You are on page 1of 6

UJIAN AKHIR SEMESTER PASCASARJANA MSI

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Mata Kuliah : Filsafat Kemuhammadiyahan Dosen : Dr. Farihen, M.Ag


Waktu : 75 Menit Prodi/Smt. : S2 MSI/ I
Hari/Tanggal : Januari 2022 Tahun Ajaran : 2021/2022

SOAL (Kerjakan 3 dari 4 soal di bawah ini)

1. Ideologi Muhammadiyah, seperti termaktub dalam Muqaddimah AD/ART


Muhammadiyah, MKCH, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, dst merupakan
cerminan ideal, paham keagamaan, langkah dan strategi dalam mencapai Cita-
cita dan tujuan Muhammadiyah, mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya atau Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Terkait dengan masalah
di atas, coba Saudara kemukakan analisis dalam konteks peran politik
kebangsaan Muhammadiyah memasuki abad ke-2 dan kritik Saudara dalam
permasalahan dimaksud!

2. Jelaskan relasi keluarga dengan kebaikan/ketidakbaikan suatu negara dari


perspektif Islam. Penjelasan Saudara dapat menyertakan pandangan pakar,
hadits nabi Muhammad SAW atau Al-Qur’an sebagai landasan berpikir.

3. Pada masa Islam Awal, hanya terdapat 17 orang di kota Mekkah yang dapat
membaca dan menulis, tetapi kemudian pada masa berikutnya Islam muncul
sebagai sebuah peradaban yang maju dan menguasai ipteks. Jelaskan spirit
Islam (Al-Qur’an dan Al-Hadits) dalam konteks pengembangan ilmu yang
menjadi prasyarat kemajuan peradaban dimaksud maupun konteks historisnya!

4. Pada zaman Modern belakangan ini, --terutama di Barat-- ipteks dibenturkan


dengan agama menjadi secular, dan bahkan bercorak atheistik. Jelaskan
pandangan Saudara tentang hubungan (integrasi) Ipteks dan agama (Islam).
Penjelasan Saudara dapat diperkuat dengan ayat Al-Qur’an atau hadits Nabi
SAW.
UJIAN AKHIR SEMESTER PASCASARJANA MSI
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Mata Kuliah : Filsafat Kemuhammadiyahan Dosen : Dr. Farihen, M.Ag


Prodi/Smt : S2 MSI/ I Nama Mahasiswa : Nurul Qodriah Royani
Hari/Tanggal : Selasa,18 Januari 2022 NIM : 20200520100032

JAWABAN.
2. Keluarga menduduki posisi terpenting di antara lembaga-lembaga sosial yang
memiliki perhatian terhadap pendidikan anak. Biasanya dalam keluarga ditanamkan
nilai-nilai Islam untuk membentuk perilaku anak. Oleh karena itu, pendidikan Islam
dalam keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui batasan-batasan baik dan buruk
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam diharapkan akan mendorong setiap manusia untuk mengerjakan sesuatu
dengan suara hatinya. Mengingat pentingnya pendidikan keluarga dalam membangun
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak dan bermoral, maka perlunya pemahaman
tentang pendidikan Islam yang tepat.
Keluarga dalam Islam merupakan tumpuhan harapan pertama untuk masa depan bangsa dan
negara. Impian keluarga sakinah merupakan hal yang sudah lazim bagi setiap muslim bahkan
non muslim sekalipun. Keluarga sakinah dalam perspektif Islam merupakan gambaran
keluarga mampu memberikan ketenagan, ketrentraman kesejukan dan kedamaian yang
dilandasi oleh iman dan taqwa serta dapat menjalankan syariat Ilahi Rabbi dengan sebaik-
baiknya.
Islam sebagai agama fitrah, ia mengatur segala urusan manusia, keluarga dan
masyarakat dengan cara yang sangat mengagumkan. Karena prinsip-prinsip islam dalam
mengatur tersebut, itu memang keluar dari kebijaksanaan Allah Swt. Abul Al Maududi dalam
bukunya yang berjudul “almusthalahaatul arba’ah” berpendapat, bahwa setiap umat
mempunyai pandangan hidup (way of life) sendiri-sendiri yang terpancar dari agama yang
dianutnya. Kalau suatu kelompok manusia menganut pandangan hidup buatan Allah Swt, dan
sebaliknya kalau pandangan hidupnya terbuat dari manusia maka bisa dikatakan bahwa
mereka menganut agama manusia yakni agama raja atau agama Nasionalis. Disinilah fitrah
agama diuji, terutama dalam kehidupan berkeluarga, akan tetapi telah diakui bersama bahwa
sebuah keluarga akan lestari bila dipupuk oleh bimbingan agama. Bahkan bila dalam
kehidupan keluarga tidak ada bimbingan agama sangatlah mustahil untuk meraih beberapa
tujuannya. Oleh karena itu dalam filsafat hukum islam sangat menjaga lima hal yang paling
mendasar sebagai bentuk salah satu tujuan dari maqhasid al-syari’ah dalam bidang
mu’amalah yakni : menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keterunan dan
menjaga harta.
Dari uraian-uraian tersebut diatas, maka dapat dipahami bahwa pemikiran islam
tentang hubungan agama dan negara saling berkaitan antara satu dengan lainnya, khususnya
dalam aspek ketatanegaraan, demokrasi dan hak asasi manusia, dengan kesimpulan sebagai
berikut Relasi Antara Agama dan Negara dalam Pemikiran islam yaitu, islam memberi
prinsip-prinsip terbentuknya suatu negara dengan adanya konsep khalīfah, dawlah, atau
hukūmah. Dengan prinsip-prinsip ini, maka terdapat tiga paradigma tentang pandangan
agama islam dan negara, yakni: paradigma integratif, paradigma simbiotik, dan paradigma
sekularistik, relasi antara agama dan demokrasi, dalam hal ini islam menekankan pada nilai
demokrasi itu sendiri, yakni kebenaran dan keadilan. Dengan demokrasi ini pula, maka
aturan permainan politik yang baik dapat terwujud. Karena itu konsep demokrasi seperti ini,
sangat sesuai dengan islam, karena islam adalah agama yang selalu mengedepankan nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
Pendidikan Islam berfungsi dalam keluarga dan masyarakat untuk membentuk
manusia yang percaya dan ketakwaan kepada Allah SWT agar terciptanya kehidupan yang
baik dalam keluarga dan masyarakat.
Pendidikan Agama Islam merupakan fondasi yang utama sebagai sistem pendidikan
moral dan ahklak, dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat
Indonesia seluruhnya
Pendidikan agama dalam lingkungan masyarakat sangat berperan penting bagi
kehidupan bermasyarakat dan untuk meningkatkan moral bangsa dan negara.
3. Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia,
sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam
awal bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di
indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam,
terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk
kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi pilihan mutlak
bagi umat islam Indonesia.
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada
pengekangan yang dilakukan Islam kepada pemeluknya kecuali untuk hal-hal yang dapat
merugikan manusia itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa hanya Islam yang diridhai Allah
sebagai agama yang haqq. Barangsiapa yang mencari agama di luar Islam maka tidak akan
dilegalisasi oleh Allah. Akan halnya dengan itu, Islam menawarkan dua panduan dalam
kehidupan ini yaitu al-Qur`an dan al-Sunnah al-Nabawiyah. Pedoman yang diberikan Allah
tersebut telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia walaupun tidak sepenuhnya
dirincikan oleh Allah dan Rasul-nya. Salah satu aspek kehidupan manusia yang diatur
olehnya adalah aspek ilmu pengetahuan. Al-Qur`an misalnya banyak memberikan isyarat
tentang ilmu pengetahuan, demikian pula hadis Nabi SAW.
Ilmu merupakan alat penting untuk membangun sebuah peradaban. Tidak akan
muncul sebuah peradaban yang maju tanpa ilmu yang tinggi. Kebodohan tidak akan
menjadikan peradaban maju, malah sebaliknya kebodohan hanya akan menjadi lahan yang
subur bagi kelemahan dan kerusakan. Sehingga posisi ilmu dalam Islam merupakan nikmat
yang tinggi diberikan Allah kepada hambanya. Ilmu menghidupkan hati dari kejahilan, ilmu
menjadi lampu penerang dalam kegelapan. Dengan ilmu seseorang mampu mencapai derajat
yang tinggi dan mulia baik di dunia maupun di akhirat. Rasul tidak mewariskan kekayaan,
tidak pula mewariskan harta benda, akan tetapi rasulullah mewariskan ilmu dan hikmah
kepada ummatnya.
Ilmu yang disuruh oleh Islam dan telah dibangun oleh al-Qur`an serta dianjurkan oleh
Rasul SAW. adalah ilmu yang bermanfaat yang mengenalkan manusia kepada Allah dan
menunjuki manusia tentang Allah. Inilah ilmu dunia dan akhirat yang dihimbau oleh Islam
untuk mengikutinya. Ilmu yang menjadikan diri menjadi bersih dan mengetahui mana hak-
hak Allah. Ilmu ini pula yang menghantarkan dunia menjadi baik dan teratur dalam lingkup
ilmu pengetahuan dan peradaban. Dengan ilmu ini Allah menunjuki manusia dan menerangi
jalannya untuk menelusuri kehidupan di muka bumi ini. Ilmu pengetahuan tak ubahnya
seperti sebuah jendela besar yang selalu terbuka bagi setiap orang untuk melihat berbagai
rahasia jagat raya.
4. Dalam al-Quran banyak sekali disebutkan ayat-ayat yangmendorong umat Islam untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.Kalau dilakukan penelusuran secara seksama, paling tidak
ditemukantujuh i’tibar dalam bidang iptek yang terdapat dalam al-Qur’an, yaitu:
a. Penggalian lubang di tanah, menguburkan mayat dan menimbuninya, seperti yang dipelajari
Qabil dari perbuatan gagak, setelah ia membunuh saudara kandungnya, si Habil (Q.S. al-Maidah/
5:30-31).
b. Pembuatan, melayarkan dan melabuhkan kapal oleh Nabi Nuh a.s. pada masa menjelang waktu
air bah datang, sehingga terjadi banjir besar. Nabi Nuh dan umatnya yang setia selamat dari banjir
tersebut (Q.S. Hud/11:36-44).
c. Menyucikan, meninggikan pondasi, dan membangun Baitullah oleh Nabi Ibrahim a.s., dibantu
oleh Ismail (Q.S. al-Baqarah/ 2:124- 132).
d. Pengelolaan sumber daya alam dan hasil bumi oleh Nabi Yusuf (Q.S. Yusuf/12:55-56)
e. Pelunakan besi dan pembuatan baju besi, serta pengendalian dan pemanfaatan bukit-bukit dan
burung-burung oleh Nabi Daud (Q. S. al-Anbiya’/21:80 dan Saba’J34:10-11).
Ilmu dalam pandangan Al-qur’an tidaklah bertentangan dengan iman, juga bukan seterusnya,
ia berjalan bersama iman secara beriringan. Oleh Karena itu, Al-qur’an menyebut iman
secara beriringan dengan ilmu.
‫ق َأنَّهُ ْال ِع ْل َم ُأوتُوا الَّ ِذينَ َولِيَ ْعلَ َم‬
ُّ ‫قُلُوبُهُ ْم لَهُ فَتُ ْخبِتَ بِ ِه فَيُْؤ ِمنُوا َربِّكَ ِم ْن ْال َح‬. ‫ص َرا ٍط ِإلَ ٰى آ َمنُوا الَّ ِذينَ لَهَا ِد هَّللا َ َوِإ َّن‬
ِ ‫مستقيم‬
”dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah
yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada
jalan yang lurus.’ QS. Al-Hajj:54)
Ayat ini menunjukkan antara ilmu dan agama, ilmu didikuti oleh agama secara

langsung tanpa jeda, dan agama diikuti oleh gerakan hati yang tunduk dan khusyuk kepada

Allah SWT. Demikianlah ilmu membuahkan keimanan, dan keimanan membuahkan

kekhusyukan serta sikap tunduk kepada-Nya.

Berbicara mengenai agama dan ilmu pengetahuan, barangkali akan lebih

spektakuler jika kita ungkapkan sabda Nabi Muhammad saw, Al-Islamu ‘lmiyyun wa

‘amaliyyun (artinya Islam adalah ilmiyah dan amaliyah). Statemen ini mendeskripsikan
suatu pemahaman bahwa Islam adalah sumber keilmiahan dan sebagai pranata ilmu

pengetahuan yang harus diamalkan dalam realitas kehidupan sehari-hari.

Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan dapat dibahas dari dua sudut

pandang. Sudut pandang pertama adalah kita lihat apakah ada sebuah agama yang

konsepsinya melahirkan keimanan dan sekaligus rasional, atau semua gagasan yang ilmiah

itu bertentangan dengan agama. Sudut pandang kedua adalah pertanyaan tentang

bagaimana keduanya ini berpengaruh pada manusia.

Agama mempunyai ajaran-ajaran yang diyakini turun kepada masyarakat manusia

melalui wahyu. Ini berarti bahwa ajaran-ajaran itu berasal dari Tuhan dan oleh karena itu

bersifat benar, dan tidak akan berubah-ubah menurut perkembangan zaman. Sebaliknya ilmu

pengetahuan, tidak kenal dan tidak teikat pada waktu. Ilmu pengetahuan berpijak dan terikat

pada pemikiran rasional. Akan tetapi meskipun berangkatnya berbada, tidak berarti bahwa

antara agama dan ilmu itu dalam posisi yang bertentangan. Jika agama mempunyai nilai

kebenaran mutlak maka ilmu yang sifat kebenarannya relatif dan dinamis adalah merupakan

alat bagi manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran itu.

You might also like