You are on page 1of 20

RANCANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Nama Lembaga: Overleef Het Leven (How to Survive in Life)

Visi

Lembaga unggul dan rujukan di Indonesia dalam memberikan kemampuan bertahan hidup.

Misi

1. Menjadi lembaga kemanusiaan yang memberikan kemampuan pada masyarakat untuk


menghadapi pertolongan pertama ketika cidera, keadaan darurat dan bencana alam.

2. Mewujudkan pelatihan bertahan hidup dalam segala kondisi yang terencana, terpadu dan
terkoordinasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.

3. Membangun kerja sama dengan instansi atau lembaga terkait.

Tujuan

Masyarakat menjadi lebih tanggap dan sigap dalam menghadapi keadaan darurat.

Pelaksanaan Program Cara Bertahan Hidup dalam Keadaan Darurat dilakukan dengan
mengacu pada upaya terbaik (best practices) yang telah dilakukan di Indonesia guna
memperkecil kemungkinan, misunderstanding dan misconception dalam praktik
penerapannya.

LANDASAN FILOSOFIS

Sebuah negara dapat terbentuk karena adanya tiga komponen pembentuk utama dan
satu komponen pembentuk lainnya yaitu adanya wilayah, rakyat, pemerintahan yang
berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Karena hal tersebut, antara pemerintah dan rakyat
haruslah saling melengkapai dalam bernegara. Jika pemerintah memebutuhakan bantuan dari
rakyat, maka rakyat harus siap. Begitu juga sebaliknya jika rakyat membutuhkan bantuan
maka pemerintah dari tingkat terendah sampai dengan tertinggi harus membantu pula. Karena
didalam tatanan kenegaraan tidak terlepas dari adanya masalaha yang harus diselesaikan
bersama.

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada lingkar cincin api
dunia dan pertemuan lima lempeng dunia. Karena itu, Indonesia masuk kedalam negara yang
terletak pada zona rawan bencana. Bencana yang terjadi di indonesia seperti gempa bumi,
banjir, gunung eletus, tsunami, angin putting beliung, dan lain sebagainya. Kenyataan ini
mengharuskan pemerintah untuk mempersiapkan peraturan hukum yang menjamin warga
negara untuk mendapatkan jaminan terutama jaminan sosial dan jaminan hidup yang nyaman
dalam berbagai kondisi serta melakukan tindakan penanggulangan bencana baik bencana
alam maupun bukan. Jaminan tersebut muncul dan terbentuk karena dampak dari bencana
yang terjadi seringkali sangat luas dan kompleks seperti hilangnya mata pencaharian,
rusaknya tatanan sosial, rusaknya tempat tinggal, dan termasuk terganggunya proses
pendidikan.

Hilangnya mata pencaharian sebagai dampak adanya bencana merupakan dampak


yang besar karena dengan hilangnya matapencaharian maka timbul kemiskinan, kelaparan,
dan kesenjangan yang lebih besar dari sebelumnya. Hal tersebut juga berpengaruh terhapa
temapt tinggal masyarakat yang terdampak banjir, sehingga mereka haru mengungsi untuk
mendapatkan bantuan bantuan berupa layanna kesehatan dan makanan untuk menunjang
kesehatan masyarakat. Dampak bencana khususnya dalam bidang pendidikan, sering
berbagai macam sarana pendidikan rusak parah dan atau hilang akibat adanya bencana.
Akibanya proses pembelajaran yang seharusnya berjalan lancar menjadi terganggu. Sehingga
sangat miris jika anak anak sekolah dasar dan menegah ketika mulai merintis masa depan
yang lebih baik sampai terganggu dan bahkan putus sekolah hanya karena adanya bencana.
Jika hal ini benar benar terjadi maka harapan negara untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang unggul akan pupus. Selain itu, sistem tatanan social akan berubah drastis
karena banyak anak-anak yang akan mengalami penurunan tingkat sosial dan berimbas pada
proses pencarian pekerjaan dimasa yang akan datang.

Beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi lokasi rawan bencana selalau mengalami
kerugian baik secara fisik atau non fisik. Baik itu bencana alam maupun musibah lainnya
seperti pesawat jatuh, kapal tenggelam, terjadi kecelakaan dalam berkendara, tersesat dalam
hutan, terjatuh kedalam jurang, dan masih banyak hal yang terjadi. Semua kerugian akibat
bencana dan musibah tersebut dapat diatasi dengan adanya kerjasama anatara pemerintah dan
masyarakat dala menanggulangi bencana.

LANDASAN PSIKOLOGIS

Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kontribusi
psikologi terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk. Pertama, model konseptual dan
informasi yang akan membangun perencanaan pendidikan. Kedua, berisikan berbagai
metodologi yang dapat diadaptasi untuk penelitian pendidikan. Dalam kurikulum lembaga ini
akan memberikan kemampuan pada masyarakat cara bertahan hidup ketika menghadapi suatu
keadaan darurat.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada zona rawan bencana.
Ketika datangnya bencana serangkaian reaksi awal ketika mengalami bencana yang meliputi
fisik, emosi, psikologis, spiritual, dan perilaku. Reaksi-reaksi tersebut dapat berpengaruh
pada kemampuan individu atau komunitas untuk menghadapi dampak dari bencana alam.
Beberapa dampak bencana alam dapat berupa reaksi psikologis, fisiologis, perilaku, dan
spiritual. Reaksi psikologis biasanya dalam bentuk mudah marah, menyalahkan diri sendiri,
menyalahkan orang lain, penarikan diri atau isolasi, kekhawatiran tentang kejadian berulang
dari bencana, merasa apatis atau mati rasa, merasa tidak berdaya, sulit berkontrasi, kesedihan,
penolakan terhadap bencana yang terjadi, dan masalah dalam ingatan.

Reaksi psikologis yang muncul selain rasa takut dan terkejut, juga muncul reaksi
menyalahkan pihak-pihak yang membangun rumahnya. Berbagai kemungkinan dapat hadir
dalam keadaan bencana. Dalam keadaan psikis yang tidak stabil atau dalam keadaan
ketidakseimbangan psikologis, survivor bencana alam sangat dikhawatirkan akan terkena
trauma berkelanjutan dan post-traumatic stress disorder (PTSD).

Dalam lembaga ini membangun kepribadian manusia untuk senantiasa peka terhadap
kejadian sekitar dan membangun kepribadian manusia cara bertahan hidup ketika
menghadapi suatu keadaan darurat.

Menerapkan landasan psikologi dalam proses pengembangan kurikulum, diharapkan


dapat mengupayakan pendidikan yang relevan dengan hakikat peserta didik, baik
penyesuaian dari segi materi atau bahan yang harus diberikan pada peserta didik, maupun
dari segi penyampaian dan proses belajar serta unsur-unsur pendukung pendidikan lainnya.

Bencana alam membuat korban yang selamat dapat mengalami berbagai


ketidakseimbangan psikis. Dengan hadirnya lembaga ini untuk penanggulangan gangguan
psikologis korban bencana dan peserta diharapkan meminimalisir timbulnya gangguan yang
lebih berat, membangun kepribadian manusia untuk senantiasa peka terhadap kejadian sekitar
dan membangun kepribadian manusia cara bertahan hidup ketika menghadapi suatu keadaan
darurat.

LANDASAN SOSIOLOGIS

Manusia tidak dapat menduga terjadinya sebuah bencana, keadaan darurat dan bahaya
serta kecelakaan yang berakibat cidera. Jika dibandingkan dengan masyarakat luar negeri
terutama negara Jepang, masyarakat Indonesia masih minim dalam hal mengantisipasi dan
melakukan pertolongan pertama ketika terjadi sebuah bencana, keadaan darurat dan bahaya
serta kecelakaan yang berakibat cidera. Sebagai contoh, dalam pendidikan formal di negara
Jepang rutin dilaksanakan simulasi ketika terjadi gempa bumi. Namun dalam pendidikan
formal Indonesia simulasi tersebut hanya dilakukan sekali saja atau bahkan tidak sama sekali.
Walaupun probabilitas terjadinya bencana di Indonesia tidak sebanyak di negara Jepang,
pengetahuan dan kemampuan dalam mengantisipasi terjadinya keadaan seperti bencana
masih sangat diperlukan. Karena itulah diperlukan lembaga pendidikan yang secara khusus
mengajarkan masyarakat Indonesia memiliki kemampuan bertahan hidup dalam keadaan
darurat apapun.

Perancangan kurikulum pada lembaga pendidikan dalam mengajarkan kemampuan


bertahan hidup ketika terjadi bencana alam diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Yaitu peran Lembaga Usaha dalam
Penanggulangan Bencana menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan penyelenggaraan
penanggulanagan bencana. Maka kurikulum yang digunakan dalam lembaga ini harus
disesuaikan dengan kebijakan Penanggulangan Bencana. Tidak hanya itu, kurikulum yang
digunakan pada lembaga usaha Penanggulangan Bencana harusnya memperhatikan latar
belakang sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat. Kurikulum yang digunakan tidak
seharusnya mengabaikan, menyinggung, dan melanggar etika maupun adat dan kebudayaan
masyarakat setempat. Kurikulum tersebut juga disesuaikan dengan etika, kebiasaan, ada dan
kebudayaan di dalam masyarakat tersebut.

Begitu juga dengan kemampuan pertolongan pertama dalam keadaan darurat yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2017 tentang Operasi Pencarian dan
Pertolongan. Kurikulum lembaga ini mengikuti dan berasaskan pada Undang-Undang
tersebut. Sama halnya dengan kemampuan dalam mengantisipasi keadaan darurat. Namun
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya telah dicabut sehingga
tidak ada peraturan yang mendasari pada kemampuan mengantisipasi keadaan bahaya dan
darurat.

Tenaga kerja dalam kurikulum pada lembaga ini, haruslah memiliki syarat dan
tuntutan dengan kompetensi yang setingkat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dan Palang merah Indonesia (PMI). Alasan mengapa tenaga kerja pengajar pada
lembaga ini perlu memiliki kompetensi dan pengetahuan setingkat dengan kedua badan
tersebut adalah agar pengajaran yang diberikan kepada masyarakat bukan sekedarnya saja.
Selain memiliki kompetensi tersebut, tenaga kerja pada lembaga ini seharusnya memiliki
pengetahuan mengajar yang tidak melanggar dan menyinggung kebudayaan serta etika
masyarakat setempat.

Dalam landasan sosiologi, kurikulum perlu menyesuaikan dengan masyarakat,


kebudayaan serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kurikulum yang digunakan pada
lembaga ini, perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat di negara
Indonesia masih minim pengetahuan akan penanggulangan bencana, pertolongan pertama
ketika cidera dan keadaan darurat dan bahaya, maka lembaga ini perlu memberikan
pengetahuan yang diajarkan kepada masyarakat hingga mereka memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan dalam bertahan hidup pada keadaan darurat, bahaya dan
bencana alam. Tentu saja kurikulum yang diajarkan tidak melanggar etika, kebudayaan dan
adat masyarakat sekitar.

Perkembangan Ilmu Teknologi dan Komunikasi dari masa ke masa membuat semakin
banyak kemajuan inovasi dalam bidang pendidikan. Penggunaan IPTEK pada kurikulum ini
dapat dimanfaatkan sebagai simulasi terjadinya bencana maupun keadaan darurat. Kurikulum
yang digunakan pada lembaga ini menyesuaikan dengan IPTEK yang berkembang di
masyarakat Indonesia setempat. Tentunya kurikulum yang digunakan tidak menggunakan
pengetahuan dan teknologi yang bukan pada masanya, sehingga harus mengikuti
perkembangan pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang.
ANALISIS KEBUTUHAN

1. Apakah Anda memahami bahwa negara Indonesia terletak pada posisi geografis dan
geologis yang rawan bencana?

Negara Indonesia masuk ke dalam salah satu wilayah rawan bencana di dunia. Indonesia
terletak di khawasan Khatulistiwa dengan curah hujan yang cukup tinggi. Indonesia juga
terletak diwilayah lingkar cincin api dunia sehingga banyak terdapat gunung berapi di
wilayah Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menjadi wilayah pertemuan ketiga lempeng
duia yaitu lempeng eurasia, indoaustralia, dan lempeng pasifik. Sehingga menyebabkan
adanya bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus.

2. Apakah Anda paham akan bagaimana cara bertahan hidup pada keadaan darurat?

Sebagian masyarakat Indonesia belum memahami bagaimana cara untuk bertahan hidup. jika
terjadi masalah atau terjebak dalam keadaan darurat mereka tidak mengetahui cara cara untuk
mengatasi keadaan tersebut.

3. Mengapa masyarakat masih belum dapat mengatasi maupun mengantisipasi ketika


bencana alam terjadi atau dalam keadaan darurat?

Karena sebagian besar masyarakat cenderung panik dan melakukan hal hal yang justru dapat
membuat keadaan semakin buruk. Selain itu masyarakat belum memahami bagaimana
mengatasi maupun mengantisipasi ketika bencana alam terjadi atau dalam keadaan darurat.
Mereka malah bergantung kepada pemerintah dan tidak berinisiatif untuk mempersiapkan
segala sesuatu untuk menghadapi bencana.

4. Bagaimana pemahaman Anda terhadap tanda-tanda datangnya bencana alam dan cara
mengantisipasinya?

Sejauh ini masyarakat belum sepenuhnya memahami tanda-tanda datangnya bencana alam
dan bagaimana mengantisipasi datangnya bencana alam. Pada beberapa kelompok
masyarakat masih melihat tanda-tanda datangnya bencana alam dalam perspektif mistis
sehingga realitas sulit diterima.
5. Menurut Anda, apakah Anda dapat menangani trauma pasca bencana alam, kecelakaan
dan terjebak dalam keadaan darurat dan bahaya?

Tidak, masih sedikit masyarakat yang paham bagaimana mengatasi trauma pasca bencana
alam, kecelakaan dan terjebak dalam keadaan darurat dan bahaya. Pada korban yang selamat
membuat korban dapat mengalami ketidakseimbangan psikis. Ketika pasca terjadinya
bencana alam, kecelakaan dan terjebak dalam keadaan darurat dan bahaya masyarakat
lainnya dan pemerintah lebih fokus dalam memberikan bantuan berupa material dan belum
terlihat atau jarang diberikannya bantuan psikologi pada masyarakat yang dianggap renta
dalam menghadapi trauma pasca bencana alam, kecelakaan dan terjebak dalam keadaan
darurat dan bahaya.

6. Menurut Anda, apakah penyuluhan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan, bencana
alam dan keadaan darurat sudah mencukupi?

Penyuluhan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan, bencana alam, dan keadaan
darurat memang sudah dilakukan tetapi kegiatan tersebut masih sangat kurang. Penyuluhan
biasanya dilakukan disekolah-sekolah. Pemerintah juga masih kurang melakukan penyuluhan
untuk kalangan masyarakat luas. Sehingga masyarakat yang sudah dewasa dan lanjut usia
kurang mengerti akan penertolongan pertama pada kecelakaan, bencana alam, dan keadaan
darurat.

7. Sejauh ini bagaimana simulasi bencana alam dilakukan di masyarakat?

Sejauh ini kegiatan simulasi bencana alam untuk masyarakat luas belum pernah dilakukan.
Simulasi bencana alam masih dilakukan disekolah disekolah untuk segi dasarnya. Simulasi
bencana unuk secara detailnya masih dilakukan untuk badan penanggulangan bencana dan
tim sar.

8. Setelah melaksanakan simulasi bencana alam, bagaimana pengaruh sikap tanggap


masyarakat ketika terjadinya bencana alam?

Kegiatan simulasi bencana alam atau keadaan darurat memang penting untuk dilakukan,
karena dengan begitu masyarakat luas kan tahu apa saja yang akan dilakukan saat bencana
alam atau kegiatan darurat terjadi. Meskipun sudah dilakukan kegaitan simulasi, masyarkat
masih kurang sigap dan tanggap akan adanya bencana maupun kegiatan darurat. Masyarakat
cenderung kurang memperhatikan dan memahami kegiatan simulasi yang dilaksanakan.

9. Menurut anda, bagaimana cara masyarakat dapat memahami bertahan hidup dalam
keadaan darurat?

Dalam pengajaran bertahan hidup pada kondisi darurat atau bencana alam akan diberikan
pengetahuan tentenag becana alam dan kondisi darurat, keterampilan dan kemampuan untuk
bertahan hidup dalam keadaan darurat atau bencana alam.

10. Apa yang dilakukan masyarakat ketika menghadapi kecelakaan dan cidera?

Masyarakat cenderung berpikir bahwa pertolongan pertama sebagian besar tugas dari petugas
medis, palang merah dan dokter, padahal pengetahuan tentang pertolongan pertama ketika
kecelakaan dan cidera perlu diketahui oleh seluruh masyarakat di Indonesia.

TUJUAN NASIONAL

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan


pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

TUJUAN INSTITUSIONAL

Untuk memberikan bekal kemampuan, pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan untuk


bertahan hidup dalam keadaan darurat pada peserta didik sebagai pengembangan
kehidupannya untuk menjadi pribadi, anggota masyarakat dan warga negara keadaan darurat
apapun.

TUJUAN KURIKULER
1. Bencana Alam
Peserta didik memiliki pengetahuan tentang macam-macam bencana alam, tanda-tanda
datangnya bencana alam, dan kemampuan mengantisipasi ketika datangnya bencana alam
dan cara mengatasi trauma akan datangnya bencana alam.
2. Keadaan Darurat dan Bahaya

Peserta didik memiliki pengetahuan dan kemampuan bagaimana mengatasi dan


mengantisipasi ketika terjadi keadaan darurat dan bahaya.

3. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Cidera

Peserta didik memiliki pengetahuan dan kemampuan bagaimana cara melakukan


pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan dan cidera

TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Bencana Alam
a. Macam-macam bencana alam
- Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bencana alam setelah melakukan
pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam banjir setelah melakukan pengamatan
materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam banjir setelah
melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam tanah longsor setelah melakukan
pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam tanah longsor
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam tsunami setelah melakukan pengamatan
materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam tsunami setelah
melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam gempa bumi setelah melakukan
pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam gempa bumi
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam gunung meletus setelah melakukan
pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam gunung meletus
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam angin topan setelah melakukan
pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam angin topan
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan bencana alam badai tropis setelah melakukan
pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menganalisis penyebab terjadinya bencana alam badai tropis
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan lengkap.
b. Tanda-tanda datangnya bencana alam
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam banjir setelah
melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam tanah longsor
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam tsunami setelah
melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam gempa bumi
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam gunung meletus
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam angin topan
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
- Peserta didik dapat menganalisis tanda-tanda datangnya bencana alam badai tropis
setelah melakukan pengamatan materi berbagai bencana alam dengan benar.
c. Mengantisipasi datangnya bencana alam
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam banjir setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam banjir setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam tanah longsor setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam tanah longsor setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam tsunami setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam tsunami setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam gempa bumi setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam gempa bumi setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam gunung meletus setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam gunung meletus setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam angin topan setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam angin topan setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam badai tropis setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
bencana alam badai tropis setelah melakukan simulasi secara tepat
d. Mengatasi trauma atas datangnya bencana alam
- Peserta didik dapat mengidentifikasi kondisi psikologis korban bencana alam secara
tepat
- Peserta didik dapat menganalisis kondisi psikologis korban bencana alam secara tepat
- Peserta didik dapat mengimplementasikan healing terhadap kondisi psikologis korban
bencana alam secara tepat
2. Keadaan Darurat dan Bahaya
a. Macam-Macam Keadaan Darurat
- Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam keadaan darurat dan bahaya setelah
melakukan pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan lengkap.
- Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam keadaan darurat dan bahaya di darat
setelah melakukan pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan
lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan keadaan darurat dan bahaya di darat setelah
melakukan pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan benar.
- Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam keadaan darurat dan bahaya di lautan
setelah melakukan pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan
lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan keadaan darurat dan bahaya di laut setelah melakukan
pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan benar.
- Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam keadaan darurat dan bahaya di udara
setelah melakukan pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan
lengkap.
- Peserta didik dapat menjelaskan keadaan darurat dan bahaya di udara setelah
melakukan pengamatan materi berbagai keadaan darurat dan bahaya dengan benar.
b. Antisipasi Ketika Terjadinya Keadaan Darurat dan Bahaya
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
keadaan darurat dan bahaya di darat setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
keadaan darurat dan bahaya di darat setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
keadaan darurat dan bahaya di lautan setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
keadaan darurat dan bahaya di lautan setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi bagaimana cara mengantisipasi datangnya
keadaan darurat dan bahaya di udara setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mengantisipasi datangnya
keadaan darurat dan bahaya di udara setelah melakukan simulasi secara tepat
c. Mengatasi Trauma Atas Keadaan Darurat dan Bahaya
- Peserta didik dapat mengidentifikasi kondisi psikologis korban dari keadaan darurat
dan bahaya secara tepat
- Peserta didik dapat menganalisis kondisi psikologis korban dari keadaan darurat dan
bahaya secara tepat
- Peserta didik dapat mengimplementasikan healing terhadap kondisi psikologis korban
dari keadaan darurat dan bahaya secara tepat
3. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Cidera
a. Kecelakaan
- Peserta didik dapat menganalisis kecelakaan yang terjadi setelah melakukan
pengamatan materi kecelakaan dengan benar.
- Peserta didik dapat menjelaskan pertolongan pertama pada kecelakaan setelah
melakukan pengamatan materi kecelakaan dengan benar.
- Peserta didik dapat menentukan pertolongan pertama pada kecelakaan setelah
melakukan pengamatan materi kecelakaan dengan benar.
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi kondisi psikologis korban dari kecelakaan secara
tepat
- Peserta didik dapat menganalisis kondisi psikologis korban dari kecelakaan secara
tepat
- Peserta didik dapat mengimplementasikan healing terhadap kondisi psikologis korban
dari kecelakaan secara tepat
b. Cidera
- Peserta didik dapat menganalisis cidera yang terjadi setelah melakukan pengamatan
materi cidera dengan benar.
- Peserta didik dapat menjelaskan pertolongan pertama pada cidera setelah melakukan
pengamatan materi kecelakaan dengan benar.
- Peserta didik dapat menentukan pertolongan pertama pada cidera setelah melakukan
pengamatan materi kecelakaan dengan benar.
- Peserta didik dapat mendemonstrasikan bagaimana cara melakukan pertolongan
pertama pada cidera setelah melakukan simulasi secara tepat
- Peserta didik dapat mengidentifikasi kondisi psikologis korban dari cidera secara tepat
- Peserta didik dapat menganalisis kondisi psikologis korban dari cidera secara tepat
- Peserta didik dapat mengimplementasikan healing terhadap kondisi psikologis korban
dari cidera secara tepat
ISI KURIKULUM
1. Bencana Alam

NAMA MATA
No. TUJUAN ISI
PELATIHAN
1. Peserta didik dapat menyebutkan - Dasar-dasar - Pengenalan
macam-macam bencana alam bencana alam Bencana Alam
- Ragam
Bencana Alam
2. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam banjir bencana alam Bencana Alam
banjir Banjir
- Pengenalan
mengenai
bencana alam
banjir
- Dasar-dasar
bencana alam
banjir
3. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab dan akibat terjadinya terjadinya Alam Banjir
bencana alam banjir bencana alam
banjir
- Akibat
terjadinya
bencana alam
banjir
4. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam tanah longsor bencana alam Bencana Alam
tanah longsor Tanah Longsor
- Pengenalan - Geologi Tanah
mengenai Longsor
bencana alam - Geografi Tanah
tanah longsor Longsor
- Dasar-dasar
bencana alam
tanah longsor
- Proses
terjadinya
bencana alam
tanah longsor
5. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab dan akibat terjadinya terjadinya Tanah Longsor
bencana alam tanah longsor bencana alam
tanah longsor
- Akibat
terjadinya
bencana alam
tanah longsor
6. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam tsunami bencana alam Bencana Alam
tsunami Tsunami
- Pengenalan - Geologi Bencana
mengenai Alam Tsunami
bencana alam - Geografi Bencana
tsunami Alam Tsunami
- Dasar-dasar
bencana alam
tsunami
- Proses
terjadinya
tsunami
7. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab dan akibat terjadinya terjadinya Alam Tsunami
bencana alam tsunami bencana alam
tsunami
- Akibat
terjadinya
bencana alam
tsunami
8. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam gempa bumi bencana alam Bencana Alam
gempa bumi Gempa Bumi
- Pengenalan - Geologi Bencana
mengenai Alam Gempa Bumi
bencana alam - Geografi Bencana
gempa bumi Alam Gempa Bumi
- Dasar-dasar
bencana alam
gempa bumi
- Proses
terjadinya
bencana alam
gempa bumi
9. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab dan akibat terjadinya terjadinya Alam Tsunami
bencana alam gempa bumi bencana alam
gempa bumi
- Akibat
terjadinya
bencana alam
gempa bumi
10. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam gunung meletus bencana alam Bencana Alam
gunung Gunung Meletus
meletus - Klimatologi
- Pengenalan Bencana Alam
mengenai Gunung Meletus
bencana alam - Geologi Bencana
gunung Alam Gunung
meletus Meletus
- Dasar-dasar - Geografi Bencana
bencana alam Alam Gunung
gunung Meletus
meletus
- Proses
terjadinya
kegiatan
gunung
meletus
11. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab dan akibat terjadinya terjadinya Alam Gunung
bencana alam gunung meletus bencana alam Meletus
gunung
meletus
- Akibat
terjadinya
bencana alam
gunung
meletus
12. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam angin topan bencana alam Bencana Alam
angin topan Angin Topan
- Pengenalan - Klimatologi
mengenai Bencana Alam
bencana alam Angin Topan
angin topan
- Dasar-dasar
bencana alam
angin topan
- Proses
terjadinya
kegiatan angin
topan
13. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab terjadinya bencana terjadinya Alam Angin Topan
alam angin topan bencana alam
angin topan
- Akibat
terjadinya
bencana alam
angin topan
14. Peserta didik dapat menjelaskan - Pengertian - Pengenalan
bencana alam badai tropis bencana alam Bencana Alam
badai tropis Badai Tropis
- Pengenalan - Klimatologi
mengenai Bencana Alam
bencana alam Badai Tropis
badai tropis
- Dasar-dasar
bencana alam
badai tropis
- Proses
terjadinya
kegiatan badai
tropis
15. Peserta didik dapat menganalisis - Penyebab - Kausalitas Bencana
penyebab terjadinya bencana terjadinya Alam Badai Tropis
alam badai tropis bencana alam
badai tropis
- Akibat
terjadinya
bencana alam
badai tropis
16. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - Overstromingsalar
tanda-tanda datangnya bencana akan m (Waspada Banjir)
alam banjir datangnya
bencana alam
banjir
17. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - Alert op een
tanda-tanda datangnya bencana akan Aardverschuiving
alam tanah longsor datangnya (Waspada Tanah
bencana alam Longsor)
tanah longsor
18. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - Tsunami-
tanda-tanda datangnya bencana akan Waarschuwing
alam tsunami datangnya (Waspada Tsunami)
bencana alam
tsunami
19. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - Alert Voor
tanda-tanda datangnya bencana akan Aardbevingen
alam gempa bumi datangnya (Waspada Gempa
bencana alam Bumi)
gempa bumi
20. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - De
tanda-tanda datangnya bencana akan Bergwaarschuwing
alam gunung meletus datangnya Barstte Los
bencana alam (Waspada Gunung
gunung Meletus)
meletus
21. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - Kijk uit voor
tanda-tanda datangnya bencana akan Orkanen (Waspada
alam angin topan datangnya Angin Topan)
bencana alam
angin topan
22. Peserta didik dapat menganalisis - Tanda-tanda - Pas op voor
tanda-tanda datangnya bencana akan Tropische Stormen
alam badai tropis datangnya (Waspada Badai
bencana alam Tropis)
badai tropis

2. Keadaan Darurat
3. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Cidera

You might also like