Professional Documents
Culture Documents
Kel 8 TROMBOSITOPENIA
Kel 8 TROMBOSITOPENIA
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini meliputi:
A. Untuk mengetahui pengertian dari trombositopenia.
B. Untuk mengetahui penyebab dari trombositopenia.
C. Untuk mengetahui patofisiologi dari trombositopenia.
D. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari trombositopenia.
E. Untuk mengetahui pencegahan dari trombositopenia.
F. Untuk mengetahui cara menaikkan jumlah trombosit.
G. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari trombositopenia.
H. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari trombositopenia.
1.4 Manfaat
Supaya para pembaca dan masyarakat bisa memahami apa itu
trombositopenia terutama bagi mahasiswa keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Leukemia akut
Efek samping obat kemoterapi, heparin, dan antibiotik golongan sulfonamida
Efek samping dari radioterapi
Sindrom hemolitik uremik
3
B. Penyebab trombosit turun berkepanjangan
2.3 Patofisiologi
4
Trombopoiesis merupakan proses pembentukan trombosit yang berlangsung di
dalam sumsum tulang belakang. Megakariosit merupakan sel prekursor dari trombosit.
Regulasi kunci dari trombopoiesis adalah thrombopoietin (TPO). TPO merupakan
hormon yang disintesis oleh hepar dan berfungsi untuk stabilisasi keberlangsungan
hidup dari megakariosit serta proliferasi megakariosit. Beberapa mediator inflamasi juga
berperan dalam proses trombopoiesis yaitu interleukin-3 (IL-3), interleukin-6 (IL-6),
dan interleukin-11 (IL-11). Stem cell factor (SCF) juga memiliki efek sinergis dengan
TPO pada trombopoiesis.
Reduksi jumlah megakariosit akibat destruksi dari stem cell maupun proses
apoptosis dari megakariosit dapat menyebabkan penurunan produksi trombosit. Proses
destruksi megakariosit dapat dimediasi oleh defisiensi TPO maupun proses
autoantibodi. Inhibitor nuclear factor kappa beta (NF-Kb) berperan dalam mencegah
pembentukan trombosit dari megakariosit. Perubahan bentuk dan ukuran dari
megakariosit juga dapat mempengaruhi produksi trombosit. Salah satu penyebab dari
megakariopoiesis yang tidak efektif adalah defisiensi vitamin B-12 serta defisiensi asam
folat.
5
2.4 Manifestasi klinis
Mimisan
Gusi berdarah
Menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
Hematuria (kencing darah)
BAB berdarah atau berwarna hitam
Muntah darah atau berwarna seperti kopi
2.5 Pencegahan
6
2.6 Cara menaikkan jumlah trombosit
Perdarahan serius, seperti perdarahan otak, berisiko terjadi bila jumlah trombosit kurang
dari 10.000-20.000 sel per mikroliter darah. Oleh sebab itu, bila trombosit terlalu rendah
atau pengobatan tidak efektif, maka dokter akan meningkatkan jumlah trombosit dengan
beberapa cara di bawah ini:
Transfusi trombosit
Obat eltrombopag
7
Tindakan plasmaferesis
Operasi pengangkatan organ limpa
TES DIAGNOSTIC
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu :
a) Darah rutin(Hematologi Rutin) seperti:
Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
transport oksigen ke tubuh. Normal : (male : 4.5-6,5 x 10^12/L dan female :
3.9 - 5.6 x 10^12/L)
Hemoglobin -Hb- (HGB) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam
eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoenn darah.
Normal (male
: 12.5-16.5 x 10^9 /L dan female: 11.5-15.5 x 10^9 /L)
Leukosit(WBC) : mengetahui kelainan sel darah putih. Normal ( adults:
4000-10000 /UL dan children : 5000-15000 /UL)
Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keping-keping darah apakah
mengalami gangguan pembekuan darah atau idak, pemantauan dan evaluasi
perdarahan. Normal (150.000-450.000/UL)
Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia, kehilangan darah.
Normal (male : 40-54%, female : 36-47% dan children : 32-42%)
Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam mm/jam)
dari eritrosit pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan. LED
meningkat yaitu menunjukkan meningkatnya kadar imunogloblin atau
protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
Bleedding time memanjang dengan waktu pembekuan normal
b) BMP
Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan
sampai pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek
8
kebaikan pada pasien, jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya
yaitu memeriksa bone marrow (pengambilan cairan sumsum tulang
belakang) karena dicurigai ada penyakit lain selain ITP.
2.8 Penatalaksanaan
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan bertanya seputar gejala yang dialami
pasien dan riwayat kesehatannya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui adanya memar atau bintik-bintik merah pada kulit, yang merupakan salah
satu gejala trombositopenia.
Jika pasien diduga mengalami trombositopenia, dokter akan melakukan tes darah, yaitu
dengan hitung darah lengkap dan pemeriksaan apusan darah tepi. Melalui kedua
pemeriksaan tersebut, dokter bisa mengetahui jumlah trombosit di dalam darah, serta
struktur dan kondisi sel darah di bawah mikroskop. Tes darah juga dapat dilakukan
untuk mendeteksi penyebab trombositopenia, misalnya uji fungsi hati untuk melihat
penyakit liver.
Selain tes darah, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
USG perut
USG perut dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pembesaran pada organ hati atau
limpa.
Aspirasi sumsum tulang dilakukan untuk melihat jumlah serta struktur sel darah
langsung dari pabriknya, yaitu sumsum tulang. Prosedur ini juga bertujuan memeriksa
kondisi sumsum tulang, dengan mengambil sedikit sampel jaringan (biopsi sumsum
tulang).
Skenario
9
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, tubuhnya muncul bintik – bintik kemerahan
ditangan dan di kaki, lebam dibadannya tanpa ada trauma pukulan, mimisan, lemas, dan
pusing. Kemudian anak A dibawa ke RS Tugurejo, TD : 116/90 mmHg, suhu 37,1oc,
RR 20x/menit, nadi 98x/menit. Apa yang harus dilakukan perawat untuk menangani
kasus tersebut?
I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : An. A
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan :-
Agama/Suku :Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat Rumah :Semarang
Dx. Medik : ITP
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Y
Alamat : Semarang
Hubungan dgn pasien : Ayah
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : An.A mengatakan badannya lemas dan kepala pusing
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluarga An.A mengatakan awalnya An.A tidak mengeluh apapun. An. A
melakukan kegiatan seperti biasa tiba-tiba 2 hari sebelum masuk rumah sakit
badan An.A muncul bintik-bintik kemerahan di tangan dan kaki muncul
lebam di badannya tanpa ada trauma pukulan, sempat mimisan ketika
dirumah. An.A merasa lemas dan pusing. Kemudian An. A pada tanggal 10
10
Januari 2019 dibawa ke RS Tugurejo untuk mendapat penanganan lebih
lanjut. Di IGD An.A diberi infus RL 25tpm, ranitidine 1 amp.
3. Riwayat Kesehatan Lalu :
Keluarga An. A mengatakan sudah pernah masuk RS 1x sebelumnya karena
demam,tidak ada alergi obat, imunisasi lengkap
Riwayat kehamilan dan kelahiran
- prenatal : baik, gizinya terpenuhi
- intranatal : persalinan normal, tanpa ada komplikasi saat melahirkan
- postnatal : kondisi baik, tidak ikterik
4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga pasien mengatakan dikeluarga tidak
ada penyakit munurun ataupun menular.
11
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 23.5 cm
2. Tinggi Badan :145 cm Berat Badan : 43,4 kg
3. I.M.T (Indeks Massa Tubuh) : 20,6 kg/m2
4. Z Score:
Kesimpulan
12
C. PEMERIKSAAN FISIK(head to toe)
1. Kepala : mesocephal, rambut bersih, warna hitam
2. Mata :konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata tidak
cekung
3. Hidung : bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada
pernafasan cuping hidung
4. Telinga : telinga simetris, tidak ada serumen
5. Mulut : rongga mulut bersih, gigi lengkap, gusi tidak ada
perdarahan
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Thorax (Paru-paru) :
- Inspeksi : pengembangan dada kanan kiri sama,
terdapat memar
- Palpasi : vocal fremitus sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
8. Jantung:
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ics 5 mid klavikula
sinistra
- Perkusi : tidak ada pembesaran lapang jantung
- Auskultasi : terdapat BJ1 dan BJ2, tidak ada bunyi
jantung tambahan
9. Abdomen:
- Inspeksi : terdapat luka seperti memar di daerah
abdomen
- Auskultasi : bising usus 12x/menit
- Palpasi : ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak
teraba pembasaran pada setiap kuadran
- Perkusi : bunyi timpani di setiap kuadran
13
10. Ekstremitas : tidak ada lesi, terdapat bintik-bintik
merah di kaki dan tangan, turgor kulit lembab, capilary refil < 3 detik,
kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
C. POLA ELIMINASI
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien BAB 2 hari 1x dengan
konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, BAK 5-6x/hari
Di Rumah Sakit : belum bisa BAB, BAK 5-6x/hari
14
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Di rumah : pasien mengatakan aktivitas selama sekolah, bermain bola
dengan teman-temannya
Di Rumah Sakit: pasien mengatakan selama di rumah sakit dibantu oleh
keluarganya dalam melakukan berbagai aktivitas.
Makan/minum 3
Eliminasi 3
Mandi 3
Mobilitas 2
Berpakaian 3
Aktivitas harian 2
A. ISTIRAHAT TIDUR
Di rumah : keluarga pasien mengatakan tidur 6-7 jam, tidur malam mulai
pukul 20.00 WIB
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengalami gangguan
tidur
15
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien tidak menggunakan kaca
mata, tidak menggunakan alat bantu dengar
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan perutnya sakit
P : ketika sedang tidak melakukan aktivitas
Q : seperti tertekan
R: perut
S:4
T : hilang timbul
Pasien menahan sakit, terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran I
B. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien anak perempuan yang baik
dan penurur
Di Rumah Sakit: pasien mengatakan sedih ketika dirumah sakit karena tidak bisa
bermain dengan teman-temannya
D. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Di rumah : tidak ada masalah pada organ reproduksi
Di Rumah Sakit : organ reproduksi normal
16
Di rumah : pasien mengatakan beragama islam dan melaksanakan sholat
Di Rumah Sakit : pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya
DATA PENUNJANG
a. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium tanggal: 10 Januari 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Lekosit L 0,95 10^g/L 6,0-17,5
Eritrosit 5,39 10^g/L 4,0-6,0
Hemoglobin 14,60 g/dL 10,5-13,5
Hematokrit 42,80 % 32,0-44,0
Trombosit L 6 10^g/L 150,0-400,0
b. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2019
Pemeriksaan USG- abdomen
Kesan : sonografi abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan efusi maupun
asites
c. PEMERIKSAAN EKG
-
d. TERAPI
No Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
1. RL 25tpm IV Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
2. NaCl 0,9% 20tpm IV Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
3. Dexametason 3x1/2 mg IV Kortikosteroid
4. Ranitidin 3x1/2mg IV Menurunkan produksi asam
17
lambung
5. Ulsafat 3x1/2mg IV Menyembuhkan tukak
lambung
ANALISA DATA
NO HARI, DATA ETIOLOGI MASALAH TTD,
TGL NAMA
1. Kamis, 10 DS: pasien mengatakan Koagulopati Risiko tinggi
Januari badan lemas, badan inheren pendarahan
2019 muncul bintik-bintik (Trombositop
merah, sempat mimmisan eni)
ketika dirumah
DO : pasien tampak
menahan nyeri
18
3. Kamis, 10 DS : keluarga pasien Kondisi Kerusakan
Januari mengatakan di bagian gangguan integritas kulit
2019 dada dan perut terdapat metabolik
memar berwarna merah
gelap
NO DK DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko pendarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (Trombositopeni)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUUAN INTERVENSI TTD,
NAMA
1. Risiko pendarahan Setelah dilakukan tindakan 1. catat nilai HB, HT, dan
(D.0012) keperawatan 3x24 jam trombosit
diharapkan masalah risiko 2. Lindungi pasien dari
tinggi pendarahan dapat trauma yang dapat
teratasi dengan menyebabkan pendarahan
KH : 3. Kolaborasi dalam
19
- tidak ada bintik merah bentuk plasma darah
- trombosit pada jumlah
normal
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. observasi nyeri
(D.0077) keperawatan 1x24 jam 2. Monitor ttv
diharapkan masalah nyeri 3. Ajarkan teknik relaksasi
akut dapat teratasi dengan nafas dalam / kompres air
KH : hangat
- skala nyeri berkurang dari 4. Kolaborasi pemberian
4 menjadi 1 analgetik
- pasien mampu mengontrol
nyeri
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. monitor kulit adanya
kulit keperawatan 3x24 jam kemerahan
(D.0129) diharapkan masalah 2. Monitor status nutrisi
kerusakan integritas kulit 3. Anjurkan pasien
dapat teratasi dengan menggunakan pakaian
KH : yang longgar
- memar menghilang 4. Kolaborasi dengan tim
- integritas kulit yang baik medis pemberian obat.
bisa dipertahankan
BAB III
20
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan dibuatnya Makalah tentang Trombositpenia teman -teman mahasiswa
Tingkat II keperawatan dapat memahami apa itu Trombositpenia dan dapat
menjelaskan kepada orang lain yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
21
A.V Hovbrand. 2009. Haematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC Edisi 4: Jakarta.
Brunner dan Sudart. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Prie Sylvia dan Wilson lorraine. 2012. Pathofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.
Taylor M Chyntia dan Ralph Sheila. 2010. Diagnosa Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan.Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Waterbury Larry. 2010. Haematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC edisi 3 : Jakarta.
https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/trombositopenia/
patofisiologi#:~:text=Patofisiologi%20trombositopenia%20meliputi%20dua
%20mekanisme,Trombosit%20berasal%20dari%20fragmentasi%20megakariosit
22