Professional Documents
Culture Documents
Naskah Skripsi. Triana Novitasari. Budidaya Perairan
Naskah Skripsi. Triana Novitasari. Budidaya Perairan
SKRIPSI
TRIANA NOVITASARI
NIM. 202042120019
Oleh :
TRIANA NOVITASARI
NIM . 202042120019
Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1,
Dosen Pembimbing 2,
ii
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus) PADA CAMPURAN PAKAN TERHADAP
PENINGKATAN WARNA PADA IKAN KOI (Cyprinus rubrofuscus)
Oleh :
TRIANA NOVITASARI
NIM . 202042120019
Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Pertanian Penguji 1,
Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Penguji 2,
iii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 202042120019
benar - benar asli dari hasil penelitian yang saya lakukan, bukan saduran naskah
mempertanggung jawabkannya.
Surabaya, 2022
Pembuat Pernyataan
TRIANA NOVITASARI
NIM. 202042120019
iv
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus) PADA CAMPURAN PAKAN TERHADAP
PENINGKATAN WARNA PADA IKAN KOI (Cyprinus rubrofuscus)
ABSTRAK
Salah satu ikan hias air tawar yang memiliki harga stabil adalah ikan koi,
Ikan koi disebut juga nishikigoi adalah salah satu ikan hias yang banyak diminati
karena warna yang indah, selain itu memelihara ikan koi juga dipercaya
membawa keberuntungan. Warna yang nampak pada ikan koi dipengaruhi oleh
jumlah serta letak sel pigmen. Warna ikan koi yang cerah ditimbulkan oleh
ketersediaan karotenoid, namun karotenoid tidak dapat disintesa dalam tubuh ikan
secara alami, maka dari itu penambahan karotenoid kedalam pakan ikan perlu
dilakukan.
Penelitian dilakukan di Durenan Kabupaten Trenggalek. Metode yang
digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menggunakan
4 perlakuan, 6 ulangan. Perlakuan A : Pellet +5% tepung kulit buah naga tiap
100g pakan, B : Pellet + 10% tepung kulit buah naga tiap 100g pakan, C : Pellet +
15% tepung kulit buah naga tiap 100g pakan, D : Pellet + 20% tepung kulit buah
naga tiap 100g pakan. Data homogen yang didapat selanjutnya diolah
menggunakan IBM SPSS.
Penambahan tepung kulit buah naga terhadap kecerahan warna ikan koi
(Cyprinus rubrofuscus) dengan dosis yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut
perlakuan A = 11,17, perlakuan B = 12, perlakuan C = 12,67 dan perlakuan D =
14. Sedangkan tingkat pertambahan panjang mutlak sebagai berikut perlakuan A
= 0,7 cm, perlakuan B = 0,95 cm, perlakuan C = 1,17 cm dan perlakuan D = 1,3
cm. Dan tingkat pertambahan berat mutlak sebagai berikut perlakuan A = 0,11
gram, perlakuan B = 0,07 gram, perlakuan C = 0,16 gram dan perlakuan D = 1,46
gram. Dapat disimpulkan perlakuan D memberikan hasil tertinggi dengan tingkat
kecerahan sebesar 14, pertambahan panjang mutlak bertambah 1,3 cm, dan
pertambahan berat mutlak sebesar 1,46 gram.
Kata kunci : Tepung Kulit Buah Naga, Kecerahan, Panjang Mutlak, Berat Mutlak
v
THE EFFECT OF ADDING RED DRAGON FRUIT FLOUR (Hylocereus
polyrhizus) ON MIXED FEED TO INCREASING COLORS IN KOI FISH
(Cyprinus rubrofuscus).
By : Triana Novitasari
ABSTRACT
One of the freshwater ornamental fish that has a stable price is koi fish, koi
fish also called nishikigoi is one of the ornamental fish that is in great demand
because of its beautiful color, besides keeping koi fish is also believed to bring
good luck. The color that appears in koi fish is influenced by the number and
location of pigment cells. The bright color of koi fish is caused by the availability
of carotenoids, but carotenoids cannot be synthesized in the fish's body naturally,
therefore the addition of carotenoids to fish feed needs to be done.
The addition of dragon fruit peel flour to the color brightness of koi fish
(Cyprinus rubrofuscus) with different doses obtained the following results:
treatment A = 11.17, treatment B = 12, treatment C = 12.67 and treatment D = 14.
While the rate of increase in length absolute value as follows: treatment A = 0.7
cm, treatment B = 0.95 cm, treatment C = 1.17 cm and treatment D = 1.3 cm. And
the rate of absolute weight gain was as follows: treatment A = 0.11 grams,
treatment B = 0.07 grams, treatment C = 0.16 grams and treatment D = 1.46
grams. It can be concluded that treatment D gave the highest results with a
brightness level of 14, an absolute increase in length of 1.3 cm, and an absolute
weight gain of 1.46 grams.
vi
RINGKASAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penelitian skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian ini adalah ‘Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) Pada Campuran Pakan Terhadap Peningkatan Warna
Pada Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus)”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam persiapan hingga selesainya penelitian skripsi ini. Antara lain, terima kasih
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Ir. Achmad Kusyairi, M. Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
2. Bapak Ir. Didik Budiyanto, MP, selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perairan.
3. Ibu Ir. Nurul Hayati, M. Kes dan Bapak Ir. Achmad Kusyairi, M. Si , selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam
penyusunan skripsi.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan do’a dengan sasaran
akhir tercapainya gelar kesarjanaan
5. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini..
Penulis
DAFTAR ISI
ix
4.1.3. Sintasan Benih................................................................................... 17
4.1.4. Peningkatan Kecerahan Ikan Koi ................................................. 19
4.1.5. Kualitas Air ....................................................................................... 21
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 29
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 29
5.2. Saran .......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 30
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................. 35
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Morfologi Ikan Koi ................................................................... 17
Gambar 2. Kulit Buah Naga Merah ............................................................ 19
Gambar 3. Layout Penelitian....................................................................... 22
Gambar 4. Toca Colour Finder .................................................................. 25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Alat Penelitian ........................................................................ 49
Lampiran 2. Bahan Penelitian .................................................................... 51
Lampiran 3. Pengamatan Warna Ikan Koi................................................ 52
Lampiran 4. Kegiatan Penelitian ................................................................ 53
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang terletak ditengah dua benua besar terkenal
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, mulai dari tanaman langka sampai
dengan hewan prasejarah yang hanya tersisa di Indonesia. Diantara
keanekaragaman tersebut, salah satu yang dapat dibanggakan adalah keragaman
ikan hias air tawar. Ikan hias selalu menjadi primadona bagi para penyukanya, hal
ini dikarenakan kepemilikan ikan hias yang cenderung mudah didapatkan dan
dibeli oleh seluruh masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi. Ikan hias air
tawar diperkirakan sebanyak 400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di
seluruh dunia. Selain spesienya yang sangat beragam, ikan hias air tawar,
terutama di Indonesia memiliki peluang dan potensi untuk dikembangkan dengan
optimal untuk perekonomian masyarakat terutama untuk masyarakat di daerah
non migas. Hal ini dikarenakan perbedaan penetapan harga antara ikan hias dan
ikan konsumsi, apabila ikan konsumsi ditentukan oleh bobot serta rasa dari daging
ikannya, pada ikan hias kenampakan ikan lebih menentukan harga jual ikan yang
ada (Widinata, 2016). Salah satu ikan hias air tawar yang memiliki harga stabil
adalah ikan koi, selain karena loyalitas pembeli, popularitas ikan koi juga
diakibatkan oleh keindahan dan kecantikan tampilannya yang disukai oleh banyak
orang sehingga menjadi masuk ke selera pasar berbagai kalangan. Selain itu
produksi ikan koi yang menarik juga akan membangun perekonomian masyarakat
sekitar untuk dapat terus berinovasi, karena potensi pemasaran ikan koi bukan
hanya berpotensi secara lokal, namun juga berpotensi sebagai pengembangan
bisnis internasional dengan mutu yang terjaga.
Ikan koi disebut juga nishikigoi adalah salah satu ikan hias yang banyak
diminati karena warna yang indah, selain itu memelihara ikan koi juga dipercaya
membawa keberuntungan. Kusrini et al., (2015) mengatakan bahwa beberapa
jenis koi yang yang memiliki harga cukup baik dan stabil di pasar dunia yaitu
kohaku, taisho, sanshoku, showa, shiro, utsuri, shusui, asagi, goromo, goshiki,
bekko, tancho, kinginrin, dan kawarimono. Telah disebutkan bahwa budidaya ikan
hias koi dapat menjadi salah satu alternatif bagi meningktakan taraf perekonomian
2
masyarakat, hal ini dibuktikan dengan pesatnya perkembangan budidaya ikan koi
di beberapa daerah di Indonesia seperti, Sukabumi, Cianjur, Jakarta Barat, Blitar,
dan Makassar. Selain itu faktor pendukung dari pesatnya perkembangan minat
akan ikan hias air tawar ini adalah karena negara Jepang yang menyandang status
sebagai negara pembudidaya ikan Koi terbesar di dunia mulai bermasalah pada
tingkat luasan lahannya, sehingga potensi pengembangan budidaya ikan koi di
Indonesia masih dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
Ikan koi memiliki kenampakan yang menarik mata dengan corak tubuh yang
berwarna warni dengan pola yang beragam, terdapat beberapa indikator pemilihan
ikan koi yang baik yakni bentuk tubuhnya ideal dan tidak melebar, bentuk tulang
punggung normal, warnanya yang cemerlang serta tidak terdapat gradasi warna
atau bayangan pada coraknya, gerakan ikan koi cenderung tenang namun gesit.
Daya tarik ikan hias air tawar ini juga berada pada ragam pola serta kombinasi
warna yang berada di punggungnya. Terdapat jenis koi yang bersisik dan juga
terdapat jenis ikan koi yang memiliki sisik metalik. Purba, et al., (2020)
menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator
kualitas seekor koi, yakni bentuk kepala yang sempurna dan bentuk tubuh yang
proporsional. Lebih lanjut, Twigg (2013) juga menjelaskan bahwa kulit koi terus
berkilau dengan corak kilap tertentu yag menonjolkan corak warna di
punggungnya sehingga menjadi tidak datar. Menurut Putriana et al., (2015) faktor
yang dapat mempengaruhi intensitas warna dari ikan koi adalah faktor genetik,
keadaan lingkungan serta pakan yang diberikan.
Seperti yang sudah dijelaskan, salah satu daya tarik yang dimiliki oleh ikan
koi dan ikan hias air tawar pada umumya adalah warna kulit. Warna dan corak
yang indah pada ikan hias dapat timbul akibat dari jumlah serta letak sel pigmen,
yang disebut kromatofor, pada lapisan epidermis kulit (Sari et al., 2012). Warna
dan corak yang menarik dapat meningkatkan daya jual ikan hias karena semakin
menarik dan cerah warnanya maka calon pembeli akan semakin tertarik (Malide et
al., 2018). Warna yang nampak pada ikan koi dipengaruhi oleh jumlah serta letak
sel pigmen yang bernama kromatofor yang berada pada lapisan dermis kulit ikan.
Warna ikan koi yang cerah ditimbulkan oleh ketersediaan karotenoid, namun
karotenoid tidak dapat disintesa dalam tubuh ikan secara alami, maka dari itu
3
H1: Diduga air penambahan tepung kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) berpengaruh terhadap perubahan warna ikan koi (Cyprinus
rubrofuscus)
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Cypriniformei
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Menurut Deriyanti (2016), dilihat dari morfologi atau bentuk tubuhnya ikan koi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke
samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil)
serta dihiasi dua pasang sungut. Tubuh ikan koi berbentuk torpedo dengan alat gerak
berupa sirip. Sirip-sirip yang melengkapi morfologi ikan koi adalah sirip punggung,
sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip pada ikan
Koi terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip yang berfungsi sebagai
alat gerak. Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak. Sirip perut
hanya memiliki jari-jari lunak sebanyak 9 buah. Sirip anus memiliki 3 jari-jari keras
dan 5 jari-jari lunak. Pada sisi badan dari pertengahan batang sapai batang ekor
terdapat gurat sisi yang berguna sebagai penerima getaran suara. Garis ini terbentuk
dari urat-urat yang ada disebelah dalam sisik yang membayang hingga keluar. Selain
itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan koi terletak di
bibir bagian atas tetapi kadang-kadang satu pasang sungut rudimentee atau tidak
berfungsi, gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk
6
Lokasi pigmen yang dapat menimbulkan warna-warna ini terletak pada dermis
yang kemudian ditampilkan pada epidermis. Kenampakan warna pada ikan koi
memiliki hubungan dengan jumlah serta letak kromatofor, yaitu sel yang mengatur
pigmen pada lapisan dermis dan juga letak kedalaman sel tersebut di dalam kulit.
Letak kromatofor secara rinci pada ruang diantara sisik dan mengandung butiran
pigmen yang bertindak sebagai sumber warna sebenarnya. Kromatofor bergerak
dalam sitoplasma atau dapat juga berlapis diatas permukaan kulit. Iridosit yang
merupakan sel pembentuk warna, sama seperti kromatofor, merupakan sel cermin
yang memiliki materi pemantul sehingga tubuh ikan mampu memantulkan warna
8
yang berasal dari lingkungan hidup sekitar ikan (Yahyadi et al., 2004). Kromatofor
diklasifikasikan menjadi 5 warna dasar yakni hitam (melanofor), kuning (xanthofor),
merah atau oranye (erythrofor), sel refleksi kemilau (iridofor), dan putih (leukofor)
(Taufik et al., 2015). Beragamnya warna pada ikan koi merupakan gabungan dari
warna-warna tersebut yang dikontrol oleh sistem saraf dan hormonal. Warna ikan koi
yang cerah ditimbulkan oleh ketersediaan karotenoid, namun karotenoid tidak dapat
disintesa dalam tubuh ikan secara alami, maka dari itu penambahan karotenoid
kedalam pakan ikan perlu dilakukan (Nurhadizah & Puspitasari, 2021). Selain
daripada penambahan pakan, kecerahan corak ikan koi juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti peneliharaan, cahaya matahari kualitas air serta kandungan
pigmen dalam pakan (Widinata et al., 2016; Malini et al., 2018) Kualitas pakan
sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga
banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung
zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-
zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel
mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau
mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin.
bentuk pektin. Selain itu, dalam buah naga terkandung beberapa mineral seperti
kalsium, phospor, besi, dan lain-lain. Vitamin yang terdapat di dalam buah naga
antara lain vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan vitamin C (Wisesa et al., 2014).
Bagian dari buah naga merah 30-35% merupakan kulit buah naga merah namun
seringkali hanya dibuang sebagai sampah. Sangat disayangkan karena kulit buah naga
merah yang memiliki manfaat tidak digunakan sebagai bahan tambahan makanan
seperti pewarna makanan. Kulit buah naga merah memiliki kandungan pigmen alami
yang dapat digunakan sebagai pewarna alami pangan. Kulit buah naga merah
memiliki kandungan nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein dan serat pangan.
Kandungan serat pangan yang terdapat dalam kulit buah naga merah sekitar 46,7%
(Saneto, 2005). Kandungan serat kulit buah naga merah lebih tinggi dibandingkan
dengan buah pear, buah jeruk dan buah persik (Saneto, 2005). Kulit dari buah naga
merah merupakan limbah yang masih sangat jarang dimanfaatkan (Simanjuntak et al.,
2014). Padahal, kulit buah naga masih mengandung senyawa antioksidan yang cukup
tinggi. senyawa antioksidan mampu melawan oksidasi dalam tubuh. Jika tingkat
oksidasi dalam tubuh meningkat akan menyebabkan kerusakan DNA, sehingga risiko
terjadinya kanker juga akan meningkat. Pemanfaatan yang dapat dilakukan pada kulit
buah naga salah satunya adalah dengan mengekstraknya sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar campuran berbagai bahan, salah satunya adalah pakan ikan koi
yang dapat meningkatkan kecerahan warna ikan koi.
10
2.4. Beta-Karoten
Kandungan beta-karoten dapat ditemukan di berbagai buah, sayur dan beberapa
algae. Dalam industri pangan, beta-karoten digunakan untuk mewarnai mentega, es
krim, minyak, jus buah dan minuman ringan lainnya. Beta-karoten berwarna oranye
kekuningan, dapat larut dalam minyak namun dapat juga dibuat menjadi bentuk
emulsi yang dapat terdispersi di dalam air. Wortel salah satunya adalah sumber alami
dari beta-karoten, namun dalam industri yang lebih besar, sumber beta-karoten yang
digunakan berasal dari alga. Minyak kelapa, jeruk, buah apricot, manga berkontribusi
banyak dalam kandungan beta-karoten yang dikonsumsi oleh manusia. Beta karoten
merupakan pigmen alami yang terkandung di berbagai tumbuhan dan organisme yang
mampu melakukan fotosintesis (Nurrahmah dan Widiarnnu, 2012). Beta-karoten,
seperti namanya merupakan salah satu karetonoid dengan rumus molekul C40H56,
sehingga apabila dipecah, senyawa ini teridiri dari delapan unit isoprena (C5H8) atau
2-metil-1,3-butadiena dimana isoprena berikatan secara “kepala-ekor” kecuali pada
pusat molekul berikatan secara “ekor-ekor” sehingga menjadikan bentuk molekul
simetris. Beta-karoten berwujud kristal berwarna merah kecoklatan hingga ungu.
Beta-karoten agak larut dalam kloroform dan benzen, sangat larut dalam eter dan
aseton, dan tidak larut dalam air. Beta-karoten sudah dikenal sejak lama sebagai salah
satu agen pewarna alami yang digunakan untuk memunculkan warna kuning sampai
dengan oranye (Bora et al., 2019). Selain digunakan sebagai pewarna alami, beta-
karoten juga bermanfaat untuk nutrisi harian dalam konsumsi makanan sehari-hari.
11
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan koi dengan ukuran panjang
6 cm yang digunakan sebagai ikan uji, air sumur yang digunakan sebagai media
pemeliharaan, Pakan komersil PF-1000 dan tepung kulit buah naga sebagai pakan
ikan uji.
Perlakuan B: Pellet + 10% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan
Perlakuan C: Pellet + 15% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan
Perlakuan D: Pellet + 20% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan
(𝑡 − 1)(𝑛 − 1) ≥ 15
Keterangan:
t = banyaknya perlakuan
n = banyaknya ulangan
Jumlah perlakuan (t) = 4 maka dari itu berikut adalah perhitungan jumlah ulangan.
(4-1)( n – 1 ) ≥ 15
3n-3 ≥ 15
3n = 15 + 3
n = 18 :3= 6
Berdasarkan jumlah 4 perlakuan dan 6 kali ulangan maka didapatkan 24 unit
percobaan. Tata letak wadah penelitian dapat dilihat pada layout Gambar 3 berikut:
A1 C4 D1 B1 D6 B5
C3 A2 B2 C2 A5 C6
D2 B3 A3 D4 B6 D5
B4 C1 D3 A4 C5 A6
Wadah media uji atau tempat pemeliharaan ikan koi yang digunakan adalah
ember plastik yang berjumlah 24 unit yang memiliki diameter 36 cm dengan volume
17 liter. Ember plastik yang akan digunakan dibersihkan dan dikeringkan terlebih
dahulu.
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan koi yang memiliki
ukuran ± 6 cm dan bobot ikan ± 4 gram. Jumlah total ikan koi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 96 ekor. Ikan koi yang digunakan berasal dari tempat
pembudidayaan ikan hias di Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung,
ikan diletakkan ke dalam wadah sementara dan sebelum dimasukkan ke dalam media
pemeliharaan, ikan di aklimatisasi selama 24 jam sehingga ikan dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru dan tidak mengalami stress.
Kulit buah naga merah yang telah menjadi tepung diperoleh dari toko online
“Ommah Tepung Organik” sebanyak 50 gram. Sebelum memberi makan pada ikan
14
koi, tepung kulit buah naga merah terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan dosis
yang ditentukan kemudian dimasukkan dalam bak pencampuran, pakan dicampur
secara dikit demi sedikit sehingga pakan bisa tercampur secara merata. siap, pakan
dimasukkan ke dalam toples kemudian ditutup hingga rapat.
Ikan koi ditebarkan kedalam ember plastik berisikan air sebanyak 10 liter
dengan penebaran masing masing sebanyak 4 ekor. Setelah proses aklimatisasi ikan
dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan
yang ada dalam tubuh ikan. Selanjutnya, pengukuran panjang, bobot ikan sebagai
data awal serta pengamatan warna yang dilakukan sebelum ikan dimasukkan pada
ember penelitian. Kualitas air juga diukur pada tiap ember penelitian sebelum ikan
dimasukkan. Pemeliharaan dan pengamatan terhadap ikan uji dilakukan selama 30
hari dengan pemberian pakan sebanyak dua kali sehari yaitu pada pukul 9.00 WIB
dan pukul 16.00 WIB pada masing-masing perlakuan. Jumlah pakan yang diberikan
per perlakuan yaitu sebanyak 6% dari bobot ikan.
Pada proses pemeliharaan ikan, pengontrolan kualitas air harus terjaga agar
ikan uji sehat dan tumbuh dengan baik serta memperhatikan tinggi air didalam ember.
Setiap hari ikan uji akan mengeluarkan kotoran atau sisa pakan yang menyebabkan
air menjadi kotor, oleh sebab itu dilakuan penyiponan setiap 3 hari sekali.
Penyiponan air dilakukan setelah aerator dimatikan, ini bertujuan untuk kotoran dan
sisa makanan ikan turun kedasar wadah pemeliharaan. Jumlah volume air yang akan
tersipon ± 10 % dari volume awal. Kemudian, air yang terbuang akan diganti kembali
dengan air bersih sebanyak jumlah volume air yang terbuang saat proses penyiponan
air dengan pH meter dan suhu dengan thermometer. Ketika pengambilan air, aerator
dimatikan sehingga sisa-sisa metabolisme dalam air mengendap.
L= Lt - L0
Keterangan:
W= Wt – W0
Keterangan:
SR = (N 0-Nt)/N0 × 100
Keterangan:
a. Jika signifikansi uji F < 1%, maka antara perlakuan terhadap perbedaan yang
sangat nyata.
b. Jika signifikansi uji F < 5%, maka antara perlakuan terdapat perbedaan yang
nyata.
c. Jika signifikansi uji F > 5 %, maka antara perlakuan tidak terdapat perbedaan.
Jika hasil analisis sidik ragam ANOVA ternyata menunjukan hasil yang berbeda
nyata (significant) atau berbeda sangat nyata (hight significant), maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Menurut Suhaemi (2011), uji BNT adalah
prosedur perbandingan dengan nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan
menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil sidik ragam. Nilai uji
menggunakan nilai-nilai pada tabel t, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
2( MS ∈)
BNTα = tα, dfe√
𝑟
Untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata atau sangat nyata antara perlakuan,
dilakukan dengan membandingkan selisih nilai tengah antara perlakuan. Untuk
mempermudah kesimpulan dibuat notasi (dengan huruf kecil) pada rata-rata
perlakuan tersebut dengan menyusun kembali rata-rata pengamatan tersebut secara
mendatar. Nilai-nilai yang tidak berbeda nyata ditandai dengan huruf yang sama,
sedangkan yang berbeda nyata atau sangat nyata ditandai dengan huruf kecil yang
tidak sama. Sebagai alat bantu untu menganalisis dan statistiknya, digunakan program
IBM SPSS.
11
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Panjang Mutlak
a
Tukey HSD
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3
A 6 .700
B 6 .950
C 6 1.167 1.167
D 6 1.333
Sig. 1.000 .077 .225
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Hal ini berarti perlakuan penambahan tepung buah naga merah yang
ditambahkan pada objek penelitian berpengaruh nyata. Dari hasil penelitian kita dapat
melihat bahwa penambahan tepung kulit buah naga merah kedalam pakan benih koi
memiliki pengaruh nyata pada pertumbuhan panjang benih ikan koi selama
13
penelitian. Buah Naga Merah memiliki kandungan zat bioaktif yang bermanfaat bagi
tubuh diantaranya antioksidan (asam askorbat, betakaroten, dan anthosianin), serta
mengandung serat pangan dalam bentuk pektin. Selain itu, dalam buah naga
terkandung beberapa mineral seperti kalsium, phospor, besi, dan lain-lain. Vitamin
yang terdapat di dalam buah naga antara lain vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3,
dan vitamin C (Wisesa et al., 2014). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
perbedaan panjang mutlak benih koi antara perlakuan A, B, C dan D siginifikan
perbedaannya.
Hal ini karena saat masa pertumbuhan benih koi membutuhkan berbagai
macam nutrisi untuk proses pertumbuhannya, terutama dengan berbagai macam
kandungan yang terdapat dalam kulit buah naga merah. Dengan banyaknya
kandungan nutrisi di dalam kulit buah naga merah, maka hal ini juga mempengaruhi
kualitas pakan, semakin baik kualitas pakan maka zat-zat yang diserap oleh ikan koi
selama masa pertumbuhannya juga akan semakin beragam. Penambahan kulit buah
naga merah dapat juga difungsikan sebagai suplemen tambahan makanan dalam
praktik budidaya ikan koi karena didapatkan dari hasil penelitian ini bahwa
penambahan tepung kulit buat naga merah berpengaruh nyata dalam penambahan
panjang mutlak benih koi, hal ini sejalan dengan pendapat Efianda et al., (2018)
menyebutkan pemberian suplementasi dalam pakan secara optimal dapat
meningkatkan kinerja produksi dan sistem imun pada ikan dan udang.
dapat dijadikan salah satu suplemen untuk mendukung pertumbuhan benih ikan koi
secara panjang mutlak.
Pada tabel merupakan data pengamatan pertumbuhan berat mutlak benih koi
yang telah diamati selama masa penelitian. Dapat dilihat dari tabel bahwa perlakuan
B memiliki rerata akhir pertumbuhan berat mutlak benih koi yang paling kecil
sementara perlakuan D memiliki rerata akhir yang paling besar. Penambahan rerata
pertumbuhan berat mutlak benih koi ini meningkat bersamaan dengan penambahan
tepung kulit buah naga merah yang menjadi perlakuan utama dalam penelitian.
Perlakuan B dengan penambahan 10% tepung kulit buah naga merah menghasilkan
rerata pertumbuhan berat mutlak sebesar 0,07gr sementara untuk perlakuan D yang
menambahkan 20% tepung kulit buah naga merah dari total pakan menghasilkan
1,46gr rerata akhir penumbuhan berat mutlak benih koi. Untuk mengetahui
signifikansi perlakuan maka data yang dimiliki kemudian diuji ANOVA. Berikut
merupakan tabel hasil uji ANOVA yang dilakukan.
15
ANOVA
Nilai
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between Groups 8,294 3 2,765 210,438 ,000
Within Groups ,263 20 ,013
Total 8,557 23
Pada tabel di atas perhatikan nilai signifikansi perlakuan yang mana nilai Sig.
Perlakuan adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti perlakuan berpengaruh secara
signifikan. Maka dari itu dilakukan uji lanjut BNT sebagai berikut.
Tabel 7. Uji BNT Berat Mutlak Benih Koi
Nilai
Tukey HSDa
Kelompok N Subset for alpha = 0.05
1 2
B 6 ,0683
A 6 ,1050
C 6 ,1600
D 6 1,4667
Sig. ,523 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Dengan artian penambahan tepung kulit buah naga merah pada ikan koi
memiliki pengaruh nyata pada berat mutlak ikan koi seperti yang sudah dibuktikan
oleh perhitungan diatas. Pada pembahasan sebelumnya, telah diketahui bahwa
penambahan tepung kulit buah naga merah berpengaruh nyata pada penambahan
panjang mutlak benih koi. Panjang tubuh ikan mas koi merupakan fungsi dari berat
tubuh ikan mas koi, hal ini berarti dengan penambahan panjang tubuh akan
menyebabkan pertambahan bobot tubuh ikan secara otomatis. Pertumbuhan bobot
16
Ulangan
Perlakuan Jumlah SR %
1 2 3 4 5 6
A 4 3 4 2 4 3 20 83%
B 4 4 3 4 2 4 21 88%
C 3 4 4 4 4 4 23 96%
D 4 4 4 4 4 4 24 100%
Kelangsungan hidup atau yang biasa disebut Survival Rate (SR) adalah
perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada akhir pemeliharaan dengan
jumlah individu yang hidup pada awal pemeliharaan. Tingkat kelangsungan hidup
ikan merupakan ikan bertahan hidup dari awal pemeliharaan sampai panen. Dari tabel
yang telah tersedia, telihat bahwa Survival Rate paling tinggi dimiliki oleh perlakuan
D dengan nilai 100%. Sementara itu perlakuan dengan SR paling rendah terdapat
pada perlakuan A dan B dengan nilai SR masing-masing 83% selanjutnya perlakuan
C dengan SR 96%. Kemudian untuk menghitung signifikansi perlakuan pada
kelangsungan hidup benih ikan koi, dilakukan perhitungan lanjutan menggunakan
ANOVA sebagai berikut.
Tabel 9. Uji ANOVA Berat Mutlak Benih Koi
Pada tabel di atas perhatikan nilai signifikansi perlakuan yang mana nilai Sig.
Perlakuan adalah sebesar 0,434 > 0,05 yang berarti perlakuan tidak berpengaruh
18
secara signifikan. Hal ini dapat juga diartikan sebagai penambahan tepung kulit buah
naga merah pada pakan ikan koi tidak berpengaruh secara nyata pada kelangsungan
hidup benih ikan koi.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa nilai SR tertinggi terdapat pada
perlakuan D sebesar 100%. SR yang tinggi dikarenakan lingkungan media
pemeliharaan ikan mendukung keberlangsungan hidup ikan. Kelulushidupan yang
tinggi juga didukung oleh adanya sistem resirkulasi. Sistem resirkulasi ini dapat
menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan dalam kondisi yang layak untuk
kultivan. Sistem resirkulasi juga mampu menaikkan nilai oksigen terlarut yang ada
dalam media pemeliharaan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan
tepung kulit buah naga merah dalam penelitian ini tidak berpengaruh nyata pada
angka SR benih ikan koi. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor lain yang lebih
berperan dalam peningkatan nilai sintasan benih seperti keadaan kualitas air. Di
dalam plot percobaan, kualitas air yang ada selama percobaan berlangsung sudah
memenuhi SNI yang diterapkan oleh pemerintah, dan juga keadaan air di dalam
wadah percobaan yang baik. Namun apabila dilihat dari data yang belum diuji
menggunakan ANOVA dapat terlihat bahwa dari perlakuan A sampai dengan D nilai
SRnya terus meningkat dimana perlakuan A yang memiliki penambahan suplemen
makanan dengan konsentrasi paling rendah hanya memiliki nilai SR 83% sementara
perlakuan D yang memiliki penambahan tepung kulit buah naga merah sebanyak 20%
dari total pakan memiliki nilai sintasan benih paling tinggi yaitu 100%. Seperti yang
dikatakan oleh Karimah et al., (2018) bahwa nilai sintasan benih atau survival rate
benih ikan tidak sepenuhnya ditentukan oleh pakan, namun keadaan lingkungan
budidaya lebih menentukan tercapainya nilai SR yang tinggi. Faktor yang paling
mempengaruhi kematian benih ikan sebagian besar adalah stress dan ketahanan tubuh
ikan yang berbeda-beda. Sehingga suplemen pakan ikan, dalam penelitian ini adalah
penambahan tepung kulit buah naga merah kedalam pakan ikan memang memiliki
pengaruh pada nilai SR benih ikan, namun bukan merupakan faktor utama yang
membuat perbedaan nyata untuk mencapai angka SR yang maksimal.
19
Pada tabel di atas perhatikan nilai signifikansi perlakuan yang mana nilai Sig.
perlakuan adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti perlakuan berpengaruh secara
signifikan. Yang dapat juga diartikan bahwa penambahan tepung kulit buah naga
merah berpengaruh nyata pada kecerahan warna benih ikan koi.
Nilai
Tukey HSDa
Subset for alpha = 0.05
Kelompok N 1 2
A 6 11,17
B 6 12,00
C 6 12,67 12,67
D 6 14,17
Sig. ,213 ,213
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
penelitian yang dilakukan oleh Nurhadizah & Puspitasari (2021) membuktikan bahwa
dengan meningkatkan penambahan pakan dengan konsentrasi pigmen semakin tinggi
maka warna ikan akan semakin cerah. Hal ini menunjukkan bahwa pigmen
karotenoid yang dapat dengan mudah larut dalam lemak dapat mendukung kecerahan
warna ikan koi sebagai objek penelitian. Penelitian lain juga menunjukkan buah naga
sebagai salah satu agen suplemen makanan yang baik untuk ikan, dinyatakan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya et al., (2021) bahwa penambahan ekstrak yang
diambil dari buah naga dapat membantu meningkatkan kecerahan warna ikan cupang
yang pakannya diberi tambahan bahan tersebut.
4.1.5.1. Suhu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penambahan tepung buah naga
kedalam pakan ikan koi tidak memiliki pengaruh nyata pada suhu air. Data suhu air
diambil dua kali dalam satu hari pada saat pagi dan sore, hal ini dilakukan untuk
mengetahui kisaran suhu harian air pada wadah yang diisi oleh subjek penelitian.
Adapun kisaran nilai serta rerata dari kadar suhu air harian yang diamati selama
penelitian akan dihadirkan pada tabel di bawah.
22
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa kisaran suhu masing-masing perlakuan
tidak memiliki perbedaan yang signifikan yang dapat menunjukkan bahwa
penambahan tepung buah naga tidak berpengaruh pada suhu air. Dari keempat
perlakuan, pengukuran suhu air dilakukan pada pagi dan siang hari, hal ini dilakukan
guna mendapatkan kisaran suhu air dan juga rerata suhu air harian.. Suhu air yang
paling rendah terdapat pada perlakuan B dan C yang berada di angka 26.110C.
Dengan masing-masing rerata suhu air per perlakuan berkisar di angka 28,70C Hal ini
dibuktikan lebih lanjut dalam analisis tambahan dalam perhitungan ANOVA.
Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting di dalam air
karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya akan
menentukan massa jenis air, densitas air, kejenuhan air,mempercepat reaksi kimia air,
dan memengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air. Suhu tinggi yang masih dapat
ditoleransi oleh ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan tetapi dapat
menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang
menyebabkan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Dari hasil penelitian
didapatkan data bahwa suhu air objek penelitian berkisar pada angka 26.11 – 31.350C
dengan rerata suhu keempat perlakuan berada di suhu 28,7 0C. rentang suhu tersebut
merupakan rentang suhu yang normal untuk benih ikan koi dimana suhu yang terlalu
tinggi dan panas memperbesar kemungkinan berkurangnya survival rate dari benih
ikan koi. Hal ini didukung oleh pernyataan Ghosh et al., (2012) bahwa suhu optimal
untuk kelanjutan ikan koi berada di angka 26–290C. Perubahan suhu sebesar 5° C di
atas normal dapat menyebabkan stres pada ikan bahkan kerusakan jaringan dan
kematian.
Oksigen terlarut atau disebut juga Dissolved Oxygen diukur dalam dua kali
kesempatan di tiap perlakukannya yaitu pada pagi dan malam hari untuk melihat ada
atau tidak adanya pengaruh dari penambahan pakan tepung buah naga merah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penambahan tepung buah naga kedalam
pakan ikan koi tidak memiliki pengaruh nyata pada jumlah oksigen terlarut. Adapun
kisaran nilai dan rata-rata kadar oksigen terlarut terhadap pertumbuhan berat mutlak
benih ikan koi setiap perlakuan diketahui pada tabel di bawah ini.
Tabel 15. Kadar Oksigen Terlarut Setiap Perlakuan.
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa jumlah oksigen terlarut masing-masing
perlakuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan yang dapat menunjukkan bahwa
penambahan tepung buah naga tidak berpengaruh pada keadaan jumlah oksigen di
wadah percobaan. Dari keempat perlakuan, pengukuran kadar oksigen terlarut
dilakukan pada pagi dan siang hari, hal ini dilakukan guna mendapatkan kisaran
jumlah oksigen terlarut dan juga rerata jumlah oksigen terlarut. Jumlah oksigen
terlarut yang paling rendah terdapat pada perlakuan A di pengamatan pada pagi hari
dengan jumlah 6,4. Namun perbedaan ini tidak terlihat signifikan pada penghitungan
jumlah rerata oksigen terlarut yang terdapat pada masing-masing wadah perlakuan.
Hal ini dibuktikan lebih lanjut dalam analisis tambahan dalam perhitungan ANOVA
sebagai berikut.
25
atmosfer dan diproduksi selama fotosintesis oleh tanaman air dan ganggang. Di
perairan alami DO yang diproduksi biasanya melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh
respirasi dan dekomposisi. Namun, di kolam akuakultur total biomassa dalam bentuk
ikan, tanaman, mikroba dan bahan organik jauh lebih tinggi daripada di air alami dan
oksigen habis lebih cepat daripada yang dihasilkannya.
Derajat keasaman (pH) diukur dua kali dalam satu hari yakni pada siang dan sore
guna mengamati ada atau tidak adanya pengaruh dari penambahan pakan tepung buah
naga merah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penambahan tepung buah
naga kedalam pakan ikan koi tidak memiliki pengaruh nyata pada derajat keasaman
yang terlarut dalam air objek penelitian. Dibawah ini merupakan tabel yang
menunjukan kisaran pH dan rerata pH air yang diteliti.
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai pH dari empat perlakuan terdapat dalam
kisaran 7.02 – 7.47 dengan rerata paling tinggi 7.25. Perbedaan kisaran dan rerata
derajat keasaan antara empat perlakuan yang tidak terlalu jauh ini menunjukkan
bahwa tidak ada signifikansi antara perlakuan dan keadaan pH air dalam wadah
penelitian. Dengan masing-masing rerata suhu air per perlakuan berkisar di angka
7.23. Hal ini dibuktikan lebih lanjut dalam analisis tambahan dalam perhitungan
ANOVA.
Pada tabel di atas perhatikan nilai signifikansi perlakuan yang mana nilai Sig.
perlakuan adalah sebesar 0,141 > 0,05 yang berarti perlakuan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap derajat keasaman.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan untuk penelitian ini yaitu dalam
pakan ikan koi sebaiknya ditambahkan 20% tepung kulit buah naga merah untuk
menghasilkan kecerahan pada ikan koi. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
kombinasi tepung kulit buah naga merah dengan sumber pewarna lainnya baik
pada ikan koi ataupun pada ikan hias lainnya untuk mengetahui pengaruh tingkat
kecerahan warnanya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, O. Z., Prakoso, V. A., & Pantjara, B. (2018). Ketahanan ikan tambakan
(Helostoma temminkii) terhadap beberapa parameter kualitas air dalam
lingkungan budidaya. Jurnal Riset Akuakultur, 12(3), 241-251.
Ayala, M. D., Martínez, J. M., Hernández-Urcera, J., & Cal, R. (2016). Effect of
the early temperature on the growth of larvae and postlarvae turbot,
Scophthalmus maximus L.: muscle structural and ultrastructural study. Fish
Physiology and Biochemistry, 42(3), 1027-1042.
Bora, P., Das, P., Bhattacharyya, R., & Saikia, M. (2019). Biocolour: the natural
way of colouring food. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 8(3),
3663-3668.
Crane, Jonathan and Balerdi, Carlos. (2005). The Pitaya (Hylocereus undatus and
other spp.) In Florida. IFAS Extention - University of Florida and Miami-
Dade County.
Emaliana, E., Usman, S., & Lesmana, I. (2016). Pengaruh Perbedaan Suhu
Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio).
Aquacoastmarine, 13(3), 16-25.
Efianda, T. R., Yusnita, Y., Najmi, N., Ananda, K. R., & Saputra, F. (2020).
Pengaruh kulit buah naga (Hylocereus polyhizus) dalam pakan terhadap
kinerja produksi ikan koi (Cyprinus carpio). Jurnal Perikanan Tropis, 7(2),
107-113.
Fakhriza, R., Rahmat, B., & Astuti, S. (2021). Perancangan Dan Implementasi
Alat Monitoring dan Controlling Kualitas Air Pada Kolam Ikan
Koi. eProceedings of Engineering, 8(5).
31
Febri, S.P. (2016). Strategi Suplemen Pakan dan Waktu Adaptasi Pada
Penyesuaian Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.). Jurnal Samudra 3: 123-
134.
Ghosh, A.K., Biswas, S., Sarder L., Sabbir W., Rahaman, S.M.B. (2012). Induced
breeding, embryonic and larval development of Koi carp Cyprinus carpio in
Khulna, Bangladesh. Mesopotamian Journal of Marine Science. 27: 1−14.
Haikal F. L. dan Muyana. 2008. Koi. Penebar Swadaya. Jakarta. 184 hal.
Hammado, N., & Widiarnu, W. (2015). Analisis Kadar Beta-Karoten Kulit Buah
Naga Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Dinamika, 4(1).
Kalidupa, N., A. Kurnia, dan I. Nur. 2018. Studi Pemanfaatan Tepung Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dalam Pakan Terhadap Pewarnaan
Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio L.). Media Akuatika 3(1):590-597
Karimah, U., & Samidjan, I., Pinandoyo. (2018). Performa Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) yang Diberi Jumlah
Pakan yang Berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology,
7(1), 128-135.
Kottelat, M., 2001. Fishes of Laos. WHT Publications Ltd., Colombo 5, Sri
Lanka. 198 p. (Ref. 43281)
Malide, S.M., A. Hendri, & Budiman. 2018. Penambahan Wortel dan Tubifex
Sebagai Sumber Betakaroten Alami Dalam Pakan Buatan Terhadap
Kualitas Warna Ikan Koi Kohaku. Jurnal Akuakultura. 2(2):63-71
Monoarfa, V. D., Mansyur, K., Tis' in, M., & Ndobe, S. (2020). Penambahan
Tepung Temulawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) Pada Pakan Terhadap
Pertumbuhan Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio). KAUDERNI: Journal of
Fisheries, Marine and Aquatic Science, 2(1), 96-105.
Nasrullah, M., Ramadan, D. N., & Hartaman, A. (2021). Kontrol Ketinggian Air
Dan Ph Air Pada Budidaya Ikan Koi. eProceedings of Applied Science,
7(6).
Nerd, A., Tel-Zur, N., and Mizrahi, Y. 2002. Fruits of Vine and Columnar Cacti.
Dalam: Nobel, Park S. 2002. Cacti: Biology and Uses. University of
California Press, Berkeley
Nurhadizah, N., & Puspitasari, D. (2021). Pengaruh Pemberian Infusa Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Pada Pakan Buatan Terhadap
Kecerahan Warna Ikan Koi Kohaku (Cyprinus rubrofuscus). TOR: Jurnal
Budidaya Perairan, 1(2).
Saade, E., & Trijuno, D. D. (2014). Growth response of koi fish fed on the diet
containing Euchema cottoni. Jurnal Akuakultur Indonesia, 13(2), 140-145.
Simanjuntak, L., & Chairina Sinaga, F. (2014). Ekstraksi pigmen antosianin dari
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal Teknik Kimia
USU, 3(2).
Waladi, W., Johan, V. S., & Hamzah, F. (2015). Pemanfaatan kulit buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus.) Sebagai bahan tambahan dalam pembuatan
es krim (Doctoral dissertation, Riau University).
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Saringan Aerator
pH Meter Timbangan
Termometer DO Meter
37
Ikan Koi
38
P1
\\
P2
P3
P4
39
Pengeringan Pakan
Pengukuran Kualitas Air
40