Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Otonomi Daerah (BLM)
MAKALAH Otonomi Daerah (BLM)
OTONOMI DAERAH
Disusun oleh :
Misbahuddin hidayat
Nim : 200222307
Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini . Kemudian shalawat serta salam tidak
lupa kita sampaikan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan As-sunnah untuk keselamatan
dunia dan akhirat.
Makalah ini telah disusun dengan bantuan dari berbagai pihak dan berbagai
sumber bacaan.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah
selanjutnya.Akhir kata kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
i
Daftar isi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN....................................................................................................................................1
Latar bealakng lahirnya kebijakan otonomi daerah...............................................................................1
BAB II...............................................................................................................................................10
Makna otonomi daerah baik dalam tatanan teori dan implementasi.................................................10
BAB III..............................................................................................................................................18
A.Karakteristik dasar disentralisasi.....................................................................................................18
B. Rasionalisasi kebijakan disentralisasi...............................................................................................21
C. Alasan dianutnya disentralisasi.......................................................................................................22
BAB IV..............................................................................................................................................23
Permasalahan pokok otonomi daerah dan disentralisasi piskar (keuangan )......................................23
BAB V...............................................................................................................................................29
Asas asas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah............................................29
BAB VI..............................................................................................................................................31
Hak dan kewajiban pemerintah daerah...........................................................................................31
BAB VII.............................................................................................................................................35
Prinsip-prinsip otonomi daerah Prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah....................................35
BAB VIII............................................................................................................................................40
Partisipasi masyarakat dalam penyusunan peraturan daerah.............................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................45
ii
BAB I
PEMBAHASAN
Sejarah terbentuk nya otonomi daerah , kata otonomi menurut Kamus Besar Bahasa
Belanda pada tahun 1903. Namun, banyak orang yang tidak mengetahui hal ini. Era
mengeluarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu, tidak
sedikit pula orang menduga bahwa dengan otonomi daerah segala urusan pemerintahan
1981:39) diketahui bahwa otonomi daerah adalah sesuatu hal yang diserahkan
oleh pemerintahan yang lebih tinggi kepada persekutuan yang lebih rendah
1
dengan penggunaan berbagai resources yang dimiliki jenjang
yang membagi kekuasaan suatu negara secara vertikal. Dalam sistem ini,
kekuasaan negara akan terbagi antara pemerintah pusat di satu pihak dan
Kesimpulan otonomi daerah yang bisa kita ambil dari berbagai pendapat
hankam di tingkat lokal dan nasional. Secara politis, otonomi daerah merupakan
2
wujud demokratisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan otonomi
pemerintahnya itu berasal dari, untuk dan oleh mereka. Secara ekonomis,
memberikan hak 3 penuh kepada daerah, senggah Daerah lebih berpeluang untuk
sosiologis, otonomi daerah dapat memberi peluang penguatan peran sosial komponen
daerah yang potensial untuk membangun dirinya secara lebih dinamis. Masalah-
masalah sosial yang semakin kompleks, diharapkan dapat diimbangi oleh kemampuan
daerah dalam mengatasinya. Secara budaya, otonomi daerah memberi peluang kepada
masyarakat daerah untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal guna memperkuat jati
diri bangsa. Harapannya, nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Sejak wewenang ini diserahkan secara formal dan ditetapkan secara resmi kepada
sebagai urusan rumah tangga daerah adalah sebagian dari urusan/bidang urusan
3
Dari beberapa sumber, antara lain hasil penelitian The Liang Gie tahun 1962-1965
Belanda, masa penjajahan Jepang, dan masa setelah NKRI berdiri sampai sekarang.
sebagai berikut
1905/204).
4
Palembang dan Sumatra Barat serta kotapraja Medan dan Makasar pada
tahun 1938.
Pada masa ini, pemberian otonomi daerah selain didorong oleh gerakan
kolonialisme di Indonesia.
dan Irian Barat yang dijalankan oleh angkatan laut dan berkedudukan di
Makasar.
5
setingkat keresidenan) yang diperintah langsung oleh Gunseikan
keresidenan dan kotapraja luar biasa Jakarta (sebagai tindak lanjut dari
manusianya).
Setelah masa penjajahan Jepang berakhir dan NKRI berdiri pada tahun 1945,
6
berdasarkan UUD 1945 yang pada intinya mengatur antara lain tentang
dan karenanya lebih luas dari otonomi daerah jaman Belanda. Jenis
pusat dan daerah yang lebih tinggi. Untuk membiayai urusan rumah
kemerdekaan.
diegaskan.
7
Urusan yang diserahkan kepada provinsi untuk dijadikan urusan
angkutan bermotor.
ini dirasakan lebih lengkap dari UU No.1 tahun 1945, dalam praktiknya
tingkat yakni
8
UUDS 1950. Menurut undang-undang ini, daerah dibedakan dalam
3 tingkat yakni
pembentukannya
3. Swantantra khusus daerah jakarta tidak isa dibawahi oleh daerah tingkat II
Undang –undang di atas menganut hukum otonomi riil, yang dalam artian
9
BAB II
Seperti yang kita tahutujuan di bentuk nya otonomi daerah adalah tujuan
kita membahasa tujuan mari kita mengetahui terlebih dahulu asal muasal kata
otonomi daerah , Otonomi berasal dari bahasa yunani “ autonomie” yang berarti
auto adalah sendiri dan nomos adalah undang-undang. Jadi secara harpiah
otonomi dapat diartikan sebagai pemberian hak dan kekuasaan untuk mengatur
daerah. Otonomi berasal dari bahasa yunani “ autonomie” yang berarti auto
adalah sendiri dan nomos adalah undang-undang. Jadi secara harpiah otonomi
dapat diartikan sebagai pemberian hak dan kekuasaan untuk mengatur dan
menghormati perundang-undangan.
10
a. kepentingan sekelompok penduduk yang berdiam dalam suatu lingkungan
dan komponen kemandirian sebagai komponen yang mengacu pada kata oleh
dari dan untuk rakyat yang bisa dilihat dari kemandirian daerah tersebut dari sisi
pendapatan yang dihasilkan baik dari pendapatan asli daerahnya (PAD) Yang
relatif besar di bandingkan bentuk dana alokasi umum (DAK) serta dana yang
Dalam setiap UUD pasti memiliki perinsip yang dianut atau yang di terapkan didalam
menjalankan UUD tersebut ,begitu pun otonomi daerah seperti yang tercantum
kesejahteraan.
11
a. Kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan
tujuan nasional.
wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai
dengan tujuan dan maksud pemeberian otonomi yang pada dasarnya utnuk
12
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam rangka menuju NKRI.
kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah, hal yang tidak
hubungan 15 yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu
memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya negara
otonomi daerah juga dapat diartikan sebagai hak penduduk yang tinggal dalam
yang berlaku.
13
b) Dinamis
c) Bertanggung jawab
jika dikaji oleh UUD no. 5 tahun 1974 otonomi daerah harus mampu
persyaratan)
otonomi daerah tersebut masih belum mampu mencapai sasaran dan tujuan yang
diharapkan, oleh karena itu dalam artikel ini akan menyoroti faktor-faktor
praktis dan pengalaman penulis sebagai bagian dari implementor kebijakan publik
14
di berbagai bidang ekonomi, politik dan kebudayaan terus m e n i n g k a t d a n m e
tugas tertentu.
dalam kasus ini beberapa orang yang pertama kali mencetuskan kebijakan dalam
Koichi (2004) “decentralization taken by Indonesia is notable for its scale and
speed. It was a Big Bang”. Dalam bahasa yang berbeda, Pranap Bardhan and
satu tahapan yang amat penting dari keseluruhan proses kebijakan publik.
kebijakan hanya berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi
dalam arsip kalau tidak diimplementasikan (Udoji dalam Putra, 2001: 79). Pada
16
penting tetapi tidak berarti bahwa telah terlepas dari proses formulasi
Pelaksanaan sangat penting dalam suatu pemerintahan (Abidin, 2002: 58) dan
17
BAB III
Sebelum kita memasuki pembahasan mari kita mengenal kata disentralisasi dulu .kata
desentralisasi berasal dari bahasa latin de artinya lepas, dan centrum artinya pusat ,jadi
desentralisasi adalah melepaskan dari pusat.tapi menurut kamus besar bahasa indonesia
(KBBI) disentralisasi adalah sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan
kepada pemerintah daerah atau bisa juga penyerahan sebagian wewenang pimpinan kepada
bawahan ,atau pusat kepada cabang dan sebagainya. Jadi disentralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
disentralisasi sebagai sistem yang dianut oleh indonesia dalam penyelenggaraan otonomi
daerah diakibatkan oleh ,tidak semua urusan pemerintahan dapat diselenggarakan secara
kemajemukan struktur sosial dan budaya lokal serta adanya tuntutan demokratisasi dalam
Asas disentralisasi
18
c. desentralisasi sebagai pembagian, penyebaran, perencanaan, pemberian
daerah pemerintahan.
Desentralisasi hanya menjadi arena yang nyaman bagi elit politik dan penguasa
penguasaan mereka atas sumber daya sosial dan ekonomi. Desentralisasi telah
menyediakan arena yang otonom bagi kelompok itu, sehingga menjadi struktur
memuaskan hasrat politik elit lokal, baik yang berada di birokrasi, lembaga
adat, lembaga keagamaan maupun kaum politikus, tetapi masih jauh dari
19
yakni kesejahteraan publik. Pengembangan desentralisasi yang bernilai
hak politik, tetapi juga kewajiban politik daerah atas ukuran kesejahteraan
di pusat dan daerah dapat dialokasikan dengan baik, mewujudkan sebuah good
memeriksa ulang makna dan praktik dari desentralisasi yang selama ini masih
kekuasaan yang lebih besar yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, sangat
20
penting untuk melihat desentralisasi kaitannya dengan struktur kekuasaan yang
terbentuk selama ini, pasca Orde Baru. Orde Baru mewariskan sebuah struktur
ini masih dikuasai oleh elit-elit politik borjuasi (yang berasal dari Kelas borjuis
dan tentunya berjuang untuk kepentingan borjuis). Hal itu tentunya sangat
terkait dengan warisan buruk peninggalan Orde Baru lainnya, yaitu minimnya
(buruh, tani, nelayan, miskin kota), yang memang sengaja dibungkam selama
Orde Baru, dalam politik Indonesia saat ini. Kedua, dapat kita lihat bahwa
Tujuan disentralisasi
Rasionalisasi sendiri yaitu suatu upaya untuk meningkatkan hasil produksi dengan cara
beberapa tugas dari lembaga atas kelembaga bawah seperti mana contoh
21
nya pemerintah daerah yang membantu tugas dari pemerintah pusat . hal
Penerapan disentralisasi
dalam hal penerapan disentralisasi yang dilakukan pemerintah pusat dapat kita
sipil untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merespon kebutuhan publik.
manajemen perikanan
22
b) Desentralisasi meningkatkan efektivitas birokrasi. Lebih jauh bahkan
BAB IV
Seperti yang kita tau otonomi daerah adalah sebauah sistem pemerintahan yang
dalam setiap sistem pemrintahan disetiap negara tidak luput dari yang namanya
permasalahan .
otonomi daerah .
23
daerah harus mempunyai dana yang cukup untuk melakukan kegiatan,
haruslah mantap
Setidaknya terdapat dua penyebab utama mengapa hal ini bisa terjadi,
24
memberikan hak otonomi kepada pemerintahan di daerah. Kedua,
25
menghamburhamburkan uang rakyat untuk piknik ke luar negeri dengan
anggaran rutin DPRD yang jauh lebih besar dari pada sebelumnya.
lainnya.
Setelah kita melihat faktor yang menjadi permasalahan dalam sistem otonomi
daerah ,kita juga harus tau beberapa hal yang dapat mendukung keberhasilan dalam
26
a) Faktor Sumber Daya Manusia: Manusia sebagai pelaku pemerintahan
kemasyarakatan.
tujuan.
27
instansi pemerintah maupun swasta tentang pemisahan yang jelas dan
tajam antara milik pribadi dan milik perusahaan atau milik negara.
i) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor SDA dan Pajak serta
mencari dari sektor lain seperti jasa dan pariwisata digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat
28
BAB V
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Yang dalam
artian hanya sebagian urusan pemerintah pusat yang dapat diserahan pada
pemerintah daerah.
daerah maka hal ini bisa menimbulkan keberanian daerah untuk melawan
pemerintah pusat .
kepada daerah maka gerakan sparatis yang dijatuhi hukuman karena melakukan
Mampu
29
Bisa membantu aparat pemerintahan yang tengah melaksanakan informasi
c) Asas Pembantuan ( medebewind ). Mede berasal dari bahasa Belanda yang artinya
“ikut serta” sedangkan bewind artinya berkuasa atau memerintah. Jadi Pemerintah
daerah ikut serta dalam mengurus suatu urusan, namun demikian urusan itu harus
merata. Fungsi asas ini lebih condong ke media dalam rangka pengembangan
demokrasi.
masyarakat.
Bertujuan untuk memelihara hubungan yang serasi dan baik. Hubungan yang
dimaksud adalah antara pusat dan daerah. Selain itu, menjalin hubungan baik
30
Bertujuan untuk menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas. Serta meningkatkan
peran masyarakat dan mengembangkan peran juga fungsi dari pihak DPRD.
BAB VI
e. mendapatkan sumber pendapatan lain yang sah, selama masih dalam wilayah
31
i. perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang;
kewenangan; dan
Setelah apa yang kita baca diatas dan telah mengetahui hak dan kewajiban dari pemerintah
dalam menjalankan tugas pemerintahan nya di negara kita tercinta ini dan kita pun telah
publick kepada kita semua .selain mengetahui hak dan kewajiban pemerintah kita juga harus
mengetaui lebih lanjut ternyata kita sebagai masyarakat juga mempunyai hak dan
32
b. memperoleh penggantian yang layak atau kerugian yang timbul akibat
dan nonperizinan;
d. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian kegiatan usaha yang tidak
nonperizinan; dan
apabila kegiatan usaha yang dilakukan pemegang izin tidak sesuai dengan izin
a. mentaati pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan izin yang telah diterbitkan;
nonperizinan; dan
Hak pemerintah yang tercantum dalam UUD no 32 tahun 2004 pasal 21 dalam
pemerintahannya;
b. memilih pimpinan daerah;
c. mengelola aparatur daerah;
33
d. mengelola kekayaan daerah;
negeri dan/ atau dari sumber luar negeri untuk membiayai kegiatan
daerah negara
negara kesatuan
tahun 2004
34
BAB VII
pusat, kemudian diberikan kepada daerah secara utuh, dengan tujuan agar pemerintah
Hal yang mendasar dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah mendorong untuk
peran serta masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Pemberian
kewenangan tersebut diikuti dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
adalah:
bertanggungjawab.
35
3. Luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota, pelaksanaan
Otonomi Daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah
4. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus sesuai dengan konstitusi negara, sehingga tetap
terjamin hubungan yang serasi antara pusat, dan daerah serta antardaerah.
otonom, dan oleh karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah
atau pihak lain, seperti bahan otorita, kawasan pelabuhan, kawasan perumahan,
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan
legislatif daerah, baik fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun fungsi anggaran
wakil pemerintah.
daerah kabupaten dan daerah kota yang berwenang mengatur dan mengurus
36
urusan pemerintah pusat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Pemekaran daerah adalah
pemekaran daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota menjadi lebih
administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya.
khusus, namun disebutkan dalam Pasal 18B ayat (1) “Negara mengakui dan
(2) Pasal yang sama tercantum kalimat sebagai berikut. “Negara mengakui dan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
menjadi salah satu pendekatan yang cukup diamati dalam kaitannya dengan
mana hal ini dijadikan alasan utama karena adanya kendala geografis,
37
demokrasi, perekonomian daerah, pengelolaan potensi daerah, keamanan
ketertiban, hubungan yang serasi antara pusat dan daerah. Pada hakekat tujuan
kualitas sumber daya aparatur disegala bidang, karena peran sumber daya
cukup serius dan sering dihadapi oleh pemerintah kabupaten/kota baru hasil dari
dalam hal ini sumber daya manusia yang ahli dan sesuai dengan bidang
pegawai yang tidak memadai. Secara umum bahwa tujuan pembentukan atau
namun peraturan pemerintah No. 129 Tahun 2000 Pasal 2 memiliki tujuan
38
pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah.Aturan tersebut merupakan
Kecamatan adalah salah satu pemerintahan diatas desa dan kelurahan yang tujuanya
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar menjadi lebih dan efisien. Dengan
diskriminasi yang dilakukan oleh kelompok etnis tertentu pemerintah baik pada
tingkat daerah maupun pusat.4 Pemekaran daerah juga suatu bentuk untuk
menjadi perdebatan yang tak kunjung usai karena banyak daerah-daerah yang sudah
menjadi proritas membentuk Kecamatan baru akan tetapi banyak pula yang belum
Selatan yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk
berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002. Kabupaten ini berasal dari nama Sungai yang ada
39
di Banyuasin, banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air) dan asin,
(rasa). Kabupaten Banyuasin memiliki luas wilayah 11.875 km2 di mana terdapat
bermacam-macam suku yang menetap di wilyah ini, antara lain Jawa, Madura, Bugis,
Bali dan Penduduk asli Banyuasin. Wilayah Banyuasin mengelilingi 2/3 wilayah Kota
Palembang, sehingga banyuasin dapat dikatakan sebagai wilayah penyangga ibu kota
BAB VIII
merupakan hak masyarakat, yang dapat dilakukan baik dalam tahap penyiapan
maupun tahap pembahasan. Dalam konteks hak asasi manusia, setiap hak pada
diatas dapat diketahui bahwa kewajiban tersebut ada pada DPRD. Hal ini terindikasikan
dari penjelasan bahwa “hak masyarakat dalam ketentuan ini dilaksanakan sesuai
masyarakat dalam penyusunan peraturan daerah hanya pada tahap penyiapan dan
Keterlibatan masyarakat untuk ikut serta dalam pembentukan suatu peraturan perundang -
undangan akan menjadi lebih efisien sesuai dengan harapan kita bersama untuk mencapai
40
suatu pemerintahan yang baik (good governance). Apabila suatu perda telah dapat
menampung aspirasi masyarakat luas tentunya peran serta masyarakat tersebut tidak akan
terlalu dipaksakan pelaksanaannya. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas anggota
DPRD maupun seluruh jajaran pemerintah yang mempunyai tugas membentuk suatu Perda.
kebijakan, pemantauan dari hasil pembangunan dan keberlakuan suatu kebijakan, adalah
suatu hal yang mendorong suksesnya suatu pembangunan yang efektif dan efisien.
partisipasi masyarakat seperti halnya mendorong rakyat untuk mau berkorban, juga
membutuhkan insentif - insentif sendiri. Tidak cukup kita mengatakan bahwa karena
pembangunan tersebut untuk masyarakat, maka adalah mutlak apabila rakyat harus mau
kali pembangunan yang dikatakan untuk kepentingan rakyat ternyata tidak sesuai dengan
harapan masyarakat. Dalam hal ini hambatan yang ditemui atau dihadapi di lapangan dalam
usaha melaksanakan proses pembangunan yang partisipatif adalah belum dipahaminya makna
sebenarnya dari konsep partisipasi oleh pihak perencana dan pelaksana pembangunan.
merupakan representasi rakyat yang dipilih dalam pemilihan umum. DPRD sebagai legislatif
memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan
rancangan peraturan daerah daerah dengan tata cara sesuai dengan tata tertib DPRD (Undang
41
Pembentukan peraturan Perundang-Undangan, tidak pernah lepas dan 3 landasan penyusunan
peraturan Perundang-Undangan, yaitu: filosofis, yuridis, dan politis1. Jika landasan politis
yang lebih mendominasi pembetukan peraturan daerah, maka para wakil rakyat kerap kali
kepentingan pribadinya.
kepentingan, dan sebagai suatu pelembagaan konflik sosial, memandang bahwa Undang-
partisipasi masyarakat dalam pembentukan hukum (peraturan daerah) adalah untuk menjaga
netralitas.3 Netralitas di sini berarti persamaan, keadilan, dan perlindungan bagi seluruh
pihak terutama masyarakat. Keputusan dan hasil peran serta mencerminkan kebutuhan dan
keinginan masyarakat dan menjadi sumber informasi yang berguna sekaligus merupakan
42
masyarakat kepada pemerintah dan memperlancar komunikasi antara masyarakat dan
Adapun dampak negatif tidak adanya partisipasi didalam proses pembentukan peraturan
daerah yaitu rendahnya rasa saling memiliki masyarakat terhadap program yang disusun
dalam peraturan daerah, biaya transaksi yang mahal karena masyarakat kurang memahami
tujuan dan program pemerintah, program Pemerintah tidak sesuai dengan kebutuhan atau
Masyarakat juga akan ikut serta dalam proses penegakan peraturan daerah karena memang
merasa bahwa mereka ikut serta dalam penyusununan. Namun juga perlu dibuat mekanisme
bagaiman proses keterlibatan masyarakat dalam penegakan peraturan daerah sehingga tidak
tumpang tindih atau malah mengambil peran Satpol PP dan Kepolisian. Untuk menjaga
realitas suatu hukum, perlu adanya „transparansi‟ dan „partisipasi‟ (lebih besar) dalam
pembuatan dan proses penegakan hukum. Hal ini kemudian dapat diangkat sebagai asas
dalam pembuatan hukum untuk kemudian dilakukan elaborasi lebih lanjut kedalam prosudur
dan mekanismenya. Suatu penelitian diperlukan adanya kerangka teoritis bahwa “untuk
memberikan landasan yang mantap pada umumnya setiap penelitian harus selalu disertai
Tugas pokok hukum adalah menciptakan ketertiban, sebab ketertiban merupakan suatu syarat
dari adanya masyarakat teratur. Hal ini berlaku bagi masyarakat manusia dalam segala
bentuknya. Oleh karena itu pengertian manusia, masyarakat, dan hukum tidak akan bisa
kepastian. Kepastian disini diartikan sebagai kepastian dalam hukum dan kepastian oleh
karena hukum. Hal ini disebabkan karena pengertian hukum mempunyai dua segi. Segi
pertama ba hwa ada hukum yang pasti bagi peristiwa yang kongkret, segi kedua adalah
43
tidak terletak pada batas budaya menurut wilaya atau golongan masyarakat tertentu.
masalah hukum, bagaimana peranan dan kegunaan lembaga hukum bagi masyarakat, apakah
Menurut teori jenjang norma hukum (stufentheorie), Hans Kelsen berpendapat bahwa suatu
norma hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki tata susunan,
dimana suatu norma berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi
Adof Merkl mengembangkan stufentheori dengan mengemukakan bahwa norma hukum itu
mempunyai dua wajah (das Doppelte Rechtsantlitz) dimana norma hukum itu keatas ia
bersumber dan berdasar pada norma diatasnya, tetapi kebawah ia juga menjadi dasar dan
menjadi sumber bagi norma hukum dibawahnya sehingga norma hukum itu mempunyai masa
berlaku (rechtskraht) yang relatf oleh karena masa berlakunya suatu norma hukum itu
tergantung pada
norma hukum yang berada diatasnya sehingga apabila norma hukum yang diatasnya itu
dicabut atau dihapus, maka norma-norma hukum yang berada dibawahnya tercabut atau
terhapus pula.9
Hans Nawiasky mengelompokkan norma-norma hukum dalam suatu Negara menjadi empat
Kelompok IV : Verordnung & autonome Satzung (aturan pelaksana dan otonomi daerah)
Tesis ini didasarkan pada teori jenjang norma hukum (stufentheori) bahwa suatu norma
hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki tata susunan, dimana
44
suatu norma berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi (superior) dan
menjadi dasar bagi norma yang dibawahnya (inferior), karena dalam pembentukan peraturan
daerah (perda) didasarkan pada asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah
tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi atau
Indonesia sebagai negara hukum (rechtsstaat) maka perlu disusun perundang-undangan yang
akan mengaturkan kehidupan rakyatnya. Dengan demikian ide dasar Negara hukum Pancasila
tidaklah lepas dari ide dasar tentang “rechtsstaat”10. Syarat-syarat dasar rechtsstaat :
1. Asas legalitas ; Setiap tindak pemerintahan harus didasarkan atas dasar peraturan
formal dan UUD sendiri merupakan tumpuan dasar tindak pemerintahan. Dalam hubungan
2. Pembagian kekuasaan ; Syarat ini mengandung makna bahwa kekuasaan Negara tidak
4. Pengawasan pengadilan ; Bagi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ubb.ac.id/3498/2/BAB%20I.pdf
https://repository.uir.ac.id/841/1/%2819%29%20PROSIDING%20SEMNAS
%20UMRAH%20%28OTDA%202017%29%20.pdf
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/asas-desentralisasi
45
https://rechten.nusaputra.ac.id/article/download/56/43/
https://www.gramedia.com/literasi/otonomi-daerah/amp/
https://adjar.grid.id/amp/543446333/apa-saja-hak-dan-kewajiban-pemerintah-daerah
https://repository.uir.ac.id/841/1/%2819%29%20PROSIDING%20SEMNAS
%20UMRAH%20%28OTDA%202017%29%20.pdf
https://bangda.kemendagri.go.id/berita/baca_kontent/442/
partisipasi_masyarakat_dalam_penyelenggaraan_pemerintahan_daerah_
46