You are on page 1of 8

EVALUASI PENGELOLAAN

STAGNANSI PASIEN IGD


JANUARI-MARET 2019

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


JAGAKARSA
JL. Moh. Kahfi I No. 27A Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp.
(021) 22708072, 78882476 Fax : (012) 22708072
Email : rsukecjagakarsa@gmail.com

EVALUASI STAGNANSI PASIEN DI IGD


JANUARI-MARET 2019

TABEL 1. Jumlah Pasien Observasi di IGD Bulan Januari 2019


Jumlah Lama Waktu di IGD
Tanggal Pasien
Observasi ≤6
Jam > 6 Jam
01-01-
2019 6 6 0
02-01-
2019 5 4 1 rawat
03-01-
2019 2 2 0
04-01-
2019 1 1 0
05-01-
2019 4 4 0
06-01-
2019 5 5 0
07-01-
2019 1 1 0
08-01-
2019 1 1 0
09-01-
2019 2 2 0
10-01-
2019 1 1 0
11-01-
2019 5 5 0
12-01-
2019 7 6 1 rujuk
13-01-
2019 5 5 0
14-01-
2019 5 2 2 rujuk
15-01-
2019 3 3 0
16-01-
2019 9 9 0
17-01-
2019 4 4 0
18-01-
2019 8 7 1 rujuk
19-01-
2019 1 1 0
20-01-
2019 12 12 0
21-01-
2019 5 5 0
22-01-
2019 6 5 1 rujuk
23-01-
2019 6 6 0
24-01-
2019 10 9 1 rujuk
25-01-
2019 6 6 0
26-01-
2019 5 5 0
27-01-
2019 9 9 0
28-01-
2019 5 5 0
29-01-
2019 3 3 0
30-01-
2019 9 9 0
31-01-
2019 6 6 0
Total 157 150 7

DIAGRAM 1. Pasien Stagnansi di IGD Bulan Januari 2019

Selama bulan Januari 2019, dari total 1429 pasien IGD terdapat 157 pasien
(11%) yang dilakukan observasi di IGD. Dari 157 pasien observasi tersebut
sebanyak 7 pasien (4%) di antaranya tidak memenuhi syarat lama observasi/waktu
tunggu ≤ 6 jam di IGD atau dengan kata lain mengalami stagnansi, dan sisanya
yaitu 150 pasien memenuhi syarat observasi ≤ 6 jam (indikator mutu tercapai 96%).
Dari 7 pasien tersebut, pada 1 pasien (14%) stagnansi disebabkan karena ruangan
rawat inap penuh sehingga pasien dipindahkan ke ruang transit selama maksimal
1x24 jam, sedangkan pada 6 pasien sisanya (86%) disebabkan karena proses
rujukan (menunggu ACC RS tujuan). Angka capaian sebesar 96% ini sudah baik,
namun diharapkan dapat ditingkatkan lagi di waktu mendatang dengan:
• Meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pemeriksaan fisik,
penunjang, dan tindakan kepada pasien-pasien triage merah khususnya,
yang biasanya memerlukan waktu observasi lebih lama dibandingkan
pasien-pasien triage kuning.
• Apabila diagnosa awal telah dapat ditegakkan dan pemberian terapi inisial
sudah lengkap, serta kondisi pasien yang diobservasi tersebut stabil, maka
pasien dapat segera ditindaklanjuti untuk dirawat inap. Apabila kondisi
pasien belum stabil (masih perlu pemantauan) maka dapat segera
dikonsultasikan kepada DPJP untuk kemungkinan dirawat di HCU, atau
dirujuk apabila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang dan/atau
fasilitas yang lebih lengkap, dengan terlebih dahulu memastikan bahwa
kondisi pasien tersebut transportable.

TABEL 2. Jumlah Pasien Observasi di IGD Bulan Februari 2019


Jumlah Lama Waktu di IGD
Tanggal Pasien
Observasi ≤6
Jam > 6 Jam
01-02-
2019 8 8 0
02-02-
2019 5 4 1 rujuk
03-02-
2019 8 7 1 rujuk
04-02-
2019 4 4 0
05-02-
2019 7 7 0
06-02-
2019 6 6 0
07-02-
2019 10 10 0
08-02-
2019 8 7 1 rujuk
09-02- 1 rawat
2019 9 7 1 rujuk
10-02-
2019 4 4 0
11-02-
2019 6 6 0
12-02-
2019 4 4 0
13-02-
2019 5 5 0
14-02-
2019 3 3 0
15-02-
2019 6 6 0
16-02-
2019 7 5 2 rawat
17-02-
2019 5 5 0
18-02-
2019 3 2 1 rujuk
19-02-
2019 6 6 0
20-02-
2019 6 6 0
21-02-
2019 9 9 0
22-02-
2019 8 7 1 rawat
23-02-
2019 4 4 0
24-02-
2019 6 6 0
25-02-
2019 8 8 0
26-02- 2 rawat
2019 7 2 3 rujuk
27-02-
2019 4 4 0
28-02-
2019 7 7 0
Total 176 162 14
DIAGRAM 2. Pasien Stagnansi di IGD Bulan Februari 2019

Selama bulan Februari 2019 terdapat 176 pasien yang dilakukan observasi di
IGD. Dari 176 pasien observasi tersebut sebanyak 14 pasien (8%) di antaranya
tidak memenuhi syarat lama observasi ≤ 6 jam di IGD atau dengan kata lain
mengalami stagnansi, dan sisanya yaitu 162 pasien memenuhi syarat observasi ≤ 6
jam (indikator mutu tercapai 92%). Angka ini sebenarnya cukup baik, namun
menurun dari pencapaian bulan Januari 2019 dan diharapkan dapat ditingkatkan
lagi di waktu mendatang dengan:
• Meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pemeriksaan fisik,
penunjang, dan tindakan kepada pasien-pasien triage merah khususnya,
yang biasanya memerlukan waktu observasi lebih lama dibandingkan
pasien-pasien triage kuning.
• Apabila diagnosa awal telah dapat ditegakkan dan pemberian terapi inisial
sudah lengkap, serta kondisi pasien yang diobservasi tersebut stabil, maka
pasien dapat segera ditindaklanjuti untuk dirawat inap. Apabila kondisi
pasien belum stabil maka dapat dikonsultasikan kepada DPJP untuk
kemungkinan dirawat di HCU, atau dirujuk apabila pasien membutuhkan
pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap, dengan terlebih dahulu
memastikan bahwa kondisi pasien tersebut transportable.

TABEL 3. Jumlah Pasien Observasi di IGD Bulan Maret 2019


Jumlah Lama Waktu di IGD
Tanggal Pasien
Observasi ≤6
Jam > 6 Jam
01-03-
2019 7 6 1 rawat
02-03-
2019 9 8 1 rawat
03-03-
2019 5 4 1 rawat
04-03-
2019 4 4 0
05-03-
2019 11 10 1 rujuk
06-03-
2019 12 11 1 rujuk
07-03-
2019 5 5 0
08-03-
2019 5 4 1 rujuk
09-03- 2 rawat
2019 9 6 1 rujuk
10-03-
2019 2 0 2 rawat
11-03-
2019 4 3 1+
12-03-
2019 8 5 3 rawat
13-03-
2019 6 4 2 rawat
14-03-
2019 5 4 1 rawat
15-03-
2019 4 2 2 rujuk
16-03-
2019 5 5 0
17-03-
2019 6 6 0
18-03-
2019 6 6 0
19-03-
2019 6 5 1 rawat
20-03-
2019 3 3 0
21-03-
2019 7 6 1 rujuk
22-03- 3 rawat
2019 11 6 2 rujuk
23-03-
2019 3 3 0
24-03-
2019 8 7 1 rujuk
25-03-
2019 6 5 1 rujuk
26-03-
2019 6 6 0
27-03-
2019 11 8 3 rujuk
28-03-
2019 5 5 0
29-03-
2019 5 5 0
30-03-
2019 6 6 0
31-03-
2019 3 3 0
Total 193 161 32

DIAGRAM 3. Pasien Stagnansi di IGD Bulan Maret 2019

Selama bulan Maret 2019 terdapat 193 pasien yang dilakukan observasi di IGD.
Dari 193 pasien observasi tersebut sebanyak 32 pasien (17%) di antaranya tidak
memenuhi syarat lama observasi/waktu tunggu ≤ 6 jam di IGD atau dengan kata lain
mengalami stagnansi, dan sisanya yaitu 161 pasien memenuhi syarat observasi ≤ 6
jam (indikator mutu tercapai 83%). Adapun penyebab dari stagnansi pasien tersebut
pada 17 pasien (53%) disebabkan karena ruang rawat inap penuh, pada 14 pasien
(43%) disebabkan karena rencana rujuk (menunggu respon/ACC RS rujukan), dan
pada 1 pasien (3%) karena tatalaksana kegawatdaruratan.

GRAFIK 1. Perbandingan Capaian Indikator Mutu Waktu Tunggu/Observasi


Pasien

Selama triwulan I 2019, angka capaian indikator mutu waktu tunggu/observasi


pasien terus menurun dari bulan ke bulan, dengan kata lain terdapat lebih banyak
kasus stagnansi pasien di IGD, sehingga pengelolaan pasien perlu ditingkatkan
kembali agar tidak terjadi penumpukan di waktu mendatang dengan:
• Meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pemeriksaan fisik,
penunjang, dan tindakan kepada pasien-pasien triage merah khususnya,
yang biasanya memerlukan waktu observasi/tindakan lebih lama
dibandingkan pasien-pasien triage kuning.
• Apabila diagnosa awal telah dapat ditegakkan dan pemberian terapi inisial
sudah lengkap, serta kondisi pasien yang diobservasi tersebut stabil, maka
pasien dapat segera ditindaklanjuti untuk dirawat inap. Apabila kondisi
pasien belum stabil maka dapat dikonsultasikan kepada DPJP untuk
kemungkinan dirawat di HCU, atau dirujuk apabila pasien membutuhkan
pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap, dengan terlebih dahulu
memastikan bahwa kondisi pasien tersebut transportable.
• Proses mencari Rumah Sakit rujukan juga dapat memakan waktu dan pada
akhirnya menyebabkan stagnansi, masalah ini telah dicari solusinya melalui
kerjasama dengan pihak AGD Dinkes untuk dapat mengaktifkan kembali
sistem SPGDT 119.
• Penuhnya ruang rawat inap masih dapat diatasi dengan memanfaatkan
ruang transit dan beberapa ruangan lain yang dapat digunakan sebagai
alternatif ruang transit apabila ruang transit penuh, yaitu poli gizi dan poli KB.

You might also like