Professional Documents
Culture Documents
SISBINLAT
SISBINLAT
01122106
MARKAS BESAR PP KDL-13
____________________________
PETUNJUK PELAKSANAAN
SISTEM PENYELENGGARAAN LATIHAN
TENTARA NASIONAL INDONESIA
LATIHAN TEKNIS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. TNI sebagai alat negara bidang pertahanan memiliki tugas pokok untuk
menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Tugas tersebut dilaksanakan melalui Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas-tugas operasi tersebut, diperlukan kesiapan dan kemampuan operasional
satuan-satuan di jajaran TNI baik kemampuan personel maupun kemampuan alat
utama sistem persenjataannya. Hal mendasar yang diperlukan untuk
mendapatkan kesiapan dan kemampuan operasional tersebut adalah dengan
pelaksanaan latihan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
b. Latihan TNI selama ini telah diatur dalam petunjuk induk tentang latihan TNI
dan telah dilaksanakan secara bertahap dimulai dari latihan perorangan hingga
latihan antarsatuan/kecabangan untuk mendapatkan kemampuan operasional dan
latihan dalam rangka penggunaan kekuatan yang melibatkan dua matra atau lebih
secara bersamaan. Namun sampai saat ini belum ada buku yang mengatur
tentang penyelenggaraan latihan TNI secara sistemik yang mengintegrasikan
semua komponen dalam lingkungan TNI untuk mendapatkan hasil latihan yang
optimal.
1) Pendahuluan.
2) Pokok-Pokok Penyelenggaraan.
3) Penyelenggaraan Kegiatan.
6) Penutup.
6. Pengertian. (Lampiran A)
BAB II
POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN
7. Umum. Ketentuan umum pada Juklak ini menjelaskan tentang tujuan, sasaran
dan ketentuan lain pada sistem Garlat TNI.
8. Tujuan. Tujuan ketentuan umum ini untuk mengarahkan proses pada sistem
penyelenggaraan latihan TNI sehingga sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
9. Sasaran:
10. Asas. Dalam mendukung jalannya sistem pada penyelenggaraan latihan TNI
memedomani asas-asas sebagai berikut:
c. Asas Daya guna. Latihan harus dapat memberikan nilai tambah pada
efektivitas satuan sehingga dapat meningkatkan daya guna satuan tersebut.
11. Prinsip-Prinsip.
i. peragaan/praktik;
ii. peninjauan;
iii. diskusi; dan
iv. penataran.
i) Geladi Peta;
ii) Geladi Model; dan
iii) Tactical Floor Game (TFG)/Tactical
Air Manuver Game (TAMG).
BAB III
PENYELENGGARAAN KEGIATAN
a) kaji ulang;
1) Mabes TNI.
c) Staf Latihan.
1) Mabes TNI.
c. Tahap Persiapan.
1) Mabes TNI.
e) Wasdal/Lai.
d. Tahap Pelaksanaan.
1) Mabes TNI.
e. Tahap Pengakhiran.
1) Mabes TNI.
2) BalakpusTNI (Penyelenggara).
d) Denmalat.
c. Secara umum dokumen latihan yang dibuat dan menjadi pedoman pada
kegiatan penyelenggaraan latihan adalah:
a) kaji ulang;
BAB IV
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
21. Personel.
a. Anggaran Latihan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU) didukung oleh Unit
Organisasi (UO) Angkatan masing-masing;
b. Anggaran Latihan di Balakpus TNI didukung oleh Mabes TNI dhi. Sops TNI;
dan
23. Logistik. Dukungan logistik latihan (BMP dan Uang Makan Latihan) berasal
dari:
a. Logistik Latihan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU) didukung oleh Unit
Organisasi (UO) Angkatan masing-masing.
b. Logistik Latihan di Balakpus TNI didukung oleh Mabes TNI dhi Sops TNI
dan Slog TNI.
BAB V
KOMANDO, KENDALI DAN KOMUNIKASI
25. Komando.
26. Kendali.
27. Komunikasi.
BAB VI
PENUTUP
PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) TNI adalah satuan-satuan kerja tingkat Mabes
TNI dan Mabes Angkatan yang bertugas sebagai staf dan pelaksana kegiatan di tingkat
pusat dalam lingkup Mabes TNI atau Mabes Angkatan. (Perpres Nomor 10 tahun 2010).
2. Direktif latihan adalah suatu sarana yang digunakan oleh seorang panglima atau
komandan dalam bentuk tertulis untuk memberikan dan menyampaikan kebijakan atau
suatu tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.
4. Direktur Latihan adalah seorang yang bertugas menentukan rencana dan skenario
latihan, mengeluarkan petunjuk-petunjuk latihan atas dasar kebijakan, instruksi dan
petunjuk perencanaan dari Pemimpin Umum Latihan, serta mengendalikan jalannya
latihan dibantu oleh Staf Latihan (para Deputi), dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Pimpinan Umum Latihan.
6. Kepala Badan Pelaksana Pusat Mabes TNI (Kabalakpus TNI) adalah seorang
pimpinan suatu Balakpus TNI, dapat disebut Panglima/Komandan/Kepala. Dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Penglima TNI.
7. Komando Utama Operasi (Kotamaops) TNI adalah kekuatan TNI yang terpusat
yang langsung di bawah komando Panglima TNI dan terdiri atas satuan-satuan bawahan
yang masing-masing bersifat komando. (Perpres 10 Tahun 2010)
8. Komando Utama Pembinaan (Kotama Bin) adalah kekuatan TNI yang memiliki
fungsi pembinaan kekuatan matra yang berada di bawah Kepala Staf Angkatan dan terdiri
atas satuan-satuan bawahan yang masing-masing bersifat komando. (Perpres 10 Tahun
2010 )
9. Latihan Gabungan TNI adalah suatu latihan yang melibatkan seluruh angkatan
yang tersusun dalam suatu latihan yang terkoordinasi dengan baik dalam rangka
menyatukan pola pikir, pola sikap, pola tindak serta mewujudkan kerjasama yang
29
harmonis antar angkatan dalam suatu operasi gabungan dalam rangka penggunaan
kekuatan untuk OMP.
10. Latihan Kesiapsiagaan Operasional adalah Operasional. Merupakan latihan
yang dilaksanakan oleh Kotama Operasional TNI dan Komando Pasukan Pemukul Reaksi
Cepat (PPRC) TNI yang disiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan kontinjensi
dalam rangka melaksanakan OMSP
12. Latihan Pratugas adalah merupakan latihan bagi satuan yang disiapkan dalam
penugasan operasi untuk tugas-tugas tertentu. Penyelenggaraannya sebelum
pelaksanaan penugasan operasi.
13. Lapangan Kekuasaan Teknis (LKT) adalah salah satu bidang kekuasaan yang
meliputi :
14. Manajemen Latihan adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran latihan yang ditetapkan.
15. Organisasi adalah lingkungan dalam suatu masyarakat atau suatu bagian
masyarakat tertentu, terdiri atas badan yang terkait oleh doktrin, peraturan dan tata cara
yang sama dalam menyelenggarakan tugas pokoknya masing-masing.
16. Operasional adalah segala usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara
fisik yang terpimpin dan terarah pada suatu tujuan tertentu.
17. Operasi Militer untuk Perang (OMP) adalah segala bentuk pengerahan dan
penggunaan kekuatan TNI, untuk melawan kekuatan militer negara lain yang melakukan
agresi terhadap NKRI, dan/atau dalam konflik bersenjata dengan satu negara lain atau
lebih, yang didahului dengan adanya pernyataan perang dan tunduk pada hukum
internasional.
18. Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah Operasi Militer yang dilaksanakan
bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti
mengatasi gerakan separatis bersenjata, mengatasi pemberontakan bersenjata,
mengatasi aksi terorisme, mengemankan wilayah perbatasan, mengamankan obyek vital
nasional yang bersifat strategis, melaksanakan tugas perdamaian dunia, mengamankan
30
19. Pembinaan Kekuatan adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan,
pengerahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya dan berhasil
guna agar kekuatan tetap terpelihara.
20. Penyelenggara Latihan adalah satu badan yang ditunjuk oleh Panglima TNI/Kepala
Staf Angkatan untuk menyelenggarakan latihan gabungan bersama/latihan bersama
sesuai dengan direktif yang diberikan oleh Panglima TNI/Kepala Staf Angkatan.
21. Penggunaan Kekuatan TNI adalah suatu proses menggunakan satuan TNI untuk
mengatasi, menanggulangi ancaman terhadap keamanan nasional yang merupakan
tanggung jawab Panglima TNI dan dipertanggungjawabkan kepada Presiden.
23. Sistem adalah Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.
24. Siaga Operasional adalah kondisi kemampuan satuan yang telah siap siaga setiap
saat untuk dilibatkan dalan operasi gabungan (antar Angkatan) dan telah dipersiapkan
dengan dukungan pelayanan logistik dan unsur angkutan dari basis ke daerah operasi
secara terpadu antar Angkatan.
25. Siap Operasional adalah kondisi kemampuan satuan yang sudah siap dioperasikan
dengan menggunakan daya tempur secara terpadu dan efektif (terpadu antar cabang) dan
telah dilengkapi dengan bekal satuan secara terbatas untuk penugasan dalam lingkungan
yang terbatas.
PIMUMLAT
HATLAT
WADIRLAT
KETUA KPL
ANGGOTA KPL
WADIRLAT
KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
32
PIMUMLAT
HATLAT
DIRLAT
WADIRLAT
WADIRLAT
SPL SETLAT
D D D D
E E E E
S O M L
T Y I I
R U N T
A L B
O A
G N
G
KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
33
TAHAP PERSIAPAN
PIMUMLAT
HATLAT
DIRLAT
WADIRLAT
WADIRLAT
SETLAT DENMALAT
SPL
D D D D
E E E E
S O M L KATIMLAI KA WASDAL
T Y I I
R U N T WAKA WASDAL
A L B
O A
G N SET WASDAL
G
PELAKU
KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
34
PIMUMLAT
HATLAT
DIRLAT
WADIRLAT
WADIRLAT
SETLAT DENMALAT
KATIMLAI KA WASDAL
WAKA WASDAL
SET WASDAL
PELAKU
KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
: GARIS PENILAIAN, PERWASITAN DAN PENGENDALIAN
35
PIMUMLAT
HATLAT
DIRLAT
WADIRLAT
WADIRLAT
SETLAT DENMALAT
T
KATIMLAI KA WASDAL
WAKA WASDAL
SET WASDAL
PELAKU
KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
: GARIS PENILAIAN, PERWASITAN, PENGENDALIAN DAN
PENIMBULAN SITUASI
36
TAHAP PENGAKHIRAN
PIMUMLAT
HATLAT
DIRLAT
WADIRLAT
WADIRLAT
KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
SKEMA ALIRAN
PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENYELENGGARAAN LATIHAN TNI
PETUNJUK INDUK
LATIHAN TNI
JUKNIS-JUKNIS
RENSTRA TNI/REN
KON TNI
/RENKAM/RO
PERSETUJUAN
DARI PANG TNI
STANDARD PUAN SAT
YG SIAP OPS
RENCANA ARAHAN
PENUGASAN DIREKTIF RGB LAKS LAT
DOKTRIN &
PETUNJUK’S LAIN ANALISA TUGAS
DAFTAR SUSUNAN SIAGA OPERASIONAL
POKOK DANSAT
TUGAS’S YG HRS DILAKS
BAWAHAN
PERSETUJUAN
STANDARD PUAN SAT DARI PANG TNI
YG SIAP OPS
KEADAAN RAHOPS
/RAH LAT DAFTAR SUSUNAN
DIREKTIF LATIHAN ANALISA TUGAS
PANGLIMA TNI (BALAKPUS TNI) TUGAS’S YG HRS
DILAKS RGB LAT
RENCANA ARAHAN
PENUGASAN