Geologi Populer
Fenomena Semburan
Lumpur di Indonesia:
Edukasi bagi Masyarakat di sekitar Sumur Migas
di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir (Ol)
Oleh: Edy Sutriyono’, Budhi Setiawan?, Budhi K.
Susilo’, Ika Juliantina, Endang Wiwik D.H."
encana semburan lumpur_belakangan
ini telah menjadi perhatian masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat yang
tinggal di sekitar lapangan migas di Sumatera
Selatan. Dalam upaya mengantisipasi kejadian
alam seperti itu diperlukan edukasi_ melalui
penyuluhan mengenai semburan lumpur agar
masyarakat mendapat wawasan yang lebih
luas, sehingga kepanikan yang berlebihan dapat
dinindari. Penyuluhan dilakukan di Kecamatan
Rambang Kuang, Kabupaten Ogan llir, di daerah
tersebut sedang dilakukan pengaktifan kembali
sumursumur minyak, Untuk — mengetahui
keberhasilan kegiatan ini, yang berupa
meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai
fenomena semburan lumpur, dilakukan melalui
kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah
penyuluhan, Berdasarkan hasil evaluasi diketahui
adanya peningkatan pemahaman masyarakat
mengenai fenomena semburan lumpur yang
terjadi di beberaga daerah di Indonesia.
1. JurusanTetnit Perambongon, Universitas Sriviaya Ema ey
Serta ei Sp Unvera oiye
4 Raya Prabumollh KO 32 indaley, Sumotera. Selatan Email
buahiewgttorgPendahuluan
Keberadaan lapangan migas di suatu daerah
dinarapkan dapat berkontsibusi bagi pendapatan
asli daerai (PAD), Daerah Tanjung Tiga Timur di
Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan fiir
memiliki sumur-sumur migas yang ditinggalkan
sementara kegiatan operasinya (temporary
abandonment). PT Pertamina EP Region Sumatera
berkerjasama dengan PT Formasi Sumatera Energi
berupaya untuk mengaktifkan kembali sumur-
sumur migas yang ditinggalkan tersebut. Upaya
pengaktifan kembali sumur migas perlu dibarengi
dengan pengelolaan lingkungan yang baik,
termasuk sosialisasi kepada masyarakat setempat
sehubungan dengan penaaktifan _kembali
program tersebut
Perlu disadari bahwa eksploitasi migas seringkali
menimbulkan dampak lingkungan yang secara
langsung ataupun tidak langsung diresakan
oleh masyarakat sekitar. Pencemaran lingkungan
akibat zat-zat kimia dari tumpahan minyak,
semburan liar (blowout berupa lumpur atau gas
methana (CH,), dan kebocoran pipa minyak/gas
adalah contoh-contoh permasalahan ingkungan
secara fisik. Dampaknya secara non-fisik yang
terkait, dengan aspek sosial-ekonomi den
psikologi masyarakat sering kali lebih serius dan
bersifat lebih kompleks atau rumit, terutama
dalam upaya pemulihan atau “recovery”, Kasus
semburan lumpur Sidoarjo di Jawa Timur atau
yang dikenal sebagai LUS| yang terjadi sejak tahun
2006 dicluga terkait dengan kegiatan pemboran
ekplorasi migas yang dilakukan oleh PT Lapindo
Brantas (Perusahaan Swasta Nasional).
Semburan lumpur di Desa Lubai Persad,
Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim
(Sumatera Selatan) yang terjadi pada bulan April
2008 di stasiun kompresor gas Merbau (Mibu) 01
millk PT Pertamina EP Region Sumatera merupakan
contoh lain bencana yang terkait dengan aktifitas
eksploitasi migas. Kedua fenomena itu telah
menimbulkan dampak negatif yang dirasakan
oleh masyarakat setempat. Fenomena serupa
bukannya tidak mungkin akan didapatkan juga
di Kabupaten Ogan lit, terutama jika dilihat
dafi tatanan tektoniknya, yaitu lapangan migas
di Muara Enim dan Ogan llir secara regional
keduanya berada pada South Sumatera back-arc
basin.
Publikasi secara ues bencana semburan lumpur
di beberapa daerah di Indonesia, khususnya
yang terjadi di Kabupaten Muara Enim, tentunya
ielah menarik perhatian dan memberikan
dampak psikologis sebagian masyarakat yang
wilayahnya terdapat sumur migas. Dalam
rangka mengantisipasi kejadian alam seperti di
Kabupaten Muara Enim, masyarakat di Kecamatan
Fenomena LUS|
[Ef Runtarnya
[omar tencn
Peta tektonik Sumatra. Kebupaen O\ dan Kabupaten Muara Enim tok di
South Sumatera Basin rok da Sutin, 108,
Geologi Populer 7Geologi Populer
Rambang Kuang, maka Kabupaten Ogan lr
perlu mendapatkan edukasi melalui penyuluhan
mengenai fenomena semburan lumpur di
beberapa daerah di Indonesia agar mereka
mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang
hal itu, sehingga kepanikan yang berlebihan dapat
dihindarijika di daerahnya terjadi hal yang serupa
Lebih jauh lagi, pemahaman yang cukup tentang
kejadian alam tersebut diharapkan masyarakat
dapat turut berperan aktif dalam menangeni
permasalahan yang ada, termasuk penanganan
pengungsi, penyelamatan harta miliknya, dan
dampak kemasyarakatan lainnya
Tinjauan Pustaka
indonesia dikenai sebagai daerah “ring of fire”
di kawasan Asia-Pasifik merupakan wilayah yang
rentan tethadap bencana alam. Fenomena alam
yang hingga kini menjadi kontroversi adalah
WUSI, Kemunculan LUSI menjadi kontroversi
diduga karena adanya muatan “politis” yang
menyertainya, sehingga sulit bagi pemerintah
untuk menyatakan apakah LUSI itu sebagai
bencara alam (natural disaster) ataukah bencana
yang diakibatkan oleh aktifitas pemboran
sumur eksplorasi migas yang dilakukan oleh PT
Lapindo Brantas. Terlepas dari kontroversi yang
terkait dengan kepentingan politik, LUSI, oleh
para abli geologi dipandang sebagai tenamena
“mud volcano” atau gunung api lumpur, yang
mengalami erupsi akibat aktivitas tektonik yang
terkait_ dengan penyusupan lempeng indo-
Australia di bawah pulau Jawa,
Seperti_ telah disebutkan bahwa semburan
lumpur temyata tesjadi juga di beberapa
daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten
Indramayu (Jawa Barat) den Kabupaten Muara
Enim (Sumatera Selatan). Kemunculan iumpur
di Indramayu ‘dikaitkan dengan kegiatan seismik
yang dilakukan oleh PT Pertamina, sedang di
Muara Enim semburan lumpur merupakan gejala
“plowout” di sumur migas milik PT Pertamina
EP Region Sumatera yang telah dimatikan sejak
tahun 2002 (delam sejarahnya, sumur itu pernah
mengalami blowout di tahun 2002).
Dalam kasus Muara Enim, PT Pertamina &P
Region Sumatera memberikan argumentasi
bahwa blowout dipicu oleh gerakan lempeng
Indo-Australia yang menyusup di bawah pulau
Sumatera ketika terjadi gempa tektonik di
Bengkulu, sehingga semen penyumbat sumur
retak dan mengakibatkan terjadinya semburan
lumpur. Berdasarkan Ali Syahbana (Asisten
Manager) PT Pertamina P Region Sumatera,
kedalaman sumber semburan lumpur di daerah
ini adalah 27 meter (Sumatera Ekspres, 7 Mei
2008), oleh karena itu kasus ini dianggap
berbeda dengan LUSI yang memiliki kedalaman
8 Warta Geologi -
Desember 2008
cukup besar. Apapun faktor penyebab dari erupsi
jumpur di wilayah itu, namun satu faktor yang
dapat dipastikan yaitu adanya formasi lumpur
dengan kandungan gas cukup tinggi
Secara tektonik, wilayah Kabupaten Ogan lir
dan Kabupaten Muara Enim keduanya berada
pada sistem South Sumatera back-arc basin, dan
daerah cekungan sedimen itu dikenal sebagai
penghasil minyak dan gas bumi, Berdasarkan
kesamaan lingkungan tektoniknya, kedua wilayah
kebupaten tersebut kemungkinan memiliki
kemiripan kondisi geologi
Dalam konteks semburan lumpur, formasi
lumpur yang dijumpai di Kabupaten Muara Enim
kemungkinan didapatkan juga di Kabupaten
Ogan llir, hal ini dimungkinkan Karena kedua
wilayah itu di masa lampau berada pada satu
sistem cekungan pengendapan, sehingga memifki
kemiripan sejarah geologi. Tentu saja, skenario
ini memeriukan penelitian lebih lanjut lagi untuk
membuktikan bahwa formasi lumpur bertekanan
tinggi dijumpai juga di wilayah Kabupaten Ogan
Mir.
Materi dan Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi
tentang fenomena semburan lumpur di indonesia,
telah dilaksanakan di Kecamatan Rambang Kuang,
Kabupaten Ogan llir. Pemilihan lokasi didasarkan
atas_pertimbangan banyaknya sumur migas
disekitar perwukiman penduduk didalam wilayah
ini. Untuk itu, dalam melaksanakan kegiatan ini
telah disusun:
a,Kerangka pemecahan masalahyaitu pernfokusan
kegiatan pada dampak sosial akibat fenomena
semburan lumpur di suatu daerah, sehingga
masyarakat disekitar sumur-sumur —migas
memiliki kewaspadaan bencana terkait dengan
vernungkinan terjadi semburan lumpur.
b.Realisasi kegiatan pengabdian masyarakat
mengenai dampak sosial akibat fenomena
semburan lumpur diwujudkan dalam bentuk
edukasi dimaksudkan memberikan pengetahuan
tentang kondisi geologi daerahnya dan
pemahaman tentang fenomena semburan
lumpur bagi masyarakat yang tinggal disekitar
sumur-sumur migas di Kecamatan Rambang
Kuang, Kabupaten Ogan Ilr
c.Kelompok mesyarakat yang menjadi sasaran
kegiatan hanya ditujukan bagi perwakilan dari
5 (lima) desa, mengingat keterbatasan tempat
di kantor kecamatan Rambang Kuang. Kelima
desa tersebut adalah Desa Tambang Rambang,
Sukananti, Tanjung Bulan, Kayu Ara dan Tanjung
Miring.d.Metode pelaksanaan. kegiatan ini dilakukan
melalui ceramah dan tanya jawab. Untuk
mengetahui pemahaman masyarakat mengenai
materi edukasi maka dilakukan kuesioner sebelum
dan sesudah pelaksanaan.
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang
dilaksanakan melalui kuesioner kepada peserta
sebelum dan sesudah ceramah mengenai
semburan lumpur.
Persiapan Kegiatan
Pada tahap persiapan pelaksanaan_ kegiatan,
tim pelaksana_melakukan kunjungan lapangan
sebanyak 2 kali. Pada kunjungan pertama, tim
pelaksana melakukan orientasi lapangan dengan
melihat secara langsung situasi_kehidupan
masyarakat, sekaligus memperkenalkan dir
melakukan sosialisasirencana kegiatan dan
memohon perizinan dan bantuan fasilitas bagi
pelaksanaan kegiatan. Pada kunjungan kedua,
tercapai kesepakatan antara Tim Pelaksana dan
Bapak Camat terkait dengan waktu dan tempat
kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada _masyarakat
dari LPM Universitas Sriwijaya dengan judul
“Fenomena Semburan Lumpur di Indonesia:
Edukasi bagi Masyarakat ai sekitar Sumur Migas
i Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan
llir dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober
2008 di Ruang Pertemuan, Kantor Kecamatan
Rambang Kuang. Kegiatan ini dihadiri oleh
peserta yang berasal dari 5 (lima) desa dimana
di wilayahnya terdapat. sumur-sumur minyak
yang masih produksi, maupun sumur-sumur
yang sudah ditinggalkan (lebih dikenal sebagai
sumur tua). Peserta yang hadir dalam kegiatan ini
tercatat di daftar hadir sebanyak 37 (tiga puluh
tujuh) orang,
Adapun inti dati kegiatan ini adalah edukasi bagi
peserta melalui ceramah. Pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini dipandu
langsung oleh Camat Rambang Kuang. Ceramah
ini menjelaskan tentang kondisi tatanan tektonik
dilndonesia dan keterkaitannya dengan fenomena
terbentuknya gunung lumpur. Hal yang menarik
adalah penjelasan tentang fenomena LUSI dan
kemungkinan terjadinya peristiwa yang sama
di Sumatera Selatan, khususnya di Kecamatan
Rambang Kuang,
Evaluasi Kegiatan
Pada pelaksanaan kegiatan ini, peserta telah
diminta untuk mengisi kuisioner sebanyak dua kali,
yakni sebelum dan sesudah ceramah. Kuisioner
tersebut memuat sejurniah pertanyaan yang
dapat dikelompokkan dalam tiga bagian. Pertama,
pertanyaan yang mengukur tingkat pengetahuan
dan persepsi peserta tentang semburan lumpur
Geologi Populer 9di Indonesia; kedua, pertanyaan yang mengukur
tingkat pengetahuan peserta tentang dampak
sosial dan upaya penanggulangan semburan
lumpur di Indonesia; dan ketiga, pertanyaan
untuk lebih memahami persepsi peserta terhadap
upaya mengaktifkan sumur minyak di daerab ini
Pada umumnya peserta telah mengetahui adanya
kejadian semnburan lumpur di Sidoarjo
Informasi penyebab kejagian lumpur oleh sebagin
besar peserta juga telah diketahui, Sebelum
penyuluhan, umumnya peserta berpendapat
bbahwa kejadian semburan lumpur ini diakibatkan
‘oleh kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo
Brantas.
Setelah penyuluhan, hampir setengah dari peserta
berpandangan bahwa kejadian tersebut bukan
sepenuhnya kesalahan PT Lapindo Brantas.
Setelah penyuluhan peserta ~mempunyai
pandangan mengenai adanya pengatuh gempa
pada kejadian semburan lumpur tersebut. Peserta
juga memperoleh pengetahuan yang cukup
mengenai gunung lumpur di Sidoarjo. Peserta
telah mengetahui adanya semburan lumpur di
Muara Enim dan memahami penyebab terjadinya,
Selain itu, pendapat peserta juga berubah tentang
adanya pengaruh gempa Bengkulu terhadap
semburan lumpur di Muara Enim.
Setelah penyuluhan, peserta berpendapat bahwa
kejadian semburan lumps di Muara Enim
berbeda dengan di Sidoarjo. Meski demikian,
peserta belum dapat menjelaskan perbedaan dan
persamaannya
Umumnya peserta berpendapat bahwa semburan
lumpur bukan merupakan kejadian alam
biasa. Untuk itu diperlukan adanya peran serta
masyarakat dalam penanggulangan semburan
lumpur.Peserta juga berkeyakinan bahwa kejadian
10 Warta Geologi
. Desember 2008
tersebut merupakan peringatan dari Allah SWT
agar pemerintan lebih bijak dalam mengelola
kekayaan alam.
Peserta umumnya berpendapat bahwa kejadian
ini merupakan dukti bahwa masyarakat belum
dilibatkan dalam upaya pengelolaan lingkungan
Sebagain besar peserta juga sependapat
perlunya peningkatan wawasan mesyarakat
melalui kegiatan penyuluhan seperti yang telah
dilakukan,
Pada umurnnya peserta telah mengetahui dampak
sosial akibat semburan tumpur dan memilki
dampak yang sangat besar, Penyelesaian dampak
sosial ini merupakan hal yang sangat rumit dan
tidak mudah
Setelah penyuluhan, peserta mengetahui upaya-
upaya yang dilakukan oleh pecusahaan dan
pemerintah. Peserta juga berpandangan bahwa
sudah cukup serius dan tanggap menanggulangi
semburan lumpur Sidoarjo. Pembuatan tanggul-
tanggul aliran penahan lumpur dipandang efektif
untuk mencegah \uapan lumpur oleh para peserta
setelah penyuluhan dilakukan,
Pasca penyuluhan sebagain besar peserta
berpendapat bahwa masyarakat telah mendapat
perlakuan yang memadei dari perusahaan dan
pemerintah. Pandangan peserta _mengenai
eran serta masyarakat Sidoarjo dalam upaya
Penanggulangan semburan lumpur_ terbagi
dua kelompok. Setengah dari peserta berubah
pandangan mengenai tuntutan masyarakat
kepada perusahaan dan pemerintah
Pesertamemandang berbeda dampaksosial akibat
semburan lumpur di Sidoarjo dan Muara Enim
Peserta juga berpendapat bahwa dampak sosial
di Muara Enim tidak separah jika dibandingkan
dengan di Sidaarje serta penanggulanganya jauh
iebih mudah. Peserta berpendapat Pertamina dan
pemerintah sudah serius menangani semburan
lumpur di Muara Enim dan masyarakat telah
berperan dalam upaya _penanggulangannya.
Pandangan ini agak berbede dengan kurang
dilibatkannya _masyarekat dalam menangani
semburan lumpur di Muara Enim.
Sebagian besar peserta sependapat bahwa
pengaktifan sumur minyak akan meningkatkan
PAD dan diperlukan sosialisasi ke masyarakat
sekitar lokasi. Sebagian besar peserta juga
sependapat bahwa masyarakat tidak perlu
khawatir berlebihan tentang _kemungkinan
terjadinya semburan lumpur tetapi masyarakat
perlu disiapkan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya semburan lumpur, Peserta sependapat
bahwa masyarakat perlu dibekali pengetahuenyang memadai tentang — penanggulangan
semburan lumpur dan pengaktifan sumur harus
difakukan secara terbuka dan bertanggung
jawab.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
Kecamatan Rambang Kuang berupa edukasi
tentang fenomena semburan lumpur di Indonesia
berdasarkan pelaksandan dan hasil analisis
statistik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Masyarakat di wilayah Kecamatan Rambang
Kuang, yang diwakili oleh perangkat desa dan
beberapa tokoh masyarakat dari Desa Tambang
Rambang, Sukananti, Tanjung Bulan, Kayu Ara
dan Tanjung Miring sangat antusias terhadap
pelaksanaan kegiatan edukas! ini
2. Hasil kuesioner menunjukkan ada peningkatan
kemampuan peserta dalam memahami fenomena
semburan lumpur di Indonesia, dampak sosial
dan upaya penanggulangan semburan lumpur
serta_persepsi tentang upaya _mengaktifkan
kembali sumur minya di Kecamatan Rarbang
Kuang Kabupaten Ogan lr
Saran
Berdasarkan pengalaman dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
Kecamatan Rambang Kuang, maka dapat
disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1, Edukasi yang langsung menyentuh langsung
dengan kehidupan masyarakt sehari-hari perlu
ditakukan sampai ke semua lapisan masyarakat
yang lebih luas,
2. Tema tentang semburan lumpur, sangat
, . | menarik perhatian masyarakat, untuk itu periu
x bagi LPM Universitas Sriwijaya_untuk menjalin
DREN SRE
co
kerjasama dengan PT Pertamina Region Sumatera
ie i untuk melaksanakan kegiatan edukasi sebagai
ae . Tee bagian dari program CSR (Corporate Social
fe Responsibility).
Geologi Populer