You are on page 1of 50

PRAKTIK PERANCANGAN LISTRIK III

Disusun untuk memenuhi Tugas Desain Instalasi Power House


Dibimbing oleh Bapak Firmansyah, ST., MT dan Bapak Fitriadi, ST., MT

Disusun Oleh :

Nama : Dian Yoestica


NIM : 2211099002

TEKNOLOGI REKAYASA INSTALASI LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
TAHUN 2022/2023
A. INFORMASI PROYEK

1. Latar belakang
Bangunan Power House merupakan tempat khusus untuk tempat peralatan
utama elektrikal pada suatu bangunan seperti misalnya transformer (trafo), panel
listrik, dan genset. Ada yang hanya berupa ruangan pada salah satu bagian
bangunan utama tetapi ada juga yang berupa bangunan tersendiri yang terpisah
dari bangunan utama.

Secara umum bangunan power house sama dengan bangunan yang lain tetapi
berukuran tidak terlalu besar, ukuran bangunan power house tergantung dari
peralatan utama elektrikal apa saja yang ada di dalamnya. Misalnya mungkin
diperlukan ruang untuk generator / genset, transformer / ruang panel, perbaikan
dan gudang penyimpanan alat, dan sub stasiun atau ruang panel TM dan TR.

Bangunan power house harus dibuat pada posisi agak tinggi agar aman dari
kemungkinan terendam banjir Paling tidak lantai bangunan power house lebih
tinggi 30 cm dari muka air tertinggi yang mungkin terjadi. Selain itu jarak
bangunan power house dengan bangunan utama juga jangan terlalu jauh agar
lebih efisien.

Biasanya bangunan power house menggunakan struktur beton untuk pondasi,


balok, kolom, dan pelat lantainya. Selain pondasi bangunan perlu juga pondasi
untuk trafo dan genset atau peralatan lain yang ada di dalamnya. Atapnya
menggunakan pelat dak beton bertulang yang dilapisi dengan waterproofing
membrane yang diatasnya diberi screed + kawat ayam yang berfungsi untuk
melindungi lapisan waterproofingnya.

Dinding menggunakan pasangan bata merah atau bata ringan dengan plester
aci finish cat dinding. Untuk dinding dalam bisa menggunakan cat dinding blasa
tetapi untuk dinding luar sebaiknya menggunakan cat weathershield yang lebih
tahan terhadap pengaruh cuaca.
Jika menggunakan genset tipe open maka diperlukan soundproof atau
peredam suara pada dinding dan bawah atapnya. Soundproof yang digunakan
biasa menggunakan bahan rockwool atau glasswool. Tetapi jika menggunakan
genset tipe silent (yang sudah dilengkapi soundproof pada unit genset) maka tidak
diperlukan lagi soundproof pada dindingnya.

Untuk pintunya menggunakan pintu besi dua daun (double steel door).
Sedangkan sebagai pengganti jendela blasa menggunakan roster / lubang angin
pada sebagian dinding atau menggunakan jendela grill dari pelat best. Pada pelat
lantainya biasanya dilengkapi dengan gutter saluran dan cabel trench untuk
instalasi kabelnya Cable trench berbentuk seperti saluran u (U Ditch) beton
bertulang yang umumnya ditutup dengan cover pelat best.

Genset berguna sebagai cadangan energi listrik apabila tegangan dan pin
sedang terjadi pemadaman, maka kita bisa mendapatkan sumber tegangan dari
genser apabila kita menghidupkan genset pada saat pin sedang terjadi pemadaman.
Panel listrik disini berguna untuk penyuplai penghubung pengaman, dan
pengontrol tegangan listrik dari sumber pemakai.
2. Diskripsi

a. Progress uraian DED (Disain instalasi Power-House Gedung Utama

b. Gambar Denah Bangunan Gardu, dudukan Panel (Kubikel), dudukan


Travo dan Saluran Kabel

− Gambar Denah Bangunan Gardu


Pada gambar denah bangunan gardu seperti gambar diatas terdapat
beberapa tempat yang berisikan panel panel yang diperuntukan untuk tempat
peralatan utama elektrikal pada suatu bangunan seperti panel MDP, panel ATS,
panel incoming dan outgoing PNP, panel incoming dan outgoing PLN, trafo
distribusi dan genset.

− Dudukan Panel (Kubikel)

Kubikel 20kV adalahseperangkat peralatan listrik yang dipasang padagardu


distribusi yang memiliki fungsi sebagai pembagi, pemutus,penghubung,
pengontrol, dan proteksi sistem distribusi tenaga listriktegangan 20kV. Kubikel
biasa terpasang pada gardu distribusi ataugardu hubung.

Fungsi Kubikel 20 KV :
− Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
− Proteksi sirkuit yang dilakukan oleh fuse/pelebur
− Membagisirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)
 Kompartemen
Merupakan rumah dari terminal penghubung LBS, PMT, PMS, FUSE,
Trafo ukur, (CT,PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah, sehingga
tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke bagian
bagian yang bertegangan.

 Rel/Busbar
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi
rel pada umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU
(Ring Main Unit) rel 20 KV terdapat dalam tabung SF6 vacum bentuk rel ada
yang bulat ada yang pipih.

 Kontak Pemutus
Sebagai pemutus/penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari dua
bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact)
sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau CB digunakan media
minyak, gas SF6, vacuum atau dengan hembusan udara selain itu memperkecil
terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus
secara cepat secara mekanis.

 Pemisah Hubung Tanah


Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan
menghubungkan terminal kabel ketahanan (Grounding), sehingga bila ada
personil yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan
operasi yang menyebabkan kabel terisi tegangan.

 Terminal Penghubung
Untuk menghubung bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu dengan
yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain: terminal busbar, terminal kabel,
tempat menghubungkan kabel Incoming dan Out Going, Terminal PT
(pengukuran), Terminal CT (tempat menyambung transformator arus untuk
pengukuran).
 Mekanik Kubikel
Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi membuka/menutup
kontak LBS PMT dan PMS maupun pemisah hubung tanah dibuat sedemikian
rupa sehingga pada waktu membuka dan menutup kontak pemutus berlangsung
dengan cepat.

 Heater
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembapannya terjaga.

 Handle Kubikel
Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup
posisi kontak hubung: PMT, PMB, LBS, Pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energy membuka/menutup kontak hubung.

− Dudukan Travo

Dudukan travo harus lebih tinggi dari sekelilingnya guna mengatasi banjir,
sebaiknya dibuat pondasi dari beton. Jika jumlah transformator ditempatkan
berdekatan sekali, harus dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi
kerusakan yang timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu transformator
berikut. Disekeliling transformator yang terpasang dilantai harus direncanakan
adanya aliran udara bebas pada semua transformator.
Jika mungkin transformator yang terpasang diluar harus dilindungi
terhadap sinar matahari secara langsung. Hal ini akan meningkatkan umur cat dan
juga memperpanjang umur transformator . untuk menjaga agar tidak terjadi
gerakan jika ada badai roda roda transformator harus diganjal sesudah dipasang
ditempat yang tetap.

− Saluran Kabel

c. Single Line Diagram dari TM Akhir (TM 11) menuju Kubikel


Incomming PLN 20kV
d. Single-Line Diagram dari Out-going PLN menuju Kubikel Incoming
Gedung dan sisi Primer Travo 20kV 1250 KVA

e. Single-Line Diagram Peralatan


f. Perencanaan Panel Distribusi ke beban (LVMDP)
Dari panel LVMDP ini dapat kita ketahui seberapa besar kapasitas beban
keseluruhan yang diperlukan pada gedung Politeknik Negeri Padang. Langkah
yang perlu kita ambil dalam merancang diagram panel utama tegangan rendah
(LVMDP) pada kampus Politeknik Negeri Padang ialah sebagai berikut:
 Membuat diagram satu garis yang berisi rincian beban-beban panel
distribusi dari lantai-lantai yang ada didalam gedung pada tiap-tiap gedung
yang ada di politeknik negeri padang dan panel-panel khusus lainnya.
 Menentukan proteksi arus lebih untuk masing-masing kabel feeder
tersebut.
 Menentukan kabel feeder untuk masing-masing konduktor penghubung
panel.
 Menentukan saklar incoming panel.
 Menentukan besar penampang grounding.

Karena panel LVMDP adalah panel utama tegangan rendah dari beberapa
atau semua panel sub distribusi yang ada, maka pengaman arus lebih di dalam
panel LVMDP biasanya memiliki rating yang tinggi dan sebagai pengaman arus
lebih yang di dalam panel LVMDP ini bias digunakan MCCB atau ACB.
Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) pada LVMDP dimana beban di sisi
sekunder transformator step down yang terhubung ke LVMDP dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Karena arus pada LVMDP cendrung besar maka dari itu kebanyakan
pengaman arus lebih memakai ACB bukan MCCB.
g. Perencanaan Genset

Untuk menjaga kemungkinan terjadi pemutusan aliran listrik dari PLN, maka
kampus Politeknik Negeri Padang menyediakan pembangkit listrik sendiri sebagai
back-up, biasanya digunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD/GENSET). Namun ada juga suatu gedung/industri yang tidak
mempergunakan suplai daya dari PLN, tapi hanya tergantung pada Pembangkit
Lisrik Tenaga Diesel (PLTD/GENSET).

Pembangkit Lisrik Tenaga Diesel (PLTD/GENSET) lebih cocok


digunakan untuk back-up dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lain,
seperti pembangkit listrik tenaga uap, gas dan sebagainya karena pemeliharaannya
dan perawatannya lebih mudah dibandingkan pembangkit listrik lainnya.

Kalau kita perhatiakan untuk cara kerja generator, didalam generator


mempunyai prime mover, merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada
tekanan yang konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek
menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.
 Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan
penghisapan.
 Langkah kedua merupakan langkah kompresi, Kedua proses ini (1 dan 2)
termasuk proses pembakaran.
 Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja
 Langkah keempat merupakan langkah pembuangan. Kedua proses terakhir
ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
 Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang
kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk
kembali.

h. Perencanaan instalasi kabel power melalui saluran kabel-tray dan saluran


kabel “under-flow”

 Saluran kabel bawah tanah (under flow)

Cara instalasi kabel nya adalah kabel ditanam kurang lebih satu meter.
Pemasangan atau peletakan kabel nya diberi jarak antar satu kabel dengan kabel
lainnya dengan jarak kurang lebih dua kali diameter kabel. Kemudian kabel di
urug dengan pasir yang bersih dari kotoran atau batu untuk menghindari
kerusakan kabel dengan ketebalan pasir kira-kira sampai 225 mm diatas kabel.
Diatas pasir dipasang concrete tile sebagai perlindungan mekanis dan diatasnya
lagi baru di urug dengan tanah halus sampai permukaannya rata dengan tanah
sekitarnya.

Sebagai tanda kalau dibawah tanah ada kabel listrik maka saat pengurugan
tanah di pasang pita peringatan (warning tape) dengan tulisan peringatan seperti
“Awas ada kabel listrik”. Dan terakhir sebagai penanda jalur kabel maka di
pasang Cable Route Marker yang biasanya dibuat dari concrete dan di permukaan
atasnya dipasang plat dengan tanda panah arah kabel lurus, belok, atau ada
percabangan dan sebagainya. Metode ini yang dipilih, karena lebih ekonomis
dibandingkan dengan instalasi above ground yang menggunakan kabel rak (cable
tray) atau menggunakan pipa conduit serta mempunyai fungsi mechanical
protection yang cukup baik dan dapat menghindarkan perambatan api melalui
kabel apabila terjadi kebakaran.

 Saluran kabel melalui saluran kabel tray


Saat memilih kabel tray untuk investasi kita, pertama-tama kita harus
mengetahuinya dengan baik. Karena, walaupun terlihat jelas, memang, seperti
halnya desain lainnya, kita harus menyeimbangkan kebutuhan pengguna saat ini
dan masa depan. Sangat disarankan untuk memperkirakan tingkat cadangan secara
wajar, agar tidak membahayakan investasi, namun pada saat bersamaan tidak
mengarah pada situasi di mana diperlukan penggantian atau tempat pemasangan
baru dalam waktu singkat. Untuk memastikan pemasangannya cukup tahan lama,
pertama-tama perlu mengikuti prinsip sederhana untuk memilih beban rute kabel
selama satu meter.

Oleh karena itu, perancangan itu sendiri harus dimulai dengan perhitungan:
− jumlah kabel yang akan kita jalankan di saluran tertentu
− tentukan diameter dan massa masing-masing satu meter dari masing-masing
kabel ini
− dan kemudian berdasarkan perkiraan di atas dari total beban per meter linier
dari baki kabel.

Pada langkah selanjutnya kita harus menggunakan data yang disiapkan oleh
produsen, mengenai jarak dukungan. Pada grafik yang sesuai (lihat gambar) kita
menemukan sumbu vertikal muatan yang memungkinkan dan mengarahkan garis
horizontal (sejajar dengan sumbu yang menentukan jarak penopang), kita
menemukan perempatan dengan kurva yang menunjukkan beban maksimum yang
diizinkan. Setelah menemukan titik ini, kita harus mengarahkannya dari garis
vertikal ke bawah dan membaca nomor yang diperlukan pada sumbu jarak
dukungan.
Dengan cara ini, perlu dianalisis beberapa jenis palung yang kondisi
teknisnya terpenuhi, lalu hitung opsi mana yang lebih menguntungkan kita. Perlu
dicatat di sini bahwa kekuatan nampan tergantung pada dua parameter: ketebalan
lembaran dari mana mereka dibuat dan tinggi sisi mereka, Itu tidak tergantung
pada lebaran mereka. Oleh karena itu, untuk setiap kelompok palung (yaitu,
lembaran lembaran logam yang berbeda dan dengan ketinggian sisi yang berbeda)
produsen menempatkan bagan beban secara terpisah dalam katalog.

Kita menghitung ini berdasarkan jumlah yang direncanakan dari kabel listrik
dan pengetahuan tentang diameternya. Yang terakhir dapat ditentukan dengan
menggunakan katalog produsen kabel. namun, ada beberapa perkiraan yang
diremehkan dari perhitungan diameter sebagai saluran udara antara mana ruang
bebas. Atau kita juga menilai semuanya sendiri, karena kuadrat diameter dikalikan
dengan jumlah kabel – maka kita mungkin mendapatkan cadangan untuk
pengembangan rute di masa depan dengan kabel tambahan.

Dan karena aturan yang bagus adalah setiap kabel yang ditumpuk harus
dilekatkan pada palung, kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan untuk
menempatkan elemen lain, misalnya blok koneksi, di baki kabel saat
mempertimbangkan masalah ventilasi. Lokasi penting lainnya pada jalur kabel
adalah perubahan arah kemunculannya. Tentu saja, kita harus secara maksimal
mencoba membuat rute berjalan lurus. Namun, karena arsitektur dan kebutuhan
pengguna, perubahan arah tidak dapat dihindari. Jadi untuk menghilangkan
kemungkinan kerusakan kabel di sana, selalu gunakan alat kelengkapan yang
sesuai dengan baki kabel yang telah dipilih sebelumnya. Fitting ini harus memiliki
radius putar yang lembut, tidak lebih kecil dari radius bending minimum untuk
kabel listrik yang mengalir di dalamnya.

Hal ini juga layak disebut titik koneksi dari baki dan alat kelengkapan yang
berurutan. Jika kita perlusen, selalu jaga anti korosi pada tepinya (misalnya
dengan cat ) dan selesaikan dengan cara isolasi kabel tidak akan rusak. Saluran
kabel juga harus dibumikan dengan menghubungkannya ke elektroda bumi dan
pengukuran dan penandaannya yang sesuai. Selain itu, semua palung harus
sama-sama menggunakan konektor khusus, karena pembumian jalur kabel yang
tidak tepat atau kurangnya pembumian tersebut dapat menyebabkan penyebab
lebih dan kerusakan pada pemasangan itu sendiri dan perangkat yang terhubung
dengannya, tidak menyebutkan bahaya kehidupan dan kesehatan manusia.

i. Perencanaan panel ATS

Tampak depan panel ATS/AMF


Rangkaian pengawatan dalam panel ATS/AMF
Terjadinya pemadaman bergilir akan sangat berpengaruh bagi proses
pembelajaran mengajar dikampus, untuk mengantisipasi terjadinya pemutusan
suplai listrik dari PLN maka konsumen harus menyediakan sumber energi
cadangan. Sumber pembangkit listrik yang paling mudah didapatkan adalah
dengan menggunakan Generator Set yang disesuaikan dengan kebutuhan beban.

Oleh karena itu peralatan untuk mengalihkan suplai listrik dari PLN ke
Genset haruslah disediakan. Untuk daya kecil peralatan transfer alih dapat
dilakukan secara manual maupun otomatis, tetapi untuk daya besar sebaiknya
digunakan alat yang dapat beroperasi secara otomatis untuk mengalihkan suplai
listrik dari PLN ke Genset dan sebaliknya.

Penelitian maupun rancang bangun tentang ATS/AMF sendiri telah banyak


diteliti dan umumnya merancang bangun sebuah ATS/AMF sesuai dengan
kebutuhan beban dan sistem kerja, maupun rancang bangun sistem dengan
menggunakan kontroler sebagai otak dari sistem yang dibangun.

Dengan mengadopsi sistem yang telah dirancang sebelumnya , penelitian ini


bertujuan untuk merancang sebuah sistem ATS/AMF yang dapat memberikan
suplai daya secara kontinyu dan dapat dioperasikan dengan mudah dengan
memanfaatkan smart relay PLC Zelio. AMF sendiri merupakan peralatan yang
berfungsi menurunkan dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF
dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu
daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya.

ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.


AMF dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai
cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.
j. Uraian Bill Of Quality
3. Metoda
Didalam melaksanakan perencanaan sistem kelistrikan PH terlebih dahulu
melakukan survei lokasi dimana PH tersebut akan dipasang, yaitu :
1. Melakukan pendataan lokasi bangunan yang akan dibangun, fungsi serta
dimensinya.
2. Posisi / letak jaringan 20 kv terdekat dengan lokasi PH yang akan
dibangun
3. Jarak bangunan yang akan disalurkan instalasinya dengan PH

GAMBAR
RENCANA

EVALUASI

OK

IJIN RIKSA UJI


PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN
PEMAKAIAN PEMAKAIAN
B. ACUAN DIDALAM PERANCANGAN
2.1 Standar Perancangan
 PUIL
1. Perlengkapan Listrik
Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas:
a. nama pembuat dan atau merek dagang;
b. daya, voltase, dan/atau arus pengenal;
c. data teknis lain seperti disyaratkan SNI atau standar yang relevan.
Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika memenuhi
persyaratan dalam PUIL dan/atau standar yang berlaku.

2. Luas penampang konduktor


− Luas penampang konduktor harus ditentukan untuk kondisi operasi normal
dan untuk kondisi gangguan sesuai dengan:
a. suhu maksimum yang diizinkan;
b. drop voltase yang diizinkan;
c. stres elektromagnetik yang mungkin terjadi karena arus gangguan bumi
dan hubung pendek;
d. stres mekanis lain yang mungkin mengenai konduktor;
e. impedans maksimum berkaitan dengan berfungsinya proteksi hubung
pendek;
f. metode instalasi.
− Ukuran konduktor dinyatakan dalam satuan metric
− Jika bahan konduktor tidak dijelaskan dalam PUIL, yang dimaksudkan adalah
konduktor tembaga
− Jika digunakan konduktor nontembaga, ukurannya harus disesuaikan dengan
kapasitas hantar arus (KHA) nya.

3. Pemilihan perlengkapan listrik


 Umum
Setiap jenis perlengkapan listrik yang digunakan dalam instalasi listrik harus
memenuhi standar SNI/IEC dan/atau standar lain yang berlaku. Jika tidak ada
standar yang dapat diterapkan, maka jenis perlengkapan terkait harus dipilih
dengan kesepakatan khusus antara orang yang menentukan spesifikasi instalasi
dan instalatur
 Karakteristik
Setiap jenis perlengkapan listrik yang dipilih harus mempunyai karakteristik
yang sesuai dengan nilai dan kondisi yang mendasari desain instalasi listrik, dan
khususnya harus memenuhi persyaratan berikut.
 Voltase
Perlengkapan listrik harus mampu terhadap voltase kondisi tunak (steady-state)
maksimum (nilai efektif a.b.) yang mungkin diterapkan, dan voltase lebih yang
mungkin terjadi.
 Arus
Semua perlengkapan listrik harus dipilih dengan memperhatikan arus kondisi
tunak maksimum (nilai efektif a.b.) yang terjadi pada pelayanan normal, dan
dengan mengingat pula arus yang mungkin terjadi pada kondisi abnormal dan
periode arus tersebut diperkirakan mengalir (misalnya waktu operasi gawai
proteksi, bila ada).
 Frekuensi
Jika frekuensi berpengaruh pada karakteristik perlengkapan listrik, frekuensi
pengenal dari perlengkapan itu harus sesuai dengan frekuensi yang mungkin
terjadi dalam sirkit itu.
 Faktor beban
Semua perlengkapan listrik yang dipilih berdasarkan karakteristik dayanya,
harus sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perlengkapan tersebut,
dengan memperhitungkan kondisi pelayanan desain.

4. Standar tata-letak pemasangan peralatan gardu distribusi


 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHBK) tertutup
− Umum
− Rangka, rumah dan bagian konstruksi PHBK tertutup harus terbuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kokoh.
− Sakelar masuk dan sakelar keluar PHBK tertutup harus dapat dilayani dari
luar, serta kedudukan atau posisi kerja sakelar itu harus dapat dilihat dengan
mudah dari tempat pelayanan.
− Di dalam PHBK tertutup hanya boleh ada sambungan kawat yang diperlukan
untuk penyambungan gawai listrik yang terdapat di dalam PHBK tersebut;
sambungan listrik untuk sistem hidrolik/pnematik dan saluran pengukuran
dikecualikan dari ketentuan ini asal dipasang secara teratur, teliti, dan
sependek mungkin.
 PHBK tertutup pasangan dalam
− PHBK tertutup pasangan dalam yang ditempatkan dalam ruang khusus harus
memenuhi ketentuan untuk ruang tersebut.
− Di tempat untuk pekerjaan kasar yang memungkinkan terjadinya kerusakan
mekanik, PHBK tertutup pasangan dalam harus dibuat dengan konstruksi
yang diperkuat. Jika dibuat dari konstruksi biasa, PHBK tersebut harus diberi
pelindung secukupnya sehingga tahan gangguan mekanis.
 PHBK tertutup pasangan luar
− Konstruksi
− Konstruksi PHBK tertutup pasangan luar harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Selungkup harus kokoh dan dibuat dari bahan yang tahan cuaca;
b. Lubang ventilasi harus dibuat sedemikian sehingga binatang dan benda
kecil, serta air yang jatuh tidak mudah dapat masuk ke dalamnya;
c. Semua komponen harus dipasang di bagian dalam sehingga hanya dapat
dilayani dengan membuka tutup yang terkunci.
− Pintu PHBK harus memenuhi ketentuan berikut :
a. Pintu atau penutup PHBK yang dibuat dari logam harus diamankan
dengan jalan membumikannya melalui konduktor fleksibel.
b. Bila pintu PHBK dibuat dari bahan isolasi, instrumen ukur dengan BKT
yang terpasang pada pintu tersebut harus dihubungkan dengan konduktor
proteksi PHBK
c. Untuk melayani PHBK, pintu hanya boleh dibuka dengan perkakas atau
kuci pembuka sekerup. Lazimnya pintu terpasang jika PHBK dalam keadaan
bekerja.
 Penempatan
− PHBK tertutup pasangan luar harus dipasang di tempat yang cukup tinggi
sehingga tidak akan terendam pada waktu banjir, dan juga harus cukup kuat.
− Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHBK) terbuka
 Syarat umum
− PHBK terbuka harus dipasang dalam ruang kerja listrik atau ruang kerja
terkunci yang dimaksud dalam Bagian 8, kecuali jika sebagian atau
seluruhnya ditempatkan dalam kurungan atau pagar sehingga sentuhan
langsung dapat dihindari, atau jika ruang tersebut merupakan bagian dari
ruang khusus seperti laboratorium listrik. Kurungan atau pagar pelindung itu
jika terbuat dari logam harus dibumikan dengan baik.
− PHBK harus dibuat, dirakit dan dilindungi sedemikian rupa sehingga gejala
api yang timbul pada waktu pelayanan atau dalam keadaan bekerja tidak akan
membahayakan pegawai yang melayaninya atau menjalar ke bagian lain yang
dapat terbakar.
− Rel pada PHBK terbuka harus memenuhi ketentuan
− Jika untuk mengganti sekering pintu harus dibuka, sedangkan PHBK dalam
keadaan bekerja, maka harus dirancang suatu pelindung terhadap sentuhan
dengan bagian bertegangan.
 PHBK terbuka pasangan dalam
− PHBK terbuka pasangan dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas,
saluran uap, saluran air atau saluran lain yang tidak ada kaitannya dengan
PHBK tersebut.
− PHBK terbuka pasangan dalam yang panjangnya maksimum 1,2 m dan lebar
ruang bebas di belakangnya kurang dari 0,3 m, pemasangannya harus
memenuhi ketentuan berikut:
a. jarak antara bagian terbuka yang bertegangan listrik dan dinding di
belakangnya harus sesuai dengan ketentuan dalam 511.2.9.1;
b. pemeriksaan perlengkapan, serta pemasangan atau pembongkaran
sambungan kawat dengan perkakas harus dapat dikerjakan dari depan;
c. ruang bebas di belakang PHBK yang tidak dipasang dalam ruang kerja
listrik atau ruang kerja terkunci, harus dipagari dengan syarat pertukaran
udara harus tetap terjamin.
− Untuk PHBK terbuka pasangan dalam yang panjangnya maksimum 1,2 m dan
lebar ruang bebas di belakang kurang dari 0,3 m selain harus memenuhi
511.4.2.2. juga harus memenuhi ketentuan yang berikut:
a. apabila sambungan listrik tidak dapat dikerjakan dari depan konstruksi
PHBK, maka harus memungkinkan dapat dikerjakan dari belakang.
b. ruang bebas yang ada dalam ruang yang tidak termasuk ruang kerja
listrik, harus dipagari dengan syarat pertukaran udara harus tetap terjamin.
c. dinding di belakang PHBK itu tidak boleh dibuat dari logam kecuali jika
lebar ruang bebas tersebut 0,75 m atau lebih.
− Pada PHBK terbuka pasangan dalam yang panjangnya lebih dari 1,2 m dan
bagian belakangnya terbuka, jika pelayanan serta pemeriksaan tidak dapat
dilakukan dari depan maka :
a. 1) di belakang PHBK dan sepanjang PHBK itu harus ada ruang bebas
dengan ukuran tinggi minimum 2 m dan lebar minimum 0,75 m.
2) jika di kedua sisi ruang bebas pada ketinggian 2 m terdapat bagian yang
bertegangan, maka lebar ruang bebas harus sekurang-kurangnya 1,5 m.
b. ruang bebas menurut butir yang panjangnya kurang dari 6 m dan harus
mempunyai sekurang-kurangnya satu jalan masuk di salah satu ujungnya
sedangkan jika panjangnya lebih dari 6 m, maka pada kedua ujungnya harus
diberi jalan masuk; jalan masuk itu harus mempunyai tinggi minimum 2 m
dan lebar minimum 0,75 m dengan ketentuan, jika diberi pintu maka pintu itu
harus dapat membuka keluar; (lihat 8.2.2.9). Gang pelayanan yang
panjangnya lebih dari 6 m harus dapat dilewati melalui kedua ujung
c. dalam ruang bebas itu tidak boleh diletakkan barang-barang.
− Di dekat PHBK terbuka pasangan dalam tidak boleh dipasang saluran listrik
yang tidak ada hubungannya dengan PHBK tersebut. Ketentuan ini tidak
berlaku jika PHBK tersebut tertutup dengan baik.
− Rel dan kawat penyambung tidak boleh ditempatkan di sebelah muka PHBK
terbuka, kecuali dalam ruang kerja listrik terkunci.
 PHBK terbuka pasangan luar
− Ruang tempat PHBK terbuka pasangan luar harus memenuhi ketentuan
− Semua gawai atau perlengkapan dan bahan penghantar yang dipasang pada
PHBK terbuka pasangan luar harus tahan terhadap pengaruh cuaca setempat.
− Tempat pemasangan PHBK terbuka pasangan luar harus merupakan
perlengkapan yang tahan cuaca. Perlengkapan itu harus mempunyai saluran
air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air
511.5 Lemari hubung bagi, kotak hubung bagi dan meja hubung bagi
511.5.1 Bentuk
511.5.1.1 Bentuk PHBK tertutup ada 3 macam yaitu:
a. Bentuk lemari, yang selanjutnya disebut lemari hubung bagi, dengan ciri
sebagai berikut:
1) Selungkup dan kerangka umumnya terbuat dari logam, biasanya dari besi.
2) Konstruksinya dimaksudkan untuk dipasang berdiri pada lantai, pada
pondasi, pada dinding atau didalam dinding.
3) Pada sebelah depan dipasang panel logam yang mencegah sentuhan
langsung dengan bagian yang bervoltase. Pada sebelah lain bisa saja tidak
dipasang pelindung (semi tertutup).
b. Bentuk kotak, yang selanjutnya disebut kotak hubung bagi atau deretan kotak
hubung bagi dengan ciri sebagai berikut :
1) Jika merupakan deretan kotak hubung bagi, kotak tersebut dipasang
dengan kuat yang satu pada yang lain, dan jika perlu menggunakan
kerangka.
2) Selungkup dan kerangka kotak hubung bagi umumnya terbuat dari logam,
biasanya dari besi atau aluminium.
c. Bentuk meja, yang selanjutnya disebut meja hubung bagi dengan ciri
mempunyai bidang untuk pelayanan yang mendatar atau miring, biasanya
tingginya kurang dari 1 m.
 PHBK yang berbentuk lemari, kotak dan meja harus memenuhi ketentuan.

1. Konduktor rel
− Rel yang digunakan pada PHBK harus terbuat dari tembaga atau logam lain
yang memenuhi persyaratan sebagai konduktor listrik.
− Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus diperhitungkan sesuai
kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu lebih dari 65 derajaT
− Pada suhu sekitar 35 derajat C dapat digunakan ukuran rel menurut Tabel
(Tabel pembebanan konduktor yang diperbolehkan untuk tembaga dan
aluminium penampang persegi).
− Lapisan yang digunakan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

2. Terminal dan sepatu kabel


− Terminal harus terbuat dari paduan tembaga atau logam lain yang memenuhi
persyaratan atau standar yang berlaku.
− Dudukan terminal harus terbuat dari bahan isolasi yang tidak mudah pecah
atau rusak oleh gaya mekanis dan termis dari konduktor yang disambung
pada terminal tersebut
− Kemampuan terminal sekurang-kurangnya harus sama dengan kemampuan
sakelar dari sirkit yang bersangkutan
− Sepatu kabel harus dibuat dari bahan yang sesuai dan kuat, dan ukurannya
harus sesuai dengan kabel yang akan dipasang. Sepatu kabel yang dibuat dari
bahan aluminium tidak boleh disambung dengan kabel tembaga atau
sebaliknya, kecuali dengan menggunakan bimetal.
3. Kabel tanah
− Dalam menggunakan kabel tersebut di atas harus pula diperhatikan
pembebanan dan cara pemasangan yang diatur dalam pasal-pasal yang
bersangkutan.
− Kabel tanah tidak boleh diberi voltase kerja melampaui nilai voltase tertinggi
perlengkapan/kabel yang berkaitan dengan nilai voltase pengenal
perlengkapan/kabel tersebut.

 SPLN
 Konstruksi SKTM
Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-0225-2000 tentang Peraturan Umum
Instalasi Listrik, Jarak aman antara instalasi bawah tanah lain ditetapkan
sebagai berikut :
- Jarak Aman SKTM
1) Persilangan antar SKTM 20 kV Harus berjarak 30 cm dan diberi
penyekat lempen-gan plat beton 6cm
2) Persilangan/sejajar dengan kabel tanah telekomunikasi >30 Cm
3) Persilangan dengan Pipa air PAM/Gas
>30 Cm Kabel Kabel listrik harus di bawah saluran pipa PAM/Gas
dan dilindungi pipa beton belah, atau lempengan minimum tebal 6 cm
dan dilebihkan 0,5 meter pada sisi kiri kanan persilangan, Bila saluran
pipa PAM/Gas sejajar dengan kabel TM sepanjang selama sejajar
harus dimasukkan dalam pipa beton belah / pelat beton atau sejenis.
4) Persilangan/Sejajar dengan rel kereta api.
Kabel harus berjarak minimal 2 meter dari rel kere-ta api.Jika
persilangan, kabel harus dimasukkan dalam pipa baja diameter >
minimal 4” dan dilebihkan 2 meter dari rel kereta, dengan kedalaman
2 meter dibawah rel kereta api.
5) Persilangan dengan jalan raya atau jalan lingkungan.
Kedalaman minimal kabel adalah 0,80 m, Kabel harus di masukkan
kedalam Pipa baja atau PVC 4”, yang dilebihkan minimal 0,5 meter
sisi kiri kanan bahu jalan.
6) Persilangan dengan saluran/bangunan air irigasi
Persilangan dibawah; Kabel harus ditanam dengan Jarak minimal
kabel tanah dari bangunan air ada-lah 0,3 meter dan harus dimasukkan
kedalam pipa beton/logam dengan diameter > 4” dan dilebihkan 0,5
meter pada kedua sisi perlintasan.
Pada kedua tepi saluran air dimana kabel tanah di-tanam harus diberi
tanda .Jika harus menyeberangi, harus menggunakan jembatan kabel
berpelindung baja.
7) Persilangan/Sejajar dengan SKTR
Kabel SKTM harus diletakkan dibawah SKTR dengan jarak minimal
30 cm baik untuk persilangan maupun sejajar.

- Konstruksi SKTM Tanam Langsung


Konstruksi Tanam Langsung di halaman rumput/taman/tanah biasa
Konstruksi lubang galian untuk perletakan kabel harus cukup,
sekurang-kurangnya 0,40 m yang harus disesuaikan dengan banyak kabel yang
akan diletakkan didalam galian tersebut seperti dinyatakan dalam tabel berikut ini.
Perletakan kabel pada satu lubang galian ditetapkan maksimum 7 kabel. Lebih
dari itu, direkomendasikan menggunakan jalur galian yang berbeda atau
membangun terowongan kabel.
Sebelum kabel diletakan pada galian, untuk mengantisipasi dissipasi panas dan
kelenturan, galian harus di lapisi pasir setebal 10 cm terlebih dulu; demikian juga
setelah diletakan untuk kemudian ditutup dengan batu pengaman dengan tebal 6
cm. Batu pengaman yang berwujud lempengan beton harus diberi tanda PLN 20
kV. Untuk peletakan lebih dari 1 kabel, diantara kabel juga harus disekat dengan
batu pengaman setebal 6 cm. Saat konstruksi harus diperhatikan struktur tanah
setempat, bilamana diperlukan dindingnya perlu ditopang, agar tepinya terhindar
dari longsor.

Konstruksi SKTM Tanam Langsung di bawah Trotoar atau Jalan Lingkungan.

Pada konstruksi jalan lingkungan dengan kedalaman galian yang sama,


sebagai antisipasi akibat beban untuk mencegah terjadinya deformasi kabel TM
yang berpengaruh dan beresiko terhadap kerusakan kabel, maka seluruh galian
diisi dengan pasir urug. Struktur jalan lingkungan harus dikembalikan sesuai
kondisi semula.

2.2. Ketentuan didalam Menentukan Konstruksi Sistem Kelistrikan

2.3. Ketentuan didalam Menentukan Kapasitas Perlatan Listrik


 Daya Mampu
2.4. Ketentuan didalam Inspeksi dan Komisioning
A. DISKRIPSI RENCANA KERJA :
1. Kebutuhan Kelistrikan untuk kelistrikan bangunan yang akan dibangun
2. Lingkup Layanan Beban
3. Pola pemakaian beban
4. Variasi beban yang digunakan
5. Rencana perluasan pemakaian beban jangka panjang (rencana
pengembangan 5 tahun s.d. 20 tahun)

B. DASAR-DASAR PERENCANAAN :
1. Undang-undang / Regulasi yang digunakan didalam merencanakan
power-house
2. Standar Perencanaan Power-House : SPLN, PUIL, SNI, SKTTK
C. DESAIN INSTALASI INCOMMING PLN
1. Penjelasan Umum
Perencanaan instalasi Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 kV
digunakan sebagai saluran kabel masuk ke gardu distribusi Politeknik. Penarikan
kabel 20 kV dimulai dari tiang ujung saluran 20 kV (TM-16) melalui kabel
Opsticjk yang disalurkan melalui konstruksi kabel “under-ground” 20 kV menuju
panel “Incomming” PLN.
Kabel yang digunakan berkapasitas 1250 kVA 20 kV dipasang melalui
“under-ground” dengan dimensi konstruksi 400x600 mm sepanjang 24 meter
menuju gardu pembagi PLN (incomming PLN). Panel Kubikel PLN 20kV /1250
kVA ini dilengkapi dengan sistem proteksi “Over Current Relay” (OCR) dan
Panel APP sebagai alat penghitung pemakaian energi listrik.

2. Perencanaan Instalasi SKTM

Instalasi TM16

SKTM disambungkan pada sisi ujung jaringan


yang telah diterminasi dan menggunakan
paralel-grove.

Perangkat pada terminasi 20


kV dengan NA2XSEbY
3X35 mm2 sebagai pengalir
arus dari sumber ke incoming
PLN dan keluarannya atau
out going menuju kebeban.

Instalasi Under-ground
Konstruksi SKTM

Secara umum kedalaman galian alur kabel minimal


80cm dan panjang galian 40cm. Kabel harus
dimasukkan ke dalam pipa PVC yang dilebihkan
0,5m kiri kanan bahu jalan.
Urutan Konstruksi Pemasangan Kabel Bawah
Tanah:
- Pasir Urug
- Pipa PVC
- Pasir Urug
- Bata merah
- Tanah dipadatkan

Konstruksi Dudukuan Kubikel


Kubikel ialah suatu perlengkapan atau
peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta
membagi tenaga listrik dari sumber tenaga
listrik, Kubikel istilah umum yang
mencangkup peralatan switching dan
kombinasinya dengan peralatan kontrol,
pengukuran, proteksi dan peralatan pengatur.

Perhitungan kapasitas Penghantar

Penghantar yang digunakan untuk menyalurkan dya listrik dari outgoing-PLN


menuju Incomming PNP menggunakan kabel N2SXY 3x1Cx50 mm2 melalui
saluran kabel “under-floor” yang dipasang dari ruang gardu PLN menuju gardu 20
kV PNP.
Arus yang mengalir pada kabel adalah :
⺁ 䊨
(Ampere)

Luas Penampang Kabel yang digunakan :


Konstruksi Trafo

Transformator dan Fuse Power Supply.


Transformator adalah suatu alat listrik
yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip
induksi-elektromagnet.

Genset (generator set) Genset (generator set) adalah sebuah


perangkat yang berfungsi menghasilkan
daya listrik. Disebut sebagai generator set
dengan pengertian adalah satu set
peralatan gabungan dari dua perangkat
berbeda yaitu engine dan generator atau
alternator.

D. DISAIN INSTALASI INCOMMING PNP


1. Penjelasan Umum
Perencanaan instalasi Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 kV
digunakan sebagai saluran kabel masuk ke gardu distribusi Politeknik. Penarikan
kabel 20 kV dimulai dari tiang ujung saluran 20 kV (TM-16) melalui kabel
Opsticjk yang disalurkan melalui konstruksi kabel “under-ground” 20 kV menuju
panel “Incomming” PLN.
2. Disain Instalasi LVMDP
Perencanaan instalasi Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 kV
digunakan sebagai saluran kabel masuk ke gardu distribusi Politeknik. Penarikan
kabel 20 kV dimulai dari tiang ujung saluran 20 kV (TM-16) melalui kabel
Opsticjk yang disalurkan melalui konstruksi kabel “under-ground” 20 kV menuju
panel “Incomming” PLN.
E. DESAIN INSTALASI KABEL POWER MELALUI SALURAN
KABEL-TRAY DAN SALURAN KABEL “UNDER-FLOW”

1. Penjelasan Umum
Kable Tray adalah perlengkapan yang digunakan untuk jalur pemasangan
kabel listrik dan elektronik agar aman dan terlihat rapi. Kabel Tray adalah
komponen yang digunakan untuk menopang kabel agar tertata dengan rapi, kuat
dan terlindung dari faktor lingkungan yang dapat merusak seperti debu, kotoran,
panas matahari, kejatuhan bahan kimia membahayakan, efek panas dari stem dan
sejenisnya. Kabel Tray digunkan sebagai tempat dudukan kabel instalasi yang
dipasang pada bangunan gedung sehinggga tertata rapi, dan mudah dalam
perawatan dan perbaikan. Bahan yang biasa digunakan bisa terbuat dari
aluminium, besi, baja, dan bahan lainnya. Tipe Kable Tray yang umum dipakai di
lapangan adalah tipe C (STC) dan tipe U (STU). Selain itu mungkin kita pernah
melihat tipe cable tray lain tetapi biasanya tipe lain tersebut biasanya atas
permintaan khusus ke supplier cable tray. Fungsi dan Kegunaan Cable Tray dan
Ladder , Dalam system kelistrikan kabel tray digunakan untuk support kabel, baik
kabel power maupun kabel data. Cable Tray digunakan sebagai alternatif
wiring/conduit system terbuka.Hal ini selain memberikan tambahan perlindungan
kepada instalasi kabel, juga mempermudah dalam pemeliharaanya (maintenance).

Kabel Tray C Kabel Tray U

Kabel tray sendiri merupakan aksesoris pelindung kabel yang digunakan


untuk mengamankan instalasi kabel yang terbuka. Biasanya cable tray sendiri
digunakan untuk pengamanan cable yang berada di langit-langit. Selain digunakan
untuk instalasi cable terbuka, berikut beberapa keunggulan lainnya dari
penggunaan cable tray:
 Instalasi pemasangannya lebih mudah.
 Perawatannya lebih murah.
 Pengecekkan instalasi kabel lebih mudah dilakukan.
 Tidak menghantarkan arus listrik sehingga minim resiko tersengat
arus listrik.
 Tahan terhadap cuaca ekstrem seperti panas dan hujan
 Tersedia dalam ukuran standart dengan penutup sepanjang 3. 000 mm

JENIS JENIS KABEL TRAY


1. Kabel Tray Pejal (Solid Bottom)
Jenis ini merupakan jenis pengaman kabel yang memberikan perlindungan
maksimum pada kabel. Namun penggunaan cable tray jenis ini membutuhkan
pemotongan tray atau ketepatan, mulai dari cable dimasukan hingga cable
dikeluarkan.
Panel
MDP
OUT-GOIN G
PELANGGAN
OUT-GOIN G Dudukan Genset
PLN
(PNP) 1250 KVA
Panel
MDP

INCOMING
INCOMING
PELANGGAN TRAFO
Panel PLN TM16
(PNP) DISTRIBUSI
ATS
SKTM

14 meter

INCOMMING PLN

Rel Conductor ...... X .....


IM

PM QM-1

Incomming

Metering

Out Going
Trafo Konstruksi permuk aa n
Kubikel 20 KV

T ana h di pa datka n

KONTRUKSI KUBIKEL PLN


Bata M era h (Peng am an)

80CM
Pasi r Urung (buka n pa sir l aut)

(Pot.A) Pipa PVC

Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Konstruksi Kabel Tanah 1 : 50


Diperiksa

Waktu
Pembuatan

PANDANGAN BAWAH D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III
PANDANGAN ATAS
Panel
MDP
OUT-GOING Dudukan Genset
OUT-GOING
PELANGGAN
PLN 1250 KVA
(PNP)
Panel
MDP
INCOMING
INCOMING
PELANGGAN
Panel (PNP)
TRAFO PLN
TM16
DISTRIBUSI
ATS SKTM

14 meter

KANTOR UPT KANTOR UPT


MR MR

Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Denah Bangunan Gardu Distribusi Politeknik Diperiksa


Negeri Padang 1 : 50
Waktu
Pembuatan

D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III


PROJECT A
INCOMMING PLN
20 KV
Panel
MDP
OUT-GOING
PELANGGAN
(PNP)
OUT-GOING
PLN IM
Rel Conductor ...... X .....
Panel
MDP
INCOMING
PM QM-1
INCOMING
PELANGGAN
Panel (PNP)
TRAFO PLN
DISTRIBUSI
ATS

Incomming Out Going


Trafo
TM16 Metering

SKTM NA2SXY 3X70 mm2 Kubikel 20 KV

Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Single Line Project A 1 : 50


Diperiksa

Waktu
Pembuatan

D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III


SKTM N2XSEFGbY 3 X 70 mm2
OUT-GOING
PLN
PANEL TRAFO
DISTRIBUSI

KUBIKEL 20 KV
METERING

(PLN)
INCOMING
PELANGGAN

PANEL INCOMING
MDP / LVMDP INCOMING PLN
PELANGGAN
TRAFO
(PNP)
DISTRIBUSI

OUT-GOING
PELANGGAN 1 TRAFO TM
DISTRIBUSI

OUT-GOING
PELANGGAN 2

20m

Tata Letak Panel (Kubikel) Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Trafo,Saluran Kabel, Panel Trafo Distribusi 1 : 50


Diperiksa

dan Panel MDP / LVMDP Waktu Pembuatan

D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III


INCOMING PNP

IM Rel conductor …….. X ………...

PM QM-1 OUT-GOIN G
PELLAN GGAN
(PNP)

INCOMING
PLN

INCOMING
PELANGGAN
(PNP) TRAFO
DISTRIBUSI OUT-GOIN G
PLN

OUTGOING
TRAFO

Incoming
Metering
PKM
(NEW)

OUTGOING PLN 20kV

20 kV / 380 V

Trafo Dis tribusi 1250 kVA

Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Single Line Project B 1 : 50


Diperiksa

Waktu
Pembuatan

D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III


PROJECT A PROJECT B
INCOMMING PLN INCOMMING PNP
20 KV 20 KV

MENUJU RUMAH
PANEL PKM

Rel Conductor ___ X_______ Rel Conductor ______ X mm2


Panel
MDP
OUT-GOING
OUT-GOING
PELANGGAN
PLN
(PNP)
Panel Ruang Teknisi
MDP UPT MR
INCOMING
Panel PELANGGAN TRAFO
INCOMING
PLN
PM QM-1 PM QM-1
(PNP) DISTRIBUSI
ATS

TM16
SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2

SKT M NA2SXY 3x70 mm2 Incomming


PLN 20 KV

SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2


Incomming Metering OUT GOING TRAFO Incomming Metering OUT G OING TRAFO

SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2

Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Single Line Diperiksa


1 : 50
Project A dan Project B Waktu
Pembuatan

D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III


PANEL SDP
(GEDUNG 63 kVA
LAMA)

63 A
MCCB 18 kA

N2XSEbY 3X25 mm2


A1 A2 A3

Hz
100 A V W 63 A
LVMDP 261,78 kVA MCCB MCCB 18 kA
25 kA
CU BAR 5 (80X5) mm + Netral NYFGbY 4x 25 mm2 CT 100/5 A
40 X 5

NYY 2 (4X1X185 mm2) + NETRAL NYY1 X70 mm2 + BC 95 mm2


630 A 63 A
MCCB 18 kA
TRAFO ATS PANEL MCCB 35 kA

A1 A2 A3 M

Kabel Kontrol Untuk Proteksi Trafo 20 kv/380 V BC 50


MCCB 4 Hz
V W
NYY 3X25 mm2 POLE mm2

CT 630/5A
DARI KUBIKEL OUTGOING GARDU PNP BC 95 mm2 50 kA
500 – 630 A

630 Kva NYA 120 mm2


(existing)
MCCB 250 A
35 kA PANEL SDP
(GEDUNG 63 kVA
ATS
LAMA)
GENSET
POWER HOUSE A1 A2 A3

63 A
Hz MCCB 18 kA
MCCB V W

Genset
Kabel Ladder CT 400/5A
50 kA
A1 A2 A3
320 – 400 A

Office 165 kVA Hz


BC 95 mm2 16 A 100 A V W 63 A
MCCB 18 kA MCCB MCCB
25 kA 18 kA
36 sq m NYY 4X1X95 mm2 + BC 50 mm2
CT 100/5 A
NYFGbY 4x 25 mm2
NYY 6X1X50 sqmm

SPD 32 kA

63 A
MCCB 18 kA

BC 50 mm2

BC 50
mm2

Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002

Single Diagram Peralatan Gardu Distribusi Diperiksa


Politeknik Negeri Padang 1 : 50
Waktu
Pembuatan

D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III


INCOMMING PNP

Rel Conductor ______ X mm2

SKTM N2XSEFGbY 3 X 70 mm2

OUT-GOING IM PM QM-1
PLN

OUT-GOING
IN COMING
PELANGGAN
PLN
(PNP)

IN COMING TRAFO
PELANGGAN
200 mm
DISTR IBUSI Incomming
(PNP)
Out Going Trafo
Metering

Incomming Metering Out-Going

N2XSEbY 3X25 mm2


900 mm 900 mm 900 mm

Incomming
PLN 20 KV

B Skala Digambar Dian Yoestica 2211099002


A 30
Single Line 1 : 50
Diperiksa

Waktu
Pembuatan

200
Konstruksi Gantungan Kabel Fedder
D4-AJ Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik Praktik Perancangan Listrik III
BIIL OF QUANTITY
DISCIPLIN : MECHANICAL & ELECTRICAL
PROJECT : ELECTRICAL DESIGN-III
LOCATION : PNP

NAMA : DIAN YOESTICA


NIM : 2211099002
KELAS : AJ D4 TRIL
UNIT AMOUNT
NO. DESCRIPTION UNIT QTY PRICE
(Rp) (Rp)

A ELECTRICAL WORK AND LIGHTNING PROTECTION


Works Including Supplying, Installing And Operate In Normally Good
Comply With Circuit Breaker, Fuse, Pilot Lamp, Grounding Sytem
(max. 2 Ohm), Termination , Accessories, etc

A.1 Supply, Instal, Testing And Commissioning Of Main Equipment , etc


a. Procurement & Installation of Underground 20 kV Unit 1,00
1.1. Dari TM-16 menuju Incomming PLN 20 kV
PLN substation, SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2, including excavation, Meter 51,60 TINGGI TIANG 10 METER
- Penggalian SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2 400x600 mm (luar ruangan) Meter 14,00
Material Penggalian, Batu Bata, Pasir, Tanah Timbunan
- Penggalian SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2 400x600 mm (dalam ruangan) Meter 24,00
Material Penggalian, Semen Cor

1.2. Kubikel 20 kV Incomming PLN Unit 1,00


- Cell Incoming Set 1,00
- 1 Unit MV Cubicle Incoming Type LBS - 22 KV, 630 A c/w
- Heater 50 W, 220 VAC.
- Cell Outgoing Set 1,00
- 1 Unit MV Cubicle Outgoing Type LBS - 20 KV, 400 A c/w
- Heater 50 W, 220 VAC.
- Metering Set 1,00
- SF6 Disconnector Switch and Earthing switch
- 3PH busbar 630A
- CS Operating mecanism
- Voltmeter 20KV/100V, 1.2V Cls 1.5
- 3 Solefuses 6.3A
- Heater 50 W (220 VAC)
- Dudukan Kubikel
profile u 100x50x4 mm meter 5,00
saluran kabel 600x400 mm meter 24,00
plate penutup saluran kabel 400x4 mm meter 24,00

A.2 INSTALASI POWER-HOUSE


a. Procurement & Installation Unit 1,00
Instalasi 20 kV dari Outgoing PLN ke InComming Gardu Distribusi PNP
a.1
PLN substation , NA2XSEBY 3x35 mm2, including excavation, cable Induction and piled back
a.2 Konstruksi SKTM
- Penggalian SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2 400x600 mm (luar ruangan) meter 14,00
Material Penggalian, Batu Bata, Pasir, Tanah Timbunan meter 14,00
- Penggalian SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2 400x600 mm (dalam ruangan)
Material Penggalian, Semen Cor

b. Procurement & installation of panel MVDP TM 20KV consists of : Unit 1,00


- Arester Set 1,00
- Lightening Arrester Type LBS - 400 A, 20 KV c/w
- Heater 50 W, 220 VAC.
- 3 phasa Busbar 400 A.
- 3 Lightning Arrester 24 kV
- Without earthing switch
- Cell Incoming Set 1,00
- 1 Unit MV Cubicle Incoming Type LBS - 22 KV, 630 A c/w
- Heater 50 W, 220 VAC.
- Cell Outgoing
- 1 Unit MV Cubicle Outgoing Type LBS - 20 KV, 400 A c/w
- Heater 50 W, 220 VAC.
- Metering Set 1,00
- SF6 Disconnector Switch and Earthing switch
- 3PH busbar 630A
- CS Operating mecanism
- Voltmeter 20KV/100V, 1.2V Cls 1.5
- 3 Solefuses 6.3A
- Heater 50 W (220 VAC)

c Procurement & Installation of Transformer Set 1,00


c.1 Transformer
Type : OIL
Capasity : 1250 KVA/20KV/380Volt.

PLN substation SKTM NA2XSEBY 3x35 mm2, including excavation, cable Induction and piled back
c.2 Instalasi Cabel Tray 20 kV
c.2.1 Feeder
c.2.2 Elbow
c.2.3 F/End Panel
c.2.4 F/End Trafo
c.2.5 Flexbar
c.2.6 Hanger

ADHI : BQ Mep 1 / 2
UNIT AMOUNT
NO. DESCRIPTION UNIT QTY PRICE
(Rp) (Rp)
A.3 Supply, Instal, Testing And Commissioning Of Main Power Cable, etc
Works Including Supplying, Installing And Operate In Normally Good
c/w Cable Lugs, Cable Gland, Termination , Accessories,
Grounding System (max. 2 Ohm)
MAIN DISTRIBUTION CABLE LOW VOLTAGE (LV)
a Low Voltage Main Distribution Panel ( LVMDP ) + Digital KWH Meter + grounding
Dari Transformer 0,4 kV ke LVMDP
a.1 Kabel NYY 6(4x300 mm2)
a.2
a.3
a.4

a. From LVMDP to:


- Transformator , BUSDUCT 3200A Aluminium c/w Integrated Earth
Feeder
Elbow
F/End Panel
F/End Trafo
Flexbar
Hanger
- Genset Control Panel, BUSDUCT 2500A Aluminium c/w Integrated Earth
Feeder
Elbow
F/End Panel
F/End Genset
Flexbar
Hanger

q. Cable Ladder 500 x 100 mm (Power House)


Cable Ladder 400 x 100 mm (Power House )
Cable Ladder 800 x 100 mm (from Power House to ME Room )

- Cable tray, 400 mm x 50 mm


- Cable tray, 300 mm x 50 mm
-

ADHI : BQ Mep 2 / 2

You might also like