You are on page 1of 7

INPUT OUTPUT ANALOG

PADA PLC
PLC (Programmable Logic Control) adalah suatu alat yang dapat dimasukan
suatu logic program, serta dapat menyimpan dan menjalankan program Logic tersebut
sesuai dengan yang diinginkan serta fungsinya secara terus menerus. Perangkat PLC
dapat menerima nilai masukan (Input) dan Memberikan nilai keluaran (Output). Ada dua
jenis sinyal input dan Output pada PLC yaitu :

1. Sinyal input dan Output dalam bentuk Digital


2. Sinyal Input dan Output dalam bentuk Analog

Digital Input pada PLC


Sinyal input PLC dalam bentuk digital adalah suatu nilai masukan informasi (input) yang
hanya memiliki dua kondisi (Sinyal Biner) yang dilambangkan dengan angka 1 dan 0,
atau dapat diartikan dengan ON atau OFF. Contoh peralatan yang mengirimkan sinyal
digital Input:
a. Level Switch (Low Level, High Level)
b. Limit Switch (Valve Actuator)
c. Proximity Switch
d. Contact Point NO/NC, Contactor
e. Tombol, Push Button, Emergency stop, selector Switch

Digital Output pada PLC


Sinyal digital output atau perintah yang dikirimkan PLC ke suatu alah juga hanya
memiliki dua kondisi yaitu ON-OFF, 1 dan 0, Buka-Tutup, Run-Stop. Contoh peralatan
yang menerima sinyal digital:
a. Motor Listrik
b. Motor Pompa
c. Valve
d. Lampu
Analog Input pada PLC
Sinyal input PLC dalam bentuk Analog adalah Sinyal masukan bentuk gelombang yang
yang kontinyu atau berkelanjutan yang diterima oleh PLC dari suatu alat instrument
Analog. Nilai sinyal ini dapat berubah setiap waktu. Sinyal Analog dapat berupa rentang
nilai antara 4mA – 20mA, 0V-5V, 0-10V, dan lain-lain. Sebagai contoh sinyal analog
mempunyai rentang 0-10 volt. Sinyal ini dapat bervariasi dari 0 hingga 10 volt setiap
waktu.

Gambar 1. Sinyal Analog

Pada perangkat PLC untuk dapat membaca sinyal analog yang bervariasi perlu
menggunakan perangkat ADC (Analog to Digital Converter). Karena perangkat PLC,
mikrokontroller atau komputer hanya bekerja dengan sistem digital sihingga sinyal
analog perlu dikonversi ke sinyal digital terlebih dahulu.
Contoh perangkat input analog pada PLC yaitu:
a. Pressure Transmitter
b. Level Transmiter
c. Flow Transmitter
d. Speed Indicator Controller (SIC)
e. Temperature Transmitter
Bilangan biner adalah sistem penomoran yang digunakan oleh PLC atau komputer lain.
Sistem ini hanya memiliki dua angka atau basis dua, dibandingkan dengan sistem
penomoran dengan basis 10 dari 0 hingga 9. Biner hanyalah cara lain untuk menulis
angka. Satu digit bilangan biner disebut 1 bit. Satu bit dapat menampung nilai 0 atau 1.
Sedangkan 1 Byte adalah 8 satuan bit yang digabung menjadi satu.
Pada PLC sinyal analog direpresentasikan dengan istilah “word”, 1 word berukuran 16 bit
yang dapat direpresentasikan dengan nilai 0 – 65.535. Namun hanya 15 bit saja yang
terpakai karena bit pertama digunakan untuk menandakan nilai positif atau negative.

ADC
Analog to Digital Converter (ADC) adalah perangkat pengubah sinyal input analog
menjadi kode - kode digital. Umumnya Analog Digital Converter digunakan sebagai
antarmuka sensor – sensor analog seperti sensor jarak, sensor suhu, tekanan/berat, cahaya,
kecepatan aliran dan lain sebagainya untuk dapat diproses dengan sistem komputer
kemudian ditampilkan dengan menggunakan sistim digital (komputer).

Resolusi ADC
Resolusi Analog to Digital Converter menentukan kerapatan dan ketelitian nilai hasil
konversi. Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 2. Resolusi ADC


Gambar di atas adalah ilustrasi nilai analog yang dicacah atau disampling dengan
kode digital. Garis merah sebagai nilai analog, yaitu 0 hingga 5. Saat dicacah dengan 1
bit, nilai analog hanya punya 2 kelompok kondisi, sehingga hanya akan ada 2 titik yang
dapat dicuplik yaitu 0 dan 1 sehingga nilai yang dapat terwakili hasil cuplikan adalah
2,5V (5/2). Kerapatan nilainya akan semakin tinggi dan teliti saat jumlah bit digital yang
digunakan semakin tinggi. Misalnya pada pencacah 4 bit, nilai analog 0 – 5 volt akan
dibagi menjadi 16 bagian sehingga cuplikan nilainya akan semakin banyak yaitu 0 hingga
15. Dengan demikian 1 nilai digital akan dapat mewakili 0,3125V (5/16) dari nilai
analog.
 ADC 8 bit, maka akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal
input dapat dicuplik dalam 256 nilai diskrit.
 ADC 12 bit, maka akan memiliki 12 output bit data digital, ini berarti sinyal
input dapat dicuplik dalam 4096 nilai diskrit.
 ADC 16 bit, maka akan memiliki 16 output bit data digital, ini berarti sinyal
input dapat dicuplik dalam 65.535 nilai diskrit.
Berdasarkan penjelasan diatas semakin tinggi nilai bit ADC yang digunkanan, maka
memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik.

Contoh :
ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, atau memiliki kemungkinan output
sebanyak , dengan n adalah kemampuan ADC yaitu 8 bit, Sehingga = 256.
Jadi ADC 8 bit itu punya resolusi atau rentang nilai digitalnya dari 0 – 255. Kenapa
nilai maksimalnya tidak 256 ? karena nilai digital dimulai dari 0.

Jika nilai tegangan yang masuk (VIN) mempunyai rentang 0 - 5V, maka 1 nilai diskrit
(digital) sama dengan 5V/255 = 0.0196 V (19,6mV). Jadi setiap 1 nilai digital
merepresentasikan nilai tegangan 0.0196V

Jika hasil konversi mempunyai nilai digital = 100, maka nilai tegangan yang masuk
(VIN) adalah 0.0196 * 100 = 1.96 V atau bisa juga dengan mengunakan
rumus
VIN = (nilai diskrit / nilai diskrit max) * VINmax
= (100/255) * 5V
= 1.96 V

Kebalikannya jika diketahui tegangan yang masuk atau VIN sebesar 2V, berapa hasil
konversi nilai degitalnya?
Nilai diskrit = (VIN/VINmax) * nilai diskrit max
= (2V/5V) * 255
= 102
Kecepatan Sampling ADC
Kecepatan sampling suatu ADC adalah seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke
bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS) atau Hz. Gambar di bawah menunjukkan
semakin cepat sampling maka nilai yang akan terwakili semakin rapat dan teliti.

Gambar 3. Kecepatan sampling


Analog Output Pada PLC
Seperti halnya pada analog input, nilai sinyal analog output digunakan untuk alat yang
bersifat analog. Sinyal analog output ini juga memiliki beberapa kondisi dan rentang nilai
yang dikirimkan kesistem control berbagai macam alat instrument yang bekerja
berdasarkan nilai analog yang diterimanya. Beberapa contoh peralatan yang menerima
sinyal analog output :
a. Control valve
b. VFD (Variable Frequency Drive)

PWM (Pulse Width Modulation)


Pada peralatan PLC, mikrokontroller, computer dan kebanyakan peralatan digital lainnya
untuk mengkonversi nilai digital ke analog menggunakan metode PWM (Pulse Width
Modulation). Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk
mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda.

Gambar 4. PWM signal


Aplikasi PWM berupa pengendalian kecepatan motor, menggerakan motor Servo,
mengatur nyala terang lampu, dan lain-lain.
Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun
memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar Pulsa PWM berbanding lurus dengan
amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, Sinyal PWM memiliki frekuensi
gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dihitung tegangan rata-rata dengan rumus :


Vout = DutyCycle * Vin

Kesimpulannya semakin kecil duty cycle maka akan menghasilkan tegangan rata-rata
yang semakin kecil begitu pula sebaliknya.

You might also like