You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana
trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-350.000/µl
darah). Trombositopenia biasanya dijumpai pada penderita anemia, leukemia,
infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh sistem imun (Human Infection
Virus, demam berdarah dan malaria). Trombositopenia juga dapat terjadi selama
masa kehamilan, pada saat tubuh engalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat,
dan sedang menjalani radioterapi dan kemoterapi.
Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah kegagalan
produksi trombosit, peningkatan konsumsi trombosit, distribusi trombosit abnormal,
dan kehilangan akibat dilusi. Penggunaan obat-obat tertentu juga dapat
menyebabkan trombositopenia, salah satunya adalah kotrimoksazol. suatu
mekanisme imunologis sebagai penyebab sebagian besar trombositopenia yang
diinduksi obat.
Mekanisme sumbat trombosit sangat penting untuk menutup kerusakan kecil
pada pembuluh darah yang sangat kecil, trombosit berperan penting dalam proses
ini. Pada pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit seperti patekia atau
perdarahan mukosa mulut. Hal ini mengakibatkan hilangnya kemampuan tubuh
untuk melakukan mekanisme homeostatis secara normal (Guyton dan Hall, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini meliputi:
A. Apa yang dimaksud dengan trombositopenia?
B. Apa saja etiologi atau penyebab dari trombositopenia?
C. Bagaimana patofisiologi dari trombositopenia?
D. Apa saja manifestasi klinis dari trombositopenia?
E. Bagaimana pencegahan dari trombositopenia?
F. Bagaimana cara menaikkan jumlah trombosit?
G. Bagaimana penatalaksanaan dari trombositopenia?
H. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari trombositopenia?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini meliputi:
A. Untuk mengetahui pengertian dari trombositopenia.
B. Untuk mengetahui penyebab dari trombositopenia.
C. Untuk mengetahui patofisiologi dari trombositopenia.
D. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari trombositopenia.
E. Untuk mengetahui pencegahan dari trombositopenia.
F. Untuk mengetahui cara menaikkan jumlah trombosit.
G. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari trombositopenia.
H. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari trombositopenia.

1.4 Manfaat
Supaya para pembaca dan masyarakat bisa memahami apa itu
trombositopenia terutama bagi mahasiswa keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah


atau di bawah normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat terjadi
luka atau kerusakan di pembuluh darah (pembekuan darah). Jumlah trombosit yang
kurang dapat menyebabkan darah sulit membeku. Jumlah trombosit normal dalam darah
adalah 150.000–450.000 sel per mikroliter darah. Seseorang dapat dianggap menderita
trombositopenia jika jumlah trombositnya kurang dari 150.000. Penderita
trombositopenia rentan mengalami perdarahan, seperti mudah lebam, mimisan, atau
gusi berdarah.

2.2 Etiologi

Trombositopenia dapat terjadi sementara atau berkepanjangan. Berikut akan


dijabarkan mengenai penyebab trombosit turun yang terjadi sementara (akut) dan
penyebab trombosit turun secara berkepanjangan (kronis):

A. Penyebab trombosit turun sementara

Penyebab trombositopenia akut bermacam-macam, tapi yang paling umum


diketahui adalah demam berdarah dengue (DBD). Tidak hanya DBD, infeksi virus lain,
seperti COVID-19, HIV atau hepatitis, juga mengakibatkan trombosit turun. Selain
infeksi virus, penyebab lain dari trombosit turun sementara adalah:

 Leukemia akut
 Efek samping obat kemoterapi, heparin, dan antibiotik golongan sulfonamida
 Efek samping dari radioterapi
 Sindrom hemolitik uremik

3
B. Penyebab trombosit turun berkepanjangan

Trombositopenia kronis umumnya disebabkan oleh idiopathic thrombocytopenic


purpura (ITP). ITP diduga terjadi karena sistem kekebalan tubuh keliru menyerang dan
menghancurkan trombosit sehingga jumlahnya berkurang. Selain ITP, trombositopenia
yang berkepanjangan (kronis) juga dapat disebabkan oleh:

 Kecanduan alkohol dalam jangka panjang


 Penyakit liver
 Sindrom mielodisplasia atau praleukimia (kelainan yang disebabkan oleh sel
darah yang terbentuk tidak sempurna alias disfungsional. Praleukimia terjadi
saat sumsum tulang mengalami gangguan).
 Penyakit anemia aplastik
 Penyakit myelofibrosis (jenis kanker sumsum tulang yang memengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi sel darah. Kondisi ini menyebabkan
pertumbuhan jaringan parut di sumsum tulang sehingga membuat produksi sel-
sel darah terganggu).
 Kelainan genetik, seperti Sindrom Wiskott-Aldrich (penyakit resesif terkait
kromosom X yang jarang terjadi yang ditandai oleh eksema, trombositopenia
(jumlah trombosit rendah), defisiensi imun, dan diare berdarah (sekunder akibat
trombositopenia).

2.3 Patofisiologi

Patofisiologi trombositopenia meliputi dua mekanisme utama yaitu penurunan


produksi trombosit misal pada kanker dan peningkatan destruksi trombosit yang
diperantarai oleh komplemen serta dimediasi oleh autoantibodi misal pada Immune
Thrombocytopenic Purpura (ITP). Trombosit berasal dari fragmentasi megakariosit
yaitu sel hematopoietik yang berada di sumsum tulang. Trombosit memiliki waktu
paruh 8 hari untuk berada pada sirkulasi darah, kemudian trombosit akan mengalami
apoptosis (Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal
selama proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh).

A. Penurunan Produksi Trombosit

4
Trombopoiesis merupakan proses pembentukan trombosit yang berlangsung di
dalam sumsum tulang belakang. Megakariosit merupakan sel prekursor dari trombosit.
Regulasi kunci dari trombopoiesis adalah thrombopoietin (TPO). TPO merupakan
hormon yang disintesis oleh hepar dan berfungsi untuk stabilisasi keberlangsungan
hidup dari megakariosit serta proliferasi megakariosit. Beberapa mediator inflamasi juga
berperan dalam proses trombopoiesis yaitu interleukin-3 (IL-3), interleukin-6 (IL-6),
dan interleukin-11 (IL-11). Stem cell factor (SCF) juga memiliki efek sinergis dengan
TPO pada trombopoiesis.

Reduksi jumlah megakariosit akibat destruksi dari stem cell maupun proses
apoptosis dari megakariosit dapat menyebabkan penurunan produksi trombosit. Proses
destruksi megakariosit dapat dimediasi oleh defisiensi TPO maupun proses
autoantibodi. Inhibitor nuclear factor kappa beta (NF-Kb) berperan dalam mencegah
pembentukan trombosit dari megakariosit. Perubahan bentuk dan ukuran dari
megakariosit juga dapat mempengaruhi produksi trombosit. Salah satu penyebab dari
megakariopoiesis yang tidak efektif adalah defisiensi vitamin B-12 serta defisiensi asam
folat.

B. Peningkatan Destruksi Trombosit

Destruksi perifer trombosit dapat menyebabkan trombositopenia melalui


mekanisme yang diperantarai oleh komplemen dan antibodi. Destruksi trombosit yang
dimediasi autoantibodi dapat diinduksi oleh obat-obatan yang dikonsumsi, infeksi
maupun gangguan autoimun.

Mekanisme gangguan autoantibodi pada kondisi trombositopenia disebabkan


oleh absennya toleransi imunologis terhadap autoantigen pada trombosit dalam tubuh.
Disregulasi dari respon sel T menyebabkan ketidakseimbangan dari rasio sel T helper
yaitu Th1 dan Th2 (Th1/Th2 ratio) yang dapat menimbulkan hiperaktivitas dan produksi
dari sel T sitotoksik.

Hiperaktivitas dari sel T sitotoksik dapat meningkatkan destruksi trombosit. Sel


B berperan dalam memfasilitasi produksi autoantibodi serta akselerasi klirens trombosit.
Autoantibodi mengopsonisasi trombosit dan menyebabkan aktivasi komplemen serta
peningkatan fagositosis dan apoptosis dari trombosit.

5
2.4 Manifestasi klinis

Trombositopenia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini biasanya


baru diketahui saat penderita melakukan pemeriksaan jumlah sel darah untuk tujuan
lain. Jika jumlah trombosit makin turun, penderita akan merasakan gejala utama berupa
perdarahan, baik yang terlihat dari luar maupun perdarahan organ dalam. Perdarahan
organ dalam lebih sulit dideteksi dan gejalanya bervariasi, tergantung pada organ yang
mengalami perdarahan. Perdarahan di tubuh bagian luar bisa tampak sebagai memar
atau lebam. Gejala perdarahan lain yang dapat muncul akibat trombositopenia adalah:

 Mimisan
 Gusi berdarah
 Menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
 Hematuria (kencing darah)
 BAB berdarah atau berwarna hitam
 Muntah darah atau berwarna seperti kopi

2.5 Pencegahan

Langkah utama untuk mencegah trombositopenia adalah dengan menghindari penyebab


turunnya trombosit. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

 Menghindari konsumsi minuman beralkohol


 Mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus yang dapat menurunkan
jumlah trombosit, seperti cacar air dan rubella
 Mengikuti program pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah demam
berdarah

Selain mencegah penyebabnya, penderita trombositopenia perlu mencegah perdarahan


akibat trombositopenia, antara lain dengan menggunakan sikat gigi yang lembut agar
gusi tidak berdarah, dan menghindari aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera,
misalnya bermain sepak bola. Bagi penderita trombositopenia kronis, disarankan untuk
menjalani kontrol rutin ke dokter untuk memantau perjalanan penyakit. Dengan begitu,
komplikasi bisa dicegah.

6
2.6 Cara menaikkan jumlah trombosit

Tidak semua trombositopenia perlu diobati. Trombositopenia ringan dengan jumlah


trombosit masih di atas 50.000 sel per mikroliter darah biasanya tidak bergejala
sehingga tidak memerlukan tindakan khusus. Namun, dokter akan melakukan
penanganan untuk mengatasi penyebab jumlah trombosit turun. Berikut ini adalah
contoh tindakan yang dilakukan dokter untuk mengatasi trombositopenia berdasarkan
penyebabnya:

 Mengganti atau menghentikan penggunaan obat pada tombositopenia


disebabkan oleh efek samping obat
 Menyarankan pasien mencukupi kebutuhan cairan tubuh, atau bila perlu
memberikan obat antivirus pada trombositopenia yang disebabkan oleh infeksi
virus
 Meminta pasien untuk berhenti mengonsumsi minuman beralkohol pada
trombositopenia yang disebabkan oleh kecanduan alkohol dalam jangka panjang
 Memberikan obat kortikosteroid pada trombositopenia yang disebabkan oleh
penyakit autoimun, seperti ITP

Sedangkan untuk mencegah perdarahan, dokter akan menyarankan pasien untuk:

 Menghindari aktivitas atau olahraga yang berisiko menimbulkan cedera, seperti


sepak bola
 Berhati-hati saat mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas dan
menggunakan obat sesuai aturan pakai
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol

Perdarahan serius, seperti perdarahan otak, berisiko terjadi bila jumlah trombosit kurang
dari 10.000-20.000 sel per mikroliter darah. Oleh sebab itu, bila trombosit terlalu rendah
atau pengobatan tidak efektif, maka dokter akan meningkatkan jumlah trombosit dengan
beberapa cara di bawah ini:

 Transfusi trombosit
 Obat eltrombopag

7
 Tindakan plasmaferesis
 Operasi pengangkatan organ limpa

2.7 Pemeriksaan Penunjang

TES DIAGNOSTIC
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu : 
a) Darah rutin(Hematologi Rutin) seperti:
 Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
transport oksigen ke tubuh. Normal : (male : 4.5-6,5 x 10^12/L dan female :
3.9 - 5.6 x 10^12/L)
 Hemoglobin -Hb- (HGB) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam
eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoenn darah.
Normal (male
: 12.5-16.5 x 10^9 /L dan female: 11.5-15.5 x 10^9 /L)
 Leukosit(WBC) : mengetahui kelainan sel darah putih. Normal ( adults:
4000-10000 /UL dan children : 5000-15000 /UL)
 Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keping-keping darah apakah
mengalami gangguan pembekuan darah atau idak, pemantauan dan evaluasi
perdarahan. Normal (150.000-450.000/UL)
 Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia, kehilangan darah.
Normal (male : 40-54%, female : 36-47% dan children : 32-42%)
 Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam mm/jam)
dari eritrosit pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan. LED
meningkat yaitu menunjukkan meningkatnya kadar imunogloblin atau
protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
 Bleedding time memanjang dengan waktu pembekuan normal
b) BMP
Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan
sampai pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek

8
kebaikan pada pasien, jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya
yaitu memeriksa bone marrow (pengambilan cairan sumsum tulang
belakang) karena dicurigai ada penyakit lain selain ITP.

2.8 Penatalaksanaan

Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan bertanya seputar gejala yang dialami
pasien dan riwayat kesehatannya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui adanya memar atau bintik-bintik merah pada kulit, yang merupakan salah
satu gejala trombositopenia.

Jika pasien diduga mengalami trombositopenia, dokter akan melakukan tes darah, yaitu
dengan hitung darah lengkap dan pemeriksaan apusan darah tepi. Melalui kedua
pemeriksaan tersebut, dokter bisa mengetahui jumlah trombosit di dalam darah, serta
struktur dan kondisi sel darah di bawah mikroskop. Tes darah juga dapat dilakukan
untuk mendeteksi penyebab trombositopenia, misalnya uji fungsi hati untuk melihat
penyakit liver.

Selain tes darah, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:

 USG perut

USG perut dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pembesaran pada organ hati atau
limpa.

 Aspirasi sumsum tulang

Aspirasi sumsum tulang dilakukan untuk melihat jumlah serta struktur sel darah
langsung dari pabriknya, yaitu sumsum tulang. Prosedur ini juga bertujuan memeriksa
kondisi sumsum tulang, dengan mengambil sedikit sampel jaringan (biopsi sumsum
tulang).

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan

Contoh Kasus Trombositopenia

Skenario

9
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, tubuhnya muncul bintik – bintik kemerahan
ditangan dan di kaki, lebam dibadannya tanpa ada trauma pukulan, mimisan, lemas, dan
pusing. Kemudian anak A dibawa ke RS Tugurejo, TD : 116/90 mmHg, suhu 37,1oc,
RR 20x/menit, nadi 98x/menit. Apa yang harus dilakukan perawat untuk menangani
kasus tersebut?

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : An. A
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan :-
Agama/Suku :Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat Rumah :Semarang
Dx. Medik : ITP
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Y
Alamat : Semarang
Hubungan dgn pasien : Ayah

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : An.A mengatakan badannya lemas dan kepala pusing
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluarga An.A mengatakan awalnya An.A tidak mengeluh apapun. An. A
melakukan kegiatan seperti biasa tiba-tiba 2 hari sebelum masuk rumah sakit
badan An.A muncul bintik-bintik kemerahan di tangan dan kaki muncul
lebam di badannya tanpa ada trauma pukulan, sempat mimisan ketika
dirumah. An.A merasa lemas dan pusing. Kemudian An. A pada tanggal 10

10
Januari 2019 dibawa ke RS Tugurejo untuk mendapat penanganan lebih
lanjut. Di IGD An.A diberi infus RL 25tpm, ranitidine 1 amp.
3. Riwayat Kesehatan Lalu :
Keluarga An. A mengatakan sudah pernah masuk RS 1x sebelumnya karena
demam,tidak ada alergi obat, imunisasi lengkap
Riwayat kehamilan dan kelahiran
- prenatal : baik, gizinya terpenuhi
- intranatal : persalinan normal, tanpa ada komplikasi saat melahirkan
- postnatal : kondisi baik, tidak ikterik
4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga pasien mengatakan dikeluarga tidak
ada penyakit munurun ataupun menular.

GENOGRAM (Tiga generasi)

11
Keterangan :
: Laki – Laki

: Perempuan

: Tinggal Satu Rumah

: Pasien

: Meninggal

II. PEMERIKSAAN FISIK


A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran : Compos Mentis, GCS total :
2. Tekanan Darah : 116/ 90 mmHg
3. Suhu : 37, 1 ˚C
4. Pernapasan : 20x/menit
5. Nadi :98 kali per menit

B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 23.5 cm
2. Tinggi Badan :145 cm Berat Badan : 43,4 kg
3. I.M.T (Indeks Massa Tubuh) : 20,6 kg/m2
4. Z Score:
Kesimpulan

12
C. PEMERIKSAAN FISIK(head to toe)
1. Kepala : mesocephal, rambut bersih, warna hitam
2. Mata :konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata tidak
cekung
3. Hidung : bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada
pernafasan cuping hidung
4. Telinga : telinga simetris, tidak ada serumen
5. Mulut : rongga mulut bersih, gigi lengkap, gusi tidak ada
perdarahan
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Thorax (Paru-paru) :
- Inspeksi : pengembangan dada kanan kiri sama,
terdapat memar
- Palpasi : vocal fremitus sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
8. Jantung:
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ics 5 mid klavikula
sinistra
- Perkusi : tidak ada pembesaran lapang jantung
- Auskultasi : terdapat BJ1 dan BJ2, tidak ada bunyi
jantung tambahan
9. Abdomen:
- Inspeksi : terdapat luka seperti memar di daerah
abdomen
- Auskultasi : bising usus 12x/menit
- Palpasi : ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak
teraba pembasaran pada setiap kuadran
- Perkusi : bunyi timpani di setiap kuadran

13
10. Ekstremitas : tidak ada lesi, terdapat bintik-bintik
merah di kaki dan tangan, turgor kulit lembab, capilary refil < 3 detik,
kekuatan otot 5555 5555
5555 5555

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasien jika sakit hanya demam, batuk, pilek, tidak mengalami gangguan tumbuh
kembang, jika sakit pasien periksa di klinik. Saat dilakukan tindakan keperawatan
pasien kooperatif dan lebih banyak diam.

B. POLA NUTRISI METABOLIK


Di rumah : pasien mengatakan jika dirumah makan teratur 3x sehari, tidak
ada pantangan/alergi makanan
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan di RS makan sedikit,
kadang tidak mau makan, makan hanya 2 sendok
A : TB=145 cm BB=43.4 kg IMT = 20,6 kg/m2
B : HB= 14,60 g/dL
Ht= 42,80 %
Lekosit= 0,95 10^g/L
Trombosit= L 6 10^g/L
C : turgor kulit lembab, terdapat hematom di dada dan abdomen
D : nasi tim

C. POLA ELIMINASI
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien BAB 2 hari 1x dengan
konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, BAK 5-6x/hari
Di Rumah Sakit : belum bisa BAB, BAK 5-6x/hari

14
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Di rumah : pasien mengatakan aktivitas selama sekolah, bermain bola
dengan teman-temannya
Di Rumah Sakit: pasien mengatakan selama di rumah sakit dibantu oleh
keluarganya dalam melakukan berbagai aktivitas.

Tingkat Ketergantungan Pasien

Aktivitas Tingkat Ketergantungan

Makan/minum 3

Eliminasi 3

Mandi 3

Mobilitas 2

Berpakaian 3

Aktivitas harian 2

IV. POLA ITE. POL E

A. ISTIRAHAT TIDUR
Di rumah : keluarga pasien mengatakan tidur 6-7 jam, tidur malam mulai
pukul 20.00 WIB
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengalami gangguan
tidur

A. POLA PERSEPSI KOGNITIF

15
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien tidak menggunakan kaca
mata, tidak menggunakan alat bantu dengar
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan perutnya sakit
P : ketika sedang tidak melakukan aktivitas
Q : seperti tertekan
R: perut
S:4
T : hilang timbul
Pasien menahan sakit, terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran I
B. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien anak perempuan yang baik
dan penurur
Di Rumah Sakit: pasien mengatakan sedih ketika dirumah sakit karena tidak bisa
bermain dengan teman-temannya

C. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Di rumah : ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak kandungnya
yang pertama, dan pasien menyayangi adiknya
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien berhubungan baik dengan
keluarga, perawat, dokter dan temannya yang menjenguk

D. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Di rumah : tidak ada masalah pada organ reproduksi
Di Rumah Sakit : organ reproduksi normal

E. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


Di rumah : keluarga pasien mengatakan jika pasien ada masalah di sekolah
maupun dengan teman, selalu bercerita dengan ibu atau ayahnya
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini

F. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN

16
Di rumah : pasien mengatakan beragama islam dan melaksanakan sholat
Di Rumah Sakit : pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya

DATA PENUNJANG
a. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium tanggal: 10 Januari 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Lekosit L 0,95 10^g/L 6,0-17,5
Eritrosit 5,39 10^g/L 4,0-6,0
Hemoglobin 14,60 g/dL 10,5-13,5
Hematokrit 42,80 % 32,0-44,0
Trombosit L 6 10^g/L 150,0-400,0

b. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2019
Pemeriksaan USG- abdomen
Kesan : sonografi abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan efusi maupun
asites

c. PEMERIKSAAN EKG
-

d. TERAPI
No Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
1. RL 25tpm IV Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
2. NaCl 0,9% 20tpm IV Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
3. Dexametason 3x1/2 mg IV Kortikosteroid
4. Ranitidin 3x1/2mg IV Menurunkan produksi asam

17
lambung
5. Ulsafat 3x1/2mg IV Menyembuhkan tukak
lambung

ANALISA DATA
NO HARI, DATA ETIOLOGI MASALAH TTD,
TGL NAMA
1. Kamis, 10 DS: pasien mengatakan Koagulopati Risiko tinggi
Januari badan lemas, badan inheren pendarahan
2019 muncul bintik-bintik (Trombositop
merah, sempat mimmisan eni)
ketika dirumah

DO: bintik merah ada di


kaki dan tangan
Trombosit= L 6 10^g/L
Lekosit= 0,95 10^g/L
HB= 14,60 g/dL
Ht= 42,80 %

2. Kamis, 10 DS : pasien mengatakan Agen cedera Nyeri akut


Januari perut sakit biologis
2019 P : ketika sedang tidak
melakukan aktivitas
Q : seperti tertekan
R: perut kuadran I
S:4
T : hilang timbul

DO : pasien tampak
menahan nyeri

18
3. Kamis, 10 DS : keluarga pasien Kondisi Kerusakan
Januari mengatakan di bagian gangguan integritas kulit
2019 dada dan perut terdapat metabolik
memar berwarna merah
gelap

DO : warna kulit merah


gelap di daerah dada dan
perut, turgor kulit lembab,
TD : 116/ 90 mmHg
S : 37, 1 ˚C
N :98 x/mnt

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas Masalah)

NO DK DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko pendarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (Trombositopeni)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUUAN INTERVENSI TTD,
NAMA
1. Risiko pendarahan Setelah dilakukan tindakan 1. catat nilai HB, HT, dan
(D.0012) keperawatan 3x24 jam trombosit
diharapkan masalah risiko 2. Lindungi pasien dari
tinggi pendarahan dapat trauma yang dapat
teratasi dengan menyebabkan pendarahan
KH : 3. Kolaborasi dalam

19
- tidak ada bintik merah bentuk plasma darah
- trombosit pada jumlah
normal
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. observasi nyeri
(D.0077) keperawatan 1x24 jam 2. Monitor ttv
diharapkan masalah nyeri 3. Ajarkan teknik relaksasi
akut dapat teratasi dengan nafas dalam / kompres air
KH : hangat
- skala nyeri berkurang dari 4. Kolaborasi pemberian
4 menjadi 1 analgetik
- pasien mampu mengontrol
nyeri
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. monitor kulit adanya
kulit keperawatan 3x24 jam kemerahan
(D.0129) diharapkan masalah 2. Monitor status nutrisi
kerusakan integritas kulit 3. Anjurkan pasien
dapat teratasi dengan menggunakan pakaian
KH : yang longgar
- memar menghilang 4. Kolaborasi dengan tim
- integritas kulit yang baik medis pemberian obat.
bisa dipertahankan

BAB III

20
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Trombositpenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit trombosit


yang bersirkulasi didarah atau adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah
perifer. Trombositopenia merupakan keadaan dimana trombosit kurang dari normal,
di bawah 100.000 mm3.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya Makalah tentang Trombositpenia teman -teman mahasiswa
Tingkat II keperawatan dapat memahami apa itu Trombositpenia dan dapat
menjelaskan kepada orang lain yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

21
A.V Hovbrand. 2009. Haematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC Edisi 4: Jakarta.

Brunner dan Sudart. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Prie Sylvia dan Wilson lorraine. 2012. Pathofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.

Taylor M Chyntia dan Ralph Sheila. 2010. Diagnosa Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan.Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Waterbury Larry. 2010. Haematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC edisi 3 : Jakarta.

https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/trombositopenia/
patofisiologi#:~:text=Patofisiologi%20trombositopenia%20meliputi%20dua
%20mekanisme,Trombosit%20berasal%20dari%20fragmentasi%20megakariosit

22

You might also like