Professional Documents
Culture Documents
Bahan Paparan FGD 3 KLHS RDTR WP 3 IKN Selatan
Bahan Paparan FGD 3 KLHS RDTR WP 3 IKN Selatan
FGD 3
KLHS RDTR
WP 3
IKN SELATAN
JAKARTA, 01 DESEMBER 2022
01 02 03 04
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maksud, Tujuan & Sasaran REKOMENDASI
Integrasi Penyelenggaraan PERBAIKAN UNTUK
KLHS dalam Penyusunan RTR
PENGKAJIAN PENGAMBILAN
PENGARUH KRP KEPUTUSAN KRP
TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
a. Hasil Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
b. Identifikasi Materi Muatan KRP yang Berdampak
terhadap Lingkungan Hidup
c. Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan
(Isu Strategis)
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
01
PENDAHULUAN
• UU NO 3/2022 TENTANG IBU KOTA NEGARA
Penyusunan rencana tata ruang yang mempertimbangkan
aspek spasial maupun non spasial, merupakan dasar
pemanfaatan ruang kawasan untuk mencapai
pembangunan yang AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF DAN
01
BERKELANJUTAN merujuk pada UU No 26/2007 tentang
01.a
Penataan Ruang.
4
Sumber: UU No. 32/2009, PP No. 46/2016, PP No 22/2021, Permen LHK P.69/2017, PerMen ATR/BPN No. 5/2022
TUJUAN
Tersusunnya Dokumen Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR
WP 3 IKN Selatan
Tersusunnya RDTR WP 3 IKN Selatan
yang sudah didasarkan pada prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan
01
01.b MAKSUD
Memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi
MAKSUD,
dalam pembangunan suatu wilayah
melalui penyusunan KLHS RDTR
WP 3 IKN Selatan
TUJUAN, DAN SASARAN
Terlaksananya analisis pengaruh RDTR WP
SASARAN
3 IKN Selatan terhadap kondisi lingkungan
hidup
Terumuskannya alternatif penyempurnaan
materi muatan RDTR WP 3 IKN Selatan
Tersusunnya rekomendasi perbaikan
materi muatan RDTR WP 3 IKN Selatan
yang mengintegrasikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan
5
Integrasi
01.c Penyelenggaraan KLHS
dalam Penyusunan RTR
Konsultasi Konsultasi
Publik 1 Publik 2
Penjaminan Kualitas
KLHS*)
Pendokumentasian
KLHS *)
02
PENGKAJIAN PENGARUH
KRP TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
02.a
HASIL
IDENTIFIKASI ISU
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Konsultasi Publik I
7 November 2022
a.1 Diagram Fish Bone Isu PB KLHS RDTR WP 3 IKN SELATAN
Isu PB Paling
Strategis
Isu PB
Potensi meningkatnya jenis, kejadian, luasan, dan
Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan intensitas bencana
Potensi hilangnya mata pencaharian masyarakat yang bersumber Sebagian wilayah perencanaan berada pada bahaya
dari kegiatan perkebunan masyarakat di wilayah konsesi longsor tinggi
Potensi peningkatan beban pencemaran akibat peningkatan
Peningkatan populasi yang signifikan akibat adanya penduduk dan kegiatan di WP 3 IKN Selatan
rencana wilayah pertahanan (pangkalan militer/daerah
Potensi peningkatan limbah B3
latihan militer) dan Pembangkit Listrik EBT
Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah
Potensi konflik sosial budaya
Tekanan terhadap Habitat Buaya Menimbulkan Risiko
Potensi Konflik Pemanfaatan Lahan Konflik yang membahayakan manusia
Degradasi
Lahan Hutan
Potensi Sumber
• Luas lahan hutan di dalam WP adalah 6.173,79 Ha, yang Air
terdiri dari Hutan lahan rendah sekunder dan hutan
tanaman
• Perbukitan Struktural Komplek Meratus (99,45%)) yang • Peta geohidrologi menunjukkan dominasi Celah/Sarang
mempunyai potensi tinggi pada jasa lingkungan penyedia Langka dengan tingkat keterusan rendah (97,6%), sehingga
energi, jasa lingkungan pengatur perlindungan bencana, air tanah sangat sulit diperoleh
jasa lingkungan budaya ekoturisme, dan jasa lingkungan • Sebagian WP 3 IKN Selatan telah berada pada status daya
pendukung biodiversitas. dukung air terlampaui
• Berada pada NKT 3 (keberadaan ekosistem yang rentan
dan terancam kepunahan) dengan luas 173,08 Ha (2,57%)
terdiri dari Hutan di atas Batu Pasir Dataran Rendah dan
Hutan Riparian/Aluvium Dataran Rendah
Pencemaran dan
Kerusakan
Dinamika Sosial
Lingkungan Hidup Budaya
• WP 3 IKN Selatan berada pada bahaya longsor tinggi • Penambahan penduduk yang signifikan pada WP 3 IKN
seluas 3.977,35 Ha (58,95%) Selatan akibat adanya rencana wilayah pertahanan
• WP 3 IKN Selatan berada pada bahaya kekeringan tinggi (pangkalan militer/daerah latihan militer) dan Pembangkit
seluas 5.188,49 Ha (76,90%) Listrik EBT
• Sebagian besar WP 3 berada pada kelas erosi Berat dengan • Penggunaan lahan berupa kebun sawit, kebun karet, dan
luas sebesar 2.893,11 Ha dan kelas Sangat Berat dengan kebun campuran milik masyarakat, serta pemukiman warga
luas 3.841,17 Ha, dengan total kelas Berat-Sangat Berat berada pada rencana pola ruang Rimba Kota
seluas 6.734,28 Ha atau 99,82% dari luas WP (NKT 4.2)
• Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah
• Potensi peningkatan beban pencemaran dari peningkatan 10
penduduk dan berbagai kegiatan di WP 3 IKN Selatan
1. Penurunan atau terlampauinya kapasitas daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup
untuk pembangunan
2. Penurunan kinerja layanan jasa ekosistem
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor, kekeringan, atau
kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan ketersediaan sumber daya
alam
5. Penurunan ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati
6. Peningkatan kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim
7. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau
02.b
terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
8. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
9. Ancaman terhadap perlindungan terhadap
kawasan tertentu secara tradisional yang
IDENTIFIKASI MATERI dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat
hukum adat
MUATAN KRP YANG
BERDAMPAK
Tidak Berpotensi TIDAK BERPOTENSI menimbulkan pengaruh
TERHADAP terhadap kondisi LH dan TIDAK PERLU dikaji lebih
lanjut dalam analisis pengaruh
LINGKUNGAN HIDUP Berpotensi BERPOTENSI menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi LH dan PERLU dikaji lebih lanjut dalam
analisis pengaruh
Sumber: Pasal 22 dan Lampiran IV B Permen LHK No.
P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017
b.2 Materi Muatan KRP yang Diperkirakan Menimbulkan
Dampak/ Risiko Lingkungan Hidup
02.c
D3TLH
Dampak &
Jasa
Risiko LH
Lingkungan/
Ekosistem
14
Sumber: Pasal 11 (2) PP 46/2016
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap JL Pendukung Produksi Primer
Berdasarkan hasil analisis pengaruh KRP berdampak thd kelas JL Pendukung Produksi
Primer, sebagian besar KRP berdampak berada pada kelas Tinggi dan Sangat Tinggi
• Zona PTL berada pada area dengan JL pendukung produksi primer kelas Sangat Tinggi-
Tinggi terluas yaitu 2.598,31 Ha (98,94%).
• Rencana pembangunan KRP berdampak berada pada lahan yang telah mengalami
penurunan kinerja. Luas penurunan kinerja Pendukung Produksi Primer terluas berada
pada rencana KRP pola ruang Zona HK dengan luas 126,79 Ha.
Kelas JL Pendukung Produksi Primer
KRP Berdampak Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi Rendah
Pola Ruang (Ha)
Pembangkitan Tenaga Listrik 2.057,58 540,73 22,57 1,80 3,53
Pertahanan dan Keamanan 769,31 165,43 13,20 8,09
Perumahan Kepadatan Rendah 0,85 10,20 0,67 3,11 5,96
Struktur Ruang (Km)
Jalan Arteri Primer 4,09
Jalan Khusus 9,19 2,15 0,13
Jalan Kolektor Primer 2,48 1,12 2,02 10,37
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50%
40% 50%
30% 40%
20% 30%
10% 20%
0% 10%
Perumahan 0%
Pembangkitan Pertahanan
Kepadatan Jalan Arteri Jalan Kolektor
Tenaga Listrik dan Keamanan Jalan Khusus
Rendah Primer Primer
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pendukung 38,16 126,79 19,94 Indeks JL Pendukung 3,61 5,08
Produksi Primer Menurun Produksi Primer Menurun
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pendukung 615,09 48,70 Indeks JL Pendukung 0,48 7,50
Produksi Primer Tetap Produksi Primer Tetap
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pendukung 1.972,96 780,54 0,85 Indeks JL Pendukung 11,48 3,39
Produksi Primer Meningkat Produksi Primer Meningkat
Sumber: KLHK, diolah, 2022 Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Kelas JL Pendukung Produksi Primer
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap JL Pendukung Biodiversitas
Berdasarkan hasil analisis pengaruh KRP berdampak thd kelas JL Pendukung Biodiversitas,
sebagian besar KRP berdampak berada pada kelas Tinggi.
• Zona PTL berada pada area dengan JL pendukung Biodiversitas kelas Sangat Tinggi-
Tinggi terluas yaitu 2.192,96 Ha (83,50%).
• Rencana pembangunan KRP berdampak berada pada lahan yang telah mengalami
penurunan kinerja. Luas penurunan kinerja Pendukung Biodiversitas terluas berada
pada rencana KRP pola ruang Zona PTL dengan luas 1.344,98 Ha (51,21%).
Kelas JL Pendukung Biodiversitas
KRP Berdampak Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi Rendah
Pola Ruang (Ha)
Pembangkitan Tenaga Listrik 113,51 2.079,45 411,76 17,96 3,53
Pertahanan dan Keamanan 77,60 785,26 75,62 17,55
Perumahan Kepadatan Rendah 0,85 10,20 3,78 5,96
Struktur Ruang (Km)
Jalan Arteri Primer 4,09
Jalan Khusus 1,84 9,50 0,13
Jalan Kolektor Primer 0,39 2,50 2,71 10,37
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50%
40% 50%
30% 40%
20% 30%
10% 20%
0% 10%
Perumahan 0%
Pembangkitan Pertahanan dan
Kepadatan Jalan Arteri Jalan Kolektor
Tenaga Listrik Keamanan Jalan Khusus
Rendah Primer Primer
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pendukung 1.344,98 590,80 19,94 Indeks JL Pendukung 3,61 5,74 8,22
Biodiversitas Menurun Biodiversitas Menurun
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pendukung 615,09 48,70 Indeks JL Pendukung 0,48 7,50
Biodiversitas Tetap Biodiversitas Tetap
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pendukung 666,14 316,53 0,85 Indeks JL Pendukung 5,73 0,25
Biodiversitas Meningkat Biodiversitas Meningkat
Sumber: KLHK, diolah, 2022 Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Kelas JL Pendukung Biodiversitas
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Sumber Daya Hutan
• Zona PTL berada pada lahan hutan terluas, yaitu di hutan lahan
kering sekunder / bekas tebangan seluas 121,58 Ha (4,63%) dan
hutan tanaman seluas 2.456,99 Ha (93,56%)
• Zona Kolektor Primer melintasi lahan hutan lahan kering
sekunder / bekas tebangan sepanjang 3,00 Km (18,75%) dan hutan
tanaman lain sepanjang 8,69 Km (54,37%)
Sumber: BIG 1 : 5.000, 2019 Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Penutupan Lahan Hutan
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Arahan Indeks JL FoLU Net Sink 2030
1. Arahan Produksi yaitu area yang tidak memiliki NKT, tetapi kualitas hutan
baik dan Jasa lingkungan ekosistem Tinggi;
2. Arahan Rehabilitasi yaitu area yang memiliki NKT, kualitas hutan rendah
dan Jasa lingkungan ekosistem Tinggi. Area dalam kawasan yang walaupun
kondisi hutan sudah rusak, tidak produktif dan/atau sudah diokupasi oleh
masyarakat tetap harus dipertahankan sebagai kawasan hutan;
3. Arahan Konversi yaitu area yang tidak memiliki NKT, kualitas hutan rendah
dan Jasa lingkungan ekosistem Tinggi. Arahan konversi umumnya sudah
dalam bentuk area terbangun dan diokupasi oleh masyarakat.
Sumber: Kepmen LHK No. 168/MenLHK/PKTL/PLA.1/2/2022 Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Arahan Indeks JL FoLU Net Sink 2030
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Arahan Aksi Mitigasi FoLU Net Sink 2030
Sumber: Kepmen LHK No. 168/MenLHK/PKTL/PLA.1/2/2022 Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Arahan Aksi Mitigasi FoLU Net Sink 2030
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Emisi Karbon
POTENSI EMISI CO2e AKIBAT PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN
Perubahan Lahan Tahun 2022-2043 Perubahan tutupan lahan 2022-2043 mengasumsikan alih fungsi lahan hutan tanaman dan hutan lahan
kering sekunder sebesar 50%, pada Zona PTL dan HK dengan skenario Business as Usual (BAU) tanpa
adanya upaya Reforestasi / Aforestasi
Tanah terbuka 0,16
Semak belukar
-32,39 Skenario BAU
-0,01
Sawah menunjukkan
Pertanian lahan kering campur semak / kebun bahwa antara tahun
campur -3,57 2022-2043, hutan
Permukiman / Lahan terbangun 1.793,71 di WP 3 berpotensi
-9,09 melepaskan 120 KT
Perkebunan/Kebun
CO₂e/tahun, tanpa
-1.616,02 Hutan Tanaman Lain adanya
penyimpanan
Hutan lahan kering sekunder / bekas tebangan
-132,80 karbon.
-2.000,00 -1.500,00 -1.000,00 -500,00 - 500,00 1.000,00 1.500,00 2.000,00
Sumber: Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) pada Skala Bentang Lahan di Provinsi Kalimantan
Timur, Fakultas Kehutanan dan Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial (PPIIG-LP2M)
Universitas Mulawarman (2017); Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, DLH Kaltim (2020) Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT) 3
c.1 Degradasi Lahan Hutan
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Nilai Konservasi Tinggi (NKT) 4.2
Sumber: Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) pada Skala Bentang Lahan di Provinsi Kalimantan Timur,
Fakultas Kehutanan dan Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial (PPIIG-LP2M) Universitas
Mulawarman (2017); Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, DLH Kaltim (2020) Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT) 4.2
c.2 Analisis
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Pengaruh KRP Berdampak terhadap Daya Dukung Lahan
• Jalan Arteri Primer melintasi kawasan limitasi atau non developable land sepanjang
1,6 Km (berada di dalam pengaruh rawa pasang surut)
• Jalan Kolektor Primer melintasi kawasan limitasi atau non developable land
sepanjang 4,27 Km (berada di dalam pengaruh rawa pasang surut)
• Jalan Khusus melintasi kawasan limitasi atau non developable land sepanjang 0,32
Km (Berada pada Kemiringan lereng > 40%)
• Zona Pembangkitan Tenaga Listrik (PTL) berada pada kawasan limitasi atau non
developable land seluas 380,07 Ha (Berada pada lereng rawan longsor dan
Kemiringan lereng > 40%)
• Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah berada pada kawasan limitasi atau non
developable land seluas 17,67 Ha (berada di dalam pengaruh rawa pasang surut)
• Zona Pertahanan dan Keamanan berada pada kawasan limitasi atau non
developable land seluas 37,54 Ha (Berada pada lereng rawan longsor dan
Kemiringan lereng > 40%)
Sumber: MCA oleh KLHK & ATR/BPN Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Daya Dukung Lahan (ZPK)
c.2 Analisis
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Pengaruh KRP Berdampak terhadap Bahaya Bencana Longsor
Sumber: KRB IKN 1: 50.000, BNPB (2020) Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Bahaya Bencana Longsor
c.2 Analisis
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Pengaruh KRP Berdampak terhadap Bahaya Bencana Kekeringan
Sumber: KRB IKN 1: 50.000, BNPB (2020) Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Bahaya Bencana Kekeringan
c.2 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap JL Pengaturan Tata Aliran dan Pengendali Banjir
Berdasarkan hasil analisis pengaruh KRP berdampak thd kelas JL Pengaturan Tata Aliran dan
Pengendali Banjir, sebagian besar KRP berdampak berada pada kelas Sedang.
• Zona PTL berada pada area dengan JL Pengaturan Tata Aliran dan Pengendali Banjir kelas
Sangat Tinggi-Tinggi terluas yaitu 127,70 Ha (4,86%).
• Rencana pembangunan KRP berdampak berada pada lahan yang telah mengalami penurunan
kinerja. Luas penurunan kinerja Pengaturan Tata Aliran dan Pengendali Banjir terluas berada
pada rencana KRP pola ruang Zona PTL dengan luas 1.331,12 Ha (50,69%).
Kelas JL Pengaturan Tata Aliran dan Pengendali Banjir
KRP Berdampak Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi Rendah
Pola Ruang (Ha)
Pembangkitan Tenaga Listrik 7,82 119,87 2.494,98 3,53
Pertahanan dan Keamanan 0,87 123,30 831,87
Perumahan Kepadatan Rendah 0,41 2,93 8,80 8,12 0,53
Struktur Ruang (Km)
Jalan Arteri Primer 3,23 0,86
Jalan Khusus 0,05 1,84 9,58
Jalan Kolektor Primer 0,01 0,39 14,99 0,59
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60%
50% 60%
40% 50%
30% 40%
20% 30%
10%
0% 20%
Perumahan 10%
Pembangkitan Pertahanan 0%
Kepadatan Jalan Arteri Jalan Kolektor
Tenaga Listrik dan Keamanan Jalan Khusus
Rendah Primer Primer
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pengaturan Tata Indeks JL Pengaturan Tata
1.331,12 499,79 0,31 5,74 3,14
Aliran dan Pengendali Aliran dan Pengendali Banjir
Banjir Menurun Menurun
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pengaturan Tata Indeks JL Pengaturan Tata
628,95 139,71 19,94 3,79 12,58
Aliran dan Pengendali Aliran dan Pengendali Banjir
Banjir Tetap Tetap
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pengaturan Tata Indeks JL Pengaturan Tata
666,14 316,53 0,85 5,73 0,25
Aliran dan Pengendali Aliran dan Pengendali Banjir
Banjir Meningkat Meningkat
Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Kelas JL Pengaturan Tata Aliran dan
Sumber: KLHK, diolah, 2022 Pengendali Banjir
c.2 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap JL Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana
Berdasarkan hasil analisis pengaruh KRP berdampak thd kelas JL Pengaturan Pencegahan dan
Perlindungan dari Bencana, sebagian besar KRP berdampak berada pada kelas Sedang.
• Zona PTL berada pada area dengan JL Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari
Bencana kelas Sangat Tinggi-Tinggi terluas yaitu 165,73 Ha (6,31%).
• Rencana pembangunan KRP berdampak berada pada lahan yang telah mengalami penurunan
kinerja. Luas penurunan kinerja Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana
terluas berada pada rencana KRP pola ruang Zona PTL dengan luas 1.331,12 Ha (50,69%).
Kelas JL Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari
KRP Berdampak Bencana
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Pola Ruang (Ha)
Pembangkitan Tenaga Listrik 122,04 43,68 2.450,95 9,53
Pertahanan dan Keamanan 123,83 25,73 795,17 11,29
Perumahan Kepadatan Rendah 5,67 0,67 6,21 8,24
Struktur Ruang (Km)
Jalan Arteri Primer 4,09
Jalan Khusus 1,89 0,31 9,19 0,08
Jalan Kolektor Primer 0,40 0,03 3,17 12,38
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60%
50% 60%
40% 50%
30% 40%
20% 30%
10% 20%
0%
Perumahan 10%
Pembangkitan Pertahanan dan 0%
Kepadatan Jalan Arteri Jalan Kolektor
Tenaga Listrik Keamanan Jalan Khusus
Rendah Primer Primer
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pengaturan Indeks JL Pengaturan
1.331,12 499,79 0,31 5,74 3,14
Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan dan Perlindungan
dari Bencana Menurun dari Bencana Menurun
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pengaturan Indeks JL Pengaturan
666,17 311,77 0,85 0,48 5,37 0,25
Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan dan Perlindungan
dari Bencana Tetap dari Bencana Tetap
Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan
Indeks JL Pengaturan Indeks JL Pengaturan
628,92 144,48 19,94 3,30 0,36 12,58
Pencegahan dan Perlindungan Pencegahan dan Perlindungan
dari Bencana Meningkat dari Bencana Meningkat
Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Kelas JL Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan
Sumber: KLHK, diolah, 2022
dari Bencana
c.2 Analisis
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Pengaruh KRP Berdampak terhadap Kerentanan Perubahan Iklim
• Pada rencana pola ruang, status DD Air terlampaui terluas berada pada rencana KRP
pola ruang HK dengan luas 12,31 Ha (1,29%).
• Pada rencana struktur ruang, rencana jalan arteri primer melintasi wilayah dengan
status DD Air terlampaui sepanjang 1,08 Km dan jalan kolektor primer sepanjang
0,94 Km
• Rencana pengembangan/pembangunan KRP berdampak berpotensi menurunkan
DD Air WP 3, di sisi lain terdapat rencana penambahan penduduk sebesar 32.576
Jiwa
• Diperlukan alternatif pemenuhan kebutuhan air
Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Status Daya Dukung Air
c.3 Analisis
Potensi Sumber Air
Pengaruh KRP Berdampak terhadap Jasa Lingkungan Penyediaan Air
Berdasarkan hasil analisis pengaruh KRP berdampak thd kelas JL Penyediaan Air, sebagian
besar KRP berdampak berada pada kelas Rendah.
• Zona PTL berada pada area dengan JL Penyediaan Air kelas Rendah-Sangat Rendah
terluas yaitu 2.498,41 Ha (95,14%).
• Rencana pembangunan KRP berdampak berada pada lahan yang telah mengalami
penurunan kinerja. Luas penurunan kinerja Penyediaan Air terluas berada pada rencana
KRP pola ruang Zona PTL dengan luas 1.331,12 Ha (50,69%).
Sumber: KLHK, diolah, 2022 Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak thd Kelas JL Penyediaan Air
c.4 Analisis
Dinamika Sosial Budaya
Pengaruh KRP Berdampak terhadap Lahan Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat
• Rencana Jalan Arteri Primer melintasi lahan kebun masyarakat sepanjang 0,09
Km
• Rencana Jalan Kolektor Primer melintasi lahan kebun dan permukiman
masyarakat, sepanjang 0,04 Km
• Pembangkitan Tenaga Listrik berada pada lahan kebun dan pertanian lahan
kering masyarakat seluas 23,76 Ha
• Pertahanan dan Keamanan berada pada lahan kebun dan permukiman
masyarakat seluas 30,81 Ha
Bukan Pemilik
KRP Berdampak Lahan Aktivitas Masyarakat
(Penggarap)
Pola Ruang (Ha)
Pembangkitan Tenaga Perkebunan/Kebun 23,60
Listrik Pertanian lahan kering campur semak / kebun campur 0,16
Pembangkitan Tenaga Listrik Total 23,76
Pertahanan dan Perkebunan/Kebun 30,08
Keamanan Permukiman / Lahan terbangun 0,72
Pertahanan dan Keamanan Total 30,80
Struktur Ruang (Km)
Jalan Arteri Primer Bangunan Permukiman Desa 0,00
Perkebunan kelapa sawit 0,08
Jalan Arteri Primer Total 0,09
Jalan Kolektor Primer Perkebunan/Kebun 0,04
Jalan Kolektor Primer Total 0,04
Sumber: Peta Pemilikan Penguasaan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T) Peta Analisis Pengaruh KRP Berdampak terhadap Lahan Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
03
ALTERNATIF
PENYEMPURNAAN
KRP
Pengembangan Berbagai Bentuk Mitigasi Dampak/Pengaruh Negatif dan
Meningkatan Benefits KRP (Best Practices)
03.a
PERUMUSAN
ALTERNATIF
PENYEMPURNAAN
KRP
04
REKOMENDASI
PERBAIKAN UNTUK
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KRP
04.a
REKOMENDASI
PERBAIKAN UNTUK
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KRP
Arahan Zonasi:
• Konstruksi jaringan jalan dirancang adaptif terhadap bencana
• Pembangunan infrastruktur strategis harus menggunakan teknologi ramah
lingkungan
• Penyediaan area penyangga (buffer)
• Rencana jalan diperkuat dengan kaidah-kaidah konservasi disesuaikan dengan
regulasi Permen LHK 23 tahun 2019
• Penyediaan rambu rawan bencana
Status Daya
Dukung Air
Rentan
Status Daya
Dukung Air
Sangat Rentan
Peta Status Daya Dukung Air Rentan
04.c STRATEGI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
• Pengembangan jaringan ruang hijau terstruktur dan • Melakukan pengolahan air limbah dengan sistem
intensifikasi pengelolaan ruang hijau on-site dan/atau sistem off-site sehingga
• Penyediaan jaringan ruang hijau sekunder (secondary mencegah pencemaran ke air tanah dan sungai
green space) yaitu ekoriparian, area wisata alam, kebun • Konsep perencanaan riparian dengan upaya
bibit/persemaian, area bernilai konservasi tinggi (NKT), penurunan beban pencemaran dari limbah
dan kantong karbon domestik (IPAL wetland biocord), yang
• Penyediaan jaringan ruang terbuka berbasis air (blue terintegrasi dengan RTH sebagai sarana sosial
space) untuk menjaga tata air dan mencegah longsor masyarakat, pusat edukasi, nursery, urban
dan banjir pada sempadan sungai farming, wisata, dan konservasi lingkungan
• Pengembangan WP 3 diikuti dengan upaya agresif • Jejak tapak ekologi per kapita harus rendah yaitu
pemulihan kualitas lingkungan hidup untuk menjamin penyediaan pangan dan bahan baku selokal
kenaikan kemampuan daya dukung dan daya tampung mungkin serta rendah karbon yaitu emisi dari
selanjutnya energi, transportasi dan sampah serendah
• Memiliki lansekap “Hutan Hujan Tropis” dengan mungkin
merevitalisasi kembali spesies Dipterocarpaceae dan • Early warning systems kebakaran hutan dan lahan,
non Diptercarpaceae asli Kalimantan di dalam ruang- banjir dan potensi longsor, serta gempa
ruang perlindungan maupun ruang terbuka hijau • Peningkatan kualitas air permukaan berbasis
publik pada penerapan ekoriparian
49
04.c STRATEGI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Bak MOK
Bak Intake untuk (mikroorganisme lokal)
penyaringan (material arang proses biologi aerob
dan zeolite) (media biocord dan
aerator)
Sumber air limbah rumah IPAL Wetland
tangga (grey water) Biocord
Dialirkan ke sungai
Bak Indikasi untuk Bak Wetland untuk menyerap
penampungan hasil sisa polutan (media tanaman
pengolahan limbah dan aerator)
• Zona 1 berupa hutan yang tidak diganggu yang berada di tepi sungai yang
berbatasan langsung dengan badan air sungai (zona inti).
• Zona 2 berupa hutan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan yang berada
di bagian tengah ekosistem riparian.
• Zona 3 berupa hutan dengan fungsi pengandalian aliran permukaan (run-
off control) yang berada di bagian terluar dari ekosistem riparian dan
berbatasan langsung dengan berbagai kegiatan pembangunan dan
kegiatan masyarakat
Contoh Ekoriparian sempadan Sungai Ciliwung, Babakan
Pasar, Bogor
04.c STRATEGI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
• Konservasi air melalui efisiensi pemanfaatan air (reduce, reuse, • Pengendalian pertumbuhan penduduk agar tidak men-trigger alih fungsi lahan
dan recycle), pemanfaatan air seefisien mungkin, dan/atau lebih luas, pengendalian kegiatan yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan
pemanenan air hujan di setiap bangunan berpotensi memarjinalkan masyarakat yang bergantung pada keberlanjutan lahan
• Pemanfaatan air yang efisien perlu ditunjang oleh teknologi daur hutan
ulang air. • Perencanaan pembangunan infrastruktur di WP 3 harus mempertimbangkan
• Siklus ambil-simpan-hemat-daur dan pengembangan sumber mekanisme pembebasan lahan, secara spesifik, bagi infrastruktur yang beririsan
alternatif harus menjadi tujuan jangka panjang dengan penguasaan lahan oleh masyarakat namun tidak dimiliki oleh masyarakat
• Pengembangan ekoriparian di wilayah penyangga dan sempadan itu sendiri. Perencanaan rimba kota juga perlu mempertimbangkan hal yang sama
mengingat di rencana rimba kota terdapat bangunan masyarakat (permukiman
dan non permukiman), kebun, dan ladang masyarakat
• Konsep pengembangan permukiman eksisting berupa transisi peri urban atau
desa kota yaitu dengan menguatkan identitas masa lalu dan peninggalan budaya
yang ada
• Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pengembangan kegiatan pertanian
produktif yang modern dan pengembangan agrowisata
• Pemberdayaan masyarakat lokal melalui pendidikan, pelatihan, dan akses
sumberdaya, modal, dan pasar
• Jaminan ruang hidup dan akses ekonomi yang meliputi:
o Akses lahan;
o Akses sumber air;
o Akses sumberdaya alam
o Lapangan kerja
• Institusionalisasi melalui penguatan organisasi berbasis profesi, komunitas, dan
budaya masyarakat lokal
Contoh Smart City Water Management (KLHK, 2019)
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
TERIMA
KASIH
ikn.go.id @Ditjen Tata Ruang tataruang.atrbpn.go.id