You are on page 1of 13

MAKALAH

BERDIRINYA MUHAMMADIYAH DAN AISYIYAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Kemuhammadiyahan dan Keaisyiyahan

Dosen Pengampu:
Irfatul Hidayah, M.Ag.

Oleh:
Aditia Pranugroho Muslimin_2110601039

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI, ILMU SOSIAL, DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 28 November 2022


Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................... 6
A. Muhammadiyah ...................................................................................................... 6
B. Peranan Muhammadiyah dalam Gerakan Islam Berkemajuan .............................. 6
C. Organisasi Otonom Muhammadiyah ...................................................................... 7
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
B. Saran ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari sosok pendirinya
yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis yang berasal dari kota
santri Kauman di Yogyakarta. Gagasan tersebut diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan
setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya
pada tahun 1903. Ide gerakan tersebut didapatkan beliau setelah berguru kepada
ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib
dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya,
dan Kyai Fakih dari Maskumambang. Beliau juga membaca pemikiran-pemikiran
para pembaharu Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab,
Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.
Awal mula lahirnya Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi adalah hasil
interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yaitu
R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Menurut Adaby Darban, gagasan pendirian
organisasi Muhammadiyah tersebut selain bertujuan untuk mengaktualisasikan
pikiran-pikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan juga secara praktis-organisatoris untuk
mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang
didirikan pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut adalah rintisan lanjutan dari
kegiatan Kyai Dahlan dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama
Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Sementara dalam tulisan
Djarnawi Hadikusuma, sekolah yang didirikan pada tahun 1911 di kampung
Kauman Yogyakarta tersebut merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah
sekolah agama yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya, tetapi
bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan dengan menggunakan
meja dan papan tulis, untuk mengajarkan agama dengan dengan cara baru serta
ilmu-ilmu umum.
Pada tanggal 18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330 H selalu diingat
sebagai momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai
organisasi kemudian diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912
dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah).
Muhammadiyah kemudian disahkan sebagai organisasi oleh Gubernur Jenderal
Belanda pada 22 Agustus 1914.
Selanjutnya terbentuknya organisasi Aisyiyah bermula dari perkumpulan
Wal' Ashri, Maghribi School, dan Sapa Tresna pada 1914. Perkumpulan ini dirintis
oleh Nyai Ahmad Dahlan dalam bentuk pengajian Al-Qur'an dan kelas baca tulis
khusus perempuan. Suami dari Nyai Ahmad Dahlan, KH Ahmad Dahlan, yang
merupakan pendiri Perserikatan Muhammadiyah, mendorong perempuan untuk
mendapat pendidikan formal dan keagamaan. Organisasi Aisyiyah bergerak dari

4
berbagai aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan dengan mendirikan Frobel
School atau TK Aisyiyah Bustanul Athfal pada 1919. Selain itu, Aisyiyah juga
menyadari bahwa harkat dan martabat perempuan Indonesia tidak akan meningkat
tanpa adanya kemampuan ekonomi di lingkungan perempuan. Untuk itu, Aisyiyah
bergerak dalam bidang pemberdayaan ekonomi seperti koperasi, Baitul Maal wa
Tamwil, Toko, Simpan Pinjam, dan arisan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Muhammadiyah dan Aisiyah?
2. Bagaimana peran Muhammadiyah dalam Gerakan Islam Berkemajuan?
3. Bagaimana peran dan perkembangan Aisyiyah?
4. Apa saja organisasi otonom dalam Muhammadiyah?
5. Apa saja amal usaha Muhammadiyah?
6. Apa saja program yang dijalankan Aisyiyah?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah:
1. Untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya Muhammadiyah dan
Aisyiyah
2. Untuk mengetahui tentang peranan Muhammadiyah dalam Gerakan
Islam Berkemajuan
3. Untuk mengetahui tentang peran dan perkembangan Aisyiyah
4. Untuk mengetahui tentang organisasi otonom yang dimiliki oleh
Muhammadiyah
5. Untuk mengetahui tentang amal usaha dari Muhammadiyah
6. Untuk mengetahui tentang program-program yang dijalankan Aisyiyah

5
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut
Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan
seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering
menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu
dengan alasan adaptasi.Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata
sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan
ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis
dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada
perintah-perintah Al Quran, di antaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh
Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan
dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung
penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan
perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya
organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit,
panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

B. Peranan Muhammadiyah dalam Gerakan Islam Berkemajuan


Peranan Muhammadiyah dalam gerakan Islam Berkemajuan, berani
mengeluarkan pikiran yang sehat dan murni dengan dasar Al-Quran dan Hadits.
Istilah Islam Berkemajuan yaitu dengan mengembangkan etos dari surah Al-‘Ashr
bukan sekedar berbicara tentang kewajiban menyantuni orang-orang miskin, tetapi
juga berkewajiban berproses untuk membentuk peradaban utama.
Menurut Prof. Nakamura Muhammadiyah juga meneguhkan jati dirinya
dengan “Islam Berkemajuan”, sebagai gerakan sosial dengan tujuan untuk
membawa Indonesia menuju kemajuan. Gagasan tentang kemajuan ini dimaknai
dalam konteks nilai-nilai kemanusiaan universal. Kiai Dahlan sering kali
mengungkapkan pentingnya kemajuan. Jika ingin menjadi kiai, maka jadilah kiai
yang maju, ujar Kiai Dahlan. Salah satu referensi historis dari kata “ Islam
Berkemajuan” bisa dilacak dari ucapan K.H. Ahmad Dahlan ketika ia mengatakan,

6
“Dadijo Kjai sing kemadjoean, odjo kesel anggonmu njamboet gawe kanggo
Muhammadiyah”
Muhammadiyah merupakan gerakan pencerahan menuju Indonesia
Berkemajuan. Konsep “Islam Berkemajuan” di era modern ini adalah merupakan
respon dari fenomena yang ada yaitu Globalisasi, terutama kebudayaan, baik
dalam bentuk Arabisasi ataupun Westernisasi. Globalisasi sering dipahami sebagai
proses penyatuan dunia di mana waktu, jarak, dan tempat bukan lagi persoalan dan
ketika hal dan setiap orang di bumi ini terkait satu sama lain. Ada empat pergerakan
utama dalam globalisasi yaitu barang dan layanan, informasi, orang dan modal.
Perpindahan dengan sangat cepat hanya terjadi setelah revolusi dalam teknologi
telekomunikasi dan transportasi pada beberapa decade belakangan ini. Salah
potensi yang diberikan Allah kepada manusia adalah akal pikiran. Inilah yang
kemudian dikembangkan oleh Muhammdiyah, berusaha mengoptimalkan akal
untuk mengembangkan wawasan Islam.
Dengan mengembangkan kemampuan akal inilah maka Muhammadiyah
berinovasi dalam mengembangkan dakwah dan program nyata untuk mengangkat
citra Islam di Masyarakat. Seperti Muhammadiyah membangun banyak rumah
sakit dalam upaya menerapkan konsep Islam yang kosmopolitan. Sehingga umat
Islam tidak tertinggal oleh umat-umat yang lain. Hal ini sebagai bentuk pemberian
dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Begitu Peran Muhammadiyah
sangat banyak sekali di bidang pendidikan sehingga Muhammdiyah punya andil
yang besar untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa terutama menjadikan
umat Islam adalah umat yang terbaik. Pada intinya dari semua peranan gerakan
Muhammadiyah dalam memajukan masyarakat
Islam di Indonesia menggunakan metode dan pendekatan yang kultural.
Melakukan perembesan secara damai di tengah masyarakat, yakni memasukkan
ajaran Islam pada budaya yg ada di masyarakat tanpa bertentangan dengan ajaran
Islam itu sendiri. Nilai-nilai positif dari kebudayaan tradisional atau modern
diserap dan dirembesi nilai-nilai ajaran Islam. Selain itu Muhammadiyah juga
berdakwah melalui bidang pendidikan, aktivitas sosial, dan ekonomi, serta bidang-
bidang strategis seperti ilmu pengetahuan dan perdagangan dengan tujuan untuk
menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam dan mendakwahkannya kepada masyarakat
Indonesia bahkan internasional.

C. Organisasi Otonom Muhammadiyah


Organisasi otonom Muhammadiyah terdiri dari 7 bagian, yakni Aisyiyah,
PemudaMuhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

7
1) Aisyiyah
Aisyiyah merupakan oganisasi otonom wanita Muhammadiyah yang
didirikan di Yogyakarta pada 19 Mei 1917. Pencetusnya yakni Nyai Ahmad
Dahlan, istri dari pendiri organisasi Muhammadiyah. Tugas dan peran
Aisyiyah cukup banyak, yaitu membimbing kaum wanita ke arah kesadaran
beragama dan berorganisasi, menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah
wanita, dan menyalurkan serta menggembirakan amalan-amalannya.
Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir
hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.
Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini Aisyiyah telah
memiliki 34 Pimpinan Wilayah “Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan
Daerah Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2332 Pimpinan Cabang Aisyiyah
(setingkat Kecamatan) dan 6924 Pimpinan Ranting Aisyiyah (setingkat
Kelurahan).
Setelah berdiri, 'Aisyiyah tumbuh dengan cepat. Sebagai organisasi
perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah kemudian tumbuh menjadi organisasi
otonom yang berkembang ke seluruh penjuru tanah air. Pada tahun 1919, dua
tahun setelah berdiri, 'Aisyiyah merintis pendidikan dini untuk anak-anak
dengan nama Frobelschool, yang merupakan taman kanak-kanak pertama kali
yang didirikan oleh bangsa Indonesia. Selanjutnya taman kanak-kanak ini
diseragamkan namanya menjadi TK 'Aisyiyah Bustanul Athfal yang saat ini
telah mencapai 5.865 TK di seluruh Indonesia.
Gerakan pemberantasan kebodohan yang menjadi salah satu pilar
perjuangan Aisyiyah terus dicanangkan dengan mengadakan pemberantasan
buta huruf pertama kali, baik buta huruf Arab maupun Latin pada tahun 1923.
Dalam kegiatan ini para peserta yang terdiri dari para gadis dan ibu-ibu rumah
tangga belajar bersama dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan
pemajuan partisipasi perempuan dalam dunia publik.
Selain itu, pada tahun 1926, Aisyiyah mulai menerbitkan majalah
organisasi yang diberi nama Suara 'Aisyiyah, yang awal berdirinya
menggunakan bahasa Jawa. Melalui majalah bulanan inilah 'Aisyiyah antara
lain mengkomunikasikan semua program dan kegiatannya termasuk
konsolidasi internal organisasi.
Dalam hal pergerakan kebangsaan, 'Aisyiyah juga termasuk organisasi
yang turut memprakarsai dan membidani terbentuknya organisasi wanita
pada tahun 1928. Dalam hal ini, 'Aisyiyah bersama dengan organisasi wanita
lain bangkit berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu
penjajahan dan kebodohan. Badan federasi ini diberi nama Kongres
Perempuan Indonesia yang sekarang menjadi KOWANI (Kongres Wanita

8
Indonesia). Lewat federasi ini berbagai usaha dan bentuk perjuangan bangsa
dapat dilakukan secara terpadu.
Dalam perkembangannya, gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus
meningkatkan peran dan memperluas kerja dalam rangka peningkatan dan
pemajuan harkat wanita Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah program-
program yang dijalankan Aisyiyah saat ini, antara lain:

a) Pemberdayaan
Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan
dan kemasyarakatan, 'Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen
dan kiprahnya untuk memajukan kehidupan masyarakat khususnya dalam
pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan. Dengan visi “Tertatanya
kemampuan organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi
keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, 'Aisyiyah melalui
Majelis Ekonomi bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat kecil dan
menengah serta pengembangan-pengembangan ekonomi kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan di antaranya: Mengembangkan Bina Usaha
Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Saat ini 'Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi
sebanyak 1.426 buah di wilayah, daerah dan cabang yang berupa badan usaha
koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil/toko.

b) Kesehatan
Sebagai organisasi sosial, masalah kesehatan dan lingkungan hidup telah
menempati posisi yang sangat serius dalam gerakan 'Aisyiyah. Dengan misi
sebagai penggerak terwujudnya masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat,
'Aisyiyah kemudian mengembangkan pusat kegiatan pelayanan dan
peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup
melalui pendidikan. Saat ini 'Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan
setidaknya 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 klinik
bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Beberapa program yang dikembangkan antara lain: peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau di seluruh rumah sakit, rumah
bersalin, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak yang dikelola oleh
'Aisyiyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of
development yang tidak hanya sebagai tempat mengobati orang sakit, tetapi
mampu berperan secara optimal dalam mengobati lingkungan masyarakat.

9
c) Pendidikan
Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar
utama gerakan 'Aisyiyah, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
serta Majelis Pendidikan Tinggi, 'Aisyiyah mengembangkan visi pendidikan
yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa. Dengan tujuan memajukan
pendidikan (formal, non formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan
bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia,
cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat
serta diridai Allah SWT, berbagai program dikembangkan untuk menangani
masalah pendidikan dari usia pra TK sampai sekolah menengah umum dan
keguruan. Saat ini 'Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengeloaan dan
pembinaan sebanyak: 86 kelompok bermain/pendidikan anak usia dini, 5.865
taman kanak-kanak, 380 madrasah diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA,
399 IGA, 10 sekolah luar biasa, 14 sekolah dasar, 5 SLTP, 10 madrasah
tsanawiyah, 8 SMU, 2 SMK, 2 madrasah aliyah, 5 pesantren putri, serta 28
pendidikan luar sekolah. Saat ini 'Aisyiyah juga dipercaya oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di
seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pendidikan tinggi 'Aisyiyah memiliki 3
perguruan tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh Indonesia.
Selain itu, 'Aisyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan
pengembangan sumber daya kader di lingkungan Angkatan Muda
Muhammadiyah Putri secara integratif dan profesional yang mengarah pada
penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar menuju
masyarakat madani.

2) Pemuda Muhammadiyah
Pencetusan organisasi Pemuda Muhammadiyah bermula dari keputusan
kongres 21 di Makasar pada tahun 1922. Kemudian, pada tahun 1968 barulah
organisasi ini diberikan otonom penuh. Tugasnya yaitu menanamkan
kesadaran dan pentingnya peranan putra-putri Muhammadiyah sebagai
pelangsung gerakan Muhammadiyah.

3) Naisyiatul Aisyiyah
Naisyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom yang menjadi gerakan
putri Islam. Organisasi ini bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan
dan keputrian. Tujuannya yaitu untuk menanamkan rasa persatuan,
memperbaiki akhlak, serta memperdalam agama para kader Muhammadiyah.

10
4) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Menjelang muktamar Muhammadiyah di Jakarta pada tahun 1962,
mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah mengadakan
kongres di Yogyakarta. Kongres tersebut membentuk organisasi khusus yang
bernama IMM. Sesuai dengan namanya, organisasi ini bertujuan menjadi
wadah yang tepat bagi kader mahasiswa Muhammadiyah.

5) Tapak Suci
Tapak suci merupakan organisasi otonom yang beranggotakan pesilat-
pesilat di lingkungan Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal
10 Rabiul Awwal 1383 H atau bertepatan dengan 13 Juli 1963.

6) Hizbul Wathan
Hizbul Wathon dirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada
tahun 1918. Pelopor berdirinya antara lain Siraj Dahlan dan Sarbini. Namun
berdasarkan SK presiden RI No.238/1961, tertanggal 20 Mei 1961, Hizbul
Wathan ditiadakan dan disatukan ke dalam gerakan pramuka.

7) Ikatan Pelajar Muhammadiyah


Muhammadiyah membentuk organisasi khusus pelajar dengan nama
IPM. Pada tanggal 18-20 Juli 1961 diadakan Konferensi Pemuda
Muhammadiyah di Surakarta yang kemudian mendeklarasikan IPM dengan
Ketua Herman Helmi Farid Ma’ruf dan Sekretarisnya Muhammad Hisyam
Farid.

11
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Hadist. Sedangkan maksud dan tujuannya
ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah merupakan organisasi
kemasyarakatan yang terlahir dari hasil pergejolakan pemikiran pendirinya.
Sebagai sebuah organisasi yang pada hakekatnya merupakan Gerakan,
Muhammadiyah memiliki tujuan, disamping usaha kerjasama dan sekelompok
orang yang disebut anggota Persyarikatan, yang bekerja melaksanakan usaha
tersebut untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Aisyiyah merupakan salah satu organisasi bagi wanita Muhammadiyah.
Organisasi Aisyiyah ini didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan pada 19 Mei 1917.
Aisyiyah bergerak dalam ranah sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan. Dari
waktu ke waktu, Aisyiyah terus berkembang dan memberikan manfaat bagi
kemajuan harkat dan martabar perempuan Indonesia. Hasil nyatanya adalah wujud
amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan
perguruan tinggi.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Berdirinya Muhammadiyah dan
Aisyiyah“, saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan sehingga belum
sempurnanya makalah ini. Oleh karena ini saya harap kritik dan saran yang
membangun dari dosen pengampu mata kuliah ini dan teman-teman sekalian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Haedar Nashir, KH. Ittah Muhammadiyah, menengok kembali kelahiran


Muhammadiyah,kontirbutor dalam Muhammadiyah online,Selasa, 12
Desember 2006.

Pimpinan Pusat Aisyiyah. “Sejarah pertumbuhan dan Perkembangan Aisyiyah”.


Yogyakarta: PP Aisyiyah t.t.

Al-Kindi, Mohammad Djazman “Muhammadiyah sebagai Gerakan Amal dan


Pemikiran”, dalam Surjarwanto dan Haedar Nashir, Muhammadiyah dan
Tantangan Masa Depan: Sebuah Dialog Intelektual. Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1990.

Sairin, Weinata. Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan, 1995.

Muhammadiyah.or.id. 27 November 2022. Muhammadiyah sebagai Gerakan


Islam. Diakses pada 28 November 2022, dari
https://muhammadiyah.or.id/gerakan-islam/

13

You might also like