You are on page 1of 16

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

PADA CAMPURAN PAKAN TERHADAP PENINGKATAN WARNA PADA IKAN KOI

(Cyprinus rubrofuscus)

Oleh: Triana Novitasari

ABSTRAK

Ikan koi disebut juga nishikigoi merupakan ikan hias yang banyak diminati oleh banyak orang.
Ikan koi memiliki warna yang dipengaruhi oleh jumlah serta letak sel pigmen. Dimana warna ikan koi
yang cerah ditimbulkan oleh ketersediaan karotenoid, namun karotenoid tidak dapat disintesa dalam tubuh
ikan secara alami, maka dari itu penambahan karotenoid kedalam pakan ikan perlu dilakukan. Penelitian
dilakukan di Durenan Kabupaten Trenggalek. Metode yang digunakan adalah menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL). Menggunakan 4 perlakuan, 6 ulangan. Perlakuan A: Pellet +5% tepung kulit buah
naga tiap 100g pakan, B: Pellet + 10% tepung kulit buah naga tiap 100g pakan, C: Pellet + 15% tepung
kulit buah naga tiap 100g pakan, D : Pellet + 20% tepung kulit buah naga tiap 100g pakan. Data homogen
yang didapat selanjutnya diolah menggunakan IBM SPSS.

Penambahan tepung kulit buah naga terhadap kecerahan warna ikan koi (Cyprinus rubrofuscus)
dengan dosis yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut perlakuan A = 11,17, perlakuan B = 12,
perlakuan C = 12,67 dan perlakuan D = 14. Sedangkan tingkat pertambahan panjang mutlak sebagai
berikut perlakuan A = 0,7 cm, perlakuan B = 0,95 cm, perlakuan C = 1,17 cm dan perlakuan D = 1,3 cm.
Dan tingkat pertambahan berat mutlak sebagai berikut perlakuan A = 0,11 gram, perlakuan B = 0,07 gram,
perlakuan C = 0,16 gram dan perlakuan D = 1,46 gram. Dapat disimpulkan perlakuan D memberikan hasil
tertinggi dengan tingkat kecerahan sebesar 14, pertambahan panjang mutlak bertambah 1,3 cm, dan
pertambahan berat mutlak sebesar 1,46 gram.

Kata kunci : Tepung Kulit Buah Naga, Kecerahan, Panjang Mutlak, Berat Mutlak
PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang terletak ditengah dua benua besar terkenal memiliki

keanekaragaman hayati yang tinggi. Diantara keanekaragaman tersebut, salah satu yang dapat

dibanggakan adalah keragaman ikan hias air tawar. Ikan hias selalu menjadi primadona karena

cenderung mudah didapatkan dan dibeli oleh seluruh masyarakat dari berbagai latar belakang

ekonomi. Ikan hias air tawar diperkirakan sebanyak 400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang

ada di seluruh dunia. Selain spesienya yang sangat beragam, ikan hias air tawar punya memiliki

peluang dan potensi untuk dikembangkan dengan optimal untuk perekonomian masyarakat

terutama untuk masyarakat di daerah non migas. Hal ini dikarenakan perbedaan penetapan harga

antara ikan hias dan ikan konsumsi, apabila ikan konsumsi ditentukan oleh bobot serta rasa dari

daging ikannya, pada ikan hias kenampakan ikan lebih menentukan harga jual ikan yang ada

(Widinata, 2016). Salah satu ikan hias air tawar yang memiliki harga stabil adalah ikan koi, selain

karena loyalitas pembeli, popularitas ikan koi juga diakibatkan oleh keindahan dan kecantikan

tampilannya yang disukai oleh banyak orang sehingga menjadi masuk ke selera pasar berbagai

kalangan.

Ikan koi disebut juga nishikigoi adalah salah satu ikan hias yang banyak diminati karena

warna yang indah, selain itu memelihara ikan koi juga dipercaya membawa keberuntungan.

Kusrini mengatakan bahwa beberapa jenis koi yang yang memiliki harga cukup baik dan stabil di

pasar dunia yaitu kohaku, taisho, sanshoku, showa, shiro, utsuri, shusui, asagi, goromo, goshiki,

bekko, tancho, kinginrin, dan kawarimono. Daya tarik ikan hias air tawar ini juga berada pada

ragam pola serta kombinasi warna yang berada di punggungnya. Terdapat jenis koi yang bersisik

dan juga terdapat jenis ikan koi yang memiliki sisik metalik. Purba, et al., (2020) menjelaskan

bahwa ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator kualitas seekor koi, yakni
bentuk kepala yang sempurna dan bentuk tubuh yang proporsional. Lebih lanjut, Twigg (2013)

juga menjelaskan bahwa kulit koi terus berkilau dengan corak kilap tertentu yag menonjolkan

corak warna di punggungnya sehingga menjadi tidak datar. Menurut Putriana et al., (2015) faktor

yang dapat mempengaruhi intensitas warna dari ikan koi adalah faktor genetik, keadaan

lingkungan serta pakan yang diberikan.

Seperti yang sudah dijelaskan, salah satu daya tarik yang dimiliki oleh ikan koi dan ikan

hias air tawar pada umumya adalah warna kulit. Warna dan corak yang indah pada ikan hias

dapat timbul akibat dari jumlah serta letak sel pigmen, yang disebut kromatofor, pada lapisan

epidermis kulit (Sari et al., 2012). Warna dan corak yang menarik dapat meningkatkan daya jual

ikan hias karena semakin menarik dan cerah warnanya maka calon pembeli akan semakin tertarik

(Malide et al., 2018). Warna yang nampak pada ikan koi dipengaruhi oleh jumlah serta letak sel

pigmen yang bernama kromatofor yang berada pada lapisan dermis kulit ikan. Warna ikan koi

yang cerah ditimbulkan oleh ketersediaan karotenoid, namun karotenoid tidak dapat disintesa

dalam tubuh ikan secara alami, maka dari itu penambahan karotenoid kedalam pakan ikan perlu

dilakukan (Nurhadizah & Puspitasari, 2021).

Menurut Sari et al., (2012) kromatofor memiliki kemampuan berubah untuk

menyesuaikan dengan lingkungan dan aktifitas seksual. Perubahan warna karena adanya stress

lingkungan seperti cahaya matahari, kualitas air dan kandungan pigmen dalam pakan. Komponen

utama pembentuk pigmen warna adalah karatenoid yang merupakan komponen pigmen alami

yang memberikan kontribusi cukup baik pada warna merah dan oranye. Salah satu sumber

pigmen alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan warna corak dari ikan hias adalah kulit

buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Kulit buah naga merah merupakan buangan limbah

organik yang mempunyai berat 30%-35% dari berat buah dan belum dimanfaatkan dan dijadikan

sebagai sampah (Matusyukriyah dan Swasono, 2019). Bagian dari buah naga yang dibuang
tersebut memiliki potensi sebagai pewarna alami di berbagai industri, termasuk salah satunya

adalah untuk memperbaiki kualitas pakan ikan koi sebagai upaya untuk mencerahkan corak

kulitnya. Kulit buah naga merah mengandung zat karotenoid yang bisa dimanfaatkan bagi ikan

budidaya

Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang larut dalam lemak dan berwarna kuning

hingga merah oranye. Sehingga kandungan karotenoid yang berada dalam buah naga untuk

menjadi bahan tambahan bagi pakan ikan untuk meningkatkan kualitasnya. Hammado dan

Widiarnu (2013) mengatakan bahwa dalam 100-gram buah naga mengandung 0.0005-0,01 mg

beta-karoten. Lebih lanjut, penelitian Nurrahman dan Widiarnu (2013) menemukan bahwa

kandungan beta-karoten yang berada di kulit buah naga bagian dalam sebanyak 224,2 ppm. Hal

ini menunjukkan bahwa, kulit buah naga yang umumnya menjadi bagian yang dibuang dari buah

naga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan nutrisi pakan ikan koi. Sejauh ini belum diketahui

dosis optimal dari penggunaan kulit buah naga merah untuk meningkatkan warna dari ikan koi

(Cyprinus rubrofuscus). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Pada

Campuran Pakan Terhadap Peningkatan Warna Pada Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus)”.

Metode

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut:

Perlakuan A: Pellet + 5% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan


Perlakuan B: Pellet + 10% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan Perlakuan C: Pellet + 15%

tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan Perlakuan D: Pellet + 20% tepung kulit buah naga tiap

100 g pakan Sedangkan untuk mencari banyaknya ulangan menggunakan rumus Kusriningrum

(2008), yaitu:

(𝑡 − 1)(𝑛 − 1) ≥ 15

Keterangan:

t = banyaknya perlakuan

n = banyaknya ulangan

Jumlah perlakuan (t) = 4 maka dari itu berikut adalah perhitungan jumlah ulangan.

(4-1) ( n – 1 ) ≥ 15 3n-3 ≥ 15 3n = 15 + 3 n = 18 :3= 6

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 15 November – 17 Desember 2021 di Desa Durenan

Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur.

Alat dan Bahan Penelitian

Ember berdiameter 36 cm dan tinggi 17 cm Bak ukur

Timbangan analitik Sendok

Saringan Batu aerasi

Toples Gelas

Aerator Mangkuk kecil

Selang aerator Mangkuk kecil

pH meter DO meter

Alat sipon TCF (Toca Color Finder)


Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan koi dengan ukuran panjang 6 cm yang

digunakan sebagai ikan uji, air sumur yang digunakan sebagai media pemeliharaan, Pakan

komersil PF-1000 dan tepung kulit buah naga sebagai pakan ikan uji.

Prosedur Penelitian

Menyiapkan wadah penelitian yaitu ember plastik yang berjumlah 24 unit yang memiliki

diameter 36 cm dengan volume 17 liter. Ember plastik yang akan digunakan dibersihkan dan

dikeringkan terlebih dahulu kemudian menggunakan air yang berasal dari sumur galian yang

dinaikkan menggunakan pompa. Air diendapkan ± 48 jam atau dua hari sampai kadar keasaman

air mencapai 7 (tujuh) hal ini bertujuan untuk menghindari kematian ikan dan menghindari zat-

zat berbahaya. Selanjutnya, air diisi kedalam ember sebanyak 12 liter sehingga menyisakan 5 cm

dari tinggi ember. Selanjutnya air diaerasi selama 4 (empat) hari untuk meningkatkan kadar

oksigen terlarut. Setelah itu air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan

Menyiapkan Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan koi yang memiliki ukuran ± 6 cm dan

bobot ikan ± 4 gram. Jumlah total ikan koi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96 ekor.

Menyiapkan Pakan Uji

Menggunakan kulit buah naga yang telah menjadi tepung diperoleh dari toko online sebanyak 50

gram. Sebelum memberi makan pada ikan 14 koi, tepung kulit buah naga merah terlebih dahulu

ditimbang sesuai dengan dosis yang ditentukan kemudian dimasukkan dalam bak pencampuran,

pakan dicampur secara dikit demi sedikit sehingga pakan bisa tercampur secara merata. siap,

pakan dimasukkan ke dalam toples kemudian ditutup hingga rapat.

Pemeliharaan Ikan Uji

Ikan koi ditebarkan sebanyak 4 ekor kedalam ember plastik berisikan air sebanyak 10

liter. Setelah proses aklimatisasi ikan dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan untuk
menghilangkan pengaruh sisa pakan yang ada dalam tubuh ikan. Pemeliharaan dan pengamatan

terhadap ikan uji dilakukan selama 30 hari dengan pemberian pakan sebanyak dua kali sehari

yaitu pada pukul 9.00 WIB dan pukul 16.00 WIB pada masing-masing perlakuan.

Pengukuran Kualitas Air

Air merupakan media hidup ikan yang berperan dalam mendukung kelangsungan hidup ikan.

Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian adalah suhu, pH, dan DO. Pengukuran

dilakukan setiap hari, kualitas air yang diukur langsung ditempat (insitu) adalah oksigen terlarut

yang diukur dengan DO meter, pH air dengan pH meter dan suhu dengan thermometer.

Pengamatan Warna Ikan

Pengamatan perubahan warna ikan koi dilakukan per minggu. Pengamatan terhadap intensitas

warna ikan koi menggunakan alat pengukur kertas standar warna Toca Colour Finder (TCF).

Pengamatan dilakukan secara visual dengan cara mendekatkan tubuh ikan pada kertas pengukur

warna Toca Colour Finder (TCF). kemudian membandingkan warna asli ikan pada kertas

pengukur warna Toca Colour Finder (TCF).

Pengukuran Panjang

Pengukuran panjang ikan koi dilakukan setiap 7 hari sekali. Pengukuran dilakukan dengan cara

ikan diletakkan diatas kertas millimeter kemudian di catat panjang ikan. Pengukuran panjang ikan

menggunakan rumusan pertumbuhan panjang menurut (Fadri et al., 2016), sebagai berikut:

L= Lt - L0

Keterangan:

L = Pertumbuhan mutlak (cm)

Lt = Panjang akhir (cm)

L0 = Panjang awal ikan (cm)

Peningkatan Bobot
Pengukuran bobot ikan menggunakan timbangan analitik. Bobot ikan yang telah ditimbang

kemudian dicatat. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari sekali. Pertumbuhan bobot ikan koi

dihitung dengan rumus pertumbuhan menurut (Fadri et al., 2016) yaitu:

W= Wt – W0

Keterangan:

W = Pertambahan bobot (g)

Wt = Bobot akhir (g)

Wo = Bobot awal (g)

Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati dilakukan perhitungan

ANOVA

1. Jika signifikansi uji F < 1%, maka antara perlakuan terhadap perbedaan yang sangat

nyata.

2. Jika signifikansi uji F < 5%, maka antara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata.

3. Jika signifikansi uji F > 5 %, maka antara perlakuan tidak terdapat perbedaan

Jika hasil analisis sidik ragam ANOVA ternyata menunjukan hasil yang berbeda nyata

(significant) atau berbeda sangat nyata (hight significant), maka dilanjutkan dengan uji Beda

Nyata Terkecil (BNT). Untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata atau sangat nyata antara

perlakuan, dilakukan dengan membandingkan selisih nilai tengah antara perlakuan. Untuk

mempermudah kesimpulan dibuat notasi (dengan huruf kecil) pada rata-rata perlakuan tersebut

dengan menyusun kembali rata-rata pengamatan tersebut secara mendatar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pertumbuhan Panjang Mutula Benih Koi

Tabel 2. Panjang Mutlak Benih Koi

Panjang Mutlak Benih Koi


Ulangan A B C D
1 0.6 0.8 1.2 1.2
2 0.7 0.8 1 1.4
3 0.5 1 1.3 1.3
4 0.9 1 1.2 1.3
5 1 0.9 1.1 1.4
6 0.5 1.2 1.2 1.4
Jumlah 4.2 5.7 7 8
Rerata 0.70 0.95 1.17 1.3

Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa panjang mutlak paling rendah terdapat

pada perlakuan A dengan jumlah total panjang mutlak objek penelitian sebesar 4.2. Sementara

untuk panjang mutlak paling besar dimiliki oleh perlakuan D dengan total panjang mutlak sebesar

8. Perlakuan A merupakan perlakuan Pellet + 5% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan

sementara perlakuan D adalah Pellet + 20% tepung kulit buah naga tiap 100 g pakan. Secara

relative, dilihat dari data mentah hasil pengamatan selama penelitian, terlihat perbedaan diantara

keempat perlakuan dimana jumlah panjang mutlak benih koi semakin memanjang seiring dengan

meningkatnya presentase tepung kulit buah naga merah yang ditambahkan. Perlakuan A memiliki

rerata penambahan panjang sebesar 0.7 cm, perlakuan B memiliki rerata penambahan panjang

0.95 cm, perlakuan C memiliki rerata penambahan panjang 1.17 dan perlakuan D memiliki rerata

penambahan panjang sebesar 1.3 cm. Hasil ini kemudian diolah kembali untuk mengetahui

signifikansi pengaruh penambahan tepung kulit buah naga merah pada pertumbuhan benih koi.

Berikut merupakan tabel ANOVA untuk mengamati signifikansi penambahan tepung buah naga

merah pada panjang mutlak benih koi.

Tabel 3. Uji ANOVA Panjang Mutlak Benih Koi


Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
a
Corrected Model 1.355 3 .452 21.416 .000
Intercept 25.834 1 25.834 1225.316 .000
Perlakuan 1.355 3 .452 21.416 0.000
Error .422 20 .021
Total 27.610 24
Corrected Total 1.776 23
a. R Squared = .763 (Adjusted R Squared = .727)

Pada tabel di atas perhatikan nilai signifikansi perlakuan yang mana nilai Sig. Perlakuan

adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti perlakuan berpengaruh secara signifikan.

Tabel 4. Uji BNT 5% Panjang Mutlak Benih Koi


Tukey HSDa
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3
A 6 .700
B 6 .950
C 6 1.167 1.167
D 6 1.333
Sig. 1.000 .077 .225
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

Hal ini berarti perlakuan penambahan tepung buah naga merah yang ditambahkan pada
objek penelitian berpengaruh nyata. Dari hasil penelitian kita dapat melihat bahwa
penambahan tepung kulit buah naga merah kedalam pakan benih koi memiliki pengaruh
nyata pada pertumbuhan panjang benih ikan koi selama penelitian. ak benih koi antara
perlakuan A, B, C dan D siginifikan perbedaannya.

Hal ini karena saat masa pertumbuhan benih koi membutuhkan berbagai macam nutrisi
untuk proses pertumbuhannya, terutama dengan berbagai macam kandungan yang terdapat
dalam kulit buah naga merah. Dengan banyaknya kandungan nutrisi di dalam kulit buah
naga merah, maka hal ini juga mempengaruhi kualitas pakan, semakin baik kualitas pakan
maka zat-zat yang diserap oleh ikan koi selama masa pertumbuhannya juga akan semakin
beragam. hasil penelitian ini bahwa penambahan tepung kulit buat naga merah
berpengaruh nyata dalam penambahan panjang mutlak benih koi. Dengan diberikannya
suplemen tambahan dalam pakan yang diberikan maka nutrisi yang diserap oleh sel-sel
organisme juga akan semakin beragam yang mempengaruhi pertumbuhannya

Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Koi

Tabel 5. Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Koi

Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Koi


Ulangan A B C D
1 0.1 0.1 0.1 1,4
2 0.12 0 0.3 1,5
3 0.05 0.01 0.09 1,4
4 0.05 0.08 0.22 1,2
5 0.11 0.07 0.08 1,8
6 0.2 0.15 0.17 1,5
Jumlah 0.63 0,41 0,96 8,8
Rerata 0.11 0.07 0.16 1,466667
Pada tabel merupakan data pengamatan pertumbuhan berat mutlak benih koi yang telah
diamati selama masa penelitian. Dapat dilihat dari tabel bahwa perlakuan B memiliki rerata
akhir pertumbuhan berat mutlak benih koi yang paling kecil sementara perlakuan D
memiliki rerata akhir yang paling besar. Penambahan rerata pertumbuhan berat mutlak
benih koi ini meningkat bersamaan dengan penambahan tepung kulit buah naga merah yang
menjadi perlakuan utama dalam penelitian. Perlakuan B dengan penambahan 10% tepung
kulit buah naga merah menghasilkan rerata pertumbuhan berat mutlak sebesar 0,07gr
sementara untuk perlakuan D yang menambahkan 20% tepung kulit buah naga merah dari
total pakan menghasilkan 1,46gr rerata akhir penumbuhan berat mutlak benih koi. Untuk
mengetahui signifikansi perlakuan maka data yang dimiliki kemudian diuji ANOVA.
Berikut merupakan tabel hasil uji ANOVA yang dilakukan.

Tabel 6. Uji ANOVA Berat Mutlak Benih Koi

ANOVA
Nilai

Sum of df Mean F Sig.

Squares Square
Between Groups 8,294 3 2,765 210,438 ,000
Within Groups ,263 20 ,013

Total 8,557 23

Pada tabel di atas perhatikan nilai signifikansi perlakuan yang mana nilai Sig. Perlakuan
adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti perlakuan berpengaruh secara signifikan. Maka
dari itu dilakukan uji lanjut BNT sebagai berikut.

Tabel 7. Uji BNT Berat Mutlak Benih Koi

Nilai
a
Tukey HSD
Kelompok N Subset for alpha = 0.05
1 2
B 6 ,0683
A 6 ,1050
C 6 ,1600
D 6 1,4667
Sig. ,523 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Dengan artian penambahan tepung kulit buah naga merah pada ikan koi memiliki pengaruh

nyata pada berat mutlak ikan koi seperti yang sudah dibuktikan oleh perhitungan diatas.

Pada pembahasan sebelumnya, telah diketahui bahwa penambahan tepung kulit buah naga

merah berpengaruh nyata pada penambahan panjang mutlak benih koi. Penambahan tepung

kulit buah naga merah pada penelitian kali ini dapat juga disebut sebagai penambahan pakan

additive yang memiliki pengaruh pada saluran pencernaan ikan, yang sejalan dengan laju

pertumbuhan ikan selama pemeliharaan. Wahjuningrum et al., (2016) menyebutkan

pemberian suplementasi pada biota akuatik mampu mempengaruhi permukaan mikrovili

usus dengan meningkatnya penyerapan nutrisi pada biota akuatik yang dipelihara
Sintasan Benih

Kelangsungan hidup atau yang biasa disebut Survival Rate (SR) adalah perbandingan antara

jumlah individu yang hidup pada akhir pemeliharaan dengan jumlah individu yang hidup

pada awal pemeliharaan. Tingkat kelangsungan hidup ikan merupakan ikan bertahan hidup

dari awal pemeliharaan sampai panen telihat bahwa Survival Rate paling tinggi dimiliki oleh

perlakuan D dengan nilai 100%. Sementara itu perlakuan dengan SR paling rendah terdapat

pada perlakuan A dan B dengan nilai SR masing-masing 83% selanjutnya perlakuan C

dengan SR 96%. Kemudian untuk menghitung signifikansi perlakuan pada kelangsungan

hidup benih ikan koi, dilakukan perhitungan lanjutan menggunakan ANOVA.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa nilai SR tertinggi terdapat pada perlakuan D

sebesar 100%. SR yang tinggi dikarenakan lingkungan media pemeliharaan ikan mendukung

keberlangsungan hidup ikan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan tepung

kulit buah naga merah dalam penelitian ini tidak berpengaruh nyata pada angka SR benih

ikan koi. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor lain yang lebih berperan dalam peningkatan

nilai sintasan benih seperti keadaan kualitas air.

Di dalam plot percobaan, kualitas air yang ada selama percobaan berlangsung sudah

memenuhi SNI yang diterapkan oleh pemerintah, dan juga keadaan air di dalam wadah

percobaan yang baik. Namun apabila dilihat dari data yang belum diuji menggunakan

ANOVA dapat terlihat bahwa dari perlakuan A sampai dengan D nilai SRnya terus

meningkat dimana perlakuan A yang memiliki penambahan suplemen makanan dengan

konsentrasi paling rendah hanya memiliki nilai SR 83% sementara perlakuan D yang

memiliki penambahan tepung kulit buah naga merah sebanyak 20% dari total pakan

memiliki nilai sintasan benih paling tinggi yaitu 100%.

Peningkatan Kecerahan Ikan Koi


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa perbedaan kecerahan yang

paling besar terlihat pada perlakuan D dimana selisih antara kecerahan awal dan kecerahan

akhirnya sebesar 14. Sementara untuk perlakuan A selisihnya sebesar 11,17. Perlakuan B

sebesar 12 dan perlakuan C sebesar 12,67. Peningkatan kecerahan yang ada pada masing-

masing perlakuan dipengaruhi oleh pakan yang ditambahkan, peningkatan kecerahan pada

perlakuan D seimbang dengan jumlah tepung buah naga yang ditambahkan kedalam pakan

Penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan penambahan tepung kulit buah

naga ke dalam pakan benih koi menghasilkan angka akhir dimana menurut data penelitian

yang belum diolah kembali menggunakan ANOVA bahwa dengan ditambahkannya tepung

kulit buah naga merah kedalam pellet pakan benih ikan koi mempengaruhi kecerahan akhir

benih ikan koi. Uji BNT menggambarkan bahwa seiring dengan banyaknya dosis suplemen

makanan. Uji ANOVA membuktikan bahwa penambahan tepung kulit buah naga merah

berpengaruh nyata tingkat kecerahan benih ikan koi. Warna mempunyai peranan yang

sangat penting dalam menentukan harga ikan hias.. Warna disebabkan karena adanya sel

kromatofora yang terdapat pada kulit bagian dermis. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa

kandungan karotenoid pada suplemen pakan yang ditambahkan dapat mempengaruhi warna

benih ikan koi atas dasar bertambahnya asupan karotenoid yang dikonsumsi oleh ikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa penambahan tepung kulit buah naga merah dalam

pakan berpengaruh nyata terhadap peningkatan kecerahan ikan koi. Dari data penelitian yang

didapatkan kita dapat melihat bahwa penambahan tepung kulit buah naga merah pada pakan
benih koi berpengaruh siginifikan pada kecerahan benih koi akibat dari kandungan karotenoid

yang terdapat pada kulit buah naga. Selanjutnya, metabolisme tubuh ikan koi juga menggunakan

tepung kulit buah naganya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh seperti

dilihat pada bobot mutlak dan panjang mutlak ikan koi. Dosisterbaik dari penelitian ini adalah

perlakuan D dengan 20% setiap 100gr pellet yang dapat meningkatkan kecerahan sebesar

14,17%. 5.2.

Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan untuk penelitian ini yaitu dalam pakan ikan koi sebaiknya

ditambahkan 20% tepung kulit buah naga merah untuk menghasilkan kecerahan pada ikan koi.

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai kombinasi tepung kulit buah naga merah dengan sumber

pewarna lainnya baik pada ikan koi ataupun pada ikan hias lainnya untuk mengetahui pengaruh

tingkat kecerahan warnanya

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, O. Z., Prakoso, V. A., & Pantjara, B. (2018). Ketahanan ikan tambakan (Helostoma
temminkii) terhadap beberapa parameter kualitas air dalam lingkungan budidaya.
Jurnal Riset Akuakultur, 12(3), 241-251.

Ayala, M. D., Martínez, J. M., Hernández-Urcera, J., & Cal, R. (2016). Effect of the early
temperature on the growth of larvae and postlarvae turbot, Scophthalmus maximus
L.: muscle structural and ultrastructural study. Fish Physiology and Biochemistry,
42(3), 1027-1042.

Bora, P., Das, P., Bhattacharyya, R., & Saikia, M. (2019). Biocolour: the natural way of
colouring food. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 8(3), 3663-3668.

Crane, Jonathan and Balerdi, Carlos. (2005). The Pitaya (Hylocereus undatus and other
spp.) In Florida. IFAS Extention - University of Florida and Miami- Dade County.

Deriyanti A. (2016). Korelasi Kualitas Air dengan Prevalansi Myxobulus pada Ikan Koi
(Cyprinus carpio) di Sentra Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar Jawa Timur.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga.

Emaliana, E., Usman, S., & Lesmana, I. (2016). Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap
Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio). Aquacoastmarine, 13(3), 16-
25.

You might also like