You are on page 1of 55

16.

Kimia Inti
KI1102 Kimia Dasar IIA
Dr. Rukman Hertadi
Tujuan kuliah
1. Mempelajari korelasi energi dan massa

2. Mengidenti kasi isotop stabil dan tidak stabil

3. Menentukan kuantitas peluruhan berdasarkan hukum laju order pertama

4. Mempelajari reaksi inti dan energi yang menyertainya.


5. Mempelajari aplikasi kimia inti untuk penentuan usia sampel

6. Reaktor nukir dan bahaya radiasi

2/55
Bagaimana atom terbentuk?
· Peristiwa Big Bang menghasilkan panas hingga 109 K.

- Setelah peristiwa big bang temperatur turun dengan cepat hingga 106 K, yaitu setara
dengan temperatur bintang.
- Partikel subatom seperti e– , p, n mulai terbentuk dan bergabung membentuk inti atom
yang sebagian besar merupakan atom ringan seperti H dan He.
- Inti yang lebih berat terjadi akibat reaksi antar inti.

· Tipe reaksi inti:


1. Fusi: dua inti bergabung membentuk inti lebih berat

2. Fisi: inti berat pecah menjadi inti yang lebih ringan.


3. Reaksi antar inti menghasilkan inti-inti baru

3/55
Inti atom
· Nukleon adalah partikel subatom yang Isotop adalah nuklida-nuklida dengan Z

menyusun inti: proton (p) dan netron (n). sama (jumlah p sama), tetapi A berbeda
(jumlah n berbeda).
· Nuklida adalah inti atom dengan nomor
atom tertentu. Contoh:
· Cara penulisan nuklida: A
Z
X
1 2 3
H H H
1 1 1

· Dengan ketentuan:
Hydrogen Deuterium Tritium
- Z= nomor atom, yaitu bilangan yang 1p 1p+1n 1p+2n
mengacu pada jumlah proton dalam
inti: Z = p

- A = nomor massa, yaitu biangan yang


mengacu jumlah proton dan
netron: A = n + p

· Contoh nuklida: 230


90
Th,
113
48
Cd

4/55
Radioaktivitas
· Isotop radioaktif atau disebut juga radionuklida adalah isotop dengan inti atom yang tidak
stabil.
· Radionuklida mengemisikan partikel berenergi tinggi atau radisi elektromagnetik.
· Antara radionuklida dapat terjadi reaksi inti.

· Radionuklida sudah banyak dimanfaatkan untuk:


- penentuan usia batuan dan artefak kuno
- sebagai sumber energi
- diagnosa serta pengobatan penyakit tertentu

5/55
Massa tidak selalu tetap
· Massa partikel tidak selalu tetap disemua keadaan.
· Berdasarkan teori remlativitas Einstein, Massa partikel bergantung pada kecepatan relatif
dari partikel:

m0
m =
‾‾‾‾‾‾‾‾
v ‾
2
1 − ( )
√ c

· Dengan ketentuan:
- m0 = massa diam partikel
- v = kecepatan partikel

- c = kecepatan cahaya
· Pada keadaan diam, v/c = 0 , sehingga m = m0

6/55
Mengapa perubahan massa jarang teramati?
· Di lab dan di kehidupan sehari-hari, m = m0 dalam rentang galat eksperimen, karena
kecepatan partikel relatif rendah, sehingga perubahan massa hampir tidak teramati.

· Berdasarkan persamaan Einstein, perubahan massa hanya teramati bila partikel bergerak
dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.

· Jika partikel bergerak mendekati kecepatan cahaya, maka:


m0
lim m = ≈ ∞
v→c ‾‾‾‾‾‾‾‾‾
2
v
1 − ( )
√ c

· Hukum kekelan massa dan energi: Massa dan energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat dikonversi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

2 8
ΔE = Δm 0 c c = 2.997925 × 10 m/s

7/55
Energi ikat inti
· Massa diam nuklida selalu lebih kecil dari jumlah massa total nukleaonnya (netron dan
proton). Massa yang hilang ini disebut sebagai cacat massa (Δm).
· Massa yang hilang ini dikonversi menjadi energi ikat inti, yaitu energi yang diperlukan untuk
memecah inti menjadi nukleonnya.
· Untuk isotop dengan Z dan A tertentu:

Δm = m inti − m nukleon

= (m isotop − Z m e ) − (N m n + Z m p )

8/55
Perhitungan energi ikat inti
Contoh: tentukan enrgi ikat inti pembentukan inti 73 Li3 + ?

7 3 +
3p + 4n → Li + ΔE
3

Solusi:

(A) Tentukan massa inti (B) Tentukan massa nukleon

7 3 + 7
m( Li ) = m( Li) − 3m e m nuk = 3m p + 4m n
3 3

= 7.016003 u– 3(0.0005485 u) = 3(1.007276470 u) + 4(1.008664904 u)

= 7.0143573 u = 7.056489026 u

(C) Hitung cacat massa

Δm = m inti − m nukleon

= 7.0143573 u– 7.056489026 u

=– 0.0421317 u

= massa yang hilang dalam pembentukkan inti

9/55
Perhitungan energi ikat inti
(D) Hitung energi yang dilepaskan dari konversi massa yang hilang

2
ΔE = (Δm 0 )c

2 1J
−27 8
= (−0.0421217u) 1.6605402 × 10 kg/u 2.997925 × 10 m/s
( )( ) 2 2
kg m /s

–12 23
=– 6.28782 × 10 J/atom × 6.0221367 × 10 atom/mol

12
=– 3.78655 × 10 J/mol 

9
=– 3.7866 × 10 kJ/mol

Bandingkan nilai energi di atas dengan energi yang dihasilkan reaksi kimia biasa dalam orde
104 - 105 J/mol. Energi yang dihasilkan reaksi inti sekitar 1 - 10 juta kali lebih besar dibanding
reaksi kimia.

10/55
MeV (Satuan energi)
· Energi nuklir lebih sederhana bila dinyatakan dalam satuan mega electron volt (MeV)

- 1 eV = 1.602 × 10
−19
J

- 1 MeV = 1.602 × 10
−13
J

· Untuk kasus energi ikat 73 Li3 + :

−12
−6.287817 × 10 J/atom
EB = −
−13
( 1.602177 × 10 J/MeV )

= 39.245 MeV/atom

· Energi ikat juga sering dinyatakan dalam energi per nukleon. 7


3
3 +
Li memiliki 3p + 4n = 7
nukloen, maka:

3+
EB (L ) 39.245 MeV
= = 5.61 MeV per nukleon 
 nukleon  7

11/55
Energi reaksi inti
Reaksi fusi inti di matahari:

1 4 0 +
4 H ⟶ He + 2 e
1 2 1

Hitung besarnya energi yang dilepasakan dalam pembentukkan inti Helium ini dalam satuan
kJ/mol.

Solusi:

Cacat massa dalam pembentukan satu inti helium:

Δm = m produk  − m reaktan 

+
= m(4 He ) + 2m(e ) − 4m(1H)

= 4.00260u + 2(0.00054858u) − 4(1.00782u)

= −0.02758u

12/55
Energi reaksi inti
Energi yang dilepaskan dalam pembentukan 1 mol inti helium:

2⎛ ⎞
−27 8 23
1.6605 × 10 kg 2.9979 × 10 m ⎜ 1J ⎟ 6.0221 × 10 atoms
ΔE = (−0.02758u)
⎜ 2 ⎟
( 1u )( s ) kg.m ( 1mol )
⎝ 2 ⎠
s

12
=– 2.479 × 10 J/mol

9
=– 8.268 × 10 kJ/mol

13/55
Kurva energi ikat per nukleon

Energi ikat per nukleon dihitung dari energi ikat (EB ) dibagi dengan nomor massa (A).

14/55
Implikasi dari kurva energi ikat inti per nukleon
· Sebagian besar nilai EB /A ada dalam
rentang 6 - 9 MeV

· Semakin besar nilai EB /A semakin stabil


intinya. Nilai maksimum EB /A adalah 56,
yaitu untuk inti 56 Fe, sehingga isotop ini
memiliki inti yang paling stabil secara
termodinamika.
· Unsur lebih ringan akan melakukan fusi
untuk membentuk inti yang stabil.

2 3 4 1
H + H ⟶ He + n 17.6 MeV
1 1 2 0

· Unsur yang lebih berat akan melakukan


si untuk membentuk inti yang stabil.

235 1 142 91 1
U + n ⟶ Ba + Kr + 3 n
92 0 56 36 0

15/55
Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah emisi spontan partikel berenergi tinggi (α dan β ) atau gelombang
elektromagnetik (sinar γ) dari inti yang tidak stabil.

Radioaktivitas diamati pertama kali oleh Becquerel tahun 1896 dan dipelajari lebih intensif oleh
Marie Curie dan suaminya Pierre tahun 1898 hingga 1920. Ketiganya mendapat hadiah nobel di
bidang sika tahun 1903 untuk penemuan radioaktivitas.

Ditahun 1911 Marie Curie kembali menerima Nobel di bidang kimia untuk penemuan Radium.
Marie Curie adalah orang pertama yang menerima dua hadiah nobel di dua bidang yang
berbeda.

16/55
Emisi spontan
1. Emisi partikel α.

2. Emisi partikel β.

3. Emisi sinar γ

4. Emisi positron

5. Penangkapan elektron.

6. Emisi neutron

7. Emisi proton

8. Fisi spontan

17/55
1. Emisi partikel α
Partikel α adalah inti 4
2
, sehingga nuklida yang melepaskan patikel
He α akan mengalami
pengurangan massa sebesar 4 satuan dan nomor atom sebesar 2 satuan.

Emisi α umumnya terjadi pada inti-inti berat dengan Z > 83 . Contoh:

234 230 4
U ⟶ Th + α
92 90 2

18/55
2. Emisi partikel β
Partikel β adalah elektron 0−1 e. Inti tidak memiliki elektron, mengapa bisa terjadi emisi elektron?

Inti yang kelebihan netron cenderung terlalu berat sehingga netron akan dikonversi menjadi
proton melalui reaksi: 10 n →11 p +0−1 e + ṽ

Meskipun muatan pada reaksi di atas tetap, tetapi ada Δm yang dikonversi ke energi. Partikel
beta yang diemisikan memiliki energi kinetika yang tinggi. Antineutrino (ṽ) ditambahkan karena
ada energi ekstra yang dihasilkan.

19/55
3. Emisi sinar γ
· γ adalah foton berenergi tinggi yang Muatan α, β dan γ
seringkali menyertai emisi α dan β.
· Emisi γ umumnya terjadi ketika inti anak
kembali dari keadaan tereksitasi (*) ke
keadaan dasar. Inti juga memiliki tingkat-
tingkat energi seperti elektron, hanya spasi
tingkat energi inti lebih besar dibanding
elektron.
· Contoh: 137
56
Ba


137
56
Ba + γ

20/55
4. Emisi positron
Positron adalah elektron bermuatan positif,
e .
+

Dari mana asalnya?

Emisi positron umumnya terjadi pada nuklida


yang kekurangan netron (inti ringan),
sehingga sebagian protonnya akan dikonversi
menjadi netron:

1 1 0
p → n + e + v(neutrino)
1 0 +1

Emisi positron hanya terjadi jika inti anak


lebih stabil dibanding inti induknya.

38 0 38
K → e + Ar + v
19 +1 18

21/55
Emisi positron
Apa yang terjadi dengan e+ ?

Positron (antimateri = partikel dengan


muatan berlawanan dengan materi) akan
bertabrakan dengan elektron (materi)
menghasilkan dua foton γ berenergi tinggi.

0 0
e + e ⟶ 2γ
−1 +1

Energi yang dihasilkan oleh setiap foton


Eγ = 511 keV.

22/55
5. Penangkapan elektron
Elektron pada orbital 1s adalah elektron
dengan energi terendah. Elektron ini
terkadang bergerak menembus inti dan
bertumbukan dengan proton:

1 0 1
p + e → n
1 −1 0

Efek dari tumbukan ini mirip dengan emisi


positron.

195 0 195
Au + e ⟶ Pt + sinar-X + v
79 −1 78

Peristiwa penangkapan elektron terjadi pada


nuklida dengan Z > 40

23/55
6. Emisi netron dan proton
Emisi neutron Emisi proton

Emisi neutron (10 n) adalah peristiwa yang Emisi proton sangat jarang terjadi.
jarang terjadi.
Contoh:
Emisi ini terbatas pada nuklida yang kaya 57 1
Zn ⟶ 56 Cu + p
neutron dan emisi ini tidak menghasilkan 30 29 1

unsur baru. Contoh:

137 136 1
I ⟶ I + n
53 53 0

24/55
Fisi spontan
· Tidak ada nuklida dengan Z > 83 yang stabil.
· Beberapa nuklida besar terbelah menjadi nuklida dengan ukuran lebih kecil.
· Pembelahan inti ini tidak hanya menghasilkan satu produk tapi bisa menghasilkan beberapa
produk.

25/55
Apa yang menstabilkan inti?
Dalam inti meskipun adanya neutron Energi yang dilepaskan dalam pembentukan
membantu merenggangkan jarak antar inti akan dikonversi menjadi gaya ikat inti
proton tetapi tolak-menolak elektrostatik yang cukup kuat mengimbangi gaya tolak-
masih cukup kuat. Apa yang menahan inti menolak elektrostatik antar proton.
tetap utuh?
Untuk mengurangi efek tolak-menolak antar
proton, maka rasio neutron terhadap proton
semakin besar dengan bertambahnya Z .

26/55
Pita kestabilan
· Pita kestabilan memetakan rasio n/Z

hingga Z = 82 untuk isotop-isotop yang


stabil.
· Untuk nuklida hingga Z = 20 , isotop stabil
memiliki rasio n/Z = 1. Dengan
bertambahnya Z , rasio n/Z > 1 , dimana
pada Z = 82 , rasio n/Z ≈ 1.5

27/55
Pita kestabilan
· Isotop yang berada di atas pita kestabilan
cenderung mengemisikan partikel β agar
rasio n/Z masuk ke dalam area pita
kestabilan:

1 1 0
n ⟶ p + e
0 1 −1

· Sedangkan isotop yang berada di bawah


pita kestabilan cenderung mengemisikan
positron, untuk meningkatkan jumlah
netron:

1 1 0
p ⟶ n + e
1 0 +1

28/55
Bagaimana cara meramal kestabilan inti?
· Massa atom adalah massa rata-rata isotop di alam, yaitu masa atom yang paling stabil.
· Kestabilan inti dapat diramalkan dengan cara membandingkan massa atom suatu unsur
dengan nomor massa (A) isotop tertentu. Periksa apakah massa atom lebih besar atau lebih
kecil dari A.
- Jika massa atom > A, atom terlalu berat (kaya neutron)
- Jika masas atom < A, atom terlalu ringan (kurang neutron)

CONTOH MASSA ATOM (A) KESIMPULAN


180
OS 190.2 terlalu ringan, kurang neutron
135
I 126.9 teralu berat, terlalu banyak neutron

· Ciri lainnya adalah unsur dengan Z > 83 adalah radioaktif

29/55
Karakteristik isotop stabil
Aturan ganjil genap Bilangan Ajaib

Pengamatan terhadap jumlah proton dan · Isotop stabil memiliki jumlah proton dan
netron terhadap 283 isotop stabil diperoleh neutron yang mengikuti bilangan ajaib: 2,
data berikut: 8, 20, 28, 50, 82, 126,...

Z n JUMLAH ISOTOP STABIL


· Pola ini mirip dengan jumlah elektron pada
gas mulia: 2, 10, 18, 36, 54, 86
genap genap 165

genap ganjil 56

ganjil genap 53

ganjil ganjil 5

30/55
Peluruhan berantai
Isotop yang tidak stabil seperti 238
92
U secara spontan akan mengalami peluruhan secara
berantai hingga mencapai isotop stabil.

· Unsur stabil dari peluruhan berantai 238


92
U adalah
206
82
Pb.

· Selama peluruhan berantai, sebagian intermediet memiliki wakti paruh yang pendek dan ada
juga yang panjang.

31/55
Transmutasi inti
· Transmutasi inti adalah perubahan dari Proton dan partikel α dapat diakselerasi
satu isotop ke isotop lainnya. dalam medam listrik agar memiliki energi
· Transmutasi bisa terjadi karena: lebih tinggi.
1. Peluruhan radioaktif (reaksi spontan)
2. Pemboman inti oleh partikel berenergi
tinggi (reaksi tidak spontan)
· Partikel pembom berenergi tinggi
diperoleh dari:
1. Isotop pengemisi partikel α

2. Neitron dari reaktor nuklir


3. Proton yang dibuat dari penghilangan CERN Particle Accelerator
elektron pada atom hidrogen.

32/55
Contoh transmutasi

Senyawa inti ditandai dengan (*) merupakan spesi tidak stabil karena terbentuk dari hasil
penembakan partikel berenergi tinggi. Kelebihan energi dilepaskan senyawa inti dengan
melepas neutron, proton, elektron atau sinar gamma.

33/55
Senyawa inti
Senyawa inti dapat disintesis dengan Peluruhan berikutnya bergantung pada
berbagai cara: kandungan energinya.

4 23 27 ∗
He + Na → Al
2 11 13

1 6 27 ∗
p + Mg → Al
1 12 13

2 25 27 ∗
H + Mg → Al
1 12 13

Sekali terbentuk senyawa inti tidak memiliki


memori bagaimana spesi tersebut dibuat.
Hanya mengetahui kandungan energinya
saja.
Lebih dari 900 isotop dibuat dengan cara ini.

34/55
Reaksi inti tidak spontan
Fusi Fisi yang diinduksi

Pembentukan unsur dari isotop ringan Penembakan inti berat dengan neutron:
berlangsung melalui reaksi fusi. Reaksi ini
235 1 142 92 1

memerlukan energi sangat besar, sehingga 92


U +
0
n →
56
Ba +
36
Kr + 2 n
0

secara alamiah berlangsung terus menerus di


bintang.

12 4 16
C + He → O + γ
6 2 8

12 1 13
C + p → N + γ
6 1 7

2 1 3
H + H → He + γ
1 1 2

98 1 99
Mo + n → Mo + γ
42 0 42

35/55
Mengukur peluruhan radioaktif
Salah satu alat pengukur peluruhan radioaktif adalah Geiger Counter. Alat ini mengukur
radiasi berdasarkan pada kuantitas arus listrik yang dibawa oleh ion-ion gas yang terbentuk
akibat ditumbuk oleh partikel β atau γ yang dihasilkan oleh peluruhan radioisotop.

36/55
Mengukur peluruhan radioaktif
Scintillation Counter

Alat pengukur radiasi ini dilengkapi dengan


scintillator yang menghasilkan foton
ketika menerima radiasi, photomultiplier
tube (PMT) yang mengonversi foton ke
dalam signal listrik, dan perangkat elektronik
yang memproses signal.

Permukaan scintillator dilapisi dengan kristal


transparan biasanya adalah fosfor, plastik
atau cairan organik.

37/55
Aktivitas
Aktivitas (A) dinyatakan sebagai jumlah Waktu paruh (t 1 ) adalah waktu ketika
disintegrasi per detik. Peluruhan radioaktif
2

1
Nt = N0
mengikuti hukum laju orde pertama: 2

ln 2 0.693
ΔN t 1 = =
A = − = kN 2 k k
Δt

Waktu paruh digunakan untuk


Dengan k = tetapan peluruhan dan N =
mengkarakterisasi nuklida. Bila waktu paruh
jumlah nuklida radioaktif
diketahui, nilai tetapan laju peluruhan (k)
Satuan aktivitas radioaktif: dapat ditentukan.

· Untuk satuan SI digunakan Bequerel (Bq) =


1 disintegrasi per detik (dps).
· Satuan lama menggunakan Curie (Ci),
dimama 1 Ci = 3.7 x 1010 Bq menggunakan
acuan dari aktivitas 1.0 g 226 Ra = 1 Ci

38/55
Peluruhan radioaktif
Dari de nisi aktivitas:

ΔN
A = − = kN
Δt

Bentuk terintegrasi persamaan di atas:

N t
1
dN = −k dt
∫ N ∫
N0 0

N
ln = −kt
N0

−kt
N = N0 e

39/55
Contoh perhitungan
Tentukan aktivitas dari 1.0 g strontium-90 yang memiliki waktu paruh 28.1 tahun.

Solusi:

1. Ubah t1/2 ke satuan detik

365 hari  24 jam 60 min 60s


t 1 = 28.1 tahun  × × × ×
2 1 tahun 1 hari 1 jam 1 min

8
= 8.86 × 10 s

2. Ubah t1/2 ke k

ln 2 0.693
−10 −1
k = = = 7.82 × 10 s
8
t 1
8.86 × 10 s
2

40/55
3. Ubah massa 90 Sr ke jumlah partikel (N )

23
1 mol Sr 6.02 × 10  atom Sr
N = 1.00 g Sr × ×
90 g Sr 1mol Sr

21
= 6.69 × 10  atoms Sr

4. Hitung aktivitas

A = kN

−10 −1 21
= (7.82 × 10 s ) × (6.69 × 10 atom Sr)

12
= 5.23 × 10 atom Sr/s × 1 disintegrasi/atom Sr

12 12
= 5.23 × 10 dps = 5.23 × 10 Bq

41/55
· Latihan-1· Solusi-1· Lanjutan

Tritium (3 H) (MM = 3.016 g/mol) adalah radioisotop pengemisi β yang memiliki waktu paruh
12.26 tahun. Tentukan massa sampel (3 H) dalam gram yang memiliki radiasi sebesar 0.5 mCi.

42/55
· Latihan-2· Solusi-2

131
digunakan sebagai pelacak metabolisme pasien di rumah sakit. Radioisotop tersebut
I

memiliki waktu paruh 8.07 hari. Tentukan berapa lama waktu yang diperlukan agar aktivitas
radioisotop ini tersisa 1% dari aktivitas awal.

43/55
Penanggalan radiokarbon

44/55
Penanggalan radiokarbon
Peneliti geologi menguji kulit kerang yang ditemukan dalam suatu tebing di gunung kapur
Padalarang. Kulit kerang adalah CaCO 3 dan dibuat oleh mahkluk hidup. Aktivitas 14 C dalam
kulit kerang ditemukan sebesar 6.24 cpm/g karbon total. Tentukan usia dari sampel kerang
tersebut.

Analisis

Usia kulit kerang dapat ditentukan menggunakan hukum laju terintegrasi orde pertama:

At
ln = −kt
A0

Informasi yang diperoleh dari soal adalah aktivitas saat ini, At = 6.24 cpm . Oleh karena itu,
untuk menjawab soal di atas diperlukan informasi waktu paruh dari 14 C yang akan digunakan
untuk menentukan tetapan laju peluruhan (k) dan aktivitas awal 14 C, A0 .

Diketahui untuk t 1
14
( C) = 5730 tahun dan sampel kayu yang baru dipotong memiliki
2

aktivitas 15.3 cpm/g karbon total, sehingga A0 = 15.3 cpm

45/55
Penanggalan radiokarbon
Berdasarkan data: t 1
14
( C) = 5730 tahun dan A 0 = 15.3 cpm , maka usia kulit kerang dapat
2

ditentukan dari hukum laju terintegrasi orde pertama.

⎛ ⎞
A ln 2
⎜ ⎟
ln = −kt = − t
⎜ ⎟
A0 t 1
⎝ ⎠
2

t 1

2
A
t = − ln
( ln 2 )( A0 )

5730 tahun 6.24 cpm


= − × ln
0.693 ( 15.3 cpm )

= 7414 tahun

46/55
Isotop lain yang digunakan untuk penanggalan

Isotop 40
19
K Isotop 238
92
U

Isotop 40
19
K memiliki t 1 = 1.27 × 10
9
tahun Isotop 238
92
U memiliki t 1 = 4.5 × 10
9
tahun .
2 2

40 0 40 238 206 4 0
K + e ⟶ Ar U ⟶ Pb + 8 He + 6 β
19 −1 18 92 82 2 −1

40 238

Dengan membandingkan rasio usia Dengan membandingkan rasio usia


K U
40 206
Ar Pb

batuan dapat ditentukan. batuan dapat ditentukan.

47/55
Contoh perhitungan usia batuan
Sampel lava ditemukan mengandung 0.232 g 206 Pb dan 1.605 g 238 U. Karena timbal menguap
pada temperatur lelahan lava, maka semua 206 Pb yang ada berasal dari peluruhan 238 U.
Tentukan usia dari sampel lava tersebut.

Solusi:

1. Tentukan massa 238 U yang telah meluruh

238
238 g/mol  U
238 206 238
m( U) = × 0.232 g Pb = 0.268 g U
206
206 g/mol Pb

48/55
2. Tentukan usia 238 U
Massa awal 238 U pada t = 0 adalah N0 = 1.605 g + 0.268 g = 1.873 g

⎛ ⎞
N0 ln 2
⎜ ⎟
ln = kt = t
⎜ ⎟
N t1
⎝ ⎠
2

t 1

2
N0
t = × ln
ln 2 N
9
4.5 × 10  tahun 1.873
= × ln
0.693 1.605
9
= 1.0 × 10  tahun

49/55
Reakto nuklir
Energi yang digunakan dalam reaktor nuklir
umumnya berasal dari reaksi si 235 U yang
ditembak oleh netron lambat.

Ada massa kritis untuk jumlah 235


U . Jika
terlalu banyak, maka akan dihasilkan terlalu
banyak netron yang menyebabkan reaksi si
tidak terkendali yang dapat menyebabkan
ledakan.

Pada reaktor untuk mengendalikan reaksi si


U digunakan mateial pengendali untuk
235

menyerap kelebihan netron.

Aga terkendali reaktor nuklir hanya


menggunakan 2-4% 235 U murni.

50/55
Prinsip kerja reaktor nuklir

51/55
The Fukushima Disaster

52/55
The Fukushima Disaster
On March 11th 2011 a huge earthquake (14h46 local time) and the following tsunami (15h35
local time) caused the cooling of the reactors and the cooling of the spent fuel pools of the
Fukushima Daiichi nuclear plants to fail. A non-stoppable nuclear disaster unveiled.

The release of radioactive material occurred through pressure relief, uncontrolled release of
radioactive steam, res, explosions and leakage and seepage of hundreds of thousands of litres
of contaminated water.

A total of 900 quadrillion becquerels of iodine-131 and cesium=137 were leaked into the
environment between March 12 and March 31, 2011. This is around 17 percent of what was
released after the Chernobyl nuclear disaster. The level fell to more than one-1000th in April.
While radiation levels around the plant continue to decrease, they still remain 7 years after the
disaster.

Sumber: https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/backstories/125/?cid=nwd-adwords-
all_site_dsa-201905-000 (https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/backstories/125/?cid=nwd-
adwords-all_site_dsa-201905-000)

53/55
Berapa tingkat radiasi yang aman?
Tidak semua material menyerap radiasi Efek dosis radiasi yang diserap tubuh:
dengan tingkatan yang sama, sehingga
aktivitas tidak secara langsung memberikan · 25 rem (0.25 Sv): kada minimum yang
efek radiasi mengakibatkan perubahan yang teramati
pada darah manusia
Dosis radiasi yang terserap tubuh dinyatakan · 100 rem (1 Sv): mulai menyebabkan sakit
satuan Sieverts (Sv) untuk SI. Satuan lama
menggunakan Rem, dimana 1 Rem = 10-2 Sv. · 200 rem (2 Sv): menyebabkan sakit parah

· 400 rem (4 Sv): 50% akan mati dalam


Intensitas radiasi (I) bergantung pada jarak rentang waktu 2 bulan
(d):
· 600 rem (6 Sv): dosis mematikan untuk
I1 d
2
2
manusia
=
2
I2 d1

54/55
Mengapa radiasi berbahaya?
Bahaya radiasi bukan dari energi kalor dilepaskan saat peluruhan terjadi, tetapi partikel yang
diemisikan radioisotop dapat menyebabkan ionisasi spesi-spesi netral membentuk ion yang
tidak stabil atau membentuk spesi netral dengan elektron ganjil (radikal bebas) yang sangat
reaktif.

 radiasi  +
¨ ˙ 0
H − O − H ⟶ H − O − H + e
[ ] −1

+
˙ + ˙
H − O − H ⟶ H + O − H
[ ]

· Radiasi γ dan sinar-X adalah yang paling berbahaya, karena energinya tinggi, tidak bermasa,
kecepatan tinggi dan mampu mempenetrasi hampir semua material, kecuali material
berkerapatan tinggi seperti timbal.
· Radiasi α adalah yang paling tidak berbahaya, karena massa partikel cukup berat, geraknya
lambat dan tidak dapat mempenetrasi kulit.

55/55

You might also like