You are on page 1of 29

INFORMATION DASHBOARD

Sistem Informasi Monitoring Gempa di Indonesia

0
Daftar Isi
1 Data Tim 3
1.1. Daftar Anggota 3
1.2. Pembagian Tugas 8
2 Profil Organisasi/Perusahaan 9
2.1. Profil Perusahan 9
2.1.1. Visi dan Misi 9
2.2. Struktur Organisasi 9
2.3. Sejarah 10
2.4. Bidang Bisnis 11
3 12
Profil Sistem Informasi 12
3.1. Definisi 12
3.2. Layanan 12
3.3. Ide Perancangan Dashboard 12
Didapatkan ide perancangan pada dashboard untuk sistem informasi monitoring gempa di
indonesia sebagai berikut: 12
4 Analisis Kebutuhan Dashboard 13
4.1 Functional dan non-Functional Requirement 13
4.2 Analisis Kebutuhan Data dan Informasi 13
4.3 Analisis KPI 14
4.4 Analisis Peran Pengguna Dashboard 15
4.5 Ide Penerapan alert 15
4.6 Analisis Content Domain 16
5 Perancangan Antarmuka Dashboard 18
5.1 Identifikasi Kebutuhan Rancangan Dashboard 18
5.1.1 Penggunaan Gambar 18
5.1.2 Jenis Grafik 18
5.1.3 Animasi 19
5.1.4 Layout Dashboard 19
5.2 Alur Proses Monitoring 20
5.3 Navigasi Dashboard 21
5.4 Mockup Dashboard 21
5.5 Rekomendasi Implementasi 28

1
5.5.1 Bahasa Pemrograman dan Hardware Platform 28
5.5.2 Keamanan Dashboard 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN 29
Lampiran A. Contoh Tabel Hasil Analisis Kebutuhan Data Pada Kasus 29
Lampiran B. Contoh Tabel Hasil Analisis KPI 30
Lampiran C. Contoh Tabel Pada Ide Penerapan Alert 30
Lampiran D. Contoh Tabel Hasil Analisis Content Domain 31
Lampiran E. Contoh Layout Dashboard 32
Lampiran F. Contoh Navigasi Dashboard 33
Lampiran G. Contoh Tabel Hak Akses Pengguna 34
Lampiran H. Contoh Tabel Pengguna Dashboard 35

2
1 Data Tim
1.1. Daftar Anggota

3
4
5
6
7
1.2. Pembagian Tugas

No Nama Pembagian Kerja

1 Daffa Akhdan Fadhillah Team Leader, UI/UX Designer

2 Kevin Anggara Putra Data Analyst, Power Point

3 Aji Nuansa Sengarie UI/UX Designer

4 Salsabila Nada Adzani UI/UX Designer

5 Rayhan Abduhuda Data Analyst, Word

8
2 Profil Organisasi/Perusahaan

2.1. Profil Perusahan


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama
Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian
di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.

2.1.1. Visi dan Misi


Dalam rangka mendukung dan mengemban tugas pokok dan fungsi serta
memperhatikan kewenangan BMKG agar lebih efektif dan efisien, maka diperlukan
aparatur yang profesional, bertanggung jawab dan berwibawa serta bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN), disamping itu harus dapat menjunjung tinggi kedisiplinan,
kejujuran dan kebenaran guna ikut serta memberikan pelayanan informasi yang cepat,
tepat dan akurat. Oleh karena itu kebijakan yang akan dilakukan BMKG Tahun 2010-2014
adalah mengacu pada Visi, Misi, dan Tujuan BMKG yang telah ditetapkan.

2.2. Struktur Organisasi

9
BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. BMKG memiliki 4 deputi sebagai berikut:
● Deputi Bidang Meteorologi
● Deputi Bidang Klimatologi
● Deputi Bidang Geofisika
● Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi

Masing-masing Balai Besar membawahi sejumlah Stasiun BMKG.

BMKG memiliki 5 Balai Besar, yaitu:


1) Balai Besar Wilayah I Medan
2) Balai Besar Wilayah II Ciputat
3) Balai Besar Wilayah III Denpasar
4) Balai Besar Wilayah IV Makassar
5) Balai Besar Wilayah V Jayapura

2.3. Sejarah
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841
diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah
Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya
data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di
Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horizontal
seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada
tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah


jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun
1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas
Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di
Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum
dan Tenaga.

10
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah
Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada
juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda,
Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika
dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950
Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World
Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi
Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya
dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan
Udara.

Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.Pada tahun 1972, Direktorat
Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu
instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya
dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.Pada tahun
2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah
menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi
dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan
Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan
status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.Pada tanggal 1 Oktober 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh
Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).

2.4. Bidang Bisnis


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.

11
3
Profil Sistem Informasi

3.1. Definisi
Sistem Informasi Monitoring Gempa di Indonesia merupakan sistem informasi yang
bergerak dibidang perhubungan secara langsung dikoordinasikan oleh menteri dan diperlukan
untuk memberikan informasi yang akurat mengenai parameter mekanisme sumber terjadinya
gempa bumi di Indonesia.

3.2. Layanan
Fungsi dari sistem informasi monitoring gempa di Indonesia yaitu:

● Mengumpulkan data masukan berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.


● Menyimpan data yang nantinya diproses menjadi informasi yang dihasilkan.
● Menghasilkan luaran informasi yang didapatkan dari proses pengumpulan data dan
penyimpanan data.

3.3. Ide Perancangan Dashboard


Didapatkan ide perancangan pada dashboard untuk sistem informasi monitoring gempa
di indonesia sebagai berikut:
● Dashboard yang dirancang dapat memonitoring persebaran gempa di Indonesia
● Mengetahui seberapa besar kekuatan gempa
● Mengetahui skala kerusakan yang terjadi sebagai dampak dari gempa.
● Dapat memberikan informasi mengenai periode tingkat kejadian gempa dalam kurun waktu
5 tahun.
● Bentuk penyajian sistem informasi yang digunakan berupa Text, Icon & Chart (Mapping, bar
chart, & line chart)

12
4 Analisis Kebutuhan Dashboard

4.1 Functional dan non-Functional Requirement

Requirement

No. Functional Non-Functional

1. Dashboard dapat menginformasikan - Dapat menampilkan pesan notifikasi


persebaran gempa bumi yang ada di status gempa <= 1 menit
Indonesia - Dapat menampilkan status gempa
- Dapat menginformasikan waktu
gempa, lintang, bujur, magnitudo,
kedalaman dan wilayah

2. Dashboard dapat menginformasikan status - Dapat menampilkan pesan notifikasi


gempa apakah berpotensi tsunami status gempa <= 1 menit
- Dapat menampilkan pesan notifikasi
potensi Tsunami
- Dapat menampilkan pesan notifikasi
dengan warna yang berbeda
- Dapat menginformasikan kedalaman
titik gempa

3. Dashboard dapat menginformasikan - Dapat menampilkan pesan notifikasi


periode tingkat kejadian gempa status gempa <= 1 menit
- Dapat menginformasi periode per-
tahun tingkat kejadian gempa

4. Dashboard dapat menginformasikan radius - Dapat menampilkan pesan notifikasi


getaran titik gempa status gempa <= 1 menit
- Dapat menginformasikan radius titik
gempa setiap wilayah di indonesia

5 Dashboard dapat menginformasikan - Dapat menampilkan pesan notifikasi


kedalaman titik gempa status gempa <= 1 menit
- Dapat menampilkan informasi
kedalaman titik gempa per-tahun

4.2 Analisis Kebutuhan Data dan Informasi


Berikut merupakan data yang diperlukan oleh dashboard:
N0 Nama Item Deskrip
Data Data si
1 Data ● Status Gempa Digunakan untuk mengetahui informasi
Kejadian ● Lokasi Gempa data kejadian gempa
● Waktu Gempa
Gempa ● Kedalaman Gempa

13
2 Data ● Data koordinat gempa Digunakan untuk mengetahui
koordinat ● Data pusat gempa informasi data koordinat gempa dan
setiap pusat gempa setiap daerah
daerah

3 Informasi Digunakan untuk mengetahui informasi


gempa Data gempa seluruh indonesia gempa di seluruh indonesia seperti status
seluruh gempa, lokasi gempa, laporan kejadian
gempa dan lain-lain
Indonesia

4 Lapora Data tingkat kerusakan Digunakan untuk mengetahui informasi


n laporan kejadian gempa seperti tingkat
kejadia kerusakan.
n
gempa

5 Laporan Digunakan untuk mengetahui informasi


persebaran Data persebaran gempa data persebaran gempa
gempa

6 Laporan Digunakan untuk mengetahui informasi


magnitudo Data magnitudo gempa magnitudo gempa
gempa

7 Laporan Digunakan untuk mengetahui informasi


kedalaman Data kedalaman gempa kedalaman gempa di suatu titik gempa
gempa

4.3 Analisis KPI


KPI yang telah ditetapkan untuk studi kasus Sistem Informasi Monitoring Gempa Di
Indonesia yaitu:
KPI Detail KPI Deskripsi Keteranga
n
Data Persebaran Menampilkan data persebaran Digunakan sebagai KPI
gempa gempa di Indonesia

Status gempa Keterangan potensi dampak gempa Digunakan sebagai KPI

Periode tingkat Durasi kejadian gempa per tahun Digunakan sebagai KPI
kejadian

Radius Jangkauan jarak dari titik gempa Digunakan sebagai KPI


gempa

14
Kedalaman Kedalaman titik gempa Digunakan sebagai KPI
gempa

4.4 Analisis Peran Pengguna Dashboard


No Nama Pengguna Hak Akses Halaman Hak Akses Konten Deskripsi

1 Admin a. Halaman Overview Admin dapat melakukan create,


b. Halaman Peta a. Create konten pada read, update dan delete pada
Persebaran dashboard dashboard.
c. Halaman Histori Gempa
d. Halaman Tingkat
b. Read semua konten pada
Kejadian
dashboard
e. Halaman Informasi
Gempa
f. Halaman Antisipasi c. Update semua konten
Gempa pada dashboard

d. Delete semua konten pada


dashboard

2 Ahli Seismologi a. Halaman Overview Ahli seismologi adalah pengguna


b. Halaman Peta a. Create konten pada utama pada dashboard. Admin
Persebaran dashboard dapat melakukan create, read,
c. Halaman Histori update dan
Gempa b. Read semua konten pada delete pada dashboard.. Ahli
d. Halaman Tingkat dashboard seismologi dapat melakukan
Kejadian
create, read, update dan delete
e. Halaman Informasi
Gempa c. Update semua konten pada dashboard.
f. Halaman Antisipasi pada dashboard
Gempa
d. Delete semua konten pada
dashboard

4.5 Ide Penerapan alert


KPI Deskripsi Alert

Rules Actions Recipients

Persebaran Menampilkan ● Periode Memberikan ● Admin


gempa data persebaran kejadian notifikasi ● Ahli
Seismologi
gempa di tidak lebih informasi
Indonesia dari 5 tahun persebaran
gempa

Status gempa Keterangan ● Magnitudo Menampilkan ● Admin


potensi dampak dari 7,6 sr informasi berupa ● Ahli
Seismologi
gempa keatas notifikasi visual /
● Pusat gempa tampilan pada
terjadi di Dashboard
dasar laut
● Kedalaman
pusat gempa

15
kurang dari
60 km

Periode tingkat Durasi kejadian Menampilkan Menampilkan ● Admin


kejadian gempa per tahun durasi kejadian informasi berupa ● Ahli
Seismologi
gempa per tahun notifikasi visual /
tampilan pada
Dashboard

Radius gempa Jangkauan jarak Jika berada di Menampilkan ● Admin


dari titik gempa dekat titik pusat informasi berupa ● Ahli
Seismologi
gempa notifikasi visual /
tampilan pada
Dashboard

Kedalaman Kedalaman titik Jika terjadi Menampilkan ● Admin


gempa gempa gempa informasi berupa ● Ahli
Seismologi
notifikasi visual /
tampilan pada
Dashboard

4.6 Analisis Content Domain


Konten Nama K Detail Informasi
Utama Pengguna P
I
● Persebaran ● Analisis gempa bumi
Gempa ● Persebaran gempa
● Status Gempa ● Tingkat kejadian gempa
● Periode Tingkat ● Persentase kejadian gempa
Kejadian ●
Admin dan Ahli ● Radius Gempa
Overview
Seismolog ● Kedalaman
Screen
Gempa
Peta Admin dan Ahli ● Peta persebaran
Persebaran Seismolog Persebaran gempa ● Persebaran kejadian gempa tiap
Screen pulau

Admin dan Ahli ● Waktu gempa


Histori Seismolog ● Status Gempa ● Lintang gempa
Gempa ● Bujur gempa
● Radius Gempa ● Magnitudo gempa
Screen
● Kedalaman ● Kedalaman gempa
Gempa ● Wilayah gempa

Tingkat Admin dan Ahli


Kejadian Periode Tingkat ● Tingkat kejadian gempa di Indonesia
Seismolog
Screen Kejadian dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

Admin dan Ahli


Informas Seismolog ● Persebaran ● Berita kejadian gempa di
Gempa Indonesia
i ● Status Gempa
Gempa ● Periode Tingkat
Screen Kejadian
● Radius Gempa
● Kedalaman
Gempa
Admin dan Ahli
Antisip Seismolog
asi ● Persebaran ● Tata Cara penanggulangan
Gempa gempa
Gempa
Screen ● Status Gempa
● Periode Tingkat
Kejadian

16
● Radius Gempa
● Kedalaman
Gempa

17
5 Perancangan Antarmuka Dashboard

5.1 Identifikasi Kebutuhan Rancangan Dashboard


Komponen Detail Identifikasi Kebutuhan Keterangan

Gambar Gambar ilustrasi dan Dibutuhkan Untuk ilustrasi dan


Logo perusahaan Identitas

Warna - Putih (#FFFFFF) Dibutuhkan Sebagai nilai estetika


- Cod gray (#141413) dan psikologi
- Tulip tree (#ECA33C)
- Mirage (#1C1F37)
- Grenadier (#DC2F02)
- Red oxide (#6A040F)

Tipe Chart - Bar chart Dibutuhkan Untuk Visualisasi data


- Pie chart dan informasi
- Donut chart
- Maps chart

Animasi Animasi pendek Dibutuhkan Digunakan kepada


Chart dan Splashscreen

Layout Layout Dashboard Dibutuhkan Digunakan untuk tata


letak komponen
komponen

5.1.1 Penggunaan Gambar


1) Logo Kelompok, digunakan sebagai identitas Developer untuk Software
2) Peta, digunakan sebagai menampilkan lokasi terjadinya gempa bumi dan persebaran daerah
yang juga masuk dalam cakupan radius
3) Gambar Ilustrasi, digunakan sebagai ilustrasi informasi dalam antisipasi gempa

5.1.2 Jenis Grafik


1) Bar chart
digunakan untuk menunjukan perbandingan data gempa tahun lalu dan sekarang,
menunjukan tingkat kejadian pertahun.
2) Pie chart
digunakan untuk total persentase gempa yang ada di indonesia setiap pulau dengan skala
persen (%).
3) Donut chart
digunakan untuk menunjukan persentase pembagian dari total persebaran gempa tiap
pulau.
4) Maps chart
digunakan untuk menampilkan tingkat kejadian gempa bumi dan sebagai penunjuk titik
point gempa.

18
5.1.3 Animasi
• Animasi pendek
digunakan untuk memperindah dashboard, khususnya pada penyajian chart.
• Animasi looping
digunakan untuk radius pada maps gempa bumi.

5.1.4 Layout Dashboard


Berikut merupakan layout/tata letak yang menjadi dasar pembuatan dashboard yang telah
dirancang :
Top Bar

Side Bar Konten

19
5.2 Alur Proses Monitoring

20
5.3 Navigasi Dashboard

• Halaman overview
merupakan halaman utama yang menampilkan ringkasan data yang ada di dashboard
• Halaman peta persebaran
merupakan halaman untuk menampilkan persebaran gempa yang ada di indonesia
• Halaman tingkat kejadian
merupakan halaman untuk menampilkan data perbandingan gempa yang ada di indonesia
• Halaman informasi gempa
merupakan halaman seputar berita gempa yang ada di indonesia
• Halaman antisipasi gempa
merupakan halaman untuk antisipasi gempa yang dapat dijadikan sebuah referensi ketika
gempa terjadi

5.4 Mockup Dashboard


Berikut merupakan Mockup dashboard yang telah dirancang berdasarkan skenario
dashboard, sketsa desain dashboard dan navigasi dashboard:

- login

21
- Halaman Overview

- Halaman Overview - Notifikasi

22
- Halaman Persebaran Gempa

- Halaman Histori Gempa

23
- Halaman Peta Radius Gempa Cianjur

- Halaman Tingkat Kejadian Gempa

24
- Halaman Informasi Gempa

25
- Halaman Antisipasi Gempa

26
27
Akses Link Mockup Dashboard Sistem Informasi Monitoring Gempa di Indonesia: Klik Disini

5.5 Rekomendasi Implementasi


5.5.1 Bahasa Pemrograman dan Hardware Platform
Tuliskanlah ide anda mengenai bahasa pemrograman dan hardware platform seperti apa yang paling
cocok untuk membangun dashboard dan menggunakan dashboard, kemudian berikan alasannya.

Adapun ide untuk membangun dashboard yang telah dirancang sebagai berikut:

- Platform: Website
- Bahasa Pemrograman: PHP dengan framework Laravel

alasanya adalah Laravel memberikan tools yang tepat untuk membantu membangun
website dan aplikasi web lebih cepat, stabil, dan sangat mudah dirawat.

- Spesifikasi hardware
● Operasi System Windows 7, Windows 8, Windows 8.1, Windows 10 atau yang
lebih baru
● Prosesor Intel Pentium 4 atau lebih baru yang mendukung SSE3

5.5.2 Keamanan Dashboard


Keamanan dashboard merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan untuk
memastikan bahwa dashboard hanya dapat diakses dan diubah oleh pengguna yang memiliki hak
akses saja. Berikut merupakan tabel hak akses pengguna:
No Nama Pengguna Hak Akses Halaman Hak Akses Konten Keterangan

1 Ahli seismologi a. Halaman overview Dapat melihat semua Tidak diharuskan login
konten pada dashboard dikarenakan akses tersebut untuk
b. Halaman peta yang ditujukan untuk publik semua orang
persebaran user
c. Halaman tingkat
kejadian

d. Halaman informasi
gempa

e. Halaman antisipasi
gempa

2 Admin a. Halaman overview Create, read, update dan Harus memiliki username dan
delete semua konten pada password
b. Halaman peta dashboard
persebaran (CRUD)

c. Halaman tingkat
kejadian (CRUD)

d. Halaman informasi
gempa (CRUD)

e. Halaman antisipasi
gempa (CRUD)

28

You might also like