Professional Documents
Culture Documents
Benzena Dan Turunannya
Benzena Dan Turunannya
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai senyawa turunan benzena seperti sabun
muka untuk memberantas jerawat. Tahukah anda , senyawa apa yang terkandung didalam
sabun muka tersebut?
Dari gambar tersebut didapatkan informasi bahwa sabun muka memgandung asam salisilat
yang merupakan senyawa turuna benzene. Apakah benzena itu? Benzena adalah senyawa
karbon yang memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar yang disebut senyawa siklik.
Senyawa benzena disebut juga sebagai senyawa aromatik karena golongan senyawa ini
kebanyakan mempunyai aroma yang khas (sedap), meskipun ada senyawa golongan ini tidak
mempunyai aroma Struktur benzena pertama kali dikemukakan pada tahun 1865 oleh
Friedrich August Kekule. Menutut Kekule benzena berbentuk siklik dan segienam
beraturan dengan sudut ikatan antar atom karbon 120oC . Benzena mengandung tiga ikatan
tunggal dan tiga ikatan rangkap yang berselang-seling.
Semua senyawa yang mengandung cincin benzena merupakan senyawa turunan benzena.
Pemberian nama senyawa turunan benzena sama seperti pada alkana, cincin benzena
dianggap sebagai rantai utama, sedangkan substituen (gugus alkil, halogen, nitro) dianggap
sebagai cabang. Penamaan menurut cara IUPAC yaitu menuliskan nama gugus substituen
diikuti kata benzen , sedangkan menurut cara trivial yaitu menuliskan kata fenil diikuti
dengan nama gugus substituen. Untuk memudahkan penamaan senyawa benzena, maka
senyawa ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Perhatikan tata nama menurut IUPAC dan nama trivial dari senyawa benzena
monosubstitusi berikut.
Tabel 1 nama IUPAC dan nama Trivial senyawa turunan benzena
2. Benzena Disubstitusi
Jika terdapat dua substituen, maka posisi substituen dinyatakan dengan awalan o (orto),
m (meta), atau p (para). Awalan orto untuk posisi substituen atom C nomor 1,2 ; meta untuk
posisi 1,3 ; dan para untuk posisi 1,4.
Contoh:
Jika dua substituennya berbeda, maka salah satu dianggap sebagai senyawa utama dan
gugus yang lain dianggap sebagai gugus terikat dengan urutan prioritas seperti berikut.
Contoh;
Oleh karena gugus OH lebih relatif dari Cl maka senyawa tersebut diberi nama orto -
kloro fenol atau 1 – hidroksi - 2 - kloro benzena
Benzena dengan substituen lebih dari dua maka penamaannya deengan penomoran,
substituen diurutkan secara abjad
1) Sifat Fisika
a) Benzena merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah
terbakar,berbau khas , dan sangat beracun.
b) Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang
polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
c) Benzena kurang reaktif dibanding alkena karena ikatan rangkap pada benzena
mengalami resonansi.
d) Titik didih benzena 80,1oC, , titik leleh benzena 5.5 oC, massa jenis 0,88 g/mL
2) Sifat Kimia
Derajat keasaman adalah salah satu sifat kimia benzena dan turunannya. Fenol dan asam
benzoat termasuk asam lemah. Asam benzoat lebih kuat dibandingkan fenol. Fenol yang
mempunyai gugus fungsi -OH ternyata bersifat asam lemah, yang berarti memberikan
ion H+, sedangkan anilin yang memiliki gugus –NH2 bersifat basa lemah, yang berarti
menerima ion H+. Benzena lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada reaksi adisi.
Adapun sifat kimia benzena dan turunannya adalah
1. Halogenasi
Halogenasi adalah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen (F,
Cl, Br, I). Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan
bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yang digunakan
adalah FeCl3..
Contoh:
2. Nitrasi
Nitrasi adalah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini
terjadi antara benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan katalis H2SO4.
Contoh:
3. Alkilasi
Alkilasi sering disebut juga dengan Friedel – Crafts. Reaksi ini menggunakan
katalis AlCl3. Reaksi ini dikembangkan oleh ahli kimia Perancis Charles Friedel dan James
Crafts.
4. Asilasi
Asilasi benzena dengan senyawa halida asam yang mengandung gugus asil, R – CO
– atau Ar – CO – disebut reaksi asilasi aromatik atau asilasi Friedel-Crafts.
Contoh :
CH3COCl (asetil klorida) dan CH3CH2C=OCl (propanoil klorida) dengan
katalisator aluminium klorida (AlCl3).
5. Sulfonasi
Sulfonasi adalah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi
antara benzena dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan
Contoh :
1. Polimerisasi asetilena, yaitu dengan mengalirkan asetilena melalui pipa kaca yang pijar.
Pada destilasi bertingkat tir batu bara selain dihasilkan benzena juga diperoleh zat-zat
lain, misalnya tokrena, xilena, naftalena, antrosena, fenantrena, fenol, dan kresol.
1) Benzena digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik dan bahan kimia
lainnya, seperti detergen dan bahan bakar kendaraan
2) Nitro Benzena (C6H5NO2)
Nitro benzena (nitrobenzol atau minyak mirbane) digunakan untuk memberi bau pada
sabun dan semir sepatu., pelarut dan bahan baku pembuatan anilina
3) Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT atau
bahan peledak (dinamit).
4) Fenol
Fenol digunakan untuk desinfektan (larutan fenol dalam air disebut karbol/lisol), untuk
pembuatan obat-obatan, bahan peledak, dan plastik.
5) Anilina
Anilina digunakan untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi anilina dengan asam
nitrit akan menghasilkan garam diazonium,dan proses ini disebut diazotisasi
6) Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui
proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka,
sol sepatu serta piring dan cangkir.
7) Natrium benzoat
Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
8) Asam Benzoat
10)Parasetamol
Parasetamol (asetaminofen) fungsinya sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi
lambung. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal dan
hati.
11)Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan
parfum karena memiliki bau yang sedap.
Benzena merupakan senyawa yang memiliki sifat racun atau kasinogenik, sehingga
menyebabkan gangguan atau penyakit pada manusia. Menurut penelitian benzene inilah
sebagai penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan
kematian.
Dampak bagi kesehatan akibat terpapar benzena adalah depresi pada sistim saraf pusat
hingga kematian. Paparan benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Pada konsentrasi benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, seperti vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan
sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat
menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan dapat
berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan