You are on page 1of 25

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan buku laporan Bank dan Lembaga Keuangan ini dengan baik. Dan kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berada di kampus.

Khususnya kepada Bapak Irwan Sudirman Wahdiat sebagai dosen mata


kuliah Bank dan Lembaga Keuangan yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk menjelaskan materi yang berjudul jenis-jenis mata uang.

Tidak lupa juga, kami mengucapkan terima kasih kepada ketua jurusan
Akuntansi Ibu Rawi, S.E., M.Si,Akt, serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama mengikuti


kegiatan belajar mengajar di kampus dengan berbagai masukan dan saran dari
semua pihak yang terkait, serta pengalaman yang semakin berkembang di
lingkungan pendidikan maupun di lingkungan kampus.

Tujuan laporan ini disusun adalah mahasiswa mampu mencari alternatif


pemecahan masalah Bank dan Lembaga Keuangan lebih luas dan mendalam,
melatih mahasiswa dalam berpikir aktif, aspiratif dan secara kritis.

Kami sebagai penyusun memohon maaf apabila dalam penyusunan buku


laporan ini terdapat kesalahan. Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami membuka saran dan kritiknya dari
berbagai pihak demi sempurnanya laporan ini. Kami sangat menghargai saran dan
kritik yang dapat membangun dalam penyusunan buku laporan untuk selanjutnya
yang lebih baik.

Jenis-Jenis Uang Page 1


Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna di
kemudian hari. Atas perhatian dan masukannya kami ucapkan terima kasih.
Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua dan selalu dalam
lindungan-Nya.

Cirebon, 14 Oktober 2013

PENYUSUN

Jenis-Jenis Uang Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian Mata Uang

Mata uang adalah alat pembayaran transaksi ekonomi yang digunakan di suatu
negara. Untuk Indonesia, mata uang adalah rupiah. Dahulu kala, manusia primitif belum
menggunakan uang, ataupun alat pertukaran. Ini dikarenakan oleh pada waktu itu
manusia dapat memenuhi semua keinginannya dari alam sekitarnya. Ketika sumber daya
alam yang mereka gunakan habis, mereka berpindah dan mulai menggunakan sumber
daya alam yang ada di sekitarnya lagi. Barulah ketika munculnya peradaban kuno
manusia mulai menukar barang miliknya dengan barang milik orang lain, yang disebut
barter. Kemudian setelah zaman lebih maju, manusia mulai menggunakan alat penukar,
walaupun belum berupa uang. Alat ini disebut uang barang. Barulah setelah manusia
menguasai penggunaan tulisan dan huruf, dikenallah uang atau disebut uang kepercayaan
(uang fiduciair).

Redenominasi di artikan menyederhanakan, redenominasi (pecahan) mata uang


suatu negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa
mengrangi nilai mata uang tersebut, misal Rp.1.000 menjadi Rp.1 . Praktek redenominasi
ini telah lazim dilakuan di banyak negara. Studi yang dilakukan Mosley (2005) mencatat
sekitar 60 negara yang melakukan redenominasi dalam periode 1960-1994.
Redenominasi tersebut dilakukan dengan menghilangkan sejumlah digit tertentu dari
mata uang, sehingga akan menyebabkan perubahan tampila angka pecahan suau mata
uang menjadi lebih sederhana. Redenominasi mata uang tidak mengakibatkan penurunan
nilai relatif uang terhadap barang dan jasa karena harga barang juga di sesuaikan dengan
redominasi yang baru tersebut. Misal, dengan redenominasi uang rupiah dari Rp.1.000
menjadi Rp.1 , maka harga suatu barang yang belum redenominasi sebesar Rp.1000 akan
berubah juga menjadi Rp.1 setelah redenominasi, shingga secara riil nilai uang tidak
akan berubah.

Redenominasi berbeda dengan sanering yang pernah dilakukan indonesia tahun


1959. Pada saat itu, nilai uang kertas di turunkan dari Rp.1000 menjadi Rp.100 dan dari
Rp.500 menjadi Rp.50. Kebijakan ini ditujukann untuk mengurangi jumlah uang beredar
akibat melinjaknya harga-harga barang dan jasa.

Jenis-Jenis Uang Page 3


Sanering jelas menyebabkan turunnya nilai relatif uang terhadap harga barang
dan jasa, sehingga menjadi suatu kebijakan yang tidak populer di mata masyarakat.
Berbeda dengan sanering, redominasi yang dilaksanakan dengan baik tidak akan
merugikan masyarakat karena tidak menyebabkan penurunan nilai uang atau tidak
berpengaruh terhadap harga barang dan jasa.

Beberapa alasan yang di perlukannya adalah: pertama, pecahan uang yang


terlalu besar akan menimbulkan ketidak efisienan dan kenyamanan dalam melakukan
transaksi. Dengan pecahan yang terlalu besar, di perlukan waktu yang banyak untuk
mencatat, menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga ketidak
efisienan dalam transaksi ekonomi. Kedua, redenominasi dapat digunakan untuk
mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan dalam memasuki era
Masyarakat Ekonimi ASEAN 2015. Ketiga, nilai nominal uang yang terlalu besar
mencerminkan bahwa suatu negara mengalami infasi yang tinggi pada masa lalu atau
kondisi fundamental ekonominya kurang baik. Sejalan dengan membaiknya fundamental
ekonomi Indonesia , maka dengan redenominasi akan menyederhanakan penulisan nilai
tukar Rupiah tehadap mata uang asing sejalan dengan fundamental ekonomi yang
semakin kuat sehingga memberikan kebanggaan untuk memegang uang Rupiah.

Beberapa faktor kunci keberhasilan progam redominasi, berdasarkan studi BI, antara
lain:

1. Adanya kebutuhan seluruh lapisan masyarakat terhadap penyederhanaan jumlah digit


mata uang.
2. Pemilihan waktu pelaksana yang tepat terkait dengan kondisi
fundamental perekonomian cukup kuat antara lain terkait dengan membaiknya
perekonomian dan tren inflasi yang menurun. Dalam kaitan ini, progam
redenominasi perlu didahului prakondisi progam stabilisasi perekonomian khususnya
menurunkan inflasi selama beberapa tahun sebelum dilakukan redenominasi. Pada
saat yang bersamaan otoritas fiskal terus berusaha mempertahankan kebijakan yang
disiplin dan ketat seperti memperkecil budget defisit (cenderung tidak ekspansif).
3. Tersedianya landasan hukum yang tidak cukup kuat yang mengatur penghapusan
digit mata uang.
4. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat termasuk pemerintah, otoritas
terkait, pelaku bisnis serta masyarakat umum sangat di perlukan untuk keberhasilan
progam redominasi.

Jenis-Jenis Uang Page 4


5. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang intensif. Kegiatan sosialisasi dan
edukasi kepada masyarakat dilakukan secara intensif, bertahap, dan terencana oleh
bank sentral dan pemerintah untuk memberikan informasi yang cukup kepada publik
terkait dengan redenominasi.

Strategi yang perlu di tempuh adalah mempersiapkan progam redenominasi


dengan baik sehingga redenominasi dapat dilaksanakan dengan lancar. Hal ini sejalan
dengan kajian yang telah dilakukan yang menunjukkan bahwa dengan persiapan yang
matang maka peluang untuk keberhasilan redenominasi menjadi besar. Untuk itu,
progam redenominasi akan dilakukan dengan beberapa tahapan. Secara garis besar,
pelaksana redenominasi Rupiah di bagi menjadi 4 (empat) tahapan besar, yaitu tahapan
penyiapan, tahapan pemantapan, tahap implementasi dan transisi, serta tahap phasing
out.

Agar tahapan ini berjalan lancar, kegiatan ini akan dikoordinasikan dengan
pemerintah dan perlu mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat (merupakan
kebutuhan yang di rasakan oleh masyarakat Indonesia). Pengalaman dari beberapa
negara yang berhasil melaksanakan redominasi seperti Turki dan Rumania menunjukkan
bahwa redominasi memberikan manfaat bagi perekonomian kedua negara tersebut.
Setelah dilakukan redominasi di tahun 2005, perekonomian Turki misalnya terus
mengalami perbaikan. Keberhasilan mempertahankan momentum perbaikan ekonomi
terletak pada 4 pilar pokok yaitu:

1.    Peningkatan kepercayaan mayarakat atau dunia usaha terhadap implementasi progam
stabilisasi.
2.    Upaya mempertahankan disiplin fiskal
3.    Pelaksanaan reformasi struktural, serta
4.    Pengendalian laju inflasi secara berkelanjutan

Jenis-Jenis Uang Page 5


BAB II
PEMBAHASAN

JENIS-JENIS UANG

A. UANG GIRAL

Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat
berharga. Uang giral sewaktu-waktu dapat dipakai sebagai alat pembayaran. Contoh
uang giral di antaranya adalah cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit.

Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan


adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di negara kita tidak
semua tempat menerima pembayaran dengan menggunakan uang giral. Di negara-negara
yang telah maju perekonomiannya banyak yang menggunakan uang giral sebagai alat
pembayaran. Selain karena lebih praktis, uang giral juga lebih aman dibanding uang
kartal. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum
selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang
giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic
transfer.

Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh
menolak dibayar dengan uang giral.

Jenis-Jenis Uang Page 6


Terjadinya uang giral

Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.

 Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama
penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut
sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari
debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam
rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.

 Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual
surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga
tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit

 Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil
sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.

Keuntungan menggunakan uang giral

1. Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang.


2. Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya
sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro).
3. Lebih aman karena resiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera
dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.
4. Praktis dan aman.
5. Dapat berpindah tangan tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
6. Pecahan nilainya dapat diatur sesuai keinginan.

Kelemahan uang giral,yaitu :

1. Tidak efektif digunakan untuk membayar dalam jumlah yang kecil


2. Tidak setiap orang dapat menerimanya

Jenis-Jenis Uang Page 7


Berikut berbagai bentuk uang giral.

1. Cek, yaitu perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang ditunjuk untuk
membayar sejumlah uang
2. Giro, yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek atau surat berharga lainnya atau melalui
pemindahbukuan.
3. Kartu kredit, yaitu kartu yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin
pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa membayar secara kontan. Uang yang
dikeluarkan untuk berbelanja akan dipotong langsung dari rekening tabungannya.
4. Wesel pos, yaitu surat pos yang dapat digunakan untuk mengirim uang.

Jenis-Jenis Uang Page 8


Uang Giral:
1. Tidak diterima secara umum dalam masyaraka
2. Berupa koran-koran (cek, giro dll
3. Lebih mudah dan praktis
4. Lebih aman karena resiko kehilangan kecil, bila hilang bisa dilaporkan ke bank

B. UANG KARTAL

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Menurut Undang-undang


Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal
untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang
dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya

Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis
uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas
yang memiliki ciri-ciri:
 Dikeluarkan oleh pemerintah.
 Dijamin dengan undang-undang.

Jenis-Jenis Uang Page 9


 Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya.
 Ditanda tangani oleh mentri keuangan.

Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan


peredarannya dan diganti dengan Uang Bank. Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan
oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas. Ciri-cirinya sebagai berikut:

 Dikeluarkan oleh Bank Sentral.


 Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral.
 Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank
Indonesia).
 Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

Uang Kartal

Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Uang kartal ada yang berbentuk
logam dan ada yang berbentuk kertas yang benar-benar beredar dari tangan ke tangan
sebagai alat pembayaran dalam masyarakat. 
1) Uang Logam 
Berdasarkan sejarah perkembangannya, uang logam merupakan uang yang
pertama dibuat, menurut macamnya mata uang logam dibagi tiga macam:
a. Mata Uang Standar 
Mata uang standar adalah mata uang yang bebas dibuat dan dapat digunakan
sebagai alat pembayaran yang sah sampai jumlah tidak terbatas. Nilai Nominal
yang tertulis pada uang sama dengan nilai instrinsiknya (bahannya). Mata Uang
Standar disebut juga Full Bodied Money yaitu mata uang yang nilai
intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, contoh: Uang logam emas.
b. Mata Uang Tandap (bercap) 
Mata uang tandap (bercap) adalah mata uang yang tidak bebas dibuat. Mata
uang itu dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah sampai dengan jumlah
yang tidak terbatas dan nilai nominalnya tidak sama dengan nilai instrinsiknya.
Mata uang logam yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya
disebut taken money, contoh seperti uang logam Rp100,- dan Rp500,- yang
pembuatan logam nilainya lebih dari 1.000.
c. Mata Uang Pencocok Mata uang pencocok adalah mata uang kecil (receh) yang
Jenis-Jenis Uang Page 10
tidak bebas dibuat dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran sampai jumlah
yang terbatas, misalnya uang logam Rp100,- Rp200,- Rp500,- Rp1.000
Uang logam yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki
kelebihan dan kekurangan:
- Kelebihan uang logam:
a) Kuat dan tahan lama.
b) Mudah disimpan dan dibawa kemana-mana.
c) Mudah ditukar dengan barang.

- Kekurangan uang logam:


a) Membawa terlalu banyak akan menambah beban yang berat.
b) Persediaan logam terbatas.

2) Uang Kertas

Uang kartal disamping berbentuk logam, ada pula yang berbentuk kertas.
Asal mulanya uang kertas itu berupa surat tanda penyimpanan yang serupa
dengan deposito emas, perak atau deposito uang logam. Pedagang menyerahkan
uangnya ke bank dan bank memberikan surat bukti deposito. Uang kertas pada
dasarnya surat pengakuan hutang oleh bank yang sewaktu-waktu selalu dapat
ditukar dengan emas. Dalam perkembangannya surat pengakuan hutang bank ini
beredar sebagai uang.

Saat ini uang kertas yang beredar disebut uang kepercayaan dan terdiri
atas beberapa nilai pecahan, seperti Rp1.000,00, Rp2.000,00, Rp5.000,00,
sampai dengan Rp. 100.000,00. Uang kertas dibuat dengan kertas khusus dan
menggunakan pengaman untuk menghindari pemalsuan.

http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/ekonomi/MO_7/eko203_07.html

Jenis-Jenis Uang Page 11


JENIS UANG KARTAL MENURUT BAHAN PEMBUATNYA

Uang logam

Uang logam ialah uang yang terbuat dari logam tertentu seperti emas, perak dan
perunggu, dan aluminium. Karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang
efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak
mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah
musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di
zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat
tertentu terkandung di dalamnya.

Uang logam memiliki tiga macam nilai.

1. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai
emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan
perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak
dijadikan sebagai bahan uang antara lain:

 Tahan lama dan tidak mudah rusak (Durability).


 Digemari oleh umum atau sebagian besar masyarakat (Acceptability).
 Nilainya tinggi dan jumlahnya terbatas (Scarcity).
 Nilainya tetap sekalipun dipecah menjadi bagian-bagian kecil (Divisibility).

Sekalipun emas dan perak sudah memenuhi syarat-syarat uang, namun pada saat
ini, emas dan perak tidak dipakai lagi sebagai bahan uang karena beberapa alasan, yaitu :

 Jumlahnya sangat langka sehingga sulit didapatkan dalam jumlah besar.


 Kadar emas disetiap daerah berbeda-beda menyebabkan persediaan emas tidak sama
 Nilainya tidak dapat diukur dengan tepat
 Uang emas semakin hilang dari peredaran, biasanya karena banyak yang dilebur
atau dijadikan perhiasan.

2. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp100,00), atau lima ratus rupiah
(Rp500,00).

Jenis-Jenis Uang Page 12


3. Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp500,00 hanya dapat ditukarkan
dengan sebuah permen, sedangkan Rp10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso.

Uang kertas

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun
1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam
bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas
hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam
uang kertas:

1. Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang
terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
2. Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral

Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya:


 Penghematan terhadap pemakaian logam mulia.
 Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang
logam.
 Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak)
sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang.
 Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar.
http://suryodesign.wordpress.com/tag/jenis-jenis-uang-kartal-dan-giral/

Jenis-Jenis Uang Page 13


PERBEDAAN UANG KARTAL DAN UANG GIRAL

Uang Kartal:
1. alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat umum
2. berupa logam dan kertas
3. agak rumit jika menyimpan dalam jumlah yang banyak
4. kurang aman karena resiko kehilangan besar

Uang Giral:
1. tidak diterima secara umum dalam masyarakat
2. berupa koran-koran (cek, giro dll)
3. lebih mudah dan praktis
4. lebih aman karena resiko kehilangan kecil, bila hilang bisa dilaporkan ke bank

http://wardku.blogspot.com/2012/11/perbedaan-uang-kartal-dan-uang-giral.html

Contoh Uang Kartal

http://ranggablack89.files.wordpress.com/2010/06/hal7a.jpg

Jenis-Jenis Uang Page 14


KOLEKSI MUSEUM BANK INDONESIA : UANG KERTAS

Uang Kertas Pemerintah Republik Indonesia


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952
Serikat

Uang Kertas Pemerintah Republik Indonesia


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952
Serikat

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952

Jenis-Jenis Uang Page 15


Uang Kertas BI Seri Presiden Soekarno Uang Kertas BI Seri Presiden Soekarno

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1975 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1980

Uang Kertas Bank Indonesia Seri Presiden


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1977
Soekarno

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1979 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1977

Jenis-Jenis Uang Page 16


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1984 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1980

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1982 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1985

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1986 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1987

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992

Jenis-Jenis Uang Page 17


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1988 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992

Uang Kertas Bank Indonesia Seri Bunga dan


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1993
Burung

Uang Kertas Bank Indonesia Seri Bunga dan Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1998
Burung

Jenis-Jenis Uang Page 18


Uang Kertas Bank Indonesia Seri
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1998
Presiden Soekarno

Uang Kertas Bank Indonesia Seri


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1995
Presiden Soekarno

Uang Kertas Bank Indonesia Seri Presiden


Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1999
Soekarno

Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1999 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 2000

Jenis-Jenis Uang Page 19


KOLEKSI MUSEUM BANK INDONESIA : UANG LOGAM

Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia
Emisi 1952 Emisi 1955

Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia
Emisi 1952 Emisi 1951

Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia
Emisi 1951 Emisi 1959

Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1971 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1970

Jenis-Jenis Uang Page 20


Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1971 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1970

Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1971 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1974

Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1991 Uang Real Batu (Kerajaan Sumenep)

Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1973 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1970

Jenis-Jenis Uang Page 21


Uang Krishnala Uang Gobog Majapahit

Uang Kerajaan Jambi Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1974

Uang Gobog Banten Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1997

Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1979 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1991

Jenis-Jenis Uang Page 22


Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1991 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1999

Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1978 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1993

Sumber resmi dari web Bank Indonesia :


http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Museum/Koleksi/Uang/Uang+Logam/?
category=2&type=0

Jenis-Jenis Uang Page 23


BAB III
KESIMPULAN

Giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat berharga.


Uang giral sewaktu-waktu dapat dipakai sebagai alat pembayaran. Contoh uang giral di
antaranya adalah cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit.

Di negara kita tidak semua tempat menerima pembayaran dengan menggunakan


uang giral. Di negara-negara yang telah maju perekonomiannya banyak yang
menggunakan uang giral sebagai alat pembayaran. Selain karena lebih praktis, uang giral
juga lebih aman dibanding uang kartal.

Berikut berbagai bentuk uang giral.


1. Cek, yaitu perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang ditunjuk untuk
membayar sejumlah uang.

2. Giro, yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat


dengan menggunakan cek atau surat berharga lainnya atau melalui pemindah bukuan.

3. Kartu kredit, yaitu kartu yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya


untuk dapat berbelanja tanpa membayar secara kontan. Uang yang dikeluarkan untuk
berbelanja akan dipotong langsung dari rekening tabungannya.

4. Wesel pos, yaitu surat pos yang dapat digunakan untuk mengirim uang.

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu


uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal
adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral
adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat
ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga
masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang
diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang
menggunakan cek.

Jenis-Jenis Uang Page 24


Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya


dari emas atau perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan
stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan
dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam
memiliki tiga macam nilai:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai
emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp.
500,00).
3. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu
barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan
sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso).

Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan
nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin
besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini,
uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal
adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.

Jenis-Jenis Uang Page 25

You might also like