus
dibentuk untuk mendukung kelancaran negosiasi dengan mempertimbangkan ekspansi luar
negeri di masa depan. Yang penting adalah Departemen Sumber Daya Mineral Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan, dan Badan Intelijen Nasional. Hal
ini bertujuan untuk membantu membangun komunitas intelijen energi Pertamina yang
bertujuan untuk bisa mendapatkan produk Intelijen.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ahmad Najihal. (2010). Expansion of National Oil Companies Abroad as One of The National
Energy Security Strategies (Case Study of : Pertamina's expansion to Libya). Jakarta : UI
Suradinata, Ermaya. (2001) Geopolitik Dan Geostrategi Dalam Mewujudkan Integritas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. DIY : UGM
Djelantik, Sukawarsini. (2001) Minyak Dalam Diplomasi dan Politik Global. Jawa Barat : UNPAR
Wisnuwardhani, Nastiti. (2017) STRATEGI BISNIS PT PERTAMINA (PERSERO) DALAM
MENGHADAPI FLUKTUASI HARGA MINYAK DUNIA AKIBAT GEJOLAK POLITIK TIMUR
TENGAH TAHUN 2011-2015. Jawa Timur : UPN
Rianto, Surya. (2018). Ekspansi Pertamina Ke Luar Negeri Akan Perkuat Ketahanan Energi.
Bisnis.com (https://ekonomi.bisnis.com/read/20180328/44/755392/ekspansi-pertamina-ke-luar-
negeri-akan-perkuat-ketahanan-energi)