You are on page 1of 17
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR § ['4}/HK.310/C/} /2022 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGECEKAN MUTU BENIH BANTUAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, Menimbang ; a. bahwa telah ditetapkannya Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 50/HK.310/C/2/2021 tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 96/HK.310/C/04/2020 _ tentang Standar Operasional Prosedur Pengecekan Mutu Benih Bantuan Pemerintah sebagai salah satu petunjuk pelaksanaan pemerintah dalam penyaluran bantuan benih; b. bahwa guna percepatan pelaksanaan _kegiatan bantuan benih dalam rangka mendorong program strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dalam penyaluran bantuan benih kedelai sebagai salah satu bantuan pemerintah di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; bahwa dalam optimalisasi sistem penanganan pasca panen untuk menjaga kemampuan pertumbuhan dan perkecambahan benih kedelai_ dalam —upaya meningkatkan produksi kedelai dan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu melakukan Riview terhadap Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tentang Standar Operasional Prosedur Pengecekan Mutu Benih Bantuan Pemerintah; Mengingat wo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6412); Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616}; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota; Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Pengganggaran Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056}; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 87); Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/TP.02/4/2018 tentang —Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman; KESATU KEDUA. KETIGA 10. Peraturan Menter! Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2022; 11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 591.1/Kpts/HK.140/M/9/2020 tentang Komoditas Binaan Kementerian Pertanian; 32. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 966/TP.010/C/04/2022 tentang Petunjuk —Teknis Sertifikasi Benth Tanaman Pangan; MEMUTUSKAN Standar Operasional Proscdur Pengecekan Mutu Benth Bantuan Pemerintah sebagaimana tereantum pada Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Standar Operasional_Prosedur— merupakan — acuan pelaksanaan kegiatan dalam pengecekan mutu benih bantuan pemerintah. Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan ini ditetapkan, maka segala ketentuan yang terdapat dalama Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 96/HK.310/C/04/2020 tentang Standar_—_Operasional Prosedur Pengecekan Mutu Benih Bantuan Pemerintah scbagaimana telah diubah dengan Keputusan Dircktur Jendcral Tanaman Pangan Nomor 50/HK.310/C/2/2021 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, KEEMPAT _: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 37 Juu doo2 SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth: 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 2. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; 3. Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; Lampiran KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Nomor —: 4? /He io 10/3/20 Tanggal =: 27 pul ap BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan, benih mempunyai peranan yang cukup strategis, karena berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, mutu hasil dan sifat ckonomis produk tanaman. Aspek benih yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan mutu hasil tanaman adalah mutu benih yang digunakan dan ketersediaannya. Dalam rangka membanty meringankan modal usaha produksi lanaman pangan, pemerintah memberikan bantuan sarana produksi antara lain berupa benih, Benih bantuan yang diberikan pemerintah adalah benih bersertifikat yang memenuhi standar mutu, Namun dalam pelaksanaannya sering kali mutu benih bantuan yang diterima olch petani tidak sesuai dengan standar mutu benih. Untuk mengetahui benih bantuan yang diterima sesuai standar mutu benih pada saat diterima oleh petani, perlu dilakukan pengecckan mutu benih terutama terhadap benih bantuan yang berasal dari Iuar provinsi. Pengecekan mutu benih dilakukan terhadap setiap kelompok benih pada parameter pengujian analisa kemurnian dan daya berkecambah. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6412); w Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan __Penganggaran Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056); 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 87); 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/TP.02/4/2018 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman; 10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2022; 11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 992/HK.150/C/05/2018 tentang Petunjuk Teknis Peredaran Benih Tanaman Pangan; 12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 591.1/Kpts/HK.140/M/9/2020 tentang Komoditas Binaan Kementerian Pertanian; 13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 966/TP.010/C/04/2022 tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan; Cc. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan pengecekan mutu benih untuk mengetahui kesesuaian mutu benih bantuan pemerintah yang berasal dari luar provinsi, khusus untuk benih kedelai pengecekan mutu dilakukan terhadap benih yang mempunyai daya berkecambah awal < 80 % dan yang masa edarnya berakhir < 1 (satu) bulan. BAB IL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGECEKAN MUTU BENIH BANTUAN PEMERINTAH Dalam pelaksanaan kegiatan bantuan benih tanaman pangan, perla ditetapkan standar operasional prosedur (SOP), dengan tahapan mekanisme penyaluran bantuan benih tanaman pangan sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan penyaluran benih bantuan, penyedia yang sudah melakukan kontrak dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaporkan kepada UPTD yang menyelenggarakan —_fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih tentang rencana_penyaluran benih, ditembuskan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi setempat, dengan melampirkan formulir rencana penyaluran benih sebagaimana pada Form 1. 2. Penyedia benih berkewajiban menginformasikan kedatangan benih bantuan kepada UPTD yang menyelenggarakan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih untuk dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan fisik benih. a. Dokumen yang diperiksa meliputi: 1) Fotokopi sertifikat beni 2) Rekomendasi Kelayakan sebagai produsen/pengedar benih; 3) Surat keterangan mutasi benih dari produsen benih, atau surat Perintah Jalan/Delivery Order (DO) yang memuat varietas, nomor lot, dan volume; 4) Dokumen lain yang diperlukan (misainya K9 dan KT12) Sebagaimana pada Form 2; b. Kondisi fisile benih yang diperiksa : 1) Kemasan benih 2) Label benih sebagaimana pada Form 3. 3. Penyedia benih berkewajiban menyampaikan surat permohonan kepada UPTD yang menyelenggarakan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih mengenai rencana pengambilan contoh benih sebagaimana pada Form 4. 4. Kepala UPTD yang menyelenggarakan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih setclah menerima surat permohonan dari penycdia benih, segera menugaskan Pengawas Benih Tanaman (PBT) untuk mengambil contoh benih dilengkapi dengan Surat Perintah Tugas {SPT) sebagaimana Form 5. 10. Pengambilan contoh benih dilakukan pada setiap lot benih yang sudah dikelompokkan sesuai nomor lotnya, dengan ketentuan: a. Untuk lot benih yang secara visual kondisi kemasan terlihat scragam, diambil satu kemasan secara acak, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diuji; atau b. Untuk lot benih yang secara visual kondisi kemasan terlihat berbeda, maka lot benih tersebut dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang bagus dan kelompok yang rusak (kemasan basah, robek, dil). Untuk kelompok benih yang bagus diambil contoh benih 1 kemasan secara acak, dengan membuat Berita Acara Pengambilan Contoh Benih (Form 6) dan segera dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pengujian mutu benih (Form 7). Sedangkan untuk kclompok benih yang rusak tidak bolch disalurkan. Khusus bantuan benih untuk pemulihan akibat bencana, maka benih dapat segera disalurkan sambil menunggu hasil pengujian mutunya, Pengujian mutu benih dilakukan untuk analisis kemurnian dan uji daya berkecambah. Untuk hasit uji daya berkecambah, apabila pada evaluasi pengamatan pertama sudah memenuhi standar minimal, segera dilaporkan. Informasi hasil uji disampaikan paling lama 1 (satu) hari setelah pengujian selesai, dan hasil uji dilaporkan oleh petugas laboratorium dalam bentuk Laporan Hasil Pengujian. Uji Daya Berkecambah dapat dipercepat dengan menggunakan uji RE (Radicle Emergence), sesuai permohonan pengujian laboratorium. Apabila terjadi perbedaan hasil pengujian antara UPTD asal benih dan UPTD tujuan benih, make jika diperlukan dan disepakati (Form 8), dapat dilakukan pengujian ulang menggunakan contoh benih yang sama olch Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih ‘Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMBTPH), dan selanjutnya hasil yang digunakan adalah hasil pengujian dari Balai Besar PPMBTPH. Selama dalam proses pengujian mutu, benih tidak boleh disalurkan. Pada kondisi lahan yang mendesak tanam dengan dibuktikan pernyataan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, maka benih yang masih dalam proses pengujian mutu dapat disalurkan. 11. UPTD yang menyelenggarakan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih menerbitkan laporan lengkap hasil uji pengecekan mutu benih dan disampaikan kepada Penyedia dengan tembusan Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota penerima. 12. Berdasarkan laporan hasil pengecckan mutu benih dari UPTD yang menyelenggarakan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih apabila hasil uji dinyatakan memenuhi standar mutu benih maka penyedia benih dapat segera menyalurkan benih bantuan kepada petani penerima bantuan ke titik bagi dan apabila tidak memenuhi standar mutu benih, maka benih tidak boleh disalurkan, BAB IIL PENUTUP Standar Operasional Prosedur Pengecekan Mutu Benih Bantuan Pemerintah merupakan acuan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pengendalian dan pengecskan mutu benih bantuan pemerintah. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur ini diharapkan tujuan pengecekan mutu benih dapat dicapai secara optimal. Oleh karena itu Standar Operasional Prosedur ini ditetapkan dan diperuntukkan bagi seluruh pihak yang terkait, agar efektivitas dan cfisiensi pelaksanaan kegiatan dapat terwujud. Jika terjadi perubahan kebijakan dalam Peraturan yang lebih tinggi, Standar Operasional ini akan disesuaikan kemudian. or uevyesnuog deg “qruog erpokuog uemyeduag | uemmpesueg PEM, qsey07 (By) wor, seqoue, yruog /stuop uosnpoid (eurely ‘euren)) espaduog 201 ON uesuei9}9y “ON ueysnyesig Sue, yluog eed uenjueg Ylueg ueinpedusg PUROUaY “| ULOY Form 2. Pemcriksaan Dokumen KOP UPTD BPSB No. Jenis Dokumen Ada Tidak 1. | Fotokopi sertifikat benih produsen/pengedar benih | Jalan/ Delivery Order (DO) 9, | Rekomendasi Kelayakan sebagai Surat keterangan mutasi_benih | 3. | dari produsen; atau Surat Perintah Dokumen lain yang diperlukan... 4 /a.. Diketahui (Penyedia) Pemeriksa (PBT) qi. Form 3. Pemeriksaan Fisik Benih KOP UPTD BPSB No. Uraian Sesuai Tidak Sesuai | Kemasan Benih 2. | Label Benih Diketahui (Penyedia) Pemeriksa (PBT) 12 Form 4. Permohonan Pengambilan Contoh Benih Kepada Kepala ... di- Yu Bersama ini kami mengajukan permohonan pengambilan contoh benih, sebagai berikut : 1, Nama produsen benih 2. Alamat produsen benih 3 Jenis tanaman 4. Varietas 3 5. Nomor kelompok benih : 6. No induk sertifikasi, blok 7. Tanggal panen 8. Tanggal selesai pengujian 9. Kelas benih 10. Volume kelompok benih 11, Jumlah wadah 12. Volume per wadah 13. Jenis wadah 14. Jenis perlakuan benih 15. Alamat pengambilan contoh 16. Tanggal pengambilan contoh : Contoh benih tersebut diuji di laboratorium, dengan parameter = 1. Analisis Kemurnian 2. Pengujian/Analisa Daya: Berkecambah Demikian permohonan kami, terima kasih Pemohon 13 Form 5. Surat Perintah Tugas KOP UPTD BPSB SURAT PERINTAH TUGAS NORDE: sss scesssfsssiseissf is Menimbang Dasar 2 Memberi Perintah Kepada 2 a 4. dan seterusnya Untuk melakukan pengambilan contoh benih di ... ., Penyedia ... yang mengajukan permohonan pengambilan contoh benih (terlampir Form 4). Nama Tempat, Tanggal Ka UPTD BPSB .. 14 Form 6. Berita Acara Pengambilan Contoh Benih Pada hari ini. KOP UPTD BPSB bulan ....... Tahun... pengambilan contoh benih sebagai berikut : telah dilaksanakan No. Penyedia (Nama, Alamat) Produsen Benih Jenis Benih Varietas Kelas’ | No. | Volume Benih Keterangan Lot | (Kg) Penyedia, Pengawas Benih Tanaman, 15 Form 7. Pengiriman Contoh Benih Untuk Pengujian Mutu Benih Di Laboratorium PENGIRIMAN CONTOH BENIH UNTUK PENGUJIAN MUTU BENIH DILABORATORIUM No. Asal Jenis tanaman/varictas Kelas benih ‘Tgl. Panen ‘Tgl. akhir masa edar benih Volume contoh kirim Kg\Kemasan ‘Tgl. pengambilan contoh . cesses Pengujian Mutu Yang Diperlukan: 1. Analisis Kemurnian 2. Pengujian/Analisa Daya Kecambah Pengawas Benih Tanaman, 16 Form 8. Kesepakatan Permohonan Pengujian Mutu Benih SURAT KESEPAKATAN BERSAMA Pada hari ini. .tanggal....bulan....tahun...., bertempat. di.........., yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama NIP Jabatan Alamat Selanjutnya disebut pihak pertama. 2. Nama NIP. Jabatan Alamat : Selanjutnya disebut pihak kedua. Berdasarkan surat permohonan uji ulang dari CV/PT.... Nomor.... tanggal.... dan Keputusan Dirjen Nomor.... Tentang Standar Operasional Prosedur Pengecekan Mutu Benih Bantuan Pemerintah. Secara bersama sama kedua belah pihak mengadakan kesepakatan dengan ketentuan yang diatur dalam poin-point sebagai berikut: 1. Dengan keluarnya hasil pengujian mutu benih dari BPSB..... yang hasilnya dinyatakan tidak memenuhi standar mutu benih maka dilakukan pengujian ulang di Balai Besar PPMBTPH. 2. Contoh benih yang akan diujikan di Balai Besar PPMBTPH yang berasal dari contoh benih yang ada di BPSB.... yang diambil contohnya di gudang.... pada tanggal.... bulan... tahun... oleh PBT dari BPSB..... dan disaksikan oleh perwakilan dari CV/PT. 3. Hasil pengujian dari Balai Besar PPMBTPH digunakan sebagai persyaratan untuk mengajukan proses pembayaran. 4. Scgala biaya yang diperlukan akibat surat kesepakatan bersama ini menjadi tanggungjawab pihak kedua. Demikian surat kesepakatan ini dibuat tanpa ada paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang bersepakat, Pihak Kesatu Pihak Kedua, Kepala BPSB Pemohon (Nama) (Nama) NIP 17

You might also like