You are on page 1of 71

ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.

html

KURIKULUM OPERASIONAL
SMP NEGERI 14 BANJARBARU
TAHUN AJARAN 2022/2023

NPSN : 30311660

Alamat : Jalan Trikora Rt 32/05 Guntung Manggis Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan – 70721
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil rapat dewan pendidik bersama Komite Sekolah, Kurikulum Operasional

SMP Negeri 14 Banjarbaru ditetapkan, disyahkan dan dilaksanakan di SMP Negeri 14

Banjarbaru pada Tahun Ajaran 2022/2023

Disyahkan : di kota Banjarbaru


Pada Tanggal : 18 Juli 2022

Menyetujui Kepala SMP Negeri 14 Banjarbaru


Ketua Komite Sekolah

SARDION RAJA GUKGUK AIDIL ABDI RACHMAN,S.Pd.,M.Pd


Pembina Tingkat I / IV b
NIP.19680218 200012 1 003

Menyetujui,
Pengawas pembina
Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru

HERNY TRI MAHANANI, S.Pd.,MM


Pembina Tingkat I / IV b
NIP. 19650907 198703 2 015

Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru

DEDY SUTOYO, S.STP.,MM


Pembina Tingkat I / IV b
NIP. 19771127 199612 1 001
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

LEMBAR VALIDASI DAN PENGESAHAN PENGAWAS

Setelah dibaca dan dikoreksi secara teliti, Kurikulum Operasional Sekolah SMP Negeri 14

Banjarbaru telah sesuai dengan ketentuan dan format yang berlaku dan dapat dipergunakan

sebagai acuan pelaksanaan proses Pembelajaran Tahun Ajaran 2022/2023

Banjarbaru, 18 Juli 2022


Pengawas Pembina
Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru

HERNY TRI MAHANANI, S.Pd.,MM


Pembina Tingkat I / IV b
NIP: 19650907 198703 2 015
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru

Tahun Ajaran 2022/2023 dapat tersusun. Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru

adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh SMP Negeri 14

Banjarbaru. Secara khusus kurikulum operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru Tahun Ajaran

2022/2023 adalah sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang

dikembangkan sesuai dengan kondisi SMP Negeri 14 Banjarbaru serta saran Komite Sekolah

dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan.

Kurikulum Operasional Sekolah ini diberlakukan pada Tahun Ajaran 2022/2023 yang

mencerminkan merdeka belajar dan pengimplementasian profil pelajar Pancasila. Kurikulum

ini memuat karakteristik satuan pendidikan, profil pembelajar, struktur kurikulum dan

rancangan pembelajaran.

Pengembangan Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru Tahun Ajaran

2022/2023 ini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, konsep merdeka belajar, dan

pengimplementasian profil pelajar Pancasila. Di samping itu juga Kurikulum Operasional

SMP Negeri 14 Banjarbaru ini merupakan pegangan bagi pengembangan lingkungan SMP

Negeri 14 Banjarbaru. Dari mulai budaya pengelolaan sampah, konservasi energi,

keanekaragaman hayati, konservasi air, kebersihan lingkungan dan juga inovasi.

Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu

kami menyampaikan ucapan terima kasih, kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan


2. Kepala Bidang Kurikulum Dinas Pendidikan
3. Pengawas SMP yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan
dokumen;
4. Pendidik dan Tenaga kependidikan SMP Negeri 14 Banjarbaru, yang telah secara
proaktif memberi masukan dan kelengkapan data;
5. Ketua Komite yang telah memberi dukungan terhadap terselenggaranya pendidikan SMP
Negeri 14 Banjarbaru.
Kami menyadari bahwa Kurikulum Operasional Sekolah yang telah kami susun ini

memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik, saran, dan

masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan.

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mendukung dan membantu penyelesaian Kurikulum ini.

Tim penyusun
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR VALIDASI DAN PENGESAHAN PENGAWAS .............................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii

BAB I KARAKTERISTIK SEKOLAH.......................................................

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN

A. Visi Sekolah .............................................................................

B. Misi Sekolah ............................................................................

C. Tujuan Sekolah .........................................................................

BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA

PEMBELAJARAN...........................................................................

A. Pengorganisasian Pembelajaran ................................................

1. Muatan Kurikulum..............................................................

2. Pengaturan Beban Belajar ..................................................

3. Program Inklusif .................................................................

4. Kriteria Kelulusan ..............................................................

5. Kalender Akademik ............................................................

B. Rencana Pembelajaran ...............................................................

C. Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan

Profesional ..........................................................................

BAB IV PENUTUP........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

BAB I
KARAKTERISTIK SEKOLAH
Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru disusun sebagai pedoman

dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Sekolah

(KOS) ini dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang

sudah disusun secara Nasional kemudian diimplementasikan dalam kegiatan

pembelajaran berdasar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah disusun.

Penyusunan Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru ini mengakomodir

kebutuhan para pelajar mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21 yang

meliputi integrasi PPK, literasi, 4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan

Collaborative), dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, SMP Negeri 14 Banjarbaru

sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di kota sekitar, dengan

potensi wilayah/letak yang strategis di tengah perkotaan memiliki beberapa kekuatan

diantaranya: 1) input peserta didik berasal dari keluarga yang peduli terhadap

kepentingan pendidikan; 2) lingkungan gedung perkantoran yang memudahkan

sekolah untuk melakukan koordinasi dan komunikasi; 3) kultur masyarakat Guntung

Manggis Kota Banjarbaru yang bernuansa agamis religius; 4) sarana pendukung

layanan proses pembelajaran yang memadai; 5) merupakan salah satu sekolah rujukan

yang terletak di jantung Kota dengan lingkungan yang asri dan rindang; dan 6) letak

sekolah sangat strategis karena akses yang mudah.

Selain kekuatan/ kelebihan sebagaimana tersebut di atas, SMP Negeri 14

Banjarbaru juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1) sarana pendukung untuk

pengembangan potensi/skill yang terbatas (tidak memiliki lapangan olahraga yang

sesuai standar SNP); dan 2) laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal

tersebut tidak mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan

dengan prestasi yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 14 Banjarbaru sebagian besar adalah

Karyawan swasta, pegawai pemerintahan, TNI/Polri, Petani dan sebagian lain adalah

pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang berada pada lingkungan perkotaan

dan input peserta didik yang mayoritas dari dalam kota, serta kondisi kota yang tidak

begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam yang luas pula, maka profil

pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi mengkreasi ide dan

keterampilan untuk mewujudkan daerahnya menjadi destinasi wisata wirausaha.

Wisata wirausaha tersebut diantaranya adalah kerajinan batik, kuliner khas daerah,

dan taman buatan kota. Dalam rangka meningkatkan potensi tersebut, SMP Negeri 14

Banjarbaru mengadakan kerjasama dengan dunia usaha dan Sumber daya

alam/lingkungan lain seperti yang ada di Kota.

Kota Banjarbaru memiliki MOTTO dimana SMP Negeri 14 Banjarbaru

berlokasi, juga mempunyai budaya daerah yang menjadi ciri khas yaitu J U A R A.

Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka diwadahi dalam suatu

kegiatan dengan nama “J U A R A” (maJU Agamis SejahtRA) Guru sebagai

pendidik kemaJUan yang menghasilkan SAtu Karya presTasI peserta didik).

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan peserta didik dalam

pembentukan karakter peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global.

Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik

agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 5.0, dengan
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila Pancasila serta

mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka SMP Negeri 14 Banjarbaru

menyusun Kurikulum Operasional sesuai dengan karakteristik peserta didik dan

budaya lokal daerah setempat.

Peserta didik SMP Negeri 14 Banjarbaru diharapkan mempunyai life skill

yang berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia

Pendidikan. Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Madiun untuk mencetak generasi

yang mampu berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu

upaya untuk mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi

pada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu menghasilnya salah satu karya

yang mencerminkan profil pelajar Pancasila yang mampu bernalar kritis dan

berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya

profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, yang

mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Secara yuridis, Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru disusun

dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku baik itu

dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, kurikulum Operasional

SMP Negeri 14 Banjarbaru mengacu pada kemampuan guru sebagai tenaga

professional dalam pembelajaran dan penilaian.

Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk pelatihan bersifat

praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan komitmen untuk menjadi

professional dalam layanan pada peserta didik.

Dengan mengambil salah satu nilai pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu

3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE (mencoba dengan cara meniru),

NAMBAHI (mengembangkan dari yang sudah ditiru/yang sudah ada), dan dengan

mempertimbangkan tuntutan di era 5.0, maka ditambahlah N yang keempat yaitu


NGGAWE (mencipta/ membuat/ menghasilkan/ menemukan hal baru). 4N tersebut

merupakan ciri khas pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik bersama

guru di SMP Negeri 14 Banjarbaru.

Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah Undang-

Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan untuk

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang

hayat. Dari landasan pedagogis dalam konteks merdeka belajar, proses belajar di SMP

Negeri 14 Banjarbaru berorientasi pada peserta didik dan bentuknya beragam,

Pembelajaran sebagai aktivitas tim yang bersifat kolaboratif.

Pembelajaran di SMP Negeri 14 Banjarbaru yang terintegrasi dengan Profil

Pelajar Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik

yang yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global,

mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu

mengrekasikan ide/ gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada

budaya bangsa.
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi
Kurikulum Operasional Sekolah disusun oleh Satuan Pendidikan untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus

memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan diantaranya

adalah:perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang

memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas

sektor serta tempat, era informasi, pengaruh globalisasi terhadap perubahan

perilaku dan moral manusia, berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua

terhadap pendidikan, era perdagangan bebas

Tantangan dan peluang itu harus direspon oleh SMP Negeri 14 Banjarbaru,

sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi

tidak lain merupakan cita-cita moral yang menggambarkan profil sekolah yang

diinginkan di masa datang. Adapun visi SMP Negeri 14 Banjarbaru adalah:

“Terlaksananya proses pendidikan yang memenuhi standar mutu, berkarakter,

inovatif dan berakar pada budaya bangsa”.

B. Misi

Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, untuk mewujudkannya diperlukan

suatu misi berupa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Adapun Misi yang

dirumuskan berdasar visi adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan profil pelajar yang berakhlak mulia dan rajin beribadah.

2. Menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter

yang mampu memfasilitasi pelajar sesuai bakat dan minatnya.


3. Meningkatkan manajemen satuan pendidikan yang adaftif, berkarakter, dan

menjamin mutu

4. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai tempat perkembangan intelektual,

sosial, emosional, ketrampilan, dan pengembangan budaya lokal dalam

kebhinekaan global

5. Menciptakan profil pelajar yang berakhak mulia, mandiri, bernalar kritis dan

kreatif sehingga mampu mengreasi ide dan keterampilan yang inovatif

6. Menjamin hak belajar setiap anak tanpa terkecuali termasuk anak yang

berkebutuhan khusus (inklusi) dalam proses pembelajaran yang menjunjung

tinggi nilai gotong-royong.

7. Menciptakan partisipasi aktif orang tua dan masyarakat dalam keberagaman

yang mewadahi kreatifitas pelajar yang berjiwa kompetitif.


ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai SMP Negeri 14 Banjarbaru sebagai bentuk untuk

mewujudkan visi sekolah yang tealah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)

a. Membentuk peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia

b. Mendorong peserta didik untuk mampu mengreasikan ide yang dituangkan

dalam tulisan atau tindakan yang berakar pada budaya lokal.

c. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang memacu peserta didik

bernalar kritis, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ide dan

gagasan.

d. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah yang menunjang peseta didik

dalam mngreasikan ide/gagasan yang berakar pada nilai budaya lokal.

e. Menciptakan peserta didik yang mampu bernalar kritis dalam pelaksanaan

kegiatan berbasis proyek yang mnegedepankan jiwa kegotong-royongan

2. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun )

a. Merancang pembelajaran yang mengedepankan ciri khas sekolah dan

daerah dalam nuansa kebhinekaan global yang harmonis;

b. Membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan daya saing,

berkarakter, berprestasi dan memiliki pribadi yang beriman, rajin dan taat

beribadah serta saling menghargai perbedaan dan mencintai lingkungan

dan bangsanya;

c. Menghasilkan lulusan yang mampu mengimplementasikan Profil Pelajar

Pancasila dalam kehidupan nyata;

d. Menjadi pemimpin bagi diri dan temannya untuk menjadi pribadi yang

bernalar kritis, tangguh, percaya diri dan bangga dalam kegotong -


royongan.

e. Menguasai kecakapan dalam berkomunikasi sosial dan berjiwa kompetitif,

kreatif dan mandiri yang tetap menjunjung budaya lokal

f. Mempunyai life skill yang mampu berdapatasi dengan perekembangan

jaman.

g. Mampu mengkreasikan ide/ gagasan yang dituangkan dalam tindakan atau

karya yang berakar dari budaya lokal dalam kebhinekaan global

h. Mempunyai karakter yang sopan, santun dan dan mandiri, kreatif yang

mampu bersaing sesuai perkembangan jaman.

i. Menjadikan sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan proses

perkembangan intelektual, emosional, sosial, ketrampilan dan tumbuh

kembang peserta didik sesuai tingkat kemampuan dan kondisi masing

masing peserta didik yang mengedepankan nilai gotong royong.

j. Menjadikan masyarakat dan orang tua sebagai mitra bersama dalam

menjalankan penyelenggaraan pendidikan sekolah.


ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA PEMBELAJARAN

A. Pengorganisasian Pembelajaran
1. Muatan Kurikulum
Kurikulum di SMP Negeri 14 Banjarbaru dikembangkan dengan

memperhatikan empat ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, ketrampilan, dan

perilaku dengan kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan

dalam bentuk pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata

pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam-Sosial, dan Bahasa

Inggris. Sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,

Seni, Matematika dan PJOK dilaksanakan dalam bentuk parsial. Pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 5 hari masuk sekolah.

Pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Negeri 14 Banjarbaru

dilaksanakan dalam dua macam bentuk kegiatan, yaitu pembelajaran regular dan

blok. Pembelajaran regular adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan

dikelas secara rutin sedangkan sistem blok dilaksanakan sesuai event tertentu.

Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen

antara lain muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan Profil Pelajar

Pancasila dan ekstrakurikuler.

a. Intrakurikuler

Intrakurikuler adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan materi

pembelajaran yang ditempuh peserta didik. Adapun mata pelajaran yang

diselenggarakan oleh SMP Negeri 14 Banjarbaru adalah Pendidikan Agama

dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan (PJOK), Informatika, Mapel Pilihan (Seni Budaya dan

Prakarya) serta Mata Pelajaran muatan lokal (Bahasa Daerah).

Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang


berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal

yang dimaksud untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi

di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal di SMP Negeri 14 Banjarbaru

sesuai dengan peraturan Gubernur Bahasa daerah.

Strategi pelaksanaan pembelajaran Muatan Lokal sesuai dengan

peraturan Gubernur Kalimantan Selatan yaitu 2 jam pelajaran per minggu

dengan berbasis pada budaya, tata nilai, dan kearifan lokal yang berkembang

di lingkungan masyarakat untuk menciptakan pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran bahasa daerah di ajarkan

dengan memperhatikan aspek pragmatik, atraktif, rekreatif, dan komunikatif.

Pembelajaran Muatan lokal diarahkan supaya peserta didik memiliki

kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi menggunakan local

genius/kearifan lokal tersebut dengan baik dan benar, secara lisan maupun

tulisan serta
menumbuhkembangkan apresiasi terhadap hasil karya sastra dan budaya

daerah.

Pembelajaran pada SMP Negeri 14 Banjarbaru menekankan pada

pembelajaran berbasis literasi dengan mengangkat nilai luhur budaya local

dan mengacu pada tema-tema yang sudah ditentukan dalam capaian

pembrelajaran. Dalam pembelajaran berbasis literasi ini peserta didik

diharapkan mampu untuk mengkreasikan ide/gagasan unbtuk memperoleh

sebuah karya dalam bentuk tulisan. Pada akhirnya karya ini akan

didokumentasikan dalam berbagai bentuk contohnya buku, artikel, atau

publikasi digital.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis literasi ini tetap

harus mengimplementasikan model dan syntak pembelajaran yang sudah ada

diantaranya Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery

Learning, Inquiry Based Learning, dan model pembelajaran lain yang relevan.

Adapun muatan kurikulum pada kegiatan intrakurikuler ada pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Muatan/ Struktur Kurikulum

KEGIATAN TOTAL JP
PROJECT
ALOKASI WAKTU REGULER/ PER
20%
MINGGU TAHUN
Pendidikan Agama dan Budi
72 (2) 36 (33%) 108
Pekerti
PPKn 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 46 (21%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Mapel Pilihan 72 (2) 36 (33%) 108
Mulok(Bahasa Daerah) 72 (2) 36 (33%) 108
360
JUMLAH 28 (1008)
(1368)
b. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kegiatan proyek penguatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan di

luar jam pelajaran kegitan ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan

menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan

intrakurikuler didalam kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual

maupun kelompok. Ada beberapa bentuk kegiatan penguatan di SMP Negeri

14 Banjarbaru.

Pelaksanaan kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di

SMP Negeri 14 Banjarbaru dilaksanakan pada akhir semester. Peseta didik

harus menyelesaikan 3 tema di tiap semester dengan alokasi waktu 4 minggu.

Tema yang diambil mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan penentuan

pemilihan tema
ditentukan oleh guru pengampu. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

dalam penilaian. Pelaksanaan proyek tersebut adalah kolaborasi antara

beberapa mata pelajaran namun dengan penilaian yang dan jenis proyek yang

berbeda tiap mata pelajaran.

Alur /tahapan pelaksanaan proyek yang tiapa mata pelajaran adalah

sebagai berikut: 1) Penentuan tema proyek Profil Pelajar Pancasila tiap mata

pelajaran dilaksankan pada saat pembelajaran di kelas; 2) Tiap kelas

menentukan tema yang akan dipilih dengan didampingi guru mata pelajaran

masing-maisng kelas; 3) Guru mata pelajaran saling berkoordinasi untuk

menetukan kolaborator yang sesuai; 4) Kelompok mata pelajaran kemudian

mendesain proyek yang sesuai dengan tema yang dipilih; 5) Guru mata

pelajaran kemudian merancang kisi-kisi, materi dan penilaian proyek beserta

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).

Kegiatan proyek profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan mengacu

pada model pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah Kegiatan

pembelajaran berbasis proyek ini antara lain: 1) Mengambil topik yang sesuai

denga realitas dengan mentukan pertanyaan mendasar untuk memulai proyek;

2) Mendesain pelaksaan proyek ;3) Menyusun jadwal proyek;4) memonitor

peserta didik dan kemjuan proyek ;5) Menguji Hasil; 6) Mengevaluasi

pengalaman yang sudah diperoleh oleh peserta didik.

Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh guru mata pelajaran,

pembina dan wali kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pihak sekolah mengadakan pemantauan

terkait kegiatan proyek tersebut.


Berikut adalah contoh Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila yang dirancang SMP Negeri 14 Banjarbaru

No Tema Bentuk Sasaran Mapel Waktu


Kegiatan Nilai PPP Terintegrasi
1 Bangunlah Pameran Gotong PPKn, PJOK, Des M2, M3 smt 1
jiwa dan Karya Royong, Matematika,
raganya kreatif, Prakarya
2 Perubahan Penanaman Mandiri, IPS, IPA, Jun M3, M4
Iklim Global pohon, ktreatif, Pendidikan smt 1
Pengolahan gotong- Agama
sampah, royong,
kebersihan beriman
drainase dan
bertaqwa
3 Bhinneka Memfasilitasi Berkebhi PPKn, Mar M5 Smt 2
Tunggal Ika perayaan hari nekaan Pendidikan
besar global Agama,
Keagamaan
semua agama,
bakti sosial
4 Cerlang Budaya wisata Edukasi Mandiri, Seni Budaya, Apr M5 Smt 2
ke tempat- kreatif, Bahasa Inggris, Mei m4 Smr 2
tempat yang kritis, Bahasa Jawa,
menjadi kreatif Bahasa
kekhsasan Indonesia.
daerah,
kunjungan ke
home industry,
menciptakan
lagu
berdasarkan
tempat di daerah
yang dikunjungi
5 Kewirausahaan Bazar, Pentas Kreatif, IPS, Seni Jun M1 Smt 2
Seni, Ekonomi inovatif, Budaya,
kreatif, cinta Informatika
membuat video, lingkungan
inovasi
pengolahan
daun kelor

c. Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler ada 2 macam yaitu ekstrakurikuler wajib dan

pilihan. Ekstrakurikuler wajib yaitu kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan

yang dikembangkan dan diselenggarakan sesuai bakat dan minat peserta didik.

Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan wajib diikuti seluruh peserta didik.

Kegiatan ini dilaksanakan secara blok, aktualisasi dan regular. Kegiatan ekstra

wajib untuk pendidikan kepramukaan sebagai suplemen pencapaian profil

pelajar Pancasila. Ekstrakuriler wajib kepramukaan ini wajib diikuti oleh

semua peserta didik (kleas VII, VIII, IX) dengan alokasi waktu 2 jam

pelajaran tiap minggu.

Sedangkan ekstrakurikuler pilihan diikuti oleh peserta didik kelas VII,

dan VIII, alokasi waktunya setara dengan 2 jam pelajaran dan dilaksanakan

pada siang/sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat dinamis sesuai dengan

input dan bakat minat peserta didik, sehingga mampu menggali potensi peserta

didik.

Tabel 3.2 Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan dan Indikator Pihak


No Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Terkait
A. Krida
Mempersiapkan peserta Kwarcab,
Kelas VII,
1 Pramuka didik agar memiliki sikap Pelatih,
VIII, IX
kepemimpinan, Masyarakat
kebhinekaan global,
kemandirian, kreatif, Dinas
Kelas VII,
2 PMR disiplin, tanggungjawab Kesehatan,
VIII
dan semangat nasionalisme PMI, Pelatih
dan kegotong- royongan
B. Karya Ilmiah
1 Matematika Menyiapkan peserta didik
untuk mampu berfikir kritis
2 Biologi dalam menghadapi
3 Fisika olimpiade dan kompetisi Kelas VII, Universitas,
dalam rangka menjadi yang VIII Pembina
4 IPS Terpadu terbaik di tiap tingkatan
dengan karakter berfikir
5 KIR kritis dan mandiri
C. Latihan Olah Bakat dan Olah Minat
1 Bola Voli
2 Bola Basket
3 Tenis Meja
Menyiapkan peserta didik
4 Karate untuk mengembangkan
kemampuan dalam bidang Dinas
5 Pencak Silat
olah raga dan memperoleh Kelas VII, Pariwisata
6 Karate juara dalam kejuaraan olah VIII dan Olah
raga dengan mengacu pada Raga,Pelatih
7 Bulu Tangkis karakter mandiri maupun
8 Sepak Bola gotong royong

9 Seni Tari
10 Olah Raga Tradisional
Cipta/ Baca Puisi, Menyiapkan peserta didik
11
Cerpen untukmengembangkan
Jurnalistik/ Majalah kemampuan dalam literasi
12 dan memperoleh kejuaraan
Sekolah
dalam lomba dengan
13 English Club mengacu pada karakter
kreatif
Paduan Suara/ Vocal Menyiapkan dan melatih
14 Dinas
Group peserta didik agar dapat Kelas VII,
Band, Menyanyi Solo, Pendidikan,
15 mengembangkan VIII
Cipta Lagu Pelatih
potensinya dalam bidang
16 Seni Tari seni secara maksimal dan
dapat mengapreasikan,
Seni Lukis, Desain
17 Grafis, Pahat sehingga dapat meraih
kejuaraan dalam
18 olimpiade/kejuaraan seni
dengan karakter jreatif,
19 mandiri dan gotong-royong

D. Keagamaan
Menyiapkan dan melatih
1 MTQ peserta didik dalam
mengembangkan bakat
minatnya dalam bidang
keagamaan dan Kelas VII, Depag,
memperoleh juara pada VIII Pelatih
2 Habsyi/ Hadroh lomba dengan berkarakter
beriman, bertqwa kepada
Tuhan YME dan berakhkak
Mulia
2. Pengaturan Beban Belajar

Kurikulum di SMP Negeri 14 Banjarbaru dikembangkan dengan

memperhatikan empat ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, ketrampilan, dan

perilaku dengan kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan

dalam bentuk pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata

pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam-Sosial, dan Bahasa

Inggris. Sedangkan
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni, Matematika dan

PJOK dilaksanakan dalam bentuk parsial. Pelaksanaan pembelajaran

dilaksanakan dalam waktu 5 hari masuk sekolah.

Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen

antara lain muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek pengutan Profil Pelajar

Pancasila dan ekstrakurikuler.

Pengaturan beban belajar dan muatan pembelajarannya di SMP Negeri 14

Banjarbaru diatur sebagai berikut:

No Muatan Beban
Pengaturan
Pembelajaran Belajar
1. a. Beban belajar ini memuat semua
mata pelajaran yang bersifat nasional.
b. Materi pembelajaran setiap mata
Wajib
pelajaran mengacu pada Capaian
Pembelajaran.
Intrakurikuler
c. Diatur dalam kegiatan regular.
a. Memuat mata pelajaran Bahasa Daerah
(BudayaBanjar) yang sesuai karakterisrik
Tambahan
Provinsi Kalimantan Selatan
b. Diatur dalam kegiatan reguler.
2. Proyek a. Muatan pembelajaran mengacu pada 6
Penguatan Profil tema projek Profil Pelajar Pancasila.
Wajib
Pelajar Pancasila b. Diatur dalam kegiatan projek.

3 a. Memiliki muatan yang menjadi


kebutuhan dan karakteristik SMP
Ekstrakurikuler Tambahan Negeri 14 Banjarbaru.
b. Diatur dalam kegiatan di luar
kegiatan regular dan proyek PPP

Sedangkan pembagian alokasi waktu per tahun bisa dilihat pada tabel 3.1.

Pengaturan alokasi waktu perminggu sesuai dengan Permendikbud tentang

Prinsip Dasar Kurikulum Operasional Sekolah adalah total 31 jam pelajaran tatap

muka tiap minggu sudah termasuk mata pelajaran muatan lokal 2 jam pelajaran

sesuai dengan Peraturan Gubernur. Adapun pelaksanaan proyek Profil Pelajar

Pancasila dilaksanakan 20% dari total waktu pembelajaran yang ada.


Tabel Beban Belajar
STRUKTUR KURIKULUM
SMP Negeri 14 Banjarbaru
TAHUN AJARAN 2022/2023

Juli 2022 Agustus 2022 September 2022 Oktober 2022 November 2022 Desember 2022 Smt. Gasal
Mata
No. M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M5 Intra Proyekt Jml
Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pend.
1 Agama dan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Budi Pekerti
2 PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Bahasa
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 20 95
Indonesia
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 16 76
5 IPA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 16 76
6 IPS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 12 57
Bahasa
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 12 57
Inggris
8 PJOK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
9 Informatika 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Mapel
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Pilihan
Mulok
11 (Bahasa 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 8 38
Jawa)
Jumlah 465 124 589
3. Program Inklusif
Program Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan

memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti

pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama

dengan peserta didik pada umumnya.

SMP Negeri 14 Banjarbaru belum termasuk sekolah inklusif, namun SMP

Negeri 14 Banjarbaru berusaha mewadahi keadilan dalam pendidikan dimana

SMP Negeri 14 Banjarbaru menerima peserta didik dengan berbagai latar

belakang kemampuan diri. Dalam memfasilitasi program tersebut SMP Negeri 14

Banjarbaru merencanakan program inklusif dengan cara pembimbingan individu

pada peserta didik yang berkebutuhan khusus, baik akademik maupun non-

akademik dengan melibatkan berbagai pihak. Pihak tersebut diantaranya orang

tua dan psikolog. Diharapkan peserta didik yang berkebutuha khusus mampu

mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Evaluasi dari kegiatan ini

direncanakan tiap trimester oleh dewan guru dan pihak- pihak yang berkompeten.

4. Kriteria Kelulusan

Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah diharapkan memiliki

kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dengan semangat teliti, telaten, teladan, tanggon, SMP Negeri 14 Banjarbaru

sebagai sekolah pencetak sumber daya manusia unggul, perlu dibuat kreteria

kelulusan. SMP Negeri 14 Banjarbaru mempunyai kriteria kelulusan bagi peseta

didik yaitu:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. Lulus Ujian Sekolah: Peserta Ujian Sekolah SMP Negeri 14 Banjarbaru

dinyatakan lulus apabila nilai minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah
adalah 70.

c. Lulus Ujian Praktik: Peserta Ujian Praktek SMP Negeri 14 Banjarbaru

dinyatakan lulus, apabila memiliki nilai minimum 70 untuk setiap mata

pelajaran yang diujikan.

d. Nilai kepribadian dan akhlak mulia minimum Baik (B).

e. Kehadiran minimal 90 % dari jumlah hari efektif, kecuali ada surat dispensasi

atau sejenisnya yang bisa dipertanggung jawabkan.

f. Ditetapkan dalam rapat pleno dewan guru dan Kepala Sekolah

5. Kalender Pendidikan

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program sekolah

menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran,

minggu efektif belajarr, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan

waktu belajar di sekolah mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan

kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,

serta ketentuan dari pemerintah daerah.

Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan

tahun pelajaran, minggu efektif belajar, wajtu pembelajaran efektif dan hari libur.

Penetapan Kalender Pendidikan SMP Negeri 14 Banjarbaru Tahun Ajaran

2022/2023 adalah sebagai berikut:


a. Permulaan tahun ajaran 2022/2023 dimulai bulan Juli 2022 dan berakhir

bulan Juni tahun 2023.

b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional, Menteri Agama dalam hal yang berkait dengan hari raya

keagamaan dan Walikota Banjarbaru.

c. Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk

satuan-satuan pendidikan.

d. Kalender pendidikan SMP Negeri 14 Banjarbaru disusun berdasarkan

kebutuhan dan kegiatan-kegiatan sekolah dipadukan dengan kalender

pendidikan yang disusun Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan serta

memperhatikan peraturan dan kalender kegiatan pemerintah daerah kota

Banjarbaru.

e. Kalender pendidikan setiap tahun berubah mengikuti peraturan/kalender

pendidikan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, maka dari itu

kalender pendidikan disajikan dalam bentuk lampiran, sedangkan di sini

hanya dipaparkan secara umum atau garis besarnya saja.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera
pada Tabel berikut ini.
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar reguler Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan
setiap tahun maksimal 40 minggu pembelajaran efektif pada setiap
(Kelas VII-VIII) satuan pendidikan
2. Minggu efektif semester ganjil Minimal 18 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas IX)
3. Minggu efektif semester genap Minimal 14 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas IX)
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester
5. Jeda antar semester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II
6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran, serta
PPDB
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu Disesuaikan dengan peraturan
pemerintah
8. Hari libur umum/ nasional Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan peraturan
Pemerintah
9. Kegiatan Akhir Semester Maksimum 1 minggu Memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk
menampilkan hasil
pengembangan diri (Ekskul).
KALENDER AKADEMIK
SMP Negeri 14 Banjarbaru
TAHUN AJARAN 2022/2023

Juli 2022 Agustus 2022 September 2022 Oktober 2022 November 2022 Desember 2022
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
Smt Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Minggu efektif
belajar reguler
semester
PTS
Gasal

PAS
Project PPP
Libur akhir tahun
ajaran

Jan 2023 Feb 2023 Mar 2023 Apr 2023 Mei 2023 Juni 2023
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
No. Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Minggu efektif
belajar reguler
semester
PTS
Gena
p

PAS
Project PPP
Libur akhir tahun
ajaran
RINCIAN KALENDER AKADEMIK
No Kalender Akademik Agenda Kegiatan

Juli 2022
Senin 5 12 19 26 12-14 Juli : MPLS
Selasa 6 13 20 27 15-16 Juli : Kegiatan Kepramukaan
Rabu 7 14 21 28 20 Juli : Hari Raya Idul Adha
1 Kamis 1 8 15 22 29 23 Juli : Hari Anak Nasional
Jum'at 2 9 16 23 30 : Project PPP
Sabtu 3 10 17 24 31
Minggu 4 11 18 25

Agustus 2022
Senin 2 9 16 23 30 10 Agustus : Tahun Baru Hijriyah ( 1 Muharam)
Selasa 3 10 17 24 31 12 Agustus : Hari Remaja Internasional
Rabu 4 11 18 25 14 Agustus : Hari Pramuka
2 Kamis 5 12 19 26 17 Agustus : HUT RI
Jum'at 6 13 20 27 21 Agustus : Hari Maritim
Sabtu 7 14 21 28
Minggu 1 8 15 22 29

September 2022 3 September : Hari PMI


Senin 6 13 20 27 48September : Hari Aksara Internasional
Selasa 7 14 21 28 9 September : Hari Olahraga Nasional
Rabu 1 8 15 22 29 14 September : Hari Kunjung Perpustakaan
Kamis 2 9 16 23 30
3 16 September : Hari Ozon Internasional
Jum'at 3 10 17 24 17 September : Hari Palang Merah Nasional
Sabtu 4 16-17
11 18 25
September : HUT Sekolah
Minggu 5 12 19 26 20-27
September : PTS Gasal

Oktober 2022 1 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila


Senin 4 11 18 25 2 Oktober : Hari Batik Nasional dan dunia
Selasa 5 12 19 26 5 Oktober : Hari TNI
Rabu 6 13 20 27 5 Oktober : Hari Guru Sedunia
4 Kamis 7 14 21 28 16 Oktober : Hari Pangan Sedunia
Jum'at 1 8 15 22 29
19 Oktober : Maulid Nabi Muhammad SAW
Sabtu 2 9 16 23 30
8 Oktober : Terima Rapor
Minggu 3 10 17 24 31
November 2022 10 November : Hari Pahlawan
Senin 1 8 15 22 29 12 November : Hari Kesehatan Nasional
Selasa 2 9 16 23 30 12 November : Hari Ayah Nasional
Rabu 3 10 17 24 20 November : Hari Anak Internasional
5 Kamis 4 11 18 25 21 November : Hari Pohon Internasional
Jum'at 5 12 19 26 21 November : Hari Televisi Sedunia
Sabtu 6 13 20 27 25 November : Hari Guru (PGRI)
Minggu 7 14 21 28 28 November : Hari Menanam Pohon Indonesia
30 November : PAS Gasal

Desember 2022 1 Desember : Hari AIDS sedunia


Senin 6 13 20 27 10 Desember : Hari HAM
Selasa 7 14 21 28 13 Desember : Hari Nusantara
1-7
Rabu 1 8 15 22 29 Desember : PAS Gasal
6 Kamis 2 9 16 23 30 17 Desember : Terima Rapor
Jum'at 3 10 17 24 31 22 Desember : Hari Ibu Nasional
Sabtu 4 11 18 25 25 Desember : Hari Raya Natal
21-31
Minggu 5 12 19 26 Desember : Libur Akhir Semester Gasal
: Proyek PPP

Januari 2023
Senin 3 10 17 24 31 1 Januari : Tahun Baru Masehi
Selasa 4 11 18 25 10 Januari Hari Gerakan Satu Juta Pohon (Intr)
Rabu 5 12 19 26 25 Januari : Hari Gizi dan Makanan
7 Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Minggu 2 9 16 23 30

Februari 2023

Senin 7 14 21 28 1 Februari : Tahun Baru Imlek


Selasa 1 8 15 22 2 Februari : Hari Lahan Basah Sedunia
Rabu 2 9 16 23 9 Februari : Hari Pers Nasional
8
Kamis 3 10 17 24 28 Februari Hari Gizi Nasional
Jum'at 4 11 18 25 28 Februari : Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW
Sabtu 5 12 19 26
Minggu 6 13 20 27
Maret 2023
Senin 7 14 21 28 3 Maret : Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka)
Selasa 1 8 15 22 29 8 Maret : Hari Perempuan Sedunia
Rabu 2 9 16 23 30 9 Maret : Hari Musik Nasional
9 Kamis 3 10 17 24 31 20 Maret : Hari Dongeng Sedunia
Jum'at 4 11 18 25 21 Maret : Hari Puisi Sedunia
Sabtu 5 12 19 26 21 Maret Hari Hutan Sedunia
Minggu 6 13 20 27 23 Maret Hari Meteorologi Sednia
: Proyek PPP
: Proyek PPP
April 2023 1 April : Terima Rapor
Senin 4 11 18 25 2 April : Hari Buku Anak Sedunia
Selasa 5 12 19 26 7 April Hari Kesehatan Internasional
Rabu 6 13 20 27 15 April : Wafat Yesus Kristus
10 Kamis 7 14 21 28 21 April : Hari Kartini
Jum'at 1 8 15 22 29 22 April : Hari Bumi Internasional
Sabtu 2 9 16 23 30 23 April : Hari Buku Sedunia
Minggu 3 10 17 24 28 April : Hari Puisi Nasional
29 April : Hari Tari

Mei 2023
Senin 2 9 16 23 30 1 Mei : Hari Buruh Sedunia
Selasa 3 10 17 24 31 2-3 Mei : Hari Raya Idul Fitri
Rabu 4 11 18 25 16 Mei : Hari Raya Waisak
11 Kamis 5 12 19 26 17 Mei Hari Buku Nasional
Jum'at 6 13 20 27 20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional
Sabtu 7 14 21 28
29 Mei : Hari Keluarga
Minggu 1 8 15 22 29
26 Mei : Kenaikan Yesus Kristus
30-31 Mei : PAS Genap

Juni 2023
Senin 6 13 20 27 1 Juni : Hari Lahir Pancasila
Selasa 7 14 21 28 2 Juni : Hari Anak-Anak Sedunia
Rabu 1 8 15 22 29 5 Juni : Hari Lingk. Hidup Sedunia
12 Kamis 2 9 16 23 30 8 Juni : Hari Laut Sedunia
Jum'at 3 10 17 24
21 Juni : Hari Krida Pertanian
Sabtu 4 11 18 25
2-7 Juni : PAS Genap
Minggu 5 12 19 26
17 Juni : Terima Rapor
: Poyek PPP
B. Rencana Pembelajaran
Modul Ajar / Rencana pembelajaran disusun untuk merencanakan proses

pembelajaran dengan terperinci. Rencana pembelajaran disusun oleh guru sebeleum

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Rencana pembelajaran disusun supaya

proses pembelajaran lebih tertata sesuai dengan alur pembelajaran yang sudah

direncanakan. Rencana pembelajaran SMP Negeri 14 Banjarbaru terdiri dari Silabus

dan Modul Ajar / Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai

ketentuan, yang mudah dipahami.

Silabus SMP Negeri 14 Banjarbaru disusun dalam bentuk matriks yang memuat

alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber

belajar.

1. Alur tujuan pembelajaran berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan,

mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga

capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur.

2. Materi ajar merupakan materi pokok yang telah disusun pada alur tujuan

pembelajaran.

3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun

rencana pelaksaanaan pembelajaran.

4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran. Sumber

belajar dipilah sesuai kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajar

yang mudah digunakan, berbasis lingkungan, dan mendukung pembelajaran yang

kontekstial dan menyenangkan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP Negeri 14 Banjarbaru

disusun sesuai dengan aturan ternaru yang sudah ditetapkan oleh pusat. Ada tiga unsur

utama yang termuat dalam RPP yaitu: 1) Tujuan pembelajaran; 2) Langkah-langkah

pembelajaran; dan 3 ) Penilaian. Tujuan pembelajaran merupakan penerjemahan

tujuan capaian pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya.


Langkah kegiatan pembelajaran menggambarkan keseluruhan aktivitas yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pun

diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila, Penilaian

merupakan proses mengukur ketercapaiac selama proses pembelajaran. Penilaian ini

mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

C. Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Profesional

Evaluasi dibutuhkan untuk melihat sejauh mana ketercapaian, kesesuaian

tujuan, dan keselarasan di dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi yang

berkembang SMP Negeri 14 Banjarbaru menempuh kegiatan yang tertuang dalam

tabel berikut:

Bentuk
Teknis
Pendampingan
Pendampingan dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Pengembangan terlibat
Pengembangan
Profesional
Profesional
Pendampingan Coaching bagi guru Per tahun Guru pemula,
pemula Guru yang
ditunjuk, KS
Coaching program- Menyesuaika Guru Mapel, Dinas terkait
program terbaru n KS sebagai
penyelenggara
Supervisi Kelas Per semester Guru, KS Sebagai
Penilaian
Kinerja Guru
Pengembangan Pelatihan Per tahun Semua guru, Rutinitas
Profesi Pengembangan pengawas, KS
Keprofesian
Pelatihan-pelatihan Menyesuaika Guru, KS Mandiri, Dinas
n terkait
Bentuk Evaluasi Strategi dalam Waktu SDM yang Keterangan
Evaluasi terlibat
Evaluasi Menggunakan jurnal Per hari Guru, peserta Dari capaian
Pembelajaran harian, dan penilaian didik, orang
pembelajaran,
dan sikap tua, BK,
angket peserta
Evaluasi lingkungan didik
urikulum Mengaktifkan Per bulan Guru, peserta Evaluasi
Operasional Paguyuban Kelas didik, Orang Program dan
Sekolah tua, KS pelaksanaan
Pembelajaran
Assesmen formatif Per unit Guru, peserta Dari capaian
belajar didik, orang pembelajaran,
tua angket murid
Assesmen formatif, Per semester Guru, peserta Dari capaian
portofolio didik, orang pembelajaran,
tua, BK, angket peserta
lingkungan didik
Assesmen formatif, Per tahun Guru, peserta Dari capaian
portofolio, Evaluasi didik, orang pembelajaran,
Diri Sekolah tua , BK, angket peserta
lingkungan, didik,
komite kuisioner
orang tua
Evaluasi Monitoring kegiatan Setiap selesai Guru, Komite, Pelaksanaan
Program- dari pelaksanaan, kegiatan KS, Pengawas Program digilir
Program pelaporan, tindak dengan
Sekolah lanjut kegiatan harapan
adanya
pemerataan
peran
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

BAB IV
PENUTUP
Dengan telah selesainya Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru pada

tahun ajaran 2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar mengajar

telah dimiliki oleh SMP Negeri 14 Banjarbaru. Dengan mengacu pada peraturan perundangan

yang berlaku maka SMP Negeri 14 Banjarbaru menetapkan penggunaan dokumen Kurikulum

Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru tahun ajaran 2022/2023 ini.

Besar harapan kami, semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru ini

memenuhi syarat sehingga rencana pengembangan SMP Negeri 14 Banjarbaru dapat

terlaksana dengan baik. Penyusun juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak,

khususnya guru, karyawan maupun para peserta didik serta masyarakat yang diwakili oleh

orang tua peserta didik. Atas bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak,

kami mengucapkan terima kasih. Semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru

mampu menjadi sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan anak bangsa.
LAMPIRAN
KURIKULUM OPERASIONAL
SMP NEGERI 14 BANJARBARU
TAHUN AJARAN 2022/2023
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

Lampiran 1 : Ruang Lingkup Mikro


Contoh Alur Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SMP Negeri 14 Banjarbaru

Mata Pelajaran : Matematika Hari/Tanggal : ……


Kelas/Semester :VII/ Genap Alokasi Waktu : …. JP
KD:3.8. Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang,
dan diagram lingkaran).
KD4.8 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram batang, dan
diagram lingkaran.
Capaian Pembelajaran : Siswa dapat membuat dugaan terkait suatu populasi berdasarkan sampel yang
digunakan, menggunakan histogram, diagram lingkaran untuk menyajikan dan menginterpretasi data.
Materi : Penyajian Data
Tujuan Pembelajaran: Melalui pendekatan Saintifik, model Projek base learning Metode diskusi , pengamatan,
dan penugasan, siswa dapat Menyajikan data kontekstual di sekitarnya dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang dan diagram lingkaran secara mandiri.
Sumber: lingkungan sekitar, Buku Siswa Matematika SMP/MTs kelas VII semester 2
Langkah-langkah Pembelajaran
Apersepsi 1. Persiapan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran dengan mengecek absensi,
dan mengajak berdoa dalam zoom meeting.
2. Menyampaikan Motivasi dan apersepsi , tujuan pembelajaran dan cakupan juga penilaian.
Sintak Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan 1. Guru menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah penulisan
Saintifik, sebuah data. Guru mengajak siswa mengamati PPT yang sudah disiapkan. Guru memberikan gambaran
Model Projek sekilas penyajian data dan menugaskan siswa membuat penyajian data yang berasal dari lingkungan
learning, sekitar siswa di rumah.
Produk : Hasil 2. Mendesain Perencanaan Produk
Laporan Guru meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan secara mandiri dari informasi yang
Diskripsi : siswa telah diberikan dari buku atau internet/ buku lain yang relevan.
bekerja mandiri 3. Menyusun Jadwal Pembuatan
Alat dan Bahan Guru memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan masalah dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan kritis
1. Lingku ngan
melalui pembimbingan dalam kelompok.
sekitar
2. PPT 4. Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek
Guru meminta siswa untuk mengembangkan hasil diskusi terkait dengan kondisi di rumah dan
lingkungan sekitar.
5. Menguji Hasil
Siswa menuliskan hasil diskusinya. Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya, dan siswa
lain menanggapi.
6. Evaluasi Pengalaman Belajar
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan. Untuk tugas proyek diharapkan mengerjakan dengan
baik, dan mengumpulkan hasil laporannya di sekolah.
Penutup dan 1. Memberikan reward pada siswa yang hasil kinerjanya bagus
umpan 2. Menginformasikan bahwa materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu
balik Latihan soal.
3. Guru menutup pembelajaran dengan ucapan salam
Evaluasi tes : Tugas mandiri

Kepala SMP Negeri 14 Banjarbaru Banjarbaru,


Guru bidang Studi
…………………………………. ………………………….
NIP. ………………………….. NIP………………………
Bahan Penugasan
Bidang Studi : Matematika Untuk Kelas VII
SMP Negeri 14 Banjarbaru

Tujuan : Menyajikan data kontekstual di sekitarnya dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang dan diagram lingkaran secara mandiri.

Tugas : Datalah di sekitar lingkungan Kalian tentang (pilih salah satu):


- Jenis-jenis pekerjaan
- Jenis-jenis tanaman
- Ragam sekolah
- Berbagai hoby dari teman-teman
- Ukuran sepatu
- Data-data lain yang bervariasi

Dari data-data yang Kalian peroleh, buatlah tabel yang kemudian sajikan dalam bentuk
penyajian data berupa diagram garis, diagram batang dan diagram lingkaran.
Penilaian dari penugasan ini adalah:
1. Kesesuaian data dan tabel
2. Ketepatan dalam pembuatan tabel
3. Kreativitas dan sesuai target waktu.
4. Saran dan komentar yang membangun jika memungkinkan

Waktu pengumpulan tugas maksimal minggu depan . Selamat Berkarya, jaga


protocol kesehatan dan semoga sukses.
Lampiran 2:

Contoh Silabus SMP Negeri 14 Banjarbaru(Matematika dan PPKN)

Bentuk Kegiatan : Kunjungan ke Daerah Banjir


Waktu : Semester 1 (20%-35% dari JP )
Tema : Gotong Royong
Rincian Kegiatan : Kegiatan outdoor learning dilaksanakan satu kali dalam satu semester. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi tempat-
tempat sesuai karakteristik tiap mata pelajaran dengan maksud untuk memberikan wawasan tentang penerapan ilmu pengetahuan yang sudah
diperoleh peserta didik.
Mata Elemen Alur Tujuan Pembelajaran Indikator Capaian Kegiatan Penilaian Sumber Belajar
Pelajaran
Matematika Bilangan 1. Mengenali - Siswa kreatif, 1. Mengamati contoh- Peserta didik dapat
bilangan (bulat, berinovatif contoh bilangan dan membandingkan - Peristiwa “Banjir”
rasional, decimal, - Membentuk beserta notasinya bilangan sesuai nilai yang telah terjadi
berpangkat) jiwa kegotong dan penggunaannya tempatnya secara
royongan 2. Mengidentifikasikan mandiri, memproses
- Siswa permasalahan yang informasi dalam berpikir
berbudaya ada kritis, dan kreatif
berpikir kritis, 3. Mengumpulkan
memecahkan data dari yang
masalah, diamati
membuat 4. Mengolah data secara
proyek secara kreatif dalam kelompok
mandiri, dan 5. Membuat laporan
2. Mengoperasikan peduli 1. Mengamati contoh- Peserta didik dapat
Bilangan (Bulat, lingkungan contoh operasi bilangan mengolah data dengan
rasional, decimal, sekitar, serta 2. Mengidentifikasikan mengoperasikan
berpangkat) menciptakan permasalahan yang bilangan secara kreatif
karya ada dan kolaboratif
3. Mengumpulkan
data dari yang
diamati
4. Mengolah data secara
kreatif dalam kelompok
5. Membuat laporan
6. Menggunakan 1. Guru menyampaikan Peserta didik dapat
bilangan dalam topik dan mengajukan menyelesaikan masalah
menyelesaikan pertanyaan bagaimana banjir dengan
cara memecahkan
masalah masalah.
menyumbangkan ide-ide
kontekstual. 2. Mendesain kreatifnya dan tindakan
Perencanaan Produk cinta lingkungan, dengan
3. Menyusun Jadwal kerja bakti. Membuat
Pembuatan biopori, sosialisasi ke
4. Memonitor Keaktifan masyarakat pentingnya
dan Perkembangan
menanam pohon dan
Proyek
5. Menguji Hasil menjaga kebersihan
6. Evaluasi Pengalaman lingkungan
Belajar
7. Membuat pameran
karya produk
PPKN Pancasila 1. Mengenali Pancasila - Membentuk 1. Guru menyampaikan Peserta didik dapat - Peristiwa Banjir
sebagai dasar profil pelajar topic masalah banjir memproses data dengan
Negara, pandangan pancasila 2. Mengidentifikasikan mengaitkan Pancasila
hidup yang berpikir permasalahan yang sebagai dasar Negara
2. Mengkaji kritis, kreatif, ada dan pandangan hidup
implementasi berkarya, dan 3. Mengumpulkan dengan berpikir kritis
Pancasila dalam peduli data dari yang dan kreatif
kehidupan bernegara sesama diamati
dari masa ke masa. 4. Mengolah data
secara kreatif
dalam kelompok
5. Membuat laporan

3. Peserta didik 1. Guru menyampaikan Peserta didik dapat - Banjir


menimplementasikan topik dan mengajukan memproses data dengan
dan menerapkan pertanyaan bagaimana mengimplementasikan
cara memecahkan
nilai-nilai Pancasila penerapan nilai-nilai
masalah.
dalam kehidupan pancasila dengan
kesehariannya sesuai 2. Mendesain menyumbangkan ide-ide
dengan Perencanaan Produk kreatifnya dan tindakan
perkembangan dan 3. Menyusun Jadwal cinta lingkungan, dengan
Pembuatan
konteks peserta didik kerja bakti. Membuat
4. Memonitor Keaktifan
dan Perkembangan biopori, sosialisasi ke
Proyek masyarakat pentingnya
5. Menguji Hasil menanam pohon dan
6. Evaluasi Pengalaman menjaga kebersihan
Belajar lingkungan
7. Membuat Kegiatan
Bakti social dan
pameran karya produk
Rancangan Kurikulum Operasional SMP Negeri 14 Banjarbaru
Mata Pelajaran Matematika
Kelas Elemen Capaian Operasional Sekolah Hasil Proyek Indikator
7 Bilangan 1. Mengenali bilangan (bulat, rasional, decimal, berpangkat) Proyek Kelompok - Peserta didik dapat
2. Mengoperasikan Bilangan (Bulat, rasional, decimal, berpangkat) 1. Membuat laporan Pembelajaran membandingkan bilangan
3. Menggunakan bilangan dalam menyelesaikan berbasis peristiwa “Banjir” sesuai nilai tempatnya
masalah kontekstual. 2. Membuat anyaman dari bahan sampah/ - Peserta didik dapat
Aljabar 1. Mengenal pola dan konfigurasi bilangan bekas jajanan untuk dirangkai menjadi tas, meneruskan pola dan
2. Menggunakan pola tertentu dalam memecahkan masalah tikar, taplak meja . konfigurasi benda dengan
Pengukuran 1. Mengenal luas dan keliling bangun datar kreatif
2. Menggunakan luas dan keliling dalam menyelesaikan masalah Menumbuhkan karakter kritis, kreatif, gotong - Peserta didik dapat
Geometri 1. Mengenali sudut pada garis transversal royong, peduli menyelesaikan
2. Memahami sudut-sudut pada segitiga permasalahan luas dan
3. Memanfaatkan sudut dalam kehidupan sehari-hari keliling bangun datar
Analisis 1. Mengenali data gabungan dengan
data 2. Merumuskan pertanyaan dalam mengumpulan data cermat dan kritis
3. Menyajikan data dalam berbagai bentuk - Peserta didik dapat
4. Menganalisis data enyelesaikan
5. Memanfaatkan data untuk kepentingan hidup permasalahan sudut
- Peserta didik dapat
memanfaatkan data
dalam
menentukan tindakan
8 Bilangan 1.Mengenal Aritmetika social dan himpunan Proyek Kelompok: - Peserta didik dapat
2.Menggunakan konten aritmatika dalam kehidupan Membuat laporan banjir dan penanganannya menentukan suatu produk
3.Mengenal rasio (skala, proporsi dan laju perubahan) layak dikonsumsi atau tidak
Aljabar 1.Menemukan sifat-sifat aljabar Tugas individu dengan berbagai analisis
2.Menyelesaikan pers. Linear satu dan dua Variabel ) Menentukan posisi rumah masing-masing pada - Peserta didik dapat
3.Mengenali koordinat kartesius bujur dan lintang berapa . menyelesaikan
Pengukuran 1.Mengenal bangun ruang sisi datar (Kubus, Balok) permasalahan yang
2.Memanfaatkan sarana prasarana untuk mengenali bangun Munumbuhkan karakter : melibatkan
ruang sisi datar Gotong royong, berpikir kritis, inovatif, cinta persamaan linear dua
Geometri Mengenal teorema phithagoras alam/ akhlak cinta alam, saling menghargai, variable
Mengadopsi teorima phihagoras untuk memecahkan masalah teliti - Peserta didik dapat
menyajikan data, dan
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

Analisis 1. Menyajikan data memperkirakan efek dari


data 2. Menentukan mean, median, modus, kuartil 1 dan kuartil 3 sebuah data
9 Bilangan 1. Mengenal bilangan berpangkat sebenarnya dan tak sebenarnya Tugas Kelompok : - Peserta didik dapat
2. Menggunakan symbol-simbol bilangan dalam Membuat desain pengubinan dari berbagai memanfaatkan bilangan
operasi matematika untuk pemecahan masalah model berpangkat dalam
Aljabar 1. Mengenal persamaan linear dan persamaan kuadrat Tugas individu : Membuat miniature rumah menentukan sebuah prediksi
2. Mengenal faktorisasi dan melengkapi persamaan kuadrat dan sejenisnya dengan skala tertentu. suatu masalah
Pengukuran 1. Mengenali volume suatu benda bangun lengkung - Peserta didik dapat
2. Memanfaatkan volume benda dalam rangka peduli sampah Menumbuhkan karakter teliti, merancang bangunan dan
Geometri 1. Mengenal transformasi geometri pantang menyerah , peduli mengoptimalkan
2. Menggunakan transformasi geometri dalam pengubinan lingkungan, efektivitasnya dengan
memperkirakan efek
volume dan luasnya
ht ps:/ ainamulyana.blogspot.com/2021/06/contoh-kurikulum-operasional-satuan.html

Lampiran 3: Landasan Hukum Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah

Landasan hukum yang dipergunakan SMP Negeri 14 Banjarbaru dalam mengembangkan


dan menyusun Kurikulum Operasional Sekolah Tahun Ajaran 2022/2023 adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun
2020- 2024.
9. Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Nomor ….. Tahun …… tentang
Mata Pelajaran Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah.
10. Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Nomor ….. Tahun ….. tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif.
11. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor ….. Tahun ….. tentang Penyelenggaraan
dan Pengelolaan Perpustakaan.
12. Peraturan Wali Kota yang relevan
CONTOH KOSP 1
KERANGKA DASAR KURIKULUM
           
Kerangka kurikulum SMP Negeri 1 Galur mencakup landasan-landasan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum ini.
Landasan-landasan tersebut meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, dan landasan yuridis.

 
1. LANDASAN FILOSOFIS
                             
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi
dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi  manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut :

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan
ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna
bahwa kurikulum adalah rancanganpendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
 

Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai
dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.
 

Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin


ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu
(essentialism).Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
 

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013
bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
 
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

1. LANDASAN SOSIOLOGIS
 

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka
memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuanpendidikan nasional.
Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.

Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.Hal itu dimaksudkan
agarpendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society).
 

 
1. PSIKOPEDAGOGIS
 

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan
peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini
menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.

Agar peserta didik proses perkembangannya optimal, maka memerlukan berbagai kegiatan dan latihan yan sesuai dengan
keberadaannya dan sesuai dengan kebutuhan psikologisnya. Kegiatan dan latihan dapat diperoleh melalui proses pendidikan,
namun yang perlu diperhatikan dalam mendidik yaitu setiap kegiatan dan tugas yang dibebankan kepada peserta didik harus
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Jika hal tersebut terabaikan, maka ketidakberhasilan peserta didik dalam mencapai tugas-
tugas di sekolah akan terjadi.

Landasan Psikopedagogis( dalam Kemendikbud, 2013) adalah sebagi berikut:

1. Relevansi
Kesesuaian program pembelajaran dengan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik, tingkat unsur mentalnya (aspek
kesesuaian) dan tingkat kebutuhan peserta didik (aspek kecukupan).

2. Model Kurikulum Berbasis Kompetensi


Pembelajaran yang dikembangkan berbasis kompetensi (sikap, keterampilan dan pengetahuan) sehingga dapat memenuhi aspek
kesesuaian dan kecukupan.

3. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran berorientasi pada karaktiristik kompetensi sikap (Krathwohl):

(Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan), keterampilan (Dyers): ( Mengamati + menanya +


Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta) dan pengetahuan (Bloom & Anderson): (Mengetahui + Memahami + Menerapkan +
Menganalisa + Mengevaluasi + Mencipta).
 Aktivitas Belajar: menggunakan pendekatan saitifik, karakteristik kompetensi sesuai dengan jenjang (SD: Tematik terpadu,
SMP: Tematik Terpadu- IPA dan IPS dan Mapel, SMA: Tematik dan Mapel).
 Output Belajar : keseimbangan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam diri peserta didik.
 Outcomes Belajar : soft skill dan hard skill.
 

4. Penilaian
5. Authentic Asessment : pada input, proses, dan output.
6. Kesesuaian teknik penilaian pada 3 ranah kompetensi: sikap, pengetahuan dan keterampilan (tes dan portofolio).
 
1. LANDASAN YURIDIS                               
 

Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru
untuk Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Permendiknas Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus;
9. PeraturanMenteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 104 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 22 Tahun 2016  Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah;
20. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64/KEP/2013 tertanggal 05 Desember 2013 tentang Mata Pelajaran
Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi Sekolah/ Madrasah;
21. Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No 164/Kep/2013 tentang Penetapan Sekolah Penyelenggara
Layanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
22. Peraturan Kepala Dinas DIKPORA Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 0596 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan
Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2016/2017.
 

BAB IV
STRUKTUR KURIKULUM
 
 
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran,
Mata Pelajaran, dan Beban Belajar.

Dalam menentukan struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur , dilakukan analisis terhadap struktur kurikulum SMP  yang terdapat
pada Permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 untuk SMP/ Madrasah dihubungkan dengan visi, misi, dan
tujuan SMP Negeri 1 Galur. Berdasarkan hasil analisis dan kesesuaian dengan visi, misi, tujuan SMP Negeri 1 Galur, dan
Permendikbud tersebut,  struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur terdiri dari Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan
Pembelajaran, Mata Pelajaran, Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Penilaian, Kenaikan Kelas dan Kelulusan, Bimbingan
Konseling, dan Ekstra Kurikuler.

1. Kompetensi Inti
 
Kompetensi inti merupakan  tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik SMP  Negeri 1 Galur pada setiap tingkat kelas.

Kompetensi Inti terdiri, atas Kompetensi Inti sikap spiritual Kompetensi Inti sikap social, Kompetensi Inti pengetahuan, dan
Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi inti ini ditujukan untuk pencapaian kompetensi lulusan yang harus dicapai oleh peserta
didik SMP Negeri 1 Galur, yaitu sebagai berikut:
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,

2. berkarakter, jujur, dan peduli,

3. bertanggungjawab,

4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan

5. sehat jasmani dan rohani

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat


dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Sikap
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,

2. teknologi,

3. seni, dan

4. budaya.

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,


sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan
regional.
Pengetahuan
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,

2. produktif,

3. kritis,

4. mandiri,

5. kolaboratif, dan

6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri

Kompetensi inti sendiri dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Galur  dapat dilihat pada table berikut.

Tabel  Kompetensi Inti SMP Negeri 1 Galur


KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara


mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
sekolah. dan berakhlak mulia.
 
 
 
 
 
 
1. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar untuk masing-
masing mata pelajaran dapat dilihat pada lampiran.

C.   Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Galur yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan
pendidikan adalah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social
studies. Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari sejarah, ekonomi, geografi,
dan sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas
masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya
yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia.

Integrasi berbagai konsep dalam Mata Pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas
disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan
permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi
pembelajaran yang kontekstual.

Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia. Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected,
yakni pembelajaran dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan ikut
dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas
mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia).

Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia
beraktivitas, koneksi antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.

D.   Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Galur terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B.

Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur adalah sebagai berikut

Tabel  Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Galur


ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
4. Bahasa Jawa 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 40 40 40
 

Keterangan:

1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
2. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan
dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
4. Muatan lokal memuat Bahasa Jawa sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64/KEP/2013
tertanggal 05 Desember 2013 tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi Sekolah/ Madrasah.
5. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.
6. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan.
7. SMP Negeri 1 Galur memanfaatkan tambahan 2 jam/ minggu untuk mata pelajaran Bahasa Jawa.
8. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya, SMP Negeri 1 Galur menyelenggarakan aspek Seni Rupa dan Seni Musik dan Mata
Pelajaran Prakarya, SMP Negeri 1 Gaur menyelenggarakan aspek kerajinan dan pengolahan.
 

1. Beban Belajar
Beban belajar satuan pendidikan SMP  Negeri 1 Galur dilaksanakan dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah
sistem penyelengaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum SMP Negeri 1 Galur. Penyelesaian program pendidikan
dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun.

Beban belajar di SMP Negeri 1 Galur dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu adalah 40 jam
pelajaran. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester minimal 21 minggu efektif. Sedangkan beban belajar di
kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 21 minggu efektif, dan beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 16
minggu efektif.

Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.  Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan
waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai kompetensi inti Lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.

1. Tatap Muka
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban
belajar tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40 menit. Beban belajar tatap muka per minggu di SMP Negeri 1
Galur adalah 40 jam ditambah pengembangan diri yang  ekuivalen 2 jam pelajaran.
2. Penugasan Terstruktur
Kegiatan terstruktur merupakan kegiatan penugasan yang waktu penyelesaiannya ditentukan oleh guru. Misalnya, tugas
dikumpulkan pada minggu berikutnya. Penugasan terstruktur ini dimaksudkan untuk mencapai kompetensi peserta didik pada
kompetensi dasar tertentu. Alokasi waktu pemberiannya maksimum 25% dari seluruh alokasi waktu yang tersedia.

3. Kegiatan Mandiri
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan penugasan yang batas pengumpulannya tidak ditentukan oleh guru dan siswa
dengan batas maksimum. Misalnya tugas dikumpulkan paling lambat satu minggu sebelum akhir semester atau sebelum ujian.
Kegiatan mandiri ini dimaksudkan untuk pendalaman materi pada kompetensi dasar tertentu. Alokasi waktu untuk kegiatan mandiri
ini maksimum 25% dari alokasi waktu yang tersedia

4. Beban Kegiatan/ Kalender Pendidikan


Beban kegiatan merupakan kegiatan kegiatan yang dilaksanaka oleh sekolah selama tahun pelajaran yang berjalan. Beban belajar
juga mencerminkan kalender akademik/ jadwal kegiatan yang dilaksanakan sekolah. Beban kegiatan sekolah untuk satu tahun ini
adalah sebagai berikut:

1. 1  s.d. 9 Juli 2016 :  Libur Kenaikan kelas


2. 6  dan  7  Juli 2016 :  Hari Besar Idul Fitri 1437 H
3. 11  s.d. 16 Juli 2016 :  Hari libur Idul Fitri 1437 H Tahun 2016
4. 18  s.d.  20  Juli 2016 :  Hari-hari pertama masuk sekolah
5. 17  Agustus  2016 :  HUT Kemerdekaan Republik Indonesia
6. 12  September  2016 :  Hari Besar Idul Adha 1437 H
7. 2 Oktober 2016 :  Tahun Baru Hijjriyah 1438 H
8. 3 – 8 Oktober 2016 : Ulangan Tengah Semester
9. 25  November  2016 :  Hari Guru Nasional
10. 1 s.d. 8 Desember 2016 :  Ulangan Akhir Semester
11. 12  Desember  2016 :  Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H
12. 14 s.d. 16 Desember 2016 :  Porsenitas
13. 17  Desember  2016 :  Penerimaan Laporan Hasil Belajar (LHB)
14. 19 s.d. 31 Des 2016 :  Libur Semester Gasal
15. 25  Desember  2016 :  Hari Natal 2016
16. 1 Januari 2017 :  Tahun Baru 2017
17. 1 Mei 2017 :  Libur Hari Buruh Nasional tahun 2017
18. 2 Mei 2017 :  Hari Pendidikan Nasional tahun 2017
19. 8 s.d. 12 Mei 2017 :  UN SMP/SMPLB (Utama)
20. 15 s.d. 18 Mei 2017 :  UN SMP/SMPLB (Susulan)
21. 1 s.d. 8  Juni  2017 :  Ulangan Kenaikan Kelas
22. 17 Juni 2017 :  Penerimaan Laporan Hasil Belajar (Kenaikan Kelas)
23. 19 Juni s.d. 15 Juli  2017 :  Libur Idul Fitri dan Libur Kenaikan Kelas
 

1. Ketuntasan Belajar
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum 2013 adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM  ditetapkan sebelum awal tahun pelajaran  dimulai.  Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria
tidak  diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan
yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi peserta didik  yang belum tuntas dan atau layanan
pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 4 (A).
Ketuntasan  nasional yang harus dicapai ialah minimal B-. SMP Negeri 1 Galur menetapkan ketuntasan minimal untuk aspek sikap,
pengetahuan,  dan ketrampilan minimal  B dengan peningkatan setiap tahunnya.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan oleh sekolah berdasarkan usulan dari MGMP sekolah.  Guru mata pelajaran sejenis
di SMP Negeri 1 Galur membentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Misalnya, MGMP Bahasa Indonesia,
MGMP Bahasa Inggris, MGMP Matematika, MGMP Ekonomi, dan sebagainya. Setiap   dua minggu sekali MGMP SMP Negeri 1
Galur mengadakan pertemuan di sekolah untuk mengevaluasi keberhasilan dan kendala pembelajaran yang telah dilaksanakan,
mencari solusi pemecahan masalah terhadap kendala pembelajaran, membahas rencana pembelajaran dua minggu mendatang,
membahas materi-materi pembelajaran yang akan diajarkan beserta metode pembelajarannya dan  mendiskusikan perkembangan
pendidikan terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu.

Menjelang tahun pelajaran baru semua MGMP sekolah SMP   Negeri 1 Galur menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
setiap mata pelajaran setiap tingkat kelas. Penentuan KKM dilakukan melalui analisis setiap indikator dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata (intake) peserta didik, kompleksitas setiap indikator, dan kemampuan sumber daya pendukung (SDM
dan sarana prasarana). Dari KKM  indikator diperoleh KKM setiap Kompetensi Dasar,  KKM setiap Kompetensi inti, dan akhirnya
KKM setiap mata pelajaran. KKM setiap mata pelajaran diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang akademik (kurikulum) dan
disosialisasikan kepada semua warga sekolah serta orang tua peserta didik. KKM setiap mata pelajaran setiap tingkat kelas
disajikan pada tabel yang terdapat pada buku 2 dokumen kurikulum ini.
 

Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas pendidikan di sekolah khususnya, SMP Negeri 1 Galur
memprogramkan peningkatan kriteria minimal 0,25 untuk setiap tahunnya. Peningkatan ini dapat dicapai dengan peningkatan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, serta daya dukung lain yang menentukan tingkat pencapaian KKM
di SMP Negeri 1 Galur.

1. Penilaian, Kenaikan Kelas dan Kelulusan


o Penilaian
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang
mencakup : penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian sekolah, dan ujian nasional.

 Aspek dan Bentuk Penilaian


Penilaian dalam Kurikulum 2013 dilaksanakan pada tiga aspek, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian tiga
aspek ini dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi matapelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.

1. Penilaian Sikap
Penilaian aspek sikap dilaksanakan melalui observasi guru, penilaian diri, dan penilaian antarteman ((peer evaluation)) dan jurnal.
Sikap yang dinilai antara lain: tanggung jawab, percaya diri, relijius, jujur, disiplin, toleransi, gotong royong, dan santun. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik,sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
 Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
 Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
 Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
 Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
 

1. Penilaian Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan dengan instrumen sebagai berikut:

 Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian,jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
 Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
Penilaian aspek pengetahuan yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Galur adalah ulangan harian, penugasan, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, dan ujian nasional.

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta
didik.

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

Penugasan adalah kegiatan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih berupa penugasan mandiri terstruktur dan tidak tersruktur.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan     8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan  pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata
pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam
ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai dengan aturan yang  diatur dalam POS Ujian Sekolah.

Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.

1. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
 Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
 Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara
tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
 Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
 Tes Tulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis
karangan, menulis laporan, dan menulis surat.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:

1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;


2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
 

 Mekanisme dan Prosedur Penilaian


1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan,
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
2. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, observasi guru, penilaian antarteman, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian sekolah, dan ujian nasional.
 Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
 Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
 Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
 Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
 Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
 Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Ujian Nasional dilakukan oleh
Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
1. Perencanaan ulangan harian dan pemberian proyek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
 menyusun kisi-kisi ujian;
 mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
 melaksanakan ujian;
 mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
 melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
1. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS).
2. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang
belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial dan yang sudah mencapai KKM mengikuti program pengayaan.
3. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi
kepada orangtua dan pemerintah.
 

 Ketentuan Pengolahan Nilai


 

1. Nilai sikap spiritual dan Sikap Sosial


Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai atau perkembangan sikap selama 1 semester.

 Wali Kelas, guru matapelajaran, dan guru BK masing-masing :


 Mengelompokkan catatan sikap jurnal yang dibuatnya
 Merumuskan deskripsi sikap spiritual dan sosial berdasarkan catatan jurnal setiap siswa.
o Wali kelas mengumpulkan deskripsi sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK
 

1. Nilai Pengetahuan
Hasil Penilaian  Akhir  ( HPA ) adalah Hasil Penilaian Harian ( HPH ) dikali 2 ditambah Hasil Penilai Semester ( HPS ) dikali 1
kemudian dibagi 4.

Rumus sebagai berikut :

 
HPA =  (2×HPH) + ( 1× HPTS) + ( 1 × HPAS )
4

Keterangan:

HPA                       : Hasil Penilaian Akhir

HPH                       : Hasil Penilaian Harian

HPTS                     : Hasil Penilaian Tengah Semester

HPAS                     : Hasil Penilaian Akhir Semester


 

Hasil Penilaian Akhir diberi predikat dengan ketentuan

Sangat Baik ( A )              = 86 – 100

Baik              ( B )               = 71 – 85

Cukup          ( C )              = 56 – 70

Kurang         ( D )              ≤ 55

1. Aspek keterampilan merupakan deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum.
 

 Kriteria Kenaikan Kelas


Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.                 Kriteria kenaikan kelas SMP Negeri 1 Galur diatur
sebagai berikut :

1. Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang bersangkutan.
2. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan minimal sama dengan KKM.
3. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.
4. Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada 3 (tiga) mata pelajaran.
5. Ketidakhadiran peserta didik bukan karena sakit atau izin pada semester dua kurang dari 5%.
 

 Kelulusan
Kriteria kelulusan SMP Negeri 1 Galur  mengacu pada aturan pemerintah. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;


2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran ;
3. lulus ujian sekolah;
4. memperoleh nilai sikap minimal baik
 

1. BIMBINGAN KONSELING
 

Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan dilakukan olehtenaga pendidik profesional yaitu
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.

1. Pengertian
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri
secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling


3. Fungsi layanan bimbingan dan konseling terdiri dari;
 Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya dan
lingkungannya(pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma agama).
 Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.
 Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
 Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih
program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.
 Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata
pelajaran atau guru kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.
 Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.
 PerbaikandanPenyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan
berfikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling melakukan memberikan
perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga konseli
berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.
 Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
 Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli
melalui pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif.
 Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan
diskriminatif.
 

1. Tujuan layanan bimbingan dan konseling


 

Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan
kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar,
karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus layananan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar mampu:
 memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
 merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan  datang;
 mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
 menyesuaikan diri dengan lingkungannya; 5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan
 mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
 

3. Asas dan Prinsip Bimbingan dan Konseling


4. Asas layanan bimbingan dan konseling
 Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan dan konseling merahasiakan segenap data
dan keterangan tentang peserta didik/konseli, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling.
 Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti layanan yang diperlukannya.
 Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan dan menerima informasi.
 Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli memerlukan keaktifan
dari kedua belah pihak.
 Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/
konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.
 Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berorientasi pada perubahan situasi dan
kondisi masyarakat di tingkat lokal, nasional dan global yang berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta didik/konseli.
 Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berkembang dan berkelanjutan dalam
memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling
sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
 Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan
konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.
 Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang selaras dengan visi dan misi sekolah,
nilai dan norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.
 Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika
profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling.
 Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna bahwa konseloratau guru bimbingan dan
konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh
dan optimal.
1. Prinsip bimbingan dan konseling
 Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua pesertadidik/konseli dan tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua peserta didik/konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria
maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.
 Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan
dinamis, dan melalui bimbingan peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.
 Bimbingan dan   konseling   menekankan   nilai-nilai  
Bimbingan dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk membangun pantasandangan positif dan
mengembangkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.

 Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab
konselor atau guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru-guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan
tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.
 Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan
untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan
keputusannya secara bertanggungjawab.
 Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan
konseling tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.
 Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak
terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana
layanan itu dilaksanakan.
 Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus
mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.
 Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesionaldan kompeten. Layanan bimbingan dan konseling
dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang berkualifikasi akademik
Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.
 Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek
perkembangan.
 Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih
lanjut.
 

4. Komponen Bimbingan dan Konseling


5. Komponen Program
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu
komponen: layanan dasar,  layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan  dukungan sistem.
 Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar
kompetensi kemandirian).

Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat,
dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya secara optimal.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dalam komponen layanan dasar antara
lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan
dan konseling lainnya.
 Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta
didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan
peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan
belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh
satuan pendidikan; (3) merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan belajar
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya;
(4)merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar
serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan (5) layanan peminatan peserta didik
merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan
individual.Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang
dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang
tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri
dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,tujuan dan
rencana yang telah dirumuskan.

Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya
sendiri.Dengan demikian meskipun peminatan dan perencanaan individual ditujukan untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan
yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-
masing peserta didik/konseli.

Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan, maupun kemampuan dalam bidang keahlian, program
keahlian, dan paket keahlian.

Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi program
peminatan; (2)melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil
analisis data dan penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat; (5)layanan pindah
minat; (6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingankelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan
konsultasi, (7) pengembangan dan penyaluran; (8) evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8
(delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan data tentangnilai rapor
SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik dengan persetujuan orang
tua/wali, dan rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan
peserta didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat dimulai semenjak menempuh
pendidikan formal.

Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan
fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek:(1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan
konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif,
(3) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan belajar, dan peminatan peserta didik/konseli secara
tepat, dan (4) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan,
memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.

 Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus(referral). Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang
diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih
serius. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan
ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang
unik. Hasil dari layanan ini, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku
yang terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah. Untuk memahami kebutuhan dan
masalah peserta didik/konseli dapat diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta didik/konseli,
dengan menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri,
daftar hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).
 

 Dukungan Sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara langsung.
Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya
Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling. Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan kepada konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan pada satuan pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan manajemen, pengembangan keprofesian secara
berkelanjutan. Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang meliputi :
konsultasi, menyelenggarakan program kerjasama, ) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan
pendidikan,  melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk
memberikan kesempatan kepada Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi
melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan maupun kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi
Bimbingan Konseling.

1. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.

 Bimbingan dan konseling pribadi


Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.

Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan
memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (4) mencapai keselarasan
perkembangan antara cipta-rasa-karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya
sesuai nilai-nilai luhur, dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur
budaya dan agama.

Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri,
pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa, kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan
aktualiasi diri secara bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling pribadi tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis
kebutuhan pengembangan diri peserta didik, kebijakan pendidikan yang diberlakukan, dan kajian pustaka.

 Bimbingan dan konseling sosial


Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.

Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang
lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai
dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8)
mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial meliputi pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma sosial,
sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama), keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, dan
keterampilan hubungan sosial yang efektif.

 Bimbingan dan konseling belajar


Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian,
memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan
memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk
belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan
keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih
studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.

 Bimbingan dan konseling karir


Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami
pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan
dalam kehidupannya.

Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik akan (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan,
minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan
menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa
depan; (5) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan
kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan
merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan
minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

Ruang lingkup bimbingan karir terdiri atas pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan
menempuh masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja, pengembangan kesadaran terhadap berbagai
pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan beragam tujuan hidup dengan
nilai, bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masing-masing. Untuk itu secara berurutan dan berkesinambungan, kompetensi
karir peserta didik difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah.

1. Struktur Program Layanan


 Sistematika Program layanan.
Program layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan disusun sekurang-kurangnya dengan menggunakan sistematika
sebagai berikut.

1. Rasional
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program satuan pendidikan.
Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak
perkembangan iptek dan konteks sosial budaya hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap
relevan.

1. Visi dan Misi


Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan misi sekolah/madrasah, oleh karena itu sajikan visi dan
misi sekolah/madrasah kemudian rumuskan visi dan misi program layanan bimbingan dan konseling.

1. Deskripsi Kebutuhan
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment) peserta didik/konseli dan lingkungannya ke dalam
rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik/konseli.

1. Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling.

1. Komponen Program.
Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan meliputi: (1) Layanan Dasar, (2) Layanan Peminatan  peserta 
didik  dan  Perencanaan  Individual  (3) Layanan Responsif, dan (4) Dukungan sistem.

1. Bidang layanan
Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan
secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.

1. Rencana Operasional (Action Plan)


Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif
dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan untuk
memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

1. Pengembangan Tema/Topik.
Tema/topik ini merupakan rincian lanjut dari identifikasi diskripsi kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi,
sosial, belajar dan karir.

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai dengan
tema/topikdan sistematika yang diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan.

1. Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.


Rencana evaluasiperkembangan peserta didik/konseli didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan yang
dilakukan. Di samping itu, perlu dilakukan evaluasi keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk akuntabilitas layanan
bimbingan dan konseling. Hasil eveluasi harus dilaporkan dan diakhiri dengan rekomendasi tentang tindak lanjut pengembangan
program selanjutnya.

1. Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan bimbingan dan konseling disusun secara realistik dan
dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan
bimbingan dan konseling dan pengembangan profesi bimbingan dan konseling.

 Program Layanan
Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai berikut.

1. Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan mencakup komponen, strategi dan
bidang layanan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2. Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester
merupakan jabaran kegiatan lebih rinci dari program tahunan.
 

1. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan


 Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.
Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal) merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas,
diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu. Volume kegiatan tatap
muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 1 (satu) jam per kelas (rombongan belajar) perminggu dan dilaksanakan secara
terjadwal di kelas.

Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan Bimbingan dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai
kebutuhan peserta didik/konseli yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirdalamkerangka pencapaian
perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional. Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk
rencanapelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK). Bimbingan klasikal  diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan
dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional yang minimal berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1)dalam bidang
Bimbingan dan Konseling dan lulus   pendidikan profesi guru   bimbingan dan konseling/konselor,  atau guru  Bimbingan  dan
konseling yang berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan bersertifikat pendidik.

 Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.


Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, konsultasi, konferensi kasus, kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus,
pengelolaan media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau papan bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak
masalah, dan kegiatanlain yang mendukung kualitas layanan bimbingan dan konseling yang meliputi panajemen program berbasis
kompetensi, penelitian dan pengembangan,pengembangan keprofesian berkelanjutan(PKB), serta kegiatan tambahan yang
relevan dengan profesi bimbingan dan konseling atau tugas kependidikan atau lainnya yang berkaitan dengan tugas profesi
bimbingan dan konseling yang didasarkan atas tugas dari pimpinan satuan pendidikan atau pemerintah. Berikut ini penjelasan
beberapa kegiatan profesi bimbingan dan konseling yang di luar kelas. Konseling individual merupakan kegiatan terapeutik yang
dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah atau kepedulian tertentu
yang bersifat pribadi. Dalam pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
untuk mengidentifikasimasalah,penyebabmasalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
terbaik untuk mewujudkan keputusannya dengan penuh tanggung jawab dalam kehidupannya. Konseling kelompok merupakan
kegiatan terapeutik yang dilakukan dalam situasi kelompokuntuk membantu menyelesaikan masalah individu yang bersifat rahasia.
Dalam pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dan anggota kelompok
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
terbaik dan mewujudkan keputusannya dengan penuh tanggung jawab. Bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan
kepada peserta didik/konseli melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas dua sampai sepuluh orang untuk maksud pencegahan
masalah, pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan. Bimbingan kelompok
harus dirancang sebelumnya dan harus sesuai dengan kebutuhan nyata anggota kelompok. Topik bahasan dapat ditetapkan
berdasarkan kesepakatan angggota kelompok atau dirumuskan sebelumnya oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
berdasarkan pemahaman atas data tertentu. Topiknya bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia. seperti: cara-cara
belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, pergaulan sosial, persahabatan, penanganan konflik, mengelola stress.

Bimbingan kelas besar atau lintas kelas, Bimbingan lintas kelas merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan
yang bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman yang menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan lintas kelas adalah career day.
Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan
guru mata pelajaran, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam upaya membangun kesamaan
persepsi dan memperoleh dukungan yang diharapkan dalam memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling.

Konferensi kasus (case conference) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor atau guru pembimbing dengan
maksud membahas permasalahan peserta didik/konseli. Dalam pelaksanaannya, melibatkan pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Kunjungan rumah (home visit) merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta didik/konseli dalam rangka
klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk penyelesaian masalah peserta didik/konseli.

Alih tangan kasus (referral) adalah pelimpahan penanganan masalah peserta didik/konseli yang membutuhkan keahlian di luar
kewenangan konselor atau guru bimbingan dan konseling. Alih tangan kasus dilakukan dengan menuliskan masalah konseli dan
intervensi yang telah dilakukan, serta dugaan masalah yang relevan dengan keahlian profesional yang melakukan alih tangan
kasus.

Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk memberi pendampingan peserta didik/konseli yang
mengalami perlakuan tidak mendidik, diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.
Kolaborasi adalah kegiatan fundamental layanan BK dimana Konselor atau guru bimbingan dan konseling bekerja sama dengan
berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan saling mendukung.

Semua upaya kolaborasi diarahkan pada suatu kepentingan bersama, yaitu bagaimana agar setiap peserta didik/konseli mencapai
perkembangan yang optimal dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Kolaborasi dilakukan antara konselor
atau guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, atau pihak lain yang relevan untuk
membangun pemahaman dan atau upaya bersama dalam membantu memecahkan masalah dan mengembangkan potensi peserta
didik/konseli.

Pengelolaan Media informasi merupakan kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan untuk membuka dan memperluas
wawasan peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang bermanfaat dalam pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, yang
diberikan secara tidak langsung melalui media cetak atau elektronik (seperti web site, buku, brosur, leaflet, papan bimbingan)

Pengelolaan kotak masalah merupakan kegiatan penjaringan masalah dan pemberian umpan balik terhadap peserta didik yang
memasukan surat masalah kedalam sebuah kotak yang menampung masalah-masalah peserta didik.

Manajemen Program berbasis komptensi. Dalam hal pengelolaan bimbingan dan konseling secara operasional, kepala sekolah
mendelegasikan kewenangan kepada koordinator bimbingan dan konseling sebagai tugas tambahan yang ditugaskan kepada
konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berlatar belakang Sarjana Pendidikan (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling
dan telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor, atau minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang
Bimbingan dan Konseling.

Penelitian dan Pengembangan. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dituntut menggunakan temuan-temuan baru atau
mengembangkan cara-cara baru dalam melaksanakan tugas-tugas keprofesiannya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain
melakukan penelitian mandiri, penelitian kelompok bersama teman sejawat, penelitian berkolaboratif dengan pakar di perguruan
tinggi. Proses dan hasil penelitian dan pengembangan disebarluaskan kepada berbagai pihak melalui jurnal, forum konvensi dan
forum ilmiah lainnya, rubrik media cetak maupun elektronik.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dalam upaya memberikan layanan profesi dan pengabdian terbaik serta
merespons dinamika tuntutan dan tantangan profesi, konselor atau guru bimbingan dan konseling berusaha secara terus-menerus
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan dan latihandalam jabatan, studi lanjut dan aktif dalam
organisasi profesi pada tataran lokal, regional, nasional, dan internasional.

Beban kerja seorang Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling adalah 150 – 160 peserta didik ekuivalen 24 jam pembelajaran.

 Alokasi Waktu Layanan


Pengaturan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen program Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dalam

Kurikulum 2013 diatur dalam Tabel 1. Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan
data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-
beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena sangat tergantung hasil asesmen kebutuhan.

Tabel 1.Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling


Program SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK/MAK
Layanan Dasar 45 – 55% 35 – 45% 25 – 35%
Layanan Peminatan dan 5 – 10% 15 – 25% 25 – 35%
Perencanaan Individual
Layanan Responsif 20 – 30% 25 – 35% 15 – 25%
Dukungan Sistem 10 – 15% 10 – 15% 10 – 15%
Pengaturan waktu bekerja bagi konselor atau guru Bimbingan dan Konseling di dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur pada Tabel 2. Alokasi jam kerja pada setiap
layanan Bimbingan dan Konseling bergantung pada besaran persentase dari setiap layanan.

 
 

Tabel 2. Contoh Perhitungan Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling


Program Pembagian waktu Layanan
(24 – 40 Jam Kerja)
Layanan Dasar 35 % x (24 – 40 jam kerja) =8 – 14 jam kerja
Layanan Responsif 25 % x (24 – 40 jam kerja) =  6 – 10 jam kerja
Layanan Peminatan dan 30 % x (24- 40 jam kerja) =  7 – 12 jam kerja
Perencanaan Individual
Dukungan sistem 10 % x (24 -40 jam kerja) =3 – 4 jam kerja
 

Penetapan persentase pada setiap satuan pendidikan didasarkan pada hasil analisis kebutuhan pada setiap satuan pendidikan,
sehingga angka persentase bisa berbeda antara satuan pendidikan satu dengan satuan lainnya.

Pengakuan jam kerja konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diperhitungkan dengan rasio 1: (150 – 160) ekuivalen dengan
jam kerja 24 jam. Konselor atau Guru Bimbingan dan

Konseling yang rasionya dengan konseli kurang dari 1:150 maka jam kerjanya dapat dihitung dengan menggunakan satuan jam
kinerja profesi bimbingan dan konseling, yaitu melaksanakan berbagai kegiatan profesi bimbingan dan konseling dengan bukti
aktivitasnya terdokumentasikan. Penghargaan jam kerja diekuivalenkan dengan jumlah peserta didik/konseli yang kurang adalah
jumlah peserta didik/konseli yang dilayani dibagi 160 dikalikan 24 jam. Sedangkan konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
yang rasionya melebihi 1 : 160 maka kelebihan jam kerjanya dihitung dengan menambahkan setiap satu rombongan belajar dalam
satuan pendidikan dan setiap satuan rombongan belajar dihargai dua jam pembelajaran.Contoh : jumlah peserta didik/konseli yang
dilayani sejumlah 191, ukuran jumlah kelas adalah 32, maka kelebihan 31 tidak dihitung kelebihan beban tugas, namun bila
jumlahnya 192, maka dapat dihitung sebagai tambahan jam kerja sejumlah 2 jam pelajaran/perminggu. Perhitungan jumlah peserta
didik/konseli dalam setiap rombongan belajar sesuai dengan ketentuan standar nasional yang berlaku. Secara bertahap, kinerja
profesi bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dapat menggunakan perhitungan kinerja profesional bimbingan dan
konseling bukan dihitung berdasarkan jumlah peserta didik/ konseli yang menjadi tanggung jawabnya. Bukti kinerja profesional
konselor atau guru bimbingan dan konseling yang memadai sesuai ketentuan dapat dipergunakan sebagai pemenuhan syarat
memperoleh pengakuan dan penghargaan sesuai peraturan.

1. Mekanisme Pengelolaan Layanan


Secara berurutan, mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling ditata dan mencakup tahapan analisis kebutuhan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengembangan program.

 Analisis kebutuhan
Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua.Data kebutuhan
dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan dan rencana program bimbingan dan konseling.Bimbingan dan konseling
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya
dalam bidang dan komponen bimbingan dan konseling.

Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan
pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sendiri
atau fihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil identifikasi dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan
bimbingan dan konseling.

 Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi,
mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab
terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.Dengan
demikian, sejak awal telah dirancang efisiensi dan keefektivan program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya.Program
bimbingan dan konseling direncanakan sebagai program tahunan dan program semesteran.

 Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke
dalam kalender akademik.

Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan informasi penting dalam pelaksanaan program dan
akan diperlukan untuk mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli. Data
dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa
yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data tiga: (1)data jangka
pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2)data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu, misalnya
program semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu semester untuk mengukur indikator kemajuan ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dan (3)data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian program misalnya
program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karir peserta didik.

Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik. Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan
setiap komponen dan bidang bimbingan dan konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik,
jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang dilayani.Perhatian utama ditujukan kepada
kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam setiap komponen program bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan
pendidikan.Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada
peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas bimbingan dan konseling sebagai
perencanaan program semua komponen dan bidang bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan kalender akademik satuan
pendidikan.

 Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan
dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan demikian evaluasi
merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dari
program dan layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir peserra didik/konseli.
Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah dicapai.

 Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik
berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan
untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas
program jangka pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam
diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif krpada
seluruh pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi pengembangan profesionalitas yang diperlukan
bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling.

 Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk
mendukung program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya
materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek,
menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program
dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, seta dihgunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam
sistem sekolah.

5. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling


Strategi layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan
dan konseling untuk memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Strategi layanan bimbingan
dan konseling dibedakan atas jumlah individu yang dilayani, jenis dan intensitas masalah yang dihadapi peserta didik/ konseli, dan
cara komunikasi layanan. Strategi layanan bimbingan dan konseling berdasarkan jumlah individu yang dilayani dilaksanakan
melalui layanan individual, layanan kelompok, layanan klasikal, atau layanan kelas besar atau lintas kelas. Strategi layanan
bimbingan dan konseling berdasarkan jenis dan intensitas masalah yang dihadapi peserta didik/konseli dilaksanakan melalui
bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, bimbingan individual, konseling individual, konseling kelompok, atau advokasi. Strategi
layanan bimbingan dan konseling berdasarkan cara komunikasi layanan dilaksanakan melalui tatap muka antara konselor atau
guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik/konseli atau menggunakan media tertentu, baik media cetak maupun
elektronik. Media bimbingan dan konseling yang dimaksudkan misalnya : papan bimbingan, kotak masalah, leaflet, website, email,
buku, telepon, dan lainnya.
 

6. Sarana,Prasarana,Pembiayaan
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan layanan dan membantu
tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana, prasarana, dan pembiayanan yang memadai.

1. Ruang Bimbingan dan Konseling


Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.
Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan
pada lokasi yang mudah untuk akses layanan dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman
sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada disain untuk layanan bimbingan
dan konseling di taman.

Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau
guru bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan suara. Jenis ruangan yang
diperlukan antara antara lain (1) ruang kerja sekaligus ruang konseling individual, (2) ruang tamu, (3) ruang bimbingan dan
konseling kelompok, (4) ruang data, (5) ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan (6) ruang lainnya sesuai dengan
perkembangan profesi bimbingan dan konseling. Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan jumlah
konselor atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan. Khusus ruangan konseling individual harus
merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.

1. Fasilitas Penunjang
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain:

 Dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.


 Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi yaitu
Alat pengumpul data berupa tes.

Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta didik/konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan
anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket peserta didik dan orang tua), biografi dan autobiografi, angket sosiometri,
AUM, ITP, format RPLBK, format-format surat (panggilan, referal, kunjungan rumah), format pelaksanaan pelayanan, dan format
evaluasi.

Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat dengan ukuran-
ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan,
informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-
aspek data peserta didik yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara
keseluruhan yaitu buku pribadi.

Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti
alat tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan,
buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil
wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan
Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan buku/
bahan informasi pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif,
CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing cabinet/ lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli),
dan papan informasi Bimbingan dan Konseling.

Dalam  kerangka  pikir  dan  kerangka  kerja  Bimbingan  dan Konseling terkini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai software untuk
membantu mengumpulkan data, mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data sehingga dapat diakases secara
cepat dan secara interaktif. Perangkat tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayananBimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan.
Dalam konteks ini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa
perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru
bimbingan dan konseling dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan yang lebih luas
kepada para peserta didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database peserta didik, perangkat
ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa perangkat tes tertentu.

Komputer yang disediakan di ruang bimbingan dan konseling hendaknya memiliki memori yang cukup besar karena akan
menyimpan semua data peserta didik, memiliki kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk
menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses
internet agar dapat mengakses informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun dimanfaatkan peserta didik untuk
melakukan e-counseling.

Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling adalah
Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Pengolahan data secara komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik terdeteksi
secara rinci sehingga dapat diturunkan manjadi program umum satuan pendidikan, program untuk tingkatan kelas maupun
program individual setiap peserta didik/konseli. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap peserta didik, data peserta
didik/konseli dalam kelompok kelas, data peserta didik/konseli sebagai bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh satuan
pendidikan dapat tertampilkan.

Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus
tersedia, sehingga para peserta didik tidak hanya memperoleh informasi melalui buku atau papan informasi. Media bimbingan
merupakan pendukung optimalisasi layanan bimbingan dan konseling.

1. Pembiayaan
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat
berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam  Anggaran dan
Belanja Satuan Pendidikan.Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program layanan bimbingan dan
konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan
dengan anggaran yang dimiliki.

Kebijakan satuan pendidikansetiap satuan pendidikan harus memberikan dukunganterhadap penyelenggaraan layanan bimbingan
dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh
program pendidikan. Sumber biaya selain dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran Sekolah/Madrasah).

7. Penyelenggara Layanan Bimbingan Konseling dan Pihak Yang dilibatkan


8. Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling:
Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB

 Penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMP/MTs/SMPLB adalah  Konselor   atau  Guru  Bimbingan  dan
 Setiap satuan pendidikan di SMP/MTs/SMPLB diangkat sejumlah Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan rasio
1 : (150 – 160) (satu konselor atau guru bimbingan dan konseling melayani 150 – 160 orang peserta didik/konseli).
 Setiap SMP/MTs/SMPLB diangkat koordinatorbimbingan dan konseling yangberlatar belakang Sarjana Pendidikan(S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
 

1. Pihak lain yang dilibatkan


Dalam melaksanakan tugas layanan bimbingan dan konseling Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dapat bekerjasama
dengan berbagai pihak di dalam satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, staf
administrasi sekolah) dan di luar satuan pendidikan (pengawas pendidikan, komite sekolah, orang tua, organisasi profesi
bimbingan dan konseling, dan profesi lain yang relevan).

Keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung pelaksanaan layanan bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk
kerjasama seperti: mitra layanan, sumber data/informasi, konsultan, dan narasumber melalui strategi layanan kolaborasi,
konsultasi, kunjungan, ataupun referal.

1. Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat siswa melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenengan di sekolah.

Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

 Pengembangan, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat siswa.
 Sosial, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
 Rekreatif, yaitu untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
 Persiapan karir, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
 

Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Galur adalah sebagai berikut:

1. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Dalam Kurikulum SMP Negeri 1 Galur, sesuai dengan ketentuan pada Kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa . Pelaksananannya diserahkan kepada guru pengampu ekstrakurikuler pramuka bekerja
sama dengan instansi yang lain.

2. Ekstrakurikuler Pilihan
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 1 Galur, minimal 1 jenis
kegiatan.   Semua aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan pengawasan
pembina yang ditugasi oleh Kepala Sekolah. Setiap pembina kegiatan ekstrakurikuler membuat program kegiatan pengembangan
diri.

1. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Seni baca Al-Qur’an, dan Musabaqoh Syahril Qur’an
(MSQ), Pidato, Murottal, Kaligrafi).
2. Peningkatan kebugaran dan potensi oleh warga sekolah (bola basket dan bola voli).
3. Peningkatan Potensi dan kemampuan diri (English Speaking Club, Olimpiade Sains Nasional, cerpen/ puisi, Mading, Karya
Ilmiah Remaja, dan Pramuka).
4. Peningkatan potensi Seni Budaya (musik, lukis, batik, tari, dan karawitan).

You might also like