You are on page 1of 15

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PENUGASAN MAKALAH

MATA KULIAH EKONOMI MIKRO


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBENDAHARAAN NEGARA ALIH PROGRAM

EKONOMI TERBUKA (OPEN ECONOMY)

Ditulis oleh:

Arthemisia Jasmine Sekar Pertiwi (03)


Juan Essa Fikri Adi (12)
Syifa Nur Azizah (21)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perekonomian terbuka atau open economy adalah perekonomian yang melibatkan diri di pasar
internasional. Dengan sistem perekonomian terbuka, negara akan aktif terlibat dalam kegiatan
ekspor dan impor baik barang dan jasa ataupun modal. Adanya ekspor impor menambahkan variabel
lain dalam perhitungan output (Y) dalam persamaannya yaitu net ekspor atau ekspor neto (NX) yaitu
selisih antara nilai ekspor (X) dengan nilai impor (M) yang merupakan pengeluaran sektor luar
negeri. Sehingga akan muncul dua aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan yakni aliran
pendapatan yang diterima dari mengekspor dan aliran pengeluaran untuk membeli barang yang
diimpor dari negara lain. Hal ini berpengaruh terhadap besarnya pendapatan nasional pada
perekonomian.
Selain itu, terdapat hubungan antara perekonomian terbuka dengan tingkat bunga dunia. Tingkat
bunga dunia atau r akan mempengaruhi jumlah investasi suatu negara dan hal tersebut berdampak
pada NX. Dalam perekonomian kecil dengan mobilitas sempurna, tingkat bunganya akan sama
dengan tingkat bunga dunia dan tidak akan mempengaruh tingkat bunga dunia. Berbeda dengan
perekonomian besar yang terbuka, tingkat bunganya bisa ditentukan oleh negara itu sendiri
tergantung kebijakan pemerintahnya. Mengenai kebijakan, yang perlu diperhatikan adalah yang
berkaitan dengan tabungan dan investasi karena kebijakan yang meningkatkan investasi
(menurunkan tabungan) akan membuat suatu negara mengalami defisit perdagangan begitu pula
ketika kebijakan menurunkan investasi maka negara tersebut akan mengalami surplus perdagangan.
Dalam pasar internasional, defisit dan surplus perdagangan membuat suatu negara memilih untuk
meminjam dana atau meminjamkan dana dari dan kepada negara lain. Untuk mempermudah
transaksi tersebut, dibutuhkan kurs (exchange rate) yang telah disepakati oleh penduduk kedua
negara. Kurs terbagi menjadi dua, kurs nominal dan kurs riil. Kurs akan berpengaruh pada neraca
perdagangan.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penulisan ini adalah untuk mempelajari lebih lanjut
mengenai perekonomian terbuka terutama dalam hal ekspor, impor, kurs dan kebijakan-kebijakan
yang mempengaruhi perekonomian terbuka.
Diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga pembaca dapat mengetahui
lebih dalam terkait perekonomian terbuka dan komponen-komponen yang mempengaruhinya.
BAB II
STUDI LITERASI

2.1. Arus Modal dan Barang Internasional


2.1.1. Peran Ekspor Neto
Kita telah mengenal bahwa Ekonomi Tertutup adalah ketika output dari suatu negara akan
dijual di pasar domestik. Perbedaan terbesar dengan Ekonomi Terbuka adalah barang/jasa yang
menjadi output suatu negara selain dijual di pasar domestik, barang/jasa tersebut juga dijual ke
luar negeri. Dalam perekonomian terbuka, terdapat empat komponen, yaitu:
● Cd = Konsumsi barang dan jasa domestik,

● Id = Investasi dalam barang dan jasa domestik,

● Gd = Pembelian pemerintah atas barang dan jasa domestik


● X = Ekspor barang dan jasa domestik
Sehingga persamaannya akan menjadi:
Y = Cd + Id + Gd + X
Diketahui bahwa pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran
domestik untuk barang dan jasa domestik (d) ditambah dengan barang dan jasa mancanegara
(f), begitu pula berlaku pada investasi dan belanja pemerintah. Sehingga persamaannya akan
berubah:
Y = (C-Cf ) + (I- If ) + (G-Gf ) + X

Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara (Cf +If +Gf ) adalah
pengeluaran untuk Impor (M). Darisitu persamaan akan kembali berubah menjadi:
Y = C+I+G+X-M
Dikarenakan pengeluaran impor telah dimasukkan dalam pengeluaran domestik yaitu C+I+G,
dan karena barang dan jasa yang diimpor dari mancanegara bukan bagian dari output suatu
negara, maka persamaan di atas harus dikurangkan dengan pengeluaran untuk impor. Dengan
definisi ekspor neto/net export sebagai ekspor dikurangi impor (NX=EX-IM), menjadi:
Y = C+I+G+NX
Persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestik adalah jumlah dari
konsumsi, investasi belanja pemerintah, dan ekspor neto. Dengan demikian, jika kita fokus
mencari ekspor neto,

NX= Y - (C+I+G)
Ekspor Neto = Output - Pengeluaran Domestik
Sehingga dapat diartikan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak
harus sama dengan output yang dikeluarkan. Jika Output lebih besar atau melebihi pengeluaran
domestik (Y>C+I+G), artinya kita mengekspor (NX positif). Berlaku juga kebalikannya, jika
Y kurang dari atau output lebih kecil dari pengeluaran domestik (Y<C+I+G) , maka kita
mengimpor (NX negatif).

2.1.2. Arus Modal Internasional dan Neraca Perdagangan


Terdapat hubungan antara pasar uang dan pasar barang yang erat. Untuk melihat hubungan
tersebut, kembali diperlukan rumus pada 1.1. yaitu:
Y = C+I+G+NX
Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa:
Y-C-G-I = NX
Dimana (Y-C-G) adalah Tabungan Nasional (S). Di dalamnya terdapat dua komponen: (Y-T-
C) yaitu tabungan perseorangan (private saving) dan (T-G) yaitu tabungan masyarakat (public
saving), T adalah Tax (Pajak). Sehingga rumus tersebut akan berubah menjadi:
S-I = NX
Arus Modal Keluar Neto = Neraca Perdagangan (Trade Balance)
Sisi sebelah kiri (S-I) disebut dengan arus modal keluar neto (net capital outflow) yaitu selisih
antara tabungan domestik dan investasi domestik. Net capital outflow juga disebut sebagai
investasi asing neto (net foreign domestic) yang merupakan jumlah dana yang dipinjamkan oleh
penduduk domestik ke luar negeri dikurangi dengan jumlah dana yang dipinjamkan oleh
penduduk asing kepada penduduk domestik tersebut. Darisitu dapat dipahami bahwa jika S>I
(NX positif) maka arus modal keluar neto akan positif yang mana berarti negara tersebut
akan meminjamkan kelebihannya kepada pihak asing, begitu pula sebaliknya, jika S<I (NX
negatif) maka arus modal keluar neto akan negatif (disebut arus modal masuk neto atau net
capital inflow) artinya negara tersebut akan meminjam dari pihak asing. Jika suatu negara
memiliki NX dan S-I positif, maka dapat dipastikan negara tersebut mengalami surplus
perdagangan. Jika NX dan S-I bernilai negatif, akan mengalami defisit perdagangan
sedangkan jika NX dan S-I bernilai 0 artinya negara tersebut memiliki perdagangan
berimbang atau trade balance.

2.2. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil


Suku bunga dalam perekonomian terbuka kecil (r) sama dengan suku bunga dunia (r*)
r = r*
Konsumsi C berhubungan secara positif dengan pendapatan disposabel Y - T. Fungsi konsumsi
dinyatakan dengan
C = C(Y-T)
Investasi I berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga ril r. Fungsi investasi dinyatakan
dengan
I = I(r)
Dalam perekonomian tertutup, r dapat berubah-ubah karena r merupakan titik suku bunga
keseimbangan dari S dan I.

Namun dalam perekonomian terbuka, r bukan merupakan titik keseimbangan, melainkan adalah
suku bunga dunia yang nilainya telah ditentukan sebelumnya.
NX = (Y-C-G)-I
NX = S - I

2.2.1. Tabungan Pemerintah


Tabungan pemerintah tidak dipengaruhi oleh suku bunga. Melainkan perubahan S dipengaruhi
oleh kebijakan fiskal
S = Y-C-G
C = Y-T

a. Kebijakan Fiskal dalam Negeri


Kenaikan belanja pemerintah atau penurunan pajak mengurangi tabungan nasional dan
menggeser sehingga mengakibatkan defisit perdagangan
b. Kebijakan Fiskal Luar Negeri
Ekspansi fiskal dalam perekonomian luar negeri yang cukup mampu mempengaruhi tabungan
dunia dan investasi dunia meningkatkan tingkat bunga dunia. Tingkat bunga dunia yang lebih
tinggi mengurangi investasi dalam perekonomian terbuka kecil sehingga menyebabkan surplus
perdagangan.

2.2.2. Investasi
Suku bunga dunia mempengaruhi investasi pemerintah.

Pergeseran kurva investasi ke kanan meningkatkan jumlah investasi pada tingkat bunga dunia
r*. Hal ini mengakibatkan investasi melebihi tabungan yang berarti perekonomian meminjam
dari luar negeri dan mengalami defisit perdagangan.

2.3. Kurs (exchange rate)


Kurs (exchange rate) antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua
negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs dibagi menjadi 2 yaitu Kurs Nominal dan
Kurs Riil.

2.3.1. Kurs Nominal (nominal exchange rate)


Harga relatif dari mata uang dua negara.

Penyebutan/Kategori Kurs/ Nilai Tukar Nominal

Indirect Quotation Direct Quotation


120 yen/USD 0,0067 USD/yen

Nilai nominal Nilai nominal


domestik sebagai domestik
pembanding Apr Dep dinyatakan
esia
Depresi resi
Apresia terlebih dahulu
si
asi asi
si
Penjelasan:
- Pada Indirect Quotation, nilai mata uang negara domestik (country home)
ditulis sebagai pembanding nilai nominal mata uang negara lain (yen jepang),
sehingga saat nilai nominal yen naik, artinya nilai tukar USD terhadap yen
semakin besar (menguat) sehingga terjadi apresiasi. Sebaliknya, saat nilai
nominal yen turun, artinya nilai tukar USD terhadap yen semakin kecil
(melemah) sehingga terjadi depresiasi.
- Pada Direct Quotation, nilai mata uang negara domestik (country home)
ditulis sebagai nilai yang dibandingkan. Konsep direct quotation adalah
kebalikan dari konsep indirect quotation.
- Gambar diatas artinya AS sebagai negara domestik dimana 1 dolar AS = 120
yen Jepang. Maka, kita bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang.

Contoh:
AS sebagai negara domestik:
Kolom 1 Kolom 2

Tahun GBP-USD USD-CAD

2015 1,56 USD 1,16 CAD

2016 1,47 USD 1,39 CAD

Kolom 1: Direct Quotation, apresiasi


Kolom 2: Indirect Quotation, apresiasi

2.3.2. Kurs Riil (real exchange rate)/ Term of Trade


Harga relatif dari barang-barang di antara dua negara.
Contoh:
- Negara domestik: AS
- Nilai tukar nominal: 80 yen/USD (Indirect Quotation)
- Harga Mobil di AS: $25.000
- Harga Mobil di Jepang: 4.000.000 yen
- 4.000.000 yen = $50.000
- Harga Mobil di AS sebagai negara domestik dibandingkan dengan harga
mobil Jepang => 0,5 mobil Jepang/mobil AS
Artinya, harga setengah mobil di Jepang sama dengan harga 1 mobil di AS atau,
harga 2 mobil di AS sama dengan 1 mobil di Jepang. Perhitungan kurs riil dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut:

Kurs Riil = Kurs Nominal x Harga


Barang Domestik
Harga Barang
Luar Negeri
atau

Kesimpulan:
Nilai tukar rendah (<1) → Harga mobil dalam negeri cenderung lebih murah
N ilai tukar tinggi (>1) → H arga mobil luar negeri cenderung lebih murah

2.3.3. Hubungan Nilai tukar dengan Neraca Perdagangan


Seperti dijelaskan di poin sebelumnya, saat:

1. N ilai tukar rendah (<1) → H arga mobil dalam negeri cenderung lebih
murah → ekspor neto meningkat → impor turun
2. N ilai tukar tinggi (>1) → H arga mobil luar negeri cenderung lebih murah
→ ekspor neto tinggi → impor naik

Grafik yang terbentuk dari contoh harga mobil di AS:


2.3.4. Faktor-faktor Penentu Kurs Riil
a. Kurs riil berbanding terbalik dengan ekspor neto, berlaku kebalikan (hubungan
terbalik).
b. Terjadi keseimbangan antara Saving - Investment terhadap ekspor neto. Maka
apabila S-I berubah maka NX berubah.

S & I bisa berubah saat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:


1) Kebijakan Fiskal Dalam Negeri

S - I = NX

1. Kebijakan Fiskal Ekspansi


oner (G↑, T↓)
S = Y - C- G
Saat belanja pemerintah (G) naik, nilai Tabungan Nasional/ Saving (S) akan
turun. Begitu pula saat terjadi pemotongan pajak, maka akan mengurangi
tabungan nasional. Maka garis vertikal S-I akan bergeser ke kiri.

2. Kebijakan Fiskal Kontraktif (G↓, T ↑)


Saat belanja pemerintah (G) turun, nilai Tabungan Nasional/ Saving (S) akan
naik. Begitu pula saat terjadi peningkatan pajak, maka akan menambah
tabungan nasional. Maka garis vertikal S-I akan bergeser ke kanan.

2) Pergeseran dalam Permintaan Investasi


Nilai Investasi (I) lebih tinggi berarti nilai S-I dan NX lebih rendah. Maka garis
vertikal S-I akan bergeser ke kiri.
3) Kebijakan Fiskal Luar Negeri
Kenaikan tingkat bunga dunia akan mengurangi investasi domestik I, yang
meningkatkan S-I dan NX, sehingga menyebabkan surplus perdagangan, grafik S-I
akan bergeser ke kanan.
4) Kebijakan Perdagangan
Misalkan terjadi pembatasan impor, maka ekspor akan cenderung naik sehingga
menggeser NX ke kanan.

2.3.5. Faktor-faktor Penentu Kurs Nominal


Kurs nominal bergantung pada kurs riil dan tingkat harga di kedua negara.

Perubahan persentase P = tingkat inflasi domestik π


Perubahan persentase P*= tingkat inflasi negara lain π*
BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1. Soal dan Pembahasan


1. Perhatikanlah perekonomian yang dijelaskan pada persamaan di bawah ini:
Y = C+I+G+NX C = 250+0,75 (Y-T)
Y = 5000 I = 1000 - 50r
G = 1000 NX = 500 - 500∈
T = 1000 r = r* =5
a. Dalam perekonomian ini, carilah tabungan nasional (S), investasi (I), neraca perdagangan
(NX) dan kurs ekuilibrium
b. Jika G naik menjadi 1250, carilah tabungan nasional (S), investasi (I), neraca perdagangan
(NX) dan kurs ekuilibrium
c. Anggaplah tingkat bunga dunia naik dari 5 menjadi 10 persen (G tetap 1000), carilah
tabungan nasional (S), investasi (I), neraca perdagangan (NX) dan kurs ekuilibrium
Pembahasan:
a. Tabungan Nasional (S) didapatkan melalui:
Sprivate = Y-C-T = 5000 - (250+0,75 (5000-1000)) - 1000 = 750
Spublic = T - G = 1000 - 1000 = 0
karena tabungan nasional adalah jumlah Sprivate dan Spublic, sehingga:
S = Sprivate+Spublic = (Y-C-T) + (T-G) = Y-C-G
S = 5000 - (250+0,75(5000-1000)) - 1000
S = 5000 - 3250 - 1000
S = 750
Nilai Investment berhubungan negatif dengan interest rate atau tingkat bunga, sehingga
I = 1000 - 50r = 1000 - 50(5) = 1000 - 250 = 750
Maka perhitungan neraca perdagangan akan menjadi:
NX = S - I = 750 - 750 = 0
Sehingga dapat dicari kurs ekuilibriumnya:
NX = 500 - 500∈
0 -500 = -500∈
∈=1
b. Jika G naik menjadi 1250, maka tabungan nasional (S) menjadi:
S = Y-C-G = 5000 - 3250 - 1250
S = 500
Nilai I tetap yaitu 750
Perhitungan NX akan menjadi NX = S-I = 500-750 = -250
Kurs ekulibrium akan berubah :
NX = 500 - 500∈
-250 -500 = -500∈
∈ = 1,5
c. Jika G tetap namun tingkat bunga dunia r naik dari 5 menjadi 10, maka tabungan nasional
(S) menjadi:
S = Y-C-G = 5000 - 3250 - 1000
S = 750 (tetap)
Nilai I akan berubah, menjadi:
I = 1000 - 50r = 1000 - 50(10) = 500
Perhitungan NX akan menjadi NX = S-I = 750-500 = 250
Kurs ekulibrium akan berubah :
NX = 500 - 500∈
250 -500 = -500∈
∈ = 0,5

3. Apakah yang akan terjadi pada neraca perdagangan dan kurs riil dari perekonomian terbuka
kecil ketika belanja pemerintah meningkat, seperti selama perang? Apakah jawaban Anda
bergantung pada apakah ini adalah perang lokal atau perang dunia?

Pembahasan:
BAB IV
PENUTUP

4.1. Simpulan
Dalam perekonomian terbuka, yang menjadi kata kunci adalah ekspor impor. Negara yang
terbuka dengan kegiatan tersebut dan terbuka dalam pinjam meminjam dana, dapat dikatakan
menganut paham perekonomian terbuka.Terdapat lima komponen yang mempengaruhi yaitu:
Konsumsi atas barang/jasa domestik, Investasi atas barang/jasa domestik, Pengeluaran Pemerintah
atas barang/jasa domestik, Ekspor dan Impor. Setiap kenaikan atau penurunan pada arus modal
keluar neto yang kemudian berdapak pada neraca perdagangan.
Kebijakan-kebijakan yang disusun pemerintah terhadap neraca perdagangan dapat dilihat dengan
mengkaji dampaknya terhadap tabungan dan investasi. Kebijakan yang meningkatkan tabungan
(menurunkan investasi) maka akan menyebabkan surplus perdagangan, begitu pula sebaliknya. Jika
kebijakan tersebut menurunkan tabungan, maka akan terjadi defisit perdagangan.
Dalam pasar internasional, agar negara dapat melakukan ekspor impor lebih mudah,
diciptakanlah kurs. kurs nominal adalah tingkat dimana orang-orang memperdagangkan mata uang
suatu negara lalu untuk mata uang negara lain sedangkan kurs riil adalah tingkat dimana orang-oran
memperdagangkan barang-barang yang diproduksi oleh dua negara. Namun, kurs riil cenderung
mengurangi ekspor neto.

You might also like