You are on page 1of 56

Teknologi WAN Circuit Switch Packet Switching

Circuit Switching
Elemen dari circuit switching adalah digital switch, di mana
digital switch terbagi menjadi network interface dan control unit.
Beberapa istilah pada circuit switching:
1. Subscribers: tahun ke tahun
2. Subscriber line: subscriber line atau local loop
3. Exchanges: Pusat switching
4. Trunks: Cabang antara exchanges. Bisa membawa multiple
voice frequency dengan FDM atau sychronus FDM
Ada 3 fase dalam circuit switching:
1. Menghubungkan circuit
2. Transfer data
3. Memutus circuit
Beberapa contoh circuit switching:
2. Three-Stage Space Division Switch

3. Time slot Interchange Time


Division Switching
1. Space Division Switching
Berisi crossbar matrix dengan 10
jalur full duplex. Matrix ini
mempunyai 10 input dan 10 output.
Setiap stasiun akan dihubungkan ke 1
input dan 1 output. Interkoneksi antar
jalur/line bisa dilakukan dengan
4. Time Multiplexed Switch
menghubungkan crosspoint yang
tepat. Dibutuhkan 100 crosspoint
karena matrix berbentuk 10 x 10.
Softswitch Architecture
Perbandingan antara traditional circuit dengan softswitch

Packet Switching Principles


Ada 2 teknik dalam melakukan packet swicthing:
1. Datagram (Connectionless)
Datagram switching adalah switching tanpa menetapkan jalur terlebih dahulu dan
data dikirim secara individu tanpa bereferensi pada data yang dikirim sebelumnya. Data
yang dikirim melalui datagram akan acak saat sampai ditujuan, sehingga harus disusun
kembali.
2. Virtual Circuit
a. Permanent Virtual Connection (PVC)
Metode PVC adalah virtual circuit yang menetapkan jalur secara permanen dan
jalur tidak akan dihapus ketika pengiriman telah selesai. PVC mempunyai 2 mode
yaitu transfer mode (mengirimkan data) dan idle mode (tidak melakukan apa-apa).
b. Switched Virtual Connection (SVC)
SVC adalah metode virtual switching dimana jalur akan ditetapkan dahulu sebelum
terjadi pengiriman data, setelah pengiriman data selesai maka jalur akan dihapus dan
akan di bentuk kembali jika akan mengirim data lagi. Jalur bisa dipakai oleh
pengguna lain apabila kondisi idle.
Perbandingan antara circuit switching dan packet swicthing
1. Event Timing
2. Teknik

Ada 3 tipe delay:


1. Propagation delay
Waktu yang dibutuhkan saat menyebarkan sinyal dari node ke node lain. Delay ini
biasanya diabaikan. Contoh kecepatan dari sinyal elektromagnet saat melewati medium
kabel adalah 2x108 m/s
2. Transmission delay
Waktu yang dibutuhkan untuk transmitter bisa mengirimkan 1 block data. Contoh,
dibutuhkan 1 sekon untuk mentransmit 10000 bit block data pada jalur dengan
kecepatan 10 kbps.
3. Node delay
Waktu yang butuhkan untuk sebuah node memproses switching data.
Asynchronous Transfer Mode (ATM)
Merupakan teknologi switching dan
multiplexing yang mempekerjakan cell atau
sebuah paket kecil dengan fixed-length.
Fixed-Length Cell digunakan untuk
memastikan fungsi switching dan
multiplexing dapat dilakukan secara efisien
dengan delay yang kecil. ATM didesain
untuk memberikan performa circuit-
switching network dan kemudahan serta
efisiensi dari Packet-switching network.
Keuntungan penggunaan Virtual Path
1. Arsitektur Network yang Simple, Fungsi dari transport Network dapat dipecah menjadi
Logic konektifitas yang berbeda yakni, Virtual Path dan Virtual Channel.
2. Performa dan Reability Network meningkat, Hal tersebut terjadi karena Network
berurusan dengan Agregated Entities yang sedikit.
3. Waktu setup koneksi dan pemprosesan lebih cepat, hal ini tercapai dengan
menyediakan kapasitas pada Virtual Path, tidak diperlukan pemrosesan di nodes transit.
4. Meningkatnya kualitas network
Karakteristik penggunaan Virtual Path
1. Quality of Service (QoS), Penggunaan VCC harus menggunakan QoS yang terspesifikasi
parameternya bergantung dari seperti Cell Loss Ratio dan Cell Delay Variation.
2. Switched and Semipermanent VCC
3. Cell Sequence Integrity
4. Parameter Traffic dan Monitoring Penggunaan.
Media Access Control (MAC)
Random Acces
Random acces memiliki stasiun dengan prioritas yang sama, semua stasiun dapat mengirim
data kapanpun tergantung keadaan medium (idle atau busy). Semua stasiun memiliki acces ke
medium tanpa dikontrol oleh stasiun yang lain. Jika terdapat lebih dari satu stasiun yang
mengirim data, maka akan terjadi collision (tabrakan), dan data yang dikirim (frame) akan
hancur. Dalam random acces terdapat :
1. Aloha (Pure Dan Slot Aloha): dalam pure aloha semua stasiun dapat mengirim data
kapanpun, dan jika terjadi tabrakan maka akan menunggu untuk random period of time
lalu mengirim ulang, vulnerable time (waktu aman untuk mengirim) : 2xTfr, Tfr adalah
panjang frame. dalam slotted aloha terdapat slot-time, stasiun hanya dapat mengirim data
pada awal slot maka vulnerable time nya : 1xTfr.
2. CSMA (Carrier Sense Multiple Acces): stasiun akan “sense before transmit / listen before
talk” mengidentifikasi apakah medium sedang idle atau busy, jika idle maka mengirim,
busy maka menunggu. CSMA dibagi 2, CSMA/CD (collision detection) & CSMA/CA
(collision avoid). CSMA/CD baik untuk LAN, karena dapat mendeteksi collision melalui
kabel, ketika terdeteksi collision maka pengiriman akan terhenti untuk menghemat waktu
& bandwith. CSMA/CA baik untuk WLAN, untuk menghindari collision mengguakan
sinyal RTS (ready to send pada transmitter) dan CTS (clear to send) pada receiver.
Controlled Access
Dalam controlled access, stasiun-stasiun saling berkomunikasi untuk menentukan stasiun
mana yang berhak mengirim data. Sebuah stasiun tidak dapat mengirim kecuali telah disetuhui
stasiun lain.
1. Reservation Access Method
Pada metode reservasi, stasiun perlu melakukan reservasi sebelum mengirim data. Waktu
dibagi menjadi beberapa interval. Dalam setiap interval, frame reservasi mendahului frame
data yang dikirim dalam interval tersebut.
2. Polling Access Method
Polling bekerja dengan topologi di mana satu perangkat ditunjuk sebagai stasiun utama
dan perangkat lainnya adalah stasiun sekunder.

3. Token Passing Access Method


Dalam metode token-passing, stasiun-stasiun dalam jaringan diatur dalam sebuah cincin
logika. Dengan kata lain, untuk setiap stasiun, ada pendahulu dan penerusnya.
Logical Ring

Channelization
Channelization (partisi saluran) adalah metode akses ganda di mana bandwidth yang
tersedia dari suatu tautan dibagi dalam waktu, frekuensi, atau melalui kode, antara stasiun yang
berbeda. Terdapat tiga protokol channelization: FDMA, TDMA, dan CDMA.
1. FDMA
Pada frequency-division multiple access (FDMA), bandwidth yang tersedia dibagi
menjadi pita frekuensi. Setiap stasiun dialokasikan band untuk mengirim datanya. Setiap
band dicadangkan untuk stasiun tertentu, dan menjadi milik stasiun sepanjang waktu. Setiap
stasiun menggunakan filter bandpass untuk membatasi frekuensi pemancar. Untuk
mencegah interferensi stasiun, pita yang dialokasikan dipisahkan satu sama lain oleh pita
pengaman kecil.

Di FDMA,
bandwidth yang
tersedia dari
saluran umum
dibagi menjadi
band-band yang
dipisahkan oleh
guard band.
2. TDMA
Dalam time-division multiple access (TDMA), stasiun berbagi bandwidth saluran
dalam waktu.

Di TDMA, bandwidth adalah satu saluran waktu yang digunakan antara stasiun yang berbeda.

3. CDMA
CDMA berbeda dari FDMA karena hanya satu saluran yang menempati seluruh
bandwidth tautan. Ini berbeda dari TDMA karena semua stasiun dapat mengirim data secara
bersamaan; tidak ada pembagian waktu.
Di CDMA, satu saluran membawa semua transmisi secara bersamaan.

Simple Idea of Communication With Co

Idea
Mari kita asumsikan kita memiliki empat stasiun, 1, 2, 3, dan 4, yang terhubung ke saluran
yang sama. Data dari stasiun 1 adalah d1, dari stasiun 2 adalah d2, dan seterusnya. Kode yang
diberikan ke stasiun pertama adalah c1, ke stasiun kedua adalah c2, dan seterusnya. Kami
berasumsi bahwa kode yang ditugaskan memiliki dua properti:
1. Jika kita mengalikan setiap kode dengan yang lain, kita mendapatkan 0.
2. f kita mengalikan setiap kode dengan sendirinya, kita mendapatkan 4 (jumlah stasiun).
Chip Sequence

Representasi Data
Aturan Encoding:
1. Jika sebuah stasiun perlu mengirim 0 bit, ia mengkodekannya sebagai =1;
2. jika perlu mengirim 1 bit, itu mengkodekannya sebagai +1.
3. Ketika sebuah stasiun diam, ia tidak mengirimkan sinyal, yang ditafsirkan sebagai 0.

Encoding dan Decoding


Contoh, bagaimana empat stasiun berbagi tautan selama interval 1-bit.
• Prosedur ini dapat dengan mudah diulang untuk interval tambahan.
• diasumsikan bahwa stasiun 1 dan 2 mengirimkan 0 bit dan saluran 4 mengirimkan 1 bit.
Stasiun 3 diam.
• Data di situs pengirim diterjemahkan ke -1, -1, 0, dan +1.

CDMA Encoding (multiplexer)

Sinyal Digital Dibuat oleh Empat Stasiun di CDMA

CDMA Encoding (demultiplexer)


Decoding sinyal komposit untuk satu di CDMA (Stasiun 2)

Aturan umum dan contoh membuat tabel Walsh

Jumlah urutan dalam tabel Walsh harus N = 2m


CONTOH SOAL:
Wired LANs
Protokol Ethernet
Pada 1980-an dan 1990-an beberapa jenis LAN digunakan untuk memecahkan masalah
berbagi media dengan pendekatan CSMA/CD. Token Ring, Token Bus, dan FDDI (Fiber
Distribution Data Interface) menggunakan pendekatan token-passing. Selama periode ini,
teknologi LAN lainnya, ATM LAN, yang menggunakan teknologi WAN berkecepatan tinggi
(ATM).
IEEE telah membagi lapisan data-link menjadi dua sublapisan yaitu Logical link control
(LLC) dan Media Access Control (MAC).

IEEE Project 802 membuat sublapisan yang disebut Media Access Control (MAC) yang
menentukan metode akses khusus untuk setiap LAN. Misalnya,CSMA/CD sebagai metode
akses media untuk LAN Ethernet dan menentukan metode token-passing untuk LAN Token
Ring dan Token Bus. fungsi framing function juga ditangani oleh lapisan MAC.
Ethernet Evolution
LAN Ethernet dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Robert Metcalfe dan David Boggs.
Sejak itu, ia telah melewati empat generasi: Standard Ethernet (10 Mbps), Fast Ethernet (100
Mbps), Gigabit Ethernet (1 Gbps), dan 10 Gigabit Ethernet (10 Gbps).
Characteristics:
Layanan Tanpa Koneksi dan Tidak Dapat Diandalkan
• Ethernet menyediakan layanan tanpa koneksi, yang berarti setiap frame yang dikirim tidak
bergantung pada frame sebelumnya atau berikutnya. Ethernet tidak memiliki fase
pembentukan koneksi atau penghentian koneksi.
• Pengirim mengirimkan sebuah frame kapan pun ia memilikinya; penerima mungkin atau
mungkin tidak siap untuk itu.
• Pengirim dapat membanjiri penerima dengan frame, yang dapat mengakibatkan dropping
frame.
• Jika dropping frame terjadi, pengirim tidak akan mengetahuinya.
• Karena IP, yang menggunakan layanan Ethernet, juga tanpa koneksi, ia juga tidak akan
mengetahuinya.
• Jika lapisan transport juga merupakan protokol tanpa koneksi, seperti UDP, frame hilang
dan keselamatan hanya dapat berasal dari lapisan aplikasi.
• Namun, jika lapisan transportnya adalah TCP, TCP pengirim tidak menerima pengakuan
untuk segmennya dan mengirimkannya lagi.
Format Frame:

Addressing (Pengalamatan)
Setiap stasiun di jaringan Ethernet (seperti PC, workstation, atau printer) memiliki network
interface card (NIC) sendiri. NIC cocok di dalam stasiun dan menyediakan stasiun dengan
alamat link-layer. Alamat Ethernet adalah 6 byte (48 bit), biasnaya heksadesimal, dengan titik
dua di antara byte. Misalnya : MAC Ethernet: 4A:30:10:21:10:1A
Contoh: bagaimana alamat 47:20:1B:2E:08:EE dikirim secara online. Alamat dikirim dari
kiri ke kanan, byte demi byte; untuk setiap byte, dikirim dari kanan ke kiri, sedikit demi sedikit,
Seperti:

Unicast, Multicast, and Broadcast Addresses


Alamat sumber selalu merupakan alamat unicast—frame hanya berasal dari satu stasiun.
Alamat tujuan, bagaimanapun, dapat berupa unicast, multicast, atau broadcast. Gambar ini
membedakan alamat unicast dari alamat multicast. Jika bit terkecil dari byte pertama di alamat
tujuan adalah 0, alamat tersebut adalah unicast; jika tidak, itu adalah multicast.

Untuk mengetahui jenis alamatnya, kita perlu melihat digit heksadesimal kedua dari kiri.
Jika genap, alamatnya adalah unicast. Jika ganjil, alamatnya multicast. Jika semua digit adalah
F, alamatnya disiarkan.

4A:30:10:21:10:1A → alamat unicast karena A dalam biner adalah 1010 (genap).


47:20:1B:2E:08:EE → alamat multicast karena 7 dalam biner adalah 0111 (ganjil).
FF:FF:FF:FF:FF:FF→ alamat broadcast karena semua digit adalah F dalam heksadesimal.
Implementasi Ethernet standar

Access Method
Ethernet standar memilih CSMA/CD dengan metode 1-persistent
Efisiensi Ethernet Standar
Efisiensi Ethernet didefinisikan sebagai rasio waktu yang digunakan oleh stasiun untuk
mengirim data ke waktu media ditempati oleh stasiun ini.
Efisiensi = 1/(1 + 6.5 x a )
di mana parameter "a" adalah jumlah frame yang dapat ditampung pada media.
𝑎 = (𝑝𝑒𝑛𝑢𝑛𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑎𝑔𝑎𝑠𝑖)/(𝑝𝑒𝑛𝑢𝑛𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖)
karena penundaan transmisi adalah waktu yang dibutuhkan frame dengan ukuran rata-rata
untuk dikirim dan penundaan propagasi adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai akhir
media ketika nilai parameter a menurun, efisiensinya meningkat. Artinya, jika panjang media
lebih pendek atau ukuran bingkai lebih panjang, efisiensinya meningkat. Dalam kasus ideal,
a = 0 dan efisiensinya adalah 1.
Contoh:
Dalam ethernet standar dengan laju transmisi 10 Mbps, dirasumsikan bahwa panjang
medium adalah 2500 m dan ukuran bingkai adalah 512 bit. Kecepatan propagasi sinyal dalam
kabel biasanya 2 x 10^8 m/s.
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = 2500/(2 ∙ 10^8) = 1.5 𝑢𝑠
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 = 512/ (10^7) = 51.2 𝑢𝑠
𝑎 = 12.5/51.2 = 0.24
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 39%
contoh menunjukkan bahwa a = 0,24, yang berarti hanya 0,24 dari sebuah frame yang
menempati seluruh media dalam kasus ini. efisiensinya 39 persen, yang dianggap sedang; itu
berarti bahwa hanya 61 persen dari waktu medium yang ditempati tetapi tidak digunakan oleh
sebuah stasiun.
Encoding and Decoding
Encoding in a Standard Ethernet implementation:

10Base5 implementation

10Base2: Thin Ethernet

10Base-T: Twisted-Pair Ethernet


10Base-F: Fiber Ethernet

Changes in the Standard (Perubahan Standar)


Bridged Ethernet
Langkah pertama dalam evolusi Ethernet adalah pembagian LAN dengan jembatan
(Bridge). Bridge memiliki dua efek pada LAN Ethernet:
1. Memisahkan collision domain.
2. Bridge meningkatkan bandwidth
Dalam jaringan Ethernet tanpa bridge, total kapasitas (10 Mbps) dibagi di antara semua
stasiun dengan frame untuk dikirim; stasiun berbagi bandwidth jaringan. Jika hanya satu
stasiun yang memiliki bingkai untuk dikirim, ia mendapat manfaat dari kapasitas total (10
Mbps). Tetapi jika lebih dari satu stasiun perlu menggunakan jaringan, kapasitas dibagi.
Misalnya, jika dua stasiun memiliki banyak frame untuk dikirim, mereka mungkin akan
bergantian menggunakannya. Ketika satu stasiun mengirim, yang lain menahan diri dari
mengirim. Dapat dikatakan bahwa, dalam hal ini, setiap stasiun rata-rata mengirim dengan
kecepatan 5 Mbps. Gambar berikut menunjukkan situasinya.

Contoh dengan bridge dan tanpa bridge:


Switched Ethernet

Domain mengalami tabrakan jika tanpa bridging.


Masih Switched Ethernet

Full Duplex Ethernet


1. Salah satu limit 10Base5 dan 10Base2 berupa komunikasi half-duplex (10Base-T selalu
full-duplex). Station dapat mengirim atau menerima tapi tidak bersamaan.
2. Penggantian ke full duplex ethernet meningkatkan kapasitas domain dari 10 ke 20 Mbps.

Tanpa CSMA/CD
• Fast Ethernet 100MBPS:
1. Tahun 1990 LAN Technologies (FDDI dan Fiber Channel) lebih dari 10 Mbps
2. Internet biasa harus bersaing
3. Menaikkan ke 100 Mbps
• Goal Fast Ethernet:
1. Up data rate ke 100 Mbps
2. Kompatibel dengan internet biasa
3. Sama 48 bit
4. Frame format sama
• Access Method:
1. Operasi CSMA/CD bergantung pada transmission rate, size minimum frame, panjang
jaringan max.
2. Jika ingin minimum frame size sama, panjang jaringan max. Diubah.
3. Contoh: minimum size frame 512 bits, ditransmisikan 10 kali lebih cepat sehingga
collision perlu dideteksi 10 kali lebih cepat sehingga jaringan max. 10 kali lebih pendek.
• Autonegotiation:
1. Mengizinkan station atau hub pada range kapabilitas
2. Mengizinkan 2 devices negosiasi mode atau data rate operasi. Ini bisa mengizinkan
device incompatible untuk terhubung satu sama lain. Contoh: device 100 data rate
dapat terhubung dengan 10 data rate (bekerja pada rate lebih rendah)
3. Tujuan autonegosiasi: mengizinkan incompatible device terhubung, satu device
banyak kapabilitas, izinkan station mengecek hub kapabilitas.
• Physical Layer:
• Implementasi fast internet:

• Gigabit ethernet:
1. Data rate lebih besar dari 1000 Mbps
2. IEEE standard 802.3z
3. Goals up ke 1000Mbps dengan keep the address length, the frame format, and the
maximum and minimum frame length the same.
4. Goals secara rinci:
a) Upgrade the data rate to 1 Gbps.
b) Make it compatible with Standard or Fast Ethernet.
c) Use the same 48-bit address.
d) Use the same frame format.
e) Keep the same minimum and maximum frame lengths.
f) Support autonegotiation as defined in Fast Ethernet.
Encoding Gigabit Internet:

Summary:

• 10 Gigabit Ethernet:
1. 10 Gigabit Ethernet beroperasi di full-duplex mode, tidak butuh contention CSMA/CD
di 10 Gigabit Ethernet.
2. Four implementations are the most common: 10GBase-SR, 10GBase-LR, 10GBase-
EW, and 10GBase-X4.
• Other wired network:
Jaringan digunakan pada transfer data over long distances (such as in the Internet
backbone) wide area networks (WANs):
a) Telepon untuk voice network. (The section then shows how the voice network has been
used for data transmission either as a dial-up service or DSL service).
b) The cable network. (The section first briefly describes it as a video network. The section
then shows how the video network has been used for data transmission).
c) The SONET, menggunakan fiber-optic technology and a network. (The section first
shows how the technology can be used for high-speed connection to carry data. It then
describes how we can make both linear and mesh networks using this technology).
d) The ATM, yang dapat menggunakan SONET sebagai carrier untuk high-speed wide
area network (WAN). ATM berupa cell-relay network yang digunakan fixed-size frame
(cell) sebagai transmisi data
• Telepon network:
Bermula tahun 1800 an dengan merujuk plain old telepon system (POTS). Berupa sistem
analog untuk transmisi sinyal analog. Tahun 1980 an dimulai membawa data tambahan pada
suara. Menjadi digital seperti sekarang.

• LATAs:
USA terbagi menjadi 200
local acces transport areas.
LATAs dapat di small atau
large area.

• Inter-LATA:
1. Diatur interexchange carriers (IXCs)
2. Disebut long distance companies.
3. Dapat disediakan oleh LECs
• Signalling
1. in-band signaling karena sirkuit yang sama dapat digunakan bersamaan signaling and
voice communication.
2. out-of-band signaling karena signaling and voice communication beda sirkuit.
• Evolusi telepon ke complex network, fungsionalitas sistem naik.
1. Ada dial tone, ring tone, and busy tone.
2. Transfer nomor telepon antar offices
3. Maintaining and monitoring call
4. Menjaga informasi billing.
5. Maintaining and monitoring status elephone network equipment.
6. Menyediakan fungsi lain seperti caller ID, voice mail, and so on.

Data transfer dan signalling dipisahkan di telepon modern. Data transfer selesai
satu per satu, signaling oleh lainnya.
• Signaling System Seven (SS7)
Physical Layer: MTP Level 1
Lapisan fisik pada SS7, yang disebut message transport part (MTP) level 1, menggunakan
beberapa spesifikasi lapisan fisik seperti T-1 (1.544 Mbps) dan DC0 (64 kbps).
Data-link Layer: MTP Level 2
Lapisan level 2 MTP menyediakan layanan lapisan tautan tipikal seperti paketisasi,
menggunakan alamat sumber dan tujuan di header paket, dan CRC untuk pemeriksaan
kesalahan
Network Layer: MTP Level 3
Lapisan level 3 MTP menyediakan konektivitas end-to-end dengan menggunakan
pendekatan datagram untuk switching. Router dan switch merutekan paket sinyal dari
sumber ke tujuan
Transport Layer: SCCP
Titik kontrol koneksi pensinyalan (SCCP) digunakan untuk layanan khusus seperti
pemrosesan 800 panggilan
Upper Layers: TUP, TCAP, and ISUP
Ada tiga protokol di lapisan atas. Port pengguna telepon (TUP) bertanggung jawab untuk
mengatur panggilan suara. Ini menerima digit keluar dan rute panggilan. Port aplikasi
kemampuan transaksi (TCAP) menyediakan panggilan jarak jauh yang memungkinkan
program aplikasi di komputer menjalankan prosedur di komputer lain. Port pengguna ISDN
(ISUP) dapat menggantikan TUP untuk menyediakan layanan yang mirip dengan jaringan
ISDN
• Dial-Up Service
Bandwidth saluran telepon:

Modulation/demodulation:
Modem modern dengan kecepatan bit 56.000 bps tersedia; ini disebut modem 56K
Dial-Up Network to Provide Internet Access

•Digital Subscriber Line (DSL)


Teknologi digital subscriber line (DSL) adalah salah satu yang paling menjanjikan untuk
mendukung komunikasi digital berkecepatan tinggi melalui telepon yang ada. Teknologi
DSL adalah sekumpulan teknologi yang masing-masing berbeda pada huruf pertamanya
(ADSL, VDSL, HDSL, dan SDSL). Himpunan ini sering disebut sebagai xDSL, di mana x
dapat diganti dengan A, V, H, atau S.
ADSL (Asymmetric DSL) point-to-point network

Kabel twisted-pair yang digunakan dalam saluran telepon sebenarnya mampu menangani
bandwidth hingga 1,1 MHz, tetapi filter yang dipasang di kantor akhir perusahaan telepon di
mana setiap loop lokal berakhir membatasi bandwidth hingga 4 kHz (cukup untuk komunikasi
suara). Namun, jika filter dilepas, seluruh 1,1 MHz tersedia untuk komunikasi data dan suara.
Cable Networks
• Traditional Cable Networks
Contoh kabel tradisional jaringan TV (TV Network)
• Hybrid Fiber-Coaxial (HFC) Network
Jaringan HFC (Hybrid fiber-coaxial (HFC) network)

CM and CMTS
Untuk menggunakan jaringan kabel untuk transmisi data, kita memerlukan dua perangkat
utama: modem kabel (CM) dan sistem transmisi modem kabel (CMTS)
Jaringan Cable modem transmission system (CMTS)

SD
SONET
a) SONET, yang digunakan sebagai jaringan transportasi untuk membawa beban dari WAN
lain.
b) Amerika Serikat (ANSI) dan Eropa (ITU-T) telah menanggapi dengan menetapkan standar
yang, meskipun independen, pada dasarnya serupa dan pada akhirnya kompatibel.
c) Standar ANSI disebut Synchronous Optical Network (SONET).
d) Standar ITU-T disebut Synchronous Digital Hierarchy (SDH).
e) SONET/SDH adalah jaringan sinkron menggunakan multiplexing TDM sinkron. Semua
jam dalam sistem dikunci ke jam utama.
f) SONET dikembangkan oleh ANSI; SDH dikembangkan oleh ITU-T
• Arsitektur
1. Sinyal
• SONET mendefinisikan hierarki level pensinyalan listrik yang disebut sinyal transpor
sinkron (STS).
• Setiap level STS (STS-1 hingga STS-192) mendukung kecepatan data tertentu,
ditentukan dalam megabit per detik.
• Sinyal optik yang sesuai disebut optical carriers (OCs). SDH menentukan sistem
serupa yang disebut synchronous transport module (STM).
Sonet SDH Rates

2. SONET Devices
• Transmisi SONET bergantung pada tiga perangkat dasar: STS
multiplexer/demultiplexer, regenerator, add/drop multiplexer dan terminal.
• Jaringan sederhana menggunakan peralatan SONET:

• SONET Layers
Lapisan SONET dibandingkan dengan lapisan OSI atau Internet
a) Line Layer
Lapisan garis bertanggung jawab atas pergerakan sinyal melintasi garis fisik. Line
layer overhead ditambahkan ke frame pada layer ini. Multiplexer STS dan add/drop
multiplexer menyediakan fungsi lapisan garis.
b) Section Layer
Lapisan bagian bertanggung jawab atas pergerakan sinyal melintasi bagian fisik. Ini
menangani pembingkaian, pengacakan, dan kontrol kesalahan. Overhead lapisan bagian
ditambahkan ke bingkai pada lapisan ini.
c) Photonic Layer
Lapisan fotonik sesuai dengan lapisan fisik model OSI. Ini termasuk spesifikasi fisik
untuk saluran serat optik, sensitivitas penerima, fungsi multiplexing, dan sebagainya.
SONET menggunakan pengkodean NRZ, dengan adanya cahaya mewakili 1 dan tidak
adanya cahaya mewakili 0.
• SONET Frames
Frame, Byte, and Bit Transmission
Salah satu poin menarik tentang SONET adalah bahwa setiap sinyal STS-n
ditransmisikan pada kecepatan tetap 8000 frame per detik.
Hubungan perangkat-lapisan di SONET

STS-1 and STS-n frames


Frame STS dalam transisi

Sinyal SONET STS-n ditransmisikan pada 8000 frame per detik


Setiap byte dalam bingkai SONET dapat membawa saluran suara digital.
Jika kita sampel sinyal suara dan menggunakan 8 bit (1 byte) untuk setiap sampel, kita
dapat mengatakan bahwa setiap byte dalam bingkai SONET dapat membawa informasi dari
saluran suara digital. Dengan kata lain, sinyal STS-1 dapat membawa 774 saluran suara
secara bersamaan (810 dikurangi byte yang diperlukan untuk overhead).
Example 14.1
Find the data rate of an STS-1 signal.
• STS-1, seperti sinyal STS lainnya, mengirimkan 8000 frame per detik. Setiap frame STS-
1 dibuat dari 9 by (1 × 90) byte. Setiap byte terbuat dari 8 bit.
• Kecepatan datanya adalah Kecepatan data STS-1 = 8000 × 9 × (1 × 90) × 8 = 51,840
Mbps
Example 14.2
Find the data rate of an STS-3 signal.
• Temukan kecepatan data dari sinyal STS-3. Larutan STS-3, seperti sinyal STS lainnya,
mengirimkan 8000 frame per detik. Setiap frame STS-3 terbuat dari 9 byte (3 × 90) byte.
Setiap byte terbuat dari 8 bit. Kecepatan datanya adalah
• Kecepatan data STS-3 = 8000 × 9 × (3 × 90) × 8 = 155,52 Mbps
Example 14.3
What is the duration of an STS-1 frame? STS-3 frame? STS-n frame?
• Berapa durasi frame STS-1? rangka STS-3? STS-n bingkai?
• Di SONET, 8000 frame dikirim per detik. Ini berarti durasi frame STS-1, STS-3, atau
STS-n adalah sama dan sama dengan 1/8000 s, atau 125 ms.
2.4 ATM
• Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah jaringan area luas yang diaktifkan
berdasarkan protokol relai sel yang dirancang oleh forum ATM dan diadopsi oleh ITU-T.
• Kombinasi ATM dan SONET akan memungkinkan interkoneksi berkecepatan tinggi dari
semua jaringan dunia. Faktanya, ATM dapat dianggap sebagai “jalan tol” dari jalan tol
informasi.
2.4.2 Problems
• Lalu Lintas Jaringan Campuran Seperti yang dapat Anda bayangkan, berbagai ukuran
bingkai membuat lalu lintas tidak dapat diprediksi. Switch, multiplexer, dan router harus
menggabungkan sistem perangkat lunak yang rumit untuk mengatur berbagai ukuran
frame.
• Masalah lain adalah menyediakan pengiriman data rate yang konsisten ketika ukuran
frame tidak dapat diprediksi dan dapat bervariasi secara dramatis
Cell Networks
• Banyak masalah yang terkait dengan kerangka internetworking diselesaikan dengan
mengadopsi konsep yang disebut jaringan sel.
• Jaringan sel menggunakan sel sebagai unit dasar pertukaran data. Sel didefinisikan sebagai
blok informasi berukuran kecil dan tetap.
Asynchronous TDM
• ATM menggunakan multiplexing pembagian waktu statistik (asinkron) — itulah
mengapa disebut Mode Transfer Asinkron — ke sel multipleks yang berasal dari saluran
yang berbeda. Ini menggunakan slot ukuran tetap (ukuran sel).

2.4.3 Arsitektur
• ATM adalah jaringan cell-switched. Perangkat akses pengguna, yang disebut titik akhir,
terhubung melalui antarmuka pengguna ke jaringan (UNI) ke sakelar di dalam jaringan.
Sakelar terhubung melalui antarmuka jaringan ke jaringan (NNI).

• Koneksi antara dua titik akhir dilakukan melalui jalur transmisi, jalur virtual, dan sirkuit
virtual. Jalur transmisi (TP) adalah koneksi fisik (kawat, kabel, satelit, dan sebagainya)
antara titik akhir dan sakelar atau antara dua sakelar.
• Jalur transmisi dibagi menjadi beberapa jalur virtual. Jalur virtual (VP) menyediakan
koneksi atau sekumpulan koneksi antara dua sakelar.
• Jaringan sel didasarkan pada sirkuit virtual (VC).
Pengidentifikasi
Dalam jaringan sirkuit virtual, untuk merutekan data dari satu titik akhir ke titik akhir
lainnya, koneksi virtual perlu diidentifikasi. Untuk tujuan ini, perancang ATM membuat
pengenal hierarki dengan dua tingkat: pengenal jalur virtual (VPI) dan pengenal sirkuit
virtual (VCI).

Sel
Unit data dasar dalam jaringan ATM disebut sel. Panjang sel hanya 53 byte dengan 5 byte
dialokasikan ke header dan 48 byte membawa muatan (data pengguna mungkin kurang dari
48 byte).

Connection Establishment and Release


• ATM menggunakan dua jenis koneksi: PVC dan SVC.Koneksi sirkuit virtual permanen
(PVC) dibuat antara dua titik akhir oleh penyedia jaringan. VPI dan VCI ditentukan untuk
koneksi permanen, dan nilainya dimasukkan untuk tabel setiap sakelar.
• Dalam koneksi sirkuit virtual yang dialihkan (SVC), setiap kali titik akhir ingin membuat
koneksi dengan titik akhir lainnya, sirkuit virtual baru harus dibuat. ATM tidak dapat
melakukan pekerjaan itu sendiri, tetapi membutuhkan alamat lapisan jaringan dan layanan
dari protokol lain (seperti IP).
ATM Layers
Standar ATM mendefinisikan tiga lapisan. Mereka adalah, dari atas ke bawah, lapisan
adaptasi aplikasi, lapisan ATM, dan lapisan fisik Titik akhir menggunakan ketiga lapisan
sedangkan switch hanya menggunakan dua lapisan bawah.

Lapisan AAL
Lapisan adaptasi aplikasi (AAL) dirancang untuk mengaktifkan dua konsep ATM. Pertama,
ATM harus menerima segala jenis payload, baik data frame maupun stream bit. Bingkai data
dapat berasal dari protokol lapisan atas yang membuat bingkai yang ditentukan dengan jelas
untuk dikirim ke jaringan operator seperti ATM.
AAL mendefinisikan sublapisan, yang disebut sublapisan segmentasi dan reassembly
(SAR), untuk melakukannya. Segmentasi ada di sumbernya; perakitan ulang, di tempat tujuan.
Sebelum data disegmentasikan oleh SAR, data tersebut harus disiapkan untuk menjamin
integritas data. Ini dilakukan oleh sublapisan yang disebut sublapisan konvergensi (CS).
ATM mendefinisikan empat versi AAL: AAL1, AAL2, AAL3/4, dan AAL5.
Kami hanya membahas AAL5 di sini, yang digunakan di Internet saat ini.
Untuk aplikasi Internet, sublapisan AAL5 dirancang. Ini juga disebut lapisan adaptasi
sederhana dan efisien (SEAL).
WIRELESS LAN
1. Karakteristik
A. Attenuation
• Kekuatan sinyal elektromagnetik berkurang dengan cepat karena sinyal menyebar ke
segala arah; hanya sebagian kecil saja yang sampai ke penerima.
• Situasi lebih buruk dengan pengirim selular (dengan baterai dan catu daya nya kecil)
B. Interference
Penerima dapat menerima dari pengirim lain (bukan yang dimaksud) jika mereka juga
menggunakan frequency band yang sama
C. Multipath Propagation
Penerima dapat menerima lebih dari satu sinyal dari pengirim yang sama karena
gelombang elektromagnetik dapat dipantulkan kembali dari penghalang seperti dinding,
tanah, atau benda. Hasilnya adalah penerima menerima beberapa sinyal pada fase yang
berbeda (karena mereka menempuh jalur yang berbeda). Hal ini membuat sinyal kurang
dikenali
D. Error
2. Arsitektur
A. Basic Service Set (BSS)

IEEE 802.11 mendefinisikan set layanan dasar (BSS) sebagai blok bangunan WLAN.
Satu set layanan dasar dibuat dari stasioner atau stasiun wireless bergerak dan stasiun
pangkalan pusat opsional, yang dikenal sebagai Access Point (AP).
B. Extended Service Set (ESS) → terdiri dari 2 atau lebih BSS dengan AP

BSS terhubung melalui sistem distribusi, yaitu jaringan kabel atau wireless. Sistem
distribusi menghubungkan AP di BSS
C. Station Types
IEEE 802.11 mendefinisikan tiga jenis stasiun berdasarkan mobilitasnya dalam LAN
nirkabel:
1. No-transition (tidak bergerak atau bergerak di dalam BSS)
2. BSS-transition (dapat bergerak dari satu BSS ke BSS lain tetapi dalam satu ESS)
3. ESS-transition mobility (dapat bergerak dari satu ESS ke ESS lain)
3. MAC Sublayer
A. Frame Exchange Time Line

a) Sebelum mengirim frame, stasiun sumber memeriksa level energi pada frekuensi
carrier (pembawa)
b) Setelah menerima RTS dan menunggu beberapa waktu (short interframe space
(SIFS)), stasiun tujuan mengirimkan frame kontrol (clear to send (CTS)), ke stasiun
sumber. Frame kontrol ini menunjukkan bahwa stasiun tujuan siap menerima data.
c) Stasiun sumber mengirimkan data setelah menunggu sejumlah waktu yang setara
dengan SIFS.
d) Setelah menunggu sejumlah waktu yang sama dengan SIFS, stasiun tujuan
mengirimkan pemberitahuan untuk menunjukkan bahwa frame telah diterima.
B. Point Coordination Function (PCF)

Fungsi koordinasi titik (PCF) adalah metode akses opsional yang dapat
diimplementasikan dalam jaringan infrastruktur (bukan dalam jaringan ad hoc). Ini
diimplementasikan di atas DCF dan sebagian besar digunakan untuk transmisi time-
sensitive.
• PCF memiliki metode akses polling yang terpusat dan bebas pertengkaran
• AP melakukan polling untuk stasiun yang mampu disurvei
• Stasiun disurvei satu demi satu, mengirimkan data apa pun yang mereka miliki ke
AP.
• Untuk memberikan prioritas pada PCF daripada DCF, ditentukan ruang interframe
lain dan PIFS
• PIFS (PCF IFS) lebih pendek dari DIFS. Ini berarti bahwa jika, pada saat yang sama,
sebuah stasiun hanya ingin menggunakan DCF dan sebuah AP ingin menggunakan
PCF, maka AP tersebut memiliki prioritas. Karena prioritas PCF daripada DCF,
stasiun yang hanya menggunakan DCF mungkin tidak mendapatkan akses ke media.
Untuk mencegah hal ini, interval pengulangan telah dirancang untuk mencakup lalu
lintas DCF berbasis contention-free PCF dan contention-based.
• Interval pengulangan yang diulang terus menerus, dimulai dengan frame kontrol
khusus, yang disebut beacon frame.
• Ketika stasiun mendengar beacon frame, mereka memulai NAV mereka selama
periode contention-free dari interval pengulangan.
• Selama interval pengulangan, PC (Point Controller) dapat mengirim frame polling,
menerima data, mengirim ACK, menerima ACK, atau melakukan kombinasi dari
semuanya
• Pada akhir periode contention-free, PC mengirimkan bingkai CF end (contention-
free end) untuk memungkinkan stasiun berbasis contention menggunakan media
tersebut.
C. Fragmentation → wireless environment banyak noise sehingga sering rusak. Frame yang
rusak harus ditransmisikan ulang. Maka protocol akan merekomendasikan fragmentasi
dari frame besar menjadi lebih kecil. Hal ini membuat lebih efisien dalam mengirim ulang
frame kecil.
D. Frame Format

E. Frame Control (FC) Bidang FC panjangnya 2 byte dan menentukan jenis bingkai dan
beberapa informasi kontrol.
• Bidang ini menentukan durasi transmisi yang digunakan untuk mengatur nilai NAV.
Dalam satu frame kontrol, ini menentukan ID frame.
• Addresses → Ada empat bidang alamat, masing-masing sepanjang 6 byte. Arti setiap
alamat bergantung pada nilai subfield To DS dan From DS
• Sequence Control → Bidang ini, sering disebut bidang SC, mendefinisikan nilai 16-
bit. Empat bit pertama menentukan nomor fragmen; 12 bit terakhir menentukan
nomor urut, yang sama di semua fragmen.
• Frame Body → Bidang ini, yang dapat berukuran antara 0 dan 2312 byte, berisi
informasi berdasarkan tipe dan subtipe yang ditentukan dalam bidang FC.
• FCS → memiliki panjang 4 bytes dan mengandung CRC-32 error-detection sequence
F. Frame Types
1. Management Frames → untuk komunikasi awal antara stasiun dan AP
2. Control Frames → untuk mengakses saluran dan mengenali frames (nilai bidangnya
adalah 01, untuk subtipenya :

4. Addressing Mechanism

Keempat case ditentukan oleh nilai dari dua tanda di bidang FC, To DS dan From DS.
Setiap bendera dapat berupa 0 atau 1, menghasilkan empat situasi berbeda. Interpretasi dari
empat alamat (alamat 1 ke alamat 4) dalam bingkai MAC tergantung pada nilai dari tanda-
tanda tersebut.
Exposed Station Problem

Stasiun A mengirimkan ke stasiun B. Stasiun C memiliki beberapa data untuk dikirim ke


stasiun D, yang dapat dikirim tanpa mengganggu transmisi dari A ke B. Stasiun C
mendengar RTS dari A dan menahan pengiriman, meskipun komunikasi antara C dan D
tidak dapat menyebabkan tabrakan di zona antara A dan C; stasiun C tidak dapat mengetahui
bahwa transmisi stasiun A tidak mempengaruhi zona antara C dan D.
5. Pyshical Layer

A. FHSS (802.11)

Dibagi menjadi 79 subband 1 MHz dan beberapa band penjaga. Pseudorandom


number generator memilih sequence lompatan. Teknik modulasi dalam spesifikasi ini
adalah FSK dua tingkat atau FSK empat tingkat dengan 1 atau 2 bit/baud, yang
menghasilkan kecepatan data 1 atau 2 Mbps.

B. DSSS (802.11)
Teknik modulasi pada spesifikasi ini adalah PSK pada 1 Mbaud/s. Sistem
memungkinkan 1 atau 2 bit/baud (BPSK atau QPSK), yang menghasilkan kecepatan data
1 atau 2 Mbps.
C. OFDM (802.11a)
Band ini dibagi menjadi 52 subband (48 subband untuk mengirim 48 grup bit sekaligus
dan 4 subband untuk informasi control). Pembagian subband mengurangi efek
interferensi. Jika subband digunakan secara acak, keamanan juga dapat ditingkatkan.
OFDM menggunakan PSK dan QAM untuk modulasi. Kecepatan data umum adalah 18
Mbps (PSK) dan 54 Mbps (QAM).
D. HR-DSSS (802.11b)

HR-DSSS mirip dengan DSSS kecuali untuk metode pengkodeannya, yang disebut
pelengkap kode kunci (CCK). CCK mengkodekan 4 atau 8 bit ke satu simbol CCK. Agar
kompatibel dengan DSSS, HR-DSSS menetapkan empat kecepatan data: 1, 2, 5,5, dan
11 Mbps. Versi 5,5 Mbps menggunakan BPSK dan mentransmisikan pada 1,375 Mbaud/s
dengan pengkodean CCK 4-bit. Versi 11-Mbps menggunakan QPSK dan
mentransmisikan pada 1,375 Mbps dengan pengkodean CCK 8-bit.
E. OFDM (802.11g)
Teknik modulasi mencapai kecepatan data 22 atau 54 Mbps. Ini kompatibel dengan
802.11b, tetapi teknik modulasinya adalah OFDM
F. OFDM (802.11n)
Untuk meningkatkan throughput wireless LAN. Standar baru tidak hanya menekankan
bit rate yang lebih tinggi tetapi juga menghilangkan beberapa overhead yang tidak perlu.
Standar baru menggunakan antenna MIMO untuk mengatasi masalah noise di wireless
LAN. Jika kita dapat mengirimkan banyak sinyal output dan menerima banyak input, kita
berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghilangkan noise. Beberapa implementasi
proyek ini telah mencapai kecepatan data hingga 600 Mbps.
Protokol IP V4
IPv4 Address Structure
• IPv4 adalah sebuah alamat 32-bit yang terdiri dari network portion and a host portion.
Diatur oleh RFC 1918

• Subnet Mask adalah runtun 32-bit yang terdiri dari deretan bit 1 secara berturut. Banyaknya
bit 1 menunjukkan jatah network portion dan sisanya adalah host portion.

• Prefix Length adalah jumlah angka bit 1 pada subnet mask, ditulis dengan notasi “ / ”

• Network Address → Dapat diketahui dengan meng-AND-kan IPv4 Host dan Subnet Mask
• Dalam sebuah jaringan dengan struktur pengalamatan IPv4, terdapat 3 macam alamat lokal,
yaitu network address, host address, dan broadcast address.
a. Katakanlah jaringan berada di subnet mask 255.255.255.0 di alamat jaringan
192.168.10.x, maka:
b. Network address: 192.168.10.0
c. First host address: 192.168.10.1
d. Last host address: 192.168.10.254
e. Broadcast address: 192.168.10.255
• Contohnya gini dah. Ada router kebagian jatah dari indihome 192.168.10.x. Network
address-nya berarti 192.168.10.0. Kalo kita mau konek ke router, nanti bakal kebagian jatah
alamat (Host address) dari 192.168.10.1 sampe 192.168.10.254. Kalo misal kita ngirim
pesan ke 192.168.10.255, nanti seluruh host bakal nerima pesan itu.
IPv4 Unicast, Broadcast, and Multicast
• Unicast → Mengirim paket dari satu alamat ke satu alamat lain

• Broadcast → Mengirim paket dari satu alamat ke semua alamat lain

• Multicast → Mengirim paket dari satu ke alamat ke beberapa alamat yang dipilih
Types of IPV4 Addresses
Host pada IPv4 tidak dapat serta-merta di-route oleh host lain. Hal ini disebabkan dengan
adanya Private dan Public IPv4.

Lalu, bagaimana agar kita dapat mengakses server agar dapat membuka internet? Terdapat
sesuatu yang bernama NAT (Network Address Translation) yang tersedia di router-router
kesayangan anda.

• Untuk mengirimkan data ke diri sendiri, gunakan alamat 127.0.0.0 atau 127.0.0.1
• Bagi pengguna windows, alamat 169.254.0.0/16 adalah Automatic IP Addressing
(APIPA) yang menjadikan komputer anda sebagai server jika tidak terhubung ke
koneksi apapun.
• Dulu, digunakan classful addressing untuk membagi alamat IPv4. Classful addressing
adalah sebagai berikut.
• Karena classful addressing menyia-nyiakan banyak alamat, metode tersebut akhirnya
ditinggalkan dan digunakan classless addressing. Dengan classless addressing, kita
dapat melakukan subnet sesuka hati kita <3
Network Segmentation
• Ketika jaringan sudah terlalu besar, akan terjadi banyak gangguan dan ketika melakukan
broadcasting atau multicasting, maka setiap host akan terkena dampaknya. Dengan
demikian, dilakukan segmentasi atau pemecahan jaringan
• Segmentasi jaringan dilakukan dengan subnetting. Misal jaringan 127.16.0.0/16 dapat
dipecah menjadi dua 127.16.0.0/24.

• Segmentasi semacam ini akan mengimprov kecepatan jaringan. Biasanya subnetting


digunakan karena 3 alasan, yaitu:

Subnet an IPv4 Network


Pilih panjang 1 bit yang akan dijadikan sebagai alamat jaringan. Sisanya bakal dipake oleh
host. Contoh:
Kita mau bagi 192.168.0.0/16 jadi 192.168.0.0/24. Jadi:
• Ketika 192.168.0.0/16, host akan dapat dialokasikan dari 192.168.0.1 sampai dengan
192.168.255.254.
• Kalau 192.168.0.0/24, host hanya akan bisa dialokasikan dari 192.168.0.1 sampai
dengan 192.168.0.255. Dan seterusnya.
Subnet a /16 and a /8 Prefix
• Subnet dengan /16 prefix. Tabel seluruh kemungkinan :

• Menghitung Jumlah Subnet dan Host


Contoh :
1. Network awal /16 mau jadi /17
→ Subnet = 2^(17-16) = 2
→ Host = 2^(32-17) - 2 = 32766
2. Network awal /24 mau jadi /26
→ Subnet = 2^(26-24) = 2
→ Host = 2^(32-26) - 2 = 62
Subnet to Meet Requirements
• Subnet Private vs Public IPv4 Address Space
Jaringan perusahaan akan mempunyai :
a) Intranet - Sebuah jaringan internal perusahaan menggunakan address IPv4 privat
b) DMZ(Demilitarized Zone) - Sebuah server internet perusahaan, menggunakan IPv4
Public
• Minimize Unused Host IPv4 Addresses and Maximize Subnets
2 Hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan subnets adalah jumlah host dan
jumlah individual subnets
Variable Length Subnet Mask (VLSM)
• VLSM adalah sebuah cara untuk membagi subnet menjadi subnet yang lebih kecil. Berikut
adalah contoh sederhana dari pemanfaatan teknologi VLSM dalam pembagian jaringan di
sebuah kantor.
• Di sebuah kantor terdapat sebuah sumber jaringan pusat ISP dengan alamat 192.168.0.0/16.
Di kantor tersebut terdapat 11 ruangan yang masing-masing memiliki 20 komputer. Akan
dirancang sebuah jaringan yang efisien untuk kantor tersebut dengan VLSM.
• Perhatikan bahwa terdapat 20 x 11 = 220 host pada kantor tersebut. Berarti, paling tidak
diperlukan 2^n - 2 = 220 -> 2^n = 218 (Pilih n yang lebih besar) sehingga n = 8. Jadi, akan
digunakan 32 - 8 = 24 sehingga 192.168.0.0/24. Langkah terakhir, karena diperlukan
pembagian ke 11 ruangan, maka diperlukan 4 bit subnet tambahan untuk mengatur
pembagian ke ruangan. Kesimpulannya, hasil subnetting adalah 192.168.0.0/28.
Structured Design
• IPv4 Network Address Planning
Dalam Addressing Jaringan IPv4 kita perlu mengetahui:
1. Jumlah subnet yang dibutuhkan
2. Banyak host yang dibutuhkan subnet tertentu
3. Perangkat apa saja yang merupakan bagian dari subnet
4. Bagian mana yang menggunakan jaringan privat
5. Bagian mana yang menggunakan jaringan publik
Perlu untuk memeriksa kebutuhan organisasi jaringan dan bagaimana struktur subnet
dengan cara:
1. Mempelajari kebutuhan jaringan untuk mengetahui segmentasi area
2. Menentukan berapa banyak subjek yang dibutuhkan dan berapa jumlah host per subnet
3. Menentukan alamat DHCP(Dynamic Host Configuration Protocol) dan Layer 2
VLAN(Virtual LAN)
• Device Address Assignment
Dalam sebuah jaringan, terdapat beberapa perbedaan jenis perangkat yang memerlukan
address:
1. End user clients → Biasanya menggunakan DHCP untuk meminimalisir error dan
beban.
2. Servers dan peripherals → Harus memiliki IP statis yang dapat diprediksi
3. Server yang dapat diakses melalui internet → Harus memiliki alamat IPv4 publik,
biasanya diakses menggunakan NAT (Network Address Translation)
4. Intermediary devices→ Perangkat diberi address untuk keperluan manage,
pemantauan, dan keamanan jaringan.
5. Gateway → Router dan perangkat firewall adalah gateway untuk host pada jaringan
tersebut

Internet Control Message Protocol (ICMP)


Module Objectives
Module Title: ICMP (Internet Control Message Protocol) adalah protokol yang digunakan
untuk membantu penanganan kesalahan (error handling) dan prosedur pengendalian (control
procedure).
Module Objective: Gunakan berbagai alat untuk menguji konektivitas jaringan.
ICMP Messages
ICMPv4 dan ICMPv6 Messages
• Protokol Pesan Kontrol Internet (ICMP) memberikan umpan balik tentang masalah yang
terkait dengan pemrosesan paket IP dalam kondisi tertentu
• ICMPv4 adalah protokol perpesanan untuk IPv4. ICMPv6 adalah protokol perpesanan
untuk IPv6 dan menyertakan fungsionalitas tambahan.
• Pesan ICMP yang umum untuk ICMPv4 dan ICMPv6 meliputi:
1. Host reachability (keterjangkauan host)
2. Destination or Service Unreachable (Tujuan atau Layanan Tidak Terjangkau)
3. Time exceeded (waktu terlampaui)
*Catatan: Pesan ICMPv4 tidak diperlukan dan seringkali tidak diizinkan dalam jaringan
karena alasan keamanan*
Host Reachability
Pesan Echo ICMP dapat digunakan untuk menguji jangkauan host di jaringan IP.
Contoh:
• Host lokal mengirimkan ICMP Echo Request ke host
• Jika host tersedia, host tujuan merespons dengan balasan Echo.

Destination or Service Unreachable


• Pesan ICMP Destination Unreachable dapat digunakan untuk menginformasikan sumber
daya bahwa tujuan atau layanan tidak dapat dijangkau.
• Pesan ICMP akan menyertakan kode yang menunjukkan mengapa paket tidak dapat
dikirimkan.
Beberapa kode Destination Unreachable untuk ICMPv4 adalah sebagai berikut :
• 0 - Net unreachable
• 1 - Host unreachable
• 2 - Protocol unreachable
• 3 - Port unreachable
Beberapa kode Destination Unreachable untuk ICMPv6 adalah sebagai berikut :
• 0 - No route to destination
• 1 - Communication with the destination is administratively prohibited (e.g., firewall)
• 2 – Beyond scope of the source address
• 3 - Address unreachable
• 4 - Port unreachable
Time Exceeded
• Ketika bidang Time to Live (TTL) dalam paket dikurangi menjadi 0, pesan ICMPv4 Time
Exceeded akan dikirim ke host sumber.
• ICMPv6 juga mengirimkan pesan Time Exceeded. Alih-alih bidang TTL IPv4, ICMPv6
menggunakan bidang Batas Hop IPv6 untuk menentukan apakah paket telah kedaluwarsa.

*Catatan: Pesan Time Exceeded digunakan oleh alat traceroute.*


ICMPv6 Messages
ICMPv6 memiliki fitur baru dan peningkatan fungsionalitas yang tidak ditemukan di
ICMPv4, termasuk empat protokol baru sebagai bagian dari Neighbor Discovery Protocol (ND
atau NDP).
Perpesanan antara router IPv6 dan perangkat IPv6, termasuk alokasi alamat dinamis adalah
sebagai berikut:
• Router Solicitation(permohonan) (RS) message
• Router Advertisement(iklan) (RA) message
Perpesanan antara perangkat IPv6, termasuk deteksi alamat duplikat dan resolusi alamat
adalah sebagai berikut:
• Neighbor Solicitation (NS) message
• Neighbor Advertisement (NA) message
*Catatan: ICMPv6 ND juga menyertakan pesan pengalihan, yang memiliki fungsi
serupa dengan pesan pengalihan yang digunakan di ICMPv4.*
• Pesan RA dikirim oleh router yang mendukung IPv6 setiap 200 detik untuk memberikan
informasi pengalamatan ke host yang mendukung IPv6.
• Pesan RA dapat menyertakan informasi pengalamatan untuk host seperti awalan, panjang
awalan, alamat DNS, dan nama domain.
• Sebuah host yang menggunakan Stateless Address Autoconfiguration (SLAAC) akan
mengatur gateway defaultnya ke alamat link-local dari router yang mengirimkan RA.
• Perute yang mendukung IPv6 juga akan mengirimkan pesan RA sebagai tanggapan atas
pesan RS.
• Pada gambar, PC1 mengirimkan pesan RS untuk menentukan cara menerima informasi
alamat IPv6 secara dinamis.
1. R1 membalas RS dengan pesan RA.
2. PC1 mengirim pesan RS, “Hai, saya baru saja boot. Apakah ada router IPv6 di jaringan?
Saya perlu tahu cara mendapatkan informasi alamat IPv6 saya secara dinamis.”
3. R1 membalas dengan pesan RA. “Hai semua perangkat yang mendukung IPv6. Saya R1
dan Anda dapat menggunakan SLAAC untuk membuat alamat unicast global IPv6.
Awalannya adalah 2001:db8:acad:1::/64. Omong-omong, gunakan alamat link-local
saya fe80::1 sebagai gateway default Anda.”

• Perangkat yang diberi alamat unicast IPv6 global atau alamat unicast tautan-lokal, dapat
melakukan deteksi alamat duplikat(duplicate address detection) (DAD) untuk memastikan
bahwa alamat IPv6 unik.
• Untuk memeriksa keunikan suatu alamat, perangkat akan mengirimkan pesan NS dengan
alamat IPv6 miliknya sendiri sebagai alamat IPv6 yang ditargetkan.
• Jika perangkat lain di jaringan memiliki alamat ini, perangkat tersebut akan merespons
dengan pesan NA yang memberi tahu perangkat pengirim bahwa alamat tersebut sedang
digunakan.

Catatan: DAD tidak diperlukan, tetapi RFC 4861 merekomendasikan agar DAD
dijalankan pada alamat unicast.
• Untuk menentukan alamat MAC tujuan, perangkat akan mengirim pesan NS ke alamat node
yang diminta.
• Pesan tersebut akan menyertakan alamat IPv6 yang diketahui (ditargetkan). Perangkat yang
memiliki alamat IPv6 yang ditargetkan akan merespons dengan pesan NA yang berisi
alamat MAC Ethernet-nya.
• Pada gambar, R1 mengirim pesan NS ke 2001:db8:acad:1::10 menanyakan alamat MAC-
nya.
Tes Konektivitas (Ping)
IPV4 dan IPV6 memiliki kemampuan untuk tes konektivitas menggunakan ping command.
Ping command menggunakan IMCP echo request dan echo reply untuk mengecek sambungan
antar host dan mendapatkan informasi berupa success rate dan average round trip time.
Jika reply tidak diterima hingga timeout, ping akan mengeluarkan pesan "response was not
received". Ping pertama akan timeout jika memerlukan resolusi alamat (ARP atau ND)
sebelum mengirim echo request.
Ping the Loopback
Ping dapat digunakan untuk tes konfigurasi IPV4 atau IPV6 pada localhost dengan
melakukan ping ke alamat 127.0.0.1 untuk IPV4 (::1 untuk IPv6). Jika IP terinstall pada host
maka alamat 127.0.0.1 akan merespon. Jika tidak maka akan muncul pesan error.
Ping the Default Gateway
Untuk mengecek apakah Localhost bisa berkomunikasi dengan local network (dengan
router dalam keadaan beroperasi) . Successful ping mengindikasikan host dan router interface
yang menjadi default gateway dapat beroperasi pada local network. Jika alamat default
gateway tidak merespon, ping akan dikirim ke alamat IP host lain yang sedang beroperasi
dalam local network.
Ping a Remote Host
Localhost melakukan ping ke host pada remote network untuk mengecek kemampuan
komunikasi host di internetwork. Successful Ping menandakan adanya komunikasi pada local
network. Kegagalan ping response bisa jadi karena alasan keamanan (karena beberapa
administrator jaringan tidak mengijinkan messages ICMP).
Traceroute-Test the Path
Tracert digunakan untuk mengetes jalur antara 2 host dan menyediakan list-list hops yang
berhasil dicapai sepanjang jalur. Tracert menginformasikan waktu round-trip time setiap hops
dan memberi tahu jika hops tidak merespon (dengan tanda *). Tracert berfungsi untuk mencari
tahu letak router yang bermasalah.
Message pertama yang dikirim Tracert akan menghasilkan nilai TTL = 1. Ini membuat TTL
menjadi timeout pada router pertama dan router akan merespon dengan message ICMPV4
Time Exceeded. Nilai TTL akan naik (increment) setiap urutan message. Hal ini menghasilkan
informasi alamat hops saat paket timeout. Nilai TTL akan terus naik hingga destinasi tercapai.
ARP
A. MAC and IP
Dua primary addresses pada ethernet LAN
perangkat :

Primary Addresses pada


Deskripsi
Ethernet LAN

1. Digunakan untuk komunikasi Ethernet NIC ke


Primary Addresses pada
Ethernet NIC pada network yang sama
Ethernet LAN
2. Jika lokasi alamat IP pada network yang sama,
Physical Address (The MAC
lokasi MAC address akan terdapat pada lokasi
Address)
perangkat

1. Digunakan untuk mengirim paket dari original


Logical Address (The IP source ke final destination
Address) 2. Lokasi IP address sama dengan IP network sebagai
source atau terletak di remote network

Proses ketika destinasi IP address pada remote network (destinasi MAC akan menjadi alamat
dari host’s default gateway):
a. Router menguji destinasi alamat IPv4.
b. Saat router mendapatkan frame ethernet, router akan medeenkapsulasi informasi layer 2
c. Menggunakan alamat IP, router menentukan the next-hop device, lalu mengenkapulasi IP
paket ke frame link data baru untuk interface yang akan dating
d. Ketika next-hop device adalah destinasi final, maka alamat destinasi MAC adalah device
ethernet NIC.
B. ARP (Address Resolution Protocol)

• Gambar diatas adalah ilutrasi masalah ketika mengirim packet ke host lain ke local IPv4
network karena IP addressnya diketahui, tetapi MAC address dari device tidak diketahui
• Device menggunakan ARP untuk menentukan destinasi MAC address dari local device
saat IPv4 address diketahui
• Dua Fungsi Dasar ARP
1. Memperbaiki ulang IPv4 address ke MAC address
2. Maintaining table dari iPv4 ke MAC address mapping
ARP FUNCTIONS:
• Ketika packet terkirim ke data link layer untuk dienkapitulasi ke ethernet frame, device
mengacu pada ARP table atau ARP cache didalam RAM memory untuk mencari MAC
address yang dimapping ke IPv4 address
• Device pengirim akan mencari ARP table untuk destinasi alamat IPv4 dan MAC address
yang sesuai, jika destinasi packet, IPv4 address didalam network yang sama sebagai
source IPv4 address
• Jika device melokasikan IPv4 address, MAC address yang sesuai digunakan sebagai
destinasi MAC address pada frame
Menghapus Entry dari Tabel ARP:
• Untuk setiap perangkat, pengatur waktu cache ARP menghapus entri ARP yang belum
digunakan selama jangka waktu tertentu.
• Waktu berbeda tergantung pada system operasi pada perangkat
• Perintah juga dapat digunakan secara manual untuk menghapus beberapa atau semua
entri dalam tabel ARP
• Setelah entri dihapus, proses pengiriman permintaan ARP dan penerimaan balasan ARP
harus terjadi lagi untuk memasukkan peta di tabel ARP.
Tabel ARP pada perangkat Jaringan
• Pada router Cisco, perintah show ip arp digunakan untuk menampilkan tabelARP

• Pada PC Windows 10, perintah arp –a digunakan untuk menampilkan tabel ARP.

Lab - Wireshark untuk Memeriksa Frame Ethernet


Di lab ini, Anda akan melakukan hal berikut:
• Gunakan Wireshark untuk menangkap dan melihat Frame Ethernet untuk menyelidiki
ARP dan pengalamatan IP dan MAC.
• Tangkap dan analisis bingkai ICMP.

C. ARP Issues
ARP Broadcast
• Sebagai bingkai siaran, permintaan ARP diterima dan diproses oleh setiap perangkat
di jaringan lokal.
• Pada jaringan bisnis tipikal, siaran ini akan berdampak minimal pada kinerja jaringan.
• Jika banyak perangkat mulai mengakses layanan jaringan pada saat yang sama, dapat
terjadi penurunan kinerja dalam waktu singkat.
• Setelah perangkat mengirimkan siaran ARP awal dan mempelajari alamat MAC yang
diperlukan, segala dampak pada jaringan akan diminimalkan.
ARP Spoofing
• Penggunaan ARP dapat menyebabkan potensi risiko keamanan dalam beberapa kasus.
• Pelaku ancaman menggunakan spoofing ARP untuk melakukan serangan keracunan
ARP.
• Ini adalah teknik yang digunakan oleh pelaku ancaman untuk membalas permintaan
ARP untuk alamat IPv4 milik perangkat lain, seperti gateway default.
• Aktor ancaman mengirimkan balasan ARP dengan alamat MAC-nya sendiri. Penerima
balasan ARP akan menambahkan alamat MAC yang salah ke tabel ARP-nya dan
mengirimkan paket ini ke aktor ancaman.

JARKOMDAT -UAS Semester Ganjil 2021/2022


1. Jelaskan fungsi dan tanggung jawab lapisan 2 (Data Link), dan sebutkan 5 Jenis Standar
IEEE Protokol data dan sebutan Teknologinya!
a. Fungsi dan tanggung jawab data link:
• Error Control: mengatasi error yang terdapat pada data dari physical layer dan
memperbaiki galat pada bit yang diterima.
• Flow Control: multiplexing perangkat dalam jaringan.
• Link Management: menginisiasi, mengakhiri, dan menjaga proses transmisi data.
• Logical Link Control: mengidentifikasi control information untuk membedakannya
dengan data yang ditransmisikan.
• Sinkronisasi Frame: menyocokan urutan start-end pada frame yang dikirim dan
diterima.
b. Standar IEEE
• IEEE 802.2 : Logical Link Control (LLC)
• IEEE 802.1 : Higher layer LAN
• IEEE 802.IAE-2018 : MAC Security
• IEEE 802.3 : Ethernet
• IEEE 802.18 : Power over Ethernet (PoE)
• IEEE 802.11 : Wireless LAN
• IEEE 802.11ax : WiFi 6
• IEEE 802.24 : Vertical application TAG
2. Jelaskan koneksi virtual antara end device melalui jaringan!
a. Switched Virtual Circuit (SVC)
Metode pocket switching temporary yang berfungsi membangun koneksi sementara
antar 2 network nodes berbeda. Cara kerja:
• User meminta koneksi pada host/server, koneksi terbentuk jika permintaan
disetujui
• Koneksi dihentikan saat koneksi terpenuhi, jika terjadi kegagalan/down device
akan membentuk koneksi baru.
b. Permanent Virtual Connection (PVC)
Metode circuit switching yang bersifat permanen dimana koneksi antar 2 nodes dapat
berlangsung secara kontinu dan berulang. Cara kerja:
• Physical connection dari sebuah jarungan menuju device terhubung secara
langsung.
• Transmisi data menggunakan bandwidth dari perangkat penghubung tersebut.
• Transmisi data dapat dilakukan tanpa perlu membangun transmisi baru.
c. Datagram
Sistem transmisi data yang bersifat connectionless dimana tiap paket data dikirimkan
secara independent. Setiap paket data harus memiliki alamat tujuan yang lengkap.
Routing dilakukan pada tipa paket untuk tiap node sehingga paket yang dikirim pada
tujuan yang sama memiliki rute yang berbeda.
3. Jelaskan prinsip metode akses jaringan CSMA/CD, dan digunakan pada teknologi apa!
Protokol jaringan untuk pembawaan transmisi yang beroperasi pada media access control
layer. Protokol ini mengecek saluran bersama apakah penuh untuk melakukan pengiriman
data dan menginterupsi hingga saluran kosong. Jika tabrakan transmisi dideteksi pada
stasiun lain, transmisi akan dihentikan dan data yang terhenti akan dikirim oleh stasiun lain.
Setelah menunggu waktu yang ditentukan, akan dilakukan pengiriman ulang. Prinsip ini
digunakan pada jaringan berkabel (wired networks).
4. Jelaskan prinsip metode akses jaringan CSMA/CA, dan digunakan pada teknologi apa!
Protokol transmisi pada MAC layer untuk menghindari terjadinya tabrakan dalam
transmisi. Hal ini dilakukan dengan mengecek apakah saluran penuh/tidak oleh tiap stasiun.
Bila sibuk, transmisi menunggu dikirim hingga saluran kosong kemudian stasiun menunggu
selama durasi yang ditentukan sebelum pengiriman data dan timer diaktifkan. Metode ini
digunakan pada jaringan nirkabel (wireless networks).
5. Suatu alamat logika (IP Address) dari suatu Host adalah 10.30.3.103,
a. Termasuk klas apakah alamat dari host tersebut,
IP address kelas C. Mencakup range 192.0.1.1 hingga 223.255.254.254
b. Berapakah alamat Subnet Mask-nya,
255.255.255.0 karena berada pada kelas C.
c. Alamat Network-nya, dan
IP Address : 192.168.2.102
Subnet Mask : 255.255.255.0
Network Address : 192.168.2.0
d. Alamat Broadcast-nya?
IP Address : 192.168.2.102
Subnet Mask : 255.255.255.0
Broadcast Address : 192.168.2.255
Kelas A: 0.0.0.0 – 127.255.255.255
Kelas B: 128.0.0.0 – 191.255.255.255
Kelas C: 192.0.0.0 – 223.255.255.255
Kelas D: 224.0.0.0 – 239.255.255.255
Kelas E: 140.0.0.0 – 255.255.255.255
6. Apakah fungsi protokol ARP dalam jaringan TCP/IP?
Address Resolution Protocol merupakan protocol yang bertanggung jawab apakah suatu
MAC address atau alamat hardware dari suatu host tergabung dalam sebuah jaringan LAN
dengan memanfaatkan IP Address yang terkonfigurasi pada host yang bersangkutan.
7. Apakah fungsi protokol ICMP dalam jaringan TCP/IP?
Internet Control Message Protocol merupakan metode feedback mengenai pengujian
koneksi antar perangkat untuk mendeteksi adanya masalah pada jaringan komunikasi.
TCP/IP digunakan untuk proses pengiriman data dari router ataupun dari host ataupun host
ke host.

JARKOMDAT -UAS Semester Ganjil 2020/2021


1. Jelaskan mekanisme/metode deteksi galat (error detection) berdasar CRC atau FCS?
Deteksi kesalahan berbasis Cyclic Redundancy Check (CRC) dan Frame Check
Sequence (FCS) adalah teknik yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi
pada data yang dikirimkan melalui jaringan komunikasi. Kedua teknik ini menggunakan
sebuah nilai checksum yang dikalkulasikan dari data yang dikirimkan, dan nilai tersebut
dikirimkan bersamaan dengan data untuk divalidasi oleh penerima. Jika nilai checksum
yang diterima tidak sama dengan nilai yang dihitung ulang oleh penerima, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi kesalahan pada data yang dikirimkan.
2. Suatu Transmitter, hendak mengirim suatu data : 101100 (6 bit). Ditetapkan Polinomial
Pembagi: 1101 (4 bit), CRC disediakan (3 bit). Berapakah Nilai CRC pada frame data
yang dikirim?
D = 101100 (6 bit)
P = 1101 (4 bit)
FCS R = 3 bit
Maka, n = 6, k = 3, (n-k) = 6-3 = 3
Message di kali 2^3, maka 101100000
Dibagi dengan modulo 2 menggunakan operasi
XOR (⊕)
3. Pada Penerima (Receiver), berapakah nilai sisa hasil pembagian dari (pesan+CRC)
dibagi dengan polynomial pembagi, jika data yang diterima tidak mengalami error.
Jika data yang diterima tidak memiliki galat, maka nilai sisa yang diperoleh dengan
menambahkan nilai CRC ke data akan menjadi 0. Dikarenakan nilai CRC dihitung
sedemikian rupa sehingga sisa hasil pembagian dari data terhadap pembagi polinomial
adalah 0. Oleh karena itu, jika data yang diterima tidak rusak dan nilai CRC ditambahkan
ke data tsb., nilai sisa hasil dari pembagian data yang diterima terhadap pembagi polinomial
akan menjadi 0. Ini menunjukkan bahwa data telah diterima dengan benar dan bebas dari
galat.
4. Jelaskan layanan datagram approach (connectionless), dan Virtual Circuit (connection
oriented) pada packet switching
• Datagram approach: setiap paket diperlakukan secara mandiri, tanpa referensi ke
paket yang sudah pergi sebelumnya. Setiap node memilih node selanjutnya pada jalur
paket, meninjau informasi yang diterima dari node tetangga pada traffic, line failures,
dan sebagainya, Sehingga setiap paket, masing-masing dengan alamat tujuan yang
sama, tidak mengikuti rute yang sama, dan mereka mungkin dating diluar urutan ketika
tiba di titik exit.
• Virtual Circuit approach: sebuah rute yang sudah direncanakan sebelumnya
ditetapkan sebelum ada paket yang dikirimkan. Ketika rute sudah ditetapkan, seluruh
paket diantara pasangan pihak yang berkomunikasi akan mengikuti rute yang sama ini
melalui jaringan.
5. Jelaskan fungsi/tanggung jawab lapisan Network, dan berikan contoh jenis protocol
network yang anda kenal.
Fungsi lapisan network: pengiriman sumber-ke-tujuan dari paket mungkin di beberapa
jaringan. Tanggung jawab lapisan network:
a. Logical addressing: Implementasi pengalamatan fisik (physical addressing) oleh data link
layer lapisan data link menangani masalah pengalamatan secara lokal. Jika paket
melewati batasan jaringan, kita membutuhkan sistem pengalamatan lain untuk membantu
membedakan sumber dan tujuan sistem. Network layer menambah header ke paket yang
datang dari lapisan atas, yang diantara banyak hal, termasuk logical addresses dari
pengirim dan penerima
b. Routing: Ketika jaringan mandiri atau links dihubungkan untuk membuat internetwork
(jaringan dari banyak jaringan) atau jaringan besar, perangkat penghubung (router atau
switch) merutekan atau mengalihkan paket ke tujuan akhir mereka.
6. Hal apa saja yang menentukan performa/kinerja suatu lapisan network.
a. Throughput
b. Delay (response time)
c. Paket loss
d. Bandwith
e. Jitter
f. Bit error ratio
Honorable Mention
1. CIPU

3. KEMI

2. IKUBAL

4. MAZI
5. DWI CAYO
7. FARI

6. WANO

8. HARD

You might also like