You are on page 1of 10

Nama : Ratih Kumalasari

Kelas : 001
NIM : 223131912792

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
N Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi penyebab
telah
o. masalah masalah
diidentifikasi

1. Siswa mengalami 1. Menurut Graves (dalam Analisis penyebab masalah


kesulitan dalam Trismantoro, 2021 ) seseorang mengalami kesulitan dalam
mengonstruksikan enggan menulis karena tidak tahu mengonstruksikan teks laporan
teks laporan hasil untuk apa ia menulis,merasa tidak hasil observasi sebagai berikut:
observasi berbakat menulis , dan merasa tidak 1. Ketakutan pada diri siswa
tahu bagaimana harus menulis. ketika akan memulai
KD 4.4 2. Ketidaksukaan tak lepas dari kegiatan menulis.
Mengonstruksikan pengaruh lingkungan keluarga dan Ketakutan tersebut berupa
teks laporan masyarakat serta pengalaman ketakukan membuat
observasi Pembelajaran menulis atau yang kesalahan. Kesalahan
berkaitan bidang kurang memotivasi dan merangsang tersebut baik dari segi isi,
pekerjaan dengan minat. bahasa, maupun tampilan.
memerhatikan isi 3. Menurut Darmadi (1996:11) lebih Isi yang tidak sesuai
dan aspek lanjut dijelaskan bahwa ada dengan ide, penulisan
kebahasaan baik banyak permasalahan yang dihadapi ejaan yang keliru, dan
lisan maupun tulis penulis pemula. Secara umum bisa tampilan tulisan yang
dikatakan bahwa permasalahan tu jelek, akibatnya diejek
ada empat macam, yaitu (1) takut oleh teman atau guru.
memulai, (2) tidak tahu kapan harus 2. Kebiasaan siswa menulis
memulai, (3) pengorganisasian, dan di media sosial media
(4) Bahasa dengan menggunakan
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi menggunakan ragam
menulis bahasa santai, tidak
- Faktor Internal (Slameto, 2003) formal, atau bahasa
a. Kesehatan percakapan sehari-hari.
b. Minat Karena itulah, ketika
c. Bakat dihadapkan pada kegiatan
d. Motivasi menulis formal yang harus
- Faktor Eksternal (Sardiman, 2014) menggunakan bahasa
a. Keluarga secara terstruktur, mereka,
b. Lingkungan sekitar dalam hal ini adalah siswa,
c. Sekolah (rendahnya peran guru mengalami kesulitan.
dalam membina siswa agar 3. Peran guru dalam
terampil menulis; kurangnya membina siswa agar
sentuhan dalam memberikan terampil menulis;
strategi menulis yang tepat) kurangnya sentuhan dalam
memberikan strategi
menulis yang tepat.
4. Metode atau pendekatan
Artenatif Solusi yang dilakukan guru
Menurut Trismantono (2021:10) ada selama ini masih belum
beberapa masalah yang sering dihadapi tepat karena guru belum
oleh para penulis pemula dalam menggunakan metode
mewujudkan kemampuan menulisnya, yang tepat yang
antara lain perasaan takut untuk disesuaikan dengan
memulai, ketidaktahuan kapan dan karakteristik dan gaya
bagamana harus memulai menulis, belajar
ketidakmampuan dalam
pengorganisasian materi, serta
ketidakmampuan dalam penggunaan
bahasa Perasaan takut untuk memulai
dapat diatasi jika seseorang
menyadarkan dirinya bahwa ia memiliki
potensi untuk menjadi penulis sepanjang
ia tidak buta huruf. Memotivasi diri dan
terus berlatih dapat menghilangkan rasa
takut. Ketidaktahuan kapan harus
memulai menulis dapat diatasi dengan
membunuh sifat malas. Kita harus
memutuskan sikap untuk secepatnya
mulai menulis begitu outline selesai
dikejakan. Penulis pemula sering
menunda waktu penulisan sehingga
banyak menemui hambatan dan
kegagalan. Ketidakmampuan dalam
pengorganisasian dapat diatasi dengan
banyak belajar dari para penulis yang
sudah profesional, yaitu dengan
membaca tulisan mereka
sebanyakbanyaknya. Ketidakmampuan
dalam penggunaan bahasa dapat diatasi
dengan memahami esensi perubahan
yang terjadi dalam bahasa. Jangan
memandang bahasa hanya sebagai alat
komunikasi saja tetapi juga sebagai
wahana pokok dalam berpikir. Jadi
kesalahan dalam menulis bukan hanya
kesalahan berbahasa saja namun juga
kesalahan logika.

Trismantono. 2021. Keterampilan


Menulis dan Permasalahan. (Online).
https://classroom.google.com/u/0/c/NT
M3MzUyMjkzMzgz Vol 14, No 29
(2021). Diakses 05 September 2022

Hasil Wawancara Siswa:


1) Siswa mengalami kesulitan
mengonstruksikan teks laporan hasil
observasi karena takut salah dan
diolok-olok teman ketika tulisannya
jelek
2) Siswa mengalami kesulitan saat
mengonstruksikan teks laporan hasil
observasi karena bingung memulai ide
dari mana
3) Siswa mengalami kesulitan saat
mengonstruksikan teks laporan hasil
observasi karena bingung dengan
instruksi guru.
4) Siswa mengalami kesulitan saat
mengonstruksikan teks laporan hasil
observasi karena trik atau cara
mengonstruksikan tidak jelas tahap
per tahap

Hasil Wawancara Teman Sejawat:


1) Siswa perlu motivasi khusus agar
dapat mengembangkan kalimat dan
paragraf.
2) Guru perlu menambahkan kajian
literatur sebagai bahan bacaan siswa
agar menambah kosa kata siswa
3) Guru dapat membimbing lebih intens
kepada siswa-siswa yang kesulitan
mengembangkan kalimat dan
paragraf.
4) Guru tetap memacu dan mendorong
siswa untuk terbiasa menulis
5) Metode yang digunakan lebih jelas
dan menarik.

Siswa mengalami 1. Beberapa jenis teks telah Analisis eksplorasi penyebab


kesulitan dalam dipersiapkan dalam Kurikulum masalah sulitnya siswa melakukan
membuat 2013 Revisi pada tingkat tahapan mengonstruksikan teks
kerangka/tahapan menengah atas. Untuk laporan hasil observasi, antara
mengonstruksikan memahami berbagai jenis dan lain:
teks laporan hasil memproduksi teks tersebut, guru 1. Ketika guru menjelaskan
observasi dituntut untuk selalu berinovasi, di kelas menggunakan
KD 4.4 baik dalam memilih model, metode ceramah siswa
Mengonstruksikan metode, strategi, teknik maupun dapat memahami tapi
teks laporan media.pembelajaran. apabila proses
observasi 2. Menulis merupakan suatu proses pembelajaran telah selesai
berkaitan bidang yang kompleks karena harus siswa biasanya lupa
pekerjaan dengan menguasai beberapa hal tentang dengan penjelasan atau
memerhatikan isi kebahasaan. Selain itu, terdapat instruksi guru maka siswa
dan aspek langkah-langkah menulis hanya bisa menanyakan
kebahasaan baik sebelum tulisan tersebut pada pertemuan
lisan maupun tulis dipublikasikan. selanjutnya.
3. Tahapan atau proses penulisan 2. Teks yang dipakai kurang
itu jika dilihat secara garis besar kontekstual, dan hanya
dapat dibagi ke dalam tiga tahap, memanfaatkan sumber
yaitu (1) tahap pratulis (2) tahap belajar yang ada.
penulisan, dan (3) tahap 3. Kurang inovatif
pascatulis [2]. menerapkan berbagai
4. Teks laporan (yang dalam bahasa model pembelajaran.
Inggris disebut report) berisi Akibatnya, hasil belajar
penjabaran umum siswa pun tidak akan
mengenaisuatu yang didasarkan maksimal
pada hasil observasi. Teks 4. Instruksi yang diberikan
laporan mirip dengan teks guru belum jelas
deskripsi. 5. Kiat/Teknik menulis tidak
5. Mustaqim (2001:158) dijelaskan secara
mengatakan bahwa mendetail.
observasi adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur
tingkah laku individu, atau
proses terjadinya suatu kegiatan
yang diamati baik dalam situasi
sebenarnya maupun suatu
kegiatan yang diamati baik
dalam situasi sebenarnya
maupun dalam situasi buatan.
6. Margono (2004:158),
observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek
penelitian. Pencatatan tersebut
berdasarkan fakta-fakta yang
dilihat didengar dan dirasakan
oleh si pengamat.
7. Priyatni (2014:77) menyatakan
struktur isi teks laporan hasil
observasi terdiri atas judul,
klasifikasi umum dan deskripsi.
Generic structure (susunan
umum) recount text ini terdiri
dari:
(1) Orientation."Orientation"
menceritakan siapa saja yang
terlibat di dalam cerita, apa yang
terjadi, di mana tempat peristiwa
terjadi, dan kapan terjadi
peristiwanya (2) Events. "Event"
menceritakan apa yang terjadi
(lagi) dan menceritakan urutan
ceritanya (3) Reorientation.
"Reorientation" berisi penutup
cerita / akhir cerita)
8. Menurut Keraf (2004) langkah-
langkah untuk menyusun sebuah
laporan teks hasil observasi
adalah sebagai berikut.
1) Merumuskan tema teks laporan
yang akan ditulis dengan cara
menentukan objek yang diamati.
2) Menyusun kerangka sesuai
dengan struktur hasil observasi
yang meliputi definisi
umum, deskripsi bagian, dan
deskripsi manfaat.
3) Mengembangkan
kerangka teks yang telah
disusun sesuai dengan data yang
telah
diperoleh.
4)Melengkapi teks laporan hasil
observasi dengan dengan unsur-
unsur kebahasaan.

Alternatif Solusi
Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas
X SMA Negeri 1 Sendawar, tampak
bahwa
dalam proses belajar mengajar terutama
dalam KD memproduksi teks masih
banyak siswa
yang mengalami kesulitan. Mereka
mangalami kesulitan dalam
memproduksi teks atau menulis
sesuai dengan struktur berpikir dan
kaidah kebahasaannya. Selain itu,
mereka
sulit untuk menuangkan daya Hal ini
sejalan dengan pendapat bahwa
pembelajaran
menyiksakan sejumlah masalah yang
serius. Salah satu masalah serius
tersebut adalah
rendahnya kemampuan siswa
dalam menulis Abidin (2013:190).
Model pembelajaran dipilih dalam
penelitian ini berorientasi pada
kecerdasaninterpersonal. Padateks
laporan hasil observasi siswa tidak
hanya mendengar (audio) penjelasan
dari guru dan penjelasan dari
narasumber tetapi juga terjun langsung
ke lapangan untuk mengamati (visual)
dan mencari data-data yang diperlukan.
Kemudian siswa dapat mengolah data
tersebut melalui nalarnya sehingga dari
proses bernalarnya mereka tuangkan
menjadi sebuah tulisan yang bersifat
informatif, objektif, faktual bukan
berupa opini, dan sistematis sesuai
dengan struktur sehingga dalam
pembelajaran memproduksi teks laporan
hasil observasi dapat
berjalan menyenangkan, menarik,
hasil yang didapatakanmaksimal. Selain
itu juga model pembelajaran berbasis
proyek sangat relevan dengan
mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan (5M)
yang terdapat di kegiatan inti kurikulum
2013

Sumber:
Mugianto, Ahmad Ridhani, Syaiful
Arifin. 2017 Pengembangan
Perencanaan Pembelajaran Menulis
Teks Laporan Hasil Observasi Model
Pembelajaran Berbasis Proyeks Siswa
kelas X SMA. Jurnal Ilmu Budaya,
Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017
(Online) (http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/a
rticle/view/769). Diakses 05 September
2022

Kedua
Pokok bahasan teks laporan hasil
observasi tidak cukup jika hanya
menerangkan definisi dan struktur
teks saja melainkan harus terjun
langsung ke lapangan untuk mengamati
objek tertentu. Jadi, ketika menulis teks
laporan hasil observasi tidak tepat bila
dilakukan di dalam kelas. Oleh karena
itu, salah satu cara yang ingin diterapkan
oleh peneliti, yaitu dengan
menerapkan pembelajaran interaktif
berbasis WhatsApp
Group. WhatsApp adalah aplikasi dalam
smartphone yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan memanfaatkan
jaringan internet.Berbagai fitur
disematkan ke dalam aplikasi ini guna
menjalin komunikasi jarak jauh. Dengan
bantuan WhatsApp Group, siswa dapat
bertukar informasi dengan teman
sekelompoknyamengenai objek yang
diamati sehingga teks yang dihasilkan
akan memperoleh hasil yang baik.
Selain itu, memungkinkan bagi guru
untuk tetap mengontrol proses belajar
siswa di luar kelas
Sumber:
Wahyudin Kurnia.Efektifitas
Pembelajaran Interaktif Berbasis
Whasap Group terhadap Kemampuan
Menulis Teks Laporan Hasil Observasi.
(Online)
(http://journal.lldikti9.id/CER/index)
Vol 1, No, 2, October 2019, pp 105-111
diakses 05 September 2021.

Hasil Wawancara Siswa:


1) Siswa mengalami kesulitan
dalam membuat kerangka teks
laporan hasil observasi karena
tidak tahu apa yang dilakukan
tahap per-tahap.
2) Siswa mengalami kesulitan
dalam membuat kerangka teks
laporan hasil observasi karena
instruksi dari guru belum jelas.
3) Siswa mengalami kesulitan
dalam membuat kerangka teks
laporan hasil observasi karena
trik yang diberikan sulit, tidak
menarik, dan tidak mudah.
4) Siswa mengalami kesulitan
dalam membuat kerangka teks
laporan hasil observasi karena
media monton dan menjenuhkan

Hasil Wawancara Teman Sejawat:


1. Siswa masih bingung
menjalankan instruksi guru.
2. Guru masih mencoba beberapa
motode yang tepat dalam
menuntun siswa untuk
menjalankan tahapan membuat
kerangka
3. Guru kesulitan merangsang siswa
untuk memunculkan dan
mengembangkan ide.
4. Guru perlu menambahkan kajian
literatur sebagai bahan bacaan
siswa agar menambah kosa kata
siswa
5. Siswa perlu memperbanyak
literasi
6. Guru perlu memperbanyak
memahami literatur metode,
strategi, dan pengembangan
media.

Siswa belum bisa Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


menjawab soal 1. HOTS mengategorikan berbagai terhadap hasil kajian literatur dan
HOTS dan belum tingkat pemikiran, mulai dari yang hasil wawancara. Dapat diketahui
terbiasa terendah hingga yang tertinggi. bahwa penyebab masalah siswa
pembelajaran Konsep ini merupakan tujuan-tujuan masih belum bisa menjawab
HOTS pembelajaran yang terbagi ke dalam pertanyaan HOTS, antara lain
4.17 Menulis puisi tiga ranah, yaitu Kognitif sebagai berikut.
dengan (keterampilan mental seputar Guru belum menjelaskan tentang
memerhatikan
unsur
pengetahuan), Afektif (sisi emosi soal HOTS
pembangunnya seputar sikap dan perasaan), dan 1. Guru belum terbiasa dengan
(tema, diksi, gaya Psikomotorik (kemampuan fisik pembelajaran HOTS.
bahasa, imaji, seperti keterampilan). 2. Metode dan media yang
struktur, 2. Untuk mendapatkan soal ada digunakan guru belum tepat
perwajahan) beberapa cara untuk melakukan dan tidak inovatif.
validasi soal, yakni analisis tingkat
tinggi HOTS (Higher Order
Thinking Skills), (1) Analisis daya
pembeda, (2) Analisis validitas dan
(3) Analisis reliabilitas.
3. Pendidik membuat kesimpulan,
dengan memecahkan masalah dan
menerapkan pengetahuan mereka
(siswa) pada konteks kehidupan
nyata serta pada situasi yang masih
asing sehingga mampu
berargumentasi dengan kritis dan
berpikir tingkat tinggi, dengan kata
lain disebut sebagai HOTS.
Berpikir kritis merupakan kegiatan
berpikir secara mendalam tentang
berbagai hal untuk mencapai suatu
kesimpulan.
Solusi Alternatif
Dengan biasa berlatih berpikir kritis
Proses pembelajaran yang menerapkan
pola berpikir LOTS dan HOTS siswa
menjadi terbiasa untuk menghadapi apa
saja dalam kehidupannya secara kritis
dan tidak mudah melakukan hal-hal
yang tidak menguntungkan terhadap
pengembangan dirinya, misalnya ketika
mendapatkan sesuatu yang bukan
miliknya maka ia tidak akan serta merta
mengambilnya karena mempertanyakan
benda ini milik siapa, apabila di ambil
ada resiko atau tidak, bahaya
atau tidak jadi ia akan terbiasa
mempertanyakan apa yang ia lakukan
contoh ke dua misalnya ketika seorang
anak
mendapatkan informasi dan dia tau
tentang
informasi tidak tau tidak memiliki
identitas
jelas yang mengirimnya pemberita itu
tidak
sesuai dengan dirinya maka tidaka akan
mudah menyebarkan. Dengan tiga ranah
kognitif pada C4 analisis jumlah
informasi yang dikelola
memang lebih sedikit bila dibandingkan
C1,2,3, namun siswa memerlukan
informasi
lainnya guna memperkaya apa yang
dibahas
dalam informasi kemudian di C5
Evaluasi
informasi lebih spesifik dan mendalam
informasi dan data yang telah dianalisa
dan
dievaluasi bahan yang akan
memampukan
siswa menciptakan informasi atau data
baru
sesuai dengan fersi mereka.C6 mari kita
ingatkan kembali urutan kognitif yang
bias
kita kembangkan dalam proses belajar
C6 kemampuan siswa mencipta
seharusnya
menjadi tujuan utama kita sebagai
seorang pendidik tujuan utama
melanjutkan proses pembelajaran

Sumber:

Adnannudin. Pengembangan Penilaian


Koggnitif Berorientasi HOTS dan
Pemanfaatannya dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di Indonesia. Jurnal
Tuturan, Vol. 9, No. 1, Mei 2020

Wawancara Siswa
1. Siswa menganggap soal HOTS itu
sulit dikerjakan
2. Siswa merasa sulit memahami
instruksi soal lots

Wawancara Teman Sejawat


1. Siswa tidak bisa memahami maksud
dari soal HOTS dan menyebabkan
banyak kekeliruan dalam menjawab
soal
2. Guru belum sepenuhnya bisa
membuat soal HOTS dan materi
yang tersedia masih LOTS
3. Siswa heterogen dan terdapat anak
inklusi
4. Kajian literasi masih kurang terkait
pembelajaran HOTS.
5. Metode, strategi, dan media masih
monoton.

You might also like