Professional Documents
Culture Documents
Siti Nurbaya FSH
Siti Nurbaya FSH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy)
Oleh :
SITI NURBAYA
106046101696
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Siti Nurbaya
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan keridhaan-Nya, karya tulis skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik.
Latar belakang dari pada penulisan karya tulis ilmiah/skripsi ini adalah berdasarkan
pada persyaratan untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah di Program Studi
Muamalat Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Proses penyusunan karya tulis ini sendiri, baik riset maupun penulisan telah
memakan waktu kurang lebih satu semester, sampai skripsi ini selesai.
Tentunya penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak orang, baik yang
motivasi, materi maupun non materi yang tidak terhingga, hal ini membuat peneliti
merasa perlu untuk mencantumkan rasa terima kasih kepada orang-orang berikut ini :
i
6
penyelesaian skripsi ini menjadi amal bakti seorang anak kepada kedua
Riyana Sari dan semaua teman Jurusan Perbankan Syariah ( PS-D) angkatan
6. Untuk ka Saomi Rizkianto dan Ka Indara, terima kasih atas nasehat dan
7. Untuk orang special dalam Hidupku, Nugraha Widya Anggara, yang selalu
ada yang bisa peneliti berikan selain ucapan terima kasih dan doa serta pengharapan
terbaik atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga Allah, memberikan rahmat dan
Penulis
ii
7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
D. Metode Penelitaian 6
F.Kerangka Teori 11
G.Sistematika Penulisan 13
E. Produk Pendanaan 23
F. Produk Pembiayaan 24
Muamalat Indonesia. 40
Muamalat Indonesia,Tbk 71
Muamalat Indonesia,Tbk 77
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan 83
B.Saran 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, baik yang bersifat
bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi kebutuhannya hanya dengan
mengandalkan barang-barang yang diproduksi dari dalam negeri saja. Oleh karena
itu, adanya suatu mekanisme jual beli barang antar negara adalah kebutuhan yang
yang meliputi perdagangan dan keuangan internasional, ternyata semakin dikenal dan
digunakan istilah bisnis internasional yang menyangkut ekspor dan impor barang,
modal dan jasa lainnya dengan pelaku utama yang sering disebut sebagai Multi
penjual dari suatu negara dengan pembeli dari negara lainnya. Permasalahannya
adalah bagaimana menyelesaikan kondisi ini dimana antara penjual dan pembeli
dibatasi oleh jarak yang sangat jauh, sehingga transaksi dengan cara tunai jelas sangat
1
Ramlan Ginting, Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum & Bisnis, (Jakarta : Salemba Empat,
2002) , h. 2.
1
11
sulit dilakukan. Pembeli akan merasa khawatir jika ia mengirim uang lebih dahulu
bersedia untuk melepas barangnya sebelum ada kepastian pembayaran dari pembeli.
Inti dari persoalannya adalah adanya kekhawatiran dari kedua belah pihak terhadap
resiko kerugian apabila salah satu ada yang tidak memenuhi kewajibannya.
Untuk mengatasi persolan tersebut, bank dapat bertindak sebagai pihak ketiga
perdagangan luar negeri yaitu dengan cara “Kredit Dokumenter” yaitu dengan
Letter of Credit ( L/C) adalah suatu fasilitas jasa yang diberkan oleh bank
kepada nasabah dalam rangka mempermudah transaksi jual beli barang, terutama
yang berkaitan dengan ekspor-impor2. Jika bank menerbitkan L/C kepada nasabah
berarti bank menjamin akan membayar sejumlah tertentu kepada pihak lain atas
Credits) menyatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan
pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
2
Ahmad kamil, Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan Ekonomi Syariah, ( Jakarta: Kencana
Prenada Media, 1997), h. 675.
12
Sertifikat Asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C, baik langsung maupun
melalui bank lain atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada
bank penerbit3.
menerima barang yang dibelinya tidak sesuai dengan uraian barang dalam L/C, sering
terjadi penipuan dalam transaksi L/C, biaya pelaksanaan L/C yang kurang transparan,
dan adanya unsur bunga demi keuntungan bank. Oleh karena itu, perlu ada perhatian
khusus agar masing-masing pihak tidak ada yang saling dirugikan dan proses
Nasional (DSN) - Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan rapat pleno dan
memutuskan Fatwa tentang L/C Ekspor Syariah dan L/C Impor syariah, yang
berbunyi : Letter of Credit ( L/C) Ekspor syariah adalah surat pernyataan akan
syariah. Fatwa tersebut muncul dengan pertimbangan,bahwa L/C suatu bentuk jasa
perbankan yang memberi fasilitas transaksi ekspor yang dilakukan oleh nasabah,
selain itu transaksi L/C Ekspor yang berlaku selama ini tidak sesuai dengan prinsip-
3
Amir, Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, (Jakarta : PT. Binaman Persindo,1992), h.
20.
13
prinsip syariah4. Letter of Credit (L/C) Impor syariah adalah, surat pernyataan akan
membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh bank untuk kepentingan importir
akad-akad : Wakâlah bil Ujrah, Qardh, Mudharabah, dan Al-Bai. L/C Impor Syariah
L/C ekspor-impor, sehingga tansaksi perdagangan dapat sesuai dengan ajaran syariat
Islam. Dan berhubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini saya ingin
berlainan pulau dan negara perlu adanya saling pengertian dan kerjasama yang baik,
karena pada kondisi tersebut dapat terjadi permasalahan, kehilafan dan kecurangan
4
Muhammad Mujahidin,” Eksistensi Letter of Credit Syari’ah” artikel ini diakses pada 20
januari2011 dari http:// Shrialearn.wikidot.com/2002/09/ eksistensi/letter of credit/syariah.html.
14
dalam hal penyelesaian transaksi di dalam jual- beli. Untuk itu perlu adanya
pantauan Dewan Syariah Nasional( DSN) tentang pelaksanaan L/C Ekspor, Sehingga
transaksi jual-beli yang dilakukan bank syariah melaui L/C Ekspor dapat sesuai
yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk sesuai dengan konsep Fatwa
penelitian yaitu :
yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia selama ini, sesuai dengan fatwa yang
dapat dijadikan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa dibidang
Impor di PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk sehingga hasil penelitian ini dapat
kehidupan penulis.
D. Metode Penelitian
1. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah Metode Deskriptif
5
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , ( Jakarta : Bumi Aksara,2002), h. 25.
16
kondisi yang saat ini terjadi atau ada.” dengan kata lain penelitian deskriptif
mengambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian
keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian 6.
2. Lokasi Penelitian
a. Data Primer, merupakan data yang pertama kali didapat yang menjadi sumber
1) Observasi adalah, pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas
6
Consuelo G. Sevila, Feode Penelitian , ( Jakarta :UI-PRESS,1993), h.71.
7
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta : PT.Rineka Cipta,1993), Cet kedua,h.309.
17
dokumen8.
buku, majalah, internet, koran, dan sumber tertulis lainnya yang mengandung
Pada penelitian ini menggunakan Metode Analisis Isi yaitu metode yang
menganalisis isi pesan dan mengolah pesan secara sistematik, objektif, dan
kuantitatif, terhadap pesan yang tampak, atau suatu alat untuk mengobservasi
dan menganalisis isi prilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang
8
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1989), Edisi Revisi, h. 193.
18
dipilih. Dengan kata lain Analisis Isi yaitu mendeskripsikan teori-teori yang
ada kemudian disesuaikan dengan kenyataan yang ada dan analisis wacana
dengan memberikan pertanyaan peneliti dari gejala dan masalah yang ada 9.
Pada skripsi ini penulis menganalisis kesesuaian Fatwa MUI mengenai akad
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
9
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : PT.Grafindo Persada, 2004), cet –
ketiga, h.134-135.
19
2. Euis Samhati, 2002, Letter of Credit Hukum Positif dan Fikih Muamalah. Isi
skripsinya membahas tentang hukum L/C menurut hukum positif dan fikih
tetapi kalau penulis lebih mengacu pada hukum yang ditetapkan Fatwa DSN,
20
selain itu penulis lebih fokus kepada pembahasan mekanisme L/C secara
keseluruhan.
3. Dian Ismi Islami, 2005, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Letter Of Credit
sama membahas tentang akad wakalah dalam L/C, tetapi penulis lebih lebih
L/C Ekspor. Mulai dari pengajuan L/C Ekspor, pengiriman barang dan
F. Kerangka Teori
menyatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan
21
persyaratan L/C, baik langsung maupun melalui bank lain atas instruksi
hak dan kewajiban para pihak harus diperhatikan secara adil dan terbuka.
karena inti L/C adalah mewujudkan pembayaran sejumlah uang senilai L/C.
berhak atas barang yang dibayar berdasarkan L/C, dan berkewajiban untuk
kepada bank penerbit dokumen yang dipersyaratkan L/C yang mewakili barang
10
Amir. Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, (Jakarta : PT. Pustaka Binaman
Presindo,1992), h.21.
22
Jika bank penerbit memberi kuasa kepada bank yang ditunjuk untuk
berkewajiban membayar kembali kepada bank yang ditunjuk sejumlah uang yang
adalah sesuai dengan kesepakatan berdasarkan kontrak yang disetujui para pihak
pengiriman barang oleh penerima kepada pemohon. Saat pelaksanaan hak dan
G. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
Bab ini akan diuraikan tentang definisi L/C, Pihak-pihak yang terkait dalam L/C,
dokumen-dokumen dalam L/C, keuntungan dan kerugian transaksi L/C, dan Jenis
Bab ini terdiri dari sejarah singkat, pengembangan visi dan misi, dewan pendiri,
Bab ini berisi tentang Fatwa MUI tentang L/C Ekspor-Impor serta kerangka
Bab ini berisi analisis kesesuian atau ketidaksesuaian antara ketetapan Fatwa
langsung.
BAB VI PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling kenal dengan baik. L/C
merupakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindah tangankan. Letter of
Credit (L/C) atau Documentary Credit atau Credit merupakan cara pembayaran
dalam suatu transaksi ekspor-impor yang paling aman bagi eksportir maupun bagi
transaksi ekspor-impor, maka Letter of Credit menjadi suatu instrumen atau alat yang
bank mengharuskan agar L/C tunduk pada UCPDC (Uniform Customs and Practice
universal terhadap setiap Letter of Credit/Documentary Credit. Bila suatu L/C atau
credit mengindikasikan secara tegas bahwa L/C tunduk kepada UCPDC. Maka
15
25
UCPDC mengikat semua pihak kecuali dengan tegas dimodifikasi atau tidak
Pasal 2 UCPDC Revisi 2007, Publikasi ICC No.600 atau dikenal dengan UCP
Letter of Credit berarti setiap janji, bagaimanapun dinamakan atau diuraikan, yang
bersifat irrevocable dan karenanya merupakan janji pasti dari Issuing Bank untuk
diterjemahkan sebagai surat hutang atau surat piutang, tetapi sebenarnya L/C lebih
syarat-syarat tertentu."
(UCPDC) mengatakan : bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan
konosemen, faktur, sertifikat asuransi). Inti dari pengertian L/C menurut UCPDC
pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain atas instruksi
11
Ahmad Mujahidin , “ Eksistensi Letter Of Credit “ Artikel diakses pada 4 maret 2011dari
http://sharianomics wordpress.com/2010/11/17 definisi- Lc.html.
26
bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi
syarat Letter Of Credit tersebut. Inti dari definisi tersebut, janji pembayaran L/C
kepada penerima dapat dilakukan langsung oleh bank penerbit atau melalui bank lain
sebagai kuasanya.
13
Dan Kemudian, Emmy Pangarimbuan Simanjuntak , mendefinisikan
L/C sebagai suatu surat perintah membayar kepada seorang atau beberapa orang yang
dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut didalam
surat perintah itu kepada orang tertentu. Inti dari definisi Emmy, bahwa L/C adalah
“Surat perintah membayar”. Beliau melihat L/C sebagai suatu perintah atau kuasa
dengan surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh Bank
Hakikat L/C adalah pembayaran dan oleh karena itu, keseimbangan hak dan
kewajiban para pihak harus diperhatikan secara adil dan terbuka. Keadilan dan
12
Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri Bagian Penelitian dan Pengaturan Lalu lintas Pembayaran
luar Negeri,Metode Pembayaran Internasional Letter Of Credit, 1995,h.2.
13
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pembukuan kredit Berdokumen, (Yogyakarta: FH-
UGM,1979), h.15.
27
keterbukaan dalam pelaksanaan L/C merupakan suatu keharusan, karena inti L/C
Pemohon yang meminta bank penerbit untuk menerbitkan L/C, berhak atas
barang yang dibayar berdasarkan L/C, dan berkewajiban untuk membayar kepada
bank penerbit yang atas nama pemohon melakukan pembayaran, harga barang dengan
L/C kepada penerima, yang menyampaikan kepada bank penerbit dokumen yang
dipersyaratkan L/C yang mewakili barang yang dijual kepada kepada pemohon
Jika bank penerbit memberi kuasa kepada bank yang ditunjuk untuk
membayar kembali kepada bank yang ditunjuk sejumlah uang yang telah dibayarkan
kepada penerima. Hak dan kewajiban masing-masing pihak adalah sesuai dengan
kesepakatan berdasarkan kontrak yang disetujui para pihak yang memuat sejumlah
penerima kepada pemohon. Saat pelaksanaan hak dan kewajiban juga dilakukan
demikian juga halnya dengan pembayaran biaya dalam rangka pelaksanaan hak dan
kewajiban.
28
a. Applicant, pihak yang meminta kepada banknya untuk menerbitkan L/C kepada
b. Beneficiary, pihak yang menerima L/C atau pihak yang mendapatkan manfaat
c. Issuing Bank, yaitu bank yang menerbitkan Letter of Credit/Credit atau L/C
d. Advising Bank, bank yang menerima L/C dari Iss. Bank dan meneruskan
L/C tersebut kepada beneficiary atau bank lain yang ditunjuk dalam L/C.
dokumen L/C.
f. Reimbursing Bank, bank yang ditunjuk oleh Iss. Bank untuk melakukan
pembayaran atas tagihan negosiasi dokumen L/C yang diajukan oleh negotiating
bank.
g. Paying Bank, bank yang bertugas membayar atas adanya tagihan dokumen L/C.
h. Accepting Bank, bank yang mengaksep draft (wesel) yang ditarik oleh beneficiary
i. Confirming Bank, bank selain Iss. Bank yang juga menjamin pembayaran L/C
j. Transferring Bank, bank yang diberi kuasa di dalam L/C untuk mentransfer L/C
Dalam kaitannya dengan dokumen maka hal yang perlu dicatat dalam
transaksi Letter of Credit (L/C) adalah pasal 5 UCP 600 yang berbunyi :
Oleh karena itu transaksi letter of credit adalah transaksi dokumen yang berkaitan
1. Dokumen Pengangkutan
2. Invoice atau Commercial Invoice atau faktur pada dasarnya merupakan suatu
14
Muhamad Mujahidin, “Letter of Credit” artikel ini diakses pada 4 Maret 2011, dari
http://www.yousaytoo.com/letter-of-credit/2011/ -C 134725. html.
30
penjual/eksportir.
7. Polis Asuransi
Packing List, daftar perincian barang serta cara dan bahan pembungkus
9. Certificate, suatu keterangan yang dikeluarkan oleh orang atau instansi yang
negeri. Confirming bank itulah yang mengambil alih risko komersial dan
country risk dari Issuing bank dan melindungi Beneficiary dari tidak
terbayarnya LC.
4. Beneficiary tidak mempunyai risiko atas nilai tukar mata uang negara
transaksi saja dan tidak secara langsung melihat barang-barang yang akan
dikirimkan.
dikirim bisa jadi tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Harus teliti
ketika melakukan deal atas syarat dan ketentuan beserta dokumentasinya agar
Issuing bank tidak mempersulit dicairkannya dana. Hal ini agar jangan sampai
terjadi barang telah disiapkan semuanya atau bahkan telah dikirimkan, tetapi
dengan berbagai alasan pihak Issuing bank mempersulit pencairan dana L/C.
32
bank syariah untuk nasabah. Antara lain : buku cek, bilyet giro, kartu
lain-lain.
account).
yaitu ketika bank dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari
pinjaman dari nasabah deposan untuk tujuan apa saja, termasuk untuk
d. Sukuk Al-Mudharabah
F. Produk Pembiayaan
yang berbeda
Mudharabah
Musyarakah
15
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, (Jakarta : PT.Raja Graindo Persada, 2007), h.117.
34
Murâbahah
Salam
Isthishna’
Ijarah
Qardh
1. Wakâlah
definisi mazhab Hanafi adalah seseorang yang menepati posisi orang lain
pekerjaan kepada orang lain( wakil ). Para ulama sepakat bahwa wakalah
dengan disertai ujrah (upah) adalah dibolehkan. Dan jika wakalah disertai
dengan ujarah, maka pihak wakil harus menunaikan apa yang telah
diwakilkan kepadanya dan tidak keluar dari hal tersebut sampai berakhir
tugasnya16.
16
Ahmad Kamil, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan Dan Ekomomi Syariah, (Jakarta :
Kencana Prenada Media, 2002 ), cet- 1, h.681.
35
bagi pihak yang mewakilkan, ia adalah pemilik sah yang dapat bertindak
atas sesuatu yang ia wakilkan. Jika ia bukan sebagai pemilik yang dapat
memiliki sifat amanah. Para ualama memberikan kriteria untuk hal yang
boleh diwakilkan, yakni diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili,
syariat islam. Adapun hal yang tidak boleh diwakilkan adalah semua
2. Mudharabah
17
Muammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendekia,
2001) , cet-2,h. 97.
36
usaha.
3. Musyarakah
4. Murâbahah
oleh calon pembeli, keuntungan yang akan diambil oleh penjual harus
5. Kafâlah (Guaranty)
ditanggung.
18
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendekia,
2001) , cet,ke-2, h.91.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM PT.BANK MUAMALAT INDONESIA,Tbk
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan melalui kegiatan
operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan seniali 84 miliar pada saat
komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanamkan modal senilai Rp.
106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
28
38
kerugian sebesar 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3
mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat Indonesia. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun
keberhasilan bagi Bank Muamalat Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, Bank
Muamalat Indonesia berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat
upaya dan dedikasi setiap kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian
menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada: (i) tidak
melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal
pemangkasan biaya, tidak memotong hak kru Muamalat sedikit pun, (iii)
pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kru Muamalat menjadi prioritas
39
utama di tahun kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakkan landasan usaha baru
tahun 2009 sebagai saat yang tepat untuk merestrukturisasi serta memperkokoh
landasan usaha demi pertumbuhan di masa depan. Sekalipun dunia dilanda krisis
perbankan syariah nasional sejak tahun 1991, Bank Muamalat memiliki posisi
Bank Muamalat harus membangun landasan dan infrastruktur yang lebih kokoh.
Indonesia meningkat sebesar 30,02% dari Rp 6.628,09 miliar pada tahun 2006
19
Bank Muamalat Indonesia, “Sejarah Singkat Perjalanan Bank Muamalat Indonesia 1991-
2009”,Artikelinidiaksespada9maret,2011darihttp://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/pr
ofile.
20
Annual Report BMI Tahun 2009.
40
oleh kondisi makro ekonomi yang relatif stabil, sehingga membuka peluang
lebih banyak bagi kegiatan usaha. Salah satu ciri khas pembiayaan adalah
dukungan kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sekitar
kehati-hatian perbankan yang dianut Bank Muamalat selama ini, rasio NPF
tahun 2006.21
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta
BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos
BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka
namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara.
21
Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2007 h. 61.
41
dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi
yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima
antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance
2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance
House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).
Visi
Misi
stakeholder.
Struktur organisasi yang ada di Bank Muamalat Indonesia terdiri dari Dewan
Indonesia. Berikut ini merupakan struktur organisasi yang terdapat pada Bank
Muamalat Indonesia:
Widigdo Sukarman
Emirsyah Satar
Arviyan Arifin
Andi Buchari
Luluk Mahfudah
1. Sasaran Pembinaan
2. Strategi Pengembangan
kegiatan-kegiatan:
4. Pembinaan lanjutan
dan menengah.
45
menengah.
panen.
Indonesia dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi
fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
a. Murâbahah
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.
Konsumtif.
b. Salam
c. Istishna’
Salam yaitu dari segi obyek pesanannya harus dibuat atau dipesan
a. Musyarakah
Adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
b. Musyarakah Mutanaqisah
c. Mudharabah
Adalah kerja sama antara dua pihak dimana salah satu pihak (Bank)
pendapatan dan biaya usaha yang definitif. Konsep ini cocok untuk
3. Pembiayaan Sewa
a. Ijarah
aset milik Bank. Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang atau
a. Qardh
Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
memberikan keyakinan kepada semua pihak yang terkait, bahwa nasabah dapat
yang disepakati.24
melalui Letter of Credit (L/C) pada Bank Muamalat Indonesia, baik untuk
23
Annual Report Tahun 2009, h. 112-114.
24
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), cet.
4, h. 217.
50
pemohon sebagai alat analisis pihak bank untuk menentukan keputusan atas
surat izin usaha, NPWP, riwayat badan usaha atau data-data manajemen.
d. Proyeksi Cash Flow : Data ini diperlukan oleh pejabat bank sebagai
dasar pula untuk menentukan besarnya nisbah dan juga prospek dari
usaha tersebut.
Bila data-data ini telah terpenuhi oleh nasabah, maka pejabat bank dapat
keputusan.
3. Analisis Awal Pihak Bank : Selain data-data dari nasabah, pihak Bank
pembiayaan.
51
4. Analisis Lanjutan Pejabat Bank : Laporan yang telah dibuat oleh Account
Akuntan (bila ada) seperi neraca, cash flow dan laporan rugi/laba.
organisasi perusahaan.
5. Jika kesimpulan dari analisis adalah kelayakan atas proposal nasabah maka
Komite Pembiayaan (Credit Comitte Member) yaitu komite yang terdiri dari
52
10. Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 5 hari, nasabah
untuk jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, yaitu ada
BAB IV
KONSEP DAN OPERASIONALISASI FATWA MAJLIS ULAMA
INDONESIA (MUI) TENTANG LETTER OF CREDIT ( L/C ) EKSPOR-
IMPOR PERBANKAN SYARIAH
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang
Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26
berdasarkan ilmu25.Oleh karena itu, tidak boleh meminta fatwa baik kepada laki-laki
maupun perempuan, kecuali diduga berkompeten untuk memberi fatwa, yaitu dikenal
keilmuannya, karena itu adalah agama dan agama itu harus dijaga.
MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama,
cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air, antara lain
meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada
masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat
25
Syaikh Abdul Aziz bin Abdul bin Baz, dkk, Fatwa-Fatwa Terkini 2, (Jakarta : Darul Haq,
2008), Cet.1, h.189.
44
54
Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani
Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang
dalam sebuah “Piagam Berdirinya MUI,” yang ditandatangani oleh seluruh peserta
pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa
telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap
masalah kesejahteraan rohani umat. Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima
tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan
Subhanahu wa Ta’ala.
nasional.
Nasional (DSN) - Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan rapat pleno dan
memutuskan Fatwa tentang L/C Ekspor Syariah dan L/C Impor syariah. Dengan
berdasar hukum :
A. Al- Quran
َﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬَﯾْﻦِ آﻣَﻨُﻮْا ﻻَ ﺗَﺄْﻛُﻠُﻮْا أَﻣْﻮَاﻟَﻜُﻢْ ﺑَﯿْﻨَﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﺒَﺎﻃِﻞِ إِﻻﱠ أَنْ ﺗَﻜُﻮْن
ﺗِﺠَﺎرَةﻋَﻦْ ﺗَﺮَاضٍ ﻣِﻨْﻜُﻢ
ﻓَﺎﺑْﻌَﺜُﻮْا أَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﺑِﻮَرِﻗِﻜُﻢْ ھﺬِهِ إِﻟَﻰ اﻟْﻤَﺪِﯾْﻨَﺔِ ﻓَﻠْﯿَﻨْﻈُﺮْ أَﯾﱡﮭَﺎ أَزْﻛَﻰ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ
ﻓَﻠْﯿَﺄْﺗِﻜُﻢْ ﺑِﺮِزْقٍ ﻣِﻨْﮫُ وَﻟْﯿَﺘَﻠَﻄﱠﻒْ وَﻻَ ﯾُﺸْﻌِﺮَنﱠ ﺑِﻜُﻢْ أَﺣَﺪًا
…ُﻓَﺈِنْ أَﻣِﻦَ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﻓَﻠْﯿُﺆَدﱢ اﻟﱠﺬَيْ اؤْﺗُﻤِﻦَ أَﻣَﺎﻧَﺘَﮫُ وَﻟْﯿَﺘﱠﻖِ اﷲَ رَﺑﱠﮫ
ﻗﺎَﻟَﺖْ اِﺣْﺪَاھُﻤَﺎ ﯾَﺂ أَﺑَﺖِ اﺳْﺘَﺌْﺠِﺮْهُ إِنﱠ ﺧَﯿْﺮَ ﻣَﻦِ اﺳْﺘَﺄْﺟَﺮْتَ اﻟْﻘَﻮِيﱡ
ُاْﻷَﻣِﯿْﻦ
Artinya: ”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata :“ ya bapakku,
ambillah ia sebagai orang yang bekerja ( pada kita ), karena
sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja ( pada
kita) adalah orang yang kuat lagi dipercaya.”
Artinya: “.... Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
58
وَإِنﱠ ﻛَﺜِﯿْﺮًا ﻣِﻦَ اﻟْﺨُﻠَﻄَﺎءِ ﻟَﯿَﺒْﻐِﻰ ﺑَﻌْﻀُﮭُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ إِﻻﱠ اﻟﱠﺬِﯾْﻦَ آﻣَﻨُﻮْا
ْ… وَﻋَﻤِﻠُﻮْا اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤَﺎتِ وَﻗَﻠِﯿْﻞٌ ﻣَﺎ ھُﻢ
”
A
Artinya: ”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada yang lain,
kecuali yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlah
mereka ini...”
B. Al- Hadis
1. Hadis Riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin Auf al- Muzani , Nabi SAW.
Bersabda :
اَﻟﺼﱡﻠْﺢُ ﺟَﺎﺋِﺰٌ ﺑَﯿْﻦَ اﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﯿﻦَ إِﻻﱠ ﺻُﻠْﺤًﺎ ﺣَﺮﱠمَ ﺣَﻼَﻻً أَوْ أَﺣَﻞﱠ
ًﺣَﺮَاﻣًﺎ وَاﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮنَ ﻋَﻠَﻰ ﺷُﺮُوﻃِﮭِﻢْ إِﻻﱠ ﺷَﺮْﻃًﺎ ﺣَﺮﱠمَ ﺣَﻼَﻻ
“
أَوْ أَﺣَﻞﱠ ﺣَﺮَاﻣًﺎ
26
Terjemah Hadist Shahih Muslim 3. Penerjemah Ma’mur Daud (Jakarta: Widjaya,1984),cet-
1,h.184 , No.1568.
59
2. Hadis Nabi riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-
.
C. Kaidah Fiqih
D. َﺗَﺤْﺮِﯾْﻤِﮫ اﻷَﺻْﻞُ ﻓِﻲ اﻟْﻤُﻌَﺎﻣَﻼَتِ اْﻹِﺑَﺎﺣَﺔُ إِﻻﱠ أَنْ ﯾَﺪُلﱠ دَﻟِﯿْﻞٌ ﻋَﻠَﻰ
27
Terjemah Hadist Shahih Bukhari . Penerjemah Zainuddin Hamidy,dkk ( Jakarta:
Widjaya,1983),cet-6,h.303 , No.1109.
28
Abdul Hamid Hakim, Mabâdi’ Awaliyah, ( Jakarta : Sa’adiyah Putra, 1984) cet- 3, h. 32.
29
Abdul Hamid Hakim, Mabâdi’ Awaliyah, ( Jakarta : Sa’adiyah Putra, 1984) cet- 3, h. 30.
60
akad-akad : Wakâlah bil Ujrah, Qardh, Mudharabah, dan Al-Bai. Dan L/C Impor
Skema Operasionalisasi
3
7
Bank penerbit Letter of Bank penerus(Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
4
6
2 5
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
30
Abdul Hamid Hakim, Mabâdi’ Awaliyah, ( Jakarta : Sa’adiyah Putra, 1984) cet- 3, h. 34.
61
kepenjual (eksportir).
dokumen ekspor.
Skema Operasionalisasi
3 6
7
Bank penerbit Letter of Bank penerus( Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) 8 Bank)
4
2 5 4
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
5
62
kepenjual (eksportir).
dokumen ekspor.
( Issuing Bank).
sebesar harga barang ekspor. Besar ujrah harus disepakati diawal dan
dalam akad. Antara akad wakâlah bil ujrah dan akad Qardh, tidak
Skema Operasionalisasi
3
7
Bank penerbit Letter of Bank penerus(Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
4
6
2
5 4a
kepenjual (eksportir).
dokumen ekspor.
64
( Issuing Bank).
untuk:
Penbayaran ujrah
4. Musyarakah
Skema Operasionalisasi
3
7 &8
Bank penerbit Letter of Bank penerus( Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
4
2
5 &6 4a
kepenjual (eksportir).
dokumen ekspor.
( Issuing Bank).
untuk:
Penbayaran ujrah
Skema Operasionalisasi
3
6,7&8
Bank penerbit Letter of Bank penerus( Advsing
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
4
2 5 4a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
kepenjual (eksportir).
importir.
67
pada saat dokumen diterima (at sigth) atau pada saat jatuh tempo
(usance)
Skema Operasionalisasi
8
7
Bank penerbit Letter of Bank penerus( Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) 4 Bank)
5
9 3 6a 5a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
2
6
bank.
Skema Operasionalisasi
4&5&8
7
Bank penerbit Letter of Bank penerus( Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
3 6a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
2
6
69
bukan persentase.
impor
70
3. Akad Murâbahah
Skema Operasionalisasi
4 &5 &6& 10
8
Bank penerbit Letter of Bank penerus (Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
8&9
3 7a 9a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
2
7
bukan persentase.
jatuh tempo(usance).
Skema Operasionalisasi
4& 5 &6 &11
9
Bank penerbit Letter of Bank penerus(Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
9&10
3 2 8a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
jatuh tempo(usance)
Skema Operasionalisasi
4 & 7&8
6
Bank penerbit Letter of Bank penerus ( Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
8a
3 2 5a 8b
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
5
74
persentase.
75
6. Akad Musyarakah
Skema Operasionalisasi
4
6
Bank penerbit Letter of Bank Penerus (Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) Bank)
7
3 2 5a 7a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
impor barang.
jatuh tempo(usance).
77
BAB V
ANALISIS ISI KESESUAIAN ATAU KETIDAKSESUAIAN
PENERAPAN L/C EKSPOR-IMPOR DI PT. BANK MUAMALAT,Tbk,
DENGAN FATWA DSN NO 34 DAN 35
Bank Devisa pada tahun 1994, di dalam transaksi L/C pertama kali bank Muamalat
kemudian, setelah setelah berlangsung kurang lebih satu tahun baru mempraktekan
(DSN) agar tetap sesuai dengan ketentuan syari’ah. Sehingga para pengguna
jasa bank syariah tidak perlu ragu dalam menggunakan berbagai produk
31
Hasil wawancara dengan Bapak Fariyadi, pada tanggal 9 maret 2011
68
78
Muamalat Indonesia,Tbk32.
DEPT.HEAD COD
Bapak.Nanang Basuki
KETUA
OFICER OPERATIONAL
Bapak.Muhammad Yusuf
Staf Pembantu
OFICER OPERATIONAL
1. Bapak Fardiyadi
2. Bapak Dimas
mazhab Hanafi adalah seseorang yang menepati posisi orang lain dalam
kepada orang lain( wakil ). Para ulama sepakat bahwa wakalah dengan disertai
ujrah (upah) adalah dibolehkan. Dan jika wakalah disertai dengan ujarah,
maka pihak wakil harus menunaikan apa yang telah diwakilkan kepadanya
dan tidak keluar dari hal tersebut sampai berakhir tugasnya 33.
bagi pihak yang mewakilkan, ia adalah pemilik sah yang dapat bertindak atas
sesuatu yang ia wakilkan. Jika ia bukan sebagai pemilik yang dapat bertindak,
perwakilannya tidak sah. Syarat utama bagi orang yang mewakili adalah
Para ualama memberikan kriteria untuk hal yang boleh diwakilkan, yakni
diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili, tidak bertentangan dengan
syariat islam, serta dapat diwakilkan menurut syariat islam. Adapun hal yang
tidak boleh diwakilkan adalah semua pekerjaan yang tidak ada campur tangan
Syarat sahnya akad jual-beli murâbahah adalah harga pokok harus diketahui
oleh calon pembeli, keuntungan yang akan diambil oleh penjual harus
diketahui, harga harus ditentukan dengan uang. Kedua akad yang digunakan
33
Ahmad Kamil, Kitab Undang-Undang Hukum PerbankanDan Ekomomi Syariah, ( Jakarta :
Kencana Prenada Media, 2002 ), h.681.
80
saja.
Muamalat Indonesia,Tbk.
berbagai ketidak pastian yang muncul akibat situasi ekonomi yang sepenuhnya
belum kondusif. Pembiayaan lebih difokuskan pada sektor yang tidak berisiko
tinggi. Kebijakan untuk menurunkan FDR juga merupakan alasan lain untuk
masih berisiko.
4.589,96 miliar, turun dibanding posisi tahun 2008 yang besarnya Rp 4.994,47
miliar. Salah satu penyebab menurunnya piutang jual beli adalah karena
menurunnya piutang jual beli di sektor pertanian sebesar 35,97% dari Rp 111,99
34
Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010, h. 48-50
81
dibanding posisi tahun 2008 yang sebesar Rp 1.943,16 miliar dan berkontribusi
pembiayaan pada sektor jasa dan usaha. Pembiayaan pada sektor ini turun
27,51% dari Rp 1.647,49 miliar menjadi Rp 1.194,31 miliar pada tahun 2009.
mudharabah.
pembiayaan musyarakah ini didorong oleh pertumbuhan yang cukup besar pada
39,48%. Sektor jasa dan usaha berkontribusi cukup besar terhadap total
pun memiliki pertumbuhan yang cukup besar, yaitu dari Rp 152,26 miliar pada
tahun 2008 menjadi Rp 621,55 miliar atau meningkat lebih dari 308,21%.
total pembiayaan. Dimasa yang akan datang strategi pembiayaan akan lebih
Dari penjelasan di atas, bisa terlihat bahwa porsi pembiayaan bagi hasil
(mudharabah dan musyarakah) lebih besar daripada piutang jual beli. Hal ini
memberikan keyakinan kepada semua pihak yang terkait, bahwa nasabah dapat
yang disepakati.35
melalui Letter of Credit (L/C) pada Bank Muamalat Indonesia 36, baik untuk
35
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.
217.
36
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi . Jakarta, 9 Maret 2011.
83
pemohon sebagai alat analisis pihak bank untuk menentukan keputusan atas
c. Data jaminan : Bila dipandang perlu nasabah dapat menyertakan data atau
d. Proyeksi Cash Flow : Data ini diperlukan oleh pejabat bank sebagai dasar
pula untuk menentukan besarnya nisbah dan juga prospek dari usaha
tersebut.
Bila data-data ini telah terpenuhi oleh nasabah, maka pejabat bank dapat
keputusan.
1) Analisis Awal Pihak Bank : Selain data-data dari nasabah, pihak Bank
pembiayaan.
2) Analisis Lanjutan Pejabat Bank : Laporan yang telah dibuat oleh Account
agama.
organisasi perusahaan.
akad.
f) Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 5 hari, setelah 5 hari
jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari
86
Muamalat Indonesia.
g) Pelunasan :Maka setelah tiba waktu jatuh tempo L/C tersebut, pihak yang
Muamalat Indonesia,Tbk.
8
7
Bank penerbit Letter of Bank penerus( Advising
bbb
credit ( Issuing Bank ) 4 Bank)
5
9 3 6a 5a
1
Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)
2
6
kepenjual (eksportir).
9. Bagi Importir yang menggunakan jenis L/C Sight, maka setelah 5 hari
10. Importir dan Bank Penerbit melakukan Akad Wakâlah bil Ujrah.
notarisnya)37.
kepada eksportir.
37
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi. Jakarta, 9 Maret 2011.
88
presentase (%). Kecuali bagi hasil tidak boleh dinyatakan dalam bentuk
presentase.
importir tersebut ingin melakukan transaksi L/C untuk yang kedua kali
Akad Murâbahah
( pada saat akad penyelesaian)
6a&7
Bank penerbit Letter of Advising Bank ( Bank
bbb
credit ( Issuing Bank ) penerus)
8
8 4 3 6 5a
5
90
38
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi. Jakarta 9 Maret 2011.
91
Nasional juga tidak melarang dalam bentuk presentase, oleh karena itu
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
sebagai berikut :
Fatwa DSN-MUI meliputi berbagai macam akad untuk Ekspor Syariah, yaitu
Impor Syariah meliputi : Wakâlah bil Ujrah, Wakâlah bil ujrah dan Qardh,
Murâbahah.
a) Dari segi Akad yang digunakan di dalam operasional transaksi L/C Ekspor-
Impor Bank Muamalat Indonesia menggunakan akad Wakâlah bil Ujrah dan
akad Murâbahah. Hal tersebut sesuai dengan salah satu akad yang
sesuai dengan prinsip syariah, sehingga tidak terdapat unsur penipuan didalam
83
93
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Fatwa Dewan Syariah
B. SARAN-SARAN
Dari hasil analisis yang sudah ada maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Dilihat dari analisis diatas, sangat jelas ternyata Bank Muamalat Indonesia
dan hal tersebut tidak sesuai dengan ketetapan Fatwa Dewan Syariah
dunia.
luar negeri.
95
DAFTAR PUSTAKA
Amir. Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, Jakarta : PT Pustaka Binaman
Presindo,1992.
Antonio,Muhammad Syafi’i. Bank syari’ah dari Teori ke praktek, Jakarta : Tazkia Cendekia,
2005.
Aziz bin Abdulah, Abdul.dkk. Fatwa-Fatwa Terkini 2. Jakarta : Darul Haq, 2008.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syari’ah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007.
Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri Bagian Penelitian dan Pengaturan Lalu lintas
Pembayaran luar Negeri. Metode Pembayaran Internasional Letter Of Credit,
1995.
Ginting, Ramlan. Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum & Bisnis, Jakarta:Salemba
Empat, 2002.
Kamil, Ahmad. Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan Ekonomi Syariah, Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2007.
96
Mujahidin, Muhammad, ” Eksistensi Letter of Credit Syari’ah” artikel ini diakses pada
20 januari 2011 dari http:// Shrialearn.wikidot.com/2002/09/ eksistensi/letter of
credit/syariah.html.
................., ” Eksistensi Letter of Credit Syari’ah” artikel ini diakses pada 4 Maret 20011
dari http://www.yousaytoo.com/letter-of-credit/diakses 2011/-C13472.html.
................, Eksistensi Letter of Credit Artikel ini diakses pada 21 Maret 2011dari
http://id.wikipedia.org/wiki.Majelis-Ulama-Indonesia.
Terjemah Hadist Bukhari. Penerjemah Zainuddin Hamidy, dkk. Jakarta : Widjaya, 1983.
DAFTAR WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
2. Apa Visi dan Misi yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia dalam
memberikan jasa perdagangan melalui penerbitan L/C?
Visi
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,
dikagumi di pasar rasional.
Misi
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi
stakeholder.
5. Adakah tinjauan Majelis aualama Indonesia (MUI) selama ini kepada Bank
Muamalat Indonesia terkait dalam pelaksanaan Penerbitan L/C Ekspor/ impor,
dan tinjauan tersebut dilihat dari segi apa ? MUI, tidak langsung meninjau ke
Bank Muamalat Indonesia, tetapi cukup menerima hasil pantauan transaksi,
atau produk dari DPS yang berada di Bank Muamalat Indonesia sendiri.
18. Setelah akad/ perjanjian telah ditandatangani maka pihak bank akan
melakukan pembayaran kepada pihak esportir atas permintaan importir
terkait dengan penjualan barang tersebut.
19. Monitoring: Bagian Finance Support Group ataupun Account officer
melakukan pengawasan/ monitoring untuk memantau pembiayaan sampai
waktu jatuh tempo berakhirnya perjanjian Letter of Credit ( L/C ) Ekspor
baik Sight maupun Usance.
20. Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 45 hari, setelah 45 hari
maka pembiayaan yang diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk
jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari
pembiayaan yang diberikan tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank
Muamalat Indonesia.
21. Pelunasan : Maka setelah tiba waktu jatuh tempo L/C tersebut, pihak yang
mengajukan pembiayaan tersebut harus mengembalikan dana pinjaman
tersebut, kepada Bank Muamalat Indonesia.
7. Berapa besar Ujrah yang diterima Bank Muamalat Indonesia, atau antara
Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah ekspor/impor ?dan biasanya
kesepakatan tersebut ditentukan diawal atau diakhir ? Biaya administrasi
yang di kenakan terhadap nasabah atas pembukaan LC hanya di lakukan satu
kali saja yaitu pada saat LC itu di buka. Kalaupun ada biaya yang di kenakan
setelah itu hanya biaya perubahan atau akseptasi atas LC tersebut. Biaya
administrasi yang di kenakan untuk pembukaan LC sebesar 1% dari nominal
di tambah biaya notaris (tergantung notarisnya)
8. Jenis Akad apa yang digunakan Bank Muamalat Indonesia ketika menyetujui
kontrak jasa perdagangan L/C ekspor/impor? Untuk pembukaan LC
104
mempergunakan Akad Wakalah bil Ujrah namun jika pada saat pelunasan
nasabah tidak dapat melunasi dapat di pergunakan Akad Murabahah.
9. Berapa besar kemajuan jasa perdagangan L/C Ekspor/ Impor sampai akhir
2010 ? Perkembangan ekspor-impor sampai tahun 2010 sebesar USD
30.335.460,81 yaitu Transaksi Ekspor sebesar USD 8.449.518.05 dan
Transaksi Impor sebesar USD 21. 905. 942,76.
10. Berapa lama kontrak jasa pembiayaaan L/C antara Bank Muamalat Indonesia
dengan Nasabah? dan biasanya nasabah dari negara mana saja yang
mengajukan L/C di Bank Muamalat Indonesia ? Untuk pembiayaan jenis
Sight L/C biasanya berkisar 45 hari, setelah 45 hari maka pembiayaan yang
diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk jenis pembiayaan Usance
L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari pembiayaan yang diberikan
tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank Muamalat Indonesia. dan
biasanya nasabah dari korea.
Bapak Fardiyadi
105
106
107
108
109
110