You are on page 1of 12

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II


DENGAN FOKUS STUDI INTERVENSI PENCEGAHAN SYOK
HIPOGLIKEMIA DI RSUD KABUPATEN BATANG
Jurusan Keperawatan; Poltekkes Kemenkes Semarang
Prodi D-III Keperawatan Pekalongan
Jl. Perintis Kemerdekaan, Kota Pekalongan
Abstrak
Diabetes mellitus tipe II adalah bentuk yang lebih umum dari diabetes mellitus yang
merupakan akibat dari kesalahan cara tubuh menangani insulin. Diabetes mellitus tipe
ini dipercaya bahwa orang menjadi tahan terhadap insulin sehingga insulin menjadi
kurang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk menyerap glukosa dari aliran
darah. Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa darah berada dibawah
normal, yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan,
aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Tujuan kasus adalah memberikan
asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan fokus studi
intervensi pencegahan syok hipoglikemia. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif, menggunakan teknik sampling purposive sampling method dengan jumlah
dua responden. Hasil studi kasus menunjukkan kedua responden tercegah terjadinya
syok hipoglikemia. Dengan cara mengontrol kadar gula darah, memberikan obat
sesuai dosis dan memberikan pengetahuan tentang tanda gejala hipoglikemia,
penanganan dan pencegahan syok hipoglikemia.
Kata kunci: Diabetes Mellitus Tipe II, Hipoglikemia, Pencegahan Syok Hipoglikemia
Abstract
Diabetes mellitus type II is a more common form of diabetes mellitus which is
a result of the body's mismanagement of the way insulin treats. This type of diabetes
mellitus is believed that people become resistant to insulin so that insulin becomes
less effective in performing its duty to absorb glucose from the bloodstream.
Hypoglycemia is a condition of blood glucose levels below normal, which can occur
due to an imbalance between the food eaten, physical activity and drugs used. The
aim of the case was to provide nursing care in patients with type II diabetes mellitus
with a focus on the intervention study of hypoglycemic shock prevention. The method
used is descriptive method, using sampling technique purposive sampling method
with the number of two respondents. The result of the case study showed that both
respondents were prevented from hypoglycemia shock. By controlling blood sugar
levels, giving the drug according to the dose and provide knowledge about signs of
hypoglycemia symptoms, treatment and prevention of hypoglycemia shock.
Keywords: Type II Diabetes Mellitus, Hypoglycemia, Shock Prevention
Hypoglycemia
I. Pendahuluan (Dinas Kesehatan Jawa
Tengah, 2015).
A. Latar Belakang
Saat ini penanganan
Seiring berkembangnya pasien diabetes mellitus yang
zaman, disertai dengan mengalami syok Hipoglikemi
perubahan pola hidup dengan memberikan infus
tradisional ke pola hidup glukosa untuk memenuhi
modern membuat maraknya kadar gula didalam tubuh.
makanan instan ataupun Strategi utama dalam
makanan cepat saji (fast food) mengontrol hipoglikemia
dan perilaku manusia yang seperti memberikan edukasi
kurang sehat dengan tidak pada pasien tentang gejala
diikuti peningkatan aktivitas awal hipoglikemia, bagaimana
fisik yang cukup dapat menolong atau merawat diri
mengakibatkan penyakit sendiri saat hipoglikemi
diabetes mellitus. terjadi. Pasien diajarkan dalam
mengatur waktu kebutuhan
Berdasarkan data
makan, membatasi jumlah
World Health Organization
karbohidrat yang dimakan,
(WHO) pada tahun 2015
sering memonitor gula darah,
sebanyak 9,1 juta orang di
belajar mengenali hubungan
dunia yang menderita penyakit
penurunan tingkat gula darah
diabetes mellitus. Diabetes
dengan gejala hipoglikemi,
mellitus di Asia akan naik
hindari minum-minuman
sampai 80% dalam 20 tahun ke
beralkohol dan lakukan
depan. Indonesia menempati
olahraga secara rutin untuk
urutan ke-4 angka kesakitan
menjaga berat badan tetap
diabetes mellitus di dunia
setelah India, Cina dan ideal (Sudoyo.A 2013,
hlm.1904).
Amerika Serikat. Prevalensi
diabetes mellitus di daerah A. Rumusan Masalah
tropis seperti indonesia
terhitung tinggi. Bagaimanakah asuhan
keperawatan pada pasien
Jumlah kasus diabetes diabetes mellitus tipe II dengan
mellitus di Provinsi Jawa fokus studi intervensi
Tengah pada tahun 2013 pencegahan syok
sebesar 110.860 kasus, lebih hipoglikemia?
rendah dibanding tahun 2012
(19.493), meningkat di tahun B. Tujuan Penelitian
2014 ada 121.203 orang dan
pada triwulan pertama tahun Menggambarkan asuhan
2015 sudah ada 46.647 orang keperawatan pada pasien
diabetes mellitus tipe II komplikasi pada mata, ginjal, dan
dengan fokus studi intervensi pembuluh darah. (Nugroho.T
pencegahan syok 2011 hlm.258).
hipoglikemia. Diabetes mellitus tipe II
adalah bentuk yang lebih umum
C. Manfaat Penelitian dari diabetes mellitus yang
1. Bagi Pasien merupakan akibat dari kesalahan
Penulis berharap cara tubuh menangani insulin.
karya tulis ilmiah ini dapat Diabetes mellitus tipe ini
memberikan informasi lebih dipercaya bahwa orang menjadi
untuk pasien diabetes tahan terhadap insulin sehingga
mellitus tipe II dengan insulin menjadi kurang efektif
intervensi pencegahan syok dalam menjalankan tugasnya
hipoglikemia dan pasien untuk menyerap glukosa dari
tahu bagaimana cara aliran darah (Buckman.R, 2010,
mencegah syok hlm.13).
hipoglikemia. Hipoglikemia merupakan
2. Bagi Institusi Pendidikan keadaan kadar glukosa darah
Sebagai bahan berada dibawah normal, yang
bacaan pada institusi dapat terjadi karena
pendidikan dengan ketidakseimbangan antara
pembahasan masalah pada makanan yang dimakan, aktivitas
pasien diabetes mellitus tipe fisik dan obat-obatan yang
II dengan intervensi digunakan. Sindrom hipoglikemia
pencegahan syok ditandai dengan gejala klinis
hipoglikemia. anatara penderita merasa pusing,
3. Bagi Peneliti Selanjutnya lemas, gemetar, pandangan
Karya tulis ilmiah menjadi kabur dan gelap,
ini diharapkan dapat berkeringat dingin, detak jantung
bermanfaat bagi meningkat dan terkadang sampai
perkembangan ilmu hilang kesadaran atau disebut
keperawatan khususnya syok hipoglikemia (Martiin.S,
pada pasien diabetes. 2008 hlm.528).
mellitus tipe II dengan III. Metode Penelitian
intervensi pencegahan syok
hipoglikemia. A. Rancangan Penelitian
II. Tinjauan Pustaka Metode penulisan yang
digunakan oleh penulis adalah
Diabetes mellitus metode deskriptif.
merupakan keadaan hiperglikemia B. Subjek Penelitian
kronik disertai berbagai kelainan Subjek dalam studi
metabolic akibat gangguan kasus ini adalah dua pasien
hormonal yang menimbulkan dengan diabetes mellitus tipe
II di RSUD Kabupaten lelah akibat kekurangan
Batang. Teknik sampling yang energi.
digunakan adalah purposive E. Instrumen Penulisan
sampling method. Instrument penulisan karya
Dengan ketentuan: tulis ilmiah merupakan alat
1. Kriteria insklusi ukur dalam studi kasus.
a. Pasien dengan Instrumen yang digunakan
diabetes mellitus tipe penulis sebagai alat
II pengumpulan
b. Usia di atas 40 tahun F. Metode Pengumpulan Data
c. Kadar gula darah Metode pengumpulan
>200 mg/dl data menurut Nursalam (2008
2. Kriteria eksklusi hlm.137) yang dilakukan
a. Diabetes mellitus tipe penulis adalah dengan
II dengan komplikasi wawancara, observasi, dan
seperti gangguan studi dokumentasi.
ginjal dan jantung G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
b. Pasien mengalami Pengelolaan pasien
keadaan kritis atau akan dilakukan pada tanggal
koma 18 April 2018 – 21 April 2018
C. Fokus Studi di Ruang Melati RSUD
Fokus studi dalam studi Kabupaten Batang selama 3
kasus ini adalah asuhan hari.
keperawatan pada pasien H. Analisa Data dan Penyajian
diabetes mellitus tipe II Data
dengan fokus studi Setelah dilakukan
intervensi pencegahan syok pengolahan data dan
hipoglikemia. didapatkan hasil penulisan,
D. Definisi Operasional maka data hasil studi kasus
Karakteristik untuk disajikan dalam bentuk teks
menentukan apakah pasien (terstruktur) atau narasi dan
tersebut termasuk dalam dapat disertai dengan cuplikan
pasien yang memiliki resiko ungkapan verbal dari subyek
syok hipoglikemia antara yang menjadi kelolaan yang
lain adanya pasien tampak merupakan data
lemas, kadar glukosa darah pendukungnya. Kerahasiaan
mengalami penurunan dari pasien dijamin dengan
keadaan umum lemah, nadi cara mengaburkan identitas
<80x/menit, suhu dari pasien.
meningkat, gelisah, tidak I. Etika Penelitian
perhatian, bicara lambat, Menurut Nursalam
menguap dan letargi atau (2008, hlm.194) prinsip etika
menjelaskan bahwa data dapat
dibedakan menjadi 3 bagian Pada riwayat kesehatan
yaitu sebagai berikut: kedua klien ditemukan bahwa
1. Prinsip Manfaat keduanya baru mengetahui
mempunyai penyakit diabetes saat
2. Prinsip menghargai hak diperiksakan di RSUD Kabupaten
asasi manusia (respect Batang, dalam hal ini dari kedua
human dignity) klien kurang mengetahui tentang
3. Keadilan (right to kesehatan dirinya sendiri. Saat
justice) diberikan penyuluhan kesehatan
tentang mencegah syok
IV. Hasil dan pembahasan hipoglikemia keduanya mampu
A. Pengkajian mengikuti dan memahami materi
Pada tahap pengkajian yang diberikan namun saat
penulis mengumpulkan data dilakukan penyuluhan ada
melalui wawancara pada pasien kesulitan yang dialami oleh
dan keluarga, observasi langsung pasien Ny. S dimana pasien Ny. S
pasien, pemeriksaan fisik pasien, lebih sulit memahami isi materi
dan studi dokumentasi seperti yang diberikan, karena Ny. S
rekam medis, terapi dan beberapa mempunyai daya ingat yang
pemeriksaan penunjang. lemah.
Dalam melakukan Tn. M berusia 54 tahun
pengkajian penulis tidak berjenis kelamin laki-laki dan Ny.
mengalami kesulitan, hal ini S berusia 63 tahun berjenis
dikarenakan sikap pasien dan kelamin perempuan. Yang
keluarga terhadap penulis mempengaruhi daya ingat
kooperatif terhadap tindakan yang diantaranya usia dan jenis
dilakukan oleh perawat. Saat kelamin, menurut Anonim I
dilakukan pengkajian pada pasien (2008).Faktor jenis kelamin
pertama dan kedua yakni mempengaruhi ingatan seseorang;
mempunyai maslah yang sama wanita diduga lebih banyak dan
yaitu tidak mengetahui tentang cenderung untuk menjadi pelupa.
apa itu syok hipoglikemia, tidak Hal ini disebabkan karena
tah cara penanganan dan pengaruh hormonal, stres yang 2
pencegahan syok hipoglikemia menyebabkan ingatan berkurang,
dikarenakan kurangnya informasi akhirnya mudah lupa. Bila kerja
tentang penyakitnya. Kedua klien otak kurang aktif, maka sel-sel
merupakan lulusan SD dimana yang jarang dirangsang tersebut
yaitu pendidikan rendah menurut akan mengalami kemunduran dan
Notoatmodjo (2010), bahwa salah menyebabkan mudah lupa.
satu faktor yang mempengaruhi Semakin tua seseorang maka akan
tingkat pengetahuan seseorang mengalami kemuduruan pada
adalah pendidikan. otak dan memori dan
menyebabkan mudah lupa.
Pasien mampu mengenal diagnosis keperawatannya adalah
tanda dan gejala hipoglikemia. intervensi pencegahan syok
Sesuai menurut teori Greenstein.B hipoglikemia. Diagnosis
(2010, hlm.82) ada individu yang keperawatan ini dimunculkan
mengalami hipoglikemia, respon karena sesuai dengan batasan
fisiologi terhadap penurunan karakteristik yaitu resiko
glukosa darah tidak hanya terjadinya syok hipoglikemia
membatasi makin parahnya berhubungan dengan kurangnya
perubahan metabolisme glukosa, informasi tentang penyakitnya, di
tetapi juga menghasilkan berbagai tandai dengan mengungkapkan
keluhan dan gejala yang khas. kurang pengetahuan atau
Diantaranya yaitu Otonomik; permintaan informasi tentang
Berkeringat, jantung berdebar, pencegahan syok hipoglikemia
tremor dan lapar. pada diabetes mellitus.
Neuroglikopenik; Bingung, C. Rencana Keperawatan
mengantuk, sulit berbicara, Dalam membuat sebuah
inkoordinasi, perilaku yang perencanaan, tentunya penulis
berbeda, gangguan visual dan melibatkan peran anggota kelurga
parestesi. Dan Malaise; Mual dan dengan tujuan untuk
sakit kepala. Pada hipoglikemia mempermudah klien memecahkan
berat dapat menyebabkan kejang, masalahnya. Hal ini sesuai
koma dan aritmia jantung, bila dengan teori yang disampaikan
hipoglikemia berulang dapat oleh ungkapan kepuasan terhadap
menimbulkan gangguan status kesehatan, menjelaskan
intelektual progresif. faktor yang terjadi syok
Selain memberikan hipoglikemia dan
edukasi pengetahuan tentang mengidentifikasikan untuk
pencegahan syok hipoglikemia mencegah terjadinya syok
penulis juga melakukan hipoglikemia dan syok
pencegahan syok hipoglikemia hipoglikemia dapat teratasi.
seperti memanatau kadar gula Menurut (Wilkinson J, 2012,
darah, menurut Buckman. R. hlm.65) kriteria hasil syok
(2010) dengan memantau kadar hipoglikemia adalah sebagai
gula darah dapat menurunkan berikut: Tanda-tanda vital pasien
resiko terjadinya syok stabil, kadar gula darah dalam
hipoglikemia karena bila terjadi batas normal, pasien tidak
penurunan kadar gula darah mengalami adanya penurunan
dalam batas normal dapat terjadi kesadaran, pasien waspada dan
syok hipoglikemia. terorientasi terhadap tanda-tanda
syok hipoglikemia.
B. Perumusan Diagnosa Kemudian penulis
Berdasarkan data fokus dalam menetapkan tindakan
pengkajian maka permasalahan / keperawatan yaitu monitor kadar
gula secara rutin, anjurkan pasien dilanjutkan dengan mengkaji
untuk tidak menunda waktu pengetahuan pasien tentang
makan, anjurkan pasien untuk definisi, tanda gejala, penanganan
olahraga atau beraktivitas, ajarkan pada syok hipoglikemia dan
keluarga dan pasien tentang tanda pecegahan syok hipoglikemia.
dan gejala datangnya syok Dimana menurut Notoatmodjo
hipoglikemia, anjurkan pasien (2010) pengetahuan merupakan
untuk mengatur diet rendah domain yang sangat penting untuk
karbohidrat dan lemak, terbentuknya tindakan seseorang
konsultasikan dengan dokter (overt behavior).
untuk jumlah dosis insulin atau Pertemuan kedua, pada
hipoglikemik oral, fokus tanggal 19 April 2018 pukul
intervensi untuk kurang 09.00 WIB penulis memberikan
penetahuan tentang pencegahan pendidikan kesehatan mengenai
syok hipoglikemia yaitu Evaluasi pengertian, penyebab, tanda
ulang tingkat pengetahuan gejala, penanganan pada syok
keluarga setelah diberi hipoglikemia dan pecegahan syok
penyuluhan. hipoglikemia. Pendidikan
Metode yang dilakukan kesehatan dilakukan dengan
adalah dengan menggunakan menjelaskan materi melalui tanya
metode pendidikan individual jawab dengan menggunakan
karena diharapkan dengan lembar balik dan leaflet selama 60
dilakukan pendidikan individual menit. Penulis melakukan diskusi
dapat membina perilaku baru atau bersama pasien dan keluarga
dapat menuju pada perubahan mengenai pengertia, penyebab
perilaku atau inovasi yang lebih tanda gejala penanganan pada
baik. Pendekatan yang digunakan syok hipoglikemia dan pecegahan
adalah pendekatan penyuluhan, syok hipoglikemia.
dengan cara ini kontak antara Kemudian pada pertemuan
klien dengan penulis lebih ketiga yang dilaksanakan pada
intensif, setiap masalah yang tanggal 20 April 2018 pukul
dihadapi oleh klien dapat 09.30 WIB, melakukan tindakan
diketahui dan dibantu keperawatan ketiga adalah
penyelesaiannya. mengulang kembali pengetahuan
D. Implementasi pasien tentang definisi, penyebab,
Tindakan keperawatan tanda gejala, penanganan pada
untuk diagnosa resiko terjadinya syok hipoglikemia dan pecegahan
syok hipoglikemia yang terjadi syok hipoglikemia.
pada pasien diabetes mellitus Menurut Buckman. R.
dilakukan pada tanggal 18 April (2010) cara mencegah syok
2018 pukul 13.30 WIB. Tindakan hipoglikemia dengan pemantauan
yang dilakukan adalah mengkaji/ glukosa darah, kemampuan
mengecek kadar gula darah melakukan pemantauan glukosa
darah merupakan faktor penting pasien mengikuti dan
menentukan keberhasilan memperhatikan dengan baik
pengelolaan diabetes baik pendidikan kesehatan dengan
penanganan maupun pencegahan media lembar balik dan leaflet
hipoglikemia dengan cara mengenai pencegahan syok
monitoring glukosa darah secara hipoglikemia. Adapun respon
rutin , lakukan olahraga secara yang didapatkan dari kedua
rutin dan pertahankan berat badan pasien yaitu Tn. M mampu
ideal, olahraga dapat menjelaskan mampu menjelaskan
memperbaiki resistensi insulin kembali tentang pengertian,
sehingga insulin menjadi lebih penyebab, tanda gejala,
efektif dalam mengankut glukosa penanganan pada syok
darah, karena dengan olahraga hipoglikemia dan pecegahan syok
dapat membakar kalori simpanan hipoglikemia. Sedangkan Ny. S
dalam otot sebgai glukasgon dan mampu menjelaskan kembali
kebutuhan untuk menggantikan tentang pengertian, penyebab,
kalori yang terbakar ini menarik tanda gejala, penanganan pada
glukosa keluar dari aliran darah, syok hipoglikemia dan pecegahan
dan dengan demikian mengurangi syok hipoglikemia, namun harus
gula yang bersirkulasi, jangan diberi penjelasan berulang-ulang.
mengurangi jadwal makan atau Solusi yang diberikan untuk
menunda waktu makan karena hal kedua pasien adalah
ini akan menyebabkan dibutuhkannya dukungan dari
ketidakstabilan kadar gula darah keluarga, sebagaimana menurut
bila terjadi kekurangan glukosa Setiadi (2008) bahwa dukungan
maka akan terjadi hipoglikemia, keluarga dapat berakibat pad
sedangkan menurut Nurarif dan status kesehatan dan adaptasi
Kusuma (2015) pengaturan diet, keluarga, dukungan emosional
penatalaksanaan ini dilakukan berupa perhatian, kasih saying
dengan cara mengendalikan dan mepati, dukungan informasi
asupan makanan pada penderita untuk menekankan munculnya
diabetes mellitus, seperti: suatu stressor karena informasi
mengurangi asupan karbohidrat, yang diberikan dapat memberikan
makanan yang berlemak. sugesti khusus bagi individu.
E. Evaluasi F. Keterbatasan Penulisan
Evaluasi dan tindakan Dalam studi kasus ini
keperawatan dengan penulis menemui hambatan
mengevaluasi ulang tingkat sehingga menjadi keterbatasan
pengetahuan keluarga setalah dalam penyusunan studi kasus ini.
diberikan pendidikan kesehatan Beberapa keterbatasan ini adalah
tentang pencegahan syok waktu pengambilan kasus yang
hipoglikemia. Proses evaluasi kurang efisien sehingga tidak bisa
menunjukkan hasil dari kedua melakukan asuhan keperawatan
secara maksimal, dalam dan memonitor kadar gula
memonitor kadar gula darah tidak darah.
bisa dilakukan kapanpun karena 5. Setelah dilakukan tindakan
dari pihak rumah sakit pencegahan syok hipoglikemia
mempunyai petugas laboratorium dievaluasi menunjukkan bahwa
yang mengecek kadar gula darah. respon pengetahuan tentang
V. Simpulan dan Saran definisi, penyebab, tanda gejala,
A. Simpulan penanganan, dan pencegahan
1. Dari data hasil pengkajian syok hipoglikemia dan pasien
menunjukkan bahwa pasien terhindar dari resiko syok
diabetes mellitus, yaitu dengan hipoglikemia.
kadar gula darah yang melebihi B. Saran
batas normal. Kedua pasien Setelah membandingkan
diabetes mellitus tidak antara tinjauan teori dan
mengetahui tentang syok pengalaman yang penulis
hipoglikemia. peroleh selama melakukan
2. Diagnisa keperawatan resiko asuhan keperawatan pada
terjadinya syok hipoglikemia kedua klien dengan focus studi
behubungan dengan kurangnya intervensi pencegahan syok
informasi tentang penyakitnya. hipoglikemia, maka saran yang
3. Untuk mencagah terjadinya syok dapat penulis berikan kepada
hipoglikemia menyusun pembaca adalah sebagai
perencanaan yang dilakukan berikut :
difokuskan pada defisit 1. Bagi Institusi Pendidikan
pengetahuan tentang Bagi institusi
pencegahan syok hipoglikemia pendidikan agar bisa
yaitu dilakukan dengan menjadi sumber
menjelaskan dan pembelajaran bagi
mendemonstrasikan tentang mahasiswa. Hasil laporan
definisi, penyebab, tanda gejala, kasus asuhan keperawatan
penanganan, dan pencegahan dengan fokus studi
syok hipoglikemia. intervensi pencegahan syok
4. Tindakan keperawatan hipoglikemia ini dapat
dilakukan berdasarkan dijadikan sebagai bahan
perencanaan yang disusun, bacaan dan referensi untuk
difokuskan pada pendidikan meningkatkan dan
kesehatan tentang definisi, mengembangkan ilmu
penyebab, tanda gejala, pengetahuan mahasiswa.
penanganan, dan pencegahan 2. Bagi Klien dan Keluarga
syok hipoglikemia dengan Setelah diberikan
menggunakan media lembar pengetahuan tentang
balik dan leaflet selain itu juga pencegahan syok
tindakan seperti pemberian obat, hipoglikemia meningkat
dan pasien mampu Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2013.
mencegah terjadinya syok Profil Kesehatan Provinsi Jawa
hipoglikemia secara Tengah.
mandiri. Dan diberikan (online).http://www.depkes.go.i
tindakan keperawatan d/resources/download/profil/PR
pencegahan syok OFIL_KES_PROVINSI_2013/1
hipoglikemia oleh perawat 3_Prov_Jateng_2013.pdf
klien terhindar dari resiko diakses pada tanggal 19 Oktober
syok hipoglikemia. 2017)
3. Bagi Calon Penulis Greenstein, Ben., & Wood, Diana .
Selanjutnya 2007. The Endocrine System at
Bagi calon penulis a Glance Second Editon.
selanjutnya yang mungkin Blackwell Publishing Ltd.
tertarik untuk mengangkat Terjemahan Elizabeth Yamine
kasus asuhan keperawatan & Asri Dwi. 2010. At a Glance
dengan fokus studi Sistem Endokrin. Jakarta:
intervensi pencegahan syok Erlangga
hipoglikemia harus benar- Hafan, Jon. dkk. 2010. 2016. Studi
benar menguasai konsep Fenomenologi Pengalaman
dan teori tentang Penyandang Diabetes Mellitus
hipoglikemia. Selain itu Yang Pernah Mengalami
penulis harus memiliki Episode Hipoglikemia. (online).
kemampuan yang baik (repository.une.j.ac.id/handle/12
dalam melakukan 3456789/77286 diakses pada
pengkajian dan menentukan tanggal 19 Oktober 2017)
masalah dengan tepat Imron. 2014. Metodologi Penelitian
sehingga asuhan Bidang Kesehatan. Jakarta:
keperawatan dapat tercapai Sagung Seto
sesuai dengan masalah yang Martin, Susan T. dkk . 2008. Standar
telah ditemukan. Perawatan Pasien. Jakarta:
Daftar Pustaka Kedokteran EGC
Anata. 2009. Waspadai Gejala Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku
Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Tugu Publisher Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma.
Buckman, Robert & Chris. 2009. 2015. Aplikasi Asuhan
What You Really Need to Know Keperawatan Berdasarkan
About Living With Diabetes. Diagnosa Medis & NANDA
Marshall Editions Developments. NIC-NOC.Yogyakarta: Medi
Terjemahan Dharma Theodar. Action
2010. Apa yang Seharusnya Anda Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan
Ketahui Tentang Hidup Dengan Keperawatan Maternitas, Anak,
Diabetes. Yogyakarta: PT Citra Bedah, Penyakit Dalam.
Aji Parama Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. 2008. Konsep dan
penerapan metodologi
penelitian keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Rekam Medik RSUD Kabupaten
Batang .2016 . Register Diabetes
Mellitus
Sudoyo. Aru. dkk. 2013. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi V;. Jakarta: Interna
Publishing
WHO (World Health Organization).
http://indodiabetes.com/data-
statistik-jumlah-penderita-
diabetes-di-dunia-versi-
who.html diakses pada tanggal
19 Oktober 2017)
Widharto. 2009. Kencing Manis
(Diabetes). Jakarta Selatan: PT
Sunda Kelapa Pustaka
Wilkinson. Judith M. 2009. Prentice
Hall Nursing Diagnosis Handbook.
Prentice Hall. Terjemahan
Wahyuningsih,. Esty. 2012. Buku
Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

You might also like