You are on page 1of 8

MAKALAH SEJARAH PEMINATAN

PEOPLE POWER DI FILIPHINA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK 7
1. SALSAHDILA AGUSTIN
2. M. JERY PRASETYO
3. DENI SAPUTRA
4. ADITIA PUTRA
5. SUPERI ANUGERA PUTRA

GURU PEMBIMBING : MURDHO HERNOWO AJI, S.Pd

SMA N 2 PLAKAT TINGGI


TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah People Power di Filiphina.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang People Power di Filiphina ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap kita semua.

Sidomukti, Januari 2023

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………

1.3 Tujuan.................………………………………………………………………….

BAB 2 PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian dari People Power ?................................................................................

2.2 Latar belakang terjadinya People Power di Filipina……………………………….

2.3 Dampak yang ditimbulkan dari People Power di Filipina…………………………

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………

3.2 Daftar Pustaka………………………………………………………………………

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada 30 Desember 1965 Ferdinand Edralin Marcos dilantik sebagai Presiden Filipina. la
terpilih sebagai presiden karena dipandang memiliki kemampuan kuat dalam memerangi
kemiskinan, kejahatan, dan korupsi yang merajalela di kalangan aparat pemerintahan. Selain itu,
sejak masa pemerintahan sebelumnya, ia telah dipercaya sebagai staf ahli pemerintahan. Dalam
masa pemerintahannya, ternyata Filipina tidak mengalami banyak kemajuan. Bahkan banyak para
pengamat politikmenilai Marcos sering melakukan tindakan inkonstitusional. Situasi demikian
mendorong partai-partai oposisi Filipina menggalang persatuan untuk melancarkan gerakan
perlawanan menentang Marcos. Tokoh oposisi paling terkemuka di Filipina pada saat itu ialah
Benigno Aquino. Selain itu, pemerintahan Marcos dianggap tidak berdaya menghadapi aksi
perlawanan yang digalang kaum gerilya komunis, New People Army (NPA) atau Tentara Rakyat
Baru yang mendapat dukungan senjata dan dana dari negara-negara komunis dan Front
Pembebasan Mow yang berkeinginan mendirikan negara sendiri di Mindanao (Filipina Selatan).
Dalam menghadapi situasi seperti itu, pada tahun 1973 Presiden Marcos mengeluarkan Undang-
undang Darurat Perang. Undang-undang ini memberi kekuasaan lebih besar bagi Marcos untuk
mengambil segala tindakan demi menyelematkan negara dari kehancuran. Pihak oposisi jelas
menentang undang-undang ini. Pihak oposisi menuduh undang-undang tersebut akan
dimanfaatkan Marcos untuk melestarikan kekuasaannya.

Pada bulan Februari 1986 hasil pemilu diumumkan yang menyatakan Marcos sebagai
pemenangnya. Pihak oposisi menolak pengumuman pemerintah itu. Pihak oposisi menuduh
pemerintah telah melakukan kecurangan dalam perhitungan suara. Dalam suasana saling tuduh
dan merebaknya aksi demonstrasi, Presiden Marcos mempercepat proses pengambilan sumpah
dan pelantikan dirinya sebagai presiden. Hal serupa dilakukan pula oleh Corazon yang mendapat
dukungan berbagai kalangan. Dengan demikian, Filipina pada suatu ketika sempat mempunyai
dua orang presiden.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengetian dari People Power di Filiphina ?
2. Apakah Latar Belakang tejadinya People Power di Filipina
3. Apakah Dampak akibat dari People Power di Filiphina ?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari People Power yang ada di Filiphina
2.Untuk mengetahui Latar belakang dari kejadian People Power di Fliphina
3. Untuk mengetahui dampak akibat dari People Power di Filipina

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari People Power


Belum ada definisi yang tepat untuk menjelaskan istilah people power selain arti dalam
bahasa Indonesia yaitu kekuatan rakyat. Disebut kekuatan rakyat karena gerakan ini terbukti
mampu menyatukan banyak orang dengan tujuan dan maksud yang sama. Adanya suatu isu atau
permasalahan yang mengarah ke ketidakadilan membuat rakyat bersatu padu menuntut
penyelesaian masalah tersebut. Namun gerakan ini tak selalu berarti kekerasan. Hal paling
penting dalam people power adalah bagaimana terwujudnya kepentingan yang sama dari seluruh
rakyat.
People power merupakan proses dinamis yang meletup karena terimbas dari aktivitas
maupun momentum yang terjadi sebelumnya. Mekanisme meretasnya people power dipengaruhi
sejumlah elemen. Pertama, struktur mobilisasi. Keunggulan people power bertumpu pada
kemampuan memobilisasi massa dengan tuntutan isu yang seragam dan dikemas dalam aksi
damai pada rentang waktu tertentu. Penggunaan media high-tech tak sebatas membentuk opini
dan solidaritas virtual, tapi sampai pada menghipnotis massa untuk tumpah ruah di jalanan. Saat
EDSA I (1986), peran Radio Veritas sangat vital dalam menciptakan kanal mobilisasi. Siaran
Radio Veritas tidak saja menjadi satu-satunya medium komunikasi yang menyiarkan langsung
perkembangan aksi, tapi juga memberi informasi pada “kerumunan” atas pergerakan pasukan
Marcos, permintaan logistik, dan yang terpenting memobilisasi hingga dua juta orang di sekitar
camp Aquinaldo dan EDSA. Pada EDSA II, peran Radio Veritas digantikan pesan pendek via
telepon genggam. Green Revolution di Iran menggunakan Internet, khususnya media Twitter.

2.2 Latar Belakang People Power Filipina


Pada 30 Desember 1965 Ferdinand Edralin Marcos dilantik sebagai Presiden Filipina. la
terpilih sebagai presiden karena dipandang memiliki kemampuan kuat dalam memerangi
kemiskinan, kejahatan, dan korupsi yang merajalela di kalangan aparat pemerintahan. Selain itu,
sejak masa pemerintahan sebelumnya, ia telah dipercaya sebagai staf ahli pemerintahan. Dalam
masa pemerintahannya, ternyata Filipina tidak mengalami banyak kemajuan. Bahkan banyak para
pengamat politikmenilai Marcos sering melakukan tindakan inkonstitusional. Situasi demikian
mendorong partai-partai oposisi Filipina menggalang persatuan untuk melancarkan gerakan
perlawanan menentang Marcos. Tokoh oposisi paling terkemuka di Filipina pada saat itu ialah
Benigno Aquino. Selain itu, pemerintahan Marcos dianggap tidak berdaya menghadapi aksi
perlawanan yang digalang kaum gerilya komunis, New People Army (NPA) atau Tentara Rakyat
Baru yang mendapat dukungan senjata dan dana dari negara-negara komunis dan Front
Pembebasan Mow yang berkeinginan mendirikan negara sendiri di Mindanao (Filipina Selatan).
Dalam menghadapi situasi seperti itu, pada tahun 1973 Presiden Marcos mengeluarkan Undang-
undang Darurat Perang. Undang-undang ini memberi kekuasaan lebih besar bagi Marcos untuk
mengambil segala tindakan demi menyelematkan negara dari kehancuran. Pihak oposisi jelas
menentang undang-undang ini. Pihak oposisi menuduh undang-undang tersebut akan
dimanfaatkan Marcos untuk melestarikan kekuasaannya.

Pada bulan Februari 1986 hasil pemilu diumumkan yang menyatakan Marcos sebagai
pemenangnya. Pihak oposisi menolak pengumuman pemerintah itu. Pihak oposisi menuduh
pemerintah telah melakukan kecurangan dalam perhitungan suara. Dalam suasana saling tuduh
dan merebaknya aksi demonstrasi, Presiden Marcos mempercepat proses pengambilan sumpah
dan pelantikan dirinya sebagai presiden. Hal serupa dilakukan pula oleh Corazon yang mendapat
dukungan berbagai kalangan. Dengan demikian, Filipina pada suatu ketika sempat mempunyai
dua orang presiden.

2.3 Dampak yang ditumbulkan oleh People Power Filipina

Aksi-aksi pihak oposisi semakin bertambah berani. Kaum demonstran di jalan-jalan banyak
meneriakkan yel-yel anti-Marcos. Mereka menuntut Marcos meletakkan jabatan dan segera
meninggalkan Filipina. Bentrokan-bentrokan dengan petugas keamanan pun tidak dapat
dihindarkan. Letusan-letusan senjata sering terdengar di sana-sini. Akhirnya, Filipina berada
dalam situasi yang mengarah kepada perang saudara.Pada saat krisis mengancam persatuan dan
kesatuan negara, dua tokoh terkemuka Filipina menyampaikan pernyataan yang mengejutkan
banyak pihak. Kedua tokoh itu ialah Jenderal Juan Ponce Enrile (Menteri Pertahanan dan
Keamanan) dan Letjen Fidel Ramos (Kepala Deputi Angkatan Bersenjata). Kedua tokoh yang
selama itu bungkam, kemudian menyatakan menggabungkan diri dengan Corazon Aquino.
Bergabungnya kedua perwira tinggi itu ternyata mempercepat tersingkirnya Marcos. Presiden
Amerika Serikat Ronald Reagan mendesak Marcos menyerahkan kekuasaan dan segera
menyingkir dari Filipina. Permintaan tersebut akhirnya diterima Marcos dengan pertimbangan
supaya tidak terjadi pertumpahan darah.

Dengan menggunakan pesawat Amerika Serikat, Marcos dan keluarga dibawa pergi ke
Guam, kemudian ke Hawaii. Akibatnya, berakhirlah era Marcos yang telah memangku jabatan
presiden selama hampir 20 tahun. Pada 25 Februari 1986 Majelis Nasional melantik Ny. Corazon
Aquino sebagai Presiden Filipina dan Salvador Laurel menjadi wakilnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas seiring berkembangnya zaman kita harus lebih dewasa dalam
menghadapi segala bentuk kecurangan dalam pemilihan Presiden dari makalh diatas dicontohkan
dalam pemilihan Presiden di Filiphina terjadi kecurangan hal ini akan membawa dampak besar
kepada rakyat Filiphina bukan hanya itu saja tetapi akan juga membawa dampak malu terhadap
dunia Internasional dan bisa juga tidak dapat percaya lagi terhadap negara Filiphina

Sejak diberlakukan Undang-undang Darurat Perang, Marcos banyak menangkapi tokoh-tokoh


Filipina yang tidak disukainya. la memerintahkan pengawasan yang ketat terhadap partai-partai
politik, media massa, dan serikat pekerja. Media massa yang banyak memojokkannya segera
dibreidel. Marcos menggunakan pasukan militer dan badan intelijen untuk melaksanakan
pengawasan itu. Tangan kanan Marcos yang setia, yaitu Kepala Staf Angkatan Bersenjata
Filipina, Jenderal Fabian C. Ver.

DAFTAR PUSTAKA
http://ithinkeducation.blogspot.co.id/2012/10/people-power-di-filipina-people-power.html

http://klikbelajar.com/pengetahuan-sosial/people-power-di-filipina/

http://nusantaranews.wordpress.com/2019/08/01/corazon-aquiono-people-power-dan-presiden-
wanita-asia-pertama/

http://en.wikipedia.org/wiki/People_Power_Revolution

http://www.peoplepowerco.com

http://www.amazine.co/39449/apa-itu-people-power-fakta-sejarah-informasi-lainnya

You might also like