You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
Anita Wahyuni
1490122100

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE HAEMORAGIC FEVER

A. Definisi
Dengue Hemoragic Fever merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
dapat menyerang semua orang terutama anak– anak dan dapat menyebabkan
kematian.
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue
hemorrhagic fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri
sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
ditesis hemoragik. Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau
syok (Nurarif & Kusuma 2015).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) menular melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti. DHF merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi
penyebab kematian utama di banyak negara tropis. Penyakit DHF bersifat
endemis, sering menyerang masyarakat dalam bentuk wabah dan disertai
dengan angka kematian yang cukup tinggi, khususnya pada mereka yang
berusia dibawah 15 tahun.

B. Etiologi
Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue
Hemoragic Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengue
mempunyai 4 serotive, yaitu: 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan
berkembangbiak pada sumber air yang tergenang (Smeltzer, 2001). Virus
dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap inaktivitas oleh
diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70ºC. Keempat serotive
tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotive ke 3 sebagai
serotive yang paling banyak.

C. Manifestasi Klinis
1. Kriteria Klinis Deferensial
a. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
b. Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
c. Kurva demam menyerupai pelana kuda
d. Nyeri tekan terutama pada otot dan persendian
e. Leukopenia

2. Kriteria WHO 1986


a. Demam akut yang cukup tinggi 2 – 7 hari, kemudian turun secara lisis.
Demam disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, malaise, nyeri
pada punggung, tulang persendian, dan kepala.
b. Manifestasi perdarahan seperti uji torniquet positif, petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena.
c. Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa icterus
d. Dengan atau tanpa renjatan
e. Kenaikan hematokrit > 20%

D. Patofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal – pegal seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali) (Smeltzer, 2001).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler akibatnya terjadi pengurangan
volume plasma, penurunan tekanan darah. Plasma merembes sejak permulaan
demam dan mencapai puncaknya saat terjadi renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatn hematokrit lebih dari 20%) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran sehingga nilai hematokrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Setelah pemberian cairan
intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma
teratasi sehingga pemberian cairan intravena dikurangi kecepatan dan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya udem paru, sebaliknya jika tidak
mendapatkan cairan yang cukup penderita akan mengalami renjatan (Price &
Wilson, 2006).
Berdasarkan WHO, Demam Berdarah Dengue dibagi menjadi empat
derajat sebagai berikut :
a. Derajat I Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi
perdarahan hanya berupa torniket tes yang positif.
b. Derajat II Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain
c. Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat
dan lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi
disertai kulit yang dingin dan lembab, gelisah (tanda – tanda awal
renjatan).
d. Derajat IV Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur. (Ngastiyah, 2005).
Pathway DHF

Virus Dengue
(Masuk melalui gigitan nyamuk aedes aegepty)

Dengue Haemoragic Fever

Reaksi immunologi Kompleks virus

Pelepasan Pirogen Reaksi antigen antibody

- Pembesaran getah Pelepasan asam Anti histamine Penurunan kemam


bening arakidonat pada dilepas puan pembekuan
- Hepatomegali hipotalamus darah
- Splenomegali

Permeabilitas - Perdarahan
Pireksia kapiler - Petekie
Penekanan pd Peningkatan - Epistaksis
Daerah gaster stimulasi - Hematemesis
nosiseptor Hipertermia Kehilangan - melena
plasma darah

Anoreksia Nyeri Dehidrasi Resiko Shock


Hipovolemik

Gangguan pemenuhan Defisit Volume Hipovolemia


kebutuhan nutrisi cairan

Asidosis metabolik
E. FOKUS PENGKAJIAN
Menurut Nursalam dkk, (2005), fokus pengkajian pada pasien DHF :
1. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.

2. Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah
sakit adalah panas tinggi dan lemah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan
saat demam kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara hari
ke-3 sampai ke-7, dan semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia,
diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan
pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan
pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematesis.

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita


Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, bisa mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.

5. Riwayat gizi
Penderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan
menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka akan mengalami penurunan
berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
6. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang mengenang dan gantungan baju di kamar).

7. Pola kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pentangan, nafsu makan
berkurang, dan nafsu makan menurun.
b. Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang mengalami
diare/konstipasi. Sementara DHF pada Grade III-IV bisa terjadi
melena.
c. Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering kencing,
sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi
hematuria.
d. Tidur dan istirahat
Penderita sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur
maupun istirahat kurang.
e. Kebersihan upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat sarang
nyamuk aedes aegypti.
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi Inspeksi, palpasi, aukultrasi, dan perkusi dari
ujung rambut sampai kaki. Berdasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan
fisik adalah sebagai berikut:
a. Grade I yaitu : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,
tanda-tanda vital dan nadi lemah.
b. Grade II yaitu : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, dan
perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur.
c. Grade III yaitu : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah,
nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi menurun.
d. Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital seperti :nadi tidak
reraba, tensi tidak terukur, pernafasan tidak teratur, ekstermitas dingin,
berkeringat, dan kulit tampak biru.

9. Sistem integumen
a. Adanya pitekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
dingin, dan lembab.
b. Kuku sianosis
c. Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada
grade II, III, dan IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut
kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara
tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan
telinga pada grade II, III, IV.
d. Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorak
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi
pleura), rales posisif, ronchi ada, yang biasanya terdapat pada grade
III dan IV.
e. Abdomen
Yaitu mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali), dan
asites.
f. Ekstermitas
Didapatkan akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
10. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a. Hb dan PCV meningkat (> dari 20 %).
b. Trobositopenia (< dari 100.000/ml).
c. Leucopenia (mungkin normal atau lekositosis).
d. Ig D dengue positif.
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hiponatremia.
f. Urium dan pH darah mungkin meningkat.
g. Asidosis metabolik : pCO2< 35 – 40 mmHg dan HCO3 rendah.
h. SGOT / SGPT mungkin meningkat

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit di tandai dengan
suhu tubuh diatas nilai normal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat di tandai dengan mual, muntah
dan tidak nafsu makan
G. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Hipertermia Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan keperawatan selama 1x24 a. Identifikasi penyebab
dengan proses jam hipertermia teratasi hipertermia
penyakit ditandai Kriteria hasil : b. Monitor suhu tubuh
dengan suhu tubuh a. Tidak menggigil c. Monitor kadar elektrolit
diatas nilai normal b. Suhu tubuh turun d. Monitor haluaran urine

Terapeutik
a. Sediakan lingkungan yang
dingin
b. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
c. Berikan cairan oral
d. Lakukan pendinginan
eksternal (missal kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
e. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin

Edukasi
Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Observasi


nutrisi kurang dari keperawatan selama 1x24
kebutuhan tubuh jam, Ketidakseimbangan a. Identifikasi alergi
berhubungan nutrisi kurang dari b. Identifikasi makanan yang
dengan intake kebutuhan tubuh dapat disukai
nutrisi yang tidak teratasi c. Monitor mual dan muntah
adekuat akibat Kriteria hasil : d. Identintifikasi kelainan
mual dan nafsu a. Porsi makanan yang eliminasi
makan yang dihabiskan sedang
menurun b. Tidak ada mual dan Terapeutik
muntah a. Berikan makanan tinggi
c. Nafsu makan cukup serat untuk mencegah
membaik konstipasi
d. Membran mukosa b. Timbang berat badan
lembab

Edukasi
a. Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
b. Anjurkan posisi duduk jika
mampu

Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T, H & Kamitsura S. 2015. NANDA Diagnosa Keperawatan Definisi &


klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing.
Nursalam, Susilaningrum R., & Utami S. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner &Suddarth. Vol. 2. E/8”, EGC, Jakarta.
Syaifullah,N. 1998. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, FKUI : Jakarta

You might also like