You are on page 1of 10

LAPORAN KUNJUNGAN KE BPP KECAMATAN LEMBANG

METODE PENYULUHAN PERTANIAN

Dosen Pengampu :

Wardani, S, Pt, MSi

Disusun oleh :

Taufik Ismail

02.03.21.246

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penyuluhan erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa
(andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik,
pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang
biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa.
Berdasarkan indera penerima pada sasaran metode penyuluhan dapat
digolongkan menjadi metode yang dapat dilihat, metode yang dapat didengar
serta metode yang dapat dilihat dan didengar. Metode yang dapat dilihat, pesan
penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera penglihatan (Suwandi
2006).
Menurut Notoatmodjo (2010), terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan dalam penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai,
yaitu sebagai berikut:
1. Metode Ceramah. Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan
menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok
sasaran sehingga memperoleh informasi sesuai yang diinginkan.
2. Metode Diskusi Kelompok. Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan
yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan
diantara 5 sampai dengan 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin
diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat. Metode curah pendapat adalah suatu bentuk
pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan
pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi
atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.
4. Metode Panel. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di
depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau
lebih panelis dengan seorang pemimpin.
5. Metode Bermain peran. Metode bermain peran adalah memerankan sebuah
situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk
menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah
dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga.
Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
7. Metode Simposium. Metode simposium adalah serangkaian ceramah yang
diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling
berhubungan erat.
8. Metode Seminar. Metode seminar adalah suatu cara di mana sekelompok orang
berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli
yang menguasai bidangnya.

Selain itu metode penyuluhan pertanian ada juga yang disebut dengan metode
anjasana. Metode anjangsana adalah sistem penyuluhan yang dimana petugas
melakukan kunjungan secara individu pada usaha pertanian atau tempat usaha
taninya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara penyuluh memilih metode penyuluhan yang baik dan
benar?
2. Metode apa yang sering dipakai penyuluh pada saat akan melakukan
penyuluhan?
3. Metode apa yang efektif digunakan menurut para penyuluh?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara penyuluh memilih metode penyuluhan yang baik dan


benar.

2. Mengetahui metode yang sering dipakai penyuluh pada saat akan


melakukan penyuluhan.

3. Mengetahui metode yang efektif digunakan untuk penyuluhan.


BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Waktu pelaksanaan

Hari/Tanggal : Senin, 02 Januari 2023

Waktu : 08.00 – 10.30

Tempat : BPP Kecamatan Lembang

2.2 Materi

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan memiliki peran strategis


dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di wilayah kerjanya.
Sesuai dengan undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).

BPP Kecamatan Lembang sendiri saat ini menaungi 16 desa dengan potensi
wilayah yang berbeda-beda. Kegiatan penyuluhan pertanian di Lembang termasuk
kedalam kategori berkembang. Di BPP Kecamatan Lembang setiap penyuluh
diberikan tanggung jawab untuk memberikan penyuluhan di 3 sampai 4 desa.
Hingga saat ini kelompok tani yang ada di Lembang terus bertambah.

Kegiatan penyuluhan atau pendidikan pembangunan merupakan salah satu


faktor pelancar pembangunan pertanian. Pendidikan pembangunan ini bisa disebut
juga sebagai penyuluhan. Pendidikan pembangunan mencakup pendidikan
pembangunan untuk petani, pendidikan pembangunan untuk penyuluh, dan latihan
untuk petugas teknik pertanian (Mosher dalam Mardikanto, 1993).

Dalam kegiatan penyuluhan pertanian, para penyuluh di BPP Kecamatan


Lembang pernah memakai berbagai macam metode dan media yang berbeda-beda,
menyesuaikan dengan keadaan sarana dan prasarana ataupun sosial budaya pada
masyarakat yang akan diberikan penyuluhan.

Sasaran penyuluhan pertanian sangat beragam. Baik beragam berdasar


karakteristik individunya, lingkungan fisik dan sosialnya, kebutuhanya,
motivasinya, serta tujuan yang diinginkannya. Maka dari itu tidak ada satupun
metode yang selalu efektif diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan. Bahkan
dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan menerapkan
beragam metode sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi. Sehingga
dalam setiap penyuluhan, seorang penyuluh harus memahami dan mampu memilih
metode penyuluhan yang paling baik sebagai suatu cara yang terpilih untuk
tercapainya tujuan penyuluhan yang dialsanakannya (Soesmono dalam Mardikanto,
1993).

Metode penyuluhan pertanian merupakan cara dan prosedur yang


digunakan oleh penyuluh/komunikator dalam menyampaikan pesan kepada sasaran
agar terjadi perubahan perilaku dan kepribadian sasaran sebagaimana yang
diharapkan (Wahjuti, 2014). Menurut Soegiyanto (2001) ada beberapa faktor yang
dapat menjadi dasar dalam memilih metode penyuluhan, yaitu sasaran, sumber daya
penyuluh, keadaan daerah dan kebijaksanaan pemerintah. Oleh karena itu, para
penyuluh pertanian di Kecamatan Lembang menekankan bahwa sebelum
melakukan penyuluhan di lapangan harus terlebih dahulu menentukan metode yang
akan dipakai. Tentunya, metode yang akan dipilih adalah metode yang dinilai
efektif dan mampu mempermudah petani dalam memahami penyampaian materi
penyuluhan nantinya.
BAB III

Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil
Metode yang digunakan di BPP Kecamatan Lembang:
1. Anjangsana
Anjangsono atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian
yang dilakukan secara langsung kepada sasaran. Kunjungan dapat dilakukan
ke tempat sasaran yaitu lahan usaha tani atau ke rumah berupa pendekatan
perorangan. Selain itu, apabila penyuluh melakukan kunjungan pada
kelompok tani disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh
memberikan ceramah kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan
heterogen, disebut pendekatan kelompok.
2. Demplot
Demplot adalah metode penyuluhan pertanian kepada petani dengan cara
membuat lahan percontohan agar petani bisa melihat dan membuktikan
terhadap objek yang didemontrasikan
3. Sekolah lapang (SL)
Sekolah lapang (SL) merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses
belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan. Yakni dilaksanakan di lahan
petani peserta SL dalam upaya peningkatan produksi padi Nasional.
4. Kursus tani
Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam
waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petani
5. Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan adalah pertemuan antara kontak petani andalan dengan
pemerintah dalam rangka merencanakan dan mencapai kesepakatan dalam
penyelenggaraan kegiatan pembangunan pertanian di daerah.

3.2 Pembahasan

Menurut penuturan kepala BPP Kecamatan Lembang dan para penyuluh di


Kecamatan Lembang, metode yang paling sering digunakan pada saat melakukan
penyuluhan di daerah Lembang adalah dengan metode anjangsana. Metode
anjangsana adalah Anjangsono atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan
pertanian yang dilakukan secara langsung kepada sasaran. Kunjungan dapat
dilakukan ke tempat sasaran yaitu lahan usaha tani atau ke rumah berupa
pendekatan perorangan. Selain itu, apabila penyuluh melakukan kunjungan pada
kelompok tani disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh memberikan
ceramah kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut pendekatan
kelompok.

Para penyuluh di Lembang menilai dengan melakukan penyuluhan


menggunakan metode anjangsana dapat membuat para petani lebih leluasa bertanya
karena dalam metode ini tidak banyak orang yang dilibatkan, metode ini juga dapat
membuat petani lebih paham dengan materi ataupun penjelasan yang disampaikan
karena jarak antara penyuluh dan petani sangat dekat. Selain itu, metode anjangsana
dinilai memudahkan dalam penentuan tempat karena bisa dilakukan di saung lahan,
ruang pertemuan, ataupun bahkan rumah petani. Para penyuluh di Kecamatan
Lembang biasanya akan datang mengunjungi petani ketika petani menemukan
masalah pada usaha pertaniannya, namun jika lebih dari 1 bulan tidak ada pelaporan
masalah maka penyuluh akan datang untuk mengontrol perkembangan proses usaha
pertanian dari petani tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Lembang termasuk kedalam


kategori berkembang. BPP Kecamatan Lembang menaungi 16 desa dengan masing-
masing penyuluh bertanggung jawab atas 3 sampai 4 desa. Dalam melakukan
kegiatan penyuluhan pertanian para penyuluh pernah memakai berbagai macam
metode dan media yang berbeda-beda. Menurut penuturan kepala BPP Kecamatan
Lembang dan para penyuluh di Kecamatan Lembang, metode yang sering
digunakan pada saat melakukan penyuluhan adalah metode anjangsana karena
dinilai efektif dan mampu memudahkan petani dalam memahami materi dan
berkonsultasi mengenai masalah dalam usaha pertaniannya.

3.3 Saran
Meskipun metode anjangsana adalah metode yang dinilai paling efektif
untuk melakukan penyuluhan pertanian di Lembang, tentunya seiring dengan
berjalannya waktu harus ada pembaharuan atau inovasi baru mengenai metode
penyuluhan pertanian yang mungkin bisa lebih efektif dari metode anjangsana ini.
DAFTAR PUSTAKA

Suwandi. 2006. Penyuluhan Partisipatif. Bogor: Cekza Blog.

Mardikanto, 1993. Penyuluh Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University


Press, Surakarta.

Wahjuti, U. 2014. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Banten: Universitas


Terbuka.
LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Kunjungan Ke BPP Lembang

You might also like