Professional Documents
Culture Documents
Laporan Uang Logam
Laporan Uang Logam
Tidak lupa juga, kami mengucapkan terima kasih kepada ketua jurusan
Akuntansi Ibu Rawi, S.E., M.Si,Akt, serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
PENYUSUN
PENDAHULUAN
Pengertian Mata Uang
Mata uang adalah alat pembayaran transaksi ekonomi yang digunakan di suatu
negara. Untuk Indonesia, mata uang adalah rupiah. Dahulu kala, manusia primitif belum
menggunakan uang, ataupun alat pertukaran. Ini dikarenakan oleh pada waktu itu
manusia dapat memenuhi semua keinginannya dari alam sekitarnya. Ketika sumber daya
alam yang mereka gunakan habis, mereka berpindah dan mulai menggunakan sumber
daya alam yang ada di sekitarnya lagi. Barulah ketika munculnya peradaban kuno
manusia mulai menukar barang miliknya dengan barang milik orang lain, yang disebut
barter. Kemudian setelah zaman lebih maju, manusia mulai menggunakan alat penukar,
walaupun belum berupa uang. Alat ini disebut uang barang. Barulah setelah manusia
menguasai penggunaan tulisan dan huruf, dikenallah uang atau disebut uang kepercayaan
(uang fiduciair).
Beberapa faktor kunci keberhasilan progam redominasi, berdasarkan studi BI, antara
lain:
Agar tahapan ini berjalan lancar, kegiatan ini akan dikoordinasikan dengan
pemerintah dan perlu mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat (merupakan
kebutuhan yang di rasakan oleh masyarakat Indonesia). Pengalaman dari beberapa
negara yang berhasil melaksanakan redominasi seperti Turki dan Rumania menunjukkan
bahwa redominasi memberikan manfaat bagi perekonomian kedua negara tersebut.
Setelah dilakukan redominasi di tahun 2005, perekonomian Turki misalnya terus
mengalami perbaikan. Keberhasilan mempertahankan momentum perbaikan ekonomi
terletak pada 4 pilar pokok yaitu:
1. Peningkatan kepercayaan mayarakat atau dunia usaha terhadap implementasi progam
stabilisasi.
2. Upaya mempertahankan disiplin fiskal
3. Pelaksanaan reformasi struktural, serta
4. Pengendalian laju inflasi secara berkelanjutan
JENIS-JENIS UANG
A. UANG GIRAL
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat
berharga. Uang giral sewaktu-waktu dapat dipakai sebagai alat pembayaran. Contoh
uang giral di antaranya adalah cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh
menolak dibayar dengan uang giral.
Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama
penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut
sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari
debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam
rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual
surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga
tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil
sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
1. Cek, yaitu perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang ditunjuk untuk
membayar sejumlah uang
2. Giro, yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek atau surat berharga lainnya atau melalui
pemindahbukuan.
3. Kartu kredit, yaitu kartu yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin
pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa membayar secara kontan. Uang yang
dikeluarkan untuk berbelanja akan dipotong langsung dari rekening tabungannya.
4. Wesel pos, yaitu surat pos yang dapat digunakan untuk mengirim uang.
B. UANG KARTAL
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis
uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas
yang memiliki ciri-ciri:
Dikeluarkan oleh pemerintah.
Dijamin dengan undang-undang.
Uang Kartal
Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Uang kartal ada yang berbentuk
logam dan ada yang berbentuk kertas yang benar-benar beredar dari tangan ke tangan
sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.
1) Uang Logam
Berdasarkan sejarah perkembangannya, uang logam merupakan uang yang
pertama dibuat, menurut macamnya mata uang logam dibagi tiga macam:
a. Mata Uang Standar
Mata uang standar adalah mata uang yang bebas dibuat dan dapat digunakan
sebagai alat pembayaran yang sah sampai jumlah tidak terbatas. Nilai Nominal
yang tertulis pada uang sama dengan nilai instrinsiknya (bahannya). Mata Uang
Standar disebut juga Full Bodied Money yaitu mata uang yang nilai
intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, contoh: Uang logam emas.
b. Mata Uang Tandap (bercap)
Mata uang tandap (bercap) adalah mata uang yang tidak bebas dibuat. Mata
uang itu dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah sampai dengan jumlah
yang tidak terbatas dan nilai nominalnya tidak sama dengan nilai instrinsiknya.
Mata uang logam yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya
disebut taken money, contoh seperti uang logam Rp100,- dan Rp500,- yang
pembuatan logam nilainya lebih dari 1.000.
c. Mata Uang Pencocok Mata uang pencocok adalah mata uang kecil (receh) yang
Jenis-Jenis Uang Page 10
tidak bebas dibuat dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran sampai jumlah
yang terbatas, misalnya uang logam Rp100,- Rp200,- Rp500,- Rp1.000
Uang logam yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki
kelebihan dan kekurangan:
- Kelebihan uang logam:
a) Kuat dan tahan lama.
b) Mudah disimpan dan dibawa kemana-mana.
c) Mudah ditukar dengan barang.
2) Uang Kertas
Uang kartal disamping berbentuk logam, ada pula yang berbentuk kertas.
Asal mulanya uang kertas itu berupa surat tanda penyimpanan yang serupa
dengan deposito emas, perak atau deposito uang logam. Pedagang menyerahkan
uangnya ke bank dan bank memberikan surat bukti deposito. Uang kertas pada
dasarnya surat pengakuan hutang oleh bank yang sewaktu-waktu selalu dapat
ditukar dengan emas. Dalam perkembangannya surat pengakuan hutang bank ini
beredar sebagai uang.
Saat ini uang kertas yang beredar disebut uang kepercayaan dan terdiri
atas beberapa nilai pecahan, seperti Rp1.000,00, Rp2.000,00, Rp5.000,00,
sampai dengan Rp. 100.000,00. Uang kertas dibuat dengan kertas khusus dan
menggunakan pengaman untuk menghindari pemalsuan.
http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/ekonomi/MO_7/eko203_07.html
Uang logam
Uang logam ialah uang yang terbuat dari logam tertentu seperti emas, perak dan
perunggu, dan aluminium. Karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang
efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak
mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah
musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di
zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat
tertentu terkandung di dalamnya.
1. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai
emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan
perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak
dijadikan sebagai bahan uang antara lain:
Sekalipun emas dan perak sudah memenuhi syarat-syarat uang, namun pada saat
ini, emas dan perak tidak dipakai lagi sebagai bahan uang karena beberapa alasan, yaitu :
2. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp100,00), atau lima ratus rupiah
(Rp500,00).
Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun
1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam
bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas
hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam
uang kertas:
1. Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang
terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
2. Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral
Uang Kartal:
1. alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat umum
2. berupa logam dan kertas
3. agak rumit jika menyimpan dalam jumlah yang banyak
4. kurang aman karena resiko kehilangan besar
Uang Giral:
1. tidak diterima secara umum dalam masyarakat
2. berupa koran-koran (cek, giro dll)
3. lebih mudah dan praktis
4. lebih aman karena resiko kehilangan kecil, bila hilang bisa dilaporkan ke bank
http://wardku.blogspot.com/2012/11/perbedaan-uang-kartal-dan-uang-giral.html
http://ranggablack89.files.wordpress.com/2010/06/hal7a.jpg
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1952
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1975 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1980
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1979 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1977
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1982 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1985
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1986 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1987
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1988 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1992
Uang Kertas Bank Indonesia Seri Bunga dan Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1998
Burung
Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 1999 Uang Kertas Bank Indonesia Emisi 2000
Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia
Emisi 1952 Emisi 1955
Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia
Emisi 1952 Emisi 1951
Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia Uang Logam Pemerintah Republik Indonesia
Emisi 1951 Emisi 1959
Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1971 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1970
Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1971 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1974
Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1991 Uang Real Batu (Kerajaan Sumenep)
Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1973 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1970
Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1979 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1991
Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1978 Uang Logam Bank Indonesia Emisi 1993
4. Wesel pos, yaitu surat pos yang dapat digunakan untuk mengirim uang.
1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai
emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp.
500,00).
3. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu
barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan
sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso).
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan
nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin
besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini,
uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal
adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.