Professional Documents
Culture Documents
Intervensi Keputusasaan Brilyan
Intervensi Keputusasaan Brilyan
- Buka jalan napas dengan head tilt chin lift/ jaw trust
Berikan pasien posisi fowler/semi fowler untuk maksimalkan ventilasi
- Bantu bersihkan sekret dengan batuk/ lakukan suction
- Pergunakan teknik yang lebih mudah dan menyenangkan guna mengajarkan teknik
napas dalam bagi anak (meniup balon)
- Ajarkan cara batuk efektif
- Gunakan bronkodiator
- Ajarkan cara penggunaan inhaler
- Bantu keluarkan benda asing dengan forcep
- Monitor status respirasi dan O2
- Cuci tangan
- Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, masker)
- Pilih ukuran dan tipe oropharyngeal atau naso pharyngeal airway
yang sesuai
- Suction mulut dan orofaring
- Pasang oro/nasopharyngeal airway
- Pantau dispnea, snoring atau inspiratory crowing ketika
oro/nasopharyngeal airway terpasang
- Ganti OPA/NPA setiap hari dan inspeksi mukosa
- Instruksikan pasien duduk dengan posisi kepala fleksi, bahu relaks dan lutut fleksi
- Anjurkan pasien melakukan tarik napas dalam beberapa kali
- Anjurkan pasien melakukan batuk efektif (tarik napas, tahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali
saat ekspirasi)
- Intruksikan pasien batuk beberapa kali untuk memaksimalkan inhalasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Observasi
Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
Identifikasi hal yang telah memicu emosi
2. Terapeutik
Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. merangkul, menepuk-nepuk)
Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu
Kurangi tuntutan berfikir saat sakit atau lelah
3. Edukasi
Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah atau malu
Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. ansietas, marah, sedih)
Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respon yang
biasa digunakan
Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
4. Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu
1. Observasi
Identivikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
2. Terapiutik
Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
Kembngkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan sederhana
sampai dengan kompleks
Berikan kesempatan kepda pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
Ciptakan lingkungan yang memudahakan mempraktekan kebutuhan sepiritual
3. Edukasi
Anjurkan mengungkaokan perasaanterhadap kondisi dengan realistis
Anjurkan mempertahankan hubungan(mis. menyebutkan nama orang yang dicintai)
Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain
Latih menyusun tujuan sesuai harapan
Latih cara mengembangakn sepiritual diri
Latih cara mengenang dan minikmati masa lalu (mis. prestasi, pengalaman )
Menurut Stuart (2009), keputusasaan merupakan suatu respon emosional dari masalah psikologis
respon emosional maladaptif. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah psikososial
yang berhubungan dengan respon emosional maladaptif atau keputusasaan yaitu:
5. Memberikan keamanan
Untuk berhasil melaksanakan tindakan keperawatan yang terkait dengan kebutuhan afektif
pasien, perawat harus menggunakan berbagai keterampilan komunikasi, seperti empati, refleksi
perasaan, pertanyaan terbuka-tertutup berorientasi, validasi, pengungkapan diri,dan konfrontasi.
Pasien dengan gangguan suasana hati yang parah akan menantang keterampilan terapeutik
perawat dan menguji perawat yang peduli dan berkomitmen (Stuart, 2009).
5, https://docplayer.info/49734047-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-pada-
pasien-terminal-keputusasaan.html