Professional Documents
Culture Documents
Kliping Ana
Kliping Ana
‘’MUSAQAH,MUZARAH,MUKHOBARAH DAN
MUDHARABAH’’
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
NAMA : Ahliana
KELAS : X.IPA
MAPEL : FIKIH
Muzara’ah berasal dari kata “zara’a” yang artinya menanam, atau bertani. Atau
kerjasama mengelola tanah dengan mendapatkan sebagian hasilnya. Dalam pengertian
lain muzara’ah yaitu paroan sawah/ladang, seperdua, sepertiga, atau lebih atau kurang,
sedangkan benihnya dari petani (orang yang menggarap).
Rukun
1. Pemilik tanah
2. Petani penggarap
3. Objek al-muzaraah
4. Shighat
Syarat-Syarat
· Apabila salah satu pihak meninggal dunia sebelum panen, maka akad tetap
dilanjutkan sampai panen dan akan diwakili oleh ahli waris.
· Jika bagian pemilik lahan disebutkan, misal: dibatasi dengan berat tertentu dari
yang dihasilkan tanah, atau dibatasi dengan luas tertentu dari tanah yang hasilnya adalah
bagian pemilik lahan, sementara sisanya adalah bagian penggarap/ petani. Maka
muzara’ah ini batal karena adanya tipu daya dan menimbulkan persengketaan.
B. MUKHABARAH
Mukhabarah adalah paroan sawah atau ladang, seperdua, sepertiga, atau lebih
atau kurang, sedangkan benihnya dari yang punya tanah.
Rukun
1. Pemilih lahan
3. Objek al-muzara’ah
4. Shighat
Mukhabarah seperti halnya juga muzara’ah, hanya saja terdapat perbedaan jika
muzara’ah benihnya berasal dari petani/ penggarap lahan, sedangkan mukhabarah
benihnya berasal dari pemilik lahan. Dan keduanya memiliki ketentuan rukun dan syarat
yang sama pula.
C. MUSAQAH
Musaqah secara bahasa berasal dari kata “asaqa” yang artinya memberi minum
(pengairan). Musaqah (paroan kebun) adalah kerjasama antara pemilik kebun dan tukang
kebun, dimana pemilik kebun mempersilahkan tukang kebun untuk memeliharanya,
sedang penghasilannya akan dibagi sesuai dengan perjanjian keduanya sewaktu akad.
Rukun
3. Shighat
4. Obyek Musaqah
Syarat-Syarat Musaqah
· Objek musaqah boleh semua jenis pohon yang berbuah, maupun pohon yang
tidak berbuah namun butuh perawatan dan menghasilkan.
D. Mudharabah
Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul maal dalam
manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan
bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan
modal untuk usaha halal. Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal
dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal.
Jenis-jenis mudharabah
َض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
ِ ْصاَل ةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي اَأْلر
َّ ت ال ِ ُفَِإ َذا ق
ِ َضي
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."(Q.S
Al-jumu’ah:10)
a. Pemilik modal yang tidak dapat mengelola modalnya atau tidak memiliki
waktu untuk mengelolanya
b. Orang yang tidak memiliki modal tetapi mempunyai keahlian dalam mengelola
modal sehingga dapat mengahsilkan keuntungan yang nantinya akan dibagi hasil
sesuai akad/perjanjian awal.
Pembiayaan Mudharabah
Akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik,
shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudharib,
nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka
sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Ketentuan Pembiayaan
Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100
% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai
mudharib atau pengelola usaha.
Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama
dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau
proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum.
Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN……………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………... 2
A. Muzara’ah………………………….. 2
B. Mudharabah……………………...... 10
C. Musaqah…………………………… 17
D. Mukhabarah……………………….. 29
B. SARAN………………………………………………………35