You are on page 1of 8

Volume 2 No.

2 September 2018
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta

Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin Kerja Pada Badan


Kepegawaian Negara Jakarta
Dedy Syahyuni

Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika


e-mail: dedy.ddn@bsi.ac.id

Cara Sitasi: Syahyuni, D. (2018). Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin Kerja Pada Badan
Kepegawaian Negara Jakarta. Widya Cipta, 2(2), 155–162.

Abstract - Organizational culture is an agreed way to run in any organization or company. Organizational
culture is usually not formal in nature, but more consequential to the prevailing custom or conduct. However,
there are some companies that are starting to see the importance of organizational culture so they give more
emphasis to the implementation of the organizational culture, for example with the slogan, pampfet or posters
for mensiosialisasi organizational culture that their personal religious beliefs and they run in the organiasi or
his company. Organizational culture in practice not only manage how employees should behave in the
Organization to their friends or his superiors only, but organizational culture impact is more than that.
Employees can work well when shaped by the good of culture organization and employees can also become lazy
and have no motivation when they conditioned by cultural organization that are not dynamic, quick and uphold
the performance its employees. However there are still many companies that still do not understand the
significance of organizational culture. This paper is trying to expose the relationship between the organizational
culture with the discipline of work of employees in an organization of Government.Questionnaires distributed to
the employment bureau in Badan Kepegawaian Negara.From the obtained results of the calculations, there is a
relationship of 0.511 and influence of cultural variables Between 0.261 against disciplined work.

Keywords: culture organization, discipline of work, the relationship between the organizational

PENDAHULUAN inilah yang terkadang menjadi masalah dikemudian


hari karena tidak terbakukan dalam sebah tata aturan
Banyak diantara para pemilik perusahaan atau yang jelas dan terstruktur dengan baik.
penanggung jawab tertinggi dari organisasi kurang Secara sederhana budaya organisasi adalah sebuah
memahami arti penting dari budaya organisasi sebuah pola atau asumsi dasar atau keyakinan yang
bahkan terkadang masih banyak yang belum dianut oleh organisasi atau perusahaan dalam
mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya menjalankan kegiatan dan diwariskan guna untuk
organisasi. Biasanya suatu organisasi atau menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam
perusahaan dari awal didirikan, berjalan secara alami organisasi atau perusahaan.
sehingga segala hal yang terjadi dalam organisasai Karena sifatnya yang tidak jelas dan terbakukan
hanya berdasarkan atas kebiasaan yang dilakukan inilah terdakang banyak perusahaan yang tidak
berulang ulang saja. mengangap penting budaya organisasi. Hal yang
Budaya dalam organiassi atau perusahaan itu hanya memperburuk citra dari tidak pentingnya budaya
dibentuk berdasarkan atas faktor kebutuhan saat itu organisai adalah pada tidak adanya manfaat yang
sehingga umumnya bersifat situasional saja. Bila terlihat secara langsung pada kegiatan pekerjaan,
dianggap baik maka dilanjutkan tetapi bila dianggap baik kinerja, motivasi dan bahkan sangat terlihat
kurang baik maka dihentikan dan diganti dengan bahwa tidak adanya hubungan antara budaya dengan
yang baru. Sehingga terkadang pengantian budaya profit yang didapatkan oleh perusahaan atau
atau pola kegiatan keseharian dalam perusahaan kepuasan yang timbul dari adanya pelayanan dalam
menjadi berubah ubah. sebuah organisasi.
Pola keseharian dari perusahaan dan organisasi yang Padangan bahwa tidak ada manfaat dari budaya
berubah-ubah ini terkadang membuat karyawan organisasi ini sebagainya tepat akan tetapi dibagian
menjadi tidak sigap, salah berperilaku bahkan yang lain tidaklah tepat. Tepat dalam artian bahwa
bertolak belakang dengan budaya yang ingin memang budaya organisasi tidak memberikan
dijalankan oleh perusahaan atau organisasi. Budaya, pengaruh secara langsung pada pembentukan laba,
tata aturan, kebiasaaan bahkan cara berperilaku motivasi kerja karyawan atau kinerja karaywan atau

Diterima: 29-04-2018 Direvisi: 22-05-2018 Disetujui: 30-07-2018 155


Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin Kerja Pada Badan Kepegawaian Negara Jakarta

pereuahaan dan atau organisasi akan tetapi perlu dari buku atau dari jurnal ilmiah sebagai bahan
dilihat bahwa sebuah perusahaan dapat berjalan acuan juga hasil observasi penulis. Data dan hasil
dengan sempurna dan optimal bila semua bagian perhitungan melalui bantuan SPSS tersebut
dalam perusahaan dapat bersinergi dalam bekerja. selanjutnya diinterprestasikan secara deskriptif.
Karyawan dapat menempatkan diri sesuai kewajiban Untuk lebih jelasnya berikut beberapa metode
pekerjaan masing-masing, adanya pola pikir yang penelitian yang dipakai dalam tulisan ini :
sama dalam mengerjakan semua tugas dan kegiatan 1. Studi Literatur
dan adanya kesamaan watak dan perilaku dalam Studi literatur dilakukan sengan mencari dan
mengejar dan melaksanakan visi dan misi membaca literatur tentang Manajemen Sumber Daya
perusahaan. Oleh karena itu budaya oranisasi adalah Manusia, Budaya Organisasi, Manajeman Kinerja
hal yang sangat diperlukan. baik dari buku dan dari media internet.
2. Observasi
Salah satu contoh adalah pada tingkat kedisiplinan
Observasi atau pemantauan dilakukan dengan
karyawan dalam sebuah organisasi dan atau pada
bentuk observasi non perilaku yaitu dengan
perusahaan. Salah satu tolak ukur perusahaan yang
mengambil data-data melalui kuisioner dan
baik dapat dilihat dari seberapa besar tingkat mengujinya dengan bantuan aplikasi SPSS.
kehadiran dari para karyawannya. Dengan adanya
tingkat kehadiran yang tinggi maka perusahaan Pengertian Budaya Organisasi
dapat menjamin semua tugas dapat dilaksanakan Menurut Peter F Drucker dalam (Tika,
dengan baik dan pada waktu yang tepat. Akan tetapi 2014)Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian
bila karyawan melakukan pemangkiran kehadiran masalah-masalah eksternal dan internal yang
maka hampir dapat dikatakan bahwa pekerjaan akan pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh
terganggu karena tidak adanya pihak yang suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada
berkewajiban melaksanakan tugas tersebut. anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
Terdapat hubungan diantara disiplin kerja dengan memahami, memikirkan dan merasakan terhadap
selesainya sebuah pekerjaan bahkan disiplin kerja masalah yang terkait diatas.
juga mempengaruhi baik buruknya pekerjaan Menurut Phithi Sithi Ammuai dalam (Tika,
tersebut dilaksanakan. 2014)Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi
Dengan kinerja yang baik maka akan memberikan dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-
tingkat efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
sehingga terjadi naiknya tingkat kepuasan pada diwariskan guna mengatasi masalah-masalah
pelanggan atau terproduksi juga terjualnya dengan adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal.
optimal produk dari sebuah perusahaan dan pada Menurut Robert P Vecchio dalam(Wibowo, 2016)
akhirnya akan berdampak pada naiknya laba Budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif
perusahaan yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku
Dari pemaparan diatas data perlihat bahwa budaya dan harapan yang diterima bersama oleh anggota
memiliki dampak yang dangat luar dalam sebuah organisasi.
Menurut Barry Phegan dalam(Wibowo, 2016)
organisasi atau sebuah perusahaan. Dalam Tulisan
Budaya organisasi adalah bagaimana orang merasa
ini penulis mencoba memaparkan hubungan diantara
tentang melakukan perkejaan baik dan pada yang
budaya organisasi dengan disiplin kerja karyawan membuat peralatan dan orang bekerja bersama
pada organisasi pemerintah dan yang menjadi dalam harmoni.
responden adalah para karyawannya. Paparan
dilakukan dengan mencoba melihat fenomena Karekteristik Budaya Organisasi
dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21 Menurut(Wibowo, 2016)Akar dari suatu budaya
organisasi adalah serangakaian karekteristik inti
yang secara kolektif dihargai oleh semua anggota
METODOLOGI PENELITIAN organisasi. Karakter budaya organisasi menunjukan
ciri ciri, sifat –sifat, unsur-unsur atau elemen-elemen
Metode penelitian yang dipakai penulis dalam yang terdapat dalam suatu budaya organisasi.
tulisan ini adalah dengan menggunakan metoda Menurut Jerald Greenberg dan Robert A Baron
analisa kuantitatif, yang mencoba memaparkan dalam(Wibowo, 2016) Disebutkan bahwa terdapat
hubungan antara variable budaya organisasi dan tujuh elemen yang menunjukan karakteristik budaya
menghubungkannya dengan variable isiplin kerja organisasi seperti :
karyawan. Perhitungan dalam tulisan ini 1. Innovation (inovasi), Suatu tingkatan dimana
menggunakan aplikasi SPSS versi 21 dengan orang diharapkan kreatif dan membangkitkan
bantuan dari Microsoft Excel. Sedangkan yang gagasan baru.
menjadi responden dalam penelitian ini adalah para 2. Stability (stabilitas). Bersifat menghargai
karyawan yang berjumlah 73 orang yang bekerja lingkungan yang stabil, dapat diperkirakan dan
pada biro kepegawaian di Badan Kepegawaian berorientasi pada peraturan.
Negara. 3. Orientation Toward People (berorientasi pada
Data diperoleh berdasarkan hasil sebar kuisioner dan orang). Merupakan orientasi untuk menjadi jujur,
kajian dari beberapa sumber literatur pustaka baik mendukung dan menunjukan penghargaan pada

156 Dedy Syahyuni


Widya Cipta, Volume 2 No. 2 September 2018
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

hak individual. 3. Sosialisasi, dimaksudkan agar para karyawan


4. Result Orientation (orientasi pada hasil). baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya
Meletakkan kekutannya pada kepeduliannya organisasi.
untuk mencapai hasil yang diharapkan.
5. Easygoingness (bersifat tenang) Suatu keadaan
dimana tercipta iklim kerja bersifat santai. Fungsi Budaya Organisasi
6. Attention to Detail (perhatian pada detil), Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki
dimaksud dengan kepentingan untuk menjadi dalam(Wibowo, 2016) Fungsi budaya organisasi
analitis dan seksama. adalah :
7. Coolaborative Orientation (Orientasi pada 1. Memberi anggota identitas organisasional,
kolaborasi), merupakan orientasi yang menjadikan perusahaan diakui sebagai
menekankan pada bekerja dalam tim sebagai perusahaan yang inovatif dengan
lawan dari bekerja secara individual. mengembangkan produk baru.
2. Memfasiltasi komitmen kolektif, Perusahaan
mampu membuat pekerjanya bangga menjadi
Proses Terbentuknya Budaya Organisasi bagian dari padanya.
Menurut Stephen P. Robbins dalam (Wibowo, 3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga
2016)Proses pembentukan budaya organisasi mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasa
dilakukan melalui tiga cara, yaitu : positif dan diperkuat, konflik dan perubahan
1. Pendiri hanya merekrut dan menjaga pekerja dapat dikelola secara efektif.
yang berfikir dan merasa dengan cara sama 4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota
untuk melakukan pekerjaan. menyadari atas lingkungannya.
2. Mengindoktrinasi dan mensosilaisasikan pekerja
dalam cara berpikir dan merasakan sesuatu. Menurut Stephen P Robbins dalam(Tika, 2014)
3. Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model Membagi lima fungsi dari budaya organisasi,
yang mendorong pekerja mengidentifikasi sebagai berikut :
dengan mereka dan kemudian menginternalisasi 1. Berperan menetapkan batasan.
keyakinan, nilai dan asumsi. Ketika orgasisasi 2. Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi
berhasil, visi pendiri menjadi terlihat sebagai anggota organisasi.
determinan utama keberhasilan. 3. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih
luas dari pada kepentingan individual seseorang.
4. Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena
Menurut Kottler dan Hesskett dalam(Tika, 2014)
merupakan perekat sosial yang membantu
Gagasan proses pembentukan budaya organisasi bisa
mempersatukan organisasi.
berasal dari mana saja; dari perorangan atau 5. Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional
kelompok, dari tingkat bawah atau puncak yang memadu dan membentuk sikap serta
organisasi. Akan tetapi dalam perusahaan, gagasan perilaku para karyawan.
ini sering dihubungkan dengan pendiri atau
pemimpin awal yang mengartikulasikanya sebagai
suatu visi, strategi bisnis, filosofi atau ketiga- Pengertian Disiplin Kerja
tiganya.
Menurut Keith Davis dalam (Mangkunegara,
Selanjutnya menurut Stephen P Robbins 2013)“Dicipline is management action to enforce
dalam(Tika, 2014) disebutkan, Terdapat tiga organization standards”. Bersarkan pendapat dari
kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai
organisasi, yaitu : pelaksanaan manajemen untuk memperteguh
1. Praktik Seleksi. Proses seleksi ini bertujuan pedoman-pedoman organisasi.
mengidentifikasi dan memperkerjakan individu- Menurut (Hasibuan, 2016) Kedisiplinan adalah
individu yang mempunyai pengetahuan, kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
keterampilan dan kemampuan melakukan peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. berlaku.
2. Manajemen Puncak. Tindakan manajemen Menurut Singodimedjo dalam(Sutrisno, 2016)
puncak mempunyai dampak besar pada budaya mengatakan bahwa ”Disiplin adalah sikap kesediaan
organisasi. Ucapan-ucapan dan perilaku mereka dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
dalam melaksanakan norma-norma sangat mentaati norma-norma peraturan yang berlaku
berpengaruh terhadap anggota organisasi. disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan
Sebagai contoh perusahaan fotokopi Xerox yang mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin
mempunyai budaya informal, persahabatan yang yang merosot akan menjadi penghalang dan
kental, inovasi, tegas dan berani mengambil memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.”
resiko, sangat berhasil dalam memasarkan mesin
fotokopi tipe 914. Budaya tersebut diikuti dan Tahapan Pendisiplinan
dilaksanakan secara baik oleh para karyawan. Menurut (Mangkunegara, 2013) Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

157
Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin Kerja Pada Badan Kepegawaian Negara Jakarta

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan organisasi berjalan tidak dengan tahapan yang
kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, terencana dengan baik atau tertata baik dan bahkan
semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, bisa terjadi karena pemimpin organisasi dan
karyawan dan masyarakat. perusahaan tidak mengetahui, tidak memahami dan
mungkin tidak memiliki imu tentang hal ini.
Menurut(Siagian, 2015) Agar tujuan pendisiplinan
seperti telah disinggung diatas tercapai, Karena tidak adanya tahapan dan kemampuan dan
pendisiplinan harus diterapkan secara bertahap.
keilmuan yang memadai membuat organisasi atau
Yang dimaksud dengan secara bertahap adalah
dengan mengambil berbagai langkah yang bersifat perusahaan berjalan tanpa arah kendali pada awalnya
pendisiplinan, mulai dari yang paling ringan hingga sehingga bila hal ini berjalan kearah yang kurang baik
kepada yang terberat. Misal dengan : maka akan membawa atau menciptakan permasalahan
1. Peringatan lisan oleh penyelia. dikemudian hari. Perusahaan atau oragnisai akan
2. Pernyataan tertulis ketidakpuasan oleh atasan hidup dengan tata aturan atau norma yang tidak jelas
langsung. bahkan bisa terjadi tata aturan yang ada dalam
3. Penundaan kenaikan gaji berkala. organisasi atau perusahaan bertentangan dengan tata
4. Penundaan kenaikan pangkat. turan yang berlaku secara umum.
5. Pembebasan dari jabatan.
6. Pemberhentina sementara. Sebaik apapaun teknologi atau sebanyak apapun
7. Pemberhentian atas permintaan sendiri. sumber daya finansial dalam sebuah perusahaan atau
8. Pemberhantian dengan hormat tidak atas organisasi akan tetapi bila tidak di dukung oleh
permintaan sendiri, dan
budaya organisasi yang sehat maka akan berdampak
9. Pemberhantian tidak dengan hormat.
pada ketidakefektivitasan atau ketidak efisienan kerja
Menurut Siagian dalam (Sutrisno, 2016)Bentuk karyawan bahakan bisa terjadi dapat terjadi
disiplin yang baik akan tercermin pada suasana, penggelapan dana bila budaya organiasi tidak
yaitu : ditumbung kembangkan dalam konsisi yang baik
1. Tingginya rasa keperdulian karyawan terhadap dalam sebuah perusahaan.
pencapaian tujuan perusahaan.
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan insiatif Jadi dapat terlihat bahwa dengan tidak dianggap
para karyawan dalam melakukan pekerjaan. penting budaya organisasi maka kemungkinan
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik bahkan
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik- akan mengalami kehancuran secara langsung atau
baiknya. tidak langsung. Bukan hanya turunnya moral dari
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa karyawan akan menjadi berkurang karena tidak
solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan. adanya budaya organiasi yang baik akan tetapi bisa
5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja juga berdampak pada hal lain.
para karyawan. Sebaik apapun karyawan yang ada dalam perusahaan,
dengan adanya budaya organisasi yang tidak baik
maka akan membuat karyawan menjadi berubah
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi tidak baik atau setidaknya akan membuat
mereka menjadi tidak betah dengan pekerjaannya atau
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa budaya denan perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja.
organisasi memiliki peran penting dalam
pembentukan kinerja dari para karyawan dalam Dengan tidak betahnya karyawan dalam
perusahaan dan bukan hanya itu budaya organisasi pekerjaaannya akaa membuat karyawan bekerja
juga merupakan suatu standar yang dijalankan oleh dengan semaunya atau sekedarnya, tingkat kehadiran
karyawan didalam perusahaan. Bukan hanya akan menurun dan pekerjaan mungkin akan
perusahaan yang bergerak dan berorientasi dalam terselesaikan dalam waktu yang lama. Hal yang
pencarian laba (profit oriented) saja yang mungkin saja terjadi selain absensi yang buruk dan
menggunakan budaya organisasi dalam kehidupan pencapaian yang buruk tadi adalah adanya ketidak
kesehariannya akan tetapi organisasi yang hati-hatian dalam pekerjaann yang terkadang
memberikan jasa (service oriented) juga melakukan berujung pada kecelakaan dalam pekerjaan.
dan memerlukan hal yang sama yaitu budaya
organisasi. Beberapa hal diatas biasanya timbul karena adanya
komitmen yang jelek dari para karyawan dan efek
Seperti yang juga telah dibahas pada bagian dari buruknya komitmen tersebut adalah pada
terdahulu, tidak semua perusahaan atau organisasi berkurangnya atau turunnya tingkat kualitas dan
memiliki perhatian kepada keberadaan dan arti kuantitas dari perkerjaan dan komitmen adalah salah
penting dari budaya organisasi. Hal ini biasanya satu efek buruk dari kurang baiknya budaya
terjadi karena biasanya dalam proses pembentukan organisasi.

158 Dedy Syahyuni


Widya Cipta, Volume 2 No. 2 September 2018
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

Menurut Mardiani dan Maya(Mardiani, 2015)variabel hubungan kepemimpinan dan kepuasan kerja
komitmen organisasional memiliki pengaruhpositif terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Data mengguakan penyebaran kuisioner kepada 60 orang
tersebut diambil dari polulasi sebanyak 334 dan karyawannya.
sample yang digunakan sebanyak 182 orang dari Menurut (Dasaad, 2015) Kedua variable bebas
karyawan Bank Kalsel. kepemimpian dan kepuasan kerja terhadap kinerja
Dapat terlihat bahwa ada hubungan diantara karyawan pengaruhnya signifikan. Dari kedua
komitmen dalam bekerja dengan kinerja karyawan variebal tersebutyang sangat dominan (kuat)
dan hal ini menguatkan dugaan bahwa bila organisasi hubungannya adalah kepuasan kerja dibandingkan
atau perusahaan tidak memperhatikan budaya dengan variebal kepemimpinan.
organisasi maka hal ini akan menurunkan tingkat
komitmen karyawan dalam bekerja dan turunnya Dapat terlihat dari penelitian diatas bahwa memang
variable komitmen akan menurunkan juga tingkat ada hubungan antara kinerja yang dengan kepuasan
kinerja. kerja dan hal ini secara tidak langsung membuat
hubungan secara tidak langsung antara variabel
Penurunan tingkat kinerja dari para karwayan akan kinerja dengan budaya organisasi dan seara tidak
menurunkan juga tingkat kinerja perusahaan atau langsung juga semuanya ini berhubungan dengan
organisasi dan biasanya pada akhirnya akan disiplin kerja karyawan karena kinerja hanya bisa
menurunkan pula tingkat pendapatan perusahaan. terwujud dari disiplin kerja karywan.
Penurunan ini bisanya terlihat dari penurunan laba
perusahaan dan pada akhirnya akan berdampak pada Bila kepuasan kerja yang mempengaruhi kinerja
buruknya neraca keuangan dan dapat berujung pada terbentuk dari budaya organisasi, hal yang sama juga
pailitnya perusahaan atau organisasi. terjadi pada kepemimpinan. Seorang pemimpin
dalam oragniasai mau tidak mau terbentuk melalui
Lebih lanjut Mardiani dan Maya (Mardiani, 2015) budaya perusahaan atau organisasinya. Bila
Menyatakan dalam penelitiannya, kepuasan pemimpin tingkat menengah atau bawah yang baru
kerjamemiliki pengaruh positif dan signifikan masuk setelah organiasi atau perusahaan terbetuk,
terhadap kinerja pegawai. Artinya bahwa kinerja maka mau tidak mau akan terpengaruh oleh budaya
dapat terwujud salah satunya dari adanya kepuasan organisi atau perusahaan tempat dia kini bernaung.
kerja karyawan. Karena dengan adanya kepuasan Berdasarkan keinginan sadarnya atau tidak sadar dan
kerja, seorang karyawan dapat memiliki rasa cepat atau lambat budaya organiasi akan membentuk
memiliki dan peduli kepada pekerjaannya dan pola pikir dan pola pengambilan keputusan dari para
perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja. karyawannya dan dalam hal ini termasuk pemimpin
tingkat menengah dan bawah. Termasuk membentuk
Kepuasan adalah rasa yang timbul karena adanya pola disiplin kerja dan akhirnya kepada peningkatan
kecocokan atas sesuatu atau tindakan atau sebuah kinerja karyawan.
fenomena dari dalam diri seseorang setelah melihat
dan atau merasakan kebaikan yang didapatkan dari Sedangkan bila pemimpin tingkat atas seperti
lingkungannya, dalam hal ini adalah perasaan baik pendiri organisasi atau perusahaan, pemegang saham
dari dalam karyawan atas hal baik atau kebaikan utama atau pemilik perusahaan maka secara
yang karyawan dapatkan dari sesama pekerja atau langsung atau tidak langsung, apa yang menjadi
dari perusahaan atau organisasi. kebiasaan mereka dalam mendirikan, membentuk
dan membesarkan perusahaan atau organisasi
Hal atau pengalaman yang baik yang diterima terwujud dari pola pemikirian dan kebiasaan pribadi
karyawan adalah hal atau pengalaman yang baik mereka masing-masing. Oleh karena itu dapat
yang karyawan terima dari lingkungannya seperti terlihat bahwa memang ada hubungan antara budaya
lingkungan kerja yang baik dan rekan kerja yang dan kepemimpian dalam sebuah organiasi atau
saling memberikan dorongan untuk menjadi lebih perusahaan.
baik. Kebaikan atau kepuasan ini hanya dapat
terwujud dari adanya budaya kerja yang baik dari Pemimpin yang baik akan membentuk karyawan
perusahaan atau organisasi sehingga para karyawan yang baik. Budaya yang baik akan menguatkan pola
dapat terbentuk menjadi pribadi yang baik dan kerja yang baik termasuk dalam hal ini adalah
pribadi yang saling menghargai sesama karyawan disiplin kerja. Bila pemimpin tidak mencontohkan
termasuk dalam hal ini disiplin kerja yang baik. kedisiplinan kerja maka akan sangat sulit
membentuk karyawan yang memiliki tingkat disiplin
Sementara itu dari hasil penelitian yang lain kerja yang baik. Pemberian contoh jauh lebih efektif
dapatkan adanya hubungan antara kinerja dengan dibandingkan dengan slogan untuk bekerja dengan
kepuasan dan kepemimpinan. Seperti penelitian disiplin tinggi.
yang dilakukan oleh Dasaad pada karyawan PT
Adam Jaya yang mengambil judul Analisis

159
Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin Kerja Pada Badan Kepegawaian Negara Jakarta

Sementara itu menurut (Pramularso, 2017) Dalam Tabel 1 : Validitas Budaya Organisasi
penelitiannya di salah satu hotel menyatakan bahwa
ada hubungan sebesar 0,499 yang berarti terdapat Indikator r hitung r tabel Keterangan
hubunganyang kuat diantara variabel disiplin dan
variabel kinerja. Selain itu terdapat 24,9 % X1 0,526 0,235 Valid
kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. X2 0,365 0,235 Valid
Jadi dapat dilihat bahwa memang ada hubungan dan X3 0,352 0,235 Valid
pengaruh diantara variable disiplin kerja dengan
X4 0,784 0,235 Valid
kinerja perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu
perlu kiranya ada upaya dari Perusahaan untuk X5 0,604 0,235 Valid
memperbaiki disiplin kerja karyawan dalam hal ini X6 0,552 0,235 Valid
melalui perbaikian budaya organisasi. X7 0,660 0,235 Valid
Untuk menguatkan pemikiran dan dugaan ini penulis X8 0,493 0,235 Valid
mencoba menghubungkan secara langsung variable X9 0,546 0,235 Valid
bebas budaya organisasi dengan variabel disiplin X10 0,417 0,235 Valid
kerja.
X11 0,549 0,235 Valid
Adapun indikator pertanyaan yang dipakai dalam X12 0,490 0,235 Valid
penelitian ini adalah teori dari Robert Kreitner dan Sumber : Perhitungan SPSS
Angelo Kinicki dalam Wibowo untuk variabel
Budaya dan teori dari Siagian dalam Sutrisno untuk
Dari hasil perhitungan validitas dengan menggunakan
variabel Disiplin kerja.
aplikasi SPSS atas variabel budaya organisasi maka
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam dapat terlihat bahwa dari semua item kuisioner yang
(Wibowo, 2016)Fungsi budaya organisasi adalah : disebar didapatkan hasil bahwa semua variable valid
1. Memberi anggota identitas organisasional, atau duatas nilai t tabel.
menjadikan perusahaan diakui sebagai
perusahaan yang inovatif dengan Tabel 2 : Validitas Disiplin kerja
mengembangkan produk baru.
2. Memfasiltasi komitmen kolektif, Perusahaan Indikator r hitung r tabel Keterangan
mampu membuat pekerjanya bangga menjadi
bagian dari padanya. Y1 0,622 0,235 Valid
3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga Y2 0,787 0,235 Valid
mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasa Y3 0,566 0,235 Valid
positif dan diperkuat, konflik dan perubahan
dapat dikelola secara efektif. Y4 0,596 0,235 Valid
4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota Y5 0,671 0,235 Valid
menyadari atas lingkungannya. Y6 0,602 0,235 Valid
Sedangkan untuk pembentukan kuisioner disiplin Y7 0,707 0,235 Valid
kerja, menurut Siagian dalam(Sutrisno, 2016) Y8 0,786 0,235 Valid
Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada
Y9 0,477 0,235 Valid
suasana, yaitu :
1. Tingginya rasa keperdulian karyawan terhadap Y10 0,654 0,235 Valid
pencapaian tujuan perusahaan. Y11 0,732 0,235 Valid
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan Y12 0,687 0,235 Valid
insiatif para karyawan dalam melakukan
pekerjaan. Sumber : Perhitungan SPSS
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik- Dari hsil perhitungan dengann mengguakan aplikasi
baiknya. SPSS maka didapatkah hasil validitas seterti tabel
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa diatas dan dapat terlihat bahwa semua item bernilai
solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan. diatas dari nilai r tabel yang artinya valid.
5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja
para karyawan. Tabel 3 : Reabilitas Budaya Organisasi
Reliability Statistics
Kusioner disebaran kepada karyawan bagian di Biro
Kepegawaian pada Badan Kepegawaian Negara Cronbach's Alpha N of Items
yang berjumlah 73 orang. Dari sebaran kuisioner
tersebut maka didapatkan hasil sebagai berikut: 0.752 12

160 Dedy Syahyuni


Widya Cipta, Volume 2 No. 2 September 2018
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

artinya ada hubungan diantara kedua variable dan


Dari hasil perhitungan reabilitas dengan masuk dalam kategori hubungannya kuat karena
menggunakan aplikasi SPSS untuk variebal budaya masuk dalam range 0,50 sampai 0,69 dalam tabel
organisasi dipatkan bahwa hasilnya adalah reable. interpretasi uji koefisiensi korelasi.

Tabel 4 : Reabilitas Disiplin Kerja


Tabel 7 : Determinasi
Reliability Statistics
Model Summary
Cronbach's Alpha N of Items Std.
R Adjusted Error of
0.89 12 Model R
Square R Square the
Sumber : SPSS Estimate
1 .511a 0.261 0.251 3.85
Hasil yang sama didapatkan untuk uji reabiltas atas
a. Predictors: (Constant), budaya
variabel disiplin. Dalam uji ini didapatkan hasil
bahwa variabel disiplin kerja adalah reable.
Beriktnya adalah uji korelasi untuk mengetahui
Dari hasil uji determinasi dengan menggunakan
hubungan diantara kedua variable.
SPSS diatas didapatkan kesimpulan bahwa variable
Budaya organisasi memberikan sumbangan
Tabel 5 : Tabel Anova
sebanyak 26,1 persen terhadap variable Disiplin
ANOVAa Kerja dalam perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu
Sum of Mean Si 73.9 persen dipengaruhi oleh variable atau faktor
Model df F
Squares Square g.
Regr 25.
lain.
.00
essio 372.265 1 372.265 11
0b
n 6 Tabel 8 : Regresi
1 Resi
1052.365 71 14.822
dual
Coefficientsa
Total 1424.63 72
Standar
Unstandar
a. Dependent Variable: disiplin dized
dized
Coeffic
b. Predictors: (Constant), budaya Model Coefficients t Sig.
ients
Std.
B Beta
Error
(Consta 0.00
Tabel 6: Korelasi 19.488 6.078 3.206
1 nt) 2
budaya 0.64 0.128 0.511 5.012 0
Correlations
a. Dependent Variable: disiplin
Budaya disiplin

Pearson
1 .511** Dari hasil perhitungan uji regresi didapatkan hasil
Correlation
seperti tabel diatas, sehingga didapatkan persamaan
Budaya yaitu : Y = 19,488 + 0,64X
Sig. (2-
0
tailed)
N 73 73

Pearson KESIMPULAN
.511** 1
Correlation
Dari pembahasan dan hasil pengolahan data
disiplin diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan.
Sig. (2-
0 1. Dugaan sementara mengenai adanya hubugan
tailed)
antara variabel budaya organisasi dengan
N 73 73
disiplin kerja karyawan terbukti benar dan ada
Sumber: SPSS hubungan yang erat diantara variabel budaya
organisasi dengan disiplin kerja karyawan.
2. Budaya organisasi memberikan pengaruh
Dari hasil uji korelasi yang dilakukan dengan bantuan terhadap terbentuknya disiplin kerja
aplikasi SPSS didapatkan hasil sebesar 0,511 yang karayawan dan dalam contoh kasus diatas,

161
Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin Kerja Pada Badan Kepegawaian Negara Jakarta

pengaruhnya cukup besar. Pancoran Jakarta Selatan. Widya Cipta -


3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk Jurnal Sekretari Dan Manajemen, 1(2), 171–
mengetahui pengaruh dari variabel yang lain 178. Retrieved from
terhadap tinggi rendahnya variabel budaya https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wid
organisasi sehinggaorganisasi dapat berpran yacipta/article/view/2220
lebih baik dalam optimalisasi variabel tersebut. Siagian, S. P. (2015). Manajemen Sumber Daya
4. Selain dari itu juga perlu kiranya diadakan Manusia. Jakarta: Bumi AKsara.
penelitian lebih lanjutan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel yang lain Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber Daya
terhadap variabel disiplin kerja karwayan Manusia (8th ed.). Jakarta: Kencana.
organisasi dapat mengambil langkah langkah Tika, P. (2014). Budaya Organisasi dan
yang baik guna perbaikan manajemen sumber Peningkatan kinerja Perusahaan. Jakarta:
daya manusia di organisasi. Bumi Aksara.

REFERENSI Wibowo. (2016). Budaya Organisasi (2nd ed.).


Jakarta: Rajagrafindo.

Dasaad. (2015). Analisis Hubungan Kepemimpian


Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Adam Jaya. Jurnal PROFIL PENULIS
Ekonomi Bisnis, 20(1), 8–15.
Dedy Syahyuni lahir di Jakarta pada tahun 1973 dan
Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Daya menyelesaikan pendidikan di Jakarta. Lulus dari
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. SMAN 8 Jakarta tahun 1992 lalu menyelesaikan
jenjang Strata 1 jurusan Adminitrasi Negara dari
Mangkunegara, A. P. (2013). Manajemen Sumber Faktutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Nasional - Jakarta), Strata 1 Jurusan Manajemen dari
Rosdakarya. Fakultas Ekonomi (Universitas Satyagama – Jakarta)
dan mengambil Strata 2 (Magister Manajemen) dari
Mardiani, A. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Universitas Krisnadwipayana – Jakarta. Mulai
Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja mengajar di Bina Sarana Informatika dari tahun
Pegawai Bank Kalsel. Jurnal Wawasan 2000 sampai sekarang. Salah satu tulisan yang
Manajemen, 3(3), 269–279. pernah dibuat berjudul Peran Kepemimpinan dalam
Kepuasan Kerja Karyawan pada Sebuah Perusahaan
Pramularso, E. Y. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja yang diterbitkan di jurnal Widya Cipta
terhadap Kinerja Karyawan Cipta Hotel

162 Dedy Syahyuni

You might also like