You are on page 1of 30
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA Nama Asisten Tanggal Praktikum PERCOBAAN II FREQUENCY MODULATION (FM) Yn" ig — : Gede Krisna Andika Putra + Selasa, 19 Februari 2019 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2019 PERCOBAAN II FREQUENCY MODULATION (FM) 2.1 Tujuan Bisa membentuk gelombang termodulasi FM. Memahami pengaruh tegangan input terhadap output modulator. Mengamati dan menganalisa sinyal termodulasi oleh sinyal sinusoidal. 22 Peralatan 1, Kabel connector 2. Modul card FM 3. Personal Computer 2.3 Dasar Teori 2.3.1 Modulasi Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik Sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan Proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi tendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi_ tinggi, Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang Sinusiuodal yaitu: amplitudo, fase dan frekuensi, Ketiga parameter tersebut dapat sinyal informasi membentuk sinyal yang termodulasi. dimodifikasi sesuai dengan (berfrekuensi rendah) untuk 2.3.2 Frekuensi Modulasi (FM) Modulasi frekuensi didefinisikan Sebagai deviasi frekuensi sesaat sinyal Pembawa (dari frekuensi tak termodulasinya) sesuai dengan amplitudo sesaat Sinyal pemodulasi. Sinyal pembawa dapat berupa gelombang sinus, ‘pat berupa gelombang apa saja ( atau sinyal lain misalnya sinyal audio). Gambar 2.1 mengilustrasikan modulasi frekuens} sinyal _pembawa sinusoidal ‘menggunakan sinyal pemodulasi yang juga berbentuk sinyal si sinyal pemodulasi (informasi) 4 kotak, segitiga, sedangkan ‘sinusoidal, dengan inusoidal. ao “TRISH Gambar 2.1 (a) Sinyal Pembawa (b) Sinyal Pemodulasi (c) Sinyal Termodulasi EM 2.3.3 Persamaan Modulasi FM Persamaan gelombang FM dinyatakan sebagai berikut : eFM = Ve JO mf sin wc t + Ve {J1 (mf) [sin (@c + om Jt - sin (@c - om )t}} * Ve {J2 (mf) [sin (ac + 20m Jt - sin (oc - 20m )t}} + Ve {J3 (mf) [sin (oc + 3am )t- sin (we - 3am )t}} + Ve {J4 (mf) [sin (@c + 4om )t- sin (@c - 4om dt} Keterangan: eFM + amplitudo sesaat gelombang termodulasi FM Ve + amplitudo puncak Ppembawa Jn. + penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk indeks modulasi mf :indeks modulasi FM 23.4 Penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk berbagai indeks modulasi dapat dilihat pada gambar dibaawah dan tabel fungsi Bessel abe! Fungel Besse! SSeS ee en rer ld ra PERRO GG Al SG Gids Fl ma ‘om Yeh tw lola SS Sr Som & = St oS om ae oo eo 2 te Ge i tt Bo ah th os tn te a kB te Ses a ae & Se to a ae os & AN 5 tS oe a oe 2 & SSR S8e ssa Se nS te th oe ts oo = = go te A “A So tetas at ant Sot ama me 63 the AA “te AS oo Gr eta an a a oa tm a te A “tu Sto “a ap tan ton tT tm) at ou) om at Se__-an_tsi “tat Si) th “th “ast “ta a tm tm Sie toe eo aS ‘ere dct De Pain No Yo, i my pa Gambar 2.2 Tabel Fungsi Bessel Dengan memasukkan nilai-nilai indeks modulasi, frekuensi pembawa, dan frekuensi pemodulasinya maka dapat ditentukan pula Penyelesaian fungsi Bessel yang bersangkutan. Selanjutnya dapat digambarkan spektrum frekuensi sinyal termodulasi bersangkutan. FM yang Keuntungan dan Keruagan FM terhadap AM Dalam pemakaiannya proses modulation frequency memiliki kelebihan tethadap AM dan kekurangan terhadap AM diantaranya yaitu : Keuntungan FM terhadap AM: ag Amplitudo sinyal FM Konstan, sehingga pemancar tidak memerlukan penguat linier (Kelas A, B). Adanya capture effect pada penerima FM, yakni sinyal yang lebih kuat “mengalahkan" sinyal lain yang lebih lemah pada frekuensi yang (hampir) sama.. FM tebih tahan terhadap derau, dapat dicapai dengan rangkaian “pre- emphasis" yang tidak terdapat di sistem AM. Kerugian FM terhadap AM: 1, Kanal yang dibutuhkan pada komunikasi FM jauh lebih lebar dari AM. 2. Peralatan pemancar dan penerima FM labih rumit daripada AM, terutama bagian modulator dan demodulatomnya. 3. Penerimaan “Line of Sight" pada FM menyebabkan daerah cakupan FM lebih kecil daripada AM. 2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan FM Di dalam melakukan proses, FM dapat juga memiliki kelebihan dan kekurangannya yaitu: Kelebihan: 1. Lebih tahan noise (gangguan atmosfir) karena frekuensi 88 —108 Mhz jarang terkena noise seperti itu. 2. Daya yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan AM. Kekurangan: 1. Lebih rumit dibanding AM 2. Akibat dari lebarnya bandwith maka meyebabkan mahalnya biaya pada frekuensi. 2.3.6 Indeks Modulasi Indeks modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa. Apabila indeks modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila indeks modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Untuk menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari 100 %, maka besar-kecilnya modulasi harus dibatasi. Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi (m).Indeks modulasi FM (mf) merupakan perbandingan antara deviasi frekuensi dengan frekuensi sinyal pemodulasi (2.1) Keterangan : 3: deviasi frekuensi maksimum fm: frekuensi maksimum sinyal pemodulasi mf ; indeks modulasi FM 2.3.7 Demodulasi : ; Demodulasi FM adalah proses sebaliknya dari modulasi FM, yaitu proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk Kembali seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang termodulasi oleh rangkaian. Sinyal informasi yang telah dimodulasi setelah diterima oleh penerima akan dipisahkan Gari sinyal pembawanya. Proses terjadinya demodulasi terjadi pada alat untuk melakukan demodulasi yaitu demodulator atau detektor. Definisi demodulator sendiri adalah rangkaian yang penerima komunikasi (radio, televisi, dan radar) yang berfungsi memisahkan informasi asli dari gelombang campuran (yaitu gelombang isyarat pembawa yang termodulasi. 2.3.8 Spektrum Frekuensi Spektrum frekuensi adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih Kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan antariksa). Pengalokasian Spektrum frekuensi radio di Indonesia mengacu kepada alokasi frekuensi radio intemasional untuk region 3 (wilayah 3) sesuai dengan peraturan Radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (TU) atau Himpunan Telekomunisai Internasional. Penepatan jalur atau spektrum frekuensi radio yang menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan protokol demi keserasian antara pemancar dan penerima, Pembawa f3fm fe-2fa fhe ft ‘fee Gambar 2.3 Spektrum Frekuensi f3fm 239 Bandwith - Bandwidth adalah suatu nilai kunsumsi transfer data yang. dihitung dalam bit/detik atau yan biasanya di sebut dengan bit per second (bps), antara server dan client dalam waktu tertentu. Atau definisi bandwidth yaitu luas om lebar cakupan frekuensi yang dipakai oleh sinyal dalam medium transmisi. beat dapat disimpulkan bandwidth yaitu kapasitas maksimum dari suatu ene komunikasi yang dipakai untuk mentransfer data dalam hitungan detik. Fungsi bandwidth adalah untuk menghitung transaksi data.Adapun persamaan untuk mencati nilai bandwidth adalah sebagai berikut: BW = 2fm(M +1)) ---2.2) Keterangan : BW : Bandwith M sIndeks modulasi fm _: Frekuensi sinyal modulasi Teori hukum Carson yang menyatakan setiap sinyal frequency modulation yang memiliki sideband lebar dan nilai bandwidth akan besar. Carson’s rule dapat dinyatakan sebagai berikut: BWey = 2 (5 + fm) (2.3) Keterangan : BW _ : Bandwidth 8 : Jumlah sideband fm : Frekuensi sinyal modulasi 2.3.10 Noise 2.3.10.1Pengertian Noise Noise adalah sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dalam suatu sistem komunikasi atau informasi, Sinyal-sinyal noise ini dapat mengganggu kualitas Penerimaan sinyal dan reproduksi sinyal yang akan dipancarkan, Noise juga dapat membatasi jangkauan sistem pada daya pancaran tertentu, mempengaruhi sensitivitas atau kepekaan sinyal penerimaan dan bahkan akan mengakibatkan pengurangan bandwidth pada suatu sistem. Secara garis besar ada dua jenis sumber noise. Yang pertama disebut external noise(derau yang berasal dari luar perangkat) dan internal noise (derau yang timbul dari perangkat itu sendiri). 1, Internal Noise Internal noise adalah noise yang dibangkitkan oleh komponen-komponen dalam sistem komunikasi itu sendiri. Infernal noise ini terdiri dari Thermal Shot Noise, Flicker Noise dan Transit Time Noise. a. Thermal Noise Thermal noise adalah noise yang dibangkitkan oleh gerakan thermal acak pembawa muatan (biasanya elektron) dalam sebuah konduktor. Amplitudo pada thermal noise tidak terikat pada frekuensi tertentu sehingga noise ini dapat terjadi pada seluruh jangkauan frekuensi. Thermal noise merupakan noise yang sulit untuk dihindari. b. Shot Noise Shot noise terjadi karena adanya penghalang potensial atau potential barrier. Shot noise umumnya muncul di perangkat atau komponen elektronika aktif seperti dioda dan transistor karena pada komponen-komponen aktif tersebut memiliki persimpangan positif dan negatif atau PN Junction. Ketika elektron dan holes melintasi penghalang, maka akan menimbulkan noise yang disebut dengan shot ne ©. Flicker Noise Flicker noise yang juga dikenal dengan nama 1/f noise ini adalah jenis noise yang terjadi pada rentang frekuensi dibawah beberapa kiloHertz (kHz). Densitas daya spektral noise jenis ini akan semakin meningkat seiring dengan penurunan frekuensi. Oleh karena itu, flicker noise ini juga disebut dengan Low Frequency Noise. 4. Transit Time Noise Transit time adalah waktu yang dibutuhkan untuk pembawa muatan untuk berpindah dari input ke output. Jadi yang dimaksud dengan transit time noise adalah noise yang timbul pada saat transit time pembawa muatan semikonduktor yaitu pada saat pembawa muatan melintasi persimpangan yang dibandingkan dengan jangka waktu sinyal tersebut. Transit Time Noise ini sering disebut juga dengan High Frequency Noise. 2. External Noise External Noise atau derau eksternal adalah derau yang dihasilkan dari luar rangkaian elektronik itu sendiri. Noise ini bukan disebabkan oleh komponen dari rangkaian atau perangkat elektronik/listrik. External noise ini terditi dari Atmospheric Noise, Industrial Noise, dan Extraterrestrial Noise. a. Athmospheric Noise Atmospheric noise atau derau atmosfer atau dikenal juga dengan noise statis merupakan sumber gangguan elektris yang terjadi secara alami karena berkaitan dengan atmosfer bumi. Derau atmosfer ini bisa disebabkan oleh petir, halilintar, badai dan gangguan alam lainnya, b. Industrial Noise Industrial noise atau derau industri adalah derau yang dihasilkan oleh manusia seperti menghidupkan motor elektrik, peralihan gigi mesin, mematikan dan menghidupkan lampu listrik melalui saklar, perubahan tegangan dan arus listrik tinggi yang mendadak dan aktivitas manusia lainnya, Industrial noise ini juga sering disebut dengan Man-Made Noise (derau yang dihasilkan oleh manusia). c. Extraterrestial Noise Extraterrestrial noise (Ekstraterrestrial noise) atau derau luar angkasa adalah sinyal elektris yang berasal dari luar atmosfer bumi. Berdasarkan asalnya, Extraterrestrial Noise ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Solar Noise yang berasal dari panas matahari dan Cosmic Noise yaitu noise yang didistribusikan secara berkesinambungan di sepanjang galaksi. oy “7 , Ce ee ‘ ~~ Ce ee poeGgoo Gambar 2.10 Pengaturan Function Generator ‘Tabel 2.2 Parameter pada Pengaturan Function Generator { Funetion. generator settings | SINE | 1:1, 10% (approx. 2 Ven) | Frequency: | 40 kHz | Berikut adalah tampilan dari osiloscope: ‘Tabel 2.3 Pengaturan dari Osiloscope (ChamelB Ukurlah sinyal output dari modulator dengan osiloscope channel A, dan sinyal lowfrequency pada channel B. copy hasilnya pada gambar berikut ini: Gambar 2.11 Hasil Pengukuran Frequency Modulation Gunakan pengaturan pada percobaan sebelumnya. Gambar 2.12 Percobaan Prinsip Frekuensi Buka fungsi generator dan aturlah seperti yang ditunjukkan gambar di bawah: Gambar 2.13 Langkah 2 Percobaan Prinsip Frekuensi Tabel 2.4 Parameter pada Pengaturan Function Generator ee a Funetion generator settings oe ee a SINE ’o (appl OX. 2v ey 3. Bukalah spectrum analyzer dan atur parameternya seperti berikut: Tabel 2.5 Parameter Spectrum Analyzer instrument: ©) spectrum analyzer (Channet{ ‘A. 50V, OC. Values: ‘4001 Time factor 80 X.axis ‘50-150 kHz Y-axis 0-2 4. Ukurlah spectrum dari sinyal yang termodulasi dengan frekuensi 5, 10, 15 kHz dan copy hasilnya ke gambar dibawah ini = Gambar 2.14 Hasil Pengukuran 2.4.3 Demodulation Frequency Modulation 1. Hubungkan A-, dan B- ke FM modulator dibawah ANALOG OUT. Gambar 2.15 Langkah 1 pas > gli e Conary ies Menggunakan fungsi generator aturlah sinyal dengan frekuensi 5 kHz dengan amplitude 2 Vp. Sambungkan dengan input LE in. Gambar 2.19 Langkah 5 ‘Tabel 2.6 Parameter pada Pengaturab Fuction Gneerator Function generator settings | "SINE | 10% (approx. 2 V,,) SkHZ Aturlah parameternya seperti dubawah ini Tabel 2.7 Pengaturan Parameter ‘instrument ‘Bosciloscope Time base. 20 ps/ div (Channel A: 2V/ div AC Channel B: 200 mV / divDC ‘Trigger: Channel 8 Ukurlah sinyal output dari modulator pada osiloscope pada channel A dan sinyal yang masuk demodulator pada channel B. lalu copy hasilnya ke baawah ini: Gambar 2.20 Hasil Pengukuran Gambar dan Data Hasil Percobaan Data Hasil Percobaan Sinyal Carrier 100 kHz Berikut adalah gambar data hasil percobaan sinyal Carrier100 kHz ETTORE RRO TIS = 2.5.1 ee er nen = ORO DS @ % Bxcnum Gambar 2.21 Gelombang Sinyal Carrier 100 kHz 149 2e Gambar 2.21 merupakan gambar sinyal Carrier dengan frekuensi 100 kHz, Dengan parameter Time Base = _=2 ys/DIV Channel A =2 V/DIV, AC AT =16 ps Channel B= 10 V/DIV, DC iE = 62.5 kHz Trigger = Channel A, Positive LVL =0% POST =0% AUA EEE, 2.5.2 Data Hasil Percobaan Frequency Modulation Berikut adalah gambar data hasil percobaan Frequency Modulation =a |e ae tms=s ae Gambar 2.22 Gelombang Frequency Modulation ‘Gambar 2.22 merupakan gambar dari Frequency Modulation Sinyal warna merah merupakan sinyal Carrier dan sinyal wama bira merupakan sinyal informasi. Dengan parameter Time Base = 10 s/DIV Channel A =2V/DIV, AC AT =80 ps Channel BB =500mV/DIV, DC, INV F = 12.5 kHz Trigger = Channel B, Positive LVL =0% POST =0% AUA SAN 2.5.3 Data Hasil Percobaan Spectrum Frequency 5 kHz. Berikut adalah gambar data hasil percobaan spectrum frequency 5 kHz. Gambar 2.23 merupakan gambar dari spectrum frequency 5 kHz dengan parameter sebagai berikut: Values = 4001 Time Factor =80 us ChannelA = 50 V/DIV, AC ChannelB = off Trigger =Positive, none LVL =0% PT =0% X-Asis = 50 — 150 kHz Y-Asis =0-2V 2.5.4 Data Hasil Percobaan Spectrum Frequency 10 kHz Berikut adalah gambar data hasil percobaan spectrum frequency 10 kHz — me |S Gambar 2.24 Spectrum Bandwidth Frequency 10 kHz Gambar 2.24 merupakan gambar dari spectrum frequency 10 kHz dengan parameter sebagai berikut: Values = 4001 LVL =0% Time Factor = 80 us TAD = Channel A =50 V/DIV, DC X-Asis = 50 — 150 kHz ChannelB =off Y-Asis = 0-2 V Trigger =Positive, none Data Hasil Percobaan Spectrum Frequency 15 kHz Berikut adalah gambar data hasil percobaan spectrum frequency 15 kHz. 2.5.5 SS en Oe coor Gambar 2.25 Spectrum Bandwidth Frequency 15 kHz Gambar 2.25 merupakan gambar dari spectrum frequency 15 kHz dengan Parameter sebagai berikut: Values =4001 LVL =0% Time Factor =80 us Ea 0%, ChannelA — =50 V/DIV, DC X-Asis = 50 — 150 kHz ChannelB = off Y-Asis = 0-2 V Trigger =Positive, none 2.5.6 Data Hasil Percobaan Demodulator Berikut adalah gambar data hasilpercobaan Demodulator Gambar 2.26 Gelombang Demodulator Gambar 2.26 merupakan gambar dari gelombang Demodulator yang telah mengalami demodulasi. Sinyal berwarna merah merupakan sinyal Carrier dan sinyal berwama biru merupakan sinyal informasi dengan parameter sebagai berikut: ly = 20 ps/DIV ChannelA — =2. V/DIV, AC AT = 160 ps Channel B- — =200mV/DIV, DC F = 6.25 kHz Trigger = Channel B, Positive LVL =0% POST =0% AUA IZA TORIUM M -M _KOMUNIK AS! mo) PANS y SRO Uap pena 2.6 Analisa Hasil Percobaan 2.6.1 Analisis Sinyal Carrier 100 kHz Sinyal carrier atau sinyal pembawa yang dimodulasi untuk mengirim informasi jarak jauh yang disalurkan ke udara. Gelombang pembawa ini memiliki frekuensi yang jauh lebih tinggi dari pada sinyal informasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sinyal carrier atau sinyal pembawa merupakan sinyal yang digunakan untuk tempat menumpangnya sinyal informasi dalam suatu sistem komunikasi Sinyal carrier sendiri berbentuk gelombang sinusoidal. Berikut adalah gambar data hasil percobaan sinyal carrier 100 kHz. Gambar 2.27 Gelombang Sinyal Carrier 100 kHz. Pada gambar 2.27 menunjukan hasil dari percobaan yang dilakukan. dimana gambar tersebut memunculkan bentuk dari sebuah gelombang, pada sinyal carrier. Gambar 2.26 merupakan gambar sinyal carrier dengan frekuensi sebesar 100 KHz sebelum melalui proses modulasi berbentuk gelombang sinus yang nantinya sinyal carrier ini akan berfungsi sebagai tempat meumpangnya sinyal informasi sebelum dikirim agar sinyal informasi tidak habis terkikis oleh noise. © cprmmmnroes |i ja g7@@% ileal Gambar 2.28 Gelombang Sinyal Frekuensi Modulasi tae ee at dilihat pada gambar 2.28 perbedaan sinyal bahwa sinyal na biry sedanekan vang yang berwarna merah adalah siny: 2.63 Analisa Sinyal Spektrum Frekuensi 5 kHz. Spektrum Frekuensi adalah susunan pita frekuensi yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam ruang udara. Gambar 2.29 Sinyal Spektrum Frekuensi 5 kHz Pada gambar 2.29 merupakan percobaan sinyal spektrum frekuensi 5 kHz. yang memiliki rentang frekuensi dari 80 kHz — 120 kHz. Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi (antara frekuensi yang paling rendah sampai yang paling tinggi) yang dipakai oleh sinyal dalam medium transmisi atau pengiriman data, Adapun persamaan yang digunakan untuk mencari nilai bandwidth adalah sebagai berikut: BW = 2fm(M + 1)... BW = 25 (25+1) = 35 kHz Jadi spektrum frekuensi 5 kHz memiliki 35 Khz Bandwidth dengan rentang frekuensi dari 80 kHz — 120 kHz. \nalisa Sinyal Spektrum Frekuensi 10 kHz pektrum Frekuensi adalah susunan pita frekuensi yang mempunyai i lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang 1agnetik yang merambat dan terdapat dalam ruang udara. Sinyal Spektrum Frekuen: 2.6.5 Anali 5S kHz Spektrum Frekuensi adalah susunan pita frekuensi yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam ruang udara. Gambar 2.31 Sinyal Spektrum Frekuensi 15 kHz Pada gambar 2.31 merupakan hasil percobaan sinyal spektrum frekuensi 15 kHz yang memiliki rentang frekuensi dari 70 kHz - 130 kHz. Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi (antara frekuensi yang paling rendah sampai yang paling tinggi) yang dipakai oleh sinyal dalam medium transmisi atau pengiriman data. Adapun persamaan yang digunakan untuk mencari nilai bandwidth adalah sebagai berikut: BW =2.15(0,5+1) BW =45kHz Jadi spektrum frekuensi 15 kHz memiliki 45 kHz Bandwidth dengan rentang frekuensi dari 70 kHz — 130 kHz. ee les if (ren le o- doll fi a Pada sinyal spektrum frekuensi 5 kHz memiliki rentang frekuensi 80 kHz — 120 kHz. Sedangkan pada sinyal spektrum 10 kHz memiliki rentang frekuensi 80 kHz — 120 kHz dan yang terakhir pada sinyal spektrum frekuensi 15 kHz memiliki rentang frekuensi 70 KHz — 130 kHz. Berdasarkan pada gambar 2.31 dapat dianalisa bahwa pada percobaan spektrum frekuensi diatas dapat dilihat perbedaannya antara spektrum frekuensi 5 kHz, 10 kHz dan 15 kHz. Pada spektrum 5 kHz rentang frekuensinya 80 kHz — 120 kHz dengan bandwidth 35 kHz, pada spektrum 10 kHz rentang frekuensinya 80 kHz — 120 kHz dengan bandwidth 40 kHz, dan pada spektrum 15 kHz rentang frekuensinya 70 kHz — 130 kHz dengan bandwidth 45 kHz. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar sinyal frekuensi FM maka akan semakin besar pula spektrum frekuensi dari sinyal FM (Frekuensi Modulasi). Berikut ini adalah tabel perbandingan sinyal spektrum frekuensi 5 kHz, 10 kHz dan 15 kHz. Tabel 2.8 Perbandingan Sinyal Spektrum Frekuensi 5 kHz, 10 kHz dan 15 kHz | Rentang Indeks No | Frekuensi Bandwidth Frekuensi Modulasi 1 5kHz | 80kHz- 120 kHz 2,5 35 kHz 2 10kHz | 80 kHz— 120 kHz 1 40 kHz A) 15kHz | 70kHz—130 kHz 0,5 45 kHz

You might also like