You are on page 1of 2

Anamnesis dilakukan diruang rawat psikiatri (upip).

Saat dilakukan wawancara pasien tampak tenang,


penampilan bersih dan rapi sesuai usia., sikap pemeriksa kooperatif .Pasien berbicara lancar dan relevan
dengan pertanyaan diajukan namun berespon agak lambat. Pasien mengatakan tidak tau mengapa
dirinya dibawa ke Rumah Sakit menurut nya dia hanya sedang duduk lalu abang kandungnya tiba tiba
membawanya kerumah sakit.

Pasien mengaku dia adalah seorang penjahat yang selalu membawa pisau dengan mulutnya seperti film
film yang pernah dilihatnya ketika kecil. Pasien juga pernah mendengar suara bisikan yang sangat
berisik dan menganggu nya sehingga pasien sering kali memukul dinding untuk menghilangkan suara
bisikan tersebut.Suara ini sudah didengar nya sejak 8 tahun yang lalu baik saat dia dirumah ataupun
dirumah sakit.

Pasien juga sering keliuran saat ditanya alasannya mengatakan bahwa dirinya bosan sehingga ia sering
berjalan jalan keluar rumah sendirian sejak 5 tahun yang lalu namun dirinya mengaku tidak pernah
mengganggu orang disekitarnya dan selalu pulang kerumah.

Pasien juga terkadang suka mengamuk, karena tidak diberikan rokok oleh keluarganya. Saat mengamuk
pasien sering memukul dinding agar dirinya merasa puas dan dapat meredakan kemarahannya. Hal ini
dirasakannya sejak 8 tahun yang lalu. Saat ini pasien juga merasakan terkadang dirinya masih mudah
marah.

Pasien merasa dirinya tidak punya kelebihan apapun dan tidak merasakan sedang dimasukki disiarkan
dikendalikan ataupun dipengaruhi oleh orang lain tapi pasien mengalami disorientasi waktu tempat
orang dimana pasien tidak mengenali siapa pemeriksa tidak mengetahui sekarang berada di ruang apa
dan tidak mengetahui saat ini siang atau malam.

Selama wawancara pasien terkadang menangis karena teringat keluarganya dirumah dan ingin segera
pulang untuk berkumpul dengan keluarganya sehingga pasien sering kali kapan dirinya bisa
pulang.Namun saat ditanya apakah dirinya sehat pasien mengaku bahwa dirinya tidaklah sakit tetapi dia
mau minum obat karena diberikan oleh perawat.

Alloanamnesa

Alloanamnesis dilakukan dengan abang pasien ( Tn.M) yang dilakukan via telepon pada

hari Rabu,14 September 2022 pukul 16.15 wib. Saat diwawancarai , Tn M mengatakan pasien dibawa ke
RSUCM pada hari Kamis,06 september 2022 pukul 16.15 wib Saat wawancara Tn M menceritakan
awal mula gejala perubahan perilaku pada pasien ini terjadi + 9 tahun yang lalu saat pasien tinggal
dirumahnya pasien adik dan kakak kandungnya sejak orang tuanya meninggal.Berdasarkan keterangan
Tn M sejak kecil pasien mudah bergaul mudah bersosialisai dan pasien tidak ada masalah selama
bersekolah dan memiliki tingkat kecerdasan rata rata anak seusianya.
Setelah memasuki usia SMP, pasien pergi merantau ke Malaysia secara illegal untuk bekerja namun
karena surat- surat yang dibutuhkan di Malaysia tidak lengkap, pasien beberapa kali ditangkap dan
dideportasi ke Indonesia namun kembali lagi ke Malaysia setelah beberapa bulan hingga di tahun 2014
pasien kembali ke Indonesia dan mulai mengalami gejala gangguan jiwa. Keluarga tidak tahu pasti apa
yang terjadi pada pasien namun keluarga mendapatkan informasi bahwa selama bekerja di Malaysia
sebagai tukang bangunan, psien sering dibulli oleh teman-teman kerjanya, dan ketika ditahan oleh
polissi terkait kelengkapan suratnya di Malaysia, pasien juga disiksa berupa sering dicambuk.

Pada awalnya pasien sering murung dan melamun selama beberapa bulan pertama setelah
kepulangannya dari Malaysia di tahun 2014, namun pasien masih mau mengurus diri dan
berpenampilan rapi serta lengkap. Setlah 3 bulan pasien mulai tidak mau mengurus diri hingga
berpakaian asal-asalan, pasien sering kali hanya memakai celana tanpa memakai baju. Pasien juga sering
terlihat senyum-senyum sendiri tanpa alasan dan berbicara sendiri.

Pasien juga sering mengamuk tanpa alasan yang jelas dan memukul dinding untuk meluapkan
emosinya.hal ini sudah terjadi sejak 9 tahun yang lalu. Sehingga keluarga pasien memutuskan untuk
membawa pasien berobat jalan ke poli pada tahun 2015. Namun setelah iu pasien tidak mau meminum
obatnya dan sering kali keluarga memasukkan obat ke dalam makanan atau minuman pasien agar
pasien tidak menyadari dirinya minum obat, namun lama-kelamaan pasien mulai curiga dan mengetahui
trik dari keluarga sehingga pasien tidak mau makan makanan yang diberikan keluarga dan memutuskan
untuk memasak sendiri makanannya.

Pasien selalu keluyuran dan pulang di tengah malam. Pasien terkadang masuk ke rumah orang tanpa
permisi dengan alasan ingin buang air kecil. Hal ini membuat tetangga resah dan mulai complain kepada
keluarga. Kemudian sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien marah-marah dan mengamuk
karena tidak diberikan rokok oleh keluarga. Sehigga keluarga metuskan untuk membawa pasien ke
rumah sakit. Keluarga mengatakan pasien tida memiliki riwayat trauma kepala, ataupun riawayat
peyakit mesid sapapun, pasien juga tidak pernah mengkonsumsi napza, tapi pasien adalah seorang
perokok.

You might also like