Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Stagnansi Pasien Di Igd
Evaluasi Stagnansi Pasien Di Igd
Selama bulan Januari 2019, dari total 1429 pasien IGD terdapat 157 pasien
(11%) yang dilakukan observasi di IGD. Dari 157 pasien observasi tersebut
sebanyak 7 pasien (4%) di antaranya tidak memenuhi syarat lama observasi/waktu
tunggu ≤ 6 jam di IGD atau dengan kata lain mengalami stagnansi, dan sisanya
yaitu 150 pasien memenuhi syarat observasi ≤ 6 jam (indikator mutu tercapai 96%).
Dari 7 pasien tersebut, pada 1 pasien (14%) stagnansi disebabkan karena ruangan
rawat inap penuh sehingga pasien dipindahkan ke ruang transit selama maksimal
1x24 jam, sedangkan pada 6 pasien sisanya (86%) disebabkan karena proses
rujukan (menunggu ACC RS tujuan). Angka capaian sebesar 96% ini sudah baik,
namun diharapkan dapat ditingkatkan lagi di waktu mendatang dengan:
• Meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pemeriksaan fisik,
penunjang, dan tindakan kepada pasien-pasien triage merah khususnya,
yang biasanya memerlukan waktu observasi lebih lama dibandingkan
pasien-pasien triage kuning.
• Apabila diagnosa awal telah dapat ditegakkan dan pemberian terapi inisial
sudah lengkap, serta kondisi pasien yang diobservasi tersebut stabil, maka
pasien dapat segera ditindaklanjuti untuk dirawat inap. Apabila kondisi
pasien belum stabil (masih perlu pemantauan) maka dapat segera
dikonsultasikan kepada DPJP untuk kemungkinan dirawat di HCU, atau
dirujuk apabila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang dan/atau
fasilitas yang lebih lengkap, dengan terlebih dahulu memastikan bahwa
kondisi pasien tersebut transportable.
Selama bulan Februari 2019 terdapat 176 pasien yang dilakukan observasi di
IGD. Dari 176 pasien observasi tersebut sebanyak 14 pasien (8%) di antaranya
tidak memenuhi syarat lama observasi ≤ 6 jam di IGD atau dengan kata lain
mengalami stagnansi, dan sisanya yaitu 162 pasien memenuhi syarat observasi ≤ 6
jam (indikator mutu tercapai 92%). Angka ini sebenarnya cukup baik, namun
menurun dari pencapaian bulan Januari 2019 dan diharapkan dapat ditingkatkan
lagi di waktu mendatang dengan:
• Meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pemeriksaan fisik,
penunjang, dan tindakan kepada pasien-pasien triage merah khususnya,
yang biasanya memerlukan waktu observasi lebih lama dibandingkan
pasien-pasien triage kuning.
• Apabila diagnosa awal telah dapat ditegakkan dan pemberian terapi inisial
sudah lengkap, serta kondisi pasien yang diobservasi tersebut stabil, maka
pasien dapat segera ditindaklanjuti untuk dirawat inap. Apabila kondisi
pasien belum stabil maka dapat dikonsultasikan kepada DPJP untuk
kemungkinan dirawat di HCU, atau dirujuk apabila pasien membutuhkan
pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap, dengan terlebih dahulu
memastikan bahwa kondisi pasien tersebut transportable.
Selama bulan Maret 2019 terdapat 193 pasien yang dilakukan observasi di IGD.
Dari 193 pasien observasi tersebut sebanyak 32 pasien (17%) di antaranya tidak
memenuhi syarat lama observasi/waktu tunggu ≤ 6 jam di IGD atau dengan kata lain
mengalami stagnansi, dan sisanya yaitu 161 pasien memenuhi syarat observasi ≤ 6
jam (indikator mutu tercapai 83%). Adapun penyebab dari stagnansi pasien tersebut
pada 17 pasien (53%) disebabkan karena ruang rawat inap penuh, pada 14 pasien
(43%) disebabkan karena rencana rujuk (menunggu respon/ACC RS rujukan), dan
pada 1 pasien (3%) karena tatalaksana kegawatdaruratan.