You are on page 1of 42

TENTARA NASIONAL INDONESIA No.103.

01122106
MARKAS BESAR PP KDL-13
____________________________

PETUNJUK PELAKSANAAN
SISTEM PENYELENGGARAAN LATIHAN
TENTARA NASIONAL INDONESIA

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN PANGLIMA TNI


NOMOR KEP/926/XI/2015 TANGGAL 6 NOVEMBER 2015
42

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran D Keputusan Panglima TNI


MARKAS BESAR Nomor Kep/ / /2015
Tanggal

PENYELENGGARAAN LATIHAN TEKNIS BALAKPUS TNI

LATIHAN TEKNIS

PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PENGAKHIRAN


- GAR
- PELAJARI TIF LAT * SUN KOLAT - BUKA LAT - RAPAT TIH
- BUAT RGB * BRIEF PELAKU, - MEKANISME LAT - RIK ALPAL
- PAPARAN RGB TIH & LAI - DE BRIEF/KAJI ULANG - KAJI ULANG
- PURNA RGB * LAT PENDAHULUAN/ - TUTUP LAT - HITUNG GANTI RUGI
- SUSUN RENLAT TARTIH - LAPOR HSL LAT
* SIAPKAN MEDLAT
- SUSUN RENLAP
* CEK AKHIR
- DISTRIBUSI - PELAKU
RENLAP * TERIMA BRIEF
- KOORD DGN * CEK PERS & ALKAP
SAT/INS TERKAIT * CEK AKHIR
* DAHPAS
43

PENYELENGGARAAN LATIHAN TAKTIS BALAKPUS TNI

LATIHAN TAKTIS DENGAN METODE DRILL

PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PENGAKHIRAN


- GAR
- PELAJARI TIF LAT - BUKA LAT - RAPAT TIH
* SUN KOLAT - RIK ALPAL
- BUAT RGB - MEKANISME LAT
- PAPARAN RGB * BRIEF PELAKU, - KAJI ULANG MATERI - KAJI ULANG
- SEMPURNAKAN RGB TIH & LAI - TUTUP LAT - KIR GANTI RUGI
- SUN RENLAT * LAT PENDAHULUAN/ - LAPOR HSL LAT
- SUN RENLAP TARTIH
- SUN KAUM / KASUS * SIAPKAN MEDLAT
- SUN KASUSLA (BILA ADA) * CEK AKHIR
- DISTRIBUSI RENLAP - PELAKU
* TERIMA BRIEF a.n. Panglima TNI
* CEK PERS & ALKAP Dankodiklat,
Paraf
Dirdok * CEK AKHIR
* DAHPAS
Dirlat
Kasetum
Dedi Kusnadi Thamim
Wadan
Mayor Jenderal TNI
3

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Panglima TNI


MARKAS BESAR Nomor Kep/926/XI/2015
________________________ Tanggal 6 November 2015
____________________________

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENYELENGGARAAN LATIHAN


TENTARA NASIONAL INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. TNI sebagai alat negara bidang pertahanan memiliki tugas pokok untuk
menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Tugas tersebut dilaksanakan melalui Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas-tugas operasi tersebut, diperlukan kesiapan dan kemampuan operasional
satuan-satuan di jajaran TNI baik kemampuan personel maupun kemampuan alat
utama sistem persenjataannya. Hal mendasar yang diperlukan untuk
mendapatkan kesiapan dan kemampuan operasional tersebut adalah dengan
pelaksanaan latihan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

b. Latihan TNI selama ini telah diatur dalam petunjuk induk tentang latihan TNI
dan telah dilaksanakan secara bertahap dimulai dari latihan perorangan hingga
latihan antarsatuan/kecabangan untuk mendapatkan kemampuan operasional dan
latihan dalam rangka penggunaan kekuatan yang melibatkan dua matra atau lebih
secara bersamaan. Namun sampai saat ini belum ada buku yang mengatur
tentang penyelenggaraan latihan TNI secara sistemik yang mengintegrasikan
semua komponen dalam lingkungan TNI untuk mendapatkan hasil latihan yang
optimal.

c. Oleh karena itu, diperlukan sebuah petunjuk pelaksanaan sebagai


penjabaran dari petunjuk induk tentang latihan TNI yang mengatur pelaksanaan
latihan secara sistemik.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Latihan TNI ini


dimaksudkan untuk memberikan petunjuk tentang sistem dalam penyelenggaraan
latihan TNI dan keterlibatan unsur terkait secara teratur dan terpadu.
4

b. Tujuan. Petunjuk pelaksanaan ini untuk dijadikan pengarah dalam


sistem penyelenggaraan latihan seluruh institusi TNI.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan dalam naskah petunjuk


pelaksanaan ini dibatasi pada sistem dalam penyelenggaraan latihan TNI.

b. Tata Urut. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Latihan TNI ini


disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1) Pendahuluan.

2) Pokok-Pokok Penyelenggaraan.

3) Penyelenggaraan Kegiatan.

4) Administrasi dan Logistik.

5) Komando, Kendali dan Komunikasi.

6) Penutup.

4. Kedudukan. Petunjuk pelaksanaan ini merupakan penjabaran dari Petunjuk Induk


Latihan TNI dan menjadi acuan bagi petunjuk pada strata dibawahnya.

5. Dasar. Dasar yang digunakan dalam penyusunan petunjuk pelaksanaan ini


sebagai berikut:

a. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI;

b. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/55/VII/2011 tanggal 5 Juli 2011


tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyelenggaraan Latihan TNI;

c. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/518/VII/2013 tanggal 19 Juli 2013


tentang Stratifikasi Petunjuk di Lingkungan TNI;

d. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/866/XI/2013 tanggal 7 November 2013


tentang Petunjuk Teknis Tulisan Dinas Tentara Nasional Indonesia;

e. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/788/X/2014 tanggal 16 Oktober 2014


tentang Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Petunjuk di Lingkungan
Tentara Nasional Indonesia;

f. Peraturan Panglima TNI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengesahan


Validasi Organisai dan Tugas Kodiklat TNI; dan
5

g. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/809/X/2015 tanggal 7 Oktober 2015


tentang Petunjuk Induk Latihan TNI.

6. Pengertian. (Lampiran A)

BAB II
POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN

7. Umum. Ketentuan umum pada Juklak ini menjelaskan tentang tujuan, sasaran
dan ketentuan lain pada sistem Garlat TNI.

8. Tujuan. Tujuan ketentuan umum ini untuk mengarahkan proses pada sistem
penyelenggaraan latihan TNI sehingga sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

9. Sasaran:

a. terlaksananya peran Kodiklat TNI dalam menyelenggarakan pembinaan


latihan dan latihan Trimatra serta melaksanakan Lapangan Kekuasaan Teknis
(LKT);

b. terwujudnya perangkat dan unsur terkait yang terpadu dalam


penyelenggaraan latihan TNI secara sistematis dan totalitas; dan

c. terlaksananya keseragaman proses dan mekanisme kegiatan dalam


Sisgarlat TNI.

10. Asas. Dalam mendukung jalannya sistem pada penyelenggaraan latihan TNI
memedomani asas-asas sebagai berikut:

a. Asas Tujuan. Dalam setiap penyelenggaraan latihan, komando latihan


harus selalu berpegang teguh pada tujuan latihan yang ingin dicapai yaitu
tercapainya sasaran latihan agar organisasi mampu melaksanakan tugas
pokoknya.

b. Asas Profesional. Latihan harus mampu memberikan dan membekali


keterampilan perorangan dan satuan sesuai dengan standar profesional untuk
mendukung tugas dan tanggung jawabnya.

c. Asas Daya guna. Latihan harus dapat memberikan nilai tambah pada
efektivitas satuan sehingga dapat meningkatkan daya guna satuan tersebut.

d. Asas Kekenyalan. Penyelenggaraan latihan harus mampu menyesuaikan


dengan kondisi lingkungan yang berlaku.
6

e. Asas Keterpaduan. Setiap penyelenggaraan latihan harus direncanakan,


disiapkan dan dilaksanakan secara terpadu antarfungsi lingkungan TNI.

f. Asas Prioritas. Penyelenggaraan latihan didasarkan pada prioritas


disesuaikan dengan sasaran yang ingin dicapai dengan memperhatikan sumber
daya yang tersedia.

g. Asas Keamanan. Dalam setiap penyelenggaraan latihan harus selalu


memperhatikan faktor dan tindakan keamanan tanpa mengabaikan realitas dan
pencapaian serta hasil latihan yang diharapkan.

h. Asas Kelestarian lingkungan hidup. Setiap penyelenggaraan latihan


harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup agar dapat
meminimalisasi kerusakan yang timbul sebagai dampak diselenggarakannya
latihan TNI.

i. Asas Kesederhanaan. Latihan yang diselenggarakan dengan


memperhatikan efektivitas dan efisiensi dukungan yang tersedia tanpa
mengesampingkan tuntutan hasil latihan yang ditentukan.

11. Prinsip-Prinsip.

a. Penyelenggaraan latihan harus direncanakan, disiapkan, dilaksanakan,


diawasi, dikendalikan serta dievaluasi. Dalam setiap penyelenggaraan latihan
diperlukan proses kegiatan yang berurutan dimulai dari perencanaan sampai
dengan pengakhiran harus dapat disesuaikan dengan tujuan dan sasaran latihan
yang ingin dicapai, persiapan seluruh komponen latihan, dilaksanakan dengan
metode yang ditetapkan, diawasi dan dikendalikan secara tepat serta dapat
dievaluasi hasilnya.

b. Penentuan metode harus sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan


yang ingin dicapai. Pemilihan metode latihan disesuaikan dengan pentahapan
tingkat latihan yang akan dilaksanakan dengan prinsip bahwa metode yang bersifat
aplikatif akan mendapatkan hasil yang lebih sempurna.

c. Pengawasan dan pengendalian harus dapat dilaksanakan secara tepat.


Dalam penyelenggaraan latihan kegiatan pengawasan dan pengendalian
diperlukan untuk dapat mengetahui setiap saat tingkat kemampuan yang diperoleh,
memerlukan tindak korektif yang diperlukan dan menjamin stabilitas semua
rencana.

d. Pelaksanaan evaluasi latihan harus dapat dilakukan secara terukur.


Untuk mengetahui dan mengukur hasil penyelenggaraan latihan, perlu adanya
evaluasi latihan guna mendapatkan bahan dalam merumuskan kebijakan
selanjutnya.
7

e. Laporan latihan harus benar atau dan objektif serta dapat


dipertanggungjawabkan. Untuk menentukan kebijaksanaan latihan di masa
mendatang, maka diperlukan laporan hasil latihan yang benar, objektif dan
dipertanggungjawabkan sebagai bahan pertimbangan pimpinan TNI.

12. Mekanisme Penyelenggaraan Latihan.

a. Latihan Yang Merupakan Tanggung Jawab Mabes Angkatan.

1) Pemrograman Latihan. Penyusunan Rencana Program dan Anggaran


Latihan dilakukan secara terintegrasi mulai tingkat satuan pelaksana sampai
dengan tingkat operasional (Kotama), kemudian disahkan oleh Mabes
Angkatan pada tataran kebijakan, selanjutnya mekanisme latihan
diselenggarakan berdasarkan sistem pembinaan latihan yang berlaku. Jenis
latihan yang diselenggarakan adalah latihan matra dalam rangka pembinaan
kekuatan, sasaran latihan ditujukan untuk satuan yang siap operasional
(Performance Oriented Training).

2) Pengorganisasian Latihan. Pengorganisasian latihan


diselenggarakan oleh Mabes Angkatan sesuai tataran kewenangan yang
berpedoman pada manajemen latihan, khususnya pada petunjuk
pengorganisasian latihan yang berlaku di masing-masing Angkatan.

3) Pelaksanaan Latihan. Pelaksanaan latihan diselenggarakan oleh


Mabes Angkatan sesuai tataran kewenangan yang berpedoman pada
manajemen latihan, khususnya pada petunjuk administrasi penyelenggaraan
latihan yang berlaku di masing-masing Angkatan.

4) Pengawasan dan Pengendalian Latihan. Pengawasan dan


pengendalian latihan diselenggarakan oleh Mabes Angkatan sesuai tataran
kewenangan yang berpedoman pada manajemen latihan, khususnya pada
petunjuk pengendalian dan pengawasan latihan yang berlaku di masing-
masing Angkatan.

5) Evaluasi Latihan. Pengevaluasian latihan diselenggarakan oleh


Mabes Angkatan sesuai tataran kewenangan yang berpedoman pada
manajemen latihan yang berlaku, khususnya pada petunjuk evaluasi dan
penilaian latihan di masing-masing Angkatan.

6) Pelaporan Latihan. Pelaporan hasil latihan berdasarkan pencatatan


latihan yang dibuat oleh wasit dan pengendali (Wasdal) selama pelaksanaan
latihan, diselenggarakan oleh Mabes Angkatan sesuai tataran kewenangan
yang berpedoman pada manajemen latihan, khususnya pada petunjuk
sistem pelaporan yang berlaku di masing-masing Angkatan.
8

b. Latihan Yang Merupakan Tanggung Jawab Mabes TNI.

1) Penyelenggaraan Latihan Dalam Rangka Pembinaan Kekuatan


(Latihan Balakpus TNI).

a) Pemrograman Latihan. Penyusunan Rencana Program dan


Anggaran Latihan dilakukan secara terintegrasi mulai tingkat satuan
pelaksana sampai dengan tingkat operasional (Balakpus TNI),
kemudian disahkan oleh Mabes TNI pada tataran kebijakan,
selanjutnya mekanisme latihan diselenggarakan oleh masing-masing
Balakpus TNI berdasarkan direktif latihan yang dikeluarkan Mabes
TNI. Jenis latihan yang diselenggarakan adalah latihan teknis dan
taktis sesuai tuntutan tugas masing-masing Balakpus TNI, sasaran
latihan ditujukan untuk satuan yang siap operasional (Performance
Oriented Training).

b) Pengorganisasian Latihan. Pengorganisasian latihan


diselenggarakan oleh masing-masing Balakpus TNI sesuai tataran
kewenangan yang berpedoman pada manajemen latihan, khususnya
pada petunjuk pengorganisasian latihan yang berlaku di lingkungan
Mabes TNI.

c) Pelaksanaan Latihan. Pelaksanaan latihan diselenggarakan


oleh masing-masing Balakpus TNI sesuai tataran kewenangan yang
berpedoman pada manajemen latihan, khususnya pada petunjuk
administrasi penyelenggaraan latihan yang berlaku di lingkungan
Mabes TNI. Pelaksanaan latihan Balakpus TNI diatur berdasarkan
macam, sifat dan metode latihan sebagai berikut:

(1) Macam Latihan:

(a) latihan tanpa pasukan:

i. latihan teknis dan keterampilan tingkat


perorangan. Merupakan latihan teknis sesuai
spesialisasi keterampilan jabatan perorangan di
satuan Balakpus TNI.

ii. latihan taktis tingkat satuan. Merupakan


latihan taktis tingkat satuan tanpa melibatkan
personel (hanya berlaku bagi unsur pimpinan dan
staf).

(b) latihan dengan pasukan. Merupakan latihan


taktis tingkat satuan dengan melibatkan seluruh
personel sesuai tingkat satuan yang dilatih.
9

(2) Sifat Latihan. Satu pihak dikendalikan.

(3) Metode Latihan.

(a) Latihan tingkat perorangan:

i. peragaan/praktik;
ii. peninjauan;
iii. diskusi; dan
iv. penataran.

(b) Latihan tingkat satuan:

i. Latihan tanpa pasukan. Dilaksanakan


dengan menggunakan metode:

i) Geladi Peta;
ii) Geladi Model; dan
iii) Tactical Floor Game (TFG)/Tactical
Air Manuver Game (TAMG).

ii. latihan dengan pasukan, dilaksanakan


dengan menggunakan metoda:
i) Drill Teknis; dan
ii) Drill Taktis.

d) Pengawasan dan Pengendalian Latihan. Pengawasan dan


pengendalian latihan diselenggarakan oleh Mabes TNI sesuai tataran
kewenangan yang berpedoman pada manajemen latihan, khususnya
pada petunjuk pengendalian dan pengawasan latihan yang berlaku di
lingkungan Mabes TNI.

e) Evaluasi Latihan. Pengevaluasian latihan diselenggarakan


oleh Mabes TNI dhi Sops Mabes TNI yang berpedoman pada
petunjuk evaluasi dan penilaian latihan TNI.

f) Pelaporan Latihan. Pelaporan hasil latihan berdasarkan


pencatatan latihan yang dibuat oleh Wasit dan Pengendali (Wasdal)
selama pelaksanaan latihan, diselenggarakan masing-masing
Balakpus TNI yang berpedoman pada manajemen latihan, khususnya
pada petunjuk sistem pelaporan yang berlaku di lingkungan Mabes
TNI.

2) Penyelenggaraan Latihan Dalam Rangka Penggunaan Kekuatan.

a) Pemrograman Latihan. Penyusunan Rencana Program dan


Anggaran Latihan oleh Mabes TNI pada tataran kebijakan,
berdasarkan petunjuk perencanaan Panglima TNI di bidang latihan,
10

rencana penggunaan kekuatan TNI dan rencana strategis. Jenis


latihan yang diselenggarakan adalah latihan Kesiapsiagaan
operasional, latihan gabungan, latihan pra tugas dan latihan pasukan
khusus tri matra, sasaran latihan ditujukan untuk satuan yang siaga
operasional (Mission Oriented Training).

b) Pengorganisasian Latihan. Pengorganisasian latihan


diselenggarakan oleh Kodiklat TNI dan satuan-satuan TNI, sesuai
tataran kewenangan yang berpedoman pada manajemen latihan,
khususnya pada petunjuk pengorganisasian latihan yang berlaku di
lingkungan Mabes TNI.

c) Pelaksanaan Latihan. Pelaksanaan latihan diselenggarakan


oleh Mabes TNI dhi. Kodiklat TNI untuk Latihan Kesiapsiagaan
Operasional Kotamaops TNI dan Latihan Gabungan, Mabes Angkatan
untuk Latihan Pra Tugas Operasi dan Passus TNI untuk Latihan
Passus Tri Matra serta Satuan TNI lainnya atas kebijakan Panglima
TNI yang dituangkan dalam direktif latihan. Pelaksanaan latihan
berpedoman pada manajemen latihan, khususnya pada petunjuk
administrasi penyelenggaraan latihan yang berlaku di lingkungan
Mabes TNI.

d) Pengawasan dan Pengendalian Latihan. Pengawasan dan


pengendalian latihan diselenggarakan oleh Mabes TNI dhi. Sops
Mabes TNI yang berpedoman pada manajemen latihan, khususnya
pada petunjuk pengendalian dan pengawasan latihan yang berlaku di
lingkungan Mabes TNI.

e) Evaluasi Latihan. Pengevaluasian latihan diselenggarakan


oleh Mabes TNI dhi Sops Mabes TNI yang berpedoman pada
petunjuk evaluasi dan penilaian latihan TNI.

f) Pelaporan Latihan. Pelaporan hasil latihan berdasarkan


pencatatan latihan yang dibuat oleh Wasit dan Pengendali (Wasdal)
selama pelaksanaan latihan, diselenggarakan oleh penyelenggara
latihan sesuai jenis latihan. Pelaporan latihan berpedoman pada
manajemen latihan, khususnya pada petunjuk sistem pelaporan yang
berlaku di lingkungan Mabes TNI.

13. Penggolongan Latihan.

a. Latihan dalam rangka Pembinaan Kekuatan TNI.

1) Latihan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU). Merupakan kegiatan


latihan yang dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut, mulai
dari tingkat latihan perorangan, satuan dan kecabangan/antar satuan, latihan
11

puncak Angkatan sampai ke tingkat latihan antar Angkatan dengan tujuan


terwujudnya kesiapan operasional satuan. Penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh Mabes Angkatan dengan ciri khas latihan Angkatan
masing-masing.

2) Latihan di Balakpus TNI. Merupakan kegiatan latihan yang


dilaksanakan oleh Balakpus TNI dengan satuan jajarannya, pelaksanaannya
sesuai tugas dan fungsi dalam rangka pembinaan kekuatan yang
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Balakpus TNI, dengan tujuan
terwujudnya kesiapan operasional satuan.

b. Latihan dalam rangka Penggunaan Kekuatan TNI. Merupakan kegiatan


latihan yang dilaksanakan tidak bertingkat dan berlanjut dalam rangka penggunaan
kekuatan yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Mabes TNI, dengan tujuan
terwujudnya kesiagaan operasional satuan, yang meliputi:

1) Latihan Pratugas. Merupakan latihan bagi satuan yang disiapkan


dalam penugasan operasi untuk tugas-tugas tertentu. Penyelenggaraan
latihan berdasarkan ketentuan Latihan Pratugas;

2) Latihan Kesiapsiagaan Operasional (LKO). Merupakan latihan


yang dilaksanakan oleh Kotama Operasional TNI dan Pasukan Pemukul
Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang disiapkan untuk menghadapi berbagai
kemungkinan kontinjensi dalam rangka melaksanakan OMSP.
Penyelenggaraan latihan berdasarkan Juklak Latihan Kesiapsiagaan
Operasional Kotamaops TNI dan PPRC TNI;

3) Latihan Gabungan. Merupakan latihan yang dilaksanakan secara


gabungan antar Angkatan dan antar TNI/Angkatan/Instansi terkait yang ikut
latihan gabungan dengan Angkatan Bersenjata/Instansi negara
sahabat/negara lain, yang terdiri dari:

a) Latihan Gabungan dalam rangka melaksanakan Operasi Militer


untuk Perang (OMP), meliputi:
(1) Kampanye Militer (Military Campaign Plan).
(2) Latihan Operasi Gabungan Utama (Major Joint
Operation), terdiri dari:
(a) Latihan Operasi Udara Gabungan (Joint Air
Operations);

(b) Latihan Operasi Laut Gabungan (Join Maritime


Operations);

(c) Latihan Operasi Lintas Udara (Airborne


Operations);

(d) Latihan Operasi Amfibi (Amphibious Operation);


12

(e) Latihan Operasi Pendaratan Administrasi


(Administratif Landing Operations);

(f) Latihan Operasi Darat Gabungan (Land Joint


Operations);
(g) Latihan Operasi Pertahanan Pantai (Coastal
Defence Operations); dan
(h) Latihan Operasi Dukungan (Support Operations).

b) Latihan Gabungan (Latgab) dalam rangka OMSP terdiri dari:


(1) Latgab Terpadu TNI (TNI Joint-Interagency Operations);
(2) Latgab Bersama dengan negara sahabat/negara lain
(Bilateral Joint-Combined Operations); dan
(3) Latgab Bersama Terpadu (Joint-Interagency
Operations);

4) Latihan Pasukan Khusus Tri Matra. Merupakan latihan yang


secara gabungan antar Pasukan Khusus dari Tiga Angkatan (TNI AD, TNI
AL dan TNI AU) yang disiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan
kontinjensi dalam rangka melaksanakan operasi khusus TNI.

14. Organisasi Latihan.

a. Susunan Organisasi Latihan Dalam Rangka Pembinaan Kekuatan yang


menjadi tanggung jawab Mabes Angkatan. Susunan organisasi latihan yang
dilaksanakan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU) berdasarkan ketentuan dalam
penyelenggaraan latihan di masing-masing Angkatan.

b. Susunan Organisasi Latihan Dalam Rangka Pembinaan Kekuatan yang


menjadi Tanggung Jawab Mabes TNI. Susunan organisasi latihan
diselenggarakan oleh Balakpus TNI berdasarkan macam latihan yang dilaksanakan
dan metode latihan yang digunakan sesuai tugas dan fungsi masing-masing
Balakpus TNI.

c. Susunan Organisasi Latihan Dalam Rangka Penggunaan Kekuatan.


Susunan organisasi latihan dalam rangka penggunaan kekuatan berdasarkan
ketentuan Latihan Pratugas, Latihan Kesiapsiagaan Operasional (LKO), Latihan
Gabungan dan Latihan Pasukan Khusus Tri Matra.

d. Struktur Organisasi. (Lampiran C)


13

BAB III
PENYELENGGARAAN KEGIATAN

15. Umum. Sistem Penyelenggaraan Latihan TNI dimaksudkan untuk memastikan


penyelenggaraan latihan TNI dapat terlaksana dengan terarah, berkesinambungan,
proporsional dan terpadu.

16. Konsep Pelaksanaan. Proses penyelenggaraan latihan dilakukan dengan


kegiatan yang berurutan dan teratur meliputi kegiatan perencanaan dan persiapan latihan,
pelaksanaan latihan serta pengakhiran latihan sedangkan untuk menjamin tercapainya
tujuan dan sasaran latihan dilakukan kegiatan asistensi, pengawasan dan pengendalian
latihan. Seluruh proses kegiatan penyelenggaraan latihan harus dapat dicatat, dievaluasi
sebagai bahan laporan latihan.

17. Tahapan Penyelenggaraan Latihan Dalam Rangka Pembinaan Kekuatan


(Latihan di Angkatan). Tahapan Latihan yang diselenggarakan berdasarkan ketentuan
sesuai pola latihan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU).

a. Penyelenggaraan latihan merupakan kegiatan pelaksanaan latihan sebagai


bagian dari kegiatan pembinaan latihan. Setiap Kepala Staf
Angkatan/Pangkotama/Komandan satuan bertanggung jawab terhadap pembinaan
latihan di satuannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam program
latihan standardisasi, program kerja dan anggaran serta direktif latihan. Bentuk
tanggung jawab tersebut adalah menyelenggarakan latihan guna meningkatkan dan
memelihara kemampuan tempur prajurit dan satuannya. Dalam menyelenggarakan
latihan di satuan TNI AD perlu dipedomani bahwa tingkat terendah dalam kegiatan
perencanaan latihan yang bersifat pelaksanaan ada pada tingkat Kompi. Dalam
menyelenggarakan latihan di satuan TNI AL perlu dipedomani bahwa tingkat
terendah dalam kegiatan perencanaan latihan yang bersifat pelaksanaan ada pada
tingkat L1 untuk KRI, U2 untuk Penerbang AL dan M2 untuk Marinir, sedangkan
menyelenggarakan latihan di satuan TNI AU perlu dipedomani bahwa tingkat
terendah dalam kegiatan perencanaan latihan yang bersifat pelaksanaan ada pada
tingkat Skadron, Lanud dan Kompi Paskhas.

b. Proses penyelenggaraan latihan dalam rangka pembinaan di Angkatan


dilakukan dengan kegiatan yang berurutan dan teratur meliputi kegiatan
perencanaan dan persiapan latihan, pelaksanaan latihan serta pengakhiran latihan,
sedangkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran latihan dilakukan
kegiatan asistensi, pengawasan dan pengendalian latihan. Seluruh proses kegiatan
penyelenggaraan latihan harus dapat dicatat, dievaluasi sebagai bahan laporan
latihan.
14

c. Secara umum pentahapan latihan yang harus menjadi pedoman pada


kegiatan penyelenggaraan latihan adalah:

1) Tahap perencanaan (Awal dan Lanjutan) latihan, berdasarkan direktif


latihan yang diterima dari Kepala Staf Angkatan, maka kegiatan Pangkotama
melaksanakan perencanaan latihan sesuai macam dan metode latihan yang
ditentukan direktif. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) menyusun Rencana Garis Besar (RGB).

b) menyusun naskah latihan:

(1) untuk latihan tingkat Batalyon ke atas menyusun Buku I,


II A, dan II B; dan

(2) untuk latihan tingkat kompi ke bawah menyusun Renlat.

2) Tahap persiapan. Berdasarkan rencana latihan yang dibuat maka


kegiatan persiapan latihan adalah:

a) menyiapkan pos komando latihan (poskolat);

b) melaksanakan briefing umum (briefing penyelenggara, pelaku


dan pendukung);

c) melaksanakan briefing kepada penyelenggara (penataran


wasit, pengendali dan penilai);

d) melaksanakan briefing kepada pelaku (penyampaian Kaum


dan Kasus); dan

e) distribusi naskah latihan.

3) Tahap pelaksanaan latihan, berdasarkan naskah latihan yang dibuat


oleh penyelenggara latihan, maka kegiatannya adalah:

a) pencatatan kegiatan latihan berupa hasil dan nilai yang


diperoleh;

b) pencatatan kegiatan pengawasan dan pengendalian latihan;


dan

c) pencatatan kegiatan pengawasan dan evaluasi latihan.


15

4) Tahap pengakhiran latihan berdasarkan pencatatan latihan maka


kegiatan yang dilaksanakan dan produk yang dibuat adalah:

a) kaji ulang;

b) evaluasi latihan; dan

c) laporan pelaksanaan latihan.

18. Tahapan Penyelenggaraan Latihan Dalam Rangka Pembinaan Kekuatan


(Latihan di Balakpus TNI). Tahapan Latihan yang diselenggarakan berdasarkan
ketentuan sesuai pola latihan di Balakpus TNI yang meliputi :

a. Tahap Perencanaan Awal

1) Mabes TNI.

a) Panglima TNI selaku Pimumlat.

(1) memberi petunjuk awal tentang penyusunan direktif


latihan.

(2) memberi arahan yang berkaitan dengan tema latihan


sebagai dasar perencanaan yang dibuat.

(3) menerima paparan RGB latihan dari Komandan Latihan.

b) Asops Panglima TNI

(1) mengoordinasikan dengan Kepala Balakpus TNI perihal


perumusan tujuan dan sasaran latihan yang ingin dicapai.

(2) menyusun Direktif Latihan melalui prosedur yang


komprehensif dengan melibatkan Balakpus TNI selaku
penyelenggara latihan.

(3) menerbitkan Direktif Latihan kepada Kabalakpus TNI


selaku Komandan Latihan paling lambat 30 hari sebelum
pelaksanaan latihan.

(4) mengoordinasikan kepada Kabalakpus TNI selaku


Komandan Latihan agar memaparkan RGB paling lambatnya
15 hari sebelum pelaksanaan latihan.

(5) mengirimkan Asistensi Latihan, terkait dengan materi


Latihan yang akan dilaksanakan mulai tahap perencanaan
sampai dengan tahap pengakhiran.
16

(6) membentuk Tim Evaluasi guna mengevaluasi latihan


mulai tahap perencanaan sampai dengan tahap pengakhiran.

(7) dapat mewakili Panglima TNI dalam menerima paparan


RGB latihan dari Komandan Latihan.

c) Para Asisten Panglima TNI selaku Penasihat Latihan.


Memberikan saran dan masukan kepada Asops Panglima TNI sesuai
fungsi staf masing-masing dalam menyempurnakan direktif latihan.

d) Mabes TNI selaku Tim Eva Lat. Merencanakan kegiatan


evaluasi latihan sesuai sistem pengevaluasian penyelenggaraan
latihan yang berlaku.

e) Pamen Mabes TNI yang ditunjuk sebagai Tim Aslat Mabes


TNI. Memberikan asistensi kepada KPL dalam menyusun RGB
latihan.

2) Balakpus TNI (Penyelenggara).

a) Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan.

(1) dalam proses penyusunan direktif latihan, memberikan


masukan kepada Asops Panglima TNI tentang materi latihan
yang akan diuji;

(2) setelah menerima direktif latihan, pelajari direktif,


melaksanakan koordinasi instansi terkait, selanjutnya
membentuk Staf Latihan untuk menyusun RGB;

(3) memberikan petunjuk perencanaan kepada Staf Latihan


dalam menyusun RGB;

(4) menunjuk Dansat Jajarannya sebagai Koordinator


Materi/Pelatih;

(5) merencanakan peninjauan medan latihan (minimal 1


kali);

(6) memimpin pelaksanaan peninjauan medan latihan; dan

(7) memaparkan RGB latihan kepada Pimumlat.

b) Wakil Komandan Latihan. Membantu tugas-tugas Komandan


Latihan pada tahap perencanaan awal.
17

c) Staf Latihan.

(1) menyusun RGB latihan meliputi pokok-pokok


penyelenggaraan latihan dan skenario latihan; dan

(2) mendistribusikan RGB latihan sesuai alamat paling


lambat 3 hari sebelum pemaparan;

3) Satuan Jajaran Balakpus TNI (Pelaku).

a) menerima perintah persiapan latihan dari Kabalakpus TNI


perihal waktu dan tempat latihan, serta materi latihan;

b) merencanakan pelibatan personel, materiil, alutsista dan


logistik; dan

c) membantu Komandan Latihan dalam peninjauan medan.

b. Tahap Perencanaan Lanjutan.

1) Mabes TNI.

a) Panglima TNI selaku Pimumlat. Mengawasi dan mengendali-


kan kegiatan penyelenggara latihan dalam proses kegiatan
perencanaan lanjutan.

b) Asops Panglima TNI

(1) mengoordinasikan kepada Kabalakpus TNI selaku


Komandan Latihan memaparkan naskah latihan paling lambat
7 hari sebelum pelaksanaan latihan;

(2) mengoordinasikan kepada Kabalakpus TNI selaku


Komandan Latihan untuk mengirimkan RGB yang telah
disempurnakan (hasil paparan) dan Renlat beserta lampiran
lengkap (sesuai ketentuan) paling lambat 3 hari sebelum
pelaksanaan latihan;

(3) mengirimkan Asistensi Latihan, terkait dengan materi


Latihan yang akan dilaksanakan mulai tahap perencanaan
sampai dengan tahap pengakhiran;

(4) membentuk Tim Evaluasi guna mengevaluasi latihan


mulai tahap perencanaan sampai dengan tahap pengakhiran;
dan
18

(5) dapat mewakili Panglima TNI dalam menerima paparan


naskah latihan dari Komandan Latihan.

c) Para Asisten Panglima TNI selaku Penasihat Latihan.


Memberikan saran dan masukan kepada Komandan Latihan sesuai
fungsi staf masing-masing dalam menyempurnakan naskah latihan.

d) Mabes TNI selaku Tim Eva Lat. Merencanakan kegiatan


evaluasi latihan sesuai sistem pengevaluasian penyelenggaraan
latihan yang berlaku.

e) Pamen yang ditunjuk sebagai Tim Aslat Mabes TNI.


Memberikan asistensi kepada Staf Latihan dalam menyusun Rencana
Latihan.

2) Balakpus TNI (Penyelenggara).

a) Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan:

(1) setelah pemaparan dan menyempurnakan RGB latihan,


selanjutnya menyusun Rencana Latihan beserta lampirannya
(sesuai ketentuan);

(2) mengendalikan Staf Latihan dalam menyusun Rencana


Latihan;

(3) merencanakan peninjauan medan latihan II (bila


diperlukan);

(4) memimpin pelaksanaan peninjauan medan latihan II


(bila diperlukan); dan

(5) memaparkan Rencana Latihan kepada Pimumlat.

b) Wakil Komandan Latihan. Membantu tugas-tugas Komandan


Latihan pada tahap perencanaan lanjutan.

c) Staf Latihan (Sipamlat, Sioplat dan Siminloglat). Membantu


Komandan Latihan dalam menyusun Rencana latihan beserta
lampirannya.

d) Koordinator Materi/Tim Pelatih. Menyusun Rencana Lapangan


sebagai penjabaran secara rinci dari Rencana Latihan beserta
lampirannya.
19

e) Setlat. Melaksanakan kegiatan administrasi latihan (surat


menyurat, pembuatan surat perintah dan produk latihan) dan
mendistribusikan Rencana Lapangan kepada pejabat terkait.

4) Satuan Jajaran Balakpus TNI (Pelaku).

a) menyusun Rencana Lapangan sesuai tugas dan fungsinya


masing-masing dan Dansat Jajaran selaku Koordinator Materi; dan

b) merencanakan pelibatan personel, materiil, Alutsista dan


logistik.

c. Tahap Persiapan.

1) Mabes TNI.

a) Panglima TNI selaku Pimumlat. Mengawasi dan


mengendalikan kegiatan penyelenggara latihan dalam proses
kegiatan persiapan latihan.

b) Asops Panglima TNI. Mengkoordinasikan kepada Komandan


Latihan tentang kebutuhan latihan pada tahap persiapan (personel,
Alutsista dan materil).

c) Para Asisten Panglima TNI selaku Penasehat Latihan.


Memberikan saran dan masukan kepada Komandan Latihan sesuai
fungsi staf masing-masing dalam proses persiapan latihan.

d) Tim Eva Lat. Mempersiapkan perangkat evaluasi latihan


sesuai sistem pengevaluasian penyelenggaraan latihan yang berlaku.

e) Tim Aslat Mabes TNI. Memberikan asistensi kepada


penyelenggara dalam proses persiapan latihan.

2) Kabalakpus TNI (Penyelenggara).

a) Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan.

(1) mengendalikan kegiatan persiapan latihan; dan.

(2) mengecek kesiapan akhir terhadap penyelenggara,


pendukung dan pelaku.

b) Wakil Komandan Latihan. Membantu tugas-tugas Komandan


Latihan dalam proses persiapan latihan.
20

c) Setlat. Menyiapkan administrasi latihan sebagai kelengkapan


Kolat.

d) Denmalat. Menyiapkan tempat, sarana dan prasarana untuk


Pos Komando Latihan (Poskolat) dan akomodasi latihan.

e) Wasdal/Lai.

(1) menyelenggarakan penataran/briefing kepada


Pelatih/Perwira Pengendali dan Pendukung Latihan tentang
mekanisme latihan, jadwal pelaksanaan latihan, tugas,
penilaian dan tanggung jawab setiap personel penyelenggara
latihan;

(2) menyelenggarakan penataran Pelaku sesuai dengan


macam dan metode latihan; dan

(3) melaksanakan latihan pendahuluan bagi Pelatih/Perwira


Pengendali untuk menghindari penyimpangan dari Rencana
Latihan yang telah disusun.

3) Satuan Jajaran Balakpus TNI (Pelaku).

a) menyiapkan personel, materiil dan bekal yang akan digunakan


untuk latihan;

b) mengikuti briefing pelaku;

c) pengecekan akhir terhadap seluruh kesiapan pelaku untuk


melaksanakan latihan; dan

d) pergeseran pasukan menuju daerah latihan (latihan


dilaksanakan jauh dari Pangkalan).

d. Tahap Pelaksanaan.

1) Mabes TNI.

a) Panglima TNI selaku Pimumlat. Mengawasi dan mengen-


dalikan kegiatan penyelenggara latihan pada tahap pelaksanaan
latihan;

b) Asops Panglima TNI. Mengawasi pelaksanaan latihan sesuai


perencanaan latihan yang dibuat;
21

c) Para Asisten Panglima TNI selaku Penasihat Latihan.


Memberikan saran dan masukan kepada Komandan Latihan sesuai
fungsi staf masing-masing dalam pelaksanaan latihan;

d) Mabes TNI selaku Tim Eva Lat. Melaksanakan evaluasi latihan


sesuai sistem pengevaluasian pada tahap pelaksanaan latihan; dan

e) Tim Aslat Mabes TNI. Memberikan asistensi kepada


penyelenggara pada tahap pelaksanaan latihan.

2) Balakpus TNI (Penyelenggara).

a) Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan.

(1) membuka latihan dan mengendalikan jalannya latihan


sepenuhnya berdasarkan perencanaan latihan yang dibuat,
untuk menjamin penyelenggaraan latihan tetap mengarah
kepada tema, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;

(2) melaksanakan pengawasan latihan berdasarkan


mekanisme latihan pada setiap derap latihan terkait berbagai
kekurangan dan kelebihan baik terhadap penyelenggara,
pendukung maupun pelaku;

(3) sewaktu-waktu dapat menghentikan latihan dalam


kondisi tertentu; dan

(4) menutup latihan yang diselenggarakan.

b) Wakil Komandan Latihan. Membantu tugas-tugas Komandan


Latihan pada tahap pelaksanaan latihan.

c) Setlat. Menyelenggarakan kegiatan administrasi latihan pada


tahap pelaksanaan latihan.

d) Denmalat. Menyelenggarakan pelayanan umum pada tahap


pelaksanaan latihan.

e) Wasdal/lai. Mengendalikan kegiatan latihan sesuai


perencanaan latihan yang dibuat.

4) Satuan Jajaran Balakpus TNI (Pelaku). Melaksanakan latihan


sesuai dinamika yang telah dirancang oleh penyelenggara dan menerima
koreksi serta arahan dari Pelatih/Wasdal, sesuai dengan macam dan metode
yang digunakan dalam penyelenggaraan latihan.
22

e. Tahap Pengakhiran.

1) Mabes TNI.

a) Panglima TNI selaku Pimumlat.

(1) menerima laporan penyelenggaraan latihan dari


Komandan Latihan;

(2) menerima laporan asistensi dari Tim Asistensi Latihan;


dan

(3) menerima laporan evaluasi dari Tim Evaluasi Latihan.

b) Asops Panglima TNI. Mengoordinasikan kepada Kabalakpus


TNI selaku Komandan Latihan tentang laporan penyelenggaraan
latihan paling lambat 7 hari setelah pelaksanaan latihan.

c) Para Asisten Panglima TNI selaku Penasehat Latihan.


Memberikan saran dan masukan kepada Komandan Latihan sesuai
fungsi staf masing-masing dalam penyusunan laporan
penyelenggaraan latihan.

d) Mabes TNI selaku Tim Eva Lat. Menyusun laporan evaluasi


penyelenggaran latihan meliputi penyelenggara, pelaku dan
pendukung latihan.

e) Pamen yang ditunjuk sebagai Tim Aslat Mabes TNI.


Memberikan asistensi kepada Komandan Latihan dalam menyusun
laporan penyelenggaraan latihan.

2) BalakpusTNI (Penyelenggara).

a) Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan.

(1) melaksanakan kaji ulang penyelenggaraan latihan; dan

(2) melaksanakan konsolidasi umum penyelenggaraan


latihan.

b) Wakil Direktur Latihan. Membantu tugas-tugas Komandan


Latihan pada tahap pengakhiran latihan.

d) Setlat. Menghimpun produk laporan penyelenggaraan latihan


Deputi sebagai bahan dalam penyusunan laporan penyelenggaraan
latihan.
23

e) Koordinator Materi/Pelatih. Membahas tentang kekurangan,


kendala dan hasil penilaian selama latihan sebagai bahan
penyusunan laporan pelaksanaan latihan sesuai bidang masing-
masing.

d) Denmalat.

(1) menyelesaikan ganti rugi bilamana terjadi kerusakan


daerah latihan; dan

(2) melaksanakan konsolidasi personel dan materil


pendukung latihan.

3) Satuan Jajaran Balakpus TNI (Pelaku).

a) mengikuti kegiatan kaji ulang dan mencatat hal-hal penting


untuk peningkatan hasil latihan ke depan;

b) menyampaikan tanggapan pelaku terkait berbagai kekurangan


penyelenggaraan latihan untuk peningkatan penyelenggaraan latihan
ke depan; dan

c) melaksanakan konsolidasi personel, materil, Alutsista dan


logistik.

19. Tahapan Penyelenggaraan Latihan Dalam Rangka Penggunaan Kekuatan.


Tahapan Latihan yang diselenggarakan berdasarkan ketentuan sesuai pola latihan
(Latihan Pratugas, Latihan Kesiapsiagaan Operasional, Latihan Gabungan dan Latihan
Passus Tri Matra).

a. Penyelenggaraan latihan merupakan kegiatan pelaksanaan latihan sebagai


bagian dari kegiatan penggunaan kekuatan. Setiap Pangkotamaops TNI
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan latihan penggunaan kekuatan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam direktif latihan. Bentuk tanggung jawab
tersebut adalah menyelenggarakan latihan guna meningkatkan dan memelihara
kesiagaan satuannya.

b. Proses penyelenggaraan latihan penggunaan kekuatan dilakukan dengan


kegiatan yang berurutan dan teratur meliputi kegiatan perencanaan dan
persiapan latihan, pelaksanaan latihan serta pengakhiran latihan sedangkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran latihan dilakukan kegiatan
asistensi, pengawasan dan pengendalian latihan. Seluruh proses kegiatan
penyelenggaraan latihan harus dapat dicatat, dievaluasi sebagai bahan laporan
latihan.
24

c. Secara umum dokumen latihan yang dibuat dan menjadi pedoman pada
kegiatan penyelenggaraan latihan adalah:

1) Tahap perencanaan (Awal dan Lanjutan) latihan, berdasarkan direktif


latihan yang diterima dari Panglima TNI, maka kegiatan Pangkotamaops TNI
melaksanakan perencanaan latihan sesuai macam dan metode latihan yang
ditentukan direktif. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) menyusun Rencana Garis Besar (RGB);

b) menyusun naskah latihan;

c) menyusun Rencana Latihan (Renlat);

d) meninjau medan latihan;

e) memaparkan RGB kepada Panglima TNI u.p. Asops Panglima


TNI; dan

f) menyempurnakan RGB dan naskah latihan.

2) Tahap persiapan latihan, kegiatan persiapan latihan diantaranya


adalah:

a) menyiapkan pos komando latihan (poskolat);

b) melaksanakan briefing umum;

c) melaksanakan briefing kepada penyelenggara;

d) melaksanakan briefing kepada pelaku; dan

e) distribusi naskah latihan.

3) Tahap pelaksanaan latihan, berdasarkan naskah latihan yang dibuat


oleh penyelenggara latihan maka dalam kegiatan pelaksanaan latihan
produk yang dibuat adalah:

a) pencatatan kegiatan latihan berupa hasil dan nilai yang


diperoleh;

b) pencatatan kegiatan pengawasan dan pengendalian latihan;


dan
25

c) pencatatan kegiatan pengawasan dan evaluasi latihan.

4) Tahap pengakhiran latihan berdasarkan pencatatan latihan maka


kegiatan yang dilaksanakan dan produk yang dibuat adalah:

a) kaji ulang;

b) evaluasi latihan; dan

c) laporan pelaksanaan latihan.

BAB IV
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

20. Umum. Guna menunjang kelancaran dan keberhasilan Penyelenggaraan


Latihan TNI, maka dukungan administrasi dan logistik perlu dikelola dengan baik agar
kesiapan personel, alat peralatan dan Alutsista dapat terwujud sesuai dengan kebutuhan
latihan.

21. Personel.

a. Penyelenggaraan administrasi latihan dilaksanakan oleh seluruh tataran


kewenangan baik penanggung jawab latihan, penyelenggara latihan maupun
pelaku latihan yang sesuai dengan petunjuk administrasi penyelenggaraan latihan
yang berlaku.

b. Administrasi personel dan materil latihan diselenggarakan oleh seluruh


tataran kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku pada masing-masing satuan.

c. Perawatan personel latihan diselenggarakan oleh seluruh tataran


kewenangan sesuai dengan sistem perawatan personel yang berlaku masing-
masing satuan.

22. Anggaran. Dukungan anggaran Latihan (anggaran peninjauan latihan, fasilitas


komando latihan, minlat/alins, kodal dukungan operasi latihan, BPD, penginapan, Uang
Saku Latihan (USL) dan naskah latihan) berasal dari:

a. Anggaran Latihan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU) didukung oleh Unit
Organisasi (UO) Angkatan masing-masing;

b. Anggaran Latihan di Balakpus TNI didukung oleh Mabes TNI dhi. Sops TNI;
dan

c. Anggaran Latihan penggunaan kekuatan didukung oleh Mabes TNI.


26

23. Logistik. Dukungan logistik latihan (BMP dan Uang Makan Latihan) berasal
dari:

a. Logistik Latihan di Angkatan (TNI AD, AL dan AU) didukung oleh Unit
Organisasi (UO) Angkatan masing-masing.

b. Logistik Latihan di Balakpus TNI didukung oleh Mabes TNI dhi Sops TNI
dan Slog TNI.

c. Logistik Latihan penggunaan kekuatan didukung oleh Mabes TNI.

BAB V
KOMANDO, KENDALI DAN KOMUNIKASI

24. Umum. Dalam mendukung Penyelenggaraan Latihan TNI, diperlukan


kesatuan komando, kendali dan komunikasi dalam setiap unsur satuan pelaksana latihan.
Guna mewujudkan hal tersebut perlu diatur mengenai mekanisme komando, kendali, dan
komunikasi.

25. Komando.

a. Komando Utama Latihan.

1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan di Angkatan (TNI AD, AL


dan AU) berada pada Kepala Staf Angkatan selaku Pimpinan Umum
Latihan.

2) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan di Balakpus TNI berada


pada Panglima TNI selaku Pimpinan Umum Latihan.

3) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan berada pada Panglima


TNI selaku Pimpinan Umum Latihan.

b. Komando Operasional Latihan.

1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan di Angkatan (TNI AD, AL


dan AU) berada pada Panglima Kotama selaku Direktur Latihan.

2) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan di Balakpus TNI berada


pada Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan.

3) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan berada pada Panglima


Kotamaops TNI/Komandan selaku Direktur Latihan.
27

c. Komando Taktis Latihan berada pada Panglima/Komandan/Kepala Satuan


TNI yang melaksanakan latihan.

26. Kendali.

a. Kendali Operasional Latihan.

1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan di Angkatan (TNI AD, AL


dan AU) berada pada Panglima Kotama selaku Direktur Latihan.

2) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan di Balakpus TNI berada


pada Kabalakpus TNI selaku Komandan Latihan.

3) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan berada pada Panglima


Kotamaops TNI/Komandan selaku Direktur Latihan.

b. Kendali Taktis Latihan berada pada Panglima/Komandan Satuan TNI.

27. Komunikasi.

a. Selama latihan berlangsung, Pelaku menggunakan peralatan komunikasi


organik masing-masing, sedangkan Penyelenggara menggunakan peralatan
komunikasi dari Mabes TNI/Mabes Angkatan.

b. Penggunaan komunikasi Penyelenggara maupun Pelaku harus berpedoman


kepada Petunjuk Komlek TNI (Protap, Instap dan Insops Komlek).

BAB VI
PENUTUP

28. Keberhasilan. Petunjuk pelaksanaan ini digunakan sebagai pedoman bagi


seluruh jajaran di lingkungan TNI dalam menyelenggarakan latihan dan sebagai pedoman
dalam perumusan lebih lanjut petunjuk-petunjuk lain pada strata di bawahnya.

29. Penyempurnaan. Hal-hal yang dipandang perlu dalam penyempurnaan Petunjuk


Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Latihan TNI ini, disarankan kepada Panglima TNI
melalui Dankodiklat TNI sesuai dengan mekanisme umpan balik.

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
28

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran A Keputusan Panglima TNI


MARKAS BESAR Nomor Kep/ / /2015
__________________________ Tanggal
______________________________

PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) TNI adalah satuan-satuan kerja tingkat Mabes
TNI dan Mabes Angkatan yang bertugas sebagai staf dan pelaksana kegiatan di tingkat
pusat dalam lingkup Mabes TNI atau Mabes Angkatan. (Perpres Nomor 10 tahun 2010).

2. Direktif latihan adalah suatu sarana yang digunakan oleh seorang panglima atau
komandan dalam bentuk tertulis untuk memberikan dan menyampaikan kebijakan atau
suatu tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

3. Komandan Latihan adalah seorang yang bertugas menentukan ruang lingkup


latihan, setting latihan dan memberi petunjuk secara umum kepada staf latihan.
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Pemimpin Umum Latihan.

4. Direktur Latihan adalah seorang yang bertugas menentukan rencana dan skenario
latihan, mengeluarkan petunjuk-petunjuk latihan atas dasar kebijakan, instruksi dan
petunjuk perencanaan dari Pemimpin Umum Latihan, serta mengendalikan jalannya
latihan dibantu oleh Staf Latihan (para Deputi), dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Pimpinan Umum Latihan.

5. Juklak adalah Ketentuan yang patut diturut dalam melaksanakan (menjalankan)


sesuatu.

6. Kepala Badan Pelaksana Pusat Mabes TNI (Kabalakpus TNI) adalah seorang
pimpinan suatu Balakpus TNI, dapat disebut Panglima/Komandan/Kepala. Dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Penglima TNI.

7. Komando Utama Operasi (Kotamaops) TNI adalah kekuatan TNI yang terpusat
yang langsung di bawah komando Panglima TNI dan terdiri atas satuan-satuan bawahan
yang masing-masing bersifat komando. (Perpres 10 Tahun 2010)

8. Komando Utama Pembinaan (Kotama Bin) adalah kekuatan TNI yang memiliki
fungsi pembinaan kekuatan matra yang berada di bawah Kepala Staf Angkatan dan terdiri
atas satuan-satuan bawahan yang masing-masing bersifat komando. (Perpres 10 Tahun
2010 )

9. Latihan Gabungan TNI adalah suatu latihan yang melibatkan seluruh angkatan
yang tersusun dalam suatu latihan yang terkoordinasi dengan baik dalam rangka
menyatukan pola pikir, pola sikap, pola tindak serta mewujudkan kerjasama yang
29

harmonis antar angkatan dalam suatu operasi gabungan dalam rangka penggunaan
kekuatan untuk OMP.
10. Latihan Kesiapsiagaan Operasional adalah Operasional. Merupakan latihan
yang dilaksanakan oleh Kotama Operasional TNI dan Komando Pasukan Pemukul Reaksi
Cepat (PPRC) TNI yang disiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan kontinjensi
dalam rangka melaksanakan OMSP

11. Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) adalah merupakan latihan yang


dilaksanakan secara gabungan antar Angkatan dan antara TNI/Angkatan/Instansi terkait
yang ikut latihan gabungan dengan Angkatan Bersenjata/Instansi negara sahabat/negara
lain.

12. Latihan Pratugas adalah merupakan latihan bagi satuan yang disiapkan dalam
penugasan operasi untuk tugas-tugas tertentu. Penyelenggaraannya sebelum
pelaksanaan penugasan operasi.

13. Lapangan Kekuasaan Teknis (LKT) adalah salah satu bidang kekuasaan yang
meliputi :

a. Penentuan, pemberian petunjuk dan bimbingan;


b. Penentuan kebijaksanaan teknis;
c. Penentuan tata cara teknis; dan
d. Menyelenggarakan pengawasan teknis terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dengan fungsi-fungsi kecabangan.

14. Manajemen Latihan adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran latihan yang ditetapkan.

15. Organisasi adalah lingkungan dalam suatu masyarakat atau suatu bagian
masyarakat tertentu, terdiri atas badan yang terkait oleh doktrin, peraturan dan tata cara
yang sama dalam menyelenggarakan tugas pokoknya masing-masing.

16. Operasional adalah segala usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara
fisik yang terpimpin dan terarah pada suatu tujuan tertentu.

17. Operasi Militer untuk Perang (OMP) adalah segala bentuk pengerahan dan
penggunaan kekuatan TNI, untuk melawan kekuatan militer negara lain yang melakukan
agresi terhadap NKRI, dan/atau dalam konflik bersenjata dengan satu negara lain atau
lebih, yang didahului dengan adanya pernyataan perang dan tunduk pada hukum
internasional.

18. Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah Operasi Militer yang dilaksanakan
bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti
mengatasi gerakan separatis bersenjata, mengatasi pemberontakan bersenjata,
mengatasi aksi terorisme, mengemankan wilayah perbatasan, mengamankan obyek vital
nasional yang bersifat strategis, melaksanakan tugas perdamaian dunia, mengamankan
30

Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya, memberdayakan wilayah pertahanan,


membantu tugas pemerintah di daerah, membantu tugas Kepolisian Negara RI,
mengamankan tamu negara setingkat Kepala Negara dan Perwakilan Pemerintah Asing
yang berada di Indonesia, penanggulangan bencana alam, pencarian dan pertolongan
dalam kecelakaan dan membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan, gerakan separatis, tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan
kemanusiaan dan tugas perdamaian.

19. Pembinaan Kekuatan adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan,
pengerahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya dan berhasil
guna agar kekuatan tetap terpelihara.

20. Penyelenggara Latihan adalah satu badan yang ditunjuk oleh Panglima TNI/Kepala
Staf Angkatan untuk menyelenggarakan latihan gabungan bersama/latihan bersama
sesuai dengan direktif yang diberikan oleh Panglima TNI/Kepala Staf Angkatan.

21. Penggunaan Kekuatan TNI adalah suatu proses menggunakan satuan TNI untuk
mengatasi, menanggulangi ancaman terhadap keamanan nasional yang merupakan
tanggung jawab Panglima TNI dan dipertanggungjawabkan kepada Presiden.

22. Pimpinan Umum Latihan adalah seorang yang menetapkan kebijaksanaan,


petunjuk-petunjuk, rencana garis besar sesuai program latihan dan membuat rencana
pengendalian dan pengawasan latihan serta bertanggung jawab kepada Komando
langsung setingkat lebih tinggi kepadanya.

23. Sistem adalah Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.

24. Siaga Operasional adalah kondisi kemampuan satuan yang telah siap siaga setiap
saat untuk dilibatkan dalan operasi gabungan (antar Angkatan) dan telah dipersiapkan
dengan dukungan pelayanan logistik dan unsur angkutan dari basis ke daerah operasi
secara terpadu antar Angkatan.

25. Siap Operasional adalah kondisi kemampuan satuan yang sudah siap dioperasikan
dengan menggunakan daya tempur secara terpadu dan efektif (terpadu antar cabang) dan
telah dilengkapi dengan bekal satuan secara terbatas untuk penugasan dalam lingkungan
yang terbatas.

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
31

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran C Keputusan Panglima TNI


MARKAS BESAR Nomor Kep/ / /2015
__________________________ Tanggal
__________________________________

STRUKTUR ORGANISASI LATIHAN TNI

TAHAP PERENCANAAN AWAL

PIMUMLAT

HATLAT

PARA ASISTEN PANG TNI

PARA ASISTEN PANG TNI TIM EVALUASI TIM ASLAT


DIRLAT

WADIRLAT

KETUA KPL

ANGGOTA KPL
WADIRLAT

KETERANGAN :

: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
32

TAHAP PERENCANAAN LANJUTAN

PIMUMLAT

HATLAT

TIM EVALUASI TIM ASLAT

DIRLAT

WADIRLAT

WADIRLAT

SPL SETLAT
D D D D
E E E E
S O M L
T Y I I
R U N T
A L B
O A
G N
G

KETERANGAN :

: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
33

TAHAP PERSIAPAN

PIMUMLAT

HATLAT

TIM EVALUASI TIM ASLAT

DIRLAT

WADIRLAT

WADIRLAT

SETLAT DENMALAT
SPL
D D D D
E E E E
S O M L KATIMLAI KA WASDAL
T Y I I
R U N T WAKA WASDAL
A L B
O A
G N SET WASDAL
G

KATIM KATIM KATIM


WASIT DAL BULSI

PELAKU

KETERANGAN :

: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
34

TAHAP PELAKSANAAN LATIHAN MAKO

PIMUMLAT

HATLAT

TIM EVALUASI TIM ASLAT

DIRLAT

WADIRLAT

WADIRLAT
SETLAT DENMALAT

KATIMLAI KA WASDAL

WAKA WASDAL
SET WASDAL

KATIM WASIT KATIM DAL/


DINAMISATOR
DAL DAL DAL
TAS PING WAH

PELAKU

KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
: GARIS PENILAIAN, PERWASITAN DAN PENGENDALIAN
35

TAHAP PELAKSANAAN LATIHAN LAPANGAN

PIMUMLAT

HATLAT

TIM EVALUASI TIM ASLAT

DIRLAT

WADIRLAT

WADIRLAT

SETLAT DENMALAT
T

KATIMLAI KA WASDAL

WAKA WASDAL

SET WASDAL

KATIM KATIM KATIM


WASIT DAL BULSI

PELAKU

KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI
: GARIS PENILAIAN, PERWASITAN, PENGENDALIAN DAN
PENIMBULAN SITUASI
36

TAHAP PENGAKHIRAN

PIMUMLAT

HATLAT

TIM EVALUASI TIM ASLAT

DIRLAT

WADIRLAT

WADIRLAT

SPL SETLAT DENMALAT


D D D D T
E E E E
S O M L
T Y I I
R U N T
A L B
O A
G N
G

KETERANGAN :
: GARIS KOMANDO
: GARIS KOORDINASI

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
37

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran C Keputusan Panglima TNI


MARKAS BESAR Nomor Kep/ / /2015
__________________________ Tanggal
_________________________________

SKEMA ALIRAN
PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENYELENGGARAAN LATIHAN TNI

PETUNJUK INDUK

LATIHAN TNI

JUKMIN JUK LAK JUKLAK

GARLAT TNI SISGARLAT TNI GARLATGAB TNI

JUKNIS-JUKNIS

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
31
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran B Keputusan Panglima TNI
MARKAS BESAR Nomor Kep/ / /2015
Tanggal

SKEMA SISTEM PENYELENGGARAAN LATIHAN

TG.JWB JENIS LAT SAS

PERFORMANCE ORIENTED SIAP


ANGKATAN BIN KUAT LAT MATRA TRAINING
OPERASIONAL

LAT BALAKPUS PERFORMANCE ORIENTED SIAP


BIN KUAT TRAINING OPERASIONAL
TNI
GARLAT TNI

LAT SIAGA OPS


LATGAB MISSION ORIENTED TRAINING SIAGA
MABES TNI GUN KUAT OPERASIONAL
LAT PASUS
TRIMATRA SIAP
UN FORCE (PSK PBB)
LAT PRA TUGAS UTK TUGAS PKO

LATMA DGN MULTILATERAL ❖ CBM


EXERCISE ❖ MEMPERERAT & MENINGKATKAN
NEG LAIN BILATERAL KERJASAMA & SALING PERCAYA
EXERCISE ❖ UJI RO/PROTAP (DOKTRIN BERSAMA)

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
32

PROSES GARLAT MISSION ORIENTED TRAINING


DALAM RANGKA PENGGUNAAN KEKUATAN

RENSTRA TNI/REN
KON TNI
/RENKAM/RO
PERSETUJUAN
DARI PANG TNI
STANDARD PUAN SAT
YG SIAP OPS

KEADAAN RAHOPS DIREKTIF LATIHAN ANALISA TUGAS DAFTAR SUSUNAN


/RAH LAT PANG TNI (KOTAMA OPS) TUGAS’S YG HRS
DILAKS RGB LAT

RENCANA ARAHAN
PENUGASAN DIREKTIF RGB LAKS LAT

DOKTRIN &
PETUNJUK’S LAIN ANALISA TUGAS
DAFTAR SUSUNAN SIAGA OPERASIONAL
POKOK DANSAT
TUGAS’S YG HRS DILAKS
BAWAHAN

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
33

PROSES GARLAT PERFORMANCE ORIENTED TRAINING

DALAM RANGKA PEMBINAAN KEKUATAN (LATIHAN MATRA)

STANDARD PUAN SAT PERSETUJUAN


YG SIAP OPS DARI
KAS ANGKATAN
KEADAAN RAHOPS
/RAH LAT DAFTAR SUSUNAN
DIREKTIF LATIHAN ANALISA TUGAS
KAS ANGKATAN (KOTAMA ANGKATAN) TUGAS’S YG HRS
DILAKS RGB LAT
RENCANA ARAHAN
PENUGASAN

DIREKTIF RGB LAKS LAT


DOKTRIN &
PETUNJUK’S LAIN
ANALISA TUGAS
DAFTAR SUSUNAN SIAP OPERASIONAL
POKOK DANSAT
TUGAS’S YG HRS DILAKS
BAWAHAN

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI
34

PROSES GARLAT PERFORMANCE ORIENTED TRAINING


DALAM RANGKA PEMBINAAN KEKUATAN (LATIHAN BALAKPUS TNI)

PERSETUJUAN
STANDARD PUAN SAT DARI PANG TNI
YG SIAP OPS

KEADAAN RAHOPS
/RAH LAT DAFTAR SUSUNAN
DIREKTIF LATIHAN ANALISA TUGAS
PANGLIMA TNI (BALAKPUS TNI) TUGAS’S YG HRS
DILAKS RGB LAT
RENCANA ARAHAN
PENUGASAN

DIREKTIF RGB LAKS LAT


DOKTRIN &
PETUNJUK’S LAIN
ANALISA TUGAS
DAFTAR SUSUNAN SIAP OPERASIONAL
POKOK DANSAT
TUGAS’S YG HRS DILAKS
JAJARAN BALAKPUS
TNI

a.n. Panglima TNI


Dankodiklat,

Dedi Kusnadi Thamim


Mayor Jenderal TNI

You might also like