You are on page 1of 12

Intervensi Keputusasaan (Nic)

Domain 1: Fisiologi: Dasar


Promosi kenyamanan fisik Intervensi:
1400-Manajemen nyeri
1) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan
dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor
presipitasinya.
2) Observasi isyarat non verbal ketidaknyamanan.
3) Identifikasi pengetahuan klien mengenai nyeri dan kepercayaannnya
terhadap nyeri
4) Identifikasi pengaruh budaya klien dalam merespon nyeri.
5) Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup (misalnya tidur, nafsu makan,
aktivitas, kognitif, mood, hubungan sosial).
6) Diskusikan bersama klien faktor yang dapat memperburuk nyeri.
7) Fasilitasi informasi tentang nyeri, seperti penyebab, durasi, dan antisipasi.
8) Kontrol lingkungan yang dapat menimbulkan nyeri (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, suara bising).
9) Kurangi faktor yang dapat menimbulkan atau meningkatkan nyeri (misalnya
ketakutan, kelelahan, defisit pengetahuan).
10) Pilih dan terapkan tindakan pengurangan nyeri dengan farmakologi maupun
nonfarmakologi.
11) Ajarkan prinsip manajemen nyeri.
12) Ajarkan teknik nonfarmakologi (seperti hipnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing,
terapi musik, distraksi, kompres hangat/ dingin, masase).
Monitor manajemen nyeri klien sesuai dengan interval yang telah ditentukan.
3140 Manajemen Jalan Napas

- Buka jalan napas dengan head tilt chin lift/ jaw trust
Berikan pasien posisi fowler/semi fowler untuk maksimalkan ventilasi
- Bantu bersihkan sekret dengan batuk/ lakukan suction
- Pergunakan teknik yang lebih mudah dan menyenangkan guna mengajarkan teknik
napas dalam bagi anak (meniup balon)
- Ajarkan cara batuk efektif
- Gunakan bronkodiator
- Ajarkan cara penggunaan inhaler
- Bantu keluarkan benda asing dengan forcep
- Monitor status respirasi dan O2

3120 Airway Insertion and Stabilization

- Cuci tangan
- Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, masker)
- Pilih ukuran dan tipe oropharyngeal atau naso pharyngeal airway
yang sesuai
- Suction mulut dan orofaring
- Pasang oro/nasopharyngeal airway
- Pantau dispnea, snoring atau inspiratory crowing ketika
oro/nasopharyngeal airway terpasang
- Ganti OPA/NPA setiap hari dan inspeksi mukosa

3160 Manajemen Suctioning

- Cuci tangan sebelum melakukan prosedur


- Gunakan sarung tangan dan masker
- Lakukan auskultasi sebelum dan sesudah suctioning
- Informasikan pada keluarga mengenai proses suctioning
- Lakukan penghisapan di nasofaring dengan bulb syringe
- Instruksikan pasien tarik napas dalam sebelum suctioning dimulai
- Naikkan O2 100% (hiperoksigenasi) sebelum melakukan suction
- Gunakan alat sekali pakai
- Gunakan tekanan lebih rendah untuk mengeluarkan sekret
- Monitor adanya nyeri selama proses suction
- Monitor SaO2, mental status dan status hemodinamik sebelum suction, saat suction dan
sesudah suction
- Stop suction jika pasien mengalami bradikardia
- Monitor warna, jumlah dan konsistensi sekret

3230 Fisioterapi Dada

- Identifikasi adanya kontraindikasi dilakukannya fisioterapi dada


- Lakukan fisioterapi dada minimal dua jam setelah makan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien dan keluarga
- Monitor respirasi status (RR, kedalaman, suara napas)
- Tentukan segmen paru yang terdapat akumulasi sekret
- Posisikan segmen paru yang mengalami penumpukan sekret diatas
- Gunakan bantal untuk membantu mengatur posisi
- Lakukan perkusi minimal 3-5 menit
- Lakukan vibrasi ketika ekspirasi/batuk 3-4 kali
- Intruksikan pasien mengeluarkan sekret dengan teknik napas dalam

3250 Cough Enhancment

- Instruksikan pasien duduk dengan posisi kepala fleksi, bahu relaks dan lutut fleksi
- Anjurkan pasien melakukan tarik napas dalam beberapa kali
- Anjurkan pasien melakukan batuk efektif (tarik napas, tahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali
saat ekspirasi)
- Intruksikan pasien batuk beberapa kali untuk memaksimalkan inhalasi

3350 Monitoring Respirasi

- Monitor RR, kedalaman dan kemampuan bernapas


- Perhatikan adanya retraksi dinding dada
- Monitor SaO2, SpO2 dan PEEP
- Lakukan palpasi ekspansi dinding dada
- Perkusi paru bagian posterior dan anterior dari apeks-basal
- Perhatikan lokasi trakhea
- Auskultasi suara napas
- Identifikasi kebutuhan cairan
- Monitor kemampuan pasien untuk batuk efektif
- Monitor adanya krepitus
Perhatikan hasil x-ray
Manajemen Cairan/Elektrolit (2080)
- Monitor keabnormalan serum elektrolit
- Monitor status pulmonary dan kardiak yang mengindikasikan kelebihan volume cairan
- Monitor tanda dan gejala overhidrasi
- Periksa hasil lab (Ht, BUN, protein, Natrium dan Kalium)
- Monitor BB harian
- Batasi intake makanan dan minuman dengan diuretic atau laksatif
- Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor status hemodinamik
- Berikan diet yang tepat untuk masalah cairan/elektrolit (rendah natrium, restriksi
cairan, renal dan tidak ada garam)
- Monitor efek samping suplemen elektrolit (mual, muntah dan diare)
- Konsultasikan dengan dokter apabila gejala memburuk
- Instruksikan klien dan keluarga tentang rasional dari restriksi cairan, pemantauan
hidrasi dan pemberian suplemen elektrolit sesuai indikasi
Domain 1: Fisiologikal: Dasar
Kelas E: Promosi kenyamanan fisik Intervensi:
1450-Manajemen mual
1) Monitor mual pada klien.
2) Fasilitasi klien untuk memanajemen mualnya.
3) Kaji mengenai mual pada klien meliputi frekuensi, durasi, keparahan, dan faktor
presipitasi.
6) Observasi tanda ketidaknyamanan akibat muaIdentifikasi makanan kesukaan dan
makanan yang tidak disukai klien.
7) Evaluasi dampak mual terhadap kualitas hidup (misalnya nafsu makan, aktivitas, tidur).
8) Identifikasi faktor yang menyebabkan mual.
9) Gunakan medikasi antiemetik untuk mencegah mual.
10) Kontrol lingkungan ynag dapat menyebabkan mual (misal bau tak sedap, pemandangan
tidak menyenangkan).
11) Fasilitasi cara mengontrol mual.
12) Ajarkan cara nonfarmakologi untuk mengatasi mual (hipnosis, relaksasi, terapi musik,
imajinasi terbimbing, distraksi).
13) Anjurkan untuk istirahat dan tidur yang cukup.
4) Anjurkan menjaga kebersihan oral.
Promosi Latihan (0200)
- Apresiasi keyakinan kesehatan individu tentang latihan fisik
- Eksplorasi pengalaman latihan utama
- Kaji motivasi klien untuk memulai/melanjutkan program latihan
- Motivasi respon verbal tentang latihan dan perlunya latihan
- Dorong individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
- Bantu dalam mengidentifikasi role model positif untuk mempertahankan
program latihan
- Instruksikan individu tentang frekuensi, durasi dan intensitas yang diinginkan dalam
program latihan
- Bantu klien untuk menyiapkan dan mempertahankan sebuah grafik peningkatan untuk
memotivasi kepatuhan dalam program latihan
- Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan
- Ajarkan teknik untuk mencegah cedera saat latihan
- Instruksikan klien teknik bernafas yang tepat untuk memaksimalkan pengambilan
oksigen selama latihan fisik
- Berikan reinforcement positif

Asistensi Perawatan Diri (1800)


- Kaji budaya klien
- Kaji usia klien
- Monitor kemampuan klien yang dapat dilakukan secara mandiri
- Monitor kebutuhan klien untuk alat bantu perawatan diri
- Berikan lingkungan terapeutik dengan mempertahankan kehangatan, rileks,
privasi dan pengalaman pribadi
Berikan alat perawatan yang dibutuhkan secara pribadi (misalkan sikat gigi, sabun mandi
dan deodorant)
- Lakukan asistensi sampai klien sudah sepenuhnya dapat untuk melakukan perawatan
diri
- Bantu klien dalam menerima kebutuhan ketergantungan
- Gunakan pengulangan yang konsisten
- Dorong klien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari ke level kemampuan
- Dorong kemandirian, namun bantu ketika klien tidak dapat melakukan
Ajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, bantu hanya ketika klien tidak bisa Susun
rutinitas aktivitas perawatan diri

Terapi Latihan: Kontrol Otot (0200)


- Kaji kesiapan klien untuk melakukan terapi
- Kolaborasi dengan terapis fisik atau tenaga kesehatan lain jika dibutuhkan
- Evaluasi fungsi sensori (penglihatan, pendengaran)
- Mulai latihan dengan pengukuran nyeri otot
- Pastikan pakaian klien nyaman
- Bantu klien mempertahankan kestabilan sendi proksiml atau distal
- Bantu klien dalam posisi berdiri maupun duduk sesuai dengan kondisi klien
- Reorientasi klien tentang fungsi gerakan tubuh
- Berikan lingkungan yang mendukung relaksasi setelah latihan
- Bantu klien untuk melakukan latihan untuk meningkatkan ketahanan, kekuatan,
dan fleksibilitas
- Bantu klien untuk membuat tujuan realistis
- Monitor respon pasien terhadap latihan
- Evaluasi progres klien
- Berikan pujian untuk partisipasi klien

Pencegahan Jatuh (6490)


- Kaji pengetahuan klien tentang jatuh
- Identifikasi perilaku dan faktor-faktor yang menyebabkan klien berpotensi terhadap
jatuh
- Identifikasi karakteristik lingkungan yang berpotensi meningkatkan jatuh (lantai licin dan
tangga)
- Mengajarkan cara penggunaan alat bantu jalan seperti walker.
- Menentukan kemampuan klien untuk partisipasi dalam aktivitas yang membutuhkan
keseimbangan
- Kolaborasikan dengan latihan fisik seperti Balance exercise.
- Membantu penguatan pergelangan kaki dan program berjalan.

Manajemen Lingkungan: Keamanan (6486)


- Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
- Identifikasi hazards keamanan di lingkungan tersebut
- Singkirkan hazard/bahaya yang berada pada lingkungan
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan hazards/bahaya
- Sediakan peralatan yang memadai untuk meningkatkan keamanan pada
lingkungan (contohnya handrail)
- Gunakan alat perlindungan, seperti restrain, siderail, untuk membatasi
pergerakan fisik atau mencegah terjadinya situasi yang menimbulkan cedera.

5230- Peningkatan Koping


1) Bantu klien dalam mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang
2) Bantu klien dalam memeriksa sumber untuk mencapai tujuan
3) Bantu klien dalam memecahkan tujuan yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil,
langkah-langkah yang dapat diatur
4) Dorong hubungan dengan orang-orang yang mempunya ketertarikan dan tujuan yang
sama
5) Bantu klien menyelesaikan masalah secara konstruktif
6) Kaji dampak situasi kehidupan klien dalam peran dan hubungan
7) Dorong klien untuk mengidentifikasi deskripsi realistis dari perubahan peran
8) Kaji pemahaman klien tentang proses penyakit
9) Kaji dan diskusikan respon alternatif dari situasi
10) Gunakan ketenangan dan pendekatan meyakinkan
11) Berikan atmosfer penerimaan
12) Bantu klien untuk mengidentifikasi informasi yang membuatnya tertarik
13) Berikan informasi yang benar terkait diagnosis, pengobatan dan prognosis

14) Berikan klien pilihan realistis tentang aspek perawatan


15) Dorong sikap dari harapan realistis sebagai cara untuk mengatasi keputusasaan
16) Evaluasi kemampuan pengambilan keputusan klien
17) Hindari pengambilan keputusan ketika klien dalam keadaan stress berat
18) Dorong kemampuan secara bertahap dari situasi
19) Dorong penerimaan dari keterbatasan orang lain
20) Kaji latar belakang spiritual/budaya
21) Dorong penggunaan spiritual
22) Eksplorasi prestasi klien di masa lalu
23) Eksplorasi alasan klien dari mengkritisasi diri
24) Bantu klien dalam mengidentifikasi sistem pendukung tersedia
25) Motivasi klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan
26) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat
27) Kaji risiko klien dalam melakukan tindakan melukai diri sendiri
28) Bantu klien untuk berduka dan bekerja melalui kehilangan dari penyakit kronis dan
keterbatasan
29) Bantu klien mengidentifikasi strategi positif untuk menghadapi keterbatasan dan
mengatur gaya hidup yang diperlukan atau perubahan peran.
2. https://n2ncollection.com/asuhan-keperawatan-dengan-keputusasaan-d-0088/

INTERVENSI KEPERAWATAN

A. DUKUNGAN EMOSIONAL (1.09256)

1. Observasi
 Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
 Identifikasi hal yang telah memicu emosi
2. Terapeutik
 Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
 Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
 Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. merangkul, menepuk-nepuk)
 Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu
 Kurangi tuntutan berfikir saat sakit atau lelah
3. Edukasi
 Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah atau malu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. ansietas, marah, sedih)
 Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respon yang
biasa digunakan
 Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
4. Kolaborasi
 Rujuk untuk konseling, jika perlu

B. PROMOSI HARAPAN (I.09307)

1. Observasi
 Identivikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
2. Terapiutik
 Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
 Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
 Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
 Kembngkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan sederhana
sampai dengan kompleks
 Berikan kesempatan kepda pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
 Ciptakan lingkungan yang memudahakan mempraktekan kebutuhan sepiritual
3. Edukasi
 Anjurkan mengungkaokan perasaanterhadap kondisi dengan realistis
 Anjurkan mempertahankan hubungan(mis. menyebutkan nama orang yang dicintai)
 Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain
 Latih menyusun tujuan sesuai harapan
 Latih cara mengembangakn sepiritual diri
 Latih cara mengenang dan minikmati masa lalu (mis. prestasi, pengalaman )

3. lib.ui.ac.id › file › 20434733-PR-Julyarni

Menurut Stuart (2009), keputusasaan merupakan suatu respon emosional dari masalah psikologis
respon emosional maladaptif. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah psikososial
yang berhubungan dengan respon emosional maladaptif atau keputusasaan yaitu:

1. Modifikasi respon maladaptif klien

2. Kembalikan fungsi kerja dan fungsi psikososial klien

3. Tingkatkan kualitas hidup klien

4. Meminimalkan risiko kekambuhan klien

5. Memberikan keamanan

6. Mendorong hubungan terapeutik

7. Mendorong ADL dan perawatan fisik

8. Menggunakan komunikasi terapeutik


9. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga (Videbeck, 2011).

Untuk berhasil melaksanakan tindakan keperawatan yang terkait dengan kebutuhan afektif
pasien, perawat harus menggunakan berbagai keterampilan komunikasi, seperti empati, refleksi
perasaan, pertanyaan terbuka-tertutup berorientasi, validasi, pengungkapan diri,dan konfrontasi.
Pasien dengan gangguan suasana hati yang parah akan menantang keterampilan terapeutik
perawat dan menguji perawat yang peduli dan berkomitmen (Stuart, 2009).

4. Standar Asuhan Keperawatan Diagnosa Psikososial(2011),

- intervensi keperawatan pada klien dengan keputusasaan yaitu:


- Intervensi Keperawatan pada Pasien:
- Diskusi tentang kejadian yang membuat putus asa, perasaan/pikiran/perilaku yang
berubah
- Latihan berpikir positif melalui penemuan harapan dan makna hidup
- Latihan melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup
- Intervensi Keperawatan pada Keluarga dengan Keputusasaan
- Mendiskusikan kondisi pasien: keputusaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala,
akibat
-Melatih keluarga merawat pasien dengan keputusasaan
-Melatih keluarga melakukan follow up.

5, https://docplayer.info/49734047-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-pada-
pasien-terminal-keputusasaan.html

Berikan penjelasan penuh kepercayaan.


 Ikuti aktivitas.
 Bila tepat, diskusikan pengetahuan tentang penyelamat.
 Fokuskan pada masa depan.
 Diskusikan topic yang menarik.
 Gunakan humor bila tepat.
 Perlihatkan empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan,
dan keprihatinan.
 Beri dorongan individu untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana
harapan adalah hal yang penting dalam kehidupannya.
 Beri dorongan mengekspresikan tentang mengapa harapan tidak pasti dan
dalam hal-hal dimana harapan mempunyai kegagalan.
 Ajarkan bagaimana mengekspresikan bagaimana harapan bermakna dalam
kehidupan klien.
 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi sumber-sumber harapan.
 Buat lingkungan dimana ekspresi spiritual didorong.
 Bantu klien untuk mengembangkan tujuan-tujuan realistis jangka panjang
dan jangka pendek.
 Ajarkan klien untuk mengantisipasi pengalaman yang ia senang
melakukannya setiap hari.
 Kaji dan kerahkan sumber-sumber eksternal individu
- Bantu klien untuk mengenali hal-hal yang ia cintai, sayangi, dan pentingnya, terhadap
kehidupan orang lain, mengesampingkan tenatang kegagalan dalam kesehatan.

You might also like