You are on page 1of 6

Nama : Muhammad Irsyaad Fadhlurrahman

NIM : 11181130000004
Kelas : HI 6A
Mata Kuliah : Asia Timur
Dosen Pengampu : Teguh Santosa, MA

UJIAN AKHIR SEMESTER

Pilihan Soal : 1, 3, 5,dan 6

Nomor satu : Jelaskan karakter geografis, sosial, budaya dan politik yang membentuk kawasan
Asia Timur. Bagaimana multipolarisme membentuk karakter politik setiap negara di kawasan ini?
Jelaskan satu per satu.

A. Geografis
Asia Timur adalah kawasan yang terletak di Timur wilayah Asia,yang didefinisikan baik
secara geografis dan etno-kultural.1 Negara-modern di negara Asia Timur meliputi Tiongkok,
Jepang, Mongolia, Korea Utara, Korea Selatan, dan Taiwan.2 Secara geografis Asia Timur
berbatasan dengan banyak wilayah. Di utara Asia Timur berbatasan dengan Siberia, Asia
Tenggara di selatan, Asia Selatan di barat daya, dan Asia Tengah di barat. Di sebelah timur
adalah Samudra Pasifik dan di tenggara adalah Mikronesia (kelompok pulau Samudra Pasifik,
diklasifikasikan sebagai bagian dari Oseania).
Orang Asia Timur terdiri dari sekitar 1,7 miliar orang, membentuk sekitar 38% dari
populasi di Asia Kontinental dan 20,5% dari populasi global.3 Kawasan ini adalah tempat bagi
kota-kota besar dunia seperti Beijing, Hong Kong, Seoul, Shanghai, Taipei, dan Tokyo. Meskipun
daerah pesisir dan riparian tersebut merupakan salah satu tempat terpadat di dunia, populasi di
Mongolia dan Tiongkok Barat, keduanya daerah yang terkurung daratan, sangat jarang
terdistribusi. Kemudian, Mongolia memiliki kepadatan penduduk terendah di kawasan tersebut.
Kepadatan penduduk wilayah ini adalah 133 jiwa per kilometer persegi (340/sq mi), sekitar tiga
kali rata-rata dunia 45/km2 (120/sq mi).
Iklim Asia Timur hampir sama dengan iklim Eropa dan Amerika Serikat. Kesamaan seperti
iklim sedang, dengan musim dingin yang lebih dingin dan musim panas yang hangat. Hal ini
berbeda karena sebagian besar curah hujan terjadi selama bulan-bulan musim panas yang
hangat, bukan selama bulan-bulan musim dingin. Pasokan air yang melimpah selama musim
tanam yang hangat memungkinkan pertanian intensif, dengan dua dan terkadang tiga siklus
panen per tahun.4 Bagian barat dan utara dari tempat yang sekarang disebut Tiongkok didominasi

1
"East Asia". Encarta. Microsoft. Archived from the original on 2009-10-31. Retrieved 2008-01-12. the
countries and regions of Mainland China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Mongolia, South Korea, North Korea
and Japan.
2
Kort, Michael (2005). The Handbook Of East Asia. Lerner Publishing Group. p. 7. ISBN 978-0761326724.
3
Wang, Yuchen; Lu Dongsheng; Chung Yeun-Jun; Xu Shuhua (2018). "Genetic structure, divergence and admixture
of Han Chinese, Japanese and Korean populations". Hereditas. 155: 19. doi:10.1186/s41065-018-0057-5. PMC
5889524. PMID 29636655.
4
http://afe.easia.columbia.edu/main_pop/kpct/kp_geo.htm
oleh pegunungan, tanah stepa, dataran tinggi, dan gurun. Daerah-daerah ini sebagian besar di
masa lalu dihuni oleh orang-orang nomaden.
B. Sosial-Budaya
Budaya Asia Timur sebagian besar telah dipengaruhi oleh Tiongkok. Peradaban Tiongkok
adalah peradaban yang memiliki pengaruh paling dominan di wilayah ini di seluruh zaman yang
pada akhirnya meletakkan dasar bagi peradaban Asia Timur.5 Pengetahuan yang luas dan
kecerdikan peradaban Tiongkok dan klasik sastra dan budaya Tiongkok dipandang sebagai dasar
untuk kehidupan beradab di Asia Timur. Kekaisaran Tiongkok berfungsi sebagai kendaraan yang
menyebarkan penerapan filosofi etika konfusianisme, sistem kalender Tiongkok, sistem politik dan
hukum, gaya arsitektur, diet, terminologi, institusi, kepercayaan agama, ujian kekaisaran yang
menekankan pengetahuan klasik Tiongkok, filsafat politik, dan budaya. Hal tersebut telah
memengaruhi aktivitas sosial-budaya di kawasan Asia Timur.

Peradaban Tiongkok pertama kali berkembang di sepanjang sistem sungai utama Sungai
Kuning (Huang He) di Tiongkok timur dan juga di sepanjang Yangzi (Chang Jiang). Populasi dan
pemukiman pertanian Tiongkok menyebar ke selatan dan tetap terkonsentrasi hingga saat ini.
Sistem anak sungai Kekaisaran Tiongkok telah membentuk banyak kebijakan luar negeri dan
perdagangan Asia Timur selama lebih dari dua milenium karena dominasi ekonomi dan budaya
Kekaisaran Tiongkok atas wilayah tersebut, dan dengan demikian memainkan peran besar dalam
sejarah Asia Timur khususnya.6 Hubungan antara Tiongkok dan pengaruh budayanya di Asia
Timur sama halnya yang terjadi dengan pengaruh sejarah peradaban Yunani-Romawi di Eropa
dan Dunia Barat.7
Karakteristik kepercayaan dan keyakinan dipengaruhi oleh peradaban dan sejarah di
sekitar kawasan Asia Timur. Kepercayaan tersebut antara lain Taoisme, Budhisme,
Konfusianisme, Neo- Konfusianisme, dan keyakinan lainnya. Negara-negara Tiongkok, Jepang,
Korea, dan Vietnam berbagi pandangan dunia filosofis Konfusianisme.8 Konfusianisme adalah
humanistik9 filosofi yang percaya bahwa manusia dapat diajar, diperbaiki dan sempurna melalui
usaha pribadi dan komunal terutama termasuk budidaya diri dan penciptaan diri. Konfusianisme
berfokus pada penanaman kebajikan dan pemeliharaan etika.10
Bahasa inti dari Lingkup Budaya Asia Timur umumnya mencakup Bahasa Tiongkok,
Jepang, Korea, dan Vietnam. Semua bahasa ini memiliki sejarah yang terdokumentasi dengan
baik karena secara historis menggunakan karakter Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam
semuanya memiliki sekitar 60% kosa kata mereka yang berasal dari bahasa Tiongkok.11 Ada
sejumlah kecil bahasa minor yang sebanding dengan bahasa inti Asia Timur seperti Zhuang dan

5
Lim, SK (2011-11-01). Asia Civilizations: Ancient to 1800 AD. ASIAPAC. p. 56. ISBN 978-9812295941.
6
Amy Chua; Jed Rubenfeld (2014). The Triple Package: How Three Unlikely Traits Explain the Rise and Fall of
Cultural Groups in America. Penguin Press HC. pp. 121–122. ISBN 978-1594205460.
7
Goscha, Christopher (2016). The Penguin History of Modern Vietnam: A History. Allen Lane. ISBN 978-
1846143106.
8
Edwin O. Reischauer, "The Sinic World in Perspective," Foreign Affairs 52.2 (January 1974): 341-348. JSTOR
9
Juergensmeyer, Mark (2005). Religion in global civil society. Oxford University Press. p. 70. ISBN 978-0-19-
518835-6.
10
Craig, Edward. Philosophy: A Very Short Introduction. ISBN 0-19-285421-6 Craig 1998, p. 536.
11
DeFrancis, John, 1911-2009. (1977). Colonialism and language policy in Viet Nam. The Hague: Mouton. ISBN
9027976430. OCLC 4230408.
Hmong-Mien. Mereka sering diabaikan karena tidak memiliki negara sendiri atau banyak
mengekspor budaya mereka, tetapi Zhuang telah ditulis dalam karakter terinspirasi hanzi yang
disebut Sawndip selama lebih dari 1000 tahun. Hmong, meskipun tidak memiliki sistem penulisan
sampai sejarah modern, juga disarankan untuk memiliki persentase yang sama dari pinjaman
Tiongkok ke bahasa inti CJKV juga.12
C. Politik
Kawasan Asia Timur adalah wilayah yang sedang mengalami sebuah pergeseran
kekuatan (power shift) dan menjadi ciri utama dari tata regional yang sedang berkembang/ hal ini
ditandai oleh tiga kecenderungan besar. Kebangkitan Tiongkok, dominasi dan primacy
(keutamaan) AS, serta revitalisasi peran Jepang. Kawasan Asia Timur saat ini diwarnai dengan
perdebatan dan menjadikan kawasan yang penuh dinamika. Di satu sisi, perkembangan strategis
di kawasan Asia Timur selama 10 tahun terakhir cukup kondusif, stabil dan dinamis, sehingga
negara-negara di kawasan dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada upaya pemulihan
ekonomi mereka. Namun, di sisi lain sulit disangkal bahwa di kawasan ini sebenarnya juga
menyimpan potensi konflik, bahkan sikap permusuhan sisa-sisa politik perang dingin masih kental
mewarnai hubungan international. Banyak pendapat menyatakan bahwa Tiongkok sebagai
kekuatan yang tumbuh secara damai (Peaceful Rising) secara perlahan bangkit menjadi salah
satu kekuatan ekonomi terkemuka di dunia dan penetrasinya di kawasan Asia Timur sulit untuk
dibendung, terlebih keanggotaanya dalam komunitas Asia Timur semakin diperkuat
kehadirannya secara ekonomi di kawasan ini. Kebangkitan Tiongkok merupakan fenomena yang
paling penting sebagai proses kekuatan di Asia Timur.
Perkembangan regionalisme di Asia Timur juga menjadi hal penting terbentuknya
kawasan ini. Bosworth memandang bahwa identitas kolektif masyarakat Asia Timur mulai tumbuh
dengan munculnya institusi regional misalnya dengan berdirinya ASEAN Plus 3 yang meliputi
negara-negara ASEAN, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan serta minimalisasi intervensi dari
pihak-pihak luar, misalnya Amerika Serikat dan Rusia.13 Geostrategi yang ada kemudian
menelurkan tiga pemikiran geopolitik Asia Timur (Evans, 2009:88). Pertama, adalah gepolitik
strategic competition, yang mana Tiongkok berpotensi menstimulus persaingan antar negara
Asia Timur yang mengindikasikan adanya zero sum game geopolitik negara Asia Timur. Proyek
People’s Liberation Army Navy (PLAN) yang menunjukkan fokus geopolitik Tiongkok mengarah
pada geopolitik Mahanisme yang ditujukan untuk mengamankan kepentingannya di Selat Taiwan
dan Laut Tiongkok Selatan.14
Kedua, adalah geopolitik peaceful rise, yang mengindikasikan bahwa kemunculan
pertumbuhan ekonomi negara Asia Timur akan diikuti oleh potensi bagi kerjasama regional.
Sektor privat dan modernisasi ekonomi Tiongkok yang diprakarsai oleh Deng Xiaoping dianggap
sebagai stimulus 50% terintegrasi perekonomian Asia Timur dalam sektor privat. Selain itu,
kehadiran ASEAN Plus Three dan East Asia Summit juga dijadikan batu loncatan yang penting

12
Ratliff, Martha Susan. (2010). Hmong-Mien language history. Pacific Linguistics. ISBN 9780858836150. OCLC
741956124.
13
Bosworth, Stephen W. 2006. “Dancing with the Giants: The Geopolitic of East Asia in the 21st Century”, dalam
Global Imbalances and the Evolving World Economy, Conference Volume.
14
Evans, Michael. 2009. “Power and Paradox: Asia’s Geopolitic and Sino-American Relation in 21st Century”.
Elsevier Publisher.
bagi terjalinnya kerjasama negara Asia Timur (Bosworth, 2006:44). Ketiga, adalah geopolitik
competitive coexistence, yang berdasarkan pada ketidakpastian kondisi Asia Timur yang penuh
dengan kompleksitas integrasi dan sentimen regional. Dalam pemikiran ini, kehadiran Amerika
Serikat menjadi penting untuk mempertahankan keamanan regional di kawasan ini (Evans,
2009:95).
Nomor tiga : One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI) menjadi tema
utama setiap kali kita membicarakan kawasan Asia Timur kontemporer dan pengaruhnya bagi
lanskap mutakhir politik global. Apa yang Anda ketahui tentang BRI ini, apa dampaknya dan
bagaimana menurut Anda respon terbaik Indonesia?
Belt and Road Initiative adalah salah satu kebijakan luar negeri serta kebijakan ekonomi
yang ambisius pada masa presiden Xi Jinping. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat
ekonomi melalui program besar pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah tetangga Tiongkok
dan mengatasi kesenjangan regional Tiongkok yang semakin dalam, seiring dengan kemajuan
ekonomi di negara tersebut. Hal ini juga mencakup dua aspek yaitu the silk road economic belt
yakni sebagai jalur darat yang bertujuan untuk menghubungan provinsi tertinggal di bagian barat
Tiongkok dengan Eropa melalui Asia Tengah dan 21st Century maritime silk road sebagai rute
laut yang bertujuan untuk menghubungkan pesisir Tiongkok yang kaya dengan kawasan Asia
Tenggara dan Afrika melalui pelabuhan dan jalur kereta api.15 Hal ini jelas memberikan pengaruh
terhadap Indonesia pada proyek BRI 2013 di Indonesia, dan tepat di tahun 2016 Indonesia
sepakat untuk melakukan kerjasama dalam program ini melalui berbagai bentuk pendanaan dan
transfer tenaga kerja dalam pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi politik.
Sangat jelas dengan adanya program BRI ini memberikan dampak terhadap Indonesia.
disisi positif yang mana inisiatif BRI ini akan memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia,
khususnya dalam bidan infrastruktur. Yang mana BRI merupakan salah satu faktor pendorong
bagi pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur guna untuk mendongkrak investasi.
Contohnya saja pembangunan 7 ribu km jalan nasional, empat bandara, 24 pelabuhan dan
lainnya. Selain infrastruktur, program ini juga memberikan beasiswa terhadap negara-negara BRI
yakni Indonesia dan menguatkan budaya antara negara yang terlibat. Namun hal ini juga
memberikan dampak negatif yakni berkaitan erat dengan batas teritori, utang negara dan lainnya.
Contohnya saja perdampak pada keseimbangan neraca perdagangan Indonesia, yang mana
mayoritas negara tujuan ekspor dalam inisiatif BRI tidak banyak berkontribusi dengan ekspor
indonesia, hanya sedikit yang berkontribusi. Sehingga minimnya ekspor berdampak buruk pada
peningkatan defiti neraca perdagangan.
Dengan ini berbagai macam respon dan tanggapan muncul baik dari pemerintah
Indonesia, dengan dampak positif dan kerjasama yang ada jelas pemerintah merespon dengan
sangat baik, yang mana sangat memicu pengembangan yang menjadi kepentingan Indonesia.
respon yang baik tentunya saja dengan pengapresiasi dan melakukan hubungan dan kerjasama
yang baik di antara kedua negara, selain itu pemerintahan juga telah memberikan respon melaui
klasifikasi, seminar dan kajian.program ini juga menjadi kepentingan nasional Indonesia tentang
pentingnya infrastruktur dan persepsi baik terhadap tiongkok secara talah memberikan bantuan
dalam pengembangan yang ada.

15
Syaiful anam & Ristiyani.” Kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok pada masa pemerintahan Xi
Jinping”. Jurnal ilmiah hubungan internasional, Jil. 14 NO.2 (2018)
Nomor lima : Bagaimana Anda melihat relasi antara RRC dan Taiwan. Jelaskan skenario paling
mungkin mengenai relasi kedua negara di masa depan?
Tiongkok telah menjadi negara pengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan minyal
dalam negerinya. Pada tahun 2001, Tiongkok telah mengimpor minyak sebesar 6,2 juta barel
perhari dengan persentase hampir 50% yang berasal dari negara-negara Timur Tengah.16
Dengan cadangan minyak dunia sebesar 2,1% dan kebutuhan minyak bagi negaranya sebesar
90% dan jumlahnya akan terus mengalami peningkatan. Untuk mempertahankan kestabilan
pertumbuhan ekonominya, Tiongkok membutuhkan minyak dalam jumlah besar sebagai sumber
energinya. Untuk menjaga keamanan kiriman minyak tersebut, Tiongkok menerapkan strategi
yang dikenal sebagai String Of Pearls.
Strategi String Of Pearls merupakan salah satu upaya Tiongkok dalam mencapai
tujuannya dalam bidang maritim. Untuk mencapai tujuan dari strategi String Of Pearls ini, maka
Tiongkok menjalin kerjasamanya di berbagai bidang dengan negara-negara yang berada
dikawasan strategi String Of Pearls dengan upaya membangun berbagai infrastruktur dan
memberikan bantuan disetiap titik-titik negara (Pearls) dalam jalur rute minyak di kawasan
Samudera hindia.
Dalam pandangan Tiongkok, India telah mendominasi Samudra Hindia dengan letak
geografisnya yang strategis dan hal tersebut dapat mempengaruhi strategi Tiongkok. Strategi
String of Pearls yang dimiliki oleh Tiongkok melibatkan infrastruktur angkatan laut dan pangkalan
udara di Samudera Hindia untuk melindungi rute perdagangan dan keamanan energi. India
menganggap bahwa kehadiran dari strategi String Of Pearls Tiongkok di kawasan Samudera
Hindia ini merupakan suatu bentuk ancaman. Yang dikhwatirkan India akan berubah menjadi
lapangan militer dan angkatan laut tersembunyi Tiongkok.17
Upaya yang dilakukan Tiongkok dalam mengimplementasikan String of Pearls sama
halnya dengan kebijakan Belt Road Initiative. BRI dibentuk dengan kepentingan Tiongkok untuk
membangun jalur perdagangan menuju Asia Tengah, Afrika, dan Afrika. Jalur ini akan kembali
menghidupan jalur yang telah lama menjadi tonggak sejarah, yaitu jalur Sutra. Keduanya memiliki
keterkaitan mengenai kepentingan Tiongkok. String of Pearls dibangun untuk melindungi jalur
pengiriman minyak dari Barat ke Tiongkok. Keduanya sangat penting bagi aktivitas ekonomi dan
perdagangan Tiongkok. Dengan begitu upaya yang dilakukan Tiongkok dalam hal ini adalah agar
terwujudnya stabilitas di jalur-jalur vital melalui berbagai cara termasuk peningkatan keamanan
militernya.

Nomor enam : Bagaimana Anda melihat relasi antara RRC dan Taiwan. Jelaskan skenario paling
mungkin mengenai relasi kedua negara di masa depan.
Hubungan antara Tiongkok dengan Taiwan adalah hubungan yang kompleks dan penuh
konflik. Sejarah keduanya sangat berperan penting dalam pembentukan hubungan negara
dimulai sejak berakhirnya Perang Dunia II. Ini didasari pada permintaan sekutu yang
mengharuskan wilayah jajahan Jepang diserahkan kepada sekutu, namun Mao Zedhong

16
Syahroni Alby, ‘Implementasi Fungsi Strategi String of Pearls China Di Samudera Hindia Tahun 2005-2013’, Jom
FISIP, 1.2 (2014), 1–11.
17
Ibid
menolak tawaran itu. Ketegangan terjadi sejak saat itu hingga pada tahun 1992, kemudian
dibentuklah sebuah perjanjian di antara keduanya yang dikenal dengan 1992 Consensus.
Konsensus 1992 merupakan kesepakatan antara pemerintah Tiongkok dengan Taiwan yang
menyatakan bahwa Tiongkok dan Taiwan merupakan satu-kesatuan di bawah bendera Tiongkok,
dengan Taiwan berada di bawah pemerintahan pusat di Beijing, Tiongkok. Sehingga di dalam
politik internasional Taiwan tidak direkognisi sebagai negara melainkan sebuah pemerintahan
daerah di dalam Tiongkok.
Tetapi, hubungan keduanya tidak berlangsung dengan baik sejak itu hingga tahun 2008,
tepat ketika Ma Ying-Jeou menjabat sebagai pemimpin Taiwan. Di bawah pemerintahan Ma Ying,
Taipei dengan Beijing memiliki hubungan yang sangat harmonis terutama dalam hal ekonomi.
Banyak kerjasama-kerjasama yang terbentuk dan berlangsung sangat baik, yang memajukan
perekonomian Taiwan di masa itu. Pendekatan yang digunakan oleh Ma Ying merupakan
pendekatan ekonomi karena dia lebih mementingkan kondisi ekonomi daripada situasi politik
antara Taiwan dengan Tiongkok, sesuai dengan kebijakan Ma Ying-Jeou, yaitu “addressing
economic matters before political ones.” Dua kerjasama yang terbentuk dari kebijakan Ma Ying
ini adalah Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) pada Juni 2010, dan juga
Cross-Strait Services Trade Agreement (CSSTA) tiga tahun kemudian .
Keadaan berubah ketika Tsai Ing-Wen menjabat sebagai presiden baru Taiwan pada 16
Januari 2016. Tsai Ing merupakan anggota partai Democratic Progressive Party Taiwan. Tsai Ing
tidak mengakui Konsensus 1992 sebagai kebijakan Tiongkok yang menyatukan Beijing dengan
Taipei di bawah satu kepemimpinan di Beijing, namun dia mengakui bahwa Konsensus 1992
membawa semangat persatuan Tiongkok. Meskipun begitu Tsai Ing tetap akan berhubungan
dengan Beijing mengenai kerjasama dan juga penyelesaian konflik di antara keduanya. Di sisi
lainnya, Beijing tidak menerima pernyataan Tsai Ing, karena Konsensus 1992 merupakan
landasan politik yang harus diimplementasikan. Sehingga, hubungan keduanya pun kembali
memburuk bahkan sejak saat ini Beijing memutuskan dengan partai DPP dan tidak pernah
mengadakan pertemuan dengan Taipei dalam membuat kerjasama baru. Beijing pun memilih
kerjasama-kerjasama di antara keduanya untuk diimplementasikan.
Skenario yang bisa dilihat di masa depan dalam hubungan antara Taiwan dengan
Tiongkok adalah hubungan ekonomi. Pendekatan yang diterapkan Ma Ying merupakan pilihan
yang tepat dalam memperbaiki hubungan di antara keduanya. Tiongkok merupakan negara yang
mementingkan ekonomi. Kebijakan Ma Ying yang memprioritaskan ekonomi juga dapat meredam
ketegangan konflik di antara kedua negara yang bahkan yang sudah berlangsung sangat lama.
Ma Ying juga tidak melanggar Konsensus 1992, karena Ma Ying paham bahwa hal ini sangat
rentan menimbulkan konflik. sehingga, hubungan ekonomi sangat penting untuk
mengharmoniskan kedua pihak dan bahkan mampu mengakhiri masalah ini.

You might also like