Professional Documents
Culture Documents
Dokumen - Tips Makalah Sejarah Peminatan 1
Dokumen - Tips Makalah Sejarah Peminatan 1
‘Merkantilisme’
Kelompok :
Adam Wildan
Aghni F
Gita S
Ihsan M
Kata Pengantar
Penyusun
Daftar Isi
1. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme
Saat ini, semua ahli ekonomi Eropa antara tahun 1500 sampai tahun 1750 dianggap
sebagai merkantilis meskipun ketika itu istilah 'merkantilis' belum dikenal. Istilah ini pertama
kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan
kemudian dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Pada kenyataannya, Adam Smith
menjadi orang pertama kali menyebutkan kontribusi merkantilis terhadap ilmu ekonomi
dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations. Istilah merkantilis sendiri berasal dari
bahasa Latin mercari, yang berarti "untuk mengadakan pertukaran," yang berakar dari kata
merx, berarti "komoditas." Kata merkantilis pada awalnya digunakan oleh para kritikus
seperti Mirabeau dan Smith saja, namun kemudian kata ini juga digunakan dan diadopsi oleh
para sejarawan
2. Sumber : http://saung-elmu.blogspot.com/2010/09/merkantilisme.html
Dari pengertian Merkantilisme yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri Merkantilisme yaitu:
a. Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi;
b. Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya menjadi tujuan utama.
Seperti telah disebutkan pada uraian di atas, jelaslah bahwa paham Merkantilisme
pada dasarnya telah memberikan kekuatan yang luar biasa bagi setiap negara kolonialis
untuk memfokuskan segala kegiatan perdagangan dalam rangka memperoleh kekayaan
yang banyak dan kekuasaan yang luas. Tujuan Merkantilisme adalah untuk melindungi
perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-
masing negara. Inggris misalnya, menjadikan praktik politik ekonomi Merkantilisme dengan
tujuan untuk:
a. Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan
besar dari perdagangan luar negeri;
b. Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan;
c. Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan
sebagai daerah monopoli perdagangannya.
ditandai pula dengan semangat bangsa-bangsa Barat untuk melakukan penjelajahan atau
perdagangan dengan Dunia Timur yang kaya akan sumber daya alam bagi pemenuhan pasar
Eropa.
Sejak saat itu, tidak sedikit penjelajahan dan pelayaran bangsa-bangsa Eropa yang
dibiayai oleh raja atau negara. Setiap negara, seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol
saling bersaing untuk mendapatkan barang berharga tersebut. Negara-negara tersebut
melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap setiap daerah yang ditemuinya. Banyak
daerah yang menjadi sasaran bangsa-bangsa Barat itu, seperti daerah yang ada di benua
Amerika yang di dalamnya terdapat Kerajaan Inca, Maya, dan Astec. Di daerah-daerah itu,
bangsa Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol melakukan eksploitasi untuk mendapatkan
emas sebanyak-banyaknya dalam rangka mencapai tujuan gerakan Merkantilisme.
3. Sumber : http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4216/2.html
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
b. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif
akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin
besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari
luar negeri.
Ide pokok merkantilis yang mengatakan negara atau raja akan menjadi kuat
dengan semakin banyaknya logam mulia mendapat kritikan dari David Hume, yang
menyatakan bahwa semakin banyak logam mulia maka ini berarti jumlah uang
beredar (money supply) akan semakin banyak. Bila money supply naik sedangkan
produksi tetap, maka tentu akan terjadi inflasi dan kenaikan harga. Kenaikan harga
di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang ekspor, sehingga kuantitas
ekspor akan menurun.
Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi akan
menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih rendah, sehingga kuantitas
impor akan meningkat. Perkembangan yang demikian akan akan
menyebabkan impor lebih besar dari ekspor dan pada akhirnya logam mulia akan
menurun atau berkurang (untuk membiayai impor). Dengan berkurangnya logam
mulia yang dimiliki maka negara atau raja menjadi lebih miskin
Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori praklasik merkantilisme
menjadi tidak relevan. Selanjutnya muncullah teori klasik atau absolute advantage
dari Adam Smith.
4. Sumber : http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/02/merkantilisme-ekonomi-pra-klasik.html
Pengertian Merkantilisme
Terminologi: mercari (Latin) , yang berarti "jual beli," yang berakar dari kata merx, berarti
"komoditas."
Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi:
1. Negara/raja memiliki wewenang yang besar dalam sistem ekonomi
2. Kemakmuran suatu negara/raja diukur dari jumlah logam mulia yang dimiliki
3. Perdagangan luar negeri/ perdagangan internasional merupakan jalan utama memperoleh kekayaan
(logam mulia)
Tujuan dari merkantilisme adalah:
1. Memperbanyak aset dan modal negara/raja
2. melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara
3. untuk membiayai negara/raja sebagai satu-satunya penguasa ekonomi
4. membiayai dan memperkuat armada perang
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
Negara harus memperbanyak kekayaannya dengan menumpuk logam mulia.
Volume perdagangan global harus ditingkatkan dengan memperbesar ekspor dan menekan
impor.
Surplus yang diperoleh dari nett ekspor akan dibayar dengan logam mulia, sehingga semakin
banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
Jumlah logam mulia yang dimiliki suatu negara sebagai alat pembanding tingkat
kemakmuran diantara negara yang lain.
Logam mulia digunakan sebagai modal membiayai armada perang untuk memperluas
perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
Sejarah Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat
pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat. Karena itulah mengapa semua ahli ekonomi
Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal istilah 'merkantilis' sediri saat itu
belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali oleh Victor de Riqueti, marquis de
Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam bukunya
The Wealth of Nations.
Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris, Perancis, Jerman,
Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan kedaulatan, kebebasan
dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham merkantilisme ditandai
dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi
merkantilisme memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur
perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah tahap dalam perkembangan sejarah
kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan dengan erat kepada kesatuan politik dan
kekuatan nasional.
Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan lahirnya
imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai bermunculan. Di
kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini menandai kemunculan
Masyarakat Pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang, Bangsa Eropa telah mengenal
logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga kemudian menetapkan standar ukuran
kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia yang dimiliki. Semakin banyak logam mulia,
maka semakin makmur negara itu dibandingkan dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas
diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang bisa mendatangkan surplus perdagangan.
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah perluasan
pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek
penting. Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka
mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari
perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan, di
mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung. Dengan adanya keuntungan
maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar dan diimbangi secara tunai dengan
emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada merkantilisme terlihat dari kebijakan ekonomi
proteksi, dimana negara/raja mendukung ekspor dengan insentif dan menghadang import dengan
tarif. Cara perluasan pasar yang dilakukan pada masa merkantilisme ini adalah dengan penjelajahan
samudra, membuka wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini pada
akhirnya membawa ketamakan untuk menguasai sumber daya alam mereka sebagai bagian dari
kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-wilayah baru tersebut sebagai jajahan/koloni
mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan
dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.
Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis
Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris memperoleh
keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian, merkantilisme mendorong
pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli
perdagangannya. Kesuksesan Inggris memanfaatkan daerah-daerah koloninya, membuat Bangsa
Eropa tergiur (Belanda, Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme semakin memperluas
peperangan antar-bangsa-eropa dalam rangka memperebutkan daerah-daerah koloni di penjuru
dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya persekutuan dagang
masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.
Jenis Merkantilisme:
Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara. Namun pada
prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan cara mencapai
kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah:
Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah akan
menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan
ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus
meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar
meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan
perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca
perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade).
Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris), Colbert
(Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).
akan terjadi inflasi (kenaikan harga). Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga
barang-barang ekspor, sehingga jumlah barang yang di-ekspor akan menurun. Pada situasi
dimana harga barang impor lebih rendah daripada barang dalam negeri, akan meningkatkan
impor. Hingga nett ekspor mencapai negatif, cadangan logam mulia akan dipakai untuk
membiayai impor. Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara/raja
menjadi lebih miskin (berkurang kekayaannya).
Kritikan-kritikan ini menggiring dunia untuk mengakhiri era merkantilisme, dan memasuku
ekonomi klasik.