Professional Documents
Culture Documents
Dounlod Kosp - 2022-2023
Dounlod Kosp - 2022-2023
html
KURIKULUM OPERASIONAL
SMP NEGERI 14 BANJARBARU
TAHUN AJARAN 2022/2023
NPSN : 30311660
Alamat : Jalan Trikora Rt 32/05 Guntung Manggis Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan – 70721
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
LEMBAR PENGESAHAN
Berdasarkan hasil rapat dewan pendidik bersama Komite Sekolah, Kurikulum Operasional
Menyetujui,
Pengawas pembina
Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
Setelah dibaca dan dikoreksi secara teliti, Kurikulum Operasional Sekolah SMP Negeri 14
Banjarbaru telah sesuai dengan ketentuan dan format yang berlaku dan dapat dipergunakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru
Tahun Ajaran 2022/2023 dapat tersusun. Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh SMP Negeri 14
Banjarbaru. Secara khusus kurikulum operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru Tahun Ajaran
2022/2023 adalah sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang
dikembangkan sesuai dengan kondisi SMP Negeri 14 Banjarbaru serta saran Komite Sekolah
Kurikulum Operasional Sekolah ini diberlakukan pada Tahun Ajaran 2022/2023 yang
ini memuat karakteristik satuan pendidikan, profil pembelajar, struktur kurikulum dan
rancangan pembelajaran.
2022/2023 ini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, konsep merdeka belajar, dan
SMP Negeri 14 Banjarbaru ini merupakan pegangan bagi pengembangan lingkungan SMP
Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik, saran, dan
masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
Tim penyusun
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PEMBELAJARAN...........................................................................
1. Muatan Kurikulum..............................................................
Profesional ..........................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
BAB I
KARAKTERISTIK SEKOLAH
Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru disusun sebagai pedoman
(KOS) ini dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang
sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di kota sekitar, dengan
diantaranya: 1) input peserta didik berasal dari keluarga yang peduli terhadap
layanan proses pembelajaran yang memadai; 5) merupakan salah satu sekolah rujukan
yang terletak di jantung Kota dengan lingkungan yang asri dan rindang; dan 6) letak
sesuai standar SNP); dan 2) laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal
tersebut tidak mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan
dengan prestasi yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 14 Banjarbaru sebagian besar adalah
Karyawan swasta, pegawai pemerintahan, TNI/Polri, Petani dan sebagian lain adalah
pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang berada pada lingkungan perkotaan
dan input peserta didik yang mayoritas dari dalam kota, serta kondisi kota yang tidak
begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam yang luas pula, maka profil
pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi mengkreasi ide dan
Wisata wirausaha tersebut diantaranya adalah kerajinan batik, kuliner khas daerah,
dan taman buatan kota. Dalam rangka meningkatkan potensi tersebut, SMP Negeri 14
berlokasi, juga mempunyai budaya daerah yang menjadi ciri khas yaitu J U A R A.
Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka diwadahi dalam suatu
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan peserta didik dalam
pembentukan karakter peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global.
Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik
agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 5.0, dengan
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila Pancasila serta
mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka SMP Negeri 14 Banjarbaru
Pendidikan. Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Madiun untuk mencetak generasi
yang mampu berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu
upaya untuk mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi
pada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu menghasilnya salah satu karya
yang mencerminkan profil pelajar Pancasila yang mampu bernalar kritis dan
profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, yang
dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku baik itu
dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, kurikulum Operasional
Dengan mengambil salah satu nilai pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu
3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE (mencoba dengan cara meniru),
NAMBAHI (mengembangkan dari yang sudah ditiru/yang sudah ada), dan dengan
merupakan ciri khas pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik bersama
Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah Undang-
Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan untuk
hayat. Dari landasan pedagogis dalam konteks merdeka belajar, proses belajar di SMP
Pelajar Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik
yang yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global,
mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu
mengrekasikan ide/ gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada
budaya bangsa.
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi
Kurikulum Operasional Sekolah disusun oleh Satuan Pendidikan untuk
yang ada di sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus
memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas
perilaku dan moral manusia, berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua
Tantangan dan peluang itu harus direspon oleh SMP Negeri 14 Banjarbaru,
sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi
tidak lain merupakan cita-cita moral yang menggambarkan profil sekolah yang
B. Misi
menjamin mutu
kebhinekaan global
5. Menciptakan profil pelajar yang berakhak mulia, mandiri, bernalar kritis dan
6. Menjamin hak belajar setiap anak tanpa terkecuali termasuk anak yang
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai SMP Negeri 14 Banjarbaru sebagai bentuk untuk
gagasan.
berkarakter, berprestasi dan memiliki pribadi yang beriman, rajin dan taat
dan bangsanya;
d. Menjadi pemimpin bagi diri dan temannya untuk menjadi pribadi yang
jaman.
h. Mempunyai karakter yang sopan, santun dan dan mandiri, kreatif yang
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA PEMBELAJARAN
A. Pengorganisasian Pembelajaran
1. Muatan Kurikulum
Kurikulum di SMP Negeri 14 Banjarbaru dikembangkan dengan
dalam bentuk pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata
Inggris. Sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
dilaksanakan dalam dua macam bentuk kegiatan, yaitu pembelajaran regular dan
dikelas secara rutin sedangkan sistem blok dilaksanakan sesuai event tertentu.
a. Intrakurikuler
dengan berbasis pada budaya, tata nilai, dan kearifan lokal yang berkembang
genius/kearifan lokal tersebut dengan baik dan benar, secara lisan maupun
tulisan serta
menumbuhkembangkan apresiasi terhadap hasil karya sastra dan budaya
daerah.
sebuah karya dalam bentuk tulisan. Pada akhirnya karya ini akan
publikasi digital.
Learning, Inquiry Based Learning, dan model pembelajaran lain yang relevan.
Adapun muatan kurikulum pada kegiatan intrakurikuler ada pada tabel 3.1
KEGIATAN TOTAL JP
PROJECT
ALOKASI WAKTU REGULER/ PER
20%
MINGGU TAHUN
Pendidikan Agama dan Budi
72 (2) 36 (33%) 108
Pekerti
PPKn 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 46 (21%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Mapel Pilihan 72 (2) 36 (33%) 108
Mulok(Bahasa Daerah) 72 (2) 36 (33%) 108
360
JUMLAH 28 (1008)
(1368)
b. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
luar jam pelajaran kegitan ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan
14 Banjarbaru.
Tema yang diambil mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan penentuan
pemilihan tema
ditentukan oleh guru pengampu. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
beberapa mata pelajaran namun dengan penilaian yang dan jenis proyek yang
sebagai berikut: 1) Penentuan tema proyek Profil Pelajar Pancasila tiap mata
menentukan tema yang akan dipilih dengan didampingi guru mata pelajaran
mendesain proyek yang sesuai dengan tema yang dipilih; 5) Guru mata
pembelajaran berbasis proyek ini antara lain: 1) Mengambil topik yang sesuai
pembina dan wali kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik secara
c. Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler ada 2 macam yaitu ekstrakurikuler wajib dan
yang dikembangkan dan diselenggarakan sesuai bakat dan minat peserta didik.
Kegiatan ini dilaksanakan secara blok, aktualisasi dan regular. Kegiatan ekstra
semua peserta didik (kleas VII, VIII, IX) dengan alokasi waktu 2 jam
dan VIII, alokasi waktunya setara dengan 2 jam pelajaran dan dilaksanakan
input dan bakat minat peserta didik, sehingga mampu menggali potensi peserta
didik.
9 Seni Tari
10 Olah Raga Tradisional
Cipta/ Baca Puisi, Menyiapkan peserta didik
11
Cerpen untukmengembangkan
Jurnalistik/ Majalah kemampuan dalam literasi
12 dan memperoleh kejuaraan
Sekolah
dalam lomba dengan
13 English Club mengacu pada karakter
kreatif
Paduan Suara/ Vocal Menyiapkan dan melatih
14 Dinas
Group peserta didik agar dapat Kelas VII,
Band, Menyanyi Solo, Pendidikan,
15 mengembangkan VIII
Cipta Lagu Pelatih
potensinya dalam bidang
16 Seni Tari seni secara maksimal dan
dapat mengapreasikan,
Seni Lukis, Desain
17 Grafis, Pahat sehingga dapat meraih
kejuaraan dalam
18 olimpiade/kejuaraan seni
dengan karakter jreatif,
19 mandiri dan gotong-royong
D. Keagamaan
Menyiapkan dan melatih
1 MTQ peserta didik dalam
mengembangkan bakat
minatnya dalam bidang
keagamaan dan Kelas VII, Depag,
memperoleh juara pada VIII Pelatih
2 Habsyi/ Hadroh lomba dengan berkarakter
beriman, bertqwa kepada
Tuhan YME dan berakhkak
Mulia
2. Pengaturan Beban Belajar
dalam bentuk pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata
Inggris. Sedangkan
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni, Matematika dan
No Muatan Beban
Pengaturan
Pembelajaran Belajar
1. a. Beban belajar ini memuat semua
mata pelajaran yang bersifat nasional.
b. Materi pembelajaran setiap mata
Wajib
pelajaran mengacu pada Capaian
Pembelajaran.
Intrakurikuler
c. Diatur dalam kegiatan regular.
a. Memuat mata pelajaran Bahasa Daerah
(BudayaBanjar) yang sesuai karakterisrik
Tambahan
Provinsi Kalimantan Selatan
b. Diatur dalam kegiatan reguler.
2. Proyek a. Muatan pembelajaran mengacu pada 6
Penguatan Profil tema projek Profil Pelajar Pancasila.
Wajib
Pelajar Pancasila b. Diatur dalam kegiatan projek.
Sedangkan pembagian alokasi waktu per tahun bisa dilihat pada tabel 3.1.
Prinsip Dasar Kurikulum Operasional Sekolah adalah total 31 jam pelajaran tatap
muka tiap minggu sudah termasuk mata pelajaran muatan lokal 2 jam pelajaran
Juli 2022 Agustus 2022 September 2022 Oktober 2022 November 2022 Desember 2022 Smt. Gasal
Mata
No. M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M5 Intra Proyekt Jml
Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pend.
1 Agama dan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Budi Pekerti
2 PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Bahasa
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 20 95
Indonesia
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 16 76
5 IPA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 16 76
6 IPS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 12 57
Bahasa
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 12 57
Inggris
8 PJOK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
9 Informatika 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Mapel
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Pilihan
Mulok
11 (Bahasa 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Jawa)
Jumlah 465 124 589
3. Program Inklusif
Program Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
pada peserta didik yang berkebutuhan khusus, baik akademik maupun non-
tua dan psikolog. Diharapkan peserta didik yang berkebutuha khusus mampu
direncanakan tiap trimester oleh dewan guru dan pihak- pihak yang berkompeten.
4. Kriteria Kelulusan
sebagai sekolah pencetak sumber daya manusia unggul, perlu dibuat kreteria
didik yaitu:
dinyatakan lulus apabila nilai minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah
adalah 70.
e. Kehadiran minimal 90 % dari jumlah hari efektif, kecuali ada surat dispensasi
5. Kalender Pendidikan
minggu efektif belajarr, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan
waktu belajar di sekolah mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, wajtu pembelajaran efektif dan hari libur.
Nasional, Menteri Agama dalam hal yang berkait dengan hari raya
c. Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk
satuan-satuan pendidikan.
Banjarbaru.
pendidikan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, maka dari itu
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera
pada Tabel berikut ini.
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar reguler Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan
setiap tahun maksimal 40 minggu pembelajaran efektif pada setiap
(Kelas VII-VIII) satuan pendidikan
2. Minggu efektif semester ganjil Minimal 18 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas IX)
3. Minggu efektif semester genap Minimal 14 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas IX)
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester
5. Jeda antar semester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II
6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran, serta
PPDB
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu Disesuaikan dengan peraturan
pemerintah
8. Hari libur umum/ nasional Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan peraturan
Pemerintah
9. Kegiatan Akhir Semester Maksimum 1 minggu Memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk
menampilkan hasil
pengembangan diri (Ekskul).
KALENDER AKADEMIK
SMP Negeri 14 Banjarbaru
TAHUN AJARAN 2022/2023
Juli 2022 Agustus 2022 September 2022 Oktober 2022 November 2022 Desember 2022
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
Smt Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Minggu efektif
belajar reguler
semester
PTS
Gasal
PAS
Project PPP
Libur akhir tahun
ajaran
Jan 2023 Feb 2023 Mar 2023 Apr 2023 Mei 2023 Juni 2023
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
No. Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Minggu efektif
belajar reguler
semester
PTS
Gena
p
PAS
Project PPP
Libur akhir tahun
ajaran
RINCIAN KALENDER AKADEMIK
No Kalender Akademik Agenda Kegiatan
Juli 2022
Senin 5 12 19 26 12-14 Juli : MPLS
Selasa 6 13 20 27 15-16 Juli : Kegiatan Kepramukaan
Rabu 7 14 21 28 20 Juli : Hari Raya Idul Adha
1 Kamis 1 8 15 22 29 23 Juli : Hari Anak Nasional
Jum'at 2 9 16 23 30 : Project PPP
Sabtu 3 10 17 24 31
Minggu 4 11 18 25
Agustus 2022
Senin 2 9 16 23 30 10 Agustus : Tahun Baru Hijriyah ( 1 Muharam)
Selasa 3 10 17 24 31 12 Agustus : Hari Remaja Internasional
Rabu 4 11 18 25 14 Agustus : Hari Pramuka
2 Kamis 5 12 19 26 17 Agustus : HUT RI
Jum'at 6 13 20 27 21 Agustus : Hari Maritim
Sabtu 7 14 21 28
Minggu 1 8 15 22 29
Januari 2023
Senin 3 10 17 24 31 1 Januari : Tahun Baru Masehi
Selasa 4 11 18 25 10 Januari Hari Gerakan Satu Juta Pohon (Intr)
Rabu 5 12 19 26 25 Januari : Hari Gizi dan Makanan
7 Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Minggu 2 9 16 23 30
Februari 2023
Mei 2023
Senin 2 9 16 23 30 1 Mei : Hari Buruh Sedunia
Selasa 3 10 17 24 31 2-3 Mei : Hari Raya Idul Fitri
Rabu 4 11 18 25 16 Mei : Hari Raya Waisak
11 Kamis 5 12 19 26 17 Mei Hari Buku Nasional
Jum'at 6 13 20 27 20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional
Sabtu 7 14 21 28
29 Mei : Hari Keluarga
Minggu 1 8 15 22 29
26 Mei : Kenaikan Yesus Kristus
30-31 Mei : PAS Genap
Juni 2023
Senin 6 13 20 27 1 Juni : Hari Lahir Pancasila
Selasa 7 14 21 28 2 Juni : Hari Anak-Anak Sedunia
Rabu 1 8 15 22 29 5 Juni : Hari Lingk. Hidup Sedunia
12 Kamis 2 9 16 23 30 8 Juni : Hari Laut Sedunia
Jum'at 3 10 17 24
21 Juni : Hari Krida Pertanian
Sabtu 4 11 18 25
2-7 Juni : PAS Genap
Minggu 5 12 19 26
17 Juni : Terima Rapor
: Poyek PPP
B. Rencana Pembelajaran
Modul Ajar / Rencana pembelajaran disusun untuk merencanakan proses
proses pembelajaran lebih tertata sesuai dengan alur pembelajaran yang sudah
dan Modul Ajar / Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai
Silabus SMP Negeri 14 Banjarbaru disusun dalam bentuk matriks yang memuat
alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber
belajar.
2. Materi ajar merupakan materi pokok yang telah disusun pada alur tujuan
pembelajaran.
belajar dipilah sesuai kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajar
disusun sesuai dengan aturan ternaru yang sudah ditetapkan oleh pusat. Ada tiga unsur
tabel berikut:
Bentuk
Teknis
Pendampingan
Pendampingan dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Pengembangan terlibat
Pengembangan
Profesional
Profesional
Pendampingan Coaching bagi guru Per tahun Guru pemula,
pemula Guru yang
ditunjuk, KS
Coaching program- Menyesuaika Guru Mapel, Dinas terkait
program terbaru n KS sebagai
penyelenggara
Supervisi Kelas Per semester Guru, KS Sebagai
Penilaian
Kinerja Guru
Pengembangan Pelatihan Per tahun Semua guru, Rutinitas
Profesi Pengembangan pengawas, KS
Keprofesian
Pelatihan-pelatihan Menyesuaika Guru, KS Mandiri, Dinas
n terkait
Bentuk Evaluasi Strategi dalam Waktu SDM yang Keterangan
Evaluasi terlibat
Evaluasi Menggunakan jurnal Per hari Guru, peserta Dari capaian
Pembelajaran harian, dan penilaian didik, orang
pembelajaran,
dan sikap tua, BK,
angket peserta
Evaluasi lingkungan didik
urikulum Mengaktifkan Per bulan Guru, peserta Evaluasi
Operasional Paguyuban Kelas didik, Orang Program dan
Sekolah tua, KS pelaksanaan
Pembelajaran
Assesmen formatif Per unit Guru, peserta Dari capaian
belajar didik, orang pembelajaran,
tua angket murid
Assesmen formatif, Per semester Guru, peserta Dari capaian
portofolio didik, orang pembelajaran,
tua, BK, angket peserta
lingkungan didik
Assesmen formatif, Per tahun Guru, peserta Dari capaian
portofolio, Evaluasi didik, orang pembelajaran,
Diri Sekolah tua , BK, angket peserta
lingkungan, didik,
komite kuisioner
orang tua
Evaluasi Monitoring kegiatan Setiap selesai Guru, Komite, Pelaksanaan
Program- dari pelaksanaan, kegiatan KS, Pengawas Program digilir
Program pelaporan, tindak dengan
Sekolah lanjut kegiatan harapan
adanya
pemerataan
peran
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
BAB IV
PENUTUP
Dengan telah selesainya Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru pada
tahun ajaran 2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar mengajar
telah dimiliki oleh SMP Negeri 14 Banjarbaru. Dengan mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku maka SMP Negeri 14 Banjarbaru menetapkan penggunaan dokumen Kurikulum
Besar harapan kami, semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru ini
terlaksana dengan baik. Penyusun juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak,
khususnya guru, karyawan maupun para peserta didik serta masyarakat yang diwakili oleh
orang tua peserta didik. Atas bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak,
kami mengucapkan terima kasih. Semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru
mampu menjadi sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan anak bangsa.
LAMPIRAN
KURIKULUM OPERASIONAL
SMP NEGERI 14 BANJARBARU
TAHUN AJARAN 2022/2023
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html
Tujuan : Menyajikan data kontekstual di sekitarnya dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang dan diagram lingkaran secara mandiri.
Dari data-data yang Kalian peroleh, buatlah tabel yang kemudian sajikan dalam bentuk
penyajian data berupa diagram garis, diagram batang dan diagram lingkaran.
Penilaian dari penugasan ini adalah:
1. Kesesuaian data dan tabel
2. Ketepatan dalam pembuatan tabel
3. Kreativitas dan sesuai target waktu.
4. Saran dan komentar yang membangun jika memungkinkan
1. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi
dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut :
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan
ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna
bahwa kurikulum adalah rancanganpendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai
dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.
Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013
bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
1. LANDASAN SOSIOLOGIS
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka
memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuanpendidikan nasional.
Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.Hal itu dimaksudkan
agarpendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society).
1. PSIKOPEDAGOGIS
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan
peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini
menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Agar peserta didik proses perkembangannya optimal, maka memerlukan berbagai kegiatan dan latihan yan sesuai dengan
keberadaannya dan sesuai dengan kebutuhan psikologisnya. Kegiatan dan latihan dapat diperoleh melalui proses pendidikan,
namun yang perlu diperhatikan dalam mendidik yaitu setiap kegiatan dan tugas yang dibebankan kepada peserta didik harus
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Jika hal tersebut terabaikan, maka ketidakberhasilan peserta didik dalam mencapai tugas-
tugas di sekolah akan terjadi.
1. Relevansi
Kesesuaian program pembelajaran dengan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik, tingkat unsur mentalnya (aspek
kesesuaian) dan tingkat kebutuhan peserta didik (aspek kecukupan).
3. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran berorientasi pada karaktiristik kompetensi sikap (Krathwohl):
4. Penilaian
5. Authentic Asessment : pada input, proses, dan output.
6. Kesesuaian teknik penilaian pada 3 ranah kompetensi: sikap, pengetahuan dan keterampilan (tes dan portofolio).
1. LANDASAN YURIDIS
BAB IV
STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran,
Mata Pelajaran, dan Beban Belajar.
Dalam menentukan struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur , dilakukan analisis terhadap struktur kurikulum SMP yang terdapat
pada Permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 untuk SMP/ Madrasah dihubungkan dengan visi, misi, dan
tujuan SMP Negeri 1 Galur. Berdasarkan hasil analisis dan kesesuaian dengan visi, misi, tujuan SMP Negeri 1 Galur, dan
Permendikbud tersebut, struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur terdiri dari Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan
Pembelajaran, Mata Pelajaran, Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Penilaian, Kenaikan Kelas dan Kelulusan, Bimbingan
Konseling, dan Ekstra Kurikuler.
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik SMP Negeri 1 Galur pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti terdiri, atas Kompetensi Inti sikap spiritual Kompetensi Inti sikap social, Kompetensi Inti pengetahuan, dan
Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi inti ini ditujukan untuk pencapaian kompetensi lulusan yang harus dicapai oleh peserta
didik SMP Negeri 1 Galur, yaitu sebagai berikut:
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
3. bertanggungjawab,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri
Kompetensi inti sendiri dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
C. Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Galur yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan
pendidikan adalah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social
studies. Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari sejarah, ekonomi, geografi,
dan sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas
masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya
yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia.
Integrasi berbagai konsep dalam Mata Pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas
disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan
permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi
pembelajaran yang kontekstual.
Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia. Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected,
yakni pembelajaran dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan ikut
dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas
mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia).
Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia
beraktivitas, koneksi antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
D. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Galur terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B.
Keterangan:
1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
2. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan
dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
4. Muatan lokal memuat Bahasa Jawa sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64/KEP/2013
tertanggal 05 Desember 2013 tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi Sekolah/ Madrasah.
5. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.
6. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan.
7. SMP Negeri 1 Galur memanfaatkan tambahan 2 jam/ minggu untuk mata pelajaran Bahasa Jawa.
8. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya, SMP Negeri 1 Galur menyelenggarakan aspek Seni Rupa dan Seni Musik dan Mata
Pelajaran Prakarya, SMP Negeri 1 Gaur menyelenggarakan aspek kerajinan dan pengolahan.
1. Beban Belajar
Beban belajar satuan pendidikan SMP Negeri 1 Galur dilaksanakan dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah
sistem penyelengaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur. Penyelesaian program pendidikan
dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun.
Beban belajar di SMP Negeri 1 Galur dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu adalah 40 jam
pelajaran. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester minimal 21 minggu efektif. Sedangkan beban belajar di
kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 21 minggu efektif, dan beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 16
minggu efektif.
Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan
waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai kompetensi inti Lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
1. Tatap Muka
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban
belajar tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40 menit. Beban belajar tatap muka per minggu di SMP Negeri 1
Galur adalah 40 jam ditambah pengembangan diri yang ekuivalen 2 jam pelajaran.
2. Penugasan Terstruktur
Kegiatan terstruktur merupakan kegiatan penugasan yang waktu penyelesaiannya ditentukan oleh guru. Misalnya, tugas
dikumpulkan pada minggu berikutnya. Penugasan terstruktur ini dimaksudkan untuk mencapai kompetensi peserta didik pada
kompetensi dasar tertentu. Alokasi waktu pemberiannya maksimum 25% dari seluruh alokasi waktu yang tersedia.
3. Kegiatan Mandiri
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan penugasan yang batas pengumpulannya tidak ditentukan oleh guru dan siswa
dengan batas maksimum. Misalnya tugas dikumpulkan paling lambat satu minggu sebelum akhir semester atau sebelum ujian.
Kegiatan mandiri ini dimaksudkan untuk pendalaman materi pada kompetensi dasar tertentu. Alokasi waktu untuk kegiatan mandiri
ini maksimum 25% dari alokasi waktu yang tersedia
1. Ketuntasan Belajar
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum 2013 adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM ditetapkan sebelum awal tahun pelajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria
tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan
yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi peserta didik yang belum tuntas dan atau layanan
pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 4 (A).
Ketuntasan nasional yang harus dicapai ialah minimal B-. SMP Negeri 1 Galur menetapkan ketuntasan minimal untuk aspek sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan minimal B dengan peningkatan setiap tahunnya.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan oleh sekolah berdasarkan usulan dari MGMP sekolah. Guru mata pelajaran sejenis
di SMP Negeri 1 Galur membentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Misalnya, MGMP Bahasa Indonesia,
MGMP Bahasa Inggris, MGMP Matematika, MGMP Ekonomi, dan sebagainya. Setiap dua minggu sekali MGMP SMP Negeri 1
Galur mengadakan pertemuan di sekolah untuk mengevaluasi keberhasilan dan kendala pembelajaran yang telah dilaksanakan,
mencari solusi pemecahan masalah terhadap kendala pembelajaran, membahas rencana pembelajaran dua minggu mendatang,
membahas materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan beserta metode pembelajarannya dan mendiskusikan perkembangan
pendidikan terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu.
Menjelang tahun pelajaran baru semua MGMP sekolah SMP Negeri 1 Galur menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
setiap mata pelajaran setiap tingkat kelas. Penentuan KKM dilakukan melalui analisis setiap indikator dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata (intake) peserta didik, kompleksitas setiap indikator, dan kemampuan sumber daya pendukung (SDM
dan sarana prasarana). Dari KKM indikator diperoleh KKM setiap Kompetensi Dasar, KKM setiap Kompetensi inti, dan akhirnya
KKM setiap mata pelajaran. KKM setiap mata pelajaran diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang akademik (kurikulum) dan
disosialisasikan kepada semua warga sekolah serta orang tua peserta didik. KKM setiap mata pelajaran setiap tingkat kelas
disajikan pada tabel yang terdapat pada buku 2 dokumen kurikulum ini.
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas pendidikan di sekolah khususnya, SMP Negeri 1 Galur
memprogramkan peningkatan kriteria minimal 0,25 untuk setiap tahunnya. Peningkatan ini dapat dicapai dengan peningkatan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, serta daya dukung lain yang menentukan tingkat pencapaian KKM
di SMP Negeri 1 Galur.
1. Penilaian Sikap
Penilaian aspek sikap dilaksanakan melalui observasi guru, penilaian diri, dan penilaian antarteman ((peer evaluation)) dan jurnal.
Sikap yang dinilai antara lain: tanggung jawab, percaya diri, relijius, jujur, disiplin, toleransi, gotong royong, dan santun. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik,sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
1. Penilaian Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan dengan instrumen sebagai berikut:
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian,jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
Penilaian aspek pengetahuan yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Galur adalah ulangan harian, penugasan, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, dan ujian nasional.
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta
didik.
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
Penugasan adalah kegiatan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih berupa penugasan mandiri terstruktur dan tidak tersruktur.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata
pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam
ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai dengan aturan yang diatur dalam POS Ujian Sekolah.
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.
1. Nilai Pengetahuan
Hasil Penilaian Akhir ( HPA ) adalah Hasil Penilaian Harian ( HPH ) dikali 2 ditambah Hasil Penilai Semester ( HPS ) dikali 1
kemudian dibagi 4.
HPA = (2×HPH) + ( 1× HPTS) + ( 1 × HPAS )
4
Keterangan:
Baik ( B ) = 71 – 85
Cukup ( C ) = 56 – 70
Kurang ( D ) ≤ 55
1. Aspek keterampilan merupakan deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum.
1. Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang bersangkutan.
2. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan minimal sama dengan KKM.
3. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.
4. Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada 3 (tiga) mata pelajaran.
5. Ketidakhadiran peserta didik bukan karena sakit atau izin pada semester dua kurang dari 5%.
Kelulusan
Kriteria kelulusan SMP Negeri 1 Galur mengacu pada aturan pemerintah. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1. BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan dilakukan olehtenaga pendidik profesional yaitu
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.
1. Pengertian
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri
secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan
kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar,
karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus layananan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar mampu:
memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;
mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
menyesuaikan diri dengan lingkungannya; 5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan
mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab
konselor atau guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru-guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan
tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan
untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan
keputusannya secara bertanggungjawab.
Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan
konseling tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak
terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana
layanan itu dilaksanakan.
Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus
mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.
Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesionaldan kompeten. Layanan bimbingan dan konseling
dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang berkualifikasi akademik
Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.
Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek
perkembangan.
Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih
lanjut.
Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat,
dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya secara optimal.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dalam komponen layanan dasar antara
lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan
dan konseling lainnya.
Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta
didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan
peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan
belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh
satuan pendidikan; (3) merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan belajar
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya;
(4)merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar
serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan (5) layanan peminatan peserta didik
merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan
individual.Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang
dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang
tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri
dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,tujuan dan
rencana yang telah dirumuskan.
Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya
sendiri.Dengan demikian meskipun peminatan dan perencanaan individual ditujukan untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan
yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-
masing peserta didik/konseli.
Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan, maupun kemampuan dalam bidang keahlian, program
keahlian, dan paket keahlian.
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi program
peminatan; (2)melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil
analisis data dan penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat; (5)layanan pindah
minat; (6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingankelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan
konsultasi, (7) pengembangan dan penyaluran; (8) evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8
(delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan data tentangnilai rapor
SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik dengan persetujuan orang
tua/wali, dan rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan
peserta didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat dimulai semenjak menempuh
pendidikan formal.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan
fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek:(1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan
konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif,
(3) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan belajar, dan peminatan peserta didik/konseli secara
tepat, dan (4) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan,
memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.
Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus(referral). Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang
diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih
serius. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan
ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang
unik. Hasil dari layanan ini, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku
yang terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah. Untuk memahami kebutuhan dan
masalah peserta didik/konseli dapat diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta didik/konseli,
dengan menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri,
daftar hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).
Dukungan Sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara langsung.
Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling. Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan kepada konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan pada satuan pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan manajemen, pengembangan keprofesian secara
berkelanjutan. Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang meliputi :
konsultasi, menyelenggarakan program kerjasama, ) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan
pendidikan, melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk
memberikan kesempatan kepada Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi
melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan maupun kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi
Bimbingan Konseling.
1. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan
memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (4) mencapai keselarasan
perkembangan antara cipta-rasa-karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya
sesuai nilai-nilai luhur, dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur
budaya dan agama.
Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri,
pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa, kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan
aktualiasi diri secara bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling pribadi tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis
kebutuhan pengembangan diri peserta didik, kebijakan pendidikan yang diberlakukan, dan kajian pustaka.
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang
lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai
dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8)
mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial meliputi pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma sosial,
sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama), keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, dan
keterampilan hubungan sosial yang efektif.
Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan
memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk
belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan
keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih
studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.
Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik akan (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan,
minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan
menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa
depan; (5) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan
kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan
merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan
minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
Ruang lingkup bimbingan karir terdiri atas pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan
menempuh masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja, pengembangan kesadaran terhadap berbagai
pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan beragam tujuan hidup dengan
nilai, bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masing-masing. Untuk itu secara berurutan dan berkesinambungan, kompetensi
karir peserta didik difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah.
1. Rasional
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program satuan pendidikan.
Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak
perkembangan iptek dan konteks sosial budaya hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap
relevan.
1. Deskripsi Kebutuhan
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment) peserta didik/konseli dan lingkungannya ke dalam
rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik/konseli.
1. Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling.
1. Komponen Program.
Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan meliputi: (1) Layanan Dasar, (2) Layanan Peminatan peserta
didik dan Perencanaan Individual (3) Layanan Responsif, dan (4) Dukungan sistem.
1. Bidang layanan
Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan
secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.
1. Pengembangan Tema/Topik.
Tema/topik ini merupakan rincian lanjut dari identifikasi diskripsi kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi,
sosial, belajar dan karir.
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai dengan
tema/topikdan sistematika yang diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan.
1. Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan bimbingan dan konseling disusun secara realistik dan
dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan
bimbingan dan konseling dan pengembangan profesi bimbingan dan konseling.
Program Layanan
Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai berikut.
1. Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan mencakup komponen, strategi dan
bidang layanan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2. Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester
merupakan jabaran kegiatan lebih rinci dari program tahunan.
Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan Bimbingan dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai
kebutuhan peserta didik/konseli yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirdalamkerangka pencapaian
perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional. Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk
rencanapelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK). Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan
dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional yang minimal berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1)dalam bidang
Bimbingan dan Konseling dan lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan
konseling yang berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan bersertifikat pendidik.
Bimbingan kelas besar atau lintas kelas, Bimbingan lintas kelas merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan
yang bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman yang menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan lintas kelas adalah career day.
Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan
guru mata pelajaran, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam upaya membangun kesamaan
persepsi dan memperoleh dukungan yang diharapkan dalam memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling.
Konferensi kasus (case conference) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor atau guru pembimbing dengan
maksud membahas permasalahan peserta didik/konseli. Dalam pelaksanaannya, melibatkan pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian masalah peserta didik/konseli.
Kunjungan rumah (home visit) merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta didik/konseli dalam rangka
klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk penyelesaian masalah peserta didik/konseli.
Alih tangan kasus (referral) adalah pelimpahan penanganan masalah peserta didik/konseli yang membutuhkan keahlian di luar
kewenangan konselor atau guru bimbingan dan konseling. Alih tangan kasus dilakukan dengan menuliskan masalah konseli dan
intervensi yang telah dilakukan, serta dugaan masalah yang relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih tangan
kasus.
Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk memberi pendampingan peserta didik/konseli yang
mengalami perlakuan tidak mendidik, diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.
Kolaborasi adalah kegiatan fundamental layanan BK dimana Konselor atau guru bimbingan dan konseling bekerja sama dengan
berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan saling mendukung.
Semua upaya kolaborasi diarahkan pada suatu kepentingan bersama, yaitu bagaimana agar setiap peserta didik/konseli mencapai
perkembangan yang optimal dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Kolaborasi dilakukan antara konselor
atau guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, atau pihak lain yang relevan untuk
membangun pemahaman dan atau upaya bersama dalam membantu memecahkan masalah dan mengembangkan potensi peserta
didik/konseli.
Pengelolaan Media informasi merupakan kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan untuk membuka dan memperluas
wawasan peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang bermanfaat dalam pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, yang
diberikan secara tidak langsung melalui media cetak atau elektronik (seperti web site, buku, brosur, leaflet, papan bimbingan)
Pengelolaan kotak masalah merupakan kegiatan penjaringan masalah dan pemberian umpan balik terhadap peserta didik yang
memasukan surat masalah kedalam sebuah kotak yang menampung masalah-masalah peserta didik.
Manajemen Program berbasis komptensi. Dalam hal pengelolaan bimbingan dan konseling secara operasional, kepala sekolah
mendelegasikan kewenangan kepada koordinator bimbingan dan konseling sebagai tugas tambahan yang ditugaskan kepada
konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berlatar belakang Sarjana Pendidikan (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling
dan telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor, atau minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang
Bimbingan dan Konseling.
Penelitian dan Pengembangan. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dituntut menggunakan temuan-temuan baru atau
mengembangkan cara-cara baru dalam melaksanakan tugas-tugas keprofesiannya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain
melakukan penelitian mandiri, penelitian kelompok bersama teman sejawat, penelitian berkolaboratif dengan pakar di perguruan
tinggi. Proses dan hasil penelitian dan pengembangan disebarluaskan kepada berbagai pihak melalui jurnal, forum konvensi dan
forum ilmiah lainnya, rubrik media cetak maupun elektronik.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dalam upaya memberikan layanan profesi dan pengabdian terbaik serta
merespons dinamika tuntutan dan tantangan profesi, konselor atau guru bimbingan dan konseling berusaha secara terus-menerus
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan dan latihandalam jabatan, studi lanjut dan aktif dalam
organisasi profesi pada tataran lokal, regional, nasional, dan internasional.
Beban kerja seorang Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling adalah 150 – 160 peserta didik ekuivalen 24 jam pembelajaran.
Kurikulum 2013 diatur dalam Tabel 1. Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan
data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-
beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena sangat tergantung hasil asesmen kebutuhan.
Penetapan persentase pada setiap satuan pendidikan didasarkan pada hasil analisis kebutuhan pada setiap satuan pendidikan,
sehingga angka persentase bisa berbeda antara satuan pendidikan satu dengan satuan lainnya.
Pengakuan jam kerja konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diperhitungkan dengan rasio 1: (150 – 160) ekuivalen dengan
jam kerja 24 jam. Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling yang rasionya dengan konseli kurang dari 1:150 maka jam kerjanya dapat dihitung dengan menggunakan satuan jam
kinerja profesi bimbingan dan konseling, yaitu melaksanakan berbagai kegiatan profesi bimbingan dan konseling dengan bukti
aktivitasnya terdokumentasikan. Penghargaan jam kerja diekuivalenkan dengan jumlah peserta didik/konseli yang kurang adalah
jumlah peserta didik/konseli yang dilayani dibagi 160 dikalikan 24 jam. Sedangkan konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
yang rasionya melebihi 1 : 160 maka kelebihan jam kerjanya dihitung dengan menambahkan setiap satu rombongan belajar dalam
satuan pendidikan dan setiap satuan rombongan belajar dihargai dua jam pembelajaran.Contoh : jumlah peserta didik/konseli yang
dilayani sejumlah 191, ukuran jumlah kelas adalah 32, maka kelebihan 31 tidak dihitung kelebihan beban tugas, namun bila
jumlahnya 192, maka dapat dihitung sebagai tambahan jam kerja sejumlah 2 jam pelajaran/perminggu. Perhitungan jumlah peserta
didik/konseli dalam setiap rombongan belajar sesuai dengan ketentuan standar nasional yang berlaku. Secara bertahap, kinerja
profesi bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dapat menggunakan perhitungan kinerja profesional bimbingan dan
konseling bukan dihitung berdasarkan jumlah peserta didik/ konseli yang menjadi tanggung jawabnya. Bukti kinerja profesional
konselor atau guru bimbingan dan konseling yang memadai sesuai ketentuan dapat dipergunakan sebagai pemenuhan syarat
memperoleh pengakuan dan penghargaan sesuai peraturan.
Analisis kebutuhan
Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua.Data kebutuhan
dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan dan rencana program bimbingan dan konseling.Bimbingan dan konseling
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya
dalam bidang dan komponen bimbingan dan konseling.
Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan
pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sendiri
atau fihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil identifikasi dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan
bimbingan dan konseling.
Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi,
mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab
terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.Dengan
demikian, sejak awal telah dirancang efisiensi dan keefektivan program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya.Program
bimbingan dan konseling direncanakan sebagai program tahunan dan program semesteran.
Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke
dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan informasi penting dalam pelaksanaan program dan
akan diperlukan untuk mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli. Data
dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa
yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data tiga: (1)data jangka
pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2)data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu, misalnya
program semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu semester untuk mengukur indikator kemajuan ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dan (3)data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian program misalnya
program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karir peserta didik.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik. Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan
setiap komponen dan bidang bimbingan dan konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik,
jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang dilayani.Perhatian utama ditujukan kepada
kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam setiap komponen program bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan
pendidikan.Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada
peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas bimbingan dan konseling sebagai
perencanaan program semua komponen dan bidang bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan kalender akademik satuan
pendidikan.
Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan
dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan demikian evaluasi
merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dari
program dan layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir peserra didik/konseli.
Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah dicapai.
Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik
berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan
untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas
program jangka pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam
diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif krpada
seluruh pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi pengembangan profesionalitas yang diperlukan
bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling.
Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk
mendukung program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya
materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek,
menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program
dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, seta dihgunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam
sistem sekolah.
6. Sarana,Prasarana,Pembiayaan
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan layanan dan membantu
tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana, prasarana, dan pembiayanan yang memadai.
Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau
guru bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan suara. Jenis ruangan yang
diperlukan antara antara lain (1) ruang kerja sekaligus ruang konseling individual, (2) ruang tamu, (3) ruang bimbingan dan
konseling kelompok, (4) ruang data, (5) ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan (6) ruang lainnya sesuai dengan
perkembangan profesi bimbingan dan konseling. Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan jumlah
konselor atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan. Khusus ruangan konseling individual harus
merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.
1. Fasilitas Penunjang
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain:
Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta didik/konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan
anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket peserta didik dan orang tua), biografi dan autobiografi, angket sosiometri,
AUM, ITP, format RPLBK, format-format surat (panggilan, referal, kunjungan rumah), format pelaksanaan pelayanan, dan format
evaluasi.
Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat dengan ukuran-
ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan,
informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-
aspek data peserta didik yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara
keseluruhan yaitu buku pribadi.
Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti
alat tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan,
buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil
wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan
Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan buku/
bahan informasi pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif,
CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing cabinet/ lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli),
dan papan informasi Bimbingan dan Konseling.
Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai software untuk
membantu mengumpulkan data, mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data sehingga dapat diakases secara
cepat dan secara interaktif. Perangkat tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayananBimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan.
Dalam konteks ini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa
perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru
bimbingan dan konseling dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan yang lebih luas
kepada para peserta didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database peserta didik, perangkat
ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa perangkat tes tertentu.
Komputer yang disediakan di ruang bimbingan dan konseling hendaknya memiliki memori yang cukup besar karena akan
menyimpan semua data peserta didik, memiliki kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk
menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses
internet agar dapat mengakses informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun dimanfaatkan peserta didik untuk
melakukan e-counseling.
Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling adalah
Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Pengolahan data secara komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik terdeteksi
secara rinci sehingga dapat diturunkan manjadi program umum satuan pendidikan, program untuk tingkatan kelas maupun
program individual setiap peserta didik/konseli. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap peserta didik, data peserta
didik/konseli dalam kelompok kelas, data peserta didik/konseli sebagai bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh satuan
pendidikan dapat tertampilkan.
Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus
tersedia, sehingga para peserta didik tidak hanya memperoleh informasi melalui buku atau papan informasi. Media bimbingan
merupakan pendukung optimalisasi layanan bimbingan dan konseling.
1. Pembiayaan
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat
berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan
Belanja Satuan Pendidikan.Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program layanan bimbingan dan
konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan
dengan anggaran yang dimiliki.
Kebijakan satuan pendidikansetiap satuan pendidikan harus memberikan dukunganterhadap penyelenggaraan layanan bimbingan
dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh
program pendidikan. Sumber biaya selain dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran Sekolah/Madrasah).
Penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMP/MTs/SMPLB adalah Konselor atau Guru Bimbingan dan
Setiap satuan pendidikan di SMP/MTs/SMPLB diangkat sejumlah Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan rasio
1 : (150 – 160) (satu konselor atau guru bimbingan dan konseling melayani 150 – 160 orang peserta didik/konseli).
Setiap SMP/MTs/SMPLB diangkat koordinatorbimbingan dan konseling yangberlatar belakang Sarjana Pendidikan(S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
Keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung pelaksanaan layanan bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk
kerjasama seperti: mitra layanan, sumber data/informasi, konsultan, dan narasumber melalui strategi layanan kolaborasi,
konsultasi, kunjungan, ataupun referal.
1. Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat siswa melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenengan di sekolah.
Pengembangan, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat siswa.
Sosial, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
Rekreatif, yaitu untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
Persiapan karir, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Galur adalah sebagai berikut:
1. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Dalam Kurikulum SMP Negeri 1 Galur, sesuai dengan ketentuan pada Kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa . Pelaksananannya diserahkan kepada guru pengampu ekstrakurikuler pramuka bekerja
sama dengan instansi yang lain.
2. Ekstrakurikuler Pilihan
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 1 Galur, minimal 1 jenis
kegiatan. Semua aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan pengawasan
pembina yang ditugasi oleh Kepala Sekolah. Setiap pembina kegiatan ekstrakurikuler membuat program kegiatan pengembangan
diri.
1. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Seni baca Al-Qur’an, dan Musabaqoh Syahril Qur’an
(MSQ), Pidato, Murottal, Kaligrafi).
2. Peningkatan kebugaran dan potensi oleh warga sekolah (bola basket dan bola voli).
3. Peningkatan Potensi dan kemampuan diri (English Speaking Club, Olimpiade Sains Nasional, cerpen/ puisi, Mading, Karya
Ilmiah Remaja, dan Pramuka).
4. Peningkatan potensi Seni Budaya (musik, lukis, batik, tari, dan karawitan).